PENERAPAN METODE SIMULASI DISERTAI PEMBERIAN HANDOUT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA-BIOLOGI KELAS VII SMP N 1 CERMIN

Transkripsi

1 PENERAPAN METODE SIMULASI DISERTAI PEMBERIAN HANDOUT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA-BIOLOGI KELAS VII SMP N 1 CERMIN Meri Purnama Sari 1, Annika Maizeli 2, Elza Safitri 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat meripurnamasari123@gmail.com ABSTRACT The learning process at SMP N 1 Pantai Cermin is concentrated only on teachers, the lack of student initiative in asking if group discussions are held. Students think biology subjects are difficult subjects. This has an impact on less optimal students' thinking ability, so that during the learning process only some of the students who have serious desire to follow the learning process. Teachers in delivering the material lack of variation in using methods and learning media. This resulted in low student learning outcomes under Minimum Passing Criteria (KKM). The purpose of this research is to know the application of the simulation method to the result of Science-Biology Class VII of SMP N 1 Pantai Cermin. The type of research is experimental research with population and sample are all students of class VII SMP N 1 Pantai Cermin consisting of 5 classes. This research was conducted in May 2016/2017 at SMP N 1 Pantai Cermin. Sampling technique with purposive sampling got class experiment class VII.A, class control class VII.C by way of draw. The design of this research is Randomized Control Group Postest Only Design. Data were analyzed by using t-test with (α = 0,05). Instruments in this study in the affective domain of self-assessment, the instrument in the cognitive domain is a matter of multiple choice through written test, and instruments in the psychomotor domain of the product. Based on the results of research that has been done that the data is normally distributed and has a homogeneous variance so that t test and obtained t count> table then the hypothesis accepted. Therefore it can be concluded that the application of simulation learning method with handout can improve the learning result of IPA- Biology on affective, cognitive and psychomor sisswa score of class VII SMP N 1 Pantai Cermin. Keywords: Application of Simulation Learnig Method With Handout PENDAHULUAN Proses pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa, antara siswa dan sesamanya serta antara siswa dengan lingkungannya. Interaksi ini perlu dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencapai hasil yang optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Untuk tejadinya interaksi yang baik dalam pembelajaran perlu

2 diketahui berbagai persyaratan seperti pendekatan, metode, model, kondisi, sarana prasarana dan mengenali perkembangan intelektual, psikologis dan biologis siswa. Berdasarkan hasil observasi penulis yang dilakukan di SMP N 1 Pantai Cermin ditemukan bahwa dalam proses pembelajaran siswa hanya terpusat pada guru. Hal ini berdampak pada kurang optimalnya kemampuan berfikir siswa, sehingga selama proses pembelajaran berlangsung hanya sebagian siswa yang memiliki keinginan serius untuk mengikuti proses pembelajaran. Kurangnya inisiatif siswa dalam bertanya jika diadakan diskusi kelompok hanya satu atau dua orang yang ikut berpartisipasi dalam kelompok. Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa/siswi di SMP N 1 Pantai Cermin dapat disimpulkan bahwa siswa berfikir mata pelajaran biologi merupakan mata pelajaran yang sulit karena mereka kurang paham dengan materi yang diterangkan guru, kurang adanya interaksi antara siswa dengan guru sehingga proses pembelajaran terasa membosankan. Guru dalam menyam- paikan materi kurang adanya variasi dalam menggunakan metode dan media pembelajaran, sehingga mengakibatkan nilai siswa rendah. Hasil wawancara penulis dengan guru biologi SMP N 1 Pantai Cermin didapatkan informasi bahwa materi ekosistem merupakan materi yang cukup sulit dan sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Namun kenyataannya dalam proses pembelajaran siswa masih belum mampu memecahkan masalah dalam pembelajaran yang berhubungan dengan kehidupan nyata. Hal tersebut terlihat dari rata-rata nilai ulangan harian siswa kelas VII semester 2 SMP N 1 Pantai Cermin tahun pelajaran 2015/2016 dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM yang telah ditetapkan sekolah untuk KD menentukan ekosistem dan saling hubungan antar komponen ekosistem adalah 78. Berdasarkan permasalahan di atas maka dituntut kreativitas guru menggunakan metode pembelajaran yang tepat sehingga dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi, minat serta hasil belajar siswa dalam belajar. Salah satu

3 metode pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa adalah dengan menerapkan metode pembelajaran simulasi. Metode pembelajaran simulasi dapat menciptakan suasana yang menyenangkan sehingga para siswa terdorong untuk berpartisipasi dalam pembelajaran. Simulasi merupakan suatu pembelajaran dengan cara berpura-pura atau berbuat seakanakan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu (Istarani, 2012: 47). Untuk berjalannya proses pembelajaran menggunakan metode simulasi dengan baik dan mengetahui sejauh mana pemahaman siswa dalam memahami materi pelajaran maka disertakan dengan handout sebagai penunjang metode pembelajaran yang diterapkan. Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Handout adalah pernyataan yang telah disiapkan oleh pembicara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran Simulasi terhadap hasil belajar biologi siswa pada ranah afektif kelas VII SMP N 1 Pantai Cermin. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Dalam penelitian eksperimen ini digunakan dua kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rancangan penelitian ini Randomized Control Group Postest Only Design. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei tahun pelajaran 2016/2017 di SMP N 1 Pantai Cermin. Jenis data adalah data primer, yaitu data yang didapat dari hasil belajar biologi siswa pada ranah afektif, kognitif dan psikomotor yang bersumber dari siswa kelas VII SMP N 1 Pantai Cermin yang menjadi sampel penelitian. Data sekunder yaitu data yang didapat dari guru mata pelajaran berupa nilai ulangan harian dan jumlah siswa kelas VII SMP N 1 Pantai Cermin.

4 NILAI RATA-RATA Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 1 Pantai Cermin yang terdaftar pada berdistribusi normal dan homogen, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji t. tahun pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari 5 kelas yang pengambilannya dengan teknik Purposive Sampling dimana kelas eksperimen adalah VII.A dan kelas kontrol kelas VII.C. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada ranah afektif berupa penilaian diri, instrumen pada ranah kognitif berupa HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian telah dilakukan pada dua kelas yaitu kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan VII B sebagai kelas kontrol. Dari kedua kelas tersebut diperoleh data hasil belajar siswa meliputi tiga ranah yaitu ranah afektif, kognitif, dan psikomotor. 1. Ranah Afektif soal pilihan ganda melalui tes tertulis, Penilaian pada ranah afektif dan instrumen pada ranah psikomotor berupa produk dan unjuk kerja. Pada uji coba tes dilakukan validitas tes, indeks kesukaran, daya pembeda dan reliabilitas. Dari hasil data tersebut didapatkan 52 soal yang dipakai dari 76 soal. Teknik analisis data pada ranah afektif, kognitif, psikomor dilakukan uji nornalitas bertujuan untuk melihat apakah data berdistribusi normal, setelah itu dilakukan uji homogenitas bertujuan untuk menentukan apakah kedua kelompok mempunyai varians yang homogen atau tidak. Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas didapatkan data melalui lembar penilaian diri siswa yang terdiri dari 12 item yang berisi pernyataan-pernyataan positif dengan alternatif jawaban Ya atau Tidak terlihat pada Gambar ,97 72,25 Afektif Eksperimen Control Gambar 1.Diagram Afektif (Penlaian Diri) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

5 Berdasarkan Gambar 1, terlihat bahwa nilai rata-rata afektif (penilaian diri) pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal ini terlihat nilai rata-rata afektif(penilaian diri) pada kelas eksperimen 86,97 dan pada kelas kontrol 72,25. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan pada penilaian diri terlihat bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode simulasi pada materi ekosistem pada ranah afektif (penilain diri). Hal ini terlihat pada nilai rata-rata kelas eksperimen 86,97 dengan predikat A dan kelas kontrol 72,25 dengan predikat B. Jika dilihat dari KKM yang sudah ditetapkan 78, jumlah siswa yang nilainya diatas KKM pada penilaian diri kelas eksperimen 24 orang dengan presentase 75%, kelas kontrol 15 orang dengan presentase 47%. Hasil pada ranah afektif kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol hal ini disebabkan karena kelas eksperimen siswa mengikuti langkah-langkah dalam pembelajaran dan sesuai instruksi dari guru. Hal ini terbukti dari lembaran penilaian diri siswa dan penilaian dari observer. Dimana pada lembaran penilaian diri siswa untuk pernyataan saya ikut serta dalam mengerjakan tugas skenario drama simulasi jumlah siswa yang menjawab Ya berjumlah 31 orang dengan presentase 97%. Hal ini disebabkan karena guru sudah memberikan arahan dan menetapkan peran sehingga siswa termotivasi untuk mengerjakan tugas skenario drama simulasi. Pada pernyataan saya mengusulkan ide kepada kelompok saat membuat tugas skenario drama simulasi jumlah siswa yang menjawab Ya berjumlah 25 orang dengan presentase 78%. Hal ini disebabkan karena pada saat mengusulkan ide dalam membuat tugas skenario drama simulasi siswa ikut serta dalam memberikan pendapat. Pada pernyataan saya mengumpulkan tugas skenario drama simulasi sesuai dengan yang diperintahkan guru jumlah siswa yang menjawab Ya berjumlah 28 orang dengan presentase 88% sementara penilaian dari obsever jumlah siswa yang menjawab Ya berjumlah 28 dengan presentase 88%. Hal ini disebabkan karena pada saat siswa mengumpulkan tugas yang diberikan guru sesuai dengan intruksi guru.

6 Pada pernyataan saya menguasai materi sesuai dengan tujuan pembelajaran saat presentasi laporan drama simulasi jumlah siswa yang menjawab Ya berjumlah 30 orang dengan presentase 94% sementara penilaian dari obsever jumlah siswa yang menjawab Ya berjumlah 30 orang dengan presentase 94%. Hal ini disebabkan karena siswa sudah membuat tugas skenario drama simulasi di rumah dan juga membaca materi pada handout yang diberikan guru. Sebagaimana yang dikatakan oleh Latisma (2011:19) ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Seperti perhatiannya terhadap mata pelajaran, motivasi yang tinggi untuk tahu lebih banyak materi pelajaran, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap pendidik. Pada peryataan saya tidak bermain-main (serius) dalam presentasi laporan drama simulasi jumlah siswa yang menjawab Ya berjumlah 27 orang dengan presentase 84% sementara penilaian dari obsever berjumlah 27 orang dengan presentase 84%. Hal ini disebabkan kerena sebelum mempresentasikan skenario drama simulasi guru memberikan intruksi kepada siswa bahwa ada penilaian presentasi. Pada pernyataan saya mengikuti setiap langkah-langkah dalam presentasi laporan drama simulasi jumlah siswa yang menjawab Ya berjumlah 27 orang dengan presentase 84% sementara penilaian dari obsever berjumlah 27 orang dengan presentase 84%. Hal ini disebabkan karena siswa mendengarkan setiap intruksi yang disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran. Pada pernyataan saya ikut serta dalam menaggapi kritik, tanggapan dan pertanyaan dari kelompok pengamat berjumlah 27 orang dengan presentase 84% sementara penilaian dari obsever jumlah siswa yang menjawab Ya 28 orang dengan presentase 88%. Hal ini disebabkan karena pada saat menanggapi kritik dan pertanyaan dari kelompok pengamat, siswa kelompok partisipan ikut dalam menaggapi kritik dan pertanyaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Anwar (2011:125) dimana

7 mengukur sikap peserta didik terhadap mata pelajaran penting untuk dilakukan, karena sikap seseorang terhadap suatu objek akan mempengaruhi respon dan tingkah laku. Pada pernyataan saya menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam menaggapi kritik dan pertanyaan dari kelompok pengamat berjumlah 29 orang dengan presentase 91% sementara penilaian dari obsever jumlah siswa yang menjawab Ya berjumlah 29 orang dengan presentase 91%. Hal ini disebabkan karena pada saat kelompok partisipan mempresentasikan skenario drama simulasi siswa kelompok pertisipan menanggapi kritik dan pertanyaan dari kelompok pengamat dengan menggunakan bahasa yang baik, sopan dan benar. Pada pernyataan saya ikut serta dalam menanggapi kritik dan pertanyaan dari kelompok partisipan jumlah siswa yang menjawab Ya berjumlah 24 orang dengan presentase 75% sementara penilaian dari obsever berjumlah 25 orang dengan presentase 75%. Hal ini disebabkan karena pada saat kelompok partisipan mempresentasikan skenario drama simulasi ada kelompok pengamat yang tidak memahami skenario drama simulasi yang ditampilakn oleh kelompok partisipan. Pada peryataan saya menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam menaggapi kritik dan pertanyaan dari kelompok partisipan berjumlah 25 orang dengan presentase 78% sementara penilaian dari obsever jumlah siswa yang menjawab Ya berjumlah 25 orang dengan presentase 78%. Hal ini disebabkan karena pada saat kelompok pengamat memberikan kritik, tanggapan dan pertanyaan kepada kelompok partisipan menggunakan bahasa yang baik, sopan dan benar. Pada pernyataan saya membuat hasil analisa berdasarkan penampilan drama simulasi yang ditampilakan oleh kelompok partisipan, berdasarkan kebenaran dari konsep materi yang ditampilkan kelompok partisipan,

8 NILAI RATA-RATA sesuai dengan tujuan pembelajaran berjumlah 32 orang. Hal ini disebabkan karena kelompok pengamat membuat hasil analisanya sesuai dengan skenario yang ditampilkan oleh kelompok partisipan, berdasarkan kebenaran dari konsep/materi yang ditampilkan kelompok partisipan, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sebagaimana menurut kementrian pendidikan dan kebudayaan (2015:11) penilaian diri dilakukan dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam berperilaku, penilaian diri juga dapat digunakan untuk membentuk sikap peserta didik terhadap mata pelajaran. Hasil penilaian diri siswa dapat digunakan sebagai data konfirmasi perkembangan sikap siswa. Selain itu penilaian diri siswa juga dapat digunakan untuk menumbuhkan nilainilai kejujuran dan meningkatkan kemampuan refleksi. Keuntungan penggunaan penilaian diri di kelas menurut Kunandar (2013:130) antara lain: (1) dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri, (2) peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, (3) dapat mendo- rong dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian. 2. Ranah Kognitif Rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar ,75 63,65 Kognitif Eksperimen Control Gambar 2.Diagram Nilai Rata-rata Penilaian Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Gambar 2, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar biologi siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal ini terlihat nilai rata-rata hasil belajar biologi siswa pada kelas

9 eksperimen 80,75 dan pada kelas kontrol 63,65. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan terlihat bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode simulasi pada materi ekosistem pada ranah kognitif. Hal ini terlihat pada nilai rata-rata pada ranah kognitif siswa kelas eksperimen yaitu 80,75. KKM yang diterapkan oleh sekolah untuk mata pelajaran IPA adalah 78. Siswa yang mencapai nilai KKM di kelas eksperimen sebanyak 22 orang siswa dengan persentase ketuntasan 69%, sedangkan nilai siswa yang berada di bawah KKM sebanyak 10 orang siswa dengan persentase 31%. Nilai rata-rata siswa pada kelas kontrol yaitu 63,25. Pada kelas kontrol nilai siswa yang mencapai ketuntasan atau di atas KKM sebanyak 10 orang siswa dengan persentase 31%, dan nilai siswa yang berada di bawah KKM sebanyak 22 orang dengan persentase 69 %. Presentase ranah afektif lebih tinngi dari presentase ranah kognitif hal ini disebabkan pada ranah kognitif waktu tes akhir terlalu lama jeda waktu pelaksanaannya sehingga sudah banyak siswa yang lupa untuk materi ekosistem yang telah dipelajari karna mereka tidak mengulang membacanya kembali. Nilai kuis yang didapatkan setiap pertemuan hampir semua siswa tuntas namun pada waktu pelaksanaan tes akhir ada beberapa siswa yang tidak mencapai nilai KKM. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Djamarah dan Zain (2014:107) bahwa dikatakan baik apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% s.d 75% dikuasai oleh siswa, dan dikatakan kurang apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran di kelas eksperimen dengan menggunakan metode simulasi, guru membagikan handout yang sesuai dengan tujuan pembelajaran kepada peserta didik dan meminta peserta didik untuk membuat skenario drama simulasi dimana perannya sudah ditetapkan oleh guru, kemudian siswa mendiskusikan skenario drama simulasi dirumah bersama teman kelompoknya, dan menampilkannya. Menurut Lufri dkk (2007:45) bermain

