FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA CONTRACT CHANGE ORDER (CCO) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA CONTRACT CHANGE ORDER (CCO) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG"

Transkripsi

1 FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA CONTRACT CHANGE ORDER (CCO) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG Aceng Maulana Mahasiswa Magister Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan Abstract The construction project is a series of activities carried out only one time and short term nature. Implementation of the project faced with the problems such Contract Change Order which will result in amendments to the contract. This study is a policy study or applied studies whose purpose is to find or formulate solutions to problems related to the Contract Change Order (CCO) of the Cost variant (different budgets) and Time variant (the time difference). The data used is the dam construction contract document data X. Based on an analysis of all amendments and Influence diagrams of all the factors that influence each other in the end boils down to three variables, namely: Changes in the value of the contract, the contract completion time change, change contract administration, change contract administration is the outcome of all the changes in the contract and the factors that cause changes in the contract. Amendment of the most common is the change in value of the contract caused by escalation (price adjustments) four times, additional work is less based on calculations MC twice, and design changes once. Technically all of the greatest influence and impact on changes in the value of the contract is the design changes that result in the addition of a contract value of 25.11% of the value of the initial contract, followed by escalation of 5.64% and a result of calculation by 3.91% MC. But the greatest influence and impact on the contractual completion timeline changes are extreme weather conditions, removal of quarry locations and additional scope of work that resulted in the addition time for 21.92% of the initial contract period, whereas only design changes resulted in an addition of 10.96% of time contract initially. Keywords: project construction, amendment, price adjustments, changes in time, completion of contract Abstrak Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka pendek. Pelaksanaan proyek dihadapkan pada permasalahan diantaranya Contract Change Order yang akan menghasilkan amandemen kontrak. Penelitian ini merupakan studi kebijakan ataupun studi terapan yang tujuannya adalah untuk mengetahui atau merumuskan solusi terhadap permasalahan terkait Contract Change Order (CCO) terhadap Cost variant (perbedaan anggaran)dan Time variant (perbedaan waktu). Data yang digunakan adalah data dokumen kontrak pembangunan bendung X. Berdasarkan analisis dari semua amandemen dan Influence diagram dari semua faktor yang saling mempengaruhi satu sama lain pada akhirnya bermuara kepada tiga variable yaitu : Perubahan nilai kontrak, Perubahan waktu penyelesaian kontrak, Perubahan administrasi kontrak, perubahan administrasi kontrak merupakan muara dari semua perubahan dalam kontrak dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan kontrak. Amandemen yang paling sering terjadi adalah perubahan nilai kontrak yang disebabkan oleh eskalasi (penyesuaian harga) sebanyak empat kali, pekerjaan tambah kurang berdasarkan perhitungan MC sebanyak dua kali, dan perubahan desain sebanyak satu kali. Secara teknis kesemuanya itu yang paling besar pengaruh dan dampaknya terhadap perubahan nilai kontrak adalah perubahan desain yang mengakibatkan penambahan nilai kontrak sebesar 25,11% dari nilai kontrak awal, disusul eskalasi sebesar 5,64% dan akibat perhitungan MC sebesar 3,91%. Namun yang paling besar pengaruh dan dampaknya terhadap perubahan waktu penyelesaian kontrak adalah kondisi cuaca ekstrem, pemindahan lokasi quarry dan penambahan lingkup kerja yang mengakibatkan penambahan waktu sebesar 21,92% dari waktu kontrak awal, sedangkan perubahan desain hanya mengakibatkan penambahan sebesar 10,96% dari waktu kontrak awalnya. Kata kunci : proyek konstruksi, amandemen, penyesuaian harga, perubahan waktu, penyelesaian kontrak 1-40 JURNAL INFRASTRUKTUR

2 1. PENDAHULUAN Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang mengolah sumber daya proyek menjadi elemen-elemennya. Proyek konstruksi memiliki 3 karakteristik yaitu: membutuhkan sumber daya (manusia, uang, mesin, metoda, material), bersifat unik,, dan membutuhkan organisasi (Ervianto, 2002). Dalam pelaksanaan proyek konstruksi sering dihadapkan pada permasalahan, salah satunya adalah terjadinya perubahan-perubahan. Perubahan tersebut dapat terjadi pada tahap awal, tahap pertengahan, maupun tahap akhir proyek. Hana et al. (2002) mendefinisikan perubahan atau change order (CO) pada proyek konstruksi sebagai sebuah kejadian yang berakibat pada terjadinya modifikasi baik pada lingkup kerja, waktu pelaksanaan, atau biaya. Hal ini tidak dapat dihindari pada sebagian besar proyek akibat dari keunikan dari tiap proyek dan terbatasnya waktu dan uang dalam proses perencanaan. Akibat tidak dapat dihindarinya CO, Alaryan et al. (2014) menyatakan bahwa CO adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan pada industri konstruksi. Menurut Hinze (2001) dan Abdel Rashid., et al. (2012) sumber perubahan itu dapat disebabkan karena permintaan owner, kondisi lapangan yang tidak terduga, permintaan kontraktor, dan kesalahan konsultan dalam perancangan. Untuk itu perlu dilakukan penyesuaian dan hal ini seringkali berkonsekuensi pada perubahan biaya dan perubahan waktu pelaksanaan proyek. Pada gilirannya penyesuaian yang dilakukan harus juga diakomodasi pada aspek administrasi dan kontrak berupa Contract Change Order (CCO) Menurut Donald S. Barrie (1992), pengaruh change order pada pelaksanaan proyek dibagi menjadi 3 kategori antara lain: Biaya langsung, Perpanjangan waktu dan Biaya-biaya. Hanna (2002), menyatakan bahwa pengaruh change order pada suatu proyek konstruksi sering terjadi productivity loss, jika terjadi productivity loss akan terjadi penambahan waktu dan biaya proyek yang tidak sedikit. Menurut Schaufelberger & Holm (2002), jika terjadi change order akan terjadi penambahan tenaga kerja disertai dengan penambahan peralatan proyek Terjadinya change order pada proyek konstruksi dapat memberikan dampak negatif secara langsung dan tidak langsung, baik bagi kontraktor maupun bagi pemilik. Dampak change order secara langsung adalah penambahan biaya item pekerjaan karena adanya penambahan volume dan material, konflik jadwal pelaksanaan, pekerjaan ulang, meningkatkan overhead dan meningkatkan biaya tenaga kerja. Dampak change order secara tidak langsung adalah terjadinya perselisihan antara pemilik dan kontraktor (Hanna et al, 1999). Begitu kompleksnya dampak dari change order, sehingga sangat berpengaruh pada kinerja suatu proyek konstruksi. Dalam pelaksanaannya, proyek konstruksi ini diharapkan memiliki kinerja waktu proyek yang maksimal, dimana proyek dapat selesai tepat waktu, atau bahkan lebih cepat dari jadwal yang direncanakan, mengingat ketepatan waktu ini sangat mempengaruhi penyerapan dana dan realisasi fisik di lapangan yang merupakan indikator kinerja dari Pemerintah Seperti halnya proyek-proyek konstruksi pada umumnya, pada proyek pembangunan Daerah Irigasi X ini dalam perjalanan pelaksanaan konstruksinya mengalami banyak perubahan kontrak yang menyebabkan perpanjangan waktu (time extension), penambahan maupun pengurangan nilai (harga) kontrak sebagai akibat dari perubahan (revisi) desain karena alasan-alasan maupun penyebabpenyebab lainnya. Semua proses prosedur, dokumen-dokumen pendukung dan hasil dari perubahan kontrak yang telah disetujui dan disepakati dituangkan dalam dokumen Amandemen Kontrak. Dalam proyek-proyek pemerintah, khususnya bidang sumber daya air sebagian besar menggunakan sistem Kontrak Harga Satuan Pekerjaan. Sistem kontrak ini dinilai paling mudah untuk dilaksanakan dan menganut pembagian risiko perubahan kontrak yang seimbang antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa. Dengan sistem Kontrak Harga Satuan pekerjaan, sangat dimungkinkan terjadinya perubahanperubahan kontrak baik perubahan waktu pelaksanaan maupun perubahan volume, desain dan nilai (harga) kontrak. Dengan adanya Contract Change Order (CCO), memberikan dampak yang besar terhadap pelaksanaan kontrak konstruksi, khususnya proyek-proyek pemerintah bidang sumber daya air, seperti diantaranya anggaran proyek menjadi lebih besar dari rencana, waktu pelaksanaan mengalami perpanjangan, munculnya desain atau item pekerjaan baru yang semula belum direncanakan, dan sebagainya. Dari latar belakang permasalahan tersebut maka dilakukan suatu penelitian dengan mengangkat judul Faktor Penyebab Terjadinya Contract Change Order (CCO) dan Pengaruhnya Terhadap Pelaksanaan Proyek Konstruksi pada Pembangunan Bendung X Berdasarkan latar belakang di atas dan melihat kondisi di lapangan secara langsung proyek pembangunan Bendung X, permasalahan yang teridentifikasi adalah sebagai berikut: A. Terjadinya keterlambatan (penambahan waktu penyelesaian) dalam pelaksanaan proyek dari waktu yang direncanakan. B. Terjadinya penambahan biaya dari anggaran yang direncanakan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: JURNAL INFRASTRUKTUR 1-41

