SIMULASI APLIKASI SIKLOTRON UNTUK PERTANGGALAN RADIOKARBON ( 14 C)
|
|
- Hengki Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Volume 14, November 2012 ISSN PERTANGGALAN RADIOKARBON ( 14 C) Pramudita Anggraita dan Wisjachudin aisal Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN pramudita@batan.go.id, wisjach@ahoo.com ABSTRAK PERTANGGALAN RADIOKARBON ( 14 C). Telah dilakukan simulasi aplikasi siklotron untuk pertanggalan radiokarbon dengan simulasi pemisahan lintasan ion 12 C, 13 C, dan 14 C menggunakan perangkat lunak Scilab Perhitungan simulasi dilakukan secara eksak dan iterasi, ternata cara iterasi memberikan hasil ang lebih baik. Hasil simulasi dengan program iterasi menunjukkan pemisahan lintasan ang nata. Kajian dari eksperimen ang telah dilakukan dengan membangkitkan, mempercepat, dan deteksi ion karbon negatif belum memungkinkan untuk pengukuran kadar 14 C pada pertanggalan karbon, karena arus ion karbon ang dibangkitkan belum cukup besar Kata kunci : siklotron, pertanggalan radiokarbon, ion karbon negatif, simulasi pemisahan lintasan ABSTRACT A simulation on the application of cclotron for radiocarbon dating was carried out b simulating trajector separation between 12 C, 13 C, dan 14 C using Scilab software. Calculations in the simulation were carried out b using exact and iteration method, and the result shows that the iteration method is better. The simulation using iteration program shows clear trajector separations. The experimental stud b generating, accelerating, and detection of negative carbon ion showed no possibilit et for 14 C measurement in carbon dating, as the carbon ion generated is not sufficient. Kewords: cclotron, radiocarbon dating, negative carbon ion, trajector separation simulation PENDAHULUAN Pertanggalan radiokarbon merupakan salah satu pemanfaatan teknologi nuklir ang sangat spesifik dalam menentukan umur cuplikan bahan organik dengan mengukur kandungan 14 C dalam cuplikan tersebut. Di alam kandungan 14 C selalu terbentuk akibat reaksi sinar kosmis dengan 14 N. Pengukuran kandungan 14 C dapat dilakukan dengan mengukur radioaktivitasna (umur paro 5730 tahun) maupun dengan pengukuran arus ionna menggunakan teknik AMS (Accelerator Mass Spectrometr). Pada pengukuran ang didasarkan pada radioaktivitas, proses analisisna relatif lebih lama karena harus melewati beberapa proses antara lain sintesis 14 C menjadi benen, dilanjutkan dengan pengukuran aktivitas beta dari 14 C ang terkandung dalam benen tersebut dengan alat pencacah kelip cair, dengan waktu cacah kurang lebih 3 hari. Pengukuran d 13 C dari cuplikan CO 2 dilakukan dengan spektrometer massa untuk koreksi fraksinasi isotop, dan data hasil ang telah terkoreksi masih harus dikoreksi lagi berdasarkan fluktuasi kandungan 14 C pada masa silam dengan koreksi lingkaran pohon. [1] Pengukuran 14 C dengan AMS lebih teliti dan peka sehingga hana perlu cuplikan ang sangat sedikit, tetapi memerlukan akselerator dc (percepatan satu kali) dengan tenaga beberapa MeV ang hargana tidak murah. [2,3] Resonansi laser juga dapat digunakan untuk pengukuran fraksi 14 C/ 12 C dengan ketelitian mendekati AMS ( 14 CO 2 / 12 CO ). [4] Dalam spektrometer massa biasa berkas ion hana menempuh satu orbit lintasan (dipercepat satu kali) atau kurang sehingga daa pisahna terbatas. Pada siklotron, berkas ion dipercepat beberapa kali dalam banak orbit ang frekuensina disinkronkan dengan besar kuat medan magnet ang dipakai dan muatan serta massa ion ang dipercepat. Akibatna orbit ion ang muatan dan massana tidak sinkron akan ditolak sehingga hana ion ang dikehendaki ang lolos hingga orbit terakhir. Interferensi 14 N (beda massa 1/80.000) terhadap 14 C dapat ditiadakan dengan menggunakan ion negatif, karena nitrogen tidak membentuk ion negatif, tetapi pembentukan ion negatif juga mempunai keterbatasan karena efisiensi pembentukanna ang rendah dan perlu vakum cukup tinggi (10-7 Torr) untuk mempertahankan berkasna. [5,6] Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasina Vol. 14, November 2012 :
