Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017"

Transkripsi

1 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X-5 SMA NEGERI 1 KUSAMBI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK LITOSFER DAN PEDOSFER Sardila 1, Ramli 2 1 Alumni Geografi Pendidikan Geografi FKIP UHO, 2 Dosen Pendidikan Geografi FKIP UHO Abstrak: Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menentukan peningkatan hasil belajar geografi siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Kusambi yang diajar dengan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada materi pokok Litosfer dan Pedosfer. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Kusambi yang terdaftar pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017, yang berjumlah 27 orang siswa. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa: 1) aktivitas belajar siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Kusambi yang di ajarkan dengan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada siklus I skor rata-rata aktivitas siswa adalah 2,6 yang termasuk kategori cukup, dan meningkat pada siklus II menjadi 3, yang berkategori baik; 2) aktivitas mengajar guru siklus I skor rata-rata aktivits menajar guru adalah 2,7 yang termasuk kategori cukup dan meningkat pada siklus II menjadi 3,5 yang berkategori baik; 3). Peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II, dimana peningkatannya sebesar 18,52% yang diperoleh dari selisih antara persentase kentuntasan siklus II dan siklus I, dimana pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar sebesar 73,77 dengan persentase ketuntasan sebesar 66,67% dan pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar sebesar 78,33 dengan persentase ketuntasan sebesar 85,19%. Kata Kunci: Model Pembelajaran, Numbered Heads Together (NHT), Proses, Hasil Belajar PENDAHULUAN Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan kebutuhan mutlak untuk kelangsungan hidup bangsa, karena pendidikan sangat besar manfaatnya dalam pelaksanaan pembangunan bangsa disegala bidang. Pendidikan saat ini, guru diharuskan untuk lebih aktif dan kreatif dalam mencari, dan memilih strategi, model serta pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran yang paling tepat dan sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang terkait dengan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu proses terjadinya perubahan tingkah laku karena interaksi antara individu dan lingkungannya. Dalam konteks pembelajaran dikelas, interaksi terjadi antara individu dan lingkungan kelas. Dalam menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya interaksi ini peranan guru sangat menentukan. Hal ini disebabkan atas konsep yang memandang bahwa pengajaran itu sendiri pada dasarnya menciptakan lingkungan yang dapat memberi kemungkinan terjadinya proses belajar. Pemilihan model dan metode pembelajaran yang tepat serta menguasai materi yang akan diajarkan sesuai dengan potensi peserta didik merupakan kemampuan dan keterampilan dasar yang harus dikuasai

2 2 oleh seorang guru. Ketepatan dan kemampuan seorang guru menggunakan model pembelajaran dalam mengajar memegang peranan penting bagi keberhasilan belajar siswa. Menurut Daryanto (2010: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dalam lingkungannya. Purwanto (2009: 38) berpendapat bahwa belajar adalah merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam prilakunya. Menurut Sanjaya (2008: 26) pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termaksuk gaya belajar maupun potensi yang ada didalam diri siswa seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Sebagi suatu proses kerja sama, pembelajaran tidak hanya menitik beratkan pada kegiatan guru atau kegisatan siswa saja, akan tetapi guru dan siswa secara bersamasama berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan demikian, kesadaran dan keterpahaman guru dan siswa akan tujuan yang harus dicapai dalam proses pembelajaran merupakan syarat mutlak yang tidak bisa ditawar, sehingga dalam prosesnaya, guru dan siswa mengarah pada tujuan yang sama. Keberhasilan guru dalam proses pembelajaran, ditunjukan oleh prestasi atau hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Oleh karena itu, pendidikan memegang peran penting dan diharapkan dapat membimbing siswa agar dapat menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar peranan tujuan instruksional yang berisi rumusan kemampuan dengan tingkah laku yang diinginkan di kuasai siswa menjadi unsur penting menjadi dasar dan acuan penilaian. Penilaian proses belajar yang dimaksud adalah memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan pengajaran. Oleh sebab itu, penilaian hasil dan proses belajar sehingga berkaitan satu sama lain, sebab hasil merupakan akibat dari proses (Sudjana, 2008: 3). Menurut Kunandar (2007: 359) pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh anatr siswa untuk menghindari ketrgantungan dalam kesalah pahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. Menurut Stahl dalam Ismail ((2002:12) bahwa ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif adalah: (1) Belajar dengan teman; (2) Tatap muka antar teman; (3) Mendengarkan diantara anggota; () Belajar dari teman sendiri dalam kelompok; (5) Belajar dalam kelompok kecil; (6) Produktif berbicara atau mengemukakan pendapat; (7) Siswa membuat keputusan siswa aktif. Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa yang memiliki tujuan untuk meningatkan penguasaan akademik, dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif dari pada individual. Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dalam Ibrahim (2000: 28) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi

3 3 yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu tipe Numberd Heads Together (NHT) atau kepala bernomor struktur. Model ini dapat dijadikan alternatif variasi model pembelajaran dengan membentuk kelompok heterogen, setiap kelompok beranggotan 3-5 orang, setiap anggota memiliki satu nomor. Kemudian guru mengajukan pertanyaan untuk didiskusikan bersama dalam kelompok dengan menunjuk salah satu nomor untuk mewakili kelompok. (Kurniasih dan sani 2015 : 29). METODE PENELITIAN Penelitian ini di laksanakan pada semester genap tahun ajaran 2016/2017 di kelas X-5 SMA Negeri 1 Kusambi pada materi pokok Litosfer dan Pedosfer. Subjek penelitian adalah siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Kusambi yang terdaftar pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017, yang berjumlah 27 orang siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Karakteristik yang khas dari penelitian adanya tindakan yang berulang untuk melakukan perbaikan dalam proses belajar mengajar. Prosedur penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak dua siklus. Tiap siklus terdiri dari 1) Rancangan Tindakan (Planning), 2) Pelaksanaan Tindakan (Acting), 3) Pengamatan (Observing), ) Refleksi (Reflecting). Faktor yang diselidiki dalam penelitian ini adalah: 1)Faktor Siswa: Yaitu aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran yang diukur menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan hasil belajar siswa pada materi Litosfer dan Pedosfer melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). 2) Faktor guru: Bagaimana mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). 3) Hasil belajar : Yang diteliti yaitu peningkatan hasil belajar kelas X-5 SMA Negeri 1 Kusambi, pada setiap siklus tindakan yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) Sumber data penelitian adalah guru dan siswa yang meliputi; a) hasil observasi aktivitas belajar siswa; b) hasil observasi aktivitas mengajar guru; dan c) hasil belajar siswa. Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh tes hasil belajar sedangakan kuantitatif diperoleh dari lember observasi. Data dikumpulkan dari hasil tindakan yang dilakukan pada proses observasi, proses belajar-mengajar, tes hasil balajar, dan refleksi yang dijabarkan sebagai berikut: 1)Data tentang kondisi pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together diambil dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan guru. 2) Data tentang hasil belajar geografi diambil dengan menggunakan tes hasil belajar (tes siklus) dengan bentuk tes berupa esay yang mencakup semua indikator pembelajaran pada siklus I dan siklus II. Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan deskripstif kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk memberikan penjelasan mengenai aktivitas siswa serta kemampuan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menyajikan presentase aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran, presentase aktivitas siswa dan

4 presentase ketuntasan hasil belajar siswa. HASIL PENELITIAN Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Data mengenai aktivitas belajar siswa siklus I kelas X-5 SMA Negeri 1 Kusambi selama pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) diperoleh dengan menggunakan lembar SIKLUS I 2.6 observasi dengan cara memberikan skor pada setiap aspek aktivitas yang dilakukan oleh siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Gambaran rata-rata aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada siklus I untuk setiap satuan aktivitas belajar yang dinilai dapat dilihat pada Gambar berikut: AKTIVITAS BELAJAR SISWA Gambar 1. Grafik Skor Rata-rata Satuan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Keterangan gambar: (1) Siswa mendengarkan dan memperhatikan guru menyampaikan tujuan pembelajaran (2) Siswa bekerjasama dalam menyiapkan jawaban dari hasil diskusi kelompoknya (7) Siswa menyimak kesimpulan dan Siswa mendengarkann dan koreksi dari guru tentang hasil diksusi memperhatikan materi pelajaran yang kelompok disampaikan oleh guru (3) Siswa Untuk mendapatkan gambaran mebentuk kelompok sesuai arahan guru () Siswa memperhatikan penjelasan rata-rata aktivitas belajar siswa selama pembelajaran pada sikluss I pada guru mengenai LKS yang telah pertemuan I dan II dapat dilihat pada dibagikan (5) Siswa berdiskusi dan Gambar berikut: berpikir bersama dalam menyelesaikan soal yang ada dalam LKS (6) Skor Rata-Rata Aktivitas Belajar Siswa , SIKLUS I Pertemuan I Pertemuan II Rata-rata Gambar 2. Grafik Skor Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

5 5 Berdasarkan gambar 2 tentang hasil observasi aktivitas belajar siswa Data Aktivitas Mengajar Guru Siklus I dapat diperoleh gambaran bahwa, hasil Data mengenai aktivitas aktivitas belajar siswa masih belum mengajar guru dalam mengelola memenuhi kriteria ketuntasan minimal pembelajaran dengan menerapkan yaitu 3,0, karena rata-rata aktivitas model pembelajaran Numbered Heads belajar siswa masih mencapai 2,6 yang Together (NHT) pada materi pokok berkategorikan Cukup. Dimana pada litosfer dan pedosfer diperoleh dengan siklus I aktivitas siswa yang menggunakan lembar observasi aktivitas mendapatkan skor terendah dengan mengajar guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan memberikan skor nilai rata-rata sebesar 2,3 adalah pada aspek yang diamati pada siklus I aktivitas belajar nomor 6 yaitu Siswa pada pertemuan I dan pertemuan II. bekerja sama dalam menyiapkan dari Gambaran rata-rata aktivitas mengajar hasil diskusi kelompoknya, sedangkan guru dengan menerapkan model aktivitas siswa yang mendapatkan skor pembelajaran Kooperatif tipe Numbered tertinggi dengan nilai rata-rata sebesar Heads Together (NHT) pada siklus I 3,1 adalah aktivitas belajar siswa untuk setiap satuan aktivitas yang dinilai nomor 2 yaitu Siswa mendengarkan dapat dilihat pada Gambar berikut: dan memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. SIKLUS I AKTIVITAS MENGAJAR GURU Gambar 3. Grafik Skor Rata-rata Satuan Aktivitas Mengajar Guru Siklus I Keterangan gambar: (1) Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan menyapa peserta didik serta mengecek kehadiran siswa (2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (3) Guru memberikan motivasi kepada siswa () Guru memberikan apersepsi tentang materi yang akan dipelajari (5) Guru menjelaskan materi pelajaran (6) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang bernggotakan -5 orang siswa secara heterogen (L/P) dan memberi mereka masing-masing nomor sehingga siswa dalam tiap kelompok memiliki nomor yang berbeda (7) Guru membagi Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada masing-masing dan menjelaskan secara singkat tentang LKS yang telah dibagikan (8) Guru mengarahkan siswa berpikir bersama untuk menjawab dan meyakinkan bahwa setiap anggota kelompok dapat mengetahui jawaban dari pertanyaan yang ada dalam LKS (9) Guru memanggil salah satu nomor siswa dari tiap anggota kelompokok untuk

