BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam bahaya yang dapat mengancam kepentingannya tersebut.
|
|
- Doddy Hardja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong setiap manusia untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingannya masing-masing. Manusia memerlukan bantuan orang lain untuk melindungi kepentingannya dari berbagai macam bahaya yang dapat mengancam kepentingannya tersebut. Manusia saling berinteraksi dan menjalin kerja sama dengan manusia yang lain untuk menjaga agar kepentingannya dapat tercapai. Banyaknya kepentingan yang dilindungi manusia menimbulkan adanya konflik dalam masyarakat. Konflik ini terjadi karena dalam interaksi tersebut manusia tidak jarang merugikan orang lain sehingga mendorong timbulnya konflik dalam masyarakat. Konflik dalam masyarakat haruslah dicegah agar tidak berlangsung terus menerus dan mengganggu keseimbangan tatanan kehidupan masyarakat. Manusia akan selalu berusaha agar tatanan masyarakat dalam keadaan seimbang, karena keadaan tatanan masyarakat yang seimbang menciptakan suasana tertib, damai dan aman yang merupakan jaminan kelangsungan hidupnya 1. Kaedah hukum digunakan manusia untuk melindungi kepentingannya dan mengatur agar tidak terjadi timbulnya konflik dalam masyarakat yang dapat 1 Sudikno Mertokusumo, 1985, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta, hlm. 3.
2 2 menyebabkan terganggunya keseimbangan tatanan masyarakat. Kaedah hukum memberikan batasan-batasan bagaimana manusia berperilaku dalam masyarakat agar tidak saling merugikan dan menimbulkan konflik. Adanya kaedah hukum dalam masyarakat memunculkan banyaknya hubungan hukum antar manusia. Salah satu hubungan hukum yang dilakukan manusia dalam masyarakat adalah mengadakan suatu perjanjian. Perjanjian menurut teori klasik adalah suatu perbuatan hukum yang bersisi dua, yang didasarkan pada kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum 2. Perjanjian berisi hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh kedua belah pihak yang membuat suatu perjanjian. Beberapa perjanjian yang dilakukan oleh masyarakat contohnya adalah perjanjian jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam, dan lain-lain. Perjanjian jual beli merupakan perjanjian yang sering dilakukan oleh masyarakat dalam kegiatan sehari-hari dimana penjual akan menyerahkan hak milik atas suatu barang yang ia jual, sedangkan pembeli akan membayar sejumlah uang sebagai imbalannya. Perjanjian jual beli ini merupakan perjanjian yang paling sering dilakukan karena bersinggungan langsung dengan kebutuhan masyarakat, selain perjanjian jual beli, perjanjian lain yang berkembang dalam masyarakat adalah perjanjian sewa menyewa. Perjanjian sewa menyewa adalah suatu perjanjian dimana salah satu pihak memberikan kenikmatan atas suatu barang dengan jangka waktu tertentu kepada pihak lain dan dengan pembayaran suatu harga 2 Ibid, hlm. 117.
3 3 yang sudah disepakati sebagai imbalannya. Perjanjian sewa menyewa ini juga berkembang pesat karena banyaknya jenis perjanjian sewa menyewa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Perjanjian sewa menyewa dirasa masyarakat dapat membantu memenuhi kebutuhan mereka manakala kebutuhan tersebut tidak dapat dicapai secara maksimal, contohnya dalam pemenuhan kebutuhan akan rumah, manakala seseorang belum mampu untuk membeli suatu rumah maka dengan adanya suatu perjanjian sewa menyewa rumah seseorang tetap dapat memenuhi kebutuhannya tersebut. Contoh lainnya bisa dilihat dari berkembangnya usaha persewaan kendaraan bermotor. Kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi yang sangat tinggi sayangnya tidak didukung dengan ketersediaan sarana dan prasarana transportasi umum yang baik dari pemerintah. Sarana dan prasarana transportasi umum yang disediakan pemerintah masih belum bisa memberikan pelayanan yang baik sehingga tidak memberikan kepuasan bagi masyarakat. Peluang ini kemudian oleh masyarakat dijadikan sebagai sarana untuk membuka usaha dalam bidang transportasi. Usaha dalam bidang transportasi yang sedang berkembang pesat adalah usaha persewaan kendaraan bermotor. Usaha ini dianggap cukup membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan sarana transportasi yang baik. Alasan usaha persewaan kendaraan bermotor khususnya persewaan mobil ini berkembang sangat pesat saat ini karena dirasa dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan saat melakukan perjalanan.