3 A. Menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya Contract Change Order (CCO) pada proyek Pembangunan Bendung X. B. Mengetahui dampak atau akibat dari faktor-faktor tersebut terhadap cost variant (perbedaan biaya) dan time variant (perbedaan waktu). 2. TINJAUAN PUSTAKA Kontrak dalam dunia konstruksi tercantum dalam Undang-Undang Jasa Konstruksi (UUJK) No. 18 Tahun 1999 Pasal 1 ayat (5), Kontrak kerja konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 70 Tahun 2012, Pasal 1 ayat (22), juga terdapat pengertian mengenai kontrak, Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Kontrak adalah perjanjian tertulis antara PPK dengan Penyedia Barang/Jasa atau pelaksana swakelola Bentuk-Bentuk Kontrak Konstruksi Pembagian jenis-jenis kontrak konstruksi terdapat dalam Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pasal 50, yang bunyinya sebagai berikut. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa meliputi: A. Kontrak berdasarkan cara pembayaran; B. Kontrak berdasarkan pembebanan Tahun Anggaran; C. Kontrak berdasarkan sumber pendanaan; dan D. Kontrak berdasarkan jenis pekerjaan. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan cara pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, terdiri atas: A. Kontrak Lump Sum; B. Kontrak Harga Satuan; C. Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan; D. Kontrak Persentase; dan E. Kontrak Terima Jadi (Turnkey). Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan pembebanan Tahun Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, terdiri atas: A. Kontrak Tahun Tunggal; dan B. Kontrak Tahun Jamak. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan sumber pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, terdiri atas: A. Kontrak Pengadaan Tunggal; B. Kontrak Pengadaan Bersama; dan C. Kontrak Payung (Framework Contract). Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan jenis pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d, terdiri atas: A. Kontrak Pengadaan Pekerjaan Tunggal; dan B. Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi. Ketentuan mengenai perubahan kontrak dalam Perpres No. 70 Tahun 2012 terdapat pada pasal 87 Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan, dengan gambar dan/ atau spesifikasi teknis yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak, PPK bersama Penyedia Barang/Jasa dapat melakukan perubahan pada Kontrak yang meliputi: A. Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak; B. Menambah dan/atau mengurangi jenis pekerjaan; C. Mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan; atau D. Mengubah jadwal pelaksanaan. Perubahan Kontrak yang disebabkan masalah administrasi, dapat dilakukan sepanjang disepakati kedua belah pihak. Ketentuan mengenai Perubahan Kontrak dalam Permen PU No: 14/PRT/M/2013 pada dasarnya mengacu pada ketentuan Perubahan Kontrak pada Perpres No. 70 Tahun 2012, hanya saja dalam Permen PU No: 14/PRT/M/2013, terdapat penjelasan yang lebih terperinci. Ketentuan tersebut diatur dalam pasal 36, 37, 38, 39 dan 40. Perubahan harga kontrak akibat adanya penyesuaian harga (eskalasi/deeskalasi) Istilah-Istilah Dalam Perubahan Kontrak Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, terjadinya perubahan kontrak merupakan hal yang umum terjadi. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan konstruksi itu sendiri. Besarnya kemungkinan terjadinya perubahan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi menyebabkan perlunya pengaturan yang jelas mengenai perubahan kontrak konstruksi. Dalam hal perubahan kontrak konstruksi tersebut, terdapat tiga istilah yang sering digunakan, yaitu 1-42 JURNAL INFRASTRUKTUR

4 Adendum, Contract Change Order (CCO), dan Variation Order. Agar lebih mudah dipahami, berikut akan diberikan penjelasan mengenai definisi dari masingmasing istilah tersebut Adendum dan Amandemen Dilihat dari arti katanya, addendum adalah lampiran, suplemen, tambahan. Pendapat lain menyatakan jika pada saat kontrak berlangsung ternyata terdapat hal-hal yang belum cukup diatur dalam kontrak tersebut, dapat dilakukan musyawarah untuk suatu mufakat akan hal yang belum diatur tersebut. Untuk itu ketentuan atau hal-hal yang belum diatur tersebut harus dituangkan dalam bentuk tertulis sama seperti kontrak yang telah dibuat. Pengaturan ini umum disebut dengan adendum atau amandemen. Banyak pihak yang menganggap sama arti dari kata adendum dan amandemen. Dari segi arti katanya, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Online Version), definisi kata adendum dan amandemen memang terlihat mirip. Amandemen/amendemen berarti : 1. Usul perubahan undang-undang yang dibicarakan di Dewan Perwakilan Rakyat dsb: hak -; 2. penambahan pada bagian yang sudah ada. Adendum : 1. Jilid tambahan (pada buku); lampiran; 2. ketentuan atau pasal tambahan, misal dalam akta. Jadi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata amandemen dan adendum sama-sama mengandung arti penambahan. Berdasarkan arti kata tersebut diatas, dapat dilihat bahwa kata amandemen memiliki makna yang lebih luas dari adendum. Kata amandemen mengandung arti merubah, sedangkan kata adendum (berasal dari bahasa inggris add) mengandung arti penambahan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa jika adendum merupakan bagian dari amandemen, dimana jika terjadi penambahan/pengurangan, maka otomatis terjadi perubahan. Dalam perkembangannya, istilah yang umum digunakan dalam kontrak konstruksi di Indonesia adalah adendum, seperti yang disebutkan dalam Permen PU No: 07/ PRT/M/2011 Tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Dan Jasa Konsultansi, Pasal 34 ayat (1) Change Order Dalam setiap proyek konstruksi sering kali terjadi perubahan atau yang biasa disebut dengan change order. Change order tersebut bisa terjadi sejak awal, pertengahan maupun pada akhir pekerjaan konstruksi. Menurut Fisk (2006) change order merupakan surat kesepakatan antara pemilik proyek dan kontraktor untuk menegaskan adanya revisi-revisi rencana, dan jumlah kompensasi biaya kepada kontraktor yang terjadi pada saat pelaksanaan konstruksi, setelah penandatanganan kontrak kerja antara pemilik dan kontraktor. Pendapat lain, yaitu menurut Schaufelbeger & Holm (2002), change order bisa didefinisikan sebagai modifikasi dari original contract. Pengertian Change Order menurut Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum (1999) adalah pekerjaan tambah kurang untuk menyesuaikan volume lapangan atau perubahan skedul tanpa merubah pasal-pasal kontrak. Berdasarkan pengertian tersebut, change order dapat didefinisikan sebagai suatu kesepakatan antara pemilik proyek dan kontraktor untuk merevisi pekerjaan (baik volume maupun skedul) sesuai dengan kondisi lapangan. Lebih lanjut, Untung Slamet menyatakan bahwa Adendum dan Amandemen Kontrak merupakan produk lanjutan dari CCO (Contract Change Order). Jika terjadi CCO berarti akan terjadi Adendum atau Amandemen Kontrak, sedangkan jika terjadi Adendum atau Amandemen Kontrak belum tentu telah terjadi CCO. Hal ini dikarenakan Adendum atau Amandemen bisa hanya merubah atau menambah isi atau pasal yang terdapat dalam kontrak tanpa merubah ruang lingkup pekerjaan, sehingga Adendum atau Amandemen tidak selalu diikuti dengan CCO Variation Order Berdasarkan FIDIC dalam klausa 13, perubahan kontrak didefinisikan dalam bentuk istilah variasi (variation) fan penyesuaian (Adjusment). Variasi berarti semua perubahan terhadap Pekerjaan, yang diperintahkan atau disetujui sebagai suatu perubahan berdasarkan Klausula 13 [Variasi dan Penyesuaian]. Sedangkan penyesuaian merupakan bagian dari variasi yang dibagi dalam dua jenis yaitu penyesuaian akibat perubahan peraturan dan penyesuaian akibat perubahan biaya. Perubahan dalam penyesuaian berasal dari faktor eksternal proyek misalnya keterlambatan pekerjaan karena perubahan perundangundangan dan perubahan biaya proyek akibat nilai tukar mata uang yang menurun Amandemen Kontrak Amandemen Kontrak adalah perubahan Kontrak atas dasar kesepakatan kedua belah Pihak yaitu Kontraktor dan Pengguna Jasa dan harus mengikuti peraturan perundangan yang berlaku. Berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ada sebenarnya CCO (Contract Change Order), Addendum dan Amandemen Kontrak adalah istilah yang sama, hanya Addendum dan Amandemen Kontrak merupakan produk lanjutan dari CCO (Contract Change Order). Jika terjadi CCO berarti akan terjadi Addendum atau Amandemen Kontrak, sedangkan jika terjadi Addendum atau Amandemen belum tentu telah terjadi CCO. Dilihat dari dasar alasannya Perpres 54 tahun 2010 Pasal 87 Ayat 1 tentang Perubahan Kontrak menyatakan, dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan, dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak, PPK bersama Penyedia Barang/Jasa dapat melakukan perubahan Kontrak yang meliputi: JURNAL INFRASTRUKTUR 1-43

5 A. menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak; B. menambah dan/atau mengurangi jenis pekerjaan; C. mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan; atau D. mengubah jadwal pelaksanaan. Perka LKPP No. 2 tahun 2011 tentang Standar Dokumen Pengadaan pada Bagian Syarat-syarat Umum Kontrak (SSUK) Klausul Addendum atau Perubahan Kontrak dalam hal ini diambil dari Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Metoda Pascakualifikasi. Berdasarkan ketentuan di atas jelas dapat diketahui bahwa Perubahan kontrak dapat dilakukan dengan Adendum Kontrak. Artinya segala sesuatu perubahan pada kontrak dilakukan melalui Adendum Kontrak. Jenis Adendum Kontrak adalah: A. Adendum akibat perubahan lingkup pekerjaan (CCO) atau sering disebut Adendum Tambah/ Kurang, yang terbagi menjadi 4 (empat) jenis perlakuan, yaitu: 1. Adendum Tambah/Kurang, nilai kontrak tetap; 2. Adendum Tambah/Kurang, nilai kontrak bertambah; 3. Adendum Tambah/Kurang, nilai kontrak tetap, target/sasaran berubah. A. Adendum akibat perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan atau sering disebut Adendum Waktu. B. Adendum akibat penyesuaian harga/eskalasi atau sering disebut sebagai Adendum Penyesuaian Harga/Eskalasi atau sering disebut Adendum Harga/Nilai Kontrak. Basanya adendum jenis ini untuk kontrak tahun jamak (multy years contract) atau terdapat kenaikan harga bahan bakar minyak Prosedur Amandemen Kontrak Pada ProyekPembangunan Bendung X Pembangunan Bendung X yang merupakan salah satu paket pekerjaan dalam proyek Pembangunan Daerah Irigasi (D.I.) adalah salah satu proyek PIR- IMP yang sumber dananya berasal dari dana pinjaman (loan) Bank Pemerintah Jepang (JBIC/JICA). Oleh karena itu segala peraturan yang berkaitan dengan pendanaan mengikuti peraturan dari JBIC/ JICA. Begitu pula peraturan tentang amandemen kontrak, terdapat prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh penyedia jasa. Lingkup perubahan/amandemen kontrak yang disetujui oleh penyandang dana dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, seperti terlihat pada Gambar 1, Sedangkan untuk prosedur pengajuan dan persetujuan amandemen, seperti terlihat pada Gambar 2 dan Gambar 3. Untuk prosedur pengajuan dan persyaratan pekerjaan tambah (additional work) dan klaim penyesuaian harga, dapat dilihat pada Gambar 4 dan Gambar Adendum Tambah/Kurang, nilai kontrak bertambah, target/sasaran berubah. Gambar 1. Lingkup Amandemen Kontrak (Sumber: Hartoyo, 2012) 1-44 JURNAL INFRASTRUKTUR

6 Gambar 2. Alur Dokumen Amandemen Kontrak (Sumber: Hartoyo, 2012) Gambar 3. Alur Amandemen Berdasarkan Kontrak (Sumber: Hartoyo, 2012) Gambar 4. Prosedur Amandemen Pekerjaan Tambah (Sumber: Hartoyo, 2012) JURNAL INFRASTRUKTUR 1-45

7 Gambar 5. Alur Klaim Penyesuaian Harga (Sumbe: Hartoyo, 2012) 2.8. Lampiran Amandemen Pekerjaan Tambah (Additional Work) A. Surat perintah PPK B. Surat Konfirmasi Kontraktor & Usulan utk penambahan Waktu atau penambahan biaya; C. Berita Acara Negosiasi berikut data pendukung; D. Surat usulan PPK ke Direktorat; dan E. Persetujuan Explanatory Note dari JICA Lampiran Amandemen Klaim Penyesuaian Harga (Price Adjustment) A. Surat pengajuan Kontraktor; dan B. LHP BPKP dan Surat Deputi Investigasi BPKP. 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan studi kebijakan ataupun studi terapan yang tujuannya adalah untuk mengetahui permasalahan terkait Contract Change Order (CCO) terhadap Cost variant (perbedaan anggaran)dan Time variant (perbedaan waktu)s, dengan pendekatan metode Influence Diagram. Data yang digunakan adalah data dokumen kontrak pembangunan bendung, dokumen amandemen kontrak, gambar konstruksi, schedule dan dokumen lainnya yang terkait dengan Amandemen. Langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Diagram Alir Metode Penelitian Karakterisasi sistem merupakan pendekatan kondisi dunia nyata yang berhubungan dengan suatu permasalahan digambarkan dalam sebuah sistem. Solusi dari permasalahan didefinisikan sebagai tujuan (goal). Proses mendeskripsikan suatu sistem 1-46 JURNAL INFRASTRUKTUR

8 membutuhkan pemahaman inti dan konsep yang digunakan dalam pendekatan sistem (system approach). Permasalahan dalam dunia nyata, biasanya sangat kompleks. Jika sistem dilihat dan dideskripsikan secara keseluruhan, maka permasalahan menjadi tercampur (involved) dan tidak teratur (unmanageable). Tidak semua fitur dunia nyata relevan sebagai solusi, sehingga penjelasan secara parsial biasa digunakan. Penjelasan secara parsial biasanya disebut sebagai karakterisasi sistem. Karakterisasi sistem hanya melibatkan fitur-fitur yang relevan membuat sebuah solusi. Karakterisasi sistem merupakan proses penyederhanaan (simplification) dan idealisasi (idealization). Sebuah sistem didefinisikan sebagai sekumpulan objek yang saling berhubungan. Objek memiliki atribut-atribut yang dideskripsikan sebagai parameter dan variabel. parameter adalah atribut intrinsik sebuah objek. Sedangkan variabel adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk mendeskripsikan interaksi atau hubungan antar objek-objek dalam suatu sistem. Karakterisasi sistem dapat digambarkan dalam influence diagram. Influence diagram sering digunakan untuk menggambarkan suatu pendekatan proses. Influence diagram adalah representasi grafis dari suatu model keputusan yang digunakan untuk membantu perancangan model, pengembangan dan pemahaman. Kata influence merujuk pada ketergantungan suatu variabel pada tingkatan tertentu terhadap variabel yang lainnya. Ada 4 simbol utama yang digunakan untuk membuat influence diagram, yaitu: A. Kotak (rectangle) menunjukkan variabel keputusan, kepastian, sesuatu yang dapat dikendalikan (decision, certainty, controllable); B. Lonjong (oval) menunjukkan variabel ketidakpastian, sesuatu yang tidak dapat dikendalikan (uncertainty, uncontrollable); C. Segi enam (hexagonal) menunjukkan variabel hasil, keluaran baik bersifat intermediate maupun final (result, output); dan D. Garis panah (arrow) menunjukkan pengaruh hubungan, ketergantungan diantara variabel Proses Analisis Data Dalam melakukan analisis data, proses awal yang dilakukan adalah membuat diagram kronologis terjadinya CCO pada setiap dokumen Amandemen I sampai dengan XVI. Dari setiap diagram kronologis amandemen I s/d XVI selanjutnya mencari (mengidentifikasi) penyebab awal yang mendasari terjadinya CCO (amandemen) tersebut. Penyebab awal inilah yang disebut dengan faktor independent, yaitu faktor atau variable yang tidak dipengaruhi/ disebabkan oleh faktor atau variable lainnya. Langkah selanjutnya adalah membuat Influence Diagram, dengan cara menggabungkan semua diagram alir kronologis amandemen yang sudah dibuat sebelumnya. Melalui Influence Diagram dapat diketahui adanya keterkaitan dan ketergantungan antara variabel penyebab amandemen yang satu dengan yang lainnya. Dari diagram ini semakin jelas teridentifikasi faktor-faktor apa saja yang menjadi faktor independent penyebab terjadinya CCO. Tahap terakhir adalah mengetahui dampak/akibat dari faktor-faktor tersebut yang berpengaruh terhadap pelaksanaan proyek terutama pengaruhnya terhadap perbedaan waktu (time variant) dan perbedaan biaya (cost variant). 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan pada proyek Pembangunan Bendung X, terjadi sampai 15 kali amandemen. Kejadian tersebut bukanlah sesuatu yang diinginkan semua pihak namun kejadian tersebut mengharuskan diadakannya perubahan untuk mencapai suatu tujuan dan untuk memperbaiki sesuatu yang dinilai masih kurang. Dari keseluruhan kronologis terjadinya amandemen ke-1 sampai dengan ke-16, dapat digabungkan menjadi satu kesatuan sistem dalam bentuk Influence diagram, seperti terlihat pada gambar berikut ini. Mengacu pada Gambar 7, kejadian tersebut bermula atau diawali oleh sebanyak sepuluh faktor yang merupakan variabel yang bersifat bebas (independent), yaitu variabel yang tidak dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel lain, tapi justru mempengaruhi/menyebabkan timbulnya variabel lain, sehingga variabel inilah yang merupakan faktor-faktor penyebab terjadinya CCO. Kesepuluh faktor penyebab terjadinya CCO adalah: A. Kebijakan/Peraturan Pemerintah B. Kondisi lapangan/lokasi pekerjaan C. Kondisi cuaca D. Perubahan kondisi alam pada Daerah Aliran Sungai (DAS) E. Penyelidikan tanah kurang detail F. Inflasi G. Kebijakan penyandang dana Loan dari JICA (commitment charge) H. Kebijakan penyedia jasa I. Cash flow kontraktor tidak mampu mengejar progress J. Desain (shop drawing) JURNAL INFRASTRUKTUR 1-47

9 Gambar 7. Influence Diagram Proses Terjadinya CCO Sumber: Hasil Olahan Data Pada Dokumen Proyek Pembangunan Bendung X Terlihat pada Gambar 7, terdapat sembilan faktor penyebab yang merupakan variabel yang bersifat tidak pasti (uncertainty/uncontrollable), dan hanya satu faktor yang bersifat pasti (certainty/controllable) yaitu faktor desain (shop drawing). Tabel 1. Kronologis Perubahan Nilai Kontrak faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya perubahan nilai kontrak. Berikut Tabel 2 di bawah ini adalah faktor penyebab terjadinya CCO yang mengakibatkan perubahan nilai kontrak. Sumber: Hasil Olahan Pada Dokumen Proyek Pembangunan Bendung Amandemen kontrak yang terjadi pada proyek Pembangunan Bendung X yang berpengaruh terhadap perubahan nilai kontrak, terbagi menjadi dua perubahan, yaitu perubahan penambahan dan pengurangan. Akan tetapi perubahan penambahan adalah yang paling dominan terjadi dan yang paling mempengaruhi terhadap perubahan nilai kontrak. Perubahan pengurangan hanya sebagian kecil terjadi dan tidak terlalu berpengaruh. Perubahan nilai kontrak dari setiap amandemen disajikan pada Tabel 1. Dari alasan-alasan perubahan amandemen, berdasarkan Influence Diagram dapat dicari faktor- Dari Tabel 1 dan 2, terlihat bahwa terdapat tiga alasan yang mengakibatkan perubahan nilai kontrak yaitu: A. Perubahan Desain, yaitu perubahan pada desain rencana struktur pondasi bendung setelah dilakukan penyelidikan tanah ulang, mengakibatkan penambahan sebesar 25,11% dari nilai kontrak awal. B. Eskalasi, sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak bahwa untuk proyek multi years dapat dilakukan penyesuaian harga (eskalasi), mengaki JURNAL INFRASTRUKTUR

10 Tabel 2. Faktor yang Mengakibatkan Perubahan Nilai Kontrak Sumber : Hasil Olahan Pada Dokumen Proyek Pembangunan Bendung X batkan penambahan sebesar 5,64% dari nilai kontrak awal. C. Perhitungan Mutual Check (MC), mengakibatkan pengurangan sebesar 3,91% dari nilai kontrak awal. Pada saat dilakukan perhitungan MC, terjadi pengurangan volume pekerjaan dan pengurangan beberapa item pekerjaan yang tidak jadi dilaksanakan. Hal ini disebabkan karena pada 2. Desain rencana (shop drawing) yang kurang detail dan teliti Perubahan waktu pelaksanaan kontrak yang terjadi pada proyek Pembangunan Bendung X adalah perubahan penambahan waktu yang sebagian besar disebabkan oleh faktor cuaca. Penambahan waktu penyelesaian kontrak dari setiap amandemen disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Kronologis Perubahan Waktu Kontrak Sumber : Hasil Olahan Pada Dokumen Proyek Pembangunan Bendung X tahap perencanaan, desain terlalu boros dan kurang detail dalam melakukan pengukuran volume di lokasi pekerjaan. Berdasarkan Tabel 2, faktor penyebab perubahan nilai kontrak dibagi menjadi dua, yaitu: A. Faktor yang mengakibatkan penambahan nilai kontrak : 1. Penyelidikan tanah yang kurang detail pada saat tahap perencanaan 2. Desain rencana (shop drawing) yang kurang matang 3. Inflasi B. Faktor yang mengakibatkan pengurangan nilai kontrak : Dari Tabel 3, penambahan waktu yang terjadi adalah sebesar 360 hari atau sebesar 32,88% dari waktu penyelesaian kontrak awal, dengan rincian alasan perubahan sebagai berikut: A. Perubahan desain, mengakibatkan penambahan waktu sebesar 120 hari atau sebesar 10,96% dari waktu kontrak awal. B. Pemindahan lokasi quarry, kondisi cuaca, perubahan desain dan penambahan lingkup pekerjaan, secara total mengakibatkan penambahan waktu sebesar 240 hari atau sebesar 21,92% dari waktu kontrak awal. Berdasarkan Influence Diagram dan Tabel 3, faktor penyebab terjadinya perubahan waktu penyelesaian kontrak seperti pada Tabel Kondisi lapangan/lokasi pekerjaan JURNAL INFRASTRUKTUR 1-49

11 Tabel 4. Faktor yang Mengakibatkan Perubahan Waktu Kontrak Sumber : Hasil olahan pada Dokumen proyek Pembangunan Bendung X 10,96% dari waktu kontrak awalnya. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah di lakukan pada ke enam belas amandemen, yang paling sering terjadi dan mengakibatkan amandemen itu terbit adalah adanya perubahan nilai kontrak yang disebabkan oleh eskalasi (penyesuaian harga) sebanyak empat kali, pekerjaan tambah kurang berdasarkan perhitungan MC sebanyak dua kali, dan perubahan desain sebanyak satu kali. Secara teknis kesemuanya itu yang paling besar pengaruh dan dampaknya terhadap perubahan nilai kontrak adalah perubahan desain yang mengakibatkan penambahan nilai kontrak sebesar 25,11% dari nilai kontrak awal, disusul eskalasi sebesar 5,64% dan akibat perhitungan MC sebesar 3,91%. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan nilai kontrak adalah sebagai berikut: A. Perubahan desain disebabkan oleh faktor penyelidikan tanah yang kurang detail; dan gambar desain yang kurang matang. B. Eskalasi disebabkan oleh faktor inflasi. C. Perhitungan MC disebabkan oleh faktor kondisi lapangan/lokasi pekerjaan; dan gambar desain yang kurang detail dan teliti. Disamping karena perubahan nilai kontrak, amandemen juga disebabkan oleh adanya perubahan waktu penyelesaian kontrak yang disebabkan oleh perubahan desain yang terjadi sebanyak dua kali, dan pemindahan lokasi quarry, kondisi cuaca yang ekstrem, dan penambahan lingkup kerja yang masing-masing terjadi hanya satu kali. Namun yang paling besar pengaruh dan dampaknya terhadap perubahan waktu penyelesaian kontrak adalah kondisi cuaca ekstrem, pemindahan lokasi quarry dan penambahan lingkup kerja yang mengakibatkan penambahan waktu sebesar 21,92% dari waktu kontrak awal, sedangkan perubahan desain hanya mengakibatkan penambahan sebesar Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan waktu kontrak adalah sebagai berikut: 1. Kondisi cuaca ektrem disebabkan oleh faktor cuaca, pemindahan lokasi quarry disebabkan oleh faktor adanya Kebijakan/Peraturan Pemerintah Daerah dan penambahan lingkup kerja disebabkan oleh faktor perubahan kondisi alam pada Daerah Aliran Sungai. 2. Perubahan desain disebabkan oleh faktor penyelidikan tanah yang kurang detail; dan gambar desain yang kurang matang. Dari semua kesimpulan diatas secara teknis CCO terjadi karena adanya perubahan desain yang disebabkan oleh penyelidikan tanah yang kurang detail sehingga waktu dan biaya jadi bertambah Saran Solusi agar kejadian tidak terulang maka diperlukan perencanaan yang sedetail mungkin dan dilakukan feasibility study untuk meminimalisir terjadinya perubahan desain yang bisa mengakibatkan waktu dan penambahan biaya. DAFTAR PUSTAKA Abdel Rashid Ibrahim; El-Mikawi Mohamed A. & Saleh Mohammed E. Abdel-Hamid, (2012), The Impact of Change Orders on Construction Projects Sports Facilities Case Study, Journal of American Science, 8(8), pp: Alaryan A., Emadelbeltagi, Elshahat A., Dawood M, (2014), Causes and Effects of Change Orders on Construction Projects in Kuwait, Int. Journal of Engineering Research and Applications, Vol. 4, Issue 7( Version 2), pp Amin, Jurisman., Said, Taufiq., dan Mubarak. (2013). Penyebab Variation Order dan Dampak Pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi Jembatan (Studi Kasus Pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi Jembatan di Provinsi Aceh), Jurnal Teknik Sipil, Pascasarjana Universitas Syiah 1-50 JURNAL INFRASTRUKTUR

12 Kuala, Banda Aceh. Volume 2, ISSN Barrie, Donald S, and Paulson, Boyd C Jr. (1992). Professional Construction Management, third edition. Singapore, Mc Graw-Hill Buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tentang Perikatan. Direktorat Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum dan Kimpraswil, Bagian Proyek Peningkatan Sistim dan Kinerja Manajemen Pelaksana Tengah, Direktorat Bina Pelaksana Wilayah Tengah. (1999). Pedoman Praktis Kendali Mutu Pelaksanaan Proyek. Direktorat Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum dan Kimpraswil, Jakarta. Echols, John M., dan Shadily, Hassan. (2014). Kamus Inggris Indonesia. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Ervianto, Wulfram I. (2002). Manajemen Proyek Konstruksi. Andi, Yogyakarta. Fakhrizal. (2013). Identifikasi Penyebab dan Dampak Contract Change Order Terhadap Biaya dan Kualitas Pada Proyek Gedung di Kota Padang, Artikel, Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana, Universitas Bung Hatta. Gumolili, Sandy A., dan Sompie, B. F., dan Rantung, J.P. (2012). Analisa Faktor-Faktor Penyebab Change Order dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Waktu Pelaksanaan Proyek Konstruksi di Lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol. 2, No. 4, ISSN ( ). Hanna, A. S., Camlic, R., Peterson, P. A., Nordheim, E. V. (2002), Quantitative Definition of projects Impacted by Change Orders, Journal of Construction Engineering and Management. 128(1) Hanna, Award S., Russel, Jeffrey S., Gotzion, Timothy W., Nordheim, erik V (1999). Impact of Change Order on Labor Efficiency for Mechanical Construction. Journal of Construc-tion Engineering and Management, 125,p Perka LKPP No. 2 tahun 2011 tentang Standar Dokumen Pengadaan pada Bagian Syarat-syarat Umum Kontrak (SSUK) Klausul Addendum atau Perubahan Kontrak. Permen PU No: 14/PRT/M/2013 Tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Dan Jasa Konsultansi. Perpres No. 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Sapulette, Willem. (2009). Analisa Penyebab dan Pengaruh Change Order Pada Proyek Infrastruktur dan Bangunan Gedung di Ambon, Jurnal Teknologi, Volume 6 Nomor 2 ( ). Schaufelberger, John E., and Holm, Len. (2002). Management of Construction Project A Constructor s Perspective. Prentice Hall, New Jersey. Schaufelberger, John E., and Holm, Len. (2002). Management of Construction Project A Constructor s Perspective, New Jersey, Prentice Hall Undang-Undang Jasa Konstruksi (UUJK) No. 18 Tahun Wicaksono, Frans S. (2008). Panduan lengkap membuat surat-surat kontrak. Visimedia, Jakarta. tanggal 06 April 2015, pukul 17:06 WIB April 2015, pukul 17:02 WIB. tanggal tanggal 06 April 2015, pukul 16:20 WIB. tanggal 06 April 2015, pukul 16:22 WIB. tanggal 09/04/2015, pukul 11:56 WIB /12/pengertian-cco-contract-changeorder.html, tanggal 08/04/2015,pukul 16:33 Hartoyo. (2012). Amandemen Kontrak Loan dan APBN. Hinze, J., Construction Contracts, McGraw Hill, Second Edition (2001) Knapp, Charless L. dan Nathan M. Crystal, 1993:2, dalam Salim H.S. (2010). Hukum Kontrak. Sinar Grafika, Jakarta. JURNAL INFRASTRUKTUR 1-51

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA CONTRACT CHANGE ORDER (CCO) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA CONTRACT CHANGE ORDER (CCO) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA CONTRACT CHANGE ORDER (CCO) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG Aceng Maulana Pusat Litbang Jalan dan Jembatan, Kementerian Pekerjaan Umum

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA CONTRACT CHANGE ORDER (CCO) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PELAKSANAAN PROYEK KONTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA CONTRACT CHANGE ORDER (CCO) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PELAKSANAAN PROYEK KONTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA CONTRACT CHANGE ORDER (CCO) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PELAKSANAAN PROYEK KONTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG Aceng Maulana 1)2), Pasca Sarjana Universitas Katolik Parahyangan 1) Pusat

Lebih terperinci

BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Dari hasil pemetaan sebab dan dampak dari terjadinya change order, diperoleh

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 4, November 2012 ISSN ( )

Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 4, November 2012 ISSN ( ) ANALISA FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB CHANGE ORDER DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA Sandy A. Gumolili Staf Dinas Pertambangan

Lebih terperinci

STUDI MENGENAI DIRECTED CHANGES DAN CONSTRUCTIVE CHANGES PADA PROYEK BANGUNAN TINGGI DI SURABAYA

STUDI MENGENAI DIRECTED CHANGES DAN CONSTRUCTIVE CHANGES PADA PROYEK BANGUNAN TINGGI DI SURABAYA STUDI MENGENAI DIRECTED CHANGES DAN CONSTRUCTIVE CHANGES PADA PROYEK BANGUNAN TINGGI DI SURABAYA Yohana Henuk 1, Paulus Nugraha 2, Andi 3 Abstrak:Change order terdiri dari directed changes (perubahan formal)

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS PENYEBAB DAN AKIBAT CONTRACT CHANGE ORDER TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK KONSTRUKSI

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS PENYEBAB DAN AKIBAT CONTRACT CHANGE ORDER TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK KONSTRUKSI IDENTIFIKASI DAN ANALISIS PENYEBAB DAN AKIBAT CONTRACT CHANGE ORDER TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK KONSTRUKSI Ningsih 1) Ir.Syahrudin 2)., Nurul Wardhani 2) Abstrak Contract Change Order (perubahan

Lebih terperinci

PERMASALAHAN KONTRAK KONSTRUKSI

PERMASALAHAN KONTRAK KONSTRUKSI PERMASALAHAN KONTRAK KONSTRUKSI 1 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN 1. Pemilihan Jenis Kontrak Agar diperhatikan dalam hal pemilihan jenis kontrak yang akan digunakan sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Lebih terperinci

Pasal 87 Perpres No. 54 Tahun 2010 DASAR PERATURAN

Pasal 87 Perpres No. 54 Tahun 2010 DASAR PERATURAN Pasal 87 Perpres No. 54 Tahun 2010 DASAR PERATURAN (1) Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan, dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis yang ditentukan dalam Dokumen

Lebih terperinci

DASAR PERATURAN. Pasal 87 Perpres No. 54 Tahun 2010

DASAR PERATURAN. Pasal 87 Perpres No. 54 Tahun 2010 PERUBAHAN DASAR PERATURAN Pasal 87 Perpres No. 54 Tahun 2010 (1) Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan, dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis yang ditentukan dalam

Lebih terperinci

PENTINGNYA MEMAHAMI JENIS KONTRAK PENGADAAN BARANG/JASA

PENTINGNYA MEMAHAMI JENIS KONTRAK PENGADAAN BARANG/JASA PENTINGNYA MEMAHAMI JENIS KONTRAK PENGADAAN BARANG/JASA Ada berbagai macam jenis kontrak yang digunakan dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah seperti kontrak lump sum, kontrak harga satuan, kontrak

Lebih terperinci

Sri Dewi Nurlaela Pengajar di Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Nuku, Halmahera Tengah

Sri Dewi Nurlaela Pengajar di Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Nuku, Halmahera Tengah ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB CHANGE ORDER DAN PENGARUHNYA YANG DOMINAN TERHADAP KINERJA BIAYA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI MALUKU UTARA Sri Dewi Nurlaela Pengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan proyek pembangunan secara umum dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB CHANGE ORDER PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG THE FACTORS CAUSES CHANGE ORDER IN BUILDING CONSTRUCTION PROJECTS

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB CHANGE ORDER PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG THE FACTORS CAUSES CHANGE ORDER IN BUILDING CONSTRUCTION PROJECTS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB CHANGE ORDER PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG Ida Ayu Rai Widhiawati 1, Anak Agung Wiranata 1, I Putu Yudha Wirawan 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir. ditentukan atau mempunyai jangka waktu tertentu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir. ditentukan atau mempunyai jangka waktu tertentu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arti Proyek Konstruksi Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang terbatas dengan sumber daya tertentu untuk mendapatkan hasil konstruksi dengan

Lebih terperinci

PEKERJAAN TAMBAH/KURANG DALAM KONTRAK PEKERJAAN KONSTRUKSI (Abu Sopian BDK Palembang)

PEKERJAAN TAMBAH/KURANG DALAM KONTRAK PEKERJAAN KONSTRUKSI (Abu Sopian BDK Palembang) PEKERJAAN TAMBAH/KURANG DALAM KONTRAK PEKERJAAN KONSTRUKSI (Abu Sopian BDK Palembang) Pasal 51 Perpres nomor 54 tahun 2010 mengatur tentang ketentuan kontrak lump sum dengan ketentuan kontrak lump sum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tipe Bangunan Dalam menganalisis faktor penyebab terjadinya Cost Overrun pada proyek konstruksi yang ada di wilayah DKI dan DIY, maka perlu diadakan peninjauan kembali dan pengelompokan

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, 2

Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, 2 TANGGUNGJAWAB PENYEDIA DAN PENGGUNA JASA KONSTRUKSI MENURUT SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NO. 07/PRT/M/2011 & MENURUT GENERAL CONDITION FIDIC RED BOOK Yefta Gavra Garland

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kontrak Kontrak merupakan kesepakatan antara pihak pengguna jasa dan pihak penyedia jasa untuk melakukan transaksi berupa kesanggupan antara pihak penyedia jasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. MANAJEMEN PROYEK Menurut Hamdan Dimyati (2014) dalam bukunya Manajemen Proyek cetakan pertama, Bandung, 2014, Manajemen proyek merupakan tata cara mengorganisasikn dan mengelola

Lebih terperinci

Problem : 1. Apa itu Kontrak Konstruksi. Solusi :

Problem : 1. Apa itu Kontrak Konstruksi. Solusi : 1. Apa itu Kontrak Konstruksi UU 18/1999 tentang Jasa Konstruksi Kontrak kerja konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia, jasa dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada Bab I telah dituliskan tentang pendahuluan yang berisi tentang latar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada Bab I telah dituliskan tentang pendahuluan yang berisi tentang latar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Studi Pada Bab I telah dituliskan tentang pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, dan sistematika penulisan

Lebih terperinci

1 Tujuan Prosedur ini dimaksudkan sebagai pedoman bilamana ada perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah/kurang dan percepatan waktu.

