BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Desinfeksi merupakan salah satu proses dalam pengolahan air minum ataupun air limbah. Pada penelitian ini proses desinfeksi menggunakan metode elektrokimia yang dimodifikasi dengan penambahan sistem klorinasi (penambahan larutan NaCl). Penambahan sistem klorinasi diharapkan dapat membantu mempercepat sistem desinfeksi pada metode yang digunakan pada penelitian ini karena NaCl dianggap sebagai salah satu desinfektan yang apabila NaCl dielektrolisis diharapkan akan menghasilkan gas klorin yang biasa digunakan sebagai desinfektan. Gas klorin adalah zat kimia yang sering dipakai sebagai desinfektan karena harganya murah dan masih mempunyai daya desinfeksi sampai beberapa jam setelah pembubuhannya (residu klor). Gas klorin diharapkan bisa diproduksi dari larutan NaCl dimana terkandung ion-ion klorida di dalamnya. Reaksi yang terjadi terhadap elektrolisis NaCl sebagai berikut: Pada anoda (+): 2H 2 O (l) 4H + (aq) + O 2(g) + 4e - 2NaCl Cl 2(g) + 2e - + 2Na + Pada katoda (-): 2H 2 O (l) + 2e - 2OH - (aq) + H 2(g) Pada proses elektrolisis larutan NaCl, ion negatif seperti klorida (Cl - ) dan hidroksil (OH - ) bergerak ke anoda untuk melepas elektron. Ion klorida dan hidroksil menjadi gas oksigen, gas klorin, ion hipoklorit, asam klorida dan asam hipoklorit. Ion positif seperti hidrogen (H + ) bergerak ke katoda untuk menerima elektron dan menjadi gas hidrogen (H 2 ). 27

2 28

3 29 Gambar 2 menunjukkan hasil SEM Karbon baterai pada perbesaran 50 kali (kiri) dan 5000 kali (kanan). Pada perbesaran 50 kali belum menunjukkan adanya lubang pori-pori dan permukaan karbon baterai masih terlihat halus sedangkan pada perbesaran 5000 kali (kanan) menunjukkan bahwa morfologi permukaan karbon baterai tidak halus (kasar) dan mempunyai lubang pori-pori. Karakterisasi karbon lebih difokuskan pada sifat adsorpsi dari pada struktur porinya. Bentuk pori yang tidak beraturan dapat terlihat pada hasil SEM karbon pada perbesaran 5000 kali pada gambar 2. Semakin banyak dan besar pori yang terbentuk pada elektroda maka semakin banyak ion yang dapat teradsorp pada permukaan elektroda. Sifat adsorpsi karbon sangat tergantung terhadap porositas permukaannya. Pada penelitian ini diharapkan bahwa semakin banyak dan besar pori yang terbentuk pada elektroda maka semakin banyak mikroorganisme yang dapat terjebak dalam pori-pori tersebut dan terbunuh melalui gas klorin yang terbentuk proses elektrolisis tersebut. Sifat porositas karbon sangat tergantung pada porositas permukaannya. Karakterisasi karbon lebih difokuskan pada sifat adsorpsi dari pada struktur porinya. Gambar 3 menunjukkan hasil komposisi karbon baterai dengan menggunakan SEM EDX dimaksudkan untuk mengamati bahan penyusun karbon baterai serta bentuk permukaan dari elektroda karbon. Hasil dari SEM EDX dapat merekam kandungan C dari elektroda karbon sebelum uji elektrokimia adalah 99,40 %. Pada Gambar 3 juga menunjukkan adanya komposisi lain pada karbon

4 30 baterai yaitu Alumunium (Al) sebesar 0,17 %, Silika (Si) sebesar 0,28 % dan Sulfur (S) sebesar 0,15 %. Gambar 3. Hasil komposisi karbon baterai dengan SEM-EDX 5.1 Pengaruh Variasi Konsentrasi NaCl Pada Proses Desinfeksi. Pada variasi konsentrasi NaCl dalam proses desinfeksi digunakan variasi konsentrasi NaCl sebesar 1 ppm, 1,5 ppm, 2 ppm, dan 3,5 ppm. Pada setiap variasi masing-masing dilakukan pada tegangan 5 volt dalam waktu 5 menit. Tabel 3. Pengaruh Variasi Konsentrasi NaCl Terhadap Jumlah Coliform dan E.Coli dengan Tegangan 5 Volt dan Waktu Elektrolisis 5 Menit. Konsentrasi NaCl (ppm) Sebelum Elektrolisis Jumlah Coliform (org/100ml) Jumlah E.Coli (org/100ml) , ,

5 31 Tabel 3 diketahui hasil analisis bakteri dengan Pengaruh Variasi Konsentrasi NaCl Terhadap Jumlah Coliform dan E.Coli dengan Tegangan 5 Volt dan Waktu Elektrolisis 5 Menit, dan berdasarkan dari Tabel 5.1 maka dibuat grafik seperti pada Gambar 4. Jumlah(org/100 m) coliform coli Konsentrasi NaCl (ppm) Gambar 4. Pengaruh Variasi Konsentrasi NaCl Terhadap Jumlah Koliform dan E.coli dengan Tegangan 5 Volt dan Waktu Elektrolisis 5 Menit. Gambar 4 didapatkan hasil analisis analisis bakteri dengan metode MPN pada pengaruh variasi konsentrasi NaCl terhadap jumlah koliform dan E.coli yang dilakukan di Balai Laboraturium Kesehatan Yogyakarta, pada bakteri koliform jumlah bakteri relatif konstan hingga variasi konsentrasi NaCl 1,5 ppm namun setelah itu jumlah bakteri koliform menurun hingga jumlah 78 org/100ml, sedangkan untuk bakteri E.coli mengalami kenaikan yang sangat drastis hingga jumlah bakteri E.coli sebesar 190 org/100ml yang kemudian turun kembali menjadi 78 org/100ml pada konsentrasi NaCl 2 ppm. Jumlah kedua bakteri yang tidak stabil dan cenderung naik-turun kemungkinan disebabkan karena bakteri adalah makhluk hidup yang

6 32 pertumbuhannya dipengaruhi banyak faktor salah satunya adalah faktor lingkungan yang tidak dapat terduga. Cara kerja klorin membunuh kuman atau bakteri yaitu melalui penambahan klorin dalam air yang akan memurnikannya dengan cara merusak struktur selorganisme sehingga bakteri akan mati (Reed,2004). Klor bereaksi kuat dengan lipid dan peptidoglikan pada membran sel. Hal ini dapat mempengaruhi perbedaan konsentrasi yang tinggi antara lingkungan ekstrasel dan lingkungan intrasel yang berpotensi mengganggu tekanan osmotik dalam sel dan mengancam terjadinya lisis atau kehancuran sel. Ketidakstabilan jumlah hasil analisis bakteri koliform dan bakteri E.coli kemungkinan dapat dikarenakan beberapa faktor seperti sampel yang diambil tidak langsung dianalisis dan kemungkinan kandungan bakteri didalamnya sudah berkembang dalam botol sampel, selain itu faktor lain bisa disebabkan karena faktor elektroda karbon yang secara terus menerus digunakan tanpa dibersihkan terlebih dahulu dari kemungkinan bakteri yang menyerap didalamnya, sehingga kemungkinan pada saat digunakan kembali bakteri yang terserap didalam elektroda karbon tersebut belum mati dan bahkan bakteri-bakteri tersebut berkembang biak didalamnya. Bakteri adalah suatu organisme makhluk hidup yang terus menerus berkembang biak dengan cepat dalam jangka waktu yang tidak lama. Penggunaan sampel air yang sama ketika sedang dalam proses elektrolisis yang lain dalam jangka waktu tertertu, berkemungkinan sampel air dengan kandungan bakteri didalam sampel air tersebut telah berkembang biak dengan membelah sel,

7 33 sehingga jumlah bakteri pada sampel air tersebut telah bertambah dari jumlah organisme bakteri sebelumnya, sehingga mengakibatkan jumlah bakteri pada proses analisis terus meningkat dan tidak stabil. 5.2 Pengaruh Variasi Waktu Elektrolisis Pada Proses Desinfeksi. Pada variasi waktu elektrolisis dalam proses desinfeksi digunakan variasi waktu elektrolisis selama 2 menit, 5 menit, 15 menit dan 20 menit. Pada setiap variasi masing-masing dilakukan pada tegangan 5 volt dalam konsentrasi NaCl sebesar 2 ppm. Tabel 4. Pengaruh Variasi Waktu Elektrolisis Terhadap Jumlah Coliform dan E.Coli dengan Konsentrasi NaCl 2 ppm dan Tegangan Elektrolisis 5 Volt. Waktu Elektrolisis (menit) Sebelum Elektrolisis Jumlah Coliform (org/100ml) Jumlah E.Coli (org/100ml) Tabel 4 diketahui hasil analisis bakteri dengan Pengaruh Variasi Waktu Elektrolisis terhadap Jumlah Coliform dan E.Coli dengan Tegangan 5 Volt dan Waktu Elektrolisis 5 Menit, dan berdasarkan dari Tabel 5.1 maka dibuat grafik seperti pada gambar 5.

8 34 Jumlah (org/100ml) coliform coli Gambar 5. Pengaruh Variasi Waktu Elektrolisis Terhadap Jumlah Koliform dan E.coli dengan Konsentrasi NaCl 2 ppm dan Tegangan Elektrolisis 5 Volt. Gambar 5 menunjukkan didapatkan hasil analisis bakteri dengan metode MPN pada pengaruh waktu elektrolisis terhadap jumlah koliform dan E.coli yang dilakukan di Balai Laboraturium Kesehatan Yogyakarta, pada bakteri koliform jumlah bakteri mengalami penurunan secara drastis dari jumlah Bakteri awal 190 org/100ml menjadi 99 org/100ml pada waktu elektrolisis 2 menit, sedangkan pada bakteri E.coli jumlah bakteri tersebut tetap seperti sebelum waktu elektrolisis yaitu dengan jumlah bakteri 22 org/100ml. Pada waktu elektrolisis 5 menit jumlah bakteri keduanya 0 org/100ml dan sudah sesuai seperti baku mutu air minum. Pada waktu 15 menit dan 20 menit waktu elektrolisis terjadi kenaikan jumlah bakteri pada keduanya sehingga pada variasi waktu akhir elektrolisis 20 menit jumlah bakteri koliform menjadi 190 org/100ml dan bakteri E.coli menjadi 50 org/100ml. waktu (menit)

9 35 Pada variasi waktu pada penelitian ini dianggap pada waktu elektrolisis selama 5 menit dianggap waktu optimal penggunaan elektroda karbon pada proses desinfeksi metode elektrokimia ini, karena seperti yang terlihat pada grafik gambar 3 jumlah bakteri pada variasi waktu 5 menit sudah mencapai angka 0 org/100ml sesuai baku mutu air minum, namun setelah waktu elektrolisis diperpanjang jumlah bakteri koliform dan E.coli bertambah banyak seperti awal perlakuan bahkan pada jumlah bakteri E.coli melebihi jumlah bakteri awal sebelum perlakuan. Kemungkinan karbon yang digunakan sebagai elektroda hanya mampu menyerap bakteri pada sampel air selama 5 menit waktu elektrolisis. Cara kerja klorin membunuh kuman atau bakteri yaitu melalui penambahan klorin dalam air yang akan memurnikannya dengan cara merusak struktur selorganisme sehingga bakteri akan mati (Reed,2004). Klor bereaksi kuat dengan lipid dan peptidoglikan pada membran sel. Hal ini dapat mempengaruhi perbedaan konsentrasi yang tinggi antara lingkungan ekstrasel dan lingkungan intrasel yang berpotensi mengganggu tekanan osmotik dalam sel dan mengancam terjadinya lisis atau kehancuran sel. Ketidakstabilan jumlah hasil analisis bakteri koliform dan bakteri E.coli kemungkinan dapat dikarenakan beberapa faktor seperti sampel yang diambil tidak langsung dianalisis. Bakteri adalah suatu organisme makhluk hidup yang terus menerus berkembang biak dengan cepat dalam jangka waktu yang tidak lama. Penggunaan sampel air yang sama ketika sedang dalam proses elektrolisis yang lain dalam jangka waktu tertertu, berkemungkinan sampel air dengan

