Tinjauan Pustaka. Gambar II. 1 Lapis Rangkap Listrik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tinjauan Pustaka. Gambar II. 1 Lapis Rangkap Listrik"

Transkripsi

1 Bab II Tinjauan Pustaka II.1. Voltametri Voltametri merupakan suatu metode analisis yang didasarkan pada arus yang mengalir pada elektroda kerja selama proses selusur potensial. Arus ini merupakan fungsi dari potensial yang timbul sebagai akibat dari adanya reaksi reduksi oksidasi padaa permukaan elektroda. Proses yang terjadi dapat dijelaskan menggunakan teori lapis rangkap listrik atau permukaan Helmholtz. Teori ini menjelaskan bahwa ketika elektroda kerja dihubungkan dengan suatu sumber listrik, makaa permukaan elektroda akan memiliki muatan listrik. Besar dan jenis muatan listrik pada permukaan elektroda sangat bergantung pada potensial listrik yang diberikan. Jika potensial yang diberikan cukup negatif, maka permukaan elektroda akan bermuatan negatif dan sebaliknya. Untuk mengimbangi muatan yang terdapat pada permukaan elektroda tersebut, makaa ion-ion dalam larutan yang memiliki muatan berlawanan dengan muatan elektroda akan tertarik ke permukaan elektroda membentuk permukaan Helmholtz. Pasangan muatan pada permukaan elektroda dan permukaan Helmholtz ini membentuk suatu lapisan yang disebut lapis rangkap listrik. Penjelasan mengenai reaksi yang terjadi dipermukaan elektroda ini dapat dilihat seperti apa yang ditunjukkan pada Gambar II.1. Gambar II. 1 Lapis Rangkap Listrik

2 Ketika potensial elektroda mencapai potensial dekomposisi dari ion analit, maka ion-ion analit yang terdapat pada permukaan Helmholtz akan tereduksi. Akibatnya konsentrasi ion-ion analit pada permukaan Helmholtz akan berkurang. Untuk menutupi kekurangan ion-ion analit pada permukaan Helmholtz ini maka ion-ion analit yang terdapat dalam larutan akan berdifusi menuju permukaan elektroda. Aliran ion-ion ini akan menghasilkan arus difusi. Arus difusi sangat bergantung pada konsentrasi ion-ion analit yang terdapat dalam larutan. Dengan kata lain, arus difusi adalah arus yang disebabkan akibat perubahan gradien konsentrasi pada lapis difusi dan besarnya sebanding dengan konsentrasi analit dalam larutan. Selain arus difusi, ada dua arus lain yang juga dihasilkan pada metoda voltametri, yaitu arus migrasi dan arus konveksi. Kedua jenis arus yang terakhir tersebut tidak bergantung pada konsentrasi sehingga tidak diinginkan pada analisis voltametri. Arus konveksi diminimalisasi dengan tidak melakukan pengadukan sesaat sebelum pengukuran, untuk mempertahankan kebolehulangan pengukuran (4) dan menjaga agar temperatur larutan yang diukur tetap, sedangkan arus migrasi diminimalisasi dengan cara penambahan larutan elektrolit pendukung. (5) Larutan elektrolit pendukung terbuat dari bahan dengan tingkat kemurnian yang tinggi dan memiliki sifat inert agar tidak memberikan potensial akibat adanya reaksi redoks. Larutan elektrolit yang ditambahkan dalam pengukuran konsentrasinya jauh lebih besar dibandingkan dengan konsentrasi analit (>100 kali konsentrasi analit), hal ini menyebabkan ion elektrolit akan melindungi ion analit sehingga interaksi elektrostatik akan menurun. Larutan elektrolit yang biasa digunakan adalah asam-asam mineral, KCl, KNO 3, HNO 3, amonia, atau larutan buffer. Ditemukannya Polarografi oleh Jaroslav Heyrovský pada tahun 1922 menjadi awal sejarah voltametri. Pada awal perkembangannya, teknik voltametri memiliki banyak kekurangan, antara lain keterbatasan penggunaan untuk analisis seharihari. Semenjak tahun 1960, banyak perkembangan baik dalam teori, instrumen, maupun dalam hal teknik-teknik voltametri. Hal ini meningkatkan sensitivitas 5

3 hasil analisis yang pada akhirnya mengarah pada ditemukannya metoda-metoda analisis baru. Selain memiliki sensitivitas yang tinggi, kelebihan teknik voltametri antara lain memiliki limit deteksi yang rendah dan daerah linier yang cukup lebar. Sampai saat ini telah dikembangkan berbagai macam teknik voltametri, antara lain voltametri siklik, voltametri lucutan anodik, amperometri, dan masih banyak lainnya. Perbedaan dari berbagai jenis teknik tersebut terletak pada profil pemberian sinyal listriknya. Perbedaan pemberian sinyal listrik pada setiap pengembangan teknik voltametri menyebabkan setiap metode memiliki keunggulan tersendiri. (5) Dalam voltametri, reaksi kimia yang terjadi pada analit merupakan reaksi setengah sel sehingga sedikitnya membutuhkan 2 jenis elektroda, yaitu elektroda kerja (working electrode) dan elektroda pembanding (reference electrode). Elektroda kerja adalah elektroda yang potensialnya bergantung dari konsentrasi analit dan memfasilitasi terjadinya transfer elektron dari dan ke larutan analit. Elektroda kerja yang banyak digunakan salah satunya adalah elektroda pasta karbon. Elektroda ini memiliki banyak kelebihan, selain biaya pembuatannya yang relatif murah, elektroda ini juga mudah untuk diperbaharui dan untuk meningkatkan sensitivitas hasil analisis, elektroda ini juga mudah dimodifikasi. Elektroda kedua yaitu elektroda pembanding berfungsi sebagai setengah sel lainnya. Elektroda pembanding yang banyak digunakan antara lain elektroda kalomel jenuh dan Ag/AgCl. Elektroda ini memiliki nilai potensial yang diketahui atau dengan kata lain nilai potensialnya tetap, tidak bergantung dari konsentrasi larutan analit yang diukur. Selain itu elektroda pembanding juga harus dapat menyeimbangkan terjadinya transfer elektron yang dilakukan oleh elektroda kerja. Akan tetapi, akan sangat sulit bagi elektroda pembanding untuk menjaga nilai potensial tetap apabila ada arus yang mengalir pada elektroda ini. Oleh karena itu diperlukan elektroda ketiga yang disebut elektroda pembantu (auxilary electrode). Elektroda pembantu (auxilary electrode) berfungsi untuk melewatkan semua arus yang diperlukan untuk menyeimbangkan transfer elektron yang terjadi pada elektroda kerja sehingga arus yang mengalir pada elektroda pembanding akan 6

