PERMASALAHAN PESERTA DIDIK TUNAGRAHITA DI SLB HIKMAH MIFTAHUL JANNAH PADANG ARTIKEL

Transkripsi

1 1 PERMASALAHAN PESERTA DIDIK TUNAGRAHITA DI SLB HIKMAH MIFTAHUL JANNAH PADANG ARTIKEL Oleh: GIYANA FUJIYANA ALJABAR NPM PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2016

2 1 PERMASALAHAN PESERTA DIDIK TUNAGRAHITA DI SLB HIKMAH MIFTAHUL JANNAH PADANG by : Giyana Fujiyana Aljabar Ahmad Zaini, S.A.g., M.Pd.** Suryadi, M.Pd** Student Guidance and Counseling STKIP PGRI West Sumatra ABSTRACT This research is motivated by a phenomenon that researchers in the field have found any problems learners tunagrahita in SLB Lessons Miftahul Jannah Padang which there are two issues, namely, the problem of learning and adjustment problems self. The purpose of this study describe the problems learners tunagrahita: 1). Problems learners tunagrahita views of learning, 2). Problems learners tunagrahita views of adjustment. This research is quantitative descriptive with population in this study is numbered 42 students, for a total sample collection techniques used samplingya the overall sampling or all members of the population used as a sample. Source of research data is the data obtained from the SLB Hikmah Miftahul Jannah obtained from Padang and Padang City Education Department. Instrumen this study was a questionnaire and the data processed by a percentage formula. This research reveals the general problems of learners with intellectual challenges in SLB Lessons Miftahul Jannah Padang, in the category enough. Judging from each of the variables: 1). Problems learners tunagrahitadilihat of learning in the category enough, 2). Problems learners tunagrahita views of adjusting themselves in the category enough. Based on these findings the authors suggest to learners retarded in order to train and improve learning in, 1). Reading, 2). Calculate, 3). Bethink and able to handle the adjustment in, 1). The family, 2). School, 3 ). Social. Keywords: Problems of Students Tunagrahita. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha dalam menyiapkan peserta didik menghadapi lingkungan hidup dengan perubahan yang semakin pesat. Keberhasilan pendidikan merupakan harapan semua pihak. Pendidikan dapat mencerdaskan kehidupan bangsa, mensejahterakan rakyat, meningkatkan daya saing bangsa. Untuk itu, pendidikan harus dibangun dan dikembangkan. Keberhasilan pendidikan tersebut merupakan penentu utama kemajuan suatu bangsa. Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu: Pendidikan nasioanal bertujuan mengembangkan kemampuan dalam bentuk watak serta peradaban bangsa yang Bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk perkembangan peserta didik agar menjadi manusia bertaqwa, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tunagrahita (retardasi mental) adalah anak secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental intelektual jauh dibawah rata-rata sedemikian rupa sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi sosial, dan karenanya memerlukan layanan pendidikan khusus (panitia sertifikasi guru 2012:8). Artinya tunagrahita mengacu pada fungsi intelektual umum yang secara nyata (signifikan) berada di bawah rata-rata (normal) bersamaan dengan kekurangan dalam tingkah laku penyesuaian diri dan semua ini berlangsung pada masa perkembangan. Kemudian Menurut Apriyanto (2014:21) tunagrahita anak-anak dalam kelompok di bawah normal atau lebih lambat dari pada anak normal, baik perkembangan sosial maupun kecerdasannya disebut anak tunagrahita. Tunagrahita adalah anak yang secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental intelektual jauh dibawah rata-rata sedemikian rupa, sehingga mengalami kesulitan atau 1

