ABSTRACT. Key Words: Reconciliation of fiscal, Implementation of Income Tax, Income Tax ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRACT. Key Words: Reconciliation of fiscal, Implementation of Income Tax, Income Tax ABSTRAK"

Transkripsi

1 ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25/29 PT. HIB TAHUN PAJAK Disty Rinanda, Hanggoro Pamungkas Binus University, Jl. Kebon Jeruk No. 27 Jakarta Barat, / ABSTRACT The research objective of this thesis is to determine whether the taxpayer has made tax obligations in accordance with the provisions of the Income Tax taxation or not. Research methods and objects used in the study is a qualitative method, where data collection is done by direct communication and indirect communication such as interviews, observations, and archival data obtained directly from the object of research, namely PT. HIB. The study was conducted by evaluating such costs incurred by the company and make corrections to a company's income statement, with a reference based on the Income Tax Act No. 36 of 2008 Results of studies have shown that PT. HIB is less effective in fiscal reconciliation, there is still loads and revenues that should be corrected in the error in calculating the tax and Income Tax Article 25 The conclusion of this study is the application of the tax by PT. HIB is not entirely correct and in accordance with the Income Tax Act Number 36 of 2008 but PT. HIB has made the reporting and payment of taxes owed on time. (DR) Key Words: Reconciliation of fiscal, Implementation of Income Tax, Income Tax ABSTRAK Tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui apakah Wajib Pajak telah melakukan kewajiban perpajakan dalam Pajak Penghasilan sesuai dengan ketentuan perpajakan atau tidak. Metode dan objek penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif, dimana pengumpulan data dilakukan dengan komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung seperti wawancara, observasi, dan data arsip yang diperoleh langsung dari objek penelitian, yaitu PT. HIB. Penelitian dilakukan dengan cara mengevaluasi seperti biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan serta melakukan koreksi atas laporan laba rugi perusahaan, dengan mengacu berdasarkan Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun Hasil dari penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa PT. HIB kurang efektif dalam melakukan rekonsiliasi fiskal, masih ada beban dan pendapatan yang seharusnya dikoreksi dalam pajak dan kesalahan dalam menghitung Pajak Penghasilan Pasal 25. Simpulan penelitian ini adalah penerapan pajak yang dilakukan PT. HIB belum sepenuhnya benar dan sesuai dengan Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 tetapi PT. HIB telah melakukan pelaporan dan pembayaran pajak terhutang tepat waktu. (DR) Kata kunci : Rekonsiliasi Fiskal, Penerapan Pajak, Pajak Penghasilan

2 PENDAHULUAN Penerimaan Dalam Negeri selayaknya menjadi sumber utama pembiayaan dan harus terus ditingkatkan peranannya seiring dengan peningkatan pembiayaan negara dari tahun ke tahun. Salah satu komponen yang sampai saat ini masih menjadi penerimaan terbesar dalam Penerimaan Dalam Negeri dan selalu dikembangkan penerimaannya adalah Penerimaan Pajak. Setiap tahun penerimaan pajak terus meningkat sehubungan dengan penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang terus meningkat. Berdasarkan sumber dari Direktorat Jenderal Pajak dan Kementerian Keuangan, penerimaan perpajakan Tahun 2014 ditargetkan mencapai Rp1.232,1 triliun, nilai tersebut meningkat dari realisasi Tahun 2013 yaitu Rp1.077,2 triliun. Sehubungan dengan dengan semakin meningkatnya target pajak, Negara harus tetap bersikap adil. Maka dari itu Indonesia menganut self assessment system. Self assessment system ada kemungkinan menyalahgunakan kewajiban perpajakan, salah satunya adalah Wajib Pajak Badan. Setiap perusahaan atau Wajib Pajak Badan ingin perusahaannya mempunyai laba semaksimal mungkin dan pada dasarnya Wajib Pajak Badan menganggap pajak adalah biaya yang dapat mengurangi laba perusahaan, dan semakin besar pajak yang akan dibayar oleh perusahaan maka semakin besar juga pengurangan laba yang terjadi. Dengan adanya penerapan seperti ini, banyak perusahaan yang mempunyai niat untuk melakukan penghindaran pajak agar meminimalkan pajak yang akan dibayar oleh perusahaan. PT. HIB adalah perusahaan yang bergerak dibidang perbankan. Perusahaan tersebut bergerak dibidang sektor penghimpunan dana, pembiayaan yang setiap tahun perusahaan berkewajiban membayar pajak ke negara atas penghasilan badan usahanya dan menyusun laporan keuangannya. Sebagai perusahaan yang taat pajak perusahaan harus melengkapi seluruh perpajakannya baik dibidang Pajak Penghasilan apakah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Sebagai perusahaan yang berbentuk perseroan, PT. HIB wajib melaporkan dan menyetorkan Pajak Penghasilan Badan. Dengan pengenaan tarif yang telah diatur oleh Pemerintah di Undang-undang Perpajakan Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Tujuan penelian ini yaitu untuk mengetahui kesesuaian penghitungan pematuhan kewajiban perpajakan pajak penghasilan PT. HIB dalam tahun pajak dengan peraturan perpajakan di Indonesia. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif dalam bentuk kata-kata, baik tertulis maupun lisan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu berupa Laporan Keuangan Tahunan , Surat Pemberitahuan Tahunan , Surat Setoran Pajak (SSP) Teknik Pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. HASIL DAN BAHASAN Hasil Wawancara Hasil dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada staff ahli pajak dan staff ahli bidang keuangan di PT. HIB yaitu bahwa berdasarkan Pasal 6 Ayat (1) Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008, besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Dalam penjelasan itu bahwa untuk

