BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desain Industri Desain industri lahir diperkirakan di Eropa Barat pada tahun 1990-an. Beberapa perusahaan Jerman, termasuk AEG, suatu perusahaan elektrikal yang besar, menugaskan para ahli teknik dan arsitek untuk mendesain bermacam-macam produk untuk manufaktur. Pada mulanya, pengaruh para desainer Eropa ini pada industri sangat kecil. Namun kerja mereka menghasilkan teori-teori akhir yang mempunyai pengaruh dan bentuk yang saat ini dikenal sebagai desain industri. Teori Eropa awal tentang desain industri, seperti pergerakan Bauhaus, pergi diluar semata-mata fungsionalisme. Mereka menekankan pentingnya geometri, ketepatan, kemudahan, dan ekonomi dalam mendesain produk. Secara singkat, desainer Eropa mula-mula percaya bahwa sebuah produk harus didesain dari dalam ke luar. Bentuk harus mengikuti fungsi. Konsep awal desain industri di Amerika Serikat mempunyai perbedaan yang nyata. Pada awalnya desainer Eropa adalah arsitek dan ahli teknik. Sementara desainer Amerika terdiri atas desainer teater dan ilustrator-artis. Tidaklah mengherankan desainer industri di Amerika Serikat berkecimpung pada jasa penjualan dan periklanan. Karena eksterior produk merupakan yang terpenting sedangkan bentuk dalamnya tidaklah terlalu penting. Para perintis desain industri

2 14 Amerika Serikat, termasuk Walter Dorwin Teague, Norman Bel Geddes, dan Raymond Loewy, menekankan streamlining dalam produk desainnya. Tren ini adalah bukti terbaik produk-produk AS pada tahun 1930-an. Dari pulpen sampai ke kereta bayi beroda empat didesain dengan menggunakan bentuk tanpa fungsi aerodinamis. Hal itu adalah sebagai usaha menciptakan daya tarik produk. Industri mobil menyediakan contoh lain. Bentuk mobil-mobil Eropa tahun 1930-an cukup sederhana dan halus, sedangkan mobil-mobil AS pada masa yang sama dirancang dengan bentuk tanpa fungsi seperti sirip-sirip ekor dan gigi bersepuh krom. Namun menjelang tahun 1970-an, desain Eropa berpengaruh kuat terhadap pemikiran desain industri orang Amerika, sebagian besar melalui kerja Henry Dreyfuss dan Elliot Noyes. Tingkat persaingan yang semakin tinggi di pasaran memakasa perusahaan untuk mencari cara untuk memperbaiki dan membuat perbedaan produk mereka. Semakin banyak perusahaan yang menerima gagasan bahwa peran desain industri diperlukan untuk semata-mata meningkatkan bentuk dan penampilan. Cerita-cerita kesuksesan seperti Bell, Deere, Ford, dan IBM, secara efektif menerapkan desain industri di berbagai tempat usaha dari perusahaan konsultasi kecil sampai perusahaan-perusahaan manufaktur yang besar. Perhimpunan Desainer Industri Amerika (IDSA) mendefinisikan desain industri sebagai jasa profesioanal dalam menciptakan dan mengembangkan konsep dan spesifikasi guna mengoptimalkan fungsi-fungsi, nilai, dan penampilan produk serta sistem untuk mencapai keuntungan yang mutual antara pemakai dan produsen. Definisi ini cukup luas untuk memasukkan kegiatan dari semua produk tim

3 15 pengembangan. Kenyataannya desainer industri memfokuskan diri pada bentuk dan interaksi pemakai produk. Dreyfuss (1967) membuat daftar lima tujuan penting. Desainer-desainer industri dapat membantu tim untuk mencapainya ketika mengembangkan produk-produk baru : Kegunaan : Hasil produksi manusia harus selalu aman, mudah digunakan, dan intuitif. Setiap ciri harus dibentuk sedemikian rupa sehingga memudahkan pemakainya mengetahui fungsinya. Penampilan : Bentuk, garis, proporsi, dan warna digunakan untuk menyatukan produk menjadi satu produk yang menyenangkan. Kemudahan pemeliharaan : Produk harus juga didesain untuk memberitahukan bagaimana mereka dapat dirawat dan diperbaiki. Biaya-biaya rendah : Bentuk dan ciri memegang peranan besar dalam biaya peralatan dan produksi. Karena itu, hal ini harus diperhatikan secara bersamasama oleh tim. Komunikasi : Desain produk harus dapat mewakili filosofi desain perusahaan dan misi perusahaan melalui visualisasi kulitas produk. Desainer industri merupakan salah satu program universitas yang ditempuh selama 4-5 tahun. Program itu mempelajari seni pahat dan bentuk, mengembangkan gambar, presentasi, dan membuat mode dan mendapatkan pemahaman dasar tentang material, teknik manufaktur, dan pengerjaan akhir. Dalam praktek industri, desainer mendapatkan tambahan pembahasan tentang teknik industri dasar, lanjutan

4 16 manufaktur/proses-proses pabrik, dan praktek umum pemasaran. Kemampuan mereka untuk mengekspresikan ide-idenya secara visual menunjang untuk mengembangkan konsep yang berguna bagi tim. Walaupun ide-ide desainer industri dapat menciptakan sebagian besar sketsa konsep, model, dan pahatan awal yang digunakan oleh tim melalui proses pengembangan berasal dari seluruh anggota tim Pentingnya Desain Industri untuk Suatu Produk Kebanyakan produk di pasaran diperbaiki dengan beberapa cara atau dengan desain industri yang baik. Semua produk yang digunakan, dioperasikan, atau dilihat oleh orang-orang amat bergantung pada ID untuk mencapai kesuksesan komersial. Dengan adanya pemikiran ini, akan mudah menilai pentingnya desain industri terhadap suatu produk tertentu. Untuk menjelaskan pentingnya desain industri ada dua dimensi yaitu ergonomik dan estetis. Perhatikan kita menggunakan bentuk jamak ergonomik untuk menampung semua aspek suatu produk yang berhubungan dengan sisi manusia. Semakin penting setiap dimensi terhadap kesuksesan suatu produk, semakin tergantung pula produk tersebut terhadap desain industri. Oleh karena itu, dengan menjawab serangkaian pertanyaan dalam setiap dimensi kita dapat secara kualitatif menilai pentingnya desain industri.

5 Kebutuhan-kebutuhan ergonomik Kebutuhan-kebutuhan ergonomik dari desain industri terdiri dari : Seberapa penting kemudahan pemakaian? Kemudahan pemakaian mungkin sangat penting untuk produk-produk yang sering digunakan, seperti sebuah fotokopi kantor, dan produk-produk yang jarang digunakan, seperti alat pemadam kebakaran. Kemudahan pemakaian akan lebih diperlukan jika produk mempunyai beberapa ciri atau cara mengoperasikannya yang mungkin membingungkan dan menyebabkan frustasi pemakainya. Ketika kemudahan pemakaian menjadi kriteria yang penting, desainer industri perlu menjamin bahwa ciri-ciri produk secara efektif dapat memberitahukan fungsi-fungsinya. Seberapa pentingnya kemudahan perawatan? Jika produk perlu diperbaiki secara berkala, kemudahan perawatan menjadi penting. Sebagai contoh, seorang pemakai harus dapat membersihkan kertas yang terjepit dalam sebuah printer atau mesin fotokopi dengan mudah. Sekali lagi, adalah penting bahwa ciri-ciri suatu produk untuk memberitahukan prosedur perawatan/perbaikan kepada pemakainya. Bagaimanapun, dalam banyak kasus, penyelesaian yang lebih, diperlukan untuk memenuhi perawatan secara keseluruhan. Berapa banyak interaksi pemakai yang diperlukan untuk fungsi-fungsi produk? Secara umum, semakin banyak interaksi pemakai dengan produk, produk akan semakin tergantung pada desain industri. Sebagai contoh, pegangan pintu biasanya hanya membutuhkan satu interaksi, sedangkan

6 18 sebuah komputer yang mudah dibawa membutuhkan selusin atau lebih interaksi. Semua ini harus dipahami benar oleh desainer industri. Lebih jauh, setiap interaksi mungkin membutuhkan suatu pendekatan desain yang berbeda dan atau riset tambahan. Berapa pembaruan yang interaksi pemakai perlukan? Suatu antarmuka pemakai memerlukan perbaikan terhadap desain yang telah ada yang secara relatif akan mudah dipahami untuk didesain, seperti tombol-tombol pada mouse komputer desktop generasi yang akan datang. Semakin banyak pembaruan pada interfase pemakai mungkin memerlukan riset yang substansial dan studi kemungkinan, seperti jalur bola yang dibuat di dalam pada komputer notebook PowerBook Macintosh pertama. Apa pokok permasalahan keamanan? Semua produk mempunyai pertimbangan keamanan. Untuk beberapa produk, hal ini dapat menghasilkan tantangan yang nyata bagi tim desain. Sebagai contoh, perhatian keamanan pada desain boneka anak lebih menonjol dibandingkan sebuah mouse komputer baru Kebutuhan-kebutuhan Estetis Kebutuhan-kebutuhan ergonomik dari desain industri terdiri dari : Apakah diferensiasi produk visual diperlukan? Produk dengan market dan teknologi yang stabil sangat tergantung pada desain industri untuk

