BAB IV HASIL ANALISA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL ANALISA"

Transkripsi

1 1 BAB IV HASIL ANALISA 4.1 PT. PABRIK KERTAS TJIWI KIMIA Tbk PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur kertas dan hasil-hasil produksi kertas (stationery) terbesar didunia yang terintegrasi secara vertical. Perusahaan selanjutnya merupakan salah satu usaha penting di Jepang, Australia, Timur Tengah, Amerika Serikat, Eropa dan Negara Asia lainnya. Perusahaan berlokasi ditempat strategis di wilayah Asia Pasifik, dan dikenal dengan produk kertas berkualitas tinggi, memperkerjakan secara langsung sekitar 13,100 karyawan. Selanjutnya, perusahaan memiliki komitmen untuk menerapkan prinsip usaha berkelanjutan (sustainablility) di setiap kegiatan operasionalnya. PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk ( Tjiwi Kimia atau Perseroan ) didirikan pada tanggal 2 Oktober 1972 dengan nama PT. Tjiwi Kimia, berkedudukan di Desa Kramat Tumenggung, kecamatan Tarik, Sidoarjo, Jawa Timur. Kemudian pada tahun 1974, dari Perseroan diubah menjadi PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia dan pada tahun 1996 menjadi PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia tbk. Pada tahun 1990, saham Perseroan mulai dicatatkan di Bursa efek Jakarta dan Surabaya. Pada awal berdirinya, Perseroan hanya memproduksi soda dan bahan kimia lainnya dan sejak tahun 1978, Perseroan mulai memproduksi kertas dengan kapasitas ton per tahun.

2 2 Kegiatan utama Perseroan adalah memproduksi berbagai jenis kertas tulis dan cetak, baik coated maupun uncoated. Selain itu, Perseroan juga memproduksi kertas dan produk perlengkapan kantor seperti buku tulis, memo, loose leaf, spiral, amplop, kertas komputer, kertas kado, shopping bag, dan produk fancy yang diminati pasar internasional. Sesuai dengan permintaan pasar, Perseroan memproduksi kertas yang memiliki nilai tambah termasuk kertas tanpa karbon dan kertas cast coated dan board. Visi perusahaan adalah menjadi produksi kertas berkualitas tinggi nomor satu didunia dengan standard internasional pada abad ke-21 yang berkomitmen tinggi untuk memberikan yang terbaik bagi para pelanggan, pemegang saham, karyawan, dan masyarakat. Misi dari perusahaan antara lain adalah meningkatkan pangsa pasar di seluruh dunia, menggunakan teknologi mutakhir dalam mengembangkan produk baru, meningkatkan sumber daya manusia melalui pelatihan, dan mewujudkan komitmen usaha berkelanjutan disemua kegiatan operasional. Sinar Mas Pulp & Paper Products ( APP ) bersama dengan PT. Pabrik Kertas Tjiwi kimia Tbk. ( Tjiwi Kimia atau Perseroan ) berkomitmen untuk menjalankan usahanya secara berkelanjutan. APP dan Perseroan memiliki visi untuk menjadi perusahaan produsen kertas nomor satu di dunia dengan standar internasional pada abad ke-21, berdedikasi memberikan yang terbaik bagi para pelanggan, pemegang saham, karyawan, dan masyarakat.

3 3 Guna mewujudkan visi tersebut, APP dan Perseroan berkomitmen untuk selalu menjalankan usahanya secara berkelanjutan, baik dibidang ekonomi, social maupun lingkungan. APP dan Perseroan mewujudkan komitmen tersebut dengan menerapkan praktek kerja terbaik dengan menggunakan teknologi produksi yang efisien dan ramah lingkungan, memberdayakan masyarakat sekitar, menjalankan berbagai program perlindungan lingkungan dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkelanjutan. Dalam menjalankan operasionalnya, Perseroan telah memenuhi persyaratan dan peraturan terkait pemenuhan bahan baku, lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja. Persyaratan dan peraturan tersebut telah diterapkan sebagai kebijakan operasional yang senantiasa dimonitor oleh Perseroan. Pada tahun 1998, Perseroan memperoleh sertifikat ISO Sistem Manajemen Lingkungan (SML) dari DNV dan selanjutnya Perseroan telah memperbaharui sertifikat tersebut dari versi ISO menjadi ISO 14001:2004 dari SGS yang merupakan standar Sistem Manajemen Lingkungan (SML) yang terbaru. Guna meningkatkan implementasi Sistem Manajemen Lingkungan, Perseroan menunjuk Hatfindo, anak perusahaan Hatfield Consultans Ltd. (Vancouver, BC) sejak akhir tahun 2005 hingga triwulan pertama tahun Disamping itu, Perseroan juga telah memperoleh Sertifikat Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja (SMK3). Perseroan juga telah menjalankan program tiga R yang merupakan good resource stewardship-reduces, reuse, recycle dan mengintegrasikannya dalam operasional Sistem Manajemen Lingkungan.

4 4 Perseroan melaksanakan kebijakan manajemen limbah untuk mengurangi polutan, termasuk Kebijakan Pengendalian Sumberdaya dan Kebijakan Reduce, Reuse, Recycle. Dalam system pengolahan air limbah, Perseroan menggunakan system endapan (sludge) aktif dengan perlakuan fisikal dan kimiawi tertentu untuk membuat air limbah dapat dialirkan secara aman ke saluran air. Produk-produk Perseroan telah memenuhi peraturan keamanan produk sesuai permintaan pasar di Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat khususnya terhadap peraturan larangan penggunaan zat-zat berbahaya. Pada pertengahan tahun 2006, Tjiwi Kimia memperoleh sertifikat Ekolabel Indonesia untuk kategori Produk Uncoated Printing Paper. Perseroan merupakan pabrik kertas pertama di Indonesia yang menggunakan sertifikasi Ekolabel Indonesia bagi produk tersebut. Pada akhir tahun 2006, Tjiwi Kimia dianugrahi European NF Eco-Mark untuk kategori buku tulis berkualitas. Audit sertifikasi tersebut dilakukan oleh AFAQ AFNOR dari Perancis. Perseroan merupakan pabrik kertas pertama di Indonesia yang menggunakan sertifikasi Ekolabel Uni Eropa bagi produk tersebut. Perseroan bergerak dalam bidang usaha kertas dan hasil-hasil produksi kertas dengan produk utama antara lain kertas komputer, kertas HVS serta produk untuk kebutuhan perkantoran dan sekolah seperti buku tulis, buku dengan spiral dan lainlainnya. Perseroan juga memproduksi produk-produk kemasan, diantaranya adalah dus (boxboard) yang dipergunakan untuk kemasan rokok, minyak wangi, tisu dan sereal. Saat ini Perseroan memiliki fasilitas produksi di Sidoarjo-Propinsi Jawa Timur. Pada tahun 2006 total kapasitas produksi kertas adalah sebesar ton

5 5 per tahun, kertas kemasan sebesar ton per tahun dan hasil-hasil produksi kertas sebesar ton per tahun. Pendapatan Perseroan terutama diperoleh dari penjualan produk kertas dan hasil-hasil produksi kertas baik domestik (25%) maupun ekspor (75%). Pasar ekspor Perseroan terutama ke negara-negara di Asia, Amerika, Australia, Eropa Timur dan Afrika. Dengan adanya globalisasi perekonomian dunia, Perseroan dituntut untuk meningkatkan daya saing produk-produknya melalui usaha-usaha peningkatann efisiensi dan profesialisme perusahaan. Tidak dapat dihindarkan pula bahwa pasar bidang usaha industri kertas, kertas kemasan dan hasil-hasil produksi kertas yang dikelola Perseroan juga menghadapi persaingan yang semakin tajam baik dari dalam maupun luar negeri. Untuk itu, Perseroan harus melakukan upaya dalam berbagai bidang untuk meningkatkan kemampuan Perseroan agar dapat menghadapi persaingan dan mempertahankan posisi Perseroan sebagai salah satu produsen kertas terbesar di dunia. 4.2 Analisis Strategi Pemasaran Produk loose leaf Paperline di Tjiwi Kimia merupakan produk minor dari perusahaan, sehingga loose leaf tidak memiliki strategi pemasaran yang khusus. Adapun strategi pemasaran yang berlaku untuk loose leaf adalah menggabungkan (bundled) dengan major produk perusahaan yaitu buku tulis, kertas fotokopi dan memo pad. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan market share loose leaf dan

6 6 menjadikan loose leaf sebagai salah satu major produk perusahaan, untuk itu harus ada suatu strategi yang dirancang tepat pada sasaran yang dituju dan juga dibutuhkan suatu analisa ataupun kajian dari strategi yang telah dijalanakan secara bertahap guna mencapai hasil yang maksimal Analisis Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran taktis dan terkontrol, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan oleh target sasaran. Variabel-variabel dalam analisis bauran pemasaran terdiri dari: Product (produk), Price (harga), Place (distribusi), Promotion (promosi). Berikut ini adalah analisis bauran pemasaran untuk produk loose leaf Paperline.

