LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PROSES KIMIA. Materi : ABSORBSI CO 2 DENGAN LARUTAN NaOH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PROSES KIMIA. Materi : ABSORBSI CO 2 DENGAN LARUTAN NaOH"

Transkripsi

1 LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PROSES KIMIA Materi : ABSORBSI CO 2 DENGAN LARUTAN NaOH Oleh : Alfiyanti NIM Andika Eko Mahendro NIM Nabila Rahmanastiti NIM LABORATORIUM PROSES KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015

2 HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PROSES KIMIA Nama/NIM : Alfiyanti / Nama/NIM : Andika Eko Mahendro / Nama/NIM : Nabila Rahmanastiti / Judul : Absorbsi CO 2 dengan Larutan NaOH Semarang, 28 Mei 2015 Telah Menyetujui, Dosen Pembimbing Asisten Pembimbing Dr. Andri Cahyo Kumoro, ST., MT. NIP Vicky Kartika Firdaus NIM LABORATORIUM PROSES KIMIA

3 PRAKATA Puji sukur dihaturkan kepada tuhan yang maha esa, atas karena limpahan rahmat dan hidayahnya laporan resmi dengan judul Absorbsi CO 2 dengan Larutan NaOH, dapat diselesaikan dengan tanpa suatu halangan apapun. Laporan resmi ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum proses kimia. Terciptanya laporannya ini tentunya dengan bantuan dan doa dari seluruh pihak yang bersangkutan oleh karena itu diucapkan terimakasih kepada : 1. Dr. Andri Cahyo Kumuro, ST.,MT. Selaku dosen pembimbing materi Absorbsi CO 2 dengan Larutan NaOH. 2. Donny Ridwan Prihadi dan Vicky Kartika Firdaus selaku assisten pembimbing materi Absorbsi CO 2 dengan Larutan NaOH. 3. Seluruh jajaran asisten Laboratorium Proses Kimia yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing selama praktikum. 4. Teman-teman angkatan 2013 yang tentunya selalu mendukung dan memberi semangat. Tersusunya laporan resmi ini tentunya masih sangat jauh dari kata sempurna maka dari itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat diharapkan. Semarang, 29 Mei 2015 Penyusun LABORATORIUM PROSES KIMIA

4 DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ii PRAKATA... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR...v DAFTAR TABEL...vi INTISARI... vii SUMMARY... viii BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG...1 I.2 TUJUAN PERCOBAAN...2 I.3 MANFAAT PERCOBAAN...2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA...3 II.1 PENGERTIAN ABSORBSI...3 II.2ANALISIS PERPINDAHAN MASSA DAN REAKSI DALAM PROSES ABSORBSI GAS OLEH CAIRAN...4 BAB III RANCANGAN PERCOBAAN III.1BAHAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN...8 III.2VARIABEL OPERASI...9 III.3RESPON UJI HASIL...9 III.4PROSEDUR PERCOBAAN...9 BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN IV.1HASIL PERCOBAAN...11 IV.2 PEMBAHASAN...12 BAB V PENUTUP V.1 KESIMPULAN...16 V.2 SARAN...16 DAFTAR PUSTAKA...17 LABORATORIUM PROSES KIMIA

5 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1.Proses absorpsi dan desorpsi CO 2 dengan pelarut MEA di pabrik Amonia...3 Gambar2.2.Mekanismeabsorpsi gas CO 2 dalamlarutannaoh...4 Gambar 3.1 Rangkaian Alat Utama Praktikum Absorbsi...8 Gambar 4.1 Grafik Hubungan Laju Alir NaOH terhadap Jumlah Mol CO 2 Terserap.. 12 Gambar 4.2 Grafik Hubungan Laju Alir NaOH Vs Kga...12 Gambar 4.3 Grafik Hubungan Laju Alir NaOH Vs KLa...13 Gambar 4.4 Grafik Hubungan Laju Alir NaOH Vs k Gambar 4.5 Grafik Hubungan Jumlah CO 2 Terserap terhadap Waktu...15 LABORATORIUM PROSES KIMIA

6 DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Tabel 4.1 Data Hasil CO 2 Terserap pada Berbagai Laju Alir NaOH...11 Tabel 4.2 Data Nilai Kga, KLa, Dan k LABORATORIUM PROSES KIMIA

7 INTISARI Absorbsi merupakan salah satu proses separasi dalam industri kimia dimana suatu campuran gas dikontakkan dengan suatu cairan penyerap tertentu sehingga satu atau lebih komponen gas tersebut larut dalam cairannya. Dalam percobaan ini digunakan larutan NaOH sebagai cairan penyerap untuk mengabsorbsi gas CO2 dan packing tower sebagai alat absorbsi dengan packing jenis rashig rings berdiameter 1 inchi. Pada percobaan ini digunakan variabel konsentrasi larutan NaOH yaitu 0,5 N. Larutan NaOH dipompa dan diumpankan pada bagian atas menara pada konsentrasi yang telah ditetapkan dan laju alir 1L/menit, 1,25L/menit dan 1,5L/menit. Sementara itu gas CO2 dialirkan pada bagian bawah kolom. Gas dan cairan akan saling kontak sehingga terjadi reaksi. Lalu, mengambil 10 ml sampel tiap selang waktu 1 menit untuk dititrasi dengan metode acidi alkalimetri untuk menentukan kandungan karbonat dalam larutan sampel tersebut. Dari hasil percobaan, semakin besar laju reaksi NaOH maka CO2 yang terserap semakin sedikit. Semakin besar laju alir NaOH, baik harga kla maupun kga semakin besar pula. Dan pada percobaan kami, terjadi peningkatan nilai tetapan reaksi antara CO2 dan NaOH (k2) yang disebabkan karena jumlah CO2 yang terserap banyak. Kesimpulan dari percobaan kami yaitu semakin besar laju alir NaOH maka semakin sedikit jumlah CO2 yang terserap, semakin besar koefisien perpindahan massa, dan semakin besar konstanta kecepatan reaksi antara NaOH dengan CO2. Saran untuk percobaan ini adalah pembuatan larutan NaOH lebih baik dilakukan dengan konsentrasi tinggi, setelah sisa baru diencerkan untuk variable konsentrasi selanjutnya agar tidak boros reagen.laju alir CO2 sebaiknya dijaga agar tidak terlalu besar sehingga pengeluaran CO2 dapat diminimalisir. LABORATORIUM PROSES KIMIA

8 SUMMARY Absorption is one of the separation processes in the chemical industry where a gas mixture is contacted with a liquid absorbent so that one or more specific components of the gas dissolved in the liquid. In this experiment NaOH solution is used as a liquid absorbent to absorb CO2 and as a means of absorption tower packing with packing types rashig 1 inch diameter rings. In this experiment used a variable concentration of 0.5 N NaOH solution NaOH solution was pumped and fed to the top of the tower at a predetermined concentration and flow rate of 1L / min, 1,25L / minute and 1,5L / min. While the CO2 gas flowed at the bottom of the column. Gas and liquid contact each other, causing the reaction. Then, take a 10 ml sample of each interval of 1 minute to titrated with alkalimetry acidi method for determining the carbonate content in the sample solution. From the experimental results, the greater the rate of reaction of CO2 absorbed NaOH then less and less. The greater the flow rate of NaOH, both KLA and KGA price greater. And in our experiments, an increase in the value of constant reaction between CO2 and NaOH (k2) which is due to the amount of CO2 absorbed a lot. The conclusion from our experiments that the greater the flow rate of NaOH then the less the amount of CO2 absorbed, the greater the mass transfer coefficient, and the greater the reaction rate constants between NaOH with CO2. Suggestions for this experiment is the manufacture of NaOH solution is better done with a high concentration, after a new residual variable diluted for further concentration in order not extravagant reagen.laju CO2 flow should be maintained so as not too big so that expenditure can be minimized CO2. LABORATORIUM PROSES KIMIA

9 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Hampir semua reaksi kimia yang diterapkan dalam industri kimia melibatkan bahan baku yang berbeda wujudnya, baik berupa padatan, gas maupun cairan. Oleh karena itu, reaksi kimia dalam suatu industri dapat terjadi dalam fase ganda atau heterogen, misalnya biner atau bahkan tersier (Coulson, 1996). Walaupun terdapat perbedaan wujud pada bahanbahan baku yang direaksikan, namun terdapat satu fenomena yang selaluterjadi. Sebelum reaksi kimia berlangsung. Makasalah satu atau lebih bahan baku (reaktan) akan berpindah dari aliran utamanya menuju kelapisan antarfase/batas atau menuju aliran utama bahan baku yang lain yang berada di fase yang berbeda. Absorpsi gas-cair merupakan proses heterogen yang melibatkan perpindahan komponen gas yang dapat larut menuju penyerap yang biasanya berupa cairan yang tidak mudah menguap (Franks, 1967). Reaksi kimia dalam proses absorpsi dapat terjadi di lapisan gas, lapisan antar fase, lapisan cairan atau bahkan badan utama cairan, tergantung pada konsentrasi dan reaktifitas bahan-bahan yang direaksikan. Untuk memfasilitasi berlangsungnya tahapantahapan proses tersebut, biasanya proses absorpsi dijalankan dalam reactor tangki berpengaduk bersparger, kolom gelembung (bubble column) atau kolom yang berisi tumpukan partikel inert (packed bed column). Proses absorpsi gas-cair dapat diterapkan pada pemurnian gas sintesis, recovery beberapa gas yang masih bermanfaat dalam gas buang atau bahkan pada industri yang melibatkan pelarutan gas dalam cairan, seperti H 2 SO 4, HCl, HNO 3, formadehid dll (Coulson, 1996). Absorpsi gas CO 2 dengan larutan hidroksid yang kuat merupakan proses absorpsi yang disertai dengan reaksi kimia order 2 antara CO 2 dan ion OH - membentuk ion 2-2- CO 3 dan H 2 O. Sedangkan reaksi antara CO 2 dengan CO 3 membentuk ion HCO3 - biasanya diabaikan (Danckwerts, 1970; Juvekardan Sharma, 1972). Namun, menurut Rehm et al. (1963) proses inijuga biasa dianggap mengikuti reaksi order 1 jika konsentrasi larutan NaOH cukup rendah (encer). Perancangan reaktor kimia dilakukan berdasarkan pada permodelan hidrodinamika reaktor dan reaksi kimia yang terjadi di dalamnya. Suatu model matematika merupakan bentuk penyederhanaan dari proses sesungguhnya di dalam sebuah reaktor yang biasanya sangat rumit (Levenspiel, 1972). Reaksi kimia biasanya dikaji dalam suatu proses batch LABORATORIUM PROSES KIMIA

