PENERAPAN STRATEGIBELAJAR AKTIF TIPE KNOW WANT LEARN (KWL) TERHADAP HASILBELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN

Transkripsi

1 PENERAPAN STRATEGIBELAJAR AKTIF TIPE KNOW WANT LEARN (KWL) TERHADAP HASILBELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN Neneng Putri Azona 1, Gustina Indriati 2, Evrialiani Rosba 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Putrinenengazona@gmail.com ABSTRACT This study is based on the low learning outcomes of students who are still below the KKM is 76 this is caused in the learning process teachers used to use the lecture method, the media used by the teacher only the media whiteboard only. Students less participate in the learning process, lack of interest of students in reading material for biology learning outcomes on ecosystem material. One alternative to solve the problem is to apply the Know- Want-Learn (KWL) active learning strategy. The purpose of this research is to know the implementation of Know-Want-Learn (KWL) active learning strategy toward the learning outcomes of the students of class X of SMAN 1 Pancung Soal Pesisir Selatan Regency. This type of research is an experimental research using Randomized Control-Group Design Postes Only Design model. Population in this study all students of class X SMAN 1 Pancung Problem of South Coastal District Lesson Year 2016/2017 consisting of 7 classes. Sampling using Purposive Sampling technique. Data analysis technique use t-test with 95% confidence level correlation (α = 0,05). The results showed that t = 3.31 and ttable = 1.67 were obtained. Thitung> ttable, thus the hypothesis (H1) is accepted. The assessment of the knowledge domain (cognitive) in the experimental class is in the B predicate (79.73), the control class is in the B predicate (72.66). The assessment of the attitude (affective) sphere in the experimental class is in the B predicate (79.99), the control class is in the predicate B (71.19). Assessment of skill domain (psychomotor) in experiment class is in predicate B (72,02), control class is in predicate C (64,21). The conclusion of this research that based on the research that has been done, it can be concluded that there is an increase of biology learning outcomes with the application of active learning strategy Know-Want-Learn (KWL) type to the learning outcomes of biology of students of class X SMAN 1 Pancung Problem Pesisir Selatan Regency in the realm of knowledge, Attitudes and skills. Keywords : Know-Want-Learn (KWL), Ekosistem PENDAHULUAN Berdasarkanhasilobservasidanwaw ancarapenulis di SMAN 1 PancungSoal, di Bulan Agustus-2016 penulis mendapat kan informasi guru terbiasa selama ini mengunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pembelajaran, dan siswa hanya mendegarkan dan mencatatapa yang disampaikan guru, sehingga interaksi yang terjadi, hanya satu arah yang mengakibat kan siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Media yang diguna kan oleh guru hanya media papan tulis saja, sedang kan pemanfaatan media lain jarang digunakan, bila ditinjau dari sumber buku paket disekolah termasuk lengkap. Buku, yang ada diperpustakaan dan dapat dipinjam

2 2 oleh masing-masing siswa nya, tapi belum dapat meningkat kan hasil belajar siswa dan siswa kurang bersemangat untuk mendalami materi yang diajarkan dan siswa juga kurang berpartisipasi dalam proses pembelajaran sehingga hanya sebagian siswa saja yang berani mengeluarkan ide nya untuk bertanya tentang materi, Siswa juga kurang berminat dalam membaca materi yang di pelajari, akibat nya beberapa siswa masih mengandal kancontekan temannya dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Materi Ekosistem, dimana materi ini merupakan materi yang sulit dipahami, seperti karenamateri bersifat kontekstual, selama ini guru menyampaikan materi dalam bentuk konseptual tidak dalam bentuk kontekstual, dan akibatnya banyak siswa yang kurang mengerti dengan penjelasan guru. Dari data observasi didapatkan data 80% nilai siswa mendapatkan nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). KKM yang ditetapkan di SMAN 1 Pancung Soal adalah 76 untuk materi biologi. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai ulangan harian 1 kelas X SMAN 1 Pancung Soal Tahun Pelajaran 2015/2016.Ada pun nilai rata-rata ulangan harian pada materi Ekosistem, siswa kelas X 1 =58,4, X 2 =53,0, X 3 =58,8, X 4 =55,3, X 5 =53,2, X 6 =50,2, X 7 =50,8. Untuk mengatasi masalah di atas, maka diperlukan strategi pembelajaran yang tepat untuk meningkat hasil belajar.untuk itu digunakan strategi KWL, yaitu strategi belajar aktif tipe Know- Want-Learn (KWL). KWL memiliki keuntungan dimana siswa bertindak sebagai students center (siswa yang lebihaktif) dan secara natural berfikir. Strategi KWL ini juga dapat mengait kan atau menghubungkan pembelajaran yang baru dipelajari dengan pelajaran yang lama. Menurut Budi Aggun Santoso dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Budi Aggun Santoso tahun 2015 dengan judul Pengaruh Metode Pembelajaran Know, Want, Learn (KWL) Terhadap Hasil Belajar Siswa di SMK Negeri 2 Surabaya. didapatkan meningkatnya hasil belajar siswa kelas eksperrimen dibandingkan dengan siswa yang mengunakan metode pembelajaran ceramah dikelas control. Jadi, penerapan strategi KWL dapat meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil tes membaca intensif pada siklus II dibandingkan dengan hasil tes pada siklus I dan peningkatan hasil belajar dapat pula dilihat dari perbandingan nilai awal siswa terhadap siklus I. Aktivitas belajar siswa juga meng

