BAB I PENDAHULUAN. bukan suatu kebutuhan namun pada saat sekarang dapat menjadi suatu
|
|
- Hamdani Jayadi
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup seorang diri tanpa kehadiran manusia lain. Hubungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya di era globalisasi ini sangat penting terutama dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya akan barang dan jasa yang semakin hari semakin bertambah serta semakin beragam macamnya. Suatu barang pada jaman dahulu bukan suatu kebutuhan namun pada saat sekarang dapat menjadi suatu kebutuhan. Barang yang dahulu bukan merupakan kebutuhan pokok, pada saat sekarang dapat menjadi kebutuhan pokok. Kebutuhan mendasar bagi manusia dimulai dari kebutuhan akan pangan kemudian sandang dan kemudian papan ataupun kesehatan dan baru kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya pelengkap dan tergolong mewah karena hanya sedikit orang yang dapat memilikinya, misalnya kebutuhan akan kemampuan melakukan suatu keahlian tertentu. Salah satu keahlian yang lazim dimiliki saat ini adalah keahlian mengemudi mobil. Kemampuan mengemudi yang merupakan salah satu kebutuhan manusia yang dianggap mutlak diperlukan saat ini. Salah satu pilihan untuk belajar mengemudi adalah dengan mengikuti pendidikan dan latihan kursus mengemudi. Keahlian si pemilik atau pemakai mobil untuk 1
2 2 mengemudikan mobil di buktikan dengan memiliki Surat Izin Mengemudi mobil (SIM A), karena dalam mendapatkan SIM A para pihak harus memenuhi syarat yaitu telah berusia 17 Tahun, dan memenuhi syarat administrasi yaitu KTP asli setempat dan fotocopy-nya yang masih berlaku 1 (satu) lembar, mengisi formulir permohonan, bukti pembayaran biaya admintrasi SIM, rumus sidik jari, surat keterangan sehat jasmani dari dokter (Polri/umum), surat keterangan sehat rohani dari psikolog, surat keterangan lulus uji simulator (SKUKP) untuk SIM A, Ijazah/sertifikat I lulus pendidikan dan pelatihan mengemudi untuk SIM umum. Selain itu juga harus memenuhi syarat lulus yaitu ikut dan lulus ujian teori, ikut dan lulus ujian praktek I dan II. Berdasarkan rumusan Pasal 77 ayat (1) Undang-Undang No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, menyatakan bahwa Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib memiliki Surat Izin Mengemudi sesuai dengan jenis kendaraan bermotor yang dikemudikan. Syarat untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi kendaraan bermotor umum yaitu calon pengemudi wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan pengemudi angkutan umum. Setelah mengikuti pendidikan dan latihan kursus mengemudi peserta harus melampirkan sertifikat kompetensi ini saat mengurus SIM Umum. Sertifikat kompetensi akan diterima setelah peserta mengikuti kursus mengemudi, sebagai bukti bahwa yang bersangkutan lulus ujian kursus mengemudi, maka pengelola kursus mengemudi memberikan sertifikat kompetensi ini. Pendidikan dan pelatihan mengemudi diselenggarakan oleh
3 3 lembaga yang mendapat izin dan terakreditasi dari pemerintah. Izin penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan mengemudi yang diberikan oleh Pemerintah Daerah dan dilaksanakan berdasarkan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Menteri yang membidangi sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. Rumusan pasal Pasal 79 Undang-Undang No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan menyatakan, bahwa setiap calon pengemudi pada saat belajar mengemudi atau mengikuti ujian praktik mengemudi di jalan wajib didampingi instruktur atau penguji. Instruktur atau penguji sebagaimana bertanggung jawab atas pelanggaran dan/atau kecelakaan lalu lintas yang terjadi saat calon pengemudi belajar atau menjalani ujian. Indonesia memiliki tingkat mobilitas yang tinggi dan seakan berbanding lurus dengan jumlah kecelakaan yang terjadi di jalan, salah satu penyebab kecelakaan tersebut adalah faktor manusia yang sering melakukan kelalaian sewaktu mengemudi di jalan, dengan demikian pendidikan mengemudi sangatlah penting dan diperlukan sebagai dasar dalam berkendara di jalan raya. Secara umum penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan mengemudi bertujuan menghasilkan lulusan yang kredibel dalam arti memenuhi kompetensinya sebagai pengemudi, dan saat ini banyak terdapat sekolah mengemudi dengan nama dan praktik penyelenggaraan yang bervariasi. Keselamatan dan ketertiban dalam berlalu lintas merupakan tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan visi dan misi pembangunan non fisik di bidang perhubungan dari
4 4 pemerintah. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan mengemudi harus meningkatkan peran strategisnya dalam menghasilkan pengemudi yang kompeten dan bertanggung jawab. Pemerintah daerah dalam hal ini sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan mengemudi perlu melakukan pengaturan agar menjadi lebih baik dalam hal kualitasnya. Syarat untuk mendapatkan SIM A yaitu Surat Keterangan Lulus Uji Simulator (SKUKP) untuk SIM A, Ijazah/sertifikat I lulus pendidikan dan pelatihan mengemudi untuk SIM umum ini membuat pelaku usaha jasa kursus mengemudi mobil berkembang sangat pesat di Yogyakarta, terlebih sebagai kota pendidikan dan kebudayaan yang semakin berkembang, banyak warga asli dan pelajar yang tinggal di daerah Yogyakarta ini. Pelajar maupun mahasiwa yang merantau ke Yogyakarta menjadi sasaran utama sebagai konsumen oleh para pelaku usaha kursus mengemudi mobil yang terdapat di sekitar berdirinya lembaga penyelengaraan pendidikan terutama universitas. Para pengguna jasa juga sangat merespon usaha ini, usaha kursus mengemudi mobil dinilai dapat mempermudah konsumen dalam proses belajar mengemudi mobil. Efektif dan efisiensi waktu merupakan alasan yang digunakan konsumen untuk memilih menggunakan usaha jasa kursus mengemudi mobil tersebut, dalam hal efektif si konsumen tidak perlu menyediakan mobil sendiri untuk belajar mengemudi, karena pelaku usaha akan menyediakan mobilnya untuk dipakai selama proses kursus mengemudi, juga dalam hal belajar, peserta kursus mengemudi akan diberi pelajaran tentang
5 5 mengemudi yang baik dan benar secara teori dan praktik sekaligus yang dilakukan langsung di lapangan yaitu jalan raya, dan hal yang paling penting adalah pada saat terjadi kecelakaan atau hal- hal yang tidak diinginkan terhadap mobil yang dipakai dalam proses mengemudi, maka si konsumen atau pengguna jasa kursus mengemudi mobil tidak perlu khawatir karena semua hal tersebut telah diatur dalam paket perjanjian antara penyedia jasa kursus mengemudi mobil dengan konsumen. Hubungan yang terjadi antara pelaku usaha dengan konsumen pada dasarnya mempunyai prinsip yang sama dengan prinsip yang ada pada perjanjian timbal balik, yaitu perjanjian yang memberikan hak dan kewajibannnya kepada kedua belah pihak, artinya bahwa pelaku usaha dan konsumen dibebani hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki. Hal tersebut menunjukan bahwa kedua belah pihak saling membutuhkan sehingga terjadi keterikatan diantaranya. Kursus mengemudi mobil tersebut memberikan layanan kursus menyetir mobil berdasarkan perjanjian yang telah disepakati antara penyedia jasa kursus mengemudi mobil dengan konsumen. Dalam perjanjian tersebut, pihak penyedia jasa layanan kursus mengemudi telah menentukan syarat dan ketentuan bagi konsumen yang akan belajar mengemudi mobil. Walaupun tempat kursus mengemudi mobil telah menetapkan syarat-syarat dan ketentuan dalam belajar mengemudi yang telah dituangkan kedalam sebuah perjanjian,
6 6 tetap saja dalam prakteknya masih banyak terjadi permasalahan dimana pihak lembaga kursus mengemudi mobil maupun pihak konsumen sebagai pengguna jasa tidak memenuhi kewajiban atau tidak memenuhi prestasi sesuai dengan yang disepakati dalam perjanjian. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai wanprestasi. Wanprestasi adalah pelaksanaan perjanjian yang tidak tepat waktunya atau dilakukan tidak menurut selayaknya atau tidak dilaksanakan sama sekali 1. Adapun bentuk-bentuk dari wanprestasi sebagai berikut : a. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukan; b. Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana yang dijanjikan; c. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat; d. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya. 2 Wanprestasi yang terjadi tidak hanya merugikan pelaku usaha sebagai pihak yang menawarkan jasa, tetapi juga merugikan konsumen sebagai pihak pengguna jasa. Oleh karena itu perlu ditemukan upaya penyelesaian wanprestasi yang terjadi di dalam perjanjian jasa kursus mengemudi untuk meminimalisir segala kerugian yang terjadi. Adanya wanprestasi memberikan hak bagi pihak yang dirugikan untuk meminta pertanggungjawaban atas kerugian yang diderita. Sistem pertanggungjawaban seperti itu terdapat pada sistem tanggungjawab hukum 1 Yahya Harahap, 1998, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Alimni, Bandung, hlm Subekti, 1990,Hukum Perjanjian,PT Intermasa, Jakarta, hlm.45.
7 7 perdata, yaitu tanggungjawab perdata berdasarkan wanprestasi. Permintaan pertanggungjawaban perdata berdasarkan wanprestasi hanya dapat dilakukan apabila terdapat perjanjian anatara para pihak dalam perjanjian yang mana mewajibkan seseorang untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu atau untuk tidak berbuat sesuatu. Perjanjian tersebut dapat tertuang dalam bentuk tertulis, lisan, tindakan-tindakan nyata, atau secara diam-diam. Berdasarkan latar belakang di atas dan pra penelitian yang sudah dilakukan penulis, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian penuliasan hukum dengan judul: PELAKSANAAN PERJANJIAN JASA KURSUS MENGEMUDI MOBIL PADA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN LATIHAN AKREDITAS MENGEMUDI DI YOGYAKARTA B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan tersebut diatas maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Mengapa terjadi wanprestasi dalam perjanjian jasa kursus mengemudi mobil di Lembaga Pendidikan dan Latihan Akreditas Mengemudi? 2. Bagaimanakah upaya penyelesaian wanprestasi yang terjadi sehubungan dengan pelaksanaan perjanjian jasa kursus mengemudi mobil di Lembaga Pendidikan dan Latihan Akreditas Mengemudi?
8 8 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian pada latar belakang dan rumusan masalah di atas, Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis di dalam Penulisan Hukum ini meliputi 2 (dua) hal, yaitu : 1. Tujuan Obyektif a. Untuk mengetahui dan mengkaji pelaksanaan perjanjian jasa kursus mengemudi mobil di Lembaga Pendidikan dan Latihan Akreditas Mengemudi b. Untuk mengetahui bentuk dan upaya penyelesaiaan wanprestasi yang terjadi sehubungan dengan pelaksanaan perjanjian jasa kursus mengemudi mobil di Lembaga Pendidikan dan Latihan Akreditas Mengemudi 2. Tujuan Subyektif a. Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh data yang relevan dengan topik penulisan hukum guna melengkapi persyaratan akademis dalam rangka memperoleh gelar sarjana hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. b. Penelitian ini sebagai sumbangan pemikiran ilmiah kepada pihakpihak terkait pada khususnya, dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya.
9 9 D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian yang Penulis lakukan adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Akademis Manfaat penelitian ini secara akademis adalah diperolehnya data tentang penyelesaian wanprestasi, diharapkan dapat menggambarkan perkembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum perdata khususnya dalam perjanjian jasa kursus mengemudi mobil. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini khususnya bagi pihak-pihak yang terkait berupa peneliti, pembangunan hukum di Indonesia, dan masyarakat adalah sebagai berikut : a. Manfaat bagi Pembangunan Hukum di Indonesia Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan kontribusi bagi perkembangan ilmu hukum pada umumnya, khususnya berkaitan dengan pelaksanaan perjanjian dan mengetahui bentuk serta cara penyelesaiaan wanprestasi b. Manfaat bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan penulis dalam bidang keperdataan, khususnya terkait bentuk dan penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian. c. Manfaat bagi instansi terkait
10 10 Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dalam bentuk pengetahuan mengenai bentuk-bentuk wanprestasi dan cara penyelesaian wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian agar tidak menimbulkan hal yang dapat merugikan salah satu pihak. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran terhadap beberapa penelitian kepustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, terdapat beberapa penelitian terkait dengan penelitian hukum yang dilakukan oleh penulis. Penelitian terkait tersebut meskipun membahas mengenai pelaksanaan perjanjian dan wanprestasi, tentunya penelitian tersebut bukan dilakukan di Akreditas Mengemudi, selain itu judul serta rumusan masalah berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Namun demikian ada beberapa penelitian yang mengangkat tema yang di dalamnya terdapat variable yang serupa dengan variable yang diangkat dalam penelitian ini, tulisan tersebut antara lain : 1. Penelitian Berjudul Analisis Yuridis Perjanjian Jasa Kursus Mengemudi Mobil Di Lembaga Pendidikan Dan Latihan Akreditas Mengemudi Dikaitkan Dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen 3 yang dilakukan oleh Fajar Napitupulu untuk 3 Fajar Napitupulu,2013, Analisis Yuridis Perjanjian Jasa Kursus Mengemudi Mobil Di Lembaga Pendidikan Dan Pelatihan Akreditas Mengemudi Diakitkan Dengan Undang-Undang No.8 Tahun
11 11 penulisan Skripsi tahun 2013 di Universitas Gadjah Mada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui syarat dan ketentuan yang termuat dalam perjanjian kursus mengemudi mobil di Lembaga Kursus dan Latihan Akreditas Mengemudi telah sesuai dengan ketentuan pencantuman klausula baku dalam Pasal 18 Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Penelitian yang membedakan dengan penulis adalah penulis lebih fokus kepada pelaksanaan perjanjian jasa antara lembaga kursus dengan konsumen sebagai pengguna jasa dan menitikberatkan kepada bentuk dan upaya penyelesaian wanprestasi yang terjadi dalam pelaksanaan perjanjian tersebut. 2. Penelitian berjudul Pelaksanaan Perjanjian Jasa Perjalanan Ibadah Umroh & Haji Khusus Di PT. Fazary Wisata 4 yang dilakukan oleh Ary Ramadhanoe Amanza untuk penulisan Skripsi tahun 2015 di Universitas Gadjah Mada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk wanprestasi yang terjadi sehubungan dengan pelaksanaan perjanjian serta cara penyelesaiaan wanprestasi yang terjadi. Penelitian yang membedakan dengan penulis adalah selain membahas tentang wanprestasi dan upaya penyelesaiaannya yang terjadi dalam perjanjian, penulisan hukum ini juga menyoroti tentang pelaksanaan perjanjian itu sendiri Tentang Perlindungan Konsumen,Penulisan Hukum bagian Hukum Perdata FH UGM, Yogyakarta 4 Ary Ramadhanoe Amanza, 2015, Pelaksanaan Perjanjian Jasa Perjalanan Ibdah Umroh & Haji Khusus Di PT. Fazary Wisata
12 12 Selain hal tersebut, yang menjadi pembeda dari penulisan hukum penulis adalah lokasi penelitian. Penulisan diatas mengambil lokasi penelitian pada PT. Fazary Wisata sedangkan lokasi penulisan hukum penulis pada Lembaga Pendidikan dan Latihan Akreditas Mengemudi Berdasarkan uraian tersebut diatas, terlihat bahwa penulisan hukum yang dilakukan penulis terlihat perbedaannya, dengan demikian penulis menganggap bahwa penelitian yang akan penulis laksanakan adalah asli dan layak untuk diteliti dan dapat untuk dipertanggungjawabkan. Namun, jika terdapat penelitian yang mirip dengan penulisan hukum oleh penulis, diharapkan penelitian ini dapat saling melengkapi satu sama lain.
BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi menunjukkan capaian yang cukup menggembirakan akhirakhir. persen, sebagaimana tersaji dalam tebel berikut ini.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dari waktu ke waktu terus melakukan pembangunan untuk mewujudkan negara yang semakin maju, adil, dan sejahtera. Dari berbagai kemajuan yang dicapai
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: adapun alasan penyebab wanprestasi tersebut antara lain:
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan penelitian, dalam pelaksanaan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR
SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan salah satu sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya pengguna jasa. yang percaya untuk menggunakan jasa pengangkutan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perusahaan pengangkutan di Indonesia mulai menunjukkan kemajuan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya pengguna jasa yang percaya untuk menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kuota jemaah haji dan umrah terbanyak yang diberikan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hingga tahun 2016, tercatat bahwa Indonesia merupakan negara dengan kuota jemaah haji dan umrah terbanyak yang diberikan oleh Pemerintah Arab Saudi. Setiap tahunnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. turis-turis tersebut di berbagai kota dan daerah di Indonesia, sehingga. berbagai wilayah dan belahan dunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki berbagai keindahan alam yang sangat menawan dimata dunia tidak salah memiliki jumlah pengunjung wisatawan yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal utama yang perlu diperhatikan dalam proses meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pada saat ini jelas terlihat negara-negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum(rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum(rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). 1 Pernyataan tersebut secara tegas tercantum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu hampir
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II
BAB II BENTUK DAN JENIS SANKSI YANG BISA DIKENAKAN TERHADAP PENGENDARA MOBIL TERSEBUT DAN TANGGUNGJAWAB PEMERINTAH DALAM MENYELENGGARAKAN KESELAMATAN LALU LINTAS 1. Bentuk dan Jenis Sanksi yang Bisa Dikenakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini terlihat dari banyaknya perubahan yang terjadi, terutama dalam bidang teknologi transportasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi tata cara kita berperilaku atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan masyarakat selalu terdapat berbagai macam norma yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi tata cara kita berperilaku atau bertindak.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan untuk peduli akan hukumnya sangat rendah. Dalam hal ini,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rechtfictie atau yang lazim disebut fiksi hukum, memiliki pengertian bahwa setiap orang dianggap tahu akan hukum, jadi ketika seseorang tidak tahu hukumnya tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, keadaan geografis
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi atau pengangkutan merupakan bidang kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pentingnya transportasi bagi masyarakat Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, globalisasi ekonomi guna mencapai kesejahteraan rakyat berkembang semakin pesat melalui berbagai sektor perdangangan barang dan jasa. Seiring dengan semakin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kegiatan usaha yang banyak bermunculan. Kegiatan usaha terbagi menjadi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian saat ini semakin pesat, hal ini diakibatkan oleh kegiatan usaha yang banyak bermunculan. Kegiatan usaha terbagi menjadi beberapa bidang, yaitu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang terjadi dalam masyarakat, hakikat keadilan dan hukum dapat dialami baik oleh ahli hukum maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam bahaya yang dapat mengancam kepentingannya tersebut.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong setiap manusia untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingannya masing-masing. Manusia memerlukan bantuan orang lain
Lebih terperinciDengan adanya pengusaha swasta saja belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain karena perusahaan swasta hanya melayani jalur-jalur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia pembangunan meningkat setiap harinya, masyarakat pun menganggap kebutuhan yang ada baik diri maupun hubungan dengan orang lain tidak dapat dihindarkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepolisian Republik Indonesia memiliki peran penting dalam tonggak perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi hukum, mulai dari pengamanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya pembangunan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi diperlukan peran serta lembaga keuangan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Tingkat perkembangan ekonomi dunia dewasa ini ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia dewasa ini ditandai dengan arus globalisasi disegala bidang yang membawa dampak cukup pesat bagi perkembangan perekonomian Indonesia. Tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lalu lintas dan angkutan jalan memegang peranan penting dalam menunjang, memperlancar dan meningkatkan pembangunan perekonomian baik regional maupun nasional. Kendaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam ketentuan umum Pasal 1 ayat (1) Undang undang Nomor 2 Tahun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam ketentuan umum Pasal 1 ayat (1) Undang undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, Notaris
Lebih terperinciMEKANISME PENERBITAN SIM SIM PERSEORANGAN SIM UMUM SIM BAGI WNA
MEKANISME PENERBITAN SIM SIM PERSEORANGAN SIM UMUM SIM BAGI WNA SIM-A, C DAN D PERSEORANGAN BARU Pasal 81 UULAJ No. 22 Tahun 2009 Untuk Mendapatkan Surat Izin Mengemudi, Setiap Orang Harus Memenuhi Persyaratan
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.653/AJ.202/DRJD/2001 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN SEWA
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.653/AJ.202/DRJD/2001 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN SEWA Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Menimbang : a. Bahwa pelayanan angkutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dari perekonomian yang modern dapat dilihat dari kebutuhan hidup manusia yang semakin meningkat. Salah satu kebutuhan itu adalah tentang kebutuhan akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perjanjian kredit pembiayaan. Perjanjian pembiayaan adalah salah satu bentuk perjanjian bentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perjanjian jual beli sangat banyak macam dan ragamnya, salah satunya adalah perjanjian kredit pembiayaan. Perjanjian pembiayaan adalah salah satu bentuk perjanjian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan tersebut terjadi di semua bidang, baik sosial, budaya, ekonomi, maupun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat telah membawa perubahan terhadap pola kehidupan masyarakat Indonesia. Perubahan pola kehidupan tersebut
Lebih terperinciMEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN BULUNGAN.
BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di dalamnya diatur oleh hukum. Tujuan dibuatnya hukum ini adalah untuk menciptakan suatu masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu alat transportasi yang banyak dibutuhkan oleh manusia adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini menjadi salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan tertentu dengan mempergunakan alat tertentu pula.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada kehidupan masyarakat saat ini, transportasi merupakan salah satu hal yang sangat penting. Menurut Miro (2012:1) Transportasi secara umum dapat diartikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya perubahan serta akselerasi dalam berbagai bidang. Perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan informasi dan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan mendorong terjadinya perubahan serta akselerasi dalam berbagai bidang. Perubahan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang kecelakaan lalu lintas, bahkan pemberitaan tentang kecelakaan lalu lintas
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Hampir setiap hari surat kabar maupun media lainnya memberitakan tentang kecelakaan lalu lintas, bahkan pemberitaan tentang kecelakaan lalu lintas selalu menjadi bahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berlaku pada manusia tetapi juga pada benda atau barang. Perpindahan barang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia saat ini ditandai dengan arus globalisasi di segala bidang yang membawa dampak cukup pesat bagi perkembangan perekonomian Indonesia. Salah satu kebutuhan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2003 NOMOR : 68 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dilindungi oleh Pemerintah dan Undang-undang. Setiap warga. bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting dan mendasar dalam peningkatan Sumber Daya Manusia di Indonesia dan merupakan hal terpenting untuk mencapai berbagai macam
Lebih terperinciBAB III PRAKTIK MASYARAKAT KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN MEMILIKI MODA ANGKUTAN DAN KETAATAN TERHADAP LALU LINTAS
BAB III PRAKTIK MASYARAKAT KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN MEMILIKI MODA ANGKUTAN DAN KETAATAN TERHADAP LALU LINTAS A. Gambaran Umum POLSEK Kecamatan Waru 1. Letak Lokasi Kepolisian Resort kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara-negara lain dengan melakukan berbagai perbaikan dan peningkatan. tujuan negara yaitu mensejahterakan kehidupan bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globlisasi mendorong peningkatan dalam setiap segi kehidupan masyarakat. Indonesia sebagai negara berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyendiri tetapi manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup menyendiri.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perkembangan dunia usaha saat ini semakin mengalami kemajuan yang sangat pesat. Sehingga Sumber Daya Manusia sebagai pelakunya dituntut untuk menjadi sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Ketenagakerjaan sebagai bagian dari integral dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Ketenagakerjaan sebagai bagian dari integral dari Pembangunan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara material maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional Indonesia merupakan paradigma pembangunan yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata baik secara material maupun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah lalu lintas.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah lalu lintas. Persoalan lalu lintas yang dihadapi oleh kota-kota besar antara lain, yaitu kemacetan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa. bantuan orang lain dan terjadi ketergantungan juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain dan terjadi ketergantungan juga rasa saling membutuhkan antara individu yang satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena jumlah jemaah haji dan umroh Indonesia yang sangat besar, melibatkan berbagai instansi
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 2 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA ANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 2 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA ANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan ketertiban umum khususnya
Lebih terperinciSTUDI TENTANG KESADARAN HUKUM SISWA DALAM BERLALU LINTAS:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini permasalahan jumlah penduduk merupakan permasalahan yang memiliki dampak terhadap seluruh seluruh aspek kehidupan, salah satunya adalah permasalahan lalu
Lebih terperinciUU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang, dan hewan di jalan;
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 1992/49, TLN 3480]
UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 1992/49, TLN 3480] BAB XIII KETENTUAN PIDANA Pasal 54 Barangsiapa mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang tidak sesuai
Lebih terperinciBUPATI BANGKA TENGAH
BUPATI BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGGARAAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA TENGAH, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hampir terjadi diberbagai daerah terutama di kota-kota besar. Kondisi semacam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini permasalahan jumlah penduduk merupakan permasalahan yang memiliki dampak terhadap seluruh aspek kehidupan, salah satunya adalah permasalahan lalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan dalam kehidupan masyarakat diatur oleh hukum. Hukum di Indonesia dimuat dalam bentuk konstitusi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia berdasarkan catatan The Pew Forum on Religion & Public Life pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang memiliki populasi Muslim terbesar di seluruh dunia berdasarkan catatan The Pew Forum on Religion & Public Life pada 2010. 3 Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan
Lebih terperinciSurat Ijin Mengemudi (SIM)
Surat Ijin Mengemudi (SIM) SIM (Surat Ijin Mengemudi) adalah bukti registrasi dan identifikasi yang diberikan oleh Polri kepada seseoraang yang telah memenuhi persyaratan administrasi, sehat jasmani dan
Lebih terperinciVI. KESIMPULAN DAN SARAN
VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti tentang respon orang tua terhadap anak di bawah umur yang menggunakan kendaraan bermotor di Desa Hajimena Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan Polri lebih dari 50 Tahun yang lalu hingga saat ini, dalam kurun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembuatan Surat Ijin Mengemudi (SIM) telah dilakukan Polri lebih dari 50 Tahun yang lalu hingga saat ini, dalam kurun waktu lebih dari setengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum. merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terjadinya pelanggaran lalu lintas merupakan salah satu bentuk problematika yang sering menimbulkan permasalahan di jalan raya. Hal tersebut dapat dilihat
Lebih terperinciTANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENGIRIMAN PAKET POS DI SUKOHARJO
TANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENGIRIMAN PAKET POS DI SUKOHARJO Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana (S-1) pada Fakultas Hukum
Lebih terperinciNo Petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan maupun secara berk
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5346 TRANSPORTASI. Kendaraan Bermotor. Pelanggaran. Pemeriksaan. Tata Cara. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 187) PENJELASAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khusus (benoemd) maupun perjanjian umum (onbenoemd) masih berpedoman
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sampai sekarang pembuatan segala macam jenis perjanjian, baik perjanjian khusus (benoemd) maupun perjanjian umum (onbenoemd) masih berpedoman pada KUH Perdata,
Lebih terperinciSYARAT UMUM MEMPEROLEH SIM (SURAT IZIN MENGEMUDI)
SYARAT UMUM MEMPEROLEH SIM (SURAT IZIN MENGEMUDI) Berikut macam-macam SIM, yaitu: 1. SIM A 2. SIM B1 3. SIM B2 4. SIM C HUBUNGAN SIM DENGAN KENDARAAN 1. SIM A Surat keterangan izin mengemudi untuk kendaraan
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG PROSES PELAYANAN PENERBITAN SIM
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT BIMA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG PROSES PELAYANAN PENERBITAN SIM 1. Definisi : Surat Ijin Mengemudi dimaksud sebagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha yang efisien. Perusahaan yang semula menitikberatkan pada proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kebutuhan manusia yang semakin tinggi tidak lepas dari adanya kemajuan teknologi yang merupakan dampak dari revolusi industri. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bogor merupakan salah satu kota yang sedang berkembang di Indonesia dari segi wisata dan fasilitas umum yang terus dikembangkan oleh pemerintahan Kota Bogor,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi jalan raya masih menjadi idaman dalam rangka pergerakan dan perpindahan orang maupun barang di Indonesia, khususnya untuk Pulau Jawa walaupun telah tersedia
Lebih terperinciKEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM TANGGUNG JAWAB PO. CV. SUMBER REZEKI TERHADAP PENGIRIM DALAM PERJANJIAN PENGIRIMAN BARANG DI KOTA JAMBI SKRIPSI Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jasa pengiriman paket dewasa ini sudah menjadi salah satu kebutuhan hidup. Jasa pengiriman paket dibutuhkan oleh perusahaan, distributor, toko, para wiraswastawan,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat di. Indonesia. Kebutuhan masyarakat terhadap tanah dipengaruhi oleh jumlah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Tanah merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat di Indonesia. Kebutuhan masyarakat terhadap tanah dipengaruhi oleh jumlah penduduk di Indonesia yang
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM UNIT PELAYANAN SIM 4.1. PROSEDUR PENERBITAN SURAT IZIN MENGEMUDI ( SIM )
BAB IV GAMBARAN UMUM UNIT PELAYANAN SIM 4.1. PROSEDUR PENERBITAN SURAT IZIN MENGEMUDI ( SIM ) Untuk mendapatkan SIM baru, masyarakat harus melewati beberapa tahapan pembuatan SIM sebagai berikut : Sebelum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan salah satu hal yang penting bagi setiap individu. Keinginan masyarakat untuk dapat memiliki tempat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bahwa : Tidak ada satupun lembaga kemasyarakatan yang lebih efektif di dalam. secara fisik tetapi juga berpengaruh secara psikologis.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan bagian masyarakat yang fundamental bagi kehidupan pembentukan kepribadian anak. Hal ini diungkapkan Syarief Muhidin (1981:52) yang mengemukakan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KELEBIHAN MUATAN ANGKUTAN BARANG
PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KELEBIHAN MUATAN ANGKUTAN BARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang : a. bahwa lalu lintas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sains dan teknologi membawa dampak yang signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah membawa kontribusi yang begitu domain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah menjadi rahasia umum apabila perkembangan lalu lintas pada saat ini begitu pesat hal ini beriringan pula dengan perkembangan jumlah penduduk yang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengaruh era globalisasi di segala bidang kehidupan berbangsa dan bernegara di masa kini tidak dapat terelakkan dan sudah dirasakan akibatnya, hampir di semua negara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh terhadap semakin banyaknya kebutuhan masyarakat akan barang/ jasa tertentu yang diikuti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keharusan untuk melangsungkan kehidupan bersama merupakan permasalahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah S.W.T menciptakan manusia sebagai makhluk sosial, sehingga dapat dipastikan manusia tidak dapat hidup seorang diri tanpa kehadiran manusia lain. Keharusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lalu lintas menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan orang di
Lebih terperinci[FIKA ASHARINA KARKHAM,SH]
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan arus globalisasi ekonomi dunia dan kerjasama di bidang perdagangan dan jasa berkembang sangat pesat. Masyarakat semakin banyak mengikatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Lalu lintas dan angkutan jalan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selalu berkebutuhan dan selalu memiliki keinginan untuk dapat memenuhi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sesuai kodratnya menjadi seseorang yang dalam hidupnya selalu berkebutuhan dan selalu memiliki keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-undang dasar No. 22 Tahun 2009, lalu lintas mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU
PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENGENDALIAN MUATAN MOBIL BARANG YANG BEROPERASI DI JALAN KABUPATEN DAN JALAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1993 T E N T A N G PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992
Lebih terperinciHASIL WAWANCARA. ATD.M.SI dan Bapak Tri Bowo ATD.M.SI, perwakilan dari dinas perhubungan,
HASIL WAWANCARA Berikut ini merupakan hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Tusiman ATD.M.SI dan Bapak Tri Bowo ATD.M.SI, perwakilan dari dinas perhubungan, Ibu Rina Astuti selaku perwakilan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hukum merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Hal ini senada dengan asas Ubi societas ibi ius yang menerangkan bahwa dimana ada manusia disitulah
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA BATU
PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : a. bahwa pembinaan, pengawasan dan pengendalian yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia kian pesat,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia kian pesat, hal ini berdampak pada perubahan aktivitas dalam dunia bisnis. Perubahan tersebut mencakup
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pelaksanaan Pengujian Berkala Kendaran Bermotor
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Pengertian Pelaksanaan Pengujian Berkala Kendaran Bermotor Pelaksanaan berasal dari kata laksana yang berarti perbuatan untuk melakukan suatu kegiatan, sedangkan arti dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN. Menurut R. Djatmiko Pengangkutan berasal dari kata angkut yang berarti
17 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN 2.1 Pengertian Perjanjian Pengangkutan Istilah pengangkutan belum didefinisikan dalam peraturan perundangundangan, namun banyak sarjana yang mengemukakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, kata rumah menjadi suatu kebutuhan yang sangat mahal, padahal
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAMBI
PEMERINTAH PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN JALAN UNTUK ANGKUTAN HASIL TAMBANG HASIL
Lebih terperinciselamat, aman, tertib, lancar, dan efisien, serta dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT, PENUMPANG DAN KECELAKAAN. menyelenggarakan pengangkutan barang semua atau sebagian secara time charter
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT, PENUMPANG DAN KECELAKAAN 2.1. Pengangkut 2.1.1. Pengertian pengangkut. Orang yang melakukan pengangkutan disebut pengangkut. Menurut Pasal 466 KUHD, pengangkut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang semakin banyak, serta kemajuan teknologi yang semakin canggih membawa implikasi semakin ramainya transportasi
Lebih terperinci