PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA TUNGGAL (Studi Kasus di Kelurahan Ulak Karang Selatan Kecamatan Padang Utara)
|
|
- Bambang Tanuwidjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA TUNGGAL (Studi Kasus di Kelurahan Ulak Karang Selatan Kecamatan Padang Utara) Oleh: Fifi Susanti* Gusneli S. S., M. Pd ** Rici Kardo, M. Pd ** Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This research is motivated their single parents who easily feel discouraged, irritable, yet self-sufficient in the economy, do not get a permanent job and it is difficult to accept losing a life partner. The purpose of this study describes the adjustment of a single parent visits; 1) the personal aspects, and 2) the social aspect. This type of research is descriptive qualitative research Ulak Karang village located in the South. The key informant research two single parents and 2 additional informant's younger brother, two cousins and 2 neighboring single parents. Instruments used guidelines for interviews and data analysis through data reduction, data presentation, and conclusion. Results of the study revealed that the adjustment be seen from the single parents; 1) the personal aspects, that single parents there who have not been able to adjust for the loss of a life partner. 2) the social aspect, that there was a single parent who was still pulling away in the surrounding environment and the lack of desire to interact with the social environment. Keywords: Adjustment PENDAHULUAN Sebagaimana kita ketahui dalam kehidupan bermasyarakat terdapat beberapa kegiatan atau aktivitas manusia yang mengatur perilaku manusia dalam seluruh aspek kehidupan baik individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Manusia beraktivitas dan hidup bersama inilah yang disebut sebagai lembaga atau institusi. Keluarga merupakan susunan kelembagaan yang terbentuk atas dasar hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara. Undang-undang No. 1 Tahun 1974 menyebutkan perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa. Dalam Undang-undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2002 pasal 3 berbunyi keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri atau suami istri dan anaknya. Menurut Ihromi (Anggraini 2014:2) perkawinan, perceraian juga merupakan suatu proses yang di dalamnya menyangkut banyak aspek seperti, emosi, ekonomi, sosial, dan pengakuan secara resmi oleh masyarakat melalui hukum yang berlaku. Akibatnya sistem ini bisa memunculkan keteganganketegangan dan ketidakbahagiaan yang dirasakan oleh semua anggota keluarga. Apabila terjadi sesuatu dengan perkawinan (misalnya perceraian) maka akan timbul masalah-masalah yang harus dihadapi baik oleh pasangan yang bercerai maupun anakanak serta masyarakat di wilayah terjadinya perceraian. Setelah bercerai status seorang istri berubah menjadi berstatus janda dan begitu pula dengan peran yang dimainkan oleh ibu tersebut di dalam kehidupan keluarga barunya tanpa ada seorang suami (Ayah). Dengan status yang baru tersebut Ibu (janda) ini harus memerankan dua peran yaitu sebagai seorang Ibu yang mengurus rumah tangga dan sebagai pencari nafkah bagi anakanaknya. Hal ini mengakibatkan Ibu (janda) tersebut harus melakukan penyesuaian diri kembali dengan perannya terhadap lingkungan keluarganya dan masyarakat sekitar. Penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan 1
3 PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA TUNGGAL (Studi Kasus di Kelurahan Ulak Karang Selatan Kecamatan Padang Utara) Oleh: Fifi Susanti* Gusneli S. S., M. Pd ** Rici Kardo, M. Pd ** Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi adanya orang tua tunggal yang mudah merasa berkecil hati, mudah tersinggung, belum mandiri dalam perekonomian, belum mendapatkan pekerjaan tetap dan sulit menerima kenyataan kehilangan pasangan hidupnya. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan penyesuaian diri orang tua tunggal dilihat dari; 1) aspek personal, dan 2) aspek sosial. Jenis penelitian ini penelitian kualitatif bersifat deskriptif berlokasi di Kelurahan Ulak Karang Selatan. Informan kunci penelitian 2 orang tua tunggal dan informan tambahan 2 orang adik kandung, 2 orang sepupu dan 2 orang tetangga orang tua tunggal. Instrumen yang digunakan pedoman wawancara dan teknik analisis data melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penyesuaian diri orang tua tunggal dilihat dari; 1) aspek personal, bahwa orang tua tunggal ada yang belum bisa menyesuaikan diri atas kehilangan pasangan hidupnya. 2) aspek sosial, bahwa ada orang tua tunggal yang masih menarik diri di lingkungan sekitarnya dan tidak adanya keinginan untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Kata Kunci: Penyesuaian diri PENDAHULUAN Sebagaimana kita ketahui dalam kehidupan bermasyarakat terdapat beberapa kegiatan atau aktivitas manusia yang mengatur perilaku manusia dalam seluruh aspek kehidupan baik individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Manusia beraktivitas dan hidup bersama inilah yang disebut sebagai lembaga atau institusi. Keluarga merupakan susunan kelembagaan yang terbentuk atas dasar hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara. Undang-undang No. 1 Tahun 1974 menyebutkan perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa. Dalam Undang-undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2002 pasal 3 berbunyi keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri atau suami istri dan anaknya. Menurut Ihromi (Anggraini 2014:2) perkawinan, perceraian juga merupakan suatu proses yang di dalamnya menyangkut banyak aspek seperti, emosi, ekonomi, sosial, dan pengakuan secara resmi oleh masyarakat melalui hukum yang berlaku. Akibatnya sistem ini bisa memunculkan keteganganketegangan dan ketidakbahagiaan yang dirasakan oleh semua anggota keluarga. Apabila terjadi sesuatu dengan perkawinan (misalnya perceraian) maka akan timbul masalah-masalah yang harus dihadapi baik oleh pasangan yang bercerai maupun anakanak serta masyarakat di wilayah terjadinya perceraian. Setelah bercerai status seorang istri berubah menjadi berstatus janda dan begitu pula dengan peran yang dimainkan oleh ibu tersebut di dalam kehidupan keluarga barunya tanpa ada seorang suami (Ayah). Dengan status yang baru tersebut Ibu (janda) ini harus memerankan dua peran yaitu sebagai seorang Ibu yang mengurus rumah tangga dan sebagai pencari nafkah bagi anak-anaknya. Hal ini mengakibatkan Ibu (janda) tersebut harus melakukan penyesuaian diri kembali dengan perannya terhadap lingkungan keluarganya dan masyarakat sekitar. Penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan mengubah 1