4 sangat kecil atau dianggap nol. Arus yang diukur adalah arus yang mengalir antara elektroda kerja dan elektroda pembantu. Sistem ini disebut dengan sistem 3 elektroda seperti yang ditunjukkan pada Gambar II. 2. Gambar II. 2 Sistem 3 elektroda Keterangan : 1 = elektroda kerja, 2 = elektroda pembantu, 3 = elektroda pembanding Elektroda pembantu yang biasa digunakan adalah platina (Pt). Salah satu kelebihan elektroda ini adalah dapat digunakan pada daerah potensial yang luas, yaitu pada + 1,2 V s/d - 0,2 V (vs EKJ) dalam suasana asam dan + 0,7 V s/d 0,1 V dalam suasana basa. II.2. Teknik Voltametri Ada beberapa teknik voltametri yang dapat digunakan dalam analisis suatu sampel, antara lain voltametri pulsa dan voltametri lucutan. Voltametri pulsa meliputi voltametri pulsa normal, voltametri pulsa diferensial, dan voltametri gelombang persegi. Voltametri lucutan meliputi voltametri lucutan anodik, katodik, dan adsortif. II.2.1. Voltametri Lucutan (Stripping) Teknik lucutan merupakan teknik analisis voltametri yang sangat sensitif untuk penentuan logam dalam jumlah renik. Teknik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu lucutan anodik, katodik, dan adsorptif. Teknik voltametri lucutan anodik terdiri dari 2 tahap reaksi yaitu tahap pengaturan potensial dan tahap selusur potensial atau scanning potential. Pada tahap pertama, dilakukan deposisi analit pada permukaan elektroda kerja. Tahap ini 7

5 disebut juga tahap prakonsentrasi. Analit-analit tersebut di prakonsentrasikan melalui proses elektrodeposisi katoda dalam rentang waktu dan potensial tertentu yang pada umumnya menggunakan elektroda raksa. Potensial deposisi yang digunakan biasanya 0,3-0,5 V lebih negatif dibandingkan nilai E 0. Ion-ion logam mencapai elektroda secara difusi (akibat adanya gradien konsentrasi) maupun konveksi (akibat pengadukan larutan) sambil direduksi dan terkonsentrasi di permukaan elektroda menurut reaksi berikut : M n+ + ne - M (2.1) Untuk meningkatkan jumlah analit yang terdeposisi maka larutan dapat diaduk atau pengukuran dilakukan dengan menggunakan elektroda yang dapat berputar. Lamanya waktu deposisi ditentukan oleh tingkat konsentrasi ion analit. Makin kecil konsentrasinya makin lama waktu yang dibutuhkan untuk deposisi. Pengadukan dihentikan sesaat sebelum dilakukan scanning potential untuk meminimalkan arus konveksi. Tahap kedua adalah tahap selusur potensial atau scanning potential. Scanning dilakukan dari potensial yang lebih negatif menuju potensial yang lebih positif. Ketika potensial bergerak menuju potensial yang lebih positif, analit yang terdeposisi pada permukaan elektroda akan larut kembali ke dalam larutan sebagai bentuk dari reaksi oksidasi. Arus yang timbul digambarkan dalam bentuk voltamogram sebagai fungsi dari potensial. Tahapan reaksi yang terjadi digambarkan pada Gambar II. 3. Gambar II. 3 Tahap-tahap dalam teknik Voltametri Lucutan Anodik Potensial signal eksitasi dan voltamogram untuk teknik voltametri lucutan anodik diperlihatkan oleh Gambar II.4. 8

6 Gambar II. 4 Potensial signal eksitasi dan voltamogram untuk teknik voltametri lucutan anodik. Analisis menggunakan teknik voltametri lucutan katodik pada dasarnya sama dengan teknik voltametri lucutan anodik, terkecuali dua hal yaitu tahap deposisi yang terjadi pada voltametri lucutan katodik merupakan tahap oksidasi. Kedua, aliran potensial yang terjadi pada saat pembacaan terjadi dari potensial yang lebih positif menuju potensial yang lebih negatif, reaksi yang terjadi pada permukaan elektroda adalah reaksi reduksi analit sehingga analit akan kembali larut. Dalam voltametri adsorptif tahap deposisi terjadi tanpa proses elektrolisis. Analit akan teradsorpsi menuju permukaan elektroda. Ketika deposisi telah selesai, pengukuran dapat dilakukan secara anodik ataupun katodik tergantung dari proses lucutan yang terjadi pada analit apakah reduksi atau oksidasi. Gangguan yang mungkin timbul pada VLA adalah tumpang tindih dari puncakpuncak akibat kemiripan potensial oksidasinya, kehadiran senyawa organik dengan permukaan yang aktif yang dapat teradsorpsi di permukaan elektroda dan 9

7 menghambat deposisi logam, serta pembentukkan senyawa antarlogam yang mengganggu ukuran dan posisi munculnya puncak. Kombinasi dari tahap prakonsentrasi dan pengukuran elektrokimia dari akumulasi analit pada permukaan elektroda menyebabkan teknik lucutan menjadi teknik elektrokimia yang paling sensitif sehingga mampu memberikan sensitivitas yang cukup tinggi untuk pengukuran kadar logam dalam orde konsentrasi yang sangat kecil (ppb). (6) II.3. Zeolit Zeolit berasal dari bahasa Yunani, zein yang artinya mendidih dan lithos yang artinya batu. Secara harfiah zeolit dapat diartikan sebagai batu yang mendidih jika dipanaskan. Zeolit alam yang pertama kali ditemukan adalah Stilbit. Zeolit ini ditemukan oleh Cronstedt pada tahun (7) Selain ditemukan di alam sebagai hasil sedimentasi bari batuan vulkanik, metamorfosis atau batuan metasonik yang mangalami pelapukan, zeolit juga telah dapat disintesis untuk keperluan komersial. (8) Zeolit alam memiliki beberapa kekurangan, salah satunya adalah kurang seragamnya komposisi dan tingkat kemurnian yang tidak terlalu tinggi. Berlawanan dengan zeolit alam, zeolit hasil sintesis biasanya memiliki komposisi yang kebih seragam dengan tingkat kemurnian yang lebih tinggi. Zeolit merupakan suatu mineral aluminosilikat hidrat. Struktur zeolit terbentuk dari jaringan tiga dimensi SiO 4 dan AlO 4 tetrahedral. Struktur SiO 4 dan AlO 4 ditunjukkan oleh Gambar II. 5. Gambar II. 5 Struktur Tetrahedral AlO 4 dan SiO 4 10