2 Volume 14, Nopember 2012 ISSN Siklotron ang bertenaga rendah (100 kev) berukuran kecil sehingga relatif mudah dan murah untuk dibuat, ditempatkan, dan dioperasikan khusus untuk mempercepat dan mendeteksi 14C. Jika siklotron ditala khusus untuk mempercepat 14C, maka banakna lintasan melingkar (orbit) dalam siklotron akan menisihkan ion-ion lain karena orbitna tidak sinkron, sehingga kepekaanna untuk mendeteksi 14C semakin besar. Perlu diperhatikan kepekaan deteksi 14C siklotron 100 kev dalam menisihkan ion 12C (kelimpahan > 1012 kali) dan 13C (kelimpahan > 1010 kali), maupun dari penimbrungan (interferensi) ion ang massana berdekatan seperti 13CH (massa 0,06% lebih berat) dan 12CH2 (massa > 0,06% lebih berat). [5-7] Untuk perhitungan digunakan perangkat lunak Scilab ang merupakan perangkat lunak gratis (freeware). Pilihan perangkat lunak ini karena langsung dapat digunakan untuk membuat gambar lintasan, dan perangkat lunak serupa ang tidak gratis, Mathlab, dalam beberapa pustaka juga digunakan untuk perhitungan lintasan serupa. Hasil perhitungan dianalisis untuk menunjukkan pemisahan antara lintasan berkas ion 12 C, 13 C, 14 C dan ion ang massana berdekatan. Program lintasan serupa juga telah dilakukan untuk siklotron dengan tenaga ang lebih besar. [8,9] TEORI Perhitungan lintasan berkas ion muatan q kecepatan v r didasarkan pada gaa r ang diterima oleh partikel bermuatan dalam medan listrik E r dan medan magnet B r r = q( E + v B). (1) Medan listrik E r merupakan fungsi posisi (x,,) dan waktu (t), sedang medan magnet B r merupakan fungsi posisi saja. Besar kedua medan ini dapat diperoleh dari simulasi perhitungan maupun dari pengukuran (mapping). Secara komponen persamaan 1 dapat dituliskan sebagai x = q = q = q ( E x + v B v B ( E + vx B v Bx ( E + v Bx v x B Secara relativistik, ada perbedaan pengaruh gaa r terhadap perubahan momentum dan PERTANGGALAN RADIOKARBON (14C) Pramudita Anggraita, dkk ), ). ), kecepatan searah dan tegak lurus kecepatan vr. [10] Persamaan gerak searah vr diberikan oleh r r 3 r s = dps / dt = mγ dvs / dt, (2) dengan gaa searah vr diberikan oleh r s = sv, s = (. v) / v dan koreksi relativistik γ = 1/ kecepatan cahaa. oleh 2 1 c 17 (3) 2 2 v /, c = Persamaan gerak tegak lurus vr diberikan r t r r = dp / dt = mγdv / dt, t dengan gaa tegak lurus vr diberikan oleh dan t = s. Dari persamaan (3) dan (4) komponen r t dapat dihitung = sv, =, i x,,. si i ti i si = t (4) (5) r s (6) Jika semua komponen gaa sudah diketahui maka perubahan kecepatan dr v, kecepatan baru v = v 0 + dv, dan posisi baru x = x 0 + vdt dapat ditentukan. Interval waktu dt = dx/v dapat dipilih sedemikian hingga jumlah optimal data medan dapat digunakan. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan mempelajari penelitian ang telah dilakukan sebelumna, sedang perhitungan lintasan dilakukan dengan metode iterasi seperti ang telah dibahas dalam teori, tetapi hana untuk 2 dimensi dan kuat medan magnet dianggap homogen dan dee 180 dengan celah pemercepat 1 mm, tegangan maksimum dee 0,4 hingga 1 kv, fase 90 hingga 95 tergantung kestabilan lintasan ang diperoleh. Untuk tenaga awal digunakan 5 kev dan ruji awal 28 mm. [6] PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN Pada kuat medan magnet 1 tesla, frekuensi dasar siklotron untuk 12 C, 13 C dan 14 C adalah 1,282; 1,183 dan 1,098 MH. Pada kuat medan magnet 1 tesla, ruji akhir tenaga 100 kev untuk C-12; 13: dan 14 adalah 15,8; 16,4 dan 17,0 cm, sedang ruji awal
3 Volume 14, November 2012 ISSN jika tenaga 1 kev untuk C-12, 13, dan 14 adalah 1,58; 1,64 dan 1,70 cm. Pada kuat medan magnet 1 tesla, tenaga akhir 100 kev, 50 orbit, jarak rerata antar orbit untuk C-12; 13: dan 14 adalah 3,15; 3,28 dan 3,40 mm. Dari acuan, penggunaan harmonik (h) ang tinggi dan banak putaran (n) meningkatkan resolusi pemisahan massa berkas (nh). Dengan perbandingan kandungan untuk C-12: 13: 14 = : : 1 diperlukan arus order pikoamper ang harus diakumulasikan dalam waktu ang cukup. Gambar 1. Sumber ion internal C tipe sputtering Cs + ang ditempatkan di kawasan pusat siklotron. [6] Sumber ion internal C mini tipe sputter Cs dapat memberikan arus Cs + 1 µa dan arus C 1 na, ditempatkan pada central region (Gambar 1). Berkas ion Cs ev ditembakkan pada target lapisan C pada substrat Mo, dengan kisi (grid) di depan dan pelindung di belakang ang ditanahkan. Cs-oksida dalam tungsten (W), Ø 6 mm panjang 2 cm dipanaskan dengan filamen 1100 ºC, uap Cs terionisasi menembus pori permukaan tungsten (W). Sumber Cs diberi tegangan +100V, kisi (grid) dan perisai (shield) Cu ditanahkan. Ekstraksi berkas ion C dengan septum bercelah sekitar 2 mm dengan tegangan sekitar 2 kv untuk berkas ion tenaga kev. Arus ang dihasilkan terlalu kecil untuk deteksi 14 C. [6] Sumber ion eksternal C tipe sputter Cs (General Ionex model 860) dapat memberikan arus Cs + order ma dan hingga 20 µa C dengan grafit atau CO 2, ekstraksi 20 kv. Ion C negatif digunakan untuk mencegah interferensi 14 N dan resolusi minimum 1800 untuk mencegah interferensi 13 CH, dengan operasi pada harmonik (frekuensi MH), medan magnet sangat homogen (1 T), putaran ion, dan tegangan dee V. Berkas dikendalikan dengan lensa Einel dan kuadrupol listrik, filter Wien memisahkan awal 12 C dan 14 C, kemudian berkas dimasukkan siklotron secara radial (bukan aksial untuk menghindari lubang pada kutub magnet