7 19 menciptakan daya tarik estetis dan tentunya diferensiasi visual. Sebaliknya produk seperti internal disk drive komputer, yang dibedakan oleh kinerja teknologinya lebih sedikit tergantung pada desain industri. Seberapa penting gengsi kepemilikan, kesan, dan mode? Persepsi pelanggan terhadap suatu produk sebagian didasarkan oleh daya tarik estetis. Produk yang menarik mungkin diasosiasikan dengan mode dan kesan yang tinggi. Pada akhirnya hal itu akan menciptakan perasaan gengsi yang tinggi pada pemiliknya. Hal ini mungkin berlawanan dengan suatu produk yang terlihat dan terasa kasar atau konservatif. Ketika karakteristik seperti itu penting, desain industri akan memainkan peranan penting dalam menentukan kesuksesan akhir. Akankah suatu produk estetis memotivasi tim? Suatu produk yang mempunyai daya tarik estetis dapat membangkitkan perasaan bangga di antara para staf desain dan manufaktur. Kebanggaan tim dapat memotivasi dan menyatukan setiap orang yang berhubungan dengan proyek. Konsep awal desain industri memberikan tim suatu visi konkrit terhadap hasil akhir usaha pengembangan. Untuk mendemonstrasikan metode ini, kita dapat mengajukan pertanyaan di atas untuk menilai pentingnya desain industri dalam pengembangan Motorola StarTAC. Tabel 2.1 memperlihatkan hasil-hasil dari analisis seperti ini. Kita menemukan bahwa ergonomik dan estetis sangat penting untuk StarTAC. Jadi desain

8 20 industri benar-benar memegang peranan penting dalam menentukan faktor kesuksesan produk yang dianggap kritis. Tabel 2.1 Penilaian Tingkat Kepentingan Desain Industri untuk StarTAC Kebutuhankebutuhan Level Kepentingan Penjelasan peringkat Ergonomik Kemudahan Rendah Menengah Tinggi StarTAC sangat penting untuk telepon yang dapat Pemakaian dibawa kemanapun. Mungkin sering digunakan secara berkala, diperlukan untuk situasi darurat, dan dapat dioperasikan oleh pengemudi mobil ketika menyetir. Fungsi produk harus memberitahukan mampu melalui desainnya. Kemudahan Seperti banyak produk Sumber : Perancangan & Pengembangan Produk, Ulrich hal.204.

9 21 Perawatan elektronik integrated lainnya produk itu hanya memerlukan sedikit perawatan. Kuantitas Interaksi Pemakai Terdapat banyak interaksi pemakai seperti mengganti baterai, memprogram dialing, ciri-ciri, mengirim dan menerima panggilan. Pembaruan Keputusan desain yang Interaksi Pemakai berhubungan beberapa pelanggan dengan interaksi dipermudah seperti keypad nomor. Pada keypad terdapat data faktor manusia yang mendikte dimensi-dimensi dasar. Bagaimanapun antarmuka

10 22 lainnya seperti tutup engsel yang melipat dan membuka telepon, cukup berbeda dari model terdahulu dan karenanya memerlukan studi yang teliti. Keamanan Terdapat banyak pokok permasalahan keamanan pada desain industri untuk dipertimbangkan oleh StarTAC itu sendiri. Bagaimanapun sejak pelanggan menggunakan telepon seluler pada otomobil, perlengkapan sejumlah aksesori perlu didesain untuk keamanan, kenyamanan, dan operasi bebas-tangan.

11 23 Estetis Diferensiasi Produk Ketika diperkenalkan StarTac terdapat ratusan model telepon seluler di pasaran. Penampilannya (termasuk ukuran dan bentuknya) sangatlah penting untuk diferensiasi. Gengsi StarTAC dimaksudkan kepemilikan, mode atau kesan untuk menjadi produk yang terlihat bergengsi untuk pebisnis dan komunikasi perorangan pada area publik. StarTAC harus secara fisik terlihat menarik untuk penggunaan sehari-hari.

12 24 Motivasi Tim Pembaruan bentuk StarTAC berubah menjadi inspirasi penting untuk tim pengembangan dan mengandung nilai jual bagi manjemen senior.

ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DESAIN INDUSTRI PRODUK HANDPHONE: STUDI KASUS DI FAKULTAS EKONOMI UBINUS

ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DESAIN INDUSTRI PRODUK HANDPHONE: STUDI KASUS DI FAKULTAS EKONOMI UBINUS ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DESAIN INDUSTRI PRODUK HANDPHONE: STUDI KASUS DI FAKULTAS EKONOMI UBINUS Dyah Budiastuti 1 ; Diananda GF 2 ABSTRACK Article present the importance of industrial design on handphone

Lebih terperinci

INDUSTRIAL DESIGN. Chapter 12

INDUSTRIAL DESIGN. Chapter 12 1 INDUSTRIAL DESIGN Chapter 12 2 Desain Industri (Industrial Design/ID) Jasa profesional dalam menciptakan dan mengembangkan konsep dan spesifikasi guna mengoptimalkan fungsi-fungsi, nilai, dan penampilan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desain Industri Desain industri merupakan salah satu elemen penting dalam proses pengembangan produk dimana kegiatan desain industri ini memiliki peranan cukup penting