8 Struktur zeolit terdiri dari rantai-rantai yang menghubungkan atom Si dan Al dengan empat atom O yang terikat secara kovalen sehingga kerangka tetrahedral memiliki muatan negatif karena adanya penggantian tempat ion Si 4+ oleh ion Al 3+ secara isomorf. Untuk menyeimbangkan muatan, maka masuklah kation-kation. Pada umumnya, kation-kation yang menyusun zeolit adalah kation-kation golongan alkali dan alkali tanah, seperti K +, Na +, atau Ca 2+. Kation-kation dapat mudah lepas dan digantikan dengan kation-kation lain yang terdapat dalam larutan. Rumus umum dari zeolit adalah M x/n [(AlO 2 ) x (SiO 2 ) y ].wh 2 O. Struktur zeolit ditunjukkan pada Gambar II. 6. Gambar II. 6 Struktur Zeolit II.3.1. Fungsi Zeolit Zeolit memiliki berbagai fungsi, antara lain : 1. Zeolit sebagai Penukar Ion Penggabungan dan pengulangan dari unit-unit tetrahedral AlO 4 dan SiO 4 yang dihubungkan oleh atom oksigen akan membentuk rongga-rongga dalam zeolit yang saling berhubungan. Keberadaan atom alumunium memiliki muatan 3+ dan atom silikon memiliki muatan 4+ menyebabkan zeolit akan memiliki muatan negatif. Muatan negatif inilah yang menyebabkann zeolit mampu mengikat dan mempertukarkan kation. (9) Kation-kation ini dipertukarkan ketika zeolit dielusi dengan larutan yang mengandung kation lain. 2. Zeolit sebagai Katalis Fungsi zeolit sebagai katalis berhubungan dengan struktur pori mikro yang dimilikinya. Syarat suatu reaksi dapat dikatalis oleh zeolit adalah ukuran pereaksi yang dapat masuk dan berdifusi ke dalam rongga-rongga saluran zeolit dan hasil reaksi yang dapat berdifusi keluar. Apabila produk tidak dapat 11

9 keluar karena ukurannya yang terlalu besar, maka zeolit dapat mengubahnya menjadi bentuk yang lebih kecil. Karena hal inilah zeolit disebut juga sebagai Shape-selective catalysts. (9) 3. Zeolit sebagai Penyaring Molekul dan Adsorben Zeolit dapat digunakan sebagi adsorben dan bahan penyaring (molecular sieving) karena strukturnya yang berongga. Pori-pori ini dapat melewatkan molekul yang ukurannya lebih kecil daripada ukuran pori zeolit tersebut. Sebelum digunakan, zeolit harus diaktivasi terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan pengotor-pengotor yang terdapat dalam zeolit tersebut. Selain itu, aktivasi juga bertujuan untuk meningkatkan sifat-sifat khusus dari zeolit sehingga zeolit dapat berfungsi secara optimal. Proses aktivasi dapat dilakukan dengan dua cara, salah satunya adalah dengan cara perendaman dengan asam sulfat. Pada penelitian ini, zeolit digunakan sebagai modifier elektroda pasta karbon. Penambahan zeolit pada pasta karbon diharapkan dapat meningkatkan kinerja elektroda dalam mengendapkan ion-ion logam. Dalam penelitian ini mengendapkan ion-ion Au pada permukaan elektroda. II.4. Raksa (Mercury) Merkuri (Hg) atau yang biasa juga disebut quicksilver merupakan salah satu senyawa kimia yang terdapat dalam sistem periodik unsur dengan nomor atom 80 dan massa atom relatif 200,59 gram/mol. Merkuri merupakan suatu logam silver transisi. Merkuri merupakan salah satu senyawa yang berwujud cair pada atau dekat temperatur dan tekanan ruang. Hal ini dikarenakan ikatan logamnya yang sangat lemah. Logam merkuri diperlihatkan pada Gambar II. 7. Gambar II. 7 Logam Merkuri 12

10 Merkuri hampir dapat ditemukan di seluruh belahan dunia, tidak beracun dalam bentuk tidak larut seperti merkuri sulfida, tetapi bersifat racun dalam bentuk larut seperti merkuri klorida atau metil merkuri. Merkuri merupakan salah satu logam berat karena mempunyai densitas yang sangat tinggi yaitu 13,5 g.cm -3. Merkuri memiliki beberapa tinkat oksidasi yaitu 0, +2, dan +2. Pada umumnya, merkuri di lingkungan berada pada tingkat oksidasi 0 dan +2. Berikut adalah beberapa reaksi reduksi dari beberapa spesi merkuri Hg e - E o = + 0,789 V (2.2) 2Hg e - E o = + 0,920 V (2.3) Hg e - E o = + 0,854 V (2.4) Hg 2+ 2 = Hg + Hg 2+ E o = - 0,131 V (2.5) Tingkat toksisitas merkuri yang tinggi meyebabkan merkuri dapat terakumulasi baik pada tubuh manusia, hewan ataupun lingkungan secara umum. Akumulasi merkuri pada tubuh manusia dapat menimbulkan berbagai dampak yang membahayakan, diantaranya kanker, rusaknya kelenjar reproduksi, kerusakan otak, kerapuhan tulang, dan keracunan pada sistem saraf pusat, serta berkurangnya fungsi motorik dan kognitif. (10) Merkuri dapat bereaksi dengan beberapa logam lain membentuk paduan (alloy) yang disebut dengan amalgam. Pembentukkan amalgam ini bergantung pada komposisi masing-masing logam. Amalgam seng dan amalgam natrium digunakan sebagai agen pereduksi. Akan tetapi tidak semua logam dapat membentuk amalgam dengan merkuri. II.4.1. Merkuri dan Bahayanya Merkuri di alam biasanya dijumpai dalam bentuk logam merkuri atau ion-ion merkuri. HgS atau merkuri sulfida merupakan mineral utama merkuri yang berada di alam. Mineral ini banyak ditemukan dalam berbagai jenis batuan, diantaranya batu kapur, batuan pasir, serpentin, rhyolit, dan andesit. Selain dalam batuan, merkuri juga terkandung dalam bahan bakar fosil, yaitu dalam batubara dan minyak bumi. (11) 13

