PROFIL KEHARMONISAN ORANG YANG MENIKAH DI USIA DINI DI KECAMATAN AIR DIKIT KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL

Transkripsi

1 PROFIL KEHARMONISAN ORANG YANG MENIKAH DI USIA DINI DI KECAMATAN AIR DIKIT KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) Oleh: NELI LISNIATI NPM PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014

2 Profil Keharmonisan Orang yang Menikah di Usia Dini Di Kecamatan Air Dikit Kabupaten Mukomuko Oleh: Neli Lisniati Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The family harmonic is a condition of family which is is completed where created the life which give warm condition, full of love give safe feel and peaceful and also same purpose so that can make a kid can grow well. The purpose of this researchl was to described: the harmonic people who got married in early age in Kecamatan Air Dikit Kabupaten Mukomuko seen from (1) Understanding, (2) Appreciate each other (3) loving each other (4) Accepting (5) Trusting.. The result stated that : (1) the harmonic of people who got mar ried in early age see from (1) Understanding each other in category harmonic (2) Appreciate is in very harmonic (3) L oving each other is harmonic enough (4) Accepting is in harmonic enough (5) T rusting is in harmonic enough. Based on this research, it s recommended to people especially teenager not to do early age married and to parent not to easily give permission to them to get married in early age. Keywords : Harmony, family, early age married A. Latar Belakang Masalah Sejak dahulu kala bahkan sejak adanya manusia di muka bumi ini, telah dikenal adanya hubungan antara laki-laki dan perempuan yang kemudian mengadakan ikatan yang disebut dengan pernikahan. Walaupun cara dan bentuknya beragam mulai dari yang sangat sederhana sampai yang sangat maju dan diatur oleh Undang- undang atau peraturan negara. Tumbuhnya hubungan antara lakilaki dan perempuan yang dinamakan pernikahan itu adalah untuk memenuhi kebutuhan jasmani, kebutuhan rohani dan kebutuhan sosial manusia. Pernikahan yang dibentuk perlu memiliki syaratsyarat agar tujuan dari pernikahan itu tercapai, terbentuknya suatu pernikahan yang bertanggung jawab dan kebahagian lahir dan bathin. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-undang Pernikahan No 1 Tahun 1974 Pernikahan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia, kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Menurut Sudarso (Hasan, 2013:3) ditinjau dari segi agama pernikahan adalah suatu ikatan suci dan luhur antara seorang perempuan dan seorang laki-laki menjadi suami istri dan dihalalkan hubungan seksual dengan tujuan mencapai keluarga sakinah, penuh kasih, kebajikan dan saling menyantun. Ada beberapa hikmah yang terkandung dalam suatu perkawinan yaitu: menyalurkan naluri seksual secara sah dan benar, cara yang paling baik untuk mendapatkan anak dan mengembangkan keturunan secara sah, menyalurkan naluri kebapakan dan keibuan, memupuk rasa tanggung jawab dalam rangka memelihara dan mendidik anak-anak, sehingga memberi motivasi yang kuat bagi seseorang untuk membahagiakan orang-orang yang menjadi tanggung jawab, membagi tanggung jawab