ang akan merusak homogenitas medan magnet)(gambar 2). Karena masih banak berkas hilang pada sistem optik berkas ion, arus baru cukup untuk deteksi 14 C kadar moderen dengan siklotron tenaga kev ang dapat digunakan untuk aplikasi biomedis, belum untuk pertanggalan karbon. Dengan efisiensi ekstraksi ang menurut acuan hana 2,5%, dari sumber ion eksternal ang dapat memberikan hingga 20 µa C hana sekitar 500 na ang mencapai detektor atau sekitar 3, ion C per detik, atau sekitar 3 ion 14 C per detik untuk cuplikan karbon masa kini, dengan pemisahan ang cukup baik dari isotop 13 C dan 14 C. [7] Cuplikan umur t tahun arus 14 C-na (1/2) t/t lebih rendah, T = 5730 tahun. Gambar 2. Sumber ion eksternal C tipe sputtering Cs + ang ditempatkan di luar siklotron dengan sistem injeksi radial [7]. Simulasi lintasan dipelajari untuk melihat pemisahan berkas ion 12 C, 13 C, dan 14 C dalam siklotron ang tertala untuk 14 C dengan perangkat lunak SciLab. Program Scilab tanpa iterasi (eksak) ang untuk proton telah dapat memberikan simulasi hingga banak lintasan (Gambar 3a), tetapi pada energi tinggi belum sesuai dan masih melompat pada beberapa titik. Program dimodifikasi untuk ion 14 C +, tetapi ternata belum memberikan lintasan ang baik, terutama pada awal lintasan (Gambar 3b). Disimpulkan bahwa program eksak Scilab untuk lintasan ion 12 C, 13 C, dan 14 C pada frekuensi siklotron 14 C harmonik 15 belum memberikan hasil baik. Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasina Vol. 14, November 2012 :
4 Volume 14, Nopember 2012 ISSN Dengan algoritme seperti program eksak, program iterasi Scilab (Lampiran) untuk lintasan awal ion 12 C, 13 C, dan 14 C pada frekuensi siklotron 14 C harmonik 15 telah dapat menunjukkan pemisahan lintasan pada masing-masing isotop (Gambar 4a). Dengan pengaturan ketelitian pembulatan dan iterasi ke arah x, program iterasi juga sudah memberikan lintasan ang baik untuk beberapa putaran dan memberikan pemisahan ang nata jika massa berbeda ±0,06% (Gambar 4b). (a) (a) (b) Gambar 4. Pemisahan lintasan dalam siklotron dengan program iterasi dan frekuensi harmonik ke-15 untuk ion 14 C + dengan (a) ion 12 C + dan 13 C + pada putaran pertama, dan (b) ion dengan beda massa ±0,06% terhadap 14 C +. KESIMPULAN (b) Gambar 3. Lintasan dalam siklotron dengan program eksak untuk (a) proton pada harmonik pertama, dan (b) ion 14 C pada harmonik ke 15. Hasil terakhir ini menunjukkan bahwa penimbrungan (interferensi) ion ang massana berdekatan seperti 13 CH (beda massa sekitar 0,06%) dan 12 CH 2 (beda massa > 0,06%) dapat diatasi. PERTANGGALAN RADIOKARBON (14C) Pramudita Anggraita, dkk Studi menunjukkan bahwa pembangkitkan ion karbon negatif secara eksternal dapat memberikan jumlah ion 14 C ang cukup untuk dideteksi tetapi belum memungkinkan untuk pengukuran kadar 14 C untuk pertanggalan karbon. Simulasi dengan program iterasi (bukan eksak) untuk pemisahan lintasan ion 12 C, 13 C, 14 C, dan interferensi massa ±0,06% dengan menggunakan Scilab telah dapat menunjukkan pemisahan lintasan ang nata. ACUAN [1] WISJACHUDIN, SISWANTO, 2007, Pertanggalan Radiokarbon Cuplikan Arang di Daerah Song (Gua) Keplek Gunung Sewu, Prosiding Seminar Nasional X Kimia Dalam Pembangunan, Temu Ilmiah JASA KIAI, Yogakarta 21 Juni 2007, hal , ISSN
5 Volume 14, November 2012 ISSN [2] ANONIM, 2009, g. [3] HALL ET, 1980, Advances in Carbon Dating Using High Energ Mass Spectrometers, Contemporar Phsics, , Volume 21, Issue 4, [4] BLAU, STEVEN K., 2012, A New Suitor in The Carbon-14 Dating Game, Phs. Toda, Vol. 65, Issue 2, page 20 (ebruar 2012). [5] STEPHENSON EJ, MAST TS, MULLER RA, 1978, Radiocarbon Dating with a Cclotron, LBL [6] WELCH JJ, 1987, Advanced Accelerator Methods: The Cclotrino, Lawrence Berkele Laborator Report LBL [7] BERTSCHE KJ, KARADI CA, MULLER RA, PAULSON GC, 1990, Detection of Radiocarbon in the Cclotrino, Lawrence Berkele Laborator Report LBL [8] PRAMUDITA ANGGRAITA, BUDI SANTOSA, TAUIK, EMY MULYANI, RIDA ISWINNING DIAH, Beam Tracking Simulation on the Central Region of A 13 MeV PET Cclotron, AIP Conf. Proc. 1454, (2012), International Conference on Phsics and Its Applications, Bandung November [9] PRAMUDITA ANGGRAITA, BUDI SANTOSA, TAUIK, EMY MULYANI, RIDA ISWINNING DIAH, Special Relativit in Beam Trajector Simulation in Small Accelerators, Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasina, Yogakarta 13 Desember 2011, hal [10] WIEDEMANN H, 1993, Particle Accelerator Phsics, Basic Principles and Linear Beam Dnamics, Springer-Verlag, Berlin. TANYA JAWAB Bangun Wasito Tadi dijelaskan perbandingan massa C 12 : C 14 = : 1 dalam grafik melingkar ang muncul dan bisa terpisah hana C 14. Apakah pengaruh masa ang jauh lebih