Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

Transkripsi

1 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X MAN 3 PADANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Melda Sari 1, Mulyati 2, Evrialiani Rosba 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Meldasari1995@gmail.com ABSTRACT This research focused on implementing of problem based learning (PBL) learning model with pictures media toward students biology outcomes at X grade students of MAN 3 Padang. Type of this research is experimental research where used randomized control group postest only as the design. The samples were chosen by using purposive sampling technique. The instruments are self-assessment sheets and peer-assessment sheets to assess affective domain, test in objective form used to assess cognitive domain and students' task report to assess psychomotor domain. To analyze affective domain, cognitive domain and psychomotor domain used t-test with confident level 95%( α = 0,05). As the result, it showed that in affective domain, the self-assessment sheets of the experimental class value is 86,67 and control class value is 84,09 or as much as t-test is 0,72 < t-table 1,69 which means hypothesis is rejected. The peer-assessment sheets of the experimental class value is 83,59 and control class value is 79,42 or as much as t-test 1,01 < t-table 1,69 which means hypothesis is rejected. In cognitive domain, it got that experimental class average value is and control class is 51,70 or as much as t-test 9.72 > t-table 1.69 which means hypothesis is accepted. In psychomotor domain, it got that experimental class average value is and control class is or as much as t-test 0,76 < t-table 1.69 which means hypothesis is rejected. It can be concluded that implementing of problem based learning (PBL) learning model with pictures is not influencing students biology outcomes of affective domain and psychomotor domain meanwhile it influences students biology outcomes of cognitive domain at X grade students of MAN 3 Padang. Keywords: Problem Based Learning, Pictures Media, Learning Outcomes PENDAHULUAN Berdasarkan hasil observasi di MAN 3 Padang pada bulan Desember 2016, Kurikulum yang digunakan yaitu kurikulum 2013, pada kurikulum 2013 seharusnya guru menggunakan pendekatan saintifik, pendekatan saintifik bertujuan untuk memberi pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan saintifik (ilmiah), bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak tergantung pada informasi searah dari guru. Proses pembelajaran saintifik terdiri atas lima pengalaman belajar pokok, yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Dari hasil wawancara dengan guru yang di ketahui bahwa guru sudah pernah 1 1

2 2 melakukan pendekatan saintifik tetapi ada kendala-kendala yang dihadapi guru, siswa banyak yang ngobrol saat guru menyuruh siswa berdiskusi dalam kelompok, hanya sebagian siswa yang mau bekerja sama dengan kelompoknya, serta saat guru menyuruh presentasi kebanyakan siswa tidak ada yang menunjuk tangan, tapi menunggu disuruh guru baru tampil kedepan kelas, dan saat guru menyuruh siswa menyimpulkan materi pelajaran banyak siswa tidak memahami materi. Oleh sebab itu guru cenderung kembali menggunakan metode ceramah yang mana dengan menerapkan metode ceramah tersebut guru beranggapan siswa memahami materi yang diajarkan oleh guru. Selain itu siswa juga kurang serius dan kurang aktif dalam belajar, serta metode mengajar guru yang kurang bervariasi. Berdasarkan permasalahan di atas berdampak pada hasil belajar siswa yang masih di bawah KKM, hal ini dapat dilihat dari rendahnya nilai rata-rata ulangan harian biologi siswa kelas X Semester II untuk materi perubahan lingkungan dengan persentasi ketuntasan dari seluruh kelas X IPA, untuk persentasi yang tuntas yaitu 36,17% sedangkan yang tidak tuntas 63,83%, dimana KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang telah ditetapkan oleh sekolah pada materi perubahan lingkungan adalah 80. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu diterapkan model pembelajaran dalam pembelajaran biologi. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model ini merangsang siswa untuk mengatasi masalah, memperkirakan jawaban-jawabannya, mencari data, menganalisis dan menyimpulkan jawaban terhadap masalah. Menurut Warsono dan Hariyanto, (2012: ) model pembelajaran Problem Based Learning ada 5 tahap yaitu Orientasi siswa kepada masalah. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan dan memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih, Mendefinisikan masalah dan mengorganisasikan siswa untuk belajar. (menetapkan topik, tugas, dan jadwal), Memandu investigasi mandiri maupun investigasi kelompok. Guru memotivasi siswa untuk membuat hipotesis, mengumpulkan informasi yang sesuai, melakukan eksperimen untuk mendapatkan informasi dan pemecahan masalah, Mengembangkan dan mempresentasikan karya. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang relevan, dan mempresentasikan hasil karya, Refleksi dan penilaian terhadap penyelidikan

