RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KBRI HARARE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KBRI HARARE"

Transkripsi

1 RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KBRI HARARE

2 KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA HARARE KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 011/OT/V/2015 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KBRI HARARE TAHUN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: 1. bahwa rencana strategis penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri pada periode merupakan dokumen perencanaan jangka menengah Kementerian Luar Negeri yang telah menetapkan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan, strategi, dan program; 2. bahwa Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah mengamanatkan setiap Kementerian / Lembaga menyusun Rencana Strategis sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN); 3. bahwa Keputusan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia no. 01/B/RO/IV/2015/01 tentang Rencana Strategis Kementerian Luar Negeri Tahun ; 4. bahwa berdasarkan pertimbangan pada angka 1, 2 dan 3, perlu menetapkan Keputusan Kepala Perwakilan tentang Rencana Strategis (Renstra) KBRI Harare ; Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara 3882); 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 185, Tambahan Lembaran Negara 4012);

3 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5. Tambahan Lembaran Negara 4355); 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara 4421); 6. Undang-Undang Nomor 17 Tabun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara 4700); 7. Peraturan Pernerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara 4405); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 9. Keputusan Presiden Nomor 108 Tahun 2003 tentang Organisasi Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri; 10. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 11. Peraturan Presiden Nomor 7 Tabun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara; 12. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun ; 13. Instruksi Pesiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; 14. Peraturan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Nomor 07 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri; 15. Peraturan Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional / BAPPENAS Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) ; 16. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

4 MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KBRI HARARE TAHUN Pertama : Menetapkan Rencana Strategis (Renstra) KBRI Harare Tahun sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini. Kedua : Renstra KBRI Harare Tahun disusun sebagai acuan bagi: a. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL) KBRI Harare; b. Koordinasi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan antar fungsi di KBRI Harare; c. Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan program di KBRI Harare. Ketiga : Memerintahkan Pelaksana Fungsi di lingkungan KBRI Harare untuk: a. Menjabarkan lebih lanjut Renstra KBRI Harare ke dalam perencanaan kegiatan; b. Melakukan monitoring dan evaluasi atas pencapaian kinerja yang tercantum dalam Rencana Strategis sekurang-kurangnya pada setiap triwulan. Keempat : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan Ditetapkan di : Harare Pada tanggal : 18 Mei 2015 Kepala Perwakilan R.I. Tembusan: 1. Yth. Menteri Luar Negeri, Kementerian Luar Negeri 2. Yth. Sekretaris Jenderal, Kementerian Luar Negeri 3. Yth. Direktur Jenderal Asia, Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri 4. Yth. Inspektur Jenderal, Kementerian Luar Negeri 5. Yth. Kepala Biro Perencanaan dan Organisasi, Kementerian Luar Negeri 6. Yth. Kepala Biro Administrasi Menteri, Kementerian Luar Negeri 7. Yth. Kepala Biro Administrasi Kementerian dan Perwakilan, Kementerian Luar Negeri 8. Yth. Kepala Biro Keuangan, Kementerian Luar Negeri 9. Yth. Direktur Afrika, Kementerian Luar Negeri 10. Yth. Inspektur Wilayah II, Kementerian Luar Negeri 11. Arsip

5 KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) KBRI HARARE tahun merupakan salah satu pedoman dan pengarah sekaligus komitmen KBRI HARARE sebagai salah satu instansi pemerintah yang harus menjalankan tugas pokok dan fungsinya agar setiap langkah dan kebijakannya selalu sejalan dengan peraturan dasar, kebijakan umum dan agenda yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Kandungan dan jiwa Renstra ini menjadi penting karena berisi nuansa dan seluk beluk masalah politik, ekonomi, sosial budaya, penerangan, protokol dan konsuler, perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia di luar negeri, dan juga disinergikan dengan Visi Kemlu yaitu terwujudnya wibawa diplomasi guna memperkuat jati diri bangsa sebagai negara maritim untuk kepentingan rakyat, arahan Presiden RI, yang tercantum dalam Nawa Cita dan kebijakan-kebijakan lain Pemerintah dan arahan Menteri Luar Negeri RI. Dokumen Renstra ini juga berisi tujuan dan sasaran Perwakilan selama periode tahun yang memiliki tekad Diplomasi untuk Rakyat disesuaikan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Renstra merupakan salah satu komponen dari implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), maka penyusunan 2 (dua) komponen SAKIP lainnya, yaitu dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), akan dikaitkan pula dengan alokasi anggaran yang terdapat dalam DIPA untuk tahun-tahun terkait. Akhirnya, kami mengharapkan agar pelaksanaan program dan kegiatan yang terkandung dalam Renstra KBRI HARARE tahun ini dapat diberkahi oleh Tuhan Yang Maha Esa sekaligus dapat digunakan oleh Perwakilan, Kementerian Luar Negeri dan Instansi terkait sebagai pedoman dalam mengukur dan menilai kinerja KBRI HARARE secara transparan dan obyektif. Harare, 18 Mei 2015 Kepala Perwakilan RI

6 DAFTAR ISI SURAT KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I BAB II KONDISI UMUM DAN ANALISIS SWOT I. Kondisi Umum... 1 II. Analisis SWOT... 2 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS I. Visi... 5 II. Misi... 5 III. Tujuan... 5 IV. Sasaran Strategis... 7 LAMPIRAN Lampiran I Matriks Arah Kebijakan dan Strategi... 9 Lampiran II Matriks Target Kinerja... 13

7 BAB I KONDISI UMUM DAN ANALISIS SWOT PERWAKILAN RI I. Kondisi Umum Renstra, sebagai salah satu komponen dari implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mewujudkan good governance, yang sejak tahun 2007 dikaitkan dengan pengalokasian dan realisasi anggaran sesuai DIPA untuk setiap instansi pemerintah. Oleh karena itu KBRI HARARE memandang perlu untuk menyusun Rencana Strategis tahun yang akan dipakai sebagai dasar penyusunan rencana kinerja dan realisasi anggaran selama 5 tahun ke depan. Penyusunan Renstra Perwakilan mengacu kepada Program Pemerintah, khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan politik luar negeri dan mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI tahun Renstra ini juga merupakan terjemahan dari visi Kemlu yaitu terwujudnya wibawa diplomasi guna memperkuat jati diri bangsa sebagai negara maritim untuk kepentingan rakyat, yang mencakup capaian signifikan, kemajuan perwakilan dan proyeksi keadaan. Adapun sasaran strategis yang hendak dicapai adalah terwujudnya peningkatan dan penguatan hubungan dan kerjasama bilateral dan regional diberbagai bidang dengan negara akreditasi, menguatnya dukungan dan kepercayaan masyarakat internasional bagi terpeliharanya keutuhan dan integritas NKRI, meningkatnya volume perdagangan Indonesia dengan negara akreditasi dan meningkatnya kualitas serta kapasitas kekonsuleran dan perlindungan WNI dan BHI di luar negeri. Selanjutnya tugas pokok KBRI HARARE adalah untuk meningkatkan dan memperkuat hubungan dan kerjasama diberbagai bidang antara Indonesia dengan Zimbabwe dan Zambia yang seluruhnya diabdikan bagi pencapaian kepentingan nasional Republik Indonesia. Dengan demikian, Renstra KBRI Harare tahun ini dapat memberikan arah dan acuan bagi KBRI HARARE dalam melaksanakan tugas dan fungsinya di Zimbabwe dan Zambia. Capaian signifikan selama 3 tahun terakhir yaitu hubungan bilateral yang terjalin antara Indonesia dengan negara akreditasi berjalan baik dan erat, yang ditandai dengan adanya kunjungan pejabat tinggi dari kedua negara ke dan dari Indonesia, pemberian dukungan dari kedua negara dalam pencalonan Indonesia dalam Dewan HAM PBB dan Inter Parliamentary Union (IPU). Dalam bidang ekonomi, capaian yang diraih yaitu adanya kehadiran delegasi misi dagang Zimbabwe dan Zambia dalam Trade Expo Indonesia yang diselenggarakan setiap tahunnya. Selain itu, juga ditandai dengan adanya peningkatan kunjungan pengusaha dan wisatawan dari negara akreditasi ke Indonesia selama 3 tahun terakhir. Dalam bidang sosial budaya, KBRI berhasil meningkatkan minat pelajar dan mahasiswa Zimbabwe dan Zambia untuk belajar di Indonesia, dibuktikan dengan meningkatnya jumlah pendaftar beasiswa dari Pemerintah Indonesia, diantaranya Beasiswa Darmasiswa dan Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang. Di bidang PWNI-BHI, KBRI secara aktif melakukan pembinaan dan perlindungan Renstra KBRI Harare

8 kepada WNI di wilayah akreditasi yang berjumlah kurang lebih 457 WNI (per Desember 2014). Selain itu, KBRI juga berhasil memberikan pendampingan kepada salah seorang WNI bermasalah di Zimbabwe yang bekerja di salah satu perusahaan Korea, yang tidak mendapatkan hak sesuai kesepakatan awal. KBRI juga berusaha menyelesaikan permasalahan permohonan izin tinggal para WNI yang bekerja pada beberapa perusahaan tambang di Zambia. II. Analisis SWOT 1. Strengths (Kekuatan-kekuatan) a. Hubungan bilateral yang telah terjalin dengan baik dan erat selama ini dengan kedua negara akreditasi; b. Negara-negara akreditasi banyak memiliki kesamaan sikap dan memiliki komitmen dasar yang serupa dalam lingkup kerjasama Selatan-Selatan, Gerakan Non Blok, Kelompok 15 (G-15), dan Kelompok 77 (G-77); c. Para pemangku kepentingan dan masyarakat di wilayah akreditasi secara umum menerima dengan baik kehadiran Perwakilan RI. 2. Weaknesses (Kelemahan-kelemahan) a. Jangkauan wilayah akreditasi KBRI Harare yang mencakup negara Zambia, dimana kondisi geografis negara tersebut cukup sulit untuk dijangkau; b. Kalangan pengusaha Indonesia dan mitra mereka di masing-masing negara akreditasi belum saling memahami potensi perekonomian mitranya; c. Jarak Indonesia dengan negara akreditasi cukup jauh dengan sarana transportasi yang sangat minim. Selain itu, letak negara Zimbabwe dan Zambia yang land-locked di kawasan Afrika bagian selatan juga menyulitkan pengusaha Indonesia menembus pasaran negara-negara akreditasi, karena tidak dapat melakukan akses langsung ke negara-negara tersebut. d. Belum pulihnya secara penuh keterpurukan ekonomi Zimbabwe, serta masih belum tercapainya tingkat ekonomi yang mapan di negara Zambia; e. Keterbatasan sumber dana (anggaran) guna mendukung program kegiatan KBRI Harare. Renstra KBRI Harare