10 36 kandungan bakteri didalam sampel air tersebut telah berkembang biak dengan membelah sel, sehingga jumlah bakteri pada sampel air tersebut telah bertambah dari jumlah organisme bakteri sebelumnya, sehingga mengakibatkan jumlah bakteri pada proses analisis terus meningkat dan tidak stabil. Faktor lain bisa disebabkan karena faktor elektroda karbon yang secara terus-menerus digunakan tanpa dibersihkan terlebih dahulu atau disterilisasi terlebih dahulu sehingga kemungkinan bakteri yang menyerap didalam pori-pori karbon dan pada saat digunakan kembali bakteri yang terserap didalam elektroda karbon tersebut belum mati dan bahkan bakteri-bakteri tersebut berkembang biak didalamnya sehingga jumlah bakteri terus meningkat. 5.3 Pengaruh Variasi Tegangan Elektrolisis Pada Proses Desinfeksi. Pada variasi tegangan elekrolisis dalam proses desinfeksi digunakan variasi tegangan pada sumber arus DC sebesar 2 volt, 5 volt, 15 volt, dan 20 volt. Pada setiap variasi masing-masing dilakukan elektrolisis selama 5 menit dalam konsentrasi NaCl sebesar 2 ppm. Cara kerja klorin membunuh kuman atau bakteri yaitu melalui penambahan klorin dalam air yang akan memurnikannya dengan cara merusak struktur selorganisme sehingga bakteri akan mati (Reed,2004). Klor bereaksi kuat dengan lipid dan peptidoglikan pada membran sel. Hal ini dapat mempengaruhi perbedaan konsentrasi yang tinggi antara lingkungan ekstrasel dan lingkungan intrasel yang berpotensi mengganggu tekanan osmotik dalam sel dan mengancam terjadinya lisis atau kehancuran sel.

11 37 Tabel 5. Pengaruh Variasi Tegangan Elektrolisis Terhadap Jumlah Coliform dan E.Coli dengan Konsentrasi NaCl 2 ppm dan Waktu Elektrolisis 5 menit. Tegangan Elektrolisis (volt) Sebelum Elektrolisis Jumlah Coliform (org/100ml) Jumlah E.Coli (org/100ml) Tabel 5 diketahui hasil analisis bakteri dengan Pengaruh Variasi Tegangan Elektrolisis terhadap Jumlah Coliform dan E.Coli dengan Tegangan 5 Volt dan Waktu Elektrolisis 5 Menit, dan berdasarkan dari Tabel 5 maka dibuat grafik seperti pada gambar 6. Jumlah (org/100ml) coliform coli Tegangan (volt) Gambar 6. Pengaruh Variasi Tegangan Elektrolisis Terhadap Jumlah Koliform dan E.coli dengan Konsentrasi NaCl 2 ppm dan Waktu Elektrolisis 5 menit.

12 38 Berdasarkan pada gambar 6 didapatkan hasil analisis bakteri dengan metode MPN pada pengaruh tegangan elektrolisis terhadap jumlah koliform dan E.coli yang dilakukan di Balai Laboraturium Kesehatan Yogyakarta, pada bakteri koliform jumlah bakteri mengalami penurunan langsung hingga tidak ada jumlah bakteri koliform bahkan jumlah bakteri E.coli juga tidak ada dan hal ini sudah sesuai dengan standar baku mutu air minum dengan jumlah bakteri koliform dan E.coli adalah 0 org/100ml. Namun ketika tegangan dinaikkan dari 3 volt menuju 5 volt dan 7 volt jumlah bakteri koliform dan bakteri E.coli terus meningkat, seperti yang terlihat di grafik pada gambar 4 hingga jumlah bakteri koliform dan bakteri E.coli adalah 233 org/100ml dan 38 org/100ml sedangkan ketika tegangan dinaikkan menuju ke voltase 10 jumlah bakteri koliform dan bakteri E.coli samasama menjadi 50 org/100ml. Ketidakstabilan jumlah hasil analisis bakteri koliform dan bakteri E.coli kemungkinan dapat dikarenakan beberapa faktor seperti sampel yang diambil tidak langsung dianalisis. Bakteri adalah suatu organisme makhluk hidup yang terus menerus berkembang biak dengan cepat dalam jangka waktu yang tidak lama. Penggunaan sampel air yang sama ketika sedang dalam proses elektrolisis yang lain dalam jangka waktu tertertu, berkemungkinan sampel air dengan kandungan bakteri didalam sampel air tersebut telah berkembang biak dengan membelah sel, sehingga jumlah bakteri pada sampel air tersebut telah bertambah dari jumlah organisme bakteri sebelumnya, sehingga mengakibatkan jumlah bakteri pada proses analisis terus meningkat dan tidak stabil.

13 39 Faktor lain bisa disebabkan karena faktor elektroda karbon yang secara terus-menerus digunakan tanpa dibersihkan terlebih dahulu atau disterilisasi terlebih dahulu sehingga kemungkinan bakteri yang menyerap didalam pori-pori karbon dan pada saat digunakan kembali bakteri yang terserap didalam elektroda karbon tersebut belum mati dan bahkan bakteri-bakteri tersebut berkembang biak didalamnya sehingga jumlah bakteri terus meningkat. 5.4 Analisis Kandungan Klorida (Cl - ) Berdasarkan hasil pemeriksaan kandungan klor (Cl - ) pada sampel air yang telah dilakukan elektrodesinfeksi yang dilaksanakan di Laboraturium Penelitian Kimia FMIPA Universitas Islam Indonesia dengan menggunakan cara SNI berdasarkan metode argentometri. Tabel 6. Hasil analisis klorida sampel Jenis Sampel Volume Titran/ Kadar Klorida AgNO 3 (ml) Sampel (mg/l) Blanko 0,4 - Sebelum Elektrolisis 0,5 1,928 Variasi Waktu 2 menit 0,5 1,928 Variasi Waktu 5 menit 0,5 1,928 Variasi Waktu 15 menit 0,5 1,928 Variasi Waktu 20 menit 0,5 1,928 Variasi Konsentrasi 1 ppm 0,6 3,856 Variasi Konsentrasi 1,5 ppm 0,6 3,856 Variasi Konsentrasi 2 ppm 0,7 5,785 Variasi Konsentrasi 3 ppm 0,7 5,785 Variasi Tegangan 3 Volt 0,5 1,928 Variasi Tegangan 5 Volt 0,5 1,928 Variasi Tegangan 7 Volt 0,5 1,928 Variasi Tegangan 10 Volt 0,5 1,928

