Key words: Influence, model of study, cooperative, type of Two Stay Two Stray, handout

Transkripsi

1 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DISERTAI HANDOUT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA N I DUA KOTO KABUPATEN PASAMAN Reni Dia Sari 1, Mulyati 2, Lince Meriko 2 1 Mahasiswa program studi pendidikan biologi, STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen program studi pendidikan biologi, STKIP PGRI Sumatera Barat Abstrack The research aims to know about the influence of implementation model of cooperative study with type Two Stay Two Stray with handout toward learning biology outcome at class XI IPA SMA N I Dua Koto Kabupaten Pasaman. Type of the research is exsperimental research by using Randomized Controll Group Postest Only Design. Population of the research is all of students class XI IPA SMA N I Dua Koto Kabupaten Pasaman who were registered at 2015/2016. Take of sample by using porposive sampling so it was collected sample class XI IPA.2 as exsperimental class and XI IPA.3 as controll class. The instrumentation which is used is written test in multiple choice test from. Technique of data analysis used test-t with standard 0,05. The research show that the implementatiaon model of cooperative study which type two stay two stray with handout at cognitive and affective influence toward learning biology outcome at class XI IPA SMA N I Dua Koto Kabupaten Pasaman. In psicomotor, controll class more high than exsperimental class. Key words: Influence, model of study, cooperative, type of Two Stay Two Stray, handout Pendahuluan Proses pembelajaran merupakan kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk melibatkan siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah mengantarkan siswa kearah perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial. Berdasarkan hasil observasi penulis 14 Maret 2015 di SMA N I Dua Koto Kabupaten Pasaman telah diperoleh informasi bahwa guru tidak pernah menggunakan model pembelajaran kooperatif sehingga siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu dalam pembelajaran, guru kebanyakan menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab dalam proses pembelajaran serta kurangnya perangkat pembelajaran berupa bahan ajar sehingga hal ini yang mengakibatkan kurangnya interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Untuk meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa terhadap materi biologi dan mendukung terjadinya kerja sama dan interaksi yang baik adalah model pembelajaran tipe Two Stay Two Stray. Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray ini selalu melibatkan semua anggota kelompok sehingga interaksi antar siswa dapat berjalan dengan lancar, kemampuan berkomunikasi siswa dapat dikembangkan dan teratur dalam pemecahan masalah. Mengatasi kurangnya sarana penunjang berupa bahan ajar, maka penulis menyertai dengan bahan ajar. Bahan ajar yang penulis gunakan adalah handout. Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seseorang guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik menurut Depdiknas dalam Yulita (2014: 4). Menurut Prastowo (2011:79) handout diartikan sebagai segala sesuatu yang diberikan kepada peserta didik ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. Handout adalah pernyataan yang telah disiapkan oleh pembicara. Handout biasanya diambilkan dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan/kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik. Saat ini handout dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain dengan cara down-load dari internet, atau menyadur dari sebuah buku (Prastowo, 2011: 79) Oleh

2 karena itu penulis telah melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Disertai Handout Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA N I Dua Koto Kabupaten Pasaman. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan rancangan Randomized Control Group Postest Only Design. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan november desember Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA N I Dua Koto Kabupaten Pasaman yang terdaftar pada tahun pelajaran 2015/2016. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling sehingga diperoleh sampel yaitu kelas XI IPA.2 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA.3 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk soal objektif. Teknik analisis data menggunakan uji-t dengan taraf 0,05. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray disertai handout. Sedangkan kelas kontrol dengan menerapkan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Hasil dan Pembahasan ,4 67,25 Kelas Sampel Eksperimen Kontrol 3,1 3 2,9 2,8 2,7 2,6 2,5 2,4 2,3 2,2 Gambar 1. Ranah Kognitif ,88 2,79 2,82 2,65 2,5 Eksperimen Kontrol Gambar 2. Ranah Afektif Gambar 3. Ranah Psikomotor Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan mennerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray disertai handout memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen adalah 74,40 dan kelas kontrol 67,25. Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas yang telah diuraikan di atas menunjukkan data berdistribusi normal dan homogen, sehingga memenuhi persyaratan untuk uji-t, hasil uji-t pada kelas

