BAB I PENDAHULUAN. yang dilindungi oleh Pemerintah dan Undang-undang. Setiap warga. bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. yang dilindungi oleh Pemerintah dan Undang-undang. Setiap warga. bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting dan mendasar dalam peningkatan Sumber Daya Manusia di Indonesia dan merupakan hal terpenting untuk mencapai berbagai macam kebutuhan dalam kehidupan manusia. Selain itu pendidikan merupakan salah satu hak asasi manusia yang dilindungi oleh Pemerintah dan Undang-undang. Setiap warga Negara Indonesia memiliki hak sama untuk memperoleh pendidikan, hak untuk mendapatkan pendidikan diatur secara tegas dalam konstitusi karena pada dasarnya suatu pendidikan itu penting bagi setiap orang mendapatkan hak yang sama dalam hal mendapatkan fasilitas pendidikan. Pengaturan dalam konstitusi terdapat dalam BAB XIII Pasal 31 ayat (1) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatakan bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan. 1 Peraturan yang lebih rinci yang mengatur tentang pendidikan di Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sistem pendidikan nasional menyebutkan beberapa jenis pendidikan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu pendidikan formal, pendidikan non-formal, dan pendidikan informal. Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, menyebutkan pengertian pendidikan formal adalah jalur 1 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 31.

2 pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, penendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Regulasi pemerintah telah mewajibkan setiap orang wajib belajar 9 (sembilan) tahun, maka setiap orang diwajibkan untuk mengenyam pendidikan 9 (sembilan) tahun yang terdiri dari Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Dimana diketahui sekarang program pemerintah akan dicanangkan mengenai program wajib belajar 12 tahun dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas. Pengertian pendidikan non formal menurut Pasal 1 angka 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan non formal dapat di tempuh dalam berbagai cara, salah satu contohnya adalah dengan mengikuti bimbingan belajar diluar sekolah di sebuah Lembaga bimbingan belajar. Mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah sudah bukan merupakan hal yang asing lagi di masyarakat. Orang mengikuti pendidikan non formal atau bimbingan belajar di luar sekolah tentunya bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan yang tidak semua diajarkan dan tidak didapatkan disekolah formal setiap harinya. Terlebih lagi, pendidikan di era modern ini semakin mengalami perkembangan dan tantangan yang semakin berat bagi siswa-siswa baik di jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Tantangan yang harus dihadapi antara lain, semakin tinggi kualitas dan standar kelulusan yang di

3 tentukan oleh Pemerintah dalam Ujian Nasional dan standar yang ditetapkan sekolah-sekolah dalam menerima peserta didik baru. Perkembangan kurikulum yang ditetapkan oleh Pemerintah yang mengalami perubahan yang cepat menuntut siswa-siswi untuk aktif dalam proses belajar mengajar di sekolah. Maka siswa-siswi tersebut harus dapat menguasai mata pelajaran agar dapat aktif di sekolah, salah satu upaya yang di tempuh adalah dengan mengikuti bimbingan belajar. Sebagai salah satu contoh adalah seseorang yang ingin mendalami mata pelajaran yang akan di ujikan dalam ujian nasional, yang pada dasarnya walaupun jam pelajaran di sekolah untuk mata pelajaran yang akan diujikan di Ujian sudah cukup. Siswa yang merasa perlu untuk lebih mendalami dengan mengikuti bimbingan belajar. Seorang siswa tersebut memutuskan untuk mengikuti bimbingan belajar pada suatu lembaga bimbingan belajar, kedudukan siswa tersebut adalah menjadi konsumen daripada produsen dalam hal ini adalah lembaga bimbingan belajar yang menyediakan jasa pendidikan. Pencapaian untuk pemenuhan pendidikan yang memiliki tantangan, persaingan dan perkembangan yang semakin meningkat, tidak sedikit orang yang rela untuk menambah waktu belajarnya. Siswa dapat belajar sendiri di rumah, belajar secara berkelompok, atau belajar dengan menggunakan jasa bimbingan belajar. Pemenuhan Pendidikan semakin meningkat kebutuhannya, terlihat dengan banyaknya lembaga bimbingan belajar yang menjamur di Indonesia khususnya di kota-kota besar seperti Yogyakarta. Dimulai dari tingkatan Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar,

4 Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Perguruan Tinggi dan bahkan untuk khalayak umum. Salah satu lembaga bimbingan belajar yang terbesar di Yogyakarta adalah lembaga bimbingan belajar Ganesha Operation. Seseorang yang menjadi konsumen atau pengguna jasa bimbingan belajar, baik secara privat atau berkelompok yang dibagi menjadi dalam sebuah kelas. Dalam keadaan apapun pasti akan menjadi konsumen suatu produk atau jasa tertentu. Salah satunya adalah menjadi konsumen dari lembaga bimbingan belajar Ganesha Operation yang memiliki banyak cabang dan berkantor pusat di Jalan Purnawarman No. 36-B Bandung. Lembaga bimbingan belajar tersebut menyediakan berbagai paket dan level yang dapat dapat dipilih dan menyesuaikan dengan kebutuhan para konsumennya. Dalam hal ini para konsumen oleh pihak bimbingan belajar biasa disebut member atau anggota. Lembaga bimbingan belajar Ganesha Operation menawarkan program bimbingan dengan konsep kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di kelas seperti sekolah pada umumnya. Member dari bimbingan belajar akan di bagi menjadi kelas-kelas dan proses kegiatan belajar mengajar akan ditentukan berdasarkan jadwal mata pelajaran yang harus diikuti dalam kelas tersebut. Kelas-kelas tersebut akan di bimbing oleh pengampu mata pelajaran yang disebut tentor. Lembaga bimbingan belajar Ganesha Operation dalam penawarannya kepada calon konsumen atau calon member memberikan jaminan dalam setiap program yang diselenggarakan yaitu Lulus Ujian