11 Keberadaan merkuri di lingkungan tidak hanya bersumber dari alam, tapi juga banyak yang bersumber dari hasil aktivitas manusia, salah satunya bersumber dari hasil buangan pembakaran batubara, pembakaran sampah, peleburan, dan pemurnian logam. Tidak sedikit dari limbah-limbah tersebut menjadi sumber polutan bagi lingkungan. Logam yang paling berbahaya dari limbah industri adalah merkuri atau yang dikenal juga sebagai air raksa (Hg) atau air perak. Limbah yang mengandung merkuri selain berasal dari industri logam juga berasal dari industri kosmetik, batu baterai, plastik dan sebagainya. Toksisitas merkuri pada manusia dibedakan menurut bentuk senyawa Hg, yaitu anorganik dan organik. Keracunan anorganik Hg sudah dikenal sejak abad ke-18 dan ke-19 dengan gejala tremor pada orang dewasa. Gejala tremor telah dikenal sejak abad ke-18 yang disebut hatter s shakes (topi bergoyang), karena pada saat itu banyak pekerja di pabrik topi dan wol menderita gejala tersebut. Gejala berlanjut dengan tremor pada otot muka, yang kemudian merambat ke jari-jari dan tangan. Bila keracunan berlanjut, tremor terjadi pada lidah, berbicara terbata-bata, berjalan terlihat kaku, dan hilang keseimbangan. Perubahan pada hilangnya daya ingatan dapat juga terjadi pada toksisitas Hg dan keracunan kronis akan menyebabkan kematian Merkuri hampir dapat ditemukan di seluruh belahan dunia, tidak beracun dalam bentuk tidak larut seperti merkuri sulfida, tetapi bersifat racun dalam bentuk larut seperti merkuri klorida atau metil merkuri. Merkuri dalam bentuk metil merkuri dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan dan makanan. Metil merkuri dapat terakumulasi dalam rantai makanan sehingga merupakan senyawa yang bersifat sangat toksik. Senyawa metil merkuri mudah larut dalam air dan lemak sehingga akan sangat mudah masuk ke dalam tubuh manusia melalui perantara makanan. Senyawa ini akan tertimbun dalam ginjal, janin, otot, hati, dan sebagian besar dalam otak. Karena tingkat penyerapannya yang tinggi ke dalam tubuh manusia, maka senyawa beracun ini dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti gangguan koordinasi, gangguan keseimbangan, gejala klinis tremor, dan jalan sempoyongan 14

12 (Ataxia). Hal ini dikarenakan telah terjadinya kerusakan pada jaringan otak kecil. Gangguan merkuri dalam jangka panjang dapat menyebabkan kanker dan gangguan sistem reproduksi pada laki-laki maupun perempuan. Peristiwa pencemaran merkuri terbesar yang pernah terjadi adalah pencemaran teluk Minamata di Jepang pada rentang Lebih dari 100 orang meninggal dan cacat karena mengkonsumsi ikan yang tercemar merkuri dari teluk Minamata. Teluk ini tercemar merkuri yang bearasal dari sebuah pabrik plastik. Senyawa merkuri yang terlarut dalam air masuk melalui rantai makanan, yaitu mula-mula masuk ke dalam tubuh mikroorganisme yang kemudian dimakan yang dikonsumsi manusia. Dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran merkuri di teluk Minamata ditunjukkan pada Gambar II. 8. Gambar II. 8 Dampak yang Ditimbulkan Oleh Pencemaran Merkuri di teluk Minamata Menurut Pedoman Baku Mutu Lingkungan, kadar merkuri pada makanan yang dikonsumsi langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu maksimum 0,001 mg.l -1. Dan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara kependudukan dan Lingkungan Hidup, No: Kep-02/MENKLH/I/ 1988, kandungan maksimum logam merkuri yang diperbolehkan dalam air juga sebesar 0,001 mg.l -1. (12) II.4.2. Merkuri dalam Kosmetik dan Efeknya Budaya Pemutihan kulit sudah merupakan sejarah lama di Asia. Sikap ini kembali ke zaman China dan Jepang kuno dimana ada pameo Satu kulit putih akan menutup tiga muka jelek Agar putih, gadis Cina menumbuk kulit tiram untuk 15

13 dibalur atau dimakan sebagai suplemen. Di Jepang gadis Geisha berbedak dengan kapur seputih mungkin. Di Asia Tenggara kulit putih dianggap lebih mulia dan aristrokratik. Hanya mereka yang cukup kaya yang dapat tinggal dalam rumah sementara petani terbakar di ladangnya. Dengan demikian para gadis berupaya dengan segala cara menjadi putih sehingga merasa berbeda dari gadis desa lainnya. Mereka menggandrungi berbagai produk kosmetika walau harus dibayar mahal dengan berbagai resiko peracunan. (13) Merkuri telah lama dikenal dapat memutihkan kulit karena memiliki kemampuan sebagai bahan depigmentasi sehingga banyak produk-produk kosmetik yang menggunakan merkuri sebagai bahan utama krim pemutih kulit. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 445/MENKES/PER/V/2998 Tentang Bahan, Zat Warna, Substrantun, Zar Pengawet, dan Tabir Surya pada Kosmetik dan Keputusan Kepala Badan POM No HK Tentang Kosmetik, penggunaan merkuri > 2%, Hidroquinon > 2%, Zat warna Rhodamin B dan merah K.3 dalam sediaan kosmetik dapat membahayakan sehingga penggunaannya dilarang. (14) Pada awalnya, penggunaan merkuri pada kosmetik bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi hiperpigmentasi pada kulit dan mengurangi bakteri yang merugikan(zat antiseptik). Akan tetapi, penggunaan yang terus menerus dan dalam kadar yang tinggi dapat menimbulkan pigmentasi secara permanen. (15) Senyawa merkuri yang biasa digunakan dalam krim pemutih antara lain jenis merkuri oksida, amonium merkuri, dimerkuri klorida, dan merkuri klorida. Pemakaian kosmetik yang mengandung merkuri dapat mengakibatkan 1. Dapat memperlambat pertumbuhan janin 2. Mengakibatkan keguguran (kematian janin dan mandul) 3. Flek hitam pada kulit akan memucat (seakan pudar) dan bila pemakaian dihentikan, flek itu dapat / akan timbul lagi & bertambah parah (melebar). 4. Efek rebound yaitu memberikan respon berlawanan (kulit akan menjadi gelap/kusam saat pemakaian kosmetik dihentikan). 16