3 eksperimen dan kelas kontrol adalah t hitung = 3,78. Pada taraf kepercayaan 95% α= 0,05 didapat harga t tabel = 1,66. Dengan demikian, baik kelas eksperimen dan kelas kontrol t hitung lebih besar dari t tabel, berarti hipotesis diterima. Tingginya hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray disertai handout hal ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran siswa memiliki kesempatan untuk berinteraksi antar kelompok serta dapat membagikan hasil dan informasi yang telah mereka dapat melalui pembelajaran kelompok kepada kelompok lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Lie (2010: 61) pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasinya kepada kelompok lain sehingga setiap siswa berkesempatan untuk mampu menguasai materi pembelajaran. Selain itu, siswa merasa senang dengan pembelajaran yang diterapkan. Bagi siswa ini merupakan hal baru dan menarik, sehingga meningkatkan minat belajarnya. Menurut Hamalik (2011:33) minat belajar siswa timbul apabila siswa tertarik akan sesuatu yang akan dipelajari dan dirasakan bermakna baginya. Meningkatnya minat belajar siswa, membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran. Sesuai dengan pernyataan Slameto (2010:12) agar setiap siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, minatnya perlu ditingkatkan terlebih dahulu. Pada kelas kontrol rata-rata hasil belajar siswa lebih rendah dibandingkan dengan hasil belajar pada kelas eksperimen disebabkan karena, pada kelas kontrol hanya menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab, sehingga siswa merasa bosan dalam proses pembelajaran. Menurut Lufri (2007: 32) penggunaan metode ceramah memiliki beberapa kekurangan seperti kegiatan pembelajaran menjadi verbalisme membosankan bagi anak didik. Sukar mendeteksi/ mengontrol pemahaman belajar siswa, siswa menjadi pasif dan guru cendrung otoriter membuat anak didik tergantung kepada guru dan dapat melelahkan fisik dan pikiran siswa sehingga memberi pengaruh negatif terhadap belajar siswa. Sedangkan untuk penilaian ranah afektif hasil penelitian menunjukkan secara umum bahwa sikap siswa selama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray disertai Handout dilihat dari rata-rata modusnya lebih baik dibandingkan pembelajaran dengan menerapkan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab dimana rata-rata penilaian afektif eksperimen yaitu 3 dengan predikat B dan rata-rata kelas kontrol 2,82 dengan predikat C. pada indikator rasa ingin tahu pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol, karena siswa termotivasi dan antusias sekali dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan dari temannya. Menurut Hamalik (2011: 27) belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik dari pada belajar tanpa minat. Rendahnya nilai rata-rata kegiatan rasa ingin tahu pada kelas kontrol disebabkan karena siswa cendrung diam dan jarang yang bertanya. Apabila guru telah menginstruksikan untuk bertanya 1 atau 2 orang saja yang bertanya dan setiap kali pertemuan hanya dengan orang yang sama. Untuk Indikator tanggung jawab pada kelas ekspermen lebih tinnggi dibandingkan kelas kontrol ini disebabkan karena siswa memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas atau latihan yang diberikan oleh guru baik tugas dalam kelompok maupun tugas diluar kelompok. Rendahnya sikap bertanggung jawab pada kelas kontrol disebabkan karena siswa banyak yang kurang berminat dalam belajar, jadi sikap tanggung jawab mengerjakan tugas atau latihan yang diberikan oleh guru kurang baik. Tingginya sikap bekerja sama dalam kelompok pada kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol, karena siswa kelas eksperimen saling membantu dan berbagi dalam diskusi kelompok, saling menghargai pendapat teman pada saat mempresentasikan hasil diskusi dan saling menjawab pertanyaan yang di berikan kelompok lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Suyatno (2009 dalam Saraswati 2011) bahwa pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri.

4 Sedangkan kelas kontrol, hanya sebagian siswa yang mau bekerja sama, sehingga mengakibatkan kegiatan kerja sama dalam kelompok menjadi kurang baik. Tingginya berkomunikasi pada kelas eksperimen dilihat dari segi ke aktifan pada saat presentasi, siswa pada kelas eksperimen berani dan santun dalam bertanya dan aktif dalam berpendapat. Sedangkan pada kelas kontrol siswa lebih banyak diam. Berdasarkan hasil yang telah didapat penilaian ranah psikomotor dilihat dari ratarata capaian optimum kelas kontrol lebih tinggi dari kelas eksperimen. Pada ranah psikomotor yang dinilai adalah hasil laporan dari masing-masing siswa. Indikator yang dinilai pada ranah psikomotor berupa kelengkapan laporan, menggunakan kalimat dan gaya bahasa dan penulisan. Berdasarkan gambar 3 dilihat dari capaian optimum perindikator, pada indikator kelengkapan laporan kelas eksperimen dengan kelas kontrol memiliki rata-rata yang sama. Pada Indikator menggunakan kalimat dan gaya bahasa kelas kontrol lebih tinggi dari kelas eksperimen. Tingginya kelas kontrol disebabkan karena dalam proses pembelajaran siswa memiliki banyak waktu sehingga lebih memperhatikan setiap kalimat yang digunakannya sedangkan untuk kelas kontrol dengan waktu yang sudah ditentukan siswa kurang memperhatikan setiap kalimat yang digunakannya. Dari indikator penulisan kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Tingginya kelas eksperimen disebabkan karena keahlian dari siswa itu sendiri dan mayoritas penulisan pada kelas eksperimen lebih bagus dibandingkan kelas kontrol. Menurut Kunandar (2013: 249) mengatakan bahwa ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Keterampilan menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa: 1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) disertai Handout dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA N I Dua Koto Kabupaten Pasaman. 2. Penilaian ranah afektif siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada pada kelas kontrol, sedangkan pada ranah pisikomotor kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka disarankan: 1. Guru biologi dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) disertai Handout sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) pada materi pembelajaran lainnya dan dengan tingkat sekolah yang berbeda. Daftar pustaka Hamalik, oemar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Lie, Anita Cooperative Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas). Jakarta: Gramedia widiasarana Indonesia Lufri. et. al Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP Press. Kunandar Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta DidIk Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Raja Grafindo Persada Saraswati, In Diyah Penerapan Pembelajaran Two Stay Two Stray terhadap kemampuan pemahaman konsep dan minat. Journal of mathematics. ISSN NO Slameto Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

5 Yulita, Windra Penerapan Strategi Index Card Match (ICM) Disertai Handout Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMP N 5 Solok Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal FPMIPA