Scanned by CamScanner

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Scanned by CamScanner"

Transkripsi

1 Scanned by CamScanner

2 Scanned by CamScanner

3 Scanned by CamScanner

4 Scanned by CamScanner

5 Scanned by CamScanner

6 Scanned by CamScanner

7 Scanned by CamScanner

8 BAB I 1 PENDAHULUAN A. Kondisi Umum 1. Perubahan paradigma pengawasan dan pengendalian intern dalam organisasi pemerintahan yang modern tidak dapat dihindari. Sejalan dengan tuntutan untuk mempertajam pelaksanaan diplomasi, proses pengawasan dan pengendalian perlu diredefinisikan agar mampu merespons pencapaian kepentingan nasional dan khususnya meningkatkan peran Aparat Kementerian Luar Negeri yang profesional. 2. Sebagai bagian dari Kementerian Luar Negeri, Inspektorat Jenderal bertugas membantu Menteri Luar Negeri dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pengendalian intern di lingkungan Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI. Peran Inspektorat Jenderal adalah untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa seluruh Satker Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI melakukan Tugas & Fungsi guna mendukung implementasi Visi dan Misi yang telah ditetapkan oleh Menteri Luar Negeri. 3. Agar dapat mencapai hasil optimal, transparan, dan akuntabel, Inspektorat Jenderal merumuskan kebijakan dan strategi pencapaian tujuan serta sasaran melalui pengendalian intern terhadap kondisi lingkungan Kementerian Luar Negeri (Satuan Kerja Pusat dan Perwakilan RI), khususnya kondisi yang berpotensi dapat menghambat pencapaian tujuan Kementerian Luar Negeri. 4. Perencanaan Inspektorat Jenderal disusun berdasarkan orientasi kebijakan Kementerian Luar Negeri sebagaimana tercantum dalam Renstra Rencana Strategis Inspektorat Jenderal 1

9 Kementerian Luar Negeri. Perencanaan Inspektorat Jenderal tersebut juga merupakan implementasi dari Tugas Pokok & Fungsi Inspektorat Jenderal sebagaimana dimuat dalam pasal 932 butir b Peraturan Menteri Luar Negeri No. 07 Tahun 2011, yaitu pelaksanaan pengawasan intern di Kementerian Luar Negeri terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya. B. Analisa SWOT Dalam menjabarkan potensi dan permasalahan yang dihadapi oleh Inspektorat Jenderal, dilakukan berdasarkan pendekatan Analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats), yang dijabarkan sebagai berikut: 1. Strengths a. Kualitas Sumber Daya Manusia yang berkompeten. b. Perubahan Paradigma Pengawasan untuk mewujudkan Quality Assurances melalui kemitraan, pendampingan dan konsultasi. c. Sarana dan Prasarana yang memadai. 2. Weaknesses a. Anggaran yang sangat terbatas. b. Jumlah SDM yang belum memadai sementara beban kerja meningkat. c. Struktur Organisasi belum mendukung pelaksanaan tugas fungsi secara optimal. 3. Opportunities a. Semakin berkembangnya peraturan perundang-undangan dalam mengatur segala segi pelaksanaan kinerja b. Meningkatnya pemahaman auditan terhadap pengendalian internal Rencana Strategis Inspektorat Jenderal 2

10 c. Semakin meluasnya dukungan pemangku kepentingan atas upaya pemberantasan korupsi dan perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik d. Semakin meningkatnya kemitraan dengan aparat pengawas dan instansi terkait lainnya 4. Threats a. Masih terdapat perbedaan interpretasi dengan aparat pengawas eksternal dalam beberapa peraturan b. Situasi kondisi politik, keamanan dan ekonomi pada beberapa kawasan yang rawan dan tidak stabil c. Adanya perbedaan sistem dan peraturan di masing-masing negara akreditasi yang mempersulit pengawasan internal Rencana Strategis Inspektorat Jenderal 3

11 02 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS INSPEKTORAT JENDERAL A. Visi Inspektorat Jenderal Sebagai bagian dari organisasi Kementerian Luar Negeri yang memiliki tugas dan fungsi di bidang pengawasan, Inspektorat Jenderal melakukan langkahlangkah korektif dan pembinaan untuk mendorong terwujudnya good governance dan clean government di lingkungan Kementerian Luar Negeri. Visi Inspektorat Jenderal dirumuskan dengan memperhatikan hasil evaluasi atas pelaksanaan tugas pengawasan selama 5 tahun terakhir, kompetensi dan kemampuan institusi, serta perubahan paradigma Inspektorat Jenderal. Perubahan paradigma dimaksud tercermin dari pola pendekatan pengawasan dan pengendalian yang dikembangkan oleh Inspektorat Jenderal yaitu: 1. Kemitraan & Konsultasi 2. Manajemen Resiko & Pencegahan Dini 3. Jaminan Kualitas & Peningkatan Kapasitas SDM Berdasarkan hal tersebut, maka ditetapkan Visi Inspektorat Jenderal tahun , sebagai berikut: Terwujudnya Pengawasan dan Pengendalian Intern yang dilakukan secara independen, objektif, profesional, berintegritas, dan akuntabel guna mendukung keberhasilan diplomasi untuk kepentingan rakyat Rencana Strategis Inspektorat Jenderal 4

12 Pernyataan Visi tersebut menunjukkan keterkaitan langsung dengan Visi Kementerian Luar Negeri. Dalam Visi Inspektorat Jenderal terkandung 2 hal yaitu: 1. Komitmen Inspektorat Jenderal untuk melaksanakan pengendalian intern guna memastikan terlaksananya Visi dan Misi Kementerian Luar Negeri. 2. Komitmen Inspektorat Jenderal untuk mendukung sepenuhnya program Pemerintah dalam pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, sesuai dengan kompetensi Inspektorat Jenderal sebagai Aparat Pengawasan Intern Kementerian Luar Negeri. B. Misi Inspektorat Jenderal Dalam rangka mewujudkan dan menjabarkan Visi Inspektorat Jenderal tersebut di atas maka Misi Inspektorat Jenderal ditetapkan sebagai berikut: 1. Meningkatkan fungsi konsultasi, deteksi dini pada pengawasan dan pengendalian intern. 2. Memperkuat implementasi penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di Kemlu. 3. Meningkatkan kualitas Audit Kinerja dalam pengawasan dan pengendalian intern. 4. Meningkatkan kualitas pengawasan terhadap sistem akuntabilitas kinerja dan pelaporan pertanggungjawaban pengelolaan sumber daya publik. 5. Memperkuat infrastruktur manajemen pengawasan dan pengendalian intern. 6. Meningkatkan tata kelola yang akuntabel guna mendukung kemajuan pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Luar Negeri. Rencana Strategis Inspektorat Jenderal 5

13 Formulasi peran Inspektorat Jenderal sebagai Aparat Pengawas Intern Pemerintah sebagaimana diatur dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) memuat 5 unsur pengendalian intern yaitu: 1. Lingkungan Pengendalian, yaitu kondisi dalam Instansi Pemerintah yang memengaruhi efektivitas pengendalian intern. 2. Penilaian Resiko, yaitu kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran Instansi Pemerintah. 3. Kegiatan Pengendalian, yaitu tindakan yang diperlukan untuk mengatasi resiko serta penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa tindakan mengatasi resiko telah dilaksanakan secara efektif. 4. Informasi dan Komunikasi, yaitu data yang telah diolah dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalam rangka penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Instansi Pemerintah. 5. Pemantauan Pengendalian Intern, yaitu proses penilaian atas mutu kinerja Sistem Pengendalian Intern dan proses yang memberikan keyakinan bahwa temuan audit dan evaluasi lainnya segera ditindaklanjuti. C. Tujuan Dalam rangka mengimplementasikan Misi yang telah ditetapkan dalam jangka waktu 1-5 tahun, Inspektorat Jenderal menetapkan Tujuan yang hendak dicapai dalam kurun waktu : 1. Mewujudkan unit pengawas dan pengendali internal yang handal, berintegritas, dan akuntabel. 2. Mendorong terwujudnya tata kelola organisasi Kemlu yang efisien, efektif, ekonomis, transparan, dan akuntabel (3 ETA). 3. Mewujudkan Aparat Pengawas Internal Pemerintah yang profesional. Rencana Strategis Inspektorat Jenderal 6

14 Pengawas dan Pengendali: Adalah Kegiatan atau proses untuk mengetahui hasil - hasil pelaksanaan, kesalahan, kegagalan, untuk diperbaiki kemudian dan mencegah terulangnya kembali kesalahan kesalahan dan juga mencegah agar pelaksanaan tidak menyimpang dari perencanaan yang telah di tetapkan Handal, berintegritas, dan akuntabel: Adalah suatu sifat yang dapat dipercaya, memiliki sifat yang prinsipal dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan yang berlaku Organisasi: adalah kesatuan yang terdiri atas bagian-bagian yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang sama. Tata Kelola: Adalah rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan insitusi yang memengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu organisasi. Tata Kelola juga mencakup hubungan antara para pemangku kepentingan (stakeholders) yang terlibat dalam pengelolaan tujuan organisasi Efisien: Adalah kemampuan untuk menjalankan tugas dengan tepat dan cermat serta tidak membuang-buang waktu,tenaga, dan biaya Efektif: Adalah suatu usaha atau proses tindakan yang dapat menghasilkan kegunaan Ekonomis: Adalah tindakan bersifat hati-hati dalam pengeluaran uang, penggunaan barang, dan waktu Rencana Strategis Inspektorat Jenderal 7

15 Transparan: Adalah bersifat terbuka tidak terbatas pada sekelompok orang saja Akuntabel: Adalah dapat dipertanggungjawabkan baik itu dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku APIP: adalah aparat yang melakukan pengawasan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi. Indikator Tujuan: Tujuan IKU Target Mewujudkan unit pengawas dan pengendali internal yang handal, berintegritas, dan akuntabel Mendorong terwujudnya tata kelola organisasi Kemlu yang efisien, efektif, ekonomis, Tingkat Kapabilitas APIP berdasarkan IACM Nilai Penguatan Pokja Pengawasan untuk Reformasi Birokrasi Kemlu Level Level Level Level Level ,35 7,40 7,50 7,70 Rencana Strategis Inspektorat Jenderal 8

16 transparan, dan akuntabel (3 ETA). Mewujudkan Aparat Pengawas Internal Pemerintah yang profesional Persentase peningkatan kompetensi APIP 100% 100% 100% 100% 100% D. Sasaran Sasaran Strategis Inspektorat Jenderal disusun berdasarkan hasil identifikasi potensi dan permasalahan yang akan dihadapi dalam rangka mendukung pelaksanaan visi misi Kementerian Luar Negeri. Sasaran Strategis Inspektorat Jenderal ditetapkan sebagai berikut: 1. Meningkatnya akuntabilitas kinerja Satker yang terencana, terukur, ekonomis, efektif & efisien; 2. Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan anggaran dan aset negara serta pencegahan dini terjadinya risiko permasalahan; 3. Meningkatnya efektifitas kegiatan pengendalian untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi akuntabilitas kinerja Satker; 4. Meningkatnya dukungan manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Luar Negeri. E. Indikator Kinerja Utama Dalam mendukung tercapainya sasaran strategis dimaksud, Inspektorat Jenderal merumuskan indikator kinerja utama, untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan. Rencana Strategis Inspektorat Jenderal 9

17 Indikator Kinerja Utama Inspekorat Jenderal dijabarkan sebagai berikut: 1. Persentase Satuan Kerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yang memenuhi kriteria Standar Penilaian Audit Kinerja Yang dimaksud dengan Standar Penilaian Audit Kinerja adalah suatu ukuran penilaian yang dilakukan dalam pelaksanaan audit kinerja, dengan mempertimbangkan faktor 3 ETA (efisiensi, efektifitas, ekonomis, transparan dan akuntabel) dalam pengelolaan sumber daya publik. Standar penilaian audit kinerja menggunakan kertas kerja indeks penilaian akuntabilitas tata kelola sumber daya publik. Satker dapat memenuhi kriteria apabila hasil penilaian masuk dalam kategori Baik atau total indeks bernilai di atas 70. Formulasi Pengukuran: (Jumlah Satker yang memenuhi kriteria Standar Penilaian Audit Kinerja dengan Kategori Baik / Jumlah Satker yang diaudit) x 100% Sumber Data: Kertas kerja indeks penilaian akuntabilitas tata kelola sumber daya publik Laporan Hasil Audit Laporan APIP Itjen 2. Persentase Laporan Keuangan (LK) Satuan Kerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yang memenuhi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Rencana Strategis Inspektorat Jenderal 10

18 Yang dimaksud dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan Pemerintah. Formulasi Pengukuran: (Jumlah LK yang memenuhi SAP / Jumlah LK yang direviu) x 100% Sumber Data: Laporan Rekonsiliasi SAKPA-SIMAK BMN Laporan Hasil Reviu Laporan Rekonsiliasi SAKPA-SIMAK BMN 3. Nilai indeks akuntabilitas kinerja dan penganggaran Satuan Kerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yang memenuhi unsur Sistem Pengendalian Intern Nilai Indeks akuntabilitas kinerja dan penganggaran Satuan Kerja diukur berdasarkan pembagian 3 (tiga) komponen kegiatan, yakni: a. Evaluasi AKIP b. Review RKA-KL c. Penilaian SPIP Formulasi Pengukuran: Indeksasi dari setiap pelaksanaan komponen kegiatan. Sumber Data: Kertas Kerja Penilaian SPIP Laporan Hasil Audit Laporan Hasil Audit SPIP BPKP 4. Persentase peningkatan dukungan manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan pengawasan intern Kemlu Rencana Strategis Inspektorat Jenderal 11

19 Dukungan manajemen yang baik menjadi salah satu faktor yang penting dan turut menentukan keberhasilan pengawasan intern di lingkungan Kemlu. Dukungan manajemen meliputi antara lain ketersediaan SDM yang berkualitas, anggaran yang memadai, perencanaan yang baik, kebutuhan sarana prasarana perkantoran yang memadai, pemantauan tindak lanjut pemeriksaan yang baik, ketersediaan database yang baik, dan keberhasilan kegiatan pengawasan dan pengendalian lainnya. Formulasi Pengukuran: Indeks kualitas dukungan manajemen Sumber Data: Laporan Rekapitulasi Pelaksanaan SPIP Laporan Realisasi Anggaran Dokumen SAKIP Itjen Renstra Itjen Laporan Monev, PKK dan Renaksi Itjen Laporan Tindak Lanjut Hasil Audit Laporan Kunjungan Pengawasan dan Pengendalian Irjen Laporan Kunjungan Pengawasan dan Pengendalian Sesitjen Laporan Rekapitulasi Pelaksanaan SPIP Laporan BMN Laporan Pelaksanaan Evaluasi AKIP Laporan Rekapitulasi Pelaksanaan SPIP Rencana Strategis Inspektorat Jenderal 12

20 BAB II BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI A. Arah Kebijakan Kementerian Luar Negeri Kementerian Luar Negeri memiliki 8 Arah Kebijakan yang terdiri dari: 1. Penguatan Diplomasi Maritim dalam rangka menjaga kedaulatan Indonesia 2. Penguatan kepemimpinan Indonesia di ASEAN 3. Peningkatan peran dan pengaruh Indonesia sebagai negara middle power di dunia internasional 4. Penguatan diplomasi ekonomi 5. Peningkatan pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI di luar negeri serta pemberdayaan diaspora 6. Peningkatan kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan 7. Peningkatan kapasitas organisasi, tata kelola yang akuntabel, serta kompetensi SDM Kemenlu yang berbasis teknologi informasi 8. Perwujudan kebijakan luar negeri yang berkualitas melalui penguatan peraturan perundangan nasional yang terkait dengan penyelenggaraan diplomasi B. Strategi Kementerian Luar Negeri Atas seluruh Arah kebijakan tersebut, Kementerian Luar Negeri telah merumuskan strategi-strategi dari setiap arah kebijakan sebagai berikut: 1) Arah Kebijakan 1, Penguatan diplomasi maritim dalam rangka menjaga kedaulatan Indonesia memiliki 10 strategi, antara lain: i. Mempertahankan integritas wilayah NKRI ii. Memperkuat kerja sama sub-kawasan (BIMP-EAGA, IMT-GT, dsb) untuk meningkatkan konektivitas Indonesia Rencana Strategis Inspektorat Jenderal 13

21 iii. Mendorong kerja sama pengamanan, pengelolaan, dan perlindungan sumber daya alam hayati non hayati laut. iv. Mendorong peningkatan kerja sama dalam bidang keamanan dan keselamatan laut, serta search and rescue, penanganan bencana di laut, serta perlindungan lingkungan laut. v. Meningkatkan upaya-upaya diplomasi dalam mewujudkan kerangka kerja sama maritim yang mendukung perwujudan konektivitas maritim dan mengedepankan jati diri Indonesia sebagai negara maritim vi. Memperjuangkan kepentingan Indonesia sebagai poros maritim dunia dalam forum-forum internasional, termasuk masa keketuaan Indonesia di IORA. vii. Mempercepat penyelesaian permasalahan perbatasan Indonesia, termasuk perbatasan darat dengan 3 negara dan perbatasan laut dengan 10 negara tetangga dan pemberlakuan serta pendaftarannya ke PBB. viii. Memanfaatkan klaim Indonesia berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982 atas hak-hak berdaulat di Landas Kontinen di luar 200 mil laut. ix. Mendorong kerja sama dan penanganan berbagai kasus pelanggaran wilayah serta meningkatkan upaya pengamanan perbatasan. x. Membantu pembangunan kekuatan pertahanan maritim melalui diplomasi pertahanan dengan berbagai negara sahabat. 2) Arah Kebijakan 2, Penguatan kepemimpinan Indonesia di ASEAN, memiliki 13 strategi, antara lain: i. Memperjuangkan prakarsa Indonesia di ASEAN dan forum terkait ASEAN dalam mewujudkan kawasan yang aman, stabil, dan sejahtera, sejalan dengan tujuan dan target ketiga pilar masyarakat ASEAN ii. Mendorong kohesivitas dan sentralitas ASEAN dalam hubungan internal dan eksternal, serta terlibat aktif dalam penyelesaian masalah regional dan internasional iii. Memantapkan implementasi Traktat South East Asia Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ) dan Plan of Action serta mendorong aksesi Rencana Strategis Inspektorat Jenderal 14

22 Protokol Traktat SEANWFZ oleh Nuclear-Weapon States (AS, Inggris, RRT, Rusia, Prancis) iv. Mendorong universalisasi TAC (Treaty of Amity and Cooporation) dan implementasi Bali Declaration of the East Asia Summit on the Principles for Mutually Beneficial Relations (Bali Principles) ke kawasan yang lebih luas. v. Meningkatkan peran Indonesia dalam pengelolaan konflik kawasan termasuk sengketa Laut Tiongkok Selatan melalui mekanisme ASEAN, terutama mendorong implementasi secara efektif dan menyeluruh Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea (DoC), termasuk penyelesaian code of conduct in the South China Sea, serta melalui upaya-upaya preventive diplomacy. vi. Meningkatkan peran aktif Indonesia dalam mendorong kerja sama ASEAN dengan mitra wicara ASEAN serta ASEAN-led mechanisms secara lebih produktif dan konstruktif bagi penciptaan arsitektur kawasan yang sejalan dengan kepentingan nasional. vii. Meningkatkan kerja sama ASEAN dengan pihak eksternal secara lebih sejajar dan saling menguntungkan. viii. Menyelesaikan visi Masyarakat ASEAN 2025 beserta dokumen pendukung (attendant documents) mengenai ketiga pilar Masyarakat ASEAN, serta mengawal pelaksanaannya sejalan dengan kepentingan nasional. ix. Mendorong penguatan Sekretariat ASEAN yang mampu melaksanakan mandatnya secara lebih efektif dan efisien sejalan dengan dinamika dan tantangan yang dihadapi ASEAN. x. Memperkuat fungsi koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait dengan upaya meningkatkan pemahaman masyarakat Indonesia tentang Masyarakat ASEAN, memantapkan posisi nasional dalam pertemuan ASEAN, serta implementasi kesepakatan ASEAN di tingkat nasional. xi. Meningkatkan peran dan kontribusi Pusat Studi ASEAN dan lembaga think tank lainnya dalam perumusan kebijakan nasional terkait kerja sama ASEAN. Rencana Strategis Inspektorat Jenderal 15

23 xii. xiii. Mengintensifkan diplomasi untuk meredam ketegangan maritim di kawasan serta mendorong penyelesaian sengketa secara damai (catatan: konflik di negara tetangga berpotensi mengganggu kedaulatan /keutuhan wilayah Indonesia). Memperkuat langkah-langkah diplomasi dalam meningkatkan pemanfaatan Masterplan on ASEAN Connectivity (MPAC) bagi pembangunan infrastruktur dan konektivitas domestik, termasuk melalui pemanfaatan secara maksimal Pendanaan Infrastruktur ASEAN (ASEAN Infrastructure Fund). 3) Arah Kebijakan 3: Peningkatan peran dan pengaruh Indonesia sebagai negara middle power di dunia internasional, memiliki 17 strategi, antara lain: i. Memperkuat postur diplomasi sehingga mampu meredam ancaman disintegrasi bangsa di berbagai forum internasional yang relevan. ii. Memperkuat diplomasi dalam penyelesaian konflik di Timur Tengah, khususnya penyelesaian konflik Palestina-Israel. iii. Meningkatkan kontribusi Indonesia untuk mencapai Visi 4000 Peacekeepers pada misi pemeliharaan perdamaian (peacekeeping) PBB dan dukungan terhadap bina perdamaian (peacebuilding). iv. Memperkuat kerjasama internasional dalam mengatasi masalah-masalah global yang mengancam umat manusia, antara lain: senjata pemusnah massal, penyakit menular, degradasi lingkungan, perubahan iklim, kelangkaan air, krisis pangan dan energi. v. Mengintensifkan kerja sama bilateral, regional dan internasional dalam menanggulangi kejahatan transnasional, seperti: korupsi, terorisme, penyelundupan manusia, perdagangan orang, perdagangan gelap narkoba, perompakan perdagangan senjata ilegal, illegal fishing. vi. Meningkatkan kerja sama peningkatkan kapasitas melalui skema Kerjasama Selatan-Selatan (KSS) dan triangular untuk mendukung politik luar negeri. Rencana Strategis Inspektorat Jenderal 16

24 vii. Memperkuat dialog dan kerja sama konstruktif di bidang pemajuan demokrasi, pemajuan dan perlindungan HAM, toleransi agama, di forum Internasional. viii. Memperkuat peran Indonesia sebagai negara Middle Power dengan memanfaatkan forum terkait di antaranya melalui MIKTA. ix. Meningkatkan peran Indonesia di tingkat global dan internasional melalui penguatan kerja sama bilateral, khususnya dengan negara mitra strategis dan organisasi intra dan antar kawasan. x. Menggunakan diplomasi publik yang berkarakter soft power Indonesia melalui kerja sama kebudayaan, pemberian beasiswa, people to people contact, jejaring diaspora Indonesia. xi. Mengelola dan memperkuat jaringan alumni asing penerima beasiswa Indonesia dan jaringan alumni WNI penerima beasiswa asing untuk memperkuat diplomasi publik. xii. Mendorong peran Indonesia dalam perumusan norma-norma/aturan-aturan kerja sama ekonomi dan perdagangan internasional. xiii. Menguatkan peran Indonesia dalam koordinasi kebijakan ekonomi global melalui forum G-20. xiv. Memajukan kepentingan Indonesia dalam kerjasama internasional dalam melakukan implementasi agenda pembangunan global pasca xv. Mendorong keterwakilan WNI pada badan-badan internasional baik secara profesional maupun melalui keterlibatan aktif dalam kelompok kerja dan penyusunan norma-norma di tingkat internasional. xvi. Memanfaatkan keanggotaan Indonesia pada forum internasional untuk menyuarakan dan mendorong inisiatif-inisiatif baru yang mengakomodasi kepentingan nasional dan kepentingan negara berkembang. xvii. Meningkatkan kerjasama konektivitas kawasan melalui IORA, APEC, ASEAN, ASEM, FEALAC. Rencana Strategis Inspektorat Jenderal 17

25 4) Arah Kebijakan 4, Peningkatan diplomasi ekonomi, memiliki 12 strategi, antara lain: i. Memperkuat diplomasi ekonomi pada forum bilateral, regional, dan global untuk menopang kemandirian ekonomi nasional. ii. Memperluas dan meningkatkan akses pasar bagi produk barang dan jasa Indonesia, serta meningkatkan arus investasi, dan pariwisata ke Indonesia, serta mendorong perlindungan pasar domestik dari praktek perdagangan yang tidak adil. iii. Memanfaatkan forum regional dan internasional untuk membentuk norma dan arsitektur keuangan, investasi, dan perdagangan internasional yang memberikan manfaat bagi pembangunan ekonomi Indonesia. iv. Memperkuat diplomasi Indonesia pada pasar prospektif. v. Mendorong masuknya investasi asing pada sektor-sektor prioritas bagi Indonesia, serta memfasilitasi dan mendorong serta melindungi investasi Indonesia di luar negeri. Perhatian khusus diberikan pada Perjanjian Promosi dan Perlindungan Penanaman Modal (P4M) bilateral serta kelanjutan perundingan perjanjian investasi. vi. Merumuskan saran kebijakan terkait pengelolaan perundingan berbagai kerja sama ekonomi seperti Preferential Tariff Agreement (PTA), Free Trade Agreement (FTA), Comprehensive Economic Partnership (CEPA) termasuk Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) sesuai dengan kepentingan nasional. vii. Memberikan saran kebijakan terkait implementasi kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). viii. Mendorong implementasi kerja sama perdagangan dan investasi yang berimbang dan berkelanjutan. ix. Meningkatkan pemanfaatan keanggotaan Indonesia di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan organisasi terkait komoditi, hak kekayaan intelektual (HKI) dan pembangunan industri guna membuka akses pasar, peningkatan perlindungan HKI, dan pengembangan SDM nasional. Rencana Strategis Inspektorat Jenderal 18

26 x. Menguatkan peran Indonesia dalam perundingan untuk pembentukan dan peninjauan kembali kerangka hukum internasional (international legal framework) di bidang ekonomi, keuangan dan pembangunan, baik di tingkat bilateral, regional dan multilateral. xi. Memanfaatkan forum kerja sama global dan APEC untuk mendorong perlindungan dan pemanfaatan kekayaan laut melalui pembahasan isu blue economy serta mendorong implementasi prakarsa Indonesia di bawah forum kerja sama global dan APEC Initative on Mainstreaming Oceanrelated Issues (MOI). xii. Mendorong perluasan potensi perdagangan, investasi, pariwisata, dan pengembangan infrastruktur maritim serta pengelolaan kekayaan maritim. 5) Arah Kebijakan 5, Peningkatan kualitas pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI di luar negeri serta pemberdayaan diaspora, memiliki 5 strategi, antara lain: i. Memastikan kehadiran negara dalam pelayanan dan perlindungan WNI/BHI di luar negeri dengan mengedepankan kepedulian dan keberpihakan. ii. Memperkuat sistem kelembagaan Perlindungan WNI/BHI di dalam negeri dan luar negeri dengan memperhatikan aspek pencegahan (prevention), deteksi dini (early detection), dan perlindungan secara cepat dan tepat (immediate response). iii. Memperkuat Diplomasi Perlindungan WNI/BHI di luar negeri melalui pembentukan instrumen internasional untuk perlindungan WNI, upaya pengampunan bagi WNI yang terancam hukuman mati, dan repatriasi WNI serta meneruskan kebijakan moratorium penempatan TKI sektor domestik. iv. Mengoptimalisasikan langkah-langkah pencegahan, deteksi dini dan cepat tanggap dalam penyelesaian kasus WNI/BHI di luar negeri. v. Memperkuat sinergi dalam Perlindungan WNI di luar negeri dengan Komunitas Indonesia di luar negeri serta pelayanan dan pemberdayaan Diaspora dan Masyarakat Madani. Rencana Strategis Inspektorat Jenderal 19

27 6) Arah Kebijakan 6, Peningkatan kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan, memiliki 4 strategi, antara lain: i. Meningkatkan efektivitas kebijakan luar negeri melalui perumusan kebijakan yang melibatkan peran/partisipasi/ dukungan para pemangku kepentingan. ii. Mendorong implementasi komitmen nasional atas kesepakatan bilateral, regional, interregional, multilateral, dan global. iii. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap tindak lanjut/ implementasi oleh pemangku kepentingan atas hasil diplomasi atau kesepakatan internasional. iv. Mewujudkan Kerangka Kelembagaan dan Regulasi yang melibatkan pemangku kepentingan serta harmonisasi kebijakan antar K/L. 7) Arah Kebijakan 7, peningkatan kapasitas organisasi, tata kelola yang akuntabel, serta kompetensi SDM Kemenlu yang berbasis teknologi informasi, memiliki 11 strategi, antara lain: i. Melakukan penataan organisasi yang adaptif, peningkatan evaluasi kinerja, dan tata kelola Kemenlu dan Perwakilan RI. ii. Memperkuat sistem manajemen kinerja Kemenlu dan Perwakilan RI dengan dukungan IT. iii. Mewujudkan manajemen SDM Kemenlu yang berbasis kompetensi dan kinerja yang transparan dan akuntabel. iv. Memperluas kerja sama pendidikan dan pelatihan diplomasi dalam rangka peningkatan kapasitas SDM Kemenlu. v. Meningkatkan kompetensi SDM Kemenlu melalui pengembangan keahlian khusus yang mendukung penyelenggaraan hubungan luar negeri, dengan prioritas pada keahlian seperti asset recovery, hukum laut internasional, dan riset strategis. vi. Melakukan akreditasi Pusat Pendidikan dan Pelatihan. vii. Membangun sistem komunikasi dan teknologi informasi yang terintegrasi berdasarkan IT Master Plan Kemenlu. Rencana Strategis Inspektorat Jenderal 20

28 viii. Meningkatkan anggaran Kemenlu dan memperkuat sistem penganggaran berbasis kinerja. ix. Memperkuat penganggaran yang mengadopsi pengarusutamaan gender. x. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana penunjang dan pendorong kinerja Kemenlu. xi. Meningkatkan akuntabilitas pengelolaan anggaran dan aset negara serta kepatuhan terhadap peraturan perundangan. 8) Arah Kebijakan 8, perwujudan kebijakan luar negeri yang berkualitas melalui penguatan peraturan perundangan nasional yang terkait dengan penyelenggaraan diplomasi, memiliki 4 strategi, antara lain: i. Mendorong penyempurnaan norma hukum nasional yang mengatur mengenai diplomasi, hubungan luar negeri dan pembentukan perjanjian internasional, khususnya melalui revisi UU tentang Hubungan Luar Negeri dan UU tentang Perjanjian Internasional. ii. Menggagas serta mengawal pembentukan norma-norma hukum nasional yang bersentuhan serta berimplikasi dengan hubungan luar negeri. iii. Memantapkan peran Kemenlu sebagai penjuru dalam perumusan kebijakan luar negeri dan sebagai fungsi koordinator dalam penyelenggaraan hubungan luar negeri. iv. Menguatkan peran Kemenlu sebagai juru runding dan penasehat hukum (legal adviser) dalam penyelenggaraan hubungan luar negeri, pembentukan norma hukum dan/atau perjanjian internasional dengan negara asing dan/atau organisasi internasional. Dalam hal ini, tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal merupakan penjabaran dari Arah Kebijakan 7, peningkatan kapasitas organisasi, tata kelola yang akuntabel, serta kompetensi SDM Kemenlu yang berbasis teknologi informasi, yang dilakukan antara lain melalui : Rencana Strategis Inspektorat Jenderal 21

29 a. Upaya peningkatan penyusunan laporan keuangan Kementerian Luar Negeri untuk mendapatkan opini BPK dengan predikat Wajar Tanpa Pengecualian b. Meningkatkan kualitas perencanaan dan pelaporan kinerja dan anggaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. c. Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Kementerian Luar Negeri. d. Penguatan pelaksanaan Sistem Pengawasan Intern Pemerintah (SPIP) Kementerian Luar Negeri. C. Arah Kebijakan Inspektorat Jenderal Arah Kebijakan Pengawasan dan Pengendalian oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Luar Negeri ditekankan kepada peningkatan kualitas pengawasan dan pengendalian Satuan Kerja Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI, sehingga dapat memberikan kontribusi positif pada implementasi Rencana Strategis dan target Kementerian Luar Negeri serta mengawal proses Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Luar Negeri. Untuk mencapai tujuan dan sasaran, ditetapkan kebijakan-kebijakan sebagai berikut: 1. Peningkatan kualitas kinerja Kementerian dan Perwakilan; 2. Peningkatan Tata Kelola Organisasi, Aset Negara, Keuangan dan BMN; 3. Peningkatan evaluasi kinerja dan reviu Laporan Keuangan; 4. Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP); 5. Peningkatan kualitas Konsultasi, Pendampingan dan Bimbingan Teknis; 6. Penanganan dan tindak lanjut Pengaduan Masyarakat. Rencana Strategis Inspektorat Jenderal 22

30 D. Program Inspektorat Jenderal Program merupakan instrumen kebijakan yang menjadi cluster/kumpulan atas satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh Kementerian/Satker dan Perwakilan guna mencapai sasaran dan tujuan serta untuk memperoleh alokasi anggaran, dan/atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh Kementerian/Satker dan Perwakilan RI. Hasil program merupakan manfaat langsung yang diperoleh dan dapat mencerminkan telah berfungsinya keluaran dari seluruh kegiatan dalam satu cluster program. Untuk mencapai tujuan dan sasaran, Inspektorat Jenderal melakukan program pengawasan dan peningkatan akuntabilitas Aparatur Kementerian Luar Negeri yang dilaksanakan melalui kegiatan: 1. Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pengawasan, Inspektorat Jenderal menyusun Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) berdasarkan hasil pemetaan permasalahan pada Satker & Perwakilan RI di masing-masing Inspektorat Wilayah. 2. Reviu Laporan Keuangan Berdasarkan Surat Tugas Inspektur Jenderal, Inspektorat Jenderal melakukan Reviu atas Laporan Keuangan Kementerian Luar Negeri yang meliputi neraca, laporan realisasi anggaran (LRA), dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). 3. Pendampingan DIPA Satker Kegiatan Pendampingan terhadap DIPA pada Satker Kementerian Luar Negeri dilaksanakan sebagai upaya pencegahan dini penyimpangan pengelolaan Rencana Strategis Inspektorat Jenderal 23

31 keuangan negara, khususnya pengadaan barang/jasa dan kegiatan-kegiatan yang memerlukan anggaran besar dan koordinasi dengan Satker atau instansi lain. 4. Monitoring Inspektorat Jenderal melakukan monitoring terhadap permasalahan dengan membentuk Gugus Tugas keuangan, kepegawaian, perlengkapan, dan kinerja. Disamping itu, dilakukan juga pemantauan yang berkesinambungan terhadap SP2D; PNBP; PFK Minus; penyerapan anggaran dan data kasus. 5. Koordinasi penyelesaian tindak lanjut Dalam rangka penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit, Inspektorat Jenderal melakukan koordinasi baik dengan Satker di lingkungan Kementerian Luar Negeri maupun dengan instansi lainnya seperti Bareskrim POLRI, Kejaksaan Agung, BPK-RI, BPKP, Kementerian Keuangan, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Sekretariat Negara. 6. Pemetaan Kinerja Satker Dalam rangka pelaksanaan audit kinerja, dilakukan penentuan objek audit melalui Pemetaan Kinerja Satker atas pengelolaan Organisasi, Kepegawaian, Keuangan, dan Barang Milik Negara. 7. Penanganan Pengaduan Masyarakat Inspektorat Jenderal memiliki Layanan Pengaduan Masyarakat yang disampaikan melalui surat elektronik dan pembentukan sistem Whistle Blowing System (WBS) yang terkoneksi dengan portal Kementerian Luar Negeri. Pengaduan masyarakat yang berkaitan langsung dengan Tugas dan Fungsi Rencana Strategis Inspektorat Jenderal 24

32 Inspektorat Jenderal, ditindaklanjuti oleh Sekretariat Inspektorat Jenderal dan Inspektorat Wilayah. Sedangkan pengaduan masyarakat yang berkaitan dengan Tugas dan Fungsi Satker lain di lingkungan Kementerian Luar Negeri, diteruskan kepada Satker terkait dan dipantau tindak lanjutnya. 8. Penerbitan buku-buku Panduan Pelaksanaan Anggaran dan Kegiatan Sebagai salah satu bentuk early warning system, Inspektorat Jenderal menerbitkan buku-buku Panduan Pelaksanaan Anggaran dan Kegiatan. Rencana Strategis Inspektorat Jenderal 25

33 Matriks Rencana Strategis Inspektorat Jenderal Rencana Strategis Inspektorat Jenderal Tahun Visi : Terwujudnya Pengawasan dan Pengendalian Intern yang dilakukan secara independen, objektif, profesional, berintegritas, dan akuntabel guna mendukung keberhasilan diplomasi untuk kepentingan rakyat Misi : 1. Meningkatkan fungsi konsultasi, deteksi dini pada pengawasan dan pengendalian intern. 2. Memperkuat implementasi penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di Kemlu. 3. Meningkatkan kualitas Audit Kinerja dalam pengawasan dan pengendalian intern. 4. Meningkatkan kualitas pengawasan terhadap sistem akuntabilitas kinerja dan pelaporan pertanggungjawaban pengelolaan sumber daya publik. 5. Memperkuat infrastruktur manajemen pengawasan dan pengendalian intern. 6. Meningkatkan tata kelola yang akuntabel guna mendukung kemajuan pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Luar Negeri. Tujuan Sasaran Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran Uraian Indikator Kebijakan Program 1. Mewujudkan unit pengawas dan pengendali internal yang handal, berintegritas, dan akuntabel. 2. Mendorong terwujudnya tata kelola 1. Meningkatnya akuntabilitas kinerja Satker yang terencana, terukur, ekonomis, efektif & efisien; 1. Persentase Satuan Kerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yang memenuhi kriteria Standar Penilaian Audit 1. Peningkatan kualitas kinerja Kementerian dan Perwakilan; 2. Peningkatan Tata Kelola Organisasi, Aset Negara, Pengawasan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Negeri dan Luar Rencana Strategis Inspektorat Jenderal 26

34 Tujuan Sasaran Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran Uraian Indikator Kebijakan Program organisasi Kemlu yang efisien, efektif, ekonomis, transparan, dan akuntabel. 3. Mewujudkan Aparat Pengawas Internal Pemerintah yang profesional. 2. Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan anggaran dan aset negara serta pencegahan dini terjadinya risiko permasalahan; 3. Meningkatnya efektifitas kegiatan pengendalian untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi akuntabilitas kinerja Satker; 4. Meningkatnya dukungan manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Luar Negeri. Kinerja 2. Persentase Laporan Keuangan (LK) Satuan Kerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yang memenuhi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) 3. Nilai indeks akuntabilitas kinerja dan penganggaran Satuan Kerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yang memenuhi unsur Sistem Pengendalian Intern 4. Persentase peningkatan dukungan manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan pengawasan intern Kemlu Keuangan dan BMN; 3. Peningkatan evaluasi kinerja dan reviu Laporan Keuangan; 4. Penyelenggar aan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP); 5. Peningkatan kualitas Konsultasi, Pendampinga n dan Bimbingan Teknis; 6. Penanganan dan tindak lanjut Pengaduan Masyarakat. Rencana Strategis Inspektorat Jenderal 27

35 BAB IV PENUTUP Rencana Strategik Inspektorat Jenderal menggambarkan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategik yang akan diwujudkan berbentuk program dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama 5 tahun ( ) sesuai dengan Visi dan Misi Kementerian Luar Negeri. Melalui pengawasan dan pengendalian intern diharapkan akuntabilitas kinerja Satker di lingkungan Kementerian Luar Negeri dapat terlaksana secara ekonomis, efektif, dan efisien, serta bermanfaat dalam mendukung perwujudan Visi dan Misi Kementerian Luar Negeri. Lebih dari itu, melalui pengawasan dan pengendalian kegiatan serta mekanisme pengendalian manajemen yang dilaksanakan terus-menerus dalam keseluruhan proses kegiatan seluruh Satker di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI, Inspektorat Jenderal diharapkan mampu mendorong terlaksananya berbagai kebijakan Pimpinan dan memberikan jaminan yang memadai bagi terselenggaranya tata kelola bisnis di Kementerian Luar Negeri. Rencana Strategis Inspektorat Jenderal 28

36 Rencana Strategis Inspektorat Jenderal 1

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner BAB

Lebih terperinci

LAMPIRAN I MATRIKS ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI. No. Arah Kebijakan Kemenlu Strategi Kemenlu Strategi Perwakilan

LAMPIRAN I MATRIKS ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI. No. Arah Kebijakan Kemenlu Strategi Kemenlu Strategi Perwakilan LAMPIRAN I MATRIKS ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI No. Arah Kebijakan Kemenlu Strategi Kemenlu Strategi Perwakilan 1. Peningkatan peran Memperkuat postur Meningkatkan hubungan pengaruh Indonesia diplomasi

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KBRI HARARE

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KBRI HARARE RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2015-2019 KBRI HARARE KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA HARARE KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 011/OT/V/2015 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

Lebih terperinci

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap persatuan dan kesatuan nasional, penegakan hukum dan penghormatan HAM

Lebih terperinci

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL AMERIKA DAN EROPA TAHUN

RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL AMERIKA DAN EROPA TAHUN RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL AMERIKA DAN EROPA TAHUN 2015-2019 KEMENTERIAN LUAR NEGERI KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL AMERIKA DAN EROPA KEMENTERIAN LUAR

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS KBRI BRATISLAVA

RENCANA STRATEGIS KBRI BRATISLAVA RENCANA STRATEGIS KBRI BRATISLAVA 2015-2019 SK KEPPRI TENTANG RENCANA STRATEGIS KEPPRI ii KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia dan rahmatnya, kami dapat menerbitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Umum. 1. Hubungan Indonesia Norwegia

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Umum. 1. Hubungan Indonesia Norwegia BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum 1. Hubungan Indonesia Norwegia Hubungan RI Norwegia saat ini berada dalam kondisi sangat baik sejak dibukanya hubungan diplomatik pada tahun 1950. Hubungan diplomatik

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.925, 2013 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Pengawasan Intern. Perwakilan Republik Indonesia. Pedoman. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanggungjawaban rencana strategis kepada masyarakat dapat dilihat dari dua jalur utama, yaitu jalur pertanggungjawaban keuangan dan jalur pertanggungjawaban kinerja.

Lebih terperinci

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.822, 2017 KEMENLU. Pengawasan Intern. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN DI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Tahun Anggaran 2016 Inspektorat Kota Pagar Alam Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK salinan BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK,

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa, profesional dan bertanggungjawab

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses B A B I P E N D A H U L UA N A. LATAR BELAKANG Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan melalui langkah-langkah strategis

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.737, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pengawasan. Pelaksanaan. Tata Cara Tetap. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 91 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA TETAP

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 59 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PUSAT KERJASAMA LUAR NEGERI

PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PUSAT KERJASAMA LUAR NEGERI PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PUSAT KERJASAMA LUAR NEGERI SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Dengan kehadiran Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pada

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb No.1572, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Piagam Pengawasan Intern. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG KEWENANGAN KAPASITAS DAN TUGAS, INSPEKTORAT UNTUK MENGAKSES DATA DAN INFORMASI PADA ORGANISASI

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA S A L I N A N BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PROFIL INSPEKTORAT KOTA SERANG

PROFIL INSPEKTORAT KOTA SERANG PROFIL INSPEKTORAT KOTA SERANG Inspektorat Kota Serang Fungsi pengawasan di Kota Serang mulai diselenggarakan sejak tahun 2007. Sejalan dengan reformasi otonomi daerah yang didasarkan atas azas desentralisasi

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN INSPEKTORAT MENGAKSES DATA DAN INFORMASI PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik

LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA 2016 Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik LKJ DITJEN IDP 2016 2016 LKJ DITJEN IDP KATA PENGANTAR Menjadi penjuru penguatan citra positif Indonesia

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc No.1448, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKKBN. SPIP BKKBN. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

Independensi Integritas Profesionalisme

Independensi Integritas Profesionalisme BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Independensi Integritas Profesionalisme VISI Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilainilai dasar untuk berperan

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintah. Melalui

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) 201168 PANDEGLANG 42212 PIAGAM AUDIT INTERN 1. Audit intern adalah kegiatan yang independen dan obyektif dalam

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh i KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rencana Strategis (Renstra) merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap

Lebih terperinci

BUPATI MAROS PROVINSI SULAWASI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR: 08 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MAROS PROVINSI SULAWASI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR: 08 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI MAROS PROVINSI SULAWASI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR: 08 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAH KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.748, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.32/Menhut-II/2012

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP 2013 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah NOMOR: LAKIP - 023 /PW18/1/2014 TANGGAL 21 JANUARI 2014 Ringkasan

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT - 1 - GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas managerial dalam lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pada tiap

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

KONFERENSI NASIONAL APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TAHUN 2010 SIMPULAN

KONFERENSI NASIONAL APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TAHUN 2010 SIMPULAN KONFERENSI NASIONAL APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TAHUN 2010 SIMPULAN 1. Peran APIP harus lebih diitingkatkan agar permasalahan terkait masih adanya Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik,

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMDIKBUD TAHUN 2012

KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMDIKBUD TAHUN 2012 KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMDIKBUD TAHUN 2012 1 VISI ITJEN Terwujudnya Pengawasan yang Berkualitas terhadap Layanan Pendidikan MISI ITJEN Melaksanakan tata kelola yang handal dalam layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia berimplikasi pada akuntabilitas dan transparansi sistem pengelolaan keuangan

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA PROGRAM PUSAT DAN DAERAH DALAM MEMPERTAHANKAN OPINI WTP KEMENTERIAN KESEHATAN

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA PROGRAM PUSAT DAN DAERAH DALAM MEMPERTAHANKAN OPINI WTP KEMENTERIAN KESEHATAN PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA PROGRAM PUSAT DAN DAERAH DALAM MEMPERTAHANKAN OPINI WTP KEMENTERIAN KESEHATAN OLEH: Drs. Purwadi, Apt., MM., ME INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN Disampaikan pada

Lebih terperinci

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara. Ringkasan Eksekutif

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara. Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sulawesi Utara telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran,

Lebih terperinci

Governance) diperlukan adanya pengawasan yang andal melalui sinergitas

Governance) diperlukan adanya pengawasan yang andal melalui sinergitas BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi 4.1.1 Visi Untuk mencapai terselenggaranya manajemen pemerintahan yang efisien dan efektif menuju terwujudnya kepemerintahan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang

Lebih terperinci

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG KEMENTERIAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA Jalan Medan Merdeka Timur Nomor 16 Gedung Mina Bahari III Lantai 15, Jakarta 10110 Telepon (021) 3519070, Facsimile (021) 3520346 Pos Elektronik ditjenpsdkp@kkp.goid

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RPJMN 2010-2014 Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) menjelaskan bahwa Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015 INSPEKTORAT KABUPATEN LABUHANBATU JL. SISINGAMANGARAJA No.062 RANTAUPRAPAT KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Lebih terperinci

FORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2017 1. Kementrian/Lembaga : KEMENTERIAN KEUANGAN 2. Sasaran Strategis K/L : 1.Terjaganya Kesinambungan Fiskal 3. Program : Program

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi 4.1.1. Visi Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, yang mencerminkan harapan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menhut-II/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Jambi, Januari 2017 INSPEKTUR KOTA JAMBI, Drs. H. HAFNI ILYAS. Pembina Utama Muda. NIP

Jambi, Januari 2017 INSPEKTUR KOTA JAMBI, Drs. H. HAFNI ILYAS. Pembina Utama Muda. NIP KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan petunjuk, taufik dan hidayah-nya, Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat Kota Jambi Tahun 2017

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

Ministry of National Development Planning/Bappenas Kerjasama Pembangunan Internasional dalam Rangka Pelaksanaan SDGs di Indonesia

Ministry of National Development Planning/Bappenas Kerjasama Pembangunan Internasional dalam Rangka Pelaksanaan SDGs di Indonesia Ministry of National Development Planning/Bappenas Kerjasama Pembangunan Internasional dalam Rangka Pelaksanaan SDGs di Indonesia Direktorat Politik Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Internasional

Lebih terperinci

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua Barat. Ringkasan Eksekutif

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua Barat. Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Papua Barat yang sebelumnya wilayah kerjanya berada/merupakan bagian dari Perwakilan BPKP Provinsi Papua telah menyusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

SISTEM PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN APBN (BANSOS BIDANG PENDIDIKAN)

SISTEM PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN APBN (BANSOS BIDANG PENDIDIKAN) SISTEM PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN APBN (BANSOS BIDANG PENDIDIKAN) Disajikan Oleh : SUHARYANTO Inspektur I Itjen Kemdikbud Disajikan dalam rangka : Rakor Penyelenggaraan Program Penmas Tahun 2013 Grand

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.763, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Pokok-Pokok. Pengawasan. BNN. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG POKOK-POKOK PENGAWASAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Manual IKU Perwakilan RI Harare

Manual IKU Perwakilan RI Harare Manual IKU Perwakilan RI Harare No. Sasaran Strategi Indikator Kinerja Utama Formulasi 1 Menguatnya dukungan negara Persentase rekomendasi hasil terhadap kedaulatan kajian komprehensif Perwakilan RI NKRI/

Lebih terperinci

Rencana Strategis

Rencana Strategis BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional pada bab XIV salah satu agenda pembangunan nasional

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA dan KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA dan KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA dan KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH Melalui PENINGKATAN KAPABILITAS APIP dan MATURITAS SPIP Dr. Ardan Adiperdana, Ak., MBA., CA, CFrA, QIA Kepala BPKP Rakorwas Kementerian

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017 KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2016 KEPUTUSAN INSPEKTUR KABUPATEN PANDEGLANG Nomor : 700/Kep. 87 Insp/2016 Tentang PENETAPAN RENCANA

Lebih terperinci

Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105 Tahun 2010, tugas pokok dan fungsi Inspektorat Jenderal adalah melakukan pengawasan,

Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105 Tahun 2010, tugas pokok dan fungsi Inspektorat Jenderal adalah melakukan pengawasan, PENDAHULUAN Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105 Tahun 2010, tugas pokok dan fungsi Inspektorat Jenderal adalah melakukan pengawasan, pengendalian dan pemantauan pelaksanaan kegiatan di

Lebih terperinci

2016, No Nomor 400); 3. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 2 Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2016, No Nomor 400); 3. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 2 Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1512, 2016 BPKP. kebijakan Pengawasan. Tahun 2017. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN BADAN

Lebih terperinci

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-nya, penyusunan Rencana Kinerja (Renja) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun

Lebih terperinci

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-nya sehingga Laporan Inspektorat Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat tersusun Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

erbitnya Peraturan Pemerintah RI nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem melakukan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina

erbitnya Peraturan Pemerintah RI nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem melakukan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina 11 T erbitnya Peraturan Pemerintah RI nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengawasan Intern Pemerintah (SPIP), menegaskan BPKP bertugas melakukan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina

Lebih terperinci

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEBIJAKAN Reformasi Birokrasi NASIONAL ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI Pengorganisasian Pelaksanaan Tim Pengarah Kementerian/Lembaga Ketua: Pimpinan K/L Sekretaris: Sekjen Anggota: Pejabat Eselon I Pemerintah

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas pengendalian internal suatu organisasi sangat mempengaruhi kinerja organisasi. Premis ini menunjukan bahwa kualitas pengendalian internal suatu organisasi yang

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif sasaran strategis

Ringkasan eksekutif sasaran strategis Ringkasan eksekutif Inspektorat Jenderal sebagai Aparat Pengawas Internal Pemerintah bertanggung jawab untuk terus mengawal perjalanan Reformasi Birokrasi di Kementerian Kesehatan serta mendorong tercapainya

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS 2015 2019 Perencanaan merupakan sebuah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan

BAB I PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya aparatur negara menjadi faktor kunci bagi terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan hadirnya

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Inspektur Jenderal. M. Sakri Widhianto

KATA PENGANTAR. Inspektur Jenderal. M. Sakri Widhianto KATA PENGANTAR Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, maka diperlukan suatu pedoman dan arahan yang jelas sebagai acuan untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Pedoman dan arahan dituangkan dalam

Lebih terperinci

2.1 Rencana Strategis

2.1 Rencana Strategis 2.1 Rencana Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan () telah menyusun suatu Rencana Strategis (Renstra) dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama

Lebih terperinci

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana CAKUPAN PEKERJAAN KOORDINATOR SEKTOR DAN STAF ADMINISTRASI PADA SEKRETARIAT PELAKSANAAN PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS

Lebih terperinci