3 3 mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. Kelebihan dari penerapan model PBL adalah siswa akan terbiasa menghadapi masalah dan merasa tertantang untuk menyelesaikan masalah, tidak hanya terkait dengan pembelajaran dalam kelas, tetapi juga menghadapi masalah yang ada dalam kehidupan seharihari, memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi dengan teman-teman sekelompok kemudian berdiskusi dengan teman-teman sekelasnya, Makin mengakrabkan guru dengan siswa. Sementara kelemahan dari penerapan model ini antara lain tidak banyak guru yang mampu mengantarkan siswa kepada pemecahan masalah, membutuhkan banyak waktu dan dana, Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan model ini. Untuk menunjang proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), penggunaan media gambar sesuai dengan materi perubahan lingkungan karena pada materi perubahan lingkungan banyak ditemukan masalah dan fenomena alam yang sering terjadi di lingkungan. Dengan adanya media gambar diharapkan dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis telah melakukan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Disertai Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X MAN 3 Padang Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) disertai media gambar terhadap hasil belajar IPA siswa Kelas X MAN 3 Padang Tahun Pelajaran 2016/2017 pada ranah afektif, kognitif, dan psikomotor. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomised Control group Pos-test Only Design, Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X MAN 3 Padang pada semester II tahun pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari 4 kelas. Teknik pengambilan sampel secara Purposive Sampling dan untuk menentukan kelas eksperimen dilakukan secara acak, yang mana diperoleh kelas IPA1 sebagai kelas eksperimen dan kelas IPA3 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan pada ranah afektif berupa lembar penilaian diri dan penilaian antar teman, ranah kognitif

4 Nilai rata-rata 4 berupa soal objektif pilihan ganda yang telah divalidasi dan ranah psikomotor berupa rubrik penilaian produk (kelengkapan isi, kerapian kebersihan dan kejelasan dalam penulisan). Teknik analisis data pada ketiga ranah menggunakan uji normalitas, homogenitas, dan hipotesis. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. RanahAfektif Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu pada ranah sikap yang dilakukan sendiri oleh siswa pada tiap kali pertemuan meliputi penilaian diri dan penilaian antar teman, datanya dapat dilihat pada Gambar Penilaian diri Penilaian antar teman Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Gambar 1. Nilai Rata-rata Ranah Afektif pada Kelas Sampel Adapun nilai yang diperoleh pada penilaian diri kelas eksperimen didapatkan nilai rata-rata 86,67 dan kontrol 84,09, dilakukan analisis uji-t, t-hitung (0,72) < t-tabel (1,69) maka hipotesis ditolak. Penilaian antar teman pada kelas eksperimen 83,59 dan kontrol 79,42, dilakukan analisis uji-t, t-hitung (1,01) < t- tabel (1,69) maka hipotesis ditolak Hal ini disebabkan bahwa siswa mengisi pernyataan sesuai dengan yang dilakukan selama proses pembelajaran, ini dapat dilihat dari penilaian diri yang dinilai oleh siswa sendiri telah sesuai dengan penilaian antar teman yang dinilai oleh temannya. Berarti siswa tersebut telah menilai dirinya sendiri dan menilai temannya dengan jujur dan melakukan penilaian sesuai dengan kenyataannya. Ini ditemukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sesuai dengan Permendikbud (2015) yang mengatakan penilaian diri dapat menumbuhkan rasa percaya diri, karena siswa diberi kepercayaan untuk menilai diri sendiri dan dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian. Penelitian ini juga sebelumnya telah dilakukan oleh Wahyudi, dkk (2015) di SMA Negeri Jumapolo Kelas X IPA diperoleh bahwa Problem Based Learning tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar biologi ranah sikap pada kelasx SMA Negeri Jumapolo.

5 Nlai rata-rata 5 Tingginya rata-rata penilaian diri dan antar teman pada kelas eksperimen disebabkan pada saat proses pembelajaran guru menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan media gambar. Sesuai dengan Permendikbud (2014:45) mengatakan bahwa Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang dirancang agar peserta didik mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. 2. Ranah Kognitif Penilaian kognitif dilakukan diakhir penelitian, dimana hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada hasil kelas kontrol. Kelas eksperimen rata-ratanya 75,42, dan kelas kontrol 51,70. Berikut ini dibuatkan diagram batang untuk hasil belajar siswa ranah kognitif, dapat dilihat pada Gambar Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Gambar 2. Grafik Penilaian Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Hasil uji hipotesis pada α = 0,05 didapat, t-hitung (9,72) > t-tabel (1,69) maka hipotesis diterima. Setelah dilakukannya tes akhir maka diperoleh nilai siswa yang mencapai KKM pada kelas eksperimen adalah 11 orang dengan presentase 32,35% dan yang tidak tuntas 67,64% sedangkan kelas kontrol nilai siswa yang mencapai KKM 2 orang dengan presentase 6,25% dan tidak tuntas 93,75. Pada kelas eksperimen hasil belajar siswa lebih tinggi dari pada kontrol artinya model pembelajaran Problem Based Lerning (PBL) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dibandingkan dengan kelas kontrol. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Amrullah (2016:61) di SMAN 87 Jakarta kelas X IPA dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar biologi siswa. Hal tersebut dipengaruhi juga oleh penggunaan media gambar pada kelas eksperimen yang bisa membuat siswa mudah mengingat materi yang dipelajarinya selama proses belajar telah berlangsung. Model pembelajaran Problem Based Lerning (PBL) yang disertai media gambar tersebut mempermudah siswa dalam kegiatan belajar dan mempermudah dalam mengingat materi.

6 6 Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hamdayama, (2016: 117) yang mengatakan kelebihan model pembelajaran berdasarkan masalah salah satunya adalah peserta didik dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik. Pada kelas eksperimen pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat merangsang siswa untuk mengatasi masalah, memperkirakan jawaban-jawabannya, mencari data, menganalisis dan menyimpulkan jawaban terhadap masalah. Model ini dapat juga melatih kemampuan memecahkan masalah melalui langkah-langkah sistematis. Ciri utama model ini adalah pengetahuan dicari dan dibentuk oleh siswa dalam upaya memecahkan contoh-contoh masalah dunia nyata yang dihadapkan kepada mereka sehingga kelompok akan lebih mudah memahami tujuan pembelajaran yang diharapkan. Siswa pada kelas kontrol juga telah diberikan kesempatan untuk membangun konsepnya sendiri melalui kegiatan pengumpulan data dari sumber belajar yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Kegiatan diskusi yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran kelas kontrol ini tentunya memberikan dampak positif kepada siswa. Metode diskusi dapat melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran, menyadarkan siswa bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik, dan membiasakan siswa mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri (Lufri, 2007: 34). Sementara pada kelas kontrol menerapkan kegiatan pembelajaran dengan metode diskusi kelompok tanpa melibatkan media gambar, hal tersebut membuat siswa mengalami kesulitan dalam mendefinisikan masalah sehingga membuat siswa kurang aktif dan terlihat kurang antusias mengikuti proses pembelajaran. Beberapa siswa terlihat jenuh dan beberapa siswa sibuk dengan kegiatan yang tidak berhubungan dengan pembelajaran. 3. Ranah Psikomotor Setelah dilakukan penilaian afektif dan kognitif untuk menentukan berhasil atau tidaknya seseorang diperlukan juga penilaian psikomotor siswa. Perolehan nilai indikator kelengkapan dan sistematika laporan pada kelas eksperimen mendapat nilai lebih tinggi dari kelas kontrol, yang mana nilai rata-rata kelas eksperimen 81,99 dan kontrol 78,91. Indikator penilaian ranah psikomotor adalah kelengkapan isi hasil diskusi,