banak ini tidak berpengaruh? Pramudita Anggraita Tergantung harmonik ang dipakai (h=1 s.d 15) dalam simulasi dapat terpisah salah satu isotopkarbon saja. Karena ang ingin diukur hana C-14, dipilih keadaan (harmonik dan fase) di mana hana C-14 ang terpisah. Massa ang jauh lebih besar akan lebih mempercepat pemisahan Ratmi Herlani Diseebutkan bahwa terdapat pemberian carbon negatif (C-), mohon dijelsakan mengapa bisa terjadi demikian dikarenakan atom carbon mempunai valensi positif 4 (+4). Bagaimana dengan atom/unsur ang lain? Pramudita Anggraita Atom karbon dapat mengikat satu elektron (dengan tenaga ikat kecil) sehingga menjadi ion negatif (C-). Dari literatur tidak semua atom dapat mengikat elektron (ikatan sangat lemah), misalna N (nitrogen), sehingga tidak dapat menjadi ion negatif Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasina 20 Vol. 14, November 2012 : 16-21
6 Volume 14, Nopember 2012 ISSN LAMPIRAN. Program iterasi lintasan berkas 14 C + hingga 7 putaran ( iterasi). PERTANGGALAN RADIOKARBON (14C) Pramudita Anggraita, dkk 21
SIMULASI LINTASAN BERKAS ION ISOTOP- ISOTOP KARBON DALAM SIKLOTRON DECY-13
Simulasi Lintasan Berkas Ion Isotop-Isotop Karbon Dalam Siklotron DECY-13 (Pramudita Anggraita) SIMULASI LINTASAN BERKAS ION ISOTOP- ISOTOP KARBON DALAM SIKLOTRON DECY-13 ION BEAM TRAJECTORY SIMULATION
Lebih terperinciPERHITUNGAN ORBIT AWAL BERKAS PROTON PADA CENTRAL REGION SIKLOTRON
ISSN 1411-1349 Volume 13, Januari 2012 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Jln. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281 Email : pramudita@batan.go.id ABSTRAK. Telah dilakukan perhitungan
Lebih terperinciSIMULASI LINTASAN BERKAS UNTUK OPTIMASI POSISI TARGET DARI KELUARAN SISTEM EKSTRAKSI BERKAS SIKLOTRON PROTON DECY-13
SIMULASI LINTASAN BERKAS UNTUK OPTIMASI POSISI TARGET DARI KELUARAN SISTEM EKSTRAKSI BERKAS SIKLOTRON PROTON DECY-13 Idrus Abdul Kudus*, Taufik Pusat Sains dan Teknologi Akselerator BATAN, Jalan Babarsari
Lebih terperinciSIMULASI LINTASAN BERKAS PROTON SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN PROGRAM PWHEEL
SIMULASI LINTASAN BERKAS PROTON SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN PROGRAM PWHEEL Emy Mulyani **, Arief Hermanto **, Pramudita Anggraita * * Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN ** Pascasarjana
Lebih terperinciPERBANDINGAN ANALISIS DESAIN MAGNET SIKLOTRON DENGAN BCALC DAN GENSPEO
PERBANDINGAN ANALISIS DESAIN MAGNET SIKLOTRON DENGAN BCALC DAN GENSPEO Taufik*, Arief Hermanto*, Pramudita Anggraita**, Slamet Santoso**, Emy Mulyani** *Jurusan Fisika, FMIPA, UGM, Jl. Sekip utara **PTAPB-BATAN,
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE RUNGE-KUTTA (RK4) PADA. SIMULASI LINTASAN BERKAS PROTON DALAM SIKLOTRON PET 13 MeV
SIMULASI LINTASAN BERKAS PROTON DALAM SIKLOTRON PET 13 MeV Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan (PTAPB), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Jl. Babarsari, Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281
Lebih terperinciANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE
ANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMION 8.1 Arum Sekar 1, Suprapto 2, Fuad Anwar 3 1 Universitas
Lebih terperinciInti Atom dan Penyusunnya. Sulistyani, M.Si.
Inti Atom dan Penyusunnya Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Eksperimen Marsden dan Geiger Pendahuluan Teori tentang atom pertama kali dikemukakan oleh Dalton bahwa atom bagian terkecil dari
Lebih terperinciDESAIN AWAL KOMPONEN CENTRAL REGION SIKLOTRON PROTON 13 MEV
72 ISSN 0216-3128 Emy Mulyani, dkk. DESAIN AWAL KOMPONEN CENTRAL REGION SIKLOTRON PROTON 13 MEV Emy Mulyani, Taufik, Rian Suryo Darmawan Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Jl.Babarsari Kotak
Lebih terperinciSOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII
SOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII 1. Tumbukan dan peluruhan partikel relativistik Bagian A. Proton dan antiproton Sebuah antiproton dengan energi kinetik = 1,00 GeV menabrak proton
Lebih terperinciProdi Fisika FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
ANALISIS PENGARUH TEGANGAN EKSTRAKSI PADA SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA MESIN BERKAS ELEKTRON 300 kev / 20 ma DI PSTA-BATAN MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMION 8.1 Andy Saktia Warseno 1, Fuad Anwar 1,
Lebih terperinciTheory Indonesian (Indonesia) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah.
Q3-1 Large Hadron Collider (10 poin) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah. Pada soal ini, kita akan mendiskusikan mengenai fisika dari
Lebih terperinciDETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si.
DETEKTOR RADIASI INTI Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Konsep Dasar Alat deteksi sinar radioaktif atau sistem pencacah radiasi dinamakan detektor radiasi. Prinsip: Mengubah radiasi menjadi
Lebih terperinciPERHITUNGAN PARAMETER FISIS SISTEM EKSTRAKTOR SIKLOTRON 13 MeV UNTUK PET
PERHITUNGAN PARAMETER FISIS SISTEM EKSTRAKTOR SIKLOTRON 13 MeV UNTUK PET Widdi Usada, Ihwanul Aziz Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Jogjakarta 55010,
Lebih terperinciFISIKA ATOM & RADIASI
FISIKA ATOM & RADIASI Atom bagian terkecil dari suatu elemen yang berperan dalam reaksi kimia, bersifat netral (muatan positif dan negatif sama). Model atom: J.J. Thomson (1910), Ernest Rutherford (1911),
Lebih terperinciSPEKTROMETRI MASSA (MASS SPECTROMETRI, MS)
SPEKTROMETRI MASSA (MASS SPECTROMETRI, MS) Anna Permanasari 003 1 Spektrometri massa Teknik analisis instrumental untuk membantu identifikasi dan elusidasi struktur molekul senyawa murni berdasarkan massa
Lebih terperinciESTIMASI SEBARAN PELUANG PAPARAN RADIASI RESIDU PADA KOMPONEN SIKLOTRON PROTON 13 MeV
Volume 15, Oktober 213 ISSN 1411-1349 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Jln. Babarsari Kotak Pos 611 ykbb Yogyakarta 55281 Email : silakh@batan.go.id ABSTRAK PADA KOMPONEN SIKLOTRON PROTON
Lebih terperinciMata Pelajaran : FISIKA
Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/ Program : XII IPA Waktu : 90 menit Petunjuk Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar pada lembar jawaban yang tersedia (LJK)! 1. Hasil pengukuran tebal meja menggunakan
Lebih terperinciSpektrometer massa A. Garis besar tentang apa yang terjadi dalam alat spektrometer massa Ionisasi Percepatan Pembelokan Pendeteksian
Spektrometer massa A. Garis besar tentang apa yang terjadi dalam alat spektrometer massa Atom dapat dibelokkan dalam sebuah medan magnet (dengan anggapan atom tersebut diubah menjadi ion terlebih dahulu).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini permintaan siklotron komersial untuk terapi proton dan produksi isotop semakin meningkat. Produksi isotop ini digunakan untuk kebutuhan PET (Positron Emission
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (target 20 Ne alami + 19 F alami untuk pengemban/carrier). 18 F kemudian disintesis menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Data sensus penduduk tahun 2010 menyatakan penduduk Indonesia berjumlah 237.641.326 jiwa, dari jumlah ini sebanyak 671.353 jiwa (0,28% dari jumlah penduduk) didiagnosis
Lebih terperinciPENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.
PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id SINAR KATODE Penemuan sinar katode telah menginspirasi penemuan sinar-x dan radioaktivitas Sinar katode ditemukan oleh J.J Thomson
Lebih terperinciSIMULASI AWAL SISTEM MAGNET SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN SUPERFISH DAN OPERA-3D
Simulasi Awal Sistem Magnet Siklotron 13 MeV menggunakan Superfish dan Operas-3D (Taufik, et al) SIMULASI AWAL SISTEM MAGNET SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN SUPERFISH DAN OPERA-3D Taufik *, Rian Suryo Darmawan
Lebih terperinciPENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.
PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id APA ITU KIMIA INTI? Kimia inti adalah ilmu yang mempelajari struktur inti atom dan pengaruhnya terhadap kestabilan inti serta reaksi-reaksi
Lebih terperinciSPEKTROMETRI MASSA. Kuliah Kimia Analisis Instrumen Pertemuan Ke 7.
SPEKTROMETRI MASSA Kuliah Kimia Analisis Instrumen Pertemuan Ke 7 siti_marwati@uny.ac.id Spektrometri massa, tidak seperti metoda spektroskopi yang lain, tidak melibatkan interaksi antara radiasi ektromagnetik
Lebih terperinciD. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J
1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,
Lebih terperinciPartikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi
Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi yang lebih tinggi dari sinar alpha. Partikel sinar beta memiliki massa yang lebih ringan dibandingkan partikel alpha. Sinar β merupakan
Lebih terperinciPENENTUAN PARAMETER KOMPONEN PERANGKAT UJI SUMBER ION SIKLOTRON
PENENTUAN PARAMETER KOMPONEN PERANGKAT UJI SUMBER ION SIKLOTRON Silakhuddin, Slamet Santosa dan Sunarto Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN email: silakh@batan.go.id ABSTRAK PENENTUAN PARAMETER
Lebih terperinci2 A (C) - (D) - (E) -
01. Gaya F sebesar 12 N bekerja pada sebuah benda yang masanya m 1 menyebabkan percepatan sebesar 8 ms -2. Jika F bekerja pada benda yang bermassa m 2 maka percepatannya adalah 2m/s -2. Jika F bekerja
Lebih terperinciARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994
ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Dua buah bola A dan B dengan massa m A = 3 kg;
Lebih terperinciEKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON
EKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Jln. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281 Email: ptapb@batan.go.id ABSTRAK
Lebih terperinciLaporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi. PERCOBAAN R2 EKSPERIMEN RADIASI β DAN γ Dosen Pembina : Drs. R. Arif Wibowo, M.
Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R2 EKSPERIMEN RADIASI β DAN γ Dosen Pembina : Drs. R. Arif Wibowo, M.Si Septia Kholimatussa diah* (891325), Mirza Andiana D.P.*
Lebih terperinciRANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR
RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR Heri Sudarmanto, Untung Margono -BATAN, Babarsari, Yogyakarta 55281 E-mail: ptapb@batan.go.id ABSTRAK
Lebih terperinciTOPIK 8. Medan Magnetik. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si.
TOPIK 8 Medan Magnetik Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. ikhsan_s@ugm.ac.id Pencetak sidik jari magnetik. Medan Magnetik Medan dan Gaya Megnetik Gaya Magnetik pada Konduktor Berarus
Lebih terperinciCopyright all right reserved
Latihan Soal UN SMA / MA 2011 Program IPA Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Gas helium (A r = gram/mol) sebanyak 20 gram dan bersuhu 27 C berada dalam wadah yang volumenya 1,25 liter. Jika tetapan
Lebih terperinciPusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional (PSTA-BATAN) Yogyakarta sebagai lembaga pemerintah non departemen memiliki tugas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi berperan besar di berbagai ilmu bidang di seluruh dunia, salah satunya pada bidang kedokteran yang memanfaatkan bahan tenaga
Lebih terperinciSELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA
SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA KEMAMPUAN IPA Matematika IPA Biologi Fisika Kimia IPA Terpadu 37 Universitas Indonesia 013 Kode Naskah Soal: 37 FISIKA Gunakan Petunjuk A dalam menjawab soal nomor 5
Lebih terperinci1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah.
1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah. 1 A. 5, 22 mm B. 5, 72 mm C. 6, 22 mm D. 6, 70 mm E. 6,72 mm 5 25 20 2. Dua buah vektor masing-masing 5 N dan 12 N. Resultan kedua
Lebih terperinciEVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. 13 No. 1, April 2016 EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89 Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali ABSTRAK
Lebih terperinciOleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS
Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS 1 - Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang - " Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
Lebih terperinciUM UGM 2017 Fisika. Soal
UM UGM 07 Fisika Soal Doc. Name: UMUGM07FIS999 Version: 07- Halaman 0. Pada planet A yang berbentuk bola dibuat terowongan lurus dari permukaan planet A yang menembus pusat planet dan berujung di permukaan
Lebih terperinciPusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional 1 Pokok Bahasan STRUKTUR ATOM DAN INTI ATOM A. Struktur Atom B. Inti Atom PELURUHAN RADIOAKTIF A. Jenis Peluruhan B. Aktivitas Radiasi C. Waktu
Lebih terperinciPENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKSELERATOR PARTIKEL BERMUATAN. Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKSELERATOR PARTIKEL BERMUATAN Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional Alasan dikembangkan AKSELERATOR: Partikel akselerator diteliti dan dikembangkan
Lebih terperinciTEORI ATOM. Awal Perkembangan Teori Atom
TEORI ATOM Awal Perkembangan Teori Atom Teori atom pada masa peradaban Yunani Demokritus, Epicurus, Strato, Carus Materi tersusun dari partikel yang sangat kecil yang tidak dapat dibagi lagi Partikel
Lebih terperinciOPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma
OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma A. PENDAHULUAN Pada umumnya suatu instrumen atau alat (instalasi nuklir) yang dibuat dengan didesain atau direncanakan untuk dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Sel-sel kanker ini dapat menyebar ke
Lebih terperinciFisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003
Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Iis Haryati, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan
Lebih terperinciOPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA NOVIARTY, DIAN ANGGRAINI, ROSIKA, DARMA ADIANTORO Pranata Nuklir Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Abstrak OPTIMASI
Lebih terperinciFisika EBTANAS Tahun 1994
Fisika EBTANAS Tahun 1994 EBTANAS-94-01 Diantara kelompok besaran di bawah ini yang hanya terdiri dari besaran turunan saja adalah A. kuat arus, massa, gaya B. suhu, massa, volume C. waktu, momentum, percepatan
Lebih terperinciEKSPERIMEN SPEKTROSKOPI RADIASI ALFA
Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R4 EKSPERIMEN SPEKTROSKOPI RADIASI ALFA Dosen Pembina : Herlik Wibowo, S.Si, M.Si Septia Kholimatussa diah* (080913025), Mirza
Lebih terperinciSIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5
290 Simulasi Efisiensi Detektor Germanium Di Laboratorium AAN PTNBR Dengan Metode Monte Carlo MCNP5 ABSTRAK SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5
Lebih terperinciRadioaktivitas dan Reaksi Nuklir. Rida SNM
Radioaktivitas dan Reaksi Nuklir Rida SNM rida@uny.ac.id Outline Sesi 1 Radioaktivitas Sesi 2 Peluruhan Inti 1 Radioaktivitas Tujuan Perkuliahan: Partikel pembentuk atom dan inti atom Bagaimana inti terikat
Lebih terperinciPETA MATERI FISIKA SMA UN 2015
PETA MATERI FISIKA SMA UN 2015 Drs. Setyo Warjanto setyowarjanto@yahoo.co.id 081218074405 SK 1 Ind 1 Memahami prinsip-prinsip pengukuran dan melakukan pengukuran besaran fisika secara langsung dan tidak
Lebih terperinciFisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern
Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern Pokok ahasan Medan Magnetik Abdul Waris Rizal Kurniadi Noitrian Sparisoma Viridi Topik Pengantar Gaya Magnetik Gaya Lorentz ubble Chamber Velocity
Lebih terperinciJurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN 14108542 PRODUKSI TEMBAGA64 MENGGUNAKAN SASARAN TEMBAGA FTALOSIANIN Rohadi Awaludin, Abidin, Sriyono dan Herlina Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN
Lebih terperinciDibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh
1. Energi getaran selaras : A. berbanding terbalik dengan kuadrat amplitudonya B. berbanding terbalik dengan periodanya C. berbanding lurus dengan kuadrat amplitudonya. D. berbanding lurus dengan kuadrat
Lebih terperinciLATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS
Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Atom berasal dari bahasa Yunani atomos yang artinya tidak dapat dibagi-bagi lagi.
PENDAHULUAN Atom berasal dari bahasa Yunani atomos yang artinya tidak dapat dibagi-bagi lagi. Demokritus (460-370-S.M) Bagian terkecil yang tidak dapat dibagi lagi disebut: ATOM Konsep atom yang dikemukakan
Lebih terperinciPREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20
PREDIKSI UN FISIKA 2013 1. Perhatikan gambar berikut Hasil pengukuran yang bernar adalah. a. 1,23 cm b. 1,23 mm c. 1,52mm d. 1,73 cm e. 1,73 mm* 2. Panjang dan lebar lempeng logam diukur dengan jangka
Lebih terperinciFISIKA MODERN UNIT. Radiasi Benda Hitam. Hamburan Compton & Efek Fotolistrik. Kumpulan Soal Latihan UN
Kumpulan Soal Latihan UN UNIT FISIKA MODERN Radiasi Benda Hitam 1. Suatu benda hitam pada suhu 27 0 C memancarkan energi sekitar 100 J/s. Benda hitam tersebut dipanasi sehingga suhunya menjadi 327 0 C.
Lebih terperinciPENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI
ISSN 1979-2409 PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI Noviarty, Darma Adiantoro, Endang Sukesi, Sudaryati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciFungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1.
Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1. Hasil perhitungan klasik ini dikenal sebagai Hukum Rayleigh-
Lebih terperinciLATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS
Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,
Lebih terperinciLATIHAN UJIAN NASIONAL
LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka
Lebih terperinciBAB II RADIASI PENGION
BAB II RADIASI PENGION Salah satu bidang penting yang berhubungan dengan keselamatan radiasi pengukuran besaran fisis radiasi terhadap berbagai jenis radiasi dan sumber radiasi. Untuk itu perlu perlu pengetahuan
Lebih terperinciD. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J
1. Besarnya usaha untuk menggerakkan mobil (massa mobil dan isinya adalah 1000 kg) dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan 72 km/jam adalah... (gesekan diabaikan) A. 1,25 x 10 4 J B. 2,50 x 10 4 J
Lebih terperinciA. 100 N B. 200 N C. 250 N D. 400 N E. 500 N
1. Sebuah lempeng besi tipis, tebalnya diukur dengan menggunakan mikrometer skrup. Skala bacaan hasil pengukurannya ditunjukkan pada gambar berikut. Hasilnya adalah... A. 3,11 mm B. 3,15 mm C. 3,61 mm
Lebih terperinciUN SMA IPA 2008 Fisika
UN SMA IPA 008 Fisika Kode Soal P67 Doc. Version : 0-06 halaman 0. Tebal pelat logam diukur dengan mikrometer skrup seperti gambar Tebal pelat logam adalah... (A) 4,8 mm (B) 4,90 mm (C) 4,96 mm (D) 4,98
Lebih terperinciPAKET SOAL 1 TRY OUT UN 2014
1. Perhatikan pengukuran benda menggunakan 4. Sebuah benda bergerak melingkar dengan neraca o-hauss berikut ini! kecepatan 240 putaran per menit. Apabila jarijari lintasan 20 cm, maka besar kecepatan π
Lebih terperinciSIMAK UI 2013 Fisika. Kode Soal 01.
SIMAK UI 203 Fisika Kode Soal Doc. Name: SIMAKUI203FIS999 Version: 205- halaman 0. Pada gambar di atas, massa m dan m 2 berturut-turut adalah 6 kg dan 4 kg. Tidak ada gesekan yang bekerja dan massa katrol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang dan Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang dan Permasalahan Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan (PTAPB) BATAN Yogyakarta sedang meneliti dan mengembangkan sistem pengukuran medan magnet untuk alat siklotron.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah penyakit yang timbul karena adanya pertumbuhan yang tidak normal pada sel jaringan tubuh. Disebut tidak normal, karena sel-sel tumbuh dengan cepat dan
Lebih terperinciSIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5
SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5 Rasito, P. Ilham Y., Muhayatun S., dan Ade Suherman Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri
Lebih terperinciPR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)
PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18
Lebih terperinciANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -
Lebih terperinciSimulasi ADCRC (Active Disturbance Rejection Controller) dan kendali PD pada Model Cavity Siklotron DECY 13
Simulasi ADCRC (Active Disturbance Rejection Controller) dan kendali pada Model Cavity Siklotron DECY 13 Agus Dwiatmaja, Adha Imam Cahyadi, Prapto Nugroho Program Studi Pascasarjana S2 Teknik Elektro,
Lebih terperinciWardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College
Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika
Lebih terperinciPertanyaan Final (rebutan)
Pertanyaan Final (rebutan) 1. Seseorang menjatuhkan diri dari atas atap sebuah gedung bertingkat yang cukup tinggi sambil menggenggam sebuah pensil. Setelah jatuh selama 2 sekon orang itu terkejut karena
Lebih terperinciSOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1
SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 1. Terhadap koordinat x horizontal dan y vertikal, sebuah benda yang bergerak mengikuti gerak peluru mempunyai komponen-komponen
Lebih terperinciSIMULASI PENGUKURAN EFFISIENSI DETEKTOR HPGe DAN NaI (Tl) MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO MCNP5
ABSTRAK SIMULASI PENGUKURAN EFFISIENSI DETEKTOR HPGe DAN NaI (Tl) MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO MCNP5 Annisatun Fathonah dan Suharyana Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret Jl. Ir Sutami No.36
Lebih terperinciFisika EBTANAS Tahun 1993
Fisika EBTANA Tahun 1993 EBTANA-93-01 Dimensi konstanta pegas adalah A. L T 1 B. M T C. M L T 1 D. M L T M L T 1 EBTANA-93-0 Perhatikan kelima grafik hubungan antara jarak a dan waktu t berikut ini. t
Lebih terperinciTerdiri atas inti atom dan elektron yang berada diluar atom. Inti atom tersusun atas proton dan netron.
PARTIKEL-PARTIKEL DASAR ATOM (Sumber : www.chem-is-try-org) Kimia SMAN 113 Jakarta (www.kimiavegas.wordpress.com) Guru Mata Pelajaran : Gianto, SPd Facebook: multios2009@gmail.com Terdiri atas inti atom
Lebih terperinciPELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).
PELURUHAN GAMMA ( ) Peluruhan inti yang memancarkan sebuah partikel seperti partikel alfa atau beta, selalu meninggalkan inti pada keadaan tereksitasi. Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar
Lebih terperinciPenentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer)
Penentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer) 1 Mei Budi Utami, 2 Hanu Lutvia, 3 Imroatul Maghfiroh, 4 Dewi Karmila Sari, 5 Muhammad Patria Mahardika Abstrak
Lebih terperinciPAKET SOAL LATIHAN FISIKA, 2 / 2
PAKET SOAL LATIHAN FISIKA, 2 / 2 1. Pada rangkaian berikut, masing - masing hambatan adalah 6. Tegangan baterai 9 Volt, sedangkan hambatan dalam baterai diabai kan. Arus I adalah. a. 0,5 I A b. 1 A c.
Lebih terperinciBAB 20. KEMAGNETAN Magnet dan Medan Magnet Hubungan Arus Listrik dan Medan Magnet
DAFTAR ISI DAFTAR ISI...1 BAB 20. KEMAGNETAN...2 20.1 Magnet dan Medan Magnet...2 20.2 Hubungan Arus Listrik dan Medan Magnet...2 20.3 Gaya Magnet...4 20.4 Hukum Ampere...9 20.5 Efek Hall...13 20.6 Quis
Lebih terperinciDETEKTOR RADIASI. NANIK DWI NURHAYATI, S.Si, M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id
DETEKTOR RADIASI NANIK DWI NURHAYATI, S.Si, M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id nanikdn@uns.ac.id - Metode deteksi radiasi didasarkan pd hasil interaksi radiasi dg materi: proses ionisasi & proses eksitasi -
Lebih terperinciEKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD
Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R3 EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD Dosen Pembina : Herlik Wibowo, S.Si, M.Si Septia Kholimatussa diah* (080913025), Mirza Andiana
Lebih terperinciPERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN
PERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN TEORI FOTON Gelombang Elektromagnetik termasuk cahaya memiliki dwi-sifat (Dualisme)
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 01 )
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 0 ) Sekolah : SMA Advent Makassar Kelas / Semester : XII/ 2 Mata Pelajaran : FISIKA Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit I. Standar Kompetensi 4. Menunjukkan penerapan konsep
Lebih terperinciREAKSI NUKLIR NANIK DWI NURHAYATI,S.SI, M.SI. nanikdn.staff.uns.ac.id nanikdn.staff.fkip.uns.ac.id / (0271)
REAKSI NUKLIR NANIK DWI NURHAYATI,S.SI, M.SI nanikdn.staff.uns.ac.id nanikdn.staff.fkip.uns.ac.id 081556431053 / (0271) 821585 REAKSI INTI Reaksi Inti adalah proses perubahan yang terjadi dalam inti atom
Lebih terperinciARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1991
ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1991 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Perhatikan gambar di bawah ini! Bila efisiensi
Lebih terperinciRADIOKIMIA Pendahuluan Struktur Inti
LABORATORIUM KIMIA FISIK Departemen Kimia Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) RADIOKIMIA Pendahuluan Struktur Inti Drs. Iqmal Tahir, M.Si., Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBENDA WUJUD, SIFAT DAN KEGUNAANNYA
BENDA WUJUD, SIFAT DAN KEGUNAANNYA Benda = Materi = bahan Wujud benda : 1) Padat 2) Cair 3) Gas Benda Padat 1. Mekanis kuat (tegar), sukar berubah bentuk, keras 2. Titik leleh tinggi 3. Sebagian konduktor
Lebih terperinciFisika EBTANAS Tahun 1992
Fisika EBTANAS Tahun 1992 EBTANAS-92-01 Sebuah benda massanya 2 kg jatuh bebas dari puncak gedung bertingkat yang tingginya 100 m. Apabila gesekan dengan udara diabaikan dan g = 10 m s 2 maka usaha yg
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
ISSN 1979-2409 Penentuan Kadar Uranium Dalam Sampel Yellow Cake Menggunakan Spektrometer Gamma (Noviarty, Iis Haryati) PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty
Lebih terperinciD. 6 E. 8. v = 40ms -1 Ep =?
1. Sebuah peluru dengan massa 20 gram ditembakkan dengan sudut elevasi 30 dan dengan kecepatan 40 m/s. Jika gesekan dengan udara diabaikan, maka energi potensial peluru (dalam joule) pada titik tertinggi...
Lebih terperinciPERBANDINGAN HASIL KONSTRUKSI TERHADAP HASIL SIMULASI DARI ISOKRONUS MAGNET SIKLOTRON DECY-13
Perbandingan Hasil Konstruksi Terhadap Hasil Simulasi Dari Isokronus Magnet Siklotron DECY-13 (Idrus Abdul Kudus, dkk.) p-issn: 1410-6957, e-issn: 2503-5029 http://ganendra.batan.go.id PERBANDINGAN HASIL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, bahkan bisa dikatakan tanpa kesehatan yang baik segala yang dilakukan tidak akan maksimal.
Lebih terperinci