10 NILAI RATA-RATA peran adalah suatu cara penguasaan bahan pembelajaran melalui pengembangan dan penghayatan anak didik. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan oleh anak didik dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Selain mampu memainkan peran metode simulasi juga dapat melatih diri siswa untuk memahami dan mengingat isi bahan yang akan diperankan menurut Djamarah dan Zain (2006: 89). 3. Ranah Psikomotor Data hasil penilaian psikomotor pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Gambar ,40 70,03 Psikomotor Eksperimen Control Gambar 3.Diagram Nilai Rata-rata Penilaian Psikomotor Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan gambar 3, terlihat bahwa nilai rata-rata pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal ini terlihat nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen 80,40 dan pada kelas kontrol 70,03. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan terlihat bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode simulasi pada materi ekosistem penilaian psikomotor. Hal ini terlihat pada nilai rata-rata kelas eksperimen 80,40 dengan predikat B dan kelas kontrol 70,03 dengan predikat C. Jika dilihat dari KKM yang sudah ditetapkan 78, jumlah siswa yang nilainya diatas KKM pada penilaian psikomotor kelas eksperimen 20 orang dengan presentase 63%, kelas kontrol 7 orang dengan presentase 22%. Penilaian psikomotor bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran setelah proses pembelajaran berlangsung. Menurut Kunandar (2013:251) penilaian kompetensi keterampilan adalah penilain yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi keterampilan dari peserta didik yang meliputi aspek imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi dan naturalisasi.

11 Nilai rata-rata pada ranah psikomotor untuk indikator kerapian laporan, kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol, hal ini disebabkan karena pada kelas eksperimen siswa lebih terarah dengan bantuan handout, disertai juga arahan dari guru sehingga hasil laporan kelompok yang dibuat bersih dan rapi. Menurut Anwar (2009:87) penilaian keterampilan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterampilan (skill) yang dimiliki siswa setelah mereka memahami proses pembelajaran kognitif dan afektif. Nilai rata-rata pada ranah psikomotor untuk indikator kelengkapan laporan, pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, hal ini disebabkan karena pada kelas eksperimen siswa dituntut untuk membuat skenario drama simulasi secara berurutan dimana perannya sudah ditetapkan oleh guru dan siswa yang membuat skenario drama simulasi. Pada kelas eksperimen siswa juga diberikan handout kepada siswa sehingga informasi yang diperoleh lebih banyak. Hal ini didukung dengan pendapat Sugono (2009:23) bahwa teknik penulisan dikatakan baik apabila suatu penulisan itu mudah dipahami sesuai dengan topik yang dibicarakan dan ditata rapi. Nilai rata-rata pada ranah psikomotor untuk indikator penilaian presentasi, kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena pada kelas eksperimen siswa yang bersemangat untuk menampilkan hasil skenario drama simulasi kedepan kelas danmenjawab pertanyaan yang diberikan oleh kelompok lain. Pada kelas eksperimen mereka telah menguasai materi pembelajaran karena sudah membaca materi pada handout yang diberikan guru dan juga telah membuat tugas drama skenario drama simulasi. Menurut Kunandar (2013:256) kelebihan penilaian psikomotor dapat memberikan informasi tentang keterampilan peserta didik secara langsung yang bisa diamati oleh guru. Penilaian psikomotor bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran setelah proses pembelajaran berlangsung. Menurut Kunandar (2013:251)

12 penilaian kompetensi keterampilan adalah penilain yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi keterampilan dari peserta didik yang meliputi aspek imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi dan naturalisasi. Lufri Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press. Permendikbud Panduan Penilaian Untuk SMP. Sugono, D Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Benar. Jakarta: PR Gramedia Pustaka Utama. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran Simulasi disertai Handout dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah afektif, kognitif dan psikomotor siswa kelas VII SMP N 1 Pantai Cermin. DAFTAR PUSTAKA Anwar, S Penilaian Berbasis Kompetensi. Padang: UNP Press Penilaian Berbasis Kompetensi. Padang: UNP Press. Djamarah, S.B dan A.Zain, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rhineka Cipta Istarani Kumpulan 40 Metode Pembelajaran. Medan: Media Persada. Kunandar Penilaian Autentik. Jakarta: Grafindo Persada. Latisma Evaluasi Pendidikan. Padang: UNP Press.

13