LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL ) PUSAT PENGEMBANGAN INDUSTRI ROTAN TERPADU (PPIRT) AZHAR NIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL ) PUSAT PENGEMBANGAN INDUSTRI ROTAN TERPADU (PPIRT) AZHAR NIM"

Transkripsi

1 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL ) PUSAT PENGEMBANGAN INDUSTRI ROTAN TERPADU (PPIRT) Oleh : AZHAR NIM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA S A M A R I N D A 2011

2 2 HALAMAN PENGESAHAN Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapang (PKL) yang telah dilaksanakan selama kurang lebih 1 bulan sejak tanggal 07 Maret 2011 sampai dengan 24 April 2011 di Pusat Pengembangan Industri Rotan Terpadu (PPIRT) yang bergerak dalam bidang pengolahan rotan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda bidang kehutanan. Samarinda, 07 Mei 2011 Mengetahui, Dosen Pembimbing Disetujui, Dosen Penguji Heriad Daud Salusu, S.Hut, MP NIP Ir. Sumiati NIP Mengesahkan, Ketua Program Studi Teknologi Hasil Hutan Ir. Syafi i, MP NIP

3 3 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan Praktek Kerja Lapang... 2 C. Hasil yang Diharapkan... 3 II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan... 4 B. Manajemen Perusahaan dan Ketenaga Kerjaan... 4 C. Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapang... 5 III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG A. Proses Persiapan Bahan Baku... 6 B. Proses Kerja Pembuatan Dari Bahan Mentah Menjadi Barang Setengah Jadi Penggorengan Pengeringan Pelurusan dan Pemolesan Rotan Pengepakan C. Proses Kerja Pembuatan Batang Jadi Pemilihan Bahan Baku Pengukuran Bahan Baku Pembuatan Rangka... 13

4 4 4. Penganyaman Pengamplasan Pengecetan IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran LAMPIRAN

5 5 DAFTAR GAMBAR ( Tubuh utama ) Halaman Gambar 1. Persiapan bahan baku... 6 Gambar 2. Proses penggorengan... 7 Gambar 3. Proses pengeringan... 9 Gambar 4. Pelurusan dan pemolesan rotan Gambar 5. Pengepakan rotan ( Lampiran) Halaman Gambar 1. Persiapan bahan baku Gambar 2. Proses penggorengan Gambar 3. Proses pengeringan Gambar 4. Pelurusan dan pemolesan rotan Gambar 5. Pengepakan rotan Gambar 8. Konsultasi awal Gambar 6. Proses pengolahan rotan Gambar 7. Struktur Organisasi... 22

6 6 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan Praktek Kerja Lapang ( PKL ) ini sebagai syarat kelulusan dari perguruan tinggi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Ayahanda, Ibunda dan dan seluruh keluarga yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan tugas praktek kerja lapangan berupa materil dan moril. 2. Kepada Bapak Heriad Daud Salusu, S.Hut, MP selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan Prakek Kerja Lapang ini. 3. Bapak Ir. Wartomo MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda 3. Bapak Ir. Syafi i, MP selaku ketua Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Hutan. 4. Ibu Ir. Sumiati Selaku dosen penguji 5. Bapak Andi Matulada Selaku Ketua PPIRT yang selalu membimbing dan mengarahkan kami serta memberi pengalaman-pengalaman yang sangat berharga bagi kami. 6. Teman-teman mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Samarinda serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Semoga amal dan kebaikan yang diberikan dalam bantuan penyelesaian penyusunan laporan ini mendapat balasan dari Allah SWT.

7 7 Penulis menyadari dalam pembuatan laporan Praktik Kerja Lapang ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan laporan PKL ini. Penulis juga mengucapkan mohon maaf yang sebesar besarnya apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan laporan PKL ini. Kampus sei keledang, Mei 2011 Penyusun

8 8 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia termasuk salah satu negara berkembang dengan jumlah sumber daya alam yang sangat besar khususnya pada sumber daya alam non kayu (Rotan). Rotan merupakan salah satu sumber hayati Indonesia, penghasil devisa negara yang cukup besar. Sebagai negara penghasil rotan terbesar, Indonesia telah memberikan sumbangan sebesar 80% kebutuhan rotan dunia. Dari jumlah tersebut 90% rotan dihasilkan dari hutan alam yang terdapat di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan sekitar 10% dihasilkan dari budidaya rotan. Nilai ekspor rotan Indonesia pada tahun 1992 mencapai US$ 208,183 juta (Kalima, 1996). Sejak abad XVIII Indonesia sudah terkenal sebagai penghasil rotan terbesar di dunia yang menguasai 85% pasar dunia. Sisanya 15% pasok rotan dunia tersebar di banyak negara, seperti : Cina, Filipina, Myanmar, Vietnam, negara-negara Afrika dan Amerika Latin. Negara-negara penghasil rotan lain tersebut rata-rata hanya menghasilkan 2% dari produksi rotan dunia. Pada saat ini dan masa yang akan datang, rotan memiliki peranan yang cukup penting dalam kehidupan manusia. Dimana dari tahun ketahun permintaan akan rotan dalam skala nasional bahkan internasional semakin meningkat. Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, rotan memiliki fungsi yang cukup luas, tidak hanya digunakan untuk industri tetapi

9 9 sudah mulai masuk ke skala pemakaian rumah tangga sebagai hiasan dan keindahan. Untuk mengantisipasi tuntutan akan kebutuhan rotan di masa yang akan datang, maka diperlukan upaya pembangunan industri rotan baik yang memiliki skala produksi besar, menengah, atau pun kecil (home industry). Politeknik Pertanian Negeri Samarinda sebagai salah satu lembaga pendidikan, mempunyai program dalam rangka mewujudkan dan menunjang peningkatan sumber daya manusia yaitu melalui kegiatan PKL. Kegiatan ini dimaksudkan untuk dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh dalam kegiatan perkuliahan dan juga untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi mahasiswa. B. Maksud dantujuan (PKL) Tujuan dari PKL ini secara umum adalah meluaskan wawasan dan meningkatkan pengetahuan mengenai kegiatan perusahaan dan juga meningkatkan keterampilan fisik. Adapun tujuan dari PKL secara khusus adalah sebagai berikut : 1. Memperluas wawasan dan meningkatkan pengetahuan serta pemahaman para mahasiswa tentang perusahaan secara umum dan meningkatkan keterampilan dalam pengolahan rotan yang mempunyai kulitas dan mutu yang tinggi. 2. Memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam pengolahan rotan kedalam bentuk produk yang lebih inovatif.