14 5. Bagi Wajah yang tadinya bersih lambat laun akan timbul flek yang sangat parah (lebar). 6. Dapat mengakibatkan kanker kulit. (16) II.5. Emas Emas (Au) atau dalam bahasa latin disebut Aurum merupakan salah satu elemen yang terdapat dalam sistem periodik unsur dengan nomor atom 79. Emas merupakan salah satu logam yang paling berharga dan banyak digunakan dalam berbagai aplikasi industri modern seperti elektronik dikarenakan emas memiliki resistansi yang baik terhadap korosi oksidatif dan juga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik. Selain itu emas juga dapat membentuk paduan logam (alloy) dengan logam-logam lain seperti perak (Ag), tembaga (Cu), nikel (Ni), dan seng (Zn). Paduan logam ini dibentuk untuk memodifikasi kekerasan, mengatur titik leleh, atau untuk menciptakan warna-warna eksotik logam yang dipakai sebagai perhiasan. (17) - Garam emas biasanya terdapat dalam bentuk HAuCl 4. Emas dalam bentuk AuCl 4 mudah direduksi menjadi Au karena memiliki potensial reduksi yang tinggi (terhadap potensial reduksi hidrogen standar). (18) II.5.1. Elektroda Lapis Tipis Emas Modifikasi elektroda merupakan suatu pengembangan sistem elekroda yang bertujuan untuk meningkatkan sensitivitas dan selektivitas dari elektroda. Modifikasi permukaan elektroda dengan bahan kimia yang sesuai dapat menjadi dasar untuk aplikasi analisis baru dan mampu mengatasi masalah di dalam pengukuran yang terkadang timbul. Elektroda pasta karbon adalah salah satu elektroda yang paling mudah untuk dimodifikasi sesuai dengan keperluan. Modifier yang dapat ditambahkan ke dalam elektroda pasta karbon antara lain silika, lignin, zeolit, dan serbuk kayu. Pada penelitian ini dilakukan modifikasi elektroda pasta karbon dengan zeolit. Elektroda ini kemudian akan dilapisisi dengan emas pada permukaannya. Ketebalan lapisan emas ditentukan oleh konsentrasi larutan Au yang digunakan 17

15 pada saat deposisi. Semakin tebal lapisan emas, maka puncak arus merkuri akan semakin tinggi pula, diikuti dengan semakin tingginya arus latar belakang. Potensial puncak dari merkuri pun akan semakin bergeser ke arah potensial yang lebih positif, mendekati potensial puncak dari emas. Hal ini dapat menyulitkan analisis karena puncak merkuri akan mendekati puncak oksidasi dari emas. (1) Proses elektrodeposisi emas dapat dilakukan secara in-situ maupun ex-situ. Selama proses elektrodeposisi pada potensial konstan, terjadi reaksi reduksi Au(III) dalam bentuk AuCl - 4 menjadi Au yang terdeposisi dan terakumulasi di permukaan elektroda pasta karbon termodifikasi zeolit. Elektroda film emas memiliki kegunaan yang lebih sedikit dalam analisis secara stripping jika dibandingkan dengan elektroda raksa. Elektroda film emas memiliki potensial hidrogen yang cukup rendah, terlihat dari range puncak katodik yang tajam. Elektroda ini secara praktik tidak dapat diaplikasikan untuk akumulasi logam-logam mulia pada potensial katodik yang lebih tinggi. Dalam analisis stripping, elektroda film emas yang dideposisi kedalam beberapa jenis substrat dapat digunakan untuk penentuan Pb, Cu, Sn, Se, terutama Hg. 18

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Voltametri

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Voltametri 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Voltametri Voltametri merupakan salah satu teknik elektroanalitik dengan prinsip dasar elektrolisis. Elektroanalisis merupakan suatu teknik yang berfokus pada hubungan antara besaran

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Voltametri Voltametri merupakan salah satu teknik analisis yang didasarkan pada pengukuran arus sebagai fungsi dari potensial. Timbulnya arus disebabkan oleh adanya reaksi oksidasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknik Voltametri Teknik voltametri digunakan untuk menganalisis analit berdasarkan pengukuran arus sebagai fungsi potensial. Hubungan antara arus terhadap potensial divisualisasikan

Lebih terperinci

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Teknik Voltametri dan Modifikasi Elektroda

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Teknik Voltametri dan Modifikasi Elektroda 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Teknik Voltametri dan Modifikasi Elektroda Teknik elektrometri telah dikenal luas sebagai salah satu jenis teknik analisis. Jenis teknik elektrometri yang sering digunakan untuk

Lebih terperinci

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Teknik Voltametri

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Teknik Voltametri 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Teknik Voltametri Teknik voltametri adalah salah satu teknik analisis yang sering digunakan di bidang kimia analitik. Pada teknik ini, arus dari elektroda kerja diukur sebagai fungsi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi Elektroda di Larutan Elektrolit Pendukung Elektroda pasta karbon lapis tipis bismut yang dimodifikasi dengan silika dikarakterisasi di larutan elektrolit pendukung

Lebih terperinci

VOLTAMETRI. Disampaikan pada Kuliah Metode Pemisahan dan Analisis Kimia Pertemuan Ke 7.

VOLTAMETRI. Disampaikan pada Kuliah Metode Pemisahan dan Analisis Kimia Pertemuan Ke 7. VOLTAMETRI Disampaikan pada Kuliah Metode Pemisahan dan Analisis Kimia Pertemuan Ke 7 siti_marwati@uny.ac.id Definisi Pengembangan metode Polarografi Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran arus sebagai

Lebih terperinci

PEMBUATAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT UNTUK ANALISIS LOGAM

PEMBUATAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT UNTUK ANALISIS LOGAM PEMBUATAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT UNTUK ANALISIS LOGAM Fe(II) DENGAN ION PENGGANGGU Zn(II) DAN Cd(II) SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMMETRY MANUFACTURE OF ZEOLITE MODIFIED CARBON PASTE

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logam Berat Istilah "logam berat" didefinisikan secara umum bagi logam yang memiliki berat spesifik lebih dari 5g/cm 3. Logam berat dimasukkan dalam kategori pencemar lingkungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi Elektroda di Larutan Elektrolit Pendukung Elektroda pasta karbon yang dimodifikasi dengan silika dan lapis tipis raksa dikarakterisasi di larutan elektrolit

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1. Tahapan Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi 3 tahapan. Pertama adalah pembuatan elektroda pasta karbon termodifikasi diikuti dengan karakterisasi elektroda yang

Lebih terperinci

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Elektrokimia. Tim Kimia FTP Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang terpenting bagi semua makhluk hidup di bumi. Air digunakan hampir di setiap aktivitas makhluk hidup. Bagi manusia, air

