562 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 5, Juli 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "562 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 5, Juli 2017"

Transkripsi

1 562 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 5, Juli 2017 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V DENGAN MODEL PROBLEM SOLVING DIPADUKAN DENGAN METODE NHT Oleh Indri Puspita Sari @student.uksw.edu Eunice Widyanti Setyaningtyas eunice.widyanti@gmail.com Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran kooperatif dengan model Problem Solving dipadukan dengan metode Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas V di SD Negeri Jetak 01 Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan dalam 2 siklus dengan tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik tes dan non tes (observasi).teknik pengolahan data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian terbukti menunjukkan peningkatan hasil belajar, pada hasil observasi aktivitas guru pada siklus I dari pertemuan pertama sampai ketiga meningkat yaitu85% ke 92% dan mencapai 100%. Pada siklus II sebanyak 92%, 92% dan mencapai 100%. Hasil observasi aktivitas pada Siklus I pertemuan pertama sampai ketiga meningkat sebanyak 77% ke 85% dan mencapai 92%. Pada siklus II sebanyak 85% ke 92%. dan mencapai 92%. Hasil belajar meningkat dari kondisi awal sampai siklus II dengan ketuntasan sebanyak 14 menjadi 20 danmencapai 26 dengan presentase 54% naik 77% dan mencapai 100% dengan rata-rata 60 naik 66,3dan mencapai 83,07. Selain meningkatkan hasil belajar juga meningkatkan keberanian untuk mengungkapkan pendapat, menjawab pertanyaan dari guru dan menumbuhkan minat belajar dengan pembelajaran yang dapat membangun pengetahuan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif dengan model Problem Solving dipadukan dengan metode Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar kelas V pada mata pelajaran IPA. Kata Kunci : hasil belajar IPA, problem solving, NHT PENDAHULUAN Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam rangka pembangunan nasional. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yaitu dengan melakukan proses pembelajaran yang mampu menciptakanperubahan dan perkembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pendidikan adalah kegiatan yang dilakukan secara individu maupun kelompok untuk belajar secara aktif

2 Indri Puspita Sari 563 melalui pembelajaran untuk mengembangkan potensi, keterampilan, kepribadian pada dirinya sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik. Banyak mata pelajaran yang diterapkan dalam pendidikan untuk membantu dalam memahami konsep-konsep ilmu pengetahuan salah satunya adalah mata pelajaran IPA. Peneliti melakukan observasi untuk mengamati proses pembelajaran IPA di kelas. Hasil observasi yang dilakukan di kelas V SD N Jetak 01 menunjukkan adanya permasalahan pembelajaran yang berkaitan dengan mata pelajaran IPA. Permasalahannya yaitu pembelajaran di kelas masih menggunakan model dan metode yang kurang inovatif. Siswa sekolah dasar membutuhkan perubahan model dan metode yang lebih inovatif agar mereka merespon pembelajaran dengan baik. Tidak hanya menggunakan metode konvensional saja, melainkan metode yang mampu membuat anak berpikir kritis namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Sehingga anak lebih tertarik dengan proses pembelajaran. Pembelajaran IPA di kelas kurang memanfaatkan lingkungan sekitar dan alat peraga, hanya sedikit yang aktif bertanya, sebagian saat belajar bermain dengan temannya, mengantuk. dan masih ada beberapa hasil belajar IPA kelas V yang belum mencapai KKM. Pembelajaran di kelas seharusnya memanfaatkan alam sekitar dan alat peraga yang sudah disediakan sekolah untuk menunjang proses belajar mengajar. Siswa menyukai pembelajaran yang melibatkan mereka secara langsung sehingga mendapatkan pengalaman belajar yang berkesan dan dapat meningkatkan hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari latar belakang tersebut rumusan masalah yang diambil peneliti yaitu: 1. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran Problem Solving dipadukan metode Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas V di SD Negeri Jetak 01 Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017? 2. Apakah model pembelajaran Problem Solving dipadukan metode Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas V di SD Negeri Jetak 01 Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017? Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan langkah-langkah model Problem Solving dipadukan dengan metode Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas V di SD Negeri Jetak 01 Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 dan meningkatkan hasil belajar IPA kelas V dengan menggunakan model pembelajaran model Problem Solving dipadukan dengan metode Numbered Heads Together (NHT) di SD Negeri Jetak 01 Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. KAJIAN PUSTAKA Pengertian IPA IPA dapat disebut juga dengan natural science. Menurut Fowler (Trianto, 2014:136) IPA adalah pengetahuan yang sistematis yang dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi. Hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah (Trianto,2014:137). Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu

3 564 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 5, Juli 2017 proses, IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk sains, dan sebagai aplikasi, teoriteori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberikan kemudahan bagi kehidupan. Marsetio Donosepoetro (dalam Trianto, 2010: 137) memandang IPA sebagai proses, sebagai produk dan sebagai prosedur. Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran pengetahuan. Sebagai prosedur dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu (riset pada umumnya) yang lazim disebut metode ilmiah (scientific method). Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran di SD yang dimaksudkan agar mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan. Mata pelajaran IPA memberikan bekal bagi untuk melanjutkan kejenjang pendidikan lebih lanjut, dengan membekali berbagai keterampilan untuk memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan IPA dalam kehidupannya. Selain itu membekali untuk lebih kreatif dan inovatif dalam penemuan pengetahuan tentang alam yang lebih baik lagi. Model Pembelajaran Problem Solving Model pembelajaran berbasis masalah (Problem Solving) digunakan dalam pembelajaran yang membutuhkan jawaban atau pemecahan masalah. W. Gulo (2004:111) menyatakan bahwa Problem Solving adalah metode yang mengajarkan penyelesaian masalah dengan memberikan penekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara menalar. Djamarah (2010 : 103) mengatakan Model pembelajaran Problem Solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam Problem Solving dapat menggunakan metode lain yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Eggen dan Kauchak (dalam Said dkk, 2015:120) mengatakan pembelajaran berbasis masalah memiliki tiga karakteristik sebagai berikut: 1) Pelajaran fokus pada masalah. 2) Tanggung jawab untuk memecahkan masalah bertumpu pada. 3) Guru mendukung proses saat mengerjakan masalah. Langkah-langkah memecahkan masalah menurut John Dewey (dalam Djamarah, 2010:18) adalah merumuskan dan menegaskan masalah, mencari fakta pendukung dan merumuskan hipotesis, mengevaluasi alternatif pemecahan yang dikembangkan dan mengadakan pengujian atau verifikasi. Solso(dalam Wena, 2012:56) mengatakan terdapat enam tahap dalam Problem Solving, yaitu identifikasi permasalahan, representasi permasalahan, perencanaan pemecahan, menerapkan/mengimplementasikan perencanaan, menilai perencanaan, dan menilai hasil pemecahan.

4 Indri Puspita Sari 565 Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Menurut Lie (dalam Wena, 2012:189) pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada untuk bekerja sama dengan sesama dalam tugas-tugas yang terstruktur, dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator. Menurut Lie (2002:12), mendefinisikan pembelajaran kooperatif atau pembelajaran bergotong royong merupakan sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan pada untuk bekerjasama sesamanya pada saat mengerjakan tugas terstruktur. Pembelajaran kooperatif bertujuan agar mampu bekerjasama dengan yang lain yang berbeda dalam hal pengetahuan, kemampuan, keterampilan, ras dan kelas sosial. Dari perbedaan antar, belajar untuk saling membantu jika ada salah satu yang kurang paham dalam menyelesaikan suatu konsep. Pada akhirnya dari kerja kelompok ini terjadi interaksi antar dalam bertukar pengalaman dan pengetahuan baru. Namun terkadang dengan dibentuknya kelompok kerja (team work) kurang memperhatikan. Sehingga banyak model-model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kerjasama yang lebih efisien. Menurut Agus Supridjono (2013:92) mengatakan NHT adalah pembelajaran yang diawali dengan Numbering, dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil mendiskusikan pertanyaan dari guru untuk menemukan jawaban sebagai pengetahuan yang utuh. Menurut Trianto (2007:63) ada empat fase sebagai sintaks dari NHT yaitu Fase 1: Penomoran. Pada tahap ini guru membagi ke dalam kelompok yang terdiri dari 3 sampai 5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5.Fase 2 : Mengajukan pertanyaan. Guru mengajukan sebuah pertanyaan yang bervariasi kepada setiap atau berbentuk arahan.fase 3 : Berpikir bersama. Siswa menyatukan semua jawaban dari pertanyaan dan meyakinkan setiap anggota dalam timnya terhadap pendapat jawabannya. Fase 4 : Menjawab. Guru memanggil satu nomor tertentu, kemudian yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan. Hubungan Antara Model Pembelajaran Problem Solving Dipadukan Metode Numbered Heads Together (NHT) Model pembelajaran Problem Solving adalah metode pembelajaran yang melatih untuk berpikir atau menelaah berbagai masalah individu maupun kelompok dan dapat mencari pemecahan masalah atau solusi dari permasalahan itu sesuai dengan prosedur ilmiah. Model Pembelajaran ini menuntut untuk berpikir kritis dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik dengan memberi tanda nomor pada setiap kelompok atau. Metode ini merupakan suatu cara yang efektif untuk melaksanakan pembelajaran yang mampu mampu membuat untuk aktif belajar. Dalam metode pembelajaran ini dituntut aktif dan siap setiap saat ketika ditunjuk oleh guru untuk menjawab sehingga tidak bergantung pada

5 566 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 5, Juli 2017 yang lainnya. Sehingga harus mampu bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan juga harus percaya diri dan yakin dalam menyelesaikan masalah. Penelitian ini akan memadukan kedua model pembelajaran kooperatif yaitu Problem Solving dan metode NHT sesuai dengan tahapan perkembangan kognitif sekolah dasar yang menyukai proses pembelajaran aktif dan meyenangkan. Adapun langkah-langkah perpaduan antara model Problem Solving dengan NHT yaitu: 1. Menentukan kelompok secara heterogen dengan beranggotakan 3-5 dan setiap diberi tanda penomoran. 2. Memberikan pertanyaan berupa kasus atau masalah yang harus dijawab oleh. 3. Berdiskusi dan mencari referensi atau keterangan yang dapat menunjang untuk mendapatkan jawaban. 4. Menetapkan jawaban sementara. 5. Menguji kebenaran jawaban. 6. Mengacak nomor, dan nomor yang bersangkutan mengangkat tangan dan menjawab. 7. Menarik kesimpulan bersama-sama. Model pembelajaran Problem Solving dapat dipadukan dengan NHT karena jika keduanya dipadukan akan menciptakan inovasi pembelajaran yang lebih menekankan pada proses berpikir kritis pada anak secara berkelompok sehingga antara yang satu dengan yang lain mampu bekerja sama untuk berpikir bersama untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Tentunya dengan kondisi dan suasana belajar yang menyenangkan dengan memakai alat peraga topi bernomor sehingga memotivasi anak untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, melatih percaya diri, dan bertanggung jawab. Perpaduan antara model pembelajaran Problem Solving dan Numbered Heads Together (NHT) dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPA, dapat melatih untuk menyelesaikan permasalahan IPAsesuai dengan prosedur ilmiah sehingga mampu mengembangkan pengetahuan dan pengalaman untuk lebih aktif mempelajari alam sekitar. Kondisi kelas yang menerapkan perpaduan kedua model ini dapat menumbuhkan motivasi dan kesiapan dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian, jika terlibat aktif dan mengikuti proses secara langsung maupun tidak langsung, pada evaluasi pembelajaran dapat menghasilkan nilai yang lebih meningkat. Hasil Belajar Menurut Nana Sudjana (2009:3) mendefinisikan hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Benyamin S. Bloom (Anni, 2009:86) ada tiga ranah (domain) hasil belajar, yaitu: Ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga bidang yakni :bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai), serta bidang psikomotor (kemampuan/keterampilan bertindak/berperilaku). Ketiganya tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki. Sebagai tujuan yang

6 Indri Puspita Sari 567 hendak dicapai, ketiganya harus nampak sebagai hasil belajar di sekolah. Oleh sebab itu ketiga aspek tersebut, harus dipandang sebagai hasil belajar dari proses pengajaran. Berdasarkan kajian teori yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Solving yang dipadukan dengan metode Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar.penggunaan model pembelajaran Problem Solving yang dipadukan dengan metode Numbered Heads Together (NHT) pada mata pelajaran IPA untuk kelas V diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar yang awalnya rendah akan menjadi tinggi. Dengan penggunaan model pembelajaran yang baru juga diharapkan lebih termotivasi lagi untuk belajar lebih giat sehingga mendapatkan nilai yang memuaskan. Model pembelajaran Problem Solving yang dipadukan dengan metode Numbered Heads Together (NHT) ini diharapkan mampu membantu untuk berpikir kritis, bertanggung jawab, serta bekerjasama dalam kelompok dalam menyelesaikan tugas masing-masing. Siswa belajar untuk bekerjasama dengan baik antar yang ada di kelas. Adanya model pembelajaran yang baru ini juga dapat mengeksplor materi yang ada untuk dipelajari bersama-sama dengan teman sebayanya. Serta model pembelajaran Problem Solvingyang dipadukan dengan metode Numbered Heads Together (NHT) diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA kelas V. METODE PENELITIAN Latar Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Jetak 01 yang berada di desa Setugur, Jetak, Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2016/2017. Penelitian dilakukan 5 bulan mulai dari bulan Februari 2017 sampai bulan Juni Subjek penelitian ini adalah kelas V SD Negeri SD Negeri Jetak 01 Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 26. Terdiri dari 14 laki-laki dan 12 perempuan. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kelas V SD Negeri Jetak 01 dalam mata pelajaran IPA setelah memperoleh tindakan adalah: 1. Observasi Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis. Pengamatan dapat dilakukan secara terlibat (partisipatif) ataupun non-partisipatif. Peneliti tidak hanya mengamati aspek kognitif saja, melainkan juga pada aspek afektif dan psikomotor. Observasi dilakukan di SD Negeri Jetak 01. Observasi dilakukan untuk mengetahui penerapan modeldan proses pembelajaran Problem Solving dipadukan denganmetode Numbered Heads Together (NHT) dalam pembelajaran. 2. Tes Tes adalah prosedur pengukuran yang dirancang secara sistematis, untuk mengukur indikator/kompetensi tertentu dengan pemberian angka. Teknik tes ini dapat

7 568 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 5, Juli 2017 mengetahui tingkat keberhasilan proses belajar mengajar di kelas. Peneliti akan melakukan post-test untuk mengetahui hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Indikator kerja yang digunakan adalah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hasil belajar IPA meningkat apabila diatas 80% memperoleh nilai diatas KKM. Standar KKM yang digunakan adalah 60. Instrumen Pengumpul Data Instrumen pengumpulan data dilakukan dengan penilaian. Penilaian dilaksanakan pada akhir program belajar mengajar untuk mengukur berhasil tidaknya proses pembelajaran. Penilaian dilakukan untuk memperbaiki program mengajar di kelas dan pembelajaran di kelas agar hasil belajar dapat meningkat. Menurut Slameto (2015:233) terdapat dua macam alat pengukuran yaitu observasi atau non tes dan tes. 1. Lembar Observasi Penilaian dalam non-tes yang digunakan peneliti adalah observasi langsung. Teknik non-tes ini berupa lembar pengamatan yang digunakan untuk mengamati guru saat proses pembelajaran berlangsung sampai akhir pembelajaran selesai. Peneliti menggunakan lembar obervasi untuk mengukur ranah afektif dan psikomotor. Observasi dilaksanakan pada akhir siklus I dan siklus II. 2. Tes Tes merupakan alat yang digunakan untuk menilai atau mengukur kognitif dalam mengerjakan tugas yang berupa nilai. Tes yang digunakan peneliti adalah tes pilihan ganda. Tes dilaksanakan setiap akhir siklus I dan siklus II. Uji Instrumen Penelitian Validitas Soal Validitas menunjukan sejauhmana alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Untuk mengetahui tingkat validitas suatu soal yang akan di ujikan kepada, maka sebelum diberikan soal tersebut sebaiknya diuji cobakan ke dalam kelas lain untuk mengetahui butir soal yang valid. Uji validitas yang dilakukan menggunakan SPSS 16.0 for windows. Berdasarkan hasil uji validitas pada dengan jumlah 26 yang telah dilakukan pada 30 instrument soal siklus 1 terdapat 27 butir soal yang valid dan siklus 2 terdapat 25 butir soal. Berdasarkan instrumen soal yang telah diuji maka akan menggunakan 20 soal yang telah terbukti valid pada setiap siklus yang akan dijadikan sebagai instrument tes untuk mengetahui hasil belajar. Reliabilitas Soal Reliabilitas adalah mengukur instrumen terhadap ketepatan (konsisten). Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat keajegan dan ketepatan skor tes. Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan mengambil responden kelas V yang berjumlah 26. Koefisien reliabilitas selalu berada dalam rentang 0 sampai 1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu tes semakin tinggi pula keajegan/ketepatannya. Sebagai ancar-ancar koefisien reliabilitas berdasarkan nilai

8 Indri Puspita Sari 569 alfa dapat diintepretasikan sebagai berikut (Wardani, dkk, 2012:346). Uji reabilitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS 16.0 for windows. Uji reabilitas soal yang telah dilakukan memperoleh hasil reliabilitas pada siklus 1 dan siklus 2 memuaskan karena nilai alpha lebih dari 0,7. Hasil perhitungan reliabilitas dapat dilihat padatabel berikut. Tabel 1 : Data Hasil Reliabilitas Siklus 1 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Sumber : Wardani, dkk, 2012:346 Tabel 2 : Data Hasil Reliabilitas Siklus 2 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Sumber : Wardani, dkk, 2012:346 Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Untuk memperoleh soal yang baik selain dengan uji validitas dan reliabilitas yaitu dengan penentuan proporsi dan kriteria soal yang masuk ke dalam kategori soal mudah, soal sedang atau soal sukar.berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran instrument soal, dari 30 soal siklus 1 dan 30 soal siklus kedua hasilnya adalah sebagai berikut. Tabel 3 : Hasil Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus I dan Siklus II Kriteria Siklus Nomor Soal Valid Sukar Sedang Mudah 1 5,9,19,21, ,9,14,16, 18,29 1,3,4,6,7,8,10, 18,20,22,23,2 4,28,30 2,3,5,6,7,8,10, 15,17,21,23,2 4,25,26,27,30 Sumber : Wardani, dkk, 2012:346 2,7,11,12,13,1 4,15,16,17,26, 27,29 4,11,12,13,19, 20,22,28 1,2,4,5,6,7,8,9,10, 11,12,13,14,16,17,18,19,20,21,22,2 3,24,25,26,28,29, 30 1,2,3,5,6,7,8,10,1 2,13,14,15,16,18, 19,20,21,22,23,24,25,26,27,29,30 Teknik Analisis Data Penelitian ini, peneliti menganalisis data instrumen tes dengan menggunakan teknik analisis deskriptif untuk membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus I dan nilai tes siklus II dan berdasarkan jumlah yang tuntas dan belum tuntas. Data yang diolah dengan analisis deskriptif adalah data dari nilai yang

9 570 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 5, Juli 2017 diperoleh pada nilai tes kondisi awal, nilai setelah siklus I dan siklus II setelah menggunakan model pembelajaran Problem Solving dipadukan denganmetode Numbered Heads Together (NHT). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Dari hasil observasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pada pembelajaran IPA masih belum efektif. Masih banyak yang berbicara dengan teman yang lain, bermain sendiri, masih banyak yang belum tuntas dan masih kurang aktif dalam pembelajaran. Dari hasil uji pra siklus masih banyak hasil belajar yang belum mencapai KKM. Dari hasil observasi yang telah dilakukan pada kondisi awal nilai tertinggi adalah 83 dan nilai terendah adalah 30. Dengan rata-rata nilai yaitu 60. Hasil ketuntasan sebanyak 14 (54%) tuntas/diatas KKM dan 12 ( 46%) belum tuntas/ di bawah KKM. Langkah-langkah dalam penelitian ini yaitu guru membentuk kelompok secara acak atau heterogen, guru menyiapkan pertanyaan dan topi bernomor untuk penerapan model pembelajaran. Guru membagikan topi dan pertanyaan kepada ketua kelompok. Selain itu guru juga membagikan lembar kerja dan peralatan untuk percobaan. Siswa berdiskusi untuk mengidentifikasi masalah, membuat hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan menyimpulkan jawaban. Kemudian guru secara acak mengambil nomor undian, dan yang sama dengan nomor yang dipanggil guru harus maju kedepan mempresentasikan hasil diskusi. Presentasi dilakukan sampai semua sudah mendapatkan giliran. Selanjutnya guru dan melakukan refleksi, membuat kesimpulan dan terakhir guru mengakhiri pembelajaran dengan salam. Pada saat pembelajaran siklus I maupun siklus II dilakukan juga observasi aktivitas guru dan. Aktivitas Guru dan Siswa Kegiatan observasi aktivitas guru dan dilakukan bersamaan ketika proses pembelajaran berlangsung. Ada 13 indikator untuk observasi guru dan. Pengisian tabel pada lembar observasi aktivitas guru dan menggunakan tanda ( ). Pada hasil observasi aktivitas guru siklus I pada pertemuan pertama sebanyak 85%, pertemuan kedua sebanyak 92%, dan pertemuan ketiga sebanyak 100%. Sedangkan aktivitas pada siklus I pertemuan pertama sebanyak 77%, pertemuan kedua sebanyak 85%, dan pertemuan ketiga sebanyak 92%. Data dari hasil observasi aktivitas guru dan pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I. Pada hasil observasi aktivitas guru siklus II pada pertemuan pertama sebanyak 92%, pertemuan kedua sebanyak 92%, dan pertemuan ketiga sebanyak 100%. Sedangkan aktivitas pada siklus II pertemuan pertama sebanyak 85%, pertemuan kedua sebanyak 92% dan pertemuan ketiga sebanyak 92%. Hasil observasi dan guru pada siklus I dan II termasuk kategori sangat tinggi atau berhasil. Hasil observasi aktivitas guru dan pada siklus I dan siklus II disajikan dalam tabel 1 berikut ini :

10 Indri Puspita Sari 571 Tabel 4 : Perbandingan Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I dan Siklus II Aktivitas Guru Aktivitas Pembelajaran Siswa Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II 1 85% 92% 77% 85% 2 92% 92% 85% 92% 3 100% 100% 92% 92% Sumber : Hasil Penelitian Diolah, Juni 2017 Berdasarkan data di atas, perbandingan aktivitas guru dan dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Dapat dilihat dari hasil observasi aktifitas guru pertemuan pertama siklus I sebanyak 85 % meningkat menjadi 92 %. Pada pertemuan kedua siklus I sebanyak 92% sama menjadi 92 % dan pertemuan ketiga sama menjadi 100%. Sedangkan aktivitas pada pertemuan pertama siklus I sebanyak77% meningkat menjadi 85% pada siklus II, pertemuan kedua siklus I sebanyak 85% meningkat pada siklus II menjadi 92% dan pertemuan ketiga sama antara siklus I dan II sebanyak 92%. Dari penjabaran ini dapat dikatakan bahwa model Problem Solving yang dipadukan dengan metode Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan aktivitas guru dan. Hasil Belajar Hasil belajar pada aspek kognitif menunjukkan adanya peningkatan dari kondisi awal untuk nilai rata-rata meningkat menjadi 66,3 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 50. Sebanyak 6 dengan presentase nilai 23% yang berarti tidak tuntas atau masih dibawah KKM. Dan 20 dengan presentase nilai 77% sudah tuntas atau mencapai KKM. Pada siklus II semakin mengalami peningkatan pada aspek kognitif. Rata-rata nilai pada siklus II sebanyak 83.07, dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 65. Ketuntasan pada siklus II ini sejumlah 26 sudah mencapai KKM atau sudah tuntas. Hasil tes evaluasi untuk mengetahui peningkatan pada hasil belajar terdapat pada tabel 5 di bawah ini : Tabel 5 : Perbandingan Hasil Belajar Kognitif IPA Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II No Penilaian Kondisi Awal Siklus I Siklus II 1 Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-Rata 60 66,3 83,07 4 Ketuntasan 54% (14 ) 77% ( 20 ) 100% (26 ) Sumber : Hasil Penelitian Diolah, Juni 2017 Berdasarkan tabel diatas, perbandingan hasil belajar dari tes evaluasi yang sudah dilaksanakan sebelum dan pada saat penelitian menunjukkan adanya peningkatan. Pada nilai tertinggi meningkat dari kondisi awal adalah 83, menjadi 85

11 572 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 5, Juli 2017 pada siklus I dan menjadi 95 pada siklus II. Pada nilai terendah dari nilai 30 menjadi 50 pada siklus I dan menjadi 65 pada siklus II. Untuk nilai rata-rata pada kondisi awal sejumlah 60 meningkat pada siklus I menjadi 66,3 dan pada siklus II menjadi Ketuntasan belajar juga meningkat dari kondisi awal sebanyak 54% menjadi 77% dan pada siklus II meningkat menjadi 100%. Hasil belajar afektif didapatkan dari pengamatan atau observasi ketika proses pembelajaran sedang berlangsung.hasil belajar afektif adalah penilaian untuk sikap pada saat pembelajaran di kelas. Penilaian hasil belajar ini berlangsung dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga. Penilaian hasil belajar afektif menggunakan skor antara 1-4 untuk 7 kriteria yang telah dijabarkan pada BAB III. Kriteria dalam penilaian sikap adalah mendengarkan penjelasan guru, melaksanakan instruksi dari guru, dapat bekerjasama membuat hipotesis dari pertanyaan yang diberikan guru, menghargai pendapat teman, dapat bekerjasama dalam diskusi dengan teman kelompok, dapat membuat menjawab sementara pertanyaan dari guru dengan benar, dan dapat menguji kebenaran jawaban sementara dengan tepat.hasil belajar afektif dan psikomotor akan dijelaskan pada tabel berikut. Tabel 6 : Hasil Belajar Afektif dan Psikomotor Siklus I dan Siklus II Siklus I Siklus II No Hasil Cukup Baik Sangat Cukup Baik Sangat Belajar 1 Afektif 6 (23%) 2 Psikomotor 4 (16%) 9 (35%) 11 Baik 11 (42%) 11 (42%) 1 (4%) 10 (38%) - 4 (16%) Baik 15 (58%) 22 (85%) (42%) Sumber : Hasil Penelitian Diolah, Juni 2017 Pada siklus I penilaian hasil belajar afektif yaitu tidak ada yang mendapatkan skor 1-7 atau dalam kategori kurang. Dalam rentang skor 8-14 ada 6 (23%) dengan kategori cukup, dalam rentang ada 9 (35%) dengan kategori baik dan dalam rentang skor ada 11 (42%) dengan kategori sangat baik. Pada siklus II penilaian hasil belajar afektif yaitu tidak ada yang mendapatkan skor 1-7 atau dalam kategori kurang. Dalam rentang skor 8-14 ada 1 (4%) dengan kategori cukup, dalam rentang ada 10 (38%) dengan kategori baik dan dalam rentang skor ada 115 (58%) dengan kategori sangat baik. Penilaian hasil belajar psikomotor pada siklus I tidak ada yang mendapatkan skor kurang atau 1-3. Pada skor 4-6 ada 4 (16%) dengan kategori cukup, pada skor 7-9 ada 11 (42%) dengan kategori baik, dan pada skor ada 11 (42%) dengan kategori sangat baik. Sedangkan penilaian hasil belajar psikomotor siklus II tidak ada yang mendapatkan skor kurang. Pada skor 7-9 ada 4 (15%) dengan kategori baik, dan pada skor ada 22 (85%) dengan kategori sangat baik.

12 Indri Puspita Sari 573 PENUTUP Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penerapan model Problem Solving yang dipadukan dengan metode NHT dapat meningkatkan hasil belajar kelas V dengan proses pembelajaran yang berbentuk kelompok heterogen, dengan topi bernomor di kepala. Guru memberikan masalah kepada dalam bentuk undian agar terlihat menarik dan belajar mengidentifikasi masalah bersama dengan berdiskusi sehingga melatih untuk dapat bekerjasama, membuat hipotesis dengan cara berdiskusi bersama dan dengan bimbingan guru sehingga dapat mengetahui berbagai macam hipotesis yang dibuat teman yang lain, mengumpulkan data dengan melakukan percobaan sehingga dapat mengetahui proses terjadinya sesuatu seperti membuktikan sifat-sifat cahaya, dan menguji hipotesis hingga sampai tahap menyimpulkan dengan cara berdiskusi agar dapat memecahkan permasalahan dengan membangun pengetahuan yang lebih luas. Kemudian mempresentasikan kesimpulan jawaban sesuai dengan nomor yang dipanggil oleh guru. Pembelajaran tersebut dilakukan hingga semua mendapat giliran untuk mempresentasikan jawaban, kemudian guru dan melakukan refleksi pembelajaran dengan bertanya jawab kepada untuk mengetahui pembelajaran yang sudah berlangsung, guru dan membuat kesimpulan pembelajaran dan terakhir menutup pembelajaran dengan salam. Hasil belajar IPA pada kondisi awal dari 26 keseluruhan, hanya14 (54%) memenuhi KKM dan 13 (46%) belum memehuhi KKM. Pada siklus I jumlah yang memenuhi KKM mengalami peningkatan menjadi 20 (77%) dan masih ada 6 (23%) yang belum memenuhi KKM. Pada siklus II dari 26, 26 (100%) memperoleh nilai lebih dari KKM. Hasil belajar afektif dengan kategori cukup pada siklus I sebanyak 6 (23%), pada siklus II menjadi hanya 1 (4%). Pada kategori baik siklus I ada 9 (35%) dan siklus II ada 10 (38%) dan dalam kategori sangat baik pada siklus I ada 11 (42%) dan ada 15 (58%) pada siklus II. Berdasarkan analisis data hasil belajar psikomotor dengan kategori cukup pada siklus I ada 4 (16%) dan siklus II tidak ada yang mendapatkan nilai cukup. Pada kategori baik siklus I ada 11 (42%) dan pada siklus II ada 4 (15%). Pada kategori sangat baik siklus I ada 11 (42%) dan pada siklus II meningkat sebanyak 22 (85%)..Dengan demikian, penelitian tindakan kelas yang dilakukan berhasil dan terbukti bahwa penerapan penerapan model Problem Solving dipadukan metode Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas V SD Negeri Jetak 01 Semester II Tahun Ajaran 2016/2017. DAFTAR PUSTAKA Anni, Chatarina Tri Achmad Rifa i Psikologi Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press. Djamarah, Syaiful Bahri Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Gulo, W Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT. Grasindo. Lie, A Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang kelas. Jakarta: Gramedia Rahmi.

13 574 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 5, Juli 2017 Said, Alamsyah, dkk, Strategi Mengajar Multiple Intelligences. Jakarta: Kencana. Slameto Metodologi Penelitian dan Inovasi Pendidikan. Salatiga: Satya Wacana Univercity Press. Suprijono, Agus Cooperative Learning : Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Sudjana, Nana Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Trianto Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara. Wardani, Naniek Sulistya dkk Asesmen Pembelajaran SD Bahan Ajar Mandiri. Semarang: Widya Sari Press Wena, Made Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS 4 SD NEGERI BLOTONGAN 01 SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII A SMP N 3 SENTOLO Estiningsih Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan karakteristik Subjek Penelitian Setting penelitian tindakan kelas ini mencakup tempat penelitian, subjek penelitian dan waktu pelaksanaan penelitian 1. Tempat

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS 5 SD NEGERI TUNTANG 02 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 34 Nomor 1 Tahun 2017 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR Dyah Kartika Sari

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA Penerapan Model Pembelajaran Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Era Destiyandani, dkk) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam penelitian suatu kajian teori sangat diperlukan, suatu kajian teori ini akan sangat membantu dalam penelitian. Dimana teori ini dijadikan suatu dasar atau patokan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V semester II tahun Pelajaran 2013/2014 di SDN Bugel 02 Salatiga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian akan dilakukan di SD Kristen 03 Salatiga. Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester II tahun 2013/2014. Subjek

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama dan mempunyai pandangan

Lebih terperinci

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ? PENDAHULUAN Tujuan utama dalam proses pembelajaran adalah tercapainya tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, guru dituntut untuk merancang suatu pembelajaran yang efektif. Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Wina Sanjaya ( 2009 : 26) mengartikan bahwa penelitian tindakan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SD. Oleh Fivi Nuraini

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SD. Oleh Fivi Nuraini Fivi Nuraini 369 PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SD Oleh Fivi Nuraini 292013122@student.uksw.edu Firosalia Kristin Firosalia.kristin@staff.uksw.edu

Lebih terperinci

758 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017

758 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017 758 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017 PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER DISIPLIN TANGGUNG JAWAB SERTA HASIL BELAJAR IPA Oleh Endang Retnowati

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Triyatno 1, John Sabari 2 1 Mahasiswa Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mata pelajaran matematika yang dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri.

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri. BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme Teori konstruktivisme dalam belajar adalah peserta didik agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Siti Setiawati 1, Suhartono 2, Harun Setyo Budi 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK), peneliti menggunakan jenis penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkolaborasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis Pre-eksperimen. Menurut Sugiyono (2010: 109) penelitian pre-eksperimen

Lebih terperinci

Vita Ariani Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Erika Eka Santi, M. Si Dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Vita Ariani Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Erika Eka Santi, M. Si Dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 KECAMATAN BUNGKAL Vita Ariani Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian Tempat Penelitian ini berlokasi di SD Negeri 01 Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan di

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK DIANA MANURUNG Guru SMPN 1 Patumbak Email : chairini.nurdin@gmail.com

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS VIIIC SMP MUHAMMADIYAH 1 MINGGIR Dian Safitri Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses belajar mengajar antara guru dengan siswa untuk pengembangan potensi diri yang dilakukan secara sadar dan terencana agar dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya seluruh aspek potensi kemanusiaan saja (Suprijono, 2006). Hasil belajar adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif yaitu penelitian bersama antara peneliti dengan pihak lain (guru

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ZAKAT FITRAH DAN MAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ZAKAT FITRAH DAN MAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 4 No. 2 Juli 2017, hal 125-132 PENINGKATAN HASIL BELAJAR ZAKAT FITRAH DAN MAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER Hj. Titim NIP. 196102041982062001

Lebih terperinci

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR NEGERI KALIGENTONG 01 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

Oleh : Retnosari Widiastuti ABSTRAKSI

Oleh : Retnosari Widiastuti ABSTRAKSI Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Materi Penyimpangan Sosial melalui Penerapan Model Pembelajaran Number Head Together Bagi Siswa Kelas XD SMAN 1 Rowosari Semeser 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Oleh

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA KELAS VIIC SEMESTER 2 SMP NEGERI 7 SALATIGA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA TEKA- TEKI SILANG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA TEKA- TEKI SILANG MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA TEKA- TEKI SILANG 1 Diah Kurniawati, 2 Sunardi Program Studi PGSD-FKIP, Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN.

BAB III METODE PENELITIAN. 2 BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian dilakukan di kelas V SD N 2 Kembaran Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo. Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakter Subjek Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. oleh Melynda Putri Ratnasari

ARTIKEL SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. oleh Melynda Putri Ratnasari UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI DAN MODEL TALKING STICK KELAS 4 SDN BERGASLOR 01 KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / Nugroho Adi Prayitno

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / Nugroho Adi Prayitno PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / 2012 Nugroho Adi Prayitno SMP AL ISLAH SEMARANG D fish Adi R@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kelas II SD N Panerusan Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo. Penelitian

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Yunius, Siti Nuryanti, dan Yusuf Kendek Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Tempat Penelitian Penelitian ini bertempat di SD Negeri Banyumudal 2, Kecamatan Sapuran,Kabupaten Wonosobo yang beralamatkan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 4 SDN KALINANAS 01

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 4 SDN KALINANAS 01 Yudha Widhiatma 447 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 4 SDN KALINANAS 01 Oleh Yudha Widhiatma 292013095@student.uksw.edu Wasitohadi wasitohadi@staff.uksw.edu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis, Setting, Subyek dan Obyek Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang peneliti gunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Peneliti menggunakan jenis PTK kolaboratif. PTK

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V Endah Tri Wahyuni 1 1 Universitas Negeri Malang Email: 1 endahtriw7@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 1 SENTOLO Nurul Arum Sulistyowati FKIP, Universitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab III ini akan dibahas tentang metodologi penelitian, yang mencakup setting penelitian, karakteristik subjek penelitian, variabel dalam penelitian tindakan kelas (PTK),

Lebih terperinci

KOREKSI PEMBELAJARAN BERBASIS SISWA (STUDENT CENTERED LEARNING) DALAM PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

KOREKSI PEMBELAJARAN BERBASIS SISWA (STUDENT CENTERED LEARNING) DALAM PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOREKSI PEMBELAJARAN BERBASIS SISWA (STUDENT CENTERED LEARNING) DALAM PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR Slameto PGSD FKIP UKSW Salatiga slameto@staff.uksw.edu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SDN Candirejo 02 Tuntang yang terletak di Jl.Mertokusuma 32, Kelurahan Candirejo, Kecamatan

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YUSNELDA Guru SMP Negeri 7 Dumai yusnelday@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Seting Tempat Penelitian Penelitian ini bertempat di SD Negeri Tengaran 02 Kabupaten Semarang yang beralamatkan ditengaran.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaborasi dengan guru kelas. Peneliti secara kolaborasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang sudah dipelajari dari jenjang sekolah dasar. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Matematika Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa, terutama bagi bangsa yang sedang berkembang, yang sedang membangun negaranya. Pembangunan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA 12 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA Ponco Budi Raharjo Indri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN. yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa. Interaksi yang bernilai edukatif

Lebih terperinci

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 TILAMUTA

Lebih terperinci

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI KELAS XI IIS 5 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Reni Rasyita Sari Program Studi

Lebih terperinci

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No.1 ISSN 2354-614X Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian yang dilakukan meliputi: a. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah yang meliputi wawancara

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 3.1.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas III SD Tegalrejo 04 Salatiga yang berjumlah 38 siswa, yang terdiri dari 21 perempuan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaborasi dengan guru kelas, dimana peneliti bekerjasama dengan guru kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Ujung-ujung 03 yang terletak di Dusun Mukus Desa Ujung-ujung Kecamatan Pabelan Kabupaten

Lebih terperinci

DITA PUTRI MAHARANI Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK

DITA PUTRI MAHARANI Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo   ABSTRAK UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS VII SEMESTER 2 SMP ISLAM THORIQUL HUDA TAHUN AJARAN 2013/2014 DITA PUTRI MAHARANI

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X-5 SMA NEGERI 1 KUSAMBI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK LITOSFER DAN PEDOSFER Sardila 1, Ramli

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Kauman Lor 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari peningkatan kualitas sumber daya manusia, komponen yang selama ini dianggap sangat berpengaruh

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIC SMPN 3 PALOPO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIC SMPN 3 PALOPO Pedagogy Volume 1 Nomor 1 ISSN 2502-3802 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIC SMPN 3 PALOPO Titik Pitriani Muslimin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Peneliti PTK BAB III METODE PENELITIAN penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Kemmis ( Rochiati, 2008) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaboratif,

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MASRI MANSYUR Guru SMP Negeri YASFII Dumai masrimansyur449@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd

ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN METODE DRILL PADA MATERI KERTAS KERJA (WORKSHEET) MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS X 5 SMA NEGERI 2 GORONTALO ROSITA

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun Hildayanti Anwar Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI Elvera Gustina a, Zetriuslita b, Mefa Indriati c a Alumni Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang terletak di Desa Glagahombo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

Lebih terperinci

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar PENERAPAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER ( NHT ) DENGAN MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 GUNUNG PUTRI SITUBONDO Oleh Ria Dwi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Setting dalam penelitian ini menggunakan setting kelas di mana data yang diperoleh berasal dari pengamatan saat proses pembelajaran berlangsung di dalam

Lebih terperinci

Kata kunci : Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), motivasi dan prestasi belajar

Kata kunci : Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), motivasi dan prestasi belajar UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Think Pair Share (TPS)SISWA KELAS VII C SMP MUHAMMADIYAH 1 MINGGIR Aresti Nurul Sholiha Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas untuk mata pelajaran IPA yang dilaksanakan di SD Negeri Samban 02 Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal semester 2 tahun ajaran 2012/2013, yaitu dari bulan Januari 2013 sampai April 2013 di

Lebih terperinci

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENERAPAN MODEL NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 JATIPURWO, JATIPURO, KARANGANYAR TAHUN 2012/2013 Naskah Publikasi Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2013 di SD Kertomulyo 02 Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati. Subjek

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Penelitian dan karakteristik Subjek Penelitian Bab III ini akan membahas mengenai latar dan karakteristik pada subjek penelitian ini. 3.1.1 Latar Penelitian Latar dalam

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW BERBANTUAN MEDIA GAMBAR

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW BERBANTUAN MEDIA GAMBAR Retno Sulistyowati 63 UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW BERBANTUAN MEDIA GAMBAR Retno Sulistyowati 292013083@student.uksw.edu Drs. Nyoto Harjono, M.Pd.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai, yaitu perubahan yang menjadi semakin baik setelah melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting Subjek dan Karakteristik Subjek Penelitian Peneliti ini dilakukan di SDN Tlogo. SDN Tlogo terletak di lingkungan perdesaan dan jauh dari pasar sehingga suasana di SDN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini bertempat di SD Negeri Delik 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Letak sekolah ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tukang 02 Kabupaten Semarang pada mata pelajaran matematika

Lebih terperinci

PROSES PEMBELAJARAN SHOLAT MELALUI METODE NHT. Siti Musta anah

PROSES PEMBELAJARAN SHOLAT MELALUI METODE NHT. Siti Musta anah Dinamika Vol. 5, No. 4, Oktober 2015 ISSN 0854-2172 SD Negeri 02 Sawangan Kab. Pekalongan Abstrak Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 02 Sawangan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di kelas 4 Sekolah Dasar Negeri 1 Pojok semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 31 orang siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas dilakukan pada semester 2 tahun ajaran 2013/2014. Penentuan waktu penelitian mengacu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu (1) informasi verbal; (2) keterampilan

Lebih terperinci