7 Nilai Rata-rata 7 kerapian, kebersihan dan kejelasan dalam penulisan. Hasil nilai perindikator ranah psikomotor dapat dilihat pada Gambar Gambar 3. Diagram batang nilai perindikator ranah keterampilan kelas Sampel. Hasil uji hipotesis pada α = 0,05 didapat t-hitung (0,76) < t-tabel (1,69) maka hipotesis ditolak. Pada kelas eksperimen didapatkan nilai rata-rata kerapian tulisan 78,43 dan kontrol 77,34. Aspek kerapian, kebersihan, dan kejelasan tulisan ini terlihat bahwa pada kelas eksperimen mendapatkan nilai rata-rata lebih tinggi dari kelas kontrol A B Ket: A: Kelengkapan isi hasil diskusi B: Kebersihan, kerapian, dan kejelasan tulisan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Penulisan laporan dibuat secara kelompok dan didiskusikan dengan kelompoknya masing-masing kemudian ditampilkan atau dipersentasikan didepan kelas hasil diskusi tersebut. Kegiatan pembelajaran kelas eksperimen pada ranah psikomotor ini menggunakan media gambar, yang mana media tersebut dibagian kepada tiap-tiap kelompok yang sudah ditentukan dengan adanya media gambar tersebut dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran lebih meningkat. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sanjaya, (2012:166) yang mengatakan bahwa media gambar merupakan media yang umum dipakai untuk berbagai macam kegiatan pembelajaran. Gambar yang baik bukan hanya dapat menyampaikan saja tetapi dapat digunakan untuk melatih keterampilan berpikir serta dapat mengembangkan kemampuan imajinasi siswa. Kedua kelas sampel mengerjakan laporan diskusi di kertas doble folio yang mana dilihat dari kerapian, kebersihan, dan kejelasan tulisan, dari hal tersebut terlihat bahwa kelas eksperimen dan kontrol nilai rata-rata tidak jauh berbeda. Kebanyakan dari siswa mengerjakan laporan ditulis dengan rapi, jelas, dan bersih. Namun ada juga sebagian siswa yang mengerjakannya tidak jelas dan tidak rapi. Hal ini dikarenakan dalam mengerjakan laporan hanya sebagian siswa yang ikut serta dalam diskusi kelompok. Pada kelas eksperimen didapatkan nilai rata-rata kelengkapan isi laporan 85,54 dan kontrol 80,47. Aspek kelengkapan isi hasil diskusi ini terlihat bahwa kelas eksperimen mendapatkan

8 8 nilai rata-rata lebih tinggi dari kelas kontrol. Tingginya nilai kelengkapan isi hasil diskusi kelas eksperimen disebabkan adanya tingkat ketelitian yang tinggi saat penulisan laporan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan kelompok pada kelas eksperimen siswa sudah dapat membuat laporan dengan pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan kelompok yang melibatkan media gambar dan melalui beberapa sumber belajar. Siswa juga sudah dapat bekerja dengan teliti dalam pembuatan laporan sesuai dengan yang telah ditentukan. Banyaknya pengetahuan yang diperoleh siswa tentunya dapat membantu siswa dalam penulisan laporan. Kelengkapan isi hasil diskusi pada kelas kontrol sama halnya dengan kelas eksperimen yang dinilai dari isi hasil diskusi dan kesesuaian dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Siswa melakukan kegiatan mengumpulkan data dan kemudian menuliskannya dalam kertas dable folio. Pengumpulan data atau mengidentifikasi masalah tentang informasi materi pembelajaran diperoleh dari membaca sumber belajar yang tentunya memiliki keterbatasan informasi jika dibandingkan dengan mengunakan media gambar dan sumber belajar yang lebih banyak, karena siswa hanya dituntut untuk membaca buku tanpa melibatkan media sehingga membuat siswa merasa tidak tertarik dan bosan dalam proses pembelajaran, hal tersebut dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa sehingga nilai siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Menurut Kunandar (2013: 249) penilaian psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan (skill) sebagai hasil tercapainya kompetensi pengetahuan. Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) disertai media gambar terhadap hasil belajar biologi siswa pada ranah kognitif kelas X MAN 3 Padang pada materi Perubahan Lingkungan Tahun Pelajaran 2016/2017 dapat meningkatkan hasil belajar siswa sedangkan ranah afektif dan psikomotor tidak dapat meningkatkan hasil belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Hamdayama, Jumanta Metodologi Pengajaran. Jakarta : Bumi Aksara

9 9 Kunandar Penilaian Autentik.Jakarta : Rajagrafindo Persada Lufri Strategi Pembelajara Biologi. Padang : UNP Press Sanjaya, Wina Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Permendikbud Implementasi Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2014/2015. Jakarta: Kemendikbud Panduan Penilaian untuk Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Kemendikbud Warsono dan Hariyanto Pembelajaran Aktif.Surabaya: UNESA Wahyudi, Andi, dkk Pengaruh Problem Based LearningTerhadap Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri Jumapolo Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Bio- Pedagogi, 4. (1). hlm Amrullah Pengaruh Model Pembelajaran PBL terhadap Hasil Belajar siswa pada konsep fungi. Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.