10 10 3. Mampu memahami dan mengoperasikan alat, bahan, sarana dan urutan kerja yang tepat serta efisien dalam proses pengolahan rotan. 4. Mendidik mahasiswa agar lebih kritis dan tanggap terhadap perbedaaan yang dijumpai di lapangan dan apa yang didapatkan dibangku kuliah. 5. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memantapkan keterampilan dan pengetahuan untuk menambah kepercayaan dan pengembangan kematangan dirinya dalam menghadapi dunia kerja. C. Hasil Yang Diharapkan Hasil yang diharapkan Dari kegiatan PKL ini adalah : 1. Mahasiswa diharapkan mampu menjalankan apa yang diperoleh selama praktek di lapangan. 2. Mahasiswa diharapkan dapat memadukan antara kegiatan di bangku kuliah dengan kenyataan di lapangan. 3. Mahasiswa mampu mengambil pengalaman yang sesuai dengan teori atau juga dipraktekan sewaktu melaksanakan kegiatan yang pernah dilakukan sebelumnya di lapangan dan mengembangkan keterampilan yang tidak didapatkan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda serta mampu memadukan antara pengetahuan akademik dengan pengetahuan di lapangan. 4. Mempunyai kualitas unggul sehingga pemanfaatanya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

11 11 BAB II KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan Pusat pengembangan industri rotan terpadu (PPIRT) di dirikan pada tahun 2005, yang berlokasi di kawasan industri Kota Palu di Kecamatan Palu Utara, yang telah membangun Gedung PPIRT dan UPT Rotan Palu, dengan luas kawasan industri 1500 ha yang meliputi wilayah Pantoloan, Baiya, dan Lambara. Pusat pengembangan industri rotan terpadu (PPIRT) merupakan pusat industri dan perdagangan rotan di Kota Palu, sebagai cikal bakal pengembangan ke daerah-daerah penyangga seperti kabupaten Donggala, kabupaten Parigi Mouton dan Kabupaten Poso. PPIRT mewujudkan industri rotan secara terpadu di Kota Palu sejak tahun , dan akan dikembangkan hingga tahun Secara operasional. PPIRT memiliki program pemanfaatan bahan baku rotan secara bertahap, yaitu: 1. Meningkatkan ekspor rotan secara bertahap dan berkesinambungan. 2. Tumbuh dan berkembangnya wirausaha baru dan penyerapan tenaga kerja dalam bidang industi rotan 3. Meningkatkan pendapatan masyarakat Kota Palu dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.

12 12 B. Manajemen Perusahaan 1. Tenaga Kerja PPIRT saat ini memiliki kariyawan sejumlah 37 orang, yang terdiri dari 22 orang kariyawan laki-laki dan 15 0rang kariyawan wanita yang memiliki tingkat pendidikan beragam. sarjana, SLTA, dan SLTP. 2. Struktur Organisasi PPIRT dipimpin oleh Pemerintah Kota Palu melalui Dinas Perindustrian. di Perdagangan Kota Palu, struktur organisasi perusahan dapat di lihat pada halaman lampiran. C. Lokasi dan Waktu Praktik Kerja Lapang 1. Waktu Kegiatan PKL dilaksanakan selamah kurang lebih 1 bulan, yang di mulai tanggal 07 Maret sampai 14 April Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari kerja pada hari Senin sampai Sabtu sedangkan waktu kerja dari jam sampai jam Tempat Pelaksanaan kegiatan PKL bertempat di PPIRT yang berlokasi di jalan Trans Sulawesi, Kelurahan Lambara Kecamatan Palu Utara Kota Palu Sulawesi Tengah.

13 13 BAB III HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN A. Persiapan Bahan Baku Kegiatan Praktek Kerja Lapangan dimulai dari persiapan bahan baku, Persiapan bahan baku meliputi penyediaan rotan mentah dalam keadaan kotor dari hasil pemanenan yang masak tebang dan mempunyai ciri sebagian daunnya sudah mengering, batang sudah tidak tertutup oleh selundang dan duri sudah merontok yang diperoleh pada hutan tanaman rotan di kawasan Sulawesi yang meliputi wilayah Dongala, Parigi Moutong dan Poso, kemudian rotan ditimbang dan disimpan pada lahan yang sudah disediakan dengan luas 4 ha dengan kapasitas rotan 5-6 ton per hari. Adapun jenis rotan yang digunakan pada PPIRT ada 4 jenis, yaitu : batang, tohiti, noko dan lambang. Gambar 1. Persiapan bahan baku

14 14 B. Proses Kerja Dari Bahan Mentah Menjadi Barang Setengah Jadi. 1. Penggorengan Tujuan penggorengan adalah untuk menurunkan kadar air agar cepat kering dan juga untuk mencegah terjadinya serangan jamur. Cara penggorengannya adalah potongan-potongan rotan tersebut diikat menjadi suatu bundelan, kemudian dimasuk an ke dalam bak penggorengan dengan ukuran panjang 7 m, lebar 1 m dan kedalaman 1 m, yang sudah di sediakan dengan bahan penggorengan minyak tanah sebanyak 5 drum, waktu penggorengan selama menit. Waktu penggorengan mempengaruhi warna kulit dan keteguhan geser rotan akan tetapi tidak mempengaruhi keteguhan tekan sejajar serat selama penggorengan, setelah selesai digoerng diangkat menggunakan pengait yang terbuat dari besi setelah diangkat ditiriskan selamah menit. Gambar 2. Proses penggorengan Gambar 3. Proses penggorengan

15 15 Setelah proses penggorengan selesai, Rotan mengalami perubahan warna menjadi coklat dan kuning. Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses ini adalah : a. Bak penggorengan dengan ukuran panjang 7 m, lebar 1 m dan kedalaman 1 m, dengan kapasitas b. Pengait yang terbuat dari besi, c. Rotan. d. Minyak tanah e. Kayu bakar. 2. Pengeringan Setelah rotan selesai ditiriskan rotan, kemudian di angkut ketempat pengeringan yang sudah di siapkan seluas 4 Ha setelah itu rotan dikeringkan dengan cara dijemur pada panas matahari sampai kering dengan kadar air berkisar 15% - 19%. Penjemuran memakan waktu selama 14 hari sampai 28 hari cara pengeringan rotan dengan system bolak balik agar supaya rotan yang di keringkan, keringnya merata. Kemudian dapat dilihat pada gambar berikut menunjukan proses pengeringan alami.

16 16 Gambar 3. Proses pengeringan 3. Pelurusan dan pemolesan rotan Pengupasan kulit rotan ini bertujuan untuk menghilangkan kulit rotan sekaligus menghaluskan rotan yang sedang diproduksi. Pelurusan bertujuan meratakan bentuk rotan yang berdiameter besar karena secara ilmiah rotan yang berdiameter besar tidak ada yang lurus sempurna. Pengupasan umumnya dilakukan pada rotan besar pada keadaan kering gunanya adalah untuk menghilangkan kulit rotan tersebut, sehingga diameter dan warna menjadi seragam lebih beragam dan merata. Basri et al.(1998) mencoba pengupasan dan pemolesan pada rotan Lambang, Batang, Tohiti dan Noko. Dalam kondisi basah dan kering dengan 4 kriteria yatu : a. Proses pengupasan dan pelurusan rotan berdiameter besar dapat dilakukan keadaan basah maupun kering.

17 17 b. Pengupasan dan pelurusan rotan dalam keadaan basah menghasilkan pengurangan diameter dan produktifitas yang sama dengan yang dikupas dan dipolis pada keadaan kering. c. Pengupasan dan pelurusan rotan pada keadaan basah menghasilkan rendemen pengupasan dan pelurusan yang lebih rendah serta serat berbulu dan serat patah yang lebih banyak dibandingkan pada saat kering. d. Dari klasifikasi mutu, maka jenis rotan lambang, batang, tohiti dan noko masuk kedalam kelas mutu, apabila dikupas dan dipolis pada keadaan basah. Namun bila rotan tersebut dikupas dan di luruskan dalam keadaan kering kelas mutu nya naik. Pada proses ini, alat dan bahan yang digunakan adalah : mesin polis, mesin pemotong, sigma, kertas pasir, rotan. Rotan yang telah di luruskan di angkut ketempat pengupasan dan siap untuk diproses, dengan persedur kerjanya adalah : 1) Memasukkan rotan pada mesin polis 2) Penghalusan rotan dengan memakai kertas pasir yang permukaanya kasar 3) Proses penghalusan dengan memakai kertas pasir yang permukaanya halus 4) Pemotongan pada ujung rotan yang bertujuan agar ujung rotan merata. 5) Pemisahan jenis rotan. 6) Size atau pengukuran.

18 18 7) Penimbangan. Gambar 4. Pelurusan rotan Gambar 4. Pemolesan rotan 4. Pengepakan Pengepakan adalah kegiatan melakukan / pembungkusan produk akhir. Adapun tujuan dari pengepakan adalah untuk melindungi dan mengamankan kualiatas dan kuantitas produk dari hal-hal yang tidak di inginkan. Dalam proses ini, perusahaan menggunakan alat dan bahan berupa pisau, tali rotan, karung nilon dan bahan berupa rotan. Setelah selesai penimbangan dengan berat yang telah ditentukan yaitu mencapai 70 kg. Rotan di ikat. kemudian di bungkus dengan karung nilon dan siap untuk dikirim.

19 19 Gambar 5. Pengepakan rotan C. Proses Kerja Pembuatan Barang Jadi 1. Pemilihan bahan baku Pemilihan bahan baku bertujuan untuk mencari kualitas rotan yang baik kemudian disesuikan pada bahan baku yang akan dibuat menjadi barang jadi sesuai dengan besar kecilnya rotan yang dibutuhkan. Alat dan bahan yang digunakan dalam proses ini adalah : meteran, sigma, gergaji dan rotan. Dalam pemilihan bahan baku rotan di cari kulitasnya yang baik, agar hasil yang akan dibuat sesuai dengan apa yang di inginkan.

20 20 2. Pengukuran bahan baku Pengukuran bahan baku sesuai dengan yang dibutuhkan bertujuan agar mahasiswa dapat menyelesaikan hasil produk atau barang jadi sesuai dengan ukuran yang akan di buat rangka sesui keinginan. Dalm proses ini, alat dan bahan yang digunakan adalah : meteran, gergaji, bahan, rotan. Prosedur kerja yang di lakukan adalah: a. Pemilihan rotan b. Pemilihan kualitas rotan 3. Pembuatan rangka Pembuatan rangka bertujuan untuk membentuk rotan sesuai dengan bentuk yang di inginkan. Dalam proses ini, alat dan bahan yang digunakan adalah : Pemanas (STEAM), elpiji, kompor pemanas, meja skrup dan rotan. Rotan dipanaskan dengan cara memasukan rotan kedalam alat pemanas atau stim,setelah berapa menit rotan rotan dikeluarkan dari stim,dan kemudian siap dibentuk sesuaia dengan keinginan. 4. Penganyaman Penganyaman bertujuan untuk melengkapi rangka yang telah di buat sehingga lebih indah dan menarik yang akan digunakan sebagai hiasan alat rumah tangga. Alat dan bahan yang digunakan dalam proses ini adalah : gunting rotan, obeng, staples dan rotan. Dalam proses penganyaman di butuhkan rotan fitrit dan core sesuai dengan yang di inginkan, dan rangka yang telah ada di siapkan untuk proses penganyaman.

21 21 5. Pengemplasan Pengamplasan bertujuan untuk menghaluskan permukaan pada rotan. Alat dan bahan yang digunakan dalam proses ini adalah : kertas amplas dan rotan. Pengolahan rotan amplas yang sudah dilakukan secara manual dengan kertas gosok disebut Rattan Hand Barked. Sedangkan pengolahan rotan amplas dengan bantuan mesin disebut Rattan Machine Barked. Mesin yang digunakan untuk memoles atau mengamplas rotan adalah mesin poles (rattan polishing machine) dan mesin pengetam rotan (rattan auto rod machine). 6. Pengecetan Pengecatan di PPIRT bertujuan untuk memberi warna pada rotan yang sudah di anyam dan membuat rotan menjadi mengkilap. Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses ini adalah : kompresor, mesin penyemprot (spray gun), selang, bahan, penghalus (sending), pewarna, klir, tiner untuk pencampur cat. Setelah selesai pengemplasan kemudian di haluskan, kemudian di lanjutkan kembali dengan pengemplasan. Mewarnai sesuai dengan warna yang di inginkan, rotan yang di warnai di keringkan kembali dan dilanjutkan proses pernis dengan memakai bahan klir, setelah itu di keringkan kembali agar hasil yang di inginkan lebih baik.