3 antara suami dan istri, menyatukan dua keluarga besar. Pernikahan di bawah umur pada akhirnya dapat menyebabkan tingginya angka kelahiran. Hal tersebut dikarenakan wanita-wanita yang kawin di usia dini mempunyai masa subur yang lebih panjang, selain itu mereka yang melakukan perkawinan usia dini pada umumnya tidak mempunyai pendidikan dan keterampilan yang belum cukup, sehingga tidak mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan, maka dapat diperkirakan bahwa kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan sosial-ekonomi akan muncul yang pada akhirnya akan mempengaruhi keharmonisan keluarga. Dari sudut pandang kedokteran, pernikahan dini mempunyai dampak negatif bagi ibu maupun anak yang dilahirkan. Menurut para sosiolog, ditinjau dari sisi sosial, pernikahan dini dapat mengurangi harmonisasi kelarga. Hal ini disebabkan oleh emosi yang masih labil, gejolak darah muda dan cara pikir yang belum matang. Melihat pernikahan ini dari berbagai aspeknya memang mempunyai banyak dampak negatif. Oleh karenanya, pemerintah hanya mentolerir pernikahan diatas umur 19 untuk pria dan 16 tahun untuk wanita. Pernikahan usia dini juga akan menimbulkan persoalan dalam rumah tangga seperti pertengkaran, percekcokan, bentrokan antara suami istri sehingga menyebabkan keluarga tidak harmonis. Emosi yang belum terkontrol memungkinkan terjadi banyak pertengkaran dalam rumah tangga, dalam rumah tangga pertengkaran atau bentrokan itu hal biasa namun apabila berkelanjutan akan mengakibatkan suatu perceraian. Sugarda (2001:148) ada tiga dimensi yang perlu diperhatikan agar terciptanya cinta kasih dalam keluarga. 1. Dimensi kasih sayang, salah satunya adalah menerima kekurangan suami atau istri apa adanya. Dengan cara ini sebanyak apapun kekurangan yang dihadapi suami dan istri, hal itu tetap menyiratkan rasa kasih sayangnya. 2. Dimensi perhatian, dalam keluarga hal ini dapat terwujud dengan memberikan pujian, memenuhi pujian, dan mengistimewakannya. Pujian yang diberikan secara tepat dan tulus akan memberi efek yang jauh lebih baik dari pada kritikan. Selain merupakan penghargaan kepada orang yang mendapatkannya, pujian juga dapat menguatkan jalinan emosional suami istri. 3. Dimensi penghargaan, penghargaan terhadap pasangan merupakan strategi khusus dalam membina cinta kasih, setiap suami atau istri akan merasa dihargai apabila dipuji atau dibanggakan dihadapan orang lain. Hal ini akan lebih mudah jika kita memusatkan perhatian pada hal-hal positif yang dimilikinya Berdasarkan observasi penulis di Kecamatan Air Dikit Kabupaten Mukomuko, pada tanggal 10 Maret 2014, penulis melihat permasalahan-permasalahan yang timbul dalam keluarga yang menikah di usia dini seperti psikologis kedua pasangan yang belum matang, sehingga kedua pasangan belum siap untuk meninggalkan masa remajanya, tidak mempunyai pekerjaan hal ini menyebabkan tidak terpenuhi kebutuhan keluarga sehingga menyebabkan kedua pasangan masih bergantung kepada kedua orang tuanya, hal lain yang terjadi yaitu belum siapnya kedua pasangan menjadi orang tua sehingga tidak memiliki kesanggupan untuk memelihara dan mendidik anak-anaknya sehingga anak diasuh dan dirawat oleh orang tua. Hal-hal di atas tentu akan sangat mempengaruhi keharmonisan keluarga yang di bina terlebih lagi kedua pasangan yang tidak menyadari atau mengetahui kewajiban masing-masing. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di identifikasi sebagai berikut: 1. Remaja melakukan pernikahan di usia dini 2. Penyebab remaja melakukan pernikahan di usia dini 3. Orang yang menikah di usia dini belum memiliki keterampilan dan pendidikan yang baik 4. Orang yang menikah di usia dini lebih mengutamakan ego sendiri 5. Kedua pasangan belum siap untuk memelihara dan mendidik anak-anak 6. Orang yang menikah di usia dini tidak memiliki pekerjaan yang mapan

4 C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka penulisan ini dibatasi antara lain: 1. Keharmonisan dalam keluarga yang menikah di usia dini di lihat dari segi saling pengertian 2. Keharmonisan dalam keluarga yang saling menghargai 3. Keharmonisan dalam keluarga yang saling cinta dan mencintai 4. Keharmonisan dalam keluarga yang saling menerima 5. Keharmonisan dalam keluarga yang saling mempercayai D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah maka rumusan masalah dalam penulisan ini adalah Profil Keharmonisan Orang yang menikah di usia dini di Kecamatan Air Dikit Kabupaten Mukomuko. E. Tujuan Penelitian Tujuan penulisan yang hendak dicapai adalah untuk mendeskripsikan: 1. Keharmonisan orang yang menikah di Kabupaten Mukomuko di lihat dari segi saling pengertian 2. Keharmonisan orang yang menikah di F. Manfaat Penelitian Hasil akhir penulisan ini bermanfaat bagi: 1. Orang tua, yaitu dapat menambahpengetahuan mengenai usia dini. Selain itu diharapkan dapat menjadi masukkan bagi upaya preventif/pencegahan agar tidak menikahkan anak mereka di usia dini 2. Orang yang menikah di usia dini, dapat menambah wawasan mengenai pernikahan di usia dini dan mampu tetap menjaga keharmonisan keluarga mereka. 3. Sebagai bahan masukan dalam mengembangkan wawasan mahasiswa sebagai calon konselor melalui berbagai kegiatan pembinaan, mengarahkan mahasiswa kepada profesionalisme. saling menghargai 3. Keharmonisan orang yang menikah di saling cinta dan mencintai 4. Keharmonisan orang yang menikah di saling menerima 5. Keharmonisan orang yang menikah di saling mempercayai. G. Metodologi Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif. Menurut Yusuf (2005:87) penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi dan mencoba mnggambarkan secara detail. 1. Teknik Pengumpulan Data Agar memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa angket. 2. Teknik Analisis Data Data yang telah dikumpulkan seterusnya dianalisis secara deskriptif yaitu dengan menggunakan analisis deskriptif berupa formula persentase yang dikemukakan oleh Sudijono. 4. Peneliti berikutnya, sebagai bahan acuan dan pertimbangan dalam melakukan penelitian selanjutnya H. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil dan pembahasan yang penulis peroleh dari penelitian yang telah dilaksanakan tentang profil Kabupaten Mukomuko, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Keharmonisan orang yang menikah saling pengertian secara umum berada pada kategori harmonis dengan dengan nilai rata-rata 78%. 2. Keharmonisan orang yang menikah saling menghargai secara umum

5 berada pada kategori harmonis dengan nilai rata-rata 75%. 3. Keharmonisan orang yang menikah saling cinta dan mencintai berada pada kategori cukup harmonis dengan nilai rata-rata 52,5%. 4. Keharmonisan orang yang menikah saling menerima berada pada kategori cukup harmonis dengan nilai rata-rata 60% 5. Keharmonisan orang yang menikah saling mempercayai berada pada kategori cukup harmonis dengan nilai rata-rata 57% I. Saran Berdasarkan hasil penelitian penulis mengenai profil keharmonisan orang yang menikah di usia dini di Kecamatan Air Dikit Kabupaten Mukomuko, maka saran dari penulis sebagai berikut: 1. Diharapkan kepada setiap orang yang menikah di usia dini dapat menjaga keharmonisan dan kelanggengan keutuhan rumah tangganya sampai maut memisahkan. 2. Diharapkan kepada orang tua agar tidak mudah memberikan izin kepada anak untuk menikah di usia dini karena akan sangat mempengaruhi keharmonisan keluarga yang akan dibina nantinya. 3. Bagi pegawai KUA, agar lebih selektif lagi dalam memberikan izin perkawinan kepada pasangan yang akan menikah seperti usia saat akan menikah serta halhal lainnya yang dirasa sangat penting. 4. Penulis sendiri, dapat memperluas wawasan dan pengetahuan terhadap kehamonisan orang yang menikah di usia dini. Sebagai calon konselor agar dapat mempersiapkan diri terjun ke lapangan sebagai konselor yang profesional untuk mendalami usia dini dan dapat memberikan pengetahuan kepada remaja-remaja agar tidak melakukan pernikahan di usia dini. 5. Penulis selanjutnya, untuk jadi pedoman dan sumber ilmu pengetahuan dalam menambah wawasan untuk penulisan selanjutnya. Agar dapat dilanjutkan tentang profil keharmonisan orang yang menikah di usia dini dari aspek yang lain, maka semua permasalahan yang dialami remaja yang menikah di usia dini bisa terentaskan dengan baik. KEPUSTAKAAN Hapsari, Sri Bimbingan dan Konseling SMA. Jakarta: PT Grasindo. Hasan, Marwisni Psikologi dan Konseling Keluarga. Padang: FIP UNP. Sugarda, Tarya Pengantar Studi Sosiologi Keluarga. Bandung: CV Pustaka Setia. Syarifuddin, Amir Hukum Pernikahan Islam di Indonesia. Jakarta: Prenada Media Yusuf A. Muri Metode Penelitian. Padang: UNP Press