4 4 Masyarakat menggunakan jasa persewaan mobil ini untuk memenuhi kepentingannya misalnya melakukan perjalanan mudik, perjalanan ke luar kota atau mengunjungi berbagai macam obyek wisata di suatu daerah. Wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah sering kali datang tidak menggunakan mobil pribadi sehingga untuk mengunjungi berbagai obyek wisata mereka menggunakan jasa persewaan mobil agar perjalanan mereka lebih nyaman. Usaha persewaan kendaraan bermotor ini dilakukan oleh pemilik kendaraan bermotor dengan pihak penyewa berdasarkan kesepakatan para pihak dalam bentuk perjanjian sewa menyewa kendaraan. Perjanjian sewa menyewa ini merujuk pada ketentuan Pasal 1548 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata). Ketentuan tersebut menentukan bahwa para pihak dalam perjanjian sewa menyewa harus sepakat melakukan suatu perjanjian dimana salah satu pihak memberikan kenikmatan atas suatu barang dan pihak yang lain menikmati dengan kewajiban pembayaran harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Perjanjian sewa menyewa kendaraan ini sendiri tidak memiliki aturan khusus mengenai bentuk perjanjian yang akan dibuat, ketentuan ini mengacu pada asas kebebasan berkontrak yang merupakan salah satu asas pokok dalam perjanjian. Baik dilakukan secara tertulis maupun secara lisan selama memenuhi syarat sah nya perjanjian yang diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata yaitu adanya kesepakatan para pihak, kecakapan para pihak untuk membuat suatu
5 5 perjanjian, suatu hal tertentu dan berdasarkan suatu sebab yang halal maka perjanjian tersebut dianggap sah. Berkembangnya pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta khusunya di Kabupaten Gunungkidul juga memberikan dampak berkembangnya usaha persewaan kendaraan bermotor disana. Perkembangan usaha persewaan kendaraan bermotor di Kabupaten Gunungkidul didominasi oleh usaha persewaan mobil skala rumahan yang umumnya hanya menyewakan mobil dengan jumlah sedikit dan jenis yang terbatas 3. Usaha persewaan mobil ini berkembang pesat karena diminati oleh masyarakat, umumnya masyarakat memilih menggunakan jasa persewaan mobil ini untuk melakukan perjalanan ke luar kota atau digunakan untuk mengunjungi beberapa obyek wisata, jasa persewaan mobil ini sangat membantu masyarakat yang tidak banyak memiliki kendaraan khususnya mobil pribadi, selain itu persewaan mobil rumahan ini memberikan prosedur persewaan mobil yang mudah bagi calon penyewanya. Umumnya prosedur persewaan mobil hanya dilakukan dengan perjanjian lisan antara pemilik mobil selaku pelaku usaha persewaan mobil dengan penyewa mobil selaku konsumen, setelah itu penyewa memberikan jaminan biasanya dengan meninggalkan motor di tempat persewaan mobil, namun hal ini tidaklah wajib, biasannya karena faktor kedekatan 3 Hasil wawancara dengan pemilik Rental Mobil Tsamany Trans, Bapak Eko, di Kantor Rental Mobil Tsamany, pada hari Minggu, 6 Desember 2015, pukul WIB.
6 6 hubungan antara penyewa dengan pemilik kendaraan maka jaminan ini tidak diberlakukan 4. Berbeda dengan usaha persewaan mobil skala besar, persewaan mobil skala besar sudah memiliki prosedur yang lebih lengkap yaitu adanya perjanjian tertulis yang memuat hak dan kewajiban pihak penyewa maupun pemilik kendaraan, memuat ketentuan wanprestasi, kerusakan dan kecelakaan yang terjadi pada kendaraan sewa, juga memuat sanksi dan besarnya ganti rugi yang harus dibayarkan. Prosedur lain yang harus dilakukan pihak penyewa selain menandatangani perjanjian tersebut adalah pihak penyewa juga harus mengisi data-data tambahan berupa data diri, jangka waktu peminjaman, jaminan yang akan diberikan dan data lain terkait kendaraan yang akan disewa 5. Persewaan mobil skala rumahan yang dilakukan dengan perjanjian lisan umunya mengalami lebih banyak permasalahan dibandingkan dengan persewaan mobil skala besar. Permasalahan yang beberapa kali muncul dalam perjanjian sewa menyewa mobil rumahan adalah apabila terjadi wanprestasi, dan adanya kerusakan atau kecelakaan pada kendaraan sewa, hal ini karena saat melakukan perjanjian sewa menyewa baik pemilik kendaraan dan penyewa tidak membicarakan tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam perjanjian tersebut sehingga saat terjadi wanprestasi, dan adanya kerusakan atau kecelakaan 4 Hasil wawancara dengan pemilik Rental Mobil Citra 112, Bapak Rahmat Widianto, di Rumah Bapak Rahmat, pada hari Senin, 10 Februari 2016, pukul WIB. 5 Hasil wawancara dengan pemilik Rental Mobil Tsamany Trans, Bapak Eko, di Kantor Rental Mobil Tsamany, pada hari Minggu, 6 Desember 2015, pukul WIB.