22 22 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. kesimpulan 1. Ada beberapa prosedur yang di gunakan pada perusahaan PPIRT mengenai proses pengolahan rotan mentah menjadi barang jadi dan siap digunakan. a. Penggorengan b. Pengeringan c. Pelurusan dan pengupasan kulit d. Pengepakan e. Penganyaman f. Pengamplasan g. Pengecetan h. Pemasaran 2. Alat-alat yang digunakan dalam proses pengolahan rotan meliputi : Bak penggoreng, alat penimbang, sigma, mesin polis, mesin pemotong, kertas pasir.

23 23 B. Saran Program kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) memberikan manfaat yang sangat besar bagi mahasiswa yang telah melaksanakanya dalam menghadapi dunia kerja nantinya. Sedangkan untuk perusahaan, penulis menyarankan. 1. Agar lebih memperhatikan keselamatan dan kesehatan karyawan, karena efektifitas produksi tergantung dari kondisi karyawan. 2. Perusahaan juga perlu memperhatikan SDM (Sumber Daya Manusia) bagi karyawan yang memiliki nilai Skill lebih sehingga dapat memberikan motifasi tersendiri bagi setiap karyawan.

24 LAMPIRAN - LAMPIRAN 24

25 25 Gambar 1. Persiapan bahan baku Gambar 2. Proses penggorengan rotan Gambar 3. Proses pengeringan Gambar 4. Pemolesan rotan Gambar 5. Proses pengepakan Gambar 6. Pelurusan rotan

26 26 Gambar 8. Konsultasi Awal Gambar 9. Alat pelurus manual Gambar 10. Alat timbang. Gambar 11. Proses penimbangan

27 27 Gambar 12. Mesin polis 1. Proses kerja dari bahan mentah menjadi barang setengah jadi Persiapan bahan baku Penggorengan Pelurusan dan pengupasan Pengeringan Pengepakan 2. Proses Kerja Pembuatan Barang Jadi Penganyaman pengamplasan Pengecetan Pemasaran

28 28 Gambar 13. Struktur Organisasi Perusahaan PPIRT Visi dan Misi Pemerintah Kota Dewan Pembina Dinas Perindaskop PPIRT UPT Kopinkra Pendamping/ kosultan Dir UPT Manager Rapat Anggota Manager Pengurus Pengawas Unit desain Unit gudang/ produksi Unit promosi/ pemasaran Unit diklat/ pengkajian Manager Bagian administrasi Bagian keuangan Operator Unit pembelian Unit produksi setengah jalan Unit produksi jadi Unit pemasaran

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) DI PPIRT (PUSAT PENGEMBANGAN INDUSTRI ROTAN TERPADU) PALU SULAWESI TENGAH. Oleh :

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) DI PPIRT (PUSAT PENGEMBANGAN INDUSTRI ROTAN TERPADU) PALU SULAWESI TENGAH. Oleh : 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) DI PPIRT (PUSAT PENGEMBANGAN INDUSTRI ROTAN TERPADU) PALU SULAWESI TENGAH Oleh : Febiola Setia Ningrum NIM. 070 500 040 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) DI PPIRT ( PUSAT PENGEMBANGAN INDUSTRI ROTAN TERPADU ) PALU SULAWESI TENGAH

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) DI PPIRT ( PUSAT PENGEMBANGAN INDUSTRI ROTAN TERPADU ) PALU SULAWESI TENGAH LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) DI PPIRT ( PUSAT PENGEMBANGAN INDUSTRI ROTAN TERPADU ) PALU SULAWESI TENGAH Oleh : AMRIZAL MADO Nim. 060 500 02 9 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) DI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK ( BBKB ) YOGYAKARTA. Oleh : M. MA SUM AMIRUDIN NIM :

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) DI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK ( BBKB ) YOGYAKARTA. Oleh : M. MA SUM AMIRUDIN NIM : 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) DI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK ( BBKB ) YOGYAKARTA Oleh : M. MA SUM AMIRUDIN NIM : 080 500 093 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI CV. PAVETTIA KURNIA ATSIRI KAB.SUBANG JAWA BARAT

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI CV. PAVETTIA KURNIA ATSIRI KAB.SUBANG JAWA BARAT 1 LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI CV. PAVETTIA KURNIA ATSIRI KAB.SUBANG JAWA BARAT Oleh: MULYADI NIM. 070 500 057 JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMAR1NDA

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BALAI BESAR KERAJINAN ANYAMAN DAN BATIK (BBKB) YOGYAKARTA. Oleh : GUNAWAN WIBISONO NIM.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BALAI BESAR KERAJINAN ANYAMAN DAN BATIK (BBKB) YOGYAKARTA. Oleh : GUNAWAN WIBISONO NIM. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BALAI BESAR KERAJINAN ANYAMAN DAN BATIK (BBKB) YOGYAKARTA Oleh : GUNAWAN WIBISONO NIM. 110 500 035 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK (BBKB) ANYAMAN, FIGURA DARI BATOK KELAPA DAN KERTAS SENI - YOGYAKARTA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK (BBKB) ANYAMAN, FIGURA DARI BATOK KELAPA DAN KERTAS SENI - YOGYAKARTA LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK (BBKB) ANYAMAN, FIGURA DARI BATOK KELAPA DAN KERTAS SENI - YOGYAKARTA Oleh Oktavianus Surya Nata NIM. 110 500 040 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai

BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai Satun di Kota Dumai 1. Keripik Cabe Bintang Usaha industri keripik cabe rumahan di Kelurahan Purnama

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Pusaka Bakti merupakan sebuah badan usaha yang bergerak di bidang produksi pembuatan keset kaki dari sabut kelapa dan serat sabut yang telah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang terkait dengan proses belajar mengajar yang berdasarkan kepada

I. PENDAHULUAN. yang terkait dengan proses belajar mengajar yang berdasarkan kepada I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) merupakan mata kuliah khusus di semester enam dan tugas akhir mahasiswa Politeknik Pertanian Universitas Andalas. Kegiatan PKPM

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Chantiqa Handycraft merupakan suatu jenis usaha kerajinan yang memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi barang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1: 29 4 KEADAAN UMUM UKM 4.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pengolah Unit Pengolahan ikan teri nasi setengah kering berlokasi di Pulau Pasaran, Lingkungan 2, Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Barat,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan UD. Pusaka Bakti merupakan usaha kecil menengah yang bergerak dalam bidang pengolahan sabut kelapa. Usaha ini terletak di Desa Telaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kunyit adalah salah satu tanaman rempah yang sering kita jumpai hampir

BAB I PENDAHULUAN. Kunyit adalah salah satu tanaman rempah yang sering kita jumpai hampir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kunyit adalah salah satu tanaman rempah yang sering kita jumpai hampir di seluruh Indonesia khususnya daerah Ponorogo terutama pada daerah dataran tinggi. Tingkat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.. Sejarah Perusahaan PT. Sarana Panen Perkasa merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang produksi alat-alat pertanian terkhususnya perkebunan kelapa sawit.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) PEMBUATAN BRIKET BATUBARA BERBENTUK SARANG TAWON DI PT. CITRA BUANA BORNEO KALIMANTAN TIMUR.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) PEMBUATAN BRIKET BATUBARA BERBENTUK SARANG TAWON DI PT. CITRA BUANA BORNEO KALIMANTAN TIMUR. 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) PEMBUATAN BRIKET BATUBARA BERBENTUK SARANG TAWON DI PT. CITRA BUANA BORNEO KALIMANTAN TIMUR Oleh : Singgih Aji Saputro NIM. 070 500 064 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL

Lebih terperinci

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA NO. 2, TAHUN 9, OKTOBER 2011 140 IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA Muh. Anshar 1) Abstrak: Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas jagung yang dihasilkan agar sesuai

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL ) MINYAK ATSIRI di CV. PAVETTIA KURNIA ATSIRI KAB. SUBANG JAWA BARAT

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL ) MINYAK ATSIRI di CV. PAVETTIA KURNIA ATSIRI KAB. SUBANG JAWA BARAT LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL ) MINYAK ATSIRI di CV. PAVETTIA KURNIA ATSIRI KAB. SUBANG JAWA BARAT Oleh : RIDWAN WIDYA PERMANA NIM. 070 500 061 JURUSAN TEKHNOLOGI HASIL HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Terminologi Pasca Panen Padi. A. Kualitas Fisik Gabah

II. TINJAUAN PUSTAKA Terminologi Pasca Panen Padi. A. Kualitas Fisik Gabah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terminologi Pasca Panen Padi Kegiatan pascapanen padi perontokan, pengangkutan, pengeringan, penggilingan, penyimpanan dan pengemasan (Patiwiri, 2006). Padi biasanya dipanen pada

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Suryamas Lestari Prima adalah perusahaan swasta yang bergerak dalam industri pembuatan daun pintu. PT. Suryamas Lestari Prima didirikan atas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Rezeki Baru merupakan usaha pembuatan keripik ubi dengan merek Rumah Adat Minang yang dikelola oleh Bapak Misli. Pada awalnya UD. Rezeki Baru

Lebih terperinci

PENDAHULUAN PENGOLAHAN METE 1

PENDAHULUAN PENGOLAHAN METE 1 PENDAHULUAN Tanaman jambu mete (Anacardium occidentale L) telah lama dikenal dan dibudidayakan di Indonesia, namun baru saat ini sedang dalam pengembangannya baik oleh perkebunan rakyat maupun oleh perkebunan

Lebih terperinci

V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN

V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN Sebelum diuraikan mengenai pola dan tehnik pembelahan kayu bulat, terlebih dahulu akan diuraikan mengenai urut-urutan proses menggergaji, dan kayu bulat sampai menjadi kayu

Lebih terperinci

BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Penentuan harga pokok produksi metode job order cost pada perusahaan Tegel Karya Indah Sukoharjo Upik Yuli Asri F 3300041 BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Dan Perkembangan Perusahaan Perusahaan

Lebih terperinci

STUDI SIFAT FISIK DAN MEKANIK ROTAN MANAU (Calamus manan Miq) AZHAR NIM

STUDI SIFAT FISIK DAN MEKANIK ROTAN MANAU (Calamus manan Miq) AZHAR NIM STUDI SIFAT FISIK DAN MEKANIK ROTAN MANAU (Calamus manan Miq). Oleh : AZHAR NIM. 070 500 039 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA S A M

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT WANAJAYA NAGAPUSPA KELURAHAN BAIYA PALU UTARA SULAWESI TENGAH

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT WANAJAYA NAGAPUSPA KELURAHAN BAIYA PALU UTARA SULAWESI TENGAH 1 LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT WANAJAYA NAGAPUSPA KELURAHAN BAIYA PALU UTARA SULAWESI TENGAH Oleh: IRFAN.A NIM. 060 500 034 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Singkong Singkong merupakan tumbuhan umbi-umbian yang dapat tumbuh di daerah tropis dengan iklim panas dan lembab. Daerah beriklim tropis dibutuhkan singkong untuk

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT WANAJAYA NAGAPUSPA KELURAHAN BAIYA PALU UTARA SULAWESI TENGAH

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT WANAJAYA NAGAPUSPA KELURAHAN BAIYA PALU UTARA SULAWESI TENGAH LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT WANAJAYA NAGAPUSPA KELURAHAN BAIYA PALU UTARA SULAWESI TENGAH Oleh : RIZKINA AYU NIM. 060 500 039 JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN POLITEKNIK

Lebih terperinci

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao PENDAHULUAN Pengolahan hasil kakao rakyat, sebagai salah satu sub-sistem agribisnis, perlu diarahkan secara kolektif. Keuntungan penerapan pengolahan secara kolektif adalah kuantum biji kakao mutu tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di iklim tropis. Tanaman kopi merupakan salah satu komoditas pertanian terbesar di Indonesia yang

Lebih terperinci

PERLAKUAN KIMIA DAN FISIK EMPAT JENIS ROTAN SESUDAH PENEBANGAN CHEMICAL AND PHYSICAL TREATMENT OF FOUR RATTAN SPECIES AFTER FELLING

