Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT
|
|
- Yanti Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MASALAH DEWASA MADYA HIDUP MENJANDA DAN UPAYA MENGATASINYA (Studi di Kenagarian K Pesisir Selatan) Oleh: *Mahasiswa **DosenPembimbing Murniati* Afrizal Sano** RahmaWira Nita** Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Murniati, , Masalah Dewasa Madya Hidup Menjanda dan Upaya Mengatasinya (Studi di Kenagarian K Pesisir Selatan), Skripsi, Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang, Dewasa madya life divorcee in Kenagarian K Pesisir Selatan the result their husband pass away broken merry cause more problems of their life. This research is purepose to describe some problems: (1) ekonomi, (2) social, (3) families, (4) practice, (5) seksual and (6) where their live and how to overcome. This research is the kualitative research describtion, infrom in this research is dewasa madya in the divorcee is four people and informan supporter is four children, mother and they nearest family. Data to collected through observastion, interview and documentation. The data accurancy to the test to used triangulation data and analysis with interactive model of consist data reduction to serve and to take conclusion. The result of the research to show that: (1) in generally they have a problem about trade income, domestic animals and farm, (2) the social life be distrubed and they keep be parient about that. (3) the family problem, they feeling about to educate their children but keep importancy priority their children, (4) they have to pursue about practice problem and several they request to the they nearest family, (5) the problem about sexsualitas, they felt very lonely and have desire to merried again, while they have traumatic about that, (6) the problem about their residence is in generally they have and household equipment yet complet to they need. However they keep to expedient for can good useful about what they have. Key word: the life problem dewasa madya life divorcee and to effort and overcome PENDAHULUAN Menurut Hurlock (2012:359) Hilangnya pasangan, karena kematian atau perceraian, menimbulkan banyak masalah penyesuaian diri bagi pria dan wanita usia madya. Hal ini lebih menyulitkan secara khusus bagi wanita. Wanita usia madya yang suaminya meninggal, atau wanita yang diceraikan suaminya biasanya mengalami rasa kesepian yang dalam sekali. Perasaan ini semakin diperkuat lagi oleh frustasi dari dorongan seksualnya yang tidak dapat dipenuhi dan oleh masalah ekonomi yang takterelakan karena mata pencarian keluarga tidak akan mencukupi lagi untuk menghidupi keluarga. Berdasarkan observasi yan peneliti lakukan pada tanggal 14 sampai dengan 16 Juni 2013 di Kenagarian K Pesisir Selatan terhadap dewasa madya hidup menjanda dapat diketahui bahwa pada umumnya dewasa madya hidup menjanda masih memiliki tanggung jawab membesarkan dan menyekolahkan anak-anaknya, sehingga mereka harus berusaha membanting tulang
2 demi mencukupi kebutuhan hidup dan biaya sekolah anak-anaknya. Selanjutnya berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap 5 orang dewasa madya hidup menjanda padatanggal 18 sampai dengan 21 Juni 2013, maka dapat diketahui dewasa madya yang hidup menjanda memiliki berbagai macam masalah. Diantaranya dewasa madya yang hidup menjanda karena dicerai suami dikucilkan dari kegiatan sosial, ada juga yang kehilangan teman-temanya. Dewasa madya yang kehilangan pasangan karena kematian menimbulkan permasalahan hilangnya semangat hidup, hidup merana, depresi dan permasalahan lainnya. Terkadang dewasa madya yang hidup menjanda dilihat dari keyakinannya untuk menjalani kehidupan menjadi lemah dan merasa tidak mampu membiayai kebutuhan hidup keluarga dengan hanya mengandalkan dirinya sendiri. Di saat mereka mencoba untuk membiayai anakanaknya sekolah lebih tinggi, goncangan lain muncul dari lingkungan masyarakat sekitar yang meremehkan dan dianggap tidak mampu untuk mencukupi semua kebutuhan. Permasalahan semakin komplit di saat seorang dewasa madya menjalani hidup menjanda. Dari identifikasi masalah yang dipaparkan, maka penelitian ini difokuskan sebagai berikut: masalah dewasa madya hidup menjanda karena kematian dan masalah dewasa madya hidup menjanda karena perceraian serta upaya mengatasi permasalahan yang dialaminya. Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: masalah dewasa madya hidup menjanda karena kematian dan masalah dewasa madya hidup menjanda karena perceraian serta upaya mengatasi permasalahan yang dialaminya. Hurlock (2012:361) mengemukakan beberapa masalah umum pada masa menjanda, yaitu: Masalah ekonomi, masalah sosial, masalah keluarga, masalah praktis, masalah seksual, dan masalah tempat tinggal. METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka dapat ditentukan bahwa penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Penulis mendeskripsikan Masalah Dewasa Madya Hidup Menjandadan Upaya Mengatasinya di Kenagarian K Pesisir Selatan. Penelitian ini dilaksanakan dikenagarian K Pesisir Selatan. Penelitian ini akan mendeskripsikan masalah ekonomi, masalah sosial, masalah keluarga, masalah praktis, masalah seksual dan masalah