Lebih terperinci

Elektrokimia. Sel Volta

Elektrokimia. Sel Volta TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. uap yang rendah bersifat racun dengan rumus (C 6 H 5 ) 3 SnCl. Senyawa ini mudah

TINJAUAN PUSTAKA. uap yang rendah bersifat racun dengan rumus (C 6 H 5 ) 3 SnCl. Senyawa ini mudah II. TINJAUAN PUSTAKA A. Trifeniltimah(IV) Klorida Trifeniltimah(IV) klorida merupakan senyawa padatan berwarna dengan tekanan uap yang rendah bersifat racun dengan rumus (C 6 H 5 ) 3 SnCl. Senyawa ini

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining BAB II PEMBAHASAN II.1. Electrorefining Electrorefining adalah proses pemurnian secara elektrolisis dimana logam yangingin ditingkatkan kadarnya (logam yang masih cukup banyak mengandung pengotor)digunakan

Lebih terperinci

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Sebagian besar bumi terdiri atas air karena luas daratan lebih kecil dibandingkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI 39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada

Lebih terperinci

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan Benoa merupakan salah satu pelabuhan yang terdapat di provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal dan berbagai aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang sangat pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang sangat pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut telah membawa manusia ke era baru

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Reaksi oksidasi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur, molekul) melepaskan elektron. Cu Cu 2+ + 2e Reaksi reduksi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi tubuh (Campbell et al, 2000). Pada saat ini. kosmetik (Motlagh dan Noroozifar, 2003). Oleh karena itu metode analisis

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi tubuh (Campbell et al, 2000). Pada saat ini. kosmetik (Motlagh dan Noroozifar, 2003). Oleh karena itu metode analisis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asam askorbat atau lebih dikenal dengan nama vitamin C merupakan nutrisi yang penting bagi tubuh (Campbell et al, 2000). Pada saat ini penggunaannya sangat luas terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia, termasuk di Yogyakarta, selain membawa dampak positif juga menimbulkan dampak negatif, seperti terjadinya peningkatan jumlah limbah

Lebih terperinci

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq) 3. ELEKTROKIMIA 1. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan

Lebih terperinci

Elektroda tempat terjadi reaksi reduksi disebut katoda sedangkan tempat

Elektroda tempat terjadi reaksi reduksi disebut katoda sedangkan tempat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Elektrolisis Apabila dalam suatu larutan elektrolit ditempatkan dua elektroda dan dialiri arus listrik searah, maka terjadi peristiwa elektrolisis yaitu gejala dekomposisi elektrolit,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pencemaran air minum oleh virus, bakteri patogen, dan parasit lainnya, atau oleh zat kimia, dapat terjadi pada sumber air bakunya, ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan

Lebih terperinci

Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia

Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia Dengan semakin meluasnya kawasan pemukiman penduduk, semakin meningkatnya produk industri rumah tangga, serta semakin berkembangnya Kawasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perairan seperti sedimen. Pada umumnya logam berat yang terakumulasi di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perairan seperti sedimen. Pada umumnya logam berat yang terakumulasi di dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Logam Berat dalam Perairan Logam berat dalam perairan dapat terakumulasi pada padatan di dalam perairan seperti sedimen. Pada umumnya logam berat yang terakumulasi

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis 1 Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis Capaian Pembelajaran Menguasai teori aplikasi materipelajaran yang diampu secara mendalam pada sel elektrolisis Subcapaian pembelajaran: 1. Mengamati reaksi yang

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR Cd(II) PADA LIMBAH PABRIK MENGGUNAKAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMETRY

PENENTUAN KADAR Cd(II) PADA LIMBAH PABRIK MENGGUNAKAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMETRY PENENTUAN KADAR Cd(II) PADA LIMBAH PABRIK MENGGUNAKAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMETRY DETERMINATION OF Cd(II) AT WASTE OF FACTORY USING CARBON ELECTRODE PASTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri mempunyai pengaruh besar terhadap lingkungan, karena dalam prosesnya akan dihasilkan produk utama dan juga produk samping berupa limbah produksi, baik limbah

Lebih terperinci

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. Sumber pencemaran lingkungan diantaranya

Lebih terperinci

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr Sel Volta A. PENDAHULUAN Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Sel elektrokimia adalah suatu sel yang disusun untuk mengubah energi kimia menjadi energi

Lebih terperinci

KIMIA ELEKTROLISIS

KIMIA ELEKTROLISIS KIMIA ELEKTROLISIS A. Tujuan Pembelajaran Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis larutan garam tembaga sulfat dan kalium iodida. Menuliskan reaksi reduksi yang terjadi di

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Secara garis besar, penelitian ini terdiri dari tiga tahapan. Tahap yang pertama adalah pembuatan elektroda dan karakterisasi elektroda. Karakterisasi elektroda ini meliputi penentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Kebutuhan energi dalam kehidupan makin meningkat, sementara sumber energi yang tak dapat terbarukan menjadi makin berkurang. Oleh karena itu perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak 4000 SM, manusia telah mengenal dan mengolah emas, berdasarkan penemuan arkeolog di Bulgaria. Pengolahan emas berlanjut hingga sekarang. Emas menjadi salah satu

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan

Lebih terperinci

POLAROGRAFI. Pertemuan Ke 5 & 6 Kuliah Metode Pemisahan dan Analisis Kimia.

POLAROGRAFI. Pertemuan Ke 5 & 6 Kuliah Metode Pemisahan dan Analisis Kimia. POLAROGRAFI Pertemuan Ke 5 & 6 Kuliah Metode Pemisahan dan Analisis Kimia siti_marwati@uny.ac.id Definisi Polarografi Polarografi adalah metode analisis yang didasarkan pada kurva arus tegangan yang diperoleh

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudaryatno Sudirham ing Utari Mengenal Sifat-Sifat Material (1) 16-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) BAB 16 Oksidasi dan Korosi Dalam reaksi kimia di mana oksigen tertambahkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi peralatan gelas yang umum digunakan dalam analisis. Selain itu digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hingga kini kita tidak bisa terlepas akan pentingnya energi. Energi merupakan hal yang vital bagi kelangsungan hidup manusia. Energi pertama kali dicetuskan oleh

Lebih terperinci

ANALISIS LOGAM Fe(II) DALAM SAMPEL AIR SUNGAI X DENGAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMMETRY STANDAR ADISI

ANALISIS LOGAM Fe(II) DALAM SAMPEL AIR SUNGAI X DENGAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMMETRY STANDAR ADISI ANALISIS LOGAM Fe(II) DALAM SAMPEL AIR SUNGAI X DENGAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMMETRY STANDAR ADISI ANALYSIS OF Fe(II) IN THE RIVER WATER SAMPLES X WITH

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan Reaktor-separator terintegraasi yang dikembangkan dan dikombinasikan dengan teknik analisis injeksi alir dan spektrofotometri serapan atom uap dingin (FIA-CV-AAS) telah dikaji untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Voltametri adalah salah satu metode elektroanalitik dimana informasi mengenai analit diperoleh dari pengukuran arus sebagai fungsi dari potensial yang diterapkan.