7 Product (Produk) Brand: Paperline Deskripsi produk: Gambar 4.1 Produk Loose Leaf Desain Kemasan: Transparant plastic wraping Cover kemasan yang berlogo warna terang (merah dan kuning)

8 Price (Harga) Tabel 4.1 Daftar Harga Merek Loose Leaf NO PRODUCT TRIMEDIA GRAMEDIA GIANT ALFA RAMAYANA PAPERCLIP HYPERMART INDOSTATIONARY GRAMEDIA KARISMA CARREFOUR GRAND LUCKY AVERAGE 1 PPL LL B-5 50 Rp 4, Rp 4, Rp 3, Rp 4, Rp 5, Rp 3, Rp 4, Rp 4, Rp 3, Rp 4, PRESIDENT LL B-5 50 Rp 5, Rp 6, Rp 3, Rp 3, Rp 4, KENKO LL B-5 50 Rp 5, Rp 5, Rp 4, Rp 4, Rp 5, Rp 4, Rp 3, Rp 4, IMPERIAL LL B-5 50 Rp 4, Rp 3, Rp 4, JOYKO LL B-5 50 Rp 5, Rp 7, Rp 4, Rp 5, JOY ART LL B-5 50 Rp 5, Rp 4, Rp 4, KIKY LL B-5 50 Rp 4, Rp 4, Rp 4, Rp 5, Rp 4, TIARA LL B-5 50 Rp 5, Rp 5, Rp 5, Rp 5, TOYO LL B-5 50 Rp 5, Rp 15, Rp 13, Rp 8, Rp 10, HIPO LL B-5 50 Rp 4, Rp 5, Rp 5, Rp 4, Rp 3, Rp 4, PPL LL B Rp 7, Rp 5, Rp 7, Rp 10, Rp 8, Rp 6, Rp 7, PRESIDENT LL B Rp 8, Rp 8, KENKO LL B Rp 7, Rp 9, Rp 8, Rp 9, Rp 9, Rp 11, Rp 8, Rp 9, IMPERIAL LL B Rp 7, Rp 7, JOYKO LL B Rp 9, Rp 10, Rp 7, Rp 9, JOY ART LL B Rp 9, Rp 8, Rp 7, Rp 8, KIKY LL B Rp 7, Rp 7, TIARA LL B Rp 7, Rp 9, Rp 8, Rp 8, Rp 8, TOYO LL B Rp 15, Rp 19, Rp 17, HIPO LL B Rp 7, Rp 7, Rp 5, Rp 11, Rp 9, Rp 8, Rp 7, Rp 8, PPL LL A-5 50 Rp 3, Rp 2, Rp 2, Rp 2, Rp 4, Rp 2, Rp 3, Rp 2, Rp 3, PRESIDENT LL A-5 50 Rp 3, Rp 2, Rp 3, Rp 3, Rp 3, Rp 3, KENKO LL A-5 50 Rp 3, Rp 4, Rp 5, Rp 4, Rp 2, Rp 5, Rp 4, Rp 3, Rp 3, Rp 2, Rp 4, IMPERIAL LL A-5 50 Rp 2, Rp 2, Rp 2, JOYKO LL A-5 50 Rp 3, Rp 4, Rp 2, Rp 5, Rp 3, Rp 4, JOY ART LL A-5 50 Rp 4, Rp 3, Rp 3, KIKY LL A-5 50 Rp 3, Rp 3, Rp 3, Rp 2, Rp 5, Rp 3, Rp 3, Rp 3, TIARA LL A-5 50 Rp 3, Rp 4, Rp 3, Rp 3, TOYO LL A-5 50 Rp 10, Rp 6, Rp 8, HIPO LL A-5 50 Rp 3, Rp 3, Rp 3, Rp 2, Rp 3, PPL LL A Rp 7, Rp 5, Rp 4, Rp 7, Rp 5, Rp 5, Rp 6, PRESIDENT LL A Rp 5, Rp 6, Rp 6, Rp 6, KENKO LL A Rp 6, Rp 7, Rp 5, Rp 8, Rp 6, Rp 5, Rp 6, IMPERIAL LL A Rp 4, Rp 5, Rp 4, JOYKO LL A Rp 5, Rp 6, Rp 8, Rp 6, JOY ART LL A Rp 7, Rp 5, Rp 6, Rp 7, Rp 6, KIKY LL A Rp 6, Rp 9, Rp 6, Rp 5, Rp 6, TIARA LL A Rp 5, Rp 4, Rp 6, Rp 5, TOYO LL A Rp 9, Rp 5, Rp 10, Rp 8, HIPO LL A Rp 4, Rp 5, Rp 6, Rp 4, Rp 5,125.00

9 Place (Distribusi) Paperline menggunakan saluran distribusi PT. CMI milik Sinarmas group yang telah meliputi hampir seluruh wilayah Indonesia termasuk ke pasar modern seperti Carrefour, Giant, Hypermart, Gramedia dan TGA, berikut pula pasar tradisional seperti grosir dan toko ATK. PT. CMI dan PT. Tjiwi Kimia merupakan salah satu dari group Sinarmas, oleh karena itu produksi dan pendistribusian Paperline dapat diawasi dengan baik Promotion (Promosi) Promosi yang dilakukan dalam memasarkan produk loose leaf Paperline selama ini adalah sebagai berikut: Below-the-line Kegiatan promosi dilakukan bersamaan dengan produk Tjiwi Kimia lainnya (bundling) salah satunya dengan kertas fotokopi, dimana Paperline sebagai gift product. Kegiatan lainnya antara lain dengan memberikan brosur produk stationery perusahaan, memberikan reward, contest, rebate untuk para distributor juga mengadakan pameran untuk keseluruhan produk perusahaan, tidak luput pula penempatan display produk yang mendominasi di key accounts yang ada.

10 Hasil Survei Survei dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, survei disebarkan sebanyak 40 orang untuk mendapatkan gambaran umum mengenai produk loose leaf di kalangan pelajar di wilayah DKI Jakarta (20 responden S-1 dan 20 responden SMU). Tahap kedua, merupakan penyempurnaan dari tahap pertama yang lebih fokus kepada pengunanya dan produk-produk loose leaf yang ada dipasar. Tahapan ini melibatkan sebanyak 340 orang responden yang dianggap valid dengan latar belakang SMU dan S-1 di wilayah DKI Jakarta. Data yang terbilang valid yaitu kuesioner yang telah didistribusikan, kembali dengan data yang pengisiannya dilakukan secara lengkap, tidak ada jawaban yang bertolak belakang/ tidak sesuai dengan jawaban yang lain. Sebaliknya data yang tidak valid sebanyak 60 orang. Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dikembalikan, jawaban akan diseleksi apabila responden tidak menjawab lengkap pertanyaan serta jawaban dari responden tidak sesuai dengan pertanyaan yang diberikan, maka penulis menggugurkan kuesioner dari responden tersebut. Dan terdapat 50 data yang tidak kembali dari responden dikarenakan waktu pengumpulan data sudah melewati batas waktu yang sudah ditentukan oleh penulis. Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Survei Kuestioner Jumlah Data yang didistribusikan 450 Data Valid 340 Data Tidak Valid 60 Data yang kembali 400 Data yang tidak kembali 50

11 Statistik Deskriptif dan Eksploratory Analisis deskriptif dilakukan dengan menganalisa terhadap hasil survei yang dilakukukan pada tahap kedua. Hasil kuesioner tersebut kemudian dirangkum dan digambarkan dalam grafik berbentuk pie chart dan/atau bar chart. Dengan data ini dapat diketahui faktor-faktor yang dapat digunakan untuk analisis yang diajukan meliputi profil responden, pengetahuan produk, pengguna produk loose leaf. Sedangkan pada analisis eksploratory, dengan melakukan in-depth interview terhadap beberapa koresponden dari survei tahap pertama dan kedua memperoleh data yang lebih mendalam mengenai produk loose leaf. 4.5 Analisa Kuesioner Profil Konsumen Gambar 4.2 Jenis Kelamin Responden

12 12 Dari data responden yang valid sebanyak 340 orang, dimana yang berjenis kelamin wanita sebanyak 175 (52%) dan yang berjenis kelamin pria sebanyak 164 (48%). Dari data tersebut diketahui bahwa produk Loose Leaf digunakan oleh konsumen tidak berdasarkan jenis kelamin, karena pria maupun wanita mempergunakan produk tersebut. Gambar 4.3 Domisili Responden Berdasarkan kuesioner yang telah didistribusikan, sekolah SMU Don Bosco II, SMUK 5, SMU Marie Joseph, SMU 8, SMU Tarakanita, SMU Tunas Karya, SMU Yakobus merupakan responden yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Universitas yang terkait antara lain adalah Universitas Trisakti, Universitas Atma Jaya, Universitas Perbanas, IBii, Universitas Bina Nusantara, Univeritas UBM. Universitas La Salle, Universitas Tarumanegara. Dengan banyaknya sekolah maupun universitas yang diambil

13 13 sebagai sample, domisili respondenpun juga bermacam-macam. Responden yang terbesar adalah berdomisili di wilayah Jakarta Utara (41%), disusul oleh wilayah Jakarta Barat (16%), kemudian Jakarta TImur dan Jakarta Selatan dengan persentase yang sama yaitu 13 %, berikutnya wilayah Jakarta Pusat (7%), Bekasi (5%), Tangerang dan Depok (2%), dan yang paling sedikit berada di wilayah Bogor (1%). Gambar 4.4 Umur Responden Diambil dari profil responden SMU dan S1, maka range usia berkisar dari 15 tahun sampai 24 tahun. Usia responden yang terbesar pada umur 16 thn (19%), disusul oleh umur 17 tahun, 19 tahun, 20 tahun sebesar 16%. Umur responden berikutnya adalah 18 tahun sebesar 11%. Selanjutnya umur responden yang mempunyai persentase kecil antara lain umur 21 tahun (7%), 22 tahun (3%), dan 23 tahun (2%)

14 Awareness terhadap loose leaf Gambar 4.5 Awareness Terhadap Loose Leaf Tingkat awareness terhadap loose leaf mempunyai presentase yang lebih besar pada responden S1 sebesar 170 responden (100%) dibanding SMU sebesar 169 responden (99%). Dimungkinkan bahwa anak SMU yang tidak sadar (awareness) adalah 1 responden (1%) dikarenakan memiliki buku tulis seragam dari sekolahnya sehingga tidak diperlukan lagi untuk membeli buku tulis ataupun loose leaf untuk kegiatan sekolahnya oleh karena itu reponden tersebut tidak memiliki kesadaran terhadap loose leaf.

15 Yang menggunakan Loose Leaf Dalam Kesehariannya Yang Menggunakan Loose Leaf Dalam Kesehariannya % 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% 98% 88% 12% Ya Tidak SMU 88.24% 11.76% S % 1.78% 2% Gambar 4.6 Yang Menggunakan Loose Leaf dalam Kesehariannya Sesuai dengan informasi sebelumnya, anak SMU mempunyai buku tulis seragam dari sekolah mereka, maka untuk kesehariannya anak SMU kurang memakai loose leaf. Sehingga yang memakai loose leaf dalam kesehariannya mempunyai persentase sebesar 150 responden (88.24%) dan yang tidak memakai loose leaf sebanyak 20 reponden (11.76%) dengan alasan sama seperti analisa awareness pada loose leaf. Bagi S1, yang memakai loose leaf dalam kesehariannya sebanyak 166 responden (98.22%). Jumlah ini lebih besar dengan alasan mereka dapat lebih mudah mempunyai satu file binder dengan bermacam-macam folder didalamnya, sehingga mereka dapat lebih praktis membawanya. Sedangkan responden yang tidak menggunakan loose leaf dalam kesehariannya sebanyak 3 responden (1.78%) dengan alasan dikarenakan menggunakan kertas loose leaf lebih cepat hilang karena sering dikeluarkan dari file binder.

16 Sumber informasi terhadap loose leaf Sumber informasi terhadap loose leaf 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 32% 42% 53% 39% 20.00% 10.00% 0.00% P romos i yang ada 5% 8% Iklan Rekomenda si SMU 32.37% 5.31% 53.14% 9.18% 9% 10% Lainnya S % 8.45% 38.97% 10.33% Gambar 4.7 Sumber Informasi Terhadap Loose Leaf Berdasarkan questioner yang dibagikan, sumber informasi yang paling utama didapat dari Rekomendasi sebanyak 110 responden (53.14%) SMU mengatakan, mereka mengetahui produk loose leaf dari teman ataupun anggota keluarganya. Kedua, sebanyak 67 responden (32.37%) mengatakan, sumber informasi loose leaf didapat dari promosi yang ada di toko. Kemudian, 19 responden (9.18%) menjawab pilihan lainnya, yaitu mengetahui informasi loose leaf dari diri sendiri (melihat di toko), melihat orang lain memakai produk loose leaf, mengetahui dari sekolah maupun dari guru dan mengetahui dari mendapatkan hadiah produk tersebut. Yang terakhir, sebanyak 11 responden (5.31%) mengetahui produk dari iklan, yang dimaksud iklan disini adalah iklan yang berada di toko berupa pamphlet yang terpampang di langit-langit toko ataupun melihat standing brosur yang diletakkan di meja etalase toko, dan juga yang bias ditemui di pameranpameran buku atau sejenisnya.

17 17 Pada responden S1, mereka mengetahui informasi loose leaf paling utama adalah melalui promosi yang ada ditoko sebanyak 90 responden (42.25%), kedua 83 responden (38.97%) menjawab mengetahui dari rekomendasi orang lain, 22 responden (10.33%) menjawab lainnya (alasan sama dengan responden SMU) dan yang terakhir 18 responden (8.45%) menjawab mengetahuinya dari iklan yang ada. Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa rekomendasi dari seseorang ataupun promosi yang ada ditoko berperan penting untuk meningkatkan awareness terhadap loose leaf dan juga membuat seseorang ingin membeli suatu produk Sejak Kapan Loose Leaf Digunakan? Gambar 4.8 Sejak Kapan Loose Leaf di Gunakan Bagi SMU, mereka menggunakan loose leaf sejak SMP dengan presentase yang terbesar 60.49%, 22.22% mengatakan menggunakan sejak SD, dan 17.28% menggunakan sejak SMU. Sedangkan bagi S1, 38.92% menggunakan loose leaf sejak dibangku kuliah,

18 % menggunakan sejak SMU, kemudian 17.96% responden S1 menggunakan loose leaf sejak SMP, dan 7.19% yang menyatakan menggunakan loose leaf sejak SD. Dapat disimpulkan bahwa loose leaf sudah dikenal dan digunakan sejak tingkat SD Produk alat tulis yang digunakan Gambar 4.9 Produk Alart Tulis Yang Digunakan Pelajar Produk alat tulis yang digunakan oleh SMU, sebagian besar menjawab menggunakan buku tulis (59.49%), 37.95% menjawab menggunakan loose leaf, dan 2.56% menjawab lainnya, yaitu menggunakan memo ataupun notes bentuk spiral dalam penggunaan alat tulis.

19 Pengguna Loose leaf Gambar 4.10 Pengguna Loose Leaf di Keluarga Data responden yang menggunakan loose leaf dalam keluarganya adalah 44.32% SMU menjawab kakak, 21.59% menjawab adik, 19.32% menjawab lainnya. Dalam hal ini pengguna loose leaf hanya diri sendiri, pihak keluarga tidak ada yang memakai. Adapula yang menjawab sepupu, paman, teman, ataupun semua didalam keluarga menggunakan loose leaf. Dan 9.66% responden menjawab orang tua sebagai salah satu anggota keluarga yang menggunakan loose leaf. Untuk responden S1, yang paling banyak menggunakan loose leaf dikeluarga adalah 41.41% menjawab kakak, 40.91% menjawab adik, 9.09% menjawab lainnya (dengan alasan yang sama dengan responden SMU), dan 8.59% menjawab orang tua sebagai salah satu orang dalam keluarga yang memakai loose leaf.

20 20 Dapat ditarik kesimpulan disini bahwa banyaknya market yang dapat di tangkap oleh perusahaan untuk mengembangkan produk loose leaf ini. Dengan adanya endorsement yang ada dalam satu keluarga, dapat membuat orang lain juga ikut memakai suatu produk tertentu Faktor pemilihan loose leaf Gambar 4.11 Faktor Pemilihan Loose Leaf Faktor pemilihan utama loose leaf, kedua responden SMU dan S1 sama-sama memilih harga sebagai salah satu konsiderasi untuk membeli, dengan persentase sebesar 22.30% untuk SMU dan 26.33% untuk S1. Selanjutnya, kualitas produk sebagai pertimbangan kedua untuk membeli loose leaf dengan 20.50% responden SMU dan 24.42% responden S1 yang menjawab. Jumlah sheet merupakan pilihan ketiga dalam pemilihan loose leaf bagi SMU (15.77%) dan produk mudah didapat sebagai pilihan ketiga bagi S1 (15.29%).

21 21 Urutan keempat dalam pertimbangan pemilihan loose leaf bagi SMU adalah produk mudah didapat (12.39%) dan jumlah sheet bagi responden S1 sebesar 13.80%. Kemudian, design kertas menjadi pertimbangan kelima dalam membeli loose leaf bagi SMU sebesar 11.94% responden, sedangkan responden S1 memilih ukuran kertas sebagai pertimbangan kelima sebesar 11.46%. Pilihan yang terakhir dalam pemilihan kertas file, kedua responden (SMU dan S1) sama-sama memilih kemasan yang menarik. Kemasan yang menarik tidak begitu mendapatkan perhatian dalam pemilihan pembelian kertas file, dan ini menjadikan peringkat keenam sebesar 8.33% untuk SMU dan 2.76% untuk S Kemudahan mendapatkan loose leaf Gambar 4.12 Kemudahan Mendapatkan Loose Leaf 100% responden SMU mengatakan bahwa mudah untuk mendapatkan loose leaf. Ini dikarenakan banyak toko buku yang menyediakan produk loose leaf dipasaran, baik modern market ataupun tradisional market. Begitupula bagi S1, responden sebanyak

22 % menyatakan mudah mendapatkan loose leaf dan hanya 2.40% saja yang menjawab tidak (kurang mudah mendapatkan loose leaf) Tempat memperoleh loose leaf Gambar 4.13 Tempat Memperoleh Loose Leaf Kemudahan responden dalam membeli loose leaf berdasarkan tempat mereka memperolehnya. Berikut merupakan tempat yang paling sering dikunjungi untuk mendapatkan loose leaf adalah gramedia dengan pilihan sebesar 53.72% responden SMU dan 43.32% responden S1. Pilihan terbesar ke dua adalah kios/warung/koperasi (ATK) sebesar 21.81% responden SMU dan 40.09% responden S1. Pilihan ketiga responden SMU menjawab lainnya (21.81%) yaitu, banyak memperoleh di toko buku lainnya seperti paperclip, papyrus, kharisma, office2000, intermedia, toko buku gading indah, media plus, selain itu adapula yang mendapatkannya

23 23 di Carrefour, pasar pagi mangga dua, toko fotocopy, dan ada pula yang mendapatkan dari kakaknya dan menitip pada temannya. Sedangkan pilihan ketiga responden S1 adalah TGA (Toko Gunung Agung) sebesar 10.14%. Selanjutnya pilihan terakhir dalam memperoleh loose leaf untuk SMU membelinya di TGA (Toko Gunung Agung) dengan presentase 9.04% dan responden S1 menjawab lainnya (dengan alasan sama dengan responden SMU) sebesar 6.45% Frekuensi pembelian Gambar 4.14 Frekuensi Pembelian Kembali Loose Leaf Frekuensi pembelian loose leaf paling banyak berkisar >10 minggu dengan persentase 25.93% untuk responden SMU, diikuti oleh peringkat kedua yaitu dengan frekuensi 2-4 minggu (20.99%). Peringkat ketiga, 5-6 minggu (17.28%). Keempat, 9-10 minggu (13.58%), dan peringkat kelima berikut peringkat keenam dengan persentase yang sama sebesar 11.11% dengan frekuensi 1-2 minggu dan 7-8 minggu.

24 24 Sedangkan frekuensi pembelian loose leaf untuk responden S1 yang tersering ada pada kisaran >10 minggu (21.56%), urutan kedua 5-6 minggu, ketiga 2-4 minggu (19.76%), keempat 9-10 minggu (16.77%), kelima 7-8 minggu (13.17%), dan frekuensi pembelian loose leaf yang menjadi urutan terakhir adalah 1-2 minggu (8.38%) Periode penggunaan loose leaf Gambar 4.15 Periode Dalam Menggunakan Loose Leaf Penggunaan loose leaf pada responden SMU sebanyak 116 responden (69.88%) cenderung membeli pada saat kehabisan. Kedua, pembelian loose leaf dilakukan pada saat 36 responden (21.69%) jalan-jalan di mal atau toko buku, kemudian ke 9 responden (5.42%) menjawab membeli pada saat awal tahun ajaran baru atau awal semester dan yang terakhir 5 responden (3.01%) melakukan pembelian pada saat membuat tugas dan sedang lagi membutuhkan. Bagi responden S1 pembelian loose leaf terbesar sebanyak 139 responden (73.54%) pada saat kehabisan. Kedua, membeli pada saat awal tahun ajaran baru/ awal

25 25 semester sebanyak 29 responden (15.34%), Ketiga membeli jika sedang jalan-jalan di mal/toko buku sebanyak 21 responden (11.11%) Alasan penggunaan loose leaf Gambar 4.16 Alasan Menggunakan Loose Leaf Alasan penggunaan loose leaf bagi para responden SMU yang terutama adalah karena sudah memiliki binder/tempat file sebanyak 82 responden (30.37%), alasan selanjutnya adalah karena mudah dibawa sehingga ini menjadi peringkat kedua dalam alasan penggunaan loose leaf sebesar 77 responden (28.52%). Yang ketiga, karena mudah digunakan dengan responden sebanyak 63 orang (23.33%), contohnya; produk dengan mudah diganti-ganti isi lembarannya dengan binder yang sama, dan juga dalam satu binder dapat mempunyai banyak folder yang dapat terisi didalamnya. Keempat, mudah didapat. Responden menjawab alasan pembelian loose leaf ini sebanyak 47 orang (17.41%); yang berarti kertas file dapat ditemukan dimana saja dimana kustomer dengan

26 26 mudah memperolehnya. Kelima, harga terjangkau sebagai pertimbangan responden dalam membeli loose leaf ; sebanyak 40 responden (14.81%). Produk merupakan barang yang relatif murah sehingga responden tidak begitu mempertimbangkan harga sebagai salah satu pertimbangan pembelian. Dibandingkan dengan responden S1, pilihan pertama jatuh pada produk mudah dibawa dengan responden sebanyak 86 (29.35%). Pilihan kedua, produk mudah digunakan dengan pemilihan oleh 78 responden (26.62%). Alasan berikutnya karena sudah memiliki binder dengan jawaban dari 62 responden (21.16%). Pilihan keempat dengan alasan bahwa produk mudah didapat dengan pemilihan oleh 50 responden (17.06%). Harga terjangkau termasuk pemilihan kelima sebagai alasan penggunaan loose leaf, dengan total responden sebanyak 47 orang (16.04%). Alasan lainnya oleh responden SMU (12 orang/ 4.44%) dan S1 (5 orang/ 1.71%) mengatakan bahwa menggunakan loose leaf karena bisa digunakan sewaktu-waktu, sebagai koleksi karena warna/gambar bermacam-macam.

27 Media promosi yang disukai Gambar 4.17 Media Promosi Yang disukai Reponden Untuk pemilihan media promosi yang disukai oleh para responden SMU dan S1 yang utama adalah melalui iklan tv sebanyak 121 orang (33.99%) dan 140 orang (35.09%). Ini dikarenakan responden kesehariannya menyukai menonton tv dan inilah yang membuat mereka memilih media tersebut. Kemudian surat kabar/majalah menjadi pemilihan kedua sebanyak 84 responden SMU (23.60%) dan S1 (21.05%). Ketiga, acara promosi seperti diskon, beli 2 gratis 1, undian, dan sebagainya dengan 74 responden SMU (20.79%) dan 73 responden S1 (18.30%) yang menjawab. Media promosi lainnya yang menjadi pilihan keempat adalah display/ spanduk oleh responden SMU sebanyak 50 (14.04%) dan S1 sebanyak 67 (16.79%). Terakhir, acara radio merupakan media yang paling kurang diminati oleh responden SMU sebanyak 19 orang (5.34%) dan S1 sebanyak 31 orang (7.77%).

28 28 Media promosi lainnya yang disukai oleh responden antara lain melihat dari rekomendasi (melihat kakak menggunakan, teman, saudara), stiker, event (goes to campus, acara pembagian kertas), dan melalui sms (8 responden SMU, 2.25%), (4 responden S1, 1.00%) Promosi produk yang disukai Gambar 4.18 Promosi Produk Yang disukai Selain media promosi, promosi produk merupakan suatu bagian dari bauran pemasaran yang berperan untuk meningkatkan nilai suatu produk. Dari quesioner yang telah dibagikan, baik responden SMU maupun S1 sangat menyukai promosi produk berupa diskon, sebanyak 127 orang SMU (31.28%) dan 134 orang S1 (31.60%). Pilihan kedua yang diminati adalah beli 2 dapat 3 sebanyak 119 responden SMU (29.31%) dan 127 responden S1 (29.95%). Kemudian, mendapatkan souvenir juga merupakan promosi

29 29 produk yang digemari oleh responden SMU sebanyak 107 orang (26.35%) dan responden S1 sebanyak 110 orang (25.94%). Pilihan terakhir yang paling kurang diminati adalah undian berhadiah dengan 43 responden SMU (10.59%) dan 49 responden S1 (11.56%). Responden kurang menyukai undian berhadiah karena ketidakpastian akan mendapatkan hadiah atau tidak. Seringkalinya undian diundi tapi yang memenangkannya hanya untuk satu orang saja. Adapula yang memberi usulan untuk memberi promosi berupa beli 1 produk dapat 2, mendapatkan kupon untuk ditukarkan hadiah berupa tv, mendapatkan barang dengan Cuma-Cuma (gratis), dan promosi berupa brosur (10 responden SMU, 2.46%), (4 responden S1, 0.94%) Brand loose leaf yang dikenal Gambar 4.19 Brand Loose Leaf yang Dikenal Responden

30 30 Pilihan brand loose leaf yang paling dikenal oleh responden SMU adalah Joyko dengan pilihan sebanyak 137 orang (33.09%), kemudian brand kiky dengan 128 responden (30.92%), brand ketiga yang dikenal oleh responden SMU adalah paperline dengan pilihan sebanyak 107 orang (25.85%), Kemudian brand Kokuyo yang dikenal 18 responden (4.35%), disusul oleh brand TGA dengan pemilihan sebanyak 17 responden (4.11%), dan pemilihan brand yang dikenal paling kecil adalah Maruman dengan 4 orang responden (0.97%). Brand Joyko juga termasuk brand yang paling dikenal oleh responden S1 sebanyak 135 orang (31.84%), selanjutnya brand pilihan kedua adalah Kiky dengan 128 responden (30.19%), peringkat ketiga yang dipilih sebagai brand yang dikenal adalah Paperline sebanyak 111 orang (26.18%). TGA merupakan brand keempat yang dikenal oleh responden S1 dengan pemilihan sebanyak 21 orang (4.95%), dan Kokuyo berikut Maruman merupakan pemilihan brand yang kurang dikenal oleh responden S1 dengan 20orang responden (4.72%), dan 5 orang responden (1.18%). Adapula yang menjawab tidak mengetahui brand lainnya sebanyak 3 responden SMU (0.72%) dan 4 responden S1 (0.94%). Berdasarkan in-depth interview, responden cenderung tidak memperhatikan brand/merek tertentu.

31 Brand yang digunakan konsumen Gamabr 4.20 Brand Yang Digunakan Responden Brand yang dikenal oleh responden juga sama dengan yang digunakan oleh mereka yaitu Joyko sebagai brand yang paling banyak digunakan oleh responden SMU (69 orang /39.43%) dan S1 (86 orang/ 45.50%). Brand kedua yang paling banyak digunakan oleh konsumen adalah Kiky untuk responden SMU (63 orang/ 36.00%) dan Paperline untuk responden S1 (45 orang/23.81%). Pilihan ketiga adalah brand Paperline untuk responden SMU dengan pemilihan sebanyak 32 orang (18.29%) dan brand Kiky sebagai pilihan ketiga bagi responden S1 sebanyak 36 orang (19.05%). Kemudian adapula brand yang digunakan konsumen dengan pemilihan persentase yang kecil yaitu Kokuyo dengan 7 orang responden SMU (4.00%) dan 10 orang responden S1 (5.29%). Pilihan kelima untuk brand yang digunakan adalah TGA dengan 3orang responden SMU (1.71%) dan Maruman dengan 5 orang untuk responden S1

32 32 (2.65%). Yang menjadi pilihan terendah untuk responden SMU adalah Maruman dengan pemilihan sebanyak 1 orang (0.57%) dan brand TGA untuk pemilihan S1 sebanyak 4 orang (2.12%). Brand lainnya yang digunakan oleh 3 responden S1 (1.59 %) adalah Kenko, dan lainnya menjawab tidak mengetahui brand. Dapat ditarik kesimpulan bahwa brand Paperline termasuk urutan 3 besar setelah Joyko dan Kiky dalam persaingan loose leaf dan Paperline memiliki kesempatan menarik konsumen dan memperluas market share yang ada untuk menjadi pilihan pertama dalam pemakaian produk loose leaf Penilaian brand loose leaf menurut konsumen Gambar 4.21 Apakah Brand Penting? Dari penelitian ini diperoleh persentase yang kurang lebih sama oleh responden SMU dan S1 yang mengatakan bahwa brand itu penting (73 responden SMU/ 45.06%)

33 33 dan (83 responden S1/ 49.70%), yang mengatakan brand tidak penting dimata responden SMU 89 orang (54.32%), dan S1 sebanyak 84 orang (50.30%). Dengan pilihan brand yang begitu banyak serta harga yang cukup bersaing maka konsumen kurang memperhatikan brand ataupun sikap loyal terhadap brand tertentu Substitusi Brand Gambar 4.22 Substitusi Brand Bila brand tidak ada di tempat pembelian konsumen, menurut hasil penelitian responden SMU dan S1 membeli produk dengan memilih brand yang dijual ditoko tanpa perlu mencari brand yang diingini ke toko lain dengan 126 responden SMU (77.78%) dan 132 responden S1 (78.57%). Melihat bahwa kertas merupakan barang konsumer goods maka loyalitas sangat minim disini dan distribusi yang merata merupakan salah satu cara agar konsumen dapat mendapatkan brand yang mereka inginkan dimana saja.

34 Analisa Hasil Kuesioner Responden terbanyak berada pada umur 16 tahun (19%) dan 17 tahun, 19 tahun, 20 tahun (16%) dari 340 responden. Awareness konsumen terhadap Loose Leaf sebesar 99% dan yang menggunakannya sebagai alat tulis sebanyak 59.11%, selebihnya menggunakan buku tulis 39.06%, konsumen menggunakan buku tulis dikarenakan kertas di binder file sering kalinya dikeluarkan dari tempatnya sehingga kertas file menjadi sering hilang. Penggunaan loose leaf di keluarga paling banyak adalah kakak ataupun adik. Dengan adanya endorsement yang ada dalam satu keluarga, dapat membuat orang lain juga ikut memakai suatu produk tertentu. Sumber informasi utama terhadap loose leaf adalah adanya rekomendasi dari orang lain, diantaranya teman, anggota keluarga dan juga promosi yang ada di toko sangat membantu mereka dalam memperoleh informasi terhadap loose leaf. Dapat dibilang bahwa rekomendasi dari seseorang ataupun promosi yang ada ditoko berperan penting untuk meningkatkan awareness terhadap loose leaf dan juga membuat seseorang ingin membeli suatu produk. Loose leaf sudah banyak digunakan oleh pelajar sejak duduk di bangku SD. Ini menunjukkan bahwa pasar loose leaf memiki range usia yang luas dan tingkat kesadaran yang tinggi. Harga dan kualitas produk merupakan salah satu faktor terbesar untuk memilih loose leaf. Paperline memiliki harga yang cukup kompetitif diantara pesaingnya, harga yang ditawarkan terbilang murah dan tentunya memiliki kualitas produk kertas yang baik, dapat dibilang menjadi salah satu unggulan Paperline.

35 35 Kemudahan mendapatkan loose leaf dimana saja juga sebagai alat bantu untuk meraih pasar sebesar mungkin. Kustomer paling sering membeli produk di modern market (Gramedia) dengan frekuensi pembelian diatas 10 minggu jika sudah kehabisan. Alasan penggunaan loose leaf yang utama adalah karena responden sudah memiliki binder file dan kepraktisan produk untuk dibawa dan digunakan. Promosi merupakan salah satu faktor pendukung untuk meraih target pasar, dan media promosi yang paling diminati responden adalah iklan TV, dan surat kabar/majalah. Dengan mengetahui responden yang rata-rata masih remaja, mereka sangat gemar menonton TV dan inilah yang membuat mereka memilih media tersebut. Selain media promosi, responden memilih diskon dan pembelian 2 produk mendapatkan 3 produk sebagai bentuk promosi produk yang paling diminati responden. Brand loose leaf yang paling dikenal oleh responden adalah Joyko, Kiky, dan Paperline sebagai urutan ke tiga. Selanjutnya, brand yang digunakanpun Joyko mendapati peringkat pertama, pada peringkat kedua, Kiky yang dijawab oleh responden SMU dan Paperline yang dijawab oleh S-1 dan urutan ketiga adalah penggunaan brand Paperline oleh responden SMU, dan Kiky oleh responden S1. Brand Paperline sudah dikenal dikalangan responden SMU dan S1, akan tetapi loyalitas pada brand masih terbilang kurang. Hal ini diperkuat dengan hasil kuestionar bahwa responden dengan mudahnya berganti pemilihan brand jika barang tidak tersedia di toko. Melihat bahwa kertas merupakan barang konsumer goods maka loyalitas sangat minim disini dan distribusi yang merata serta pembentukan branding merupakan salah satu cara untuk mengatasinya agar konsumen mendapatkan brand yang mereka inginkan dimana saja.

36 Analisis SWOT Analisa Lingkungan Internal Selain lingkungan eksternal diatas, perusahaan juga harus mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang merupakan faktor-faktor internal Analisa Kekuatan dan Kelemahan Kekuatan perusahaan menunjukkan kemungkinan-kemungkinan adanya beberapa strategi tertentu yang akan berhasil, sedangkan kelemahan perusahaan menunjukkan halhal yang harus diperbaiki. Kekuatan-kekuatan pokok yang dimiliki Peperline adalah: 1. Brand yang sudah dikenal Hasil yang diperoleh dari kuestioner yang dilakukan penulis, Paperline menempati urutan ke-3 (tiga) dalam brand awareness dan menempati urutan ke-2 (dua) dalam penggunaan merek. Oleh karena itu, Paperline merupakan pemain tiga besar di pasar Jakarta. 2. Memiliki anak perusahaan yang khusus menangani pendistribusiaan produk PT. Tjiwi Kimia adalah salah satu anak perusahaan Sinarmas Group yang menangani produk kertas dan tisu yang merupakan produk mass produk, sehingga untuk mengatur penjualan yang baik, Sinarmas mendirikan PT. CMI ( Cakrawala Mega Indah) sebagai distributor utama produk kertas dan tisu perusahaan. 3. Memiliki fasilitas manufaktur kertas sendiri Perusahaan memiliki sistem integrasi vertikal yang baik, dimana keseluruhan proses manufakturnya diolah oleh perusahaan sendiri dan mempunyai teknologi

37 37 pembuatan kertas yang sudah canggih. Keadaan ini bisa dibilang salah satu kekuatan dari perusahaan sehingga dapat mengontrol produksi yang dihasilkan. Sementara itu, kelemahan kelemahan utama Paperline adalah: 1. Minor produk Paperline merupakan produk minor dari perusahaan, dan sebagai salah satu produk yang kurang dominan maka tidak adanya perhatian yang khusus pada produk paperline. Meskipun demikian, produk loose leaf perusahaan tetaplah termasuk 3 besar dalam pemilihan brand. 2. Kurang kegiatan promosi Promosi merupakan salah satu kegiatan utama dalam memasarkan suatu produk. Perusahaan tidak mempunyai kegiatan promosi yang berarti, dan sesuai dengan keterangan sebelumnya bahwa paperline merupakan minor produk, hal ini perlu diwaspadai agar tidak mengancam market share paperline Analisis Lingkungan Eksternal Secara umum, perusahaan harus memantau kekuatan-kekuatan lingkuang nmakro yang pokok (demografi, ekonomi, teknologi, politik/hukum, dan sosial/budaya) yang berpengaruh terhadap bisnisnya. Selain itu, harus dipantau juga peranan-peranan lingkungan mikro yang signifikan (pelanggan, pesaing, saluran distribusi, dan pemasok) yang mempengaruhi kemampuan perusahan dalam menghasilkan laba dipasar tersebut. Perusahaan harus menyusun kategori faktor-faktor lingkungan ini dan menyusun suatu strategi pemasaran untuk memperkirakan kecenderungan dan perkembangan yang

38 38 penting. Disamping itu perusahaan pun perlu mengidentifikasi kemampuan bersaing perusahaan, sebagai berikut: Perubahan sosial Jaman sekarang merupakan era teknologi, dimana banyak orang yang lebih menggunakan notebook (laptop) untuk kegiatan sehari-harinya. Melihat perubahan itu, perusahaan dalam bidang kertas khususnya dalam thesis ini adalah kertas file, harus bisa melihat lebih jeli lagi dalam menjalani bisnis ini. Perubahan ekonomi Perubahan ekonomi yang akhir-akhir ini mengalami pelonjakan harga berdampak pada seluruh kegiatan usaha. Naiknya biaya operasional pada produksi kertas, biaya untuk memasuki modern market, naik pula harga barang ke end-user. Setidaknya barang konsumer goods tidak akan melonjak tajam kenaikannya sehingga konsumer tetap masih dapat membeli produk tersebut. Perubahan teknologi Perubahan teknologi sangat membantu kertas file dalam proses pembuatannya. Dimulai dari raw material yang sekarang sudah mulai susah untuk didapat (kayu) dan akhirnya menjadi bubur kertas, Research & Development sangat berpengaruh dalam pengurangan raw material yang sangat utama ini (kayu) dan tetap menghasilkan produk kertas yang baik.

39 Analisis Peluang dan Ancaman Berdasarkan perubahan-perubahan lingkungan makro yang pokok, perusahaan dapat mendefinisikan peluang-peluang baru dan ancaman-ancaman di industri kertas, sebagai berikut: Peluang utama yang dihadapi oleh Paperline adalah: 1. Kebutuhan akan kertas akan selalu ada. Kebutuhan akan kertas dilihat dari kebutuhan untuk anak sekolah dan perkuliahan akan selalu ada, dimana sekarang ini jumlah sekolah dan perguruan tinggi semakin meningkat jumlahnya. 2. Tidak ada batasan usia dalam penggunaan loose leaf Diferensiasi produk loose leaf yang sesuai dengan kebutuhan konsumen memberikan bermacam pilihan, seperti loose leaf polos, berwarna, full bergambar maupun gambar yang hanya ada disisi kertas. Dengan ini, loose leaf dapat digunakan oleh berbagai kalangan usia. 3. Tersedia 60% pasar yang belum terjamah Berdasarkan indepth interview dengan pihak perusahaan, market size loose leaf di Jakarta sebanyak 50%, dimana 40% penjulan dilakukan di moderen market. Sedangkan ancaman pokok yang dapat membahayakan Paperline adalah sebagai berikut: 1. Banyaknya pesaing dalam produk sejenis Berdasarkan hasil kuestioner yang dialakukan oleh penulis, terdapat beberapa reponden yang tidak dapat mengenal merek tertentu dan tidak berfokus pada merek apa yang akan digunakan. Pesaing yang ada dipasar ini adalah Maruman, Kokuyo, Kiky, Joyko dst.

40 40 2. Banyaknya substitusi produk Buku tulis merupakan substitusi loose leaf yang utama, dimana hasil kuestioner dan indepth interview yang dilakukan menyatakan buku tulis pilihan utama dalam melakukan catat-mencatat bagi pelajar SMU, dengan alasan konsumen tidak akan takut untuk kehilangan catatannya daripada mengunakan loose leaf. Substitusi produk lainnya adalah Notebook (Laptop), dengan memiliki harga yang jauh lebih mahal dari pada loose leaf dan buku tulis tidak mencegah konsumen untuk memiliki dan menggunakannya. 3. Isu terhadap lingkungan Adanya pertentangan dalam penebangan hutan yang mengakibatkan rusaknya ekosistem lingkungan dan efek dari Global Warming yang merusak lingkungan dan berdampak pada kelangsungan hidup manusia, maka dari itu banyaknya protes dalam usaha yang menggunakan kayu sebagai bahan dasar produk loose leaf.

41 41 Tabel 4.2 SWOT Analisis Opportunities 1.Kebutuhan akan kertas selalu ada 2.Tidak ada batasan usia dalam penggunaan loose leaf Threaths 1.Banyaknya pesaing dalam produk sejenis 2.Banyaknya substitusi produk 3.Isu terhadap lingkungan 4.Adanya privat label di 3.Tersedia 60% pasar yang belum terjamah Moderen Market. 5.Brand Switching yang tinggi Strengths 1. Brand Paperline sudah dikenal 2. Memiliki anak perusahaan yang khusus menangani pendistribusian produk 3.Memiliki fasilitas manufaktur kertas sendiri Weaknesses 1. Minor produk 2. Kurang kegiatan promosi 4.Dapat meningkatkan Branding Strategi SO 1. Menekan biaya cost production serendah-rendahnya sehingga mendapatkan margin sebesar mungkin 2. Memperluas distribusi yang merata ke seluruh lini pasar 3. Paperline bekerjasama dengan produsen binder file (hasil reasearch: karena sudah mempunyai binder maka pelanggan membeli kertas file lagi) Strategi WO 1. melakukan kegiatan promosi (memberikan produk secara Strategi ST 1. Mempunyai tampilan produk yang eye-catching 2. Mempunyai hutan industri sendiri 3. memiliki R&D yang kuat dalam proses produksi kertas 4. Membuat Point of Purchase yang menarik pada Moderen Market. Strategi WT 1. Memperkuat brand awareness paperline

42 42 Cuma-Cuma untuk pembelian jumlah tertentu) 2. Berpartisipasi dalam kegiatan 2. Memperbanyak variant produk (berwarna, bergambar, jumlah sheet) pendidikan (perlombaan cerdas cermat). 4.8 Analisa Porter 5 Force Gambar 4.23 Porter 5 Force Analisa strategi kompetitif Porter dilakukan untuk menentukan dan menganlisa suatu industri sebagai suatu kesatuan dan untuk memperkirakan masa depan industrinya. Analisa dilakukan terdiri dari lima faktor utama, yaitu ancaman para pendatang baru, ancaman dari produk pengganti, ancaman dari pesaing, kekuatan tawar menawar pemasok, dan kekuatan tawar menawar pembeli.

43 Ancaman Para Pendatang Baru Pada saat ini, sudah terdapat pemain di industri kertas (Loose Leaf), tetapi tidak tertutup kemungkinan munculnya pendatang-pendatang baru seperti Imperial, President dan TGA. Pemain baru dalam industri ini merupakan salah satu ancaman yang serius bagi perusahaan, dan tingkat ancamannya cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena kertas merupakan barang komoditi yang dengan mudahnya dapat ditiru dan pesatnya kemajuan teknologi yang mempermudah untuk membuat produk dengan kualitas yang setara ataupun yang lebih baik. Demikian pula jika produk tersebut ditunjang dengan harga yang cukup bersaing, tentu saja dapat menjadi ancaman yang mampu mengambil market share Paperline Ancaman Dari Produk Pengganti Paperline merupakan produk yang praktis namun juga memiliki kekurangan dalam penggunaanya yang memungkinkan pemakai kehilangan kertas loose leaf yang merupakan sutau kertas lepasan. Dibandingkan dari produk penggantinya seperti Buku Tulis, Memo Pad, Agenda dan Laptop yang tidak terlepas dari tempatnya. Hal ini menyebabkan ancaman dari produk pengganti tinggi Ancaman Dari Pesaing Ancaman dari pesaing merupakan suatu jal yang patut diwaspadai oleh perusahaan, dimana kita dapat lihat bahwa tingkat persaingan pada industri ini cukup

44 44 tinggi. Tingkat persaingan yang cukup tinggi ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: Meningkatnya jumlah pelajar Peningkatan jumlah pelajar setiap tahunnya membuat banyaknya kebutuhan akan kertas dalam catat mencatat yang sebagai kebutuhan dasar pelajar semakin meningkat. Sekarang ini kebutuhan pelajar dalam kegiatan pencatatnya tergantung pada kemudahan dalam penggunaannya, dan mudah didapatnya produk yang digunakan tersebut. Meningkatnya jumlah pemain di industri Loose Leaf Jumlah pemain yang semakin meningkat menyebabkan konsumen memiliki lebih banyak pilihan dalam memilih produk loose leaf, serta varian produk yang bermacam-macam dengan harga yang kompetitif. Meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka penemuanpenemuan baru yang dapat membuat kualitas produk semakin meningkat akan lebih cepat ditemukan. Apabila perusahaan tidak berkembang seiring dengan kemajuan teknogi, maka perusahaan dapat tertinggal oleh pesaingnya dari segi teknologi, dan dikhawartikan kualitas produk perusahaan juga tertinggal. Tingkat persaingan yang semakin meningkat ini menngakibatkan tingkat ancaman dari pesaing cukup tinggi.

45 Kekuatan Tawar Menawar Produk Produk Paperline yang beredar di Indonesia merupakan produk lokal dalam negeri, dimana produksi Paperline dilakukan di Surabaya Jawa Timur. Produksi Paperline dilakukan secara integrasi vertikal, dimana proses dari Row Material sampai Barang Jadi dilakukan oleh PT Tjiwi Kimia, begitu pula dalam hal pendistribusian produk dilakukan oleh PT CMI yang juga merupakan anak perusahaan dari Sinar Mas Grup. Tidak adanya ancaman dari kekuatan tawar menawar pemasok merupakan suatu keunggulan untuk Paperline Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Banyaknya pemain pada industri ini yang memiliki kualitas yang serupa dan mempunyai harga yang cukup bersaing, tetapi pembelian Loose Leaf tidak dipengaruhi oleh keberadaaan suatu Brand tertentu dan ini menyebabkan end-user memilih Brand mana saja yang tersedia di toko. Dimana 78% responden menjawab bahwa mereka akan membeli Brand yang tersedia. Hal ini disebabkan karena Loose Leaf merupakan barang komoditi dan tidak adanya loyalitas produk dalam penggunaannya. Sehingga dapat disimpulkan tingkat kekuatan tawar menawar pembeli tinggi. Berdasarkan analisa-analisa diatas, maka diambil suatu analisa gabungan terhadap analisa kuestioner, analisa SWOT dan analisa Porter 5 Force adalah sebagai berikut. Kebutuhan akan tulis menulis selalu terkait dengan kertas. Produk loose leaf Paperline merupakan salah satu produk kertas yang sudah dikenal dan banyak digunakan oleh kalangan pelajar. Penggunaan loose leaf oleh kalangan pelajar dipakai sebagai alat catat mencatat yang pemakaiannya didominasi oleh pelajar S1. Pembelian kembali loose leaf

46 46 terutama pada saat kehabisan dan frekuensi pembeliannya pada jangka waktu diatas 10 minggu. Dengan alasan-alasan tersebut diatas, keberadaan loose leaf terbilang masih mempunyai tempat di pasar dan prospeknya akan terus berkembang. Meningkatnya penggunaan loose leaf disebabkan pula karena penggunanya yang luas, tidak ada batasan usia dan jenis kelamin dalam pemakaian produknya. Dan banyak kompetitor baru yang bermunculan membuktikan bahwa pasar Loose Leaf masih diminati. Selain penjelasan keberadaan loose leaf diatas, penulis juga ingin menjabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan loose leaf oleh pelajar dan mahasiswa. Dengan melihat seseorang memakai/ menggunakan loose leaf, menjadikan salah satu motif seseorang (dalam hal ini: pelajar dan mahasiswa) untuk menggunakan produk loose leaf, rekomendasi dari orang lain juga memiliki andil dalam penggunaan Loose Leaf, hal ini sesuai dengan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku konsumen, salah satunya adalah kelompok acuan yaitu kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Beberapa diantaranya adalah kelompok-kelompok primer seperti keluarga, teman, dan tetangga. Dan ada pula faktor pribadi/ personal yang mempengaruhi perilaku konsumen, termasuk diantaranya gaya hidup seseorang dimana pola hidup yang diekspresikan oleh kegiatan dan minat seseorang. Gaya hidup dapat mencerminkan seseorang secara keseluruhan. Kemudian harga maupun kualitas kertas loose leaf juga sebagai bahan pertimbangan kustomer. Selanjutnya, dengan pernyataan bahwa loose leaf mudah dibawa dan digunakan, konsumen (dalam hal ini: pelajar dan mahasiswa) cenderung menggunakan loose leaf karena praktis dan dapat dipakai untuk keseluruh kegiatan sekolah (tidak perlu membawa semua buku yang ada). Selain itu, karena pengguna sudah

Jakarta, Juli Tim GFP

Jakarta, Juli Tim GFP KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karunia-nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan tesis ini tepat pada waktunya. Penulisan tesis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Proses penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prospek perkembangan dan kondisi produk loose leaf yang akan datang di Indonesia khususnya diwilayah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam menganalisa, kami menggunakan data dengan pengumpulan menggunakan teknik sebagai berikut : a. Wawancara Dengan cara ini, penulis melakukan tanya jawab dengan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah memunculkan banyaknya pesaing-pesaing di dunia perekonomian. Para pesaing

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 58 BAB 4 ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 4.1 Faktor Internal-Eksternal Perusahaan PT. Unilever Indonesia Tbk dalam kegiatannya memiliki beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal yang dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri produk kertas yang juga termasuk dalam industri stasioneri adalah salah satu industri manufaktur yang mengolah kertas menjadi barang dari kertas seperti buku,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar maupun perusahaan kecil, bersama-sama berjuang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar maupun perusahaan kecil, bersama-sama berjuang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tantangan persaingan di dunia industri dewasa ini semakin berat, baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil, bersama-sama berjuang mempertahankan produknya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa STP (Segmentasi, Target, Positioning) Dalam melakukan manajemen pemasaran diperlukan suatu analisa untuk mengetahui hal hal mengenai segmentasi konsumen, target

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. cepatnya pertumbuhan jumlah penduduk dan meningkatnya efek global warming.

I PENDAHULUAN. cepatnya pertumbuhan jumlah penduduk dan meningkatnya efek global warming. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan air minum terus meningkat seiring dengan cepatnya pertumbuhan jumlah penduduk dan meningkatnya efek global warming. Di sisi lain, untuk masyarakat

Lebih terperinci

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1. Identifikasi Faktor Internal Berdasarkan aspek-aspek yang ditinjau untuk mengidentifikasi faktor kekuatan dan kelemahan internal perusahaan antara lain: faktor

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur kertas dan hasil-hasil produksi kertas (stationery) terbesar didunia yang terintegrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat para pelaku bisnis harus mampu bersaing. Persaingan yang terjadi tidak

BAB I PENDAHULUAN. membuat para pelaku bisnis harus mampu bersaing. Persaingan yang terjadi tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan persaingan dalam bisnis yang semakin lama semakin ketat membuat para pelaku bisnis harus mampu bersaing. Persaingan yang terjadi tidak hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kertas merupakan salah satu bagian dari kehidupan manusia sehari - hari. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Kertas merupakan salah satu bagian dari kehidupan manusia sehari - hari. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kertas merupakan salah satu bagian dari kehidupan manusia sehari - hari. Hal ini bisa dilihat bahwa hampir semua bagian dari kehidupan manusia menggunakan kertas. Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pada giliran nya laba akan menurun. berusaha melakukan berbagai kegiatan yang menunjang, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dan pada giliran nya laba akan menurun. berusaha melakukan berbagai kegiatan yang menunjang, kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat ketat, baik pasar domestic ( nasional ) maupun dipasar internasional / global, untuk memenangkan persaingan,

Lebih terperinci

satu yang bisa disebut sukses adalah Hero Supermarket. Dengan jumlah cabang

satu yang bisa disebut sukses adalah Hero Supermarket. Dengan jumlah cabang 2 Dari beberapa Supermarket besar yang dimiliki oleh pengusaha lokal, salah satu yang bisa disebut sukses adalah Hero Supermarket. Dengan jumlah cabang tersebar di berbagai kota di Indonesia, Hero Supermarket

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SWOT PADA STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN QURBAN DI BMT HARAPAN UMAT PATI CABANG PURI KABUPATEN PATI

BAB IV ANALISIS SWOT PADA STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN QURBAN DI BMT HARAPAN UMAT PATI CABANG PURI KABUPATEN PATI BAB IV ANALISIS SWOT PADA STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN QURBAN DI BMT HARAPAN UMAT PATI CABANG PURI KABUPATEN PATI A. Analisis Data Analisis data dari penelitian ini adalah analisis deskriptif yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan industri otomotif di Indonesia dalam beberapa tahun ini berkembang dengan sangat pesat dan diperkirakan akan terus bertambah dalam beberapa

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan industri ini kurang

Lebih terperinci

Merancang Strategi Pemasaran

Merancang Strategi Pemasaran Modul ke: 09 Merancang Strategi Pemasaran Widi Wahyudi, S.Kom, SE, MM. Fakultas Ilmu Komputer Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Definisi Pemasaran Pemasaran tidak hanya mengenal penjualan,pemasangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Sebelum masuk ke perumusan, disini penulis menjelaskan kembali penggunaan beberapa analisis dalam rangka merumuskan strategi pemasaran untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga kini masih memperhatikan perkembangan cukup baik. Jumlah pabrik

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga kini masih memperhatikan perkembangan cukup baik. Jumlah pabrik 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kemasan kaleng tinplate di Indonesia telah dirintis sejak lama, dan hingga kini masih memperhatikan perkembangan cukup baik. Jumlah pabrik kaleng tidak banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesaing berarti tidak kekurangan barang. Hal ini yang membuat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. pesaing berarti tidak kekurangan barang. Hal ini yang membuat konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi di era globalisasi semakin canggih dan dengan hal tersebut dunia perindustrian di Indonesia semakin mengalami perkembangan. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin terintegrasi tanpa rintangan dan batas teritorial negara. Hal ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. semakin terintegrasi tanpa rintangan dan batas teritorial negara. Hal ini membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia bisnis merupakan suatu kondisi yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan. Perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. pastinya dapat mendatangkan keuntungan bagi produsennya.

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. pastinya dapat mendatangkan keuntungan bagi produsennya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, kemajuan teknologi dan pengetahuan mengakibatkan tumbuh subur dan berkembangnya berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat dan modern, akan memberikan dampak yang positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat dan modern, akan memberikan dampak yang positif bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dan modern, akan memberikan dampak yang positif bagi perusahaan yang bergerak di bidang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. besar dalam perkembangan pasar di Indonesia. Hal ini terlihat dari adanya

I. PENDAHULUAN. besar dalam perkembangan pasar di Indonesia. Hal ini terlihat dari adanya I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan menguatnya pengaruh era globalisasi telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan pasar di Indonesia. Hal ini terlihat dari adanya perubahan yang mendasar

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan 144 BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1 Analisis Matriks EFE dan IFE Tahapan penyusunan strategi dimulai dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Pada saat sekarang ini, banyak sekali perusahaan yang mengeluarkan produk bedak di pasaran dimana masing-masing produk saling berjuang untuk menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas konsumen terdiri dari tiga kegiatan, yaitu: berbelanja, melakukan pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja, sekaligus dapat digunakan untuk mengetahui image dari suatu produk di. pasar, termasuk preferensi yang dikehendaki konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. kerja, sekaligus dapat digunakan untuk mengetahui image dari suatu produk di. pasar, termasuk preferensi yang dikehendaki konsumen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan zaman yang mengarah pada globalisasi, kondisi ekonomi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menyebabkan usaha ritel berskala besar (modern)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi dan pertumbuhan penduduk yang tinggi sangat berdampak pada perkembangan ekonomi suatu negara. Penyebabnya adalah semakin meningkatnya kebutuhan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar, maka Indonesia dapat menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk memasarkan produk-produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi persaingan bisnis menjadi semakin meningkat, baik di pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi persaingan bisnis menjadi semakin meningkat, baik di pasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi persaingan bisnis menjadi semakin meningkat, baik di pasar domestik maupun di pasar internasional. Dengan pasar yang semakin mengglobal dan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri keuangan yang lain, salah satu indikatornya adalah industri asuransi

BAB I PENDAHULUAN. industri keuangan yang lain, salah satu indikatornya adalah industri asuransi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini industri asuransi tidak kalah jika dibandingkan dengan industri keuangan yang lain, salah satu indikatornya adalah industri asuransi tetap mencatat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya perusahaan didirikan adalah untuk menggabungkan semua

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya perusahaan didirikan adalah untuk menggabungkan semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya perusahaan didirikan adalah untuk menggabungkan semua potensi efektif yang ada untuk mencapai tujuan tertentu, tidak peduli bagaimana bentuk struktur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO A. Penentuan Strategi Pemasaran sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing di CV. Global Warna Sidoarjo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan dan memenangi persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan dan memenangi persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan bisnis merupakan hal yang wajar di dunia perindustrian. Setiap perusahaan berlomba menawarkan berbagai macam keunggulan dan manfaat produk yang dipasarkannya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah Penulis melakukan analisis terhadap lingkungan industri yang dihadapi oleh Dewi Sambi Tenun dan Perancangan saluran distribusi multi channel Marketing,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak semakin tingginya persaingan memperebutkan pangsa pasar pada

BAB I PENDAHULUAN. berdampak semakin tingginya persaingan memperebutkan pangsa pasar pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan globalisasi yang begitu pesat, berdampak semakin tingginya persaingan memperebutkan pangsa pasar pada dunia bisnis. Salah

Lebih terperinci

BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS

BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS 65 BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS 5.1. Analisa SWOT 5.1.1. Strength (Kekuatan) - Mempunyai ragam variasi kegunaan yang tinggi (masak, membuat roti, minum, mengobati penyakit autisme,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Persaingan industri antar perusahaan dengan bidang usaha yang sama merupakan hal yang sering terjadi di setiap negara. Setiap perusahaan selalu ingin menjadi yang terkuat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern, menyebabkan timbulnya berbagai macam usaha bisnis yang tentunya mempunyai tujuan untuk memberikan produk dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. urbanisasi dan peningkatan pendapatan, serta tren kebugaran dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. urbanisasi dan peningkatan pendapatan, serta tren kebugaran dan kesehatan BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Konsumsi susu cair di Indonesia berpotensi terus tumbuh ditopang urbanisasi dan peningkatan pendapatan, serta tren kebugaran dan kesehatan (duniaindustri.com,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok dan juga penunjang penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang memakainya. Begitu banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017 sebesar 5,1%. Kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017 sebesar 5,1%. Kondisi ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi ekonomi Indonesia yang belum membaik sejak tahun 2013, dan kondisi ekonomi global yang juga mengalami perlambatan menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengarah pada yang terkuat yang tetap bertahan. Keberhasilan akan dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. mengarah pada yang terkuat yang tetap bertahan. Keberhasilan akan dicapai oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan yang semakin ketat, semakin mendorong seleksi alamiah yang mengarah pada yang terkuat yang tetap bertahan. Keberhasilan akan dicapai oleh pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia penyedap makanan sangatlah di gemari oleh kalangan ibu-ibu yang gemar memasak dan menjadikan penyedap sebagai tambahan untuk memberikan cita rasa dan aroma

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci : Brand Image, Brand Equity, Brand Awareness, Komunikasi Pemasaran, Pepsodent Whitening

ABSTRAK Kata Kunci : Brand Image, Brand Equity, Brand Awareness, Komunikasi Pemasaran, Pepsodent Whitening KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT karena berkat karunia-nya pada kami sehingga dapat menyelesikan tesis kami yang berjudul Strategi Marketing Communication Pada Varian Pepsodent Whitening Di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis yang dihadapi perusahaanperusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis yang dihadapi perusahaanperusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis yang dihadapi perusahaanperusahaan pada saat ini semakin ketat, sehingga menuntut manajemen lebih cermat dalam menentukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harsono Suwardi (Prisgunanto, 2014) menyatakan bahwa dasar dari pemasaran adalah komunikasi. Pemasaran bisa menjadi begitu kuat jika dipadukan dengan komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik (nasional) maupun dimasa internasional, dimana untuk memenangkan persaingan perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dari kayu dan lain serabut bahan kimia untuk cat/kertas, dan dari kain lap,

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dari kayu dan lain serabut bahan kimia untuk cat/kertas, dan dari kain lap, BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1. Perusahaan Paper and Allied Product Perusahaan paper and allied product merupakan Kelompok yang meliputi penetapan terutama semata terlibat dalampembuatan menjadikan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Evaluasi Aktivitas Promosi

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Evaluasi Aktivitas Promosi II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu mengenai perumusan dan penetapan strategi promosi dilakukan oleh Simorangkir (2009) yang meneliti strategi promosi produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan jasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini berkembang dengan pesat. Setiap perusahaan dituntut untuk siap menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat. Untuk memenangkan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengumpulan data, pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan, adapun kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara juga dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel bebas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel bebas BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel bebas kualitas produk, harga, promosi penjualan, citra toko, intensitas distribusi, dan tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pemasaran menjadi hal yang sangat penting dalam berbagai jenis usaha. Di era globalisasi saat ini, tingginya tingkat persaingan dalam menguasai pangsa pasar,

Lebih terperinci

IDQAN FAHMI BUDI SUHARDJO

IDQAN FAHMI BUDI SUHARDJO RINGKASAN EKSEKUTIF WISHNU TIRTA, 2006. Analisis Strategi Penggunaan Bahan Baku Kayu Bersertifikat Ekolabel Di Indonesia. Di bawah bimbingan IDQAN FAHMI dan BUDI SUHARDJO Laju kerusakan hutan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan konsumen dalam memilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia pemasaran dewasa ini sangat pesat, yang ditunjukkan dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada konsumen. Kemudahan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini PT Cakrawala Mega Indah sedang menghadapi persaingan kertas pada high segment, salah satu perusahaan yang menjadi kompetitor yang kuat dan bersaing di dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis seperti kios, pasar modern/tradisional, department store, butik dan lain-lainnya

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis seperti kios, pasar modern/tradisional, department store, butik dan lain-lainnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis ritel adalah penjualan barang secara langsung dalam berbagai macam jenis seperti kios, pasar modern/tradisional, department store, butik dan lain-lainnya termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Menurut Hurriyati (2005, p.49) : untuk bauran pemasaran jasa mengacu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Menurut Hurriyati (2005, p.49) : untuk bauran pemasaran jasa mengacu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan aspek yang sangat penting bagi semua perusahaan yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan.

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Dari Hasil analisis penelitian, penulis mendapatkan hasil bahwa terdapat 3 segmen pasar majalah komik Hanalala 2. Dari hasil empat tahap analisis diatas, maka

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

@UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan zaman saat ini membuat orang- orang menyukai halhal

@UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan zaman saat ini membuat orang- orang menyukai halhal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan zaman saat ini membuat orang- orang menyukai halhal yang praktis, dan terkadang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan. Plastik menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Percetakan merupakan suatu proses memindahkan tulisan atau gambar pada kertas atau objek lainnya dengan melalui sebuah mesin cetak. Percetakan biasanya memproduksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan perusahaan. Sesungguhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi yang maju sesuai dengan kemajuan zaman. Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi yang maju sesuai dengan kemajuan zaman. Di dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era Globalisasi seperti sekarang ini, semakin lama memerlukan perhatian yang lebih terutama dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Corporate Social Responsibility di Indonesia diartikan sebagai tindakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Corporate Social Responsibility di Indonesia diartikan sebagai tindakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate Social Responsibility di Indonesia diartikan sebagai tindakan korporasi atau perusahaan besar dalam memberikan tanggung jawabnya berupa materi seperti uang,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan antar perusahaan semakin begitu ketat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan antar perusahaan semakin begitu ketat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini persaingan antar perusahaan semakin begitu ketat. Seperti halnya terjadi pada perkembangan industri bisnis sepatu yang saat ini tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada perorangan untuk keperluan diri sendiri, keluarga, atau rumah tangga.

BAB I PENDAHULUAN. kepada perorangan untuk keperluan diri sendiri, keluarga, atau rumah tangga. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perdagangan eceran atau sekarang kerap disebut perdagangan ritel, bahkan disingkat menjadi bisnis ritel, adalah kegiatan usaha menjual barang atau jasa kepada

Lebih terperinci

Judul Penelitian Ilmiah :

Judul Penelitian Ilmiah : Judul Penelitian Ilmiah : ANALISIS SWOT DAN MARKETING MIX DALAM STRATEGI PEMASARAN ONLINE SHOP TACQUEEN PENULIS Nama Kelas : Dinda Permatasari : 3EA29 NPM : 12212187 Pembimbing : Dr. Teddy Oswari, MM LATAR

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Data Penjualan Perusahaan

LAMPIRAN 1 Data Penjualan Perusahaan LAMPIRAN 1 Data Penjualan Perusahaan L-1 LAMPIRAN 2 Kisi-kisi Instrumen L-2 Kisi-Kisi Pedoman Kuesioner Kisi-kisi segmentasi pasar (1,300) Variabel segmentasi pasar bisnis utama dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi berdampak sangat besar pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Dari hasil analisa, penulis mencoba membagi persaingan retail bakery dalam beberapa kuadran pada gambar dibawah ini : Tabel 4.1 Mapping Outlet Retail

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang UKDW

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan aspek yang sangat penting bagi semua perusahaan yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI Setelah melakukan penelitian, analisis dan pembahasan maka peneliti dapat menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM kuliner rumah makan terhadap

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN-II MERANCANG STRATEGI PEMASARAN. Oloan Situmorang, ST, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen

KEWIRAUSAHAAN-II MERANCANG STRATEGI PEMASARAN. Oloan Situmorang, ST, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen KEWIRAUSAHAAN-II Modul ke: 10 Fakultas Ekonomi Bisnis MERANCANG STRATEGI PEMASARAN Oloan Situmorang, ST, MM Program Studi Manajemen http://mercubuana.ac.id Pokok Bahasan 1. Makna pemasaran 2. Pengenalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Sejarah PT Carrefour di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Sejarah PT Carrefour di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1.Gambaran Umum Objek Penelitian Kecenderungan impulse buying merupakan fenomena yang sering terjadi di masyarakat. Menurut Ma ruf dalam penelitian Divianto (2013 : 4) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk menghalalkan segala cara untuk menekan biaya serendah-rendahnya dan meraih keuntungan yang

Lebih terperinci

Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM

Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM MAKALAH KEGIATAN PPM Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM Oleh: Muniya Alteza, M.Si 1 Disampaikan pada Pelatihan Pengelolaan Usaha bagi UKM di Desa Sriharjo, Bantul Dalam Rangka

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Ekuitas merek Tabel 6.1 Ringkasan Ekuitas Merek Dimensi Spesifikasi Keterangan Kesadaran Merek Asosiasi Merek Top of mind Brand recall Brand recognition

Lebih terperinci

Penyusunan Rencana dan Strategi Pemasaran DOSEN : DIANA MA RIFAH

Penyusunan Rencana dan Strategi Pemasaran DOSEN : DIANA MA RIFAH Penyusunan Rencana dan Strategi Pemasaran DOSEN : DIANA MA RIFAH Pemasaran dan Nilai Pelanggan Inti dari pemasaran adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen Sasaran dari setiap bisnis adalah menghantarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka supaya hidup sehat. Salah satunya dengan cara mengatur asupan gizi

BAB I PENDAHULUAN. mereka supaya hidup sehat. Salah satunya dengan cara mengatur asupan gizi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pola pikir masyarakat saat ini mampu membuka pikiran mereka supaya hidup sehat. Salah satunya dengan cara mengatur asupan gizi makanan, selain mengkonsumsi

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Faktor-faktor yang diprioritaskan konsumen dalam memilih sebuah salon Berdasarkan hasil pengujian Cochran setiap variabel yang terdapat pada kuesioner penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka dituntut untuk memberikan dan menawarkan produk yang terbaik bagi

BAB I PENDAHULUAN. mereka dituntut untuk memberikan dan menawarkan produk yang terbaik bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini baik perusahaan domestic maupun perusahaan asing mereka saling bersaing untuk memperluas daerah pemasaran mereka. Sehingga mereka dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi mutakhir baik di bidang komputerisasi, mesin-mesin pabrik,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi mutakhir baik di bidang komputerisasi, mesin-mesin pabrik, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan di bidang teknologi dan informasi telah berkembang secara pesat. Dunia semakin matang memasuki era teknologi mutakhir baik di bidang

Lebih terperinci

PT. PABRIK KERTAS TJIWI KIMIA TBK PROPINSI JAWA TIMUR

PT. PABRIK KERTAS TJIWI KIMIA TBK PROPINSI JAWA TIMUR RINGKASAN LAPORAN PENILAIAN LAPANGAN SERTIFIKASI LACAK BALAK (CoC) LEI PT. PABRIK KERTAS TJIWI KIMIA TBK PROPINSI JAWA TIMUR Oleh Lembaga Sertifikasi PT. TUV INTERNATIONAL INDONESIA PROFIL PERUSAHAAN PT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada Era Globalisasi ini, pertumbuhan ekonomi dan industri di Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri menjadi negara Industrialisasi menuju modernis,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri menjadi negara Industrialisasi menuju modernis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan sains dan teknologi, Indonesia terus mengembangkan diri menjadi negara Industrialisasi menuju modernis, adapun wajah lama sebagai negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan membuat para pelaku usaha semakin

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan membuat para pelaku usaha semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin ketatnya persaingan membuat para pelaku usaha semakin menyadari arti penting konsumen bagi kesuksesan usaha yang mereka bangun. Makin banyaknya produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam memproduksi barang yang dibutuhkan, karena selain memasarkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam memproduksi barang yang dibutuhkan, karena selain memasarkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran pemasaran dalam dunia usaha dewasa ini semakin penting karena persaingan antar perusahaan yang kini semakin ketat. Banyaknya pesaing yang muncul menuntut

Lebih terperinci

Analisis Manajemen Strategi Pada produk BKP Sport

Analisis Manajemen Strategi Pada produk BKP Sport Analisis Manajemen Strategi Pada produk BKP Sport Mata Kuliah : Manajemen Strategik Dosen : Prof. Dr. Rudy C. Tarumingkeng Disusun oleh : Vicky Harseno (01-2014-093) Pito Fibriyanto (01-2014-097) Melissa

Lebih terperinci