tempat tinggal serta mendeskripsikan upaya yang dilakukan dewasa madya hidup menjanda dalam mengatasi masalahnya tersebut. Teknik penunjukan informan menggunakan teknik snowball sampling. Berdasarkan pertimbangan maka informan ditetapkan kepada dewasa madya hidup menjanda paling lama karena perceraian dan karena kematian masing-masing 1 orang. Kemudian dewasa madya hidup menjanda paling baru karena perceraian dan karena kematian masing-masing 1 orang. Jadi, jumlah informan sebanyak 4 orang informan kunci. Jadi, informan kunci dalam penelitian ini adalah 4 (empat) orang. Untuk menemukan data yang lebih lengkap maka peneliti juga akan memperoleh keterangan dari beberapa informan tambahan, yang akan menjadi informan tambahan dalam penelitian ini adalah Saudara, Anak dan Ibu dewasa madya hidup menjanda di Kenagarian K Pesisir Selatan. Agar memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa alat pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Menurut Moleong(2010:320) yang dimaksud dengan keabsahan data adalah bahwa setiap keadaan harus memenuhi: 1. Mendemonstrasikan nilai yang benar, 2. Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan, 3. Memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusan-keputusannya. Data yang telah dikumpulkan seterusnya dianalis, Miles dan Huberman (Sugiyono, 2011:337) menjelaskan bahwa dalam
3 penelitian kualitatif ada 3 tahapan analisis, yaitu: 1. Reduksi Data (Data Reduction) 2. Penyajian Data ( Display Data) 3. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi) HASIL DAN PEMBAHASAN Masalah dewasa madya hidup menjanda karena kematian dari segi ekonomi Ibu janda mengalami kekurangan biaya untuk pendidikan anak-anaknya, pekerjaan tidak menetap sehingga penghasilan tidak menentu. Mereka berupaya mengatasi permasalahannya dengan berjualan, beternak, bekerja dengan orang lain, minta bantuan saudara dan meminjam uang di Bank. Dalam kehidupan sosial mereka merasa sedih ketika berada bersama dengan Ibu-ibu yang lain, lebih suka di rumah dan keceriaan lebih menurun. Mereka berupaya untuk tetap sabar dan ikhlas dalam menjalani kehidupan. Dari segi kehidupan keluarga mereka mengalami kesulitan apabila mengurus anakanak yang nakal dan kekurangan waktu untuk mengurus anak, namun, mereka masih tetap mengutamakan kepentingan anak-anak. Masalah praktis yang mereka alami adalah merasa repot, kesulitan di saat ada anak yang sakit dan kekurangan waktu menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan anakanak. Mereka berusaha membagi waktu dan juga minta bantuan anggota keluarga yang lain. Masalah seksual yang mereka alami merasa kesepian, masih belum menemukan yang cocok untuk dijadikan pasangan dan masih ada yang belum terpikir untuk menikah lagi. Mereka masih menunggu jika nanti ada yang cocok, menghabiskan waktu dengan bekerja dan mengurus anak-anak. Dalam hal masalah tempat tinggal mereka masih kekurangan mobuler dan memilki rumah yang masih terbangkalai. Mereka mengupayakan mencari alternatif lain untuk dapat memanfaatkan apa yang ada dan tetap menerima apa adanya. Masalah ekonomi dewasa madya hidup menjanda karena perceraian adalah kekurangan biaya dan penghasilan tidak menetap sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup dan biaya pendidikan anak-anaknya. Mereka berupaya mengatasi permasalahannya dengan berjualan, berkebun, minta bantuan anak-anak yang sudah bekerja dan dibantu mantan suami. Dalam kehidupan sosial mereka menjadi kurang bergaul dan sering bermenung, mereka lebih senang di rumah dan bekerja. Masalah keluarga yang mereka alami merasa canggung dalam mengurus keluarga dan juga mengalami permasalahan dengan pihak keluarga mantan suami. Mereka mengupayakan untuk selalu mengutamakan kepentingan anak-anak dan segera mengatasi permasalahannya. Dalam masalah praktis, mereka mengalami kendala dalam menjaga kebersihan rumah dan lingkungan serta bermasalah ketika ada anak yang sakit. Mereka minta bantuan saudara untuk mengatasi permasalahannya. Masalah seksual yang mereka alami merasa kesepian, belum menemukan yang cocok dan merasa trauma menjalani hubungan lagi dengan laki-laki. Mereka menghabiskan waktu dengan bekerja, menunggu yang cocok. Masih ada diantara yang masih memilih sendiri dan mefokuskan diri mengurus anakanak. Masalah tempat tinggal yang mereka alami adalah kekurangan perabotan rumah tangga. Mereka tetap bersyukur sudah memilki tempat tinggal. Menurut Hurlock (2012:361) beberapa janda mempunyai situasi keuangan yang lebih baik daripada waktu mereka masih hidup berkeluarga, tetapi mereka ini merupakan perkecualian, karena di luar kenyataan umum. Kecuali pria yang telah meningkatkan kehidupannya hingga cukup dan telah mengasuransikan berbagai aspek kehidupannya, seorang janda menemukan dirinya dalam lingkungan ekonomi yang jauh berkurang pada waktu pendapatan suaminya karena suatu sebab terhenti. Karena inflasi yang terus meningkat, apa yang diterima oleh janda secara turun-temurun jauh kurang memadai untuk memenuhi kebutuhan mereka. Walaupun seorang janda memulai untuk bekerja pada usia madya, biasanya dia tidak dapat memperoleh pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang biasa dilakukan.
4 Seorang janda pada usia madya umumnya memiliki masalah yang cukup serius pada hal ekonomi, mereka sulit mendapatkan pekerjaan yang bagus sehingga situasi keuangan menjadi berkurang. Hurlock (2012:361) mengemukakan bahwa karena kehidupan sosial di antara orang yang berusia madya adalah sama seperti kehidupan orang dewasa muda, yaitu berorientasi pada pasangan, seorang janda segera akan menemukan dirinya bahwa tidak ada tempat untuknya apabila dia ada di antara pasangan yang menikah, kecuali hal itu terjadi karena ada undangan dari para janda atau duda untuk bergabung dalam kegiatan sosial dan untuk berpasangan dengan mereka. Kegiatan sosial seorang janda pada umumnya adalah berkisar di antara kegiatan yang berhubungan dengan wanita-wanita lain. Apabila kemampuan ekonominya rendah, seorang janda tidak dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sosial yang ada dalam masyarakat. Contohnya, perkumpulan-perkumpulan sosial. Masalah social akan menambah masalah seorang janda pada usia madya. Mereka merasa kurang percaya diri di saat bergabung dengan teman-teman yang masih mempunyai pasangan. Hurlock (2012:361) mengemukakan bahwa apabila masih mempunyai anak yang tinggal serumah, maka seorang janda harus memainkan peran ganda yaitu sebagai Ayah dan Ibu dan harus menghadapi berbagai masalah yang timbul dalam keluarga tanpa pasangan. Di samping itu janda juga sering menghadapi masalah yang berhubungan dengan anggota keluarga dari pihak suami, khususnya anggota yang tidak menyenanginya menjadi istri suaminya semasa masih hidup. Seorang janda pada usia madya akan memainkan peran sebagai Ayah dan Ibu pada bagi anak-anak mereka. Tidak jarang dari mereka yang hidup menjanda karena perceraian menemukan masalah dengan pihak keluarga pasangannya. Hurlock (2012:361) menyatakan bahwa seorang janda mencoba untuk menjalankan hidup rumah tangga sendirian, setelah terbiasa dibantu oleh suami dalam hal membetulkan peralatan rumah tangga yang rusak, memangkas rumput dihalaman dan sebagainya menjadikan banyak masalah rumah tangga yang harus dihadapi oleh seorang janda, terkecuali dia mempunyai anak yang dapat membantu mengatasi berbagi masalah tersebut atau memang dia mempunyai kemampuan untuk mengatasinya. Karena itu mau tidak mau dia harus mengupah orang luar, yang dengan demikian berarti menambah ketegangan terhadap ketegangan yang sudah ada yang disebabkan oleh pendapatan yang terbatas. Masalah praktis juga akan menambah masalah bagi dewasa madya hidup menjanda. Apalagi bagi mereka yang biasanya sering dibantu pasangan dalam masalah praktis. Hurlock (2012:361) juga menyatakan bahwa karena keinginan seksual tidak terpenuhi selama usia madya, janda yang terbiasa menikmati kenikmatan seksual selama hidup dalam tahun-tahun perkawinannya, sekarang dia merasa frustasi dan tidak terpakai. Beberapa janda mencoba mengatasi masalah kebutuhan seksual ini dengan melakukan hubungan gelap dengan pria bujangan atau pria yang sudah menikah, hidup bersama tanpa nikah atau dengan menikah lagi. Sedang sebagian lagi tetap tenggelam dalam perasaan frustasi, atau melakukan masturbasi. Mereka yang hidup menjanda akan mengalami masalah pada hal seksual. Pada umumya mereka merasa kesepian sepeninggal pasangan. Menurut Hurlock (2012:361) di mana seorang janda akan tinggal, biasanya bergantung pada dua kondisi. Pertama status ekonominya, dan kedua apakah dia mempunyai seseorang yang bisa diajak tinggal bersama. Kebanyakan janda terpaksa harus merelakan rumahnya karena kondisi ekonominya tidak memungkinkan untuk merawatnya. Dalam kasus seperti ini mereka harus pindah ke bagian rumah yang lebih kecil atau tinggal bersama anaknya yang sudah nikah. Apabila kondisi kesehatannya tidak memungkinkannya untuk tinggal sendirian, maka dengan terpaksa harus pindah ke asrama panti jompo, mau membayar seseorang untuk tinggal di rumahnya, atau tinggal bersama anaknya yang sudah menikah.
5 Jadi, masalah tempat juga akan menambah beban bagi dewasa madya hidup menjanda. MenurutKing (2010:10) Pemecahan masalah (problem solving) adalah sebuah usaha untuk menemukan cara yang tepat untuk mencapai sebuah tujuan ketika tujuan tersebut tidak langsung dapat diraih Di antara metodemetode untuk melakukannya dibutuhkan sejumlah langkah berikut untuk pemecahan masalah, mengatasi hambatan mental dan mengembangkan kepakaran. Jadi, dewasa madya hidup menjanda berusaha menemukan cara yang tepat mengatasi permasalahan yang dialaminya. King (2010:11) mengemukakan langkah-langkah dalam pemecahan masalah penelitian psikologis menunjukkan empat langkah dalam proses pemecahan masalah yaitu: menemukan dan membatasi masalah, mengembangkan strategi-strategi pemecahan masalah yang baik, mengevaluasi solusisolusi, memikirkan kembali dan mendefinisikan kembali masalah dan solusi yang dihasilkan seiring dengan waktu. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang masalah dewasa madya hidup menjanda dan upaya mengatasinya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Masalah ekonomi yang dialami dewasa madya hidup menjanda pada umumnya kekurangan biaya, pekerjaan tidak menetap sehingga penghasilan tidak menentu. Mereka berupaya untuk mengatasinya dengan berjualan, berkebun, beternak, minta bantuan saudara dan meminjam uang Bank. 2. Kehidupan sosial yang dialami dewasa madya hidup menjanda menjadi terganggu setelah ditinggal pasangan. Mereka sedih dan pendiam ketika berkumpul bersama teman-temannya. Mereka juga murung dan jarang bergaul. Mereka beruusaha untuk tetap sabar dan ikhlas dalam menjalani kehidupan. 3. Masalah keluarga yang dialami dewasa madya hidup menjanda, terkadang mereka merasa kesulitan dalam membimbing dan mendidik anakanaknya, apalagi memilki anak yang banyak dan terkadang bertingkah nakal. Mereka juga kekurangan waktu untuk membimbing dan mendidik anak-anak. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah keluarga, mereka tetap mengutamakan kepentingan anak-anak. 4. Masalah praktis yang dialami dewasa madya hidup menjanda, mereka merasa repot dalam membersihkan rumah dan memelihara peralatan rumah tangga karena kesibukan bekerja mencari nafkah keluarga. Mereka juga kekurangan waktu dalam menjaga kesehatan keluarga. Namun, mereka berusaha untuk mementingkan kesehatan kelurga tidak sedikit dari mereka melibatkan keluarga terdekat untuk membantu dalam mengatasi permasalahannya. 5. Masalah seksual yang dialami dewasa madya hidup menjanda yaitu mereka merasa sangat kesepian setelah ditinggal pasangan dan menginginkan untuk menikah lagi. Meskipun masih ada diantara mereka yang belum memikirkan untuk menikah lagi dan masih ada juga yang trauma untuk menjalin hubungan lagi dengan laki-laki. 6. Masalah tempat tinggal yang dialami dewasa madya hidup menjanda yaitu pada umumnya dewasa madya hidup menjanda memilki rumah dan peratan rumah tangga seadanya dan belum mencukupi. Mereka berupaya memanfaatkan sebaik mungkin keadaan tempat tinggal yang mereka miliki sehingga menjandi tempat tinggal yang nyaman dan menerima apa adanya. SARAN Berdasarkan kesimpulan maka penelitian ini menyarankan kepada berbagai pihak terkait sebagai berikut:
6 1. Anak dewasa madya hidup menjanda, agar memahami kondisi Ibunya yang hidup menjanda bahwa Ibunya memilki bergai permasalahan dan dapat membantu Ibunya dalam mengatasi permasalahannya. 2. Ibu dewasa madya hidup menjanda, agar dapat memberikan bantuan dan nasehat kepada anaknya sehingga anaknya dapat lebih tegar dalam menjalani kehidupan. 3. Saudara dewasa madya hidup menjanda, agar dapat memberikan arahan dan menerima keluhan Saudaranya sehingga dapat meringankan beban fikirannya. 4. Wali Nagari, agar dapat memberikan penyuluhan dengan bantuan konselor ataupun dapat menyediakan lapangan pekerjaan terhadap dewasa madya hidup menjanda sehingga mereka dapat mengatasi masalah ekonominya. 5. Pengelola Program studi bimbingan dan konseling, agar dapat dijadikan sumber tambahan khususnya pada mata kuliah perkembangan psikologi orang dewasa. 6. Peneliti selanjutnya, agar dapat melakukan penelitian lanjutan tehadap dewasa madya khusunya terhadap dewasa madya yang hidup menjanda. Seperti profil pencapaian tugas-tugas perkembangan dewasa madya. tingkat kecemasan dewasa madya hidup menjanda, konsep diri dewasa madya hidup menjanda. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. King Laura A Psikologi Umum (Sebuah Pandangan Apresiatif). Jakarta: Salemba Humaika KEPUSTAKAAN A. Muri Yusuf Metodologi Penelitian (Dasar-dasar Penyelidikan Ilmia). Padang: UNP Press. Burhan Bungin Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana. Hurlock, E. B Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Moleong, L. J Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI SINGLE PARENT DI JORONG KANDANG HARIMAU KENAGARIAN SIJUNJUNG DAN IMPLIKASINYA TERHADAP LAYANAN KONSELING
Volume 2 Nomor Februari 203 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Halaman 76 82 Info Artikel: Diterima5/02/203 Direvisi 2/02/203 Dipublikasikan 0/03/203 PERMASALAHAN
Lebih terperinciPROFIL WANITA DAN PRIA DEWASA AWAL BELUM MENIKAH (STUDI DI KECAMATAN RANAH PESISIR) Oleh: Lidia Sefriani Marwisni Hasan Yusnetti
PROFIL WANITA DAN PRIA DEWASA AWAL BELUM MENIKAH (STUDI DI KECAMATAN RANAH PESISIR) Oleh: Lidia Sefriani Marwisni Hasan Yusnetti Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The
Lebih terperinciKERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL
KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL WILDA GUSRITA NPM : 10060188 PROGRAM STUDI BIMBINGAN
Lebih terperinciPOLA KOMUNIKASI SUAMI ISTRI DALAM MENYELESAIKAN KONFLIK KEHIDUPAN BERUMAH TANGGA DIKENAGARIAN KOTO BERAPAK KECAMATAN BAYANG
POLA KOMUNIKASI SUAMI ISTRI DALAM MENYELESAIKAN KONFLIK KEHIDUPAN BERUMAH TANGGA DIKENAGARIAN KOTO BERAPAK KECAMATAN BAYANG *Mahasiswa ** Dosen Pembimbing Oleh: Yelvi Monasari* Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd.,
Lebih terperinciOleh: Cici Fitri Rahayu* Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT
PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MEMBANTU PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI (Studi di SMK Negeri 4 Padang) Oleh: Cici Fitri Rahayu*
Lebih terperinciOleh: Meylani Rena Agustin* Fitria Kasih** Weni Yulastri*** *) Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat **) Dosen Pembimbing
TINGKAT KECEMASAN WANITA YANG BERADA PADA MASA DEWASA AWAL DALAM MEMASUKI PERNIKAHAN DI NAGARI MUARA INDERAPURA KECAMATAN AIR PURA KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Meylani Rena Agustin* Fitria Kasih** Weni
Lebih terperinciPEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN
PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Fauzil Husnah Mahasiswa Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP
Lebih terperinciPENYESUAIAN DIRI MENJADI SINGLE PARENT. Studi Kasus: Terhadap Janda di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya ARTIKEL E JURNAL
PENYESUAIAN DIRI MENJADI SINGLE PARENT Studi Kasus: Terhadap Janda di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya ARTIKEL E JURNAL YULIZA ANGGRAINI NPM. 10070051 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciPROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL
PROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dewasa dikatakan waktu yang paling tepat untuk melangsungkan pernikahan. Hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menikah merupakan salah satu tujuan hidup bagi setiap orang. Usia dewasa dikatakan waktu yang paling tepat untuk melangsungkan pernikahan. Hal tersebut merupakan salah
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014
1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 Eli Puteri Wati 1 Ranti Nazmi 2 Meldawati 3 Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahkan kalau bisa untuk selama-lamanya dan bertahan dalam menjalin suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Setiap orang tentu ingin hidup dengan pasangannya selama mungkin, bahkan kalau bisa untuk selama-lamanya dan bertahan dalam menjalin suatu hubungan. Ketika
Lebih terperinciPROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL
PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL Oleh : MARDIANSYAH NIM. 11060308 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN
Lebih terperinciPROFIL PERMASALAHAN YANG DIALAMI LANSIA DI RT.1 RW.1 KELURAHAN ANDALAS KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG ARTIKEL E JURNAL
PROFIL PERMASALAHAN YANG DIALAMI LANSIA DI RT.1 RW.1 KELURAHAN ANDALAS KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG ARTIKEL E JURNAL HERAYANI NPM: 10060141 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu proses berkelanjutan dalam kehidupan yang ditandai dengan berbagai perubahan ke arah penurunan. Problematika yang harus dihadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap manusia diciptakan secara berpasang-pasangan. Hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap manusia diciptakan secara berpasang-pasangan. Hal ini di jelaskan dalam Al-Qur an : Kami telah menjadikan kalian berpasang-pasangan (QS.
Lebih terperinciPENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN
PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Lebih terperinciPEMECAHAN MASALAH PADA WANITA SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL S K R I P S I
PEMECAHAN MASALAH PADA WANITA SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL S K R I P S I Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun oleh: ARTANTO RIDHO LAKSONO F 100
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tiga orang wanita karir
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tiga orang wanita karir dewasa madya tentang faktor penyebab menunda pernikahan, diperoleh kesimpulan bahwa
Lebih terperinciPROFIL KEHARMONISAN ORANG YANG MENIKAH DI USIA DINI DI KECAMATAN AIR DIKIT KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL
PROFIL KEHARMONISAN ORANG YANG MENIKAH DI USIA DINI DI KECAMATAN AIR DIKIT KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) Oleh: NELI LISNIATI
Lebih terperinciPeran Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Tinggal Kelas di SMA Negeri 2 Solok Selatan. By:
1 1 Peran Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Tinggal Kelas di SMA Negeri 2 Solok Selatan By: Wiza Pitri Yeni* Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd. Kons** Septya Suarja, M.Pd ** *Student
Lebih terperinciPERAN PENDIDIKAN ANAK PADA PERUBAHAN STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT DI JORONG PASAR USANG GUGUK KECAMATAN GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK JURNAL
PERAN PENDIDIKAN ANAK PADA PERUBAHAN STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT DI JORONG PASAR USANG GUGUK KECAMATAN GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK JURNAL NITA OKTAVIA 10070112 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH
Lebih terperinciPENYESUAIAN DIRI ORANG TUA TUNGGAL (Studi Kasus di Kelurahan Ulak Karang Selatan Kecamatan Padang Utara)
PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA TUNGGAL (Studi Kasus di Kelurahan Ulak Karang Selatan Kecamatan Padang Utara) Oleh: Fifi Susanti* Gusneli S. S., M. Pd ** Rici Kardo, M. Pd ** Mahasiswa Bimbingan dan Konseling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suami-istri yang menjalani hubungan jarak jauh. Pengertian hubungan jarak jauh atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu yang biasanya didapatkan setelah menikah adalah menikmati kebersamaan dengan pasangan. Karakteristik ini tidak kita temukan pada pasangan suami-istri yang
Lebih terperinciPERKEMBANGAN JIWA KEBERAGAMAAN DAN PEMBINAAN ORANG TUA PADA REMAJA DI KAMPUNG PADANG LAWEH KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN ABSTRACT
PERKEMBANGAN JIWA KEBERAGAMAAN DAN PEMBINAAN ORANG TUA PADA REMAJA DI KAMPUNG PADANG LAWEH KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh : Desri Afriani * Fitria Kasih **, Rahma Wira Nita ** *) Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Para individu lanjut usia atau lansia telah pensiun dari pekerjaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan adalah sebuah hubungan yang menjadi penting bagi individu lanjut usia yang telah kehilangan banyak peran (Indriana, 2013). Para individu lanjut usia atau
Lebih terperinciUPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER ARTIKEL. Gusri Defriani NPM :
UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER ARTIKEL Gusri Defriani NPM : 10060220 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manusia sejak awal kelahirannya adalah sebagai mahluk sosial (ditengah keluarganya). Mahluk yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain.
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
BAB V HASIL PENELITIAN A. Rangkuman Hasil Penelitian Ketiga subjek merupakan pasangan yang menikah remaja. Subjek 1 menikah pada usia 19 tahun dan 18 tahun. Subjek 2 dan 3 menikah di usia 21 tahun dan
Lebih terperinciJURNAL KORI HARTATI NIM
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KURANGNYA MOTIVASI ORANG TUA UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN ANAK KE TINGKAT SMP DI KAMPUNG SUNGAI SALAK NAGARI KOTO RAWANG KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM. 10060168 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan perempuan. Kemudian ketertarikan tersebut, diwujudkan dalam bentuk perkawinan atau pernikahan.
Lebih terperinciKEBERMAKNAAN HIDUP PADA JANDA.
KEBERMAKNAAN HIDUP PADA JANDA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Lebih terperinciPERMASALAHAN PASANGAN SUAMI ISTRI DALAM KELUARGA DI KAMPUNG TAMPUNIK KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN. Oleh: Khairul Imrani*
PERMASALAHAN PASANGAN SUAMI ISTRI DALAM KELUARGA DI KAMPUNG TAMPUNIK KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN *Mahasiswa **Dosen Pembimbing Oleh: Khairul Imrani* Fitria Kasih** Joni Adison** Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini seringkali ditemukan seorang ibu yang menjadi orang tua
2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini seringkali ditemukan seorang ibu yang menjadi orang tua tunggal dengan berbagai macam penyebab yang berbeda. Tidak ada ibu rumah tangga yang menginginkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. B. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif. Pendekatan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian lapangan atau field research, yaitu sebuah studi penelitian yang mengambil data autentik secara obyektif atau studi lapangan.
Lebih terperinciPERILAKU LESBIAN DALAM MEMPERTAHANKAN PASANGAN DI TEMPAT KOST DI KELURAHAN PULAI ANAK AIR BUKITTINGGI ARTIKEL E- JURNAL
PERILAKU LESBIAN DALAM MEMPERTAHANKAN PASANGAN DI TEMPAT KOST DI KELURAHAN PULAI ANAK AIR BUKITTINGGI ARTIKEL E- JURNAL ELENDA KOEISMA FIFI (10070226) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciPERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA DI KAMPUNG BARU KELURAHAN INDARUNG KECAMATAN LUBUK KILANGAN PADANG SUMATERA BARAT JURNAL
PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA DI KAMPUNG BARU KELURAHAN INDARUNG KECAMATAN LUBUK KILANGAN PADANG SUMATERA BARAT JURNAL Oleh: RAHMI FRATIWI NIM. 09060108 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciHUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA PUTRI BERSAMA ORANG TUA DENGAN PERILAKU SEKS
1 HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA PUTRI BERSAMA ORANG TUA DENGAN PERILAKU SEKS (Studi terhadap Remaja Putri di Nagari Lunang Satu Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan) Oleh: Tri Parwati
Lebih terperinciMeningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik Melalui Layanan Informasi (Studi Eksperimen Pada Peserta Didik Kelas VIII.8 SMP N 13 Padang) ABSTRACT
Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik Melalui Layanan Informasi (Studi Eksperimen Pada Peserta Didik Kelas VIII.8 SMP N 13 Padang) Rena Afrianti 1, Helma 2, Yasrial Chandra 2 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Perkawinan merupakan salah satu titik permulaan dari misteri
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Perkawinan merupakan salah satu titik permulaan dari misteri kehidupan. Komitmen laki-laki dan perempuan untuk menjalani sebagian kecil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Individu pada hakikatnya selalu mengalami proses pertumbuhan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Individu pada hakikatnya selalu mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan sepanjang hidup, artinya secara fisik individu akan terus tumbuh namun akan berhenti
Lebih terperinciPERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU PENCAPAIAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN SIGUHUNG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM.
PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU PENCAPAIAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN SIGUHUNG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM Oleh: Ira Maisyara. S *) Fitria Kasih**) Rahma Wira Nita**)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkawinan antara sepasang suami istri untuk hidup bersama, seia, sekata,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan suatu institusi yang terbentuk karena ikatan perkawinan antara sepasang suami istri untuk hidup bersama, seia, sekata, seiring dan setujuan
Lebih terperinciTINJAUAN TENTANG SOSIALISASI ANAK DENGAN TEMAN SEBAYA DALAM PERKEMBANGAN SOSIALNYA DI TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI 1 KANTOR GUBERNUR PADANG ARTIKEL
TINJAUAN TENTANG SOSIALISASI ANAK DENGAN TEMAN SEBAYA DALAM PERKEMBANGAN SOSIALNYA DI TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI 1 KANTOR GUBERNUR PADANG ARTIKEL Oleh : DIWITIKA NIM : 2008 / 01469 JURUSAN PENDIDIKAN GURU
Lebih terperinciMOTIF PERKAWINAN DIBAWAH UMUR di NAGARI ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK (Studi kasus : Jorong Galagah) JURNAL
MOTIF PERKAWINAN DIBAWAH UMUR di NAGARI ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK (Studi kasus : Jorong Galagah) JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciBENTUK KOMUNIKASI IBU DENGAN ANAK TUNA GRAHITA DI KELURAHAN BINUANG KAMPUNG DALAM KECAMATAN PAUH KOTA PADANG ABSTRACT
1 BENTUK KOMUNIKASI IBU DENGAN ANAK TUNA GRAHITA DI KELURAHAN BINUANG KAMPUNG DALAM KECAMATAN PAUH KOTA PADANG Servi Yona Pratiwi 1,Ahmad Zaini 2,Septya Suarja 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang memiliki kedudukan istimewa baik secara lahir maupun batin. Bagian tubuh ini memainkan peran dalam identitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Duvall & Miller (1985) pernikahan bukan semata-mata legalisasi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Duvall & Miller (1985) pernikahan bukan semata-mata legalisasi, dari kehidupan bersama antara seorang laki-laki dan perempuan tetapi lebih dari itu
Lebih terperinciKECAMATAN SEMBILAN KOTO KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL DESPI LONAWATI NPM:
PENYEBAB SISWA PUTUS SEKOLAH DI NAGARI LUBUK KARAK KECAMATAN SEMBILAN KOTO KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL DESPI LONAWATI NPM: 09060089 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti mempunyai harapan-harapan dalam hidupnya dan terlebih pada pasangan suami istri yang normal, mereka mempunyai harapan agar kehidupan mereka
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB PERILAKU MEMBOLOS PESERTA DIDIK DAN UPAYA GURU BK DALAM MENGATASINYA (Studi terhadap Peserta Didik di SMA Negeri 1 Kota Solok)
FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MEMBOLOS PESERTA DIDIK DAN UPAYA GURU BK DALAM MENGATASINYA (Studi terhadap Peserta Didik di SMA Negeri 1 Kota Solok) E-JURNAL RIA PERMATA SARI NIM: 10060246 PROGRAM STUDI BIMBINGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap pasangan. Saling setia dan tidak terpisahkan merupakan salah satu syarat agar tercipta keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan suatu kelompok primer yang sangat erat. Yang dibentuk karena kebutuhan akan kasih sayang antara suami dan istri. (Khairuddin, 1985: 104).Secara historis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alasan Pemilihan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being menurut Diener (2005). Teori yang dipilih akan digunakan untuk meneliti gambaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia di dunia yang berlainan jenis kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik antara satu dengan yang lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk kebahagiaan dirinya dan memikirkan wali untuk anaknya jika kelak
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Selama 10 tahun saya menjanda, tidak ada pikiran untuk menikah lagi, karena pengalaman yang tidak menyenangkan dengan perkawinan saya. Tapi anak sudah besar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemudian dilanjutkan ke tahapan selanjutnya. Salah satu tahapan individu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan hidup manusia dialami dalam berbagai tahapan, yang dimulai dari masa kanak-kanak, remaja dan dewasa. Dalam setiap tahapan perkembangan terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini sering terjadi di belahan bumi manapun dan terjadi kapanpun. Pernikahan itu sendiri
Lebih terperinciMASALAH DAN KEBUTUHAN ORANG TUA TUNGGAL SEBAGAI KEPALA KELUARGA
Masalah dan. (Kurnia Dwi Cahyani) 156 MASALAH DAN KEBUTUHAN ORANG TUA TUNGGAL SEBAGAI KEPALA KELUARGA THE PROBLEMS AND NEEDS OF A SINGLE PARENTS OF A HEAD OF A FAMILY Oleh: Kurnia Dwi Cahyani, Bimbingan
Lebih terperinciNur Isma Pendidikan Sosiologi FIS-UNM
PERANAN ORANG TUA TUNGGAL (SINGLE PARENT) DALAM PENDIDIKAN MORAL ANAK (STUDI KASUS DELAPAN ORANG AYAH DI DESA SONGING KECAMATAN SINJAI SELATAN KABUPATEN SINJAI) Nur Isma Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK
Lebih terperinciOleh: Iponofita Yani. Fitria Kasih Rahma Wira Nita. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT
PROFIL KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PENYUSUNAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Iponofita Yani Fitria Kasih Rahma
Lebih terperinciOleh : Novita Sari. Fitria Kasih Rahma wira Nita. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
TEKNIK-TEKNIK YANG DIGUNAKAN OLEH GURU PEMBIMBING DALAM MEMBANTU MENGATASI MASALAH PRIBADI PESERTA DIDIK BROKEN HOME MELALUI KONSELING PERORANGAN DI SMA NEGERI 11 PADANG Oleh : Novita Sari Fitria Kasih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tujuan yang ingin dicapai oleh anak dapat terwujud. Motivasi anak dalam meraih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi anak dalam meraih prestasi di sekolah sangat penting, sehingga tujuan yang ingin dicapai oleh anak dapat terwujud. Motivasi anak dalam meraih prestasinya
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KETERAMPILAN GURU BK DALAM MEMBERIKAN LAYANAN INFORMASI DI SMP N 1 PASAMAN
FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KETERAMPILAN GURU BK DALAM MEMBERIKAN LAYANAN INFORMASI DI SMP N 1 PASAMAN Wahyu Sahara 1, Fifi Yasmi 2,Citra Imelda Usman 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling STKIP
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB PERCERAIAN SUAMI ISTRI (Studi Kasus di Kenagarian Kapuh Utara Kecamatan Koto XI Tarusan) Oleh
FAKTOR PENYEBAB PERCERAIAN SUAMI ISTRI (Studi Kasus di Kenagarian Kapuh Utara Kecamatan Koto XI Tarusan) *Mahasiswa ** Dosen Pembimbing Oleh Lusi Desrianti* Asmaiwaty Arief** Gusneli** Mahasiswa Bimbingan
Lebih terperinciSUSI RACHMAWATI F
HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN PERKAWINAN DENGAN KEHARMONISAN KELUARGA PADA AWAL PERKAWINAN PASANGAN BERSTATUS MAHASISWA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesejahteraan Psikologis (Psychological Well Being) 1. Pengertian Kesejahteraan Psikologis (Psychological Well Being)
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan Psikologis (Psychological Well Being) 1. Pengertian Kesejahteraan Psikologis (Psychological Well Being) Ryff (dalam Lianawati, 2008) membangun model Kesejahteraan
Lebih terperinciBAB III PENYAJIAN DATA. lokasi penelitian, yaitu di YOGA ATMA CONSULTING PEKANBARU. Counsulting Pekanbaru, penulis mendapatkan informasi bahwasanya :
BAB III PENYAJIAN DATA Dalam bab ini penulis akan memaparkan data yang penulis peroleh dari lokasi penelitian, yaitu di YOGA ATMA CONSULTING PEKANBARU. Adapun data yang penulis paparkan adalah data yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Setiap manusia dalam perkembangan hidupnya akan mengalami banyak perubahan di mana ia harus menyelesaikan tugastugas perkembangan, dari lahir, masa kanak-kanak, masa
Lebih terperinciUPAYA GURU BK DALAM MENGEMBANGKAN HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DIKLAT DI SMA NEGERI 5 PADANG Oleh:
1 UPAYA GURU BK DALAM MENGEMBANGKAN HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DIKLAT DI SMA NEGERI 5 PADANG Oleh: Elvia Erviana * Yarmis Syukur** Rahma Wira Nita ** Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi
Lebih terperinciOleh: Eldawati. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK
1 Kendala yang Dialami oleh Guru Bimbingan dan Konseling dalam Menyalurkan Bakat Peserta Didik melalui Layanan Penempatan dan Penyaluran di SMP Negeri 2 Bayang Oleh: Eldawati Mahasiswa Bimbingan dan Konseling,
Lebih terperinciPERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL PASCA PERCERAIAN ANTARA WANITA BEKERJA DAN WANITA TIDAK BEKERJA
PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL PASCA PERCERAIAN ANTARA WANITA BEKERJA DAN WANITA TIDAK BEKERJA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 KONTEKS MASALAH Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang tidak akan pernah terlepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Kita mengetahui bahwa manusia merupakan makhluk yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan sangat cepat. Perubahan yang terjadi dalam bidang teknologi, informasi dan juga ledakan populasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menikah dan kuliah sama pentingnya, secara sederhana bisa digambarkan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menikah dan kuliah sama pentingnya, secara sederhana bisa digambarkan, menikah jelas kaitannya dengan rumah tangga. Adapun kuliah hubungannya dengan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL FERA ARDANTI. Z NPM. 10060140 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
Lebih terperinciPROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh:
PROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh: Novrisa Putria Gusti Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK This research was motivated by
Lebih terperinciUSAHA GURU BK UNTUK MEMBANTU MEMENUHI KEBUTUHAN SOSIAL REMAJA DALAM BELAJAR DI SMP N 2 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA. Oleh: Fauziah Latif *)
USAHA GURU BK UNTUK MEMBANTU MEMENUHI KEBUTUHAN SOSIAL REMAJA DALAM BELAJAR DI SMP N 2 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA Oleh: Fauziah Latif *) Indra Ibrahim **) Ahmad Zaini **) *) Mahasiswa Bimbingan
Lebih terperinciARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM.
HAMBATAN-HAMBATAN GURU MATA PELAJARAN IPS DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 PADA PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 1 MANDAU KABUPATEN BENGKALIS KELURAHAN TALANG MANDI - DURI ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM. 10070181
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal, merupakan periode selanjutnya dari masa remaja. Sama
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa dewasa awal, merupakan periode selanjutnya dari masa remaja. Sama seperti halnya tahap-tahap perkembangan pada periode sebelumnya, pada periode ini, individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar, sebab seiring dengan bertambahnya usia seseorang maka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemandirian merupakan salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh setiap individu. Individu yang tidak dapat hidup mandiri, akan mengalami kesulitan ketika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama bagi anak, dalam keluarga terjadi proses pendidikan orang tua pada anak yang dapat membantu perkembangan anak.
Lebih terperinciLAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah
LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah bagi diri anda sendiri? 2. Bagaimana anda menggambarkan
Lebih terperinciHambatan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman
Hambatan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman Oleh: Peninas Saputri Student Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera
Lebih terperincipara1). BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menjadi tua merupakan suatu proses perubahan alami yang terjadi pada setiap individu. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan 60 tahun sampai 74 tahun sebagai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penyesuaian Perkawinan 1. Pengertian Penyesuaian Perkawinan Konsep penyesuaian perkawinan menuntut kesediaan dua individu untuk mengakomodasikan berbagai kebutuhan, keinginan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelahiran seorang anak di dunia ini adalah kebanggaan tersendiri bagi keluarga, manusia tidak dapat meminta anaknya berwajah cantik atau tampan sesuai dengan
Lebih terperinciPELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL OLEH GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN
PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL OLEH GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN (Studi Deskriptif Analitis pada Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 28 Padang) Oleh: Mita Anggela
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perempuan di beberapa negara maju lebih memilih melajang atau berpasangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman dan era globalisasi menimbulkan banyak perubahan, terutama terkait dengan pola pikir perempuan usia produktif tentang pernikahan. Perempuan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama (Sugono, 2008). Menurut pendapat Anastasia (2007:
Lebih terperinciPROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI ASRAMA PUTRA SMAN 1 LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMAN
PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI ASRAMA PUTRA SMAN 1 LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMAN Fuji Fulanda 1, Ahmad Zaini 2, Citra Imelda Usman 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan konseling
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan
6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pernikahan 2.1.1. Pengertian Pernikahan Pernikahan merupakan suatu istilah yang tiap hari didengar atau dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan adalah nikah,
Lebih terperinciPERNIKAHAN DINI (Suatu Kajian Perilaku Menyimpang di Kanagarian Limau Gadang Lumpo Timur Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan) JURNAL
PERNIKAHAN DINI (Suatu Kajian Perilaku Menyimpang di Kanagarian Limau Gadang Lumpo Timur Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan) JURNAL HELGA RIANTIKA SARI NIM. 09060093 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. perhatian penuh kasih sayang kepada anaknya (Soetjiningsih, 1995). Peran
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Peran Orang Tua 2.1.1. Definisi Peran Orang Tua Qiami (2003) menjelaskan bahwa orangtua adalah unsur pokok dalam pendidikan dan memainkan peran penting dan terbesar dalam
Lebih terperinciHubungan tersebut akan terus menerus meningkat hingga jenjang yang lebih serius seperti pernikahan
Empty Nest Syndrome Pada Ibu yang Memiliki Anak Tunggal yang Akan Menikah Disusun Oleh : Nurul Lutfiyah (15510219) 3PA01 Universitas Gunadarma BAB I Pada hakekatnya manusia sebagai makhluk sosial tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebuah perkawinan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan bagi manusia merupakan hal yang penting, karena dengan sebuah perkawinan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara sosial, biologis maupun
Lebih terperinci8. Sebutkan permasalahan apa saja yang biasa muncul dalam kehidupan perkawinan Anda?...
Identitas diri: 1. Jenis kelamin : Pria / Perempuan 2. Status pernikahan : Menikah / Tidak Menikah 3. Apakah saat ini Anda bercerai? : Ya / Tidak 4. Apakah Anda sudah menjalani pernikahan 1-5 tahun? :
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif kualitatif yaitu suatu metode dalam penelitian untuk
35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan yakni jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu suatu metode dalam penelitian untuk memberikan gambaran tentang
Lebih terperinciBAB 2. KAJIAN PUSTAKA
BAB 2. KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Perkawinan Dini Definisi umur anak dalam Undang-undang (UU) Pemilu No.10 tahun 2008 (pasal 19, ayat1) hingga berusia 17 tahun. Di Indonesia, menurut UU No 1/1974 tentang
Lebih terperinci