4 perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungan sosialnya. Penyesuaian diri menunjuk pada keberhasilan individu memainkan perannya untuk melakukan hubungan dengan orang lain atau keluarga dan memperlihatkan sikap, serta tingkah laku yang menyenangkan. Kepala keluarga bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, apalagi menjadi kepala keluarga seorang ibu harus bisa memainkan perannya dengan baik, baik sebagai ibu yang mengurus rumah tangga maupun sebagai ibu yang mencari nafkah. Penyesuaian diri menunjuk pada keberhasilan individu memainkan peranannya untuk mengadakan hubungan dengan orang lain atau keluarga dan memperlihatkan sikap, serta tingkah laku yang menyenangkan. Penyesuaian diri yang berhasil akan menunjuk pada kondisi mental orangtua tunggal yang stabil dalam arti mampu menyelesaikan masalahnya secara realistis. Banyak orangtua tunggal yang berhasil dalam mendidik anak anaknya di mana mereka tetap dapat berkecimpung dalam hidup bermasyarakat dan mengajarkan bahwa kehidupan tanpa pasangan harus tetap berjalan dengan baik. Menurut Balson (1993:165) kemampuan keluarga untuk menyesuaikan dari setelah peristiwa kematian ibu atau bapaknya dalam masalah keuangan, sosial dan perasaan merupakan ujian bagi hubungan yang telah dibina antara orangtua dan anakanaknya. Jika hubungan tersebut didasarkan atas penghormatan, persamaan, dorongan semangat, dan kepercayaan satu sama lain, dampak peristiwa kehilangan ibu atau bapak tidak akan menenggelamkan anak-anak secara berlarut-larut. Sudah barang tentu rasa kesepian, kekecewaan, kebingungan, rasa bersalah dari ibu atau bapak yang ditinggal mati menjadi problem yang perlu dipecahkan oleh keluarga. Keluarga memiliki fungsi majemuk bagi terciptanya kehidupan sosial dalam masyarakat. Menurut Suhendi (2001:41) keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang direkat oleh ikatan darah, perkawinan, atau adopsi serta tinggal bersama. Dalam keluarga diatur hubungan antara anggota-anggotanya sehingga anggota keluarga mempunyai fungsi dan peran yang jelas. Dimana ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anaknya, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, perlindungan, dan pemberi rasa aman. Sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan mendidik anakanaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Selain itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. Jika dari salah satu itu tidak berjalan dengan baik, maka keluarga akan menjadi berantakan dan bahkan bisa menyebabkan perpecahan (perceraian). Pembagian tugas dalam keluarga atas perbedaan seksual di Indonesia masih berlaku, dimana kebanyakan wanita hanya bekerja di dalam rumah untuk memasak dan mengurus anak namun seiring dengan perubahan zaman banyak juga wanita yang kini bekerja di luar rumah dan tetap melaksanakan tugasnya dalam urusan domestik rumah tangga, sehingga ia akan memiliki beban ganda, sedang laki-laki bekerja di luar rumah untuk mencari nafkah dan bertanggung jawab penuh atas kehidupan ekonomi keluarganya. Salim (2008:186) mengatakan keluarga single parent seringkali barmasalah namun hal ini bukannya dikarenakan tidak adanya keberadaan ayah namun lebih pada masalah dalam memenuhi kebutuhan hidup yang kini hanya dibebankan salah satu orang saja. Dari pandangan tersebut tersirat bahwa pada keluarga yang memiliki ibu sebagai orangtua tunggal akan memunculkan permasalahan di bidang finansial karena perempuan kerap kali memiliki akses lapangan pekerjaan yang terbatas dalam dunia kerja dan masyarakat Seiring dengan perkembangan zaman setiap masyarakat pasti mengalami perubahan begitu pula dalam keluarga. Masalah benturan ekonomi, status sosial atau semakin tingginya biaya pendidikan anak bahkan perceraian, kematian, sakit ataupun kepergian jauh sehingga salah satu anggota keluarga tidak dapat memiliki komposisi tidak lengkap sehingga hanya memiliki seorang ayah atau seorang ibu bersama anak-anak. Kondisi ini disebut single parent yaitu orangtua tunggal yang memiliki tanggung jawab dalam pengasuhan anak dan pemenuhan kebutuhan ekonomi anak. Keberadaan ayah sangat penting bagi kehidupan anak dan sosialisasinya akan tidak lengkap apabila tokoh ayah tidak ada dalam sebuah keluarga, hal ini sesuai apa yang diutarakan oleh Ross de Parke (Dagun, 2002:12) bahwa faktor biologis yang membedakan peranan ayah dan ibu di dalam keluarga, yang menempatkan ayah sebagai tokoh sekunder dalam mendidik anak sedang ibu mendapat posisi yang tinggi dalam 2