7 7 pada kendaraan sewa sering kali penyewa dan pemilik kendaraan mengalami konflik dalam penyelesaiannya. Ketidakjelasan mengenai prosedur dan informasi terkait hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam perjanjian inilah yang selalu menimbulkan permasalahan terkait besarnya ganti rugi dan siapa pihak yang bertanggungjawab atas kerusakan tersebut. Permasalahan lain yang sering dialami pelaku usaha persewaan mobil rumahan di Kabupaten Gunungkidul adalah digadaikannya kendaraan sewa oleh pihak penyewa tanpa sepengetahuan pemilik kendaraan. Kejadian ini sering kali dialami oleh para pelaku usaha persewaan mobil rumahan di Kabupaten Gunungkidul, hal ini biasanya terjadi karena kedekatan hubungan antara pihak pemilik kendaraan dan pihak penyewa menimbulkan faktor kepercayaan yang sangat tinggi sehingga prosedur untuk menyewa mobil sangat mudah bahkan sering kali pemilik kendaraan dengan mudah melepas kendaraan sewanya tanpa jaminan apapun. Kemudahan prosedur menyewa mobil inilah yang sering dimanfaatkan beberapa orang untuk menggadaikan mobil sewaan tersebut. Perjanjian gadai yang dilakukan oleh penyewa umumnya dilakukan dengan penerima gadai perseorangan bukan melalui lembaga yang menyelenggarakan usaha pinjaman dengan sistem gadai seperti Pegadaian, lembaga perbankan atau perusahaan gadai swasta. Penyewa memilih menggadaikan mobil sewaan kepada penerima gadai perseorangan karena
8 8 prosedur yang lebih mudah dibandingkan Pegadaian, lembaga perbankan atau perusahaan gadai swasta. Prosedur yang dilakukan untuk pemberian pinjaman gadai oleh penerima gadai perseorangan diawali dengan membawa barang yang akan dijadikan sebagai objek gadai untuk ditunjukkan kepada pihak penerima gadai setelah itu dilanjutkan proses pengajuan besarnya jumlah pinjaman yang diinginkan oleh penyewa mobil sebagai pihak pemberi gadai setelah sepakat dengan jumlah besarnya pinjaman yang akan diberikan kemudian penyewa mobil akan menyerahkan mobil sewaan kepada penerima gadai sebagai tanda lahirnya perjanjian gadai tersebut. Besarnya jumlah pinjaman yang diberikan oleh penerima gadai perseorangan biasanya mengikuti harga yang diajukan oleh penyewa mobil selaku pihak pemberi gadai, besarnya jumlah pinjaman yang diajukan oleh penyewa selaku pemberi gadai biasanya tidak melebihi harga dari barang yang menjadi objek gadai tersebut. Kemudahan prosedur yang diberikan oleh penerima gadai perseorangan inilah yang membuat penyewa memilih menggadaikan mobil sewaan pada penerima gadai perseorangan. Pelaku usaha persewaan mobil rumahan ini seringkali mengetahui mobil sewa miliknya telah digadaikan setelah beberapa kali mendesak pihak penyewa untuk mengembalikan mobil yang disewanya karena sudah melewati jangka
9 9 waktu sewa, setelah itu barulah pemilik kendaraan mengetahui bahwa mobil miliknya telah digadaikan oleh penyewa. Kejadian ini tentu sangat merugikan pelaku usaha karena dengan digadaikannya mobil sewaan tersebut maka pelaku usaha tidak mendapat pembayaran atas mobil yang telah disewa dan tidak dapat menarik mobil sewaan yang telah digadaikan tersebut. Perlindungan hukum bagi pelaku usaha yang diatur dalam ketentuan UUPK dianggap belum cukup memadai karena peraturan-peraturan tersebut lebih banyak mengatur mengenai perlindungan hukum bagi konsumen, selain itu upaya hukum yang dapat dilakukan oleh pelaku usaha dan konsumen juga dirasa belum seimbang. Konsumen dapat melaporkan sengketa pada Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) dan Pengadilan Negeri, selain itu juga terdapat lembaga-lembaga konsumen yang dapat membantu konsumen apabila terjadi sengketa sedangkan pelaku usaha hanya dapat melaporkan sengketa kepada Pengadilan Negeri, hal inilah yang dirasa kurang seimbang kedudukan antara pelaku usaha dan konsumen. Mengingat pentingnya kedudukan seimbang para pihak yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan maka pelaksanaan perlindungan hukum bagi pelaku usaha dalam perjanjian sewa menyewa ini juga merupakan hal penting yang harus ditegakkan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian sebagai dasar penyusunan penulisan hukum dengan judul
10 10 Perlindungan Hukum Terhadap Pelaku Usaha Persewaan Mobil Dalam Perjanjian Sewa Menyewa Mobil Secara Lisan di Kabupaten Gunungkidul (Studi Kasus Persewaan Mobil Citra 112). B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka perumusan masalahnya adalah: 1. Bagaimana keabsahan perjanjian gadai yang dilakukan oleh penyewa dengan pihak ketiga sebagai penerima gadai menurut hukum perjanjian? 2. Bagaimana upaya hukum yang dapat dilakukan oleh pelaku usaha atas digadaikannya kendaraan sewa dalam perjanjian sewa menyewa mobil di Kabupaten Gunungkidul? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis menentukan tujuan penelitian yang akan diangkat dalam penulisan hukum ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Obyektif : a. Mengetahui dan menganalisis keabsahan perjanjian gadai antara penyewa dengan pihak ketiga sebagai penerima gadai menurut hukum perjanjian b. Mengetahui dan menganalisis perlindungan hukum yang diberikan bagi pelaku usaha atas digadaikannya kendaraan sewa dalam perjanjian sewa menyewa mobil di Kabupaten Gunungkidul.
11 11 2. Tujuan Subyektif : Untuk memperoleh data yang relevan dengan topik yang diteliti dalam rangka penyusunan penulisan hukum sebagi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. D. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran kepustakaan yang dilakukan oleh penulis di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, belum ada penelitian khusus mengenai judul yang penulis angkat dalam penulisan hukum ini. Penulis hanya menemukan penelitian yang memiliki topik berkaitan, namun berbeda subyek, obyek serta ruang lingkup penelitiannya dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Penelitian dengan topik berkaitan tersebut diantaranya yaitu : 1. Pelaksanaan Perjanjian Sewa Menyewa pada Persewaan Mobil Alif Transport Yogyakarta, skripsi oleh Yasen Tambonan di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada tahun Penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagi berikut : a. Bagaimanakah bentuk wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa mobil pada persewaan mobil Alif Transport Yogyakarta?
12 12 b. Bagaimanakah penyelesaian wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa mobil pada persewaan mobil Alif Transport Yogyakarta? Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk : a. Mengetahui bentuk wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa mobil pada persewaan mobil Alif Transport Yogyakarta. b. Mengetahui penyelesaian wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa mobil pada persewaan mobil Alif Transport Yogyakarta. Pembahasan dalam penelitian ini meskipun sama-sama mengenai perjanjian sewa menyewa mobil namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Penelitian ini memfokuskan pembahasan pada wanprestasi dalam perjanjian sewa menyewa mobil sedangkan penelitian penulis lebih memfokuskan pada keabsahan perjanjian gadai dan perlindungan hukum yang diberikan bagi pelaku usaha atas digadaikannya kendaraan sewa dalam perjanjian sewa menyewa mobil secara lisan di Kabupaten Gunungkidul. 2. Pelaksanaan Praktik Mengulang Sewakan Dalam Perjanjian Sewa Menyewa Mobil Pada PT. Everysasia Yogyakarta, skripsi oleh Galuh Citra Ramadhani di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada tahun Penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagi berikut :
13 13 a. Bagaimanakah perlindungan hukum bagi PT. Everyasia dalam hal terjadi praktik mengulangsewakan objek dalam perjanjian sewa menyewa? b. Upaya apakah yang ditempuh PT. Everyasia terhadap kerugian yang timbul akibat kerusakan yang disebabkan oleh Mr. X selaku penyewa? Tujuan dari penelitian ini, yaitu : a. Mengetahui perlindungan hukum bagi PT. Everyasia dalam hal terjadi praktik mengulangsewakan objek sewa. b. Mengetahui upaya yang dilakukan PT. Everyasia terhadap kerugian yang timbul karena kerusakan yang disebabkan oleh Mr. X selaku penyewa. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Penelitian ini memfokuskan pembahasan pada praktik mengulangsewakan dalam perjanjian sewa menyewa mobil sedangkan dalam penelitian penulis, tidak membahas tentang praktik mengulangsewakan dalam perjanjian sewa menyewa. Penulis dalam penelitian ini membahas tentang keabsahan perjanjian gadai dan perlindungan hukum yang diberikan bagi pelaku usaha atas digadaikannya kendaraan sewa dalam perjanjian sewa menyewa mobil secara lisan di Kabupaten Gunungkidul. 3. Perlindungan Hukum Terhadap Pelaku Usaha Persewaan Mobil Atas Kerugian Yang Diderita Dalam Perjanjian Sewa Menyewa Mobil Di
14 14 Kabupaten Sleman, Skripsi oleh Aditya Mustika Asih di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada tahun Penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagi berikut : a. Apakah kententuan perjanjian tertulis dalam perjanjian sewa menyewa mobil di Kabupaten Sleman telah memberikan perlindungan hukum kepada pelaku usaha? b. Apakah upaya penyelesaian yang dilakukan oleh pelaku usaha atas kerugian yang diderita telah sesuai dengan ketentuan perjanjian tertulis dalam perjanjian sewa menyewa mobil di Kabupaten Sleman? Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut : a. Mengetahui dan memahami bentuk perlindungan hukum terhadap pelaku usaha yang terdapat di perjanjian tertulis dalam perjanjian sewa menyewa mobil di Kabupaten Sleman. b. Untuk mengetahui kesesuaian antara upaya penyelesaian yang dilakukan oleh pelaku usaha persewaan mobil atas kerugian yang diderita dengan perjanjian tertulis dalam perjanjian sewa menyewa mobil di Kabupaten Sleman. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Penelitian ini memfokuskan pada perlindungan terhadap pelaku usaha atas kerugian yang diderita dalam perjanjian sewa menyewa mobil di Kabupaten Sleman. Penulis, sementara itu membahas keabsahan
15 15 perjanjian gadai dan perlindungan hukum yang diberikan bagi pelaku usaha atas digadaikannya kendaraan sewa dalam perjanjian sewa menyewa mobil secara lisan di Kabupaten Gunungkidul. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam pengembangan ilmu hukum terutama Hukum Perdata. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis, penelitian ini menambah pengetahuan penulis mengenai ilmu hukum beserta penerapannya di masyarakat. b. Bagi Pengusaha, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan perlindungan hukum bagi pelaku usaha atas digadaikannya kendaraan sewa oleh penyewa dalam perjanjian sewa menyewa mobil secara lisan di Kabupaten Gunungkidul. c. Bagi Konsumen, hasil penelitian diharapkan memberikan pengetahuan tentang adanya perlindungan hukum bagi pelaku usaha persewaan mobil atas digadaikannya kendaraan sewa dalam perjanjian sewa menyewa mobil sehingga konsumen tidak bertindak di luar kewenangan yang dimilikinya yang dapat menimbulkan kerugian untuk orang lain.
16 16 d. Bagi Pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan pemberian perlindungan hukum bagi pelaku usaha atas digadaikannya kendaraan sewa oleh penyewa dalam perjanjian sewa menyewa mobil secara lisan di Kabupaten Gunungkidul. e. Bagi Masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai perlindungan hukum yang diberikan bagi pelaku usaha atas digadaikannya kendaraan sewa dalam perjanjian sewa menyewa mobil secara lisan di Kabupaten Gunungkidul.
BAB I PENDAHULUAN. negara-negara lain dengan melakukan berbagai perbaikan dan peningkatan. tujuan negara yaitu mensejahterakan kehidupan bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globlisasi mendorong peningkatan dalam setiap segi kehidupan masyarakat. Indonesia sebagai negara berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi. 1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia mempunyai kepentingan. Kepentingan adalah suatu tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi. 1 Sejak dilahirkan manusia membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. turis-turis tersebut di berbagai kota dan daerah di Indonesia, sehingga. berbagai wilayah dan belahan dunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki berbagai keindahan alam yang sangat menawan dimata dunia tidak salah memiliki jumlah pengunjung wisatawan yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, kata rumah menjadi suatu kebutuhan yang sangat mahal, padahal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan untuk peduli akan hukumnya sangat rendah. Dalam hal ini,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rechtfictie atau yang lazim disebut fiksi hukum, memiliki pengertian bahwa setiap orang dianggap tahu akan hukum, jadi ketika seseorang tidak tahu hukumnya tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu alat transportasi yang banyak dibutuhkan oleh manusia adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini menjadi salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemenuhan akan sarana transportasi saat ini merupakan kebutuhan pokok
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemenuhan akan sarana transportasi saat ini merupakan kebutuhan pokok setiap manusia. Transportasi sendiri dikelompokkan menjadi jalur darat, laut, dan udara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan di masyarakat sering kita mendapati perbuatan hukum peminjaman uang antara dua orang atau lebih. Perjanjian yang terjalin antara dua orang atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beragamnya jenis musik, terdapat salah satu jenis musik yang sedang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri musik nasional di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat lingkupnya tidak hanya di dalam negeri tetapi sudah merambah dan bahkan sudah menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hukum merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Hal ini senada dengan asas Ubi societas ibi ius yang menerangkan bahwa dimana ada manusia disitulah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang bisa memiliki mobil sebagai barang milik pribadi. Rental mobil (persewaan mobil) yang dapat membantu seseorang yang tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mobil adalah suatu kendaraan roda empat yang digerakkan dengan tenaga mesin dengan bahan bakar bensin atau solar yang mempunyai bentuk tertentu. Mobil termasuk barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk nongkrong-nongkrong di cafe. Gaya hidup nongkrong di. kita sadari merupakan pengaruh dari globalisasi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat arus informasi telah berkembang dengan sedemikian rupa sehingga pengaruhnya dapat dengan cepat terlihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi
1 BAB I PENDAHULUAN Perkembangan masyarakat terlihat pada lembaga yang ada pada masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi maupun hukum. Untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin untuk dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan bantuan dari manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial yang tidak mungkin untuk dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan bantuan dari manusia lain. Hanya saja
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat bertahan hidup sendiri,
14 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat bertahan hidup sendiri, termasuk juga dalam segi pemenuhan hidupnya yang tidak terbatas. Manusia akan selalu berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi menunjukkan capaian yang cukup menggembirakan akhirakhir. persen, sebagaimana tersaji dalam tebel berikut ini.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dari waktu ke waktu terus melakukan pembangunan untuk mewujudkan negara yang semakin maju, adil, dan sejahtera. Dari berbagai kemajuan yang dicapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara terus menerus dan berkesinambungan, yaitu pembangunan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Indonesia adalah negara berkembang yang senantiasa melakukan pembangunan secara terus menerus dan berkesinambungan, yaitu pembangunan di segala bidang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perjanjian kredit pembiayaan. Perjanjian pembiayaan adalah salah satu bentuk perjanjian bentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perjanjian jual beli sangat banyak macam dan ragamnya, salah satunya adalah perjanjian kredit pembiayaan. Perjanjian pembiayaan adalah salah satu bentuk perjanjian
Lebih terperinciBAB I. mobil baru dengan banyak fasilitas dan kemudahan banyak diminati oleh. merek, pembeli harus memesan lebih dahulu ( indent ).
BAB I A. LATAR BELAKANG Kemajuan teknologi di bidang transportasi yang demikian pesat,memberi dampak terhadap perdagangan otomotif, dibuktikan dengan munculnya berbagai jenis mobil baru dari berbagai merek.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan salah satu hal yang penting bagi setiap individu. Keinginan masyarakat untuk dapat memiliki tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain sehingga muncul hubungan utang piutang. Suatu utang piutang merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari kebutuhan yang bermacam-macam. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus berusaha dengan cara bekerja.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat bepergian kesuatu tempat dengan nyaman dan dapat terlindungi dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mobil adalah kendaraan roda empat yang digerakkan dengan tenaga mesin dengan bahan bakar bensin atau solar yang mempunyai bentuk tertentu. Mobil merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dari perekonomian yang modern dapat dilihat dari kebutuhan hidup manusia yang semakin meningkat. Salah satu kebutuhan itu adalah tentang kebutuhan akan
Lebih terperinciBAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING
BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING A. Pelaksanaan Jual Beli Sistem Jual beli Pre Order dalam Usaha Clothing Pelaksanaan jual beli sistem pre order
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu
BAB I PENDAHULUAN Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan, demikianlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan yang harus dipenuhi, seperti kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan.dalam usaha untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh partisipasi dan kerjasama
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara berkembang yang ditandai dengan pelaksanaan pembangunan di berbagai sektor. Dengan semakin meningkatnya pembangunan, otomatis kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu bagian negara ke negara bagian lainnya. Peranan transportasi amat sangat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ada tiga hal yang membuat sebuah bangsa menjadi besar dan makmur, yaitu tanah yang subur, kerja keras dan kelancaran transportasi orang dan barang dari satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat dewasa ini karena masyarakat sekarang sering membuat perikatan yang berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, di mana pemenuhan kebutuhan tersebut sangatlah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam mempertahankan hidupnya haruslah dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, di mana pemenuhan kebutuhan tersebut sangatlah bergantung pada kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyendiri tetapi manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup menyendiri.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perkembangan dunia usaha saat ini semakin mengalami kemajuan yang sangat pesat. Sehingga Sumber Daya Manusia sebagai pelakunya dituntut untuk menjadi sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama sekaligus menentukan maju mundurnya bank yang bersangkutan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemberian kredit atau penyediaan dana oleh pihak perbankan merupakan unsur yang terbesar dari aktiva bank, dan juga sebagai aset utama sekaligus menentukan maju mundurnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan hubungan atau pergaulan antar masyarakat memiliki batasan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara hukum pada prinsipnya mengakui bahwa kehidupan hubungan atau pergaulan antar masyarakat memiliki batasan yang menjamin hak-hak pribadi dan komunal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perjanjian sewa menyewa. Perjanjian sewa menyewa banyak di. sewa yang telah diberikan oleh pihak penyewa.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada era reformasi ini perkembangan arus globalisasi ekonomi dalam kerjasama di bidang jasa berkembang sangat pesat. Masyarakat semakin banyak mengikatkan dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaanya kedua belah pihak mengacu kepada sebuah perjanjian layaknya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Manusia dalam menjalankan hubungan hukum terhadap pihak lain akan membutuhkan suatu kesepakatan yang akan dimuat dalam sebuah perjanjian, agar dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara material maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional Indonesia merupakan paradigma pembangunan yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata baik secara material maupun
Lebih terperinciPerjanjian yang terjadi antara pedagang klitikan dengan Kantor. pemakaian los Pasar Klitikan Niten juga dipandang menarik untuk diteliti,
3 Perjanjian yang terjadi antara pedagang klitikan dengan Kantor Pengelolaan Pasar Kabupaten Bantul dipandang menarik untuk diteliti karena tidak ada keterangan apakah perjanjian tersebut dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan hubungan satu sama lain dalam berbagai bentuk. Hubungan tersebut dapat dilakukan antara individu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal penting bagi suatu negara. Pariwisata bagi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu hal penting bagi suatu negara. Pariwisata bagi negara atau pemerintah daerah berpotensi untuk memperoleh pemasukan dari setiap
Lebih terperinciPENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH
PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta) Sripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Program Strata-1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan kehidupan masyarakat saat ini suatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam perkembangan kehidupan masyarakat saat ini suatu perjanjian tertulis merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan kebutuhan manusia pada umumnya dan pengusaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan kebutuhan manusia pada umumnya dan pengusaha khususnya yang semakin meningkat, menyebabkan kegiatan ekonomi yang juga semakin berkembang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan Pasal 1 ayat (6) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan Pasal 1 ayat (6) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, otonomi daerah adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bukan suatu kebutuhan namun pada saat sekarang dapat menjadi suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup seorang diri tanpa kehadiran manusia lain. Hubungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya di era globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah perkembangan kehidupan, manusia pada zaman apapun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam sejarah perkembangan kehidupan, manusia pada zaman apapun selalu hidup bersama serta berkelompok. Sejak dahulu kala pada diri manusia terdapat hasrat untuk berkumpul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Richard T. Schaefer dan Robert P. Lamm adalah sejumlah besar orang yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahkluk ciptaan Tuhan yang paling mulia. Manusia lahir dan hidup menjalin hubungan dengan sesamanya dan membentuk kehidupan bersama yang kemudian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari pembayaran uang. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial guna mengatasi hal-hal yang mungkin terjadi dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat dalam perkembangannya membentuk organisasi atau badan sosial guna mengatasi hal-hal yang mungkin terjadi dalam kehidupan masyarakat saat ini. Organisasi-organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hukum Perlindungan konsumen dewasa ini mendapat cukup
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Hukum Perlindungan konsumen dewasa ini mendapat cukup perhatian karena menyangkut aturan-aturan guna mensejahterakan masyarakat, bukan saja masyarakat selaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari bermacam-macam kebutuhan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari bermacam-macam kebutuhan dan salah satunya adalah transportasi. Transportasi merupakan kebutuhan yang pokok bagi masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kuota jemaah haji dan umrah terbanyak yang diberikan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hingga tahun 2016, tercatat bahwa Indonesia merupakan negara dengan kuota jemaah haji dan umrah terbanyak yang diberikan oleh Pemerintah Arab Saudi. Setiap tahunnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lainnya karena ingin selalu hidup dalam. kebersamaan dengan sesamanya. Kebersamaannya akan berlangsung baik
10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari hubungan dengan manusia lainnya karena ingin selalu hidup dalam kebersamaan dengan sesamanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggembirakan. Perbankan Syariah mampu tumbuh +/- 37% sehingga total
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank Indonesia dalam buku Outlook Perbankan Syariah 2013, menjelaskan perkembangan perbankan syariah sampai dengan bulan Oktober 2012 cukup menggembirakan. Perbankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Jabatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Jabatan Notaris. 1 Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum dan perbuatan hukum. Peristiwa hukum pada hekekatnya adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia di dalam perjalanan hidupnya pasti akan mengalami peristiwa hukum dan perbuatan hukum. Peristiwa hukum pada hekekatnya adalah kejadian, keadaan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya zaman negara Indonesia telah banyak perkembangan yang begitu pesat, salah satunya adalah dalam bidang pembangunan ekonomi yang dimana sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan hubungan satu sama lain dalam berbagai bentuk. Hubungan tersebut dapat dilakukan antara individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Perjanjian dalam Pasal 1313
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berjanji atau membuat suatu perjanjian merupakan perbuatan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Perjanjian dalam Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin kompetitif. Hal ini dibuktikan dengan banyak munculnya perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat seperti ini persaingan dibidang usaha terutama dibidang jasa semakin kompetitif. Hal ini dibuktikan dengan banyak munculnya perusahaan yang bergerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelancaran arus lalu lintas penduduk dari dan kesuatu daerah tertentu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan karena wilayahnya meliputi ribuan pulau. Kondisi geografis wilayah nusantara tersebut menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (KBBI), camping mempunyai arti: membuat (mendirikan) kemah (untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Camping diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai perkemahan dan berasal dari kata dasar kemah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), camping mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usaha tersebut muncul karena banyak orang yang membutuhkannya. tetapi tidak mampu membeli mobil. Kemudian banyak orang yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai perorangan atau individu cenderung untuk berkumpul dengan individu-individu lain dan dengan itu membentuk kelompok manusia yang hidup bersama.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengalami pertumbuhan di segala aspek, diantaranya adalah aspek
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mengalami pertumbuhan di segala aspek, diantaranya adalah aspek ekonomi. Kondisi demikian tidak terlepas dari peran pelaku usaha. Pelaku usaha berperan penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh gabungan orang yang bukan badan hukum sekalipun. Tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan perekonomian terus berlangsung dimanapun dan oleh siapapun sebagai pelaku usaha, baik pribadi, badan hukum privat atau publik, bahkan oleh gabungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial, oleh karenanya manusia itu cenderung untuk hidup bermasyarakat. Dalam hidup bermasyarakat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak bertentangan dengan Undang-undang dan Peraturan-peraturan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Suatu perusahaan memiliki peraturan dan tata tertib yang mengatur jalannya suatu perusahaan tersebut. Dengan kata lain setiap perusahaan diwajibkan adanya kepemilikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sains dan teknologi membawa dampak yang signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah membawa kontribusi yang begitu domain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harga tanah dan bangunan yang terus naik dari tahun ke tahun. Tanah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bisnis perumahan di perkotaan maupun di pinggiran merupakan sektor yang sangat menjanjikan. Dewasa ini banyak orang yang membeli rumah di perumahan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Hukum adalah segala aturan yang menjadi pedoman perilaku setiap orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Hukum adalah segala aturan yang menjadi pedoman perilaku setiap orang dalam hubungan hidup bermasyarakat atau bernegara disertai sanksi yang tegas apabila dilanggar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjalankan usahanya. Dana atau permodalan merupakan salah satu inti utama
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap kegiatan usaha membutuhkan dana sebagai modal dalam rangka untuk menjalankan usahanya. Dana atau permodalan merupakan salah satu inti utama dari berjalannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa membayarkan sejumlah harga tertentu. mencukupi biaya pendidikan dan lainnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk ekonomi atau homo economicus memiliki berbagai macam kebutuhan yang harus dipenuhi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Kebutuhan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan makanan dengan memasaknya sendiri. Terlebih lagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi setiap harinya. Terkadang kesibukan serta aktivitas yang padat tidak memungkinkan lagi untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. BBM merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Desa. maupun Kota baik sebagai rumah tangga maupun sebagai pengusaha,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran Bahan Bakar Minyak (BBM) sangat penting dalam kehidupan masyarakat. BBM merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Desa maupun Kota baik sebagai rumah tangga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,
BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT A. Pengertian Hukum Jaminan Kredit Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling, zekerheidsrechten atau security of law. Dalam Keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, globalisasi ekonomi guna mencapai kesejahteraan rakyat berkembang semakin pesat melalui berbagai sektor perdangangan barang dan jasa. Seiring dengan semakin
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. terhadap turis asing sebagai konsumen, sehingga perjanjian sewamenyewa. sepeda motor, kepada turis asing sebagai penyewa.
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut : 1. Perjanjian sewa-menyewa sepeda motor antara turis asing dan Rental motor Ana Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkan berbagai informasi, hal tersebut telah membawa dampak yang. signifikan dalam merencanakan sebuah perjalanan wisata.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era modern ini perkembangan zaman yang semakin canggih dan dengan berkembangnya pengguna internet yang memberi kemudahan untuk mendapatkan berbagai informasi, hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Ketenagakerjaan sebagai bagian dari integral dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Ketenagakerjaan sebagai bagian dari integral dari Pembangunan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat di. Indonesia. Kebutuhan masyarakat terhadap tanah dipengaruhi oleh jumlah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Tanah merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat di Indonesia. Kebutuhan masyarakat terhadap tanah dipengaruhi oleh jumlah penduduk di Indonesia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring majunya ekonomi suatu negara, maka semakin banyak. kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring majunya ekonomi suatu negara, maka semakin banyak kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Barang kebutuhan itu belum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk serba efektif dan efisien dalam pemanfaatan waktu akibat tuntutan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin pesat memberikan dampak tidak langsung dalam perubahan pola kehidupan masyarakat. Masyarakat dituntut untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasal 1 ayat (3) Undang -Undang Dasar Negara Republik Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasal 1 ayat (3) Undang -Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan secara tegas bahwa Negara Republik Indonesia adalah negara hukum. Prinsip negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia kodratnya adalah zoon politicon, yang merupakan makhluk sosial. Artinya bahwa manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan saling berinteraksi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing lagi di masyarakat dan lembaga jaminan memiliki peran penting dalam rangka pembangunan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan manusia untuk mencukupi kebutuhan, baik langsung untuk kehidupan seperti bercocok tanam atau tempat tinggal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting bagi masyarakat, terutama dalam aktivitas di dunia bisnis. Bank juga merupakan lembaga yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. handy talky. Tren alat komunikasi yang selalu mengalami pergeseran,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pemikiran dan peradaban manusia merupakan salah satu cikal bakal terjadinya kemajuan di bidang teknologi. Wujud nyata hal tersebut, salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi secara harfiah diartikan sebagai aktifitas atau kegiatan penanaman modal, sedangkan investor adalah orang atau badan hukum yang mempunyai uang untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yaitu dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah sebagai pelaksana roda pemerintahan dalam suatu Negara wajib menjamin kesejahteraan dan keberlangsungan hidup warga negaranya. Peran aktif pemerintah diperlukan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Ojek Online (GO-JEK)
55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Ojek Online (GO-JEK) Pada perkembangannya GOJEK telah resmi beroperasi di 10 kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. khususnya dalam bidang harta kekayaan menjadi pendorong tumbuh dan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kehidupan manusia untuk mencapai suatu tujuan ekonomi khususnya dalam bidang harta kekayaan menjadi pendorong tumbuh dan berkembangnya badan hukum.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari pembahasan pada bab
BAB V KESIMPULAN Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari pembahasan pada bab sebelumnya. Pada bab ini juga terdapat implikasi penelitian secara manajerial, serta akan menjabarkan mengenai keterbatasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat kita lihat dalam praktek sehari-hari, banyaknya peminat dari
BAB I PENDAHULUAN H. Latar Belakang Dalam dunia perdagangan kita mengenal berbagai macam perjanjian, salah satu diantaranya adalah Perjanjian Sewa Beli. Perjanjian ini timbul dalam praktek karena adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh kerangka hukum formal yang komprehensif pada 30. September 1999 melalui Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu jenis jaminan kebendaan yang dikenal dalam hukum Positif adalah Jaminan Fidusia. Lembaga jaminan kebendaan fidusia tersebut sudah digunakan di Indonesia sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Notaris sebagai pihak yang bersentuhan langsung dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan notaris sangat penting ditengah-tengah masyarakat. Notaris memberikan jaminan kepastian hukum pada masyarakat menyangkut pembuatan akta otentik. Akta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. kedua belah pihak, yakni pembeli dan penjual.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia bisnis saat ini berbagai macam usaha dan kegiatan dapat dilakukan dalam rangka untuk memenuhi pangsa pasar di tengah-tengah masyarakat.permintaa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyelerasikan dan menyeimbangkan unsur-unsur itu adalah dengan dana (biaya) kegiatan untuk menunjang kehidupan manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka pelaksanaan pembangunan nasional harus lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum publik menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum Perdata mengenal dua subjek hukum, yaitu individu atau perorangan dan badan hukum. Badan hukum dibagi menjadi 2 (dua) macam yaitu badan hukum prifat seperti
Lebih terperinciBAB IV TANGGUNG JAWAB PENGURUS KOPERASI TERHADAP PENGALIHAN BENDA JAMINAN MILIK ANGGOTA DAN TINDAKAN HUKUM YANG
BAB IV TANGGUNG JAWAB PENGURUS KOPERASI TERHADAP PENGALIHAN BENDA JAMINAN MILIK ANGGOTA DAN TINDAKAN HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH PEMILIK BENDA JAMINAN A. Tanggung Jawab Pengurus Koperasi atas Pengalihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini tertuang dalam Undang- Undang Dasar 1945 yaitu cita- cita bangsa Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara yang sangat menjunjung tinggi penegakan hukum dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini tertuang dalam
Lebih terperinci