3 dapat dibebankan sebagai biaya, pengeluaran-pengeluaran tersebut harus mempunyai hubungan langsung dengan usaha atau kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan Objek Pajak. Dengan demikian pengeluaran-pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang bukan merupakan Objek Pajak, tidak boleh dibebankan sebagai biaya. Dan berdasarkan hasil wawancara peneliti mendapatkan keterangan atas biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghitung pajak terutang Badan. Untuk pendapatan bagi hasil tabungan mudharabah dan deposito mudharabah dikenakan pajak final menurut Pasal 4 ayat (2) Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 dan menurut hasil wawancara bahwa pendapatan tersebut juga dikenakan pajak final. Dalam hasil wawancara untuk penyusutan bahwa perusahaan menggunakan metode garis lurus dalam pajak maupun dalam akuntansi. Hasil Observasi Selain wawancara, peneliti melakukan observasi di PT. HIB. Observasi yang dilakukan oleh peneliti, bahwa peneliti langsung mendatangi perusahaan Hasil dari observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu terkait kinerja sumber daya manusia yang berada di PT. HIB lebih khususnya sumber daya yang berda di divisi pajak PT. HIB. Peneliti melihat jumlah karyawan di divisi pajak masih sangat minim yaitu hanya berjumlah 1 (satu) orang. Dan dalam menghitung jumlah pajak terutang, tidak dilakukan oleh staff ahli pajak di perusahaan tersebut. Semua aspek perpajakan dihitung oleh konsultan pajak, dan staff pajak hanya untuk menyetorkan pajak terutang dan melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT). Dan staff pajak di perusahaan tersebut belum begitu mengerti dan mahir dalam menghitung pajak. Menurut peneliti, perusahaan harus menambah staff pajak dalam perusahaannya. Dengan keterbatasan penelitian yang dimiliki oleh peneliti, peneliti tidak diizinkan untuk bertemu konsultan. Hasil Dokumentasi Peneliti juga melakukan dokumentasi data yang diperoleh dari internal PT. HIB. Data yang diperoleh dari hasil dokumnetasi ini yaitu, Laporan Tahunan , Laporan Keuangan , Surat Pemberitahuan Tahunan Badan , Surat Setoran Pajak Dalam Laporan Tahunan PT. HIB, peneliti memperoleh data berupa informasi terkait PT. HIB seperti sejarah singkat, layanan-layanan yang diberikan oleh PT. HIB, visi misi, kebijakan akuntansi, dan kebijakan perpajakan. Lalu dalam Laporan Keuangan, terdapat informasi keuangan seperti laporan laba rugi. Dalam penelitian ini sangat membutuhkan laporan laba rugi terkait untuk membuat rekonsiliasi fiskal. Dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Badan, terdapat informasi perpajakan yang telah dibuat oleh PT. HIB. Hal ini berfungsi untuk pada akhirnya akan dibandingkan perhitungan antara PT. HIB dengan peneliti. Hasil Rekonsiliasi Fiskal Hasil dari rekonsiliasi fiskal yaitu terdapat beberapa temuan koreksi fiskal yang dilakukan oleh peneliti. Pertama yaitu terkait dengan pendapatan bagi hasil tabungan dan deposito mudharabah yang diterima oleh PT. HIB. Hal ini tentunya akan dilakukan koreksi fiskal negatif. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2009, atas penghasilan ini dipersamakan dengan tabungan dan deposito Objek Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat (2) bersifat final. Selain itu, peneliti menemukan beban bagi hasil subdebt. Bagi hasil subdebt ini adalah beban bagi hasil yang berkaitan dengan pihak ketiga, yaitu jumlah yang memiliki kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan. Berdasarkan Pasal 9 Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008, biaya ini tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto, maka harus dilakukan koreksi fiskal positif Selain itu, peneliti menemukan honorarium. Honorarium yang dimaksud disini adalah honor yang diberikan kepada para karyawan bisa berbentuk bonus. Berdasarkan Pasal 6 Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008, biaya yang diperkenankan dengan pekerjaan atau jasa termasuk honorarium, boleh dikurangkan dari penghasilan bruto. Oleh karena itu, peneliti tidak sependapat bahwa honorarium dikoreksi. Selain itu, peneliti menemukan beban non operasional. Beban non operasional yang dimaksud disini adalah beban yang dikeluarkan oleh perusahaan diluar dari operasional perusahaan. Beban ini tidak berkaitan langsung dengan operasional perusahaan, dan diluar dari mendapatkan, menagih, dan memelihara. Berdasarkan Pasal 9

4 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008, biaya yang tidak berhubungan dengan operasional perusahaan tidak boleh dibebankan, maka beban ini harus dikoreksi positif. Analisis Pajak Penghasilan Pasal 31E Perhitungan Pasal 31E merupakan perhitungan berdasarkan penghasilan bruto yang tidak lebih Rp mendapatkan fasilitas pengurangan tarif sebesar 50%, hal itu sesuai Pasal 31E Undangundang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 yang juga ditegaskan oleh Dirjen Pajak sesuai surat edarannya yaitu SE-66/PJ./2010 pada point 2 d dinyatakan, fasilitas Pasal 31E Ayat (1) tersebut bukan merupakan pilihan melainkan wajib untuk diterapkan oleh karena itu perusahaan menerapkan perhitungan tersebut. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh peneliti dan perusahaan, terdapat perbedaan dalam perhitungan antara peneliti dan perusahaan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan jumlah laba fiskal sebelum pajak antara peneliti dan perusahaan. Perbedaan perhitungan Pajak Penghasilan terutang antara PT. HIB dengan peneliti merupakan asumsi sebagai potensi lebih bayar bagi PT. HIB, karena perhitungan peneliti lebih kecil dari perhitungan PT.HIB. Analisis Pajak Penghasilan Pasal 25 Pajak penghasilan Pasal 25 adalah angsuran pajak penghasilan yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak untuk tahun pajak berjalan. Angsuran pajak penghasilan Pasal 25 tersebut dapat dijadikan sebagai kredit pajak yang terutang atas seluruh penghasilan Wajib Pajak pada akhir tahun pajak yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan. Besarnya angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk Wajib Pajak Bank adalah sebesar Pajak Penghasilan yang dihitung berdasarkan penerapan tarif umum atas laba-rugi fiskal menurut laporan keuangan triwulan yang disetahunkan dikurangi Pajak Penghasilan Pasal 24 yang dibayar atau terutang di luar negeri untuk tahun pajak yang lalu dibagi 12. Dengan adanya keterbatasan data yang dialami oleh peneliti. Maka, peneliti tidak dapat menghitung Pasal 25, karena peneliti tidak mendapatkan data untuk laporan keuangan triwulan. Maka, peneliti hanya menganalisis lapor dan setor untuk Pasal 25 dan kemungkinan sanksi akibat salah hitung. Pada tahun 2010, terdapat keterlambatan untuk lapor dan setor, maka peneliti menghitung sanksi yang dikenakan PT. HIB. Dan menurut peneliti, adanya kesalahan hitung untuk Pajak Penghasilan Pasal 25, karena perusahaan dalam menghitung Pasal 25 tidak memakai Laporan Keuangan Triwulan, sedangkan untuk Bank dikhususkan untuk menggunakan Laporan Keuangan Triwulan. Analisis Pajak Penghasilan Pasal 29 Pajak Penghasilan Pasal 29 adalah Pajak Penghasilan Kurang Bayar (KB) yang tercantum dalam SPT Tahunan Pajak Penghasilan. Ini adalah sisa dari Pajak Penghasilan yang terutang dalam tahun pajak yang bersangkutan setelah dikurangi dengan kredit pajak, yaitu Pajak Penghasilan Pasal 25. Dari hasil analisis atas Pajak Penghasilan Pasal 29 yang dilakukan peneliti selama 3 tahun yaitu terdapat perbedaan perhitungan pajak kurang bayar yang dihitung oleh peneliti dengan yang dihitung oleh perusahaan, itu karena disebabkan faktor-faktor kesalahan yang dilakukan oleh perusahaan seperti adanya biaya-biaya yang tidak dikoreksi yang seharusnya dikoreksi menurut perpajakan yang mengakibatkan pajak kurang bayar PT.HIB menjadi lebih besar. Sebaiknya perusahaan membetulkan kembali Surat Pemberitahuan Tahunan, dan mengoreksi kembali biaya-biaya pada laporan fiskal karena laporan fiskal sangat menunjang dalam perhitungan pajak kurang bayar.

5 SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Perusahaan kurang memiliki karyawan yang kompeten di dalam bidang perpajakan karena segala sesuatunya diserahkan kepada konsultan. 2. Dalam sumber daya manusia, PT. HIB kurang dalam memperkerjakan staff di bidang perpajakan, karena hanya 1 staff pajak di PT. HIB. 3. Dalam hal Wajib Pajak sendiri, Wajib Pajak atau PT. HIB belum menjalankan kewajiban perpajakan sesuai dengan Undang-undang perpajakan, karena adanya hal-hal yang harus diperbaiki oleh PT. HIB, seperti Pasal 25 yang mengakibatkan PT. HIB menjadi lebih bayar, adanya biaya-biaya yang harus dikoreksi dan belum sesuai dengan Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun Biaya yang dikoreksi agar diakui perpajakan yaitu: a) Pendapatan bagi hasil tabungan dan deposito mudharabah di bank lain tidak dikoreksi oleh perusahaan yang seharusnya dikoreksi dikoreksi fiskal negatif seluruhnya untuk tahun 2010, 2011, dan 2012 sesuai dengan Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008, karena merupakan penghasilan final yaitu Pasal 4 Ayat (2). b) Beban bagi hasil subdebt pada tahun 2010, 2011, 2012 tidak dikoreksi oleh perusahaan yang seharusnya dikoreksi menurut Pasal 9 Ayat (1) Undang-undang Nomor 36 Tahun Biaya yang seharusnya dikoreksi pada tahun 2010 sebesar Rp , tahun 2011 sebesar Rp , dan tahun 2012 sebesar Rp c) Adanya biaya honorarium pada tahun 2010, 2011, dan 2012 oleh perusahaan dikoreksi fiskal sedangkan yang seharusnya tidak dikoreksi fiskal karena termasuk kedalam biaya 3M (mendapatkan, menagih dan memelihara) berdasarkan Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 6. d) Beban kendaraan, pemeliharaan kendaraan pada tahun 2010, 2011, 2012 tidak dikoreksi oleh perusahaan seharusnya dikoreksi fiskal positif 50% karena kendaraan ini dibawa pulang. (KEP-220/PJ./2002 tentang perlakuan pajak penghasilan atas kendaraan perusahaan) e) Beban inventaris lainnya pada tahun 2010, 2011, dan 2012 oleh perusahaan tidak dikoreksi, sedangkan menurut Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 seharusnya dikoreksi fiskal positif karena tidak ada rincian atau daftar nominatif pada beban ini. f) Beban non operasional pada tahun 2010, 2011, dan 2012 perlu dilakukan koreksi fiskal positif karena menurut beban ini tidak termasuk dalam operasional perusahaan, maka tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto. g) Zakat pada tahun 2010, 2011, 2012 tidak dikoreksi oleh perusahaan, seharusnya dikoreksi sepenuhnya karena berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.03/2010 mengatur tentang tata cara pembebanan zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, dan zakat yang dapat dikurangkan harus mempunyai bukti-bukti yang sah atau mempunya daftar nominatif. 5. Perusahaan tidak membuat daftar nominatif atas pengeluaran beban promosi, zakat, jamuan sehingga beban ini harus dikoreksi positif seluruhnya.

6 6. Dalam hal kredit pajak, hanya Pasal 25 saja yang menjadi kredit pajak untuk perusahaan ini, karena untuk Pasal 23 tidak dimasukan kredit pajak, karena perusahaan ini termasuk perusahaan yang bergerak dibidang perbankan, maka dikecualikan dari Pasal Dalam menghitung Pasal 25 terdapat kesalahan dalam perhitungan Pasal 25, karena perusahaan dalam menghitung Pasal 25 tidak menghitung sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 255/PMK.03/2008 yang mengatur tentang perhitungan besarnya angsuran pajak penghasilan dalam tahun pajak berjalan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak yang salah satunya adalah Bank. Besarnya angsuran untuk Wajib Pajak bank sebesar Pajak Penghasilan yang dihitung berdasarkan penerapan tarif umum atas laba rugi fiskal menurut laporan keuangan triwulan yang disetahunkan, dibagi 12. Dan PT. BPRS HIB tidak melakukan perhitungan itu. 8. Terdapat perbedaan hasil antara perhitungan laba bersih sebelum pajak menurut perhitungan perusahaan dengan perhitungan peneliti yang disebabkan banyaknya beban-beban dan pendapatan yang seharusnya dikoreksi tetapi tidak dikoreksi, dan yang seharusnya tidak dikoreksi tetapi dikoreksi oleh perusahaan, sehingga tidak sesuai dengan peraturan perpajakan, dan menyebabkan Pajak Penghasilan pada Pasal 29 (kurang bayar) menjadi lebih kecil. 9. Perusahaan dalam hal menyetorkan dan melaporkan Pajak Penghasilan Badan yang terutang sudah tepat waktu dan tidak lewat dari jatuh tempo yang sudah ditetapkan dalam Undang-undang Perpajakan, sehingga perusahaan tidak dikenai sanksi atas keterlambatan tersebut. Tetapi, untuk Pajak Penghasilan Pasal 25 pada tahun 2010, perusahaan masih belum tepat waktu, karena ada keterlambatan dalam penyetoran dan pelaporan dalam Pajak Penghasilan Pasal Dalam melakukan koreksi laporan fiskal PT. BPRS HIB belum maksimal dalam hal itu, terlihat dari banyaknya biaya dan pendapatan yang seharusnya dikoreksi tetapi tidak dikoreksi, dan yang seharusnya tidak dikoreksi tetapi dikoreksi oleh perusahaan, sehingga tidak sesuai dengan peraturan perpajakan. 11. Adanya keterbatasan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, seperti tidak didapatkannya data untuk laporan triwulan, sehingga tidak dapat menghitung Pasal Adanya keterbatasan penelitian dalam waktu yang dimiliki oleh Direktur Keuangan Perusahaan untuk diwawancarai dan memberikan informasi kepada peneliti terkait masalah perpajakan maupun masalah perusahaan. 13. Dan adanya keterbatasan penelitian lain yaitu dalam melakukan penelitian, peneliti sulit mendapatkan keterangan tentang pajak karena staff pajak tidak mengerti banyak tentang pajak, yang melakukan penelitian dan pengerjaan dalam pajak perusahaan tersebut adalah konsultan pajak. 14. Perbedaan perhitungan peneliti dan perusahaan, membuat lebih bayar pada perusahaan, maka, harus dilakukan pembetulan Surat Pemberitahuan pada tahun 2010, 2011, 2012 karena dengan adanya lebih bayar, berarti perusahaan mempunyai hak untuk meminta kembali uang lebih bayar tersebut, dengan syarat tidak lewat dari tahun yang ditentukan. 15. Adanya salah hitung pasal 25 tersebut, dapat menimbulkan potensi sanksi yang diterima oleh perusahaan, yaitu adanya potensi sanksi pidana karena kealpaan yang dilakukan oleh perusahaan.

7 Saran 1. Seharusnya perusahaan memperkerjakan karyawan yang ahli dan mengerti tentang perpajakan dan seharusnya staff pajak tidak hanya satu agar perpajakan perusahaan lebih efektif dan efisien serta terhindar dari sanksi maupun denda pajak. Hal ini juga dapat membantu agar tidak hanya terdapat satu opini saja, yaitu dari konsultan pajak. 2. Seharusnya perusahaaan menambah karyawan dalam bidang pajak dan menyeleksinya secara kompeten dan mengutamakan karyawan yang sudah mengikuti Brevet Pajak. 3. Dalam hal Wajib Pajak sendiri, Wajib Pajak harus lebih mematuhi peraturan perpajakan yang berlaku dengan melakukan pembetulan Surat Pemberitahuan atas kesalahan-kesalahan, seperti kesalahan perhitungan Pasal 25 dan kesalahan perhitungan laba fiskal. 4. Perusahaan diharapkan dapat selalu mematuhi kewajiban perpajakan dalam pelaporan dan penyetoran Surat Pemberitahuan Tahunan dengan tepat waktu. 5. Untuk setiap pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan sebaiknya perusahaan merinci setiap pengeluaran tersebut dan selalu membuat dan menyimpan dokumen-dokumen pendukung agar dapat dijadikan bukti bahwa biaya-biaya yang telah dikeluarkan tersebut benar-benar ada dan dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan sehingga dapat dijadikan biaya pengurang penghasilan bruto (biaya fiskal) sesuai Pasal 6 Ayat (1) Undang-undang Pajak Penghasilan dan melampirkannya di dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Badan perusahaan agar dapat dijadikan biaya pengurang penghasilan bruto. 6. Didalam biaya sumbangan, sebaiknya perusahaan dapat memberikan sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang ketentuannya diatur dalam peraturan pemerintah dan sumbangan untuk korban bencana nasional, antara lain Tsunami Nangroe Aceh Darussalam / Sumatera Utara. Hal ini diatur dalam KMK No. 609/KMK-03/2004 tentang perlakuan Pajak Penghasilan atas bantuan kemanusiaan bencana nasional di Nagroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara, dan gempa di Yogyakarta PMK no. 94/PMK.03/2006, serta sumbangan dalam rangka bantuan GNOTA sesuai SE- 33/PJ.421/1996. Sehingga untuk biaya sumbangan ini dapat dibebankan sebagai biaya dan tidak perlu dikoreksi oleh perusahaan. 7. Seharusnya perusahaan mengurangi pengeluaran-pengeluaran yang tidak dapat dijadikan sebagai biaya dan pengurang penghasilan bruto, karena hal ini akan menyebabkan koreksi fiskal positif yang berdampak dapat meningkatkan penghasilan kena pajak dan beban pajak penghasilan. 8. Seharusnya perusahaan melakukan pembetulan terhadap SPT Tahunan yang telah dilaporkan karena adanya beberapa koreksi fiskal yang seharusnya dilakukan. 9. Pembetulan SPT yang dilakukan perusahaan dengan tujuan untuk meminta restitusi, karena adanya lebih bayar Pajak terutang yang dibayar oleh perusahan selama 3 tahun. 10. Seharusnya perusahan lebih teliti dan mengikuti peraturan perpajakan dalam menghitung Pasal 25. Dan sebaiknya menghitung ulang kembali Pajak Penghasilan Pasal 25, sehingga terhindar dari sanksi sebelum adanya Surat Tagihan Pajak (STP) akibat kesalahan hitung yang dilakukan oleh PT. BPRS HIB. Dan supaya tidak akan ada salah hitung lagi untuk tahun-tahun berikutnya. Dan apabila terjadi kurang bayar akan Pasal 25 tersebut, sebaiknya perusahaan segera membayar kekurangan bayar tersebut, untuk meminimalisasi sanksi yang akan terjadi.

8 11. Perusahaan dapat mengikuti perkembangan dan perubahan peraturan perundang-undangan pajak sehingga dapat mengetahui perubahan yang terjadi sehingga tidak merugikan perusahaan apabila ada terjadi kesalahan penerapan peraturan perpajakan, misalnya dengan memberikan pelatihan khusus, seminar perpajakan secara rutin, majalah, artikel-artikel perpajakan supaya lebih memahami perpajakan yang selalu berubah. 12. Seharusnya perusahaan melakukan pembetulan Surat Pemberitahuan (SPT) karena Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan, karena adanya lebih bayar atas pajak yang telah dibayar oleh perusahaan, sehingga perusahaan dapat melakukan restitusi akan kelebihan bayar tersebut. 13. Seharusnya perusahaan memberikan data yang dibutuhkan oleh peneliti, karena dapat membantu perusahaan untuk mengetahui apakah benar perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan. Sehingga perusahaan mendapatkan referensi atas pajak yang ada di perusahaan tersebut. Dan dapat terhindar sanksi administrasi maupun pidana. REFERENSI Burton, Richard dan Wirawan B. Ilyas. (2010). Hukum Pajak Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat Diana A., & Setiawati L. (2009). Perpajakan Indonesia: Konsep, Aplikasi, dan Penuntun Praktis. Yoyakarta: Andi. Mardiasmo. (2011). Perpajakan. Yogyakarta: Andi Ortax. (2014). Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP - 220/PJ./2002. Tentang perlakuan pajak penghasilan atas biaya pemakaian telepon seluler dan kendaraan perusahaan. Ortax. (2014). Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK.138/KMK.03/2002 Tanggal 8 April 2002 yang telah diubah menjadi Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK.96/PMK.03/ Tahun 2009 Tanggal 15 Mei Tentang Jenis-Jenis Harta Yang Termasuk Dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan Untuk Keperluan Penyusutan. Ortax. (2014). Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.03/2011. Tentang sumbangan penanggulangan bencana nasional, sumbangan penelitian, sumbangan fasilitas pendidikan dan biaya pembangunan infrastruktur social dapat dijadikan pengurang Penghasilan Bruto. Ortax. (2014). Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2007. Tentang tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak. Ortax. (2014). Peraturan Menteri Keuangan. Nomor 254/PMK.03/2010. Tentang tata cara pembebanan zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. Ortax. (2014). Peraturan Menteri Keuangan Nomor 255/PMK.03/2008. Tentang perhitungan besarnya angsuran pajak penghasilan dalam tahun pajak berjalan Ortax. (2014). Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun Tentang Pajak Penghasilan Kegiatan Usaha Berbasis Syariah. Ortax. (2014). Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 28 Tahun Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

9 Ortax. (2014). Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 Perubahaan Kempat atas Undangundang Nomor 7 Tahun Tentang pajak penghasilan Rosidah. (2012). Evaluasi Rekonsiliasi Fiskal Perusahaan Badan Tahun 2009, 2010, 2011 (Studi Kasus: PT. TWD). Jakarta: Universitas Bina Nusantara Sekarini, Dita Pujiastuti. (2012). Analisis Penerapan Pajak Penghasilan PT REF. Jakarta: Universitas Bina Nusantara. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-27/PJ.22/1986. Tentang Biaya Entertainment dan sejenisnya. Suryohadi. (2011). The Role of Indonesia s Tax Court. London: Euromoney Trading Limited. Tansuria, Billy Ivan.(2011). Pajak Penghasilan Final Sifat, Pengertian, Pengenaan Pajak, serta Tatacara Penyetoran dan Pelaporannya. Yogyakarta: Graha Ilmu. Vadde, Suresh. (2012). Factors that Influence Rental Tax Payer Compliance With Tax System. Ethiophia: Mekelle University RIWAYAT PENULIS Disty Rinanda lahir di Jakarta 3 Juli Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam Bidang Akuntansi Peminatan Perpajakan pada Tahun 2014.

REKONSILIASI FISKAL PADA LAPORAN LABA RUGI PT. DPM UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERHUTANG

REKONSILIASI FISKAL PADA LAPORAN LABA RUGI PT. DPM UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERHUTANG REKONSILIASI FISKAL PADA LAPORAN LABA RUGI PT. DPM UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERHUTANG Caesar Octavianus, Tjhin Tjiap Lung Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk raya No.27, (021) 53696969, octavianus_caesar@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS ATAS PENERAPAN, PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT. KSA

ANALISIS ATAS PENERAPAN, PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT. KSA ANALISIS ATAS PENERAPAN, PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT. KSA Reynaldi Agustian; Drs. Hanggoro Pamungkas, M.Sc Universitas Bina Nusantara, Jl. K. H. Syahdan No. 9, Kemanggisan,

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT. VB

EVALUASI PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT. VB EVALUASI PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT. VB Lovilia, Iswandi, S.E., Ak., M.M., BKP, CA, CFE ABSTRAK Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui apakah penerapan Pajak Penghasilan Badan Pasal 25/29 yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT MILLENIUM PHARMACON INTERNATIONAL, TBK Putri Novitasari, Heri Sukendar

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT MILLENIUM PHARMACON INTERNATIONAL, TBK Putri Novitasari, Heri Sukendar ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT MILLENIUM PHARMACON INTERNATIONAL, TBK Putri Novitasari, Heri Sukendar Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Jakarta Barat, 53696969/5300655,

Lebih terperinci

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PPh BADAN PADA PT. CLB

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PPh BADAN PADA PT. CLB PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PPh BADAN PADA PT. CLB Hendra Martin Christy JL Tebet Timur Dalam 4B no 9, Jakarta Selatan Email : Hendra_martin19@yahoo.com Dosen Pembimbing : Maya

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 4 AYAT (2) PADA PT BHANDA GHARA REKSA (PERSERO)

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 4 AYAT (2) PADA PT BHANDA GHARA REKSA (PERSERO) ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 4 AYAT (2) PADA PT BHANDA GHARA REKSA (PERSERO) Nikhen Hendra Damayanti, Hery Gunawan Universitas Bina Nusantara Jl. K. H. Syahdan No. 9, Kemanggisan,

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM IV.1. Evaluasi Pelaksanaan PPh Badan PT LAM Sesuai dengan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, setiap Wajib Pajak diwajibkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung Dalam menghitung laporan laba rugi perusahaan, terdapat perbedaan antara laporan laba rugi berdasarkan peraturan yang sesuai

Lebih terperinci

EVALUASI REKONSILIASI FISKAL PENGHASILAN BADAN TAHUN 2009, 2010 DAN 2011 (STUDI KASUS: PT. TWD)

EVALUASI REKONSILIASI FISKAL PENGHASILAN BADAN TAHUN 2009, 2010 DAN 2011 (STUDI KASUS: PT. TWD) EVALUASI REKONSILIASI FISKAL PENGHASILAN BADAN TAHUN 2009, 2010 DAN 2011 (STUDI KASUS: PT. TWD) ROSIDAH / ISWANDI.SE.,Ak.MM PT.TWD / rosidahyap@yahoo.com Evaluasi Rekonsiliasi Fiskal Penghasilan Badan

Lebih terperinci

ANALISIS ATAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT BINA KARNADA

ANALISIS ATAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT BINA KARNADA ANALISIS ATAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT BINA KARNADA Peter Vredy Chandra Jurusan akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, Universitas Bina Nusantara Jl. K.H Syahdan gang Keluarga No.

Lebih terperinci

ANALISIS REKONSILIASI FISKAL PADA LAPORAN LABA RUGI PT. SP UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERHUTANG

ANALISIS REKONSILIASI FISKAL PADA LAPORAN LABA RUGI PT. SP UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERHUTANG ANALISIS REKONSILIASI FISKAL PADA LAPORAN LABA RUGI PT. SP UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERHUTANG Annisa Nuary, Drs. Heri Sukendar W, AK., M.M., BKP., CA Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27,(021)

Lebih terperinci

Penerapan Tax Review atas Pajak Penghasilan Pada PT Indo

Penerapan Tax Review atas Pajak Penghasilan Pada PT Indo JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN, Vol.2, No.2 Desember 2017, 271-282 E-ISSN: 2528-0163 271 Penerapan Tax Review atas Pajak Penghasilan Pada PT Indo Leny Rismawaty 1, Indra Wijaya 1,* 1 Akuntansi; Akademi Akuntansi

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL

PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL Oleh: Amanita Novi Yushita, SE amanitanovi@uny.ac.id *Makalah ini disampaikan pada Program Pengabdian pada Masyarakat

Lebih terperinci

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK UNTUK EFISIENSI PPh TERHUTANG PADA PT. SUHADA PETROLEUM

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK UNTUK EFISIENSI PPh TERHUTANG PADA PT. SUHADA PETROLEUM PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK UNTUK EFISIENSI PPh TERHUTANG PADA PT. SUHADA PETROLEUM Tanzil Tri Saputra, Murtedjo, SE.,AK.,MM.,CA Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27,(021) 53696969,tanziltrisaputra@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT Setelah dievaluasi biaya dan penghasilan dalam laporan laba rugi komersial terdapat perbedaan pengakuan biaya dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Metode Perolehan Aktiva Tetap Aktiva tetap berwujud sebagai salah satu aktiva penting yang dimiliki perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 76 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pajak Penghasilan Pasal 21 Sesuai dengan Undang-undang Perpajakan yang berlaku, PT APP sebagai pemberi kerja wajib melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan suatu perusahaan dapat diukur dari besarnya jumlah penghasilan yang diterima oleh perusahaan tersebut. Dengan seiring dengan perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI Di dalam prakteknya, ada perbedaan perhitungan laba menurut standar akuntansi keuangan menurut ketentuan peraturan perpajakan.

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk meningkatkan efisiensi perusahaan pada PT SNI, penulis akan menguraikan

Lebih terperinci

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT.APT

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT.APT EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT.APT DICKSEN Villa Kapuk Mas Blok F4 no12a, 08988093877, biohazartswt@yahoo.com Yunita Anwar, SE., MM., BKP ABSTRAK Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171

ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171 ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171 Suryanto Kanadi (Suryanto_Kanadi@yahoo.com) Lili Syafitri (Lili.Syafitri@rocketmail.com) Jurusan Akuntansi STIE MDP Abstrak Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara laporan keuangan komersial dengan peraturan perpajakan. Hal

Lebih terperinci

ANALISIS AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. KARYA NATAL

ANALISIS AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. KARYA NATAL ANALISIS AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. KARYA NATAL Fitriani Saragih Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Email : fitrianisakhmad@gmail.com ABSTRACT This study aimed to determine the corporate

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT) BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisa, pembahasan, dan evaluasi yang dilakukan oleh penulis untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. UB Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA PT SM ANUGRAH RAYA TAMA

ANALISIS PENERAPAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA PT SM ANUGRAH RAYA TAMA ANALISIS PENERAPAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA PT SM ANUGRAH RAYA TAMA Wilianto Taufik, Yunita Anwar Universitas Bina Nusantara Jl. K. H. Syahdan No.9 Kemanggisan/Palmerah Jakarta Barat 11480 Phone

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari Pengetahuan atas ketentuan perpajakan yang benar, sangat mutlak diperlukan oleh Wajib Pajak karena dengan pengetahuan itu

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 4 AYAT (2) PADA PT. RAFINDO IRON STEEL

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 4 AYAT (2) PADA PT. RAFINDO IRON STEEL ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 4 AYAT (2) PADA PT. RAFINDO IRON STEEL Iman Akbar Arrifandi, Heri Sukendar W Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27,(021) 53696969,Arrifandi94@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA IV. 1 Penerapan Akuntansi dalam Perhitungan Laba Kena Pajak dan Pajak yang Terutang Laba adalah selisih

Lebih terperinci

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN USAHA JASA KONSTRUKSI PADA PT. NCP

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN USAHA JASA KONSTRUKSI PADA PT. NCP PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN USAHA JASA KONSTRUKSI PADA PT. NCP ERNY HERTEANY Jalan H. Merin No. 71 Meruya Selatan Jakarta Barat, 087884574311, ernyherteany@gmail.com Dr. Gustian Djuanda, S.E.,

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT PRIMA SINDO

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT PRIMA SINDO BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT PRIMA SINDO IV.I Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. PRIMA SINDO Di dalam prakteknya, ada perbedaan perhitungan

Lebih terperinci

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT AMD

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT AMD PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT AMD Vergi Selvia Jl. Dukuh 2 E4 No. 3 Tanjung Duren-Jakarta Barat, 087887549074, vergie_tjhia@yahoo.com Maya Safira Dewi, SE Ak., M.Si ABSTRACT The

Lebih terperinci

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT TUNAS ESA MANDIRI SEJAHTERA

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT TUNAS ESA MANDIRI SEJAHTERA PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT TUNAS ESA MANDIRI SEJAHTERA Yulia Chandra, Drs. Hanggoro Pamungkas, M.Sc. Universitas Bina Nusantara, Komp. Duta Harapan Indah

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PADA BENTUK USAHA TETAP INDONESIA JEPANG (STUDI KASUS: PT TOYOFUJI SERASI INDONESIA)

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PADA BENTUK USAHA TETAP INDONESIA JEPANG (STUDI KASUS: PT TOYOFUJI SERASI INDONESIA) ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PADA BENTUK USAHA TETAP INDONESIA JEPANG (STUDI KASUS: PT TOYOFUJI SERASI INDONESIA) Thiodora Fidevia Fakultas Ekonomi dan Komunikasi Universitas Bina Nusantara Maya

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PAJAK DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA

EVALUASI PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PAJAK DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA EVALUASI PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PAJAK DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA HENDRY ALDARYANTO Jalan Kenangan 3 No. 85 Jakasampurna Bekasi Barat, 081297250365,

Lebih terperinci

PERHITUNGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN SPT MASA PPH PASAL 21

PERHITUNGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN SPT MASA PPH PASAL 21 MEDIA BISNIS ISSN: 2085-3106 Vol. 6, No. 2, Edisi September 2014, Hlm. 114-118 http: //www.tsm.ac.id/mb PERHITUNGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN SPT MASA PPH PASAL 21 HARYO SUPARMUN STIE Tirsakti haryosuparmun@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata BAB IV PEMBAHASAN Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata dan beberapa kebijakan akuntansi dan fiskal dalam menjalankan kegiatan bisnisnya yang perlu diketahui agar

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian maka dapat ditarik kesimpulan:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian maka dapat ditarik kesimpulan: BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah melakukan pengamatan, perhitungan, dan pembahasan terhadap Laporan Keuangan dan pelaksanaan perencanaan pajak yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti terhadap Perusahaan A, peneliti menarik beberapa kesimpulan. Berikut adalah beberapa

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS Perbedaan antara perlakuan akuntansi dan pajak dalam pengakuan pendapatan dan beban akan mengakibatkan perbedaan laba

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap perlakuan perpajakan dan perhitungan Pajak Penghasilan atas penghasilan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: Eksposur Pajak; Pajak Ditanggung Perusahaan; PPh pasal 21; PPh Pasal 23. Abstract

Abstrak. Kata Kunci: Eksposur Pajak; Pajak Ditanggung Perusahaan; PPh pasal 21; PPh Pasal 23. Abstract 1 Pelaksanaan Pajak dan Exposur Pajak, Studi Kasus pada PT ABC Tahun 2012 Melinda Ardhias Debby Fitriasari Program Studi Ekstensi Akuntansi Fakultas Ekonomi Abstrak Skripsi ini menganalisis pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Laba Rugi Secara Komersial Laporan keuangan komersial adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia

BAB IV PEMBAHASAN. komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Teknik dan Prosedur Pemeriksaan Laporan Keuangan yang disiapkan oleh PT. Dipta Adimulia adalah pencatatan komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat PT. Kencana Megah Logistik PT. Kencana Megah Logistik didirikan oleh Ibu Anggrek Meice pada tahun 2005 dan mulai menjalankan bisnis

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN SEBAGAI UPAYA DALAM PENGHEMATAN PPH TERHUTANG (STUDI KASUS PADA : PT IST)

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN SEBAGAI UPAYA DALAM PENGHEMATAN PPH TERHUTANG (STUDI KASUS PADA : PT IST) ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN SEBAGAI UPAYA DALAM PENGHEMATAN PPH TERHUTANG (STUDI KASUS PADA : PT IST) Ardi Firmansyah, Hanggoro Pamungkas Binus University, Jln. Kebon Jeruk Raya

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY Pada bab ini penulis akan mengevaluasi atas keadaan perpajakan seperti yang telah diuraikan dalam Bab 3. Evaluasi

Lebih terperinci

BAB. V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian-uraian yang telah diberikan pada bab-bab sebelumnya,

BAB. V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian-uraian yang telah diberikan pada bab-bab sebelumnya, BAB. V SIMPULAN DAN SARAN V. 1. Simpulan Berdasarkan uraian-uraian yang telah diberikan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat memberikan suatu kesimpulan dari Perusahaan PI, sebagai berikut: 1. Perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PAJAK STUDI KASUS PADA PT. BINA KARNADA

ANALISIS PENERAPAN PAJAK STUDI KASUS PADA PT. BINA KARNADA ANALISIS PENERAPAN PAJAK STUDI KASUS PADA PT. BINA KARNADA Jessica, Heri Sukendar Binus University, Jln. Kebon Jeruk Raya No. 9, Jakarta Barat 11480, +6281293540000, jessicajesse94@yahoo.com ABSTRACT The

Lebih terperinci

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI Pajak merupakan salah satu beban yang sangat material. Oleh karena itu, manajemen pajak harus dilakukan

Lebih terperinci

Evaluasi Mekanisme PPh Pasal 22 Bendaharawan Pemerintah Pada PPPTMGB LEMIGAS

Evaluasi Mekanisme PPh Pasal 22 Bendaharawan Pemerintah Pada PPPTMGB LEMIGAS Evaluasi Mekanisme PPh Pasal 22 Bendaharawan Pemerintah Pada PPPTMGB LEMIGAS Hezron Ioanes Budiarto Jl. Aries Nomor 18 RT 06 RW 11, Cipulir, Jakarta Selatan, 12230 hezron.ib91@gmail.com Gen Norman T.,

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN 4.1. Menguji Kepatuhan Kewajiban Perpajakan PT. IST PT.IST sebagai salah satu Wajib Pajak yang tujuannya meningkatkan nilai dari perusahaan tersebut dan mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN Pada prinsipnya terdapat perbedaan perhitungan penghasilan dan beban menurut Standar Akuntansi Keuangan dengan ketentuan peraturan

Lebih terperinci

ANALISIS KETENTUAN PAJAK YAYASAN DALAM MENENTUKAN BESARNYA PAJAK PENGHASILAN TERUTANG PADA YAYASAN PENDIDIKAN M DI SIDOARJO

ANALISIS KETENTUAN PAJAK YAYASAN DALAM MENENTUKAN BESARNYA PAJAK PENGHASILAN TERUTANG PADA YAYASAN PENDIDIKAN M DI SIDOARJO ANALISIS KETENTUAN PAJAK YAYASAN DALAM MENENTUKAN BESARNYA PAJAK PENGHASILAN TERUTANG PADA YAYASAN PENDIDIKAN M DI SIDOARJO Dewi Agustya Ningrum, SE., M.Ak. Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi UMAHA, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membayar pajak secara langsung maupun tidak langsung. negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Tansuria, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. membayar pajak secara langsung maupun tidak langsung. negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Tansuria, 2010). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan jumlah peduduk yang cukup banyak. Dimana setiap warga negara yang memenuhi syarat secara hukum, wajib untuk membayar pajak secara

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN PPH PASAL 23 PADA PT. BIN (PERSERO) DI TAHUN 2012

EVALUASI PENERAPAN PPH PASAL 23 PADA PT. BIN (PERSERO) DI TAHUN 2012 EVALUASI PENERAPAN PPH PASAL 23 PADA PT. BIN (PERSERO) DI TAHUN 2012 Marina Rachmat Kurniawan Lukas Tarigan Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Indonesia, Jakarta, Indonesia Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

EVALUASI PERBEDAAN PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN MENURUT FISKAL DAN KOMERSIAL (Studi Kasus Pada PT TCH)

EVALUASI PERBEDAAN PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN MENURUT FISKAL DAN KOMERSIAL (Studi Kasus Pada PT TCH) EVALUASI PERBEDAAN PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN MENURUT FISKAL DAN KOMERSIAL (Studi Kasus Pada PT TCH) Listiani Dwi Astari Fany Inasius, S.E., M.M., M.B.A., BKP Universitas Bina Nusantara, Jalan

Lebih terperinci

PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH: STUDI KASUS PT. IMS

PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH: STUDI KASUS PT. IMS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH: STUDI KASUS PT. IMS UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Fakultas Ekonomi dan Komunikasi Jurusan Akuntasi dan Keuangan Skripsi Sarjana Srata 1 Akuntansi

Lebih terperinci

ANALISIS REKONSILIASI FISKAL PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT. C (STUDI PRAKTIK KERJA DI KAP BUNTARAN DAN LISAWATI) OLEH: KATHERINA KATAN

ANALISIS REKONSILIASI FISKAL PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT. C (STUDI PRAKTIK KERJA DI KAP BUNTARAN DAN LISAWATI) OLEH: KATHERINA KATAN ANALISIS REKONSILIASI FISKAL PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT. C (STUDI PRAKTIK KERJA DI KAP BUNTARAN DAN LISAWATI) OLEH: KATHERINA KATAN 3203012041 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

EVALUASI DAN ANALISIS PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PPh BADAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI (STUDI KASUS PT. BUMI ADHI GAS)

EVALUASI DAN ANALISIS PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PPh BADAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI (STUDI KASUS PT. BUMI ADHI GAS) EVALUASI DAN ANALISIS PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PPh BADAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI (STUDI KASUS PT. BUMI ADHI GAS) Rizkya Harum Handayani, Liberti Pandiangan Bina Nusantara University, Jl.

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN TAX PLANNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN EFISIENSI PEMBAYARAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN DAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT.

EVALUASI PENERAPAN TAX PLANNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN EFISIENSI PEMBAYARAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN DAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT. EVALUASI PENERAPAN TAX PLANNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN EFISIENSI PEMBAYARAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN DAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT. AAI OLEH: DEVI YANTI 3203010060 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PT. RKA

EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PT. RKA EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PT. RKA VANESSA FARAH Lourdes Garden Apartment 32H, 082122888133, vanessa.farah@ymail.com Drs. Hanggoro Pamungkas, M.Sc ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS KETENTUAN FISKAL TERHADAP LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL UNTUK MENENTUKAN BESARNYA PPh TERHUTANG Studi Kasus pada Yayasan Pendidikan YPKTH

ANALISIS KETENTUAN FISKAL TERHADAP LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL UNTUK MENENTUKAN BESARNYA PPh TERHUTANG Studi Kasus pada Yayasan Pendidikan YPKTH JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 9 No. 1, April 2009 : 9-17 ANALISIS KETENTUAN FISKAL TERHADAP LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL UNTUK MENENTUKAN BESARNYA PPh TERHUTANG Studi Kasus pada Yayasan Pendidikan YPKTH

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN, PENYETORAN, PELAPORAN, DAN PENCATATAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS PEGAWAI TETAP PADA PT X

ANALISIS PERHITUNGAN, PENYETORAN, PELAPORAN, DAN PENCATATAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS PEGAWAI TETAP PADA PT X JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI ISSN: 1410-9875 Vol. 19, No. 1a, November 2017, Issue 4, Hlm. 266-273 http://jurnaltsm.id/index.php/jba ANALISIS PERHITUNGAN, PENYETORAN, PELAPORAN, DAN PENCATATAN PAJAK PENGHASILAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Koreksi Fiskal dan Penghasilan Kena Pajak. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Koreksi Fiskal dan Penghasilan Kena Pajak. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Koreksi fiskal dengan penyesuaian laporan keuangan komersial yang telah disusun oleh wajib pajak dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Dalam koreksi tersebut muncul perbedaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Pajak Penghasilan, Laporan Keuangan Komersial, Laporan Keuangan Fiskal, Rekonsiliasi Fiskal.

ABSTRAK. : Pajak Penghasilan, Laporan Keuangan Komersial, Laporan Keuangan Fiskal, Rekonsiliasi Fiskal. Judul : Nama : Rekonsiliasi Fiskal Sebagai Dasar Untuk Menentukan Pajak Penghasilan Terutang (Studi Kasus Usaha Dagang Wajib Pajak Orang Pribadi Tuan X Tahun Pajak 2016) I Gede Irvan Prabowo NIM : 1406043077

Lebih terperinci

PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PERUBAHAN BENTUK USAHA (STUDI KASUS DI RESTORAN T)

PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PERUBAHAN BENTUK USAHA (STUDI KASUS DI RESTORAN T) PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PERUBAHAN BENTUK USAHA (STUDI KASUS DI RESTORAN T) Lili Mariana, Yunita Anwar Universitas Bina Nusantara Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan/Palmerah Jakarta Barat 11480

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah pembahasan pada bab sebelumnya dimana dilakukan evaluasi

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah pembahasan pada bab sebelumnya dimana dilakukan evaluasi BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah pembahasan pada bab sebelumnya dimana dilakukan evaluasi terhadap laporan laba/ rugi perusahaan, dan melakukan rekonsiliasi perhitungan laba/ rugi, maka dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada Negara

BAB II LANDASAN TEORI. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada Negara BAB II LANDASAN TEORI II.1 II.1.1 Dasar Perpajakan Pengertian Pajak Pengertian pajak menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada

Lebih terperinci

Analisis Penerapan Tax Planning dalam Upaya Meningkatkan Efisiensi Pembayaran Beban Pajak Penghasilan pada PT. Graha Mitra Sukarami

Analisis Penerapan Tax Planning dalam Upaya Meningkatkan Efisiensi Pembayaran Beban Pajak Penghasilan pada PT. Graha Mitra Sukarami Analisis Penerapan Tax Planning dalam Upaya Meningkatkan Efisiensi Pembayaran Beban Pajak Penghasilan pada PT. Graha Mitra Sukarami Noviandi Librata(folkx_gear@yahoo.co.id) Kardinal (Kardinal@stmik-mdp.net)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani II.1. Dasar-dasar Perpajakan Indonesia BAB II LANDASAN TEORI II.1.1. Definisi Pajak Apabila membahas pengertian pajak, banyak para ahli memberikan batasan tentang pajak, diantaranya pengertian pajak yang

Lebih terperinci

EVALUASI KEWAJIBAN PERPAJAKAN PPh BADAN PADA PT. SEMBILAN JAYA AGUNG

EVALUASI KEWAJIBAN PERPAJAKAN PPh BADAN PADA PT. SEMBILAN JAYA AGUNG EVALUASI KEWAJIBAN PERPAJAKAN PPh BADAN PADA PT. SEMBILAN JAYA AGUNG Ikato Satria Dangerfield, Maya Safira Dewi Bina Nusantara University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta Barat 11530, (021)53696969,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pajak Pajak merupakan penerimaan negara yang paling utama, untuk itu pajak merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan pelaksanaan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PT.X DI SURABAYA JURNAL. Disusun Oleh : INDRASWARI NIM : PROGRAM STUDI AKUNTANSI

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PT.X DI SURABAYA JURNAL. Disusun Oleh : INDRASWARI NIM : PROGRAM STUDI AKUNTANSI ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PT.X DI SURABAYA JURNAL Disusun Oleh : INDRASWARI NIM : 01113131 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PEMOTONGAN DAN PENYETORAN SERTA PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 26 TAHUN (STUDI KASUS: PERUM PERURI)

ANALISIS PENERAPAN PEMOTONGAN DAN PENYETORAN SERTA PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 26 TAHUN (STUDI KASUS: PERUM PERURI) ANALISIS PENERAPAN PEMOTONGAN DAN PENYETORAN SERTA PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 26 TAHUN 2010-2012 (STUDI KASUS: PERUM PERURI) Anggraini Larasati, Hanggoro Pamungkas Universitas Bina

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penghasilan badan yang dilakukan oleh PT Bank MAJU, maka dengan hasil penelitian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penghasilan badan yang dilakukan oleh PT Bank MAJU, maka dengan hasil penelitian BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi atas pelaksanaan perencanaan pajak penghasilan badan yang dilakukan oleh PT Bank MAJU, maka dengan hasil penelitian ini

Lebih terperinci

Evaluasi Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT CRS

Evaluasi Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT CRS Evaluasi Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT CRS Elindia Farahiya Adani Komplek Cipulir Permai Blok N No. 11 Jakarta Selatan, 081294630023, el_farahi@ymail.com Drs. Hery Gunawan, M.M. ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan defenisi dari laporan keuangan yaitu catatan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan defenisi dari laporan keuangan yaitu catatan informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan berguna untuk memberikan gambaran atau informasi keuangan yang lengkap mengenai jenis dan jumlah setiap aset, kewajiban, dan ekuitas serta jenis dan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBERIAN TUNJANGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DALAM MENGEFISIENSIKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. ZANUR LINAS MANDIRI GORONTALO

ANALISIS PEMBERIAN TUNJANGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DALAM MENGEFISIENSIKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. ZANUR LINAS MANDIRI GORONTALO 1 ANALISIS PEMBERIAN TUNJANGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DALAM MENGEFISIENSIKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. ZANUR LINAS MANDIRI GORONTALO NUR ENDANG FATRAH KATILI Jurusan Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO)

BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO) BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO) Perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya antara akuntansi komersial dan fiskal menimbulkan perbedaan dalam menghitung besarnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Akuntansi PPN PT. Biro ASRI PT. Biro ASRI dalam menjalankan operasi perusahaan selain berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak Pertambahan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KETENTUAN MENGENAI SANKSI PERPAJAKAN DI INDONESIA

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KETENTUAN MENGENAI SANKSI PERPAJAKAN DI INDONESIA BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KETENTUAN MENGENAI SANKSI PERPAJAKAN DI INDONESIA 3.1. Gambaran Singkat Operasi Perusahaan Agar perencanaan pajak dapat dilakukan dengan baik dan dipahami oleh pihak-pihak

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaranpengeluarannya. Salah satu subjek pajak adalah badan. Wajib pajak badan dalam prakteknya tentu melakukan proses pembukuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan Negara. Dari sudut pandang ekonomi, pajak merupakan Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan Negara. Dari sudut pandang ekonomi, pajak merupakan Penerimaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi dan perkembangan sosial suatu bangsa diwujudkan karena adanya sumber pendanaan yang tetap. Sampai saat ini sumber pendanaan dan pembiayaan serta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pajak Penghasilan 2.1.1 Pengertian Pajak Penghasilan Menurut Resmi (2011: 74) Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Beban dan Pendapatan Perusahaan Langkah pertama yang dilakukan penulis adalah dengan melakukan koreksi fiskal atas laporan laba rugi perusahaan sesuai dengan undang-undang

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK YANG DILAKUKAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK ( KPP ) PRATAMA JAKARTA TAMAN SARI SATU

EVALUASI PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK YANG DILAKUKAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK ( KPP ) PRATAMA JAKARTA TAMAN SARI SATU EVALUASI PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK YANG DILAKUKAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK ( KPP ) PRATAMA JAKARTA TAMAN SARI SATU Candy Leonita Sari, Murtedjo, SE., Ak., MM ABSTRAK Penelitian mengenai pelaksanaan

Lebih terperinci

PROSEDUR PELAYANAN PENDAFTARAN DAN PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA MEDAN PETISAH

PROSEDUR PELAYANAN PENDAFTARAN DAN PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA MEDAN PETISAH PROSEDUR PELAYANAN PENDAFTARAN DAN PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA MEDAN PETISAH TUGAS AKHIR Disusun sebagai Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN PAJAK Pengertian Pajak menurut Waluyo dan Ilyas adalah sebagai berikut : Pajak adalah iuran wajib kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terhutang kepada wajib

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN FORMULIR 1771 KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERHATIAN : SEBELUM MENGISI, BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK

Lebih terperinci

ANALISIS PENYELESAIAN BANDING ATAS SENGKETA HUTANG PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PT. RMS DI PENGADILAN PAJAK)

ANALISIS PENYELESAIAN BANDING ATAS SENGKETA HUTANG PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PT. RMS DI PENGADILAN PAJAK) ANALISIS PENYELESAIAN BANDING ATAS SENGKETA HUTANG PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PT. RMS DI PENGADILAN PAJAK) Vita Arina Anzelica, Gustian Djuanda Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Keuangan,

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 PADA PT.GKS

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 PADA PT.GKS ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 PADA PT.GKS MELDA NOVITA Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk raya No.27, (021) 53696969, meldasinagas@gmail.com YUNITA ANWAR Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

Analisis Penerapan Pajak Dengan Withholding Tax System Terhadap Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat (2) Pada PT. Bank OCBC NISP Kota Palembang

Analisis Penerapan Pajak Dengan Withholding Tax System Terhadap Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat (2) Pada PT. Bank OCBC NISP Kota Palembang Analisis Penerapan Pajak Dengan Withholding Tax System Terhadap Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat (2) Pada PT. Bank OCBC NISP Kota Palembang Senli Senli (Senli.yunita@gmail.com) Siti Khairani (Siti.khairani@mdp.ac.id)

Lebih terperinci

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BAB I KETENTUAN UMUM.

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BAB I KETENTUAN UMUM. SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BAB I KETENTUAN UMUM Dalam Undang-undang ini, yang dimaksud dengan : Pasal 1 1. Wajib Pajak adalah

Lebih terperinci

PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN REVIEW REKONSILIASI FISKAL PADA PT JP

PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN REVIEW REKONSILIASI FISKAL PADA PT JP PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN REVIEW REKONSILIASI FISKAL PADA PT JP Diah Soleha, Gen Norman Thomas, SE., Ak., MM ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi biaya yang boleh dan tidak boleh

Lebih terperinci

Dian Anggraini Devi Farah Azizah Timotius Jositrianto

Dian Anggraini Devi Farah Azizah Timotius Jositrianto ANALISIS PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, PELAPORAN, dan PENYETORAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 ATAS KARYAWAN TETAP (Studi Kasus Pada PT. Sarah Ratu Samudera) Dian Anggraini Devi Farah Azizah Timotius Jositrianto

Lebih terperinci

ANALYSYS OF INCOME TAX RECEIPTS CORPORATE TAXPAYERS BEFORE AND AFTER THE TAX AUDIT (A Case Study at KPP Pratama Bandung Karees)

ANALYSYS OF INCOME TAX RECEIPTS CORPORATE TAXPAYERS BEFORE AND AFTER THE TAX AUDIT (A Case Study at KPP Pratama Bandung Karees) ANALYSYS OF INCOME TAX RECEIPTS CORPORATE TAXPAYERS BEFORE AND AFTER THE TAX AUDIT (A Case Study at KPP Pratama Bandung Karees) Muhammad Irsan Ramadhan 113403193 Email: irsan.ramadhan@gmail.com Program

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PEBGHASILAN BADAN DI PT STARINDO CLEANING TECHNOLOGIES

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PEBGHASILAN BADAN DI PT STARINDO CLEANING TECHNOLOGIES ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PEBGHASILAN BADAN DI PT STARINDO CLEANING TECHNOLOGIES Citra Ameiliasari, Heri Sukendar W Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No.27 Kebon Jeruk Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan terbesar negara yang digunakan untuk pembangunan nasional. Pajak dipungut dari rakyat Indonesia dan menjadi salah

Lebih terperinci