PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

Transkripsi

1 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL Diajukan untuk Menyusun Skripsi Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi WAHYU MISDA RAHMI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2017

2 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Wahyu Misda Rahmi, Liza Yulia Sari, dan Novi Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat ayu @yahoo.com ABSTRACT This research is motivated by the learning that is still dominated by teachers. Students pay less attention when the teacher explains the material, tend to be passive and less participation, learning model used by teachers in the learning process has yet to make the students motivated. Thus causing low yields studying biology class X of SMAN 1 Bayang South Coastal District. This study aimed to determine the effect of the application of the learning model of Group Investigation (GI) with media images on learning outcomes biology class X of SMAN 1 Bayang South Coastal District. This research is an experimental study with a population of students of class X of SMAN 1 Bayang Pesisir Selatan enrolled in 2016/2017. X IPA4 experimental class and control class X IPA3 taken using purposive sampling technique. The study design was Randomized Control Posted Only Design. The research instrument used in the form of sheets, the assessment is the observation that aims to see the attitude of the students during the learning process. Psychomotor assessment can be seen from the discussion which they had made. Data analysis was performed using t-test, the criteria t> t table. Based on the results, the average learning outcomes in the experimental class 75.6 while the average learning outcomes in the control class The average results of studying the affective experimental class at while the control class with the same predicate (B). On average psychomotor learning outcomes in the experimental class while the control class with the same title (B). Based on t-test results obtained price and ttable t mean t> t table, then the hypothesis is accepted. So it can be concluded that there is a positive effect of the application of Learning Model Group Investigation (GI) with media images on learning outcomes Biology Class X SMAN 1 Bayang South Coastal District. Keywords: Group Investigation, Media Image, Learning Outcomes, protists PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, dimana mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik sedangkan belajar dilakukan oleh siswa sebagai peserta didik. Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah lepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri, maupun di dalam suatu kelompok tertentu. Proses belajar mengajar akan menjadi lebih menarik apabila seorang guru memberikan pelajaran kepada peserta didik dengan menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi. Hal ini sangat memicu minat dan keaktifan siswa dalam belajar sehingga siswa bisa mendapatkan hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. Guru sangat dituntut keterampilannya dalam memilih berbagai strategi, pendekatan, metode serta model pembelajaran yang efektif sehingga dapat mengembangkan kualitas pembelajaran di kelas dan meningkatkan hasil belajar yang dimiliki siswa. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis dengan guru SMAN 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan pada bulan Maret 2016 diperoleh data bahwa pembelajaran masih didominasi oleh guru, siswa kurang memperhatikan guru disaat menjelaskan materi, siswa cenderung pasif dan kurang berpastisipasi dalam belajar. Kebanyakan siswa hanya mengandalkan temannya yang pintar saja dalam diskusi kelompok. Siswa banyak yang malas untuk menjawab ataupun memberikan pertanyaan serta tanggapan selama pembelajaran berlangsung, hanya satu atau dua orang saja yang berani mengemukakan pendapatnya dalam setiap pertemuan, baik itu terhadap guru

3 maupun teman sebayanya. Guru sudah menggunakan model pembelajaran dan diskusi kelompok. Namun pada saat diskusi kelompok tersebut tidak bisa membuat semua siswa ikut terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga menyebabkan rendahnyaa hasil belajar siswa. Hal ini dapat menyebabkan siswa cenderung menjadi malas bertanya, bosan dengan pembelajaran yang sedang berlangsung. Rendahnya hasil belajar siswa dapat dilihat pada materi Protista tahun pelajaran 2015/2016. Nilai ulangan harian siswa pada materi protista kelas X yang masih rendah, dimana siswa masih banyak yang memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sedangkan KKM yang ditetapkan adalah 75. Rata-rata nilaii ulangan harian siswa pada materi Protista tahun pelajaran 2015/2016 yaitu kelas X 1 : 60.6, X 2 : 58.8, X 3 : 55.74, X 4 : Upaya untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu diterapkan pemilihan model yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah melalui penerapan pendekatan saintifik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Salah satunya dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Model pembelajaran Group Investigation (GI) dapat dikombinasikan dengan berbagai media pembelajaran salah satunya yaitu media gambar. Fungsi dari media gambar dalam pembelajaran ini adalah sebagai penguatan materi bagi guru dan sebagai arahan bagi siswa untuk dapat memahami materi dengan jelas. Media gambar tersebut dapat digunakan pada materi protista karena dalam materi protista tersebut siswa dituntut untuk memahami perbedaan antara protista mirip jamur, protista mirip tumbuhan dan protista mirip hewan, melalui media gambar tersebut siswa diharapkan dapat lebih memahami perbedaan tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis telah melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Disertai Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa X SMAN 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilakukan di SMAN 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016 tahun pelajaran 2016/2017. Populasi adalah sekelompok objek yang diteliti yaitu siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan pada tahun pelajaran 2016/ /2017 terdiri dari 4 kelas yang berjumlah 126 orang. Penentuan sampel tersebut menggunakan teknik purposive sampling sehingga diperoleh sampel X 4 kelas eksperimen X 3 kelas kontrol. Instrumen yang digunakan untuk ranah afektif adalah lembaran observasi, ranah kognitif adalah tes tertulis dalam bentuk soal pilihan ganda dan ranah psikomotor adalah hasil laporan. HASIL PENELITIAN Setelah melakukan penelitian tentang pengaruh penerapan model pembelajaran Group Investigation disertai media gambar terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X di SMAN 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan tahun pelajaran 2016/2017, diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Ranah Afektif Hasil penelitian yang telah dilakukan di SMAN 1 bayang diperoleh data hasil belajar biologi pada ranah afektif siswa pada kedua kelas sampel selama proses pembelajaran berlangsung dan menggunakan group investigation disertai media gambar. Nilai pada masing-masing indikator ranah afektif, pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 2. Nilai Rata - rata Gambar kerja Sama Indikator Diagram Nilai Rata-rata Pada Ranah Afektif dan Kontrol Berdasarkan diagram pada Gambar 2 dapat diketahui bahwa hasil belajar pada ranah afektif pada kelas eksperimen untuk semua indikator (kerjasama, tanggung jawab dan berkomunikasi) lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. 75 Bertanggung Jawab Berkomu nikasi Eksperi men Kontrol

4 2. Ranah Kognitif Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh dataa untuk kedua kelas sampel yang dilihat dari ranah kognitif berupa hasil tes akhir belajar siswa pada meteri protista. Adapun nilai rata-rata ranah kognitif, pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar , Kontrol ,, Sampel Gambar 3. Diagram Nilai Rata-Rata Pada Ranah Kognitif dan Kontrol Berdasarkan Gambar 3 dapat diketahui bahwa pada kelas eksperimen ratasiswa lebih tinggi rata nilai tes akhir dibandingkan kelas kontrol. Untuk kelas eksperimen rata-rata nilaii tes akhir adalah 75.6 predikat B, sedangkan kelas kontrol predikat B. Pada penilaian kognitif didapatkan hasil uji normalitas pada kelas eksperimen adalah L 0 =0.07<L tabel 0.154, sedangkan kelas kontrol yaitu L 0 =0.10<L tabel maka data dari kedua kelas sampel berdistribusi normal, sedangkan hasil analisis uji homogenitas F hitung 1.02<F tabel 1.84 maka data yang diperoleh dari kedua kelas sampel homogen. Karena kedua kelas berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji hipotesis yaitu menggunakan uji- t. Hasil uji-t pada ranah kognitif didapatkan t hitung 2.04>t tabel 1.67 dengan demikian hipotesis diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) disertai media gambar terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMAN 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. 3. Ranah Psikomotor Ranah psikomotor dinilai dari keterampilan siswa dalam membuat laporan diskusi yang diberikan guru untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai Rata - rata Gambar Kejelasan isi laporan Diagram Nilai Rata-rata Pada Ranah Psikomotor dan Kontrol. Berdasarkan diagram pada Gambar 4 ranah psikomotor pada kelas eksperimen dilihat pada masing-masing indikator. Pada indikator kejelasan isi laporan dan kelengkapan isi laporan untuk kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, sedangkan untuk indikator kebersihan dan kerapian isi laporan, nilai kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen. PEMBAHASAN Indikator 1. Ranah Afektif Kelengk apan isi laporan Penilaian pada ranah afektif berupa lembaran observasi yang telah dilakukan satu orang observer selama proses pembelajaran. Penilaian ranah afektif yang dilakukan pada kelas sampel adalah kerja sama, bertanggung jawab dan berkomunikasi. Berdasarkan data yang diperoleh dari tiga indikator pada kelas eksperimen (L ampiran 15), untuk indikator bekerja sama memiliki nilai rata-rata 80 (B). Dimana siswa saling bertukar informasi dalam masing-masing kelompok untuk menemukan masalah dan memecahkan masalah dengan kelompok dalam proses pelajaran, seperti saling bertukar informasi, mendengarkan dan menanggapi pendapat teman dalam diskusi kelompok. Untuk indikator bertanggung jawab memiliki nilai rata-rata 81 (B). Pada indikator ini, siswa sudah mampu mendiskusikan sub topik dan media gambar, menulis laporan diskusi dan mengumpulkan laporan diskusi. Selanjutnya, indikator berkomunikasi pada saat proses pembelajaran memiliki nilai rata-rata 81 (B). Dimana siswa menggunakan bahasa Kerapian dan kebersih an isi laporan Eksperi men Kontrol

5 komunikasi yang baik pada saat proses pembelajaran, namun belum semuanya yang menyampaikan dan menerima informasi dengan jelas. Nilai afektif pada kelas kontrol (Lampiran 16), untuk indikator bekerjasama mendapat nilai rata-rata yaitu 73 (B). Dimana siswa sudah bekerja sama dalam kelompok untuk mengamati, memecahkan masalah dengan kelompok dalam proses pembelajaran, sehingga sikap bekerja sama terjalin dengan baik. Pada indikator bertanggung jawab mendapat nilai rata-rata 75 (B) saat proses pembelajaran dalam mengerjakan tugas kelompok hanya sebagian siswa yang memiliki sikap tanggung jawab, selebihnya mereka membebankan pada teman yang aktif saja. Pada indikator komunikasi ini ratarata kelas kontrol 74 (B) masih ada beberapa siswa yang kurang menggunakan bahasa komunikasi yang baik, dan jelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Latisma (2011: 192) mengatakan bahwa ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Seperti, perhatiannya dalam mata pelajaran, kedisiplinannya dalam mengikuti proses pembelajaran, motivasinya yang tinggi untuk tau lebih banyak mengenai materi pelajaran, rasa hormatnya terhadap pendidik dan sebagainya 2. Ranah Kognitif Penilaian ranah kognitif diambil dari nilai tes akhir penelitian dengan jumlah soal 59 soal dalam bentuk pilihan ganda. Berdasarkan hasil rata-rata ranah kognitif (Lampiran 17), kelas eksperimen berada pada 75.6 predikat B, sedangkan pada kelas kontrol predikat C. Pada kelas eksperimen siswa yang berada di atas KKM sebanyak 22 orang siswa dengan presentase 67%, sedangkan yang berada di bawah KKM sebanyak 11 orang dengan presentase 33%. Berdasarkan presentase tersebut sudah berada pada tingkatan baik/ maksimal dalam proses pembelajaran. Sesuai dengan pendapat Djamarah (2010:107) apabila bahan pelajaran minimal 60% dengan 75% dikuasi oleh siswa sudah tergolong baik. Tingginya hasil belajar pada ranah kognitif dengan dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) disertai media gambar disebabkan pada saat proses pembelajaran siswa dituntut untuk menginvestigasi masalah memecahkan masalah, yang telah mereka temukan. Selain itu siswa juga diminta untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dalam bentuk subtopik dan membuat pertanyaan berdasarkan apa yang telah mereka amati, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa terhadap materi yang kurang dipahami. Hal ini sesuai dengan pendapat Lie (2010: 34) bahwa keberhasilan suatu kelompok bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan kemampuan dan untuk mengutarakan pendapat mereka. Penggunaan media gambar sangat membantu dan mendorong siswa untuk lebih akttif dalam proses pembelajran. Sehingga dapat menimbulkan ketertarikan siswa dalam mempelajari materi, dan membuat siswa mudah untuk memahami materi pembelajaran yang akan dilaksanakan. Media gambar dibuat sedemikian rupa untuk menuntut siswa memahami suatu konsep, sehingga siswa dapat menjelaskan konsep yang telah didapatnya dengan baik melalui bimbingan dan pengarahan dari guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Sadiman,dkk (1990: 30) yang mengatakan bahwa media gambar dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja sehingga dapat mencengah atau membetulkan kesalahfahaman. Pada kelas eksperimen menggunakan media pembelajaran, merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi tingginya hasil belajar pada kelas eksperimen, media pembelajaran yang digunakan mampu meningkatkan hasil belajar siswa, sebagaimana yang dikemukakan oleh Arsyad (2014:3) media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Pembelajaran pada kelas kontrol dengan menggunakan pendekatan saintifik yang terdiri dari kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan, tanpa disertai model pembelajaran. Pada kegiatan mengamati siswa diminta untuk mengamati bahan ajar dari bukubuku yang berhubungan dengan materi tersebut, sehingga siswa kurang termotivasi untuk membaca bahan ajar atau buku tersebut sehingga pada kegiatan menanya hanya sedikit pertanyaan yang muncul sehingga tujuan pembelajaran kurang tercapai dengan baik. 3. Ranah Psikomotor Penilaian ranah psikomotor dilihat dari hasil laporan diskusi siswa untuk kedua sampel, tetapi perbedaan dari kedua kelas sampel yaitu, pada kelas eksperimen membuat laporan diskusi sesuai dengan subtopik dan menggunakan model