10 berskala laboratorium dengan mempertimbangkan kebutuhan reaktan, kemudahan pengendalian reaksi, peralatan, kemudahan menjalankan reaksi dan analisis, dan ketelitian. I.2 Perumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh laju alir NaOH (atau CO 2 ) terhadap jumlah CO 2 yang terserap pada berbagai waktu reaksi? 2. Bagaimana pengaruh laju alir NaOH (atau CO 2 ) terhadap nilai tetapan perpindahan massa CO 2 (k G a)? 3. Bagaimana pengaruh laju alir NaOH (atau CO 2 ) terhadap nilai tetapan reaksi antara CO 2 dan NaOH (k 2 )? 4. Bagaimana hubungan CO 2 yang terserap terhadap waktu? I.1 Tujuan Percobaan Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa mampu menjelaskan mengenai beberapa hal berikut: 1. Pengaruh laju alir NaOH (atau CO 2 ) terhadap jumlah CO 2 yang terserap pada berbagai waktu reaksi. 2. Pengaruh laju alir NaOH (atau CO 2 ) terhadap nilai tetapan perpindahan massa CO 2 (k G a). 3. Pengaruh laju alir NaOH (atau CO 2 ) terhadap nilai tetapan reaksi antara CO 2 dan NaOH (k 2 ). 4. Hubungan CO 2 yang terserap terhadap waktu 1.4 Manfaat Percobaan. 1. Mengetahui pengaruh laju alir NaOH (atau CO 2 ) terhadap jumlah CO 2 yang terserap pada berbagai waktu reaksi. 2. Mengetahui pengaruh laju alir NaOH (atau CO 2 ) terhadap nilai tetapan perpindahan massa CO 2 (k G a). 3. Mengetahui pengaruh laju alir NaOH (atau CO 2 ) terhadap nilai tetapan reaksi antara CO 2 dan NaOH (k 2 ). 4. Mengetahui hubungan CO 2 yang terserap terhadap waktu. LABORATORIUM PROSES KIMIA

11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pengertian Absorbsi Absorbsi merupakan salah satu proses separasi dalam industri kimia dimana suatu campuran gas dikontakkan dengan suatu cairan penyerap tertentu sehingga satu atau lebih komponen gas tersebut larut dalam cairannya. Absorbsi dapat terjadi melalui dua mekanisme, yaitu absorbsi fisik dan absorbsi kimia. Absorbsi fisik merupakan suatu proses yang melibatkan peristiwa pelarutan gas dalam larutan penyerap, namun tidak disertai dengan reaksi kimia. Contoh proses ini adalah absorbsi gas H 2 S dengan air, methanol, propilen karbonase. Penyerapan terjadi karena adanya interaksi fisik. Mekanisme proses absorbsi fisik dapat dijelaskan dengan beberapa model, yaitu: teori dua lapisan (two films theory) oleh Whiteman (1923), teori penetrasi oleh Dankcwerts dan teori permukaan terbaharui. Absorbsi kimia merupakan suatu proses yang melibatkan peristiwa pelarutan gas dalam larutan penyerap yang disertai dengan reaksi kimia. Contoh peristiwa ini adalah absorbsi gas CO 2 dengan larutan MEA, NaOH, K 2 CO 3 dan sebagainya. Aplikasi dari absorbsi kimia dapat dijumpai pada proses penyerapan gas CO 2 pada pabrik Amonia seperti yang terlihat pada gambar 2.1 stripper absorber Gambar 2.1.Proses absorpsi dan desorpsi CO 2 dengan pelarut MEA di pabrikamonia Proses absorpsi dapat dilakukan dalam tangki berpengaduk yang dilengkapi dengan sparger, kolom gelembung (bubble column), atau dengan kolom yang berisi packing yang inert LABORATORIUM PROSES KIMIA

12 Liq. film ABSORBSI CO 2 DENGAN LARUTAN NaOH (packed column) atau piringan (tray column). Pemilihan peralatan proses absorpsi biasanya didasarkan pada reaktifitas reaktan (gas dan cairan), suhu, tekanan, kapasitas, dan ekonomi. II.2 Gas film Analisis Perpindahan Massa dan Reaksi dalam Proses Absorpsi Gas oleh Cairan. Secara umum, proses absorpsi gas CO 2 kedalam larutan NaOH yang disertai reaksi kimia berlangsung melalui empat tahap, yaitu perpindahan massa CO 2 melalui lapisan gas menuju lapisan antarfase gas-cairan, kesetimbangan antara CO 2 dalam fase gas dan dalam fase larutan, perpindahan massa CO 2 dari lapisan gas ke badan utama larutan NaOH dan reaksi antara CO 2 terlarut dengan gugus hidroksil (OH - ). Skema proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.2. Liq. bulk flow Gambar2.2.Mekanismeabsorpsi gas CO 2 dalamlarutannaoh A* pai Laju perpindahan massa CO 2 melalui lapisan gas: Ra kga( pg pai) pg (1) Kesetimbangan antara CO 2 dalam fase gas dan dalam fase larutan : A * H. pai (2) dengan H pada suhu 30 o C = 2, g mole/cm 3. atm. Gas bulk flow LABORATORIUM PROSES KIMIA

13 Laju perpindahan massa CO 2 dari lapisan gas ke badan utama larutan NaOH dan reaksi antara CO 2 terlarut dengan gugus hidroksil : Ra [ A*] a DA. k2.[ OH ] (3) Kedaanbatas: (a) DA. k 2.[ OH ] 1 k L (b) D A. k 2.[ OH ] [ OH k [OH - }, yaitu = 2. L ] z. A* D D A B dengan z adalah koefisien reaksi kimia antara CO 2 dan Di fase cair, reaksi antara CO 2 dengan larutan NaOH terjadi melalui beberapa tahapan proses : NaOH (s) Na + (l) + OH - (l) (a) CO 2 (g) CO 2 (l) (b) CO 2 (l) + OH - (l) - HCO 3 (l) (c) HCO 3 - (l) + OH - (l) H 2 O (l) + CO 3 2- (l) (d) 2- CO 3 (l) + Na + (l) Na 2 CO 3 (l) (e) Langkah d dan e biasanya berlangsung dengan sangat cepat, sehingga proses absorpsi biasanya dikendalikan oleh peristiwa pelarutan CO 2 ke dalam larutan NaOH terutama jika CO 2 diumpankan dalam bentuk campuran dengan gas lain atau dikendalikan bersama-sama dengan reaksi kimia pada langkah c (Juvekar dan Sharma, 1973). Eliminasi A *dari persamaan 1, 2 dan 3 menghasilkan : a. H. pg. Ra a. H. 1 D. k.[ OH ] A D. k.[ OH ] A k Ga 2 2 (4) LABORATORIUM PROSES KIMIA

14 ABSORBSI CO 2 DENGAN LARUTAN NaOH Jika nilai k L sangat besar, maka: DA. k 2.[ OH ] 1 k L, sehingga persamaan di atas menjadi: a. H. pg. Ra a. H. 1 D. k.[ OH A D. k.[ OH A 2 2 k Ga ] k ] k 2 L 2 L (5) Jika keadaan batas (b) tidak dipenuhi, berarti terjadi pelucutan [OH - ] dalam larutan. Hal ini berakibat: D A. k 2.[ OH ] [ OH k L ] z. A* D D A B (6) Dengan demikian, maka laju absorpsi gas CO 2 ke dalam larutan NaOH akan mengikuti persamaan: Ra a. H. pg.. k a. H.. k 1 k Ga L L (7) Dengan adalah enhancement faktor yang merupakan rasio antara koefisien transfer massa CO 2 pada fase cair jika absorpsi disertai reaksi kimia dan tidak disertai reaksi kimia seperti dirumuskan oleh Juvekar dan Sharma (1973): D. k A 2 k.[ OH L ]. [ OH ] DB 1. z. A* DA [ OH ] DB z. A* D A 1/ 2 (8) Nilai diffusivitas efektif (D A ) CO 2 dalam larutan NaOH pada suhu 30 o C adalah 2, cm 2 /det (Juvekardan Sharma, 1973). Nilai k G a dapat dihitung berdasarkan pada absorbsi fisik dengan meninjau perpindahan massa total CO 2 ke dalam larutan NaOH yang terjadi pada selang waktu tertentu LABORATORIUM PROSES KIMIA

15 ABSORBSI CO 2 DENGAN LARUTAN NaOH di dalam alat absorpsi. Dalam bentuk bilangan tak berdimensi, k Ga dapat dihitung menurut persamaan (Kumoro dan Hadiyanto, 2000): k Ga. dp D A 2 4,0777 CO 2. Q CO 2 CO 2. a 1,4003 CO 2 CO 2. D A 1/ 3 (9) 6(1 ) Vvoid a dp V T Dengan dan Secara teoritik, nilai k Ga harus memenuhi persamaan : k GA mol( CO2, liq ) A. Z.. p. lm mol( CO A. Z.. p 2 3 lm. ) (10) Jika tekanan operasi cukup rendah, maka p lm dapat didekati dengan p = p in -p out. Sedangkan nilai k la dapat dihitung secara empirik dengan persamaan (Zheng dan and Xu, 1992): kla. dp 0,2258 D A NaOH. Q. a NaOH 0,3. D A 0,5 Jika laju reaksi pembentukan Na 2 CO 3 jauh lebih besar dibandingkan dengan laju difusi CO 2 ke dalam larutan NaOH, maka konsentrasi CO 2 pada batas film cairan dengan badan cairan adalah nol. Hal ini disebabkan oleh konsumsi CO 2 yang sangat cepat selama reaksi (11) sepanjang film. Dengan demikian, tebal film (x) dapat ditentukan persamaan: x D.( p A mol( CO p in 2 3 out ) ). R. T (12) LABORATORIUM PROSES KIMIA

16 BAB III RANCANGAN PERCOBAAN manometer III.1. BahandanAlat yang Digunakan 1. Bahan yang digunakan a. Kristal Natrium Hidroksida (NaOH) : 0,5 N 18 Liter b. Gas Karbondioksida (CO 2 ) : 6 bar c. Udara d. Aquadest (H 2 O) : 18 liter e. larutan HCl : 0,2 N f. Indikator PP dan MO. tetes 2. Alat yang digunakan Rangkaian alat praktikum absorbs terlihat pada gambar 3.1 LABORATORIUM PROSES KIMIA