3 Nilai Rata- rata 3 alami peningkatan yang terlihat pada siklus I dan siklus II. Menurut Cooper dkk (2012: 78) strategi KWL terdiri dari tiga langkah, yaitu langkah K- what I know (apa yang saya ketahui), langkah W- what I want to learn (apa yang ingin saya pelajari), dan langkah L- what I learned (apa yang telahsayapelajari). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar biologi siswa kelas X SMAN 1 Pancung Soal dengan penerapan strategi belajar aktif tipe Know- Want-Learn (KWL). METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April-2017 Semester 2 kelas X Tahun Pelajaran 2016/2017 di SMAN 1 Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan. Desain Penelitian adalah Randomized Control-Group Posttest Only Design. Populasi dan sampel penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMAN 1 Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan terdaftar pada Tahun Pelajaran 2016/2017. Yang berjumlah 7 kelas sampel, penelitian di ambil dengan cara teknik purposive sampling, dimana yang menjadi kelas sampel X.3 dan X.6. Instrumen penelitian adalah pada ranah kognitif berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 36 soal, pada ranah afektif penilian dalam bentuk observasi sikap dengan mengamati sikap rasa ingin tahu dan bertanggung jawab, pada ranah psikomotor penilian kerapian dan kebersiha, serta kelengkapan isi. Teknik analisis data yang digunakan uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan penelitian di SMAN 1 Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada kedua kelassampel, maka diperoleh data tentang hasil belajar siswa pada ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan. 1. Ranah Pengetahuan (Kognitif) Setelah melakukan penelitian pada kedua kelas sampel diperoleh data tentang pengetahuan siswa, dapat dilihat pada gambar ,73 72,66 Kelas sampel Eksperimen Kontrol Gambar.1 Nilai Rata- rata Pengetahuan (Kognitif) pada kelas sampel. Dari gambar 1 diatas dapat terlihat bahwa kelas eksperimen memiliki hasil

4 4 nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan kelas control dan dari hasil tes akhir belajar Biologi pada materi ekosistem yang dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, di kelas eksperimen lebih banyak siswa yang mencapai KKM yaitu 27 siswa mencapai KKM dengan persentase ketuntasan nya 79,41%, dan 7 siswa yang tidak mencapai KKM dengan persentase 20,58%, dari 34 siswa yang ikut tesakhir. Untuk kelas control hanya 17 siswa dengan persentase ketuntasan nya 54,83%, yang mencapai KKM, dan 14 siswa dengan persentase 45,16%. Yang belum mencapai KKM, dari 31 siswa yang ikut tes akhir. Ini dikarenakan pada kelas control siswa hanya mengandalkan informasi yang hanyamendegarkan penjelasan dari apa yang disampaikan oleh guru saja pada saat proses pembelajaran berlasung. Pada kelas eksperimen siswa diminta untuk mendiskusikan chart KWL yang telah disediakan dengan pasangannya masing-masing. Melalui pengisian chart KWL ini dapat memotivasi siswa dalam membuat pertanyaan dan membaca materi untuk menjawab pertanyaan dengan pasangannya, sehingga dapat meningkatkan kemampuan belajar dan berfikir siswa. Chart KWL ini dilengkapi dengan berbagai gambar yang berhubungan dengan materi, sehingga siswa lebih mudah memahami materi. Gambar-gambar yang terdapat pada chart KWL dapat memotivasi siswa dalam belajar dan membaca materi untuk menjawab pertanyaan yang mereka buat, sehingga mereka mudah untuk mengingat materi. Menurut Hamzah dan Mohamad (2012: 108) bahwa strategi KWL memberikan suatu peran aktif, sebelum dan sesudah membacaini membantu siswa memikirkan informasi yang diterima. Selain itu, strategi ini juga bisa memperkuatkan kemampuan mengembangkan pertanyaan-pertanyaan tentang berbagai topik dan siswa juga dapat menilai pekerjaan mereka sendiri. Rata-rata nilai siswa yang diperoleh pada kelas kontrol yaitu 72,66, hasil belajar predikat B. Siswa yang mencapai KKM sebanyak 17 orang dengan persentase ketuntasannya 54,83%, sedangkan nilai siswa yang berada di bawah KKM sebanyak 14 orang dengan persentase ketuntasan 45,16%. Menurut Djamarah dan Zain (2010: 107) bahwa tingkat keberhasilan belajar mengajar dikatakan kurang apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa. Rendahnya hasil belajar siswa ini disebabkan karena pada saat proses pembelajaran hanya sebagian siswa saja yang mau bertanya masih mengandalkan

5 Nilai Rata- rata 5 penjelasan dari guru saja, sedangkan sebagian siswa lain hanya diam saat proses pembelajaran berlangsung. Penilaian kompetensi pengetahuan pada kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Rata-rata tes akhir yang diperoleh pada kelas eksperimen yaitu 79,73, sedangkan rata-rata nilai siswa pada kelas kontrol yaitu 72,66, Pada kelas eksperimen siswa yang mencapai KKM sebanyak 27 orang dengan persentase ketuntasannya 79,41%, sedangkan kelas kontrol siswa yang mencapai KKM sebanyak 17 orang dengan persentase ketuntasannya 54,83%. 2. Ranah Sikap (Afektif) Penilian ranah sikap dalam penelitian ini mencangkup dua aspek yaitu rasa ingin tahu, dan bertanggung jawab dapat dilihat pada gambar ,54 9,65 8,41 8,67 Gambar.2 Nilai Rata- rata sikap (Afektif) pada kelas sampel. Eksperimen Kontrol Berdasarkan gambar 2 diatas dapat dilihat dari hasil rata-rata kelas eksperimen yaitu penilaian rasa ingin tahu nilai ratarata 9,54, untuk penilaian bertanggung jawab kelas eksperimen yaitu dengan nila rata-rata 9,65, lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu rasa ingin tahu dengan nilai rata-rata 8,41 untuk bertanggung jawab dengan nilai rata-rata 8,67, dengan rata-rata keseluruhan penilian sikap kelas eksperimen 79,99, dan kelas kontrol dengan rata-rata keseluruhan penilian sikap 71,19. sikap yang dilihat yaitu rasa ingin tahu, dan bertanggung jawab pada kedua kelas sampel, sedangkan pada kelas eksperimen dengan adanya diskusi kelompok yang dilakukan, dan juga menggunakan lembaran chart KWL yang terdapat gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan di isi siswa, oleh karena itu siswa dapat dengan mudah memahami materi dan menimbulkan rasa ingin tahu siswa dan membuat siswa bertanggung jawab. Dibandingkan dengan kelas kontrol yang hanya mendegarkan saja penjelasan dari guru dan tidak ada menggunakan lembaran kerja lainnya. Berdasarkan indikator yang diamati strategi belajar aktif tipe Know-want-learn (KWL) menyebabkan siswa lebih aktif dan kreatif, seperti rasa ingin tahu siswa dan bertanggung jawab dalam proses pembelajaran dengan pasangannya dalam mendiskusikan tugas yang diberikan atau chart KWL. Siswa sudah dapat

6 6 berkomunikasi dengan teman dan gurunya pada saat proses pembelajaran jika ada yang tidak dimengerti. Pada saat diskusi dan mengkomunikasikannya siswa sudah bisa menghargai pendapat orang lain dengan menerima kritik dan saran dari teman atau pasangan lain. Menurut Silberman (2009: 1) belajar aktif merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan strategi-strategi pembelajaran yang komprehensif. Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik sejak awal melalui aktifitas-aktifitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berfikir tentang materi pelajaran. Terdapat teknik-teknik memimpin belajar bagi seluruh kelas, bagi kelompok kecil, merangsang diskusi, dan debat, mempraktikkan keterampilanketerampilan, mendorong adanya pertanyaan-pertanyaan, bahkan membuat peserta didik dapat saling mengajar satu sama lain. Penilaian kompetensi sikap dari semua indikator yang diamati pada kelas kontrol berada pada predikat B, dengan rata-rata 71,19. Rendahnya penilaian sikap kelas kontrol disebabkan karena dalam pembelajaran guru menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah. Dimana siswa hanya mendegarkan saja penjelasan materi yang disampaikan oleh guru, sehingga hanya sebagian siswa yang aktif dalam pembelajaran. Rasa ingin tahu dan bertanggung jawab belum terlihat karena mereka masih mengandalkan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Penilaian kompetensi sikap pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Indikator penilaian kompetensi sikap yang diamati pada kelas eksperimen sikap bertanggung jawab relatif tinggi dibanding rasa ingin tahu pada predikat B. dimana siswa sudah dapat mengeluarkan rasa ingin tahu dengan bertanya dan menanggapi pertanyaan pada saat diskusi dan bertanggung jawab siswa terlihat dalam mengerjakan chart KWL yang diberikan. Penilaian kompetensi sikap kelas kontrol pada indikator rasa ingin tahu dan bertanggung jawab masih rendah, ini disebabkan karena mereka masih mengandalkan apa yang disampaikan oleh guru saja. Penilaian kompetensi sikap (afektif), yang diperoleh siswa dapat mengetahui penguasaan pengetahuan (kognitif), atau pengetahuan seseorang. Hal ini sesuai dengan pendapat Latisma (2011: 192) ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, sikap, emosi, konsep diri, nilai serta moral. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang

7 Nilai Rata- rata 7 telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Penilaian kompetensi sikap berhubungan dengan penilaian kompetensi pengetahuan seseorang. 3. Ranah Keterampilan (Psikomotor) Penilaian keterampilan kelas eksperimen dan kelas kontrol ada dua aspek, kerapian dan kebersihan, dan kelengkapan isi dapat dilihat pada gambar ,85 8,42 7,73 7,67 Gambar. 3 Nilai Rata- rata Keterampilan (Psikomotor) pada kelas sampel. Berdasarkan gambar 3 diatas dapat dilihat dari hasil rata-rata kelas eksperimen kerapian dan kebersihan yaitu 8,85, dan kelengkapan isi yaitu 8,42, lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol dengan rata-rata kerapian dan kebersihan 7,73, dan kelengkapan isi yaitu 7,67, dengan ratarata keseluruhan penilian keterampilan kelas eksperimen 72,02, dan kelas kontrol dengan rata-rata keseluruhan penilian keterampilan 64,21. Eksperimen Kontrol Penilaian keterampilan yang dilihat yaitu kerapian dan kebersihan, kelengkapan isi pada kedua kelas sampel, sedangkan pada kelas eksperimen dengan adanya lembaran kerja siswa berupa chart KWL yaitu dimana dinilai dari setiap lembaran chart KWL yang diisi oleh siswa, dibandingkan dengan kelas kontrol yang hanya dilihat dari hasil catatan yang dibuat oleh siswa pada saat guru menjelaskan materi. Penilaian kompetensi keterampilan pada kelas kontrol berada pada predikat C dengan rata-rata 64,21. Pada kelas kontrol ini siswa dilihat nilai keterampilannya dari catatan yang dibuat oleh siswa pada saat proses pembelajaran. Pada indikator kerapian dan kebersihan masih ada beberapa siswa yang buku catatannya masih bayak coretan dan kelengkapan pada isi catatan siswa masih banyak catatan siswa yang tidak lengkap, masih bayak isi catatan tidak sistematik dengan tujuan pembelajaran. Penilaian kompetensi keterampilan pada kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Indikator kerapian dan kebersihan dan kelengkapan isi pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Indikator kerapian dan kebersihan, dan kelengka isi, pada kelas eksperimen dilihat dari lembaran chart KWL yang diisi oleh siswa, sedangkan pada kelas control

8 8 hanya dilihat dari catatan yang dibuat oleh siswa. Menurut Hamzah dan Mohamad (2012: 108) strategi KWL memberikan kepada siswa tujuan membaca dan memberikan suatu peran aktif, sebelum dan sesudah membaca. Strategi ini membantu siswa memikirkan informasi yang diterima. Selain itu, strategi ini juga bisa memperkuatkan kemampuan mengembangkan pertanyaan-pertanyaan tentang berbagai topik dan siswa juga dapat menilai pekerjaan mereka sendiri. Menurut Kunandar (2013: 249) hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecendrungan-kecendrungan untuk berperilaku atau berbuat). Hasil belajar kognitif, dan afektif akan menjadi hasil belajar psikomotorik apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan afektif. KESIMPULAN Berdasar kan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpul kanbah waterja dipeningkatan hasil belajar biologi dengan penerapan strategi belajaraktif Tipe Know-Want-Learn (KWL) terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMAN 1 Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan pada ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan. DAFTAR PUSTAKA Budi, Aggun, S Pengaruh Metode Pembelajaran Know, Want, Learn (KWL) Terhadap Hasil Belajar Siswa di SMK Negeri 2 Surabaya. Jurnal. Vol: 4 No:2. Tahun:2015 Cooper, David. et.al. (2012).Literacy Helping Student Construct Meaning. Canada: Nelson Education, Ltd. Hamzah & Nurdin, Mohamad.(2012). Belajar Dengan Pendekatan Pailkem (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik). Jakarta: Bumi Aksara. Kunandar. (2013). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasar kan Kurikulum 2013).Depok: Raja grafindo Persada. Latisma. (2011). Evaluasi Pendidikan. Padang: UNP Press Padang.

9 9 Ni putu, Candra, Wiwik Penerapan strategi KWL KWL (Know, Want, Learn) untuk meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa di kelas VII D SMP NEGERI 1 SAWAN. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha.Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 Silberman, Melvin. (2009). Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.