1 Tujuan Prosedur ini dimaksudkan sebagai pedoman bilamana ada perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah/kurang dan percepatan waktu. 1 Tujuan Prosedur ini dimaksudkan sebagai pedoman bilamana ada perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah/kurang dan percepatan waktu. 2 Ruang Lingkup Prosedur ini memuat proses perubahan pekerjaan, pekerjaan

Lebih terperinci

STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG Wahida Handayani 1, Yohanes Lim Dwi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi dalam pelaksanaan proyek konstruksi gedung maupun sipil. penyempurnaan design yang sudah ada di dalam sebuah kontrak

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi dalam pelaksanaan proyek konstruksi gedung maupun sipil. penyempurnaan design yang sudah ada di dalam sebuah kontrak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Variation order (vo) atau pekerjaan tambah kurang merupakan hal yang sering terjadi dalam pelaksanaan proyek konstruksi gedung maupun sipil. Variation order

Lebih terperinci

MODUL 4 : TEKNIK DAN PENYUSUNAN Surat Perjanjian

MODUL 4 : TEKNIK DAN PENYUSUNAN Surat Perjanjian MODUL 4 : TEKNIK DAN PENYUSUNAN Surat Perjanjian KONTRAK PEKERJAAN KONSTRUKSI 2 Surat Perjanjian Pembukaan Isi Perjanjian Penutup Judul Kontrak Latar Belakang Pembuatan Kontrak Pernyataan Para Pihak Telah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Gambaran Umum Change Order Perubahan pekerjaan memang tidak dapat dihindari, karena hampir seluruh proyek konstruksi selalu terjadi perubahan, baik perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Konstruksi Suatu proyek konstruksi biasanya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Selain

Lebih terperinci

BOLEHKAH MENGGUNAKAN KONTRAK HARGA SATUAN UNTUK PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

BOLEHKAH MENGGUNAKAN KONTRAK HARGA SATUAN UNTUK PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BOLEHKAH MENGGUNAKAN KONTRAK HARGA SATUAN UNTUK PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang) Abstrak Dalam hal pengadaan barang/jasa pemerintah dilakukan

Lebih terperinci

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o BAB II DATA - DATA PROYEK 2.1 Pengertian Proyek Pengertian Proyek adalah suatu himpunan atau kumpulan kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, dimana memiliki suatu target kuantitatif

Lebih terperinci

ANALISIS ARUS KAS PROYEK RUMAH TINGGAL. Theresita Herni Setiawan 1

ANALISIS ARUS KAS PROYEK RUMAH TINGGAL. Theresita Herni Setiawan 1 ANALISIS ARUS KAS PROYEK RUMAH TINGGAL Theresita Herni Setiawan Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Jalan Ciumbuleuit 94 Bandung 404 Email :herni@home.unpar.ac.id

Lebih terperinci

RANCANGAN KONTRAK LKPP

RANCANGAN KONTRAK LKPP RANCANGAN KONTRAK LKPP Nama Lengkap : Mudjisantosa, Alamat Kantor : Kompleks Rasuna Epicentrum Jl. Epicentrum Tengah Lot 11 B, Jakarta Selatan, DKI Jakarta - 12940 Riwayat Pekerjaan : Kasi Ditjen Perbendaharaan,

Lebih terperinci

ANALISA PENYEBAB DAN PENGARUH CHANGE ORDER PADA PROYEK INFRASTRUKTUR DAN BANGUNAN GEDUNG DI AMBON. Willem Sapulette * Abstract

ANALISA PENYEBAB DAN PENGARUH CHANGE ORDER PADA PROYEK INFRASTRUKTUR DAN BANGUNAN GEDUNG DI AMBON. Willem Sapulette * Abstract ANALISA PENYEBAB DAN PENGARUH CHANGE ORDER PADA PROYEK INFRASTRUKTUR DAN BANGUNAN GEDUNG DI AMBON Willem Sapulette * Abstract Usually in the middle enrly and also of the end of pray often happens during

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENYEBAB DAN DAMPAK CONTRACT CHANGE ORDER TERHADAP BIAYA DAN KUALITAS PADA PROYEK GEDUNG DI KOTA PADANG

IDENTIFIKASI PENYEBAB DAN DAMPAK CONTRACT CHANGE ORDER TERHADAP BIAYA DAN KUALITAS PADA PROYEK GEDUNG DI KOTA PADANG IDENTIFIKASI PENYEBAB DAN DAMPAK CONTRACT CHANGE ORDER TERHADAP BIAYA DAN KUALITAS PADA PROYEK GEDUNG DI KOTA PADANG ARTIKEL FAKHRIZAL NIM: 1110018312018 Program Studi Teknik Sipil PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Sipil ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 11 Pages pp. 1-11

Jurnal Teknik Sipil ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 11 Pages pp. 1-11 ISSN 2302-0253 11 Pages pp. 1-11 PENYEBAB VARIATION ORDER DAN DAMPAK PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI JEMBATAN (Studi Kasus Pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi Jembatan di Provinsi Aceh) Jurisman Amin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tersedianya infrastruktur seperti jalan, jembatan, pelabuhan, bendungan dan infrastruktur fisik lainnya menjadi pendorong bagi kegiatan ekonomi, peningkatan kualitas

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH PERBEDAAN HARGA PENAWARAN DAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) TERHADAP KINERJA PENYELESAIAN PROYEK-PROYEK PEMERINTAH

STUDI PENGARUH PERBEDAAN HARGA PENAWARAN DAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) TERHADAP KINERJA PENYELESAIAN PROYEK-PROYEK PEMERINTAH STUDI PENGARUH PERBEDAAN HARGA PENAWARAN DAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) TERHADAP KINERJA PENYELESAIAN PROYEK-PROYEK PEMERINTAH Anton Soekiman 1 and Elly El Rahmah 2 1 Fakultas Teknik Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III KLAIM KONSTRUKSI

BAB III KLAIM KONSTRUKSI BAB III KLAIM KONSTRUKSI Peristiwa Penyebab Klaim Konstruksi Keunikan dan tingkat kompleksitas tinggi merupakan ciri yang membedakan industri konstruksi dengan industri lainnya. Substansi-substansi yang

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. 3. Diphohusodo, Istimawan., (1996), Manajemen Proyek Konstruksi, Jilid 1 & 2, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA. 3. Diphohusodo, Istimawan., (1996), Manajemen Proyek Konstruksi, Jilid 1 & 2, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, Indonesia. DAFTAR PUSTAKA 1. Anwar, (1996), Tugas Akhir : Analisa Dampak Penerapan Percepatan Durasi Proyek Atas Permintaan Owner. Bandung, ITB. 2. Chandra, P, Herry, (2004), Jurnal Studi Tentang Pengajuan Klaim

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada beberapa area. Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (mode,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada beberapa area. Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (mode, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Bangunan Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal

Lebih terperinci

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK 1. PENANDATANGANAN KONTRAK Setelah SPPBJ diterbitkan, PPK melakukan finalisasi terhadap rancangan Kontrak, dan menandatangani Kontrak pelaksanaan pekerjaan, apabila

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PERBANDINGAN PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERBANDINGAN PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Matakuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan

Lebih terperinci

PERUBUAHAN PEKERJAAN DALAM KONTRAK PEKERJAAN KONSTRUKSI

PERUBUAHAN PEKERJAAN DALAM KONTRAK PEKERJAAN KONSTRUKSI PERUBUAHAN PEKERJAAN DALAM KONTRAK PEKERJAAN KONSTRUKSI Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang) 081220018718 abusopian@ymail.com Abstrak Pasal 51 ayat (1) Peraturan Presiden nomot

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase

BAB 4 PEMBAHASAN. Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase penyelesaian (percentage of completion) yang dilakukan PT. TPHE dengan menggunakan pendekatan fisik. Penulis juga akan

Lebih terperinci

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK 1. PENANDATANGANAN KONTRAK Setelah SPPBJ diterbitkan, PPK melakukan finalisasi terhadap rancangan Kontrak, dan menandatangani Kontrak pelaksanaan pekerjaan, apabila

Lebih terperinci

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK 1. PENANDATANGANAN KONTRAK Setelah SPPBJ diterbitkan, PPK melakukan finalisasi terhadap rancangan Kontrak, dan menandatangani Kontrak pelaksanaan pekerjaan, apabila

Lebih terperinci

Simulasi Kontrak Konstruksi (Penyusunan dan Pelaksanaan Kontrak)

Simulasi Kontrak Konstruksi (Penyusunan dan Pelaksanaan Kontrak) KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI - 2016 Simulasi Kontrak Konstruksi (Penyusunan dan Pelaksanaan Kontrak) TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Klaim Konstruksi Sebelum membahas tentang definisi klaim konstruksi, ada baiknya dibahas definisi klaim itu sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, klaim berarti

Lebih terperinci

PEMBAYARAN ATAS HASIL PEKERJAAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI

PEMBAYARAN ATAS HASIL PEKERJAAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI PEMBAYARAN ATAS HASIL PEKERJAAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang) Abstrak Pengadaan jasa konsultansi dengan nilai di atas Rp50.000.000,- (lima puluh

Lebih terperinci

PENILAIAN BIAYA DAMPAK RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK JALAN DAN JEMBATAN STUDI KASUS DI PT.WIJAYA KARYA DSU-1

PENILAIAN BIAYA DAMPAK RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK JALAN DAN JEMBATAN STUDI KASUS DI PT.WIJAYA KARYA DSU-1 PENILAIAN BIAYA DAMPAK RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK JALAN DAN JEMBATAN STUDI KASUS DI PT.WIJAYA KARYA DSU-1 Wawan Setiawan Diono, I Putu Artama Wiguna Manajemen Proyek Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN. Modul : DCE 03 DOKUMEN KONTRAK

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN. Modul : DCE 03 DOKUMEN KONTRAK PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN Modul : DCE 03 DOKUMEN KONTRAK DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya manusia Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi DAFTAR MODUL

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Variation Order. Variation order (vo) atau pekerjaan tambah kurang merupakan hal yang

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Variation Order. Variation order (vo) atau pekerjaan tambah kurang merupakan hal yang BAB II DASAR TEORI 2.1 Variation Order Variation order (vo) atau pekerjaan tambah kurang merupakan hal yang sering terjadi dalam pelaksanaan proyek konstruksi gedung maupun sipil. Variation order atau

Lebih terperinci

KEADAAN KAHAR DAN PERISTIWA KOMPENSASI. Direktorat Penanganan Permasalahan Hukum LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

KEADAAN KAHAR DAN PERISTIWA KOMPENSASI. Direktorat Penanganan Permasalahan Hukum LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KEADAAN KAHAR DAN PERISTIWA KOMPENSASI Direktorat Penanganan Permasalahan Hukum LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KEADAAN KAHAR Pasal 1244 KUHPerdata, sebagai berikut: Debitur harus dihukum

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SENGKETA KONSTRUKSI

PENYELESAIAN SENGKETA KONSTRUKSI PENYELESAIAN SENGKETA KONSTRUKSI I. PENDAHULUAN Pesatnya pembangunan di segala bidang di Indonesia termasuk didalamnya pembangunan di bidang infrastruktur dalam beberapa dekade terakhir telah mendorong

Lebih terperinci

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK 1. PENANDATANGANAN KONTRAK Setelah SPPBJ diterbitkan, PPK melakukan finalisasi terhadap rancangan Kontrak, dan menandatangani Kontrak pelaksanaan pekerjaan, apabila

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN APARTEMEN X BANDUNG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN APARTEMEN X BANDUNG SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN APARTEMEN X BANDUNG ARIE RAHAYU P. NPM: 2012410017 PEMBIMBING: Theresita Herni Setiawan, Ir., MT. UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KONTRAK

PENGENDALIAN KONTRAK PENGENDALIAN KONTRAK PERHATIAN Pembahasan yang disampaikan disini, dalam rangka sebagai bahan diskusi pengendalian kontrak, bukan sebagai materi yang lengkap mengenai pengendalian kontrak, selanjutnya

Lebih terperinci

A. PENGERTIAN PROYEK KONSTRUKSI

A. PENGERTIAN PROYEK KONSTRUKSI PROYEK KONSTRUKSI A. PENGERTIAN PROYEK KONSTRUKSI Suatu rangkaian kegiatan di bedakan atas dua jenis yaitu kegiatan rutin dan kegiatan proyek, yaitu : Kegiatan rutin adalah suatu kegiatan yang terus menerus

Lebih terperinci

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Kontraktor Konsultan Perencana Pemilik Konsultan Pengawas Gambar 3.1. Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan BAB I PENDAHULUAN 1.I. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan pembangunannya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di Indonesia yang sedang dikerjakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Keputusan dan Pengambilan Keputusan Suatu masalah keputusan memiliki suatu lingkup yang berbeda dengan masalah lainnya. Perbedaan ini menonjol terutama karena adanya

Lebih terperinci

PANDANGAN KONTRAKTOR TERHADAP KLAUSUL-KLAUSUL KONTRAK PADA PROYEK KONSTRUKSI Theodorus Bryan 1, Yosua S. Sidarta 2, Andi 3

PANDANGAN KONTRAKTOR TERHADAP KLAUSUL-KLAUSUL KONTRAK PADA PROYEK KONSTRUKSI Theodorus Bryan 1, Yosua S. Sidarta 2, Andi 3 PANDANGAN KONTRAKTOR TERHADAP KLAUSUL-KLAUSUL KONTRAK PADA PROYEK KONSTRUKSI Theodorus Bryan 1, Yosua S. Sidarta 2, Andi 3 ABSTRAK : Pada proyek konstruksi yang berfokus pada bangunan high-rise, atau dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan pelanggan dalam hal ini pemilik proyek (owner). Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan pelanggan dalam hal ini pemilik proyek (owner). Oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menghadapi era globalisasi dan persaingan perdagangan bebas yang cukup ketat atas keunggulan kualitas produk dan pelayanan yang dihasilkan, informasi yang cepat,

Lebih terperinci

MODUL 1 KEBIJAKAN PENYUSUNAN DOKUMEN KONTRAK

MODUL 1 KEBIJAKAN PENYUSUNAN DOKUMEN KONTRAK MODUL 1 KEBIJAKAN PENYUSUNAN DOKUMEN KONTRAK (UU 2/2017 & PP 29/2000 Jo PP 54/2016) admikon2@gmail.com MODUL BIMBINGAN TEKNIS ADMINISTRASI KONTRAK KONSTRUKSI Modul 1 : Kebijakan Penyusunan Dok. Kontrak

Lebih terperinci

KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA Chandra 1 dan Yohanes LD. Adianto 2 1 Mahasiswa Program Magister Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan Bandung

Lebih terperinci

MODUL 2: KEBIJAKAN PENYUSUNAN DOKUMEN KONTRAK (Perpres 54/2010 jo Perpres 04/2015)

MODUL 2: KEBIJAKAN PENYUSUNAN DOKUMEN KONTRAK (Perpres 54/2010 jo Perpres 04/2015) MODUL 2: KEBIJAKAN PENYUSUNAN DOKUMEN KONTRAK (Perpres 54/2010 jo Perpres 04/2015) PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN TERKAIT KONTRAK UNDANG-UNDANG NO 2 TAHUN 2017 PP NO 29 TAHUN 2000 JO PP NO 54 TAHUN 2016

Lebih terperinci

SPESIFIKASI, HPS DAN KONTRAK

SPESIFIKASI, HPS DAN KONTRAK SPESIFIKASI, HPS DAN KONTRAK SPESIFIKASI Elemen Spesifikasi MUTU/KUALITAS JUMLAH SPESIFIKASI WAKTU TINGKAT LAYANAN Informasi lainnyayang Relevan Mutu Barang 1 3 MERK STANDAR INDUSTRI 2 SAMPEL SPESIFIKASI

Lebih terperinci

ESKALASI HARGA KONTRAK KONSTRUKSI MENGGUNAKAN LEADING ECONOMIC INDICATORS STUDI KASUS PROYEK JALAN LAYANG DAN JEMBATAN PASTEUR-CIKAPAYANG-SURAPATI

ESKALASI HARGA KONTRAK KONSTRUKSI MENGGUNAKAN LEADING ECONOMIC INDICATORS STUDI KASUS PROYEK JALAN LAYANG DAN JEMBATAN PASTEUR-CIKAPAYANG-SURAPATI ESKALASI HARGA KONTRAK KONSTRUKSI MENGGUNAKAN LEADING ECONOMIC INDICATORS STUDI KASUS PROYEK JALAN LAYANG DAN JEMBATAN PASTEUR-CIKAPAYANG-SURAPATI TUGAS AKHIR SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN

Lebih terperinci

DOKUMEN-DOKUMEN PROYEK KONTRAK

DOKUMEN-DOKUMEN PROYEK KONTRAK DOKUMEN-DOKUMEN PROYEK KONTRAK Saifoe El Unas Dokumen-Dokumen Pada Proyek Dokumen Proyek Dokumen Kontrak Dokumen Tender Dokumen Pelelangan 1 Dokumen Pelelangan Gambar-gambar bestek RKS (Rencana Kerja dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Menurut Husen (2011), proyek adalah gabungan dari sumber sumber daya seperti manusia, material, peralatan, dan biaya yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI Theresia Monica Sudarsono 1, Olivia Christie 2 and Andi 3 ABSTRAK: Dalam proyek konstruksi terdapat beberapa kemungkinan terjadinya