14 40 Tabel 6 menunjukkan jumlah klorida dari sampel-sampel yang diujikan adalah 1,928 mg/l-5,785 mg/l. Pada hasil analisis klorida pada variasi waktu 2 menit, 5 menit, 15 menit, dan 20 menit hasil kadar klorida sama yaitu 1,928 mg/l. Pada hasil analisis klorida pada variasi konsentrasi 1,0 ppm, 1,5 ppm, 2 ppm, dan 3 ppm menunjukkan hasil analisis klorida secara berturut-turut adalah 3,856 mg/l, 3,856 mg/l, 5,785 mg/l dan 5,785 mg/l sedangkan pada hasil analisis klorida variasi tegangan 3 volt, 5 volt, 7 volt, dan 10 volt hasil kadar klorida sama yaitu 1,928 mg/l dimana dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa angka tersebut jauh dari angka batas baku mutu air minum yaitu 250 mg/l. Penentuan kadar klorida (Cl - ) pada penelitian ini dilakukan sebagai uji parameter kimiawi sebagai persyaratan kualitas air minum. Parameter kimiawi merupakan salah satu persyaratan kualitas air minum karena kandungan klorida pada air minum. Pada penentuan klorida dengan metode argentometri ini diperoleh hasil yang sudah berada dalam spesifikasi mutu yang ditetapkan yaitu maksimum 250 mg/l. Terjadi reaksi pada proses titrasi ini : 2 AgNO 3 + K 2 CrO 4 Ag 2 CrO KNO Analisa Kandungan Gas Klorin (Cl 2 ) Berdasarkan hasil pemeriksaan kandungan gas klorin (Cl 2 ) pada sampel air yang telah dilakukan elektrodesinfeksi yang dilaksanakan di Laboraturium Penelitian Kimia FMIPA Universitas Islam Indonesia. Reaksi percobaan yang terjadi adalah : Cl KI I KCl I 2 + Na 2 S 2 O 3 + amilum Na 2 S 2 O 6 + 2NaI

15 41 Metode uji yang digunakan menjelaskan bagaimana cara penentuan sisa klor dalam air, dimana klorin akan membebaskan I 2 dari Kalium Iodida (KI) pada ph 8. Iodin yang dibebaskan kemudian dititrasi dengan Natrium Tiosulfat (Na 2 S 2 O 3 ) dengan menggunakan amilum sebagai indikator. Pada hasil pemeriksaan kandungan gas klorin (Cl 2 ) pada sampel air yang telah dilakukan elektrodesinfeksi ini setelah proses titrasi, semua menunjukan hasil negatif mengandung gas klorin dengan tidak adanya perubahan warna. Hal ini kemungkinan dikarenakan gas klorin yang mudah menguap. Semakin besar tegangan listrik yang diberikan semakin banyak gas klorin yang dapat diproduksi oleh karena itu pada penelitian elektrodesinfeksi ini gas klorin tidak terbentuk karena menggunakan tegangan listrik yang kecil dan konsentrasi NaCl yang kecil. Klorin sangat mudah menguap dan sangat mudah bereaksi dengan air. Kandungan air di udara khususnya di atmosfer mengakibatkan zat klorin mudah menguap yang berupa penguapan air laut yang membawa zat klorin (Cl) sehingga lapisan ozon pun mudah juga berlubang oleh karena itu gas klorin tidak mudah dilakukan analisis kuantitatif. Khlor dapat terikat senyawa organik berbentuk (Cl- HC) dan bersifat karsinogenik. Nilai sisa klor harus pas, tidak boleh berlebih karena akan bereaksi dengan metil (sisa dekomposisi) yang akan terbentuk Tri halo metan (THM) yang menyebabkan kanker kandung kemih.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI. No. 416 / MENKES / PER / 1990, tentang syarat-syarat kualitas air disebutkan bahwa air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan E.Coli dalam air dengan menggunakan elektroda platina-platina (Pt/Pt) dilakukan di Laboratorium Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup akan air tersebut berbeda beda semakin tinggi taraf kehidupan. maka semakin meningkat pula jumlah kebutuhan akan air.

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup akan air tersebut berbeda beda semakin tinggi taraf kehidupan. maka semakin meningkat pula jumlah kebutuhan akan air. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan manusia yang paling penting. Tidak ada satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak membutuhkan air, namun kebutuhan makhluk hidup akan air

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pencemaran air minum oleh virus, bakteri patogen, dan parasit lainnya, atau oleh zat kimia, dapat terjadi pada sumber air bakunya, ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI 39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada

Lebih terperinci

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI Oleh: Ni Made Ayu Yasmitha Andewi 3307.100.021 Dosen Pembimbing: Prof. Dr.Ir. Wahyono Hadi, M.Sc JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra 6.2 SEL BAHAN BAKAR Pada dasarnya sel bahan bakar (fuel cell) adalah sebuah baterai ukuran besar. Prinsip kerja sel ini berlandaskan reaksi kimia, bahwa

Lebih terperinci

Bab III Metodologi. Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. Waktu dan Tempat Penelitian

Bab III Metodologi. Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. Waktu dan Tempat Penelitian Bab III Metodologi Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA

LEMBAR AKTIVITAS SISWA LEMBAR AKTIVITAS SISWA No SOAL & PENYELESAIAN 1 Pada elektrolisis leburan kalsium klorida dengan elektroda karbon, digunakan muatan listrik sebanyak 0,02 F. Volume gas klorin yg dihasilkan di anode, jika

Lebih terperinci

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi Satriananda *) ABSTRAK Air yang mengandung Besi (Fe) dapat mengganggu kesehatan, sehingga ion-ion Fe berlebihan dalam air harus disisihkan.

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis 1 Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis Capaian Pembelajaran Menguasai teori aplikasi materipelajaran yang diampu secara mendalam pada sel elektrolisis Subcapaian pembelajaran: 1. Mengamati reaksi yang

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI. 3.1 Air. Air merupakan kebutuhan manusia yang paling penting. Kadar air tubuh

BAB III DASAR TEORI. 3.1 Air. Air merupakan kebutuhan manusia yang paling penting. Kadar air tubuh BAB III DASAR TEORI 3.1 Air Air merupakan kebutuhan manusia yang paling penting. Kadar air tubuh manusia mencapai 68% dan untuk tetap hidup kadar air dalam tubuh harus dipertahankan. Kebutuhan air minum

Lebih terperinci

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN.

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN. Hand Out HUKUM FARADAY Disusun untuk memenuhi tugas work shop PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna Oleh: LAURENSIUS E. SERAN 607332411998 Emel.seran@yahoo.com UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber-Sumber Air Sumber-sumber air bisa dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu: 1. Air atmosfer Air atmesfer adalah air hujan. Dalam keadaan murni, sangat bersih namun keadaan

Lebih terperinci

Titrasi IODOMETRI & IOdimetri

Titrasi IODOMETRI & IOdimetri Perhatikan gambar Titrasi IODOMETRI & IOdimetri Pemutih Tujuan Pembelajaran Mendeskripsikan pengertian titrasi iodo-iodimetri Menjelaskan prinsip dasar titrasi iodo-iodimetri Larutan standar Indikator

Lebih terperinci

Produksi Gas Oksigen Melalui Proses Elektrolisis Air Laut Sebagai Sumber Energi Ramah Lingkungan

Produksi Gas Oksigen Melalui Proses Elektrolisis Air Laut Sebagai Sumber Energi Ramah Lingkungan Produksi Gas Oksigen Melalui Proses Elektrolisis Air Laut Sebagai Sumber Energi Ramah Lingkungan Oleh: Anindita Hardianti (3307100015) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Wahyono Hadi, MSc Ruang lingkup

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN SISA KLOR METODE IODOMETRI

PEMERIKSAAN SISA KLOR METODE IODOMETRI PEMERIKSAAN SISA KLOR METODE IODOMETRI A. PRAKTIKAN Nama : CHICI WULANDARI NIM : P07 134 012 007 B. PELAKSANAAN PRAKTIKUM a. Tujuan : Menghitung Jumlah Sisa Klor dalam Air PAM b. Waktu : Senin, 6 Januari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan satu atom O (oksigen) dengan formula atau rumus molekul H 2 O. Air yang berada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan satu atom O (oksigen) dengan formula atau rumus molekul H 2 O. Air yang berada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari perpaduan dua atom H (hidrogen) dan satu atom O (oksigen) dengan formula atau rumus molekul H 2 O. Air yang berada dialam ditemukan

Lebih terperinci

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Elektrokimia. Tim Kimia FTP Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan

Lebih terperinci

Elektrokimia. Sel Volta

Elektrokimia. Sel Volta TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang

Lebih terperinci

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan - Siswa mampu membuktikan penurunan titik beku larutan akibat penambahan zat terlarut. - Siswa mampu membedakan titik beku larutan elektrolit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Proses elektrokoagulasi terhadap sampel air limbah penyamakan kulit dilakukan dengan bertahap, yaitu pengukuran treatment pada sampel air limbah penyamakan kulit dengan menggunakan

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a a Prodi Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi,

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR ION KLORIDA DENGAN METODE. ARGENTOMETRI (metode mohr)

PENENTUAN KADAR ION KLORIDA DENGAN METODE. ARGENTOMETRI (metode mohr) PENENTUAN KADAR ION KLORIDA DENGAN METODE ARGENTOMETRI (metode mohr) Tujuan: Menentukan kadar ion klorida dalam air dengan metode argentometri Widya Kusumaningrum (1112016200005), Ipa Ida Rosita, Nurul

Lebih terperinci

PENGARUH BREAKPOINT CHLORINATION (BPC) TERHADAP JUMLAH BAKTERI KOLIFORM DARI LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIDOARJO

PENGARUH BREAKPOINT CHLORINATION (BPC) TERHADAP JUMLAH BAKTERI KOLIFORM DARI LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIDOARJO PENGARUH BREAKPOINT CHLORINATION (BPC) TERHADAP JUMLAH BAKTERI KOLIFORM DARI LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIDOARJO Dosen Pembimbing: 1. Dr. rer.nat. Maya Shovitri, M.Si. Ir. Sri Nurhatika MP. Oleh:

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida

Lebih terperinci

LATIHAN-1 SEL ELEKTROLISIS

LATIHAN-1 SEL ELEKTROLISIS LATIHAN-1 SEL ELEKTROLISIS A. Pililah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Reduksi 1 mol ion MnO 4 - menjadi ion Mn 2+, memerlukan muatan listrik sebanyak. A. 1 F D. 2 F B. 3 F E. 4 F C. 5 F 2. Reaksi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. sampel. Penentuan kadar optimal disinfektan. Penentuan efektivitas disinfektan. data. Skema 4.1 Rancangan Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. sampel. Penentuan kadar optimal disinfektan. Penentuan efektivitas disinfektan. data. Skema 4.1 Rancangan Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian sampel Penentuan kadar optimal disinfektan Penentuan efektivitas disinfektan data Skema 4.1 Rancangan Penelitian 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Reaksi oksidasi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur, molekul) melepaskan elektron. Cu Cu 2+ + 2e Reaksi reduksi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur,

Lebih terperinci

Soal ini terdiri dari 25 soal PG (50 poin) dan 6 soal essay (88 poin)

Soal ini terdiri dari 25 soal PG (50 poin) dan 6 soal essay (88 poin) Bidang Studi Kode Berkas : Kimia : KI-T01 (soal) Soal ini terdiri dari 25 soal PG (50 poin) dan 6 soal essay (88 poin) Tetapan Avogadro N A = 6,022 10 23 partikel.mol 1 Tetapan Gas Universal R = 8,3145

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hingga kini kita tidak bisa terlepas akan pentingnya energi. Energi merupakan hal yang vital bagi kelangsungan hidup manusia. Energi pertama kali dicetuskan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Penelitian dengan judul desain dan pembuatan baterai alumunium udara menggunakan variasi karbon aktif menggunakan proses elektrokimia untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 15 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik sludge 4.1.1. Sludge TPA Bantar Gebang Sludge TPA Bantar Gebang memiliki kadar C yang cukup tinggi yaitu sebesar 10.92% dengan kadar abu sebesar 61.5%.

Lebih terperinci

Gambar 4.2 Larutan magnesium klorida hasil reaksi antara bubuk hidromagnesit dengan larutan HCl

Gambar 4.2 Larutan magnesium klorida hasil reaksi antara bubuk hidromagnesit dengan larutan HCl BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sintesa Garam Magnesium Klorida Garam magnesium klorida dipersiapkan melalui dua bahan awal berbeda yaitu bubuk magnesium oksida (MgO) puritas tinggi dan bubuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Umum Hasil pemeriksaan SSA sampel (limbah fixer) memiliki kadar Ag sebesar 6000.365 ppm. Kadar Ag tersebut apabila dikonversi setara dengan 0.6% (Khunprasert et al. 2004).

Lebih terperinci

POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH LAUNDRY RUMAH TANGGA DALAM MEMPRODUKSI GAS HIDROGEN HIDROGEN OKSIDA (HHO) SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH LAUNDRY RUMAH TANGGA DALAM MEMPRODUKSI GAS HIDROGEN HIDROGEN OKSIDA (HHO) SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF Aulia Nur Veiny 3308 100 047 Dosen pembimbing: A l i a D a m a y a n t i, S T., M T, P h D POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH LAUNDRY RUMAH TANGGA DALAM MEMPRODUKSI GAS HIDROGEN HIDROGEN OKSIDA (HHO) SEBAGAI BAHAN

Lebih terperinci

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8 BAB 8 BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8.5 SEL ACCU DAN BAHAN BAKAR 8.6 KOROSI DAN PENCEGAHANNYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang kecenderungan pemakaian bahan bakar sangat tinggi sedangkan sumber bahan bakar minyak bumi yang di pakai saat ini semakin menipis. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

DISINFEKSI DAN NETRALISASI

DISINFEKSI DAN NETRALISASI DISINFEKSI DAN NETRALISASI PROSES Disinfeksi ADALAH PROSES PENGOLAHAN AIR DENGAN TUJUAN UNTUK MEMBUNUH MIKROORGANISME (BAKTERI) DALAM AIR YANG MENYEBABKAN PENYAKIT Cara-cara Disinfeksi 1. Cara Fisik a.

Lebih terperinci

KIMIA ELEKTROLISIS

KIMIA ELEKTROLISIS KIMIA ELEKTROLISIS A. Tujuan Pembelajaran Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis larutan garam tembaga sulfat dan kalium iodida. Menuliskan reaksi reduksi yang terjadi di

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. Berdasarkan data hasil penelitian daya bunuh disinfektan uji terhadap. (Salmonella thyphosa dan Staphylococcus aureus) dibandingkan

BAB VI PEMBAHASAN. Berdasarkan data hasil penelitian daya bunuh disinfektan uji terhadap. (Salmonella thyphosa dan Staphylococcus aureus) dibandingkan BAB VI PEMBAHASAN Berdasarkan data hasil penelitian daya bunuh disinfektan uji terhadap bakteri uji (Salmonella thyphosa dan Staphylococcus aureus) dibandingkan larutan fenol, kaporit 4 kali lebih kuat

Lebih terperinci

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2 KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 14 Sesi NGAN Review II A. ELEKTROLISIS 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2 O 4H + + O 2

Lebih terperinci

D. 4,50 x 10-8 E. 1,35 x 10-8

D. 4,50 x 10-8 E. 1,35 x 10-8 1. Pada suatu suhu tertentu, kelarutan PbI 2 dalam air adalah 1,5 x 10-3 mol/liter. Berdasarkan itu maka Kp PbI 2 adalah... A. 4,50 x 10-9 B. 3,37 x 10-9 C. 6,75 x 10-8 S : PbI 2 = 1,5. 10-3 mol/liter

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI Vol. 2, No. 1, (2013) ( X Print) 1

JURNAL SAINS DAN SENI Vol. 2, No. 1, (2013) ( X Print) 1 JURNAL SAINS DAN SENI Vol. 2, No. 1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 PENGARUH PERBANDINGAN JUMLAH POLI(VINIL ALKOHOL) DAN PATI JAGUNG DALAM MEMBRAN POLI(VINIL FORMAL) TERHADAP PENGURANGAN ION KLORIDA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketersediaan energi yang berkelanjutan merupakan salah satu isu yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketersediaan energi yang berkelanjutan merupakan salah satu isu yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan energi yang berkelanjutan merupakan salah satu isu yang cukup penting di setiap negara, tidak terkecuali Indonesia. Hal ini tidak tidak terlepas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Secara umum perkembangan jumlah penduduk yang semakin besar biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan tersebut membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri mempunyai pengaruh besar terhadap lingkungan, karena dalam prosesnya akan dihasilkan produk utama dan juga produk samping berupa limbah produksi, baik limbah

Lebih terperinci

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq) 3. ELEKTROKIMIA 1. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan

Lebih terperinci

REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

REDOKS DAN ELEKTROKIMIA REDOKS DAN ELEKTROKIMIA 1. Bilangan oksidasi dari unsur Mn pada senyawa KMnO4 adalah... A. +7 B. +6 C. +3 D. +2 E. +1 Jumlah bilangan oksidasi senyawa adalah nol, Kalium (K) mempunyai biloks +1 karena

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr) Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr) ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1

Lebih terperinci

MODUL SEL ELEKTROLISIS

MODUL SEL ELEKTROLISIS MODUL SEL ELEKTROLISIS Standar Kompetensi : 2. Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar : 2.2. Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Standarisasi Na 2 S 2 O 3 terhadap K 2 Cr 2 O 7 0.1 N Kelompok Vol. K 2 Cr 2 O 7 Vol. Na 2 S 2 O 3 7 10 ml 11 ml 8 10 ml 12.7 ml 9 10 ml 11.6

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

Soal dan jawaban tentang Kimia Unsur

Soal dan jawaban tentang Kimia Unsur Soal dan jawaban tentang Kimia Unsur 1. Identifikasi suatu unsur dapat dilakukan melalui pengamatan fisis maupun kimia. Berikut yang bukan merupakan pengamatan kimia adalah. A. perubahan warna B. perubahan

Lebih terperinci

Review I. 1. Berikut ini adalah data titik didih beberapa larutan:

Review I. 1. Berikut ini adalah data titik didih beberapa larutan: KIMIA KELAS XII IPA KURIKULUM GABUNGAN 06 Sesi NGAN Review I Kita telah mempelajari sifat koligatif, reaksi redoks, dan sel volta pada sesi 5. Pada sesi keenam ini, kita akan mereview kelima sesi yang

Lebih terperinci

TITRASI POTENSIOMETRI

TITRASI POTENSIOMETRI TITRASI PTENSIMETRI TITRASI PTENSIMETRI I. TUJUAN PERCBAAN Menentukan titik ekivalen secara potensiometri. II. DASAR TERI Suatu eksperimen dapat diukur dengan menggunakan dua metode yaitu, pertama (potensiometri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan cairan dalam tubuhnya (Suriawiria, U., 1996). Sekitar 70 % tubuh

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan cairan dalam tubuhnya (Suriawiria, U., 1996). Sekitar 70 % tubuh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup untuk dapat menjalankan segala aktivitasnya. Pengaruh air sangat luas bagi kehidupan, khususnya untuk makan dan minum. Orang

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan 32 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Data Eksperimen dan Perhitungan Eksperimen dilakukan di laboratorium penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia, ITB. Eksperimen dilakukan dalam rentang waktu antara

Lebih terperinci

Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi. oleh: Yulfiperius

Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi. oleh: Yulfiperius Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi oleh: Yulfiperius Pendahuluan Alat-alat ukur : ph meter, oksigen meter, dan pengukur (probe) amonia. Alat-alat diatas amatlah berguna namun tidak murah.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Hidrogen Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom

Lebih terperinci

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn 1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A D. Cu E. Zn 2. Nomor atom belerang adalah 16. Dalam anion sulfida, S 2-, konfigurasi elektronnya adalah...

Lebih terperinci

BAB III Metodologi Penelitian

BAB III Metodologi Penelitian BAB III Metodologi Penelitian 3.1. Tahap penelitian Tahapan penelitian ini dapat dilihat pada gambar III.1. Perumusan Masalah Tahap Persiapan Persiapan alat: Aerator, ozon generator dan dekomposer Pembuatan

Lebih terperinci

STUDI ELEKTROLISIS LARUTAN KALIUM IODIDA. Oleh : Aceng Haetami ABSTRAK

STUDI ELEKTROLISIS LARUTAN KALIUM IODIDA. Oleh : Aceng Haetami ABSTRAK STUDI ELEKTROLISIS LARUTAN KALIUM IODIDA Oleh : Aceng Haetami ABSTRAK Telah dilakukan penelitian dengan judul : Studi Elektrolisis Larutan Kalium Iodida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah konstruksi didirikan diatasnya. Hal ini disebabkan karena tingginya kadar

BAB I PENDAHULUAN. sebuah konstruksi didirikan diatasnya. Hal ini disebabkan karena tingginya kadar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah adalah bagian yang penting dalam mendukung pembangunan infrastruktur. Dengan begitu tanah menjadi pijakan dan dasar yang menerima semua beban yang ditimbulkan

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1. Elektrolisis Elektrolisis adalah proses yang menggunakan energi listrik, agar reaksi kimia yang tidak berlansung secara remodinamika, dapat dibuat berlangsung. Sedangkan sel

Lebih terperinci

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menit tiap percobaan, didapatkan data tekanan gas pada tabel berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menit tiap percobaan, didapatkan data tekanan gas pada tabel berikut : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Tekanan gas Dari hasil eksperimen sebanyak 27 kali dalam rentan waktu satu menit tiap percobaan, didapatkan data tekanan gas pada tabel berikut : No Luas

Lebih terperinci

BAB III METODE PERCOBAAN. dilakukan di Laboratorium PDAM Tirtanadi Deli Tua yang berada di Jalan

BAB III METODE PERCOBAAN. dilakukan di Laboratorium PDAM Tirtanadi Deli Tua yang berada di Jalan BAB III METODE PERCOBAAN 3.1 Tempat Pengujian Pengujian penetapan kadar klorida pada air menggunakan argentometri dilakukan di Laboratorium PDAM Tirtanadi Deli Tua yang berada di Jalan Sisingamangaraja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan manusia paling penting. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya. Kebutuhan air untuk keperluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring meningkatnya kebutuhan dunia akan energi dan munculnya kesadaran mengenai dampak lingkungan dari penggunaan sumber energi yang berasal dari bahan bakar fosil,

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA Elektrokimia merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan kerja listrik, biasanya melibatkan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES 10 BAB II DESKRIPSI PROSES A. Macam-macam Proses Pembuatan kalium hidroksida ini dapat dilakukan dengan dua macam proses, yaitu; pembuatan kalium hidroksida dengan proses boiling dan pembuatan kalium hidroksida

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara Untuk mengetahui laju korosi baja karbon dalam lingkungan elektrolit jenuh udara, maka dilakukan uji korosi dengan

Lebih terperinci

Analisis Vitamin C. Menurut Winarno (1997), peranan utama vitamin C adalah dalam

Analisis Vitamin C. Menurut Winarno (1997), peranan utama vitamin C adalah dalam Analisis Vitamin C Menurut Winarno (1997), peranan utama vitamin C adalah dalam pembentukan kolagen intraselular. Asam askorbat sangat penting peranannya dalam proses hidroksilasi dua asam amino prolin

Lebih terperinci

Oksidasi dan Reduksi

Oksidasi dan Reduksi Oksidasi dan Reduksi Reaksi kimia dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara antara lain reduksi-oksidasi (redoks) Reaksi : selalu terjadi bersama-sama. Zat yang teroksidasi = reduktor Zat yang tereduksi

Lebih terperinci

TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI

TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Korosi Dosen pengampu: Drs. Drs. Ranto.H.S., MT. Disusun oleh : Deny Prabowo K2513016 PROGRAM

Lebih terperinci

Dalam 1 golongan dari atas ke bawah energi ionisasi bertambah kecil ionisasi K < ionisasi Na.

Dalam 1 golongan dari atas ke bawah energi ionisasi bertambah kecil ionisasi K < ionisasi Na. 20 Soal + pembahasan. 1. Unsur-unsur golongan alkali disusun dengan meningkatnya nomor atom, yaitu : Li, Na, K, Rb dan Cs. Sifat-sifat golongan alkali yang betul adalah. A. sifat reduktor Na lebih kuat

Lebih terperinci

Dwi Rustam Kendarto*), Valentina Purba**), Nurpilihan Bafdal*), Sophia Dwiratna NP.*)

Dwi Rustam Kendarto*), Valentina Purba**), Nurpilihan Bafdal*), Sophia Dwiratna NP.*) PENGGUNAAN FILTER ZEOLIT DAN KARBON AKTIF UNTUK MENURUNKAN SISA KLOR DAN PENINGKATAN ph AIR HUJAN: Studi Kasus di Gedung Fakultas Teknik Industri Pertanian Universitas Padjadjaran, Kecamatan Jatinangor

Lebih terperinci

DESINFEKSI WADAH DAN MEDIA PEMELIHARAAN

DESINFEKSI WADAH DAN MEDIA PEMELIHARAAN Laporan Praktikum ke-1 Hari/Tanggal : Jumat/26 Februari 2016 m.k Manajemen Kesehatan Kelompok : V Organisme Akuatik Asisten : Arbi Pondo Winata DESINFEKSI WADAH DAN MEDIA PEMELIHARAAN Disusun oleh: Yanti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 5. Reaksi Transesterifikasi Minyak Jelantah Persentase konversi metil ester dari minyak jelantah pada sampel MEJ 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ

Lebih terperinci

Soal-soal Redoks dan elektrokimia

Soal-soal Redoks dan elektrokimia 1. Reaksi redoks : MnO 4 (aq) + C 2 O 4 2- (aq) Mn 2+ (aq) + CO 2 (g), berlangsung dalam suasana asam. Setiap mol MnO 4 memerlukan H + sebanyak A. 4 mol B. 6 mol D. 10 mol C. 8 mol E. 12 mol 2. Reaksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air 2.1.1. Sifat air Air memiliki karakteristik yang khas yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia yang lain. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pada kisaran suhu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia seperti industri kertas, tekstil, penyamakan kulit dan industri lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. manusia seperti industri kertas, tekstil, penyamakan kulit dan industri lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam bidang industri saat ini cukup pesat. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya industri yang memproduksi berbagai jenis kebutuhan manusia seperti

Lebih terperinci

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen 21 Bab III Metodologi Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan di Bab I. Dalam penelitian ini digunakan 2 pendekatan, yaitu eksperimen dan telaah pustaka.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan

BAB V PEMBAHASAN. Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan BAB V PEMBAHASAN Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan menggunakan gabungan metode elektrokoagulasi dan EAPR. Parameter yang digunakan yaitu logam berat Pb, Cu, COD dan ph.

Lebih terperinci

SIMULASI UJIAN NASIONAL 3

SIMULASI UJIAN NASIONAL 3 SIMULASI UJIAN NASIONAL 3 1. Diketahui: H, Li, Be, O, F, Ne, Na, Mg, 1 3 4 8 9 10 11 12 Ar, 18 36 Kr Kelompok unsur atau ion berikut yang mempunyai konfigurasi elektron yang sama (A) O 2-, F -, Ne (D)

Lebih terperinci

UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A

UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A Selesaikan dengan cara!!! 1. Reduksi 1 mol ion SO 4 2- menjadi H 2S, memerlukan muatan listrik sebanyak A. 4 F D. 6 F B. 8F E. 16 F C. 20 F 2. Proses elektrolisis

Lebih terperinci

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3 PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3 Triastuti Sulistyaningsih, Warlan Sugiyo, Sri Mantini Rahayu Sedyawati

Lebih terperinci

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik K-13 Kelas X kimia LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami perbedaan antara larutan elektrolit dan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KADAR KLORIN PADA AIR PDAM TIRTA GALUH CABANG CIAMIS. Rohayati*, Euis Safarin, Galih Rizky Puji Mega Lestari ABSTRACT

PEMERIKSAAN KADAR KLORIN PADA AIR PDAM TIRTA GALUH CABANG CIAMIS. Rohayati*, Euis Safarin, Galih Rizky Puji Mega Lestari ABSTRACT PEMERIKSAAN KADAR KLORIN PADA AIR PDAM TIRTA GALUH CABANG CIAMIS Rohayati*, Euis Safarin, Galih Rizky Puji Mega Lestari Program Studi Diploma III Analis Kesehatan STIKes Muhammadiyah Ciamis *email:rohayati2@gmail.com

Lebih terperinci

TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA PROGRAM IPA AKSES PRIVATE. Mata pelajaran : KIMIA Hari/Tanggal : / 2013

TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA PROGRAM IPA AKSES PRIVATE. Mata pelajaran : KIMIA Hari/Tanggal : / 2013 TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA PROGRAM IPA AKSES PRIVATE Mata pelajaran : KIMIA Hari/Tanggal : / 2013 Waktu : 120 Menit PETUNJUK UMUM: 1. Isikan nomor ujian, nama peserta, dan data pada Lembar Jawaban yang

Lebih terperinci

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. Sumber pencemaran lingkungan diantaranya

Lebih terperinci

TES PRESTASI BELAJAR

TES PRESTASI BELAJAR TES PRESTASI BELAJAR Hari/tanggal : selasa/8 Mei 2012 Mata Pelajaran: Kimia Waktu : 90 menit Petunjuk : 1. Berdoalah sebelum mengerjakan soal 2. Bacalah petunjuk soal terlebih dahulu 3. Pilih salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelasan merupakan proses penyambungan setempat dari logam dengan menggunakan energi panas. Akibat panas maka logam di sekitar lasan akan mengalami siklus termal

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS ELEKTROFLOKULATOR DALAM MENURUNKAN TSS DAN BOD PADA LIMBAH CAIR TAPIOKA

EFEKTIFITAS ELEKTROFLOKULATOR DALAM MENURUNKAN TSS DAN BOD PADA LIMBAH CAIR TAPIOKA Jurnal Flywheel, Volume 3, Nomor 1 Juni 10 ISSN : 1979-5858 EFEKTIFITAS ELEKTROFLOKULATOR DALAM MENURUNKAN TSS DAN BOD PADA LIMBAH CAIR TAPIOKA Hery Setyobudiarso (Staf Pengajar Jurusan Teknik Lingkungan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. (CH 2 O)n + n O 2 n CO 2 + n H 2 O + e - (1) mikrob (CH 2 O)n + nh 2 O nco 2 + 4n e - + 4n H + (2)

HASIL DAN PEMBAHASAN. (CH 2 O)n + n O 2 n CO 2 + n H 2 O + e - (1) mikrob (CH 2 O)n + nh 2 O nco 2 + 4n e - + 4n H + (2) HASIL DAN PEMBAHASAN Dinamika Eh dan ph Ketika tanah digenangi, air akan menggantikan udara dalam pori tanah. Pada kondisi seperti ini, mikrob aerob tanah menggunakan semua oksigen yang tersisa dalam tanah.

Lebih terperinci

PAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit

PAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit PAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah. 1. Dari beberapa unsur berikut yang mengandung : 1. 20

Lebih terperinci

TES PRESTASI BELAJAR. Hari/tanggal : Senin/7 Mei 2012 Mata Pelajaran: Kimia Waktu : 90 menit

TES PRESTASI BELAJAR. Hari/tanggal : Senin/7 Mei 2012 Mata Pelajaran: Kimia Waktu : 90 menit TES PRESTASI BELAJAR Hari/tanggal : Senin/7 Mei 2012 Mata Pelajaran: Kimia Waktu : 90 menit Petunjuk : 1. Berdoalah sebelum mengerjakan soal 2. Bacalah petunjuk soal terlebih dahulu 3. Pilih salah satu

Lebih terperinci