5 Nasional dengan garansi uang kembali 100% dan jaminan program masuk SMA Unggulan dan Perguruan Tinggi Favorit. Jaminan yang diberikan oleh pihak lembaga bimbingan belajar ini tertuang dalam perjanjian standar yang dibuat oleh pihak Ganesha Operation yang harus disetejui oleh calon konsumen. Klausula tersebut menunjukan adanya kelemahan setiap konsumen yang ingin memanfaatkan jasa dari pihak Ganesha Operation. Terlebih dalam keadaan bagaimanapun juga konsumen adalah pihak yang mempunyai kedudukan ekonomis dan psikologis lebih lemah dibandingkan dengan pelaku usaha. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (untuk selajutnya disebut KUHPerdata) mengatur perjanjian dalam Pasal 1313 bahwa pengertian perjanjian yaitu, suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Pengertian perjanjian tersebut dapat disimpulkan bahwa perjanjian penggunaan jasa pengajaran atau bimbingan belajar ini lahir karena pihak konsumen mengikatkan dirinya kepada pihak Ganesha Operation yang memanfaatkan jasa pengajaran yang ditawarkan oleh pihak Ganesha Operation, serta pihak konsumen yang memanfaatkan jasa tersebut membutuhkan suatu perlindungan hukum. Perlindungan konsumen diatur di dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, perlindungan hukum dikaitkan dengan perlindungan konsumen yang tertuang dalam Pasal 1 ayat (1) yang menyebutkan bahwa : Perlindungan konsumen adalah

6 segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Penulis membahas mengenai perlindungan hukum konsumen terhadap klausula Lulus Ujian Nasional dengan garansi uang kembali 100% dan jaminan program masuk SMA Unggulan dan Jaminan masuk PT Favorit dalam perjanjian jasa pengajaran bimbingan belajar di Ganesha Operation. Klausula Lulus Ujian Nasional dengan garansi uang kembali 100% dan jaminan program masuk SMA Unggulan dan Jaminan masuk PT Favorit tidak dapat dikategorikan sebagai klausula eksonerasi yang terdapat dalam Pasal 18 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen karena dalam klausula yang dibuat oihak Ganesha Operation tidak memindahkan tanggungjawab dari pelaku usaha ke konsumen. Pencantuman kalusula eksnonerasi sesuai dengan yang diatur dalam UUPK tentu memiliki akibat terhadap hak dan kewajiban maupun tanggung jawab pengguna jasa dan penyedia jasa, sedangkan klausula yang berisi janji dan jaminan seperti klausula Lulus Ujian Nasional dengan garansi uang kembali 100% dan jaminan program masuk SMA Unggulan dan Jaminan masuk PT Favorit belum diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen maupun peraturan lainnya. Sehingga masih rancu apakah pencantuman klausula tersebut memiliki akibat terhadap hak dan kewajiban maupun tanggung jawab pengguna jasa dan penyedia jasa dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

7 Penulisan hukum ini membahas tentang perlindungan hukum antara pengguna jasa bimbingan belajar dengan pihak lembaga bimbingan belajar. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen pada prakteknya masih banyak ketimpangan-ketimpangan dan kedudukan tidak seimbang antara konsumen dengan pelaku usaha. Hal inilah yang penulis akan bahas baik dalam hak dan kewajiban maupun tanggung jawab pengguna jasa dan penyedia jasa. Bentuk dari perlindungan hukum yang diberikan dan upaya yang dapat dilakukan konsumen dalam mendapatkan hak-haknya. Perjanjian standar yang harus diisi dan disetejui oleh pengguna jasa bimbingan belajar secara garis besar memiliki kesamaan dengan dengan bimbingan belajar lainnya, namun ada klausula perjanjian yang menyebutkan bahwa pengguna jasa bimbingan belajar akan mendapatkan jaminan Lulus Ujian Nasional dengan garansi uang kembali 100% dan jaminan program masuk SMA Unggulan dan PT Favorit. Hal inilah yang akan penulis kaji. Mengingat lemahnya kedudukan konsumen yang dalam hal ini sebagai pengguna jasa dibandingkan dengan produsen yang disebut juga penyedia jasa bimbingan belajar yang relatif kuat baik secara ekonomis dan psikologis, maka pembahasan perlindungan hukum akan selalu terasa sangat actual dan selalu penting untuk dikaji. Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan diatas, maka penulis menulis penelitian untuk penulisan hukum dengan judul PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM PERJANJIAN

8 JASA PENDIDIKAN BIMBINGAN BELAJAR GANESHA OPERATION DI KABUPATEN KEBUMEN. B. Rumusan Masalah 1. Mengapa janji jaminan lulus ujian nasional dengan garansi uang kembali 100% dan jaminan program masuk SMA Unggulan dan PT Favorit dalam perjanjian jasa pendidikan Ganesha Operation di Kabupaten Kebumen bukan merupakan klausula baku menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen? 2. Bagaimana upaya hukum yang dapat dilakukan oleh konsumen dalam hal pihak lembaga bimbingan belajar Ganesha Operation di Kebumen tidak bersedia mengganti kerugian? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan apa yang telah dipaparkan pada latar belakang penelitian ini, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Tujuan Subjektif Penelitian ini bertujuan untuk mencari dan memperoleh data yang akurat yang berhubungan dengan objek yang diteliti sebagai bahan dasar penyusunan penulisan hukum sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjanan Hukum di Universitas Gadjah Mada.

9 2. Tujuan Objektif a. Untuk mengetahui dan mengkaji ketentuan tentang klausula baku dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen terhadap konsumen pengguna jasa bimbingan belajar Ganesha Operation terkait adanya klausula janji jaminan lulus ujian nasional dengan garansi uang kembali 100% dan jaminan program masuk SMA Unggulan dan PT Favorit dalam perjanjian jasa pendidikan Ganesha Operation di Kabupaten Kebumen. b. Untuk mengetahui dan mengkaji upaya hukum yang dapat dilakukan oleh konsumen dalam hal pihak Lembaga bimbingan belajar Ganesha Operation Kebumen tidak bersedia mengganti kerugian akibat tidak terpenuhinya jaminan jaminan lulus ujian nasional dengan garansi uang kembali 100% dan jaminan program masuk SMA Unggulan dan PT Favorit yang telah dijanjikan dalam perjanjian jasa pendidikan bimbingan belajar. D. Manfaat Penelitian Penulisan hukum ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam bidang : 1. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi ilmu hukum khususnya Hukum Perdata, terutama yang terkait dengan perlindungan hukum konsumen pengguna jasa pengajaran dalam suatu

10 lembaga bimbingan belajar yang kini telah beredar dan digunakan secara luas dalam praktek bisnis dalam dunia pendidikan. 2. Manfaat Praktis Penulisan hukum ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat pada umumnya dan diharapkan menjadi gambaran sekaligus pengetahuan dari segi yuridis mengenai perlindungan hukum dalam perjanjian jasa pengajaran Lembaga bimbingan belajar di Ganesha Operation di Kabupaten Kebumen. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran yang penulis lakukan selama proses penelitian di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, penelitian menyangkut tentang perlindungan hukum terhadap konsumen pengguna jasa pengajaran lembaga bimbingan belajar Ganesha Operation di Kabupaten Kebumen belum ditemukan penelitian khusus mengenai judul yang penulis angkat dalam penelitian hukum ini. Penulis menemukan judul yang pernah dilakukan dan memiliki kemiripan dengan judul yang penulis angkat dala penulisan hukum tetapi berbeda rumusan permasalahan yang akan diangkat, yaitu : 1. Perlindungan Hukum Bagi Pengguna Jasa Pengajaran Bahasa Inggris di Lembaga bimbingan belajar Bahasa Inggris English Café. Oleh Aditya Rifki Pratama pada tahun Penelitian ini menitikberatkan pada pertanggungjawaban pihak produsen, dalam hal ini adalah English Café terhadap klaim member yang mengulang bimbingan

11 belajar dan kedudukan hukum dari klausul perjanjian gratis mengulang seumur hidup dalam perjanjian standar bimbingan belajar bahasa Inggris di English Café. 2 Rumusan masalah dari penelitian oleh Aditya Rifki Pratama adalah : 1. Bagaimana tanggung jawab English Café terhadap klaim member yang mengulang bimbingan belajar? 2. Bagaimana kedudukan hukum klausul perjanjian gratis mengulang seumur hidup dalam perjanjian standar bimbingan belajar bahasa Inggris English Café? Penelitian yang dilakukan oleh Aditya Rifki Pratama adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk pertanggung jawaban dari produsen terhadap klaim dari konsumen terhadap apa yang sudah di setujui dan disepakati bersama dalam perjanjian standar. Klausula baku yang menjadi focus penelitian adalah gratis mengulang seumur hidup dalam perjanjian standar. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah pada penelitian ini lebih menitikberatkan implementasi Undang- Undang Perlindungan Konsumen dengan adanya pencantuman klausula baku dalam perjanjian antara pengguna jasa bimbingan belajar dengan pihak lembaga bimbingan belajar Ganesha Operation di Kabupaten Kebumen. Selain itu, upaya yang dapat dilakukan oleh konsumen jika pihak pelaku usaha tidak dapat mengganti kerugian sesuai dengan apa yang sudah di perjanjikan. Selain itu subyek yang 2 Aditya Rifki Pratama, Perlindungan Hukum Bagi Pengguna Jasa Pengajaran Bahasa Inggris di Lembaga bimbingan belajar Bahasa Inggris English Café, Skripsi Program Sarjana, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

12 diteliti juga berbeda, pada penelitian tersebut subjek yang diteliti adalah English Café di Yogyakarta, sedangkan dalam penelitian ini subyeknya adalah Lembaga bimbingan belajar Ganesha Operation di Kabupaten Kebumen. 2. Perjanjian Jasa Bimbingan Belajar antara Konsumen dengan Lembaga Pendidikan Primagama Cabang Kotagede Yogyakarta. Oleh Norma Gustiany pada tahun Penelitian ini menitikberatkan pada pelaksanaan perjanjian dan perlindungan hukum yang diberikan oleh pihak Primagama terkait adanya janji jaminan mendapat nilai 9 pada setiap mata pelajaran yang diujikan pada ujian nasional. 3 Rumusan masalah dari penelitian oleh Norma Gustiany adalah : 1. Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian melakukan jasa Bimbingan Belajar berkaitan dengan adanya janji jaminan mendapatkan nilai 9 pada setiap mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional? 2. Bagaimanakah perlindungan hukum yang diberikan oleh Primagama untuk siswa yang tidak mendapatkan nilai 9 (sembilan) pada salah satu mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional? Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah pada penelitian ini lebih menitikberatkan implementasi Undang-Undang Perlindungan Konsumen dengan adanya pencantuman klausula baku dalam perjanjian antara pengguna jasa bimbingan belajar dengan pihak lembaga bimbingan belajar Ganesha Operation di Kabupaten Kebumen. Selain itu, upaya yang dapat 3 Norma Gustiany, Perjanjian Jasa Bimbingan Belajar Antara Konsumen dengan Lembaga Pendidikan Primagama Cabang Kotagede Yogyakarta, Skripsi Program Sarjana, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

13 dilakukan oleh konsumen jika pihak pelaku usaha tidak dapat mengganti kerugian sesuai dengan apa yang sudah di perjanjikan. Selain itu subyek yang diteliti juga berbeda, pada penelitian tersebut subjek yang diteliti adalah Primagama cabang Kotagede - Yogyakarta, sedangkan dalam penelitian ini subyeknya adalah Lembaga bimbingan belajar Ganesha Operation di Kabupaten Kebumen.

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dari perekonomian yang modern dapat dilihat dari kebutuhan hidup manusia yang semakin meningkat. Salah satu kebutuhan itu adalah tentang kebutuhan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian kredit pembiayaan. Perjanjian pembiayaan adalah salah satu bentuk perjanjian bentuk

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian kredit pembiayaan. Perjanjian pembiayaan adalah salah satu bentuk perjanjian bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perjanjian jual beli sangat banyak macam dan ragamnya, salah satunya adalah perjanjian kredit pembiayaan. Perjanjian pembiayaan adalah salah satu bentuk perjanjian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu jasa yang diberikan bank adalah kredit. sebagai lembaga penjamin simpanan masyarakat hingga mengatur masalah

BAB I PENDAHULUAN. satu jasa yang diberikan bank adalah kredit. sebagai lembaga penjamin simpanan masyarakat hingga mengatur masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian nasional senantiasa bergerak cepat dengan tantangan yang semakin kompleks. 1 Peranan perbankan nasional perlu ditingkatkan sesuai dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. teknologi tersebut untuk terus menyesuaikan diri dan mengadopsinya. Teknologi

I. PENDAHULUAN. teknologi tersebut untuk terus menyesuaikan diri dan mengadopsinya. Teknologi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi yang terjadi menuntut manusia yang merupakan subjek dari teknologi tersebut untuk terus menyesuaikan diri dan mengadopsinya. Teknologi memberikan banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, kata rumah menjadi suatu kebutuhan yang sangat mahal, padahal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan salah satu hal yang penting bagi setiap individu. Keinginan masyarakat untuk dapat memiliki tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah perjanjian baku berasal dari terjemahan bahasa Inggris, yaitu standard

BAB I PENDAHULUAN. Istilah perjanjian baku berasal dari terjemahan bahasa Inggris, yaitu standard BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah perjanjian baku berasal dari terjemahan bahasa Inggris, yaitu standard contract. Perjanjian baku merupakan perjanjian yang ditentukan dan telah dituangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bukan suatu kebutuhan namun pada saat sekarang dapat menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. bukan suatu kebutuhan namun pada saat sekarang dapat menjadi suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup seorang diri tanpa kehadiran manusia lain. Hubungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya di era globalisasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsumen berasal dari kata consumer (Inggris-Amerika), atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsumen berasal dari kata consumer (Inggris-Amerika), atau II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hak dan Kewajiban Konsumen 1. Pengertian Konsumen Konsumen berasal dari kata consumer (Inggris-Amerika), atau consument/konsument (Belanda). Secara harfiah arti kata consumer itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas, tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Perusahaan Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas, tujuan pendidikan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat berbagai jenis jasa pengiriman. Jasa pengiriman tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat berbagai jenis jasa pengiriman. Jasa pengiriman tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia terdapat berbagai jenis jasa pengiriman. Jasa pengiriman tersebut dapat berupa jenis jasa pengiriman barang, tumbuhan maupun hewan. Fungsi jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan untuk peduli akan hukumnya sangat rendah. Dalam hal ini,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan untuk peduli akan hukumnya sangat rendah. Dalam hal ini, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rechtfictie atau yang lazim disebut fiksi hukum, memiliki pengertian bahwa setiap orang dianggap tahu akan hukum, jadi ketika seseorang tidak tahu hukumnya tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ekonomi merupakan salah satu yang mendapat prioritas utama

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ekonomi merupakan salah satu yang mendapat prioritas utama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka menunjang pembangunan nasional, pembangunan dibidang ekonomi merupakan salah satu yang mendapat prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan. Atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah dikirim barang tersebut mengalami kerusakan. Kalimat yang biasanya

BAB I PENDAHULUAN. setelah dikirim barang tersebut mengalami kerusakan. Kalimat yang biasanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan pengamatan penulis selama ini dalam kenyataannya beberapa perusahaan pengiriman barang/paket di Kota Yogyakarta secara sepihak telah mencantumkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. terhadap turis asing sebagai konsumen, sehingga perjanjian sewamenyewa. sepeda motor, kepada turis asing sebagai penyewa.

BAB V PENUTUP. terhadap turis asing sebagai konsumen, sehingga perjanjian sewamenyewa. sepeda motor, kepada turis asing sebagai penyewa. BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut : 1. Perjanjian sewa-menyewa sepeda motor antara turis asing dan Rental motor Ana Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga dibutuhkan adanya aturan yang disebut dengan hukum. adanya hukum sebagai suatu norma dalam masyarakat diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga dibutuhkan adanya aturan yang disebut dengan hukum. adanya hukum sebagai suatu norma dalam masyarakat diharapkan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan teknologi dan masyarakat selalu diiringi dengan meningkatnya interelasi dan interaksi yang berakibat timbulnya konflik. Adanya kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran dan peradaban manusia senantiasa mengalami perkembangan seiring

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran dan peradaban manusia senantiasa mengalami perkembangan seiring BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pemikiran dan peradaban manusia senantiasa mengalami perkembangan seiring dengan perubahan zaman, sehingga semakin berkembanglah dunia perdagangan dan industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya setiap orang berhak mendapatkan perlindungan dari hukum. Hampir seluruh hubungan hukum harus mendapat perlindungan dari hukum. Oleh karena itu terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara lain dengan melakukan berbagai perbaikan dan peningkatan. tujuan negara yaitu mensejahterakan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara lain dengan melakukan berbagai perbaikan dan peningkatan. tujuan negara yaitu mensejahterakan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globlisasi mendorong peningkatan dalam setiap segi kehidupan masyarakat. Indonesia sebagai negara berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah hak asasi bagi warga negara Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah hak asasi bagi warga negara Indonesia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah hak asasi bagi warga negara Indonesia, khususnya anak, sebagai generasi penerus bangsa. Pendidikan yang sejak dini diberikan kepada anak, akan memberikan

Lebih terperinci

Dengan adanya pengusaha swasta saja belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain karena perusahaan swasta hanya melayani jalur-jalur

Dengan adanya pengusaha swasta saja belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain karena perusahaan swasta hanya melayani jalur-jalur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia pembangunan meningkat setiap harinya, masyarakat pun menganggap kebutuhan yang ada baik diri maupun hubungan dengan orang lain tidak dapat dihindarkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan relasi kerjasama abadi antara laki laki dan perempuan,

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan relasi kerjasama abadi antara laki laki dan perempuan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum, pernikahan merupakan bentuk komitmen tertinggi untuk melakukan relasi kerjasama abadi antara laki laki dan perempuan, yang dilandasi atas dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Perjanjian dalam Pasal 1313

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Perjanjian dalam Pasal 1313 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berjanji atau membuat suatu perjanjian merupakan perbuatan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Perjanjian dalam Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS TANGGUNGJAWAB PRODUK TERHADAP UNDANG- UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

TINJAUAN YURIDIS TANGGUNGJAWAB PRODUK TERHADAP UNDANG- UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TINJAUAN YURIDIS TANGGUNGJAWAB PRODUK TERHADAP UNDANG- UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN Dwi Afni Maileni Dosen Tetap Program Studi Ilmu Hukum UNRIKA Batam Abstrak Perlindungan konsumen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. barang dan jasa, serta fasilitas pendukung lainnya sebagai pelengkap yang dibutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. barang dan jasa, serta fasilitas pendukung lainnya sebagai pelengkap yang dibutuhkan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha di Indonesia semakin ketat akan persaingannya, banyak perusahaan-perusahaan tumbuh berkembang dengan menawarkan beberapa pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh terhadap semakin banyaknya kebutuhan masyarakat akan barang/ jasa tertentu yang diikuti

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan terhadap identifikasi masalah, dapat dirumuskan beberapa kesimpulan di antaranya : 1. Kedudukan para pihak : a. Hubungan hukum antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju dan terus berkembang. Kondisi demikian sangat menguntungkan

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju dan terus berkembang. Kondisi demikian sangat menguntungkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara yang berkembang di dunia. Berkembangnya Indonesia dapat dilihat dari berbagai faktor, antara lain bidang perdagangan, ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Telekomunikasi Indonesia atau yang sering dikenal oleh awam dengan

BAB I PENDAHULUAN. PT. Telekomunikasi Indonesia atau yang sering dikenal oleh awam dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PT. Telekomunikasi Indonesia atau yang sering dikenal oleh awam dengan Telkom, merupakan perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringantelekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi. 1

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia mempunyai kepentingan. Kepentingan adalah suatu tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi. 1 Sejak dilahirkan manusia membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk serba efektif dan efisien dalam pemanfaatan waktu akibat tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk serba efektif dan efisien dalam pemanfaatan waktu akibat tuntutan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin pesat memberikan dampak tidak langsung dalam perubahan pola kehidupan masyarakat. Masyarakat dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang pesat. Berbagai informasi telah dapat disajikan dengan canggih

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang pesat. Berbagai informasi telah dapat disajikan dengan canggih 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer, telekomunikasi, dan informasi telah berjalan sedemikian rupa sehingga pada saat ini sudah sangat jauh berbeda, pemanfaatan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya pengguna jasa. yang percaya untuk menggunakan jasa pengangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya pengguna jasa. yang percaya untuk menggunakan jasa pengangkutan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perusahaan pengangkutan di Indonesia mulai menunjukkan kemajuan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya pengguna jasa yang percaya untuk menggunakan

Lebih terperinci

Lex Privatum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

Lex Privatum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016 KAJIAN YURIDIS TENTANG PERJANJIAN BAKU ANTARA KREDITUR DAN DEBITUR MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN 1 Oleh : Glen Wowor 2 ABSTRAK Penelitian ini dialkukan bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, perkembangan aktivitas bisnis merupakan fenomena yang sangat kompleks karena mencakup berbagai bidang baik hukum, ekonomi, dan politik. Dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menimbulkan suatu hubungan hukum yang dikategorikan sebagai suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menimbulkan suatu hubungan hukum yang dikategorikan sebagai suatu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Manusia dalam mencapai kebutuhan hidupnya saling berinteraksi dengan manusia lain. Masing-masing individu dalam berinteraksi adalah subjek hukum yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah uang setiap waktu yang ditentukan. Maka dari itu, HKI akan mendorong

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah uang setiap waktu yang ditentukan. Maka dari itu, HKI akan mendorong ! 1 BAB I PENDAHULUAN A.! Latar Belakang Hak Kekayaan Intelektual (HKI) memiliki peranan yang sangat penting bagi perkembangan kegiatan perdagangan di dunia, termasuk Indonesia. Dengan adanya HKI, diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perkembangan dunia dewasa ini ditandai dengan arus globalisasi di segala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perkembangan dunia dewasa ini ditandai dengan arus globalisasi di segala BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan dunia dewasa ini ditandai dengan arus globalisasi di segala bidang yang membawa pengaruh cukup besar bagi perkembangan perekonomian Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman dewasa ini membuat masyarakat menginginkan segala sesuatu secara praktis, dalam arti globalisasi telah mempengaruhi gaya hidup dan kepribadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan negara Indonesia yang ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan negara Indonesia yang ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara hukum dan tidak berdasarkan kekuasaan semata, hal ini berdasarkan penjelasan umum tentang sistem pemerintahan negara Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemiliknya kepada pihak lain. Sesuai dengan ketentuan Pasal 2 Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. pemiliknya kepada pihak lain. Sesuai dengan ketentuan Pasal 2 Peraturan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peralihan hak atas tanah merupakan suatu perbuatan hukum yang dilakukan dengan tujuan untuk mengalihkan hak kepemilikan atas tanah dari pemiliknya kepada pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membayar royalti dalam jumlah tertentu dan untuk jangka waktu tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. membayar royalti dalam jumlah tertentu dan untuk jangka waktu tertentu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjanjian merupakan permasalahan penting yang perlu mendapat perhatian, mengingat perjanjian sering digunakan oleh individu dalam aspek kehidupan. Salah satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENCANTUMAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI DIHUBUNGKAN DENGAN BUKU III BURGERLIJK

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENCANTUMAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI DIHUBUNGKAN DENGAN BUKU III BURGERLIJK 43 BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENCANTUMAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI DIHUBUNGKAN DENGAN BUKU III BURGERLIJK WETBOEK JUNCTO UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan Indonesia dikategorikan ke dalam dua bagian, yaitu

I. PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan Indonesia dikategorikan ke dalam dua bagian, yaitu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga pendidikan Indonesia dikategorikan ke dalam dua bagian, yaitu pendidikan formal dan non formal. Pendidikan non formal yang umumnya dijalankan oleh lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak berkembang usaha-usaha bisnis, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak berkembang usaha-usaha bisnis, salah satunya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak berkembang usaha-usaha bisnis, salah satunya adalah usaha jasa pencucian pakaian atau yang lebih dikenal dengan jasa laundry. Usaha ini banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan makanan dengan memasaknya sendiri. Terlebih lagi

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan makanan dengan memasaknya sendiri. Terlebih lagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi setiap harinya. Terkadang kesibukan serta aktivitas yang padat tidak memungkinkan lagi untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kesimpulan dari hasil penulusuran dan penelitian antara lain sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. kesimpulan dari hasil penulusuran dan penelitian antara lain sebagai berikut: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas dapat diambil beberapa kesimpulan dari hasil penulusuran dan penelitian antara lain sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Perjanjian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hukum Perlindungan konsumen dewasa ini mendapat cukup

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hukum Perlindungan konsumen dewasa ini mendapat cukup 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Hukum Perlindungan konsumen dewasa ini mendapat cukup perhatian karena menyangkut aturan-aturan guna mensejahterakan masyarakat, bukan saja masyarakat selaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan dan perkembangan perekonomian pada umumnya dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan dan perkembangan perekonomian pada umumnya dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan dan perkembangan perekonomian pada umumnya dan khususnya di bidang perindustrian dan perdagangan telah menghasilkan berbagai variasi barang dan/atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejenis menimbulkan persaingan usaha yang semakin ketat. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. sejenis menimbulkan persaingan usaha yang semakin ketat. Perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengiriman barang di Yogyakarta dari waktu ke waktu jumlahnya semakin bertambah. Pertambahan perusahaan sejenis menimbulkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Penggunaan Klausula Baku pada Perjanjian Kredit

BAB V PENUTUP. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Penggunaan Klausula Baku pada Perjanjian Kredit BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dari pembahasan mengenai Tinjauan Hukum Peran Otoritas Jasa Keuangan Dalam Mengawasi Penerapan Klausula Baku Dalam Transaksi Kredit Sebagai Upaya Untuk Melindungi Nasabah Dikaitkan

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DARI KLAUSULA EKSEMSI DALAM KONTRAK STANDAR PERJANJIAN SEWA BELI

TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DARI KLAUSULA EKSEMSI DALAM KONTRAK STANDAR PERJANJIAN SEWA BELI TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DARI KLAUSULA EKSEMSI DALAM KONTRAK STANDAR PERJANJIAN SEWA BELI oleh : Putu Ayu Dias Pramiari Putu Tuni Cakabawa L Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunannasional adalah mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin seluruh rakyat Indonesia secara adil dan merata, sebagai salah satu usaha untuk mengisi

Lebih terperinci

PENGGOLONGAN HUKUM. Nama anggota : Mega Aditya Lavinda (19) Megantoro Prasetyo W (20) Mitsaqan Ghalizha (21) Ahmad hafiyyan (03)

PENGGOLONGAN HUKUM. Nama anggota : Mega Aditya Lavinda (19) Megantoro Prasetyo W (20) Mitsaqan Ghalizha (21) Ahmad hafiyyan (03) PENGGOLONGAN HUKUM Nama anggota : Mega Aditya Lavinda (19) Megantoro Prasetyo W (20) Mitsaqan Ghalizha (21) Ahmad hafiyyan (03) Penggolongan Hukum Hukum menurut bentuknya. Hukum menurut tempat berlakunya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. macam variasi barang maupun jasa. Banyaknya variasi barang maupun jasa

BAB I PENDAHULUAN. macam variasi barang maupun jasa. Banyaknya variasi barang maupun jasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini perkembangan di berbagai bidang tumbuh dengan pesat. Perkembangan ekonomi salah satunya. Perkembangan ekonomi ini membawa banyak pengaruh juga

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia 69 BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan 1. Konsumen pengguna jasa layanan parkir kendaraan bermotor seringkali merasa dirugikan dengan penggunaan klausula baku dalam karcir parkir. Klausula baku yang tercantum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyendiri tetapi manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup menyendiri.

BAB I PENDAHULUAN. menyendiri tetapi manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup menyendiri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perkembangan dunia usaha saat ini semakin mengalami kemajuan yang sangat pesat. Sehingga Sumber Daya Manusia sebagai pelakunya dituntut untuk menjadi sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Komunikasi adalah sebuah proses

BAB I PENDAHULUAN. menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Komunikasi adalah sebuah proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia semakin berubah, dalam beberapa tahun terakhir perkembangan sistem telekomunikasi di Indonesia sudah demikian pesatnya memberikan dampak yang menyentuh

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Jasa Parkir antara Konsumen pada Chandra Supermarket dan Departement Store Chandra Supermarket dan Departement Store merupakan salah satu pasar swalayan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lainnya karena ingin selalu hidup dalam. kebersamaan dengan sesamanya. Kebersamaannya akan berlangsung baik

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lainnya karena ingin selalu hidup dalam. kebersamaan dengan sesamanya. Kebersamaannya akan berlangsung baik 10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari hubungan dengan manusia lainnya karena ingin selalu hidup dalam kebersamaan dengan sesamanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat dan sangat pesat. Masyarakat berbondong-bondong datang ke

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat dan sangat pesat. Masyarakat berbondong-bondong datang ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di Indonesia terutama di kota besar terjadi sangat cepat dan sangat pesat. Masyarakat berbondong-bondong datang ke kota besar dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen pengguna jasa PT.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen pengguna jasa PT. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen pengguna jasa PT. Citra Van Titipan Kilat (Tiki) yang dirugikan karena surat pos atau paket pos terlambat, rusak, atau hilang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan hubungan atau pergaulan antar masyarakat memiliki batasan yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan hubungan atau pergaulan antar masyarakat memiliki batasan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara hukum pada prinsipnya mengakui bahwa kehidupan hubungan atau pergaulan antar masyarakat memiliki batasan yang menjamin hak-hak pribadi dan komunal.

Lebih terperinci

KONSUMEN DAN KLAUSUL EKSONERASI : (STUDI TENTANG PERJANJIAN DALAM APLIKASI PENYEDIA LAYANAN BERBASIS ONLINE)

KONSUMEN DAN KLAUSUL EKSONERASI : (STUDI TENTANG PERJANJIAN DALAM APLIKASI PENYEDIA LAYANAN BERBASIS ONLINE) KONSUMEN DAN KLAUSUL EKSONERASI : (STUDI TENTANG PERJANJIAN DALAM APLIKASI PENYEDIA LAYANAN BERBASIS ONLINE) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Hukum Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah dan kebutuhan hidup manusia sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah dan kebutuhan hidup manusia sejalan dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pertumbuhan jumlah dan kebutuhan hidup manusia sejalan dengan perkembangan teknologi modern yang begitu cepat membuat jumlah aktifitas dan cara manusia tersebut beraktifitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan tersebut terjadi di semua bidang, baik sosial, budaya, ekonomi, maupun

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan tersebut terjadi di semua bidang, baik sosial, budaya, ekonomi, maupun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat telah membawa perubahan terhadap pola kehidupan masyarakat Indonesia. Perubahan pola kehidupan tersebut

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Undang-Undang No 9 Tahun 1999 berjudul Undang-Undang tentang Perlindungan

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Undang-Undang No 9 Tahun 1999 berjudul Undang-Undang tentang Perlindungan BAB III TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Perlindungan Konsumen Undang-Undang No 9 Tahun 1999 berjudul Undang-Undang tentang Perlindungan Konsumen dan bukan Undang-Undang tentang Konsumen. menyebutkan pengertianpengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN (ASEAN Economic Community) juga sudah di depan mata. Sorotan

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN (ASEAN Economic Community) juga sudah di depan mata. Sorotan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dan perdagangan di Indonesia berkembang dengan pesat. Tantangan perdagangan bebas seperti Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis waralaba di Indonesia tergolong sangat prospektif karena

I. PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis waralaba di Indonesia tergolong sangat prospektif karena 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan bisnis waralaba di Indonesia tergolong sangat prospektif karena potensi pasarnya sangat besar dan tergolong pesat yang melibatkan banyak pengusaha lokal

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA JASA LAUNDRY DI KELURAHAN KADIPIRO KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA JASA LAUNDRY DI KELURAHAN KADIPIRO KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA JASA LAUNDRY DI KELURAHAN KADIPIRO KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA Oleh : LINDA PRATIWI NIM: 12100091 ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

POTENSI KEJAHATAN KORPORASI OLEH LEMBAGA PEMBIAYAAN DALAM JUAL BELI KENDARAAN SECARA KREDIT Oleh I Nyoman Gede Remaja 1

POTENSI KEJAHATAN KORPORASI OLEH LEMBAGA PEMBIAYAAN DALAM JUAL BELI KENDARAAN SECARA KREDIT Oleh I Nyoman Gede Remaja 1 POTENSI KEJAHATAN KORPORASI OLEH LEMBAGA PEMBIAYAAN DALAM JUAL BELI KENDARAAN SECARA KREDIT Oleh I Nyoman Gede Remaja 1 Abstrak: Klausula perjanjian dalam pembiayaan yang sudah ditentukan terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk nongkrong-nongkrong di cafe. Gaya hidup nongkrong di. kita sadari merupakan pengaruh dari globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk nongkrong-nongkrong di cafe. Gaya hidup nongkrong di. kita sadari merupakan pengaruh dari globalisasi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat arus informasi telah berkembang dengan sedemikian rupa sehingga pengaruhnya dapat dengan cepat terlihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagi negara-negara yang sedang berkembang khususnya di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Bagi negara-negara yang sedang berkembang khususnya di Indonesia, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi negara-negara yang sedang berkembang khususnya di Indonesia, pembangunan nasional merupakan salah satu alternatif untuk meningkatan taraf hidup suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia sebagai. makhluk sosial saling berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia sebagai. makhluk sosial saling berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas dan beragam, baik itu kebutuhan primer, kebutuhan sekunder maupun kebutuhan tersier. Oleh karena itu manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) (Preambule) memuat tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) (Preambule) memuat tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) (Preambule) memuat tujuan serta cita-cita bangsa, termasuk di dalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kuota jemaah haji dan umrah terbanyak yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dengan kuota jemaah haji dan umrah terbanyak yang diberikan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hingga tahun 2016, tercatat bahwa Indonesia merupakan negara dengan kuota jemaah haji dan umrah terbanyak yang diberikan oleh Pemerintah Arab Saudi. Setiap tahunnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bumi yang paling atas. Yang dimanfaatkan untuk menanami tumbuh-tumbuhan disebut

BAB I PENDAHULUAN. bumi yang paling atas. Yang dimanfaatkan untuk menanami tumbuh-tumbuhan disebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai pengertian geologis-agronomis, tanah ialah lapisan lepas permukaan bumi yang paling atas. Yang dimanfaatkan untuk menanami tumbuh-tumbuhan disebut tanah garapan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saing ketat sehingga membuat perusahaan-perusahaan berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. saing ketat sehingga membuat perusahaan-perusahaan berusaha untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha di Indonesia semakin berkembang dan berdaya saing ketat sehingga membuat perusahaan-perusahaan berusaha untuk meningkatkan kualitas kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Tingkat perkembangan ekonomi dunia dewasa ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Tingkat perkembangan ekonomi dunia dewasa ini ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia dewasa ini ditandai dengan arus globalisasi disegala bidang yang membawa dampak cukup pesat bagi perkembangan perekonomian Indonesia. Tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat kita lihat dalam praktek sehari-hari, banyaknya peminat dari

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat kita lihat dalam praktek sehari-hari, banyaknya peminat dari BAB I PENDAHULUAN H. Latar Belakang Dalam dunia perdagangan kita mengenal berbagai macam perjanjian, salah satu diantaranya adalah Perjanjian Sewa Beli. Perjanjian ini timbul dalam praktek karena adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting dalam masyarakat. Oleh karena itu hampir setiap orang pasti mengetahui mengenai peranan bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Hal tersebut tertuang dalam Pasal 28 huruf H ayat (1)

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Hal tersebut tertuang dalam Pasal 28 huruf H ayat (1) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. ilmu pengetahuan dan juga ekonomi. Kemajuan di bidang ekonomi secara

BAB I. Pendahuluan. ilmu pengetahuan dan juga ekonomi. Kemajuan di bidang ekonomi secara BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Globalisasi yang terjadi di era modern ini membawa dampak di berbagai bidang kehidupan, baik di bidang teknologi, komunikasi, informasi, ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara material maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. secara material maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional Indonesia merupakan paradigma pembangunan yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata baik secara material maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan hal

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan suatu negara yang sedang membangun. Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Pembangunan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu tidaklah mudah. Salah satu alternatif yang di ambil guna mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. itu tidaklah mudah. Salah satu alternatif yang di ambil guna mencukupi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern seperti saat ini manusia selalu ingin tercukupi semua kebutuhannya, namun pada kenyataannya untuk mencukupi kebutuhan hidup itu tidaklah mudah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha jasa pencucian pakaian atau yang lebih dikenal dengan jasa laundry.

BAB I PENDAHULUAN. usaha jasa pencucian pakaian atau yang lebih dikenal dengan jasa laundry. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini berkembang usaha-usaha bisnis, salah satunya adalah usaha jasa pencucian pakaian atau yang lebih dikenal dengan jasa laundry. Usaha ini banyak terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa membayarkan sejumlah harga tertentu. mencukupi biaya pendidikan dan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. berupa membayarkan sejumlah harga tertentu. mencukupi biaya pendidikan dan lainnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk ekonomi atau homo economicus memiliki berbagai macam kebutuhan yang harus dipenuhi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Kebutuhan manusia

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Keabsahan dari transaksi perbankan secara elektronik adalah. Mendasarkan pada ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum

BAB V PENUTUP. 1. Keabsahan dari transaksi perbankan secara elektronik adalah. Mendasarkan pada ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Keabsahan dari transaksi perbankan secara elektronik adalah Mendasarkan pada ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sebenarnya tidak dipermasalahkan mengenai

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai manfaat yang banyak adalah handphone. Perkembangan. banyak sekali seri handphone dengan berbagai merek mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai manfaat yang banyak adalah handphone. Perkembangan. banyak sekali seri handphone dengan berbagai merek mengeluarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaman yang semakin moderen seperti sekarang ini penggunaan teknologi sangatlah membantu kehidupan masyarakat. Salah satu teknologi yang mempunyai manfaat yang

Lebih terperinci

BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING

BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING A. Pelaksanaan Jual Beli Sistem Jual beli Pre Order dalam Usaha Clothing Pelaksanaan jual beli sistem pre order

Lebih terperinci

SKRIPSI. iyah Surakarta. Oleh : NIM

SKRIPSI. iyah Surakarta. Oleh : NIM SKRIPSI KLAUSULA EKSONERASI DAN KONSUMEN (Studi Terhadap Perjanjian Laundry di Gonilan, Kartasura, Sukoharjo) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapii Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembanganya kerja sama bisnis antar pelaku bisnis. Banyak kerja sama

BAB I PENDAHULUAN. berkembanganya kerja sama bisnis antar pelaku bisnis. Banyak kerja sama BAB I PENDAHULUAN Perjanjian berkembang pesat saat ini sebagai konsekuensi logis dari berkembanganya kerja sama bisnis antar pelaku bisnis. Banyak kerja sama bisnis dilakukan oleh pelaku bisnis dalam bentuk

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam membentuk dan mengembangkan kualitas pribadi bangsa. Pendidikan dapat mencakup seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhan Yang Maha Esa. 5 Dalam perspektif

BAB I PENDAHULUAN. yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhan Yang Maha Esa. 5 Dalam perspektif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Perkawinan ialah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)

Lebih terperinci

Tanggung Jawab Penjual/ Pelaku Usaha Dalam Transaksi Jual Beli Terhadap Kelebihan Pembayaran Menurut Peraturan Perundang Undangan Di Indonesia.

Tanggung Jawab Penjual/ Pelaku Usaha Dalam Transaksi Jual Beli Terhadap Kelebihan Pembayaran Menurut Peraturan Perundang Undangan Di Indonesia. Tanggung Jawab Penjual/ Pelaku Usaha Dalam Transaksi Jual Beli Terhadap Kelebihan Pembayaran Menurut Peraturan Perundang Undangan Di Indonesia Oleh : Lili Naili Hidayah 1 ABSTRAK Setiap perbuatan yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dalam bab sebelumnya, Penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: Pertama,

BAB V PENUTUP. dalam bab sebelumnya, Penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: Pertama, BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana telah dipaparkan dalam bab sebelumnya, Penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: Pertama, berdasarkan penelusuran

Lebih terperinci