Lebih terperinci

EVALUASI ADMINISTRASI KONTRAK DAN MONITORING PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI PADA PROYEK KONSULTAN MANAJEMEN TEKNIK PERDESAAN POTENSIAL

EVALUASI ADMINISTRASI KONTRAK DAN MONITORING PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI PADA PROYEK KONSULTAN MANAJEMEN TEKNIK PERDESAAN POTENSIAL EVALUASI ADMINISTRASI KONTRAK DAN MONITORING PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI PADA PROYEK KONSULTAN MANAJEMEN TEKNIK PERDESAAN POTENSIAL Oleh; Kumarul Aripin, Kristina Sembiring, Sempurna Bangun ABSTRAK Dalam

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN STANDAR DAN PROSEDUR DOKUMEN KONTRAK FIDIC DENGAN STANDAR MENTERI PEKERJAAN UMUM. Abstrak

STUDI PERBANDINGAN STANDAR DAN PROSEDUR DOKUMEN KONTRAK FIDIC DENGAN STANDAR MENTERI PEKERJAAN UMUM. Abstrak STUDI PERBANDINGAN STANDAR DAN PROSEDUR DOKUMEN KONTRAK FIDIC DENGAN STANDAR MENTERI PEKERJAAN UMUM Roby Irawan 1), Rafi e 2), Rianny Pratiwi 2) Abstrak Kontrak merupakan dokumen yang sangat penting dalam

Lebih terperinci

1 JDIH Kementerian PUPR

1 JDIH Kementerian PUPR PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31 /PRT/M/2015 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 07/PRT/M/2011 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jenis-jenis Kontrak Dalam suatu pekerjaan kita lazim mendengar istilah kontrak. Kontrak adalah kesepakatan antara dua belah pihak yang secara hukum mengikat (Zaini et al, 2009).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2005), suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1. Definisi Proyek Pengertian proyek secara umum adalah merupakan sebuah kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan atas dasar permintaan dari seorang owner atau pemilik pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 9 PENGENDALIAN PROYEK DAN KONTRAK

BAB 9 PENGENDALIAN PROYEK DAN KONTRAK BAB 9 PENGENDALIAN PROYEK DAN KONTRAK 9.1 Pendahuluan 1. Tujuan Instruksional 1) Bagian 1 a) Mengerti dan memahami kontrak konstruksi b) Mengerti dan memahami jenis-jenis kontrak 2) Bagian 2 a) Memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memuaskan bagi pihak kontraktor dan owner. Keberhasilan suatu kontruksi pasti

BAB I PENDAHULUAN. memuaskan bagi pihak kontraktor dan owner. Keberhasilan suatu kontruksi pasti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia konstruksi berkembang dengan pesat dengan banyaknya pembangunan infrastruktur yang terus menerus dilakukan. Sebagai Negara berkembang Indonesia juga sibuk dengan

Lebih terperinci

Direktorat Penanganan Permasalahan Hukum LKPP

Direktorat Penanganan Permasalahan Hukum LKPP Kontrak Katalog dan Surat Pesanan e-purchasing Direktorat Penanganan Permasalahan Hukum LKPP 1. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah berserta perubahannya 2.

Lebih terperinci

STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK FINE YARN III BUILDING, TANGERANG ABSTRAK

STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK FINE YARN III BUILDING, TANGERANG ABSTRAK STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK FINE YARN III BUILDING, TANGERANG Aryasta Dariskan NRP : 1021022 Pembimbing : Deni Setiawan, S.T., M.T. ABSTRAK Pelaksanaan proyek konstruksi memiliki

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Sipil ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp

Jurnal Teknik Sipil ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp ISSN 2302-0253 10 Pages pp. 63-72 AJIAN PENGARUH CHANGE ORDER PADA KINERJA PELAKSANAAN PROYEK INFRASTRUKTUR GEDUNG PEMERINTAH (Studi Kasus Pembangunan Rumah Komplek Meuligoe Wali Nanggroe) M Rizal 1, Abdullah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek adalah aktivitas sementara dari personil, material, serta sarana untuk menjadikan/mewujudkan sasaran-sasaran proyek dalam kurun waktu tertentu yang kemudian

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. WIKA Gedung yang mengerjakan proyek bangunan gedung apartemen di Kota

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. WIKA Gedung yang mengerjakan proyek bangunan gedung apartemen di Kota BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap pekerja pada perusahan kontraktor WIKA Gedung yang mengerjakan proyek bangunan gedung apartemen di Kota Bandung dapat

Lebih terperinci

ANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

ANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI ANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI F. Simhanandi 1, W. Budiharjo 2, Andi 3 ABSTRAK : Dalam setiap proyek konstruksi selalu

Lebih terperinci

PELATIHAN AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN (SUPERVISION ENGINEER OF ROADS CONSTRUCTION) MODUL MODUL SE 10 PENYERAHAN PEKERJAAN SELESAI

PELATIHAN AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN (SUPERVISION ENGINEER OF ROADS CONSTRUCTION) MODUL MODUL SE 10 PENYERAHAN PEKERJAAN SELESAI PELATIHAN AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN (SUPERVISION ENGINEER OF ROADS CONSTRUCTION) MODUL MODUL SE 10 PENYERAHAN PEKERJAAN SELESAI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA 1

PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA 1 PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA 1 Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 Beserta Perubahannya VERSI 9.2 1 DAFTAR ISI: Pengkajian Ulang RUP Spesifikasi HPS Bukti Perjanjian Jenis Kontrak Jaminan Pengadaan

Lebih terperinci

KLAIM KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PEKERJAAN PENGADAAN GEDUNG KESEHATAN PADA BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA) Herman Susila.

KLAIM KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PEKERJAAN PENGADAAN GEDUNG KESEHATAN PADA BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA) Herman Susila. KLAIM KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PEKERJAAN PENGADAAN GEDUNG KESEHATAN PADA BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA) Herman Susila Abstrak Klaim merupakan bentuk atau cara permohonan atau permintaan

Lebih terperinci

PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT)

PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT) PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT) 1. Ruang Lingkup 2. Metode Pemilihan Penyedia 3. Proses Lelang RUANG LINGKUP Pengadaan barang/jasa yang pembiayaannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBN/APBD,,

Lebih terperinci

PENERAPAN SMK3 DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH

PENERAPAN SMK3 DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH PENERAPAN SMK3 DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH TAHAPAN PENERAPAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PU 1. Tahap pra-konstruksi (rancangan konseptual meliputi studi kelayakan/feasibility Study, survey dan

Lebih terperinci

Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Bengkulu, 12 Mei 2016

Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Bengkulu, 12 Mei 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIAN STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I BENGKULU Jl. Depati Payung Negara KM 14 No.4 Pekan Sabtu Selebar Bengkulu Telp/Fax : (0736) 53066, 52045, 51607 Kelompok

Lebih terperinci

PED OMAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

PED OMAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI Lampiran I Peraturan Menteri PU Nomor : 06/PRT/M/2008 Tanggal : 27 Juni 2008 PED OMAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM J l. P a t t i m u r a N o. 2 0, K e b a

Lebih terperinci

TCE-06 DOKUMEN KONTRAK

TCE-06 DOKUMEN KONTRAK TCE-06 DOKUMEN KONTRAK DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks PU Pasar Jumat Tlp.

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015 ANALISIS KEUNTUNGAN KONTRAKTOR AKIBAT VARIASI SISTEM PEMBAYARAN DAN JADWAL PELAKSANAAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

Lebih terperinci

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) DRAFT BERKAS SERAH TERIMA AKHIR PEKERJAAN (FHO)

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) DRAFT BERKAS SERAH TERIMA AKHIR PEKERJAAN (FHO) STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) DRAFT BERKAS SERAH TERIMA AKHIR PEKERJAAN (FHO) Dinas Bina Marga Provinsi Lampung 2014 DAFTAR SIMAK KEGIATAN SERAH TERIMA AKHIR HASIL PEKERJAAN (FHO) NO DAFTAR SURAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/PRT/M/2015 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI TERINTEGRASI RANCANG DAN BANGUN (DESIGN AND BUILD)

Lebih terperinci

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Henry Pascal Magaline 1, Alvin Januar Haryono 2, Andi 3 ABSTRAK : Biaya overhead sebuah proyek merupakan salah satu unsur harga pokok

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 07/PRT/M/2011 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 07/PRT/M/2011 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 07/PRT/M/2011 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang

Lebih terperinci

KONFLIK ANTARA KONTRAKTOR DAN PEMILIK PROYEK YANG BERPOTENSI MENIMBULKAN KLAIM

KONFLIK ANTARA KONTRAKTOR DAN PEMILIK PROYEK YANG BERPOTENSI MENIMBULKAN KLAIM Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 KONFLIK ANTARA KONTRAKTOR DAN PEMILIK PROYEK YANG BERPOTENSI MENIMBULKAN KLAIM Sondang Dwiputra Paiding Lewa 1 dan Harijanto

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.347, 2011 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Pengadaan. Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi. Standar.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.347, 2011 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Pengadaan. Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi. Standar. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.347, 2011 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Pengadaan. Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi. Standar. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PRT/M/2011

Lebih terperinci