17 Gambar 3.1 Rangkaian Alat Utama Praktikum Absorbsi III.2. Variabel Operasi a. Variabel Tetap Tekanan CO 2 : 6 bar Suhu : 30 C Konsentrasi NaOH : 0,5 N b. Variabel Berubah LajuAlirNaOH : 1L/menit, 1,25L/menit, 1,5L/menit III.3. Respon Uji Hasil Konsentrasi ion CO 3 2- dalam larutan sampel dan CO 2 yang terserap III.4. Prosedur Percobaan 1. Membuat larutan induk NaOH dengan konsentrasi 0,5 N sebanyak 18 L LABORATORIUM PROSES KIMIA

18 Pertama yang kami lakukan adalah menimbang 216 gr kristal NaOH dan melarutkannya ke dalam 18 liter aquadest. Kemudian kami menampung larutan NaOH yang sudah homogen tersebut ke dalam bak penampung, untuk segera dioperasikan. 2. Menentukan fraksi ruang kosong pada kolom absorpsi Memastikan semua kran dalam kondisi terturup. Menyalakan pompa sehingga NaOH mengalir dari bak penampung 1 ke bak penampung 2. Kemudian mengalirkan NaOH ke dalam reaktor packing bed sampai tingginya setinggi tumpukan packing. Mengeluarkan cairan dalam packing dan mencatat volumenya sebagai volume ruang kosong dalam packing. Menghitung volume total kolom absorbsi dengan mengukur tinggi dan diameter kolom. Setelah itu menghitung fraksi ruang kosong kolom absorbsi. 3. Operasi Absorpsi Memompa NaOH 0,5 N dan diumpankan ke dalam kolom melalui bagian atas kolom pada laju alir sesuai dengan variabel, hingga keadaan steady state tercapai. Mengalirkan gas CO 2 melalui bagian bawah kolom, serta mengukur ketinggian cairan dalam manometer jika aliran sudah steady state. Kemudian mengambil 10 ml cairan dari dasar kolom absorbsi setiap 1 menit selama 10 menit dan menganalisis kadar ion karbonat atau kadar NaOH bebasnya. Kemudian melakukan kembali operasi absorbsi di berbagai variabel laju alir NaOH. 4. Menganalisis sampel Menuang 10 ml cairan yang telah diambil tadi kedalam erlenmeyer. Menambahkan indikator fenolpthalein (PP) sampai warna cairan menjadi merah jambu, dan menitrasi cairan tersebut menggunakan larutan HCl 0,2N yang telah dibuat sebelumnya hingga warna menjadi merah hampir hilang. Mencatat kebutuhan titran. Menambahakan 2-3 tetes indikator Metil Orange (MO), dan menitrasi kembali menggunakan HCl hingga warna jingga berubah menjadi merah. Mencatat kebutuhan titran. LABORATORIUM PROSES KIMIA

19 BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN IV.2.1. Hasil Percobaan Tabel 4.1 Data Hasil CO 2 Terserap pada Berbagai Laju Alir NaOH t 4 ml/s 6 ml/s 8 ml/s LABORATORIUM PROSES KIMIA

20 Tabel 4.2 Data Nilai Kga, KLa, dan K 2 Laju Alir NaOH Kga KLa K x x , x x , x x IV.2.2. Pembahasan IV.2.1. Pengaruh Laju Alir NaOH Terhadap Jumlah CO 2 Yang Terserap mol CO2 yang terabsorbsi laju alir NaOH (L/menit) Gambar 4.1 Grafik Hubungan Laju Alir NaOH terhadap Jumlah Mol CO 2 Terserap Gambar 4.1 menunjukkan banyaknya mol CO 2 rata-rata yang terserap pada proses absorbs CO 2 dengan NaOH pada 3 laju alir yang berbeda. Pada laju alir 1L/menit jumlah CO 2 rata-rata yang terserap yaitu mol, pada laju alir NaOH 1,25L/menit jumlah CO 2 rata-rata yang terserap yaitu mol, dan pada laju alir NaOH 1,5L/menit jumlah CO 2 rata-rata yang terserap yaitu mol. Dari gambar 4.1 dapat disimpulkan, semakin besar laju alir maka jumlah mol CO 2 yang terserap justru menurun.hal ini dikarenakan pada operasi absorbsi dengan laju alir besar, waktu kontak antara NaOH dengan CO 2 untuk jumlah molekul yang sama akan LABORATORIUM PROSES KIMIA

21 semakin kecil. Waktu kontak yang singkat ini menyebabkan transfer massa yang terjadi lebih sedikit dan jumlah CO 2 yang terserap juga lebih sedikit (Fuad dan Januar, 2009). IV.2.2. Pengaruh Laju Alir NaOH terhadap Kga Kga (mol/m3pa) laju alir NaOH(L/menit) Gambar 4.2 Grafik Hubungan Laju Alir NaOH vs Kga Seperti terlihat pada Gambar 4.2 nilai Kga untuk variabel dengan laju alir NaOH 1 ml/s adalah mol/m 3 Pa, pada laju alir NaOH 1,25L/menit nilai Kga sebesar mol/m 3 Pa, sedangkan pada kondisi laju alir NaOH 1,5L/menit nilai Kga sebesar mol/m 3 Pa. Pada percobaan kami terjadi kontak antara gas CO 2 dan penyerap basa yaitu NaOH pada absorber, maka proses ini termasuk dalam absorbsi kimia, di mana gas terlarut dalam larutan penyerap disertai dengan adanya reaksi kimia. Absorbsi kimia mempengaruhi peningkatan koefisien perpindahan massa (Kga) disebabkan oleh cepatnya laju transfer massa sebagai akibat beda CO 2 di fase larutan yang cukup besar. Pada Gambar 4.2 dapat disimpulkan bahwa semakin besar laju aliran NaOH maka nilai tetapan perpindahan massa CO 2 semakin besar. Hal ini dapat terjadi karena semakin tinggi laju alir cairan, maka kontak fase antara gas dengan cairan menjadi bertambah, sehingga jumlah gas yang dapat berpindah dari fase gas ke fase cairan juga semakin besar (Kumoro dan Hadiyanto, 2000). IV.2.3. Pengaruh Laju Alir NaOH terhadap KLa LABORATORIUM PROSES KIMIA

22 3.53x10-12 Pada percobaan yang telah kami lakukan, didapatkan nilai KLa menunjukkan ABSORBSI CO 2 DENGAN LARUTAN NaOH KLa x 1012 (mol/m3pa) laju alir NaOH(L/menit) Gambar 4.3 Grafik Hubungan Laju Alir NaOH Vs KLa Gambar 4.3 Hubungan laju alir terhadap nilai Kla (tetapan perpindahan massa) Dari Gambar 4.3 dapat diketahui nilai Kla untuk variabel dengan laju alir NaOH 1L/menit adalah 1.09x10-11, pada laju alir NaOH 1,25L/menit nilai Kla adalah sebesar 8.55x10-12, sedangkan pada kondisi laju alir NaOH 1,5L/menit nilai Kla sebesar penurunan. Penurunan KLa disebabkan oleh CO 2 difase larutan banyak sehingga seolaholah homogen difase cair. Selain itu aliran pada packed column belum mencapai keadaan steady, sehingga mempengaruhi kontak antara gas CO2 dengan larutan NaOH didalam packed column (Rizky dan Yuli, 2009) IV.2.4. Pengaruh Laju Alir NaOH terhadap K 2 K2 (mol/m3pa) laju alir NaOH (L/menit) LABORATORIUM PROSES KIMIA

23 Gambar 4.4 Grafik Hubungan Laju Alir NaOH vs K 2 Dari gambar diatas dapat dilihat hubungan antara laju alir NaOH dengan nilai k 2. Pada laju alir 1L/menit nilai k 2 yang diperoleh adalah 2.76x10 34 mol/m 3 Pa, sedangkan pada laju alir 1,25L/menit nilai k 2 adalah 4.58x10 35 mol/m 3 Pa, dan pada laju alir 1,5L/menit nilai K 2 meningkat menjadi 8.54x10 35 mol/m 3 Pa. Dilihat dari Gambar 4.4 nilai k 2 semakin meningkat seiring bertambahnya kecepatan laju alir NaOH. Hal ini terjadi dikarenakan dengan bertambahnya laju alir NaOH maka akan menyebabkan terjadinya aliran turbulen yang menyebabkan molekul fluida bergerak kesegala arah dan menimbulkan tumbukan antar partikel yang semakin membesar. Disini kondisi steady sudah tercapai, dimana jumlah CO 2 yang terserap oleh larutan NaOH jumlah nya sudah konstan. Hubungan antara faktor tumbukan dengan harga k 2 dapat digambarkan melalui rumus Arrhenius : E RT k=a e Dimana : k = nilai konstanta kecepatan reaksi A = faktor tumbukan E = energi aktivasi R = konstanta gas T = suhu Berdasarkan rumus Arhenius diatas dapat dilihat bahwa semakin besarnya tumbukan antar partikel maka nilai K 2 juga akan semakin besar. Sehingga semakin besar laju alir NaOH akan menyebabkan nilai K 2 meningkat (Leavenspiel, 1972) Kemudian pada variabel 2 ke 3 mengalami kenaikan nilai k disebabkan bertambahnya laju alir NaOH maka akan menyebabkan terjadinya aliran turbulen yang menyebabkan molekul fluida bergerak kesegala arah dan menimbulkan tumbukan antar partikel yang semakin membesar. Jadi, semakin besar laju alir NaOH akan membuat nilai k 2 semakin besar pula (Kusnarjo, dkk. 2009) IV.2.5.Jumlah CO 2 Yang Terserap Sebagai Fungsi Waktu LABORATORIUM PROSES KIMIA

24 n CO2 (mol) Waktu(menit) Variabel 1L/menit Variabel 1,25L/menit Variabel 1,5L/menit Gambar 4.5 GrafikHubunganJumlah CO 2 TerserapTerhadapWaktu Dari hasil percobaan, dapat dilihat bahwa hasil jumlah CO 2 yang terserap berbanding lurus. Semakin lama waktu yang digunakan dalam proses absorbsi, maka akan semakin banyak juga gas CO 2 yang terserap dalam NaOH dalam absorber. Pada variabel laju alir pada percobaan yang kami lakukan, kurva yang dihasilkan cenderung membentuk garis lurus yang konstan. Pada kondisi ini, CO 2 yang diinjeksi ke dalam aliran NaOH bisa jadi tidak terserap secara sempurna akibat laju alir yang terlalu cepat. Pada laju alir yang besar, waktu kontak antara CO 2 dan NaOH relative singkat, sehingga tidak terabsorpsi secara optimal. Hasilnya menunjukkan bahwa kurva yang terbentuk cenderung konstan membentuk garis lurus (Fuad dan Yanuar, 2009) BAB V PENUTUP V.1. Kesimpulan 1. Semakin besar laju alir NaOH maka jumlah CO2 yang terserap semakin kecil 2. Semakin besar laju alir NaOH, nilai Kga akan semakin besar. 3. Semakin besar laju alir NaOH, nilai Kla akan semakin kecil. 4. Semakin besar laju alir NaOH, nilai k2 akan semakin besar. LABORATORIUM PROSES KIMIA

25 5. Jumlah CO2 yang terserap berbanding lurus terhadap waktu. V.2. Saran 1. Penggunaan valve yang baik agar mudah dalam pengaturan laju alir NaOH. 2. Jaga valve untuk laju alir NaOH diatur sesuai dengan variable yang ditentukan agar tetap konstan. 3. Jaga tekanan pada tangki CO2 agar CO2 yang keluar tidak berlebihan. 4. Jaga tekanan pada kompresor agar raksa yang ada pada inverted manometer tidak keluar ke pipa pembuangan. DAFTAR PUSTAKA Arai, 2007, Absorbsi Gas CO 2 Dengan NaOH, Coulson, J.M. dan Richardson, J.F., 1996, Chemical Engineering: Volume 1: Fluid th flow, heat transfer and mass transfer, 5 ed. Butterworth Heinemann, London, UK. Danckwerts, P.V. dan Kennedy, B.E., 1954, Kinetics of liquid-film process in gas absorption. Part I: Models of the absorption process, Transaction of the Institution of Chemical Engineers, 32:S49-S52. Danckwerts, P.V., 1970, Gas Liquid Reactions, McGraw-Hill Book Company, Inc., New York, pp , LABORATORIUM PROSES KIMIA

26 Fatih, Selvy, dan Tri Wulandari, 2009, Absorbsi Gas CO 2 Dengan NaOH, Laporan Resmi Praktikum Unit Proses, IV, Franks, R.G.E., 1967, Mathematical modeling in chemical engineering. John Wiley and Sons, Inc., New York, NY, USA, pp Higbie, R., 1935, The rate of absorption of a pure gas into a still liquid during short period of exposure, Transaction of the Institution of Chemical Engineers, 31, Juvekar, V. A. dan Sharma, M.M., 1972, Absorption of CO, in a suspension of lime, Chemical Engineering Science, 28, Kumoro dan Hadiyanto, 2000, Absorpsi Gas Karbondioksid dengan Larutan Soda Api dalam Unggun Tetap, Forum Teknik, 24 (2), Levenspiel, O., 1972, Chemical reaction engineering, 2 ed. John Wiley and Sons, Inc., New York, NY, USA, pp , Maarif, Fuad dan Januar Arif F. 2009,Absorbsi Gas Karbondioksida (CO2) dalam Biogas dengan Larutan NaOH secara Kontinyu.. Olutoye, M. A. dan Mohammed, A., 2006, Modelling of a Gas-Absorption Packed Column for Carbon Dioxide-Sodium Hydroxide System, African Union Journal of Technology, 10(2), Rehm, T. R., Moll, A. J. and Babb, A. L., 1963, Unsteady State Absorption ofcarbon Dioxide by Dilute Sodium Hydroxide Solutions,American Institute of Chemical Engineers Journal, 9(5), Rizkya dan Yuli Model Absorpsi Gas CO2 Dalam Larutan K2CO3 Dengan Promotor MDEA Pada PackedColumn. Zheng, Y. and Xu, X. (1992), Study on catalytic distillation processes. Part I. Mass transfer characteristics in catalyst bed within the column, Transaction of the Institution of Chemical Engineers, (Part A) 70, LABORATORIUM PROSES KIMIA

27 LEMBAR PERHITUNGAN A. PERHITUNGAN REAGEN Larutan NaOH 0,5 N sebanyak 15 Liter N= m Mr 1000 V Valensi 0,5= m m=300 gram NaOH Larutan HCl 0,4 N 0,4 36, ml VHCl= 1,167 0, VHCl=50,04 ml B. PERHITUNGAN FRAKSI RUANG KOSONG Vvoid=85 cm 3 D=2,3cm ; H=33cm Vt= π D2 H 4 3,14 2, ,037 cm 3 ε= Vvoid Vt 85cm 3 137,037 cm 3 0,62027 LABORATORIUM PROSES KIMIA 2015A-1

28 C. OPERASI ABSORBSI Z = 3,5 cm = 0,035m P = 6 bar Q = 1 L/min, 1,25 L/min, 1,5 L/min T = 30 C = 303 K D. PERHITUNGAN LAJU ALIR Massa jenis raksa= 13,534 Kg/m 3 Massa jenis CO 2 = 1,977 Kg/m 3 D1=4,9cm ;s1= 1 4 π D2 =1, m 3 D 2=2,3 cm; s2= 1 4 π D 2 =0, m 3 E. PERHITUNGAN LAJU ALIR PADA KOMPRESOR CO 2 P= Z (ρraksa ρ co 2 ) g gc P=0,035(13,534 1,977) 9,8 1 P=3,964 bar = 2 V co 2 = 2 V co 2 α gc ( P ρraksa Σ F ) ( s1 s2 ) 1 1 ( 3,964 1,977 0) ( 1,8 0,4 ) 1 V co 2 =1,07 m s Laju alir CO 2 V co 2 s 2 LABORATORIUM PROSES KIMIA 2015A-2

29 1,07 m s 60 s menit 0, m L =25,68 1m 3 L menit F. PERHITUNGAN LAJU ALIR UDARA P= Z (ρraksa ρudara) g gc P=0,01(13,534 1,21) 9,8 1 P=1,208 2α gc ( V udara= P Σ F) ρudara ( s 1 s 2) ( V udara= 1,208 1,21 0) ( 1,8 0,4) 1 V udara=0,57 m s Laju alir udara V udara s1 0,57 m s 60 s menit 1, m L =61,56 1m 3 L menit G. PENENTUAN KADAR CO 2 MULA MULA Q udara = Q2 Q CO 2 = Q1 Q gasses to coloumn = Q3 NERACA TOTAL : Q3 Q1+Q 2 LABORATORIUM PROSES KIMIA 2015A-3

30 Q3 25,68 L menit +61,56 L menit =87,24 L menit Neraca komponen untuk CO 2 : C3 Q 3=Q 1 C 1+Q 2 C 2(C 2=0) C3 C 1 xq 1 Q3 Tekanan CO 2 dalam tabung C1 0,08314 x L. 303 K = gmol. K 6 0,238 gmol L C3 0,238 gmol L 25,68 L 87,24 L menit menit =0,07 gmol L H. Perhitungan hasil percobaan Jika a > b, maka Jika a < b, maka n Na2CO3 = n NaHCO3 = n Na2CO3 = n NaHCO3 = 2b N HCl val V sampel (a b) N HCl val V sampel 2a N HCl val V sampel (b a) N HCl val V sampel Variabel 1 : Q= 1 L/menit t menit a ml b ml n Na2CO3 n NaHCO3 n CO2 terserap N 0 3,8 0,6 0,024 0,064 0, ,5 5,5 0,22 0,12 0, LABORATORIUM PROSES KIMIA 2015A-4

31 2 7,6 2,5 0,1 0,102 0, ,5 0,1 0,07 0, ,8 0,16 0,056 0, ,8 3,1 0,124 0,174 0, ,8 0,072 0,244 0, ,5 1,7 0,068 0,216 0, ,2 1,6 0,064 0,212 0, ,9 1,7 0,068 0,224 0, ,3 2,6 0,104 0,194 0, ,6 27,9 1,104 1,676 2, Variabel 2 : Q = 1,25L/menit t menit a ml b ml n Na2CO3 n NaHCO3 n CO2 terserap N Untuk NaOH 0,15 N ; Q = 1,5L/menit t menit a ml b ml Na2CO3 NaHCO3 CO2 terserap N CO2 N LABORATORIUM PROSES KIMIA 2015A-5

32 LABORATORIUM PROSES KIMIA 2015A-6

33 LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM PROSES KIMIA Materi : Absorbsi Gas Karbon Dioksida dengan Larutan NaOH Disusun oleh : Alfiyanti Andika Eko Mahendro Nabila Rahmanastiti LABORATORIUM PROSES KIMIA TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015 LABORATORIUM PROSES KIMIA 2015B-1

34 I. TUJUAN PERCOBAAN: 1. Pengaruh laju alir NaOH (atau CO 2 ) terhadap jumlah CO 2 yang terserap pada berbagai waktu reaksi. 2. Pengaruh laju alir NaOH (atau CO 2 ) terhadap nilai tetapan perpindahan massa CO 2 (k G a). 3. Pengaruh laju alir NaOH (atau CO 2 ) terhadap nilai tetapan reaksi antara CO 2 dan NaOH (k 2 ). 4. Hubungan CO 2 yang terserap terhadap waktu II. PERCOBAAN II.1.Bahan yang digunakan 1. Natrium Hidroksida (NaOH) 0,5 N 2. Gas Karbondioksida (CO 2 ) 3. Udara 4. Aquadest (H 2 O) 5. HCl 0,2 N 6. Indikator Titrasi (PP dan MO) II.2. Alat yang digunakan 1. Tabung CO 2 2. Kolom Packing 3. Tangki NaOH 4. Pompa 5. Manometer 6. Kompresor 7. Tabung Penyampur 8. Ember II.3. Cara kerja 1) Buat larutan induk NaOH dengan konsentrasi 0,5 N sebanyak 18 L Timbang 144 gr NaOH Dilarutkan dalam aquadest sebanyak 18 L Larutan NaOH ditampung dalam tangki untuk dioperasikan 2) Menentukan fraksi ruang kosong pada kolom absorpsi Pastikan kran di bawah kolom absorpsi dalam posisi tertutup LABORATORIUM PROSES KIMIA 2015B-2

35 Alirkan larutan NaOH dari bak penampung 2 ke dalam kolom absorpsi. Hentikan jika tinggi cairan di dalam kolom tepat setinggi tumpukan packing. Keluarkan cairan dalam kolom dengan membuka kran di bawah kolom, tampung cairan tersebut dan segera tutup kran jika cairan dalam kolom tepat berada pada packing bagian paling bawah. Catat volume cairan sebagai volume ruang kosong dalam kolom absorpsi = V void. Tentukan volume total kolom absorpsi, yaitu dengan mengkur diameter kolom (D) dan tinggi tumpukan packing (H), Fraksi ruang kosong kolom absorpsi = 3) Operasi Absorpsi Vvoid V T D 2. H V T 4 NaOH 0,5 N dipompa dan diumpankan ke dalam kolom melalui bagian atas kolom pada laju alir tertentu hingga keadaan mantap tercapai. Alirkan gas CO 2 melalui bagian bawah kolom. Ukur beda ketinggian cairan dalam manometer 1, manometer 2 dan manometer 3, manometer 4 jika aliran gas sudah steady. Ambil 10 ml sampel cairan dari dasar kolom absorpsi tiap 1 menit selama 10 menit dan dianalisis kadar ion karbonat atau kandungan NaOH bebasnya. Ulangi percobaan untuk nilai variabel kajian yang berbeda. 4) Analisis sampel Sebanyak 10 ml sampel cairan ditempatkan dalam gelas erlenmeyer 100 ml. Tambahkan indikator fenol fthalein (PP) sampai merah jambu, dan titrasi sample dengan larutan HCl 0,2 N sampaiwarna merah hampir hilang (kebutuhan titran = a ml), maka mol HCl = a 0,1 mmol. LABORATORIUM PROSES KIMIA 2015B-3

36 Tambahkan 2-3 tetes indikator metil jingga (MO), dan titrasi dilanjutkan lagi sampai warna jingga berubah menjadi merah (kebutuhan titran = b ml), atau kebutuhan HCl = b 0,1 mmol. Jumlah NaOH bebas = (2a-b) 0,1 mmol di dalam 10 ml sample Konsentrasi NaOH bebas = (2a-b) 0,01 mol/l H II. 4. Hasil Percobaan Volume Cairan : 101,5 ml P CO 2 : 6 bar ΔZ : 2,7 cm t Variabel 1(1 ml/s) Variabel 2 (1,25 ml/s) Variabel 3 (1,5 ml/s) a(ml) b(ml) a(ml) b(ml) a(ml) b(ml) 0 3,8 0, ,5 5, ,6 2, , , ,8 3, , ,5 1, ,2 1, ,9 1, ,3 2, : 32 cm MENGETAHU PRAKTIKAN ASISTEN Alfiyanti, Andika, Nabila Vicky Kartika Firdaus LABORATORIUM PROSES KIMIA 2015B-4

37 LEMBAR ASISTEN SI TANGGAL KETERANGAN TTD

38 30 Mei 2015 Perbaikan Format

39

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Hampir semua reaksi kimia yang diterapkan dalam industri kimia melibatkan bahan baku yang berbeda wujudnya, baik berupa padatan, gas maupun cairan. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PROSES KIMIA. Materi : Disusun oleh: Ainun Khoiriyah Anisa Dien R

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PROSES KIMIA. Materi : Disusun oleh: Ainun Khoiriyah Anisa Dien R LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PROSES KIMIA Materi : ABSORBSI GAS CO 2 DENGAN LARUTAN NaOH Disusun oleh: Ainun Khoiriyah 21030111120037 Anisa Dien R 21030111110154 Zulhaq Dahri S 21030111130136 LABORATORIUM PROSES

Lebih terperinci

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN MODUL 1.01 ABSORPSI Oleh : Fatah Sulaiman, ST., MT. LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN 2008 2 Modul 1.01 ABSORPSI I. Tujuan Praktikum

Lebih terperinci

TRANSFER MASSA ANTAR FASE. Kode Mata Kuliah :

TRANSFER MASSA ANTAR FASE. Kode Mata Kuliah : TRANSFER MASSA ANTAR FASE Kode Mata Kuliah : 2045330 Bobot : 3 SKS ALAT-ALAT TRANSFER MASSA Perancangan alat transfer massa W A = W A = N A A jumlah A yang ditransfer waktu N A : Fluks molar atau massa

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT DARI LIMBAH PUPUK ZA DENGAN PROSES SODA. Suprihatin, Ambarita R.

KINETIKA REAKSI PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT DARI LIMBAH PUPUK ZA DENGAN PROSES SODA. Suprihatin, Ambarita R. KINETIKA REAKSI PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT DARI LIMBAH PUPUK ZA DENGAN PROSES SODA Suprihatin, Ambarita R. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Jawa Timur Jl. Raya Rungkut Madya

Lebih terperinci

ALAT TRANSFER MASSA ABSORBER DAN STRIPPER

ALAT TRANSFER MASSA ABSORBER DAN STRIPPER PMD D3 Sperisa Distantina ALAT TRANSFER MASSA ABSORBER DAN STRIPPER Silabi D3 Teknik Kimia: 1. Prinsip dasar alat transfer massa absorber dan stripper. 2. Variabel-variabel proses alat absorber dan stripper.

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA 1 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar natrium karbonat dan natrium hidrogen karbonat dengan titrasi

Lebih terperinci

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN I. JUDUL PERCOBAAN : TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN II. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Membuat dan

Lebih terperinci

MODEL ABSORPSI MULTIKOMPONEN GAS ASAM DALAM LARUTAN K 2 CO 3 DENGAN PROMOTOR MDEA PADA PACKED COLUMN

MODEL ABSORPSI MULTIKOMPONEN GAS ASAM DALAM LARUTAN K 2 CO 3 DENGAN PROMOTOR MDEA PADA PACKED COLUMN MODEL ABSORPSI MULTIKOMPONEN GAS ASAM DALAM LARUTAN K 2 CO 3 DENGAN PROMOTOR MDEA PADA PACKED COLUMN NURUL ANGGRAHENY D NRP 2308100505, DESSY WULANSARI NRP 2308100541, Dosen Pembimbing : Prof.Dr.Ir.Ali

Lebih terperinci

Penurunan Bikarbonat Dalam Air Umpan Boiler Dengan Degasifier

Penurunan Bikarbonat Dalam Air Umpan Boiler Dengan Degasifier Penurunan Bikarbonat Dalam Air Umpan Boiler Dengan Degasifier Ir Bambang Soeswanto MT Teknik Kimia - Politeknik Negeri Bandung Jl Gegerkalong Hilir Ciwaruga, Bandung 40012 Telp/fax : (022) 2016 403 Email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lemak dan minyak adalah trigliserida yang berarti triester (dari) gliserol. Perbedaan antara suatu lemak adalah pada temperatur kamar, lemak akan berbentuk padat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Absorpsi dan stripper adalah alat yang digunakan untuk memisahkan satu komponen atau lebih dari campurannya menggunakan prinsip perbedaan kelarutan. Solut adalah komponen

Lebih terperinci

PROSES DESORPSI GAS KHLOR DALAM LARUTAN SODIUM HYPOKHLORIT DENGAN MENGGUNAKAN REAKTOR TRICKLE BED

PROSES DESORPSI GAS KHLOR DALAM LARUTAN SODIUM HYPOKHLORIT DENGAN MENGGUNAKAN REAKTOR TRICKLE BED INFO TEKNIK Volume 6 No.2, Desember 2005 (79-83) PROSES DESORPSI GAS KHLOR DALAM LARUTAN SODIUM HYPOKHLORIT DENGAN MENGGUNAKAN REAKTOR TRICKLE BED Isna Syauqiah 1 Abstract - Chlorine elimination from aqueous

Lebih terperinci

KAJIAN HIDRODINAMIKA DAN TRANSFER MASSA PROSES ABSORBSI PADA VALVE TRAY DENGAN MENINJAU PENGARUH VISKOSITAS CAIRAN

KAJIAN HIDRODINAMIKA DAN TRANSFER MASSA PROSES ABSORBSI PADA VALVE TRAY DENGAN MENINJAU PENGARUH VISKOSITAS CAIRAN KAJIAN HIDRODINAMIKA DAN TRANSFER MASSA PROSES ABSORBSI PADA VALVE TRAY DENGAN MENINJAU PENGARUH VISKOSITAS CAIRAN Disusun Oleh : Evi Fitriyah Khanifah Ayu Savitri Wulansari 2311 106 009 2311 106 020 Prof.Dr.Ir

Lebih terperinci

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK KI-2122 PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA Nama Praktikan : Anggi Febrina NIM : 13010107 Kelompok : 5 (Shift Pagi) Tanggal

Lebih terperinci

HIDRODINAMIKA UNGGUN DIAM (MODUL: HUD) disusun oleh: Joko Waluyo ST, MT

HIDRODINAMIKA UNGGUN DIAM (MODUL: HUD) disusun oleh: Joko Waluyo ST, MT MODUL PRAKTIKUM TK 3002 LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA HIDRODINAMIKA UNGGUN DIAM (MODUL: HUD) disusun oleh: Joko Waluyo ST, MT Asisten : Joko Waluyo ST, MT dan Yuono ST, MT Dosen Pembimbing :

Lebih terperinci

Kata kunci : Absorber, Konsentrasi Benfield, Laju Alir Gas Proses, Kadar CO 2, Reboiler Duty, Aspen Plus

Kata kunci : Absorber, Konsentrasi Benfield, Laju Alir Gas Proses, Kadar CO 2, Reboiler Duty, Aspen Plus PENGARUH LARUTAN BENFIELD, LAJU ALIR GAS PROSES, DAN BEBAN REBOILER TERHADAP ANALISA KINERJA KOLOM CO 2 ABSORBER DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR ASPEN PLUS V. 8.6 Bagus Kurniadi 1)*, Dexa Rahmadan 1), Gusti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.3.Manfaat Percobaan 1. Mahasiswa dapat menentukan pengaruh variabel laju alir gas terhadap hold up gas (ε).

BAB I PENDAHULUAN. 1.3.Manfaat Percobaan 1. Mahasiswa dapat menentukan pengaruh variabel laju alir gas terhadap hold up gas (ε). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reaktor merupakan alat utama pada industri yang digunakan untuk proses kimia yaitu untuk mengubah bahan baku menjadi produk. Reaktor dapat diklasifikasikan atas dasar

Lebih terperinci

PRODUKSI BIODIESEL MELALUI PROSES TRANSESTERIFIKASI MINYAK CURAH DENGAN METODE DISTILASI REAKTIF BERDASARKAN RATIO UMPAN

PRODUKSI BIODIESEL MELALUI PROSES TRANSESTERIFIKASI MINYAK CURAH DENGAN METODE DISTILASI REAKTIF BERDASARKAN RATIO UMPAN LAPORAN TUGAS AKHIR PRODUKSI BIODIESEL MELALUI PROSES TRANSESTERIFIKASI MINYAK CURAH DENGAN METODE DISTILASI REAKTIF BERDASARKAN RATIO UMPAN (The Biodiesel Production through Transesterifikasi Process

Lebih terperinci

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN I. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan percobaan praktikum ini adalah agar praktikan dapat membuat larutan dengan konsentrasi tertentu, mengencerkan larutan,

Lebih terperinci

Kinetika Reaksi Homogen Sistem Reaktor Alir (Kontinyu)

Kinetika Reaksi Homogen Sistem Reaktor Alir (Kontinyu) KINETIKA DAN KATALISIS / SEMESTER PENDEK 2009-2010 PRODI TEKNIK KIMIA FTI UPN VETERAN YOGYAKARTA Kinetika Reaksi Homogen Sistem Reaktor Alir (Kontinyu) Senin, 19 Juli 2010 / Siti Diyar Kholisoh, ST, MT

Lebih terperinci

Wusana Agung Wibowo. Prof. Dr. Herri Susanto

Wusana Agung Wibowo. Prof. Dr. Herri Susanto Wusana Agung Wibowo Universitas Sebelas Maret (UNS) Prof. Dr. Herri Susanto Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung, 20 Oktober 2009 Gasifikasi biomassa Permasalahan Kondensasi tar Kelarutan sebagian

Lebih terperinci

Seminar Skripsi LABORATORIUM THERMODINAMIKA JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2011

Seminar Skripsi LABORATORIUM THERMODINAMIKA JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2011 Seminar Skripsi LABORATORIUM THERMODINAMIKA JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2011 Latar Belakang CO 2 mengurangi nilai kalor menimbulkan pembekuan pada

Lebih terperinci

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 7 WETTED WALL COLUMN

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 7 WETTED WALL COLUMN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 7 WETTED WALL COLUMN LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA I. TUJUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 RANCANGAN PERCOBAAN 1. Variabel Penyerapan CO 2 memerlukan suatu kondisi optimal. Dalam penelitian ini akan dilakukan beberapa variasi untuk mencari kondisi ideal dan menghasilkan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG KONSTANTA LAJU PERPINDAHAN MASA-KESELURUHAN (K L a) H2S PADA PENYISIHAN NH 3 DAN DENGAN STRIPPING -UDARA KOLOM JEJAL.

STUDI TENTANG KONSTANTA LAJU PERPINDAHAN MASA-KESELURUHAN (K L a) H2S PADA PENYISIHAN NH 3 DAN DENGAN STRIPPING -UDARA KOLOM JEJAL. No. Urut : 108 / S2-TL / RPL / 1998 STUDI TENTANG KONSTANTA LAJU PERPINDAHAN MASA-KESELURUHAN (K L a) H2S PADA PENYISIHAN NH 3 DAN DENGAN STRIPPING -UDARA KOLOM JEJAL Testis Magister Okb: ANTUN HIDAYAT

Lebih terperinci

Gambar 4.21 Grafik nomor pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 1

Gambar 4.21 Grafik nomor pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 1 efisiensi sistem menurun seiring dengan kenaikan debit penguapan. Maka, dari grafik tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem akan bekerja lebih baik pada debit operasi yang rendah. Gambar 4.20 Grafik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. energi yang salah satunya bersumber dari biomassa. Salah satu contoh dari. energi terbarukan adalah biogas dari kotoran ternak.

BAB I PENDAHULUAN. energi yang salah satunya bersumber dari biomassa. Salah satu contoh dari. energi terbarukan adalah biogas dari kotoran ternak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi dewasa ini semakin meningkat. Segala aspek kehidupan dengan berkembangnya teknologi membutuhkan energi yang terus-menerus. Energi yang saat ini sering

Lebih terperinci

EKSTRAKSI CAIR-CAIR. BAHAN YANG DIGUNAKAN Aquades Indikator PP NaOH 0,1 N Asam asetat pekat Trikloroetan (TCE)

EKSTRAKSI CAIR-CAIR. BAHAN YANG DIGUNAKAN Aquades Indikator PP NaOH 0,1 N Asam asetat pekat Trikloroetan (TCE) EKSTRAKSI CAIR-CAIR I. TUJUAN Dapat menerapkan prinsip perpindahan massa pada operasi pemisahan secara ekstraksi dan memahami konsep perpindahan massa pada operasi stage dalam kolom berpacking. II. III.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui nilai konstanta dalam peristiwa adsorbsi dari larutan asam asetat oleh karbon aktif pada suhu konstan. I.2. Dasar

Lebih terperinci

B T A CH C H R EAC EA T C OR

B T A CH C H R EAC EA T C OR BATCH REACTOR PENDAHULUAN Dalam teknik kimia, Reaktor adalah suatu jantung dari suatu proses kimia. Reaktor kimia merupakan suatu bejana tempat berlangsungnya reaksi kimia. Rancangan dari reaktor ini tergantung

Lebih terperinci

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI NYAMPLUNG DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI DALAM KOLOM PACKED BED. Oleh : Yanatra NRP.

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI NYAMPLUNG DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI DALAM KOLOM PACKED BED. Oleh : Yanatra NRP. Laporan Tesis PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI NYAMPLUNG DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI DALAM KOLOM PACKED BED Oleh : Yanatra NRP. 2309201015 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. HM. Rachimoellah, Dipl. EST

Lebih terperinci

BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI

BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI I. TUJUAN a. Mahasiswa dapat menjelaskan proses titrasi asidi alkalimetri. b. Mahasiswa mampu menghitung konsentrasi sampel dengan metode asidi alkalimetri. II. DASAR

Lebih terperinci

BAB I DISTILASI BATCH

BAB I DISTILASI BATCH BAB I DISTILASI BATCH I. TUJUAN 1. Tujuan Instruksional Umum Dapat melakukan percobaan distilasi batch dengan system refluk. 2. Tujuan Instrusional Khusus Dapat mengkaji pengaruh perbandingan refluk (R)

Lebih terperinci

SATUAN OPERASI-2 ABSORPSI I. Disusun Oleh:

SATUAN OPERASI-2 ABSORPSI I. Disusun Oleh: SATUAN OPERASI-2 ABSORPSI I Kelas : 4 KB Kelompok Disusun Oleh: : II Ari Revitasari (0609 3040 0337) Eka Nurfitriani (0609 3040 0341) Kartika Meilinda Krisna (0609 3040 0346) M. Agus Budi Kusuma (0609

Lebih terperinci

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES 10 II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Proses Pembuatan Disodium Fosfat Anhidrat Secara umum pembuatan disodium fosfat anhidrat dapat dilakukan dengan 2 proses berdasarkan bahan baku yang digunakan, yaitu

Lebih terperinci

Fenomena dan Kecepatan Minimum (Umf) Fluidisasi

Fenomena dan Kecepatan Minimum (Umf) Fluidisasi Fenomena dan Kecepatan Minimum (Umf) Fluidisasi Widayati. Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Yogyakarta Telp/Fax: 0274486889 Email: widabambang@yahoo.com Abstrak Fenomena

Lebih terperinci

(Ahmadi, 2008) Pada larutan K2CO 3 ditambahkan promotor asam borat, mekanisme yang terjadi sebagai berikut:

(Ahmadi, 2008) Pada larutan K2CO 3 ditambahkan promotor asam borat, mekanisme yang terjadi sebagai berikut: MODEL ABSORPSI MULTIKOMPONEN DALAM LARUTAN K 2 CO 3 DENGAN PROMOTOR ASAM BORAT PADA PACKED COLUMN Fanny Anastasia (2308.100.607) Eka Yeni Rahayu (2308.100.609) Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir. Ali Altway,

Lebih terperinci

METANOLISIS MINYAK KOPRA (COPRA OIL) PADA PEMBUATAN BIODIESEL SECARA KONTINYU MENGGUNAKAN TRICKLE BED REACTOR

METANOLISIS MINYAK KOPRA (COPRA OIL) PADA PEMBUATAN BIODIESEL SECARA KONTINYU MENGGUNAKAN TRICKLE BED REACTOR Jurnal Rekayasa Produk dan Proses Kimia JRPPK 2015,1/ISSN (dalam pengurusan) - Astriana, p.6-10. Berkas: 07-05-2015 Ditelaah: 19-05-2015 DITERIMA: 27-05-2015 Yulia Astriana 1 dan Rizka Afrilia 2 1 Jurusan

Lebih terperinci

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015 LABORATORIUM TEKNIK KIMIA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015 MODUL : Aliran Fluida PEMBIMBING : Emmanuella MW,Ir.,MT Praktikum : 8 Maret 2017 Penyerahan : 15 Maret 2017 (Laporan) Oleh : Kelompok : 3 Nama

Lebih terperinci

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR I. TUJUAN 1. Memahami prinsip kerja dari percobaan. 2. Menentukan konsentrasi dari NaOH dan Na 2 CO 3. 3. Mengetahui kegunaan dari titrasi dengan indikator

Lebih terperinci

II. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN

II. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN I. JUDUL PERCOBAAN Titrasi Penetralan dan Aplikasinya II. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN Jum at, 4 Desember 2015 III. SELESAI PERCOBAAN Jum at, 4 Desember 2015 IV. TUJUAN PERCOBAAN 1. Membuat dan menentukan

Lebih terperinci

ABSORPSI GAS CO2 BERPROMOTOR MSG DALAM LARUTAN

ABSORPSI GAS CO2 BERPROMOTOR MSG DALAM LARUTAN ABSORPSI GAS CO2 BERPROMOTOR MSG DALAM LARUTAN K2CO3 Erlinda Ningsih 1), Abas Sato 2), Mochammad Alfan Nafiuddin 3), Wisnu Setyo Putranto 4) 1),2),3 )4) Teknik Kimia, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Lebih terperinci

MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA ABSORPSI

MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA ABSORPSI MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA ABSORPSI Disusun Oleh : Kelompok II Salam Ali 09220140004 Sri Dewi Anggrayani 09220140010 Andi Nabilla Musriah 09220140014 Syahrizal Sukara 09220140015 JURUSAN TEKNIK KIMIA

Lebih terperinci

BAB 6 ANALISIS 6.2. Analisis Perhitungan dan Hasil Perhitungan Absorpsi CO2 dengan Air Menggunakan Analisis Gas

BAB 6 ANALISIS 6.2. Analisis Perhitungan dan Hasil Perhitungan Absorpsi CO2 dengan Air Menggunakan Analisis Gas BAB 6 ANALISIS 6.2. Analisis Perhitungan dan Hasil Perhitungan 6.2.1. Absorpsi CO 2 dengan Air Menggunakan Analisis Gas Data yang diperoleh dari percobaan ini adalah laju alir volumetrik (air 0.05 L/s,

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan Alat Bahan 3.3 Prosedur Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan Alat Bahan 3.3 Prosedur Penelitian 17 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Juni 2011, bertempat di Laboratorium Surya, Bagian Teknik Energi Terbarukan, Departemen

Lebih terperinci

Percobaan 6 DISTRIBUSI ZAT TERLARUT ANTARA DUA JENIS PELARUT YANG BERCAMPUR. Lab. Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang

Percobaan 6 DISTRIBUSI ZAT TERLARUT ANTARA DUA JENIS PELARUT YANG BERCAMPUR. Lab. Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang Percobaan 6 DISTRIBUSI ZAT TERLARUT ANTARA DUA JENIS PELARUT YANG BERCAMPUR Candra Tri Kurnianingsih Lab. Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang Gedung D8 Lt 2 Sekaran Gunungpati Semarang,

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri ICS 13.040.40 Badan Standardisasi Nasional

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi

Lebih terperinci

Jason Mandela's Lab Report

Jason Mandela's Lab Report LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK I PERCOBAAN-4 KINETIKA ADSORPSI Disusun Oleh: Nama : Jason Mandela NIM :2014/365675/PA/16132 Partner : - Dwi Ratih Purwaningsih - Krisfian Tata AP - E Devina S - Fajar Sidiq

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Faktor utama yang mempengaruhi penghambatan degradasi sukrosa menggunakan reaktor venturi bersirkulasi adalah jumlah fraksi gas dalam cairan (gas hold-up) dan ukuran gelembung. Ukuran

Lebih terperinci

KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR

KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR Disusun oleh : 1. Juliana Sari Moelyono 6103008075 2. Hendra Setiawan 6103008098 3. Ivana Halingkar 6103008103 4. Lita Kuncoro 6103008104

Lebih terperinci

ABSORPSI CO2 PADA BIOGAS DENGAN LARUTAN METHYLDIETHANOLAMINE (MDEA) MENGGUNAKAN KOLOM BAHAN ISIAN

ABSORPSI CO2 PADA BIOGAS DENGAN LARUTAN METHYLDIETHANOLAMINE (MDEA) MENGGUNAKAN KOLOM BAHAN ISIAN ABSORPSI CO2 PADA BIOGAS DENGAN LARUTAN METHYLDIETHANOLAMINE (MDEA) MENGGUNAKAN KOLOM BAHAN ISIAN Sari Sekar Ningrum 1), Aswati Mindaryani 2), Muslikhin Hidayat 3) 1),2),3 ) Departemen Teknik Kimia, Universitas

Lebih terperinci

LARUTAN. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak.

LARUTAN. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak. LARUTAN Larutan merupakan campuran yang homogen,yaitu campuran yang memiliki komposisi merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung dua komponen atau lebih yang disebut

Lebih terperinci

MODEL SIMULASI ABSORBSI GAS CO 2 DALAM LARUTAN METHYLDIETHANOLAMINE (MDEA) BERPROMOTOR PIPERAZINE (PZ) DALAM PACKED COLUMN

MODEL SIMULASI ABSORBSI GAS CO 2 DALAM LARUTAN METHYLDIETHANOLAMINE (MDEA) BERPROMOTOR PIPERAZINE (PZ) DALAM PACKED COLUMN Laboratorium Perpindahan Massa dan Panas Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember 1 MODEL SIMULASI ABSORBSI GAS CO 2 DALAM LARUTAN METHYLDIETHANOLAMINE (MDEA)

Lebih terperinci

PENGARUH PENCAMPURAN TERHADAP REAKSI HIDROLISA AlCl 3

PENGARUH PENCAMPURAN TERHADAP REAKSI HIDROLISA AlCl 3 PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES ISSN : 111-1 PENGARUH PENCAMPURAN TERHADAP REAKSI HIDROLISA AlCl R. Yustiarni, I.U. Mufidah, S.Winardi, A.Altway Laboratorium Mekanika Fluida dan Pencampuran

Lebih terperinci

Laporan Kimia Fisik KI-3141

Laporan Kimia Fisik KI-3141 Laporan Kimia Fisik KI-3141 PERCOBAAN M-2 PENENTUAN LAJU REAKSI DAN TETAPAN LAJU REAKSI Nama : Kartika Trianita NIM : 10510007 Kelompok : 2 Tanggal Percobaan : 2 November 2012 Tanggal Laporan : 9 November

Lebih terperinci

DISTILASI BERTAHAP BATCH (DBB)

DISTILASI BERTAHAP BATCH (DBB) MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA DISTILASI BERTAHAP BATCH (DBB) Disusun oleh: Dinna Rizqi Awalia Dr. Danu Ariono Dr. Ardiyan Harimawan PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PENGETAHUAN PROSES PADA UNIT SINTESIS UREA

PENGETAHUAN PROSES PADA UNIT SINTESIS UREA BAB V PENGETAHUAN PROSES PADA UNIT SINTESIS UREA V.I Pendahuluan Pengetahuan proses dibutuhkan untuk memahami perilaku proses agar segala permasalahan proses yang terjadi dapat ditangani dan diselesaikan

Lebih terperinci

Before UTS. Kode Mata Kuliah :

Before UTS. Kode Mata Kuliah : Before UTS Kode Mata Kuliah : 2045330 Bobot : 3 SKS Pertemuan Materi Submateri 1 2 3 4 Konsep dasar perpindahan massa difusional Difusi molekuler dalam keadaan tetap Difusi melalui non stagnan film 1.

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PROSES ABSORBER. Oleh : KELOMPOK 17

PERANCANGAN ALAT PROSES ABSORBER. Oleh : KELOMPOK 17 PERANCANGAN ALAT PROSES ABSORBER Oleh : KELOMPOK 17 M Riska Juliansyah P (03121403010) Abraham Otkapian (03121403044) Christian King Halim (03121403054) TERMINOLOGI Absorber adalah suatu alat yang digunakan

Lebih terperinci

PENGURANGAN KELEMBABAN UDARA MENGGUNAKAN LARUTAN CALSIUM CHLORIDE (CACL2) PADA WAKTU SIANG HARI DENGAN VARIASI SPRAYING NOZZLE

PENGURANGAN KELEMBABAN UDARA MENGGUNAKAN LARUTAN CALSIUM CHLORIDE (CACL2) PADA WAKTU SIANG HARI DENGAN VARIASI SPRAYING NOZZLE Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi PENGURANGAN KELEMBABAN UDARA MENGGUNAKAN LARUTAN CALSIUM CHLORIDE (CACL2) PADA WAKTU SIANG HARI DENGAN VARIASI SPRAYING NOZZLE *Eflita

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1. Spesifikasi bahan baku 2.1.1.1. Ethylene Dichloride (EDC) a. Rumus Molekul : b. Berat Molekul : 98,96 g/mol c. Wujud : Cair d. Kemurnian

Lebih terperinci

PACKED BED ABSORBER. Dr.-Ing. Suherman, ST, MT Teknik Kimia Universitas Diponegoro. Edisi : Juni 2009

PACKED BED ABSORBER. Dr.-Ing. Suherman, ST, MT Teknik Kimia Universitas Diponegoro. Edisi : Juni 2009 PACKED BED ABSORBER Dr.-Ing. Suherman, ST, MT Teknik Kimia Universitas Diponegoro Edisi : Juni 009 Packed Bed Absorber. Pendahuluan Bagian packed bed absorber Problem Umum. Menghitung Tinggi Penurunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN NERACA MASSA DAN ENERGI

BAB I PENDAHULUAN NERACA MASSA DAN ENERGI NME D3 Sperisa Distantina 1 BAB I PENDAHULUAN NERACA MASSA DAN ENERGI Definisi Teknik Kimia: Pemakaian prinsip-prinsip fisis bersama dengan prinsip-prinsip ekonomi dan human relations ke bidang yang menyangkut

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN KINETIKA REAKSI HIDROLISIS TEPUNG TAPIOKA DAN TEPUNG MAIZENA DENGAN KATALIS ASAM SULFAT

STUDI PERBANDINGAN KINETIKA REAKSI HIDROLISIS TEPUNG TAPIOKA DAN TEPUNG MAIZENA DENGAN KATALIS ASAM SULFAT STUDI PERBANDINGAN KINETIKA REAKSI HIDROLISIS TEPUNG TAPIOKA DAN TEPUNG MAIZENA DENGAN KATALIS ASAM SULFAT Disusun Sebagai Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Diploma III pada Jurusan Teknik kimia Politeknik

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi Nasional

Lebih terperinci

Sifat Koligatif Larutan

Sifat Koligatif Larutan Sifat Koligatif Larutan A. PENDAHULUAN Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung kepada jenis zat, tetapi hanya bergantung pada konsentrasi larutan. Sifat koligatif terdiri dari

Lebih terperinci

ATK I DASAR-DASAR NERACA MASSA ASEP MUHAMAD SAMSUDIN, S.T.,M.T.

ATK I DASAR-DASAR NERACA MASSA ASEP MUHAMAD SAMSUDIN, S.T.,M.T. ATK I DASAR-DASAR NERACA MASSA ASEP MUHAMAD SAMSUDIN, S.T.,M.T. Pembuatan Gula Berapa banyak air yang dihilangkan didalam evaporator (lb/jam)? Berapa besar fraksi massa komponen-komponen dalam arus buangan

Lebih terperinci

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012 BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012 Hal-0 Instruksi Pastikan bahwa nama dan kode peserta Anda sudah tertulis pada halaman pertama lembar soal dan lembar

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR DESAIN DAN FABRIKASI ALAT ION EXCHANGER BERBASIS KARBON AKTIF UNTUK PENGOLAHAN AIR SANITASI DIII TEKNIK KIMIA

TUGAS AKHIR DESAIN DAN FABRIKASI ALAT ION EXCHANGER BERBASIS KARBON AKTIF UNTUK PENGOLAHAN AIR SANITASI DIII TEKNIK KIMIA TUGAS AKHIR DESAIN DAN FABRIKASI ALAT ION EXCHANGER BERBASIS KARBON AKTIF UNTUK PENGOLAHAN AIR SANITASI DIII TEKNIK KIMIA (Design and Fabrication Ion Exchanger-based Activated Carbon for Water Treatment

Lebih terperinci

ZAHRA NURI NADA YUDHO JATI PRASETYO

ZAHRA NURI NADA YUDHO JATI PRASETYO SKRIPSI TK091383 PEMBUATAN HIDROGEN DARI GLISEROL DENGAN KATALIS KARBON AKTIF DAN Ni/HZSM-5 DENGAN METODE PEMANASAN KONVENSIONAL ZAHRA NURI NADA 2310100031 YUDHO JATI PRASETYO 2310100070 Dosen Pembimbing:

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses II. DESKRIPSI PROSES A. Macam- Macam Proses Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses sebagai berikut: 1. Proses Calcium Chloride-Sodium Carbonate Double Decomposition

Lebih terperinci

TITIK DIDIH LARUTAN. Disusun Oleh. Kelompok B-4. Zulmijar

TITIK DIDIH LARUTAN. Disusun Oleh. Kelompok B-4. Zulmijar Laporan khusus Laboratorium Kimia Fisika TITIK DIDIH LARUTAN Disusun Oleh Kelompok B-4 Zulmijar 1404103010044 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH 2015 pes

Lebih terperinci

PROSES PRODUKSI ASAM SULFAT

PROSES PRODUKSI ASAM SULFAT PRODU KSI A SAM SU LFAT BAB III PROSES PROSES PRODUKSI ASAM SULFAT 3.1 Flow Chart Proses Produksi Untuk mempermudah pembahasan dan urutan dalam menguraikan proses produksi, penulis merangkum dalam bentuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. mol NaCl

LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. mol NaCl LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN No. gr NaCl Tabel 10. Ketinggian H 2 pada Tabung Penampung H 2 h H 2 (cm) mmhg P atm mol NaCl volume Air (L) Konsentrasi NaCl (Mol/L) 0,0285 1 10 28 424 1,5578 0,1709 2 20 30

Lebih terperinci

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Indikator Alami I. Tujuan Percobaan 1. Mengidentifikasikan perubahan warna yang ditunjukkan indikator alam. 2. Mengetahui bagian tumbuhan yang dapat dijadikan indikator alam.

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN ASAM BORAT (H 3 BO 3 ) TERHADAP SOLUBILITAS CO 2 DALAM LARUTAN K 2 CO 3 Pembimbing : Dr. Ir. Kuswandi, DEA Ir.

PENGARUH PENAMBAHAN ASAM BORAT (H 3 BO 3 ) TERHADAP SOLUBILITAS CO 2 DALAM LARUTAN K 2 CO 3 Pembimbing : Dr. Ir. Kuswandi, DEA Ir. PENGARUH PENAMBAHAN ASAM BORAT (H 3 BO 3 ) TERHADAP SOLUBILITAS CO 2 DALAM LARUTAN K 2 CO 3 Pembimbing : Dr. Ir. Kuswandi, DEA Ir. Winarsih Oleh : Maeka Dita Puspa S. 2306 100 030 Pritta Aprilia M. 2306

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN FURNACE

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN FURNACE LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN FURNACE (Manufacture of Activated Carbon From Waste Leather Cassava by Using Furnace ) Diajukan sebagai salah satu

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Reaksi Saponifikasi tripalmitin

Gambar 2.1 Reaksi Saponifikasi tripalmitin I. JUDUL : Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat II. TANGGAL PERCOBAAN : Rabu, 16 November 2011 III. TUJUAN : 1. Untuk memberikan gambaran bahwa reaksi penyabunan etil asetat oleh ion hidroksida adalah

Lebih terperinci

KIMIA FISIKA I TC Dr. Ifa Puspasari

KIMIA FISIKA I TC Dr. Ifa Puspasari KIMIA FISIKA I TC20062 Dr. Ifa Puspasari Pokok Bahasan/Materi 1. Sifat-sifat gas ideal 2. Teori kinetik gas 3. Hukum termodinamika 4. Energi bebas dan potensial kimia 5. Kesetimbangan kimia 6. Kinetika

Lebih terperinci

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar LOGO Stoikiometri Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar Konsep Mol Satuan jumlah zat dalam ilmu kimia disebut mol. 1 mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12 gram C 12,

Lebih terperinci

KOLOM BERPACKING ( H E T P )

KOLOM BERPACKING ( H E T P ) PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 1 KOLOM BERPACKING ( H E T P ) LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES BAB II DESKRIPSI PROSES II.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung, dan Produk Spesifikasi Bahan Baku 1. Metanol a. Bentuk : Cair b. Warna : Tidak berwarna c. Densitas : 789-799 kg/m 3 d. Viskositas

Lebih terperinci

VISIT MY WEBSITE : KLIK AJA LINKNYA SOB http://dionlegionis.blogspot.com/search/label/education%20mipa http://dionlegionis.blogspot.com/2015/03/klasifikasi-kodok-beranak-darisulawesi.html http://dionlegionis.blogspot.com/2015/03/download-pdf-statistika-datatunggal.html

Lebih terperinci

Setiap system kesetimbangan melibatkan reaksi-reaksi endoterm dan eksoterem. Kenaikan suhu system akan menguntungkan reaksi eksoterem

Setiap system kesetimbangan melibatkan reaksi-reaksi endoterm dan eksoterem. Kenaikan suhu system akan menguntungkan reaksi eksoterem Iodin Iodin hanya larut sedikit dalam air ( 0,00134 mol / liter pada suhu 25 C ). Namun larut cukup banyak dalam larutan larutan yang mengandung ion iodida. IOdin membentuk kompleks triodida, dengan konstanta

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES II. DESKRIPSI PROSES A. JENIS-JENIS PROSES Proses pembuatan metil klorida dalam skala industri terbagi dalam dua proses, yaitu : a. Klorinasi Metana (Methane Chlorination) Reaksi klorinasi metana terjadi

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN. : Prak. Teknologi Kimia Industri

LEMBAR PENGESAHAN. : Prak. Teknologi Kimia Industri LEMBAR PENGESAHAN Judul Praktikum : Aliran Fluida Mata kuliah : Prak. Teknologi Kimia Industri Nama : Zusry Augtry Veliany Nim : 100413013 Kelas/ Semester : 3 TKI/ VI( Enam) Dosen Pembimbing : Ir. Sariadi,

Lebih terperinci

Kajian Hidrodinamika Proses Absorbsi pada Valve Tray dengan Meninjau Viskositas Cairan

Kajian Hidrodinamika Proses Absorbsi pada Valve Tray dengan Meninjau Viskositas Cairan 1 Kajian Hidrodinamika Proses Absorbsi pada Valve Tray dengan Meninjau Viskositas Cairan Evi Fitriyah Khanifah, Ayu Savitri Wulansari, Ali Altway dan Siti Nurkhamidah, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

NME D3 Sperisa Distantina BAB II NERACA MASSA

NME D3 Sperisa Distantina BAB II NERACA MASSA 1 NME D3 Sperisa Distantina BAB II NERACA MASSA PENYUSUNAN DAN PENYELESAIAN NERACA MASSA KONSEP NERACA MASSA = persamaan yang disusun berdasarkan hukum kekekalan massa (law conservation of mass), yaitu

Lebih terperinci

Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandar Lampung Surel: ABSTRACT

Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandar Lampung Surel: ABSTRACT PENGARUH KONSENTRASI K2CO3 DAN KATALIS H3BO3 DALAM PROSES ABSORPSI GAS CO2 PADA BIOGAS DENGAN MENGGUNAKAN KOLOM GELEMBUNG Sri Ismiyati Damayanti 1), Novianti Diah Anggraeni 1) dan Rangga Aris Munandar

Lebih terperinci

Pemanfaatan Limbah Pelepah Pisang di Meteseh sebagai Bahan Baku pembuatan kertas dengan Proses Soda menggunakan Alat Digester

Pemanfaatan Limbah Pelepah Pisang di Meteseh sebagai Bahan Baku pembuatan kertas dengan Proses Soda menggunakan Alat Digester TUGAS AKHIR Pemanfaatan Limbah Pelepah Pisang di Meteseh sebagai Bahan Baku pembuatan kertas dengan Proses Soda menggunakan Alat Digester (Waste Utilization of Banana in Meteseh as Raw Material Soda Process

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN OTK di bidang Teknik Kimia?

BAB I. PENDAHULUAN OTK di bidang Teknik Kimia? BAB I. PENDAHULUAN OTK di bidang Teknik Kimia? Aplikasi dasar-dasar ilmu pengetahuan alam yang dirangkai dengan dasar ekonomi dan hubungan masyarakat pada bidang yang berkaitan Iangsung dengan proses dan

Lebih terperinci

UJI ALAT DINAMIKA PROSES ORDE DUA INTERACTING CAPACITIES BUKAAN VALVE 1/3 (33,33%), 1/6 (16,67%) DAN 1/9 (11,11%)

UJI ALAT DINAMIKA PROSES ORDE DUA INTERACTING CAPACITIES BUKAAN VALVE 1/3 (33,33%), 1/6 (16,67%) DAN 1/9 (11,11%) TUGAS AKHIR UJI ALAT DINAMIKA PROSES ORDE DUA INTERACTING CAPACITIES BUKAAN VALVE 1/3 (33,33%), 1/6 (16,67%) DAN 1/9 (11,11%) (The Second Order Interacting Capacities Process Dynamic Tools Test With 1/3

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 3% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS

PENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 3% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS TUGAS AKHIR PENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 3% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS (Effect of Stirring and Sampling Time CaCO 3 3% Solution To The Number Of Filter

Lebih terperinci

2. Eveline Fauziah. 3. Fadil Hardian. 4. Fajar Nugraha

2. Eveline Fauziah. 3. Fadil Hardian. 4. Fajar Nugraha Modul Praktikum Nama Pembimbing Nama Mahasiswa : Kimia Fisik : Bapak Drs.Budi Santoso, Apt.MT : 1. Azka Muhammad Syahida 2. Eveline Fauziah 3. Fadil Hardian 4. Fajar Nugraha Tanggal Praktek : 21 Semptember

Lebih terperinci

Sulistyani M.Si

Sulistyani M.Si Sulistyani M.Si Email:sulistyani@uny.ac.id + Larutan terdiri dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Jumlah zat terlarut dalam suatu larutan dinyatakan dengan konsentrasi larutan. Secara kuantitatif,

Lebih terperinci

Wardaya College IKATAN KIMIA STOIKIOMETRI TERMOKIMIA CHEMISTRY. Part III. Summer Olympiad Camp Kimia SMA

Wardaya College IKATAN KIMIA STOIKIOMETRI TERMOKIMIA CHEMISTRY. Part III. Summer Olympiad Camp Kimia SMA Part I IKATAN KIMIA CHEMISTRY Summer Olympiad Camp 2017 - Kimia SMA 1. Untuk menggambarkan ikatan yang terjadi dalam suatu molekul kita menggunakan struktur Lewis atau 'dot and cross' (a) Tuliskan formula

Lebih terperinci

KLASIFIKASI PADATAN MENGGUNAKAN ALIRAN FLUIDA

KLASIFIKASI PADATAN MENGGUNAKAN ALIRAN FLUIDA Yogyakarta, 3 November 212 KLASIFIKASI PADATAN MENGGUNAKAN ALIRAN FLUIDA Ir. Adullah Kuntaarsa, MT, Ir. Drs. Priyo Waspodo US, MSc, Christine Charismawaty Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci