PEIIEWAN MODEL GOAl '80GIIMIMIIIG DAIAM OPTlMlSI PRODUISI POLYESTER DAII FANCY PLYWOOD 01 PTJABAR UTAMA WOOD IIDUSTRY, TAN G ERAII 0 JAWABARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEIIEWAN MODEL GOAl '80GIIMIMIIIG DAIAM OPTlMlSI PRODUISI POLYESTER DAII FANCY PLYWOOD 01 PTJABAR UTAMA WOOD IIDUSTRY, TAN G ERAII 0 JAWABARAT"

Transkripsi

1 ! PEIIEWAN MODEL GOAl '80GIIMIMIIIG DAIAM OPTlMlSI PRODUISI POLYESTER DAII FANCY PLYWOOD 01 PTJABAR UTAMA WOOD IIDUSTRY, TAN G ERAII 0 JAWABARAT Oleh: ROHIDI F JURUSAN TEKNOLOGIINDUSTRI PERT AN IAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN PENERAPAN MODEL GOAL PROGRAMMING DALAM OPTIMASI PRODUKSI POLYESTER DAN FANCY PLYWOOD 01 PT. JABAR UTAMA WOOD INDUSTRY, TANGERANG JAWABARAT SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh: ROHIDI F2B.0317 Dilahirkan pada tanggal15 Desember 1972 di Jakarta Tanggal lui us: t Agustus 1998

3 ROHIOI (F ). Penerapan Model Goal Programming dalam Optimasi Produksi Polyester dan Fancy Plywood Oi PT. Jabar Utama Wood Industry, Tangerang, Jawa Barat. Oi Bawah Bimbingan Abdul Basith. RINGKASAN Peranan industri kayu lapis dalam pemasukan devisa, penyerapan tenaga kerja, dan pembangunan daerah-daerah terpencil, telah menempatkan industri kayu lapis pada posisi dan dimensi yang sangat vital dan strategis bagi pembangunan nasiona!. Menurut APKINOO (1991), secara global kebutuhan dunia akan produk kayu lapis kayu keras (hard wood plywood) menurut perkiraan konservatif mencapai sekitar 18 juta m 3 dengan perkembangan tiap tahun sekitar 5-10 persen, sedangkan suplai dari negara-nagara produsen baru sekitar 11 juta m 3. Dengan demikian, sebenarnya pasaran buat Indonesia semaldn terbuka lebar dan posisi kayu lapis Indonesia di pasaran dunia maldn kuat. Perusahaan sebagai pemilik faktor-faktor produksi, dalam era globalisasi dengan sistem perdagangan bebas yang semakin kompetitif ini, dituntut untuk berlaku efisien dalam menghasilkan output. Oleh karena itu diperlukan strategi fungsional yang meliputi bidang pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, dan sumberdaya manusia yang pada intinya bertujuan untuk mengoptimalkan produktivitas perusahaan. Pada prinsipnya, volume produksi yang dibuat oleh perusahaan disesuaikan dengan permintaan pasarnya. Namun demikian, dengan adanya faktor pembatas dan sasaran lainnya yang diinginkan perusahaan, maka perlu dilakukan optimalisasi komposisi jumlah produksi yang memberikan laba maksimum dan biaya minimum sesuai dengan sasaran dan kendala pembatas tersebut. Dengan alasan inilah penelitian ini dilakukan dan diharapkan dapat /":.:'~'<:>, memberikan masukan yang berarti bagi perusahaan. ~:::C">'I'~:">C>" ~e... ~~1fJ \\''0 "<":ic{{jiy "'';'/ \\ ' ''i:'' q~ /' \~\ '-f1[::"i"""~'\""p;' / '\~.. oj~./ """'--~~~

4 Penelitian ini dilaksanakan di PT. Jabar Utama Wood Industry yang berlokasi di Tangerang, Jawa Barat. Perusahaan ini memiliki empat unit produksi, yaitu Polyester Plywood, Fancy Plywood, Fancy Flooring, dan Heating Floor. Namun dalam penelitian ini hanya dibatasi pada dua unit produksi saja, yaitu Polyester Plywood dan Fancy Plywood. Kedua unit produksi ini terutama menghasilkan produk polyester plywood warna putih, teak fancy plywood, dan oak fancy plywood. Tujuan penelitian ini adalah untuk merencanakan kombinasi volume produksi di PT. Jabar Utama Wood Industry yang meliputi polyester plywood, teak fancy plywood, dan oak fancy plywood dengan memperhatikan volume permintaan pasar, biaya variabel total, kapasitas produksi terpasang, target laba yang ingin dicapai, keuntungan per unit produk, dan jumlah hari ke~a operasi maksimum sehingga kombinasi volume tersebut memberikan hasil yang optimal. Manfaat dari penelitian ini adalah (1) memberikan masukan kepada perusahaan dalam rangka perencanaan produksi jangka pendek sesuai sasaran dan kendala-kendala yang dihadapi sehingga diperoleh kombinasi volume produksi yang memberikan manfaat optimal, (2) sebagai bahan informasi penyusunan rencana implementasi langkah-iangkah yang perlu ditempuh untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, sehingga dapat meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini terbagi dalam dua bagian, yaitu metode analisis untuk peramalan permintaan pasar dengan menggunakan model Pemulusan Eksponensial Berganda atau Double Exponential Smoothing (DES) dan metode analisis untuk optimasi produksi dengan menggunakan model Linear Goal Programming (LGP). Model goal programming yang digunakan dalam penelitian ini memiliki enam variabel keputusan (X1, X 2, N, X 3, Xs, Xs) dan 12 buah kendala tujuan (goal constraints). Penyelesaian model goal programming ini dilakukan dengan bantuan program komputer LINDO (Linear Interactive Discrete Optimizer).

5 Dari hasil peramalan permintaan pasar dengan menggunakan model Pemulusan Eksponensial Berganda didapat nilai peramalan permintaan pasar tahun 1998 untuk produk polyester plywood tipis sebesar 26, m 3, polyester plywood tebal 5, m 3, teak fancy plywood tipis 1, m 3, teak fancy plywood tebal m 3, oak fancy plywood tipis 3, m 3, dan oak fancy plywood tebal sebesar 4, m 3. Nilai-nilai peramalan tersebut adalah nilai-nilai peramalan yang memberikan nilai Mean Square Error (MSE) dan Mean Absolute Percentage Error (MAPE) terkecil setelah dilakukan pengujian statistika pada tiga nilai CI. yang berbeda ( CI. = 0.05, CI. = 0.1, dan CI. = 0.5). Peramalan permintaan pasar akan sangat berguna bagi pabrik terutama jika dikaitkan dengan penentuan volume produksi optimal sesuai dengan permintaan pasar. Nilai-niliai hasil peramalan tersebut dijadikan Nilai Ruas Kanan (NRK) pada kendala pemenuhan permintaan pasar dan dipadukan dengan kendalakendala sasaran lain dalam suatu model Goal Programming untuk mendapatkan output yang memberikan manfaat yang optimal. Analisis goal programming dibagi ke dalam dua bagian, yaitu analisis optimalisasi pada sistem produksi yang sedang dijalankan saat ini dan analisis pengujian beberapa alternatif pemecahan masalah. Ada 3 alternatif yang diuji yaitu: (1) alternatif berproduksi sesuai kapasitas produksi, (2) alternatif berproduksi sesuai jumlah hari kerja maksimum, dan (3) alternatif berproduksi dengan mengoptimalkan seluruh kendala yang ada. Dari hasil analisis optimalisasi pada sistem produksi yang sedang dijalankan saat ini, memberikan nilai fungsi tujuan (Zmin) sebesar 279,793.0 dengan memperlihatkan komposisi produksi polyester plywood tipis (X1) sebesar 26, m 3, polyester plywood tebal (X2) 5, m 3, teak fancy plywood tipis (X3) 1, m 3, teak fancy plywood tebal 9<4) m 3, oak fancy plywood tipis (Xs) 3, m 3, dan oak fancy plywood tebal (Xs) sebesar 4, m 3. Komposisi tersebut hanya memenuhi kendala sasaran pemenuhan permintaan pasar dan peminimuman biaya variabel total sedangkan sasaran lainnya seperti:

6 pencapaian laba total maksimum, peminimuman idle capacity di kedua unit produksi, dan penggunaan jumlah hari kerja operasi secara maksimal tidak dapat dipenuhi. Dengan demikian, banyak faktor produksi yang tidak dimanfaatkan dan dibiarkan menganggur. Dari hasil pengujian terhadap beberapa alternatif pemecahan masalah, didapat solusi yang lebih baik yang memberikan nilai fungsi tujuan terkecil pada alternatif berproduksi dengan mengoptimalkan seluruh sasaran kendala yang ada. Alternatif ini memberikan nilai fungsi tujuan (Zmin) sebesar 4,044.07, sedangkan alternatif berproduksi sesuai kapasitas produksi memberikan nilai fungsi tujuan (Zmin) 4, dan alternatif berproduksi sesuai jumlah hari kerja maksimum memberikan nilai fungsi tujuan (Zmin) sebesar 10, Komposisi produksi optimal pada alternatif berproduksi dengan mengoptimalkan seluruh kendala yang ada untuk produk polyester plywood tipis sebesar 26, m 3, polyester plywood tebal 5,44181 m 3, teak fancy plywood tipis m 3, teak fancy plywood tebal m 3, oak fancy plywood tipis 3, m 3, dan oak fancy plywood tebal sebesar 6, m 3 Komposisi produksi tersebut memenuhi sasaran utama perusahaan yaitu memaksimalkan laba total dan meminimalkan boiaya total variabel. Selain itu, perusahaan juga dapat mengetahui bahwa produk-produk fancy plywood terutama yang berukuran tebal harus mendapatakan perhatian lebih untuk diprioritaskan pengelolaannya terutama pemasarannya karena produk-produk tersebut memilki opportunity cost lebih besar dibandingkan dengan yang lainnya.

7 KATA PENGANTAR Segala puji syukur penulis panjatkan bagi Allah SWT yang telah memberikan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana teknologi pertanian pada jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Dalam penyelesaian skripsi ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Bapak Ir. Abdul Basith, MS., selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini, 2. Bapak Ir. Budi Kristianto di APKINOO, yang telah banyak membantu dalam proses perijinan penelitian, 3. Bapak Drs. T. Faisa, selaku manajer Personalian dan Umum PT. Jabar Utama wood Industry, yang telah membantu dalam proses pengambilan data dan informasi di lapangan, 4. Bapak Kevin Herbianto, selaku Kepala Bagian Produksi di unit produksi Polyester, yang banyak memberikan masukan data dan informasi, 5. Bapak Mahmud, Selaku Kepala Bagian Produksi di unit produksi Fanc~, yang juga banyak memberikan masukan data dan informasi, i

8 6. Mbak Sri Rejeki dan Mas Kusnadi di bag ian PPIC, atas bantuannya mencarikan data yang diperlukan, 7. Segenap karyawan PT. Jabar Utama Wood Industry, 8. Mukti - Ika, atas pemberian semangat dan pinjaman komputernya, 9. Teman-teman kost, atas semangat dan pengertiannya selama ini. Penulis berharap semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi perusahaan tempat penelitian pada khususnya dan bagi para pengguna referensi pada umumnya. Penulis menyadari bahwa laporan skripsi ini belum sempurna, oleh karenanya penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Bogor, April Penulis. ii

9 DAFTARISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR lsi... iii DAFTAR LAMPIRAN... v DAFTAR TABEL.... vi DAFTAR GAMBAR... vii I. PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG... 1 B. TUJUAN PENELITIAN... 4 C. MANFAAT PENELITIAN... 5 II. TINJAUAN PUSTAKA... 6 A. MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI... 6 B. PERAMALAN (FORECASTING) PERMINTAAN PASAR C. TEORI GOAL PROGRAMMING III. METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN MASALAH B. PENGUMPULAN DATA C. PEMBATASAN MASALAH Varia bel Keputusan Asumsi-asumsi dalam Program Bertujuan Kendala-kendala Sasaran D. ANALISIS DATA Peramalan Permintaan Pasar Optimasi Produksi dengan Goal Programming IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN...29 A. SEJARAH PERUSAHAAN B. STRUKTUR ORGANISASI ill

10 C. KETENAGAKERJAAN D. KETERSEDIAAN BAHAN BAKU D. PROSES PRODUKSI POLYESTER DAN FANCY PL YWOOD Produksi Polyesteer Plywood Produksi Fancy Plywood V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PERAMALAN PERMINTAAN PASAR Polyester Plywood Tipis Polyester Plywood Tebal Teak Fancy Plywood Tipis Teak Fancy Plywood Tebal Oak Fancy Plywood Tipis Oak Fancy Plywood Tebal B. OPTIMASI PRODUKSI SESUAI DENGAN SISTEM PRODUKSI YANG SEDANG BERJALAN C. OPTIMASI PRODUKSI DENGAN PENGUJIAN BEBERAPA AL TERNATIF PILIHAN Optimasi Produksi Disesuaikan dengan Kapasitas Produksi Optimasi Produksi Disesuaikan dengan Jumlah Hari Operasi Optimasi Produksi dengan Mengoptimalkan Seluruh Kendala yang Ada D. ANALISIS SENSITIVITAS VII. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN B.SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN ~/.<"'.:~~.:-:~~~~ /_. ' c. "c."'~~ {/... " I:.. '.\ 0;; II \\-f', _'":':;} )"'// ;\' '...":':;':-'\:Ij... ~~{:~\~ \\\-:~\. "-<0::..,;;".;i? ~~~./.-' iv \ _.. _ --~ ~ '1- \\ P,,- tx~' /.f ~\\ t:nhfl';tf~'fj~'_/:j "*-~;::,,::;~ :::~-.:;;;;;;P'

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

JURNAL TEKNIK POMITS Vol.1, No. 1, (2013) 1-6 II. URAIAN PENELITIAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol.1, No. 1, (2013) 1-6 II. URAIAN PENELITIAN JURNAL TEKNIK POMITS Vol.1, No. 1, (013) 1-6 PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK PERENCANAAN PRODUKSI PADA PRODUK OLAHAN TEBU (STUDI KASUS: PG. XXX, JAWA TIMUR) Pupy Ajiningtyas, Suhud Wahyudi, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan menjadi standar hasil dalam perkembangan dunia usaha itu sendiri. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. akan menjadi standar hasil dalam perkembangan dunia usaha itu sendiri. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan dalam sebuah produksi merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dalam dunia usaha. Secara tidak langsung perencanaan produksi akan menjadi standar

Lebih terperinci

KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DI PT. WISKA. Oleh PATAR NAIBAHO H

KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DI PT. WISKA. Oleh PATAR NAIBAHO H KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DI PT. WISKA Oleh PATAR NAIBAHO H24050116 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ABSTRAK Patar Naibaho H24050116. Kajian Perencanaan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. = tujuan atau target yang ingin dicapai. = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m )

BAB III PEMBAHASAN. = tujuan atau target yang ingin dicapai. = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m ) BAB III PEMBAHASAN A. Penyelesaian Perencanaan Produksi dengan Model Goal Programming Dalam industri makanan khususnya kue dan bakery, perencanaan produksi merupakan hasil dari optimisasi sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan wingko pada tahun 2016.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan wingko pada tahun 2016. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan dan Pengolahan Data Untuk menganalisi permasalahan pengoptimalan produksi, diperlukan data dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR SKRIPSI MAULANA YUSUP H34066080 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan produksi sebagai suatu perencanaan taktis yang bertujuan untuk memberikan keputusan berdasarkan sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas yang sangat penting dalam menentukan kontinuitas operasional produksi. Di dalam praktek, manajer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan produksi adalah suatu kegiatan yang berkenaan dengan penentuan apa yang harus diproduksi, berapa banyak diproduksi dan sumber daya apa yang dibutuhkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Puyuh Bintang Tiga (PPBT) yang berlokasi di Jalan KH Abdul Hamid Km 3, Desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 126 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah 127 1 PENGUMPULAN DATA - Data spesifikasi produk - Data bahan baku - Data jumlah mesin

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK PERENCANAAN PRODUKSI PADA PRODUK OLAHAN TEBU (STUDI KASUS: PG. XXX JAWA TIMUR)

PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK PERENCANAAN PRODUKSI PADA PRODUK OLAHAN TEBU (STUDI KASUS: PG. XXX JAWA TIMUR) PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK PERENCANAAN PRODUKSI PADA PRODUK OLAHAN TEBU (STUDI KASUS: PG. XXX JAWA TIMUR) Oleh : Pupy Ajiningtyas 1209 100 075 Dosen Pembimbing : 1. Drs. Suhud Wahyudi, M.Si

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Meningkatnya persaingan perusahaan tepung terigu baik secara lokal maupun global akhir-akhir ini mengharuskan perusahaan memiliki keunggulan kompetitif. Di Indonesia persaingan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Berikut merupakan variabel yang digunakan dalam pemecahan masalah pada penelitian ini yaitu sebagai berikut : Data historis penjualan yang akan digunakan untuk

Lebih terperinci

mesin penggergajian untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kualitas produk yang dihasilkan.

mesin penggergajian untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kualitas produk yang dihasilkan. A. Latar Belakang Semua perusahaan diasumsikan mempunyai tujuan utama yang sama yaitu menghasilkan keuntungan disamping mempertahankan hidup (survive), memberikan manfaat yang besar kepada lingkungan masyarakat

Lebih terperinci

DAFTAR IS1...

DAFTAR IS1... DAFTAR IS1 KATA PENGANTAR. DAFTAR IS1 DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN. i iii v vii viii I. PENDAHULUAN 1 1 Latar Belakang.. 1.2 Perumusan Masalah. 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian. 1.4 Ruang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi globalisasi dunia saat ini mendorong persaingan diantara para pelaku bisnis yang semakin ketat. Di Indonesia sebagai negara berkembang, pembangunan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Adolina PTPN IV Medan, Sumatera Utara. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 43 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan ilmu teknologi yang begitu cepat membuat persaingan pasar di antara perusahaan-perusahaan semakin meningkat, khususnya dalam hal memperebutkan

Lebih terperinci

Optimasi Jumlah Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya Berdasarkan Jenis Pelanggan dengan Metode Fuzzy Goal Programming

Optimasi Jumlah Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya Berdasarkan Jenis Pelanggan dengan Metode Fuzzy Goal Programming JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Optimasi Jumlah Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya Berdasarkan Jenis Pelanggan Metode Fuzzy Goal Programming Rofiqoh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perusahaan selalu berusaha untuk mendapatkan laba yang maksimal. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang kompleks dalam mengambil

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 20 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah pemikiran terhadap suatu besaran, misalnya permintaan terhadap satu atau beberapa produk pada periode yang akan datang.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan keuntungan untuk kelancaraan kontinuitas usahanya dan mampu bersaing

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Operation Research (OR) digunakan dalam penyelesaian masalahmasalah manajemen untuk meningkatkan produktivitas, atau efisiensi. Metode dalam Teknik

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT

OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT 1 OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : NUR HAYATI ZAENAL A14104112 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

OPTIMASI PARAMETER α DAN γ DALAM PEMULUSAN EKSPONENSIAL DUA PARAMETER DENGAN METODE MODIFIKASI GOLDEN SECTION

OPTIMASI PARAMETER α DAN γ DALAM PEMULUSAN EKSPONENSIAL DUA PARAMETER DENGAN METODE MODIFIKASI GOLDEN SECTION OPTIMASI PARAMETER α DAN γ DALAM PEMULUSAN EKSPONENSIAL DUA PARAMETER DENGAN METODE MODIFIKASI GOLDEN SECTION NILA YUWIDA 1208100015 Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes Drs. Lukman Hanafi,

Lebih terperinci

VII. KEPUTUSAN PRODUKSI AKTUAL DAN OPTIMAL

VII. KEPUTUSAN PRODUKSI AKTUAL DAN OPTIMAL VII. KEPUTUSAN PRODUKSI AKTUAL DAN OPTIMAL 7.1 Keputusan Produksi Aktual Keputusan produksi aktual adalah keputusan produksi yang sudah terjadi di P4S Nusa Indah. Produksi aktual di P4S Nusa Indah pada

Lebih terperinci

PENENTUAN KAPASITAS OPTIMAL PRODUKSI CPO DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING PADA PABRIK KELAPA SAWIT (PTPN III) SEI RAMBUTAN TUGAS SARJANA

PENENTUAN KAPASITAS OPTIMAL PRODUKSI CPO DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING PADA PABRIK KELAPA SAWIT (PTPN III) SEI RAMBUTAN TUGAS SARJANA PENENTUAN KAPASITAS OPTIMAL PRODUKSI CPO DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING PADA PABRIK KELAPA SAWIT (PTPN III) SEI RAMBUTAN TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

III. LANDASAN TEORI A. TEKNIK HEURISTIK

III. LANDASAN TEORI A. TEKNIK HEURISTIK III. LANDASAN TEORI A. TEKNIK HEURISTIK Teknik heuristik adalah suatu cara mendekati permasalahan yang kompleks ke dalam komponen-komponen yang lebih sederhana untuk mendapatkan hubungan-hubungan dalam

Lebih terperinci

SKRIPSI STRATEGI PERENCANAAN PRODUIGI AGREGAT INDUSTRI KAYU LAPIS (STUD1 KASUS PADA PT. KAYU LAPIS INDONESIA, SEMARANG JAWA TENGAH) Oleh

SKRIPSI STRATEGI PERENCANAAN PRODUIGI AGREGAT INDUSTRI KAYU LAPIS (STUD1 KASUS PADA PT. KAYU LAPIS INDONESIA, SEMARANG JAWA TENGAH) Oleh SKRIPSI STRATEGI PERENCANAAN PRODUIGI AGREGAT INDUSTRI KAYU LAPIS (STUD1 KASUS PADA PT. KAYU LAPIS INDONESIA, SEMARANG JAWA TENGAH) Oleh AHMAD MUKTI ALMANSUR F 29.1409 1997 FAIWLTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

SKRIPSI STRATEGI PERENCANAAN PRODUIGI AGREGAT INDUSTRI KAYU LAPIS (STUD1 KASUS PADA PT. KAYU LAPIS INDONESIA, SEMARANG JAWA TENGAH) Oleh

SKRIPSI STRATEGI PERENCANAAN PRODUIGI AGREGAT INDUSTRI KAYU LAPIS (STUD1 KASUS PADA PT. KAYU LAPIS INDONESIA, SEMARANG JAWA TENGAH) Oleh SKRIPSI STRATEGI PERENCANAAN PRODUIGI AGREGAT INDUSTRI KAYU LAPIS (STUD1 KASUS PADA PT. KAYU LAPIS INDONESIA, SEMARANG JAWA TENGAH) Oleh AHMAD MUKTI ALMANSUR F 29.1409 1997 FAIWLTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN tersembunyi berkisar dari sampai dengan 4 neuron. 5. Pemilihan laju pembelajaran dan momentum Pemilihan laju pembelajaran dan momentum mempunyai peranan yang penting untuk struktur jaringan yang akan dibangun.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Peramalan 2.1.1. Pengertian dan Kegunaan Peramalan Peramalan (forecasting) menurut Sofjan Assauri (1984) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Sedangkan ramalan adalah

Lebih terperinci

SKRIPSI APLIKASI METODE GOLDEN SECTION UNTUK OPTIMASI PARAMETER PADA METODE EXPONENTIAL SMOOTHING. Disusun oleh: DANI AL MAHKYA

SKRIPSI APLIKASI METODE GOLDEN SECTION UNTUK OPTIMASI PARAMETER PADA METODE EXPONENTIAL SMOOTHING. Disusun oleh: DANI AL MAHKYA APLIKASI METODE GOLDEN SECTION UNTUK OPTIMASI PARAMETER PADA METODE EXPONENTIAL SMOOTHING SKRIPSI Disusun oleh: DANI AL MAHKYA 24010210141025 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 12 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses produksi setiap perusahaan pasti dihadapkan pada persoalan mengoptimalkan lebih dari satu tujuan. Tujuan-tujuan dari persoalan produksi tersebut ada

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2010. Lokasi penelitian berada di PT Perikanan Nusantara Cabang Benoa, Bali (Peta lokasi kantor PT Perikanan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rinadya Yoghurt yang berlokasi di Bukit Asri Ciomas Blok A5 No. 9, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ

OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.1 ; Juni 2015 OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ NINA HAIRIYAH Jurusan Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Di era pasar bebas yang penuh dengan persaingan yang ketat, menjadi suatu kewajiban bagi setiap perusahaan untuk mampu bertahan dengan persaingan yang ada dengan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Sistem Produksi Secara umum produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Pemrograman Linear Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk memecahkan persoalan optimasi (maksimum atau minimum) dengan menggunakan persamaan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini, perkembangan perusahaan baik dalam bidang jasa atau produksi dapat dikatakan maju secara signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORITIS BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relative lama.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari ekonomi global yang melanda hampir negara-negara di Amerika dan Asia. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. dari ekonomi global yang melanda hampir negara-negara di Amerika dan Asia. Hal ini 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perdagangan pada saat ini cukup sulit, dikarenakan dampak dari ekonomi global yang melanda hampir negara-negara di Amerika dan Asia. Hal

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Variabel Berikut variabel yang digunakan dalam pemecahan masalah pada penelitian ini yaitu: - Data historis penjualan yang kemudian digunakan untuk menentukan target

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong)

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) Ai Nurhayati 1, Sri Setyaningsih 2,dan Embay Rohaeti 2. Program Studi Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PENJUALAN UNTUK MENENTUKAN PERENCANAAN PERSEDIAAN DENGAN MENGGUNAKAN FORECASTING. (Studi pada Toko Tekstil Gemilang Jaya Bandung)

ANALISIS TINGKAT PENJUALAN UNTUK MENENTUKAN PERENCANAAN PERSEDIAAN DENGAN MENGGUNAKAN FORECASTING. (Studi pada Toko Tekstil Gemilang Jaya Bandung) ANALISIS TINGKAT PENJUALAN UNTUK MENENTUKAN PERENCANAAN PERSEDIAAN DENGAN MENGGUNAKAN FORECASTING (Studi pada Toko Tekstil Gemilang Jaya Bandung) Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perencanaan Produksi 1. Pengertian Perencanaan Produksi Perencanaan produksi merupakan perencanaan tentang produk apa dan berapa yang akan diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG Siti Rohana Nasution 1, Temotius Agung Lukito 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nasutionana@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA NONLINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PARAMETER DALAM METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL SATU PARAMETER

PENGGUNAAN ALGORITMA NONLINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PARAMETER DALAM METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL SATU PARAMETER PENGGUNAAN ALGORITMA NONLINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PARAMETER DALAM METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL SATU PARAMETER Nama Mahasiswa : Eka Novi Nurhidayati NRP : 1208 100 040 Jurusan : Matematika

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME PENJUALAN OBAT HEWAN PT UNIVETAMA DINAMIKA, JAKARTA ALAMANDA YOSY BELLADONA H

ANALISIS PERAMALAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME PENJUALAN OBAT HEWAN PT UNIVETAMA DINAMIKA, JAKARTA ALAMANDA YOSY BELLADONA H ANALISIS PERAMALAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME PENJUALAN OBAT HEWAN PT UNIVETAMA DINAMIKA, JAKARTA ALAMANDA YOSY BELLADONA H14104052 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF pada PT.Baros Farm, Sukabumi. Dibawah bimbingan Abdul Basith dan

RINGKASAN EKSEKUTIF pada PT.Baros Farm, Sukabumi. Dibawah bimbingan Abdul Basith dan RINGKASAN EKSEKUTIF KOESADIYUWONO. 952706.9. Optimasi Produksi Usaha Breeding Fnrtrr pada PT.Baros Farm, Sukabumi. Dibawah bimbingan Abdul Basith dan Harianto. Geladikarva ini dilakukan di perusahaan breeding

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kelangkaan merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Hal ini menjadi masalah utama ketika keinginan manusia yang tidak terbatas berhadapan dengan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci :Single Exponential Smoothing,Double Exponential Smoothing,Mean Absolute Percentage Error.

ABSTRAK. Kata Kunci :Single Exponential Smoothing,Double Exponential Smoothing,Mean Absolute Percentage Error. PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI METODE SES (SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DAN DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN STUDY KASUS PERAMALAN PEMINJAMAN BUKU DI PERPUSTAKAAN DAERAH JEMBER Yuldania (1110651134)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Dalam setiap perusahaan berusaha untuk menghasilkan nilai yang optimal dengan biaya tertentu yang dikeluarkannya. Proses penciptaan nilai yang optimal dapat

Lebih terperinci

KAJIAM POTENSI EKSPOR ROTAN

KAJIAM POTENSI EKSPOR ROTAN KAJIAM POTENSI EKSPOR ROTAN INDONESIA Oleh AHMAD HILMAN F 22. 0274 1991 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PEFiTANIAN BOGOR B O G O R Ahmad Hilman. F22.0274. Kajian Potensi Ekspor Rotan Indonesia. Di

Lebih terperinci

KAJIAM POTENSI EKSPOR ROTAN

KAJIAM POTENSI EKSPOR ROTAN KAJIAM POTENSI EKSPOR ROTAN INDONESIA Oleh AHMAD HILMAN F 22. 0274 1991 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PEFiTANIAN BOGOR B O G O R Ahmad Hilman. F22.0274. Kajian Potensi Ekspor Rotan Indonesia. Di

Lebih terperinci

APLIKASI TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK FORECASTING JUMLAH PENDUDUK MISKIN

APLIKASI TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK FORECASTING JUMLAH PENDUDUK MISKIN APLIKASI TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK FORECASTING JUMLAH PENDUDUK MISKIN Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta padrul.jana@upy.ac.id Abstract This study aims to predict

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 19 3.1 Diagram Alir Penelitian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN MULAI Pengajuan Surat Survei PT. Bangkit Sukses Mandiri (BSM) Diterima? Tidak Ya Observasi Perusahaan Wawancara dengan Direktur PT. BSM Pengamatan

Lebih terperinci

RINGKASAN ISVENTINA. DJONI HARTONO

RINGKASAN ISVENTINA. DJONI HARTONO RINGKASAN ISVENTINA. H14102124. Analisis Dampak Peningkatan Ekspor Karet Alam Terhadap Perekonomian Indonesia: Suatu Pendekatan Analisis Input-Output. Di bawah bimbingan DJONI HARTONO. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER MODEL HYBRIDIZING EXPONENTIAL SMOOTHING DAN NEURAL NETWORK PADA HASIL PENGUKURAN MEAN SEA LEVEL SATELIT ALTIMETRI JASON 2

ESTIMASI PARAMETER MODEL HYBRIDIZING EXPONENTIAL SMOOTHING DAN NEURAL NETWORK PADA HASIL PENGUKURAN MEAN SEA LEVEL SATELIT ALTIMETRI JASON 2 Vol. 7, No. 2, Desember 2012 ESTIMASI PARAMETER MODEL HYBRIDIZING EXPONENTIAL SMOOTHING DAN NEURAL NETWORK PADA HASIL PENGUKURAN MEAN SEA LEVEL SATELIT ALTIMETRI JASON 2 Novi Mara KODE ARTIKEL : 117-2-12

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Malang, Mei Penyusun

KATA PENGANTAR. Malang, Mei Penyusun KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-nya penyusun dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktik (KKN-P) ini dengan baik. Laporan KKN-P

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 51 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Produksi 2.1.1 Arti dan Pentingnya Perencanaan Produksi Perencanaan produksi merupakan penentuan arah awal dari tindakan yang harus dilakukan di masa yang akan datang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Gold Coin Indonesia Medan-Mill adalah perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. PT. Gold Coin Indonesia Medan-Mill adalah perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan PT. Gold Coin Indonesia Medan-Mill adalah perusahaan yang memproduksi makanan ternak dimana volume produk yang dihasilkan dalam jumlah yang besar dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri manufaktur Indonesia saat ini semakin mengalami perkembangan yang sangat pesat dan persaingan yang ketat di industrinya untuk dapat mencapai loyalitas

Lebih terperinci

OPTlMASl PENYUSUNAN FORMULA BAHAN MAKANAN CAMPURAN ( BMC I UNTUK ANAK BALITR DENGAN BAHAN DASAR TEPUNG UBI KAYU

OPTlMASl PENYUSUNAN FORMULA BAHAN MAKANAN CAMPURAN ( BMC I UNTUK ANAK BALITR DENGAN BAHAN DASAR TEPUNG UBI KAYU OPTlMASl PENYUSUNAN FORMULA BAHAN MAKANAN CAMPURAN ( BMC I UNTUK ANAK BALITR DENGAN BAHAN DASAR TEPUNG UBI KAYU Oleh S U H A R T l A 24. 0687 JURUSAN GtZl MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI PROPINSI BALI TAHUN 2006

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI PROPINSI BALI TAHUN 2006 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI PROPINSI BALI TAHUN 2006 OLEH WIDIYATI PAWIT SUWARTI H14084010 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Indonesia saat ini sudah menghadapi pasar bebas. Hal ini membuat persaingan antara produk produk yang ada di Indonesia semakin ketat terutama produk yang sejenis. Dengan semakin ketatnya persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur. Industri manufaktur dipandang sebagai pendorong atau penggerak perekonomian daerah. Seperti umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengolahan buah dan sayuran menjadi produk siap saji memiliki nilai tambah tersendiri bagi pasar. Salah satunya adalah pengolahan buah dan sayuran menjadi makanan ringan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Untuk mengetahui dampak kenaikan harga kedelai sebagai bahan baku (input) dalam industri tempe, akan digunakan beberapa teori yang berkaitan dengan hal tersebut.

Lebih terperinci

OPTIMASI TARGET PRODUKSI FINGERJOINT di PT. KM

OPTIMASI TARGET PRODUKSI FINGERJOINT di PT. KM OPTIMASI TARGET PRODUKSI FINGERJOINT di PT. KM Niken Parwati¹, Erwin Kurnia Iwan¹ ¹Program Studi Teknik Industri Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta Jl. Sisingamangaraja, Kebayoran Baru Jakarta Selatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada pada CV. Agung Jaya Cabang Pabean diperoleh dari supplier atau

BAB I PENDAHULUAN. yang ada pada CV. Agung Jaya Cabang Pabean diperoleh dari supplier atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah CV. Agung Jaya Cabang Pabean adalah cabang perusahaan CV. Agung Jaya Kalang Anyar Sedati. CV. Agung Jaya Cabang Pabean merupakan distributor alat tulis kantor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan bisnis dalam dunia industri mengalami pertumbuhan dengan pesat di Indonesia. Berbagai macam industri sudah banyak menunjukkan

Lebih terperinci

MAKSIMALISASI PROFIT DALAM PERENCANAAN PRODUKSI

MAKSIMALISASI PROFIT DALAM PERENCANAAN PRODUKSI MAKSIMALISASI PROFIT DALAM PERENCANAAN PRODUKSI Tri Hernawati Staf Pengaar Kopertis Wilayah I Dpk Fakultas Teknik Universitas Islam Sumatera Utara Medan Abstrak Profit yang maksimal merupakan tuuan utama

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. tahun 2006 untuk semua tipe produk dan beberapa produk model baru yang

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. tahun 2006 untuk semua tipe produk dan beberapa produk model baru yang BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Penjelasan Peningkatan produksi unit sepeda motor oleh PT. Astra Honda Motor di tahun 2006 untuk semua tipe produk dan beberapa produk model baru yang mampu mendominasi

Lebih terperinci

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING BAB 3 LINEAR PROGRAMMING Teori-teori yang dijelaskan pada bab ini sebagai landasan berpikir untuk melakukan penelitian ini dan mempermudah pembahasan hasil utama pada bab selanjutnya. 3.1 Linear Programming

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kondisi ekonomi dan bisnis selalu berubah setiap waktu, maka para

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kondisi ekonomi dan bisnis selalu berubah setiap waktu, maka para 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak kondisi ekonomi dan bisnis selalu berubah setiap waktu, maka para pimpinan suatu perusahaan atau para pelaku bisnis harus menemukan cara untuk terus

Lebih terperinci

PERAMALAN PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA TOKO OBAT BINTANG GEURUGOK

PERAMALAN PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA TOKO OBAT BINTANG GEURUGOK PERAMALAN PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA TOKO OBAT BINTANG GEURUGOK Sayed Fachrurrazi, S.Si., M.Kom Program Studi Teknik Informatika, Universitas Malikussaleh Reuleut,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih mengarah kepada pertumbuhan yang positif, sehingga hal ini memicu terjadinya persaingan yang sangat ketat baik dari investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada waktu yang akan datang berdasarkan data empiris. Data empiris(terhitung)

BAB I PENDAHULUAN. pada waktu yang akan datang berdasarkan data empiris. Data empiris(terhitung) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan merupakan proses perkiraan tentang sesuatu yang terjadi pada waktu yang akan datang berdasarkan data empiris. Data empiris(terhitung) merupakan data yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Produksi Kedelai Dalam ketersediaan kedelai sangat diperlukan diberbagai penjuru masyarakat dimana produksi kedelai merupakan suatu hasil dari bercocok tanam dimana dilakukan dengan

Lebih terperinci

KETERKAITAN PENGENDALIAN MUTU TERPADU DENGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA

KETERKAITAN PENGENDALIAN MUTU TERPADU DENGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA - / "[ 1 p,"l, *.,: \,!.,; i,:... A a < 4.:,- ' KETERKAITAN PENGENDALIAN MUTU TERPADU DENGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA (Studi Kasus di PT Perkebunan Nusantara VnI, Kebun Malabar, Pangalengan, Jawa Barat)

Lebih terperinci

KETERKAITAN PENGENDALIAN MUTU TERPADU DENGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA

KETERKAITAN PENGENDALIAN MUTU TERPADU DENGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA - / "[ 1 p,"l, *.,: \,!.,; i,:... A a < 4.:,- ' KETERKAITAN PENGENDALIAN MUTU TERPADU DENGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA (Studi Kasus di PT Perkebunan Nusantara VnI, Kebun Malabar, Pangalengan, Jawa Barat)

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Sub Terminal Agribisnis (STA) Rancamaya yang berlokasi di Jl. Raya Rancamaya Rt 01/01, Kampung Rancamaya Kidul, Desa Rancamaya,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI TEH (Studi Kasus: PT Perkebunan Nusantara IV Pabrik Teh Bah Butong)

PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI TEH (Studi Kasus: PT Perkebunan Nusantara IV Pabrik Teh Bah Butong) Saintia Matematika Vol. 1, No. 2 (2013), pp. 117 128. PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI TEH (Studi Kasus: PT Perkebunan Nusantara IV Pabrik Teh Bah Butong) Elikson Damanik,

Lebih terperinci

PERAMALAN HARGA DAN PRODUKSI TEMBAKAU DI INDONESIA

PERAMALAN HARGA DAN PRODUKSI TEMBAKAU DI INDONESIA 1 PERAMALAN HARGA DAN PRODUKSI TEMBAKAU DI INDONESIA Oleh DWI MEGA SARI H14104043 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 2 RINGKASAN DWI MEGA SARI. Peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Matriks 2.1.1 Pengertian Matriks Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan bilangan. Bilanganbilangan dalam susunan tersebut dinamakan entri dalam matriks (Anton,

Lebih terperinci

PENENTUAN POLA PEMOTONGAN PELAT LEMBARAN UNTUK MEMINIMALKAN PELAT SISA PADA PT. X DENGAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING

PENENTUAN POLA PEMOTONGAN PELAT LEMBARAN UNTUK MEMINIMALKAN PELAT SISA PADA PT. X DENGAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING PENENTUAN POLA PEMOTONGAN PELAT LEMBARAN UNTUK MEMINIMALKAN PELAT SISA PADA PT. X DENGAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING Andri Sanjaya 1) dan Abdullah Shahab 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi,

Lebih terperinci

PROGRAM LINIER DENGAN METODE GRAFIK

PROGRAM LINIER DENGAN METODE GRAFIK PROGRAM LINIER DENGAN METODE GRAFIK Metode grafik hanya bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dimana hanya terdapat dua variabel keputusan. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, langkah

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Ekstraksi Hasil Pengumpulan Data 5.1.1 Data Umum Produk Perusahaan menggunakan batch sebagai satuan dalam produksi, dimana 1 batch adalah sebesar : 1. Spon untuk ukuran 9

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada sayuran organik PT. Masada Organik Indonesia secara optimal. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pada sayuran organik PT. Masada Organik Indonesia secara optimal. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pola pengadaan dan tingkat pengadaan pada sayuran organik PT. Masada Organik Indonesia secara optimal. Penelitian

Lebih terperinci

Perekonomian Indonesia telah mengalami transformasi yang. mengagumkan selama dekade yang lalu. Deregulasi yang dilakukan sejak

Perekonomian Indonesia telah mengalami transformasi yang. mengagumkan selama dekade yang lalu. Deregulasi yang dilakukan sejak I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia telah mengalami transformasi yang mengagumkan selama dekade yang lalu. Deregulasi yang dilakukan sejak awal tahun 1980 telah mampu melepaskan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Data Perusahaan PT.YPP adalah salah satu perusahaan nasional yang bergerak di bidang obatobatan (Jamu). Terletak di jalan Pulo Buaran Raya Blok X no.6 Kawasan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI DISTRIBUSI SAYURAN DAN BUAH PADA SENTRA AGRO MANDIRI DI KOTA BOGOR. Oleh : Irwan Firdaus A

OPTIMALISASI DISTRIBUSI SAYURAN DAN BUAH PADA SENTRA AGRO MANDIRI DI KOTA BOGOR. Oleh : Irwan Firdaus A OPTIMALISASI DISTRIBUSI SAYURAN DAN BUAH PADA SENTRA AGRO MANDIRI DI KOTA BOGOR Oleh : Irwan Firdaus A 14104572 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

3. METODOLOGI. Gambar 5 Peta lokasi penelitian di kabupaten Sukabumi.

3. METODOLOGI. Gambar 5 Peta lokasi penelitian di kabupaten Sukabumi. 3. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kabupaten Sukabumi pada UPI yang bergerak dalam kegiatan pengolahan hasil perikanan. UPI ini berlokasi di kabupaten Sukabumi, Jawa

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Selama ini, manajer PT. Focus

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN KESEMPATAN KERJA PASCA KEBIJAKAN UPAH MINIMUM DI KABUPATEN BOGOR OLEH ERNI YULIARTI H

ANALISIS PERTUMBUHAN KESEMPATAN KERJA PASCA KEBIJAKAN UPAH MINIMUM DI KABUPATEN BOGOR OLEH ERNI YULIARTI H ANALISIS PERTUMBUHAN KESEMPATAN KERJA PASCA KEBIJAKAN UPAH MINIMUM DI KABUPATEN BOGOR OLEH ERNI YULIARTI H14102092 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN

Lebih terperinci