BAB III Proses Pembuatan Helm
|
|
- Glenna Indradjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III Proses Pembuatan Helm 3.1 Alur Proses Pembuatan Helm di PT. Multi guna sentosa Sebuah Helm yang di produksi oleh PT Multi Guna sentosa Melewati beberapa proses sebelum akhirnya menjadi sebuah helm jadi siap pakai. Berikut ini akan di uraikan secara singkat alur proses pembuatan helm sebagai berikut : 1. Pembuatan Drawing helm dengan spesifikasi yang telah di tentukan 2. Penentuan bahan baku pembuatan helm 3. pembuatan drawing 3D dan asembling nya 4. melakukan perhitungan kekuatan dan aerodinamis dari helm 5. mulai melakukan percobaan injek helm 6. jika hasilnya baik maka pembuatan batok helm bisa di produksi masal 7. setelah dari mesin cetak batok, batok mentahan akan di proses di mesin poles 8. setelah mesin poles dan batok susah halus merata mulai melakukan proses meni ( PP ) atau sering di sebut poxy 9. setelah proses tersebut bato mentahan akan mulai di painting dengan cat dasar 10. dan kemudian di masukan ke oven untuk beberapa saat supaya kering 11. setelah kering batok helm tersebut melalui proses pengecetan warna helm serta variasinya serta di poles halus supaya merata 12. setelah itu di masukan ke dalam oven supaya kering merata, setelah itu penempelan stiker 13. stiker disini adalah stiker air khusus untuk helm sehingga saat di pernis nanti stiker dan pernis dapat menyatu 14. proses berikutnya adalah prose pelapisan anti gores atau pernis sehingga cat helm tersebut dapat mengkilap dan tahan terhadap goresan sehingga umur dari cat tersebut dapat bertahan lama. Niko Pratomo
2 3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran dan keberhasilan. Pembuatan Helm Faktor-faktornya di antaranya adalah : 1. Skill/ Kemampuan Tenaga kerja yang ada 2. Koordinasi kerja yang baik 3. Kenyamanan Kerja dan Keamanan kerja 3.3 Tugas Dan tanggung jawab Desain Dan drafter Sebagai Bagian dari departemen Engineering seorang drafter mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : 1. Membuat Shop drawing General Arrangement Drawing Detail Drawing 2. Membuat As-Built drawing 3. Melakukan survey di lapangan untuk kemudian di jadikan referensi desain sebuah helm komersian berstandar SNI 4. Membuat material Take Off 3.4 Contoh Aplikasi penggunaan dan pembuatan Helm Berstandar SNI Salah satu hasil Produksi PT. Multi Guna sentosa adalah Helm Berstandar SNI. Di sisni akan sedikit di jelaskan tentang proses pembuatan helm berstandar SNI tersebut di pandang dari sisi desain drafter dengan di sertai beberapa contoh gambar yang sesuai dengan proses pembuatan Helm Berstandar SNI tersebut Helm Berstandar SNI Helm Bertsndar SNI di gunakan oleh para pengendara sepeda motor roda dua. Yang di gunakan di kepala dan berfungsi sebagai pelingdung kepala dari benturan yang tidak di inginkan. Niko Pratomo
3 Gambar 3.1 Batok SNI Tahapan tahapan Pembuatan Helm Dalam setiap desain awal suatu kegiatan, baik itu kegiatan yang menghasilkan produk atau jasa di butuhkan sebuah perencanaan yang matang dan tersusun secara sistematika sehingga nantinya di harapkan mampu menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas sesuai dengan keinginan costumer. a) Perumusan Masalah Proses desain dengan Perusmusan Masalah atau hal-hal yang menjadi inti dari perencanaan dari sebuah produk. Disini permasalahan yang di angkat yakni Helm Berstandar SNI, kenyamanan Helm, Fungsi, material yang di butuhkan dan keamanan. b) Konseptual desain Hal kedua yang perlu di perhatikan yakni penentuan konseptual desain ( konsep perencanaan) apakah desain dari helm berstandar Sni untuk motor gede, atau motor bebek serta motor Matic. Proses desain helm Berstandar Sni di sini memakai desain untu kendaraan motor bebek. c) Pembuatan data sheet Setelah Perumusan Masalah dan konseptual desain di tentukan maka hal selanjutnya yang harus di lakukan yakni pembuatan kenyamanan datasheet. Niko Pratomo
4 d) Kalkulasi desain Setelah kenyamanan di dapatkan maka desainer kalkulasi harus menghitung kekuatan material bahan yang akan di gunakan. karen selain merancang Type Helm berstandar SNI, desainer juga harus memperhitungkan kekuatan /ketebalan material yang akan di pakai untuk semua part Helm SNI. e) General arrangement Drawing Setelah desainer kalkulasi menghitung dan merencanakan bentuk Helm Sni barulah Drafter menterjemahkannya ide-ide seorang desainer menjadi gambar yang di inginkan dengan terlebih dahulu membuat general arrangement Drawing untuk di ajukan dan untuk di setujui. f) Detail Drawing Setelah General Arrangement Drawing di setujui, maka drafter meneruskan membuat detail Drawing untuk semua Part Helm SNI dan di ajukan untuk minta persetujuan lagi apakah sudah sesuai dengan keinginan dan pembuatan moulding injeksi nya. g) Pembuatan Setelah detai drawing tersebut mendapat persetujuan, baru kemudian di berikan kepada pihak produksi untuk di lakukan injeksi dengan terlebih dahulu di berikan stamp ( for fabrication) agar pihak produksi tidak ragu lagi dengan mefabrikasi Helm Sni tersebut dengan mengikuti gambar yang sudah di setujui department engineering. h) Tes Kekuatan setelah Helm SnI terbentuk di lakukan tes kekuatan ketahanan pecah dengan melakukan benturan, jika helm tersebut tahan akan benturan tersebut maka helm SNI bisa di lakukan produksi masal dan jika pecah maka Di lakukan Pengulangan dari pemilihan bahan baku. Niko Pratomo
5 Gambar 3.2. Tes Kukatan Helm Sumber : &imgrefurl= &imgurl= jpg%253Fw%2 53D510%2526h%253D318&w=510&h=319&ei=rY6 UsKlIIrrAewmYC4AQ&zoom=1&ved=1t:3588,r:17,s:0,i:127&iact=rc&page=2&tbnh=177&tbnw =284&start=16&ndsp=19&tx=233&ty=66 i) Pembersihan Helm di bersihkan dari sisa hasil inject dengan menggunakan kater dan amplas Gambar 3.3 Proses Pembersihan (poles) Niko Pratomo
6 j) Pelapisan awal Helm Mentah atau batok tersebut di proses dengan pelapisan awal yaitu poxy. Berfungsi supaya pada saat pengecetan, molekul-molekul cat tersebut dapat menutup rapat dengan baik di batok Helm SNI. Gambar. 3.4 Pelapisan awal sumber : Data Pribadi k) Pengecetan dasar Prose ini di lakukan untuk permukaan Dari batok bisa semakin rapat dan Pengecetan warna nantinya akan semakin baik dan mengkilap di karenakan pori-pori helm tertutup dengan baik. Gambar 3.5 Proses Pengecetan dasar Niko Pratomo
7 l) Pengamplasan dengan menggunakan bulu domba Proses ini di lakukan untuk memaksimalkan kualitas cat dengan di amplas pori-pori batok akan semakin rapat dan hasil akan lebih maksimal, setelah itu helm Sni di cat warna sesuai dengan selera konsumen. m) Di keringkan Di Oven Setelah di Cat warna, batok basah tersebut di tata dan di susun di rak dan di masukan di oven ( Cat Oven) dengan temperatur yang lebih stabil panasnya sehinga cat akan mengering dengan rata. Gambar 3.6 Proses Pengeringan Dalam Oven n) Pemasanagn Stiker Air pada Helm Setelah Cat kering setelah di masuka ke oven Batok tersebut melalui proses pembebntukan motif helm yaitu dengan pemasangan Stiker air sesuai dengan keinginan costumer. o) Pelapisan Anti Gores Setelah pemasangan stiker motif Batok di cat lagi dengan cat anti gores atau pernis sehingga Motif helm akan bertahan lebih lama, Dan Kualitas cat akan semakin baik dan mengkilap. Niko Pratomo
8 Gambar 3.7. Pelapisan Anti Gores p) Assembling foam Setelah di cat batok akan di asembling dengan busa helm SNI sehingga saat di gunakan kenyamanan pengendara sepeda motor terpenuhi. Gambar 3.8 Proses Assembling foam q) Q C (Quality Control) Setelah semua siap, proses selanjutnya masuk ke quality control dan di cek apakah hasil catnya ada yang tergores atau tidak. Jika rusak maka helm tersebut harus di repaire dan jika OK maka siap di packing. Niko Pratomo
9 Gambar 3.9 Proses Packing Komponen Helm berstandar SNI 1. Batok Helm Sni Batok merupakan bagian terluar yang keras dan pelindung utama dari keamanan helm. Gambar 3.10 Batok SNI Niko Pratomo
10 2. Pad Pad adalah asesoris pada helm sebagai pelindung kaca dan pelindung dari sengatan cahaya matahari saat berkendara di siang hari. Gambar 3.11 Pad Helm 3. Steorofoam Steorofoam adalah busa pelindung ke dua dari helm dan sifatnya lebih lunak dari batok yang berfungsi melindungan kepala dari kerasnya batok. Gambar 3.12 Steorofoam Helm Niko Pratomo
11 4. Busa Helm Busa Helm atau foam helm adalah Busa yang di laminating oleh kain baik kain nyilek atau visa tery yang bersentuhan langsung dengan kulit kepala atau kulit pipi yang sangat empuk untuk memenuhi tingkat kenyamanan berkendara. Gambar 3.13 Busa Helm 5. Variasi jalan udara Variasi ini di gunakan untuk memberikan kenyamanan ekstra bagiu pengendara sehingga panas di dalam helm dalam keluar dan udara segara dapat masuk ke dalam helm sehingga kepala tidak kan merasa kepanasan. Gambar 3.14 Variasi jalan udara Niko Pratomo
12 6. Tali helm Tali helm berfungsi sebagai pengait Kepala dengan Helm di anjurkan karena saat pengendara sepeda motor memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi helm diposisikan tidak bergerak atau goyang di akibatnya benturan angin yang kencang, serta jika terjadi kecelakaan helm tidak akan lepas dan selalu melindungi kepala pengendara. Gambar 3.15 Tali Pengaman Helm sumber : Data Pribadi Niko Pratomo
13 Start Batok Mentah Pencucian Material Pelapisan Poxy Pelapisan Cat Dasar Pelapisan Cat warna Penempelan Stiker Helm Pelapisan Anti Gores / Pernis Yes QC Cat No Proses Assembling Proses No QC Yes Packing Flow Chart Proses Pembuatan Helm Niko Pratomo
BAB II SEJARAH PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan
BAB II SEJARAH PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan 2.1 Sejara PT. Multi Guna sentosa PT. Multi Guna sentosa Merupakan Perusahaan Pembuatan helm, baik itu helm untuk anak-anak maupun untuk helm dewasa dan Pembuatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari sarana transportasi. Kebutuhan akan transportasi ini meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang biasa disingkat dengan SNI, mewajibkan pengguna kendaraan
1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Sejak munculnya peraturan perundangan-undangan yang mengharuskan pengguna kendaraan bermotor beroda dua menggunakan helm berstandar Indonesia yang biasa disingkat dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam keahliannya dalam mengubah/merakit suatu bahan baku menjadi bahan jadi (perakitan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Tujuan Permasalahan. Pada dasarnya, alat transportasi di Indonesia terbagi dua, yaitu alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Tujuan Permasalahan Pada dasarnya, alat transportasi di Indonesia terbagi dua, yaitu alat transportasi pribadi dan umum. Dan ternyata masyarakat lebih memilih menggunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia khususnya dikota-kota besar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia khususnya dikota-kota besar mengalami peningkatan penjualan pada tiap-tiap tahun, baik yang beroda empat atau pun yang beroda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. material logam karena memiliki berbagai keuntungan yaitu memiliki berat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan non logam saat ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan pengganti material logam karena memiliki berbagai keuntungan yaitu memiliki berat yang lebih ringan, lebih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Kandakawana Sakti beralamat di Jl. Cibinong Sentul. PT Kandakawana Sakti berdiri pada tahun 1997, namun karena terdapat kendala krisis moneter di Indonesia
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. untuk kendaraan-kendaraan pribadi baik beroda dua maupun beroda empat.
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang Perkembangan teknologi otomotif di dunia semakin berkembang, terutama untuk kendaraan-kendaraan pribadi baik beroda dua maupun beroda empat. Dengan adanya perkembangan
Lebih terperinciNokia Holder Easy Mount HH-20 dan CR-114/115
Nokia Holder Easy Mount HH-20 dan CR-114/115 B D C 1 A E Edisi 2.0 A C D 2 G F E B 4 3 8 5 6 9 7 2010 Nokia. Semua hak dilindungi undang-undang. Pendahuluan Nokia Holder Easy Mount HH-20 adalah perangkat
Lebih terperinciBuku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif
Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif NBID42 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan benar.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Pengujian Tarik Pengujian tarik bertujuan untuk mengetahui tegangan, regangan, modulus elastisitas bahan dengan cara memberikan beban tarik secara berlahan sampai
Lebih terperinciTIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA
PRESS RELEASE TIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA 10 August 2011 Image not found or type unknown JAKARTA - Hari Raya Lebaran kian dekat dan para pemudik pun siap-siap mudik untuk merayakannya bersama keluarga
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. yang diharapkan. Tahap terakhir ini termasuk dalam tahap pengetesan stand
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND 4.1. Hasil Rancang Bangun Stand Engine Cutting Hasil dari stand engine sendiri adalah dimana semua akhir proses perancangan telah selesai dan penempatan komponennya
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN
BAB II METODE PERANCANGAN 1. Orisinalitas Perbedaan karya rancangan penulis dengan karya desainer lain berdasarkan riset yang penulis kumpulkan adalah desainer lain ada juga yang membuat rancangan meja
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dalam sebuah penelitian perlu adanya referensi tentang penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Hal ini bertujuan sebagai pembanding dengan penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciAnalisa Tata Letak Pabrik dan Perhitungan Waktu Baku Pabrik Helmet
Analisa Tata Letak Pabrik dan Perhitungan Waktu Baku Pabrik Helmet Mohammad Imam Shalahudin, Dosen Pengajar Jurusan Teknik Industri Politeknik Swadharma, Jakarta Abstraksi Pabrik helmet dewasa ini sangat
Lebih terperinciBAB lv KONSEP PERANCANGAN
BAB lv KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan Atau Komunitas Sebuah desain dari awal saat dilakukannya pengkonsepan produk, sudah memiliki tujuan yang menjurus kepada siapa produk tersebut akan dibutuhkan
Lebih terperinciIII. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair
III. DATA PERANCANGAN A. TABEL DATA PERANCANGAN Sifat Data Manfaat Data Kesiapan Data Rincian Data Dalam Perancangan Sudah Belum Utama Penunjang Data Objek Dan Teknik Perancangan Spesifikasi Pedoman Membuat
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam rangka peran serta mewujudkan Pembangunan Nasional, khususnya
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan Dalam rangka peran serta mewujudkan Pembangunan Nasional, khususnya dibidang industri, PT. PAKOAKUINA bergerak dalam bidang industri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur sehingga membuat produsen harus pandai dalam menghadapi persaingan. Ketatnya persaingan di pasar nasional
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tingkat penjualan kendaraan bermotor baik yang beroda empat atau pun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah kendaraan bermotor di seluruh dunia terus bertambah, khususnya di Indonesia tingkat penjualan kendaraan bermotor baik yang beroda empat atau pun yang beroda
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Identifikasi bahaya yang dilakukan mengenai jenis potensi bahaya, risiko bahaya, dan pengendalian yang dilakukan. Setelah identifikasi bahaya dilakukan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kepala merupakan salah satu bagian tubuh yang termasuk sangat rawan dalam anggota tubuh manusia. Alasan ini terutama karena indera manusia sebagian besar terletak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) keperluan. Prinsip kerja kolektor pemanas udara yaitu : pelat absorber menyerap
BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) Pemanfaatan energi surya memakai teknologi kolektor adalah usaha yang paling banyak dilakukan. Kolektor berfungsi sebagai pengkonversi energi surya untuk menaikan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Bahan kayu yang digunakan pada laci berhubungan dengan tataran lingkungan karena ramah lingkungan. Kayu yang digunakan merupakan kayu olahan
Lebih terperinciBagaimana Cara Melindungi Diri dari Menghirup Abu Vulkanik?
Bagaimana Cara Untuk Melindungi Diri Dari Menghirup Abu Vulkanik? Berkas ini dibuat/disusun oleh International Volcanic Health Hazard `untuk meningkatkan keselamatan bagi (orang) yang terdampak abu vulkanik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang sangat pesat yaitu sebesar 1035 unit per harinya atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia khususnya di kota-kota besar mengalami peningkatan yang sangat pesat yaitu sebesar 1035 unit per harinya atau 31.050
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepadatan lalu lintas yang terjadi di kota Bandung dari hari ke hari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepadatan lalu lintas yang terjadi di kota Bandung dari hari ke hari semakin meningkat, terutama pada saat akhir pekan kenyamanan berkendara di Bandung menjadi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND 4.1. Proses Perancangan Dalam suatu pembuatan alat diperlukan perencanaan yang matang agar hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PRODUKSI Dalam perkitan hydraulic power unit ada beberapa proses dari mulai sampai selesai, dan berikut adalah alur dari proses produksi Gambar 4.1
Lebih terperinciBAB III KEGIATAN PENGUJIAN DAN PERAWATAN
BAB III KEGIATAN PENGUJIAN DAN PERAWATAN Untuk mengetahui hubungannya perawatan rutin dengan kajian emisi kendaraan berdasarkan pada Standart uji SNI 09-2766-1992, maka pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
Lebih terperinciPETUNJUK PENGOPERASIAN
PETUNJUK PENGOPERASIAN LEMARI PENDINGIN MINUMAN Untuk Kegunaan Komersial SC-178E SC-218E Harap baca Petunjuk Pengoperasian ini sebelum menggunakan. No. Pendaftaran : NAMA-NAMA BAGIAN 18 17 16 1. Lampu
Lebih terperinciBab 1 Alat bantu untuk sepeda motor matic ketika ban bocor UKDW
Bab 1 Alat bantu untuk sepeda motor matic ketika ban bocor A. Latar belakang Di zaman yang modern ini gender wanita sudah memiliki kedudukan yang sama oleh pria, tidak sedikit pekerjaan yang dulunya dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri atau perindustrian merupakan sebuah kegiatan ekonomi yang tidak hanya melakukan pengolahan bahan baku menjadi produk yang memiliki nilai lebih dalam penggunaannya
Lebih terperinciBAB III PROSES PERANCANGAN
BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 Pembuatan Section Planing Section planing adalah proses pembuatan konsep yang akan diterapkan pada suatu part, seperti konsep pemasangan part ke unit mobil, konsep part-part
Lebih terperinciII. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Data Perusahaan 2.1.1 Identitas Perusahaan PT.Sinar Harapan Plastik Adalah salah satu perusahaan produsen mainan anak. Jenis produk mainan yang dimaksud adalah mobil dan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA 1.1 Tahap Analyze 1.1.1 Diagram Pareto Pada tahapan Analyse diagram pareto berguna untuk membantu mengurutkan prioritas penyelesaian masalah yang harus dilakukan. Yaitu melakukan
Lebih terperinciBAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP. mesin dan metode. Sistem manufaktur terbagi menjadi 2, yaitu :
BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP 3.1. SISTEM MANUFAKTUR 3.1.1. JENIS SISTEM MANUFAKTUR Proses manufaktur merupakan suatu proses perubahan bentuk dari bahan baku atau bahan setengah jadi
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERHUHUNGAN NOMOR : KM 72 TAHUN 1993 TENTANG PERLENGKAPAN KENDARAAN BERMOTOR MENTERI PERHUBUNGAN,
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUHUNGAN NOMOR : KM 72 TAHUN 1993 TENTANG PERLENGKAPAN KENDARAAN BERMOTOR MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciPERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN MEUBELAIR
PASAL 1. PEKERJAAN PERSIAPAN 1. Pemberitahuan PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN MEUBELAIR a. Sebelum memulai Pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus memberitahukan kepada Konsultan Direksi guna pemeriksaan awal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Saat ini pengeringan merupakan satuan operasi kimia yang paling tua, paling umum dan paling tersebar dimana-mana. Lebih dari 400 jenis pengeringan telah ada dan lebih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. X adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi sepeda motor dan beberapa jenis spare part. Sepeda motor yang dihasilkan ialah sepeda motor
Lebih terperinci- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk;
CARA SABLON MANUAL ALAT DAN BAHAN CETAK SABLON Alat: - Meja sablon, selain digunakan untuk menyablon meja ini digunakan pada saat afdruk screen. Bagian utama meja adalah kaca (tebal 5 mm), lampu neon 2
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tanaman tembakau memiliki sistem perakaran yang relatif dangkal, namun sangat peka terhadap drainase yang kurang baik, sehingga persediaan air yang cukup didalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia selalu melakukan perubahan-perubahan menuju hidup yang serba praktis dan cepat. Untuk itu, manusia selalu menciptakan berbagai produk untuk memudahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia modern saat ini tidak dapat terlepas dari peranan sarana transportasi. Kebutuhan akan sarana transportasi kian meningkat setiap tahunnya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. umumnya. Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 1992 pasal 23
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kenyamanan dan keamanan pada saat berkenderaan merupakan idaman dan keinginan pengendara dan penumpang sepeda motor khususnya dan masyarakat pada umumnya. Undang-undang
Lebih terperinciTata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung
Standar Nasional Indonesia Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung ICS 87.020; 91.180 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1
Lebih terperinciPROSES PEMBUATAN SMALL PART PADA BUSI SEPEDA MOTOR DI PT. DENSO INDONESIA
PROSES PEMBUATAN SMALL PART PADA BUSI SEPEDA MOTOR DI PT. DENSO INDONESIA Nama : DANAR WIDONARKO Npm : 21412677 Kelas : 3IC04 Jurusan : TEKNIK MESIN Pembimbing : Dr. Ir. Tri Mulyanto, MT. LATAR BELAKANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada proses pengecatan terdapat sebuah proses yang penting yaitu proses
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada proses pengecatan terdapat sebuah proses yang penting yaitu proses pengeringan. Untuk mendapatkan hasil cat yang mengkilap dan tahan lama, pada mulanya
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan data yang diperoleh dari BBRSBD (Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa) jumlah permintaan akan sepeda motor roda tiga untung kaum difabel meningkat. Oleh karena
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN
Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan perekonomian di Indonesia pada saat ini telah membuat perusahaan semakin bersaing satu sama lain. Terutama di era globalisasi ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seperti diketahui bersama, kondisi saat ini yang terjadi semakin padatnya sepeda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti diketahui bersama, kondisi saat ini yang terjadi semakin padatnya sepeda motor yang ada di Indonesia terutama Jakarta. Sering kali terlihat di jalan munculnya
Lebih terperinciPROSES SURFACE FINISHING PADA MACHINING LEVER RIGHT STRING HANDLE TYPE KVYG DI PT. PARTINDO KARYAGUNA SEJAHTERA
PROSES SURFACE FINISHING PADA MACHINING LEVER RIGHT STRING HANDLE TYPE KVYG DI PT. PARTINDO KARYAGUNA SEJAHTERA NAMA : RISAL HERMAN NPM : 26412450 JURUSAN : TEKNIK MESIN PEMBIMBING : Dr. Ir. Tri Mulyanto,
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN START
BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES KERJA PRAKTIK Secara sistematik langkah pembuatan tempat tidur terapi 2 section dapat diuraikan pada diagram alir, seperti gambar berikut : START MENDAPAT
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini dibahas mengenai pemaparan analisis dan interpretasi hasil dari output yang didapatkan penelitian. Analisis penelitian ini dijabarkan dan diuraikan pada
Lebih terperinciBahasa Indonesia BLENDER MODEL NO : MJYL-C051.
Bahasa Indonesia BLENDER MODEL NO : MJYL-C051 www.marubi.co.id DAFTAR ISI BLENDER MJYL C051 Buku Pentunjuk Pemakaian DAFTAR ISI Bab I Langkah Pengamanan Penting... 2 Bab II Bagian-bagian dan Isi... 4 Bab
Lebih terperinciBAB IV PROSES PRODUKSI EASY OPEN END
BAB IV PROSES PRODUKSI EASY OPEN END 1. Proses pemotongan Proses pertama pada pembuatan Easy open end adalah pemotongan material dari bentuk sheet menjadi strip. Pemotongan material ini karena menyesuaikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi menjadi bagian yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Berbagai jenis transportasi yang ada sekarang sering dimanfaatkan untuk mengangkut barang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang memiliki banyak kebutuhan baik kebutuhan rohani dan jasmani. Salah satu kebutuhan jasmani adalah kebutuhan berpakaian. Pakaian yang
Lebih terperinciGambar 1.1 Logo Rumah Warna
BAB I PENDAHULUAN Setiap bisnis baru atau pengembangan bisnis membutuhkan penanaman modal yang disesuaikan dengan tujuan bisnis dan bentuk badan bisnisnya. Salah satu tujuan didirikannya bisnis adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1
Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Saat ini industri pengecatan berada pada kondisi yang cukup stabil, hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya orang yang memilih untuk
Lebih terperinciPANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS
PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS Mata Pelajaran : Keterampilan Vokasional Paket Keterampilan :Teknologi Industri Jenis Keterampilan : Otomotip SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA TUNA GRAHITA
Lebih terperinciMengenal Undang Undang Lalu Lintas
Mengenal Undang Undang Lalu Lintas JAKARTA, Telusurnews Sejak Januari 2010 Undang Undang Lalu Lintas Nomor 22 Tahun 2009 sudah efektif diberlakukan, menggantikan Undang Undang Nomor 14 Tahun 1992. Namun
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Kemajuan proyek merupakan progress pekerjaan dari pekerjaan awal proyek sampai akhir pekerjaan proyek. Disetiap progress pekerjaan
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN. 7-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 7 KESIMPULAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Aktifitas penyandang cacat kaki dalam menggunakan sepeda motor bebek yang dimodifikasi Berdasarkan hasil pengamatan, didapat gerakan-gerakan yang dilakukan saat menggunakan
Lebih terperinciPROSES PENGECATAN (PAINTING) Dosen : Agus Solehudin, Ir., MT
PROSES PENGECATAN (PAINTING) Dosen : Agus Solehudin, Ir., MT JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FPTK - UPI 2 June 2010 asolehudin@upi.edu 1 PENGENALAN CAT Salah satu metoda yang paling banyak dipergunakan
Lebih terperinciII. METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Desain motif batik pada bed sheet memang sudah tersedia di pasaran, namun sangat terbatas sekali jumlahnya. Setelah diamati desain motif batik pada bed sheet yang
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Adapun urutan langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Adapun urutan langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Penentuan Tujuan Penelitian Pengumpulan Data
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan CV. Topaz Profile and Frame didirikan pada bulan Agustus 2011, pendiri sekaligus pemilik pabrik ini adalah Ir. Tanib Sembiring Cjolia, M.Eng. Pabrik
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil pengolahan data dan analisis yang dilakukan terhadap masalahmasalah yang dihadapi maka kesimpulan yang dapat diperoleh yaitu : Faktor yang dianggap
Lebih terperinciBuku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion
Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion NACC10 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan
Lebih terperinciABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Tahu Sumedang adalah salah satu makanan khas Kota Sumedang. Pabrik Tahu di Sumedang semakin berkembang karena potensi pasar yang tinggi. Salah satu pabrik tahu di Kota Sumedang yaitu pabrik tahu
Lebih terperinciBAB III PROSES PEMBENTUKAN
BAB III PROSES PEMBENTUKAN Lahirnya karya seni rupa melalui proses penciptaan selalu terkait dengan masalah teknis, bahan, dan alat yang digunakan serta tahapan pembentukannya. Selain kemampuan dan pengalaman,
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SEA WATER BOOSTER PUMP Sea Water Booster Pump adalah suatu pompa sentrifugal yang berfungsi untuk menambah tekanan air laut yang berasal dari Circulating Water
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN
BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Produk permainan sekoci handcar anak ini termasuk permainan tradisional, yang awalnya terinspirasi dari sebuah kendaraan tradisonal Handcar. Digunakan sekitar
Lebih terperinciPROSES MOLDING PEMBUATAN KEYMASCOD SEPEDA MOTOR MAULANA MUNAZAT
PROSES MOLDING PEMBUATAN KEYMASCOD SEPEDA MOTOR MAULANA MUNAZAT 24409654 Latar Belakang Molding adalah sebuah proses produksi dengan membentuk bahan mentah menggunakan sebuah rangka kaku atau model yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Pengujian yang telah dilakukan memperoleh data data seperti waktu, arus keluaran, tegangan keluaran, daya keluaran, temperatur pada sisi panas thermoelectric generator
Lebih terperinciPenelitian tugas akhir ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan topik
BAB IV METODE PENELITIAN Penelitian tugas akhir ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan topik penelitian. Dimulai dari studi pustaka untuk merumuskan tujuan penelitian yang akan dilaksanakan, survei
Lebih terperinciPenduduk Menurut Kelompok Umur dan Tingkat Kesulitan Berjalan Indonesia Perkotaan + Perdesaan Laki-laki + Perempuan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kaum difabel daksa adalah sebutan bagi mereka yang mengalami cacat (baik bawaan maupun sejak lahir) lantaran bencana, kecelakaan dan sebagainya, sehingga menyebabkan
Lebih terperinciKarya Ilmiah Peluang Bisnis
Karya Ilmiah Peluang Bisnis Usaha Sablon Disusun oleh : Ilyas Safitri Dewi ( 10.11.3633) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2011 A. Judul : Usaha Sablon kaos B. Abstrak Pendahuluan Latar belakang: Sehubungan
Lebih terperinciFlow chart Deskripsi 1. Data order/ permintaan konsumen. Bagian order kain
Bagian order kain Flow chart 1. Data order/ permintaan konsumen 2. Cek stock inventory kain bila ada maka akan dilanjutkan ke proses. namun bila tidak ada akan di lanjutkan ke langkah selanjutnya 3. Mencatat
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN
BAB II a. Orisinalitas METODE PERANCANGAN Banyak produk rak buku dengan berbagai macam bentuk yang sudah beredar dipasaran, namun dari banyaknya jenis rak yang sudah ada hanya sedikit sekali yang mengeksplorasi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Flow diagram untuk pemecahan masalah yang terdapat pada PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) dapat dilihat dalam diagram 3.1 di bawah ini. Mulai Identifikasi Masalah
Lebih terperinciII. METODE/PROSES PERANCANGAN
II. METODE/PROSES PERANCANGAN A. Kerangka Perancangan Latar Belakang Masalah Data-data Analisis Penentuan Ide Menambahkan tema hewan endemik pada loker tas dan sepatu. Membuat loker yang tidak hanya memiliki
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. Identifikasi Masalah, Kajian Pustaka.
3.1 DIAGRAM ALIR (Flowchart) BAB III METODELOGI PENELITIAN Mulai Identifikasi Masalah, Kajian Pustaka. Persiapan Alat dan Bahan 1. Resin Epoxy + Hardener 6. Drop Out RD 2. Bambu Laminasi 7. Tube Logam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan perusahaan, kajian tentang produktivitas umumnya selalu dikaitkan hanya pada masalah teknologi produksi dan masalah ekonomi, padahal disamping hal tersebut
Lebih terperinci1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 110 cc. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor
5 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor bensin 4-langkah 0 cc, dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih
BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Keterhubungan hasil rancangan dengan lingkungan yaitu penggunanaan bahan multipleks lapisan-lapisan kayu yang ditumpuk berlapis-lapis dan dipress
Lebih terperinciA. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN
BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN Analisis desain yang pertama dilakukan adalah untuk mendapatkan data atau informasi yang diperlukan berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN
BAB II METODE PERANCANGAN A. KEASLIAN (ORSINILITAS) Menurut Daniel Ronda pada artikel Orisinalitas Plagiat dan Bukan Plagiat menjelaskan, Orisinalitas adalah sebuah kata yang secara filosofis masih harus
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Bengkel Pioneer Motor merupakan bengkel umum di Bandung yang menawarkan jasa cuci mobil, body repair, dan perbaikan mesin mobil. Berdasarkan pengamatan, penulis menemukan bagian perbaikan mesin
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dalam proses pembuatan mesin pengupas kulit kentang perlu memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Adapun maksud
Lebih terperinciALAT PENGERING HELM OTOMATIS BERBASIS LDR (LIGHT DEPENDENT RESISTORS) DENGAN MEMANFAATKAN MESIN HAIR DRYER. Riko Andika**) dan Budi Prijo Sembodo*)
ALAT PENGERING HELM OTOMATIS BERBASIS LDR (LIGHT DEPENDENT RESISTORS) DENGAN MEMANFAATKAN MESIN HAIR DRYER Riko Andika**) dan Budi Prijo Sembodo*) Abstrak Semakin meningkatnya pengguna sepada motor dari
Lebih terperinciAnti Gores Hidofobik & Pelindung UV. SIO3 Wetlook Gloss. SIBC Gorilla Basecoat Permanen. SIO5 Diamond Gloss
SIO3 Wetlook Gloss SIO5 Diamond Gloss SIBC Gorilla Basecoat Permanen Full Body Aplikasi Termasuk Gratis Safety Vision Anti Gores Hidofobik & Pelindung UV Brosur Customer 02 Apa yang Nano-Ceramic? adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peraturan pemerintah No. 70 tahun 2009 tentang konservasi energi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Sumber daya energi sangatlah penting, kelangkaan sumber daya energi dan cadangan sumber daya yang semakin terbatas membuat hampir seluruh dunia menjadikan permasalahan
Lebih terperinciDengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.
SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PRODUK TUNGKU GELOMBANG MIKRO (MICROWAVE OVEN) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku
Lebih terperinciUpgrade Kaki-Kaki Sepeda Motor Anda Dengan TDR High Performance Handling
Cosmo Bikers Lovers Sering kali pengendara roda dua mendapat pertanyaan, "perasaan apa yang ingin kamu rasakan saat mengendarai sepeda motor?" Semua pasti menjawab, memiliki sepeda motor yang aman dan
Lebih terperinci