PENGARUH MODUL DISERTAI SPIDER CONCEPT MAP

Transkripsi

1 PENGARUH MODUL DISERTAI SPIDER CONCEPT MAP PADA MATERI SISTEM GERAK PADA MANUSIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMPN 1 RANAH BATAHAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL DESRIANA NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2 PENGARUH MODUL DISERTAI SPIDER CONCEPT MAP PADA MATERI SISTEM GERAK PADA MANUSIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMPN 1 RANAH BATAHAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Desriana, Ade Dewi Maharani, Novi Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP PGRI Sumatera Barat idesriana26@gmail.com ABSTRAC The learning process only focused on teachers and lack of availability of teaching materials in the school, thus the student low yields biology learning outcomes in class VIII at SMPN 1 Ranah Batahan. This study aims to determine the effect module with spider concept map on student learning outcomes in the affective and cognitive class VIII in Semester 1 at SMPN 1 Ranah Batahan in Academic Year 2016/2017.This type of research is experimental. The study design is Randomized Control Group Posttest Only Design. The study population is all students of class VIII SMPN 1 Ranah Batahan that registered in the Semester 1 in Academic Year 2016/2017. The Sampling was done by purposive sampling technique in order to obtain samples class VIII 1 as the experimental class and class VIII 2 as the control class. Instruments used in the affective domain was the sheets of self-assessment and observation techniques and cognitive domains in the form of a written test. Technique of Data analysis that use is the t test.the results of data analysis showed the average value of the affective (self -assessment) in experimental class are and control class are Meanwhile, the value of the observation techniques in experimental class are and control class are The results of hypothesis testing for affective domains the hypothesis is rejected. Then in the cognitive domain the hypothesis is accepted. Can concluded that in the use of modules with spider concept map can improve student learning outcomes in the cognitive domains and can not improve student learning outcomes in the affective domains class VIII in Semester 1 at SMPN 1 Ranah Batahan in Academic Year 2016/2017. Keywords: Module with Spider Concept Map, Human Locomotion System, Learning Outcomes PENDAHULUAN Proses pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebuah proses pembelajaran yang baik akan membentuk kemampuan intelektual, berfikir kritis dan munculnya kreatifitas serta perubahan prilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu. Dalam proses pembelajaran guru dapat menggunakan berbagai cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa, seperti menerapkan berbagai model pembelajaran, metode pembelajaran, strategi pembelajaran serta penggunaan bahan ajar yang dianggap dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil observasi dan wawancara penulis dengan guru biologi SMPN 1 Ranah Batahan pada bulan Januari 2016 didapatkan informasi bahwa pembelajaran biologi yang berlangsung saat ini adalah : proses pembelajaran hanya terpusat pada guru, kurang tersedianya bahan ajar untuk membantu dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam kelas. Guru hanya memakai bahan ajar yang telah tersedia dalam perpustakaan yaitu buku paket IPA dan jumlah buku paket tersebut masih kurang untuk seluruh siswa, siswa kesulitan belajar secara mandiri siswa hanya mendengarkan penjelasan dan arahan dari guru dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) baik dengan metode ceramah maupun diskusi, akibatnya siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran, sehingga nilai siswa di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pada materi sistem gerak pada manusia yang ditetapkan di SMPN 1 Ranah Batahan. Rendahnya hasil belajar biologi siswa dapat dilihat dari rata-rata nilai ulangan harian biologi siswa kelas VIII Tahun Pelajaran 2015/2016 pada materi sistem gerak 1

3 pada manusia adalah: VIII.1 (63,04), VIII. 2 (66,71), VIII. 3 (65,22), VIII. 4 (63,17), VIII. 5 (62,72). Jumlah siswa yang tidak tuntas pada materi ini sebesar 83% dari seluruh siswa. Materi ini dianggap sulit karena siswa kurang memahami konsep sistem gerak pada manusia,jenis-jenis tulang, mengidentifikasi macam-macam sendi, mendiskripsikan ciri- atau penyakit ciri otot, serta mendata kelainan pada tulang, sendi, dan otot. Usaha yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan di atas dibutuhkan suatu proses pembelajaran yang dapat menciptakan suasana belajar yang melibatkan siswa secara aktif dalam memahami pembelajaran dan tidak terpusat lagi pada guru. Salah satunya dengan menggunakan modul pembelajaran. Pengajaran dengan modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasa tertentu yang disusun secara sistematis, operasional, dan terarah untuk digunakann oleh peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru, sekaligus merupakan paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan belajar (Nurdin, 2016:273). Pembelajaran dengan menggunakan modul lebih efektif karena siswa tahu dimana letak kekurangan dan kelebihannya terhadap materi pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurdin (2016: ) Adapun kelebihan dari pembelajaran modul adalah sebagai berikut : (1) memungkinkan siswa belajar sendiri secara aktif, (2) memungkinkan perbedaan kecepatan belajar para siswa, (3) terdapat kejelasan tujuan yang harus dicapai para siswa untuk setiap bahan pelajaran yang terkecil, ( 4) memiliki komponen-komponen yang memungkinkan siswa secara langsungg dapat mengetahui apakah ia sudah dapat melangkah lebih jauh atau masih harus mempelajari hal-hal yang belum dikuasainya, (5) memungkinkan secara optimal prinsip belajar tuntas dan sistem administrasi kurikulum maju berkelanjutan. Modul ini dilengkapi dengan peta konsep jenis spider concept map. Menurut Trianto (2011:16 2) Peta konsep laba-laba (spider concept map) Digunakan untuk curah pendapat. Melakukan curah pendapat ide-ide berangkat dari suatu ide sentral, sehingga dapat memperoleh sejumlah besar ide bercampur aduk. Sehingga dengan adanya peta konsep laba-laba ini akan membantu siswa dalam proses pemahaman materi seperti yang telah diungkapkan oleh Lufri (2007:142) bahwa peta konsep berfungsi untuk menolong siswa belajar, bagaimana belajar, menyelidiki apa yang telah diketahui siswa, mengungkapkan miskonsepsi, dan alat evaluasi Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada peningkatan penggunaan modul disertai spider concept map pada materi sistem gerak pada manusia terhadap hasil belajar siswa pada ranah afektif dan ranah kogitif kelas VIII Semester I SMPN 1 Ranah Batahan Tahun Pelajaran 2016/2017. METODE PENELITIANN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini telah dilakukan bulan September pada siswa kelas VIII Semester I di SMPN 1 Ranah Batahan pada Tahun Pelajaran 2016/2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIIII SMPN 1 Ranah Batahan yang terdaftar pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling sehingga diperoleh sampel kelas VIII 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII 2 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan untuk ranah afektif adalah lembaran penilaian diri dan teknik observasi dan untuk ranah kognitif adalah tes tertulis dalam bentuk soal objektif. Teknik analisis data menggunakan uji-t dengan taraf 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Ranah Afektif Berdasarkan dataa yang diperoleh dapat dilihat nilai rata-rataa ranah afektif kelas eksperimen dan kelas kontrol pada Gambar 1. Nilai Rata-Rata Gambar 1. 65,15 64,83 Penilaian Diri 63,22 62,27 Teknik Observasi Ekperimen Diagram Nilai Rata-Rata Ranah Afektif Kelas Eksperimen dan Kelas. Berdasarkan Gambar di atas diperoleh hasil untuk lembaran penilaian diri dan teknik observasi lebih tinggi kelas 3