3 2 mengalami hambatan yang esensial dari keterbatasan yang dimiliki disaat mengalami kesulitan belajar, penyesuaian diri dengan lingkungan, dan gangguan emosi yang dimiliki. Apriyanto (2014:91) menjelaskan adanya permasalahan perserta didik tungrahita, yaitu: 1. Masalah kesulitan belajar Masalah kesulitan belajar merupakan masalah yang nyata pada anak tunagrahita, ini disebabkan keterbatasan mereka dalam berfikir. Kesulitan belajar pada anak tunagrahita nampak nyata ketika berhadapan dengan bidang pengajaran akademik di sekolah, seperti berhitung, membaca, atau pelajaran lain yang memerlukan pemikiran. Tapi bukan berarti mereka tidak dapat belajar, mereka belajar tapi harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. Untuk mengatasi kesulitan belajar ini guru harus kreatif menciptakan kondisi supaya anak mau untuk belajar, selain itu materi pembelajaran harus aplikatif dalam kehidupan anak. 2. Masalah penyesuaian diri Penyesuaian diri pada kaitannya dengan perilaku adaptif, perilaku adaptif digambarkan sebagai keefektifan individu dalam memenuhui standar kemandirian pribadi dan tanggung jawab sosial yang diharapkan dari umurnya, dengan kata lain bahwa perilaku adaptif seorang anak berkaitan dengan kemampuannya dan kultur atau norma lingkungan setempat disadari atau tidak disadari. Oleh karena itu perlakuan orang tua akan memberi warna pada pola perilaku anak, ketika orang tua mau menerima anak apa adanya maka orang tua akan berusaha untuk memahami kekurangan anak dan memperlakukan mereka seperti anak-anak normal lainnya. 3. Masalah gangguan emosional Kepuasan secara fisik dan kebutuhan akan kesehatan adalah pokok untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan emosi dan sosial seorang anak yang sangat penting untuk perkembangan anak secara keseluruhan. Pertumbuhan psikososial anak dibantu oleh perasaan dicintai dan diterima oleh orang-orang yang berada dalam lingkungan sekitarnya. Berdasarkan dari hasil observasi yang telah penulis lakukan pada hari Jumat tanggal 25 Maret 2016 dengan salah seorang guru di SLB Hikmah Miftahul Jannah Padang diperoleh informasi bahwasanya masih ditemukan peserta didik yang sulit dalam menghafal angka, masih ditemukan peserta didik yang lambat dalam mengenal huruf, masih ditemukan peserta didik yang belum bisa membaca, dan masih ditemukan peserta didik mempunyai motivasi belajar yang rendah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada hari Jumat tanggal 25 Maret 2016 dengan salah seorang guru di SLB Hikmah Miftahul Jannah Padang diketahui masih ditemukan peserta didik yang tidak berminat dalam mengerjakan tugas kelompok, masih ditemukan peserta didik yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, masih ditemukan peserta didik yang malas belajar karena kurangnya dorongan belajar dari orang tua, masih ditemukan peserta didik yang belum mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru mata pelajaran, masih ditemukan peserta didik yang tidak dilengkapi fasilitas belajar oleh orang tuanya. Berdasarkan kenyataan dari hasil observasi dan wawancara yang telah penulis lakukan, penulis tertarik untuk mendalami penelitian ini dengan judul Permasalahan Pesera Didik Tunagrahita di SLB Hikmah Miftahul Jannah Padang. Besarnya populasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu temuan yang diperoleh dalam penelitian ini dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara pengukuran (kuantitatif). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Arikunto (2010:8) Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi/sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis bersifat kuantitatif/statistic. Berdasarkan masalah dan tujuan yang telah dikemukakan maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantatif. Menurut Lufri (2005:56) penelitian deskriptif merupakan Penelitian yang mendeskripsikan suatu gejala, fakta, peristiwa atau kejadian yang sedang atau sudah terjadi. Selanjutnya Yusuf (2005:87) penelitian deskriptif merupakan Suatu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat

4 3 populasi mencoba menggambarkan detail. secara METODE PENELITIAN Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya tanpa bermaksud mengkomparasikan. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juni Adapun lokasi penelitian yang dilakukan adalah di SLB Hikmah Miftahul Jannah Keluruhan Batu Gadang Kota Padang. Menurut Arikunto (200 6:130) populasi adalah Keseluruhan subjek penelitian. Lufri (2005:78) juga menyatakan bahwa Populasi merupakan kelompok tertentu dari suatu (orang, benda, peristi wa, dan sebagainya) yang dipilih oleh peneliti yang hasil studinya atau penelitiannya dapat digeneralisasikan terhadap kelompok tersebut. Sejalan dengan itu Riduwan (2010:54) menyatakan bahwa Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa SLB Hikmah Miftahul Jannah Kelurahan Batu Gadang Kota Padang 1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data interval. Menurut Bungin (2005:131) Data interval merupakan data yang memiliki ruas atau interval, atau jarak yang berdekatan dan sama. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Riduwan (2010:85) Skala interval adalah skala yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan oleh peneliti adalah data tentang faktor penghambat penyesuaian diri peserta didik tunagrahita dalam belajar di SLB Hikmah Miftahul Jannah Kelurahan Batu Gadang Kota Padang. 2. Sumber Data Sumber data yang digunakan jika menggunakan alat kuesioner atau angket, maka sumber data disebut responden. Menurut Arikunto ( 2006:129) Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data itu diperoleh. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Sumber data primer yaitu data yang langsung dari peserta didik tunagrahita yang menjadi subjek penelitian yaitu sebanyak 42 orang yang berasal dari SLB Hikmah Miftahul Jannah yang berupa data hasil angket, sedangkan sumber data skunder yaitu data yang didapat dari kepala sekolah serta guru mata pelajaran yang mengajar di SLB Hikmah Miftahul Jannah. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket. Untuk pengolahan data dilakukan dengan persen dan regresi sebagai berikut : HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis data hasil penelitian ditujukan untuk melihat permasalahan persreta didik tunagrahita di SLB Hikmah Miftahul Jannah Padang, yang dimana dapat dilihat dari masalah belajar dan masalah penyesuaian diri yang dialami peserta didik tunagrahita dalam belajar di SLB Hikmah Miftahul Jannah Padang, dengan masing-masing sub variabel, yaitu : 1) Masalah belajar yang dialami peserta didik tunagrahita dalam belajar di SLB Hikmah Miftahul Jannah Padang. 2) Masalah penyesuaian diri yang dialami peserta didik tunagrahita di SLB Hikmah Miftahul Jannah Padang. Berdasarkan data yang sudah dikumpulkan yang berhubungan dengan permasalahan peserta didik tunagrahita dilihat dari masalah belajar maupun masalah penyesuaian diri di SLB Hikmah Miftahul Jannah Padang. Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai permasalahan peserta didik tunagrahita di SLB Hikmah Miftahul Jannah Padang dapat diketahui bahwa permasalahan peserta didik tunagrahita dapat dilihat dari faktor masalah belajar yang tergolong ke dalam kategori cukup. a. Membaca Dari hasil pengolahan data tentang permasalahan peserta didik tunagrahita dapat dilihat dari masalah belajar dalam membaca di SLB Hikmah Miftahul Jannah Padang terdapat 42 responden terdapat tidak ada responden yang berada pada kategori sangat banyak dan sangat sedikit dengan persentase (0,00%), terdapat 20 dari 42 peserta didik (47,62%) yang termasuk kategori sedikit, terdapat 21 dari 42 peserta didik (50,00%) yang termasuk kategori cukup, terdapat 1 dari 42 peserta didik (2,38%) yang termasuk kategori banyak. Dapat disimpulkan bahwa permasalahan peserta didik tunagrahita dilihat dari belajar

5 4 dalam membaca di SLB Hikmah Miftahul Jannah Padang berada pada kategori banyak. Hal ini terjadi karena masalah belajar peserta didik tunagrahita dalam membaca yang belum lancar. Berdasarkan pendapat di atas maka sesuai dengan pendapat Apriyanto (2014:91) Masalah kesulitan belajar merupakan masalah yang nyata pada anak tunagrahita, disebabkan keterbatasan mereka dalam berfikir. Kesulitan belajar pada anak tunagrahita nampak nyata ketika berhadapan dengan bidang pengajaran akademik di sekolah, seperti berhitung, membaca, atau pelajaran lain yang memerlukan pemikiran. Tapi bukan berarti mereka tidak dapat belajar, mereka belajar tapi harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. peserta didik tunagrahita yang mengalami masalah belajar dalam membaca agar dilatih membaca dengan sesuai kebutuhan dan kemampuan mereka masing-masing agar penyesuaian diri peserta didik tunagrahita tidak mudah drop. b. Berhitung Berdasarkan hasil pengeolahan data tentang permasalahan peserta didik tunagrahita dilihat dari masalah belajar dalam berhitung di SLB Hikmah Miftahul Jannah Padang dapat diketahui terdapat 42 responden terdapat tidak ada responden yang berada pada kategori sangat banyak dan sangat sedikit dengan persentase (0,00%), terdapat 17 dari 42 peserta didik (40,48%) yang tergolong pada kategori sedikit, terdapat 23 dari 42 peserta didik (54,76%) yang tergolong pada kategori cukup, terdapat 2 dari 42 peserta didik (4,76% ) yang tergolong pada kategori banyak. Dapat disimpulkan bahwa permasalahan peserta didik tunagrahita dilihat dari belajar dalam berhitung di SLB Hikmah Miftahul Jannah Padang berada pada kategori cukup. Hal ini terjadi karena peserta didik yang memiliki masalah belajar dalam berhitung sangat perlu dilatih agar mampu untuk berhitung dengan baik. Berdasarkan pendapat di atas maka sesuai dengan pendapat Apriyanto (2014:91) Masalah kesulitan belajar merupakan masalah yang nyata pada anak tunagrahita, disebabkan keterbatasan mereka dalam berfikir. Kesulitan belajar pada anak tunagrahita nampak nyata ketika berhadapan dengan bidang pengajaran akademik di sekolah, seperti berhitung, membaca, atau pelajaran lain yang memerlukan pemikiran. Tapi bukan berarti mereka tidak dapat belajar, mereka belajar tapi harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. apabila peserta didik mengalami kesulitan dalam berhitung diberikan bantuan sesuaian dengan kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki agar peserta didik mampu belajar berhitung dengan baik dan sempurna sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. c. Berfikir Berdasarkan hasil pengelohan data dapat diketahui permasalahan peserta didik tunagrahita dapat dilihat dari masalah belajar dalam berfikir di SLB Hikmah Miftahul Jannah Padang dapat diketahui terdapat 42 responden terdapat tidak ada responden yang berada pada kategori sangat banyak dan sangat sedikit dengan persentase (0,00%), dapat diketahui terdapat 29 dari 42 peserta didik (69,05%) tergolong kategori sedikit, terdapat 12 dari 42 peserta didik (28,57%) pada kategori cukup, terdapat 1 dari 42 peserta didik (2,38%) pada kategori banyak. Dapat disimpulkan bahwa permasalahan peserta didik tunagrahita dapat dilihat dari masalah belajar dalam berhitung di SLB Hikmah Miftahul Jannah Padang berada pada kategori cukup. Hal ini terjadi karena peserta didik yang memiliki masalah belajar dalam berfikir sangat perlu dilatih agar mampu untuk berfikir dengan baik. Berdasarkan pendapat di atas maka sesuai dengan pendapat Apriyanto (2014:91) Masalah kesulitan belajar merupakan masalah yang nyata pada anak tunagrahita, disebabkan keterbatasan mereka dalam berfikir. Kesulitan belajar pada anak tunagrahita nampak nyata ketika berhadapan dengan bidang pengajaran akademik di sekolah, seperti berhitung, membaca, atau pelajaran lain yang memerlukan pemikiran. Tapi bukan berarti mereka tidak dapat belajar, mereka belajar tapi harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. peserta didik yang lambat dalam berfikir akan diberikan bantuan sesuai dengan kemampuan yang dibutuhkannya agar dapat bermanfaat pada proses pembelajaran berlangsung dan penyesuaian diri yang miliki tidak terganggu. Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai permasalahan peserta didik tunagrahita di SLB Hikmah Miftahul Jannah Padang dapat diketahui bahwa permasalahan peserta didik tunagrahita dapat dilihat dari masalah penyesuaian diri yang tergolong ke dalam kategori cukup.

6 5 d. Keluarga Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui permasalahan peserta didik tunagrahita dapat dilihat dari masalah penyesuaian diri di SLB Hikmah Miftahul Jannah Padang terdapat 42 responden terdapat tidak ada responden yang berada pada kategori sangat banyak dengan persentase (0,00%), terdapat 1 dari 42 peserta didik (2,38%) yang terdapat pada sangat sedikit, terdapat 11 dari 42 peserta didik (26,19%) yang tergolong sedikit, terdapat 19 dari 42 peserta didik (45,24%) yang tergolong pada kategori cukup, terdapat 11 dari 42 peserta didik (26.19%) yang tergolong pada kategori banyak. Dapat disimpulkan bahwa permasalahan peserta didik tunagrahita dilihat dari penyesuaian diri dalam keluarga di SLB Hikmah Miftahul Jannah Padang berada pada kategori cukup. Hal ini terjadi karena keluarga memiliki peranan penting bagi peserta didik tungrahita dalam belajar. Berdasarkan pendapat Apriyanto (2014:91) penyesuaian diri pada kaitannya dengan perilaku adaptif, perilaku adaptif digambarkan sebagai keefektifan individu dalam memenuhui standar kemandirian pribadi dan tanggung jawab sosial yang diharapkan dari umurnya, dengan kata lain bahwa perilaku adaptif seorang anak berkaitan dengan kemampuannya dan kultur atau norma lingkungan setempat disadari atau tidak disadari. Oleh karena itu perlakuan orang tua akan member warna pada pola perilaku anak, ketika orang tua mau menerima anak apa adanya maka orang tua akan berusaha untuk memahami kekurangan anak dan memperlakukan mereka seperti anak-anak normal lainnya. peranan orang tua sangat penting pada pola perilaku anak, ketika orangtua mau menerima kondisi anak apa adanya maka orang tua akan berusaha untuk memahami kekurangan anak dan memperlakukan anak seperti anak normal lainnya. e. Sekolah Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui permasalahan peserta didik tunagrahita dapat dilihat dari masalah penyesuaian diri di sekolah, di SLB Hikmah Miftahul Jannah Padang terdapat dari 42 responden terdapat tidak ada responden yang berada pada kategori sangat banyak dan sangat sedikit dengan persentase (0,00%), terdapat 8 dari 42 peserta didik (19,05%) tergolong pada kategori sedikit, terdapat 17 dari 42 peserta didik (40,48%) tergolong pada kategori cukup, terdapat 17 dari 42 peserta didik (40,48%) pada kategori banyak. Dapat disimpulkan bahwa permasalahan peserta didik tunagrahita dilihat dari penyesuaian diri dalam sekolah, di SLB Hikmah Miftahul Jannah Padang berada pada kategori sangat banyak. Hal ini terjadi karena peserta didik sangat membutuhkan perarnan sekolah yang dimana seklolah memiliki peranan penting bagi dirinya untuk memiliki pendidikan yang sesuai dengan kebutuhannya. Berdasarkan data di atas permasalahan peserta didik tunagrahita dapat dilihat dari masalah penyesuaian diri di sekolah, yang mana di sekolah peserta didik dapat memiliki pendidikan yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan yang dimiliki. masalah penyesuaian diri sekolah berada pada kategori sangat banyak, apabila peserta didik mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dalam belajar maka sekolah lah yang memiliki peranan penting untuk memberi pembelajaran yang sesuaia dengan kebutuhan yang dimilikinya. f. Sosial Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui permasalahan peserta didik tunagrahita dapat dilihat dari penyesuaian diri dalam sosial, di SLB Hikmah Miftahul Jannah Padang terdapat dari 42 responden terdapat tidak ada responden yang berada pada kategori sangat banyak dan sangat sedikit dengan persentase (0,00%), terdapat 18 dari 42 peserta didik (42,86%) terdapat pada kategori sedikit, terdapat 21 dari 42 peserta didik (50,00%) terdapat pada kategori cukup, terdapat 3 dari 42 peserta didik (56.82%) terdapat pada kategori banyak. Dapat disimpulkan bahwa permasalahan peserta didik tunagrahita dilihat dari penyesuaian diri dalam sosial di SLB Hikmah Miftahul Jannah Padang pada kategori banyak. Hal ini terjadi karena faktor penyesuaian diri sosial peserta didik sangat penting agar peserta didik bisa meyesuaikan diri dengan lingkungan sosial teman sebaya. Berdasarkan data diatas faktor penghambat penyesuaian diri peserta didik tunagrahita dalam belajar dapat dilihat dari faktor masalah penyesuaian diri sosial yang mana peserta didik tunagrahita terdapat pada kategori cukup. Berdasarkan data di atas yaitu apabila peserta didik tunagrahita dalam belajar mengalami masalah dalam penyesuaian diri sosial maka peranan seorag guru dan orang tua sangat penting agar peserta

7 6 didik tidak mengalami kesulitan dalam bersosialisasi. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan mengenai permasalahan peserta didik tunagrahita di SLB Hikmah Miftahul Jannah Padang. Temuan peneliti ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Permasalahan peserta didik tunagrahita di SLB Hikmah Miftahul Jannah Padang dapat dilihat dari faktor masalah belajar berada pada kategori cukup. a. Permasalahan diri peserta didik tunagrahita di SLB Hikmah Miftahul Jannah Padang dapat dilihat dari faktor masalah belajar dalam membaca berada pada kategori cukup. b. Permasalahan peserta didik tunagrahita di SLB Hikmah Miftahul Jannah Padang dapat dilihat dari faktor masalah belajar dalam berhitung berada pada kategori cukup. c. Permasalahan peserta didik tunarahita di SLB Hikmah Miftahul Jannah Padang dapat dilihat dari faktor masalah belajar dalam berfikir berada pada kategori sedikit. 2. Permaslahan peserta didik tunagrahita di SLB hikmah Miftahul Jannah Padang dapat dilihat dari masalah penyesuaian diri berada pada kategori cukup. a. Permasalahan peserta didik tunagrahita di SLB Hikmah Miftahul Jannah Padang dapat dilihat dari masalah penyesuaian diri keluarga berada pada kategori cukup. b. Permasalahan peserta didik tunagrahita di SLB Hikmah Mftahul Jannah Padang dapat dilihat masalah penyesuaian diri sekolah berada pada kategori banyak. c. Permasalahan peserta didik tunagrahita di SLB Hikmah Miftahul Jannah Padang dapat dilihat dari masalah penyesuaian diri sosial berada pada kategori cukup. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan, saran peneliti adalah kepada: 1. Peserta didik, agar dapat meningkatkan belajar dalam membaca, berhitung, berfikir, dan mampu dalam mengatasi penyesuaian diri dalam keluarga, sekolah, dan sosial. 2. Orang tua, agar melatih peserta didik belajar dalam membaca, berhitung, berfikir, dan membimbing peserta didik dalam penyesuaian diri dalam keluarga, sekolah, dan sosial. 3. Guru BK, agar dapat memberikan pelayanan yang baik sesuai dengan kebutuhan yang di miliki peserta didik agar penyesuaian diri peserta didik dalam belajar tidak terganggu dan peserta didik memiliki wawasan serta pengetahaun yang baru. 4. Guru pendamping, agar dapat mendampingi peserta didik belajar dalam membaca, berhitung, berfikir dan mampu dalam mengatasi penyesuaian diri dalam keluarga, sekolah, dan sosial. 5. Pengelola program studi bimbingan dan konseling agar dapat membekali mahasiswa dengan ilmu pengetahuan terkait dengan permasalahan peserta didik tunagrahita di SLB Hikmah Miftahul Jannah Padang. 6. Peneliti selanjutnya, dapat sebagai sumber informasi dan bisa melakukan penelitian mengenai masalah ini dari variabel yang berbeda. KEPUSTAKAAN Ali, Mohammad dan Asrori, Mohammad Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara. Apriyanto, Nunung Seluk-Beluk Tunagrahita. Jogjakarta: Javalitera. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Aunurrahman Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Bungin, Burhan Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. Desmita Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: RemajaRosdakarya. Dalyono Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Efendi, Mohammad Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: Bumi Aksara.

8 7 Fatimah, Enung Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Pustaka Setia. Hamalik, Oemar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hartono, Agung dan Sunarto Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta. Katahati Anak Cacat Bukan Kiamat. Jogjakarta: Javalitera. Lufri Metodologi Penelitian. Padang: FMIPA-UNP. Riduwan Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Rumini, Sri dan Sundari, Siti Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta:Rineka Cipta. Siswanto Kesehatan Mental. Jakarta Andi Offset. Slameto Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Sobur, Alex Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia. Sugiyono Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukemar, Ganda Anak Berkebutuhan Khusus. Padang: UNP Press. Syah, Muhibbin Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suryabrata, Sumadi Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Yusuf, A. Muri Metodelogi Penelitian. Padang: FIP-UNP.