BAB I PENDAHULUAN. negara-negara lain dengan melakukan berbagai perbaikan dan peningkatan. tujuan negara yaitu mensejahterakan kehidupan bangsa.
|
|
- Fanny Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globlisasi mendorong peningkatan dalam setiap segi kehidupan masyarakat. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya untuk bangkit dari ketertinggalan oleh negara-negara lain dengan melakukan berbagai perbaikan dan peningkatan dalam berbagai sektor. Semua kegiatan tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan negara yaitu mensejahterakan kehidupan bangsa. Peningkatan kualitas hidup masyarakat yang merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah ternyata telah memberikan dampak terhadap kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi, baik kebutuhan di bidang ekonomi, teknologi, termasuk kebutuhan akan sarana transportasi. Pembangunan daerah menjadi lingkungan modern dengan berbagai infrastruktur yang canggih tidak dapat dipisahkan dari alat transportasi. Semakin banyak dan majunya sarana transportasi semakin memudahkan masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan dalam memenuhi segala kepentingannya. Penyediaan sarana transportasi umum, terutama sarana transportasi darat sebagai sarana transportasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat, sayangnya masih belum bisa memberikan pelayanan yang baik sehingga tidak memberikan kepuasan bagi masyarakat.
2 2 Kemampuan sebagian masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan sarana transportasi, di sisi lain, masih rendah karena memerlukan dana yang tidak sedikit. Hal ini yang kemudian dijadikan peluang oleh beberapa orang untuk membuka usaha dalam bidang transportasi, salah satunya dengan membuka usaha persewaan kendaraan bermotor seperti mobil dan sepeda motor. Kegiatan usaha persewaaan kendaaraan bermotor dilakukan berdasarkan kesepakatan para pihak dalam bentuk perjanjian sewa menyewa kendaraan. Perjanjian sewa menyewa diatur dalam Pasal 1548 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata), yang menyatakan bahwa : Sewa menyewa adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari suatu barang, selama waktu tertentu dan dengan pembayaran suatu harga yang oleh pihak yang tersebut terakhir itu disanggupi pembayarannya. Kesimpulan dari pengertian di atas bahwa perjanjian sewa menyewa merupakan perjanjian yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pihak yang memberikan kenikmatan atas suatu barang, dan pihak lain yang menikmati, dengan pemberian harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Perjanjian sewa menyewa mobil, pada umumnya dilakukan secara tertulis dalam bentuk perjanjian standar atau perjanjian baku. Perjanjian ini dituangkan dalam formulir yang isi dan ketentuannya ditentukan secara sepihak oleh pelaku usaha. Konsumen, dalam hal ini pihak penyewa hanya dapat menerima atau menolak perjanjian tersebut tanpa diberikan hak untuk merundingkan isi perjanjian.
3 3 Sutan Remy Sjahdeini, mendefinisikan perjanjian standar atau perjanjian baku sebagai: perjanjian yang hampir seluruh klausa-klausanya sudah dibakukan oleh pemakainya dan pihak lain pada dasarnya tidak mempunyai peluang untuk merundingkan atau meminta perubahan. 1 Perjanjian standar dipilih sebagai bentuk dari perjanjian sewa menyewa mobil selain untuk melindungi kepentingan pihak pelaku usaha, juga dianggap lebih efektif dan efisien karena tidak memerlukan prosedur yang panjang dan menghabiskan waktu yang relatif lama. Kelemahannya, konsumen atau penyewa hanya dapat menerima atau menolak perjanjian dan sama sekali tidak diberikan kesempatan untuk menegosiasikan isi perjanjian. Posisi atau kedudukan para pihak, dalam hal ini tidak seimbang. Posisi konsumen sangatlah lemah bila dibandingkan dengan posisi atau kedudukan pengusaha yang kuat dalam pembuatan perjanjian. Konsep keseimbangan sangat penting dalam penyusunan suatu kontrak karena tahapan inilah yang menjadi dasar dalam pemenuhan prestasi. Konsep keseimbangan dituangkan menjadi suatu asas hukum dalam hukum kontrak yakni asas keseimbangan. Asas hukum berfungsi sebagai pondasi yang memberikan arah, tujuan serta penilaian fundamental, mengandung nilai-nilai dan tuntutan-tuntutan etis. Para pihak dalam suatu perjanjian seharusnya memiliki kedudukan atau posisi tawar yang seimbang yang merupakan cerminan dari pengertian asas 1 Sutan Remy Sjahdeini, 1993, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang Seimbang bagi Para pihak dalam Perjanjian Kredit Bank di Indonesia, Institut Bankir Indonesia, Jakarta, hlm. 66.
4 4 keseimbangan. Hal tersebut dapat memberikan keadilan bagi para pihak dalam perjanjian. Asas keseimbangan ini sulit diterapkan dalam perjanjian dengan bentuk perjanjian standar, karena pihak kreditur cenderung selalu memiliki posisi yang lebih kuat. Asas keseimbangan menuntutut adanya pertukaran hak dan kewajiban yang adil bagi para pihak dalam perjanjian. Kedudukan kreditur yang kuat harus dimbangi dengan kewajiban kreditur untuk melaksanakan perjanjian dengan itikad baik. Penerapan asas keseimbangan, sudah atau belum diterapkan dalam perjanjian dapat diketahui selain dengan melihat posisi tawar para pihak, juga harus melihat substansi dari perjanjian untuk mengetahui adanya pertukaran hak dan kewajiban yang seimbang bagi para pihak. Asas keseimbangan juga dapat dilihat dari pelaksanaan perjanjian. Narada Trans adalah salah satu dari sekian banyak penyedia jasa sewa mobil yang ada di Sleman. Persewaan mobil Narada Trans memiliki dua jenis sewa, yaitu sewa lepas kunci, merupakan sewa dimana kendaraan diserahkan sepenuhnya kepada pihak penyewa untuk dinikmati kegunaanya, serta sewa dengan sopir yang merupakan sewa dengan kendaraan diserahkan kepada pihak penyewa disertai sopir. Perjanjian sewa menyewa mobil pada persewaan mobil Narada Trans dilakukan berdasarkan kata sepakat. Pembuatan perjanjian sewa menyewa mobil, selain megandung posisi tawar yang tidak seimbang, dalam praktek, sering juga ditemui klausul-klausul dalam perjanjian yang sangat memberatkan pihak konsumen atau penyewa
5 5 dan semakin memperlemah posisinya. Klausul dalam perjanjian standar tersebut disebut klausula baku yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Pelanggaran terhadap Undangundang ini, terutama terhadap Pasal 18 mengenai klausula baku, masih banyak ditemukan dalam beberapa perjanjian sewa menyewa mobil. Perjanjian sewa menyewa mobil dituangkan ke dalam bentuk perjanjian standar atau baku untuk melindungi kepentingan pihak pengusaha. Hal ini karena risiko yang mungkin timbul dari kegiatan usaha tersebut sangat besar. Pengusaha persewaan mobil, pada praktenya, tidak sedikit yang mengalami kerugian akibat beberapa hal seperti kendaraan dibawa lari oleh penyewa, kendaraan dalam kondisi rusak saat dikembalikan, kendaran mengalami kecelakaan, dan hal lainnya. Berkaitan dengan risiko yang dihadapi bahwa sebenarnya dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa mobil, posisi atau kedudukan pelaku usaha sama lemahnya dengan konsumen, sehingga bentuk perlindungan hukum bagi para pihak menjadi sangatlah penting. Pihak pelaku usaha dan konsumen seharusnya mendapatkan perlindungan yang sama baiknya agar kepentingan para pihak dalam perjanjian sewa menyewa dapat dicapai, namun hal tersebut sulit terpenuhi mengingat masih banyak kontrak yang bersifat tidak seimbang. Inilah yang menjadi alasan penulis untuk mengangkat masalah tersebut dalam penelitian untuk penulisan hukum.
6 6 B. Perumusan Masalah 1. Bagaimanakah asas keseimbangan diterapkan dalam perjanjian sewa menyewa mobil pada persewaan mobil Narada Trans, Sleman? 2. Bagaimanakah perlindungan hukum bagi para pihak dalam perjanjian sewa menyewa mobil pada persewaan mobil Narada Trans, Sleman dikaitkan dengan asas keseimbangan? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Subjektif Penelitian ini ditujukan untuk melengkapi persyaratan akademis dalam rangka memperoleh gelar sarjana hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. 2. Tujuan Objektif a. Mengetahui dan menganalisis penerapan asas keseimbangan dalam perjanjian sewa menyewa mobil pada persewaan mobil Narada Trans, Sleman. b. Mengetahui dan menganalisis perlindungan hukum bagi para pihak dalam perjanjian sewa menyewa mobil pada persewaan mobil Narada Trans, Sleman dikaitkan dengan asas kesimbangan. D. Keaslian Penelitian Berdasarkan penulusuran kepustakaan yang dilakukan penulis di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, belum ada penelitian khusus mengenai judul yang penulis angkat dalam penulisan hukum ini. Penulis hanya menemukan penelitian yang memiliki topik berkaitan, namun
7 7 berbeda subjek, objek serta ruang lingkup penelitiannya dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Penelitian dengan topik berkaitan tersebut diantaranya, yaitu : 1. Asas Keseimbangan dalam Perjanjian, antara Prinsip Kehati-hatian Pemberian Kredit Kupedes dan Kemampuan Nasabah di bank BRI Unit Prawirotaman, Yogyakarta, Tesis oleh Syakib Arsalam di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada tahun Penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut : 1) Bagaimanakah asas keseimbangan dirumuskan dalam perjanjian kredit Kupedes di bank BRI unit Prawirotaman, Yogyakarta? 2) Bagaimanakah arti penting dari asas keseimbangan dikaitkan dengan prinsip kehati-hatian dalam perjanjian kredit Kupedes di bank BRI unit Prawirotaman, Yogyakarta? Penelitian ini juga memiliki tujuan sebagai berikut : 1) Mengetahui dan menganalisa perumusan asas keseimbangan dalam perjanjian kredit Kupedes di bank BRI unit Prawirotaman, Yogyakarta. 2) Mengetahui dan menganalisa arti penting dari asas keseimbangan dikaitkan dengan prinsip kehati-hatian dalam perjanjian kredit Kupedes di bank BRI unit Prawirotaman. 2 Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Penulis. Penelitian atau penulisan hukum ini membahas mengenai perumusan dan 2 Syakib Arsalam, Asas Keseimbangan dalam Perjanjian, antara Prinsip Kehati-hatian Pemberian Kredit Kupedes dan Kemampuan Nasabah di bank BRI Unit Prawirotaman, Yogyakarta, Tesis, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 2009, hlm. 7.
8 8 arti penting asas keseimbangan dikaitkan dengan prinsip kehati-hatian dalam perjanjian kredit bank, sementara penulis meneliti asas keseimbangan dalam perjanjian sewa menyewa mobil beserta perlindungan bagi para pihak dikaitkan dengan asas keseimbangan. 2. Pelaksanaan Perjanjian Sewa Menyewa pada Persewaan Mobil Alif Transport Yogyakarta, skripsi oleh Yansen Tambonan di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada tahun Penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut : 1) Bagaimanakah bentuk-bentuk wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa mobil pada persewaan mobil Alif Transport Yogyakarta? 2) Bagaimanakah penyelesaian wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa mobil pada persewaan mobil Alif Transport Yogyakarta? Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk: 1) Mengetahui bentuk-bentuk wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa mobil pada persewaan mobil Alif Transport Yogyakarta. 2) Mengetahui penyelesaian wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa mobil pada persewaan mobil Alif Transport Yogyakarta. 3 3 Yansen Tambonan, Pelaksanaan Perjanjian Sewa Menyewa pada Persewaan Mobil Alif Transport, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 2010, hlm. 7.
9 9 Penelitian ini meskipun pembahasannya sama-sama mengenai perjanjian sewa menyewa mobil, berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Penulis. Penelitian ini lebih memfokuskan pada wanprestasi dalam perjanjian sewa menyewa sebagai inti penelitiannya, tanpa menghubungkannya dengan asas keseimbangan. Penulis, sementara itu meneliti mengenai asas keseimbangan dalam perjanjian sewa menyewa mobil. 3. Pelaksanaan Praktik "Mengulang-Sewakan" dalam Perjanjian Sewa Menyewa Mobil pada PT. Everyasia Yogyakarta, skripsi oleh Galuh Citra Ramadhani di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada tahun Penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut : 1) Bagaimanakah perlindungan hukum bagi PT. Everyasia dalam hal terjadi praktik mengulangsewakan objek dalam perjanjian sewa menyewa? 2) Upaya-upaya apakah yang ditempuh PT. Everyasia terhadap kerugian yang timbul akibat kerusakan yang disebabkan oleh Mr. X selaku penyewa? Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk : 1) Mengetahui perlindungan hukum bagi PT. Everyasia dalam hal terjadi praktik mengulangsewakan objek sewa. 2) Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh PT. Everyasia terhadap kerugian yang timbul karena kerusakan yang disebabkan oleh Mr. X selaku penyewa. ahas tentang perlindungan hukum bagi perusahaan
10 10 penyewaan mobil dalam hal terjadi praktik mengulang-sewakan serta upaya yang ditempuh pelaku usaha terhadap kerugian yang timbul karena praktik mengulang-sewakan. 4 Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Penelitian ini mengangkat praktik mengulangsewakan dalam perjanjian sewa menyewa mobil sebagai fokus utama penelitian, sementara dalam penelitian penulis, tidak membahas mengenai praktik mengulangsewakan dalam perjanjian sewa menyewa. Penulis ebih memfokuskan penelitian pada penerapan asas keseimbangan dalam perjanjian sewa menyewa mobil. Berdasarkan penjelasan di atas, Penelitian yang dilakukan penulis berbeda objek penelitannya dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penulis dalam hal ini melakukan penelitian tentang penerapan asas keseimbangan dalam perjanjian sewa menyewa mobil serta perlindungan para pihak dalam perjanjian sewa menyewa mobil dikaitkan dengan asas kesimbangan. Meskipun ada sedikit persamaan dengan penelitian di atas, namun penelitian tersebut memiliki locus dan tempus yang berbeda. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam pengembangan ilmu hukum terutama Hukum Perdata. 4 Galuh Citra Ramadhani, Pelaksanaan Praktik Mengulangsewakan dalam Perjanjian Sewa Menyewa Mobil pada PT. Everyasia Yogyakarta, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 2012, hlm. 6.
11 11 2. Manfaat Praktis a. Bagi penulis, penelitian ini menambah pemahaman dan pengetahuan penulis mengenai ilmu hukum beserta penerapannya di masyarakat. b. Bagi pengusaha, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat terutama dalam menerapakan asas keseimbangan pada perjanjian sewa menyewa mobil. c. Bagi Konsumen, hasil penelitian diharapakan memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai asas keseimbangan dalam perjanjian yang harus diterapkan terutama dalam perjanjian sewa menyewa mobil serta perlindungan hukum bagi para pihak dikaitakan dengan asas keseimbangan. d. Bagi Pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan pemberian perlindungan hukum bagi pengusaha dan bagi konsumen dalam perjanjian sewa menyewa mobil. e. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai penerapan asas keseimbangan dalam perjanjian terutama perjanjian sewa menyewa mobil.
BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam bahaya yang dapat mengancam kepentingannya tersebut.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong setiap manusia untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingannya masing-masing. Manusia memerlukan bantuan orang lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu jasa yang diberikan bank adalah kredit. sebagai lembaga penjamin simpanan masyarakat hingga mengatur masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian nasional senantiasa bergerak cepat dengan tantangan yang semakin kompleks. 1 Peranan perbankan nasional perlu ditingkatkan sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyelerasikan dan menyeimbangkan unsur-unsur itu adalah dengan dana (biaya) kegiatan untuk menunjang kehidupan manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka pelaksanaan pembangunan nasional harus lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibidang ekonomi merupakan salah satu yang mendapat prioritas utama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka menunjang pembangunan nasional, pembangunan dibidang ekonomi merupakan salah satu yang mendapat prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan. Atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Perjanjian dalam Pasal 1313
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berjanji atau membuat suatu perjanjian merupakan perbuatan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Perjanjian dalam Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. turis-turis tersebut di berbagai kota dan daerah di Indonesia, sehingga. berbagai wilayah dan belahan dunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki berbagai keindahan alam yang sangat menawan dimata dunia tidak salah memiliki jumlah pengunjung wisatawan yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembanganya kerja sama bisnis antar pelaku bisnis. Banyak kerja sama
BAB I PENDAHULUAN Perjanjian berkembang pesat saat ini sebagai konsekuensi logis dari berkembanganya kerja sama bisnis antar pelaku bisnis. Banyak kerja sama bisnis dilakukan oleh pelaku bisnis dalam bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi. 1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia mempunyai kepentingan. Kepentingan adalah suatu tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi. 1 Sejak dilahirkan manusia membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dari perekonomian yang modern dapat dilihat dari kebutuhan hidup manusia yang semakin meningkat. Salah satu kebutuhan itu adalah tentang kebutuhan akan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK
44 BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK 3.1 Hubungan Hukum Antara Para Pihak Dalam Perjanjian Kartu Kredit 3.1.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bisnis media di Indonesia semakin berkembang pesat. Hal ini karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bisnis media di Indonesia semakin berkembang pesat. Hal ini karena semakin banyak peluang usaha yang diciptakan. Selain itu orang Indonesia semakin sadar bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perjanjian kredit pembiayaan. Perjanjian pembiayaan adalah salah satu bentuk perjanjian bentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perjanjian jual beli sangat banyak macam dan ragamnya, salah satunya adalah perjanjian kredit pembiayaan. Perjanjian pembiayaan adalah salah satu bentuk perjanjian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh terhadap semakin banyaknya kebutuhan masyarakat akan barang/ jasa tertentu yang diikuti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan di masyarakat sering kita mendapati perbuatan hukum peminjaman uang antara dua orang atau lebih. Perjanjian yang terjalin antara dua orang atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Penggunaan Klausula Baku pada Perjanjian Kredit
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dari pembahasan mengenai Tinjauan Hukum Peran Otoritas Jasa Keuangan Dalam Mengawasi Penerapan Klausula Baku Dalam Transaksi Kredit Sebagai Upaya Untuk Melindungi Nasabah Dikaitkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara terus menerus dan berkesinambungan, yaitu pembangunan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Indonesia adalah negara berkembang yang senantiasa melakukan pembangunan secara terus menerus dan berkesinambungan, yaitu pembangunan di segala bidang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, di mana pemenuhan kebutuhan tersebut sangatlah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam mempertahankan hidupnya haruslah dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, di mana pemenuhan kebutuhan tersebut sangatlah bergantung pada kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan salah satu hal yang penting bagi setiap individu. Keinginan masyarakat untuk dapat memiliki tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengaturan yang segera dari hukum itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri, perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Salah satu tantangan terbesar bagi hukum di Indonesia adalah terus berkembangnya perubahan di dalam masyarakat yang membutuhkan perhatian dan pengaturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membayar royalti dalam jumlah tertentu dan untuk jangka waktu tertentu.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjanjian merupakan permasalahan penting yang perlu mendapat perhatian, mengingat perjanjian sering digunakan oleh individu dalam aspek kehidupan. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk menjadikan Indonesia harus dapat meningkatkan berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai Negara kepulauan memiliki beberapa wilayah yang penduduknya tersebar dari Sabang sampai Merauke. Banyaknya penduduk menjadikan Indonesia harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat tidak memahami apa itu klausula baku,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar masyarakat tidak memahami apa itu klausula baku, meskipun di dalam praktek kehidupan sehari-hari masyarakat tersebut telah membubuhkan tanda tangannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya setiap orang berhak mendapatkan perlindungan dari hukum. Hampir seluruh hubungan hukum harus mendapat perlindungan dari hukum. Oleh karena itu terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat dewasa ini karena masyarakat sekarang sering membuat perikatan yang berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. handy talky. Tren alat komunikasi yang selalu mengalami pergeseran,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pemikiran dan peradaban manusia merupakan salah satu cikal bakal terjadinya kemajuan di bidang teknologi. Wujud nyata hal tersebut, salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perumahan mengakibatkan persaingan, sehingga membangun rumah. memerlukan banyak dana. Padahal tidak semua orang mempunyai dana yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah merupakan salah satu kebutuhan paling pokok dalam kehidupan manusia. Rumah sebagai tempat berlindung dari segala cuaca sekaligus sebagai tempat tumbuh kembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya lembaga keuangan di Indonesia dibedakan atas dua bagian, yakni lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank, namun dalam praktek sehari-hari
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis di atas penulis akan memberikan kesimpulan dari
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan analisis di atas penulis akan memberikan kesimpulan dari identifikasi masalah dalam sub sub bab sebelumnya, dijelaskan sebagai berikut: 1. Perkembangan transaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk nongkrong-nongkrong di cafe. Gaya hidup nongkrong di. kita sadari merupakan pengaruh dari globalisasi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat arus informasi telah berkembang dengan sedemikian rupa sehingga pengaruhnya dapat dengan cepat terlihat
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tidak menawarkan sesuatu yang merugikan hanya demi sebuah keuntungan sepihak.
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Bisnis merupakan salah satu aktivitas kehidupan manusia dan bahkan telah merasuki semua sendi kehidupan masyarakat modern. Dengan fenomena ini mustahil orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian tersebut diperlukan dana yang besar. Dana untuk menunjang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia termasuk salah satu negara yang perkembangan perekonomiannya cukup pesat, sehingga untuk menunjang perkembangan perekonomian tersebut diperlukan dana
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan terhadap identifikasi masalah, dapat dirumuskan beberapa kesimpulan di antaranya : 1. Kedudukan para pihak : a. Hubungan hukum antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat kita lihat dalam praktek sehari-hari, banyaknya peminat dari
BAB I PENDAHULUAN H. Latar Belakang Dalam dunia perdagangan kita mengenal berbagai macam perjanjian, salah satu diantaranya adalah Perjanjian Sewa Beli. Perjanjian ini timbul dalam praktek karena adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, kata rumah menjadi suatu kebutuhan yang sangat mahal, padahal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu alat transportasi yang banyak dibutuhkan oleh manusia adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini menjadi salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana dari masyarakat secara efektif dan efisien. Salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Kebutuhan masyarakat baik perorangan maupun badan usaha akan penyediaan dana yang cukup besar dapat terpenuhi dengan adanya lembaga perbankan yang
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS PENERAPAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS PENERAPAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU Oleh : Anak Agung Ketut Junitri Paramitha I Nengah Suharta Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya pembangunan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi diperlukan peran serta lembaga keuangan untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang menimbulkan suatu hubungan hukum yang dikategorikan sebagai suatu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Manusia dalam mencapai kebutuhan hidupnya saling berinteraksi dengan manusia lain. Masing-masing individu dalam berinteraksi adalah subjek hukum yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan untuk peduli akan hukumnya sangat rendah. Dalam hal ini,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rechtfictie atau yang lazim disebut fiksi hukum, memiliki pengertian bahwa setiap orang dianggap tahu akan hukum, jadi ketika seseorang tidak tahu hukumnya tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari pembayaran uang. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkat ekonomi tinggi, menengah dan rendah. hukum. Kehadiran berbagai lembaga pembiayaan membawa andil yang besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Republik Indonesia sebagai negara berkembang juga turut memacu roda perekonomian masyarakat. Sayangnya pertumbuhan ekonomi tersebut tidak ditopang oleh pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Untuk mencapai. pembangunan, termasuk dibidang ekonomi dan keuangan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional yang dilaksanakan oleh Bangsa Indonesia selama ini adalah merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan dalam rangka mewujudkan cita-cita masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting bagi masyarakat, terutama dalam aktivitas di dunia bisnis. Bank juga merupakan lembaga yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. kedua belah pihak, yakni pembeli dan penjual.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia bisnis saat ini berbagai macam usaha dan kegiatan dapat dilakukan dalam rangka untuk memenuhi pangsa pasar di tengah-tengah masyarakat.permintaa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang. pembayaran bagi semua sektor perekonomian. 1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan mempunyai nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara
Lebih terperinciLEMBAGA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN
LEMBAGA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN ST., S.H.,M.H Universitas Islam Negeri Alauddin (UIN) Makassar Abstract Vehicle financing agreement was made as the embodiment of the financing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari bermacam-macam kebutuhan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari bermacam-macam kebutuhan dan salah satunya adalah transportasi. Transportasi merupakan kebutuhan yang pokok bagi masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hukum merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Hal ini senada dengan asas Ubi societas ibi ius yang menerangkan bahwa dimana ada manusia disitulah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. terhadap turis asing sebagai konsumen, sehingga perjanjian sewamenyewa. sepeda motor, kepada turis asing sebagai penyewa.
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut : 1. Perjanjian sewa-menyewa sepeda motor antara turis asing dan Rental motor Ana Yogyakarta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lembaga pembiayaan melakukan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan zaman dan pesatnya pembangunan, lembaga keuangan bukan bank sangat diperlukan untuk ikut serta mengemban fungsinya sebagai perantara di bidang keuangan,
Lebih terperinciDIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016 Website :
PENYELESAIAN SENGKETA DALAM PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR DI WILAYAH KABUPATEN GROBOGAN Angga Wisnu Firmansyah*, Siti Malikhatun B, Dewi Hendrawati Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harga tanah dan bangunan yang terus naik dari tahun ke tahun. Tanah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bisnis perumahan di perkotaan maupun di pinggiran merupakan sektor yang sangat menjanjikan. Dewasa ini banyak orang yang membeli rumah di perumahan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa membayarkan sejumlah harga tertentu. mencukupi biaya pendidikan dan lainnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk ekonomi atau homo economicus memiliki berbagai macam kebutuhan yang harus dipenuhi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Kebutuhan manusia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas bisnis merupakan fenomena yang sangat kompleks karena mencakup berbagai bidang baik hukum, ekonomi, dan politik. Salah satu kegiatan usaha yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bukan suatu kebutuhan namun pada saat sekarang dapat menjadi suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup seorang diri tanpa kehadiran manusia lain. Hubungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya di era globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, globalisasi ekonomi guna mencapai kesejahteraan rakyat berkembang semakin pesat melalui berbagai sektor perdangangan barang dan jasa. Seiring dengan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunannasional adalah mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin seluruh rakyat Indonesia secara adil dan merata, sebagai salah satu usaha untuk mengisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. macam variasi barang maupun jasa. Banyaknya variasi barang maupun jasa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini perkembangan di berbagai bidang tumbuh dengan pesat. Perkembangan ekonomi salah satunya. Perkembangan ekonomi ini membawa banyak pengaruh juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi nasional semakin menyatu dengan ekonomi regional dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi nasional semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional, hal ini memiliki dampak yang menguntungkan dan kurang menguntungkan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kehadiran bank sebagai penyedia jasa keuangan berkaitan dengan kepentingan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran bank sebagai penyedia jasa keuangan berkaitan dengan kepentingan masyarakat yang akan mengajukan pinjaman atau kredit kepada bank. Kredit merupakan suatu istilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juta Unit 2 Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, Jumat 05 Desember 2014, Penjulan Mobil Cetak.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan penjualan kendaraan bermotor di Indonesia sampai dengan bulan April 2014 seperti dilansir oleh data Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dana yang besar. Kebutuhan dana yang besar itu hanya dapat dipenuhi. dengan memperdayakan secara maksimal sumber-sumber dana yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam rangka pembangunan ekonomi suatu negara dibutuhkan dana yang besar. Kebutuhan dana yang besar itu hanya dapat dipenuhi dengan memperdayakan secara maksimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup untuk masyarakat dan dirinya dalam menampakkan jati diri.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perumahan merupakan kebutuhan utama atau primer yang harus dipenuhi oleh manusia. Perumahan tidak hanya dapat dilihat sebagai sarana kebutuhan hidup, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi menunjukkan capaian yang cukup menggembirakan akhirakhir. persen, sebagaimana tersaji dalam tebel berikut ini.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dari waktu ke waktu terus melakukan pembangunan untuk mewujudkan negara yang semakin maju, adil, dan sejahtera. Dari berbagai kemajuan yang dicapai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. A. Pembiayaan Konsumen dan Dasar Hukumnya
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN A. Pembiayaan Konsumen dan Dasar Hukumnya 1. Pembiayaan Konsumen Pembiayaan konsumen merupakan salah satu model pembiayaan yang dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa-jasa dari bank tersebut. Disamping itu juga tergantung pada. perbankan sangat identik dengan instrumen bunga.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank adalah lembaga keuangan tempat masyarakat menyimpan dananya yang semata-mata dilandasi oleh kepercayaan bahwa uangnya akan dapat diperoleh kembali pada waktunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pikir dan pengetahuannya, manusia dapat memenuhi segala kebutuhan yang
BAB I PENDAHULUAN Manusia sebagai mahluk sosial mempunyai berbagai macam kebutuhan guna menunjang kelangsungan hidupnya. Seiring dengan perkembangan pola pikir dan pengetahuannya, manusia dapat memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting dalam masyarakat. Oleh karena itu hampir setiap orang pasti mengetahui mengenai peranan bank
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) (Preambule) memuat tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) (Preambule) memuat tujuan serta cita-cita bangsa, termasuk di dalamnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan merupakan sarana bagi pemerintah dalam mengupayakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemenuhan akan sarana transportasi saat ini merupakan kebutuhan pokok
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemenuhan akan sarana transportasi saat ini merupakan kebutuhan pokok setiap manusia. Transportasi sendiri dikelompokkan menjadi jalur darat, laut, dan udara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat, sehingga produk yang dihasilkan semakin berlimpah dan bervariasi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan di bidang teknologi dewasa ini meningkat dengan pesat, sehingga produk yang dihasilkan semakin berlimpah dan bervariasi. Mulai dari barang kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi
1 BAB I PENDAHULUAN Perkembangan masyarakat terlihat pada lembaga yang ada pada masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi maupun hukum. Untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB III KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KREDIT BANK. A. Klausula baku yang memberatkan nasabah pada perjanjian kredit
BAB III KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KREDIT BANK A. Klausula baku yang memberatkan nasabah pada perjanjian kredit Kehadiran bank dirasakan semakin penting di tengah masyarakat. Masyarakat selalu membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama sekaligus menentukan maju mundurnya bank yang bersangkutan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemberian kredit atau penyediaan dana oleh pihak perbankan merupakan unsur yang terbesar dari aktiva bank, dan juga sebagai aset utama sekaligus menentukan maju mundurnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan dalam rangka mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini oleh Pemerintah Indonesia merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain sehingga muncul hubungan utang piutang. Suatu utang piutang merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari kebutuhan yang bermacam-macam. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus berusaha dengan cara bekerja.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor kehutanan di Indonesia telah memiliki peranan penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor kehutanan di Indonesia telah memiliki peranan penting dalam pembangunan nasional sebagai sumber terbesar perolehan devisa nonmigas, pelopor perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian yang pesat telah menghasilkan berbagai jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan dikonsumsi. Barang dan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (KBBI), camping mempunyai arti: membuat (mendirikan) kemah (untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Camping diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai perkemahan dan berasal dari kata dasar kemah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), camping mempunyai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Listrik adalah kebutuhan dasar, strategis dan vital bagi setiap orang khususnya di Indonesia. Listrik adalah tonggak awal menuju peradaban manusia yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dilindungi oleh Pemerintah dan Undang-undang. Setiap warga. bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting dan mendasar dalam peningkatan Sumber Daya Manusia di Indonesia dan merupakan hal terpenting untuk mencapai berbagai macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan hubungan satu sama lain dalam berbagai bentuk. Hubungan tersebut dapat dilakukan antara individu
Lebih terperinciURGENSI PERJANJIAN DALAM HUBUNGAN KEPERDATAAN. Rosdalina Bukido 1. Abstrak
URGENSI PERJANJIAN DALAM HUBUNGAN KEPERDATAAN Rosdalina Bukido 1 Abstrak Perjanjian memiliki peran yang sangat penting dalam hubungan keperdataan. Sebab dengan adanya perjanjian tersebut akan menjadi jaminan
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN JAMINAN FIDUSIA (STUDI KASUS DI PT. CITRA MANDIRI MULTI FINANCE SEMARANG) SKRIPSI
PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN JAMINAN FIDUSIA (STUDI KASUS DI PT. CITRA MANDIRI MULTI FINANCE SEMARANG) SKRIPSI Pelaksana Penilitian : Frediyanto 12.20.0006 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diemban negara sebagaimana tertuang di dalam Pancasila dan Undangundang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang, terus meningkatkan roda perekonomian dan melaksanakan pembangunan yang berkesinambungan di berbagai bidang. Hal tersebut
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan pada uraian dari bab-bab penulisan skripsi ini, maka dapat ditarik
BAB V PENUTUP Berdasarkan pada uraian dari bab-bab penulisan skripsi ini, maka dapat ditarik beberapa poin kesimpulan dan saran yang merupakan cakupan dari pembahasan sebelumnya. A. Kesimpulan 1. Penerapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan penyediaan dana secara cepat ketika harus segera dilakukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan ketersediaan dana semakin meningkat seiring dengan terus meningkatnya kegiatan pembangunan. Pembangunan yang pesat di segala bidang terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan Pembangunan Nasional, peranan pihak swasta dalam kegiatan pembangunan semakin ditingkatkan juga. Sebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN bagian Menimbang huruf (a). Guna mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan
12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Hal ini juga sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi negara. Bank adalah salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem perbankan memiliki peran penting dalam pembangunan khususnya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi negara. Bank adalah salah satu lembaga pembiayaan yang
Lebih terperinciProsiding Ilmu Hukum ISSN: X
Prosiding Ilmu Hukum ISSN: 2460-643X Akibat Hukum dari Wanprestasi yang Timbul dari Perjanjian Kredit Nomor 047/PK-UKM/GAR/11 Berdasarkan Buku III KUHPERDATA Dihubungkan dengan Putusan Pengadilan Nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penjelasan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaman modern saat ini Indonesia sudah mempersiapkan diri dengan perkembangan era globalisasi dan perdagangan bebas yang didukung oleh kemajuan teknologi, telekomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan makanan dengan memasaknya sendiri. Terlebih lagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi setiap harinya. Terkadang kesibukan serta aktivitas yang padat tidak memungkinkan lagi untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produk dan ragam yang dihasilkan dan yang menjadi sasaran dari produk-produk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan industri dapat dilihat tolak ukur keberhasilannya dari beberapa faktor, antara lain ditandai dengan banyaknya produk dan ragam yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia berusaha untuk melaksanakan pembangunan di segala bidang guna terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Salah satunya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. Telekomunikasi Indonesia atau yang sering dikenal oleh awam dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PT. Telekomunikasi Indonesia atau yang sering dikenal oleh awam dengan Telkom, merupakan perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringantelekomunikasi
Lebih terperinci