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Perancangan dan Pengembangan Produk Perancangan dan pengembangan produk adalah serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisis persepsi dan peluang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengembangan dan Perancangan Produk Baru Pengembangan produk baru (New Product Development) adalah suatu bagian yang penting dalam dunia bisnis. Produk-produk baru dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tahapan Proses Perancangan dan Pengembangan Produk Proses perancangan dan pengembangan produk terdiri dari 6 tahapan seperti yang ditunjukkan dalam gambar

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaan Produk Perencanaan produk sering disebut sebagai zerofase karena mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual. Dengan adanya

Lebih terperinci

ERGONOMI PRODUK. Motorola RAZR

ERGONOMI PRODUK. Motorola RAZR ERGONOMI PRODUK Lecture Perancangan & Pengembangan Produk FaridWajdi 2014 Motorola RAZR Small size and weight Performance features (VGA,bluetooth, ) Ergonomics Durability: > 1 m onto cement floor) Materials

Lebih terperinci

II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas (State Of The Art) Jenis karya seperti buku ilustrasi bergambar khusus anak sudah ada sebelumnya, bahkan sudah banyak yang memproduksinya. Banyak juga rupa, bentuk

Lebih terperinci

ILMU, TEKNOLOGI DAN SENI DALAM ARSITEKTUR. PENGANTAR ARSITEKTUR Minggu ke - 3

ILMU, TEKNOLOGI DAN SENI DALAM ARSITEKTUR. PENGANTAR ARSITEKTUR Minggu ke - 3 ILMU, TEKNOLOGI DAN SENI DALAM ARSITEKTUR PENGANTAR ARSITEKTUR Minggu ke - 3 ILMU, TEKNOLOGI DAN SENI DALAM ARSITEKTUR Hingga kini masih banyak ragam pandangan yang berbeda-beda tentang arsitektur. Keragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi yang dipergunakan dalampenelitian, dan

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA YANG BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK 1.Nozzle Nozzle merupakan perangkat yang tidak kalah penting dalam pemadaman, fungsi nozzle ini adalah mempermudah

Lebih terperinci

DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK ANAK

DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK ANAK DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK Abstrak ANAK Delta Pralian - NPM : 30402264 Program Studi Teknik Industri, Universitas Gunadarma E-mail : dpralian@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam berkarya seni, setiap individu selalu ingin mengkomunikasikan karyanya kepada orang lain dan sekaligus memuaskan orang lain tersebut. Individu tidak akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan 1 A. Latar Belakang Penciptaan BAB I PENDAHULUAN Pengembangan dan penelitian adalah hal yang terus bergulir di segala aspek terutama pada aspek-aspek yang krusial dalam pembentukan sumber daya manusia

Lebih terperinci

Layanan Perangkat Keras Dasar untuk Konsumen

Layanan Perangkat Keras Dasar untuk Konsumen Layanan Perangkat Keras Dasar untuk Konsumen Sistem Anda. Untuk tujuan penerapan Perjanjian ini, Sistem diidentifikasi sebagai sistem Dell yang terdiri dari komponen berikut: monitor; CPU (central processing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Pos Indonesia yang selanjutnya disebut Kantor Pos merupakan badan usaha milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang layanan sarana komunikasi seperti mengirimkan

Lebih terperinci

Bab 10. Pengembangan Sistem Multimedia. Pokok Bahasan : Tujuan Belajar : Pengembangan sistem multimedia Siklus pengembangan sistem multimedia

Bab 10. Pengembangan Sistem Multimedia. Pokok Bahasan : Tujuan Belajar : Pengembangan sistem multimedia Siklus pengembangan sistem multimedia Bab 10 Pengembangan Sistem Multimedia Pokok Bahasan : Pengembangan sistem multimedia Siklus pengembangan sistem multimedia Tujuan Belajar : Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa dapat : Memahami

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Multimedia

Pengembangan Sistem Multimedia Pengembangan Sistem Multimedia Siklus Pengembangan Multimedia Pengembangan sistem multimedia harus mengikuti tahapan pengembangan sistem multimedi, yaitu mendefinisikan masalah, studi kelayakan, melakukan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 2. Gasal 2014

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 2. Gasal 2014 PERANCANGAN PRODUK Chapter 2 Gasal 2014 Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/ 22/09/2014 Perancangan Produk -

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup pesat. Hal ini sejalan dengan perubahan kebutuhan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup pesat. Hal ini sejalan dengan perubahan kebutuhan masyarakat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi di bidang komunikasi dewasa ini mengalami kemajuan yang cukup pesat. Hal ini sejalan dengan perubahan kebutuhan masyarakat akan jasa telekomunikasi

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desain produk menjadi hal yang penting dalam mempertahankan serta menjaga minat beli konsumen maupun pasar. Produk yang terkesan monoton dan tidak variatif akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya berikut : Menurut Mulyadi (2000: 6) pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