4 eksperimen daripada kelas kontrol. Hasil lembaran penilaian dirii kelas eksperimen 65,15 dan kelas kontrol 64,83. Sedangkan hasil observasi kelas eksperimen 63,22 dan kelas kontrol 62,27 Nilai Rata-Rata Persentase Ketuntasan Raak Afektif % 18% Penilaian Diri Gambar 2. Persentase Ketuntasan Ranah Kogitif pada Kelas Sampel Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa ketuntasan penilaian diri kelas eksperimen lebih rendah daripada kelas kontrol. Pada kelas eksperimen persentase siswa yang tuntas sebanyak 15% dan kelas kontrol persentase siswa yang tuntas 18%. Sedangkan untuk teknik observasi persentase kedua kelas sampel sama, kelas eksperimen ketuntasannya 15% dan kelas kontrol ketuntasannya 15% juga. Dari hasil penelitian data untuk lembaran penilaian diri dan teknik observasi kedua kelas sampel berdistribusi normal dan homogen namun hasil hipotesis ditolak. 2. Ranah Kognitif Berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat rata-rata nilai tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol pada Gambar ,62 55,70 Eksperimen Kelas Sampel 15%15% Teknik Observasi Eksperimen Gambar 3. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Ranah Kogitif Gambar di atas menunjukkan bahwa hasil belajar biologi siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Kelas eksperimen rata-ratanya 65,62 dan kelas kontrol rata-ratanya 55,70 Persentase Ketuntasan Ranah Kognitif % 22% Kelas Sampel Eksperimen Gambar 4. Persentase Ketuntasan Ranah Kogitif pada Kelas Sampel Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa ketuntasan kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Pada kelas eksperimen persentase siswa yang tuntas sebanyak 38% dimana nilai siswa di atas KKM 10 orang dan di bawah KKM 16 orang, sedangkan kelas kontrol persentase siswa yang tuntas 22% dimana nilai siswa di atas KKM 5 orang dan di bawah KKM 22 orang. Pada kelas eksperimen dilakukan program remedial bagi siswa yang belum tuntas dalam mengerjakan modul. Pada pertemuan pertama semua siswa tuntas dan pada pertemuan kedua jumlah siswa yang tidak tuntas adalah 7 orang. B. PEMBAHASAN 1. Ranah Afektif a. Penilaian Diri Hasil uji hipotesis yang dilakukan terlihat bahwa tidak terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan modul disertai spider concept map pada materi sistem gerak pada manusia pada ranah afektif (penilain diri). Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan maka dapat diperoleh ketuntasan hasil belajar siswa pada ranah afektif (lembaran penilaian diri) kelas eksperimen yaitu 65,15 dengan ketuntasan 15% dan kelas kontrol yaitu 64, 83 dengan ketuntasan 18%. Indikator rasa percaya diri siswa rendah dapat dilihat pada saat proses pembelajaran sangat sedikit siswa yang berani bertanya kepada guru dan sedikit siswa yang berani mengeluarkan pendapat pada saat proses pembelajaran berlangsung, sehingga keaktifan siswa bertanya kurang akibatnya interaksi antara guru dan siswa kurang. Indikator kedisiplinan siswa tinggi terlihat dari semua siswa mengikuti langkah- langkah kegiatan pembelajaran, mengerjakan 4

5 tugas-tugas yang ada dalam modul dan menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu. Sehingga sikap siswa yang jelas terlihat pada kelas eksperimen adalah kedisiplinannya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Latisma (2011:192) ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Seperti perhatiannya terhadap mata pelajaran, kedisiplinannya dalam mengikuti proses pembelajaran, motivasi yang tinggi untuk tahu lebih banyak materi pelajaran, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap pendidik dan sebagainya. Hasil penilaian diri kelas kontrol hampir sama dengan kelas eksperimen dimana indikator percaya diri siswa juga rendah sehingga sedikit siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru selama proses pembelajaran berlangsung, sehingga keaktifan siswa bertanya kurang akibatnya interaksi antara guru dan siswa kurang, tetapi indikator disiplinnya tinggi dimana hampir semua siswa juga mengikuti langkah-langkah proses pembelajaran dan mendengarkan instruksi dari guru. Sebagaimana dikatakan dalam Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2015:11) hasil penilaian diri siswa dapat digunakan sebagai data konfirmasi perkembangan sikap siswa. Selain itu penilaian diri siswa juga dapat digunakan untuk menumbuhkan nilai-nilai kejujuran dan meningkatkan kemampuan refleksi. b. Teknik Observasi Hasil uji hipotesis yang dilakukan terlihat bahwa tidak terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan modul disertai spider concept map pada materi sistem gerak pada manusia pada ranah afektif (teknik observasi). Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan maka dapat diperoleh ketuntasan hasil belajar siswa pada ranah afektif (teknik observasi) kelas eksperimen yaitu 63,22 dengan ketuntasan 15% dan kelas kontrol yaitu 62,27 dengan ketuntasan 15%. indikator rasa percya diri siswa rendah terlihat dari hasil lembaran penilaian observasi dimana hanya sedikit siswa yang berani bertanya kepada guru, sedikit yang berani menjawab pertanyaan guru, dan sedikit yang berani mengeluarkan pendapat selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa hanya fokus mengerjakan tugas-tugas yang ada dalam modul. Sehingga siswa masih kurang aktif dalam proses pembelajaran dengan menggunakan modul. Seharusnya dalam proses pembelajaran dengan menggunakan modul siswa harus lebih aktif supaya dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurdin (2016:275) menyatakan bahwa penyelidikan membuktikan bahwa teknik ceramah hanya mampu mengikat perhatian sekitar 10% dari jumlah siswa di dalam kelas, sebaliknya dalam pengajaran modul siswa secara aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Indikator kedisiplinan siswa pada kelas eksperimen tinggi dapat dilihat dari hasil lembaran penilaian observasi dimana hampir semua siswa mengikuti langkah-langkah proses pembelajaran, mendengarkan instruksi dari guru, mengerjakan tugas yang ada di dalam modul, dan mengerjakan tugas-tugas tepat waktu. Hal ini sesuai dengan pendapat Anwar (2011:125) dimana mengukur sikap peserta didik terhadap mata pelajaran penting untuk dilakukan, karena sikap seseorang terhadap suatu objek akan mempengaruhi respon dan tingkah laku. Nilai ranah afektif kelas kontrol kurang meningkat atau di bawah nilai kelas eksperimen. Indikator rasa percaya diri siswa rendah terlihat dari sikap siswa, seperti hanya sedikit siswa yang berani bertanya kepada guru dan pada saat guru bertanya kepada siswa tentang materi pembelajaran hanya sedikat siswa yang berani menjawab pertanyaan dari guru dan siswa bingung dalam menjawab pertanyaan dari guru dikarenakan siswa tidak paham, siswa ribut serta suka mengganggu teman lain dalam proses pembelajaran sehingga kegiatan belajar terganggu, akibatnya nilai siswa banyak dibawah KKM. Kelas kontrol indikator disiplin siswa juga tinggi hal ini terlihat dalam proses pembelajaran siswa juga mengikuti langkah-langkah pembelajaran, dan mendengarkan instruksi guru. Menurut Basuki dan Hariyanto (2014:184) menyatakan bahwa sasaran hasil belajar afektif adalah sikap, nilai, preferensi, konsep diri akademik, kontrol diri, pengembangan emosi, lingkungan kelas, minat, opini, motivasi, hubungan sosial, dan pengembangan moral. 2. Ranah Kognitif Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan terlihat bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan modul disertai spider concept map pada materi sistem gerak pada manusia pada ranah kognitif siswa kelas eksperimen dari pada kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Hal ini 5

6 dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar biologi yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana rata-rata pada ranah kognitif pada kelas eksperimen 65,62 dengan jumlah ketuntasan 39% dan nilai rata-rata ranah kognitif kelas kontrol 55,70 dengan ketuntasan 22%. Persentas ketuntasan menggambarkan bahwa tingkat keberhasilan belajar siswa dengan menggunakan modul disertai spider concept map masih berada pada tingkat kurang baik. Dimana dalam proses pembelajaran dengan modul hanya dua kali pertemuan dan pada pertemuan kedua materi pelajarannya lebih dipadatkan, akibatnya materi atau bahan pelajaran yang didapatkan siswa kurang maksimal sehingga menyebabkan hasil belajar yang didapat oleh siswa masih dibawah KKM. Djamarah dan Zain (2014:107) mengatakan bahwa tingkatan keberhasilan dikatakan kurang apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa. Proses pembelajaran di kelas eksperimen dengan menggunakan bahan ajar berupa modul. Dengan adanya modul tersebut membuat siswa untuk belajar secara sendiri (mandiri) sesuai dengan cara belajar masingmasing individu. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2011:103) modul adalah seperangkat bahan ajar yang disajikan secara sistematis, sehingga penggunanya dapat belajar dengan atau tanpa seorang fasilitator atau guru, demgan demikian sebuah modul harus dapat dijadikan bahan ajar sebagai pengganti fungsi peserta didik. Proses pembelajaran dengan modul, dimana setelah modul dibagikan kepada masing-masing siswa dan siswa disuruh untuk membaca materi yang ada dalam modul kemudian mengerjakan tugas-tugas yang ada dalam modul, setelah itu baru diberikan kunci jawaban modul dan siswa memeriksa jawabannya dengan bantuan guru, sehingga siswa lebih mudah memahami materi pelajaran tersebut dan siswa dapat mengetahui dimana letak kelebihan dan kekurangannya terhadap materi pembelajaran. Di dalam modul juga disertai dengan peta konsep jenis spider concept map yang gunanya untuk menolong siswa belajar sehingga siswa lebih mudah memahami pelajaran tersebut melalui poin-poin yang ada dalam peta konsep sehingga siswa lebih terfokus selama proses pembelajaran. Hal ini Sesuai dengan pendapat Lufri (2007:142) peta konsep berfungsi untuk menolong siswa belajar, bagaimana belajar, menyelidiki apa yang telah diketahui siswa, mengungkapkan miskonsepsi, dan alat evaluasi. Proses pembelajaran dengan menggunakan modul disertai spider concept map ada siswa yang sudah tuntas dan ada juga yang belum tuntas terlihat dari setiap kali pertemuan, dimana pertemuan petama semua siswa tuntas dan pertemuan kedua siswa yang tidak tuntas sebanyak 7 orang. Bagi siswa yang belum tuntas maka diberikan program remedial. Program remedial diberikan setelah pulang sekolah yang gunanya untuk memperbaiki nilai siswa yang belum tuntas dengan cara guru menjelaskan kembali pokok-pokok bahasan yang belum dimengerti oleh siswa, kemudian siswa disuruh mengerjakan kembali soal yang belum dipahami dalam bentuk essay. Hal ini sesuai dengan pendapat Kunandar (2013:325) menyatakan bahwa pembelajaran remedial adalah suatu pembelajaran yang bersifat mengobati, menyembuhkan, dan membuatnya lebih baik bagi peserta didik yang hasil belajarnya masih di bawah standar yang telah ditetapkan oleh guru atau sekolah. Nilai hasil belajar siswa pada kelas kontrol di bawah rata-rata kelas eksperimen. Kelas kontrol menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, dimana pada proses pembelajaran guru menjelaskan materi kemudian mencatat di papan tulis, lalu siswa disuruh untuk mencatatnya, tetapi tidak semua siswa yang mencatat materi tersebut. Dalam proses pembelajaran siswa hanya menerima materi yang dijelaskan oleh guru sehingga banyak siswa yang belum paham dengan materi yang diajarkan hasil belajar siswa masih di bawah KKM. Hal ini didukung oleh Hamdayana (2016:99) menyatakan bahwa metode ceramah memiliki beberapa kelemahan, yaitu kegiatan pengajaran jadi verbalisme, anak didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya, bila terlalu lama membosankan, sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan anak didik, dan menyebabkan anak didik pasif. SIMPULAN DAN SARAN 1. SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Penggunaan modul disertai spider concept map dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif kelas VIII SMPN 1 Ranah Batahan Tahun Pelajaran 2016/2017, (2) Penggunaan modul disertai spider concept 6

7 map tidak dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah afektif kelas VIII SMPN 1 Ranah Batahan Tahun Pelajaran 2016/ SARAN Berdasarkan penelitian yang diperoleh maka disarankan beberapa hal sebagai berikut: (1) Diharapkan kepada guruguru untuk dapat menggunakan modul disertai spider concept map, karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa, (2) Bagi peneliti, bahan ajar modul ini dapat diterapkan nantinya di sekolah tempat peneliti mengajar, (3) Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah afektif dengan menggunakan teknik penilaian antar teman sehingga hasil belajar siswa meningkat. DAFTAR KEPUSTAKAAN Anwar, S Penilaian Berbasis Kompetensi. Padang: UNP Press. Basuki, I. dan Hariyanto Asesmen Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya. Djamarah dan Zain Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamdayana, J Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Panduan Penilaian untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kunandar Penilaian Autentik. Jakarta: Rajawali Press. Latisma Evaluasi Pendidikan. Padang: UNP Press. Lufri Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP Press. Nurdin, S Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press. Prastowo, A Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Kreatif. Jogjakarta: DIVA Press. Trianto Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 7