PERLAKUAN KIMIA DAN FISIK EMPAT JENIS ROTAN SESUDAH PENEBANGAN CHEMICAL AND PHYSICAL TREATMENT OF FOUR RATTAN SPECIES AFTER FELLING PERLAKUAN KIMIA DAN FISIK EMPAT JENIS ROTAN SESUDAH PENEBANGAN CHEMICAL AND PHYSICAL TREATMENT OF FOUR RATTAN SPECIES AFTER FELLING Prof.Dr.Ir.Djamal Sanusi Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin Jl.Perintis

Lebih terperinci

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan tepat untuk mengurangi terbawanya bahan atau tanah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman jagung Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika Tengah (Meksiko Bagian Selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini, lalu teknologi

Lebih terperinci

PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp) Oleh : DONNY SETIAWAN NIM

PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp) Oleh : DONNY SETIAWAN NIM PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp) Oleh : DONNY SETIAWAN NIM. 100 500 103 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

KAJIAN PENERAPAN ALAT PENEPUNG PISANG UNTUK PENINGKATAN NILAI TAMBAH DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

KAJIAN PENERAPAN ALAT PENEPUNG PISANG UNTUK PENINGKATAN NILAI TAMBAH DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KAJIAN PENERAPAN ALAT PENEPUNG PISANG UNTUK PENINGKATAN NILAI TAMBAH DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Susy Lesmayati 1 dan Retno Endrasari 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan 2 Balai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. UD Pusaka Bakti adalah UKM yang mengolah sabut kelapa menjadi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. UD Pusaka Bakti adalah UKM yang mengolah sabut kelapa menjadi BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD Pusaka Bakti adalah UKM yang mengolah sabut kelapa menjadi cocopress, keset kaki dan cocopeat yang dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan pupuk.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL LAMPIRAN 77 78 LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL Tabel 1. Analisis ekonomi sampel 1 Jenis Produk Kuantitas Harga / potong Tahu 1. Mentah (4 kotak) 6600 potong Rp. 1000 2. Goreng Bahan (8 kotak) Baku Kuantitas 26400

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND 4.1. Proses Perancangan Dalam suatu pembuatan alat diperlukan perencanaan yang matang agar hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sari Tani Jaya Sumatera merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan ubi kayu untuk menghasilkan produk tepung tapioka yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. yang diharapkan. Tahap terakhir ini termasuk dalam tahap pengetesan stand

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. yang diharapkan. Tahap terakhir ini termasuk dalam tahap pengetesan stand BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND 4.1. Hasil Rancang Bangun Stand Engine Cutting Hasil dari stand engine sendiri adalah dimana semua akhir proses perancangan telah selesai dan penempatan komponennya

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. INHUTANI I WILAYAH TARAKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA. Oleh : MUHAMMAD NUR NIM.

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. INHUTANI I WILAYAH TARAKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA. Oleh : MUHAMMAD NUR NIM. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. INHUTANI I WILAYAH TARAKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA Oleh : MUHAMMAD NUR NIM. 120500014 PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN terdiri dari : Tahapan-tahapan proses pengolahan stick singkong di UKM Flamboyan 4.1 Persiapan Bahan Baku Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Kelurahan Semanan Kelurahan Semanan yang berada pada wilayah Kecamatan Kalideres, berbatasan langsung dengan Sungai Cisadane di sebelah utara, Kelurahan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS PALU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS PALU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS PALU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mengembangkan kegiatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Januari 2016 di kebun salak Tapansari, Candibinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Luas

Lebih terperinci

beragam kegunaan, maka tak heran bahwa tanaman ini dikenal juga sebagai tanaman surga. Bagian daun sampai tulang daunnya bisa dijadikan kerajinan dan

beragam kegunaan, maka tak heran bahwa tanaman ini dikenal juga sebagai tanaman surga. Bagian daun sampai tulang daunnya bisa dijadikan kerajinan dan 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman kelapa merupakan tanaman yang cukup populer di Indonesia. Tanaman ini tumbuh subur di dataran rendah di sepanjang nusantara. Mulai dari ujung barat kepulauan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES (pra Rancangan Pabrik,kgrtas kgrajinan dari enceng gondok. BAB III PERANCANGAN PROSES Perancangan pabrik home industri ini menghasilkan produk kertas kerajinan yang siap dibuat untuk kerajinan yang unik.

Lebih terperinci

KEBUTUHAN WAKTU BERSIH PEMBUATAN PAPAN LIST PROFIL KAYU BENGKIRAI (Shorea leavis) DI PERUSAHAAN ALVA MOULDING SAMARINDA

KEBUTUHAN WAKTU BERSIH PEMBUATAN PAPAN LIST PROFIL KAYU BENGKIRAI (Shorea leavis) DI PERUSAHAAN ALVA MOULDING SAMARINDA KEBUTUHAN WAKTU BERSIH PEMBUATAN PAPAN LIST PROFIL KAYU BENGKIRAI (Shorea leavis) DI PERUSAHAAN ALVA MOULDING SAMARINDA Oleh : GUNAWAN NIM. 080 500 073 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

II. PASCA PANEN KAYU MANIS

II. PASCA PANEN KAYU MANIS 1 I. PENDAHULUAN Kayu manis (Cinnamomum burmanii) merupakan komoditas perkebunan yang telah lama dimanfaatkan oleh manusia sebagai bumbu penyedap masakan (Anonim, 2010). Di Indonesia, produk kayu manis

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS PALU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS PALU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS PALU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mengembangkan

Lebih terperinci

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Kebun Batang Serangan dibuka pada tahun 1910 yang dikelola oleh pemerintahan Belanda dengan nama perusahaan NV.BDM (Breningde Deli Maatscappinjen).

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA Sejarah Perusahaan Awalnya pada tahun 1997 ibu Aryani pemilik dari home industry aryani art hanya sebagai distributor enceng gondok untuk para pengerajin Jogjakarta. Enceng gondok

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA AgroinovasI TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA Dalam menghasilkan benih bermutu tinggi, perbaikan mutu fisik, fisiologis maupun mutu genetik juga dilakukan selama penanganan pascapanen. Menjaga mutu fisik

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan UD. Rezeki Baru merupakan usaha pembuatan keripik ubi dengan merek Rumah Adat Minang yang dikelola oleh Bapak Misli. Pada awalnya UD. Rezeki

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Pusaka Bakti merupakan usaha pembuatan keset kaki dari sabut kelapa yang dikelola oleh Bapak Yatno dimana Beliau merupakan pemilik usaha tersebut.

Lebih terperinci

Sejarah Berdirinya Home Industry Aryani Art

Sejarah Berdirinya Home Industry Aryani Art 10 METODE PENELITIAN Metode penelitian digunakan untuk memahami objek penelitian dan dapat mengarahkan peneliti dalam melakukan analisis, sehingga dapat memberikan solusi dalam menjawab persoalan penelitian

Lebih terperinci

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (1997: 5) tumbuhan rotan merupakan jenis tanaman yang merambat panjangnya

BAB I PENDAHULUAN. (1997: 5) tumbuhan rotan merupakan jenis tanaman yang merambat panjangnya 1 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang kaya dengan berbagai jenis tumbuhtumbuhan. Berbagai jenis tumbuhan tersebut memiliki manfaat bagi kehidupan manusia, salah satu jenis

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan alat-alat kebutuhan rumah tangga. Perusahaan ini didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki luas lahan dan agroklimat yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai usaha pertanian. Indonesia juga sejak lama dikenal

Lebih terperinci

VI. RANCANGAN KERJA DAN TATA LETAK. A. Prinsip Rancangan dan Kerja Industri Penggergajian

VI. RANCANGAN KERJA DAN TATA LETAK. A. Prinsip Rancangan dan Kerja Industri Penggergajian VI. RANCANGAN KERJA DAN TATA LETAK A. Prinsip Rancangan dan Kerja Industri Penggergajian Agar suatu industri penggergajian yang didirikan dapat berjalan lancar, sesuai dengan rencana, selama jangka waktu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Afrika, Amerika Selatan, Asia Tenggara, Pasifik Selatan, serta beberapa daerah

I. PENDAHULUAN. Afrika, Amerika Selatan, Asia Tenggara, Pasifik Selatan, serta beberapa daerah I. PENDAHULUAN Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diusahakan secara komersial di Afrika, Amerika Selatan, Asia Tenggara, Pasifik Selatan, serta beberapa daerah lain dengan sekala yang lebih kecil.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cokelat berasal dari hutan di Amerika Serikat. Jenis tanaman kakao ada berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cokelat berasal dari hutan di Amerika Serikat. Jenis tanaman kakao ada berbagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jenis-Jenis Kakao Tanaman kakao (Theobroma cacao, L) atau lebih dikenal dengan nama cokelat berasal dari hutan di Amerika Serikat. Jenis tanaman kakao ada berbagai macam tetapi

Lebih terperinci

KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : BAYU SUGARA NIM. 110500079 PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan diameternya mencapai 1 m. Bunga dan buahnya berupa tandan,

TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan diameternya mencapai 1 m. Bunga dan buahnya berupa tandan, [ TINJAUAN PUSTAKA Batang Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan tumbuhan tropis yang berasal dari Nigeria (Afrika Barat). Tinggi kelapa sawit dapat mencapai 24 m sedangkan diameternya

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM. Rekayasa Model II (DPK 211) Topik. Rekayasa Model I. Penyusun: Oskar Judianto. SSn., MM., MDs.

MODUL PRAKTIKUM. Rekayasa Model II (DPK 211) Topik. Rekayasa Model I. Penyusun: Oskar Judianto. SSn., MM., MDs. MODUL PRAKTIKUM Rekayasa Model II (DPK 211) Topik Rekayasa Model I Penyusun: Oskar Judianto. SSn., MM., MDs. KATA PENGANTAR Puji syukur kita haturkan pada Tuhan Yang Maha Esa bahwa kini telah tersusun

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Produk permainan sekoci handcar anak ini termasuk permainan tradisional, yang awalnya terinspirasi dari sebuah kendaraan tradisonal Handcar. Digunakan sekitar

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KOPERASI INSAN FATHONAH MELALUI PRODUKSI ANEKA OLAHAN KETELA. Oleh : Edy Legowo. Abstrak

PEMBERDAYAAN KOPERASI INSAN FATHONAH MELALUI PRODUKSI ANEKA OLAHAN KETELA. Oleh : Edy Legowo. Abstrak PEMBERDAYAAN KOPERASI INSAN FATHONAH MELALUI PRODUKSI ANEKA OLAHAN KETELA Oleh : Edy Legowo Abstrak Koperasi merupakan organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Bahan Baku dan Bahan Tambahan Produksi Kerajinan Rotan No Bahan Asal Pembelian Rotan Harga Beli (Rp) 1. Bahan Baku Rotan a. Rotan Manau Pabrik/Koperasi Rotan 11.300/kg b. Rotan Semambu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai Negara yang memiliki iklim tropis, Indonesia banyak menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang mengandung serat yang bisa dibuat menjadi bahan baku kerajinan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya harga bahan bakar saat ini, memaksa negara maju maupun berkembang untuk mulai mengoptimalkan hasil perut bumi berupa gas dan minyak bumi. Di Indonesia

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian kekuatan sambungan tarik double shear balok kayu pelat baja menurut diameter dan jumlah paku pada sesaran tertentu ini dilakukan selama kurang lebih

Lebih terperinci

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI Secangkir kopi dihasilkan melalui proses yang sangat panjang. Mulai dari teknik budidaya, pengolahan pasca panen hingga ke penyajian akhir. Hanya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL ) MINYAK ATSIRI di CV. PAVETTIA KURNIA ATSIRI. Kab. Subang Jawa Barat

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL ) MINYAK ATSIRI di CV. PAVETTIA KURNIA ATSIRI. Kab. Subang Jawa Barat LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL ) MINYAK ATSIRI di CV. PAVETTIA KURNIA ATSIRI Kab. Subang Jawa Barat Oleh : RANDI HARDI AKBAR NIM. 070 500 038 JURUSAN TEKHNOLOGI HASIL HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Megah Plastik merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD.Pusaka Bakti merupakan usaha pembuatan keset kaki dari sabut kelapa yang dikelola oleh Bapak Suyanto, dimana Beliau merupakan pemilik usaha tersebut.ud

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas Pertanian, Universitas Lampung Kampus Gedung Meneng, Bandar Lampung dan

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian (2017) TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu 1. Tempat. Penelitian ini akan di lakukan di Kampus STIPAP Beberapa kegiatan penelitian yang dilakukan seperti diperlihatkan pada tabel 3.1. No Tabel 3.1. Kegiatan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG. Roswita Sela 14.I1.0174

IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG. Roswita Sela 14.I1.0174 IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG Roswita Sela 14.I1.0174 OUTLINE PROFIL PERUSAHAAN PROSES PRODUKSI SANITASI KESIMPULAN SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM INDUSTRI ROTAN

4 GAMBARAN UMUM INDUSTRI ROTAN 4 GAMBARAN UMUM INDUSTRI ROTAN 4.1 Perkembangan Industri Rotan di Indonesia Sebagai negara penghasil bahan baku rotan terbesar di dunia, produk jadi rotan Indonesia tidak menunjukkan tingkat ekspor yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka termasuk industri hilir, di mana industri ini melakukan proses pengolahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka termasuk industri hilir, di mana industri ini melakukan proses pengolahan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Tepung Tapioka Skala Rakyat Industri tepung tapioka merupakan industri yang memiliki peluang dan prospek pengembangan yang baik untuk memenuhi permintaan pasar. Industri

Lebih terperinci

PROPOSAL KERJA PRAKTEK DI PT. HOLCIM INDONESIA Tbk. PLANT CILACAP JAWA TENGAH

PROPOSAL KERJA PRAKTEK DI PT. HOLCIM INDONESIA Tbk. PLANT CILACAP JAWA TENGAH PROPOSAL KERJA PRAKTEK DI PT. HOLCIM INDONESIA Tbk. PLANT CILACAP JAWA TENGAH Dibuat untuk memenuhi persyaratan permohonan Kerja Praktek di PT. HOLCIM INDONESIA Tbk. Plant Cilacap Jawa Tengah Oleh: AHMAD

Lebih terperinci

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Ekstraksi Tepung Karaginan Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : 1. Sortasi dan Penimbangan Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan

Lebih terperinci

EKONOMI GAHARU. Oleh : Firmansyah, Penyuluh Kehutanan. Budidaya pohon gaharu saat ini tak terlalu banyak dikenal masyarakat.

EKONOMI GAHARU. Oleh : Firmansyah, Penyuluh Kehutanan. Budidaya pohon gaharu saat ini tak terlalu banyak dikenal masyarakat. EKONOMI GAHARU Oleh : Firmansyah, Penyuluh Kehutanan Budidaya pohon gaharu saat ini tak terlalu banyak dikenal masyarakat. Hanya orangorang tertentu saja yang sudah membudidayakannya. Bukan karena tidak

Lebih terperinci

Pengertian 8/22/2015. Oleh Maria Etik Sulistiyani. Kerajinan

Pengertian 8/22/2015. Oleh Maria Etik Sulistiyani. Kerajinan Kerajinan dari Bahan Alam Oleh Maria Etik Sulistiyani Pembuatan Produk Kerajinan dari bahan alam Tanah Liat Serat Kayu Bambu Kulit Logam Batu Rotan Kemasan Produk Berdasarkan teknik, bahan, alat, dan prodesur

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Rotan adalah salah satu jenis tumbuhan berbiji tunggal (monokotil) yang memiliki peranan ekonomi yang sangat penting (FAO 1997). Sampai saat ini rotan telah dimanfaatkan sebagai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Kreasi Lutvi merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi makanan ringan keripik singkong. UD. Kreasi Lutvi berdiri pada tahun 1999. Sejarah

Lebih terperinci

MODIFIKASI DAN UJI PERFORMANSI MEKANISME ALAT PENGUPAS KULIT ARI KACANG TANAH ( Arachis hypogaea L) SEMI MEKANIS TIPE BELT

MODIFIKASI DAN UJI PERFORMANSI MEKANISME ALAT PENGUPAS KULIT ARI KACANG TANAH ( Arachis hypogaea L) SEMI MEKANIS TIPE BELT MODIFIKASI DAN UJI PERFORMANSI MEKANISME ALAT PENGUPAS KULIT ARI KACANG TANAH ( Arachis hypogaea L) SEMI MEKANIS TIPE BELT Oleh : SUPRIYATNO F141 02 105 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

Arang Tempurung Kelapa

Arang Tempurung Kelapa Arang Tempurung Kelapa Mengapa harus arang tempurung? Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), terutama minyak tanah, membuat masyarakat mencari alternatif lain untuk keperluan memasak. Salah satu yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN. Menengah (UKM teratai) Kelurahan Padebuolo, Kec. Kota Timur Kota

BAB III METODE PELAKSANAAN. Menengah (UKM teratai) Kelurahan Padebuolo, Kec. Kota Timur Kota BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1 Tempat dan Waktu Tempat pelaksanaan Kajian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM teratai) Kelurahan Padebuolo, Kec. Kota Timur Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo.

Lebih terperinci

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG 1. DEFINISI Panen merupakan pemetikan atau pemungutan hasil setelah tanam dan penanganan pascapanen merupakan Tahapan penanganan hasil pertanian setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya adalah mahasiswa harus membuat laporan akhir baik berupa penelitian,

Lebih terperinci

Pembuatan Mesin Pemotong Jenang Dengan Kapasitas 30 kg per Jam

Pembuatan Mesin Pemotong Jenang Dengan Kapasitas 30 kg per Jam Pembuatan Mesin Pemotong Jenang Dengan Kapasitas 30 kg per Jam PROYEK AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Ahli Madya Disusun Oleh: JONY ELYANTO 2008 55 010 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian adalah sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian berperan dalam pertumbuhan ekonomi, penerimaan devisa negara,

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI GULA TERHADAP MUTU SUKADE PEPAYA (Carica papaya L.) Oleh YULIANA SABARINA LEWAR NIM

PENGARUH KONSENTRASI GULA TERHADAP MUTU SUKADE PEPAYA (Carica papaya L.) Oleh YULIANA SABARINA LEWAR NIM PENGARUH KONSENTRASI GULA TERHADAP MUTU SUKADE PEPAYA (Carica papaya L.) Oleh YULIANA SABARINA LEWAR NIM. 100500148 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penanganan Awal Kacang Tanah Proses pengupasan kulit merupakan salah satu proses penting dalam dalam rangkaian proses penanganan kacang tanah dan dilakukan dengan maksud untuk

Lebih terperinci