9 3. Opportunities (Peluang-peluang) a. Citra Indonesia yang baik di mata negara-negara akreditasi, terutama sebagai pelopor perjuangan anti penjajahan dan saat ini sebagai negera berkembang yang maju; b. Keinginan yang kuat dari pemerintah negara-negara akreditasi terutama Zimbabwe untuk menjalin hubungan kerjasama yang lebih erat dengan negara-negara Asia dalam rangka penerapan Look East Policy; c. Produk-produk Indonesia mempunyai daya saing yang cukup kuat baik dari segi harga maupun mutu, terhadap barang-barang serupa dari negara-negara lain; d. Adanya komitmen antara Indonesia dengan negara akreditasi untuk saling meningkatkan hubungan di berbagai bidang terutama di sektor ekonomi dan perdagangan serta kerjasama teknik, sosial dan budaya; e. Secara umum, terbilang cukup mudah untuk melakukan pengaturan kegiatan promosi perdagangan, seni budaya, dan pariwisata yang difasilitasi oleh KBRI di negara akreditasi; f. Secara umum, masyarakat di negara akreditasi memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi dan bersahabat; g. Mudahnya akses untuk menjalankan pertemuan dengan pejabat tinggi di negara akreditasi baik ditataran pusat maupun daerah. 4. Threats (Ancaman/hambatan) a. Peraturan-peraturan pemerintah negara-negara akreditasi terutama Zimbabwe di bidang politik, ekonomi/moneter yang sering merugikan kepentingan para pengusaha asing, sehingga dapat menghambat hubungan bilateral di sektor perekonomian, diantaranya yaitu kebijakan Land Reform dan Indigenization; b. Lemah dan tidak stabilnya sistem perbankan di negara-negara akreditasi terutama Zimbabwe, serta tidak dimilikinya mata uang setempat. Zimbabwe menggunakan US Dollar sebagai alat transaksi. c. Jenis komoditi berupa bahan mentah yang diperdagangkan negara-negara akreditasi relatif sama dengan yang dihasilkan oleh Indonesia; d. Terbatasnya persediaan valuta asing di negara-negara akreditasi, khususnya di Zimbabwe, menjadi kendala utama dalam upaya meningkatkan perdagangan antar kedua negara; Renstra KBRI Harare

10 e. Secara umum, stabilitas politik di Zimbabwe masih bergantung pada figur seorang Presiden; f. Masih terjadinya permasalahan izin tinggal yang dihadapi oleh WNI di negara akreditasi. Internal (analisis internal di dalam kontrol organisasi) Support Strengths (S) Hubungan bilateral yang telah terjalin dengan baik dan erat selama ini dengan kedua negara akreditasi; Negara-negara akreditasi banyak memiliki kesamaan sikap dan memiliki komitmen dasar yang serupa dalam lingkup kerjasama Selatan- Selatan, Gerakan Non Blok, Kelompok 15 (G- 15), dan Kelompok 77 (G-77); Para pemangku kepentingan dan masyarakat di wilayah akreditasi secara umum menerima dengan baik kehadiran Perwakilan RI. Opportunities (O) Citra Indonesia yang baik di mata negaranegara akreditasi, terutama sebagai pelopor perjuangan anti penjajahan; Keinginan yang kuat dari pemerintah negaranegara akreditasi terutama Zimbabwe untuk menjalin hubungan kerjasama yang lebih erat dengan negara-negara Asia dalam rangka penerapan Look East Policy; Produk-produk Indonesia mempunyai daya saing yang cukup kuat baik dari segi harga maupun mutu, terhadap barang-barang serupa dari negara-negara lain; Adanya komitmen antara Indonesia dengan negara akreditasi untuk saling meningkatkan hubungan di berbagai bidang terutama di sektor ekonomi dan perdagangan serta kerjasama teknik, sosial dan budaya; Secara umum, terbilang cukup mudah untuk melakukan pengaturan kegiatan promosi perdagangan, seni budaya, dan pariwisata yang difasilitasi oleh KBRI di negara akreditasi; Secara umum, masyarakat di negara akreditasi memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi dan bersahabat; Mudahnya akses untuk menjalankan pertemuan dengan pejabat tinggi di negara akreditasi baik ditataran pusat maupun daerah. Weaknesses (W) Jangkauan wilayah akreditasi KBRI Harare yang mencakup negara Zambia, dimana kondisi geografis negara tersebut cukup sulit untuk dijangkau; Kalangan pengusaha Indonesia dan mitra mereka di masing-masing negara akreditasi belum saling memahami potensi perekonomian mitranya; Jarak Indonesia dengan negara akreditasi cukup jauh dengan sarana transportasi yang sangat minim. Selain itu, letak negara Zimbabwe dan Zambia yang land-locked di kawasan Afrika bagian selatan juga menyulitkan pengusaha Indonesia menembus pasaran negara-negara akreditasi, karena tidak dapat melakukan akses langsung ke negara-negara tersebut. Threats (T) Peraturan-peraturan pemerintah negaranegara akreditasi terutama Zimbabwe di bidang politik, ekonomi/moneter yang sering merugikan kepentingan para pengusaha asing, sehingga dapat menghambat hubungan bilateral di sektor perekonomian, diantaranya yaitu kebijakan Land Reform dan Indigenization; Lemah dan tidak stabilnya sistem perbankan di negara-negara akreditasi terutama Zimbabwe. Jenis komoditi berupa bahan mentah yang diperdagangkan negara-negara akreditasi relatif sama dengan yang dihasilkan oleh Indonesia; Terbatasnya persediaan valuta asing di negara-negara akreditasi, khususnya di Zimbabwe, menjadi kendala utama dalam upaya meningkatkan perdagangan antar kedua negara; Secara umum, stabilitas politik di Zimbabwe masih bergantung pada figur seorang Presiden; Masih terjadinya permasalahan izin tinggal yang dihadapi oleh WNI di negara akreditasi. Barrier Eksternal (analisis eksternal di luar kontrol organisasi) Renstra KBRI Harare

11 BAB II VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS PERWAKILAN RI I. Visi Perwakilan RI Menjadi ujung tombak dalam mewujudkan wibawa diplomasi Indonesia melalui peningkatan hubungan dan kerja sama bilateral yang saling menguntungkan dengan Zimbabwe dan Zambia. II. Misi Perwakilan RI 1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas hubungan dan kerja sama di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan pendidikan; 2. Meningkatkan profil Indonesia untuk mendukung misi diplomasi di negara akreditasi; 3. Meningkatkan optimalisasi perlindungan dan pelayanan WNI/BHI di Zimbabwe dan Zambia. III. Tujuan Perwakilan RI 1. Peran KBRI Harare yang berpengaruh; Tujuan Peran KBRI Harare yang berpengaruh Indikator Kinerja Utama Target 2015 Target 2019 Indeks Peran KBRI Harare 92,38 94,26 2. Kapasitas KBRI Harare yang mumpuni; Tujuan Indikator Kinerja Utama Target 2015 Target 2019 Nilai manfaat ekonomi, keuangan dan Nilai total perdangangan US$ 32juta US$ 34juta pembangunan yang optimal melalui upaya diplomasi KBRI Harare Jumlah wisatawan 235 orang 400 orang Perhitungan Indeks Peran Perwakilan RI A. Perhitungan Bobot No Indikator Bobot 1 Persentase realisasi rencana aksi sebagai implementasi dari 15 perjanjian/kesepakatan 2 Persentase rekomendasi perwakilan RI yang ditindaklanjuti stakeholders 10 Renstra KBRI Harare

12 No Indikator Bobot 3 Persentase peningkatan trade, tourism and investment (TTI) 30 4 Persentase publik di negara akreditasi yang berpandangan positif 10 terhadap Indonesia 5 Persentase permasalahan WNI dan BHI di luar negeri yang dapat 25 diselesaikan 6 Persentase responden/ pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran 10 B. Perhitungan Target Indeks No Indikator 1 Persentase realisasi rencana aksi sebagai implementasi dari perjanjian/kesepakatan 2 Persentase rekomendasi perwakilan RI yang ditindaklanjuti stakeholders 3 Persentase peningkatan trade, tourism and investment (TTI) 4 Persentase publik di negara akreditasi yang berpandangan positif terhadap Indonesia 5 Persentase permasalahan WNI dan BHI di luar negeri yang dapat diselesaikan 6 Persentase responden/ pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran Target PK Proyeksi Capaian PK Nilai Capaian PK /80 x 100% = 0, /75 x 100% = 0, /80 x 100% = 0, /75 x 100% = 0, /90 x 100% = 0, /90 x 100% = 0,94 Bobot Target Indeks 15 14, , , , ,2 10 9,4 Total Target Indeks 92,38 Renstra KBRI Harare

13 IV. Sasaran Strategis Perwakilan RI No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama 1 Peningkatan peran Persentase Perwakilan RI dalam Delegasi/Tamu mendukung diplomasi Yang Difasilitasi Indonesia melalui kerjasama bilateral, regional dan global di berbagai bidang Persentase Realisasi Dukungan Terhadap NKRI Persentase Realisasi dukungan kerhadap Pencalonan RI di Organisasi Internasional Target % 30% 50% 75% 90% 100% 100 % 100 % 100 % 100 % 50% 60% 70% 80% 90% 2 Peningkatan peran Perwakilan RI dalam menciptakan nilai manfaat ekonomi, dan pembangunan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia 3 Peningkatan peran soft power diplomasi yang dilakukan oleh Perwakilan RI di negara akreditasi Persentase peningkatan perdagangan, pariwisata dan investasi Persentase pemahaman masyarakat lokal mengenai kebudayaan Indonesia Persentase pelajar setempat yang belajar di Indonesia 15% 30% 45% 70% 85% 40% 50% 60% 70% 85% 15% 30% 45% 60% 75% Renstra KBRI Harare

14 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama 4 Peningkatan pelayanan Persentase dan perlindungan Penyelesaian WNI/BHI di luar negeri Kasus yang melibatkan WNI/BHI di Luar Negeri Persentase responden atau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran 5 Peningkatan penerapan Nilai hasil manajemen kinerja dan evaluasi anggaran yang akuntabel Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Perwakilan yang dilakukan Itjen dan BPO Persentase Realisasi Anggaran (SP2D) terhadap alokasi DIPA Perwakilan Target % 25% 45% 60% 75% 40% 50% 65% 75% 85% C BB B AA A 91% 92% 93% 94% 95% Renstra KBRI Harare

15 Lampiran I: Matriks Arah Kebijakan dan Strategi No. Arah Kebijakan Kemenlu 1 Peningkatan peran dan pengaruh Indonesia sebagai negara middle power di dunia internasional Strategi Kemenlu Memperkuat kerja sama internasional dalam mengatasi masalah-masalah global yang mengancam umat manusia, antara lain: senjata pemusnah massal, terorisme, penyakit menular, degradasi lingkungan, perubahan iklim, kelangkaan air, krisis pangan dan energi Mengintensifkan kerja sama bilateral, regional dan internasional dalam menanggulangi kejahatan transnasional, seperti: korupsi, terorisme, penyelundupan manusia, perdagangan orang, perdagangan gelap narkoba, perompakan perdagangan senjata ilegal, illegal fishing Meningkatkan kerja sama peningkatkan kapasitas melalui skema Kerja sama Selatan-Selatan (KSS) dan triangular untuk mendukung politik luar negeri Memperkuat dialog dan kerja sama konstruktif di bidang pemajuan demokrasi, pemajuan dan perlindungan HAM, toleransi agama, di forum Internasional Strategi Perwakilan Meningkatkan peran dan partisipasi aktif perwakilan dalam penyelesaian masalah global Mengembangkan jejaring dengan stakeholders di negara akreditasi Mengupayakan peningkatan program pelatihan dalam skema KSS Mengundang stakeholders terkait untuk kegiatan BDF dan interfaith dialogue Meningkatkan peran Indonesia di tingkat global dan internasional melalui penguatan kerja sama bilateral, khususnya dengan negara mitra strategis Aktif ikut serta dalam berbagai forum di kawasan Afrika Renstra KBRI Harare

16 No. Arah Kebijakan Kemenlu Strategi Kemenlu Menggunakan diplomasi publik yang berkarakter soft power Indonesia melalui kerja sama kebudayaan, pemberian beasiswa, people to people contact, jejaring diaspora Indonesia Mengelola dan memperkuat jaringan alumni asing penerima beasiswa Indonesia dan jaringan alumni WNI penerima beasiswa asing untuk memperkuat diplomasi publik Strategi Perwakilan Mengupayakan peningkatan pemberian beasiswa kepada WN di negara akreditasi, mengadakan pertunjukkan budaya, memperkenalkan Indonesia mulai dari SMA hingga perguruan tinggi, mengadakan pertemuan dengan lembaga studi yang ada di wilayah akreditasi. Memanfaatkan peran aktif alumni beasiswa WN setempat dalam berbagai kegiatan diplomasi Indonesia 2 Peningkatan diplomasi ekonomi Memperluas dan meningkatkan akses pasar bagi produk barang dan jasa Indonesia, serta meningkatkan arus investasi, dan pariwisata ke Indonesia, serta mendorong perlindungan pasar domestik dari praktek perdagangan yang tidak adil Memperkuat diplomasi Indonesia pada pasar prospektif Meningkatkan promosi TTI dengan melibatkan partisipasi aktif pelaku usaha Indonesia dan negara akreditasi Mengembangkan jejaring bisnis dan market intelligence produk Indonesia di negara akreditasi Renstra KBRI Harare

17 No. Arah Kebijakan Kemenlu Strategi Kemenlu Mendorong masuknya investasi asing pada sektorsektor prioritas bagi Indonesia, serta memfasilitasi dan mendorong serta melindungi investasi Indonesia di luar negeri. Perhatian khusus diberikan pada Perjanjian Promosi dan Perlindungan Penanaman Modal (P4M) bilateral serta kelanjutan perundingan perjanjian investasi Mendorong perluasan potensi perdagangan, investasi, pariwisata, dan pengembangan infrastruktur maritim serta pengelolaan kekayaan maritime Strategi Perwakilan Mengupayakan pemberian perlindungan bagi penanam modal Indonesia di negara akreditasi Meningkatkan promosi produk Indonesia di negara akreditasi 3 Peningkatan kualitas pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI di luar negeri serta pemberdayaan diaspora Memastikan kehadiran negara dalam pelayanan dan perlindungan WNI/BHI di luar negeri dengan mengedepankan kepedulian dan keberpihakan Memperkuat sistem kelembagaan Perlindungan WNI/BHI di dalam negeri dan luar negeri dengan memperhatikan aspek pencegahan (prevention), deteksi dini (early detection), dan perlindungan secara cepat dan tepat (immediate response) Mengoptimalisasikan langkahlangkah pencegahan, deteksi dini dan cepat tanggap dalam penyelesaian kasus WNI/BHI di luar negeri Meningkatkan pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI di negara akreditasi Meningkatkan koordinasi kelembagaan perlindungan WNI dan BHI di negara akreditasi dan di dalam negeri Meningkatkan pelayanan penyelesaian kasus WNI dan BHI di negara akreditasi Renstra KBRI Harare

18 No. Arah Kebijakan Kemenlu Strategi Kemenlu Memperkuat sinergi dalam Perlindungan WNI di luar negeri dengan Komunitas Indonesia di luar negeri serta pelayanan dan pemberdayaan Diaspora dan Masyarakat Madani Strategi Perwakilan Memberdayakan diaspora Indonesia dalam rangka perlindungan WNI dan BHI di negara akreditasi 4 Peningkatan kapasitas organisasi, tata kelola yang akuntabel, serta kompetensi SDM Kementerian Luar Negeri yang berbasis teknologi informasi Melakukan penataan organisasi yang adaptif, peningkatan evaluasi kinerja, dan tata kelola Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI Memperkuat sistem manajemen kinerja Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI dengan dukungan IT Membangun sistem komunikasi dan teknologi informasi yang terintegrasi berdasarkan IT Master Plan Kementerian Luar Negeri Meningkatkan anggaran Kementerian Luar Negeri dan memperkuat sistem penganggaran berbasis kinerja Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana penunjang dan pendorong kinerja Kementerian Luar Negeri Meningkatkan akuntabilitas pengelolaan anggaran dan aset negara serta kepatuhan terhadap peraturan perundangan Menyusun alur kerja yang lebih efektif dan efisien di perwakilan RI Memanfaatkan sistem IT yang ada guna menunjang kinerja perwakilan RI Memanfaatkan IT Master Plan Kemlu untuk diterapkan di perwakilan RI Memanfaat penggunaan anggaran yang berbasis kinerja secara maksimal Mengupayakan pembaruan sarana dan prasarana di perwakilan RI Mengupayakan kepatuhan terhadap pengelolaan anggaran dan asset negara Renstra KBRI Harare

19 Lampiran II: Matriks Target Kinerja Program/ Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Luar Negeri Penyelenggar aan diplomasi dan kerja sama internasional Perwakilan RI Sasaran Program (Outcome) / Sasaran Kegiatan (Output) Meningkatny a dukungan manajemen dan teknis pelaksanaan diplomasi Indonesia Terselenggar anya peningkatan pelaksanaan diplomasi dan kerja sama internasional di perwakilan RI Indikator Persentase penyelenggaraan dukungan manajemen yang professional, akuntabel (sesuai peraturan perundangan), efisien (tepat sasaran) dan efektif (tepat guna) Jumlah hubungan dan kerjasama bidang politik, ekonomi dan sosial budaya melalui Perwakilan RI di luar negeri Target Alokasi (Rp) % 100% 100 % 100% 100% Renstra KBRI Harare

20 Program/ Kegiatan Sasaran Program (Outcome) / Sasaran Kegiatan (Output) Indikator Jumlah upaya mendapatkan dukungan terhadap pencalonan RI di organisasi internasional Jumlah pernyataan dukungan terhadap NKRI Jumlah delegasi/tamu yang difasilitasi Jumalah penyelesaian kasus yang WNI/BHI di luar negeri Persentase pelayanan kekonsuleran yang diberikan kepada WNI/BHI di luar negeri Target Alokasi (Rp) % 100% 100 % 100% 100% 100 % 100% 100% 100 % 100% 100% 100 % 100% 100% 100 % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Renstra KBRI Harare

21 Program/ Kegiatan Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Kementerian Luar Negeri Peningkatan sarana dan prasarana perwakilan RI di luar negeri Sasaran Program (Outcome) / Sasaran Kegiatan (Output) Meningkatny a kualitas dukungan sarana dan prasarana Kementerian Luar Negeri Terlaksanany a peningkatan sarana dan prasarana perwakilan RI Indikator Persentase terselenggaranya operasional dan pemeliharaan kantor Tingkat dukungan sarana dan prasarana aparatur Kementerian Luar Negeri Jumlah pembangunan/pen gadaan/peningkat an gedung kantor/wisma Duta dan gedung lainnya Jumlah pengadaan/pening katan mekanikal elektrik/peralatan dan mesin Target Alokasi (Rp) % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Renstra KBRI Harare

22 Perhitungan Indeks Peningkatan Kegiatan Diplomasi dan Kerja Sama International No Indikator Bobot 1 Jumlah hubungan dan kerjasama bidang politik, ekonomi dan sosial budaya melalui Perwakilan RI di luar negeri 40 2 Jumlah upaya untuk mendapatkan dukungan terhadap pencalonan RI di organisasi internasional 15 3 Jumlah pernyataan dukungan terhadap NKRI 10 4 Jumlah delegasi/tamu yang difasilitasi 5 5 Jumalah penyelesaian kasus yang melibatkan WNI/BHI di luar negeri 10 6 Persentase pelayanan kekonsuleran yang diberikan kepada WNI/BHI di luar negeri 10 7 Persentase terselenggaranya operasional dan pemeliharaan kantor 10 No Indikator Target PK Proyeksi Target Nilai Capaian PK Bobot Capaian PK Indeks 1 Jumlah hubungan dan kerjasama bidang /12 x 100% = 0, ,3 politik, ekonomi dan sosial budaya melalui Perwakilan RI di luar negeri 2 Jumlah upaya untuk mendapatkan dukungan 7 6 6/7 x 100% = 0, ,85 terhadap pencalonan RI di organisasi internasional 3 Jumlah pernyataan dukungan terhadap NKRI 4 2 2/4 x 100% = 0, Jumlah delegasi/tamu yang difasilitasi 5 4 4/5 x 100% = 0, Jumlah penyelesaian kasus yang melibatkan WNI/BHI di luar negeri 5 4 4/5 x 100% = 0, Persentase pelayanan kekonsuleran yang 485 orang 100% diberikan kepada WNI/BHI di luar negeri 7 Persentase terselenggaranya operasional dan 12 bulan 100% pemeliharaan kantor Total target Indeks 83,15 Renstra KBRI Harare

RENCANA STRATEGIS KBRI BRATISLAVA

RENCANA STRATEGIS KBRI BRATISLAVA RENCANA STRATEGIS KBRI BRATISLAVA 2015-2019 SK KEPPRI TENTANG RENCANA STRATEGIS KEPPRI ii KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia dan rahmatnya, kami dapat menerbitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Umum. 1. Hubungan Indonesia Norwegia

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Umum. 1. Hubungan Indonesia Norwegia BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum 1. Hubungan Indonesia Norwegia Hubungan RI Norwegia saat ini berada dalam kondisi sangat baik sejak dibukanya hubungan diplomatik pada tahun 1950. Hubungan diplomatik

Lebih terperinci

LAMPIRAN I MATRIKS ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI. No. Arah Kebijakan Kemenlu Strategi Kemenlu Strategi Perwakilan

LAMPIRAN I MATRIKS ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI. No. Arah Kebijakan Kemenlu Strategi Kemenlu Strategi Perwakilan LAMPIRAN I MATRIKS ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI No. Arah Kebijakan Kemenlu Strategi Kemenlu Strategi Perwakilan 1. Peningkatan peran Memperkuat postur Meningkatkan hubungan pengaruh Indonesia diplomasi

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN KBRI RABAT TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN KBRI RABAT TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN KBRI RABAT TAHUN 2015 VISI: "Terwujudnya diplomasi total, melalui peningkatan peran KBRI Rabat sebagai garda terdepan dalam memperjuangkan kepentingan nasional Indonesia di Maroko

Lebih terperinci

Matriks Rencana Aksi Perjanjian Kinerja Perwakilan RI di Houston Tahun 2016

Matriks Rencana Aksi Perjanjian Kinerja Perwakilan RI di Houston Tahun 2016 Matriks Rencana Aksi Perjanjian Perwakilan RI di Houston 016 No (Akumulatif) I (1) () () () () (6) (7) (8) (9) (10) (11) (1) 1. Peningkatan peran KJRI Houston dalam menciptakan nilai manfaat ekonomi dan

Lebih terperinci

b. Peningkatan persatuan dan kesatuan, serta kerukunan antara sesama WNI di luar negeri;

b. Peningkatan persatuan dan kesatuan, serta kerukunan antara sesama WNI di luar negeri; LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN RI NOMOR: SK. 020/SK/KEPPRI/VII/2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA KBRI OSLO TAHUN 2015-2019 1. Nama Organisasi : Kedutaan Besar Republik Indonesia di Oslo 2. Tugas

Lebih terperinci

Manual IKU Perwakilan RI Harare

Manual IKU Perwakilan RI Harare Manual IKU Perwakilan RI Harare No. Sasaran Strategi Indikator Kinerja Utama Formulasi 1 Menguatnya dukungan negara Persentase rekomendasi hasil terhadap kedaulatan kajian komprehensif Perwakilan RI NKRI/

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik

LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA 2016 Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik LKJ DITJEN IDP 2016 2016 LKJ DITJEN IDP KATA PENGANTAR Menjadi penjuru penguatan citra positif Indonesia

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KBRI BERLIN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KBRI BERLIN Lampiran Surat Keputusan Kepala Perwakilan RI di Berlin Nomor 391/RO/V/2015/07 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KBRI BERLIN 1. Nama Perwakilan RI : Kedutaan Besar Republik Indonesia di Berlin 2. Tugas : Mewakili

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL AMERIKA DAN EROPA TAHUN

RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL AMERIKA DAN EROPA TAHUN RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL AMERIKA DAN EROPA TAHUN 2015-2019 KEMENTERIAN LUAR NEGERI KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL AMERIKA DAN EROPA KEMENTERIAN LUAR

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2015-2019 KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA WINDHOEK - NAMIBIA 1 R E N S T R A K B R I W I N D H O E K DAFTAR ISI SK KEPALA PERWAKILAN RI 3 KATA PENGANTAR 5 BAB I KONDISI UMUM

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB. I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA BERLIN TAHUN 2016 KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA BERLIN FEBRUARI 2017 KBRI Berlin 2/81 DAFTAR ISI DAFTAR ISI ii KATA PENGANTAR iii

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. vii

Ikhtisar Eksekutif. vii Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA LONDON, INGGRIS TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA LONDON, INGGRIS TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA LONDON, INGGRIS TAHUN 2015 2019 KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA LONDON 0 KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) KBRI London tahun 2015-2019

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Kubu Raya merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja yang dilaksanakan serta sebagai alat kendali dan penilaian

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF disusun untuk menyajikan informasi tentang capaian komitmen kinerja yang telah diperjanjikan Sekretariat Kabinet kepada kepada pimpinan dan stakeholders selama tahun 2015. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu prasyarat penting

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo No.1452, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. SAKIP. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh i KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rencana Strategis (Renstra) merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK Melayani Informasi, Memajukan Negeri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu prasyarat penting dalam

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA Jakarta, 1 Juli 2011 - 1 - Untuk menandai 60 tahun hubungan diplomatik dan melanjutkan persahabatan antara kedua negara, Presiden

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS KBRI BEIRUT

RENCANA STRATEGIS KBRI BEIRUT RENCANA STRATEGIS KBRI BEIRUT 2015-2019 KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA BEIRUT LEBANON 2015 SURAT KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA BEIRUT NOMOR: KEP/00404/RO/05/2015/DB TENTANG RENCANA

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 2019. Periode ini ditandai dengan fokus pembangunan pada pemantapan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.925, 2013 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Pengawasan Intern. Perwakilan Republik Indonesia. Pedoman. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap persatuan dan kesatuan nasional, penegakan hukum dan penghormatan HAM

Lebih terperinci

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN KERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIKS 2.3 TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN LUAR NEGERI 1. Program Peningkatan Hubungan dan Politik Luar Negeri melalui Kerjasama ASEAN Meningkatnya peran

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RPJMN 2010-2014 Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) menjelaskan bahwa Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI ESELON I KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana CAKUPAN PEKERJAAN KOORDINATOR SEKTOR DAN STAF ADMINISTRASI PADA SEKRETARIAT PELAKSANAAN PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA PENANG TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA PENANG TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA PENANG TAHUN 2015-2019 KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA PENANG 0 KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) KJRI Penang tahun 2015-2019

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja adalah dokumen rencana yang memuat program dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembangunan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka

Lebih terperinci

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIJUNJUNG, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.90, 2010 BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1459, 2015 KEMENLU. Jabatan Pimpinan. Tinggi Pratama. Terbuka. Pengisian. Tata Cara. Persyaratan. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE C. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015-2019 MISI 1. MEWUJUDKAN BOGOR KOTA YANG CERDAS DAN BERWAWASAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2010-2014 DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET 2012 SEKRETARIAT

Lebih terperinci

2017, No Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Neg

2017, No Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Neg No.1138, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Penetapan IKU. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 70 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI

Lebih terperinci

Jakarta, Maret 2013 Kepala Badan Kepegawaian Negara. Eko Sutrisno

Jakarta, Maret 2013 Kepala Badan Kepegawaian Negara. Eko Sutrisno Dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya, sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Kepegawaian Negara Tahun 2012 dapat

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN p PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN Lampiran Keputusan Direktur Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Nomor HK.06.02.351.03.15.196 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA. mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman

BAB II PERENCANAAN KINERJA. mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman BAB II PERENCANAAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2015 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan

Lebih terperinci

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN A. Latar Belakang B. Norma dan Dasar Hukum C. Definisi Global dan Detail Standar D. Maksud dan Tujuan E. Kebutuhan Sumber Daya Manusia F. Kebutuhan Sarana dan Prasarana G.

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Bima Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB IV PENUTUP

Pemerintah Kabupaten Bima Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP Sebagai bagian penutup dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bima Tahun 2015, dapat disimpulkan bahwa secara umum Pemerintah Kabupaten Bima telah memperlihatkan pencapaian kinerja

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

KETUA PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT

KETUA PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT Nomor: W9-A1/93/OT.01.3/I/2015 TENTANG PENETAPAN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT TAHUN 2015-2019 KETUA PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar REFORMASI BIROKRASI Pengantar Keterpihakan serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Lembaga Administrasi Negara merupakan suatu amanah yang harus diikuti dengan akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016 yang mempunyai tema Memperkuat perekonomian domestik bagi peningkatan

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 [Type text] LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 BUKU I: Prioritas Pembangunan, serta Kerangka Ekonomi Makro dan Pembiayaan Pembangunan

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kecamatan merupakan salah satu ujung tombak dari Pemerintahan Daerah yang langsung berhadapan (face to

Lebih terperinci

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner BAB I 1 PENDAHULUAN A. Kondisi Umum 1. Perubahan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA HOUSTON TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA HOUSTON TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA HOUSTON TAHUN 2015 2019 KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA HOUSTON 2015 0 KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA HOUSTON - TEXAS KEPUTUSAN

Lebih terperinci

2 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Ev

2 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Ev BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1040, 2014 KEMENPOLHUKAM. Kinerja Instansi Pemerintah. Akuntabilitas. Sistem. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja. No.701, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS

PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS BADAN PUSAT STATISTIK 2012 D A F T A R I S I hal Daftar Isi i Bab I Pendahuluan A Latar Belakang 1 B Pengertian 2 C Tujuan Penetapan Kinerja 2 D Ruang Lingkup Penetapan Kinerja

Lebih terperinci

LAPORAN TRIWULAN I CAPAIAN PENETAPAN KINERJA ( P K ) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014

LAPORAN TRIWULAN I CAPAIAN PENETAPAN KINERJA ( P K ) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014 LAPORAN TRIWULAN I CAPAIAN PENETAPAN KINERJA ( P K ) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014 I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesulitan dalam mengukur keberhasilan atau kegagalan kinerja

Lebih terperinci

Bidang: Politik Dalam Negeri dan Komunikasi

Bidang: Politik Dalam Negeri dan Komunikasi Bidang: Politik Dalam Negeri dan Komunikasi MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN No Prioritas/ Fokus Prioritas/ Kegiatan Prioritas Rencana Tahun Prakiraan Pencapaian Rencana Prakiraan Maju

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien

Lebih terperinci

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah merupakan dasar untuk terselenggaranya Good Governance yang artinya penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

Lebih terperinci

LAPKIN SEKRETARIAT DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2015 BAB II

LAPKIN SEKRETARIAT DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2015 BAB II BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA Memaparkan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan, serta pembahasan tentang RENSTRA, tujuan dan Sasaran Visi dan Misi, Penetapan Kinerja,

Lebih terperinci

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-nya, penyusunan Rencana Kinerja (Renja) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional Rencana program dan kegiatan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang mendasarkan pada pencapaian Prioritas

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG TAHUN 2016 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN TAHUN 2016 Jalan Sukabumi No. 17 Bandung Telp. (022) 7207113 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan

Lebih terperinci