5 perkembangan anak kini tidak dapat diterima lagi karena tokoh ayah tetap menempati posisi yang penting dalam pengasuhan dan perkembangan anak. Wawancara yang telah dilaksanakan di kediaman salah seorang orangtua tunggal yang bernama samaran (Ibu Ros dan Ibu Lily) yang telah berusia 61 dan 56 tahun yang bekerja sebagai penjahit dan bertani yang berasal dari Kelurahan Ulak Karang Selatan Kecamatan Padang Utara pada Jum at, 14 Agustus 2015 didapatkan hasil bahwa adanya orang tua tunggal yang mudah merasa berkecil hati, adanya orang tua tunggal yang mudah tersinggung, adanya orang tua tunggal yang belum mandiri dalam perekonomian, adanya orang tua tunggal yang belum mendapatkan pekerjaan tetap dan sulit menerima kenyataan kehilangan pasangan hidupnya sehingga secara psikologis orang tua tunggal tersebut belum siap untuk berperan ganda sebagai ibu atau ayah sekaligus menjadi kepala keluarga. Selain itu adanya orang tua tunggal yang belum bisa menyesuaikan diri di lingkungan sosial maupun di lingkungan keluarga setelah peristiwa kehilangan pasangan hidupnya. Beberapa masalah tersebut menjadi fokus masalah dalam penelitian ini, maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Penyesuaian Diri Orang Tua Tunggal. Untuk memfokuskan penelitian ini, maka peneliti memfokuskan pada: 1. Penyesuaian diri orangtua tunggal dilihat dari aspek personal. 2. Penyesuaian diri orangtua tunggal dilihat dari aspek sosial. Berdasarkan fokus masalah yang dikemukakan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana penyesuaian diri orangtua tunggal? Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1. Penyesuaian diri orangtua tunggal dari aspek personal. 2. Penyesuaian diri orangtua tunggal dari aspek sosial. Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang diuraikan, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: 1. Orangtua tunggal, hasil penelitian dapat dijadikan masukan khususnya orangtua tunggal untuk terus berjuang tanpa lelah demi masa depan kehidupan yang lebih baik dan untuk buah hatinya. 2. Masyarakat, hasil penelitian memberikan informasi kepada masyarakat mengenai penyesuaian diri orang tua tunggal, yang perlu didukung secara mental dan spiritual. 3. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling, hasil penelitian ini dijadikan bahan rujukan dan dapat membekali mahasiswa mengenai penyesuaian diri orangtua tunggal. 4. Peneliti, dapat menambah pengetahuan dan wawasan khusus kepada peneliti sendiri untuk lebih peka dan memahami terjadinya realita sosial tentang perjuangan orang tua tunggal serta senantiasa mendukung dan memberikan cara pandang yang baru mengenai gerakan memperjuangkan atau mengurangi diskriminasi terhadap kaum perempuan. 5. Peneliti selanjutnya, memberikan dasar dan landasan peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan masalah tersebut. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Menurut Bungin (2007:13) penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, atau berbagai fenomena sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model dan tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun fenomena tertentu. Informan penelitian dalam penelitian ini ditentukan setelah peneliti menetapkan informan kunci ( key informants ) dan selanjutnya dari informan kunci ditetapkan informan berikutnya. Yang akan menjadi informan penelitian ini adalah dua orang tua tunggal di Kelurahan Ulak Karang Selatan Kecamatan Padang Utara. Peneliti juga menggunakan informan tambahan yaitu saudara, kerabat, dan tetangga dari orang tua tua tunggal. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa wawancara. Menjamin keabsahan data dan kepercayaan data penelitian yang peneliti peroleh dapat dilakukan dengan cara, yaitu; 1) kepercayaan (credibility), 2) keteralihan ( transferability), 3) dapat dipercaya ( depenability). Data ini diuji dengan melakukan triangulasi dan mengadakan membercheck, setelah itu dianalisis dengan 3 tahap; 1) reduksi data (data reduction), 2) penyajian data (data display), dan 3) penarikan kesimpulan (conclution drawing/verification). 3
6 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Penyesuaian Diri Orang Tua Tunggal dilihat dari Aspek Personal a. Ibu Ros (nama samaran) Temuan yang peneliti dapatkan tentang penyesuaian diri orang tua tunggal dari aspek personal yang dimiliki oleh Ibu Ros yaitu belum bisa menerima kenyataan kehilangan pasangannya, dalam keluarga Ibu Ros mampu untuk menyesuaikan diri dengan baik, baik sebagai Ibu untuk anaknya dan sebagai pencari nafkah untuk terpenuhinya kebutuhan keluarga. Setidaknya Ibu Ros mencoba untuk bangkit dari kesedihannya atas kehilangan pasangan hidup yang selama ini selalu ada berbagi suka dan duka kehidupan, dengan itu Ibu Ros mampu menyesuaikan dirinya sebagai orang tua tunggal dengan baik untuk keluarganya, dengan itu Ibu Ros lebih percaya diri melakukan kegiatannya sehari-hari sebagai orang tua tunggal bagi keluarganya. b. Ibu Lily (nama samaran) Temuan yang peneliti dapatkan tentang penyesuaian diri orang tua tunggal dari aspek personal yang dimiliki Ibu Lily yaitu belum bisa menerima kehilangan suaminya yang begitu cepat, tetapi Ibu Lily mampu menyesuaikan diri dengan keluarganya dan mampu memenuhi kebutuhan anaknya. Ibu Lily setidaknya telah berusaha dengan baik menerima kenyataan bahwa statusnya saat ini sebagai orang tua tunggal untuk anaknya dan menjadi Ibu yang bertanggung jawab bagi keluarga dalam memenuhi kebutuhan keluarganya, dengan itu Ibu Lily lebih bersemangat lagi menjalankan kehidupannya sehari-hari dan melakukan tugasnya sebagai orang tua tunggal dengan hati senang. Sesuai dengan pendapat Fatimah (2006:207) Penyesuaian pribadi adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Ia menyadari sepenuhnya siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dan bertindak obyektif sesuai dengan kondisi dirinya tersebut. 