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan Hasil dan pembahasan dari penelitian ini terdiri dari tiga bagian, yaitu karakterisasi elektroda, tahap pengukuran, dan uji keakuratan analisis. Karakterisasi elektroda terdiri dari

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA Elektrokimia merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan kerja listrik, biasanya melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras yang berasal dari tanaman padi merupakan bahan makanan pokok bagi setengah penduduk dunia termasuk Indonesia. Oleh karena itu, tanaman padi banyak dibudidayakan

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 205/206 MATA PELAJARAN KELAS : KIMIA : XII IPA No Stansar Materi Jumlah Bentuk No Kompetensi Dasar Inikator Silabus Indikator

Lebih terperinci

Mempunyai titik leleh yang rendah K ( o C, o F)

Mempunyai titik leleh yang rendah K ( o C, o F) MERKURI Pendahuluan Merkuri merupakan salah satu dari unsur kimia yang mempunyai nama Hydragyrum yang berarti perak cair. Nomor atom raksa ialah 80 dengan bobot atom (BA 200,59) dan simbolnya dalam sistem

Lebih terperinci

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4 KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN Sel Volta (Bagian I) Pada sesi 3 sebelumnya, kita telah mempelajari reaksi redoks. Kita telah memahami bahwa reaksi redoks adalah gabungan dari reaksi

Lebih terperinci

ION EXCHANGE DASAR TEORI

ION EXCHANGE DASAR TEORI ION EXCHANGE I. TUJUAN PERCOBAAN Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat : 1. Menentukan konsentrasi ion-ion H+, Na+, Mg2+, Zn2+ dengan menggunakan resin penukar kation. 2. Pengurangan

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV asil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pelapisan Elektrode dengan Polipirol Dalam penelitian ini dibuat elektrode kawat emas terlapis polipirol dengan tiga jenis ionofor untuk penentuan surfaktan ads,

Lebih terperinci

adsorpsi dan katalisator. Zeolit memiliki bentuk kristal yang sangat teratur dengan rongga yang saling berhubungan ke segala arah yang menyebabkan

adsorpsi dan katalisator. Zeolit memiliki bentuk kristal yang sangat teratur dengan rongga yang saling berhubungan ke segala arah yang menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan dalam bidang industri sampai saat ini masih menjadi tolak ukur perkembangan pembangunan dan kemajuan suatu negara. Kemajuan dalam bidang industri ini ternyata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Pencemaran logam berat sangat berbahaya bagi lingkungan dan juga merupakan salah satu jenis bahan pencemar yang dapat membahayakan kesehatan manusia, ini merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam

Lebih terperinci

Recovery logam dengan elektrolisis

Recovery logam dengan elektrolisis Recovery logam dengan elektrolisis Electrolysis Elektrolisis adalah proses dengan penggunaan arus listrik untuk memisahkan unsur unsur dari senyawanya. Elektrolisis membutuhkan biaya tinggi, dan karenanya

Lebih terperinci

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan BAB 1. PENDAHULUAN Kegiatan pelapisan logam akan menghasilkan limbah yang berbahaya dan dapat menjadi permasalahan yang kompleks bagi lingkungan sekitarnya. Limbah industri pelapisan logam yang tidak dikelola

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia Departemen Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika, Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR FENOL PADA AIR SUNGAI SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMMETRY DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT

PENENTUAN KADAR FENOL PADA AIR SUNGAI SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMMETRY DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT PENENTUAN KADAR FENOL PADA AIR SUNGAI SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMMETRY DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT DETERMINATION OF PHENOL ON THE RIVER WATER BY CYCLIC STRIPPING VOLTAMMETRY

Lebih terperinci

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN.

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN. Hand Out HUKUM FARADAY Disusun untuk memenuhi tugas work shop PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna Oleh: LAURENSIUS E. SERAN 607332411998 Emel.seran@yahoo.com UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi Satriananda *) ABSTRAK Air yang mengandung Besi (Fe) dapat mengganggu kesehatan, sehingga ion-ion Fe berlebihan dalam air harus disisihkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan baik udara, tanah, ataupun air banyak terjadi akibat dari aktivitas manusia. Menurut UU No.32 tahun 2009, yang dimaksud dengan pencemaran adalah

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI. mengalami pengkristalan dan dapat menimbulkan gout. Asam urat mempunyai peran

BAB III DASAR TEORI. mengalami pengkristalan dan dapat menimbulkan gout. Asam urat mempunyai peran 9 BAB III DASAR TEORI 3.1 Asam Urat Asam urat (uric acid) adalah senyawa turunan purina dengan rumus kimia C5H4N4O3 dan rasio plasma antara 3,6 mg/dl (~214 µmol/l) dan 8,3 mg/dl (~494 µmol/l) (1 mg/dl

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar belakang I.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Limbah cair yang mengandung zat warna telah banyak dihasilkan oleh beberapa industri domestik seperti industri tekstil dan laboratorium kimia. Industri-industri tekstil

Lebih terperinci

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 BAB I MATERI Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Materi dapat berupa benda padat, cair, maupun gas. A. Penggolongan

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar

Lebih terperinci

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 A. DESKRIPSI Anda tentu pernah mengalami kekecewaan, karena barang yang anda miliki rusak karena berkarat. Sepeda,

Lebih terperinci

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8 BAB 8 BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8.5 SEL ACCU DAN BAHAN BAKAR 8.6 KOROSI DAN PENCEGAHANNYA

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Karakterisasi Elektroda Berdasarkan penelitian sebelumnya, komposisi optimum untuk elektroda pasta karbon yaitu grafit:parafin adalah 7:3 dan komposisi ini juga yang digunakan

Lebih terperinci

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan - Siswa mampu membuktikan penurunan titik beku larutan akibat penambahan zat terlarut. - Siswa mampu membedakan titik beku larutan elektrolit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berkaitan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan industri di Indonesia cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berkaitan dengan berkembangnya kegiatan industri tidak selalu

Lebih terperinci

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN BAB II : MEKANISME KOROSI dan MICHAELIS MENTEN 4 BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN Di alam bebas, kebanyakan logam ditemukan dalam keadaan tergabung secara kimia dan disebut bijih. Oleh karena keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia perindustrian di Indonesia semakin berkembang, salah satunya adalah industri elektroplating. Beragam barang perhiasan, peralatan rumah tangga, komponen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan tambang yang cukup luas di beberapa wilayahnya.

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan tambang yang cukup luas di beberapa wilayahnya. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki lahan tambang yang cukup luas di beberapa wilayahnya. Salah satu bahan tambang yang banyak fungsinya yaitu batu bara, misalnya untuk produksi besi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian studi voltametri siklik asam urat dengan menggunakan elektroda nikel sebagai elektroda kerja ini bertujuan untuk mengetahui berbagai pengaruh dari parameter yang ada

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS

LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS Oleh : Anna Kristina Halim (02) Ardi Herdiana (04) Emma Ayu Lirani (11) Lina Widyastiti (14) Trisna Dewi (23) KELAS XII IA6 SMA NEGERI 1 SINGARAJA 2011/2012 BAB

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 12 Sesi NGAN KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA Keteraturan sifat keperiodikan unsur dalam satu periode dapat diamati pada unsur-unsur periode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Zeolit 2.1.1 Pengertian Zeolit Zeolit adalah polimir anorganik unit kerangka tetrahedral AlO4 dan SiO4 yang mempunyai struktur berongga dari Natrium silikat dan berkemampuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, fungsinya bagi kehidupan tidak pernah bisa digantikan oleh senyawa

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, fungsinya bagi kehidupan tidak pernah bisa digantikan oleh senyawa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia, fungsinya bagi kehidupan tidak pernah bisa digantikan oleh senyawa lain. namun air yang tersedia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Zeolit Sejarah perkembangan zeolit dimulai dari penemuan seorang ahli mineral dari Swedia bernama Cronstedt pada tahun 1756, dia menyebutkan zeolit adalah mineral

Lebih terperinci

merupakan campuran dari beragam senyawa kimia, beberapa terbuat dari sumbersumber alami dan kebanyakan dari bahan sintetis (BPOM RI, 2003).

merupakan campuran dari beragam senyawa kimia, beberapa terbuat dari sumbersumber alami dan kebanyakan dari bahan sintetis (BPOM RI, 2003). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan mengukur potensial campuran elektrolit K 3 Fe(CN) 6 dan K 4 Fe(CN) 6

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan mengukur potensial campuran elektrolit K 3 Fe(CN) 6 dan K 4 Fe(CN) 6 45 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakterisasi Elektroda Ag/AgCl Karakterisasi elektroda Ag/AgCl dilakukan untuk mengetahui apakah elektroda yang akan digunakan layak untuk pengukuran. Pengukuran dilakukan

Lebih terperinci

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn 1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A D. Cu E. Zn 2. Nomor atom belerang adalah 16. Dalam anion sulfida, S 2-, konfigurasi elektronnya adalah...

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 11 Sesi NGAN POLIMER A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali Logam alkali adalah kelompok unsur yang sangat reaktif dengan bilangan oksidasi +1,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara penghasil batubara yang cukup banyak. Sumber daya alam yang melimpah dapat dijadikan alternatif sebagai pemanfaatan

Lebih terperinci

SOAL Latihan ELEKTROKIMIA dan ELEKTROLISA

SOAL Latihan ELEKTROKIMIA dan ELEKTROLISA SOAL Latihan ELEKTROKIMIA dan ELEKTROLISA 1. Tulis persamaan molekul yang seimbang untuk reaksi antara KMnO 4 dan KI dalam larutan basa. Kerangka reaksi ionnya adalah MnO 4 (aq) + I 2 (aq) MnO 4 2 (aq)

Lebih terperinci

Ikatan kimia. 1. Peranan Elektron dalam Pembentukan Ikatan Kimia. Ikatan kimia

Ikatan kimia. 1. Peranan Elektron dalam Pembentukan Ikatan Kimia. Ikatan kimia Ikatan kimia 1. Peranan Elektron dalam Pembentukan Ikatan Kimia Ikatan kimia Gaya tarik menarik antara atom sehingga atom tersebut tetap berada bersama-sama dan terkombinasi dalam senyawaan. gol 8 A sangat

Lebih terperinci

UJIAN MASUK BERSAMA (UMB) Mata Pelajaran : Kimia Tanggal : 07 Juni 009 Kode Soal : 9. Penamaan yang tepat untuk : CH CH CH CH CH CH OH CH CH adalah A. -etil-5-metil-6-heksanol B.,5-dimetil-1-heptanol C.

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA Dr. Ivandini Tribidasari A.

ELEKTROKIMIA Dr. Ivandini Tribidasari A. kimiapararel2009@gmail.com ELEKTROKIMIA Dr. Ivandini Tribidasari A. Bab Minggu ke- Judul 1 1 Pendahuluan dan Overview of Electrode Process 2 2 Potential dan Termodinamika Sel 3 3 Kinetika Reaksi Elektroda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Titanium dioksida (TiO 2 ) sejak beberapa tahun terakhir banyak digunakan dalam berbagai bidang anatas anatara lain sebagai pigmen, bakterisida, pasta gigi,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Desinfeksi merupakan salah satu proses dalam pengolahan air minum ataupun air limbah. Pada penelitian ini proses desinfeksi menggunakan metode elektrokimia yang dimodifikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan melalui atom O (Barrer, 1982). Klasifikasi zeolit dapat didasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan melalui atom O (Barrer, 1982). Klasifikasi zeolit dapat didasarkan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Zeolit Zeolit merupakan mineral hasil tambang yang kerangka dasarnya terdiri dari unit-unit tetrahedral alumina (AlO 4 ) dan silika (SiO 4 ) yang saling berhubungan melalui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara Untuk mengetahui laju korosi baja karbon dalam lingkungan elektrolit jenuh udara, maka dilakukan uji korosi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang kecenderungan pemakaian bahan bakar sangat tinggi sedangkan sumber bahan bakar minyak bumi yang di pakai saat ini semakin menipis. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra 3.3 KOROSI Korosi dapat didefinisikan sebagai perusakan secara bertahap atau kehancuran atau memburuknya suatu logam yang disebabkan oleh reaksi kimia

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci