Kata kunci : SPLDV, pemahaman konsep SPLDV, metode drill

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata kunci : SPLDV, pemahaman konsep SPLDV, metode drill"

Transkripsi

1 MENGATASI KESULITAN SISWA DALAM MEMAHAMI DAN MENYELESAIAKAN SOAL CERITA (APLIKASI) PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL (SPLDV) DENGAN PEMAHAMAN KONSEP DAN METODE DRILL Sinta Dewi Fadilah Jurusan Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung ABSTRAK Tujuan penulis membahas kesulitan siswa dalam memahami dan menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV adalah untuk mengetahui apa saja kesulitan-kesulitan yang dialami siswa, apa penyebabnya, dan mengatasi kesulitan tersebut dengan cara meningkatkan pemahaman konsep siswa dan dengan metode drill. Beberapa kesulitan yang dialami siswa adalah ketidak telitian dalam mengerjakan soal SPLDV dan ketidakmampuan siswa menyelesaikan soal SPLDV karena siswa belum memahami salah satu metode penyelesaian. Untuk memahami konsep SPLDV, konsep-konsep sebelumya seperti himpunan, persamaan garis, dan persamaan linier dua variabel harus terlebih dahulu dikuasai. Sedangkan untuk metode drill siswa dilatih keterampilannya dalam menyelesaikan soal dengan cara-cara yang mempermudah mereka. Kata kunci : SPLDV, pemahaman konsep SPLDV, metode drill ABSTRACT The purpose of the author discusses the difficulty students in understanding and resolving problems such as the story on the material SPLDV is to know what are the difficulties experienced by the students, what is the cause, and circumvented by means of improving the understanding of the concept of students and with the methods of drill. Some of the difficulties experienced by students is the lack of telitian in matter of SPLDV and the inability of students complete the student not because SPLDV a matter of understanding the one method of completion. To understand the concept of SPLDV, the previous concepts such as sets, equations of lines, and linear equations two variables must first master. As for the methods of drill students trained his skills in solving problems in ways that make them. Key word : SPLDV, understanding the concept of SPLDV, drill method PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia dan menjadi mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional (UN), karena matematika memang berguna; berguna untuk kepentingan matematika itu sendiri dan memecahkan persoalan dalam masyarakat. Dengan diajarkannya matematika kepada siswa di semua tingkat, matematika bisa diawetkan dan dikembangkan (Ruseffendi, 1990: 9). Namun apabila kita amati secara langsung, kenyataannya banyak siswa yang berfikir bahwa matematika itu menakutkan. Padahal, dengan dibantunya manusia itu berpikir secara matematika, diharapkan manusia itu berpikirnya menjadi logis, kritis, praktis, bersikap positif terhadap

2 matematika dan berjiwa kreatif (Ruseffendi, 1990: 8). Banyak alasan yang mendasari siswa tidak menyukai matematika. Salah satunya adalah sulit memahami konsep matematika sehingga siswa tidak bisa maksimal dalam mengerjakan soal, terutama soal yang berbentuk cerita atau soal aplikasi. Untuk itu, pendidik dituntut mempunyai keterampilan dalam mengatasi permasalahan tersebut. Berbicara mengenai soal cerita, biasanya berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Seperti pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV). Pada materi ini sering kita jumpai soal cerita yang berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari. Seperti soal berikut ini: Asep membeli 2 kg mangga dan 1 kg apel dan ia harus membayar Rp ,00, sedangkan Intan membeli 1 kg apel dengan harga Rp ,00. Berapakah harga 5 kg mangga dan 3 kg apel? Sepintas memang soal di atas terlihat sederhana, namun soal tersebut akan menjadi sulit ketika siswa tidak mampu memahami soal yang disampaikan. Hal ini bisa terjadi apabila siswa belum memahami konsep SPLDV atau siswa sudah memahami konsep SPLDV namun sulit menguraikan soal cerita. Penyelesaian permasalahan mengenai pemahaman konsep SPLDV sekaligus penyelesaian soal cerita terkait materi SPLDV harus menggunakan metode yang tepat. Untuk siswa yang tidak bisa menyelesaikan soal karena ia belum memahami konsep SPLDV, maka pendalaman terhadap pemahaman konsep SPLDV dirasa cukup membantu. Menurut Mulyasa (2013: 112), belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan, konsep-konsep merupakan batu-batu pembangun (Building block) berpikir, konsep-konsep merupakan dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi untuk memasukkan prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi. Oleh karena itu, untuk memecahkan masalah, seorang peserta didik harus mematuhi aturanaturan antara yang selaras dan aturanaturan ini didasarkan pada konsep-konsep yang diperolehnya. Bagi siswa yang sudah memahami konsep namun ia kesulitan dalam mengerjakan soal cerita, maka metode drill merupakan metode yang dirasa cocok untuk mengatasinya. Metode drill disebut juga metode latihan keterampilan yaitu metode mengajar, dimana siswa diajak ke tempat keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya, dan sebagainya (Ali dan Muhlisrarini, 2014: 267). Dengan diberikan metode drill ini keterampilan menguraikan dan menyelesaikan soal cerita dapat terlatih dengan baik dan terstruktur. Artikel ini akan membahas secara lebih terperinci tentang apa saja kesulitan yang dialami siswa dalam memahami dan menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV, apa penyebab timbulnya kesulitan siswa dalam memahami dan menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV, dan bagaimana cara mengatasi kesulitan siswa dalam memahami dan menyelesaiakan soal cerita pada materi SPLDV dengan pemahaman konsep dan metode drill. KAJIAN TEORI 1. Pemahaman Konsep Matematika Menurut Ruseffendi (1990: 8) cara memahami konsep-konsep matematika mungkin siswa mempelajarinya secara menyeluruh terlebih dahulu, lalu satu persatu. Mungkin juga mempelajarinya satu persatu, baru kemudian secara menyeluruh. Dalam menyelesaikan soal tipe pemecahan masalah, mungkin siswa melakukan langkah-langkah seperti yang dianjurkan oleh Polya, yaitu: merumuskan, membuat hipotesis, menyelesaikan dan

3 mengecek semua kegiatan yang telah dilakukannya untuk meliaht benar tidaknya penyelesaian itu. Cara lain dalam mempelajari konsep matematika itu siswa mungkin mengaitkan konsep yang satu dengan yang lainnya dalam lingkungan yang masih berdekatan sehingga ia belajarnya menjadi bermakna atau tidak lekas lupa (Ruseffendi, 1190: 8). Agar siswa memiliki pengetahuan dasar dalam melaksanakan strategi belajar dan menyelesaikan soalnya, di samping kita harus melatihnya, siswa sendiri harus membuatnya (merangkumnya) (Ruseffendi, 1190: 8-9). 2. Metode Drill Metode drill disebut juga metode latihan keterampilan yaitu metode mengajar, dimana siswa diajak ke tempat keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya, dan sebagainya. Drill merupakan suatu cara mengajarkan dengan banyak memberikan latihan terhadap apa yang dipelajari siswa sehingga mereka mempunyai suatu keterampilan. Latihan disini maksudnya adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang. Antara situasi belajar dengan situasi pada kehidupan sehari-hari terdapat aktivitas drill atau latihan yang dapat dilakukan siswa,diharapkan dengan melakukan drill atau latihan, hasil pekerjaan siswa akan semakin sempurna. Jadi metode drill atau latihan adalah metode pembelajaran yang menekankan pada banyaknya atau seringnya latihan mengerjakan soal atau memecahkan persoalan-persoalan matematika. Kelebihan metode drill: a. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris seperti menulis, menghafalkan huruf, membuat, dan mengunakan alat-alat. b. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian, pembagian, penjumlahan, pengurangan, tanda/simbol, dan sebagainya. c. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan. Kekurangan metode drill: a. Menghambat bakat dan inisiatif anak didikkarena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian. b. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan malah membosankan. c. Dapat menimbulkan verbalisme (Ali dan Muhlisrarini, 2014: 267). 3. Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) untuk SMP kelas VIII Kalian telah mempelajari penyelesaian dari sebuah persamaan linier dua variabel. Bagaimana penyelesaian dari dua buah persamaan linier dua variabel? Agar kalian lebih mudah memahaminya, perhatikan ilustrasi berikut. Dea membeli sebuah baju dan 2 buah kaos, ia harus membayar Rp ,00. Adapun Butet membeli sebuah baju dan 3 buah kaos, ia harus membayar Rp ,00. Dapatkah kalian menentukan harga dari sebuah baju dan sebuah kaos? Perhatikan bahwa selisih uang yang mereka bayarkan adalah Rp ,00, sedangkan selisih banyaknya kaos yang mereka beli adalah sebuah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa harga sebuah kaos adalah Rp ,00. Dapatkah kalian menentukan harga dari sebuah baju? Diskusikan hal ini dengan teman sebangkumu. Misalkan x = harga 1 baju dan y =harga 1 kaos, maka ilustrasi di atas dapat dituliskan sebagai berikut. x + 2y = x + 3y =

4 Kedua persamaan tersebut dikatakan membentuk sistem persamaan linier dua variabel. Apabila terdapat dua persamaan linier dua variabel yang berbentuk ax + by = c dan dx + ey = f atau bisa ditulis ax + by = c dx + ey = f maka dikatakan dua persamaan tersebut membentuk sistem persamaan linier dua variabel. Penyelesaian sistem persamaan linier dua variabel tersebut adalah pasangan bilangan (x, y) yang memenuhi kedua persamaan tersebut. Misalnya kita akan menentukan penyelesaian dari persamaan-persamaan 2x + y = 8 dan x 2y = 4 dengan x, y variabel pada himpunan bilangan real. Kalian dapat menentukan penyelesaiannya dengan mencari nilai x dan y yang memenuhi kedua persamaan tersebut. Untuk memudahkan kalian menentukannya, buatlah tabel seperti berikut. 2x + y = 8 x 2y = 4 x y x y Dari tabel di atas tampak bahwa himpunan penyelesaian dari persamaan 2x + y = 8 adalah 0,8, 4,0, (1,6), sedangkan penyelesaian dari persamaan x 2y = 4 adalah 0, 2, 4,0, (6,1). Dari dua himpunan penyelesaian tersebut, (4,0) adalah himpunan penyelesaian yang memenuhi sistem persamaan 2x + y = 8 dan x 2y = 4. Adapun 0,8, 1,6, 0, 2, (6,1) dikatakan bukan penyelesaian dari sistem persamaan tersebut. Jika dibuat grafik dalam sebuah bidang koordinat Cartesius, titik (4,0) merupakan titik potong persamaan 2x + y = 8 dan x 2y = 4, seperti tampak pada Gambar 1. Untuk menyelesaikan sistem persamaan linier dua variabel dapat dilakukan dengan metode grafik, eliminasi, substitusi, dan metode gabungan. a. Metode Grafik Gambar 1 Pada metode grafik, himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linier dua variabel adalah koordinat titik potong dua garis tersebut. Jika garis-garisnya tidak berpotongan di satu titik tertentu, maka himpunan penyelesaiannya adalah himpunan kosong. Contoh: Dengan metode grafik, tentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan linier dua variabel x + y = 5 dan x y = 1 jika x,y variabel pada himpunan bilangan real. Penyelesaian: Untuk memindahkan menggambar grafik dari x + 5y = 5 dan x y = 1. Buatlah tabel nilai x dan y yang memenuhi kedua persamaan tersebut. x + 5y = 5 x y = 1 x 0 5 x 0 1 y 5 0 y -1 0 (x, y) (0,5) (5,0) (x, y) (0, 1) (1,0)

5 Gambar 2 Gambar 2 adalah grafik sistem persamaan dari x + 5y = 5 dan x y = 1. Dari gambar tampak bahwa koordinat titik potong kedua garis adalah (3,2). Jadi himpunan penyelesaian dari sistem persamaan x + 5y = 5 dan x y = 1 adalah (3,2) (Dewi dan Tri, 2008: ). b. Metode Eliminasi Pada metode eliminasi, untuk menentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linier dua variabel, caranya adalah dengan menghilangkan (mengeliminasi) salah satu variabel dari sistem persamaan tersebut. Jika variabelnya x dan y, untuk menentukkan variabel x kita harus mengeliminasi variabel y terlebih dahulu atau sebaliknya. Perhatikan bahwa jika koefisien dari salah satu variabel sama maka kita dapat mengeliminasi atau menghilangkan salah satu variabel tersebut, untuk selanjutnya menentukan variabel yang lain. Agar kalian lebih mudah memehaminya, perhatikan contoh berikut. Contoh: Dengan metode eliminasi, tentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan 2x + 3y = 6 dan x y = 3! Penyelesaian: 2x + 3y = 6 dan x y = 3. Langkah I (eliminasi variabel y) Untuk mengeliminasi variabel y, koefisien y harus sama, sehingga persamaan 2x + 3y = 6 dikalikan 1 dan persamaan x y = 3 dikalikan 3. 2x + 3y = 6 1 2x + 3y = 6 x y = 3 3 3x 3y = 9 2x + 3x = x = 15 + x = 15 3 = 3 Langkah II (eliminasi variabel x) Seperti pada langkah I, untuk mengeliminasi variabel x, loefisien x harus sana, sehingga persamaan 2x + 3y = 6 dikalikan 1 dan persamaan x + y = 3 dikalikan 2. 2x + 3y = 6 1 2x + 3y = 6 x y = 3 2 2x 2y = 6-3y 2y = 6 6 5y = 0 x = 0 5 = 0 Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(3,0)} (Dewi dan Tri, 2008: 105). c. Metode Substitusi Di bagian depan kalian telah memepelajari cara menentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan 2x + 3y = 6 x y = 3 dengan metode grafik dan eliminasi. Sekarang kita akan mencoba menyelesaikan sistem persamaan tersebut dengan metode substitusi. Perhatikan uraian berikut. Persamaan x y = 3 ekuivalen dengan x = y + 3. Dengan menyubstitusi persamaan x = y + 3 ke persamaan 2x + 3y = 6 diperoleh sebagai berikut. 2x + 3y = 6 2(y + 3) + 3y = 6 2y y = 6 5y + 6 = 6 5y = 6 6 5y = 0 y = 0

6 Selanjutnya untuk memperoleh nilai x, substitusikan nilai y ke persamaan x = y + 3, sehingga diperoleh x = y + 3 x = x = 3 Jadi,himpunan penyelesaian dari sistem persamaan 2x + 3y = 6 x y = 3 adalah {(3,0)}. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa untuk menyelesaikan sistem persamaan linier dua variabel dnegan metode substitusi, terlebih dahulu kita nyatakan variabel yang satu ke dalam variabel yang lain dari suatu persamaan, kemudian menyubstitusikan (menggantikan) variabel itu dalam persamaan yang lainnya (Dewi dan Tri, 2008: ). d. Metode Gabungan Kalian telah mempelajari cara menentukan hiumpunan penyelesaian dari sistem persamaan linier dua variabel dengan metode grafik, eliminasi, dan substirusi. Sekarang kalian akan mempelajari cara yang lain, yaitu dengan metode gabungan eliminasi dan substitusi. Perhatikan conroh berikut. Contoh: Dengan metode gabungan, tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan 2x 5y = 2 dan x + 5y = 6, jika x, y R. Penyelesaian: Langkah pertama yaitu dengan metode eliminisasi, diperoleh: 2x 5 = 2 1 2x 5y = 2 x + 5y = 6 2 2x + 10y = 12-15y = 10 y = = 2 3 Selanjutnya substitusikan nilai y ke persamaan x + 5y = 6, sehingga diperoleh: x + 5y = 6 x = 6 x = 6 x = x = Jadi, himpunan penyelesaian dari 2x 5y = 2 dan x + 5y = 6 adalah 2 2 3, 2 3 PEMBAHASAN (Dewi dan Tri, 2008: ). 1. Kesulitan yang Dialami Siswa dalam Memahami dan Menyelesaikan Soal Cerita terkait Materi SPLDV Ada banyak kesulitan yang dialami siswa dalam memahami dan menyelesaikan soal cerita terkait materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV). Ketika siswa diberikan soal cerita, di benak mereka muncul pertanyaan: Apa yang harus saya lakukan pertama kali untuk menyelesaikan soal ini? Saya harus menggunakan metode/cara/rumus yang mana agar soal ini dapat saya selesaikan? Rizqi Ardanariswati dalam pada penelitiannya (2014: 74) meneliti beberapa siswa kelas X diantaranya EW dan BYH. Pada EW peneliti menemukan bahwa EW memahami maksud soalnya, tetapi tidak bisa menyelesaikan soal dengan metode yang diminta soal. Wawancara dengan EW, peneliti menyimpulkan bahwa EW lebih mampu menyelesaikan soal SPLDV dengan metode campuran. Pada jawaban BYH, terjadi kesalahan pada penggambaran grafik, tetapi benar pada himpunan penyelesaiannya, karena BYH belum mampu menggambar grafik dengan benar sesuai dengan titik-titik yang telah ditemukan. Peneliti menyimpulkan dari hasil tes bahwa BYH memahami konsep, tetapi tidak mampu

7 menyelesaikannya dengan metode grafik (Rizqi Ardanariswani, 2014: 76-77). Peneliti lain yaitu Ayus Luviyandari (2014: ) dalam penelitiannya juga telah meneliti salah seorang siswi kelas X yang ia namakan dengan RH dengan cara memberikan tes tulis dan wawancara. Ayus menemukan bahwa siswi tersebut memahami informasi yang disampaikan pada soal SPLDV yang diberikan oleh Ayus. RH mengetahui apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal, meskipun pada lembar jawabannya dia tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya secara terperinci. RH kurang teliti dalam penulisan pemisalan kue coklat dan kue donat. Kadang menuliskan kd kadang d saja, kadang kc dan c. RH menyelesaikan masalah tersebut dengan metode eliminasi. RH menyelesaikan masalah tersebut dengan prosedur dan hasil yang benar. RH mencoba menyelesaikan masalah dengan cara substitusi tetapi RH tidah bisa menyelesaikan masalah tersebut pada akhirnya RH pun menyerah tidak melanjutkan proses pengerjaannya menggunakan cara substitusi karena dia merasa kesulitan. Sesuai hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa siswi RH fleksibel dan kurang fasih dalam menyelesaikan masalah SPLDV. Vika Puspitasari (2013: 6-7) juga melakukan penelitian. Dalam penelitiannya, Vika menemukan kesulitan yang dialami siswa yaitu sebagai berikut: a. Pengetahuan Konseptual Pada subjek AMN, LST dan LLU kesulitan yang dialami mereka dalam menyelesaikan soal pretest yaitu: 1) Ketiga subjek masih belum dapat dalam menentukan contoh dan noncontoh dari sistem persamaan linear dua variabel dikarenakan kesalahpahaman dan ketidak mampuan mereka dalam mengapllikasikan definisi konsep. Hal ini dapat terlihat dari hasil pretest pada soal nomor 1 pada soal pemahaman konseptual, kemudian mereka belum dapat mengenal dengan baik istilah atau unsur-unsur yang digunakan dalam SPLDV seperti variabel, koefisien dan konstanta hal ini juga dapat dilihat dari soal nomor 2. 2) Kesulitan dalam menerapkan prinsipprinsip yaitu menerapkan keterkaitan antar konsep untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan SPLDV dimana dapat dilihat dari hasil pretest pada soal nomor 3. b. Pengetahuan Prosedural Pengetahuan prosedural, ketiga subjek yaitu AMN, LST dan LLU mengalami kesulitan menggunakan metode grafik, substitusi, dan eliminasi dikarenakan mereka tidak mengetahui prosedur dalam menyelesaikan soal dengan ketiga metode tersebut. Berdasarkan beberapa penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa kesulitan siswa dalam memahami dan menyelesaikan soal cerita pada materi SPLD adalah sebagai berikut: 1) Kesulitan menggunakan metode grafik, substitusi, dan eliminasi. 2) Kurang teliti dalam penulisan pemisalan atau bisa kita sebut dengan kesulitan dalam mengubah soal cerita menjadi soal matematika. 3) Kesulitan dalam menerapkan prinsipprinsip yaitu menerapkan keterkaitan antar konsep untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan SPLDV. 2. Penyebab Timbulnya Kesulitan Siswa dalam Memahami dan Menyelesaikan Soal Cerita terkait Materi SPLDV Kesulitan dalam memahami dan menyelesaikan soal cerita terkait materi SPLDV tidak muncul secara tiba-tiba. Banyak alasan yang menyebab timbulnya

8 kesulitan tersebut. Beberapa penyebab timbulnya kesulitan tersebut adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ayus ( 2014: 103) di atas, dapat kita ketahui bahwa salah satu penyebab timbulnya kesulitan yang dialami siswa dalam memahami dan menyelesaikan soal SPLDV adalah kurang terampilnya siswa dalam menerapkan konsep SPLDV. Pada siswi RH, dia tidak mampu menerapkan metode substitusi dalam menyelesaikan masalah SPLDV. b. Kesalah pahaman dan ketidakmampuan mereka dalam mengaplikasikan definisi konsep SPLDV, sehingga siswa belum dapat menentukan contoh dan noncontoh dari sistem persamaan linear dua variabel dan belum dapat mengenal dengan baik istilah atau unsur-unsur yang digunakan dalam SPLDV seperti variabel, koefisien dan konstanta (Vika, 2013: 7). c. Belum memahami materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) yang sudah diajarkan sebelumnya (Vika, 2013: 7). d. Sudah lupa dengan materi SPLDV yang diajarkan sebelumnya. Mereka selama ini hanya sekedar menghapal, daripada memahami suatu konsep dari matematika (Vika, 2013: 7). 3. Cara Mengatasi Kesulitan Siswa dalam Memahami dan Mengerjakan Soal Cerita pada Materi SPLDV dengan Pemahaman Konsep dan Metode drill a. Pemahaman Konsep Pemahaman konsep merupakan hal mendasar yang harus dimiliki oleh siswa agar siswa dapat mengerjakan soal, baik soal yang disajikan dalam kalimat matematika maupun soal cerita. Menurut Ruseffendi (1990: 8), salah satu cara untuk mempelajari konsep matematika itu siswa dapat mengaitkan konsep yang satu dengan yang lainnya dalam lingkungan yang masih berdekatan sehingga ia belajarnya menjadi bermakna atau tidak lekas lupa. Cara ini yang bisa diterapakan dalam mengatasi kesulitan memahami dan mengerjakan soal cerita SPLDV. Sebelum mempelajari materi pada bab Sistem Persamaan Linier Dua Variabel, siswa harus manguasai terlebih dahulu mengenai persamaan linier satu variabel, himpunan, sistem koordinat Cartesius, dan persamaan garis lurus serta persamaan linier dua variabel. 1) Persamaan Linier Satu Variabel Coba kalian ingat kembali mengenai persamaan linier satu variabel yang kalian pelajari di kelas VII. Perhatikan persamaan-persamaan berikut: a) 2x + 5 = 3 b) 1 2y = 6 c) z + 1 = 2z Variabel pada persamaan a) adalah x, pada persamaan b) adalah y, dan pada persamaan c) dalah z. Persamaanpersamaan di atas adalah contoh bentuk persamaan linier satu variabel, karena masing-masing persamaan memiliki satu variabel dan berpangkat satu. Variabel x, y, dan z adalah variabel pada himpinan tertentu yang ditentukan dari masingmasing persmaan tersebut. Persamaan linier satu variabel dapat dinyatakan dalam bentuk ax = b atau ax + b = c dengan a, b, dan c adalah konstanta, a 0, dan x variabel pada suatu himpunan. Contoh: Tentukan himpunan penyelesaian persamaan 3x + 1 = 4, x B (B adalah himpunan bilangan bulat)!

9 Penyelesaian: 3x + 1 = 4 3x = 4 1 3x = x = x = 1 Jadi himpunan penyelesaiannya adalah 1 (Dewi dan Tri, 2008: 96). 2) Persamaan Linier Dua Variabel a) Pengertian Persamaan Linier Dua Variabel Coba kalian ingat kembali persamaan garis lurus pada bidang Cartesius dapat dinyatakan dalam bentuk ax + by = c dengan a, b, c konstanta real dengan a, b 0, dan x, y adalah variabel pada himpunan bilangan real. Perhatikan persamaan berikut: (1) x + 5 = y (2) 2a b = 1 (3) 3p + 9q = 4 Persamaan-persamaan di atas adalah contoh persamaan linier dua variabel. Variabel persamaan (1) adalah x dan y, variabel persamaan (2) adalah a dan b, variabel persamaan (3) adalah p dan q. Perhatikan bahwa pada setiap contoh persamaan di atas, banyaknya variabel ada dua dan masing-masing berpangkat satu. Persamaan linier dua variabel dapat dinyatakan dalam bentuk ax + by = c dengan a, b, c R, a, b 0, dan x, y suatu variabel. b) Penyelesaian Persamaan Linier Dua Variabel Perhatikan persamaan x + y = 5. Persamaan x + y = 5 masih merupakan kalimat terbuka, artinya belum mempunyai nilai kebenaran. Jika nilai x kita ganti bilangan 1 maka nilai y yang memenuhi adalah 4. Karena pasangan bilangan (1,4) memenuhi persamaan tersebut, maka persamaan x + y = 5 menjadi kalimat yang benar. Dalam hal ini dikatakan bahwa (1,4) merupakan salah satu penyelesaian dari persamaan x + y = 5. Apakah hanya 1,4 yang merupakan penyelesaian x + y = 5? Untuk menentukan himpunan penyelesaian dari x + y = 5 dengan x, y variabel pada himpunan bilangan cacah maka kita harus mencari nilai x dan y yang memenuhi persamaan tersebut. Untuk mencari nilai x dan y yang memenuhi persamaan x + y = 5 akan lebih mudah dengan membuat tabel seperti berikut: x y (x, y) (0,5) (1,4) (2,3) (3,2) x 4 5 y 1 0 (x, y) (4,1) (5,0) Jadi, himpunan penyelesaian dari persamaan x + y = 5 adalah { 0,5, 1,4, 2,3, 3,2, 4,1, 5,0 }. Gambar grafik persamaan x + y = 5 pada bidang Cartesius tampak seperti Gambar 3 berikut. Gambar 3 Jika x dan y variabel pada himpunan bilangan cacah maka grafik penyelesaian persamaan x + y = 5 berupa noktah/titiktitik. Adapun, jika x dan y variabel pada himpunan bilangan real maka titik-titik tersebut dihubungkan sehingga membentuk garis lurus seperti Gambar 4. Jika kalian ambil pasangan bilangan (2,1) dan disubstitusikan pada persamaan

10 x + y = 5 maka diperoleh (kalimat salah). Karena pasangan bilangan (2,1) tidak memenuhi persamaan x + y = 5 maka pasangan bilangan (2,1) disebut bukan penyelesaian persamaan x + y = 5 (Dewi dan Tri, 2008: 97-98). Pada pemahaman konsep ini, materi harus disampaikan secara runtut mulai dari yang dasar agar pemahaman konsep siswa dapat tersusun secara baik dan sistematis, sehingga siswa mampu memahami materi selanjutnya dengan lebih mudah. Sebaliknya, jika siswa belum memahami materi dasar, berakibat siswa tersebut tidak mampu menyesuaikan dengan materi selanjutnya. b. Metode Drill Gambar 4 Pada kajian teori (bab II) dijelaskan bahwa metode drill atau latihan adalah metode pembelajaran yang menekankan pada banyaknya atau seringnya latihan mengerjakan soal atau memecahkan persoalan-persoalan matematika (Ali dan Muhlisrarini, 2014: 267). Metode drill ini didukung oleh prinsip teori belajar behavioristik. Menurut Agus Zainul Fitri, 2013: 197) berbagai prinsip belajar dari teori behavioristik ini seperti belajar harus diulang-ulang, latihan (law of exercise), mempengaruhi (law of effect), dan reward and punishment. Metode drill tidak sembarangan ketika diterapkan pada penyelesaian soal cerita SPLDV. Ada beberapa langkah yang bisa digunakan siswa untuk memudahkan mereka dalam menyelesaikan soal cerita. Langkah-langkah menyelesaikan soal cerita SPLDV sebagai berikut: Kita ambil contoh: Asep membeli 2 kg mangga dan 1 kg apel dan ia harus membayar Rp ,00, sedangkan Intan membeli 1 kg apel dan 2kg mangga dengan harga Rp ,00. Berapakah harga 5 kg mangga dan 3 kg apel? Penyelesaian: 1) Mengubah kalimat-kalimat pada soal cerita menjadi beberapa kalimat matematika (model matematika), sehingga membentuk sistem persamaan linier dua variabel. Penerapan: Misal harga 1kg mangga = x Harga 1kg apel = y Kalimat matematis dari soal di atas adalah 2x + y = x + 2y = ) Menyelesaikan sistem persamaan linier dua variabel. Penerapan: Selesaikan dengan menggunakan salah satu metode penyelesaian, misalnya dengan metode gabungan. Langkah I: Metode eliminasi 2x + y = x + 2y = x + y = x + 4y = y 4y = y = y = = Langkah II: Metode Substitusi Substitusi nilai y ke persamaan 2x + y = x + y = x = x = x = x = = 4.000

11 Dengan demikian, harga 1 kg mangga adalah Rp 4.000,00 dan harga 1 kg apel adalah Rp 7.000,00. 3) Menggunakan penyelesaian yang diperoleh untuk menjawab pertanyaan pada soal cerita (Dewi dan Tri, 2008: ). Penerapan: Jadi harga 5 kg mangga dan 3 kg apel adalah 5x + 2y = 5 Rp ,00 + (3 Rp 7.000,00) = Rp ,0 + Rp ,00 = Rp ,00 Catatan: Agar variabel mudah diingat, kita bisa memisalkan variabelnya dengan huruf pertama pada barang yang dimaksud. Contoh: mangga bisa dimisalkan dengan m, dan apel dimisalkan a. Sehingga 5 kg mangga = 5m, dan 3 kg apel = 3a. Selain langkah-langkah penyelesaian soal cerita di atas. Ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan agar siswa lebih mudah mengerjakan soal cerita SPLDV, yakni: 1) Menguraiakan soal cerita. Menguraikan soal cerita di sini maksudnya adalah menguraikan soal cerita mulai dari yang diketahui, ditanyakan, dan jawaban/penyelesaian. Contoh: Asep membeli 2 kg mangga dan 1 kg apel dan ia harus membayar Rp ,00, sedangkan Intan membeli 1 kg apel dan 2 kg mangga dengan harga Rp ,00. Berapakah harga 5 kg mangga dan 3 kg apel? Penguraian: a) Diketahui : Asep membeli 2 kg mangga dan 1 kg apel dan ia harus membayar Rp ,00, sedangkan Intan membeli 1 kg apel dan 2 kg mangga dengan harga Rp ,00 b) Ditanyakan : Berapakah harga 5 kg mangga dan 3 kg apel? c) Jawaban : Jawaban dikerjakan sesuai dengan metode yang ada. Seperti yang di paparkan sebelumnya. 2) Menggunakan metode penyelesaian yang dianggap paling mudah. Jika dalam soal tidak diperintahkan menggunakan metode tertentu dalam menyelesaikan soal SPLDV, kita bisa menggunakan metode yang kita anggap paling mudah. Di sini penulis menyarankan untuk menggunakan metode gabungan antara eliminasi dan substitusi. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rizqy pada tahun Penelitian yang dilakukan Rizqy (2014: 100) menghasilkan beberapa temuan, salah satunya yang ia sebutkan pada point ke-5 yaitu peserta didik dalam menyelesaikan SPLDV lebih cenderung menggunakan metode campuran dibandingkan dengan metode lainnya, karena metode campuran dianggap metode yang cepat dan mudah. Perhatikan metode gabungan. Pada metode ini, siswa hanya dengan melakukan sekali eliminasi terhadap satu variabel, siswa sudah bisa menemukan nilai dari salah satu variabel yang kemudian mensubtitusikannya ke salah satu persamaan, sehingga diperoleh himpunan penyelesaiannya. Penyelesaian dengan metode grafik, eliminasi, dan substitusi terlihat lebih panjang dan membutuhkan waktu yang lebih lama serta ketelitian yang lebih (lihat macam-macam metode penyelesaian SPLDV pada kajian teori bab II). Perhatikan pada metode grafik. Pada metode ini kita harus mencari terlebih dahulu titik-titik pada persamaan garis yang diketahui dengan pemisalan salah satu variabelnya, kemudian kita harus menggambar persamaan garis tersebut ke

12 dalam sebuah grafik. Setelah itu, dari grafik yang telah digambar, kita mencari titik potong antara kedua persamaan garisnya. Tentu ini akan mempersulit siswa jika pemisalan siswa salah atau ketika siswa salah menggambar grafik. Perhatikan pada metode eliminasi. Pada metode ini siswa harus melalui serangkaian yang panjang. Siswa harus bekerja dua kali dalam mengeliminasi. Perhatikan pada metode substitusi. Pada metode ini siswa perlu mengubah persamaan. Contoh x y = 3 menjadi x = y + 3. Di sini siswa akan menemui kesulitan jika siswa tersebut tidak memiliki keterampilan dalam mengubahnya. KESIMPULAN 1. Kesulitan yang dialami siswa dalam memahami dan menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV: a. Kesulitan menggunakan metode grafik, substitusi, dan eliminasi. b. Kurang teliti dalam penulisan pemisalan atau bisa kita sebut kesulitan dalam mengubah soal cerita menjadi soal matematika. c. Kesulitan dalam menerapkan prinsipprinsip yaitu menerapkan keterkaitan antar konsep untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan SPLDV. 2. Penyebab timbulnya kesulitan siswa dalam memahami dan mengerjakan soal cerita pada materi SPLDV: a. Kurang terampilnya siswa dalam menerapkan konsep SPLDV. b. Kesalah pahaman dan ketidakmampuan mereka dalam mengaplikasikan definisi konsep SPLDV. c. Belum memahami materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) yang sudah diajarkan sebelumnya. d. Sudah lupa dengan materi SPLDV yang diajarkan sebelumnya. Mereka selama ini hanya sekedar menghapal, daripada memahami suatu konsep dari matematika. 3. Cara mengatasi kesulitan siswa dalam memahami dan menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV dengan pemahaman konsep dan metode drill: a. Pemahaman konsep Sebelum mempelajari materi pada bab Sistem Persamaan Linier Dua Variabel, siswa harus manguasai terlebih dahulu mengenai persamaan linier satu variabel, himpunan, sistem koordinat Cartesius, dan persamaan garis lurus serta persamaan linier dua variabel. Pada pemahaman konsep ini, materi harus disampaikan secara runtut mulai dari yang dasar agar pemahaman konsep siswa dapat tersusun secara baik dan sistematis, sehingga siswa mampu memahami materi selanjutnya dengan lebih mudah. Sebaliknya, jika siswa belum memahami materi dasar, berakibat siswa tersebut tidak mampu menyesuaikan dengan materi selanjutnya. b. Metode drill Keterampilan siswa dalam menyelesaiakan dan menguraikan soal SPLDV dapat dilatih dengan menggunakan metode drill. Berikut penerapannya: Langkah-langkah menyelesaikan soal cerita SPLDV: a. Mengubah kalimat-kalimat pada soal cerita menjadi beberapa kalimat matematika (model matematika), sehingga membentuk sistem persamaan linier dua variabel. b. Menyelesaikan sistem persamaan linier dua variabel.

13 c. Menggunakan penyelesaian yang diperoleh untuk menjawab pertanyaan pada soal cerita. Cara lain yang dapat diterapkan untuk mempermudah mengerjakan soal cerita SPLDV yaitu: a. Menguraiakan soal cerita. b. Menggunakan metode penyelesaian yang dianggap paling mudah REFERENSI [1] Ardanariswani, Rizqi Skripsi: Pemahaman Siswa kelas X Jurusan Teknik Sepeda Motor (TSM) SMK Islam 2 Durenan pada Materi SPLDV Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa. IAIN Tulungagung: Jurusan Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan [7] Puspitasari, Vika Artikel Penelitian: Memperbaiki Pemahaman Konseptuan dan Prosedural pada Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Melalui Wawancara Klinis. Universitas Tanjungpura Pontianak: Program Studi Matematika Jurusan PMIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan [8] Ruseffendi Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini untuk Guru dan PGSD D2 Seri Kedua. Bandung: Tarsito [2] Fitri, Agus Zainul Manajemen Pendidikan Islam dari Normatif- Filosofis ke Praktis. Bandung: Alfabeta [3] Hamzah, Ali dan Muhlisrarini Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada [4] Luviandari, Ayus Skripsi: Analisis Proses Berpikir Siswa dalam Menyelesaikan Masalah SPLDV di Kelas X-A MA Unggulan Bandung Tulungagung. IAIN Tulungagung: Jurusan Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan [5] Mulyasa Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya [6] Nurahini, Dewi dan Tri Wahyuni Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk SMP/MTs Kelas VIII. Surabaya: CV. Global Media Grafika

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari selalu berhubungan dengan matematika. Sebagai ilmu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari selalu berhubungan dengan matematika. Sebagai ilmu 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Matematika merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia yang mempunyai fungsi sebagai alat bantu komunikasi, karena interaksi manusia dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Masalah Matematika. Masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan tujuan yang

BAB II KAJIAN TEORI. A. Masalah Matematika. Masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan tujuan yang BAB II KAJIAN TEORI A. Masalah Matematika Masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan tujuan yang akan dicapai. Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah merupakan pertanyaan

Lebih terperinci

MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEPTUAL DAN PROSEDURAL PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELALUI WAWANCARA KLINIS VIKA PUSPITASARI NIM F

MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEPTUAL DAN PROSEDURAL PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELALUI WAWANCARA KLINIS VIKA PUSPITASARI NIM F MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEPTUAL DAN PROSEDURAL PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELALUI WAWANCARA KLINIS ARTIKEL PENELITIAN Oleh : VIKA PUSPITASARI NIM F04209012 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

Bab. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Pengertian SPLDV Penyelesaian SPLDV Penerapan SPLDV

Bab. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Pengertian SPLDV Penyelesaian SPLDV Penerapan SPLDV Bab Sumb er: Science Encylopedia, 1997 Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Harga 3 buku tulis dan pensil adalah Rp13.00,00, sedangkan harga 5 buku tulis dan pensil adalah Rp15.000,00. Dapatkah kamu menghitung

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SOAL TES 34

LAMPIRAN 1 SOAL TES 34 LAMPIRAN 33 LAMPIRAN 1 SOAL TES 34 SOAL TEST = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = 1. Jumlah dua bilangan cacah adalah 55, dan selisih ke dua bilangan itu adalah 25.

Lebih terperinci

Contoh Soal Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dan Pembahasannya

Contoh Soal Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dan Pembahasannya Contoh Soal Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dan Pembahasannya Contoh Soal 1 Tentukan penyelesaian dari SPLDV berikut ini dengan metode substitusi: x + y = 8 2x + 3y = 19 Jawab : x + y = 8. (1) 2x

Lebih terperinci

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN :

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN : MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN : 2301-9085 PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA OPEN-ENDED DENGAN TAHAP CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DITINJAU DARI KEMAMPUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tingkat perguruan tinggi, termasuk juga ditingkat menengah pertama. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. pada tingkat perguruan tinggi, termasuk juga ditingkat menengah pertama. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang penting bagi kehidupan manusia yang mempunyai fungsi sebagai alat bantu komunikasi, karena interaksi manusia dalam

Lebih terperinci

A. Persamaan Linier Dua

A. Persamaan Linier Dua Apa yang akan Anda Pelajari? Mengenal PLDV dalam berbagai bentuk dan variabel Menentukan himpunan penyelesaian PLDV dan grafiknya Mengenal SPLDV dalam berbagai bentuk dan variabel Menentukan penyelesaian

Lebih terperinci

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Bab Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu: Menyebutkan perbedaan persamaan linear dua variabel dan sistem persamaan linear dua variabel;

Lebih terperinci

SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL SMP - 1 SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL A. Pengertian persamaan linear dua variabel (PLDV) Persamaan linear dua variabel ialah persamaan yang mengandung dua variabel dimana pangkat/derajat tiap-tiap

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP ) Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : VIII / 1 (Satu) Alokasi Waktu : 2 X 40 menit

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP ) Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : VIII / 1 (Satu) Alokasi Waktu : 2 X 40 menit 33 Lampiran 1.1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP ) Nama Sekolah : SMP N 3 SLAHUNG Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : VIII / 1 (Satu) Alokasi Waktu : 2 X 40 menit Siklus : I Pertemuan :

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Terjemah DAFTAR TERJEMAH. NO BAB KUTIPAN HAL. TERJEMAH 1. I Q.S. al Mujaadilah ayat 11:

Lampiran 1. Daftar Terjemah DAFTAR TERJEMAH. NO BAB KUTIPAN HAL. TERJEMAH 1. I Q.S. al Mujaadilah ayat 11: 11 Lampiran 1. Daftar Terjemah DAFTAR TERJEMAH NO BAB KUTIPAN HAL. TERJEMAH 1. I Q.S. al Mujaadilah ayat 11: 1 niscaya Allah akan meninggikan orangorang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kristen 02 Salatiga pada semester 1 Tahun Ajaran 2011/2012. SMP Kristen 02 terletak di Jalan Jenderal Sudirman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika dipelajari oleh semua siswa dari tingkatan SD hingga SMA dan bahkan sampai Perguruan Tinggi. Ada banyak alasan perlunya siswa belajar matematika

Lebih terperinci

PERSAMAAN & SISTEM PERSAMAAN LINEAR

PERSAMAAN & SISTEM PERSAMAAN LINEAR PERSAMAAN & SISTEM PERSAMAAN LINEAR Persamaan Sistem Persamaan Linear DEFINISI PERSAMAAN Persamaan adalah kalimat matematika terbuka yang memuat hubungan sama dengan. Sedangkan kalimat matematika tertutup

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR PESERTA DIDIK SMK ANTARTIKA 1 SIDOARJO

HASIL ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR PESERTA DIDIK SMK ANTARTIKA 1 SIDOARJO HASIL ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR PESERTA DIDIK SMK ANTARTIKA 1 SIDOARJO (THE ERROR ANALYSIS IN SOLVING THE PROBLEM LINEAR EQUATION SYSTEM TAUGHT BY THE STUDENTS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk menggapai hasil

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk menggapai hasil 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kesulitan Belajar pada Siswa Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk menggapai

Lebih terperinci

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Harga 3 buku tulis dan 4 pensil adalah Rp13.200,00, sedangkan harga 5 buku tulis dan 2 pensil adalah Rp15.000,00. Dapatkah kamu menghitung harga satuan untuk buku tulis

Lebih terperinci

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI SPLDV SISWA KELAS VIII DI SMP KRISTEN 2 SALATIGA

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI SPLDV SISWA KELAS VIII DI SMP KRISTEN 2 SALATIGA STRATEGI PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI SPLDV SISWA KELAS VIII DI SMP KRISTEN 2 SALATIGA Emilia Silvi Indrajaya, Novisita Ratu, Kriswandani Program Studi S1 Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar, geometri dan

BAB II KAJIAN TEORI. serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar, geometri dan 6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Matematika Sekolah Matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis yang unsurunsurnya logika

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

BAB II ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL 10 A. Analisis BAB II ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia, analisis diartikan penguraian terhadap suatu pokok

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BALONGAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BALONGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BALONGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Kode. Dok PBM.10 Edisi/Revisi A/0 Tanggal 17 Juli 2017 Halaman 1 dari RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut

BAB II LANDASAN TEORI. lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi berasal dari kata latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia sepanjang hidupnya. Pendidikan dapat diartikan sebagai proses kegiatan mengubah perilaku individu kearah kedewasaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Pemecahan masalah merupakan suatu proses untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi untuk mencapai tujuan yang hendak

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SPLDV BERDASARKAN LANGKAH PENYELESAIAN POLYA

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SPLDV BERDASARKAN LANGKAH PENYELESAIAN POLYA ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SPLDV BERDASARKAN LANGKAH PENYELESAIAN POLYA Shofia Hidayah Program Studi Magister Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang shofiahidayah@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013, guru harus mampu menciptakan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pemahaman Konsep Matematis Pemahaman konsep matematis merupakan landasan penting untuk berfikir dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan matematika maupun permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA (THE THINKING ABILITY OF STUDENTS IN SOLVING MATHEMATICS STORY PROBLEMS)

KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA (THE THINKING ABILITY OF STUDENTS IN SOLVING MATHEMATICS STORY PROBLEMS) KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA (THE THINKING ABILITY OF STUDENTS IN SOLVING MATHEMATICS STORY PROBLEMS) Siti Machmurotun Chilmiyah (sitimachmurotun@gmail.com) Aunillah

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL-SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR JURNAL OLEH SITI NURJANNAH NIM

DESKRIPSI KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL-SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR JURNAL OLEH SITI NURJANNAH NIM DESKRIPSI KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL-SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR (Penelitian pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Kota Gorontalo) JURNAL OLEH SITI NURJANNAH NIM. 411 409 020 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) MELALUI STRATEGI PROBLEM SOLVING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) MELALUI STRATEGI PROBLEM SOLVING PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) MELALUI STRATEGI PROBLEM SOLVING Saeful Bahri SMP Negeri 14 Balikpapan, Jl. Kutilang Kelurahan Gunung Bahagia,

Lebih terperinci

Kata Kunci: pemecahan masalah, masalah nonrutin, kesalahan siswa.

Kata Kunci: pemecahan masalah, masalah nonrutin, kesalahan siswa. ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VII DALAM MEMECAHKAN MASALAH NON RUTIN YANG TERKAIT DENGAN BILANGAN BULAT BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA DI SMP N 31 SURABAYA Umi Musdhalifah 1, Sutinah 2, Ika

Lebih terperinci

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA (THE STUDENT THINKING PROCESS IN SOLVING MATH STORY PROBLEM) Milda Retna (mildaretna@yahoo.co.id) Lailatul

Lebih terperinci

4. Menentukan Himpunan Penyelesaian untuk Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

4. Menentukan Himpunan Penyelesaian untuk Sistem Persamaan Linear Dua Variabel BAHAN AJAR A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama,

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2)

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2) ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2) ardiyanti23@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika 2 Dosen Program

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 62 BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Penelitian ini dilaksanakan di SMK Islam 2 Durenan yang beralamat di Jalan Raya Kendalrejo Durenan Trenggalek. Sekolah ini adalah pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia (In am, 2012).

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP pertemuan ke-1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP pertemuan ke-1 30 LAMPIRAN 1.1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP pertemuan ke-1 Satuan Pendidikan : KTSP Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VIII/ Ganjil Topik : PLDV dan SPLDV Alokasi Waktu : 2 X 40 A.

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA KELAS X.2 SMAN 1 SALIMPAUNG BERDASARKAN METODE KESALAHAN NEWMAN

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA KELAS X.2 SMAN 1 SALIMPAUNG BERDASARKAN METODE KESALAHAN NEWMAN ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA KELAS X.2 SMAN 1 SALIMPAUNG BERDASARKAN METODE KESALAHAN NEWMAN Christina Khaidir 1,Elvia Rahmi 1 christinakhaidir@yahoo.co.id Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MEMPELAJARI BENTUK ALJABAR BERKAITAN DENGAN KONSEP DAN PRINSIP DI SMP ARTIKEL PENELITIAN. Oleh:

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MEMPELAJARI BENTUK ALJABAR BERKAITAN DENGAN KONSEP DAN PRINSIP DI SMP ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MEMPELAJARI BENTUK ALJABAR BERKAITAN DENGAN KONSEP DAN PRINSIP DI SMP ARTIKEL PENELITIAN Oleh: NURHAMSIAH NIM F04211039 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN A LEMBAR KEGIATAN SISWA DAN EVALUASI A.

LAMPIRAN A LEMBAR KEGIATAN SISWA DAN EVALUASI A. LAMPIRAN A LEMBAR KEGIATAN SISWA DAN EVALUASI A. Sistem Persamaan Linier 2 variabel atau 2 Peubah 1. Pengertian Sistem persamaan linear adalah persamaan yang variabel atau peubahnya memiliki pangkat tertinggi

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL SISWA KELAS VII SMP N 1 BRINGIN

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL SISWA KELAS VII SMP N 1 BRINGIN ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL SISWA KELAS VII SMP N 1 BRINGIN JURNAL Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

KONSEP ALJABAR YANG TERLUPAKAN

KONSEP ALJABAR YANG TERLUPAKAN KONSEP ALJABAR YANG TERLUPAKAN Eka Nurmala Sari Agustina Prodi Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Sidoarjo (eka_agustina_15_09@yahoo.co.id / eka.agustina.15@gmail.com) Abstrak Penyelesaian soal matematika

Lebih terperinci

Titi Solfitri 1, Yenita Roza 2. Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRACT

Titi Solfitri 1, Yenita Roza 2. Program Studi Pendidikan Matematika   ABSTRACT ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL GEOMETRI SISWA KELAS IX SMPN SE-KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU (THE ANALYSIS OF ERROR ON SOLVING GEOMETRY PROBLEM OF STUDENT AT CLASS IX JUNIOR HIGH SCHOOL

Lebih terperinci

Mata Pelajaran MATEMATIKA Kelas X

Mata Pelajaran MATEMATIKA Kelas X Mata Pelajaran MATEMATIKA Kelas X SEKOLAH MENENGAH ATAS dan MADRASAH ALIYAH PG Matematika Kelas X 37 Bab 1 Bentuk Pangkat, Akar, dan Logaritma Nama Sekolah : SMA dan MA Mata Pelajaran : Matematika Kelas

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Data pretest menurut jenis-jenis kesalahan

Tabel 4.1 Data pretest menurut jenis-jenis kesalahan BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskriptif Data Tipe soal 1. Deskriptif Hasil Pretest Teknik yang digunakan untuk memperoleh data adalah menggunakan test-test yang dilakukan yang terdiri dari pretest dan posttest.

Lebih terperinci

JURNAL. Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH DWI CAHYANI NIM :

JURNAL. Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH DWI CAHYANI NIM : IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA PADA MATERI PROGRAM LINEAR Suatu Penelitian pada Siswa Kelas XII Madrasah Aliyah Negeri Batudaa JURNAL Diajukan Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Balitbang Depdiknas (2003) menyatakan bahwa Mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Balitbang Depdiknas (2003) menyatakan bahwa Mata pelajaran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu yang diperlukan dalam kehidupan manusia, karena melalui pembelajaran matematika siswa dilatih agar dapat berpikir kritis,

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MEMAHAMI MATERI PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS X SMA

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MEMAHAMI MATERI PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS X SMA ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MEMAHAMI MATERI PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS X SMA Reza Febriansyah, Edy Y, Asep N Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Email : rezabhalank@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. penelitian mengenai Analisis Kreativitas Siswa Kelas VII A Dalam

BAB V PEMBAHASAN. penelitian mengenai Analisis Kreativitas Siswa Kelas VII A Dalam BAB V PEMBAHASAN Pada penelitian ini, peneliti tidak menggunakan penjenjangan nilai dalam menganalisis tingkat kreativitas siswa, karena peneliti mempunyai anggapan bahwa kreativitas tidak dapat diukur

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan Masalah

BAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan Masalah BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan Masalah Materi SPLDV Dalam menganalisis proses berpikir kreatif siswa ada beberapa teori salah satunya yaitu teori Wallas. Pada

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Singaraja Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : VIII / Ganjil Alokasi Waktu : 2 40 menit A. Standar Kompetensi Memahami Sistem

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BALONGAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BALONGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI BALONGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Kode. Dok PBM.0 Edisi/Revisi A/0 Tanggal 7 Juli 207 Halaman dari RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Lebih terperinci

- - SISTEM PERSAMAAN LINIER 2 VARIABEL - - dlp3spldv

- - SISTEM PERSAMAAN LINIER 2 VARIABEL - - dlp3spldv - - SISTEM PERSAMAAN LINIER 2 VARIABEL - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian dlp3spldv Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI SMP

ANALISIS KESULITAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI SMP ANALISIS KESULITAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI SMP Echy Puspitasari, Edy Y, Asep N Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNTAN, Pontianak Email : echypuspitasari25@gmail.com

Lebih terperinci

Modul 6 SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

Modul 6 SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL Standar Kompetensi Modul 6 SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL Memahami dan dapat melakukan operasi bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel, himpunan serta dapat menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN (1982:1-2):

BAB I PENDAHULUAN (1982:1-2): BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu. Karena itu matematika sangat diperlukan, baik untuk

Lebih terperinci

07/11/2009. By. M. Isral, S.Pd Page 1

07/11/2009. By. M. Isral, S.Pd Page 1 SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPL2V) Standar Kompetensi 2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar 2.1 Menyelesaikan sistem persamaan

Lebih terperinci

K ata Kunci. K D ompetensi asar. P B engalaman elajar. Bab IX. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Di unduh dari : Bukupaket.

K ata Kunci. K D ompetensi asar. P B engalaman elajar. Bab IX. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Di unduh dari : Bukupaket. Bab IX Sistem Persamaan Linear Dua Variabel K ata Kunci Model Persamaan linear dua variabel Subsitusi Eliminasi K D ompetensi asar 1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agaman yang dianutnya. 2.1 Menunjukkan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL Aris Arya Wijaya 1, Masriyah 2 Jurusan Matematika, FMIPA, Unesa Email: arisarya99@gmail.com 1, masriyah_djalil@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Studi Pendahuluan Penelitian dengan judul Kemampuan Berpikir Kreatif dalam Menyelesaikan Soal Matematika Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Kelas VIII MTs Ma

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN NILAI MUTLAK

LEMBAR AKTIVITAS SISWA PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN NILAI MUTLAK Nama Siswa LEMBAR AKTIVITAS SISWA PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN NILAI MUTLAK : Kelas : KOMPETENSI DASAR: 3.2 Mendeskripsikan dan menganalisis konsep nilai mutlak dalam persamaan dan pertidaksamaan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau kualitas pendidikan yang masih rendah. Rendahnya kualitas

Lebih terperinci

1 King s Learning. Nama Siswa. Kelas KOMPETENSI DASAR: x = 4. Untuk x = 4 disubstitusikan ke persamaan (1) 4 y = 2 y = 4 2. y = 2

1 King s Learning. Nama Siswa. Kelas KOMPETENSI DASAR: x = 4. Untuk x = 4 disubstitusikan ke persamaan (1) 4 y = 2 y = 4 2. y = 2 Nama Siswa Kelas : : KOMPETENSI DASAR: 3.3 Mendeskripsikan konsep sistem persamaan linier dua dan tiga variable serta pertidaksamaan linier dua variabel dan mampu menerapkan berbagai strategi yang efektif

Lebih terperinci

PROGRAM LINEAR. sudir15mks

PROGRAM LINEAR. sudir15mks PROGRAM LINEAR A. Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel Suatu garis dalam bidang koordinat dapat dinyatakan dengan persamaan yang berbentuk: x a x b a1 1 2 2 Persamaan semacam ini dinamakan persamaan

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS IX DALAM MENGERJAKAN SOAL OPERASI BENTUK ALJABAR

ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS IX DALAM MENGERJAKAN SOAL OPERASI BENTUK ALJABAR ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS IX DALAM MENGERJAKAN SOAL OPERASI BENTUK ALJABAR Hodiyanto Prodi Pendidikan Matematika, IKIP PGRI Pontianak, Jl. Ampera No 8 Pontianak e-mail: haudy_7878@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

Pengembangan Media Pembelajaran Dalam Penentuan Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Pengembangan Media Pembelajaran Dalam Penentuan Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Pengembangan Media Pembelajaran Dalam Penentuan Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Oleh : Dwijo Susanto 1) Mujiyem Sapti 2) 1) SMP Negeri 40 Purworejo 2) Jurusan Pendidikan Matematika FKIP

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA PROGRAM LINEAR

LEMBAR AKTIVITAS SISWA PROGRAM LINEAR LEMBAR AKTIVITAS SISWA PROGRAM LINEAR c) Subtitusikan titik (0,0) kedalam pertidaksamaan. Nama Siswa : Jika hasil benar, maka penyelesaiaannya adalah daerah Kelas : yang memuat titik tersebut. Jika hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus, masingmasing

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus, masingmasing 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus, masingmasing siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi

Lebih terperinci

PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X-IPA 3 MAN 2 JEMBER BERDASARKAN GENDER

PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X-IPA 3 MAN 2 JEMBER BERDASARKAN GENDER PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X-IPA 3 MAN 2 JEMBER BERDASARKAN GENDER DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER TIGA VARIABEL Dinawati Trapsilasiwi 1, Anggun Ika Pratiwi

Lebih terperinci

A. PERSAMAAN GARIS LURUS

A. PERSAMAAN GARIS LURUS A. PERSAMAAN GARIS LURUS Persamaan garis lurus adalah hubungan nilai x dan nilai y yang terletak pada garis lurus serta dapat di tulis px + qy = r dengan p, q, r bilangan real dan p, q 0. Persamaan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan untuk dapat memahami maupun menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari semakin meningkat dan diperkirakan akan terus berkembang di masa yang

Lebih terperinci

Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Materi Luas Permukaan serta Volume Prisma Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Barru

Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Materi Luas Permukaan serta Volume Prisma Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Barru ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI LUAS PERMUKAAN SERTA VOLUME PRISMA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 1 BARRU ANALYSIS OF ERRORS IN RESOLVING PROBLEMS OF THE SURFACE AREA AND

Lebih terperinci

Modul 05 Persamaan Linear dan Persamaan Linear Simultan

Modul 05 Persamaan Linear dan Persamaan Linear Simultan Modul 05 Persamaan Linear dan Persamaan Linear Simultan 5.1. Persamaan Linear Persamaan adalah pernyataan kesamaan antara dua ekspresi aljabar yang cocok untuk bilangan nilai variable tertentu atau variable

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemecahan Masalah Pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab ini, akan dideskripsikan dan dianalisis data proses berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan terbuka (openended) dibedakan dari gaya kognitif field dependent

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI ALJABAR BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALATIGA

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI ALJABAR BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALATIGA p-issn 2086-6356 e-issn 2614-3674 Vol. 9, No. 1, April 2018, Hal. 30-36 ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI ALJABAR BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALATIGA Asri Dwi Kusumawati 1, Sutriyono

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI ( FUNGSI LINIER, GRAFIK FUNGSI DAN SISTEM PERSAMAAN LINIER )

MATEMATIKA EKONOMI ( FUNGSI LINIER, GRAFIK FUNGSI DAN SISTEM PERSAMAAN LINIER ) MATEMATIKA EKONOMI ( FUNGSI LINIER, GRAFIK FUNGSI DAN SISTEM PERSAMAAN LINIER ) KELOMPOK 2 1. UMAR ATTAMIMI (01212043) 2. SITI WASI ATUL MUFIDA (01212096) 3. DEVI PRATNYA. P. (01212078) 4. POPPY MERLIANA

Lebih terperinci

RPP dan Silabus SMA Kelas X Kurikulum 2013

RPP dan Silabus SMA Kelas X Kurikulum 2013 RPP dan Silabus SMA Kelas X Kurikulum 2013 Disusun Oleh : 1. Nikmah Nurvicalesti (06121408007) 2. Ellin Juniarti (06121408012) 3. Rizki Septa Wiratna (06121408015) 4. Indah Oktriani (06121408018) Dasar

Lebih terperinci

1. Penyelesaian persamaan linier tiga variabel dengan metode eliminasi

1. Penyelesaian persamaan linier tiga variabel dengan metode eliminasi Bahan ajar A. Kompetensi Inti KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangakat Pembelajaran. 1. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangakat Pembelajaran. 1. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran 89 BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangakat Pembelajaran 1. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan perangkat

Lebih terperinci

PROGRAM LINEAR. Ingat: Langkah-langkah dalam menggambar ax + by = c 1. Buat daftar nilai x dan y pada tabel.

PROGRAM LINEAR. Ingat: Langkah-langkah dalam menggambar ax + by = c 1. Buat daftar nilai x dan y pada tabel. NAMA : KELAS : 1 2 Ingat: Langkah-langkah dalam menggambar ax + by = c 1. Buat daftar nilai x dan y pada tabel. x y PROGRAM LINEAR 2. Tentukan titik potong dengan sumbu X, yaitu saat y = 0. 3. Tentukan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETRAMPILAN MENGHITUNG BILANGAN DUA ANGKA MENGGUNAKAN METODE DRILL. Mundasah SD Negeri 02 Wiradesa Pekalongan

PENINGKATAN KETRAMPILAN MENGHITUNG BILANGAN DUA ANGKA MENGGUNAKAN METODE DRILL. Mundasah SD Negeri 02 Wiradesa Pekalongan Jurnal Penelitian Pendidikan (JPPI) Vol. 1, No. 1, Januari 2016 ISSN2477-2240 SD Negeri 02 Wiradesa Pekalongan Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas metode latihan atau drill

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan memerlukan kecakapan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan memerlukan kecakapan hidup. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pendidikan merupakan unsur dasar yang menentukan kecakapan berpikir tentang dirinya dan lingkungannya. Seseorang yang

Lebih terperinci

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH PADA SOAL CERITA SPLDV DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK PGRI 2 SALATIGA

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH PADA SOAL CERITA SPLDV DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK PGRI 2 SALATIGA STRATEGI PEMECAHAN MASALAH PADA SOAL CERITA SPLDV DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK PGRI 2 SALATIGA Vivin Isna Tuti, Wahyudi, S.Pd., M.Pd., Erlina Prihatnani, S.Si., M.Pd. Program s1 Pendidikan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Kelas/Semester : X/Ganjil Mata Pelajaran : Matematika-Wajib Topik : Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Waktu : 2 45 menit A. Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu diantara masalah besar yang dihadapi dunia pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu diantara masalah besar yang dihadapi dunia pendidikan di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu diantara masalah besar yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini yang banyak diperbincangkan dari berbagai kalangan adalah rendahnya

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBASIS PEMECAHAN MASALAH MODEL POLYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 JEMBER SUB POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perubahan dan perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan zaman dan teknologi. Perubahan dalam arti perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Angie (Uno : 2009) menyatakan tanpa disadari

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Angie (Uno : 2009) menyatakan tanpa disadari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah telah menetapkan program wajib belajar 9 tahun. Oleh karena itu setiap anak minimum dapat mengenyam pendidikan sampai dengan jenjang pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terdahulu yang relevan dengan variabel-variabel yang diteliti sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terdahulu yang relevan dengan variabel-variabel yang diteliti sebagai berikut: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Berdasarkan kajian teori yang dilakukan, berikut ini dikemukakan beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan variabel-variabel yang diteliti sebagai

Lebih terperinci

Semester 1 - Edisi v15

Semester 1 - Edisi v15 KTSP Matematika SMP/MTs Kelas VIII-A P a g e Spesial Siswa Yoyo Apriyanto, S.Pd Diktat Matematika SMP/MTs Kelas VII-A Semester - Edisi v + Ringkasan Materi + Soal dan Pembahasan + Soal Uji Kompetensi Siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi semakin pesat dan banyak memacu dunia pendidikan untuk berpola pikir cepat dan tepat. Pendidikan yang menuntut kepada pola pikir, salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertaqwa, berbudi luhur, terampil, berpengetahuan dan bertanggungjawab.

BAB I PENDAHULUAN. bertaqwa, berbudi luhur, terampil, berpengetahuan dan bertanggungjawab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang berkualitas meliputi kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan. Pendidikan

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEMAHAMAN SISWA PADA PERMASALAHAN PERBANDINGAN DAN STRATEGI SOLUSI DALAM MENYELESAIKANNYA

DESKRIPSI PEMAHAMAN SISWA PADA PERMASALAHAN PERBANDINGAN DAN STRATEGI SOLUSI DALAM MENYELESAIKANNYA DESKRIPSI PEMAHAMAN SISWA PADA PERMASALAHAN PERBANDINGAN DAN STRATEGI SOLUSI DALAM MENYELESAIKANNYA Oleh : Juni Hardi, Bambang Hudiono, Ade Mirza Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP Universitas Tanjungpura,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Menurut NCTM (2000) pemecahan

BAB II KAJIAN TEORITIK. menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Menurut NCTM (2000) pemecahan 6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemecahan masalah Kemampuan pemecahan masalah sangat diperlukan dalam pembelajaran khususnya matematika. Sebab dalam matematika siswa dituntut untuk mampu menyelesaikan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGGAMBAR GRAFIK DAN GARIS SEJAJAR MATERI PERSAMAAN GARIS

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGGAMBAR GRAFIK DAN GARIS SEJAJAR MATERI PERSAMAAN GARIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGGAMBAR GRAFIK DAN GARIS SEJAJAR MATERI PERSAMAAN GARIS Sofia Nurmasari Jurusan Tadris Matematika Institut Agama

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV, peneliti mengetahui hasil atau

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV, peneliti mengetahui hasil atau BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV, peneliti mengetahui hasil atau jawaban dari rumusan masalah yang telah disusun sebelumnya yaitu tentang bagaimana tingkat kemampuan pemecahan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA BERDASARKAN KATEGORI KESALAHAN WATSON DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL HIMPUNAN DI KELAS VII D SMP NEGERI 11 JEMBER

ANALISIS KESALAHAN SISWA BERDASARKAN KATEGORI KESALAHAN WATSON DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL HIMPUNAN DI KELAS VII D SMP NEGERI 11 JEMBER 1 ANALISIS KESALAHAN SISWA BERDASARKAN KATEGORI KESALAHAN WATSON DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL HIMPUNAN DI KELAS VII D SMP NEGERI 11 JEMBER ANALYSIS OF STUDENTS MISTAKES BASED ON THE ERROR CATEGORY BY

Lebih terperinci