DI UD. EVIA CRAFTNPRODUCTION BANTUL YOGYAKARTA.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DI UD. EVIA CRAFTNPRODUCTION BANTUL YOGYAKARTA."

Transkripsi

1 LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI UD. EVIA CRAFTNPRODUCTION BANTUL YOGYAKARTA. Oleh: Afen Setiawan NIM : PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2016

2 HALAMAN PENGESAHAN Judul laporan PKL : Laporan Praktik Kerja Lapang (PKL) Di UD. Evia Craft Production Bantul Yogyakarta. Nama : Afen Setiawan NIM : Program Studi Jurusan : Teknologi Hasil Hutan : Teknologi Pertanian Pembimbing, Penguji I, Penguji II, Ir. Andi Yusuf, MP NIP Eva Nurmarini, S.Hut, MP NIP Dr. Ir. F. Dwi Joko Priyono, MP NIP Menyetujui/Mengesahkan, Ketua Program Studi Teknologi Hasil Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Eva Nurmarini, S.Hut, MP NIP Lulus pada tanggal :

3 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang selalu melimpahkan rahmat dan kasih-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Praktik Kerja Lapang ini. Penulis menyadari sepenuhnya dari segi teknis penulisan dan uji materi penulisan masih sangat jauh dari kesempurnaan dan juga penulis menyadari bahwa masih terbatasnya kemampuan yang dimiliki. Hal yang wajar jika dalam penyelesaian Laporan Praktik Kerja Lapang (PKL) ini masih banyak mengalami hambatan dan masalah. Namun berkat bimbingan dan petunjuk serta dorongan dari berbagai pihak, sehingga Laporan Praktik Kerja Lapang ini dapat terselesaikan. Untuk itu maka dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Ayah dan Ibunda tercinta yang telah mengasuh dan memberikan bantuan yang sangat berharga kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat waktu. 2. Bapak Suwardi selaku pemilik perusahaan dan rekan kerja di UD. Evia Craft Production yang tidak dapat disebutkan satu persatu, dimana sudah banyak memberikan pengalaman serta wawasan baru terutama tentang cara berfikir kritis dan mampu memberikan solusi terhadap kendala yang dihadapi suatu perusahaan. 3. Dosen Pembimbing, yaitu Bapak Ir. Andi Yusuf, MP yang telah membimbing dan memberikan saran sehingga membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan laporan ini. 4. Dosen Penguji, yaitu Ibu Eva Nurmarini, S.Hut, MP dan Bapak Dr. Ir. F. Dwi Joko Priyono, MP yang telah banyak memberikan saran untuk kesempurnaan laporan ini. 5. Ketua Program Studi Teknologi Hasil Hutan, yaitu Ibu Eva Nurmarini, S.Hut, MP 6. Ketua Jurusan Teknologi Pertanian, yaitu Bapak Hamka, S.TP.,MP.,M.Sc 7. Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, yaitu Bapak Ir. Hasanudin, MP

4 8. Para Staf pengajar, administrasi dan PLP di Program Studi Teknologi Hasil Hutan. Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan oleh karena itu berbagai saran beserta kritik akan sangat membantu dalam penyempurnaan laporan ini. Penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat serta pengetahuan baru untuk adik-adik tingkat dan umumnya bagi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda serta terlebih khusus bagi Program Studi Teknologi Hasil Hutan. Samarinda, Mei 2016 Penulis

5 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan Praktik Kerja Lapang (PKL)... 2 C. Hasil Yang Diharapkan... 2 II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN... 4 A. Tinjauan Umum Perusahaan... 4 B. Manajemen Perusahaan... 5 C. Lokasi dan Waktu Kegiatan Praktik Kerja Lapang... 7 III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG... 8 A. Persiapan Bahan Baku Penggergajian... 8 a. Tujuan... 8 b. Dasar Teori... 8 c. Alat dan Bahan... 8 d. Prosedur Kerja... 8 e. Hasil yang dicapai... 8 f. Pembahasan Pengawetan... 9 a. Tujuan... 9 b. Dasar Teori... 9 c. Alat dan Bahan... 9 d. Prosedur Kerja e Hasil yang dicapai f. Pembahasan Pengeringan a. Tujuan b. Dasar Teori c. Alat dan Bahan d. Prosedur Kerja e. Hasil Yang dicapai f. Pembahasan B. Pengolahan Pembentukan a. Tujuan b. Dasar Teori ii iv ix x xi

6 c. Alat dan Bahan d. Prosedur Kerja e. Hasil yang dicapai f. Pembahasan Pembubutan a. Tujuan b. Dasar teori c. Alat dan bahan d. Prosedur kerja e. Hasil yang dicapai f. Pembahasan Penghalusan a. Tujuan e. Hasil yang Dicapai f Penghalusan a b c d e. Hasil yang dicapai f Perangkaian a. Tujuan b. Dasar c d e f C. Finishing Pemberian Filler a. Tujuan b. DasarTeori c. Alat dan Bahan d. Prosedur Kerja e. Hasil yang Dicapai f. Pembahasan Pendempulan a. Tujuan b. Dasar Teori c. Alat dan Bahan d. Prosedur Kerja e. Hasil yang Dicapai f. Pembahasan Pengamplasan a. Tujuan b. Dasar Teori v

7 c. Alat dan Bahan d. Prosedur Kerja e. Hasil yang Dicapai f. Pembahasan Sanding Sealer a. Tujuan b. Dasar Teori c. Alat dan Bahan d. Prosedur Kerja e. Hasil yang Dicapai f. Pembahasan Pendempulan a. Tujuan b. Dasar Teori c. Alat dan Bahan d. Prosedur Kerja e. Hasil yang dicapai f. Pembahasan Pengamplasan a. Tujuan b. Dasar teori c. Alat dan bahan d. Prosedur kerja e. Hasil yang dicapai f. Pembahasan Sanding Sealer a. Tujuan e. Hasil yang Dicapai f Pengamplasan d e. Hasil yang dicapai f Pewarnaan a. Tujuan f Clear / Coating c. Alat vi

8 vii e. Hasil yang dicapai C. Pengepakan Pengepakan a. Tujuan e. Hasil IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 36

9 viii DAFTAR TABEL Nomor Tubuh utama Halaman 1. Daftar Jumlah Karyawan UD. Evia Craft Production... 5

10 ix DAFTAR GAMBAR Nomor Tubuh utama Halaman 1. Plakat Penghargaan dan Dudukan Piala Tempat Lilin Dan Nampan Plakat Penghargaan Tugu Pedang Plakat Penghargaan Tugu Layar Kotak Lampiran Nomor Tubuh utama Halaman 1. Struktur Organisasi UD. Evia Craft Production Lay Out Proses Produksi UD. Evia Craft Production Pembelian kayu gelondong Proses pembelahan kayu Proses pemberian bahan pengawet Proses memasukan kayu kedalam bak Proses menyerut pinggiran kayu Proses membelah kayu gergajian Proses menyerut permukaan kayu Proses pemotongan sesuai ukuran Panjang produk Proses pembuatan pola Proses membentuk kayu dengan mesin jigsaw Proses pemberian profile Proses pembubutan kayu Proses mengamplasan sisi kayu Proses mengamplas permukaan kayu... 45

11 x 17. Proses menyatukan bodi dan dudukan Proses pemberian filler Proses pendempulan proses pengamplasan produk mentah Proses penyemprotan Sanding sealer Proses pemberian warna kayu Proses pemberian Clear Proses Pengepakan... 49

12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerajinan (handycraft) memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi handycraft tidak hanya digunakan untuk skala pemakaian dalam rumah tangga tetapi sudah mulai masuk industri dan diekspor ke luar negeri. Untuk mengantisipasi tuntutan atau kebutuhan serta kemajuan di masa yang akan datang, maka diperlukan upaya pembangunan industri handycraft yang terampil dan berinovasi baik yang memiliki skala produksi besar, menengah ataupun skala kecil (home industry). Bahan baku kayu sudah semakin berkurang sehingga banyak pabrikpabrik kayu telah ditutup dan dikarenakan bahan baku tidak lagi mampu mencukupi kebutuhan produksi, hanya sedikit perusahaan yang mampu bertahan. Keadaan ini menyebabkan industri perkayuan tidak lagi dapat diharapkan untuk mendukung perekonomian seperti dahulu. Bahkan beberapa pabrik tidak lagi bisa menerima mahasiswa untuk melaksanakan PKL di perusahaannya. Akan tetapi peluang lain masih terbuka lebar dari sektor industri kerajinan, karena bahan bahan baku bisa dari kayu dalam jumlah kecil, limbah kayu, dan bahan kayu dari limbah non kayu. Kegiatan PKL yang dilaksanakan pada semester akhir merupakan salah satu rangkaian utama pelaksanaan pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Kegiatan PKL dimaksudkan agar para mahasiswa mendapatkan pengalaman yang lebih nyata dalam dunia kerja bahkan boleh menjadi gambaran untuk membuka peluang usaha baru untuk masa-masa setelah selesai kuliah.

13 2 Produk kerajinan merupan salah satu peluang usaha yang selalu berkembang sehingga pengetahuan tentang proses pembuatan produk produk kerajinan menjadi begitu penting dan menarik untuk dipelajari dengan tetap disesuaikan dengan disiplin ilmu yang telah dipelajari sehingga mahasiswa mendapatkan pengalaman dan pengertian sesuai dengan bidang keahliannya. Usaha dagang (UD) Evia Craft Production Bantul Yogyakarta merupakan usaha perdagangan yang tujuannya mendapatkan keuntungan dan mengembangkan produk kerajianan. Dengan pengalaman PKL di UD Evia Craft Production ini diharapkan para mahasiswa mampu mengaitkan antar pengetahuan akademik teknologi hasil hutan dengan pengetahuan praktis tentang kerajinan dan mampu menghimpun data mengenai suatu kajian pokok dalam bidang keahliannya. B. Tujuan Praktik Kerja Lapang (PKL) Tujuan dari pelaksanaan kegiatan praktik kerja lapang ini adalah agar mahasiswa lebih memahami prinsip kerja kegiatan industri kerajinan kayu solid dan industri kerajinan kayu lainnya, memiliki pengetahuan teknis dan keterampilan praktis tertentu, pengetahuan untuk menambah kepercayaan diri, melatih menggunakan daya nalar terhadap kegiatan di lapangan, disamping itu juga memahami penggunaan alat sarana yang lainnya dalam tahapan industri kerajinan kayu. C. Hasil yang Diharapkan Diharapkan setelah mahasiswa selesai melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL) ini dapat menambah pengalaman dan memperluas ilmu pengetahuan, juga dimaksudkan agar mahasiswa dapat melihat langsung

14 3 kegiatan di lapangan, sehingga dapat membandingkan antara teori yang diterima dari bangku kuliah dengan kenyataan di lapangan.

15 BAB II KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan 1. Sejarah singkat UD. Evia Craft Production Suwardi merintis usaha UD. Evia Craft Production sejak tahun 1989 dan mulai mengembangkan ke pasar ekspor pada tahun UD. Evia Craft Production memiliki luas areal Ha dan usaha dagang milik Suwardi ini mengolah kayu sonokeling (Dalbergia latifolia) dan mahoni (Swietenia mahagoni) menjadi berbagai macam kerajinan yang disukai konsumen lokal maupun luar negeri. Sampai saat ini, ratusan model telah diproduksi UD. Evia Craft Production dengan memperhatikan selera dan perkembangan pasar. UD. Evia Craft Production mulai merambah pasar ekspor setelah bekerjasama dengan salah satu pedagang (trader) di Yogyakarta. Produk UD. Evia Craft Production telah mencapai puluhan jenis dengan berbagai macam model. Untuk lokal, UD. Evia Craft Production memproduksi berbagai jenis souvenir dengan berbagai bentuk. Sedangkan untuk produk ekspor, UD. Evia Craft Production memproduksi berbagai macam asesoris hotel. Sonokeling dan mahoni menjadi pilihan Suwardi karena serat dan warna kayu yang disukai konsumen luar negeri. Untuk mempertahankan tampilan kayu, Suwardi menggunakan cat waterbase sehingga aman untuk produk peralatan makanan dan juga cat dengan campuran minyak.

16 ? 2. Struktur organisasi UD. Evia Craft Production terdiri dari: a. Pemilik b. Pembimbing 1. Kepala Bagian Persiapan Bahan Baku 2. Kepala Bagian Pengolahan 3. Kepala Bagian Finishing 4. Kepala Bagian Pengepakan c. Sekretaris d. Bendahara e. Karyawan Untuk lebih jelas dapat di lihat di lampiran pada gambar 3: halaman 37 untuk struktur organisasi UD. Evia Craft Production 3. Ketenagakerjaan UD. Evia Craft Production memiliki jumlah karyawan sebanyak 17 orang, terdiri dari 12 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Tabel 1. Daftar Jumlah Karyawan Menurut Tingkat Pendidikan Pekerja Jumlah SD SMP SMA Laki-laki Perempuan Jumlah B. Manajemen Perusahaan 1. Bahan Baku Suwardi selaku pemilik membeli bahan baku berupa potongan kayu gelondong dengan ukuran 1-4 meter dengan harga Rp /Satu Truk kecil dari Wonosari, Piyungan dan Dling o yang letaknya masih dalam wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Potongan tersebut didapat dari limbah mebel atau pemotongan sehingga harganya

17 ? relatif lebih murah. Bahan kayu tersebut oleh pemilik dikombinasi dengan bahan lain yaitu kertas, bambu, rotan, fiber, kaca dan lain-lain menjadi produk bernilai jual tinggi. 2. Produk yang di hasilkan: Untuk Lokal: 1. Plakat piagam/penghargaan 2. Dudukan piala 3. Rekal 4. Papan nama Gambar 1: Plakat Penghargaan dan Dudukan Piala Untuk ekspor: 1. Tempat lilin 2. Kotak perhiasan 3. Nampan 4. Mangkok 5. Piring dan Gelas

18 ? Gambar 2: Tempat Lilin dan Nampan 3. Pemasaran Pemasaran produk kayu ini untuk pasar lokal ke Jogja, Magelang, Semarang, Solo, Purwokerto, Bali, Jakarta dan Kalimantan. UD. Evia Craft Production juga memasarkan produknya secara rutin bekerjasama dengan beberapa pedagang (trader) keberbagai negara. Inggris, Amerika, Jepang, Jerman, Australia dan negara-negara di ASEAN dari UD. Evia Craft Production. C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL 1. Lokasi Tempat Praktik Kerja Lapang (PKL) berlokasi di Dusun Cempluk, RT 02, Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jarak dari Yogyakarta ke UD. Evia Craft Production melalui jalan darat memakan waktu 1 jam atau 22 km. 2. Waktu Kegiatan Prakt ik Kerja Lapang (PKL) di UD. Evia Craft Production ini dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 3 Mei 2016 dengan waktu kerja mulai pukul WIB WIB, ada waktu istirahat pada pukul 12:00 13:00 dengan jumlah hari kerja 6 hari dalam 1 minggu.

19 BAB III HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG A. Persiapan Bahan Baku 1. Penggergajian a. Tujuan Membelah log/gelondong menjadi beberapa bagian dengan ukuran berbeda-beda sesuai dengan prosedur yang ditentukan. b. Dasar Teori Kayu gelondong yang akan digergaji adalah kayu Sonokeling dan Mahoni yang sudah dipilih oleh pekerja dari penggergajian itu sendiri. Pekerja dari penggergajian akan memilih langsung kayu gelondong yang ada, Panjang kayu yang akan digergaji adalah 1-4 meter, dengan kayu berbentuk papan dan balok dengan ukuran tertentu. c. Alat dan Bahan 1. Gergaji pembelah (circular saw) 2. Chain saw 3. Penggaris 4. Kayu Gelondong (Sonokeling dan Mahoni) d. Prosedur Kerja 1. Pilih dan potong kayu gelondong yang akan digergaji yaitu kayu Sonokeling atau Kayu Mahoni 2. Lalu gergaji sedikit pada kedua sisi kayu gelondong untuk mengambil sisi lurus dan sisi rata pada kayu menggunakan circular saw 3. Kemudian gergaji/belah kayu sesuai dengan ukuran yang telah di tentukan yaitu 1 x 15 x 100 cm, 2 x 15 x 400 dan 3 x 15 x 400 cm.

20 ? e. Hasil yang Dicapai Papan dan balok dengan masing-masing ukuran yang telah ditentukan yaitu 1 x 15 x 100 cm, 2 x 15 x 400 dan 3 x 15 x 400 cm. f. Pembahasan Dari hasil penggergajian yaitu berupa papan dan balok dengan ukuran yang berbeda. Sedangkan sisa penggergajian dan serbuk gergajian yang tidak dipakai dapat digunakan untuk bahan bakar pengovenan. 2. Pengawetan a. Tujuan Tujuan dari pengawetan kayu adalah untuk mencegah serangan serangga/organisme maupun jamur perusak kayu. b. Dasar Teori Pengawetan/Pengobatan kayu adalah suatu proses memasukkan bahan pengawet ke dalam (pori-pori) kayu sehingga menembus permukaan kayu setebal beberapa mm ke dalam daging kayu. Dengan tujuan meningkatkan daya tahan kayu terhadap organisme perusak kayu sehingga dapat memperpanjang masa pakai kayu (Anonim, 1997). Bahan pengobatan kayu, yaitu bahan kimia tunggal atau campuran yang dapat mencegah kerusakan kayu terhadap salah satu atau kombinasi antara pelapukan (decay), rayap (termite), binatang laut penggerek kayu (marine borer), cuaca (weathering), penyerapan air dan reaksi kimia. c. Alat dan Bahan 1. Sekop 2. Bak

21 3. Ember 4. Bahan Pengawet (Termikon) 5. Air 6. Kayu gergajian dengan ukuran 1 x 15 x 100 cm, 2 x 15 x 400 dan 3 x 15 x 400 cm. 7. Batu d. Prosedur Kerja 1. Kayu gergajian dengan ukuran 1 x 15 x 100 cm, 2 x 15 x 400 dan 3 x 15 x 400 cm disiapkan yang akan diberi bahan pengawet 2. Bak di isi dengan air sebanyak 580 liter air 3. Obat dicampur ke dalam bak yang telah diisi air dengan 4 botol (400 ml) bahan pengawet, lalu aduk sampai bahan pengawet dan air tercampur rata 4. Lalu dimasukkan kayu gergajian ukuran 1 x 15 x 100 cm, 2 x 15 x 400 dan 3 x 15 x 400 cm kedalam bak yang telah diisi air dan dicampur obat sampai bak penuh, lalu dikasih batu/pemberat diatas tumpukan kayu agar kayu tenggelam dalam air sehingga kayu dapat menyerap obat secara merata, dan direndam selama 24 jam e. Hasil yang Dicapai Kayu lebih awet atau tahan lama dan terhindar dari serangan rayap atau perusak kayu lainnya. f. Pembahasan Dengan pemberian obat pada kayu dapat mempertinggi hasil produksi, dalam hal ini meningkatkan daya tahan kayu terhadap kemungkinan kerusakan dari golongan biologis sehingga kayu dapat

22 dipakai lebih lama oleh konsumen atau bahkan dapat memenuhi persyaratan untuk penggunaan tertentu yang lebih berarti. 3. Pengeringan a. Tujuan Tujuan proses pengeringan adalah untuk mengeluarkan kadar air yang terdapat di dalam kayu. Kadar air kayu memberikan pengaruh besar terhadap pemakaian kayu. b. Dasar Teori Pengeringan kayu adalah suatu proses pengeluaran air dari dalam kayu hingga mencapai kadar air yang seimbang dengan lingkungan dimana kayu akan digunakan tanpa menurunkan kualitas kayu tersebut. c. Alat dan Bahan 1. Mesin Pengering 2. Sarung Tangan 3. Serbuk gergajian (bahan bakar) 4. Kayu pembatas/sekat dengan ukuran 1 x 2 x 3 5. Kayu Gergajian 1 x 15 x 100 cm, 2 x 15 x 400 dan 3 x 15 x 400 cm. d. Prosedur Kerja 1. Kayu disiapkan yang sudah dikeluarkan dari bak perendaman 2. Kayu dimasukkan dan disusun ke dalam oven serta diberi sekat/pembatas berupa kayu kayu kecil dengan ukuran 1 x 2 x 3 cm antara kayu satu dan kayu yang lainnya, agar panas pada saat kayu di oven bisa panas merata 3. Lalu kayu dikeringkan dengan suhu C selama 1 minggu

23 4. Untuk kayu yang tidak terlalu basah dapat langsung di keringkan di bawah sinar matahari langsung tanpa harus di oven, dengan cara disusun di tempat yang terbuka dan diberi sekat/pembatas berupa kayu kayu kecil dengan ukuran 1 x 2 x 3 cm antara kayu satu dan kayu lainnya agar kayu dapat kering merata e. Hasil yang Dicapai 1. Membebaskan kayu dari serangan jamur kayu 2. Menstabilkan dimensi kayu, sehingga kayu tidak akan lagi mengalami perubahan bentuk, retak maupun pecah 3. Menjadikan warna kayu menjadi lebih cerah 4. Memudahkan kayu pada saat di berikan warna kayu f. Pembahasan Kayu dioven selama satu minggu untuk mengurangi kadar air yang terdapat pada kayu karena jika kadar air pada kayu terlalu banyak akan mempengaruhi proses pengerjaan kayu itu sendiri. Sementara dalam proses pengeringan ini sendiri bahan bakar yang digunakan adalah limbah berupa serbuk gergajian dari kayu Sonokeling dan Mahoni yang tidak dapat digunakan lagi. Saat proses pengeringan bahan bakar akan selalu ditambah agar suhu tidak berubah untuk mengoptimalkan proses pengeringan.

24 B. Pengolahan 1. Pembentukan a. Tujuan Pembentukan bertujuan untuk menentukan ukuran lebar, panjang, dan tebal kayu yang akan dijadikan produk serta mengerjakan kayu sesuai dengan model dan bentuk produk yang akan dibuat. b. Dasar Teori Pembentukan adalah proses melakukan perubahan bentuk pada benda kerja dengan cara memberikan gaya luar sehingga terjadi perubahan bentuk pada sebuah kayu yang akan dijadikan produk dan menjadi lebih indah dan memiliki model sesuai dengan produk yang akan dibuat. c. Alat dan Bahan 1. Mesin planer 2. Mesin gergaji pembelah 3. Mesin ketam tangan 4. Mesin gergaji pemotong 5. Mesin jigsaw 6. Mesin router/profile 7. Mal/contoh produk 8. Kunci pas 9. Penggaris dan Siku 10. Spidol 11. Kayu gergajian dengan ukuran 1 x 15 x 100 cm, 2 x 15 x 400 dan 3 x 15 x 400 cm.

25 d. Prosedur Kerja 1. Pilih dan ukur kayu gergajian Sonokeling atau Mahoni sesuai dengan ketebalan kayu pada contoh produk yang akan dibuat 2. Kayu gergajian diserut pada salah satu pinggirnya untuk mengambil sisi lurus pada salah satu sisinya 3. Diukur panjang dan lebar unutuk dudukkan dan bodi sesuai contoh produk yang akan dibuat 4. Kayu dibelah sesuai dengan ukuran lebar bodi dan lebar dudukan produk yang telah ditentukan 5. Kedua permukaan diserut/dipasah pada masing-masing kayu yang sudah dibelah 6. Kayu dipotong sesuai ukuran panjang bodi dan panjang dudukan produk yang telah ditentukan 7. Untuk potongan kayu yang akan dijadikan bodi produk digambar pada salah satu permukaannya dengan bentuk pola menggunakan mal/contoh, sesuai dengan model produk yang akan dibuat 8. Kayu dipotong sesuai dengan bentuk pola yang telah digambar menggunakan mesin jigsaw, jika pada bagian bodi hanya bagian atas atau samping yang memiliki lekukan, untuk bagian yang lurus pada bodi bisa dipotong menggunakan circular saw 9. Masing-masing dudukan dan bodi diprofile sesuai motif atau variasi pada contoh produk yang dibuat, jika bodi dan dudukan perlu divariasi menggunakan profile

26 e. Hasil yang Ingin Dicapai Kayu dengan berbagai model/bentuk dan ukuran sesuai dengan contoh model yang dibuat. f. Pembahasan Pada proses pembentukan kayu harus memperhatikan prosedur kerja agar proses membentuk kayu tidak terlalu memakan banyak waktu serta faktor keamanan pada saat membentuk kayu tidak terlalu berisiko kecelakaan. 2. Pembubutan a. Tujuan Untuk mengolah kayu menjadi silindris dengan model dan bentuk produk yang akan di buat b. Dasar Teori Bubut merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. c. Alat dan Bahan 1. Mesin bubut 2. Gergaji pemotong 3. Circular saw 4. Ketam tangan 5. Pahat/pisau bubut

27 6. Kunci pas 7. Jangka 8. Tukul 9. Penggaris 10. Paku 11. Oli 12. Kertas amplas no P. 100 dan P. 150/ Kayu Sonokeling atau Mahoni d. Prosedur Kerja 1. Mempersiapkan kayu Sonokeling atau Mahoni 2. Dipilih dan diukur lebar, tebal, dan panjang kayu Sonokeling atau Mahoni yang akan dibubut sesuai dengan ukuran contoh produk yang akan di buat 3. Dibelah atau diserut pada bagian pinggir kayu sehingga kayu berbentuk persegi 8 4. Garis/titik tengah dicari pada kayu menggunakan jangk a, dan di tandai dengan cara dilubangi dengan paku pada kedua ujung kayu yang akan dibubut 5. Kayu dipasang pada mesin bubut, lalu diberi oli pada salah satu ujung kayu agar mesin dapat memutar kayu dengan mudah 6. Kemudian kayu dibubut sampai bulat, lalu buat pola pada kayu menggunakan jangka sesuai ukuran dan model produk yang akan dibuat 7. Lalu bubut kayu sesuai dengan pola dan model contoh produk yang akan dibuat

28 8. Setelah selesai dibentuk kayu langsung diamplas dengan kertas amplas no P. 100 untuk menghilangkan bagian yang kasar dan serat yang menonjol pada kayu, kemudian diamplas lagi menggunakan kertas amplas P. 150/180 untuk menghaluskan kayu yang dibubut sehingga kayu menjadi halus dan rata e. Hasil yang Dicapai 1. Tempat lilin 2. Mangkok 3. Gelas 4. Piala 5. Piring f. Pembahasan Dalam menyiapkan kayu untuk dibubut, sebaiknya dipilih kayu yang tidak cacat, (misalnya : retak, ada matanya, dimakan hama, kayu bekasyang masih ada pakunya). jika memakai kayu cacat pasti hasilnya tidak bagus dan berbahaya bagi yang membubut karena kayu dapat terpelanting. 3. Pengamplasan 1 a. Tujuan Untuk menghilangkan serat yang menonjol keluar dan bekas pisau yang terdapat pada sisi kayu saat pemotongan dan pembelahan kayu sehingga kayu halus dan rata. b. Dasar Teori Pengamplasan adalah kegiatan untuk mengikis atau permukaan benda kerja dengan cara digosokkan dan membuat permukaan benda-

29 benda menjadi lebih halus dengan cara menggosokkan salah satu permukaan amplas yang telah ditambahkan bahan yang kasar kepada permukaan benda tersebut. c. Alat dan Bahan 1. Mesin amplas meja 2. Kertas amplas P Kayu (Sonokeling atau Mahoni) 4. Serbuk kayu halus 5. Lem korea (Alteco) d. Prosedur Kerja 1. Bahan disiapkan yang akan di amplas 2. Jika terdapat lubang atau pecah pada sisi kayu sebelum dilakukan pengeleman tutup dengan serbuk kayu yang halus lalu dilem, untuk mengurangi kerusakan/cacat pada sisi kayu 3. Lalu amplas masing-masing sisi kayu yang akan dijadikan produk serta lekukan yang terdapat pada kayu sehingga menjadi halus dan rata e. Hasil yang Dicapai Sisi kayu menjadi halus dan rata tanpa meninggal serat yang menonjol dan menghilangkan bagian yang kasar pada kayu. f. Pembahasan Pada proses ini yang perlu diperhatikan adalah kertas amplas yang digunakan dan teknik mengamplas sisi kayu yang perlu dilakukan agar mendapatkan hasil yang maksimal.

30 4. Pengamplasan 2 a. Tujuan Untuk menghilangkan serat yang menonjol keatas dan bekas pisau saat kayu diserut/pasah pada permukaan kayu sehingga kayu menjadi halus dan rata. b. Dasar Teori Pengamplasan adalah kegiatan untuk mengikis atau menghaluskan permukaan benda kerja dengan cara digosokkan dan membuat permukaan benda-benda menjadi lebih halus dengan cara menggosokkan salah satu permukaan amplas yang telah ditambahkan bahan yang kasar kepada permukaan benda tersebut. c. Alat dan Bahan 1. Mesin amplas tangan 2. Kertas amplas P Kayu (Sonokeling atau Mahoni) 4. Serbuk kayu halus 5. Lem korea d. Prosedur Kerja 1. Alat dan bahan disiapkan yang akan diamplas 2. Jika terdapat lubang atau pecah pada sisi kayu sebelum dilakukan pengamplasan tutup dengan serbuk kayu yang halus lalu di lem, untuk mengurangi kerusakan/cacat pada sisi kayu 3. Kedua permukaan kayu diamplas yang akan dijadikan bodi produk sedangkan untuk dudukan hanya pada salah satu permukaannya

31 saja, dan amplas permukaan kayu sesuai dengan arah serat sehingga menjadi halus dan rata e. Hasil yang Dicapai Permukaan kayu menjadi halus dan rata tanpa ada serat yang menonjol keatas. f. Pembahasan Pada proses ini yang perlu diperhatikan adalah kertas amplas yang digunakan dan cara mengamplas permukaan kayu harus sesuai dengan arah serat kayu agar mendapatkan hasil yang maksimal. 5. Perangkaian a. Tujuan Untuk menyatukan dan menggabungkan kayu satu dan kayu lainnya untuk dijadikan produk. b. Dasar Teori Perangkaian adalah proses menyatukan satu jenis produk dengan pelengkap produk yang di satukan dengan perakat sehingga berbentuk suatu produk mentah. c. Alat dan Bahan 1. Mesin bor tangan 2. Tukul 3. Paku 4. Tang 5. Lem korea 6. Kayu/produk 7. Serbuk kayu halus

32 d. Prosedur Kerja 1. Bahan yang akan dirangkai disiapkan 2. Setiap dudukan direkatkan jika produk memiliki dua jenis dudukan lalu dilem 3. Paku dipasang jika salah satu dudukkan memiliki tebal lebih dari 2 cm, kemudian potong bagian atas paku menggunakan tang 4. Bor bagian bawah bodi yang akan dijadikan produk untuk disatukan dengan dudukan produk agar bodi produk tidak pecah saat disatukan 5. Lalu bodi disatukan dengan dudukan yang telah di pasang paku, lalu berikan sedikit bubuk kayu di antara bodi dan dudukan kemudian dilem hingga rata agar tidak lepas e. Hasil yang Ingin Dicapai Produk mentah dengan berbagai model dan bentuk sesuai dengan contoh produk yang di buat. Gambar 3 dan 4: Plakat Penghargaan Tugu Pedang dan Tugu Layar Kotak

33 f. Pembahasan Dalam perangkaian kayu harus dengan ketelitian pada proses pemasangan paku yang harus berada tepat pada bagian tengah dudukan kayu karena akan mempengaruhi proses selanjutnya C. Finishing 1. Pemberian Filler a. Tujuan Untuk mengisi, menutup pori-pori, dan celah-celah yang terdapat pada kayu. b. Dasar Teori Wood filler adalah pengisi pori-pori kayu yang memiliki daya isi ke dalam pori-pori (pore filling ability) yang baik, mudah diamplas dan cepat kering tanpa harus menunggu lama. c. Alat dan Bahan 1. Kuas 2. Kaleng kosong 3. Air Nailer 4. Wood filler 5. Tinner 6. Kayu/produk d. Prosedur Kerja 1. Disiapkan tempat dan bahan yang akan diberi filler 2. Wood filler dicampur dengan tinner secukupnya lalu aduk sampai rata sehingga wood filler menjadi encer

34 3. Kemudian oles pada produk sampai merata, jika bagian depan produk akan ditempelkan plat untuk bagian tengahnya tidak perlu diberi filler 4. Lalu dijemur selama 5 menit sampai wood filler kering 5. Kemudian tembak dengan paku pada bagian produk yang belum dipaku e. Hasil yang Dicapai Pori-pori pada kayu terisi penuh dan kayu tidak akan berubah bentuk sehingga proses selanjutnya lebih maksimal. f. Pembahasan Pada proses pemberian filler perlu diperhatikan adalah keenceran wood filler jika wood filler terlalu encer dan kental maka hasilnya kurang maksimal. 2. Pendempulan 1 a. Tujuan Untuk menutupi cacat dan kerusakan yang terdapat pada kayu seperti lubang akibat gigitan serangga, pecah/retak, dan bagian kasar pada saat kayu di olah. b. Dasar Teori Suatu kegiatan perbaikan terhadap permukaan dan sisi kayu dari cacat alami maupun cacat teknis dengan menggunakan dempul. c. Alat dan Bahan 1. Scrap 2. Kaleng kosong 3. Wood filler/dempul

35 4. Tinner 5. Produk mentah d. Prosedur Kerja 1. Bahan disiapkan yang akan di dempul 2. Jika dempul terlalu kental tambahkan tinner secukupnya agar dempul tidak terlalu kental, lalu aduk hingga rata 3. Bila terdapat retak dan lubang besar pada kayu tutup dengan serbuk kayu dan dilem terlebih dahulu 4. Kemudian dempul dioles ke bagian yang cacat seperti lubang bekas gigitan serangga, pacah/retak, dan bagian yang kasar sampai kerusakan dan cacat yang terdapat pada kayu tertutup rata 5. Lalu dijemur selama 5 menit sampai dempul kering merata e. Hasil yang Dicapai Kayu menjadi rata dan tidak terdapat cacat atau rusak pada kayu yang akan dijadikan produk sehingga proses finishing kayu mendapat hasil yang maksimal. f. Pembahasan Dempul yang digunakan adalah dempul yang memiliki kekentalan dan warna dempul yang disesuaikan dengan warna dan jenis kayu. 3. Pengamplasan 1 a. Tujuan Untuk menghaluskan kayu dan meratakan bagian kayu yang didempul agar kayu menjadi rata dan tidak terdapat bekas bercak dempul pada kayu.

36 b. Dasar Teori Pengamplasan adalah kegiatan untuk mengikis atau menghaluskan permukaan benda kerja dengan cara digosokkan dan membuat permukaan benda-benda menjadi lebih halus dengan cara menggosokkan salah satu permukaan amplas yang telah ditambahkan bahan yang kasar kepada permukaan benda tersebut. c. Alat dan Bahan 1. Mesin amplas tangan (sander) 2. Kertas amplas no P. 150/ Kayu/produk d. Prosedur Kerja 1. Disiapkan bahan yang akan diamplas 2. Lalu diamplas produk dengan mesin sesuai dengan arah serat kayu sehingga produk benar-benar halus dan rata tanpa meninggalkan bercak bekas dempul 3. Kemudian diamplas secara manual pada bagian produk yang terjangkau dengan mesin dan pada pinggiran kayu sampai halus e. Hasil yang Dicapai Dempul pada kayu menjadi rata dan kayu menjadi halus dan licin. f. Pembahapsan Pengamplasan pada kayu harus sesuai dengan arah serat kayu dan menggunakan kertas amplas yang telah ditentukan.

37 4. Sanding Sealer 1 a. Tujuan Untuk menutup dan merapatkan pori-pori yang terdapat pada kayu sehingga membentuk suatu dasar yang padat, keras dan halus. b. Dasar Teori Sanding sealer merupakan sebagai alas untuk pengecatan kayu. Untuk lebih menutup dan merapatkan pori -pori kayu, mencegah peresapan top coat ke dalam kayu, serta mempunyai daya tutup pori-pori yang besar, mudah diampelas, cepat kering, keras tapi fleksibel dan tidak mudah retak. c. Alat dan Bahan 1. Spet/spray gun 2. Kompresor 3. Selang 4. Sendok 5. kaleng kosong 6. Kayu/Produk mentah 7. Sanding sealer impra NC Sanding sealer impra melamine 9. Tinner 10. Impra Hardener d. Prosedur Kerja 1. Disiapkan alat dan bahan yang akan di berikan sanding sealer 2. Dicampur sanding sealer impra NC (nitrocellulose) 141 dengan tinner, dengan komposisi = 1 liter sanding sealer impra NC 141 :

38 1 liter tinner (1:1). Jika menggunakan sanding sealer impra melamine dengan komposisi = 1 liter sanding sealer impra melamine : 1,5 liter tinner (1:1,5) : Hardener secukupnya, lalu aduk sampai bahan tercampur rata 3. Sebelum diberikan sanding sealer terlebih dahulu produk di jemur/panaskan sampai kayu hangat 4. Kemudian disemprotkan sanding sealer ke produk dari bagian atas ke bawah sampai merata, jika bagian depan produk akan ditempelkan plat untuk bagian di tengahnya tidak perlu diberi sanding sealer 5. Kayu/produk dijemur selama 5 menit sampai sanding sealer kering e. Hasil yang Dicapai Serat kayu tetap terjaga dan pori-pori kayu tertutup dan menjadi rapat sehingga permukaan kayu lebih terlindungi. f. Pembahasan Yang perlu diperhatikan diproses ini adalah saat penyemprotan sanding sealer yang harus rata, jika sanding sealer tidak rata maka hasilnya tidak akan maksimal.

39 5. Pendempulan 2 a. Tujuan untuk menutupi cacat dan kerusakan yang terlihat setelah kayu di sanding sealer. b. Dasar Teori Pendempulan adalah suatu kegiatan perbaikan ulang terhadap permukaan dan sisi kayu dari pengampelasan yang tak rata, dempul yang tidak merata dan lubang kecil yang belum didempul. c. Alat dan Bahan 1. Scrap 2. Kaleng kosong 3. Wood filler/dempul 4. Kaypu/produk d. Prosedur Kerja 1. Disiapkan bahan yang akan didempul ulang 2. Lalu produk dioles dempul pada permukaan kayu yang masih terlihat lubang kecil, retak, kasar, dan tidak rata pada permukaan kayu setelah dilakukan sanding sealer sampai tertutup rata 3. Lalu kayu dijemur sampai dempul kering merata e. Hasil yang Dicapai Kayu menjadi rata dan tidak terdapat cacat atau rusak pada kayu yang akan dijadikan produk sehingga proses selanjutnya kayu mendapat hasil yang maksimal.

40 f. Pembahasan Pada proses ini diperlukan ketelitian pada saat pemberian dempul ulang pada bagian yang cacat atau bagian yang belum rata untuk mendapatkan hasil yang maksimal. 6. Pengamplasan 2 a. Tujuan Untuk meratakan dan menghaluskan dempul dan sanding sealer pada kayu. b. Dasar Teori Pengamplasan adalah kegiatan untuk mengikis atau menghaluskan permukaan benda kerja dengan cara digosokkan dan membuat permukaan benda-benda menjadi lebih halus dengan cara menggosokkan salah satu permukaan amplas yang telah ditambahkan bahan yang kasar kepada permukaan benda tersebut. c. Alat dan Bahan 1. Mesin amplas tangan (sander) 2. Kertas amplas no P Kayu/produk d. Prosedur Kerja 1. Disiapkan bahan yang akan diamplas 2. Lalu diamplas kayu dengan mesin sesuai dengan arah serat kayu sehingga kayu halus dan rata tanpa ada bekas dempul yang tertinggal 3. Kemudian diamplas secara manual pada bagian produk yang terjangkau dengan mesin dan pada pinggiran kayu sampai halus

41 e. Hasil Yang Dicapai Kayu menjadi lebih halus, rata dan licin. f. Pembahasan Pengamplasan pada kayu harus sesuai dengan arah serat kayu dan menggunakan kertas amplas yang telah di tentukan. 7. Sanding Sealer 2 a. Tujuan Untuk mempertebalkan sanding sealer pertama dan sebagai cat dasar pada kayu yang akan dijadikan produk. b. Dasar Teori Sanding sealer merupakan sebagai alas untuk pengecatan kayu. Untuk lebih menutup dan merapatkan pori-pori kayu dan mencegah peresapan top coat ke dalam kayu, serta mempunyai daya tutup pori-pori yang besar, mudah diampelas, cepat kering, keras tapi fleksibel dan tidak mudah retak. c. Alat dan Bahan 1. Spet/Spray gun 2. Kompresor 3. Selang 4. Sendok 5. kaleng kosong 6. Kayu/produk mentah 7. Sanding sealer impra NC Sanding sealer impra melamine 9. Tinner

42 10. Hardener 11. Kain d. Prosedur Kerjaa 1. Disiapkan alat dan bahan yang akan di berikan sanding sealer 2. Dicampur sanding sealer impra NC (nitrocellulose ) 141 dengan tinner, dengan komposisi= 1 liter sanding sealer impra NC 141 : 1 liter tinner (1:1). Jika menggunakan sanding sealer impra melamine, dengan komposisi= 1 liter sanding sealer impra melamine : 1,5 liter tinner (1:1,5) : Hardener secukupnya, lalu aduk sampai bahan tercampur rata 3. Terlebih dahulu produk di jemur/panaskan sampai kayu hangat supaya sanding sealer cepat kering 4. Sebelum disemprot dengan sanding sealer, kayu dibersihkan dengan kain hingga bersih, kemudian semprotkan sanding sealer ke produk dari bagian atas ke bawah sampai merata, jika bagian depan produk akan ditempelkan plat untuk bagian di tengahnya tidak perlu diberi sanding sealer e. Hasil yang Dicapai Sanding sealer pada kayu menjadi tebal dan rata. f. Pembahasan Yang perlu diperhatikan dalam proses ini adalah saat penyemprotan sanding sealer yang harus tebal dan rata jika sanding sealer tidak rata maka hasilnya tidak akan maksimal.

43 8. Pengamplasan 3 a. Tujuan Untuk meratakan dan menghaluskan sanding sealer pada kayu sebelum diberi warna. b. Dasar Teori Pengamplasan adalah kegiatan untuk mengikis atau menghaluskan permukaan benda kerja dengan cara digosokkan dan membuat permukaan benda-benda menjadi lebih halus dan rata dengan cara menggosokkan salah satu permukaan amplas yang telah ditambahkan bahan yang kasar kepada permukaan benda tersebut. c. Alat dan Bahan 1. Kertas amplas no P Kayu/produk mentah d. Prosedur Kerja 1. Siapkan bahan yang akan diamplas 2. Lalu amplas kayu/produk secara manual agar sanding sealer menjadi rata dan halus e. Hasil yang Dicapai Sanding sealer pada kayu menjadi halus dan rata f. Pembahasan Pada proses ini kayu harus dihaluskan secara merata jika tidak rata maka pada proses pewarnaan hasilnya akan kurang maksimal.

44 9. Pewarnaan a. Tujuan Untuk memberikan warna pada kayu serta untuk menyamakan warna kayu jika kayu menggunakan warna natural. b. Dasar Teori Wood Stain adalah pewarna kayu dengan penampilan warnawarna transparan yang cerah, tidak cepat pudar sehingga dapat menonjolkan keindahan alami kayu. Sehingga kayu yang diberi warna lebih indah dan menarik. c. Alat dan Bahan 1. Spet/spray gun 2. Kompresor 3. Selang 4. Sendok 5. Kain 6. Kaleng kosong 7. Kayu/produk 8. Pewarna kayu 9. Clear dof/impra NC -141 d. Prosedur Kerja 1. Disiapkan bahan yang akan di berikan warna 2. Ditambahkan clear dof/impra NC -141 secukupnya kedalam pewarna kayu yang sudah di tentukan agar warna tidak terlalu encer, dan aduk sampai bahan tercampur rata

45 3. Dijemur/dipanaskan kayu sampai hangat agar warna kayu cepat kering 4. Sebelum disemprot dengan pewarna kayu harus dibersihkan dengan kain sampai bersih, kemudian semprot warna kayu keproduk dari bagian atas kebawah sampai merata, jika pada bagian depan produk akan ditempelkan plat untuk bagian tengahnya tidak perlu diberikan warna e. Hasil yang Dicapai kayu yang semulanya berwarna natural setelah diberi pewarna akan menambah nilai seni tersendiri pada kayu yang akan dijadikan produk. f. Pembahasan Pada proses ini penyemprotan warna harus rata dan tidak ada bagian yang tebal dan tipis jika produk yang diberi warna tidak rata maka hasilnya akan kurang maksimal 10. Clear/Coating a. Tujuan Untuk melindungi warna kayu dan untuk mengkilapkan warna kayu b. Dasar Teori Clear/coating merupakan salah satu cara untuk memperindah dan membuat finishing pada produk. Pada intinya, teknik ini adalah mengecat produk mentah dengan menggunakan cat yang disemprot. teknik ini juga sering diterapkan pada pintu dan jendela, dinding, serta bagian bangunan lainnya yang berbahan kayu.

46 c. Alat dan Bahan 1. Spet/spray gun 2. Kompresor 3. Selang 4. Sendok 5. Kaleng kososng 6. Kain 7. Kayu/produk mentah 8. Clear gloss 9. Clear Dof 10. Tinner 11. Hardener d. Prosedur Kerja 1. Disiapkan bahan yang akkan di berikan clear 2. Dicampur clear gloss dengan tinner, dengan komposisi= 1 liter clear gloss : 1 liter tinner (1:1) : Hardener secukupnya. Jika menggunakan clear dof, dengan komposisi= 1 liter clear dof : 1,5 liter tinner (1:1,5), lalu aduk sampai bahan tercampur rata 3. Terlebih dahulu kayu dijemur/dipanaskan sampai hangat supaya clear cepat kering 4. Sebelum disemprot dengan clear kayu dibersihkan dengan kain sampai bersih, kemudian semprotkan clear gloss atau clear dof dari bagian atas ke bawah sampai merata, jika bagian depan produk akan ditempelkan plat untuk bagian tengahnya tidak perlu diberikan clear

47 5. Untuk produk yang menggunkan clear gloss di keringkan pada tempat yang teduh tanpa terkena sinar matahari langsung, sedangkan produk yang menggunakan clear dof dapat dikeringkan di bawah sinar matahari langsung e. Hasil yang Dicapai 1. Menjaga kestabilan kayu dari pengaruh cuaca 2. Melapisi permukaan kayu 3. Mempertajam serat kayu 4. Mengkilapkan permukaan kayu 5. Menambah keawetan kayu f. Pembahasan Untuk pemberian clear pada kayu yang perlu diperhatikan adalah takaran bahan clear dan tinner jika tidak sesuai takaran maka hasilnya pun tidak maksimal. D. Pengepakan 1. Pengepakan a. Tujuan Untuk menjaga kondisi barang agar tetap utuh dan tidak rusak pada saat pengiriman produk b. Dasar Teori Pengepakan adalah bagian terluar yang membungkus suatu produk dengan tujuan untuk melindungi produk dari cuaca, guncangan dan benturan-benturan, terhadap benda lain. Setiap bentuk barang benda yang membungkus suatu benda di dalamnya dapat disebut

48 dengan packing/pengepakan sejauh hal tersebut memang melindungi isinya. c. Alat dan Bahan 1. Gunting 2. Lakban besar ukuran 5 cm warna putih/transparan 3. Lakban kecil ukuran 1 cm warna putih/transparan 4. Kardus atau Box 5. Produk/kayu 6. Koran bekas 7. Foam packing d. Prosedur Kerja 1. Disiapkan bahan yang akan di packing 2. Dibersihkan produk yang akan dipak dengan kain 3. Untuk produk lokal kayu dibungkus menggunakan koran bekas, sedangkan untuk produk ekspor kayu dibungkus menggunakan foam packing agar produk tidak rusak 4. Dimasukan dan disusun produk ke dalam box atau kardus dengan rapi dan berikan pada celah-celah susunan produk dengan kertas bekas sebagai ganjalan dan ditutup dan ditempelkan alamat tujuan pengiriman pada permukaan box lalu diberi lakban agar box atau kardus tidak terbuka atau rusak. e. Hasil yang Dicapai Kayu/produk lebih aman dan tidak rusak pada saat pengiriman.

49 f. Pembahasan Pada proses packing/pengepakan yg perlu di perhatikan adalah pada saat menyusun barang di dalam box atau kardus harus benar-benar tersusun rapi agar tetap aman.

50 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Produk yang dihasilkan dari di UD. Evia Craft Production adalah: Plakat piagam/penghargaan, Dudukan piala, Rekal, Tempat lilin, Kotak perhiasan, Nampan, Mangkok, Piring, Gelas, Satu set teko, Vas bunga, Tampat koran dari Bahan Baku kayu Sonokeling dan Mahoni berupa potongan kayu gelondong yang didapat dari limbah industri mebel, dengan tujuan pemasaran dalam negeri dan luar negeri. 2. Target produksi yang direncanakan dapat tercapai apabila ketersediaan bahan baku mencukupi, kondisi mesin dalam keadaan baik dan sumber daya manusianya disiplin, sehat dan tepat waktu. 3. Pada proses produksi, bahan baku yang ada dipergunakan semaksimal mungkin sehingga limbah yang terbuang dapat diminimalisir. B. Saran 1. Agar lebih memperhatikan keselamatan pekerja, karena efektivitas produksi tergantung dari kondisi pekerja. 2. Pemanfaatan limbah harus lebih dioptimalkan karena selain agar tidak menumpuk dan hanya dibakar, juga dapat memberikan pendapatan yang menguntungkan untuk perusahaan. 3. Perawatan pada alat dan mesin harus diperhatikan, sehingga pemakaian alat dan mesin terhitung cukup lama.

51 DAFTAR PUSTAKA Anonim Pengawetan Kayu dan Bambu. Tim ELSSPAT. Puspa Swara. Jakarta. Budianto, A, D. Sistem Pengeringan Kayu. Kanisius;1996. Ygyakarta. Dumanauw, J, F. Mengenal Kayu. Kanisisus;2010. Yogyakarta. Evia Craft:Kerajinan Kayu Mahoni dan Sonokeling. Edisi 26 Agustus Diunduh dari 13 mei Haygreen and Bowyer, Hasil Hutan dan Ilmu Kayu (Suatu Pengantar). Diterjemahkan oleh Sujipto A. Hadikusumo. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Muchoyar, I dan Darmono Pengetahuan Finishing dengan Bahan Melamine. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Yogyakarta: FPTK IKIP Yogyakarta. Prasetyo, A, H. dkk Alat dan Bahan Finishing. PPG Teknologi. Bandung. Prasetyo, A, H. dkk Finishing Cat dan Politur. PPG Teknologi. Bandung. Siregar IZ, Yunanto T, Ratnasari J. Kayu Sengon. Penebar Swadaya; 2000.h Semarang. Sunaryo, A Peningkatan Produktivitas Bagian Finishing Melalui Aspek Aplikasi. Pusat Pengembangan dan Pelatihan Industri Kayu (PPPIK- PIKA). Semarang. Sunaryo, A Reka Oles Mebel Kayu. Yayasan Kanisius. Yogyakarta.

52 LAMPIRAN

53 WD />/< SEKRETARIS BENDAHARA WD/D/E' KEPALA PERSIAPAN BAHAN BAKU KEPALA BAGIAN PENGOLAHAN KEPALA BAGIAN FINISHING KEPALA BAGIAN PENGEPAKAN KARYAWAN Gambar 5: Struktur Organisasi UD. Evia Craft Production

54 A. Persiapan Bahan Baku Penggergajian Pengamplasan 1 Pengawetan Pengeringan B. Pengolahan Pembentukan Pembubutan Pengamplasan 1 Pengamplasan 2 Perangkaian C. Finishing Pemberian Filler Pendempulan 1 Sanding Sealer 1 Pendempulan 2 Pengamplasan 2 Sanding Sealer 2 Pengamplasan 3 Pewarnaan Clear/Coating D. Pengepakan Gambar 6: Lay Out Proses Produksi UD. Evia Craft Production

55 Gambar 7: Pembelian Kayu Gelondong Gambar 8: Proses Pembelahan Kayu

56 Gambar 9: Proses Pemberian Bahan Pengawet Gambar 10: Proses Memasukan Kayu kedalam Bak

57 Gambar 11: Proses Menyerut Pinggiran Kayu Gambar 12: Proses Membelah Kayu Gergajian

58 Gambar 13: Proses Menyerut P ermukaan Kayu Gambar 14: Proses Pemotongan Sesuai Ukuran Panjang Produk

59 Gambar 15: Proses Pembuatan Pola pada Kayu Gambar 16: Proses Membentuk Kayu dengan Mesin Jigsaw

60 Gambar 17: Proses Pemberian Profile Gambar 18: Proses Pembubutan Kayu

61 Gambar 19: Proses Mengamplas Sisi Kayu Gambar 20: Proses Mengamplas Permukaan Kayu

62 Gambar 21: Proses Menyatukan Bodi dan Dudukan Gambar 22: Proses Pemberian Filler

63 Gambar 23: Proses Pendempulan Gambar 24: Proses Pengamplasan Produk Mentah

64 Gambar 25: Proses Penyemprotan Sanding Saeler Gambar 26: Proses Pemberian W arna Kayu

65 Gambar 27: Proses Pemberian Clear Gambar 28: Proses Pengepakan

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan, mulai dari bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2009. Penelitian bertempat di Pusat Batik Desa Jarum Kecamatan Bayat

Lebih terperinci

TEKNIK FINISHING PERABOT DENGAN BAHAN MELAMINE

TEKNIK FINISHING PERABOT DENGAN BAHAN MELAMINE TEKNIK FINISHING PERABOT DENGAN BAHAN MELAMINE Oleh: Darmono Dosen JPTSP FT UNY Disampaikan dalam Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Jurusan Bangunan Rayon 11 Angkatan XIV DIY dan Jawa Tengah Pada Tanggal

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) DI PPIRT (PUSAT PENGEMBANGAN INDUSTRI ROTAN TERPADU) PALU SULAWESI TENGAH. Oleh :

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) DI PPIRT (PUSAT PENGEMBANGAN INDUSTRI ROTAN TERPADU) PALU SULAWESI TENGAH. Oleh : 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) DI PPIRT (PUSAT PENGEMBANGAN INDUSTRI ROTAN TERPADU) PALU SULAWESI TENGAH Oleh : Febiola Setia Ningrum NIM. 070 500 040 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI INDUSTRI KERAJINAN KAYU EVIA CRAFT BANTUL, YOGYAKARTA. Oleh : ABELINA BIANCO NIM

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI INDUSTRI KERAJINAN KAYU EVIA CRAFT BANTUL, YOGYAKARTA. Oleh : ABELINA BIANCO NIM LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI INDUSTRI KERAJINAN KAYU EVIA CRAFT BANTUL, YOGYAKARTA Oleh : ABELINA BIANCO NIM. 130500034 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK

Lebih terperinci

PELATIHAN TEKNIK FINISHING MEBEL BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN

PELATIHAN TEKNIK FINISHING MEBEL BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN PELATIHAN TEKNIK FINISHING MEBEL BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN Oleh: Darmono, Martono, dan Sutiman Analisis Situasi Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, reka oles atau finishing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu Kayu Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU A. Bagan Proses Penciptaan Ide Studi Literatur Eksplorasi - Observasi - Dokumentasi - Pemilihan Media - Teknik Improvisasi Perancangan Bentuk Proses Pembentukan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Suryamas Lestari Prima adalah perusahaan swasta yang bergerak dalam industri pembuatan daun pintu. PT. Suryamas Lestari Prima didirikan atas

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM. Rekayasa Model II (DPK 211) Topik. Rekayasa Model I. Penyusun: Oskar Judianto. SSn., MM., MDs.

MODUL PRAKTIKUM. Rekayasa Model II (DPK 211) Topik. Rekayasa Model I. Penyusun: Oskar Judianto. SSn., MM., MDs. MODUL PRAKTIKUM Rekayasa Model II (DPK 211) Topik Rekayasa Model I Penyusun: Oskar Judianto. SSn., MM., MDs. KATA PENGANTAR Puji syukur kita haturkan pada Tuhan Yang Maha Esa bahwa kini telah tersusun

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Mulai Merancang Desain dan Study Literatur Proses Pembuatan Rangka -Pemotongan pipa -Proses pengelasan -Proses penggerindaan Proses Finishing -Proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Di negara Indonesia banyak berkembang usaha-usaha dalam industri mebel, dengan memanfaatkan bahan baku kayu hingga

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN 1. Orisinalitas Perbedaan karya rancangan penulis dengan karya desainer lain berdasarkan riset yang penulis kumpulkan adalah desainer lain ada juga yang membuat rancangan meja

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) DI PPIRT ( PUSAT PENGEMBANGAN INDUSTRI ROTAN TERPADU ) PALU SULAWESI TENGAH

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) DI PPIRT ( PUSAT PENGEMBANGAN INDUSTRI ROTAN TERPADU ) PALU SULAWESI TENGAH LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) DI PPIRT ( PUSAT PENGEMBANGAN INDUSTRI ROTAN TERPADU ) PALU SULAWESI TENGAH Oleh : AMRIZAL MADO Nim. 060 500 02 9 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Kayu lapis untuk kapal dan perahu

Kayu lapis untuk kapal dan perahu Standar Nasional Indonesia Kayu lapis untuk kapal dan perahu ICS 79.060.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah, definisi,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Pembentukan Lapisan Film dengan Teknik Batik

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Pembentukan Lapisan Film dengan Teknik Batik BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Pembentukan Lapisan Film dengan Teknik Batik Penelitian mengenai finishing dengan menggunakan teknik batik ini menerapkan kombinasi beberapa urutan proses pengerjaan. Pada kombinasi

Lebih terperinci

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL Syahrizal & Johny Custer Teknik Perkapalan Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis-Riau djalls@polbeng.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA Sejarah Perusahaan Awalnya pada tahun 1997 ibu Aryani pemilik dari home industry aryani art hanya sebagai distributor enceng gondok untuk para pengerajin Jogjakarta. Enceng gondok

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU 1. Pendahuluan Oleh Nama: I Wayan Arissusila Nim : 201 121 001 Minat: Penciptaan Seni Seni kriya merupakan

Lebih terperinci

V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN

V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN Sebelum diuraikan mengenai pola dan tehnik pembelahan kayu bulat, terlebih dahulu akan diuraikan mengenai urut-urutan proses menggergaji, dan kayu bulat sampai menjadi kayu

Lebih terperinci

PUMA. Buletin SISTEM FINISHING TAHAPAN APLIKASI WOOD FINISHES I PRODUK. PERSIAPAN PERMUKAAN dan PEWARNAAN WOOD FINISHES PUTRAMATARAM *022011*

PUMA. Buletin SISTEM FINISHING TAHAPAN APLIKASI WOOD FINISHES I PRODUK. PERSIAPAN PERMUKAAN dan PEWARNAAN WOOD FINISHES PUTRAMATARAM *022011* PUMA Buletin WOOD FINISHES I TAHAPAN APLIKASI WOOD FINISHES SISTEM FINISHING PERSIAPAN PERMUKAAN PEWARNAAN PRODUK WOOD FINISHES PUTRAMATARAM Edisi II Februari 2011 *022011* design by IT Volume 2 Page 1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Jenis kayu yang dipakai dalam penelitian ini adalah kayu rambung dengan ukuran sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 10 tergantung dari adanya air dan tanah sebagai kebutuhan penting untuk kehidupannya. Rayap kayu kering sendiri memiliki cara penyerangan yang berbeda dengan rayap tanah. Di Indonesia hanya ditemukan sedikit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. yang diharapkan. Tahap terakhir ini termasuk dalam tahap pengetesan stand

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. yang diharapkan. Tahap terakhir ini termasuk dalam tahap pengetesan stand BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND 4.1. Hasil Rancang Bangun Stand Engine Cutting Hasil dari stand engine sendiri adalah dimana semua akhir proses perancangan telah selesai dan penempatan komponennya

Lebih terperinci

A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN Analisis desain yang pertama dilakukan adalah untuk mendapatkan data atau informasi yang diperlukan berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. i. Sejarah berdirinya PT DBS Indonesia. meningkatkan standar furniture di Indonesia secara

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. i. Sejarah berdirinya PT DBS Indonesia. meningkatkan standar furniture di Indonesia secara 1 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A Hasil Penelitian 1. Gambaran umum PT DBS Indonesia i. Sejarah berdirinya PT DBS Indonesia PT DBS Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang trading furniture,

Lebih terperinci

Sejarah Berdirinya Home Industry Aryani Art

Sejarah Berdirinya Home Industry Aryani Art 10 METODE PENELITIAN Metode penelitian digunakan untuk memahami objek penelitian dan dapat mengarahkan peneliti dalam melakukan analisis, sehingga dapat memberikan solusi dalam menjawab persoalan penelitian

Lebih terperinci

Uji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu

Uji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu SNI 01-7207-2006 Standar Nasional Indonesia Uji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu ICS 79.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Produk permainan sekoci handcar anak ini termasuk permainan tradisional, yang awalnya terinspirasi dari sebuah kendaraan tradisonal Handcar. Digunakan sekitar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...7

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...7 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...7 1. Umum...7 2. Kejuruan...8 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...15 SUBSTANSI PEMELAJARAN...16 1.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) DI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK ( BBKB ) YOGYAKARTA. Oleh : M. MA SUM AMIRUDIN NIM :

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) DI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK ( BBKB ) YOGYAKARTA. Oleh : M. MA SUM AMIRUDIN NIM : 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) DI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK ( BBKB ) YOGYAKARTA Oleh : M. MA SUM AMIRUDIN NIM : 080 500 093 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND 4.1. Proses Perancangan Dalam suatu pembuatan alat diperlukan perencanaan yang matang agar hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam

Lebih terperinci

BAB 2 BAMBU LAMINASI

BAB 2 BAMBU LAMINASI BAB 2 BAMBU LAMINASI 2.1 Pengertian Bambu Laminasi Bambu Laminasi adalah balok/papan yang terdiri dari susunan bilah bambu yang melintang dengan diikat oleh perekat tertentu. Pada tahun 1942 bambu laminasi

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN 1. Orisinalitas Casing kayu gaya klasik BAB II METODE PERANCANGAN Gambar 2. Five Wood Computer Case (Sumber : Google) Casing PC material kayu dengan model ini lebih mengutamakan sisi bentuk elegan namun

Lebih terperinci

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di lakukan di Laboratium Material Teknik, Universitas

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DAFTAR ISI 13. Standar Operasional Prosedur Pemeliharaan Berkala

Lebih terperinci

Nama Alat Peraga: Ruang Ajaib Gambar Alat Peraga:

Nama Alat Peraga: Ruang Ajaib Gambar Alat Peraga: Nama Alat Peraga: Ruang Ajaib Gambar Alat Peraga: Sasaran: Siswa SMP kelas 3 untuk konsep kesebangunan Siswa SMA kelas 3 untuk konsep dilatasi Indikator: Mengenalkan kepada siswa tentang materi kesebangunan

Lebih terperinci

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk;

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk; CARA SABLON MANUAL ALAT DAN BAHAN CETAK SABLON Alat: - Meja sablon, selain digunakan untuk menyablon meja ini digunakan pada saat afdruk screen. Bagian utama meja adalah kaca (tebal 5 mm), lampu neon 2

Lebih terperinci

BAB XIII PENGECATAN A.

BAB XIII PENGECATAN A. BAB XIII PENGECATAN A. Pekerjaan Pengecatan Pada saat melakukan pengecatan baik itu tembok lama maupun baru, hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih warna yang sesuai dengan fungsi dinding yang

Lebih terperinci

PENGESAHAN. Yogyakarta, 22 Oktober 2013 Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Dekan,

PENGESAHAN. Yogyakarta, 22 Oktober 2013 Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Dekan, PERSETUJUAN Tugas akhir karya seni yang berjudul Ikan Tuna Sebagai Inspirasi Penciptaan Lampu Hias ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan. Yogyakarta, 22 Oktober 2013 Pembimbing Muhajirin,

Lebih terperinci

TEKNIK PEMBUATAN BAMBU LAMINA

TEKNIK PEMBUATAN BAMBU LAMINA TEKNIK PEMBUATAN BAMBU LAMINA Oleh I.M. Sulastiningsih Peneliti pada Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Email : tsulastiningsih@yahoo.co.id I. PENDAHULUAN Indonesia sebagai salah

Lebih terperinci

Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam

Lebih terperinci

4. Behavioral ( Kebiasaan ) Saat bermain anak sangat aktif, senang berlarian, melompat, memiliki imajinasi yang kuat, tidak cepat lelah, dan tidak bisa diam dalam satu tempat. C. TUJUAN DAN MANFAAT 1.

Lebih terperinci

CAMPURAN SERBUK GERGAJI, SERBUK KETAM DAN SERBUK AMPLASAN KAYU JATI DENGAN PEREKAT RESIN DAN HARDENER SEBAGAI BAHAN PERBAIKAN KAYU (275M)

CAMPURAN SERBUK GERGAJI, SERBUK KETAM DAN SERBUK AMPLASAN KAYU JATI DENGAN PEREKAT RESIN DAN HARDENER SEBAGAI BAHAN PERBAIKAN KAYU (275M) CAMPURAN SERBUK GERGAJI, SERBUK KETAM DAN SERBUK AMPLASAN KAYU JATI DENGAN PEREKAT RESIN DAN HARDENER SEBAGAI BAHAN PERBAIKAN KAYU (275M) Achmad Basuki 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret,

Lebih terperinci

BAB III UPAH BORONGAN DI PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO

BAB III UPAH BORONGAN DI PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO BAB III UPAH BORONGAN DI PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO A. Gambaran Singkat Perusahaan PT. Integra Indocabinet pertama kali didirikan pada tahun 1989, berlokasi di desa Betro kecamatan Sedati

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Pada dasarnya mainan edukatif memiliki berbagai macam variasi bentuk maupun variasi dari cara bermainnya. Ada variasi mainan yang sudah memiliki bentuk dan ukuran

Lebih terperinci

Pengertian 8/22/2015. Oleh Maria Etik Sulistiyani. Kerajinan

Pengertian 8/22/2015. Oleh Maria Etik Sulistiyani. Kerajinan Kerajinan dari Bahan Alam Oleh Maria Etik Sulistiyani Pembuatan Produk Kerajinan dari bahan alam Tanah Liat Serat Kayu Bambu Kulit Logam Batu Rotan Kemasan Produk Berdasarkan teknik, bahan, alat, dan prodesur

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Chantiqa Handycraft merupakan suatu jenis usaha kerajinan yang memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi barang

Lebih terperinci

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di lakukan di Laboratium Material Teknik, Universitas

Lebih terperinci

VI. RANCANGAN KERJA DAN TATA LETAK. A. Prinsip Rancangan dan Kerja Industri Penggergajian

VI. RANCANGAN KERJA DAN TATA LETAK. A. Prinsip Rancangan dan Kerja Industri Penggergajian VI. RANCANGAN KERJA DAN TATA LETAK A. Prinsip Rancangan dan Kerja Industri Penggergajian Agar suatu industri penggergajian yang didirikan dapat berjalan lancar, sesuai dengan rencana, selama jangka waktu

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terkenal sebagai negara agraris, dimana penduduknya sebagian besar bekerja di sektor pertanian. Sektor pertanian mempunyai peranan sangat besar dalam pertumbuhan

Lebih terperinci

PENGAWETAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn

PENGAWETAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn PENGAWETAN KAYU Eko Sri Haryanto, M.Sn PENGERTIAN Pengeringan kayu adalah suatu proses pengeluaran air dari dalam kayu hingga mencapai kadar air yang seimbang dengan lingkungan dimana kayu akan digunakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan CV. Topaz Profile and Frame didirikan pada bulan Agustus 2011, pendiri sekaligus pemilik pabrik ini adalah Ir. Tanib Sembiring Cjolia, M.Eng. Pabrik

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Finishing Bumper

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Finishing Bumper BAB IV PEMBAHASAN Selanjutnya setelah pada bab sebelumnya menguraikan tentang perencanaan maka pada bab ini adalah tahap pelaksanaan pengerjaan. Berikut disampaikan proses, hasil, dan pembahasan pada pengerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jadikan sumber pendapatan baik bagi negara ataupun masyarakat. Kayu dapat

BAB I PENDAHULUAN. jadikan sumber pendapatan baik bagi negara ataupun masyarakat. Kayu dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu merupakan hasil sumber daya yang berasal dari hutan yang dapat di jadikan sumber pendapatan baik bagi negara ataupun masyarakat. Kayu dapat dijadikan bahan baku

Lebih terperinci

JENIS KAYU DARI HUTAN RAKYAT UNTUK MEBEL DAN KERAJINAN

JENIS KAYU DARI HUTAN RAKYAT UNTUK MEBEL DAN KERAJINAN JENIS KAYU DARI HUTAN RAKYAT UNTUK MEBEL DAN KERAJINAN Oleh: Kasmudjo* Abstrak Jenis kayu dari hutan rakyat jumlahnya cukup banyak. Terdiri dari jenis kayu yang sudah dikenal maupun belum dengan potensi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) DI INDUSTRI KERAJINAN BATOK JOGJA YOGYAKARTA. Oleh : Gunawan NIM :

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) DI INDUSTRI KERAJINAN BATOK JOGJA YOGYAKARTA. Oleh : Gunawan NIM : 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) DI INDUSTRI KERAJINAN BATOK JOGJA YOGYAKARTA Oleh : Gunawan NIM : 080 500 073 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

Uji Efektifitas Teknik Pengolahan Batang Kayu Sawit untuk Produksi Papan Panil Komposit

Uji Efektifitas Teknik Pengolahan Batang Kayu Sawit untuk Produksi Papan Panil Komposit Uji Efektifitas Teknik Pengolahan Batang Kayu Sawit untuk Produksi Papan Panil Komposit Fakhri, Syafhiddin, Haji Gussyafri, Eko Riawan Laboratorium Kayu, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Material Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam campuran beton dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Agregat halus yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

KAYU LAPIS DAN PAPAN BLOK PENGGUNAAN UMUM

KAYU LAPIS DAN PAPAN BLOK PENGGUNAAN UMUM Page 1 of 13 1. Ruang lingkup Standar Nasional Indonesia SNI 01-5008.2-1999/ Revisi SNI 01-2704-1992 KAYU LAPIS DAN PAPAN BLOK PENGGUNAAN UMUM Standar ini meliputi acuan, definisi, lambang dan singkatan,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Topaz Profile and Frame didirikan pada bulan Agustus 2011, pendiri sekaligus pemilik pabrik ini adalah Bapak Tanib S. Cjolia. Pabrik ini didirikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan kota terpadat di Indonesia dengan berbagai aktifitas setiap harinya. Hal ini terbilang wajar sehubungan dengan statusnya sebagai ibukota negara.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 15 Tabel 3 Klasifikasi kondisi cacat permukaan berdasarkan ASTM D 1654-92 (2000) Presentase Permukaan Bercacat (%) Kelas Tidak bercacat 10 0-1 9 2-3 8 4-7 7 7-10 6 11-20 5 21-30 4 31-40 3 41-55 2 56-57

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

BAB IV. KONSEP RANCANGAN BAB IV. KONSEP RANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Dalam tataran lingkungan, produk rancangan yang dibuat dengan memanfaatkan limbah kayu palet secara maksimal. Palet kayu biasa digunakan sebagai

Lebih terperinci

Kayu jati (JA1) dan Mahoni (MaA1) yang difinishing dengan penambahan air 10% untuk sealer dan 30% air untuk top coat.

Kayu jati (JA1) dan Mahoni (MaA1) yang difinishing dengan penambahan air 10% untuk sealer dan 30% air untuk top coat. 18 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kayu Jati dan Mahoni difinishing menggunakan bahan finishing pelarut air (water based lacquer) dan pelarut minyak (polyurethane). Kayu yang difinishing menggunakan bahan pelarut

Lebih terperinci

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TAMPAKSIRING Jl. DR. Ir. Soekarno, Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring Telp. (0361) 981 681 SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL

Lebih terperinci

SNI MUTU SIRAP DEWAN STANDARDISASI NASIONAL- DSN SNI UDC STANDAR NASIONAL INDONESIA

SNI MUTU SIRAP DEWAN STANDARDISASI NASIONAL- DSN SNI UDC STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI 03-3529 - 1994 UDC 691.024.15.035.3 MUTU SIRAP DEWAN STANDARDISASI NASIONAL- DSN DAFTAR ISI Halaman 1. RUANG LINGKUP... 1 2. DEFiNISI... 1 3. ISTILAH... 1 4. KLASIFIKAS1...

Lebih terperinci

DIKTAT PENGERINGAN KAYU. Oleh: Efrida Basri

DIKTAT PENGERINGAN KAYU. Oleh: Efrida Basri 1 DIKTAT PENGERINGAN KAYU Oleh: Efrida Basri I. Konsep Dasar Pengeringan Kayu Pengeringan kayu adalah suatu proses pengeluaran air dari dalam kayu hingga mencapai kadar air yang seimbang dengan lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin BAB III METODE PROYEK AKHIR A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan dan perakitan mesin pemotong kerupuk ini di lakukan di Bengkel Kurnia Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Produksi Produksi adalah suatu proses memperbanyak jumlah produk melalui tahapantahapan dari bahan baku untuk diubah dengan cara diproses melalui prosedur kerja

Lebih terperinci

Lignalac - Polyurethane

Lignalac - Polyurethane PT PUTRAMATARAM COATING INTERNATIONAL Lignalac - Polyurethane Daftar Isi : Oktober 2011 Volume 10 Pendahuluan 1 Cat PU (Polyurethane) 1 Pendahuluan Produk PU PT Putramataram CI 2 Kayu masih merupakan bahan

Lebih terperinci

Indah, Awet, dan Anti Rayap

Indah, Awet, dan Anti Rayap P E T U N J U K P E M A S A N G A N Indah, Awet, dan Anti Rayap KARAKTERISTIK Indah, bertekstur kayu. Awet, tidak lapuk, dan tahan terhadap cuaca. Anti rayap. Tidak mudah terbakar. Finishing dengan cat

Lebih terperinci

PROPOSAL PRAKARYA DAN KEWIRAUSAAN PRODUK KERAJINAN BAHAN KERAS AESTHETIC FLOWER VASE

PROPOSAL PRAKARYA DAN KEWIRAUSAAN PRODUK KERAJINAN BAHAN KERAS AESTHETIC FLOWER VASE PROPOSAL PRAKARYA DAN KEWIRAUSAAN PRODUK KERAJINAN BAHAN KERAS AESTHETIC FLOWER VASE Disusun oleh : Hanif Zuniar Haq 08 XI IPS 2 SMA NEGERI 1 MADIUN KOTA MADIUN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Efektifitas Fumigasi Amonia Fumigasi amonia bertujuan mereaksikan amonia dengan tanin dalam kayu agar terjadi perubahan warna secara permanen. Fumigasi amonia akan menhasilkan perubahan

Lebih terperinci

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular Iyus Susila 1,*, Fakhri Huseini 1 1 Institut Teknologi dan Sains Bandung, Deltamas, Bekasi

Lebih terperinci

RSU KASIH IBU - EXTENSION ARSITEKTUR - BAB - 12 DAFTAR ISI PEKERJAAN PENGECATAN

RSU KASIH IBU - EXTENSION ARSITEKTUR - BAB - 12 DAFTAR ISI PEKERJAAN PENGECATAN DAFTAR ISI 01. PENGECATAN SECARA UMUM 77 02. PENGECATAN LANGIT-LANGIT GYPSUM. 80 03. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT DAN DINDING BETON EXPOSE. 81 04. PENGECATAN DINDING.. 82 05. PENGECATAN BESI. 84 06. PEKERJAAN

Lebih terperinci

JENIS PAPAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn

JENIS PAPAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn JENIS PAPAN KAYU Eko Sri Haryanto, M.Sn 1. Solid ( kayu utuh ) Kayu utuh yang tidak dibentuk dari sambungan atau gabungan, kayu solid yang cukup populer di Indonesia al; kayu jati, sungkai, nyatoh, ramin,

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung MODUL PELATIHAN KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung Pendahuluan Konsep rumah bambu plester merupakan konsep rumah murah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan bambu laminasi untuk rangka sepeda. 3. Perlakuan serat (alkali &bleaching)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan bambu laminasi untuk rangka sepeda. 3. Perlakuan serat (alkali &bleaching) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses persiapan Dalam proses produksi hal yang paling diperhatikan pertama kali yaitu adalah proses persiapan bahan berfungsi sebagai langkah pertama dalam proses pembuatan

Lebih terperinci

III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair

III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair III. DATA PERANCANGAN A. TABEL DATA PERANCANGAN Sifat Data Manfaat Data Kesiapan Data Rincian Data Dalam Perancangan Sudah Belum Utama Penunjang Data Objek Dan Teknik Perancangan Spesifikasi Pedoman Membuat

Lebih terperinci

LAPORAN PEMBUATAN KERAJINAN DARI BUBUR KERTAS

LAPORAN PEMBUATAN KERAJINAN DARI BUBUR KERTAS LAPORAN PEMBUATAN KERAJINAN DARI BUBUR KERTAS ANGGOTA : 1. Bima Yudha D.N 2. Fadel Muhammad 3. Haryoto Sugihartono 4. Karunia Dwi Febri M 5. Rio Kusuma P 6. Rizal Juliano l Sebagaimana diketahui, kerusakan

Lebih terperinci

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi Benih cabai hibrida sebenarnya dapat saja disemaikan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memberikan kepuasan yang terbaik bagi para konsumennya, dengan

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memberikan kepuasan yang terbaik bagi para konsumennya, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada era globalisasi seperti sekarang, alat transportasi kendaraan bermotor semakin dibutuhkan baik untuk kendaraan operasional perusahaan maupun kendaraan pribadi.

Lebih terperinci

BAB VI PROSES PEMBUATAN MEBEL DAN KERAJINAN KAYU

BAB VI PROSES PEMBUATAN MEBEL DAN KERAJINAN KAYU BAB VI PROSES PEMBUATAN MEBEL DAN KERAJINAN KAYU Produk mebel dan kerajinan dan kavu banyak ragarnnya. seperti : mebel kantor rumah tangga kebun, mebel dan kerajinan ukiran, bubutan, patung, mainan anak-anak,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 2. Tataran System a. Bagian Bagian Casing PC.

BAB IV KONSEP. 2. Tataran System a. Bagian Bagian Casing PC. BAB IV KONSEP 1. Tataran Lingkungan / Komunitas Keterhubungan hasil rancangan ini pada komunitas pengguna komputer desktop untuk memberikan kualitas dan ragam produk kerajinan kriya yang dimasukan ke dalam

Lebih terperinci

Aditif Mortar Waterproof, untuk pengisi celah pipa toilet, perbaikan dinding,

Aditif Mortar Waterproof, untuk pengisi celah pipa toilet, perbaikan dinding, TOP 5 PRODUCTS WELDPRIME WELDPAINT WELDNAT WELDGROUT Aditif Mortar Waterproof, untuk pengisi celah pipa toilet, perbaikan dinding, mencegah bocor dan lembab WELDCRETE COATING Waterproof Coating untuk mencegah

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Keaslian (Orisinalitas) Sebuah produk tidaklah ada yang benar benar asli dari hasil pemikiran. Melainkan ada pengembangan atau inovasi inovasi baru dari produk yang sudah ada.

Lebih terperinci

PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI

PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA 1997 / 1998 KATA PENGANTAR Upaya para nelayan dalam mempertahankan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAB VII. PENGERJAAN AKHIR PRODUK (FINISHING)

BAB VII. PENGERJAAN AKHIR PRODUK (FINISHING) BAB VII. PENGERJAAN AKHIR PRODUK (FINISHING) Apabila pengerjaan utama suatu produk dianggap cukup dan tinggal meakukan penyelesaian pengerjaan akhir produk yang biasa disebut dengan finishing, maka ada

Lebih terperinci

3. Tujuan Program Tujuan program ini adalah :

3. Tujuan Program Tujuan program ini adalah : 1 I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Hal yang berkaitan dengan hasil hutan adalah kegiatan pengolahan hasil hutan, antara lain berupa industri penggergajian kayu. Dalam bidang industri pengolahan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini diuraikan beberapa hal mengenai analisis dan interpretasi dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan. 5.1 Analisis Perbaikan dan Pengembangan Eco-Absorber

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL ) PUSAT PENGEMBANGAN INDUSTRI ROTAN TERPADU (PPIRT) AZHAR NIM

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL ) PUSAT PENGEMBANGAN INDUSTRI ROTAN TERPADU (PPIRT) AZHAR NIM 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL ) PUSAT PENGEMBANGAN INDUSTRI ROTAN TERPADU (PPIRT) Oleh : AZHAR NIM. 070 500 039 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung Oleh Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. A. Latar Belakang Budidaya jamur merang di dalam kumbung merupakan teknik budidaya jamur yang dilakukan secara modern dengan

Lebih terperinci

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. 4.1 Analisa Kecukupan Data

BAB IV ANALISA. 4.1 Analisa Kecukupan Data BAB IV ANALISA 4.1 Analisa Kecukupan Data Data yang telah didapat, baik itu berupa data primer maupun data sekunder yang digunakan sebagai referensi dan literatur dari perancangan multimedia interaktif

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Finishing Kayu

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Finishing Kayu 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Finishing Kayu Kayu merupakan bahan baku yang sering digunakan dalam industri furniture dan memerlukan proses finishing dalam rangka peningkatan nilai jualnya. Setiap jenis kayu

Lebih terperinci

BAB IV KENDALA YANG DIALAMI SELAMA PROSES PERANCANGAN PANEL DINDING RINGAN BERBAHAN BOTOL PLASTIK

BAB IV KENDALA YANG DIALAMI SELAMA PROSES PERANCANGAN PANEL DINDING RINGAN BERBAHAN BOTOL PLASTIK BAB IV KENDALA YANG DIALAMI SELAMA PROSES PERANCANGAN PANEL DINDING RINGAN BERBAHAN BOTOL PLASTIK Percobaan Membuat Lapisan Komposit pada Permukaan Botol Percobaan membuat lapisan campuran semen pada panel

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari 28 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari 2010 yang bertempat di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca

Lebih terperinci