Evolusi Sistem Komputer. Komang Anom Budi Utama, Skom

Evolusi Sistem Komputer. Komang Anom Budi Utama, Skom Evolusi Sistem Komputer Komang Anom Budi Utama, Skom komang_anom@staff.gunadarma.ac.id Evolusi Sistem Komputer Sejarah perkembangan sistem komputer adalah sejarah yang terkait dengan perkembangan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentu menginginkan produknya sukses di pasar. Produk yang sukses akan membawa perusahaan memiliki kesempatan untuk menggali keuntungan sebesar-besarnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan Ibukota Negara yang berkembang pesat dan menjadi pusat dari segala macam aktifitas. Jakarta merupakan metropolitan terbesar di Asia Tenggara yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. ada dan mempelajari serta menganalisis permasalahan yang ada PT. Suara Mitra

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. ada dan mempelajari serta menganalisis permasalahan yang ada PT. Suara Mitra 38 BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Metode Penelitian Dalam kerja praktek ini, penulis berusaha menemukan permasalahan yang ada dan mempelajari serta menganalisis permasalahan yang ada PT. Suara Mitra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) salah satunya disebabkan oleh pelayanan sarana kesehatan yang belum memadai. Dengan memperbaiki pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Miliaran foto yang dibuat setiap tahunnya semakin beragam, foto-foto yang inovatif telah menjadi tantangan penulis untuk menciptakan sesuatu yang lebih berbeda dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar dari sellers market menjadi buyers market sehingga konsumen menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pasar dari sellers market menjadi buyers market sehingga konsumen menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah membawa dampak yang cukup besar bagi dunia usaha, di antaranya adalah perkembangan teknologi yang sangat pesat, perubahan sifat pasar dari sellers

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tempat ibadah adalah suatu tempat dimana umat manusia beribadah kepada Sang Pencipta. Oleh karena itu tempat ibadah harus mampu merepresentasikan suasana sakral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan, maupun lingkungan kehidupan masyarakat. Alam dapat dikatakan. terpisahkan antara manusia dengan lingkungan alam.

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan, maupun lingkungan kehidupan masyarakat. Alam dapat dikatakan. terpisahkan antara manusia dengan lingkungan alam. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Kenyataan seni selalu menyertai manusia sejak dari permulaan, tidak sedikit membangkitkan kesadaran untuk membawa seni ke dalam proporsi sewajarnya, di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Brand atau merek merupakan nama ataupun simbol yang bersifat membedakan, dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang penjual atau sebuah kelompok

Lebih terperinci

BAB III KONSEP, PROSES PERANCANGAN DAN VISUALISASI KARYA

BAB III KONSEP, PROSES PERANCANGAN DAN VISUALISASI KARYA BAB III KONSEP, PROSES PERANCANGAN DAN VISUALISASI KARYA 3.1. Konsep Perancangan 3.1.1. Tujuan Perancangan Tujuan perancangan ini adalah didapatkannya tampilan logo baru dan brand identity yang baik dan

Lebih terperinci

SARANA DAN PRASARANA RUANG PERPUSTAKAAN SEBAGAI ASPEK KEKUATAN DALAM MENGEMBANGKAN PERPUSTAKAAN

SARANA DAN PRASARANA RUANG PERPUSTAKAAN SEBAGAI ASPEK KEKUATAN DALAM MENGEMBANGKAN PERPUSTAKAAN SARANA DAN PRASARANA RUANG PERPUSTAKAAN SEBAGAI ASPEK KEKUATAN DALAM MENGEMBANGKAN PERPUSTAKAAN Fitri Mutia, A.KS., M.Si 1 Abstrak Dalam upaya mendukung pelaksanaan pelayanan yang prima (terbaik, memuaskan)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 3.1 Metode Penelitian Untuk merancang media promosi booklet LPTB Susan Budihardjo sesuai dengan bidang keilmuan Desain Komunikasi Visual, maka metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fina Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fina Lestari, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keanekaragaman budaya yang dimiliki Bangsa Indonesia menjadi warisan budaya untuk mengembangkan dan membangun identitas bangsa dalam mempertahankan eksistensinya

Lebih terperinci

penerima terhadap pengirim mempengaruhi pemikiran penerima. Proses komunikasi dimulai ketika pengirim memilih kata kata, gambar, simbol yang tepat unt

penerima terhadap pengirim mempengaruhi pemikiran penerima. Proses komunikasi dimulai ketika pengirim memilih kata kata, gambar, simbol yang tepat unt BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Komunikasi Komunikasi adalah proses menyalurkan informasi, pertukaran ide atau proses untuk menghadirkan sebuah paham atau pemikiran antara pengirim dan penerima. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, bisnis bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, bisnis bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Umum Pada era globalisasi saat ini, bisnis bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk dijalankan. Perusahaan bersaing untuk menarik konsumen dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merawat kesehatan gigi memang sangat penting. Dengan gigi yang baik juga dapat menambah kepercayaan diri orang tersebut saat menjalani aktifitas sehari-hari. Saat masih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai pendahuluan yang terdiri dari latar belakang 12 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai pendahuluan yang terdiri dari latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN Dalam sebuah proses desain, perancangan Meja Tulis Minimalis dan Kursi Taman Minimalis ini di buat dengan menggunakan beberapa metode yang mengacu kepada konsep perancangan. Suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah pengguna internet pada tahun 1998 sebesar 512.000 pengguna meningkat tajam menjadi 16.000.000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan internet akhir-akhir ini telah membuat internet menjadi begitu besar peranannya baik sebagai sarana memperoleh informasi dengan cepat dan selalu diperbaharui.

Lebih terperinci

Sepatu Formal. Penunjang penampilan. Faktor Ergonomis Pengguna

Sepatu Formal. Penunjang penampilan. Faktor Ergonomis Pengguna 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sepatu sebagai alas kaki memiliki tujuan tersendiri dari para penggunanya, berbagai jenis sepatu dengan model desain yang berbeda telah banyak di kembangkan. Tujuannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. usahanya, umumnya mempunyai visi untuk menjadi perusahaan yang terbaik

BAB II LANDASAN TEORI. usahanya, umumnya mempunyai visi untuk menjadi perusahaan yang terbaik 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Customer Orientation Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnis atau kegiatan usahanya, umumnya mempunyai visi untuk menjadi perusahaan yang terbaik atau terkenal.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Secara psikologi perkembangan anak di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah lingkungan, dimana lingkungan tersebut bisa berupa lingkungan internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak awal manusia hadir di muka bumi, yang menjadi perbincangan manusia adalah mengenai kehidupannya. Manusia lahir di dunia ini sebagai seorang bayi, lalu tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra saja. Karena perkembangan teknologi bahkan sudah masuk ke dunia multimedia (diantaranya

Lebih terperinci

MATERI 2 KONSEP PRODUK

MATERI 2 KONSEP PRODUK MATERI 2 KONSEP PRODUK Proses perencanaan produk dilakukan sebelum suatu proyek pengembangan produk secara formal disetujui, sumber daya yang penting dipakai dan sebelum tim pengembangan yang besar dibentuk.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Perkembangan zaman menjadi salah satu faktor munculnya teknologi baru dalam segala bidang. Beberapa teknologi dibuat karena adanya

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN HP

SEJARAH PERKEMBANGAN HP SEJARAH PERKEMBANGAN HP Nama Penulis khairunnisaislam@gmail.com Abstrak Ponsel yang pertama kali tercipta, tidak benar-benar seperti ponsel yang saat ini di kenal. Ponsel pada saat itu adalah radio dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 terdapat universitas di seluruh indonesia. 1

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 terdapat universitas di seluruh indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan sektor jasa pendidikan tinggi dalam memperebutkan calon mahasiswa semakin ketat. hal tersebut ditandai dengan munculnya perguruan tinggi baik negeri maupun

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM KOKOPANDA (Kotak Kado Papertoy dan Diorama) Cara Baru Ungkapkan Kasih Sayang dengan Kotak Kado yang Unik, Kreatif dan Penuh Cinta BIDANG KEGIATAN : PKM

Lebih terperinci

Tujuan yang ingin didapat dari Mata Kuliah ini adalah untuk memahami manusia sebagai sumber daya terpenting dalam membangun sistem dan juga

Tujuan yang ingin didapat dari Mata Kuliah ini adalah untuk memahami manusia sebagai sumber daya terpenting dalam membangun sistem dan juga PENDAHULUAN Tujuan yang ingin didapat dari Mata Kuliah ini adalah untuk memahami manusia sebagai sumber daya terpenting dalam membangun sistem dan juga manusialah yang harus diperhatikan karena nantinya

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dewasa ini ledakan media memampukan perusahaan menjual produk dan jasa secara langsung kepada pelanggan tanpa melalui perantara. Media yang ada, cetak dan siaran, katalog,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung merupakan rumah sakit khusus yang diklasifikasikan ke dalam rumah sakit tipe B menurut ketetapan mentri kesehatan no 340

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 3.1 Metode Penelitian Untuk merancang Logo dan katalog produk profile hotel budget Bangkalan sesuai dengan bidang keilmuan Desain Komunikasi Visual, maka metode

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan 1. Buku Pada zaman kuno, tradisi komunikasi masih mengandalkan lisan. Penyampaian informasi, cerita-cerita,

Lebih terperinci

IPLEMENTASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TERHADAP DESAIN KOMUNIKASI VISUAL (PERIKLANAN) Oleh : A.A.Sg. intan Pradnyanita

IPLEMENTASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TERHADAP DESAIN KOMUNIKASI VISUAL (PERIKLANAN) Oleh : A.A.Sg. intan Pradnyanita IPLEMENTASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TERHADAP DESAIN KOMUNIKASI VISUAL (PERIKLANAN) Oleh : A.A.Sg. intan Pradnyanita 201121007 PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2012 Judul : Iplementasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari hari kita sering menjumpai tanda atau simbol yang memberikan sejumlah informasi dilingkungan sekitar kita. Tanda informasi ini disebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Retail (Eceran) Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha menjual barang atau jasa

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia teknologi dan informasi sekarang ini sangat besar pengaruhnya yang dapat mempermudah dan meringankan pekerjaan manusia. Salah satu diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti dikelas VIII-2 SMP Negeri 43 Bandung. Tentang pembelajaran IPS terdapat beberapa permasalahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong semua perusahaan khususnya industri manufaktur saling bersaing untuk menghasilkan produk yang berkualitas.

Lebih terperinci

II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Karya kampanye anti narkoba sudah ada sebelumnya, bahkan sudah banyak yang memproduksinya. Beberapa karya kampanye anti narkoba bisa dilihat melalui situs website

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS DALAM BIDANG DESAIN GRAFIS

PELUANG BISNIS DALAM BIDANG DESAIN GRAFIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS DALAM BIDANG DESAIN GRAFIS Disusun oleh : Nama : Syam Sariffudin R. Kelas : 11-S1SI-08 NIM : 11.12.5908 Jurusan : Sistem Informasi STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Desain

Lebih terperinci

PENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Batik merupakan salah satu warisan leluhur Indonesia yang telah dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia, tetapi banyak masyarakat yang belum mengerti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA BAB V KONSEP 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep perancangan Sekolah Tinggi Seni Teater ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah INTERAKSI. Interaksi dapat diartikan sebuah bangunan yang dirancang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia telah menyeret negara-negara lain termasuk Indonesia jatuh ke dalam jurang

BAB I PENDAHULUAN. dunia telah menyeret negara-negara lain termasuk Indonesia jatuh ke dalam jurang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kondisi ekonomi dunia secara global mengalami krisis. Jatuhnya perekenomian negara Amerika Serikat sebagai penggerak utama perekonomian dunia telah menyeret

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nicholas Cugnot Kart Benz

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nicholas Cugnot Kart Benz BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas pendahuluan yang berhubungan dengan judul pada tugas akhir ini yaitu Pembangunan Aplikasi Sistem Pakar Untuk Membantu Menyelesaikan Masalah Kerusakan dan Perawatan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik SKRIPSI Semester Ganjil 2005/2006 ANALISA PENILAIAN TINGKAT KEPENTINGAN DESAIN INDUSTRI DARI PRODUK HANDPHONE BERDASARKAN STUDI KASUS

Lebih terperinci

BAB III DATA PERANCANGAN Pengertian Desain Grafis & Multimedia.

BAB III DATA PERANCANGAN Pengertian Desain Grafis & Multimedia. BAB III DATA PERANCANGAN 3.1 Tinjauan Teoritis 3.1.1 Pengertian Desain Grafis & Multimedia. Desain adalah gagasan awal, rancangan, perencanaan, pola, susunan, rencana, membuat, mencipta, menyusun, dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Masalah yang ingin penulis angkat dalam proyek penyusunan skripsi ini adalah bagaimana merancang animasi Simulasi pendaur ulangan sampah plastik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. beragam konteks. Cultural Studies, istilah ini diciptakan oleh Richard

I. PENDAHULUAN. beragam konteks. Cultural Studies, istilah ini diciptakan oleh Richard I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cultural Studies atau kajian budaya adalah studi kebudayaan atas praktek signifikasi representasi, dengan mengeksplorasi pembentukan makna pada beragam konteks. Cultural

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pengantar Perkembangan dunia computer dewasa ini sangat cepat, sehingga dapat dimanfaatkan untuk berbagai bidang. Komputer pada awal mula perkembanganya kebanyakan digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi besar yang dilakukan oleh pihak perusahaan, perusahaan skala kecil

BAB I PENDAHULUAN. investasi besar yang dilakukan oleh pihak perusahaan, perusahaan skala kecil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi bukanlah penghambat laju perkembangan sebuah perusahaan tetapi lebih ke arah solusi. Kenyataan demikian lebih didasarkan pada investasi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Distribusi 2.1.1. Pengertian Distribusi Kebanyakan produsen bekerja sama dengan perantara pemasaran untuk menyalurkan produk-produk mereka ke pasar. Mereka membantu

Lebih terperinci

Sejarah Telepon Genggam

Sejarah Telepon Genggam Sejarah Telepon Genggam Penemu sistem telepon genggam yang pertama adalah Martin Cooper, seorang karyawan Motorola pada tanggal 03 April 1973, walaupun banyak disebut sebut penemu telepon genggam adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di zaman yang serba membutuhkan kecepatan informasi bagi semua pihak, teknologi mempunyai peranan penting yang tentunya tidak terlepas kaitanya dengan Teknologi Informasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN FURNITUR DAN AKSESORIS HOTEL TRANSIT BANDARA SOEKARNO-HATTA

PERANCANGAN FURNITUR DAN AKSESORIS HOTEL TRANSIT BANDARA SOEKARNO-HATTA PERANCANGAN FURNITUR DAN AKSESORIS HOTEL TRANSIT BANDARA SOEKARNO-HATTA PROPOSAL PENGAJUAN PROYEK TUGAS AKHIR SYLVANI LAURENCIA 1501144856 SCHOOL OF DESIGN DESAIN INTERIOR UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2015

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. Arista Pratama Jaya merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan swasta yang sedang berkembang. Perusahaan ini bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

BAB II Dasar Perancangan Desain Grafis

BAB II Dasar Perancangan Desain Grafis BAB II Dasar Perancangan Desain Grafis A. Prinsip Seni Grafis Ilmu Grafis Tutorial Desain Prinsip-Prinsip dalam Tata Rupa & Desain Grafis berkaitan dengan Nirmana. Meski nirmana dipahami sebagai sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang >< BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah sesuatu yang tidak dipisahkan dari negara Indonesia yang terkenal akan keanekaragamannya. Keanekaragaman ini menjadi unsur perekat kesatuan dan persatuan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN Dalam sebuah proses desain, perancangan pembuatan paper log dan paper board ini di buat dengan menggunakan beberapa metode yang mengacu kepada konsep perancangan. Suatu konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin banyaknya manusia di bumi, kebutuhan manusia pun

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin banyaknya manusia di bumi, kebutuhan manusia pun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan semakin banyaknya manusia di bumi, kebutuhan manusia pun semakin meningkat. Hal tersebut mendorong orang untuk melakukan penjualan barang untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB VI REFLEKSI PERANCANG

BAB VI REFLEKSI PERANCANG BAB VI REFLEKSI PERANCANG Selama menjalani proses perancangan Gelanggang Remaja Musik Bandung ini, telah banyak pelajaran, pengalaman, kesalahan, dan hal-hal baru yang perancang alami. Kerapkali perancang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak jenis pendidikan yang dibagi menurut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak jenis pendidikan yang dibagi menurut 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia memiliki banyak jenis pendidikan yang dibagi menurut kategorinya masing-masing. Salah satu jenis pendidikan yang ada adalah pendidikan kejuruan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mode atau fashion merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sejak zaman dahulu. Kebutuhan akan dunia mode atau fashion termasuk dalam

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi menjadi ciri khas pada era globalisasi saat ini. Perkembangan sistem informasi saat ini sangat pesat khusunya dalam urusan bisnis manusia. Terlebih

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Lookatme selalu berusaha berkembang menjadi industri kreatif yang lebih baik.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Lookatme selalu berusaha berkembang menjadi industri kreatif yang lebih baik. BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Profil PT.Allib Indonesia Lookatme adalah sebuah industri kreatif muda, yang aktif mengaplikasikan ide-ide kreatif melalui desain, branding, dan strategi periklanan.

Lebih terperinci

Penerapan Kriptografi Pada Perangkat Digital Book Reader (DigiReader) Untuk Kelestarian Lingkungan

Penerapan Kriptografi Pada Perangkat Digital Book Reader (DigiReader) Untuk Kelestarian Lingkungan Penerapan Kriptografi Pada Perangkat Digital Book Reader (DigiReader) Untuk Kelestarian Lingkungan Ecko Manalu 13508604 Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jl Ganesha 10, Bandung

Lebih terperinci

ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG.

ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG. ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG. 1 ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG 2 BENTUK alat untuk menyampaikan ungkapan arsitek kepada masyarakat Dalam Arsitektur Suatu wujud yang mengandung maksud

Lebih terperinci

Bab I. Penulisan Paragraf

Bab I. Penulisan Paragraf Bab I Penulisan Paragraf Paragraf Kebanyakan tulisan dibuat dari unit-unit kecil yang disebut paragraf Dikenali dari tampilan fisik dan dari isinya Tampilan fisik: permulaan yang menjorok ke dalam Isi:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di

BAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di BAB II LANDASAN TEORI Perdagangan Internasional Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain. Proses ini seringkali digunakan oleh perusahaan dengan skala bisnis

Lebih terperinci

Apa yang harus dipahami Desainer Grafis?

Apa yang harus dipahami Desainer Grafis? Pertemuan III Apa yang harus dipahami Desainer Grafis? Desainer grafis setidaknya adalah individu menguasai suatu keterampilan dan pemahaman konsep yang luas. Pada lazimnya, desainer bekerja dengan cara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Proses pengembangan produk secara umum dibagi kedalam beberapa tahap yang biasanya disebut fase. Menurut Karl T. Ulrich dan Steven D. Eppinger dalam bukunya yang berjudul Perancngan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beragam budaya dan tradisi Indonesia membuat banyaknya kerajinan tradisional di Indonesia. Contohnya yang saat ini lagi disukai masyarakat Indonesia yaitu kerajinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja praktik Pengaruh perkembangan era globalisasi yang semakin pesat membuat mahasiswa dituntut untuk bisa memahami banyak hal dengan mengikuti perkembangan teknologi

Lebih terperinci