Jurnal Teknik Sipil ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 11 Pages pp. 1-11

Transkripsi

1 ISSN Pages pp PENYEBAB VARIATION ORDER DAN DAMPAK PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI JEMBATAN (Studi Kasus Pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi Jembatan di Provinsi Aceh) Jurisman Amin 1, Taufiq Said 2, Mubarak 2 1) Magister Teknik Sipil Program Banda Aceh 2) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Abstract: Variation order, the reality is often the case due to the implementation phase of the implementation is not necessarily working according to plan. Changes pose to the time, cost and quality. This is the background to determine the causes of variation orders. The purpose of this study was to determine the causes and impact of variation orders on the implementation of the bridge construction project. This study was conducted by distributing questionnaires to the owner, consultants and service providers. Analysis of questionnaire data using Guttman scale instrument. Testing variables with coefficients test reproducibility, scalability, reliability and validity. assessed the impact of variation orders on the contract document data with contract addendum. The results obtained by ranking the causes of variation orders. Cause based design is a matter of delay in approval of design drawings. Followed cause execution of the field is the lack of consultation before continuing field work. Then the cause is the loss of quality based on quality of construction before the end of the maintenance period. The cause is because of the cost based on the cost reduction due to budget constraints at the time of execution. As well as the cause based on the time delay in the process is due to start work warrant. The results of the impact study on the cost of variation orders occurred, because of the additional costs are incurred additional implications for the volume of work. Followed by the effects of time, due to the addition of any scope or volume of work is not necessarily an extension could adversely affect the execution time. Keywords: variation order, projects, bridges Abstrak: Perubahan perintah kerja (variation order), dalam realitanya sering terjadi karena penerapan tahap pelaksanaan kerja belum tentu sesuai dengan rencana. Perubahan menimbulkan terhadap waktu, biaya dan mutu. Hal inilah yang menjadi latar belakang untuk mengetahui faktor penyebab variation order. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab dan dampak variation order pada pelaksanaan proyek pembangunan jembatan. Penelitian ini dilaksanakan dengan penyebaran kuesioner kepada pihak owner, konsultan dan penyedia jasa. Analisa data kuesioner menggunakan instrumen Skala Guttman. Pengujian variabel dengan menguji koefisien reprodusibilitas, skalabilitas, validitas dan reliabilitas. Dampak variation order dikaji pada data dokumen kontrak beserta addendum kontrak. Hasil penelitian diperoleh peringkat penyebab variation order. Penyebab berdasarkan desain adalah masalah keterlambatan persetujuan gambar desain. Diikuti penyebab pelaksanaan lapangan adalah kurangnya konsultasi sebelum melanjutkan pekerjaan lapangan. Kemudian penyebab berdasarkan mutu adalah penurunan kualitas konstruksi sebelum batas akhir masa pemeliharaan. penyebab berdasarkan biaya adalah karena pengurangan biaya disebabkan keterbatasan anggaran pada waktu pelaksanaan. Serta penyebab berdasarkan waktu adalah karena keterlambatan proses surat perintah mulai kerja. Hasil penelitian dampak variation order terjadi pada biaya, karena penambahan biaya terjadi implikasi terhadap tambahan volume kerja. Diikuti dengan dampak terhadap waktu, karena setiap terjadi penambahan lingkup kerja atau volume kerja belum tentu dapat menimbulkan dampak terhadap perpanjangan waktu pelaksanaan. Kata Kunci : Variation order, proyek, jembatan 1 - Volume 2,. 1, Februari 2013

2 PENDAHULUAN Perubahan perintah kerja (variation order), dalam realitanya sering terjadi karena penerapan metode pelaksanaan proyek tidak selalu berjalan dengan baik. Adapun penyebab utama variation order adalah kurangnya pemahaman pihak-pihak terkait pada tahap perencanaan ataupun pada tahap pelaksanaan proyek. Sehingga dapat menimbulkan kerugian dalam segala hal baik dari segi waktu, biaya dan mutu. Menurut (Gray at all 2006) pada umumnya variation order sering menimbulkan klaim, perselisihan pendapat, moral kerja, biaya tak terduga. Dapat menimbulkan konflik dan perdebatan tentang apa dan siapa yang menjadi penyebabnya. pada akhirnya dapat merugikan pihak kontraktor. Akibatnya, usaha-usaha untuk menanggulangi variation order mungkin hanya akan menyelesaikan gejalanya saja atau meminimalisasikan terjadinya variation order, dan tidak sampai pada akar permasalahan yang dapat membatasi timbulnya variation order. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat penyebab dan dampak variation order. Dan ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada proyek konstruksi Wilayah I Lintasan Timur di Provinsi Aceh. Diselenggarakan oleh Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga pada proyek pembangunan jembatan bangunan bawah yang dilaksanakan dalam kurun waktu 2010 hingga 2011 dengan sumber dana APBN. KAJIAN KEPUSTAKAAN Tinjauan kepustakaan bertujuan memberikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah yang ditinjau tentang variation order, meliputi anggapan-anggapan dasar serta hasil-hasil penelitian terhadap masalah serupa yang telah diteliti yang sesuai dengan permasalahan pada penelitian ini. Proyek Konstruksi dan Tahapannya Proyek konstruksi adalah suatu usaha yang bersifat sementara memiliki batasan waktu pelaksanaan dan anggaran serta menghasilkan suatu produk atau jasa. Menurut A. A. Diah Parami Dewi (2010) proyek konstruksi dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk mendirikan suatu bangunan yang membutuhkan sumber daya, baik biaya, tenaga kerja, material dan peralatan. Tahapan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang harus diselesaikan. Menurut PMBOK (Project Management Body of Knowledge) yang diterbitkan oleh PMI (Project Management Institute) Amerika, mengatakan bahwa Sistem Manajemen Proyek dapat diuraikan dalam 9 kategori bidang manajemen yakni Ruang Lingkup Proyek, Integrasi Proyek, Waktu Proyek, Biaya Proyek, Mutu Proyek, Sumber Daya Manusia, Komunikasi Proyek, Risiko Volume 2,.1 Februari

3 Proyek, dan Pengadaan Proyek Menurut prosedur operasional standar tahapan proyek dibagi dalam 4 (empat) kelompok besar yaitu: Gagasan, Perencanaan teknis, Fisik dan Pemanfaatan. Tim Pelaksanaan Proyek (Stakeholders) Dalam segala institusi, pasti terdapat pihak-pihak yang memiliki kepentingan dalam institusi tersebut, pihak-pihak tersebut disebut dengan istilah stakeholder. Stakeholder dalam sebuah proyek konstruksi terdiri dari owner, kontraktor, sub kontraktor, konsultan, konsumen, supplier, pemerintah dan masyarakat. Menurut keterangan (Abriyani Sulistyawan 2008). menyatakan bahwa agar keinginan dan kebutuhan masing-masing pihak dalam suatu proyek dapat direalisasikan untuk pencapaian sasaran dan tujuan, maka perlu dilakukan identifikasi terhadap organisasi atau individual, yang disebut dengan istilah stakeholder antara lain: owner, Konsultan, Kontraktor, Pemasok. Variation Order Dalam Peraturan Presiden RI. 54 tahun (2010) Pasal 87 tentang perubahan kontrak, terutama ayat 1 menyatakan: dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan dengan gambar atau spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak. Perubahan perintah kerja pada umumnya di dalam proyek konstruksi adalah perubahan yang dapat mempengaruhi 3 - Volume 2,. 1, Februari 2013 pelaksanaan proyek, pada umumnya ada tiga bagian: Contract Change Order (CCO), Addendum dan Variation order. Menurut (Fisk 2006 ) terdapat dua tipe dasar perubahan yaitu: Directive change perubahan yang diajukan dalam bentuk tertulis, dan Constructive change merupakan perubahan yang bersifat membangun atau sebuah tindakan informal. Menurut (Andi 2005) Faktor yang terkait dengan desain dan variation order biasanya lebih langsung berhubungan dengan proses desain yang melibatkan konsultan dan owner. Faktor penyebab variation order pada penelitian ini didasari pada literatur dan kepustakaan serta pada suatu pengambilan keputusan atau kebijakan yang diterapkan di lapangan. Menurut (Randa S.M. Jawad dkk 2009) melakukan penelitian terhadap penyebab variation order pada proyekproyek konstruksi, bahwa yang menjadi penyebab variation order adalah perubahan rencana (planning) oleh owner, penggantian material, perubahan desain oleh konsultan, kesalahan desain dan lingkup pekerjaan untuk kontraktor yang tidak jelas Dampak yang paling tidak diinginkan tentang adanya variation order adalah menurut keterangan PERPRES. 54 tahun (2010), dapat menjadi suatu sumber dari penyuapan dan korupsi di dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Menurut Clifford F. Gray dan Erik W. Larson

4 (2006) proyek konstruksi menunjukkan bahwa tertundanya jadwal penyelesaian merupakan kendala utama akibat variation order, sedangkan untuk masalah lainnya adalah klaim dan perselisihan, cost overruns dan moral tenaga kerja. METODE PENELITIAN Proses penelitian secara sistematis diuraikan sesuai pokok permasalahan, menggunakan perhitungan statistik, sehingga memperoleh satu tujuan yang diharapkan. Objek dan Lokasi Penelitian Objek penelitian ini pada proyek konstruksi jembatan di Provinsi Aceh yang dibangun tahun 2010 sampai dengan 2011, dengan sumber dana APBN. Lokasi penelitian pada proyek konstruksi jembatan di Wilayah I Lintasan Timur Aceh. diselenggarakan oleh Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga. Sumber dan Jenis Data Sumber data dalam penelitian berdasarkan data kualitatif yang diangkakan (kuantitatif) dan addendum kontrak. Jenis data yang dikumpul terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan Data Pengumpulan data diperoleh sesuai dengan topik dan tujuan peneliti. Tahap pertama melakukan kajian pustaka untuk menentukan variabel. Tahap kedua melakukan observasi tinjauan paket proyek yang menimbulkan biaya, mutu dan waktu. Analisa Data Analisa data adalah penelitian pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dan untuk mengukur analisa tersebut digunakan Skala Guttman. Pengujian variabel dengan analisa validitas dan reliabilitas. Hasil pengolahan data diinterpretasikan tingkat penyebab dan dampak variation order. HASIL PEMBAHASAN Gambaran umum responden Responden pada umumnya adalah suatu subjek yang dijadikan tujuan penyebaran kuesioner untuk memperoleh data primer. Peninjauan lapangan pada penelitian ini dibagi dalam 3 kelompok dalam pelaksanaan proyek, yaitu owner, kontraktor dan konsultan. Terdiri dari: Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan pengawas lapangan dari pihak Dinas Pemerintah BMCK Aceh, General Supraintendant (GS) dari pihak kontraktor dan Site Engineer (SE) dari pihak konsultan pengawas. Hasil penyebaran kuesioner diperoleh jawaban-jawaban dari responden, dimana komposisi responden diperlihatkan pada tabel 1. Volume 2,.1 Februari

5 Tabel 1. Deskripsi Responden A B Deskripsi Jabatan PPTK (owner) Pengawas lapangan, owner General Supraintendant (kontraktor) Site Engineer (konsultan pengawas) Usia Responden 21 s/d 30 tahun 31 s/d 40 tahun 41 s/d 50 tahun 51 s/d 60 tahun Komposisi Responden Bobot (%) 11,76 29,41 29,41 29,41 Total Total C Tingkat Pendidikan Pendidikan S1 Pendidikan S D Pengalaman 5 Tahun 5 Tahun Total Total Hasil uji validitas, reliabilitas, koefisien reprodusibilitas dan skalabilitas Analisa data dapat dilakukan menguji kelayakan hasil kuesioner dengan skala pengukuran Skala Guttman, langkah pertama perhitungan Koefisien Reprodusibilitas dan Skalabilitas: Kr = 1 e = 1 0 n = 1 > rk 0 memenuhi syarat Kemudian Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui suatu konsistensi hasil pengukuran dari instrument yang digunakan: Kr 20 = k k 1. s 2 Pq s 2 Kr 20 = 1,020 x 0,907 = 0,926 > r tabel = memenuhi syarat. Ks = 1 e = 1 0 = 1 > rk 0,6 memenuhi p syarat Dilanjutkan dengan uji validitas untuk menyatakan hasil kuesioner valid: rxy = r xy = 0,385 > r tabel = memenuhi syarat n ( XY ) ( X ). ( Y ) n. X 2 ( X) 2 }. { n. Y 2 ( Y ) 2 Penyebab Variation Order Penyebab variation order cenderung disebabkan oleh banyak faktor. Hasil penelitian terhadap tiga kelompok responden terdiri (owner, konsultan dan kontraktor) menghasilkan respon yang baik, sehingga dapat dijelaskan tingkat penyebab variation order. 5 - Volume 2,. 1, Februari 2013

6 Faktor Desain Ada 3 komponen dinyatakan lebih dominan menyebabkan variation order. Berdasarkan jawaban pernah dan tidak pernah adalah tentang keterlambatan persetujuan gambar desain. Klarifikasi kesalahan desain dan tentang pembekalan pengawas pelaksana proyek dengan gambar shop drawing. Lebih jelas dapat dilihat dalam Tabel 2. Tabel 2. Hasil Analisa Pada Faktor Desain Variabel Pernah Tidak Pernah Jlh % Jlh % 1 keterlambatan desain dalam persetujuan gambar 19 55, ,12 2 Pengawasan dibekali dengan gambar shop drawing , ,29 3 Klarifikasi kesalahan desain 20 58, ,18 Faktor Pelaksanaan Lapangan Ada 3 komponen dinyatakan lebih dominan menyebabkan variation order. Berdasarkan jawaban pernah dan tidak pernah adalah masalah kurang konsultasi sebelum melanjutkan pekerjaan. Diikuti tentang perbandingan data daya dukung tanah perencana dengan data pelaksana. Kemudian cross cek ketepatan posisi abutman. Lebih jelas dapat dilihat dalam Tabel 3. Tabel 3. Hasil Analisa Pada Faktor Pelaksana Lapangan 1 2 Variabel Pembandingan data daya dukung tanah perencana dengan data pelaksana. konsultasi kepada pihak terkait sebelum bekerja Pernah Tidak Pernah Jlh % Jlh % 18 52, , , ,94 3 cross cek ketepatan posisi abutman , ,18 Faktor Mutu Ada 3 komponen dinyatakan lebih dominan menyebabkan variation order. Berdasarkan jawaban pernah dan tidak pernah adalah masalah penurunan kualitas konstruksi. Diikuti dengan kurang pengetahuan tentang peralatan, bahan dan material. Kurang melakukan pengecekan Volume 2,.1 Februari

7 kualitas bahan atau material. Lebih jelas dapat dilihat dalam Tabel 4. Tabel 4. Hasil Analisa Pada Faktor Mutu 1 Variabel Mengetahui tentang peralatan, bahan dan material. Pernah Tidak Pernah Jlh % Jlh % 21 61, ,24 2 Pengecekan kualitas bahan atau material 24 70, ,41 3 Penurunan kualitas konstruksi (cacat) sebelum batas akhir masa pemeliharaan 17 50, ,00 Faktor Biaya Ada 3 komponen dinyatakan lebih dominan menyebabkan variation order. Berdasarkan jawaban pernah dan tidak pernah adalah masalah pengurangan biaya. Diikuti dengan masalah keterlambatan proses pembayaran jasa pelaksana. Kemudian masalah penggalangan dana atau pengutipan dana dari pihak eksternal. Lebih jelas dapat dilihat dalam Tabel 5. Tabel 5. Hasil Analisa Pada Faktor Biaya 1 Variabel Keterlambatan proses pembayaran jasa pelaksana. Pernah Tidak Pernah Jlh % Jlh % 17 50, ,00 2 Pengutipan dana dari pihak eksternal , ,12 3 pengurangan biaya (cost) disebabkan oleh keterbatasan anggaran pada waktu pelaksanaan 16 47, ,94 Faktor Waktu Ada 3 komponen dinyatakan lebih dominan menyebabkan variation order. Berdasarkan jawaban pernah dan tidak pernah adalah masalah keterlambatan keluar surat perintah mulai kerja lapangan. Diikuti tentang pengalaman tenaga kerja dan tidak melakukan mogok kerja. Keterlambatan pengadaan atau mobilisasi alat berat dan keterlambatan dalam supplier bahan atau material. Lebih jelas dapat dilihat dalam Tabel Volume 2,. 1, Februari 2013

8 Tabel 6. Hasil Analisa Pada Faktor Waktu Variabel Pernah Tidak Pernah Jlh % Jlh % 1 Keterlambatan proses persetujuan kontrak 22 64, ,29 2 Tenaga kerja anda berpengalaman dan tidak melakukan mogok kerja 17 50, ,00 3 Keterlambatan dalam pengadaan alat berat, bahan atau material , ,12 Dampak Variation Order Variation order dapat menimbulkan dampak terhadap biaya, waktu dan mutu. Berdasarkan dokumen kontrak beserta addendum kontrak dari kesepuluh paket pekerjaan yang ditinjau. Lingkup perubahan akibat variation order terdiri dari: Perubahan lingkup kerja, pekerjaan tambah dan perpanjangan waktu. Dampak variation order terhadap biaya Perubahan nilai kontrak cenderung disebabkan oleh perubahan volume kerja yang dapat menimbulkan tambah kurang biaya pelaksanaan. Kesepuluh paket pekerjaan yang ditinjau hanya dua paket tidak ada penambahan nilai kontrak. Dampak variation order terhadap waktu Perubahan waktu penyelesaian proyek merupakan salah satu bentuk dampak variation order. Kesepuluh paket pekerjaan yang ditinjau hanya tiga paket tidak ada perpanjangan waktu. Dampak variation order terhadap mutu Dampak terhadap mutu konstruksi karena adanya perubahan spesifikasi teknik, pekerjaan tambah kurang dan perpanjangan waktu. Dampak setelah melakukan perubahan sampai batas masa pemeliharaan, fisik konstruksi tidak mengalami cacat atau pekerjaan ulang. Hasil analisa data addendum kontrak terhadap 10 paket pekerjaan berdasarkan klasifikasi waktu, biaya dan mutu, diperoleh hasil jumlah paket pekerjaan yang menimbulkan perubahan lingkup kerja dan waktu. Paket pekerjaan yang menimbulkan perubahan tambah kurang dapat dilihat pada Tabel 8. Volume 2,.1 Februari

9 Persentase Jurnal Teknik Sipil Tabel 7. Jumlah Paket Yang Menimbulkan Dampak Biaya, Waktu Dan Mutu Dampak Nama Paket Pekerjaan Pembangunan Jembatan Baru Batas Aceh Tengah Km 415 Blangkejeren. Penggantian Jembatan Alue Kuta Dua, Cs Pemeliharaan Jembatan Alue Lhoksukon, Cs Paket Pemeliharaan Jembatan Km 77 Batas Pidi Batas Kota Sigli Pemeliharaan Berkala Jembatan Meunasa Reudeup, Cs Pemeliharaan Berkala Jembatan Alu Matang Panyang, Cs Pelebaran Jembatan Jalan Dua Jalur Kota Lhokseumawe, Cs Waktu Biaya Mutu Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Pelebaran Jembatan Alue Capeung, Cs Pemeliharaan Berkala Jembatan Krueng Geukeuh Perolehan hasil analisa data addendum kontrak terhadap 10 paket pekerjaan berdasarkan klasifikasi waktu, biaya dan mutu. Peringkat dampak variation order dapat dilihat dalam Gambar Grafik Pelebaran Jembatan Lueng Meuria, Cs Jumlah Bobot ( % ) Berdasarkan gambar grafik, yang 82% 80% 78% 76% 74% 72% 70% 68% 66% 64% wakt u biaya Dampak VO 70% 80% Gambar 1. Grafik Dampak Variation Order 9 - Volume 2,. 1, Februari 2013 lebih menimbulkan dampak variation order adalah biaya. Tingginya grafik biaya karena terjadi implikasi terhadap penambahan volume kerja atau tambah jenis pekerjaan. Diikuti dengan grafik waktu, rendahnya grafik waktu karena penambahan lingkup kerja belum tentu dapat mempengaruhi waktu penyelesaian proyek. Sehingga pelaksanaan proyek dan dapat diselesaikan sesuai kontrak. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan mengenai kajian penyebab dan dampak variation order yang telah dikemukakan di atas, akan disimpulkan

10 sebagai berikut : 1. Hasil penelitian penyebab variation order berdasarkan analisa data kuesioner pada pelaksanaan proyek konstruksi jembatan bangunan bawah, diperoleh peringkat utama adalah masalah keterlambatan persetujuan gambar desain, diikuti dengan kurangnya konsultasi sebelum melanjutkan pekerjaan lapangan, kemudian penurunan kualitas konstruksi (cacat) sebelum batas akhir masa pemeliharaan dan pengurangan biaya (cost) disebabkan keterbatasan anggaran pada waktu pelaksanaan, serta keterlambatan proses surat perintah mulai kerja. 2. Hasil analisa data addendum kontrak, diperoleh peringkat nilai dampak variation order adalah dampak terhadap biaya karena dominan terjadi penambahan volume kerja, dan diikuti dengan dampak terhadap waktu karena pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaikan dengan sistem kerja lembur atau penambahan tenaga kerja. 3. Hasil penelitian menunjukkan, penyebab dan dampak variation order dapat diperkecil berdasarkan pengalaman, pengetahuan dan mengetahui penyebab sebelum terjadinya dampak. Saran Hasil penelitian yang telah dilaksanakan penulis menyarankan beberapa hal yang mendasar yang perlu untuk dilakukan perbaikan: 1. Perlu adanya kesadaran dan kajian yang dapat menimbulkan penyebab variation order yang berkesinambungan demi terciptanya penggunaan anggaran dan penentuan penjadwalan pekerjaan yang efektif dan efisien. 2. Sangat diperlukan peningkatan penerapan spesifikasi kontrak dalam meminimalisasikan terjadinya variation order, terutama pada faktor desain, dimana pelaksanaan lapangan masih kurang baik yaitu tentang perubahan desain dan ketidaklengkapan desain atau shop drawing yang tidak memadai, disebabkan kurang pengetahuan, pengalaman dan ketelitian. 3. Dalam penelitian lanjutan dapat dilakukan penelitian terhadap kajian variation order, dalam pelaksanaan lapangan pembangunan konstruksi jembatan khususnya bangunan bawah dengan menggunakan Skala Likert. DAFTAR KEPUSTAKAAN Andi, Faktor-Faktor Penyebab Rework Pada Pekerjaan Konstruksi. Civil Engineering Dimension. Vol. 1. Hal: Dewi, AA. DP., Identifikasi Faktor- Faktor Profesionalisme Manajer Proyek Pada Proyek Konstruksi Jurnal Ilmiah Teknik Sipil. Vol. 14, Hal: Denpasar: Penerbit Universitas Udayana. Dep. PU Dirjen Bina Marga, Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan. Volume 2,.1 Februari

11 Appendix A detailed earthquake design. Indonesia and Australia: Edisi Persyaratan Tahan Gempa. Fisk, ER dan Reynolds, WD., Construction Project Administration. Eighth Edition. New Jersey: Prentice Hall. Gray, CF dan Larson, EW., Project Management The Managerial Proses. Yogyakarta: Penerbit Andi. Peraturan Presiden RI 54, Tahun Tentang Perubahan Kontrak. Project Management Institute (PMI), A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK). US Jurnal of Project Management, Newtown Square. Pennsylvania USA Riduwan, Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta. Sulistyawan, A., Pengaruh Kinerja Tim Proyek Terhadap Keberhasilan Proyek. Jurnal Dinamika Teknik Sipil, Vol. 8, Semarang: Penerbit Sipil Universitas Diponegoro Volume 2,. 1, Februari 2013