2. Penyesuaian Diri Orang Tua Tunggal dilihat dari Aspek Sosial a. Ibu Ros (nama samaran) Berdasarkan temuan yang peneliti dapatkan tentang penyesuaian diri orang tua tunggal dari aspek sosial yang dimiliki Ibu Ros yaitu mampu menyesuaikan diri dengan keluarganya namun tidak dengan keluarga pasangannya. Ibu Ros cenderung menarik diri dan membatasi kegiatan kemasyarakatannya. Ibu Ros telah berusaha untuk menjadi yang terbaik bagi anaknya dan keluarganya seperti memberikan kasih sayang kepada anaknya dan selalu bertanya apa saja yang dilakukan anaknya setelah pulang sekolah. Ibu Ros terbuka dengan keluarga pasangannya seperti meminta anaknya untuk berkunjung ke rumah keluarga Ayahnya jika ada waktu senggang, maupun dengan lingkungan masyarakat. Sehingga keluarga dan masyarakat mengerti dan lebih memahami hal-hal apa saja yang akan dilakukan dan tidak dilakukan, dengan demikian Ibu Ros lebih percaya diri lagi melakukan kegiatan sehari-harinya dalam kehidupan bermasyarakat baik berkomunikasi maupun interaksi sosial di lingkungannya. b. Ibu Lily (nama samaran) Temuan yang peneliti lakukan terkait tentang penyesuaian diri orang tua tunggal dari aspek sosial yang dimiliki Ibu Lily mampu menyesuaikan diri dengan keluarganya namun tidak dengan keluarga pasangannya, sedangkan dengan masyarakat Ibu Llily mampu menyesuaikan diri tetapi Ibu Lily membatasi kegiatan kemasyarakatannya. Ibu Lily berusaha untuk menjadi yang terbaik bagi anaknya dan keluarga, dan Ibu Lily menjaga talisilahturahmi dengan keluarga pasangannya maupun dengan lingkungan masyarakat. Sehingga keluarga dan masyarakat mengerti situasi dan kondisi yang dirasakan oleh Ibu Lily seorang orang tua tunggal, dengan itu Ibu Lily bisa mempererat talisilahturahmi dengan lingkungan sekitarnya dengan percaya diri 4
7 menjalankan kehidupannya dengan baik dalam lingkungan keluarga maupun dengan lingkungan masyarakatnya. Sesuai dengan pernyataan Fatimah (2006:207) penyesuaian sosial adalah kemauan untuk mematuhi norma-norma dan peraturan sosial kemasyarakatan. Proses penyesuaian sosial ini mengharuskan individu untuk mulai berkenalan dan mematuhi kaidah-kaidah dan peraturan-peraturan tersebut sehingga menjadi bagian dari pembentukan jiwa sosial pada dirinya dan menjadi pola tingkah laku kelompok. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan pada tanggal 2 Februari 2016 sampai 9 Februari 2016 tentang penyesuaian diri orang tua tunggal Studi Kasus di Kelurahan Ulak Karang Selatan Kecamatan Padang Utara maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penyesuaian diri orang tua tunggal dilihat dari aspek personal, adanya orang tua tunggal yang masih merasa kehilangan pasangan hidupnya membuat duka yang berlarut-larut. Namun orang tua tunggal bisa menyesuaikan diri dengan baik dalam memberikan perhatian pada anaknya dan terpenuhinya kebutuhan keluarga. 2. Penyesuaian diri orang tua tunggal dilihat dari aspek sosial, mengenai hubungan orang tua tunggal dengan keluarga dan masyarakat sangat baik namun ada orang tua tunggal yang membatasi kontak sosialnya dengan lingkungan masyarakat maupun dengan keluarga pasangannya. tugasnya sebagai orang tua tunggal dengan baik. 3. Masyarakat, peneliti mengharapkan kapada masyarakat agar lebih mendukung orang tua tunggal dalam menyesuaikan diri di lingkungan sosialnya. 4. Peneliti selanjutnya, diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan lebih dalam lagi mengenai penyesuaian diri orang tua dari aspek personal dan aspek sosial. KEPUSTAKAAN Balson, Maurice. (1993). Bagaimana Menjadi Orang Tua Yang Baik. Jakarta: Bumi Aksara. Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif. Kencana: Prenada Media Group. Dagun, Save. M. (2002). Psikologi Keluarga. Jakarta: Bhineka Cipta. Fatimah, Enung. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung: Punstaka Setia Salim, Agus Pengantar Sosiologi Mikro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suhendi. (2001). Pengantar Studi Sosiologi Keluarga. Bandung: PUSTAKA SETIA. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penelitian ini menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait sebagai berikut: 1. Orangtua tunggal, diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan masukan khususnya orangtua tunggal untuk terus berjuang tanpa lelah demi masa depan kehidupan yang lebih baik dan untuk buah hatinya dan lebih semangat lagi untuk bangkit agar tidak berlarut-larut dalam kesedihan atas kehilangan pasangan hidup. 2. Keluarga, diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan masukan bagi keluarga orang tua tunggal agar lebih memberikan dukungan dan merangkul orang tua tunggal supaya orang tua tunggal dapat menjalankan 5
PENYESUAIAN DIRI MENJADI SINGLE PARENT. Studi Kasus: Terhadap Janda di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya ARTIKEL E JURNAL
PENYESUAIAN DIRI MENJADI SINGLE PARENT Studi Kasus: Terhadap Janda di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya ARTIKEL E JURNAL YULIZA ANGGRAINI NPM. 10070051 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan suatu kelompok primer yang sangat erat. Yang dibentuk karena kebutuhan akan kasih sayang antara suami dan istri. (Khairuddin, 1985: 104).Secara historis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia di dunia yang berlainan jenis kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik antara satu dengan yang lainnya
Lebih terperinciOleh: Cici Fitri Rahayu* Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT
PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MEMBANTU PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI (Studi di SMK Negeri 4 Padang) Oleh: Cici Fitri Rahayu*
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KETERAMPILAN GURU BK DALAM MEMBERIKAN LAYANAN INFORMASI DI SMP N 1 PASAMAN
FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KETERAMPILAN GURU BK DALAM MEMBERIKAN LAYANAN INFORMASI DI SMP N 1 PASAMAN Wahyu Sahara 1, Fifi Yasmi 2,Citra Imelda Usman 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling STKIP
Lebih terperinciPROFIL KEHARMONISAN ORANG YANG MENIKAH DI USIA DINI DI KECAMATAN AIR DIKIT KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL
PROFIL KEHARMONISAN ORANG YANG MENIKAH DI USIA DINI DI KECAMATAN AIR DIKIT KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) Oleh: NELI LISNIATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam masyarakat yang terbentuk dari hubungan pernikahan laki-laki dan wanita untuk menciptakan
Lebih terperinciPEMBINAAN ORANG TUA TERHADAP ANAK TUNGGAL DI SMPN 3 PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN. Oleh: Silva Lestari. Asmaiwaty Arief Nofrita ABSTRACT
PEMBINAAN ORANG TUA TERHADAP ANAK TUNGGAL DI SMPN 3 PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Silva Lestari Asmaiwaty Arief Nofrita Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota keluarganya yang meliputi kebutuhan fisik (makan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap manusia diciptakan secara berpasang-pasangan. Hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap manusia diciptakan secara berpasang-pasangan. Hal ini di jelaskan dalam Al-Qur an : Kami telah menjadikan kalian berpasang-pasangan (QS.
Lebih terperinciPEMECAHAN MASALAH PADA WANITA SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL S K R I P S I
PEMECAHAN MASALAH PADA WANITA SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL S K R I P S I Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun oleh: ARTANTO RIDHO LAKSONO F 100
Lebih terperinciSTRATEGI COPING IBU DALAM MENJALANI PERAN SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL SKRIPSI
STRATEGI COPING IBU DALAM MENJALANI PERAN SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL SKRIPSI Disusun guna memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : Noorfi Kisworowati F 100 050 234
Lebih terperinciPEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN
PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Fauzil Husnah Mahasiswa Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia dihadapkan dengan berbagai konteks komunikasi yang berbeda-beda. Salah satu konteks komunikasi yang paling sering dihadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi reproduksi dan memberikan perlindungan kepada anggota keluarga dalam masyarakat. Keluarga
Lebih terperinciBENTUK KOMUNIKASI IBU DENGAN ANAK TUNA GRAHITA DI KELURAHAN BINUANG KAMPUNG DALAM KECAMATAN PAUH KOTA PADANG ABSTRACT
1 BENTUK KOMUNIKASI IBU DENGAN ANAK TUNA GRAHITA DI KELURAHAN BINUANG KAMPUNG DALAM KECAMATAN PAUH KOTA PADANG Servi Yona Pratiwi 1,Ahmad Zaini 2,Septya Suarja 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perempuan single parent adalah perempuan yang telah bercerai dengan pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi, membimbing, dan merawat
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PEMANFAATAN HASIL ALAT UNGKAP MASALAH (AUM) OLEH GURU BK DI SMP NEGERI DAN SWASTA DI KECAMATAN PADANG UTARA KOTA PADANG
EFEKTIVITAS PEMANFAATAN HASIL ALAT UNGKAP MASALAH (AUM) OLEH GURU BK DI SMP NEGERI DAN SWASTA DI KECAMATAN PADANG UTARA KOTA PADANG Oleh: Kurnia Dewi Putri Mahasiswa program studi BK STKIP PGRI Sumatera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlepas dari proses interaksi sosial. Soerjono Soekanto (1986) mengutip
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari tidak akan terlepas dari proses interaksi sosial. Soerjono Soekanto (1986) mengutip definisi Gillian dan
Lebih terperinciPROFIL PERMASALAHAN YANG DIALAMI LANSIA DI RT.1 RW.1 KELURAHAN ANDALAS KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG ARTIKEL E JURNAL
PROFIL PERMASALAHAN YANG DIALAMI LANSIA DI RT.1 RW.1 KELURAHAN ANDALAS KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG ARTIKEL E JURNAL HERAYANI NPM: 10060141 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada hakikatnya adalah mahkluk sosial dan mahkluk pribadi. Manusia sebagai mahluk sosial akan berinteraksi dengan lingkungannya dan tidak dapat hidup sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelompok yang disebut keluarga (Turner & Helmes dalam Sarwono & Weinarno,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menikah dan memiliki anak adalah salah satu fase yang dialami dalam kehidupan dewasa awal. Alasan utama untuk melakukan pernikahan adalah adanya cinta dan komitmen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Perkawinan merupakan salah satu titik permulaan dari misteri
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Perkawinan merupakan salah satu titik permulaan dari misteri kehidupan. Komitmen laki-laki dan perempuan untuk menjalani sebagian kecil
Lebih terperinciKENDALA GURU BK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG
KENDALA GURU BK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG Oleh: Zulni Yelfita Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Background of this research
Lebih terperinciKeyword: Social Support, Counselor School, Deaf Students
1 DUKUNGAN SOSIAL GURU BK PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU DI SMK NEGERI 6 PADANG Okta Wilda 1, Rahma Wira Nita 2, Triyono 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan konseling STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Keluarga adalah institusi pertama yang dibangun, ditetapkan dan diberkati Allah. Di dalam institusi keluarga itulah ada suatu persekutuan yang hidup yang
Lebih terperinciPROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL
PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL Oleh : MARDIANSYAH NIM. 11060308 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN
Lebih terperinciSM, 2015 PROFIL PENERIMAAN DIRI PADA REMAJA YANG TINGGAL DENGAN ORANG TUA TUNGGAL BESERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHINYA
1 BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Masalah Pada tahun 1980-an di Amerika setidaknya 50 persen individu yang lahir menghabiskan sebagian masa remajanya pada keluarga dengan orangtua tunggal dengan pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumah, mengurus, mendidik, dan mengasuh anak.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, keluarga mempunyai dua sosok penanggung jawab dalam segala hal yang berkaitan dengan keberlangsungan rumah tangga. Sosok ayah sebagai kepala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Setiap manusia dalam perkembangan hidupnya akan mengalami banyak perubahan di mana ia harus menyelesaikan tugastugas perkembangan, dari lahir, masa kanak-kanak, masa
Lebih terperinciHAMBATAN YANG DIHADAPI OLEH GURU BK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMPN 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL
HAMBATAN YANG DIHADAPI OLEH GURU BK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMPN 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL Oleh: SUSI SUSANTI NPM: 12060191 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Obor Indonesia, 1999, p Jane Cary Peck, Wanita dan Keluarga Kepenuhan Jati Diri dalam Perkawinan dan Keluarga, Yogyakarta:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pada dasarnya setiap orang memiliki suatu gambaran tentang keluarga dan keluarga harmonis. Keluarga merupakan sistem sosial dari hubungan utama, yang memungkinkan
Lebih terperinciPROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh:
PROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh: Novrisa Putria Gusti Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK This research was motivated by
Lebih terperinciPERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK MENENTUKAN JURUSAN KE PERGURUAN TINGGI DI KELAS XII SMAN 2 KOTA PADANG PANJANG
PERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK MENENTUKAN JURUSAN KE PERGURUAN TINGGI DI KELAS XII SMAN 2 KOTA PADANG PANJANG Refki Linaldi 1, Fitria Kasih 2, Yasrial Chandra 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan jenjang awal pembentukan masyarakat, dari suatu parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di dalamnya akan lahir
Lebih terperinciProfil Peserta Didik Slow Learner dan Implikasinya Pada Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMPN 18 Padang ABSTRACT
1 Profil Peserta Didik Slow Learner dan Implikasinya Pada Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMPN 18 Padang Riza Hasan 1, Rahma Wira Nita 2, Yasrial Chandra 2 1 Mahasiswa Program Bimbingan dan Konseling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk kerjasama kehidupan antara pria dan wanita di dalam masyarakat. Perkawinan betujuan untuk mengumumkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang pernikahan menyatakan bahwa pernikahan adalah: berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) Nomor 1 tahin 1974 pasal 1 tentang pernikahan menyatakan bahwa pernikahan adalah: Ikatan lahir dan batin antara seorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki berbagai keinginan yang diharapkan dapat diwujudkan bersama-sama,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Impian setiap pasangan adalah membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Dalam menjalani rumah tangga setiap pasangan pasti memiliki berbagai keinginan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manusia sejak awal kelahirannya adalah sebagai mahluk sosial (ditengah keluarganya). Mahluk yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahkan kalau bisa untuk selama-lamanya dan bertahan dalam menjalin suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Setiap orang tentu ingin hidup dengan pasangannya selama mungkin, bahkan kalau bisa untuk selama-lamanya dan bertahan dalam menjalin suatu hubungan. Ketika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Masalah Emansipasi wanita telah memberikan semangat dan dorongan bagi kaum perempuan untuk tampil secara mandiri dalam mencapai segala impian, cita-cita dan memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era modern ini peran wanita sangat dibutuhkan dalam membangun perkembangan ekonomi maupun sektor lain dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan keluarga yang sejahtera, pastilah menjadi impian setiap orang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan keluarga yang sejahtera, pastilah menjadi impian setiap orang. Merasa nyaman, diterima, dipercaya dalam keluarga dan yang terpenting, keluarga bisa menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keluarga juga tempat dimana anak diajarkan paling awal untuk bergaul dengan orang lain.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan suatu tempat dimana anak bersosialisasi paling awal, keluarga juga tempat dimana anak diajarkan paling awal untuk bergaul dengan orang lain. Keluarga
Lebih terperinciPROFIL PERMASALAHAN SUAMI ISTRI YANG BELUM MEMILIKI KETURUNAN DI KELURAHAN SUNGAI SAPIH KOTA PADANG. Oleh:
PROFIL PERMASALAHAN SUAMI ISTRI YANG BELUM MEMILIKI KETURUNAN DI KELURAHAN SUNGAI SAPIH KOTA PADANG Oleh: Sumita Sari* Dra. Suheni, M.Pd.** Rici Kardo, M. Pd.** Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan
6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pernikahan 2.1.1. Pengertian Pernikahan Pernikahan merupakan suatu istilah yang tiap hari didengar atau dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan adalah nikah,
Lebih terperinciPERAN ORANG TUA DALAM PENERIMAAN DIRI REMAJA PENYANDANG CACAT FISIK DI NAGARI AIR BANGIS KECAMATAN SUNGAI BEREMAS KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACK
PERAN ORANG TUA DALAM PENERIMAAN DIRI REMAJA PENYANDANG CACAT FISIK DI NAGARI AIR BANGIS KECAMATAN SUNGAI BEREMAS KABUPATEN PASAMAN BARAT Oleh: Rafiqal Sadli * Fitria Kasih** Zulkifli** *Mahasiswa Bimbingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena orangtua tunggal beberapa dekade terakhir ini marak terjadi di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena orangtua tunggal beberapa dekade terakhir ini marak terjadi di berbagai Negara. Pada tahun 2005 di Inggris terdapat 1,9 juta orangtua tunggal dan 91% dari angka
Lebih terperinciKERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL
KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL SILVIA HAPPY NPM:11060213 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN
Lebih terperinciPROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI ASRAMA PUTRA SMAN 1 LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMAN
PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI ASRAMA PUTRA SMAN 1 LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMAN Fuji Fulanda 1, Ahmad Zaini 2, Citra Imelda Usman 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan konseling
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perilaku manusia dalam kehidupannya sehari-hari selalu dihadapkan dengan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku manusia dalam kehidupannya sehari-hari selalu dihadapkan dengan berbagai masalah. Masalah yang ada tersebut beranekaragam,mulai dari masalah yang sukar
Lebih terperinciPENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DI KELUARGA
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DI KELUARGA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa anggota keluarga
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB EMOSI NEGATIF PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN DI TAMPAT DURIAN KELURAHAN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG ABSTRACT
1 FAKTOR PENYEBAB EMOSI NEGATIF PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN DI TAMPAT DURIAN KELURAHAN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG Ritis Pupita Sari 1, Rahma Wira Nita 2, Yasrial Chandra 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengikuti mereka. Biasanya, pasangan yang bertahan lama dalam masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang wanita yang suaminya meninggal dunia, tentu tidak mudah menjalanikehidupan seorang diri tanpa pendamping. Wanita yang kehilangan pasangan merasa sulit
Lebih terperinciKEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI
KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : Dewi Sumpani F 100 010
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Gambaran umum pernikahan usia dini di Jawa Barat menurut Kepala seksi advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Santoso (dalam BKKBN) mengatakan,
Lebih terperinciSTATUS HUKUM ISTERI DARI PERKAWINAN SIRI YANG DICERAIKAN MELALUI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS) DITINJAU DARI HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA.
STATUS HUKUM ISTERI DARI PERKAWINAN SIRI YANG DICERAIKAN MELALUI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS) DITINJAU DARI HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA Oleh Ade Ezra Efendi Walenta Ibrahim R Hukum Bisnis Fakultas Hukum
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI 5.1. Simpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada bab sebelumnya, pada bagian ini peneliti akan mengemukakan simpulan hasil penelitian mengenai cerai
Lebih terperinci/4-* u76'll;"17! Atu ^{L,rwt, tsln-r L ,[,.* ANTIKEL
PERSEPSI ORANGTUA TBNTANG STUDI I"ANJUT KE PERGURUAII TINGGI BAGI ANAK DILIHAT I}ARI PERAN GEA{DER DI DESA IBUL KECAMATAN PUCUK RANTAU KUAIYTADi SINGINGI ANTIKEL I Atu ^{L,rwt, tsln-r L,[,.* /4-* u76'll;"17!.li
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah Manusia dalam proses perkembangan untuk meneruskan jenisnya membutuhkan pasangan hidup yang dapat memberikan keturunan sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia diciptakan pastilah memiliki sebuah keluarga, baik keluarga kecil maupun keluarga besar dan keluarga merupakan bagian terkecil dari masyarakat yang mana
Lebih terperinciNur Isma Pendidikan Sosiologi FIS-UNM
PERANAN ORANG TUA TUNGGAL (SINGLE PARENT) DALAM PENDIDIKAN MORAL ANAK (STUDI KASUS DELAPAN ORANG AYAH DI DESA SONGING KECAMATAN SINJAI SELATAN KABUPATEN SINJAI) Nur Isma Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK
Lebih terperinciPROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG
PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG By: Didi Volanda * Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd.,Kons ** Fifi Yasmi, S,Pd, I.,M.Pd ** Program Bimbingan dan Konseling, STKIP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah salah satu individu yang menjadi bagian dari ciptaan-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah salah satu individu yang menjadi bagian dari ciptaan- Nya. Dalam kehidupan ini secara alamiah manusia mempunyai daya tarik menarik antara satu individu
Lebih terperinciMENGATASI KONFLIK RUMAH TANGGA (STUDI BK KELUARGA)
GUIDENA, Vol.1, No.1, September 2011 MENGATASI KONFLIK RUMAH TANGGA (STUDI BK KELUARGA) Nurul Atieka Universitas Muhammadiyah Metro PENDAHULUAN Semua orang dalam membina keluarga, menginginkan keluarga
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. perhatian penuh kasih sayang kepada anaknya (Soetjiningsih, 1995). Peran
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Peran Orang Tua 2.1.1. Definisi Peran Orang Tua Qiami (2003) menjelaskan bahwa orangtua adalah unsur pokok dalam pendidikan dan memainkan peran penting dan terbesar dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. istri, dengan atau tanpa anak. Sedangkan menurut Sumner dan Keller
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Keluarga Keluarga adalah ikatan yang sedikit banyak berlangsung lama antar suami istri, dengan atau tanpa anak. Sedangkan menurut Sumner dan Keller merumuskan keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Ayah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Ayah dan ibu berperan sebagai orangtua bagi anak-anaknya. Namun, dalam kehidupan nyata sering dijumpai
Lebih terperinciAni Yunita, S.H.M.H. Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Ani Yunita, S.H.M.H. Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Persoalan nikah bukanlah persoalan baru yang diperbincangkan publik, tetapi merupakan persoalan klasik yang telah dikaji sejak lama.
Lebih terperinciUPAYA GURU BK DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 25 PADANG ABSTRACT
UPAYA GURU BK DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 25 PADANG Merisa Pertiwi 1, Ahmad Zaini 2, Triyono 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan menjadi prioritas dalam hidup jika seseorang sudah berada di usia yang cukup matang dan mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. insan manusia pria dan wanita dalam satu ikatan suci dengan limpahan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkawinan merupakan suatu peristiwa penting yang dialami dua insan manusia pria dan wanita dalam satu ikatan suci dengan limpahan dari karunia Tuhan Yang Maha Esa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan perkawinan sebagaimana tercantum dalam Undangundang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan perkawinan sebagaimana tercantum dalam Undangundang Perkawinan No. 1 Tahun 1974, membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal, berdasarkan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENGENAAN TARIF AKAD NIKAH NASKAH PUBLIKASI. derajat S-I Program Studi Pendidikan. Pancasila dan Kewarganegaraan
IMPLEMENTASI PENGENAAN TARIF AKAD NIKAH (Studi Kasus Penyelenggaraan Pernikahan di KUA Kec. Mantingan Kab. Ngawi dalam Perspektif Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2014) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bernilai, penting, penerus bangsa. Pada kenyataannya, tatanan dunia dan perilaku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Realitas keadaan anak di muka peta dunia ini masih belum menggembirakan. Nasib mereka belum seindah ungkapan verbal yang kerap kali memposisikan anak bernilai,
Lebih terperinciBAB III OBJEK PENELITIAN. primitif dan masyarakat modern. Dahulu keluarga (keluarga inti) merupakan
BAB III OBJEK PENELITIAN 3. 1 Pengertian Single Parent dan Masalahnya Keluarga merupakan unit terkecil dalam sendi masyarakat. Ada perbedaan yang lumayan mencolok mengenai definisi sebuah keluarga pada
Lebih terperinciSOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT )
SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ) Dewifebrina 1 Dra. Fachrina,M.Si 2 Erningsih,S.Sos 3 Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Hasil Presentase Pernikahan Dini di Pedesaan dan Perkotaan. Angka Pernikahan di Indonesia BKKBN (2012)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka pernikahan dini di Indonesia terus meningkat setiap tahunya. Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN (2012), menyatakan bahwa angka pernikahan
Lebih terperinciPERSEPSI SUAMI ISTRI TERHADAP PERBEDAAN PENGHASILAN PADA KELUARGA PETANI DI DESA MONGAN POULA KECAMATAN SIBERUT UTARA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
PERSEPSI SUAMI ISTRI TERHADAP PERBEDAAN PENGHASILAN PADA KELUARGA PETANI DI DESA MONGAN POULA KECAMATAN SIBERUT UTARA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI ARTIKEL NOVIRA MUDAHAR NPM: 09070064 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Panti sosial asuhan anak menurut Departemen Sosial Republik Indonesia (2004:4) adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sudah jadi kodrat alam bahwa manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah jadi kodrat alam bahwa manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu mempunyai kecenderungan untuk hidup bersama dengan manusia lainnya dalam suatu pergaulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam membangun hidup berumah tangga perjalanannya pasti akan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam membangun hidup berumah tangga perjalanannya pasti akan menjumpai berbagai permasalahan kecil ataupun besar sedikit ataupun banyak. Permasalahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan orang lain untuk melengkapi kehidupannya. Proses pernikahan menjadi salah satu upaya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan, perubahanperubahan pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang wajar, oleh karena setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam realita. kehidupan umat manusia. Perseorangan maupun kelompok.
1 BAB I PENDAHULUAN Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam realita kehidupan umat manusia. Perseorangan maupun kelompok. Dengan jalan perkawinan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan terjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keluarga adalah sekelompok individu yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Keluarga adalah sekelompok individu yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang terikat dalam perkawinan yang sah. Dalam kehidupan bermasyarakat,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu proses berkelanjutan dalam kehidupan yang ditandai dengan berbagai perubahan ke arah penurunan. Problematika yang harus dihadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perceraian merupakan kata yang umum dan tidak asing lagi di telinga masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi trend, karena untuk menemukan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam Libertus, 2008). Keputusan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan dapat diartikan sebagai sebuah ikatan lahir batin seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
Lebih terperinciPROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL
PROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan adalah sebuah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Setiap makhluk hidup didunia memiliki keinginan untuk saling berinteraksi. Interaksi social yang biasa disebut dengan proses sosial merupakan syarat utama terjadinya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penyesuaian Perkawinan 1. Pengertian Penyesuaian Perkawinan Konsep penyesuaian perkawinan menuntut kesediaan dua individu untuk mengakomodasikan berbagai kebutuhan, keinginan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk kebahagiaan dirinya dan memikirkan wali untuk anaknya jika kelak
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Selama 10 tahun saya menjanda, tidak ada pikiran untuk menikah lagi, karena pengalaman yang tidak menyenangkan dengan perkawinan saya. Tapi anak sudah besar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkawinan pria dan wanita. Menurut data statistik yang didapat dari BKKBN,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang pasti menginginkan memiliki keluarga yang bahagia. Menurut Sigmund Freud, pada dasarnya keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB KURANG LANCARNYA REMAJA AWAL DALAM MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN DI SMP NEGERI 25 PADANG JURNAL
FAKTOR PENYEBAB KURANG LANCARNYA REMAJA AWAL DALAM MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN DI SMP NEGERI 25 PADANG JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini sering terjadi di belahan bumi manapun dan terjadi kapanpun. Pernikahan itu sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Duvall & Miller (1985) pernikahan bukan semata-mata legalisasi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Duvall & Miller (1985) pernikahan bukan semata-mata legalisasi, dari kehidupan bersama antara seorang laki-laki dan perempuan tetapi lebih dari itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekuatan seseorang dalam menghadapi kehidupan di dunia ini berawal dari keluarga. Keluarga merupakan masyarakat terkecil yang sangat penting dalam membentuk
Lebih terperinci