6 pembelajaran group investigation, sedangkan pada kelas kontrol juga membuat laporan diskusi tapi tidak menggunakan model pembelajaran group investigation hanya dengan bahan ajar atau buku sumber tanpa ada pembagian subtopik. Ranah psikomotor siswa kelas eksperimen dalam menginvestigasi materi dipilih dari tiga indikator yaitu kejelasan isi laporan, kelengkapan isi laporan dan kebersihan dan kerapian isi laporan. Nilai capaian optimum pada pada lampiran 23 dan 24, kelas eksperimen (B), sedangkan pada kelas kontrol (B). Pada kelas ekperimen indikator kejelasan isi laporan diskusi memperoleh nilai rata-rata yaitu 74 (B) karena pada kelas eksperimen sudah mengarah ke tujuan pembelajaran, Walaupun ada sebagian kelompok kejelasan isi laporan belum mengarah ketujuan pembelajaran. Untuk indikator kelengkapan isi laporan nilai rata-rata yaitu 77 (B) karena kelengkapan isi laporan siswa ada yang mencantumkan topik, subtopik dan identitas kelompok, sedangkan untuk indikator kebersihan dan kerapian isi laporan nilai rata-rata yaitu 58 (C) isi laporan pada kelas eksperimen banyak coretan dan banyak variasi tulisan siswa pada isi laporan siswa. Pada kelas kontrol untuk indikator kejelasan isi laporan nilai rata-rata yaitu 62 (C) karena pada kejelasan isi laporan siswa kurang mengarah ketujuan pembelajaran, untuk indikator kelengkapan isi laporan 75 (B) kelengkapan isi laporan pada kelas kontrol hanya mencantumkan identitas kelompok dan subtopik saja. Sedangkan pada indikator kebersihan dan kerapian isi laporan 72 (B) karena pada kelas kontrol isi laporan siswa diskusi lebih bersih dan rapi tidak banyak coretan. Menurut Kunandar (2013:251) penilaian kompetensi keterampilan adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi keterampilan dari peserta didik yang meliputi aspek imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi dan naturalisasi. Berdasarkan data yang diperoleh dari ketiga ranah yang diamati, maka hasil belajar pada ranah afektif, kognitif dan psikomotor pada kelas eksperimen dan kontrol berpredikat sama (B). Hal ini sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 yang mengharuskan melakukan penilaian pada ketiga ranah tersebut. Menurut Permendikbud nomor 104 (2014: 10) tingkat kompetensi merupakan batas minimal pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Dalam penelitian ada beberapa kendala yang penulis temukan yaitu waktu pembelajaran terputus karena ada jam istirahat. Sehingga proses pembelajaran tidak berjalan dengan baik dan penyampaian materi pelajaran ke siswa juga tidak efektif. Masalah lain yang dihadapi adalah siswa selalu ribut dan mengganggu temannya saat pembelajaran. Kebanyakkan dari siswa mengandalkan teman yang pintar saja dalam satu kelompok saat berdiskusi, sehingga membuat teman lain dalam kelompok ribut. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapatnya pengaruh positif penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) disertai media gambar terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMAN 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. 2. Saran 1. Diharapkan kepada guru biologi untuk menerapkan model pembelajaran Group Investigation (GI) disertai media gambar dalam proses pembelajaran. 2. Diharapkan kepada guru biologi utuk memperhatikan langkah-langkah model Group investigation dan pengelolaan kelas dalam pembelajaran agar siswa tidak ribut. 3. Peneliti selanjutnya diharapkan menerpakan model Group Investigation (GI) dengan media dan materi yang berbeda. KEPUSTAKAAN Arsyad,Azhar Media Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Djamarah dan Zain Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Kunandar Penilaian Autentik. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Latisma Evaluasi Pendidikan Padang. UNP Press Lie, Anita Cooperatif Learning Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang. Jakarta : Grasindo. Permendikbud No 104. (2014). Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta. Sadiman, dkk Media pendidikan. Jakarta: Rajawali

7