RENCANA STRATEGIS KBRI BEIRUT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA STRATEGIS KBRI BEIRUT"

Transkripsi

1 RENCANA STRATEGIS KBRI BEIRUT KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA BEIRUT LEBANON 2015

2 SURAT KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA BEIRUT NOMOR: KEP/00404/RO/05/2015/DB TENTANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KBRI BEIRUT TAHUN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa rencana strategis penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri pada periode merupakan dokumen perencanaan jangka menengah KBRI Beirut yang telah menetapkan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan, strategi dan program; b. bahwa Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah mengamanatkan setiap Kementerian/ Lembaga menyusun Rencana Strategi sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN); c. bahwa untuk menindaklanjuti hal tersebut, KBRI Beirut telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) KBRI Beirut tahun ; d. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a,b dan c, perlu menetapkan Keputusan Kepala Perwakilan Republik Indonesia untuk Republik Lebanon tentang Rencana Strategis (Renstra) KBRI Beirut tahun Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3882); 2. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 185, Tambahan Lembaran Negara 4012); 3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara 4286); R E N S T R A K B R I B E I R U T 1

3 4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara 4355); 5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara 4421); 6. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara 4700); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara 4405); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara 4614); 9. Keputusan Presiden Nomor 108 Tahun 2003 tentang Organisasi Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri; 10. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 11. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara; 12. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun ; 13. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; 14. Peraturan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri; 15. Peraturan Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional/ BAPPENAS Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategi Kementerian/ Lembaga (Renstra K/L) ; 16. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; 17. Keputusan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Nomor 01/B/RO/IV/2015/01 tentang Rencana Strategis (Renstras) Kementerian Luar Negeri Tahun MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA UNTUK REPUBLIK LEBANON TENTANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KBRI BEIRUT TAHUN R E N S T R A K B R I B E I R U T 2

4 Kesatu : Menetapkan Rencana Strategis (Renstra) KBRI Beirut tahun sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan ini Kedua : Renstra KBRI Beirut disusun sebagai acuan bagi : a. Penyusunan Rencana Kerja KBRI Beirut; b. Koordinasi Perencanaan Kegiatan KBRI Beirut; dan c. Pengendalian Kegiatan KBRI Beirut Ketiga : Memerintahkan kepada seluruh fungsi dan unsur pendukung di lingkungan KBRI Beirut untuk : a. Menjabarkan lebih lanjut Renstra KBRI Beirut dalam rencana kegiatan KBRI Beirut setiap tahunnya; b. Melakukan monitoring dan evaluasi atas pencapaian kinerja yang tercantum dalam Rencana Strategis sekurangkurangnya pada setiap triwulan. Keempat : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan seperlunya Ditetapkan di Beirut Pada tanggal 15 Mei 2015 KEPALA PERWAKILAN RI Tembusan : Achmad Chozin Chumaidy Duta Besar LB & BP 1. Yth. Menteri Luar Negeri ; 2. Yth. Wakil Menteri Luar Negeri; 3. Yth. Sekretaris Jenderal, Kementerian Luar Negeri; 4. Yth. Staf Ahli Menteri bidang Manajemen, Kementerian Luar Negeri; 5. Yth. Kepala Biro Perencanaan dan Organisasi, Kementerian Luar Negeri; 6. Yth. Kepala Biro Keuangan, Kementerian Luar Negeri 7. Yth. Seluruh Diplomat pada KBRI Beirut 8. Arsip R E N S T R A K B R I B E I R U T 3

5 KATA PENGANTAR Sejalan dengan komitmen penegakan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (good governance) yang terus dilakukan oleh Pemerintah RI, maka diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja dan realisasi anggaran yang tepat, transparan, jelas, terukur, dan akuntabel. Dalam kaitannya dengan tugas dan fungsi Perwakilan RI di luar negeri, hal ini dimaksudkan agar penyelenggaraan politik luar negeri dan hubungan luar negeri yang menjadi misi pokok perwakilan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab. Dokumen Rencana Strategis (Renstra) KBRI Beirut tahun ini merupakan dokumen kegiatan dan indikator kinerja yang akan dilakukan KBRI Beirut selama periode Dokumen ini memuat tujuan, visi, misi dan sasaran strategis KBRI Beirut sebagai ramburambu pelaksanaan kegiatan KBRI juga dimuat uraian rencana kegiatan yang akan dilakukan selama berikut rencana anggaran yang dibutuhkan untuk melaksanakannya. Berdasarkan Pedoman dan template yang telah disampaikan Kementerian Luar Negeri, KBRI Beirut menyusun dokumen Renstra yang mempresentasikan nilai kuantitatif dan alokasi anggaran yang dikaitkan dengan setiap indikator kinerja dan merupakan proses pengukuran keberhasilan KBRI Beirut pada periode yang ditetapkan. Akhirnya, penetapan Rencana Strategis ini adalah bentuk komitmen penuh KBRI Beirut untuk dapat mencapai kinerja yang akuntabel, terukur dan berdasarkan anggaran yang dialokasikan dalam rangka melaksanakan dan memenuhi misi Perwakilan Republik Indonesia di Lebanon. Beirut, 15 Mei 2015 Kepala Perwakilan RI Achmad Chozin Chumaidy Dubes LBBP R E N S T R A K B R I B E I R U T 4

6 DAFTAR ISI SK KEPALA PERWAKILAN 2 KATA PENGANTAR 3 BAB IKONDISI UMUM DAN ANALISIS SWOT KBRI BEIRUT... 6 I.1 KONDISI UMUM... 6 I.2 ANALISIS SWOT... 8 BAB II VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS KBRI BEIRUT II.1 VISI II.2 MISI II.3 TUJUAN II.4 SASARAN STRATEGIS LAMPIRAN I: MATRIKS ARAH KEBIJAKANDAN STRATEGI LAMPIRAN II: MATRIKS TARGET KINERJA R E N S T R A K B R I B E I R U T 5

7 BAB I KONDISI UMUM DAN ANALISIS SWOT KBRI BEIRUT I.1 Kondisi Umum Pelaksanaan tugas dan fungsi KBRI Beirut selama kurun waktu yang lalu, mengacu pada Program Peningkatan Kapasitas Politik Luar Negeri dan Optimalisasi Diplomasi Indonesia dan Program Peningkatan Kerjasama Internasional serta agenda pembangunan nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Berpedomankan pada dokumen AKIP dari level Kementerian (Renstra Kemlu ) KBRI Beirut menyusun dokumen Renstra ini. Capaian KBRI Beirut selama periode tersebut dilaksanakan melalui berbagai tindak prioritas bidang politik luar negeri RI dan juga program-program kerja lainnya dalam konteks untuk makin memajukan hubungan bilateral Indonesia - Lebanon. Berbagai kegiatan yang dilakukan ditujukan untuk mewakili Pemerintah RI dalam melaksanakan hubungan diplomatik dan konsuler serta melindungi kepentingan Negara dan Warga Negara Republik Indonesia di Lebanon. Pada tataran praktis, selama periode tersebut KBRI Beirut telah berhasil memperkokoh hubungan bilateral Indonesia Lebanon dengan ditandai saling kunjung delegasi pemerintah, militer, pelaku bisnis serta tokoh-tokoh agama antara kedua Negara. Citra Indonesia yang menitikberatkan pada keberhasilan nasional untuk meramu dan menjaga persatuan dalam keanekaragaman agama dan budaya dengan didukung stabilitas politik dan keamanan yang terjaga membuat Indonesia memiliki daya tarik khusus bagi Lebanon yang masih berupaya lepas dari permasalahan laten sektarianisme. Didasari dengan politik luar negeri yang bebas aktif, million friends zero enemy, Indonesia memperoleh tempat khusus yang dapat diterima semua kalangan di Lebanon dengan beragam latar belakang sekte/agamanya. Kondisi ini merupakan privilege yang tidak dimiliki oleh banyak perwakilan asing di Lebanon. Keuntungan nyata yang diperoleh dari pendekatan a la Indonesia ini berbuah pada kemudahan dan keringanan yang diperoleh KBRI Beirut pada saat melaksanakan program repatriasi WNI dari Suriah yang berlangsung sejak September 2012 hingga saat ini. Kemudahan dan privilege tersebut salah satunya adalah dengan dibebaskannya bea visa masuk bagi WNI yang akan direpatriasi serta perpanjangan ijin tinggal hingga 30 hari (dari 48 jam) kepada peserta repatrian. Keberadaan Kontingen Garuda dalam Misi Perdamaian PBB UNIFIL sejak 2006 telah turut membantu meningkatkan profil positif Indonesia di Lebanon. Menyikapi permasalahan sosial ekonomi yang muncul akibat keberadaan jutaan pengungsi Palestina dan Suriah, KBRI turut serta dalam memberikan faslitasi dan bantuan bagi lembaga-lembaga sosial kemanusiaan dari Indonesia yang akan menyerahkan bantuan langsung kepada para pengungsi. Mendukung Lebanon untuk terus mengupayakan perdamaian dan keamanan nasional, KBRI Beirut juga menyelenggarakan pergelaran terpadu atau mengikuti suatu event di Lebanon yang mengkolaborasikan pameran budaya, ekonomi dan pariwisata. Keikutsertaan KBRI selain ditujukan untuk memamerkan potensi dan kekayaan Indonesia, sekaligus juga untuk membantu pemulihan citra aman Lebanon bagi para wisatawan asing. R E N S T R A K B R I B E I R U T 6

8 Berbagai upaya juga telah dilakukan KBRI untuk terus meningkatkan profil Indonesia termasuk dalam peningkatan TTI. Meningkatkan kepercayaan para pebisnis Lebanon untuk berbisnis dengan Indonesia, kegiatan tour & travel operators gathering serta kontak langsung dengan para pebisnis yang akan melakukan bisnis dengan Indonesia atau menjadi bridge builder bagi penyelesaian sengketa bisnis, terbukti efektif. Fasilitasi dan pendampingan pebisnis dalam ajang bisnis di Indonesia serta penyebaran informasi perihal TTI dan jadwal pameran internasional di Indonesia, secara tidak langsung turut mendorong peningkatan nilai transaksi perdagangan Indonesia Lebanon. Dengan potensi pasar 4 juta jiwa, dari jumlah kisaran USD 89 juta di tahun 2013, di akhir tahun 2014 nilai perdagangan kedua Negara mencapai USD 100 juta, dengan surplus di Indonesia. Keberadaan KBRI Beirut untuk selalu berupaya hadir bagi setiap masalah yang muncul terkait dengan pemerintah, swasta dan warga Negara Indonesia di Lebanon, memperoleh penilaian yang positif di kalangan pemerintahan Lebanon. Hubungan dekat KBRI dengan banyak pihak dari seluruh komponen politik dan sekte yang ada, mempermudah pencapaian kepentingan nasional RI terutama dalam penanganan masalah WNI. Repatriasi WNI ex-suriah melalui pintu Lebanon telah berhasil memulangkan kurang lebih 6000 orang yang terdiri dari BMI dan mahasiswa. Selain itu kehadiran KBRI di setiap permasalahan BMI ex-suriah yang dibawa majikannya ke Lebanon dan kemudian ditelantarkan, mendapatkan apresiasi tinggi dari General Security/Imigrasi Lebanon, suatu hal yang belum pernah disampaikan kepada perwakilan asing lainnya di Lebanon. Namun demikian, memperhatikan kondisi Lebanon saat ini dan dalam beberapa tahun mendatang yang diperkirakan masih akan terus mengalami tekanan sebagai akibat dari perang sipil di Suriah, konflik regional dengan munculnya ISIS, ancaman konflik horizontal antar sekte serta potensi konflik terbuka dengan Israel, menjadikan kegiatan KBRI Beirut dan cara pelaksanaannya akan turut menyesuaikan secara dinamis guna memastikan kepentingan nasional Indonesia tetap tercapai. Pemilihan Presiden yang telah tertunda sejak 25 Mei 2014 turut melemahkan Lebanon secara luas. Kondisi keamanan yang fluktuatif, pertumbuhan ekonomi yang selalu terkoreksi menurun serta keberadaan pengungsi Suriah yang mencapai lebih dari 1 juta jiwa turut membebani Lebanon. Perkembangan politik di kawasan dan dalam negeri sebagai akibat krisis yang terjadi di Suriah hingga akhir tahun 2014 diyakini banyak pengamat dan kalangan diplomatik di Lebanon akan sangat menentukan perkembangan situasi dalam negeri Lebanon karena polarisasi masyarakat Lebanon yang sangat tajam antara yang pro dan kontra terhadap Presiden Bashar Assad. Konflik yang terjadi di Suriah sejak 4 tahun belakangan ini pada tahun 2014 terlihat berdampak lebih besar secara politik ke Lebanon daripada tahun-tahun sebelumnya, disamping ketegangan sektarian dan politik yang telah berdampak ke Lebanon sejak dari awal konflik Suriah dimulai. Tidak dapat dikesampingkan pula adalah ancaman perang yang cukup imminent dengan Israel. Pengalaman terakhir perang 34 hari dengan Israel pada Juli 2006, telah membuat Lebanon berada dalam posisi yang dicekam dengan kekhawatiran ditambah dengan kondisi politik dalam negeri yang masih terus bersitegang antara kelompok 8 Maret yang dimotori Hizbullah (Syiah) dengan kelompok 14 Maret yang dimotori Future Movement (Sunni). Dalam kontak bersenjata terakhir yang melibatkan Hizbullah, disampaikan secara tegas oleh Hasan Nasrallah, pemimpin Hizbullah bahwa mereka tidak akan lagi mematuhi code of conduct yang berlaku sejak 2006 dalam R E N S T R A K B R I B E I R U T 7

9 menyikapi dan membalas serangan Israel terhadap kepentingan Hizbullah dan Lebanon. Meski menjadikan Israel sebagai musuh resmi Lebanon, dan dalam hal ini pemerintah Lebanon dan Hizbullah sering memiliki satu suara yang sama, namun seringkali ucapan dan tindakan Hizbullah yang sepihak banyak menimbulkan kontroversi dan pertikaian politik antara kelompok politik yang berseberangan di Lebanon (March 8 vis-à-vis March 14) ataupun pemerintah Lebanon dengan Hizbullah. Sebagai akibat dari perang sipil di Suriah, ekonomi Lebanon mengalami tekanan hingga menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi tahunannya. Dibanding periode sebelum pecah perang sipil di Suriah, pertumbuhan ekonomi Lebanon mencapai kisaran 7-10% pertahunnya, namun akibat pengaruh perang di Suriah, pertumbuhan ekonomi Lebanon di tahun hanya tercatat sebesar 1,5-2% pertahunnya sedangkan di tahun 2014 hanya tercatat mencapai 0,9%. I.2 ANALISIS SWOT Potensi dan citra positif yang dimiliki Indonesia di Lebanon memiliki peluang besar untuk dijadikan modal bagi peningkatan hubungan bilateral Indonesia Lebanon di seluruh bidang kerja KBRI Beirut. Namun demikian, kondisi riil politik-keamanan Lebanon yang fluktuatif menjadikan keberadaan KBRI Beirut harus dikelola secara seimbang antara tugas dan fungsi untuk mempromosikan dan memperjuangkan kepentingan Indonesia serta perlindungan dan kesiapsiagaan untuk evakuasi WNI jika kondisi terburuk terjadi. Menggunakan analisis SWOT, posisi Indonesia di Lebanon dapat diproyeksikan dalam rincian sebagai berikut: Kekuatan Hubungan baik yang telah terbina antara KBRI Beirut dengan dunia pers / jurnalistik Lebanon merupakan modal penting yang akan selalu dimanfaatkan sebagai media promosi Indonesia di Lebanon. Kemampuan seluruh pegawai setempat KBRI Beirut dalam berbahasa Arab membantu pendekatan dan upaya-upaya yang dilakukan KBRI dalam pelaksanaan misi di Lebanon yang masih banyak mengandalkan pendekatan secara personal dan kemiripan budaya. Jalinan komunikasi dengan banyak tokoh dan pejabat dari berbagai instansi/lembaga/organisasi di Lebanon yang terus terbina baik dari satu periode Duta Besar/Home Staff ke periode berikutnya, membantu KBRI dalam pelaksanaan misi yang diemban. Kelemahan Keterbatasan anggaran promosi KBRI Beirut serta keengganan para pengusaha Indonesia untuk mengikuti pameran di Lebanon karena menilai pasar Lebanon yang kecil. Sistem pengelolaan manajemen kinerja dan anggaran yang belum optimal. Penempatan HS yang tidak berkemampuan Bahasa Arab cukup memberikan tantangan dalam pelaksanaan misi. R E N S T R A K B R I B E I R U T 8

10 APTLN yang sudah lama tidak dikaji ulang, terakhir 2010, dan disesuaikan dengan kondisi riil saat ini yang makin mahal turut memberikan dampak pada penurunan kinerja staf di KBRI. Peluang Netralitas Indonesia terhadap berbagai kelompok dan golongan menjadikan KBRI dapat diterima dengan baik oleh berbagai pihak yang saling berseberangan di Lebanon. Sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dengan mayoritas Muslim yang moderat, Indonesia memiliki modal dasar sebagai role-model negara plural yang mampu membina persatuan dan integritas bangsa. Hal ini memberikan leverage penting bagi Indonesia dalam berinteraksi dan mendukung upaya persatuan nasional Lebanon yang identik dengan isu sektarian. Kehadiran TNI/Kontingen Garuda sebagai pasukan penjaga perdamaian di UNIFIL turut mempromosikan peran aktif Indonesia di dunia. Saat ini kedua Negara belum memiliki mekanisme bilateral guna peningkatan hubungan bilateral ataupun updating kerjasama yang telah disepakati. Forum Policy Dialogue kedua Negara yang pernah digagas oleh Kedutaan Besar Lebanon di Jakarta, 29 Januari 2014 dapat kembali dijajaki untuk diadakan sebagi pertemuan awal. Upaya menghidupkan kembali inter-faith dialogue, yang berhenti di giliran Lebanon di tahun 2014, sebagai upaya Indonesia menularkan nilai-nilai toleransi keberagaman di Indonesia. Jejaring pasar pengusaha Lebanon yang luas di Afrika dan Timur Tengah bagus untuk produk Indonesia yang kualitas yang kompetitif. Perilaku konsumtif konsumen Lebanon dan sistem perekonomian yang terbuka. Dalam rangka mempererat people-to-people contact antara masyarakat kedua Negara, Indonesia dapat menawarkan program beasiswa seperti Darmasiswa dan Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) kepada mahasiswa dari Lebanon. Selain itu upaya mengenalkan Islam di Indonesia kepada ulama Lebanon sebagai bagian memerangi radikalisme juga dapat dilakukan. Tantangan Ketergantungan kelompok-kelompok politik di Lebanon pada kekuatan asing yang memunculkan kuatnya mutual distrust antar kelompok politik yang berseberangan dan kondisi politik yang berbasis sektarian (confessionalism politic) menjadi faktor yang sangat berpengaruh di Lebanonhingga seringkali kebijakan Pemerintah sering tidak jelas atau lama sekali diputuskan. Perbedaan sikap yang sangat tajam antara koalisi 14 Maret dan koalisi 8 Maret mengenai sejumlah isu/agenda nasional dan regional sehingga menimbulkan kerentanan akan pertentangan dan bentrok senjata antar sekte. Lemahnya koordinasi birokrasi pemerintahan Lebanon. Perkembangan perang sipil di Suriah dan berkembangnya isu keamanan dengan kehadiran ISIS yang memperburuk kondisi polkam Lebanon. R E N S T R A K B R I B E I R U T 9

11 Stabilitas politik dan keamanan Lebanon sangat dipengaruhi oleh perkembangan krisis yang terjadi di Suriah dan kawasan secara umum, terutama dengan isu ISIS. Apapun yang terjadi di Suriah, akan berdampak langsung pada situasi di Beirut dan Lebanon secara umum. Vakumnya kursi Presiden Lebanon turut mengakibatkan polemik berkepanjangan yang berdampak luas pada efektifitas pemerintah dalam menuntaskan agenda nasional dan menyelesaikan berbagai isu penting di semua sektor. Jalur dan waktu untuk proses ekspor-impor yang menjadi lebih panjang sekiranya kondisi keamanan di kawasan makin memburuk. Secara geografis Indonesia terletak cukup jauh dari Lebanon dibandingkan dengan beberapa negara sekitar yang juga mengedepankan industri pariwisata (i.e.: Turki, Negara-negara Eropa, dll). Paket murah dan jarak yang dekat relatif lebih menarik perhatian masyarakat Lebanon untuk mengunjungi negara-negara terdekat dimaksud. Kelemahan ini turut dipengaruhi dengan tidak adanya penerbangan langsung Beirut Jakarta. Kecenderungan para pengusaha Lebanon untuk melakukan bisnis hanya dengan mitra tradisional (Timur Tengah, Eropa, Amerika) karena alasan jarak dan persebaran diaspora Lebanon yang banyak berada di wilayah-wilayah tersebut. Kondisi ekonomi Lebanon sedang stagnan/lesu dan para pelaku bisnis mengambil posisi wait and see untuk pengembangan usaha mereka. Saat ini mereka lebih fokus pada bisnis yang sudah berjalan dengan pasar yang masih ada. Sebagai negara yang mencoba bangun kembali dari akibat perang sipil dan perang dengan Israel (dan saat ini masih terus dalam kondisi siaga perang), Lebanon memerlukan banyak dukungan dana dan keahlian terutama dalam pengelolaan isu good governance, lingkungan, social fairness, pengelolaan cagar budaya, dll. Lebanon sering kali menjadi negara penerima bantuan finansial dari negara-negara lain. Bantuan tersebut menjadi prasasti yang longlasting dan berperan positif dalam mempromosikan suatu negara. Kondisi ini cenderung dipengaruhi oleh karakter sejumlah masyarakat Lebanon yang materialistis, menilai sesuatu berdasarkan keunggulan-keunggulan materil. Kurangnya dana untuk menyesuaikan kondisi ini menjadikan promosi Indonesia tidak se-menarik negara-negara lain yang memberikan bantuan finansial dimaksud (antara lain Korea Selatan, Jepang dan China). Lebanon sebagai daerah tujuan wisata bagi negara Teluk sering memberikan permasalahan khusus bagi KBRI Beirut, karena banyak dari para wisatawan asal negara-negara Teluk tersebut yang menelantarkan TKW asal Indonesia yang mereka bawa ke Beirut. Umumnya TKW yang ditelantarkan tersebut mempunyai masalah dengan majikannya sehingga mereka melarikan diri ke KBRI Beirut dengan tidak membawa identitas atau surat jalan lainnya. R E N S T R A K B R I B E I R U T 10

12 Matriks Analisis SWOT Internal Strengths (S) Weaknesses (W) S1. Hubungan baik dengan berbagai pihak di Lebanon S2. Kemampuan PS berbahasa Arab S3. Jalinan komunikasi yang baik yang berlanjut dari periode ke periode W1. Anggaran KBRI yang terbatas W2. Sistem manajemen kinerja dan anggaran yang belum optimal W3. Penempatan HS yang tidak berkemampuan Bahasa Arab W4. APTLN yang sudah lama tidak diubah sementara tingkat kemahalan terus naik Sup port Opportunities (O) Threats (T) Barri er O1. Penjajakan mekanisme bilateral yang sudah dibuka (interfaith dialogue, policy dialogue) O2. Jejaring pasar pengusaha Lebanon di Afrika dan Timteng O3. Respon positif thd softpower diplomacy Indonesia T1. Kondisi polkam yang fluktuatif dan ekonomi yang stagnan T2. Imbas perang Suriah pada kasus WNI/BMI di Lebanon T3. Kecenderungan Lebanon berbisnis dengan mitra tradisional mereka T4. Direct flight dan sistem komunikasi yang kurang maksimal Eksternal R E N S T R A K B R I B E I R U T 11

13 BAB II VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS KBRI BEIRUT II.1 VISI Mengejawantahkan Visi Pembangunan Nasional Indonesia dalam koridor visi Kementerian Luar Negeri Terwujudnya Wibawa Diplomasi guna Memperkuat jati Diri Bangsa sebagai Negara Maritim untuk Kepentingan rakyat, maka ditetapkanlah pernyataan Visi KBRI Beirut sebagai berikut: Menjadi Ujung Tombak dalam Memperjuangkan Kepentingan Nasional dan Wibawa Diplomasi Indonesia di Republik Lebanon. Menjadi ujung tombak adalah berada pada garda/posisi terdepan dan memiliki kemampuan tajam; mumpuni dalam melaksanakan tugas. Memperjuangkan adalah mengupayakan dengan segala cara, dalam berbagai kesempatan, dalam koridor tindakan yang legal, bermartabat dan menjaga etika diplomatik. Kepentingan nasional adalah amanat yang tercantum dalam UUD 1945 dan pada periode difokuskan pada terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong. Wibawa Diplomasi adalah marwah/harga diri Indonesia sebagai bangsa besar, bermartabat, bersih dan berkepribadian yang senantiasa harus dijunjung dalam memperjuangkan kepentingan nasional terhadap negara lain. II.2 MISI Dalam upaya mencapai visi tersebut, KBRI Beirut telah menetapkan 2 (dua) misi yang akan dilaksanakan selama kurun waktu , sebagai berikut: 1. Meningkatkan dan memperkuat peran KBRI Beirut dalam memajukan kepentingan nasional dalam hubungan dan kerjasama bilateral dengan Republik Lebanon. 2. Meningkatkan kapasitas KBRI Beirut dalam mendukung misi diplomasi di Republik Lebanon. MISI 1: Meningkatkan dan memperkuat peran KBRI Beirut dalam memajukan kepentingan nasional dalam hubungan dan kerjasama bilateral dengan Republik Lebanon. Meningkatkan adalah menjadikan lebih tinggi dari kondisi sebelumnya. Memperkuat adalah menjadikan lebih kuat; erat dari kondisi sebelumnya. Peran adalah partisipasi dan keikutsertaan secara aktif. Memajukan adalah mencapai atau membawa kepada sesuatu keadaan yang lebih baik. R E N S T R A K B R I B E I R U T 12

14 Kepentingan Nasional adalah amanat yang tercantum dalam UUD 1945 dan pada periode difokuskan pada terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong. Hubungan adalah kontak; ikatanpersahabatan antara dua pihak atau lebih. Kerjasama Bilateral adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh Negara yang menyangkut aspek hubungan kedua Negara di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, keprotokolan dan kekonsuleran untuk mencapai tujuan bersama. MISI 2: Meningkatkan kapasitas KBRI Beirut dalam mendukung misi diplomasi dan di Republik Lebanon Meningkatkan adalah menjadikan lebih tinggi dari kondisi sebelumnya. Kapasitas adalah kemampuan menghasilkan sesuatu. Mendukung adalah menyokong; membantu; menunjang tugas utama. Misi diplomasi adalah rumusan mengenai upaya yang akan dikerjakan dalam penyelenggaraan perhubungan resmi antara satu Negara dengan Negara lainnya. II.3 TUJUAN Tujuan KBRI Beirut disusun berdasarkan hasil identifikasi potensi dan permasalahan yang akan dihadapi dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi KBRI Beirut selama periode (dua) Tujuan KBRI Beirut yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut: 1. Peran KBRI Beirut dalam peningkatan kerjasama dengan Lebanon yang saling menguntungkan Kerjasama adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh Negara yang menyangkut aspek hubungan dengan Negara lain di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya untuk mencapai tujuan bersama. Meningkat adalah kondisi lebih tinggi dari kondisi sebelumnya. Saling Menguntungkan adalah hasil yang dapat dinikmati baik oleh Indonesia maupun Lebanon sebagai bentuk kerjasama dan hubungan baik kedua Negara. R E N S T R A K B R I B E I R U T 13

15 Tujuan Peran KBRI Beirut dalam peningkatan kerjasama dengan Lebanon yang saling menguntungkan Target Target Indikator Kinerja Utama Indeks peran KBRI Beirut Nilai manfaat ekonomi dan pembangunan yang optimal melalui hubungan bilateral dengan Lebanon Nilai manfaat ekonomi dan pembangunan adalah jumlah nominal manfaat secara ekonomi dan pembangunan yang dihasilkan oleh berbagai kerja sama dan hubungan perdagangan, investasi, dan pariwisata antara kedua negara. Optimal adalah (kondisi) terbaik; tertinggi; paling menguntungkan. Hubungan Bilateral adalah kontak; ikatan persahabatan antara dua pihak atau lebih yang dilakukan oleh Negara untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan Nilai manfaat ekonomi dan pembangunan yang optimal melalui hubungan bilateral dengan Lebanon Indikator Kinerja Utama Target Target Nilai total perdagangan USD100 juta USD120 juta Jumlah wisatawan 875 org 1000 org II.4 SASARAN STRATEGIS Guna memudahkan pencapaian tujuan KBRI Beirut, maka disusunlah 5 (lima) sasaran strategis dan 1 (satu) sasaran strategis pendukung KBRI Beirut dengan target yang hendak dicapai (setelah pembobotan) selama periode sebagai berikut: 1. Meningkatnya dukungan Negara Lebanon terhadap kedaulatan NKRI/kerjasama bilateral dan isu-isu global Meningkat adalah kondisi lebih tinggi dari kondisi sebelumnya. Dukungan adalah kondisi menyokong; membantu; menunjang. Kedaulatan NKRI adalah kekuasaan tertinggi yang melingkupi seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kerjasama bilateral adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh Negara yang menyangkut aspek hubungan; kontak; ikatan persahabatan dengan Negara lain dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan kekonsuleran. R E N S T R A K B R I B E I R U T 14

16 Isu-isu global adalah isu-isu/permasalahan yang menajdi perhatian internasional. Sasaran Strategis Meningkatnya dukungan Negara Lebanon terhadap kedaulatan NKRI/kerjasama bilateral dan isuisu global Indikator Kinerja Utama Persentase rekomendasi hasil kajian komprehensif KBRI Beirut yang ditindaklanjuti Stakeholders Target % 100% 100% 100% 100% 2. Peningkatan peran KBRI Beirut dalam mendukung peningkatan pengaruh Indonesia di Negara akreditasi Meningkat adalah kondisi lebih tinggi dari kondisi sebelumnya. Mendukung adalah kegiatan menyokong; mendorong; membantu; menunjang Pengaruh Indonesia adalah posisi Indonesia yang lebih bermartabat, memiliki karakter; ciri khas dan memiliki daya tawar/leverage. Sasaran Strategis Peningkatan peran KBRI Beirut dalam mendukung peningkatan pengaruh Indonesia di Negara akreditasi Indikator Kinerja Utama Persentase realisasi rencana aksi sebagai implementasi dari perjanjian/kesepakatan Target % 100% 100% 100% 100% 3. Peningkatan peran KBRI Beirut dalam menciptakan nilai manfaat ekonomi, dan pembangunan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia Meningkat adalah kondisi lebih tinggi dari kondisi sebelumnya. Nilai manfaat ekonomi dan pembangunan adalah jumlah nominal manfaat secara ekonomi dan pembangunan yang dihasilkan oleh berbagai kerja sama dan hubungan perdagangan, investasi, dan pariwisata antara kedua negara. Sasaran Strategis Peningkatan peran KBRI Beirut dalam menciptakan nilai manfaat ekonomi, dan pembangunan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia Target Indikator Kinerja Utama Persentase peningkatan TTI 2,70% 2,75% 2,80% 2,85% 2,90% R E N S T R A K B R I B E I R U T 15

17 4. Menguatnya peran soft power diplomasi yang dilakukan oleh KBRI Beirut di Lebanon Meningkat adalah kondisi lebih tinggi dari kondisi sebelumnya. Soft power diplomacy adalah jumlah nominal manfaat secara ekonomi dan pembangunan yang dihasilkan oleh berbagai kerja sama dan hubungan perdagangan, investasi, dan pariwisata antara kedua negara. Sasaran Strategis Menguatnya peran soft power diplomasi yang dilakukan oleh KBRI Beirut di Lebanon Indikator Kinerja Utama Persentase publik Lebanon yang berpandangan positif terhadap Indonesia Target % 87% 89% 90% 95% 5. Meningkatnya pelayanan dan perlindungan WNI/BHI di Lebanon Meningkat adalah kondisi lebih tinggi dari kondisi sebelumnya. Pelayanan dan perlindungan adalah perihal atau cara melayani dan melindungi. Sasaran Strategis Meningkatnya pelayanan dan perlindungan WNI/BHI di Lebanon Indikator Kinerja Utama Persentase permasalahan WN/BHI di Lebanon yang terselesaikan Persentase responden atau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran Target % 100% 100% 100% 100% 75% 85% 90% 95% 97% 6. Meningkatnya penerapan manajemen kinerja dan anggaran yang akuntabel Meningkat adalah kondisi lebih tinggi dari kondisi sebelumnya. Manajemen adalah perihal atau cara mengelola; mengatur. Sasaran Strategis Meningkatnya penerapan manajemen kinerja dan anggaran yang akuntabel Indikator Kinerja Utama Nilai hasil evaluasi AKIP yang dilakukan Itjen dan BPO Persentase realisasi anggaran (SP2D) terhadap alokasi DIPA KBRI Beirut Target BB BB BB BB A (70) (72) (75) (77) (81) 95% 96% 97% 98% 99% R E N S T R A K B R I B E I R U T 16

18 LAMPIRAN I: MATRIKS ARAH KEBIJAKANDAN STRATEGI No Arah Kebijakan Kemenlu Strategi Kemenlu Strategi Perwakilan 1. Peningkatan peran dan pengaruh Indonesia sebagai negara middle power di dunia internasional Memperkuat diplomasi dalam penyelesaian konflik di Timur Tengah, khususnya penyelesaian konflik Palestina- Israel Meningkatkan kontribusi Indonesia untuk mencapai Visi 4000 Peacekeepers pada misi pemeliharaan perdamaian (peacekeeping) PBB dan dukungan terhadap bina perdamaian (peacebuilding). Mengintensifkan kerja sama bilateral, regional dan internasional dalam menanggulangi kejahatan transnasional, seperti: korupsi, terorisme, penyelundupan manusia, perdagangan orang, perdagangan gelap narkoba, perompakan perdagangan senjata ilegal, illegal fishing Memperkuat dialog dan kerja sama konstruktif di bidang pemajuan demokrasi, pemajuan dan perlindungan HAM, toleransi agama, di forum Internasional. Meningkatkan peran Indonesia di tingkat global dan internasional melalui penguatan kerja sama bilateral, khususnya dengan negara mitra strategis dan organisasi intra dan antar kawasan. Menggunakan diplomasi publik yang berkarakter soft power Indonesia melalui kerja sama kebudayaan, pemberian beasiswa, people to people contact, jejaring diaspora Indonesia. Mengelola dan memperkuat jaringan alumni asing penerima beasiswa Indonesia dan jaringan alumni WNI penerima beasiswa asing untuk memperkuat diplomasi publik. 2. Penguatan diplomasi ekonomi Memperluas dan meningkatkan akses pasar bagi produk barang dan jasa Indonesia, serta meningkatkan arus investasi, dan pariwisata ke Indonesia, serta mendorong perlindungan pasar domestik dari praktek perdagangan yang tidak adil Memperkuat diplomasi Indonesia pada pasar prospektif Pendekatan kepada faksi-faksi yang bertikai di Lebanon, khususnya faksi-faksi Palestina yang ada di Lebanon Pelibatan Kontingen Garuda di UNIFIL dalam upaya peningkatan citra positif Indonesia di masyarakat Lebanon Melakukan pendekatan dengan pihak-pihak terkait di Lebanon untuk penanggulangan kejahatan transnasional, yaitu: terorisme, penyelundupan manusia dan perdagangan orang. Mengadakan kegiatan seperti interfaith dialogue, homestay program untuk pemuka agama Lebanon di Indonesia Meningkatkan jumlah dukungan Lebanon terhadap Indonesia di forum-forum multilateral Rencana pemberian beasiswa kepada mahasiswa Lebanon Pelibatan alumni beasiswa Indonesia dalam kegiatan promosi Indonesia di Lebanon Meningkatkan promosi TTI dengan melibatkan partisipasi aktif pelaku usaha Indonesia dan Lebanon Mengembangkan jejaring bisnis dan market intelligence produk Indonesia di Lebanon R E N S T R A K B R I B E I R U T 17

19 No Arah Kebijakan Kemenlu Strategi Kemenlu Strategi Perwakilan 3. Peningkatan pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI di luar negeri serta pemberdayaan diaspora Mendorong masuknya investasi asing pada sektor-sektor prioritas bagi Indonesia, serta memfasilitasi dan mendorong serta melindungi investasi Indonesia di luar negeri. Perhatian khusus diberikan pada Perjanjian Promosi dan Perlindungan Penanaman Modal (P4M) bilateral serta kelanjutan perundingan perjanjian investasi Mendorong perluasan potensi perdagangan, investasi, pariwisata, dan pengembangan infrastruktur maritim serta pengelolaan kekayaan maritim. Memastikan kehadiran negara dalam pelayanan dan perlindungan WNI/BHI di luar negeri dengan mengedepankan kepedulian dan keberpihakan Memperkuat sistem kelembagaan Perlindungan WNI/BHI di dalam negeri dan luar negeri dengan memperhatikan aspek pencegahan (prevention), deteksi dini (early detection), dan perlindungan secara cepat dan tepat (immediate response). Mengoptimalisasikan langkahlangkah pencegahan, deteksi dini dan cepat tanggap dalam penyelesaian kasus WNI/BHI di luar negeri. Memperkuat sinergi dalam Perlindungan WNI di luar negeri dengan Komunitas Indonesia di luar negeri serta pelayanan dan pemberdayaan Diaspora dan Masyarakat Madani. Mengupayakan pembentukan atau peninjauan kembali perjanjian/mou di bidang investasi, khususnya P4M Meningkatkan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan di bidang perdagangan dan investasi Membuka hotline 24/7 KBRI Beirut Membuat sistem yang terintegrasi antara pusat dan perwakilan untuk berkomunikasi secara real time Mengintensifkan komunikasi dengan pihak-pihak terkait di Lebanon Melakukan pertemuan dan sosialisasi dengan WNI yang ada di Lebanon R E N S T R A K B R I B E I R U T 18

20 LAMPIRAN II: MATRIKS TARGET KINERJA Program Kegiatan Sasaran Program Indikator Target Alokasi (juta rupiah) Penyelenggaraan kegiatan dukungan manajemen pada perwakilan RI Terselenggaranya peningkatan pelaksanaan dukungan manajemen pada perwakilan RI Persentase terselenggaranya operasional dan pemeliharaan perkantoran 100% 100% 100% 100% 100% , , , , ,12 Peningkatan sarana dan prasarana perwakilan RI Terlaksananya peningkatan sarana dan prasarana perwakilan RI Jumlah pembangunan/ Pengadaan peningkatan gedung kantor/ Wisma duta dan gedung lainnya Jumlah pengadaan/ peningkatan mekanikal elektrik / peralatan dan mesin 100% 100% 100% 100% 100% 1.338, ,00 100,00 100, ,- Penyelenggaraan diplomasi dan kerjasama internasional Terselenggaranya peningkatan pelaksanaan diplomasi dan kerjasama internasional pada perwakilan RI Persentase rekomendasi hasil kajian komprehensif KBRI Beirut yang ditindaklanjuti stakeholders Persentase realisasi rencana aksi sebagai implementasi dari perjanjian/kesepakatan 100% 100% 100% 100% 100% 525,65 578,21 636,03 699,64 769,60 100% 100% 100% 100% 100% 271,76 298,93 328,82 361,71 397,88 Persentase peningkatan TTI 2,70% 2,75% 2,80% 2,85% 2,90% 226,48 249,12 274,04 301,44 331,58 R E N S T R A K B R I B E I R U T 19

21 Program Kegiatan Sasaran Program Indikator Target Alokasi (juta rupiah) Persentase publik Lebanon yang berpandangan positif terhadap Indonesia 85% 87% 89% 90% 95% 317,05 348,75 383,63 421,99 464,19 Persentase permasalahan WN/BHI di Lebanon yang terselesaikan 100% 100% 100% 100% 100% 3.783, , , , ,69 Persentase responden atau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran 75% 85% 90% 95% 100% 22,50 24,75 27,22 29,94 32,94 R E N S T R A K B R I B E I R U T 20

22 LAMPIRAN III: PERHITUNGAN INDEKS PERAN PERWAKILAN RI I. PENENTUAN BOBOT No. Indikator Bobot 1. Persentase rekomendasi hasil kajian komprehensif Perwakilan RI yang ditindaklanjuti stakeholders Persentase rencana aksi sebagai implementasi dari dokumen perjanjian/kesepakatan Persentase publik di negara akreditasi yang berpandangan positif terhadap Indonesia Persentase permasalahan WNI dan BHI di Luar Negeri yang diselesaikan Persentase respondenatau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran. 12 TOTAL 100 II. PENENTUAN TARGET INDEKS PERWAKILAN No. Indikator Target PK Proyeksi Capaian PK Nilai Capaian PK Bobot Target Indeks A B C (B/A) D E (C x D) 1. Persentase rekomendasi hasil kajian komprehensif Perwakilan RI yang ditindaklanjuti stakeholders. 2. Persentase rencana aksi sebagai implementasi dari dokumen perjanjian/kesepakatan 3. Persentase publik di negara akreditasi yang berpandangan positif terhadap Indonesia. 4. Persentase permasalahan WNI dan BHI di Luar Negeri yang diselesaikan. 5. Persentase responden atau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran. 100% 80% 0, % 70% 0, % 87% % 100% % 85% R E N S T R A K B R I B E I R U T 21

23 No. Indikator Target PK Proyeksi Capaian PK Nilai Capaian PK Bobot Target Indeks A B C (B/A) D E (C x D) Total Target Indeks 84,4% 89 R E N S T R A K B R I B E I R U T 22

24 LAMPIRAN IV : PERHITUNGAN INDEKS PENINGKATAN KEGIATAN DIPLOMASI DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL PADA MATRIKS TARGET KINERJA III. PENENTUAN BOBOT No. Indikator Bobot 1. Persentase rekomendasi hasil kajian komprehensif Perwakilan RI yang ditindaklanjuti stakeholders Persentase rencana aksi sebagai implementasi dari dokumen perjanjian/kesepakatan Persentase publik di negara akreditasi yang berpandangan positif terhadap Indonesia Persentase peningkatan trade, tourism, and investment (TTI) Persentase permasalahan WNI dan BHI di Luar Negeri yang diselesaikan Persentase respondenatau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran. 12 TOTAL 100 IV. PENENTUAN TARGET INDEKS PERWAKILAN No. Indikator Target PK Proyeksi Capaian PK Nilai Capaian PK Bobot Target Indeks A B C (B/A) D E (C x D) 1. Persentase rekomendasi hasil kajian komprehensif Perwakilan RI yang ditindaklanjuti stakeholders. 2. Persentase rencana aksi sebagai implementasi dari dokumen perjanjian/kesepakatan 100% 80% 0, % 70% 0, ,6 R E N S T R A K B R I B E I R U T 23

25 No. Indikator Target PK Proyeksi Capaian PK Nilai Capaian PK Bobot Target Indeks A B C (B/A) D E (C x D) 3. Persentase publik di negara akreditasi yang berpandangan positif terhadap Indonesia. 4. Persentase peningkatan promosi trade, tourism, and investment (TTI). 5. Persentase permasalahan WNI dan BHI di Luar Negeri yang diselesaikan. 6. Persentase responden atau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran. 87% 87% ,75% 2,70% ,7 100% 100% % 85% Total Target Indeks 70,78 90,3 R E N S T R A K B R I B E I R U T 24

RENCANA STRATEGIS KBRI BRATISLAVA

RENCANA STRATEGIS KBRI BRATISLAVA RENCANA STRATEGIS KBRI BRATISLAVA 2015-2019 SK KEPPRI TENTANG RENCANA STRATEGIS KEPPRI ii KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia dan rahmatnya, kami dapat menerbitkan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KBRI HARARE

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KBRI HARARE RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2015-2019 KBRI HARARE KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA HARARE KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 011/OT/V/2015 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

Lebih terperinci

LAMPIRAN I MATRIKS ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI. No. Arah Kebijakan Kemenlu Strategi Kemenlu Strategi Perwakilan

LAMPIRAN I MATRIKS ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI. No. Arah Kebijakan Kemenlu Strategi Kemenlu Strategi Perwakilan LAMPIRAN I MATRIKS ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI No. Arah Kebijakan Kemenlu Strategi Kemenlu Strategi Perwakilan 1. Peningkatan peran Memperkuat postur Meningkatkan hubungan pengaruh Indonesia diplomasi

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN KBRI RABAT TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN KBRI RABAT TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN KBRI RABAT TAHUN 2015 VISI: "Terwujudnya diplomasi total, melalui peningkatan peran KBRI Rabat sebagai garda terdepan dalam memperjuangkan kepentingan nasional Indonesia di Maroko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Umum. 1. Hubungan Indonesia Norwegia

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Umum. 1. Hubungan Indonesia Norwegia BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum 1. Hubungan Indonesia Norwegia Hubungan RI Norwegia saat ini berada dalam kondisi sangat baik sejak dibukanya hubungan diplomatik pada tahun 1950. Hubungan diplomatik

Lebih terperinci

b. Peningkatan persatuan dan kesatuan, serta kerukunan antara sesama WNI di luar negeri;

b. Peningkatan persatuan dan kesatuan, serta kerukunan antara sesama WNI di luar negeri; LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN RI NOMOR: SK. 020/SK/KEPPRI/VII/2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA KBRI OSLO TAHUN 2015-2019 1. Nama Organisasi : Kedutaan Besar Republik Indonesia di Oslo 2. Tugas

Lebih terperinci

Manual IKU Perwakilan RI Harare

Manual IKU Perwakilan RI Harare Manual IKU Perwakilan RI Harare No. Sasaran Strategi Indikator Kinerja Utama Formulasi 1 Menguatnya dukungan negara Persentase rekomendasi hasil terhadap kedaulatan kajian komprehensif Perwakilan RI NKRI/

Lebih terperinci

Matriks Rencana Aksi Perjanjian Kinerja Perwakilan RI di Houston Tahun 2016

Matriks Rencana Aksi Perjanjian Kinerja Perwakilan RI di Houston Tahun 2016 Matriks Rencana Aksi Perjanjian Perwakilan RI di Houston 016 No (Akumulatif) I (1) () () () () (6) (7) (8) (9) (10) (11) (1) 1. Peningkatan peran KJRI Houston dalam menciptakan nilai manfaat ekonomi dan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KBRI BERLIN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KBRI BERLIN Lampiran Surat Keputusan Kepala Perwakilan RI di Berlin Nomor 391/RO/V/2015/07 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KBRI BERLIN 1. Nama Perwakilan RI : Kedutaan Besar Republik Indonesia di Berlin 2. Tugas : Mewakili

Lebih terperinci

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap persatuan dan kesatuan nasional, penegakan hukum dan penghormatan HAM

Lebih terperinci

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik

LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA 2016 Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik LKJ DITJEN IDP 2016 2016 LKJ DITJEN IDP KATA PENGANTAR Menjadi penjuru penguatan citra positif Indonesia

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA LONDON, INGGRIS TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA LONDON, INGGRIS TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA LONDON, INGGRIS TAHUN 2015 2019 KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA LONDON 0 KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) KBRI London tahun 2015-2019

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA PENANG TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA PENANG TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA PENANG TAHUN 2015-2019 KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA PENANG 0 KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) KJRI Penang tahun 2015-2019

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh i KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rencana Strategis (Renstra) merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA Jakarta, 1 Juli 2011 - 1 - Untuk menandai 60 tahun hubungan diplomatik dan melanjutkan persahabatan antara kedua negara, Presiden

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL AMERIKA DAN EROPA TAHUN

RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL AMERIKA DAN EROPA TAHUN RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL AMERIKA DAN EROPA TAHUN 2015-2019 KEMENTERIAN LUAR NEGERI KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL AMERIKA DAN EROPA KEMENTERIAN LUAR

Lebih terperinci

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu prasyarat penting

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2015-2019 KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA WINDHOEK - NAMIBIA 1 R E N S T R A K B R I W I N D H O E K DAFTAR ISI SK KEPALA PERWAKILAN RI 3 KATA PENGANTAR 5 BAB I KONDISI UMUM

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK Melayani Informasi, Memajukan Negeri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu prasyarat penting dalam

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. diplomasi yang dibawa oleh TNI yang bergabung dalam Kontingen Garuda adalah

BAB V PENUTUP. diplomasi yang dibawa oleh TNI yang bergabung dalam Kontingen Garuda adalah BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa tugas pokok TNI tidak hanya sebagai pasukan perang, tetapi juga menjadi pasukan pemelihara perdamaian dalam menjalani

Lebih terperinci

MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIKS 2.3 TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN LUAR NEGERI 1. Program Peningkatan Hubungan dan Politik Luar Negeri melalui Kerjasama ASEAN Meningkatnya peran

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA BERLIN TAHUN 2016 KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA BERLIN FEBRUARI 2017 KBRI Berlin 2/81 DAFTAR ISI DAFTAR ISI ii KATA PENGANTAR iii

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI ESELON I KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB. I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2013 2.1 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 2019. Periode ini ditandai dengan fokus pembangunan pada pemantapan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016 yang mempunyai tema Memperkuat perekonomian domestik bagi peningkatan

Lebih terperinci

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016 Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016 Bapak Presiden SMU PBB, Saya ingin menyampaikan ucapan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH Penyelenggaraan otonomi daerah sebagai wujud implementasi Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, memunculkan berbagai konsekuensi berupa peluang,

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG TAHUN 2016 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN TAHUN 2016 Jalan Sukabumi No. 17 Bandung Telp. (022) 7207113 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Melalui Buku Pegangan yang diterbitkan setiap tahun ini, semua pihak yang berkepentingan diharapkan dapat memperoleh gambaran umum tentang proses penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN AGAMA TUAL TUAL, PEBRUARI 2012 Halaman 1 dari 14 halaman Renstra PA. Tual P a g e KATA PENGANTAR Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NKRI) tahun 1945

Lebih terperinci

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik senantiasa melaksanakan perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien

Lebih terperinci

Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010

Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010 Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010 PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MENGENAI DINAMIKA HUBUNGAN indonesia - MALAYSIA DI MABES

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. vii

Ikhtisar Eksekutif. vii Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi

Lebih terperinci

Ministry of National Development Planning/Bappenas Kerjasama Pembangunan Internasional dalam Rangka Pelaksanaan SDGs di Indonesia

Ministry of National Development Planning/Bappenas Kerjasama Pembangunan Internasional dalam Rangka Pelaksanaan SDGs di Indonesia Ministry of National Development Planning/Bappenas Kerjasama Pembangunan Internasional dalam Rangka Pelaksanaan SDGs di Indonesia Direktorat Politik Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Internasional

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA TENTANG KERANGKA KERJA SAMA KEAMANAN (AGREEMENT BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA

Lebih terperinci

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana CAKUPAN PEKERJAAN KOORDINATOR SEKTOR DAN STAF ADMINISTRASI PADA SEKRETARIAT PELAKSANAAN PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS

Lebih terperinci

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI - 1 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL TAHUN 2015-2019. BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kecamatan merupakan salah satu ujung tombak dari Pemerintahan Daerah yang langsung berhadapan (face to

Lebih terperinci

Rencana Strategis Pusat Data dan Informasi Tahun

Rencana Strategis Pusat Data dan Informasi Tahun Rencana Strategis Pusat Data dan Informasi Tahun 2015-2019 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 2 DAFTAR ISI 3 PENDAHULUAN... 4 Latar Belakang... 4 Landasan Hukum. 5 Tugas Pokok dan Fungsi. 6 SASARAN KEGIATAN

Lebih terperinci

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dan Presiden Korsel, Seoul, 16 Mei 2016 Senin, 16 Mei 2016

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dan Presiden Korsel, Seoul, 16 Mei 2016 Senin, 16 Mei 2016 Keterangan Pers Bersama Presiden RI dan Presiden Korsel, Seoul, 16 Mei 2016 Senin, 16 Mei 2016 KETERANGAN PERS BERSAMA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DAN PRESIDEN KOREA SELATAN KUNJUNGAN KENEGARAAN KE KOREA

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA TAHUN 2014

Lebih terperinci

Bidang: Politik Dalam Negeri dan Komunikasi

Bidang: Politik Dalam Negeri dan Komunikasi Bidang: Politik Dalam Negeri dan Komunikasi MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN No Prioritas/ Fokus Prioritas/ Kegiatan Prioritas Rencana Tahun Prakiraan Pencapaian Rencana Prakiraan Maju

Lebih terperinci

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih

Lebih terperinci

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan 1 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah

Lebih terperinci

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL, SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL NOMOR KEP.56/M.PPN/HK/03/2015 TENTANG RENCANA PEMANFAATAN HIBAH TAHUN 2015-2019 MENTERI PERENCANAAN

Lebih terperinci

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN Lampiran Keputusan Direktur Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Nomor HK.06.02.351.03.15.196 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA HOUSTON TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA HOUSTON TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA HOUSTON TAHUN 2015 2019 KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA HOUSTON 2015 0 KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA HOUSTON - TEXAS KEPUTUSAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI ESELON I KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Komp.Perkantoran Pemda Tulang Bawang Jl. Cendana Gunung Sakti Kec. Menggala Kab.Tulang Bawang Provinsi Lampung 34596 Telp (0726)

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.90, 2010 BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2015-2019 ditetapkan melalui Peraturan Menteri Sekretaris Negara Nomor 6 Tahun 2015 tentang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2010-2014 DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET 2012 SEKRETARIAT

Lebih terperinci

KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN

KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN LAPORAN PENELITIAN KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN Oleh: Drs. Simela Victor Muhamad, MSi.

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 [Type text] LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 BUKU I: Prioritas Pembangunan, serta Kerangka Ekonomi Makro dan Pembiayaan Pembangunan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.1. Visi Menuju Surabaya Lebih Baik merupakan kata yang memiliki makna strategis dan cerminan aspirasi masyarakat yang ingin perubahan sesuai dengan kebutuhan, keinginan,

Lebih terperinci

RPJMN dan RENSTRA BPOM

RPJMN dan RENSTRA BPOM RPJMN 2015-2019 dan RENSTRA BPOM 2015-2019 Kepala Bagian Renstra dan Organisasi Biro Perencanaan dan Keuangan Jakarta, 18 Juli 2017 1 SISTEMATIKA PENYAJIAN RPJMN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS BPOM 2015-2019

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja adalah dokumen rencana yang memuat program dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembangunan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.1. Visi Menuju Surabaya Lebih Baik merupakan kata yang memiliki makna strategis dan cerminan aspirasi masyarakat yang ingin perubahan sesuai dengan kebutuhan, keinginan,

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a. bahwa penanaman modal merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2015-2019 ditetapkan melalui Peraturan Menteri Sekretaris Negara Nomor 6 Tahun 2015 tentang

Lebih terperinci

RKT (Rencana Kinerja Tahunan) PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN

RKT (Rencana Kinerja Tahunan) PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN RKT (Rencana Kinerja Tahunan) PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam hal peningkatan daya

Lebih terperinci

2017, No Pemajuan Kebudayaan Nasional Indonesia secara menyeluruh dan terpadu; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hur

2017, No Pemajuan Kebudayaan Nasional Indonesia secara menyeluruh dan terpadu; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hur No.104, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DIKBUD. Kebudayaan. Pemajuan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6055) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN TULANG BAWANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN TULANG BAWANG KEPUTUSAN KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN TULANG BAWANG NOMOR : 900/ /SK/III.08/TB/I/2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA

Lebih terperinci

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk BAB IV KESIMPULAN Sejak berakhirnya Perang Dingin isu-isu keamanan non-tradisional telah menjadi masalah utama dalam sistem politik internasional. Isu-isu keamanan tradisional memang masih menjadi masalah

Lebih terperinci

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner BAB I 1 PENDAHULUAN A. Kondisi Umum 1. Perubahan

Lebih terperinci

KEPALA PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BECANA DAERAH KABUPATEN LAMONGAN. SUPRAPTO, SH Pembina Tingkat I NIP

KEPALA PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BECANA DAERAH KABUPATEN LAMONGAN. SUPRAPTO, SH Pembina Tingkat I NIP Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa dengan limpahan rahmat dan karunia-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 14 2012 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1459, 2015 KEMENLU. Jabatan Pimpinan. Tinggi Pratama. Terbuka. Pengisian. Tata Cara. Persyaratan. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG JalanAmpera Raya. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, email: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional Rencana program dan kegiatan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang mendasarkan pada pencapaian Prioritas

Lebih terperinci

BIRO HUKUM DAN HUMAS

BIRO HUKUM DAN HUMAS RENCANA KINERJA TAHUNAN 2011 BIRO HUKUM DAN HUMAS BIRO HUKUM DAN HUMAS SEKRETARIAT JENDERAL, KEMENTERIAN PERTANIAN 2010 Kata Pengantar Negara Republik Indonesia sebagai Negara yang berdasarkan Pancasila

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERJANJIAN KINERJA BAB II PERJANJIAN KINERJA Untuk mencapai visi dan misi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, yang salah satu misinya adalah Mengajak masyarakat Katolik untuk berperan serta secara aktif dan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan dengan amanat Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana Strategis

Lebih terperinci