6 6 mempresentasikan hasil diskusinya menyimpulkan materi yang telah didepan kelas (10) Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk dibahas (1) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanyaa mengenai menanggapi hasil diskusi kelompok materi yang kurang dimengerti (15) yang dipersentasikan (11) Guru Guru menutup kegiatan pembelajaran memberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua pertanyaan yang dengan salam Untuk mendapatkan gambaran berhubungan dengan materi yang rata-rata aktivitas mengajar guru disajikan (12) Guru memberikan selama pembelajaran siklus I pada penghargaan berupa kata-kata pujian, pertemuan I dan II dapat dilihat pada tepuk tangan, dan nilai yang lebih tinggi Gambar berikut: kepada kelompok yang hasil belajarnya lebih bagus (13) Guru bersama siswa Skor rata-rata aktivitas Mengajar Guru Pertemuan I Pertemuan II Rata-rata 2. SIKLUS I Gambar. Grafik Skor Rata-rata Aktivitas Mengajar Guru Siklus I Berdasarkan gambar tentang hasil observasi aktivitas mengajar guru dapat diperoleh gambaran bahwa, hasil aktivitas mengajar guru masih belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 3,0, karena rata-rata aktivitas mengajar guru masih mencapai rata- Cukup. rata 2,7 yang berkategorikan Dimana pada siklus I aktivitas guru yang mendapatkan skor terendah dengan nilai rata-rata sebesar 2 adalah aktivitas nomor 2, yaitu Guru memberikan apersepsi tentang materi yang akan dipelajari. Sedangkan aktivitas guru yang mendapatkan skor tertinggi dengan nilai rata-rata sebesar 3,5 adalah aktivitas guruu nomor 6 yaitu Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang bernggotakan -5 orang siswa secara heterogen (L/P) dan memberi mereka masing-masing nomor sehingga siswa dalam tiap kelompok memiliki nomor yang berbeda. Data Hasil Belajar Siswa Siklus I Data hasil belajar Geografi siswa kelas X-5 pada materi pokok Litosfer dan pedosfer diperoleh dengan menggunakan lembar tes hasil belajar berupa soal uraian yang diberikan pada akhir siklus. Berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap hasil belajar siswa pada siklus I. Berdasarkan analisis data hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh hasil sebagaimanaa disajikan pada tabel berikut :

7 7 Tabel 1. Data Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I Skor Jumlah siswa Presentase Ketuntasan Belajar orang 33,33 % Belum Tuntas orang 66,67 % Sudah Tuntas Jumlah 27 orang 100 % Keterangan : Tidak Tuntas : 9 orang Tuntas : 18 orang Nilai Rata-rata : 73,77 Nilai Maksimum : 92 Nilai Minimum : 6 Presentase Ketuntasan : 66,67 % Gambaran hasil belajar geografi siswa kelas X-5 yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada siklus I dapat dilihat pada gambar berikut: SIKLUS I Maksimum Minimum Rata-rata Gambar 5. Grafik Nilai Hasil Belajar Siklus I Berdasarkan Gambar 5 di atas Data mengenai aktivitas belajar diperoleh bahwa hasil belajar siswa siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 kelas X-5 pada mataa pelajaran Kusambi selama pelaksanaan geografi pada materi Litosfer dan pembelajaran dengan diperoleh dengan pedosfer yang diajar dengan menggunakan lembar observasi dengan menggunakan model pembelajaran cara memberikan skor pada setiap aspek kooperatif tipe Numbered Heads aktivitas yang dilakukan oleh siswa Together (NHT) menunjukkan sesuai dengan kriteria yang telah peningkatan yang lebih baik dari ditentukan. Gambaran rata-rata aktivitas setiap siklusnya. Dapat dilihat pada belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered siklus I diperoleh nilaii minimum Heads Together (NHT) pada siklus II sebesar 6, nilai rata-rataa 73,77 dan untuk setiap satuan aktivitas belajar nilai tertinggi adalah 92. yang dinilai dapat dilihat pada Gambar Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus II berikut:

8 SIKLUS II AKTIVITAS BELAJAR SISWA Gambar 6. Grafik Skor Rata-rata Satuan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Keterangan gambar: (1) Siswa Siswa bekerjasama dalam menyiapkan mendengarkan dan memperhatikan guru menyampaikan tujuan pembelajaran (2) jawaban dari hasil diskusi kelompoknya (7) Siswa menyimak kesimpulan dan Siswa mendengarkann dan koreksi dari guru tentang hasil diksusi memperhatikan materi pelajaran yang kelompok disampaikan oleh guru (3) Siswa Untuk mendapatkan gambaran mebentuk kelompok sesuai arahan guru () Siswa memperhatikan penjelasan rata-rata aktivitas belajar siswa selama pembelajaran pada sikluss II pada guru mengenai LKS yang telah pertemuan I dan II dapat dilihat pada dibagikan (5) Siswa berdiskusi dan gambar berikut: berpikir bersama dalam menyelesaikan soal yang ada dalam LKS (6) Skor Rata-Rata Aktivitas Belajar Siswa SIKLUS II 3. Pertemuan I Pertemuan II Rata-rata Gambar 7. Grafik Skor Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Berdasarkan gambar 7 diatas mendapatkan skor terendah di siklus I menunjukkan bahwa, aktivitas belajar yaitu 2,3 meningkat di siklus II siswa telah memenuhi kriteria menjadi 3,2 adalah aktivitas nomor 6 ketuntasan minimal yaitu 3,0. Dimana aktivitas belajar siswa telah mencapai yaitu siswa bekerjasama dalam menyiapkan rata-rata 3, yang berkategorikan jawaban dari hasil diskusi Baik. Pada siklus II terlihat bahwa kelompoknya. Sedangkan aktivitas setiap aktivitas belajar yang dinilai belajar siswa yang mendapatkan skor telah mengalami peningkatan. tertinggi di siklus I dengann nilai ratadi Aktivitas belajar siswa yang siklus rata sebesar 3,1 meningkat II

9 9 menjadi 3,5 adalah aktivitas belajar siswa nomor 2 yaitu siswa mendengarkan dan memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Pada siklus II dari 7 aspek aktivitas belajar siswa yang diobservasi telah memperoleh nilai rata-rata yang terkategori baik, karena secara keseluruhan rata-rata aktivitas belajar siswa meningkat dari siklus I ke siklus II. Data Aktivitas Mengajar Guru Siklus II Data mengenai aktivitas mengajar guru dalam mengelola SIKLUS II pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada materi pokok litosfer dan pedosfer diperoleh dengan menggunakan lembar observasi aktivitas mengajar guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan memberikan skor pada aspek yang diamati pada siklus II pada pertemuan I dan pertemuan II. Gambaran rata-rata aktivitas mengajar guru dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada siklus II untuk setiap satuan aktivitas yang dinilai dapat dilihat pada Gambar berikut : AKTIVITAS MENGAJAR GURU Gambar 8. Grafik Skor Rata-rata Aktivitas Guru Siklus II Keterangan gambar: (1) Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan menyapa peserta didik serta mengecek kehadiran sisw (2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (3) Guru memberikan motivasi kepada siswa () Guru memberikan apersepsi tentang materi yang akan dipelajari (5) Guru menjelaskan materi pelajaran (6) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang bernggotakan -5 orang siswa secara heterogen (L/P) dan memberi mereka masing-masing nomor sehingga siswa dalam tiap kelompok memiliki nomor yang berbeda (7) Guru membagi Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada masing-masing dan menjelaskan secara singkat tentang LKS yang telah dibagikan (8) Guru mengarahkan siswa berpikir bersama untuk menjawab dan meyakinkan bahwa setiap anggota kelompok dapat mengetahui jawaban dari pertanyaan yang ada dalam LKS (9) Guru memanggil salah satu nomor siswa dari tiap anggota kelompokok untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas (10) Guru memberikan kesempatan kepada kelompokk lain untuk menanggapi hasil diskusii kelompok yang dipersentasikan (11) Guru memberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan (12) Guru memberikan penghargaan berupa kata-kata pujian, tepuk tangan, dan nilai yang lebih tinggi kepada kelompok yang hasil belajarnya

10 10 lebih bagus (13) Guru bersama siswa Untuk mendapatkan gambaran menyimpulkan materi yang telah rata-rata aktivitas mengajar guru dibahas (1) Memberikan kesempatan selama pembelajaran siklus I pada kepada siswa untuk bertanya mengenai pertemuan I dan II dapat dilihat pada materi yang kurang dimengerti (15) Gambar berikut: Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam Skor rata-rata aktivitas Mengajar Guru SIKLUS II 3.5 Pertemuan I Pertemuan II Rata-rata Gambar 9. Grafik Skor Rata-rata Aktivitas Mengajar Guru Siklus II Berdasarkan gambar 9 diatas keseluruhan rata-rata aktivitas guru menunjukkan bahwa, aktivitas meningkat dari siklus I ke siklus II. mengajar guru telah memenuhi kriteria Data Hasil Belajar Siswa Siklus II ketuntasan minimal yaitu 3,0. Dimana Data hasil belajar Geografi aktivitas mengajar guru telah siswa kelas X-5 pada materi pokok mencapai rata-rata 3,5 yang Litosfer dan pedosfer diperoleh dengan berkategorikan Baik. Pada siklus I menggunakan lembar tes hasil belajar aktivitas mengajar guru yang berupa soal uraian yang diberikan pada mendapatkan skor terendah dengan akhir siklus. Berdasarkan hasil analisis nilai sebesar 2 meningkat di siklus II deskriptif terhadap hasil belajar siswa menjadi 3 adalah aktivitas nomor, pada siklus I. Berdasarkan hasil analisis yaitu guru memberikan apersepsi data hasil belajar siswa pada siklus II diperoleh hasil sebagaimanaa disajikan tentang materi yang akan dipelajari. pada tabel berikut : Sedangkan aktivitas mengajar guru yang mendapatkan skor tertinggi disiklus I dengan nilai rata-rata sebesar 3,5 meningkat di siklus III menjadi adalah pada aktivitas nomor 6 yaitu Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang bernggotakan -5 orang siswa secara heterogen (L/P) dan memberi mereka masing-masing nomor sehingga siswa dalam tiap kelompok memiliki nomor yang berbeda. Pada sikluss II dari 15 aspek aktivitas guru yang diobservasi telah memperoleh nilai rata-rata yang terkategori baik, karena secara

11 11 Tabel 2 Data Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II Skor Jumlah siswa Presentase Ketuntasan Belajar 0-69 orang 1,81% Belum Tuntas orang 85,19% Sudah Tuntas Jumlah 27 orang 100 % Keterangan : Tidak Tuntas : orang Tuntas : 23 orang Nilai Rata-rata : 78,33 Nilai Maksimum : 92 Nilai Minimum : 5 Presentase Ketuntasan : 85,19% Untuk lebih jelasnya mengenai Kooperatif tipe Numbered Heads gambaran hasil belajar geografi siswa Together (NHT) pada siklus I dapat kelas X-5 yang diajar dengan dilihat pada gambar berikut: menggunakan model pembelajaran SIKLUS II Maksimum Minimum Rata-rata Gambar 10. Grafik Nilai Hasil Belajar Siklus II Berdasarkan Gambar 10 di atas dan Pedosfer yang diajar dengan model diperoleh bahwa hasil belajar siswa pembelajaran kooperatif tipe Numbered kelas X-5 pada mataa pelajaran Heads Together (NHT), dapat geografi pada materi Litosfer dan dijelaskan berdasarkan hasil pedosfer yang diajar dengan pengamatan pada setiap siklus baik menggunakan model pembelajaran siklus I maupun siklus II ternyata kooperatif tipe Numbered Heads terdapat peningkatan kearah yang lebih Together (NHT) menunjukkan baik. Peningkatan aktivitas belajar siswa peningkatan yang lebih baik dari tersebut menunjukan adanyaa minat dan setiap siklusnya. Dapat dilihat pada antusiasme siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada materi pokok siklus I diperoleh nilaii minimum litosfer dan pedosfer. sebesar 6, nilai rata-rataa 73,77 dan Berdasarkan hasil analisis nilai tertinggi adalah 92. deskriptif pada siklus I terhadap Pembahasan Hasil Penelitian aktivitas belajar siswa menunjukan skor Aktivitas Belajar Siswa rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar Berdasarkan permasalahan 2,6 yang berkategori Cukup. Pada siklus pertama tentang gambaran aktivitas I ada beberapa aktivitas belajar siswa belajar siswa dalam proses belajar yang masih tergolong kurang atau mengajar pada materi pokok Litosfer belum terlaksana dimana siswa belum

12 12 terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) diantaranya: (a) Siswa mendengarkan dan memperhatikan guru menyampaikan tujuan pembelajaran, (b) Siswa mebentuk kelompok sesuai arahan guru, (c) Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai LKS yang telah dibagikan, (d) Siswa berdiskusi dan berpikir bersama dalam menyelesaikan soal yang ada dalam LKS, (e) Siswa bekerjasama dalam menyiapkan jawaban dari hasil diskusi kelompoknya, dan (f) Siswa menyimak kesimpulan dan koreksi dari guru tentang hasil diksusi kelompok. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I ditemukan ada beberapa aktivitas siswa yang masih belum terlaksana dengan baik. Oleh karena itu dilakukan perbaikan pada siklus selanjutnya. Dari hasil analisis deskriptif terhadap skor rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dari aktivitas belajar siswa siklus I. Dimana skor rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus II sebesar 3, dengan kategori Baik. Hal ini menunujukan bahwa penelitian telah berhasil karena telah memenuhi standar minimal aktivitas siswa yaitu 3,0. Aktivitas Mengajar Guru Berdasarkan permasalahan kedua tentang gambaran aktivitas mengajar guru dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada materi pokok Litosfer dan Pedosfer, dapat dijelaskan berdasarkan hasil pengamatan aktivitas mengajar guru pada setiap siklus baik siklus I maupun siklus II ternyata terdapat peningkatan kearah yang lebih baik. Berdasarkan analisa deskriptif aktivitas mengajar guru pada siklus I menunjukan skor rata-rata aktivitas guru sebesar 2,7 yang berkategori Cukup, dimana aktivitas guru pada siklus I yang masih rendah berdasarkan hasil refleksi kegiatan pembelajaran yang belum terlaksana dengan baik diantaranya adalah : (a) Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan menyapa peserta didik serta mengecek kehadiran siswa, (b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, (c) Guru memberikan motivasi kepada siswa, (d) Guru memanggil salah satu nomor siswa dari tiap anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas, (e) Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok yang dipersentasikan, (f) Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok yang dipersentasikan, (g) Guru memberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan, (h) Guru menyimpulkan materi yang telah dibahas. Berdasarkan hasil refleksi terhadap aktivitas guru, masih ada langkah- langkah pembelajaran yang belum terlaksana sesuai yang di harapkan, penyebabnya karena guru belum sepenuhnya menguasai penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together dalam proses belajarmengajar. Dengan mengetahui kekurangan-kekurangan pada siklus I, guru memperbaiki dan meninjau kembali desain pembelajaran terutama skenario pembelajaran dalam penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together, sehingga diharapkan pada pertemuan selanjutnya diperoleh peningkatan aktivitas mengajar guru pada siklus selanjutnya. Dari hasil analisis deskriptif terhadap skor rata-rata aktivitas mengajar guru pada siklus II menunjukkan peningkatan yang signifikan. Dimana pada siklus II skor rata-rata aktivitas guru memperoleh nilai sebesar 3,5 yang berkategori Baik. Hasil

13 13 analisis dan pengamatan pada siklus II ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas mengajar guru dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Hal ini berarti bahwa penelitian telah berhasil karena telah memenuhi standar minimal aktivitas mengajar guru yaitu 3,0. Hasil Belajar Siswa Berdasarkan permasalahan ketiga tentang apakah ada peningkatan hasil belajar geografi siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Kusambi yang diajar dengan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada materi pokok Litosfer dan Pedosfer, dapat dijelaskan berdasarkan hasil analisis deskriptif kuantitatif yang dilakukan terhadap hasil belajar siswa pada setiap siklus cenderung mengalami peningkatan kearah yang lebih baik. Berdasarkan hasil tes hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh nilai minimum sebesar 6; nilai maksimum 92; rata-rata hasil belajar siswa sebesar 73,77. Secara klasikal dari 27 siswa yang mencapai persentase ketuntasan hasil belajar yaitu 18 siswa atau 66,67% yang mencapai nilai 70 sesuai dengan nilai KKM Geografi dan terdapat 9 orang siswa dengan presentase sebesar 33,33% siswa yang nilainya belum mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 70. Presentase ketuntasan pada siklus I ini belum mencapai target peneliti yaitu mencapai ketuntasan belajar secara klasikal minimal 80%. Berdasarkan refleksi dengan melihat aktivitas belajar siswa dan hasil belajar belajar pada siklus I tersebut, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa dalam proses pembelajaran ini tampak siswa kurang antusiasme, hal itu ditunjukan dengan kurangnya siswa dalam bertanya mengenai materi pembelajaran, siswa kurang aktif dan kurang kompak dalam berpikir bersama untuk mengerjakan soal yang ada dalam LKS, dan kurang menyimak kesimpulan dan koreksi dari guru tentang hasil diskusi kelompok. Setelah melakukan analisis dan refleksi hasil belajar siswa pada siklus I, guru mata pelajaran dan peneliti mencoba melakukan perbaikan dalam proses belajar mengajar agar pada siklus selanjutnya siswa yang belum memenuhi ketuntasan belajar dapat meningkat seperti yang diharapkan. Berdasarkan hasil tes belajar siswa pada siklus II, terlihat bahwa hasil belajar siswa memperoleh nilai minimum 5; nilai maksimum 92; nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 78,33. Terdapat 23 siswa yang memperoleh nilai 70 atau ketuntasan hasil belajar secara klasikal sebesar 85,19% sedangkan jumlah siswa yang hasil belajarnya di bawah KKM atau yang memperoleh nilai 70 sebanyak orang atau 1,81% yang belum tuntas. Dari hasil tersebut, menunjukkan peningkatan hasil belajar yang signifikan dari siklus I ke siklus II, sebesar 18,52% yang diperoleh dari hasil selisih antara persentase kentuntasan siklus II dan siklus I. Namun masih ada siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar, karena memilki pengetahuan dan kemampuan belajar yang berbeda dengan siswa lainnya. Pada siklus II target ketuntasan hasil belajar siswa telah tercapai yaitu 85,19% siswa telah tuntas dalam hasil belajarnya. Hal ini penelitian dianggap telah berhasil mencapai targetnya. Dalam penelitian ini keberhasilan siswa dalam tes hasil belajar siklus II memberikan gambaran bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

14 1 Dengan demikian, jawaban atas permasalahan penilitian telah ditemukan yaitu pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) berhasil meningkatkan aktivitas belajar siswa dan juga dapat meningkatkan hasil belajar Geografi siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Kusambi khususnya pada materi pokok Litosfer dan Pedosfer. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dalam penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) Gambaran aktivitas belajar siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Kusambi yang di ajarkan dengan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada setiap siklus cenderung meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata pada setiap siklus, dimana pada siklus I skor rata-rata aktivitas siswa adalah 2,6 yang termasuk kategori cukup, dan meningkat pada siklus II menjadi 3, yang berkategori baik, (2) Gambaran aktivitas mengajar guru di kelas X-5 SMA Negeri 1 Kusambi yang di ajar dengan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada setiap siklus cenderung meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata pada setiap siklus, dimana pada siklus I skor rata-rata aktivits guru adalah 2,7 yang termasuk kategori cukup dan meningkat pada siklus II menjadi 3,5 yang berkategori baik, (3) Ada peningkatan hasil belajar geografi siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Kusambi yang diajar dengan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). Peningkatan sebesar 18,52% yang diperoleh dari selisih antara persentase kentuntasan siklus II dan siklus I, dimana pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar sebesar 73,77 dengan persentase ketuntasan sebesar 66,67% dan pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar sebesar 78,33 dengan persentase ketuntasan sebesar 85,19%. DAFTAR PUSTAKA Daryanto, Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya. Ibrahim, dkk Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya. Ismail Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Dirjen Dinasmesn Depdiknas. Kunandar Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada. Sanjaya, Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sudjana, Anas Pengantar Evaluasi pendidkan. Jakarta: Raja Gravindo Persada. Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Geografi.Jakarta : PT Bumi Aksara.

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017 Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 TALAGA RAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI DINAMIKA

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 Juli 2016

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 Juli 2016 21 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 3 BOMBANA PADA MATERI POKOK LITOSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 November 2016

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 November 2016 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK BIOSFER DAN ASPEK PERSEBARAN HEWAN DAN TUMBUHAN KELAS XI IPS-I SMA NEGERI 2

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA KELAS VIID SMP N I SEYEGAN Jundari Universitas PGRI Yogyakarta ndarijun@yahoo.com

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI POKOK PETA, ATLAS DAN GLOBE MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) PADA SISWA KELAS VII 1 DI SMP NEGERI 15 KENDARI Fatimah

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. awal tahun Menurut Kurt Lewin PTK atau Classroom Action Research

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. awal tahun Menurut Kurt Lewin PTK atau Classroom Action Research BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research merupakan suatu model penelitian yang dikembangkan oleh Kurt Lewin pada awal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Siklus 1 Dalam Siklus 1 terdapat 3 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut: a. Perencanaan (Planning) Pada siklus

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, April 2016 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW SD Negeri 01 Kebonsari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran kimia di sekolah, umumnya masih berorientasi kepada materi yang tercantum pada kurikulum. Bagi para siswa, belajar kimia hanya untuk keperluan menghadapi ulangan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK DIANA MANURUNG Guru SMPN 1 Patumbak Email : chairini.nurdin@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas. Karakteristik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas. Karakteristik BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas. Karakteristik yang khas dari penelitian tindakan kelas yakni adanya tindakan-tindakan tertentu

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 November 2016

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 November 2016 15 PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA PADA MATERI POKOK BIOSFER DAN ASPEK PENYEBARAN HEWAN DAN TUMBUHAN KELAS XI IPS C SMA NEGERI 1 TONGKUNO Ernianti 1,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4) 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan baik dan benar (Kunandar, 2011: 41). Adlan (2011: 4) menjelaskan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan baik dan benar (Kunandar, 2011: 41). Adlan (2011: 4) menjelaskan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 13 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di SD Negeri 2 Pringsewu Timur Kabupaten Pringsewu, dengan waktu penelitian mulai bulan Maret sampai dengan bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2011: 46) PTK adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat kaji tindak lanjut dengan menggunakan pedoman yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau yang lazim dikenal dengan Classroom

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan tindakan menggunakan model NHT, yang merupakan

Lebih terperinci

Yayuk Jatining Rahayu 4

Yayuk Jatining Rahayu 4 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN BILANGAN PANGKAT DAN AKAR PANGKAT DUA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT PADA SISWA KELAS V SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO Yayuk Jatining Rahayu

Lebih terperinci

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII A SMP N 3 SENTOLO Estiningsih Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal classroom

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA Penerapan Model Pembelajaran Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Era Destiyandani, dkk) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PGSD UMP PADA MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DI SD MELALUI COOPERATIVE LEARNING

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PGSD UMP PADA MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DI SD MELALUI COOPERATIVE LEARNING PENINGKATAN MOTIVASI DAN KTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PGSD UMP PADA MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DI SD MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) Oleh: Aji Heru Muslim Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian tindakan kelas. Jenis penelitian pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian PTK (penelitian tindakan kelas) adalah proses pengkajian masalah pembelajaran

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA KELAS VIIC SEMESTER 2 SMP NEGERI 7 SALATIGA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di SD Negeri 5 Pringsewu Barat Kabupaten Pringsewu, dengan waktu penelitian mulai bulan Maret sampai dengan bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan classroom action research.

Lebih terperinci

JIME, Vol. 2. No. 2 ISSN Oktober 2016

JIME, Vol. 2. No. 2 ISSN Oktober 2016 Meningkatkatkan Prestasi Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Di Kelas VII SMPN 4 Mataram Semester Genap Tahun Pelajaran 2009/2010 Sulasmi, S.Pd Guru

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action Research yaitu suatu action research

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas VIIIA SMP N 2 Sokaraja Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas. Alasan melaksanakn

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2) BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Sesuai dengan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK), prosedur penelitian yang akan ditempuh adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa

Lebih terperinci

Oleh : Retnosari Widiastuti ABSTRAKSI

Oleh : Retnosari Widiastuti ABSTRAKSI Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Materi Penyimpangan Sosial melalui Penerapan Model Pembelajaran Number Head Together Bagi Siswa Kelas XD SMAN 1 Rowosari Semeser 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Oleh

Lebih terperinci

Kata kunci : Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), motivasi dan prestasi belajar

Kata kunci : Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), motivasi dan prestasi belajar UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Think Pair Share (TPS)SISWA KELAS VII C SMP MUHAMMADIYAH 1 MINGGIR Aresti Nurul Sholiha Universitas

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Irma Susilowati Guru SMA Negeri 1 Cepiring

ABSTRAKSI. Irma Susilowati Guru SMA Negeri 1 Cepiring PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL ( Studi Kasus Pada Kelas XI IPS 3 SMA NEGERI 1

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sesuai dengan model Penelitian Tindakan Kelas,

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO 232 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO Oleh: SUSMIATI SMP Negeri 1 Balongbendo Abstrak:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah satu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR Vicky Budi Utomo 1, Dedi Kuswandi 2, Saidah Ulfa 3 Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Universitas

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar PENERAPAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER ( NHT ) DENGAN MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 GUNUNG PUTRI SITUBONDO Oleh Ria Dwi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada ipaya pemecahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada ipaya pemecahan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada ipaya pemecahan masalah atau perbaikan yang dirancang menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang

Lebih terperinci

ABSTRAK

ABSTRAK PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 BANTARKAWUNG Rahma Tisa Nurpratiwi

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini, peneliti berusaha mendeskripsikan bentuk pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran problem

Lebih terperinci

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SPONTANEOUS GROUP DISCUSSION (SGD) PADA SISWA KELAS VII

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SPONTANEOUS GROUP DISCUSSION (SGD) PADA SISWA KELAS VII PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SPONTANEOUS GROUP DISCUSSION (SGD) PADA SISWA KELAS VII Dani Nur Khasanah; Nila Kurniasih Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Menurut BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Kunandar PTK adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan dalam berbagai aspek. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan dalam berbagai aspek. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian tindakan adalah penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menemukan alternatif dari pemecahan masalah dan untuk melakukan perbaikan dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason & 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46) mengemukakan PTK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris Classroom Action Research,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan model pembelajaran AIR ( Auditory Intellectually

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan model pembelajaran AIR ( Auditory Intellectually 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran AIR ( Auditory Intellectually Repetition) pada

Lebih terperinci

PROSES PEMBELAJARAN SHOLAT MELALUI METODE NHT. Siti Musta anah

PROSES PEMBELAJARAN SHOLAT MELALUI METODE NHT. Siti Musta anah Dinamika Vol. 5, No. 4, Oktober 2015 ISSN 0854-2172 SD Negeri 02 Sawangan Kab. Pekalongan Abstrak Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 02 Sawangan Kabupaten

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS XI SMA PGRI 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS XI SMA PGRI 6 Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.2 No.4 (2016) : 208-218 ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA UNTUK MELATIHKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2013 di SD Kertomulyo 02 Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati. Subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 3 Panjang Utara Bandar Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan September

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58) 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58) mengemukakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris yaitu Classroom

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yaitu penelitian tindakan (Action Research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu pembelajaran

Lebih terperinci

Frikson Jony Purba Dosen FKIP Universitas Quality E mail

Frikson Jony Purba Dosen FKIP Universitas Quality E mail PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN DI KELAS IV SD NEGERI 064033 MEDAN TAHUN AJARAN 2016/2017. Frikson Jony Purba Dosen FKIP

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG PENJUMLAHAN PECAHAN BERBAGAI BENTUK MELAUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG PENJUMLAHAN PECAHAN BERBAGAI BENTUK MELAUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) Dinamika Vol. 3, No. 1, Juli 2012 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG PENJUMLAHAN PECAHAN BERBAGAI BENTUK MELAUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SD N

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada Bab III mendeskripsikan metode, model, subjek penelitian, prosedur, alat instrumen, dan analisis data pada penerapan model cooperative learning tipe Numbered Heads Together

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III SD Kayuapu, semester I, yang berjumlah 27 siswa. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki 31 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII 1 MTs NEGERI ENOK Habibullah a, Hj. Zetriuslita b, Abdurrahman c a Alumni Program

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Aek Kuasan dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi Pedosfer

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas atau yang lebih sering disebut dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research terdiri dari tiga kata, yaitu penelitian, tindakan, dan kelas.

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. 1 Metode yang digunakan pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting 3.1.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Surabaya yang terletak di jalan Danau Towuti Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung.

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 NGADIREJO KECAMATAN MOJOGEDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif (statistic). Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya pemecahan masalah atau perbaikan yang dirancang menggunakan metode penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Pelajaran fisika menarik untuk dipelajari tetapi pada kenyatan siswa

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Pelajaran fisika menarik untuk dipelajari tetapi pada kenyatan siswa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fisika adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang alam dan sekitarnya. Pelajaran fisika menarik untuk dipelajari tetapi pada kenyatan siswa kurang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research.

Lebih terperinci

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENJUMLAHAN PECAHAN BENTUK SOAL CERITA DI KELAS V SDN 8 RINDINGALLO KABUPATEN TORAJA UTARA Theresyam Kabanga Program

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menyangkut suatu proses pengumpulan sampai penulisan laporan.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menyangkut suatu proses pengumpulan sampai penulisan laporan. 25 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sugiono ( 2009 : 48 ) Dalam penelitian metode merupakan faktor yang sangat penting untuk menentukan suatu keberhasilan, karena metode menyangkut

Lebih terperinci

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head 1 Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Pokok Bahasan Kubus Dan Balok Siswa Kelas V c SDN Ajung 03 Tahun Pelajaran 2013/2014

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian Metode adalah cara yang teratur dan terorganisir dengan baik yang hendak ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Metode penelitian merupakan cara yang ditempuh

Lebih terperinci

Frekuensi Persentase Rata-rata Selang

Frekuensi Persentase Rata-rata Selang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Hasil penelitian tindakan kelas selama dua siklus terbagi dalam beberapa tahap, diantaranya adalah : (i) Kondisi awal sebelum pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Karakteristik yang khas dari penelitian tindakan kelas yakni adanya tindakantindakan tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan (action research) merupakan upaya pemecahan masalah atau suatu perbaikan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Devi Wahyu Ertanti PGMI, FAI, Universitas Islam Malang (UNISMA)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana mengandung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dalam sub bab ini akan membahas tentang deskripsi kondisi awal, analisis data, analisis deskriptif komparatif, hubungan antara variabel, hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Sidorejo Lor 01 Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan Subjek Penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL KELAS VII A SEMESTER GANJIL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karekteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangunsari 05 kelas 5 semeter II. Sekolah ini dipilih berdasarkan

Lebih terperinci

Vita Ariani Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Erika Eka Santi, M. Si Dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Vita Ariani Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Erika Eka Santi, M. Si Dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 KECAMATAN BUNGKAL Vita Ariani Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Lebih terperinci

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII G SEMESTER 2 SMP NEGERI 2 TOROH GROBOGAN 1 Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2 Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action research.

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. METODE PENELITIAN Dalam pelaksanaan penelitian diperlukan suatu cara atau metode ilmiah tertentu untuk memperoleh data dan informasi, metode ilmiah tersebut

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI GARIS DAN SUDUT KELAS VII.F SMP NEGERI 14 MATARAM TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas mengenai hasil pelaksanaan penelitian, perbandingan hasil penelitian antar siklus, dan pembahasan hasil penelitian yang akan disajikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK), dalam bahasa Inggris penelitian tindakan kelas sering disebut dengan classroom action

Lebih terperinci