RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA LONDON, INGGRIS TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA LONDON, INGGRIS TAHUN"

Transkripsi

1 RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA LONDON, INGGRIS TAHUN KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA LONDON 0

2 KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) KBRI London tahun ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional RI No. 5 tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) tahun dan Rencana Strategis Kementerian Luar Negeri RI tahun Renstra KBRI London tahun dibuat sebagai pedoman untuk mencapai tujuan dan sasaran setiap Program Pemerintah yang akan dilakukan selama 5 (lima) tahun dalam mewujudkan tugas dan fungsi dalam menjalankan politik luar negeri, hubungan luar negeri dan diplomasi di wilayah akreditasi. Renstra ini berdasarkan Visi Kementerian Luar Negeri RI tahun yaitu Terwujudnya Wibawa Diplomasi guna Memperkuat Jati Diri Bangsa sebagai Negara Maritim untuk Kepentingan Rakyat. Renstra ini memuat hal-hal mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi KBRI London. Dengan disusunnya Renstra ini diharapkan KBRI London dapat mewujudkan suatu perwakilan RI di luar negeri yang efektif, transparan dan akuntabel dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi mewakili Pemerintah RI di wilayah akreditasi yang meliputi Kerajaan Inggris Raya, Republik Irlandia, dan International Maritime Organization (IMO). London, 18 Mei 2015 Kepala Perwakilan RI T.M. Hamzah Thayeb Duta Besar RI 1

3 DAFTAR ISI SURAT KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN KATA PENGANTAR 1 DAFTAR ISI 2 BAB I KONDISI UMUM DAN ANALISIS SWOTPERWAKILAN RI I.1. Kondisi Umum 3 I.2. Analisa SWOT 5 BAB II VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS PERWAKILAN RI II.1 Visi Perwakilan RI 8 II.2 Misi Perwakilan RI 8 II.3 Tujuan Perwakilan RI 10 II.4 Sasaran Strategis Perwakilan RI 11 LAMPIRAN Lampiran I : Matriks Arah Kebijakan dan Strategi 16 Lampiran II : Matriks Target Kinerja 19 Lampiran III : Perhitungan Indeks Peningkatan kegiatan diplomasi dan kerja sama internasional 22 Lampiran IV : Perhitungan Indeks Peran KBRI London 23 2

4 BAB I KONDISI UMUM DAN ANALISIS SWOT KBRI LONDON 1. Kondisi Umum Sesuai dengan Lampiran II-48 Keputusan Menteri Luar Negeri RI No. SK.06/A/OT/VI/2004/01 tertanggal 1 Juni 2004, tugas pokok KBRI di London adalah melaksanakan hubungan diplomatik dan memperjuangkan kepentingan nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia, melindungi Warga Negara Republik Indonesia dan Badan Hukum Indonesia di wilayah akreditasi Kerajaan Inggris merangkap Republik Irlandia dan International Maritime Organization (IMO), sesuai dengan kebijakan pemerintah yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sesuai dengan tugas pokok KBRI London yang digariskan oleh Pusat tersebut, selama ini hubungan bilateral Indonesia dengan Inggris dan Irlandia berlangsung sangat baik dan stabil. Pemerintah Inggris melihat Indonesia sebagai kekuatan berpengaruh di kawasan, memiliki shared values dan prioritas kerja sama internasional yang sejalan dengan Inggris, antara lain di bidang climate change, counter terorrism, open government, interfaith dialogue, nuclear proliferation dan G-20. Capaian tertinggi dalam hubungan bilateral Indonesia Inggris adalah dengan ditandatanganinya dokumen Joint Statement On Closer Cooperation Between The Republic of Indonesia and The United Kingdom and The Relaunch of Indonesia UK Partnership Forum, oleh kedua kepala pemerintahan pada tanggal 11 April 2012 di Jakarta yang menjadi landasan pengembangan hubungan kerja sama Indonesia- Inggris berlandaskan kemitraan strategis. Kemitraan strategis memfokuskan kerja sama di 5 bidang prioritas yaitu, (i) perdagangan, (ii) investasi, (iii) pendidikan, (iv) lingkungan hidup, dan (v) demokrasi dan dialog lintas agama; serta 3 bidang tambahan yaitu (1) pertahanan, (2) industri kreatif, dan (3) energi. Terkait Irlandia, Indonesia memandang Irlandia sebagai suatu negara yang mempunyai peran penting di Perserikatan Bangsa-bangsa, dan anggota Uni Eropa yang aktif dalam menyuarakan isu HAM. Dalam kebijakan Asia Strategy, Irlandia melihat Indonesia sebagai salah satu negara yang akan memiliki kekuatan strategis di kawasan. Irlandia juga telah membuka kedubesnya di Jakarta pada tahun Sementara Indonesia masih merangkap Irlandia dari KBRI London. Dengan IMO, KBRI London telah melakukan berbagai kerja sama penyelenggaraan workshops, seminar, video conference dengan organisasi tersebut mengenai berbagai isu yang menjadi kepentingan bersama. Indonesia memanfaatkan keberadaan IMO untuk kepentingan nasional Indonesia sebagai negara maritim. KBRI London telah melakukan sejumlah upaya dalam rangka memajukan kerja sama bilateral dengan negara-negara akreditasi. Selama kurun waktu 3 tahun terakhir terdapat saling kunjung tingkat tertinggi kepala pemerintahan dan Menteri antara Indonesia dan Inggris. Selain itu kegiatan saling kunjung antara pejabat-pejabat negara-negara akreditasi dan parlemen dengan Indonesia juga berlangsung cukup intensif. Tidak hanya itu, terdapat 9 (sembilan) kesepakatan yang telah ditandatangani antara Indonesia dengan Inggris selama tiga tahun terakhir di bidang pertahanan dan keamanan, pendidikan, industri kreatif, energi dan pembangunan. Berbagai upaya promosi TTI juga telah dilakukan KBRI London di negara-negara akreditasi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir seperti mengikuti ajang promosi industri kreatif, ajang promosi potensi ekonomi Indonesia, mengirim jurnalis untuk familiarization trip, melakukan berbagai pertunjukan untuk promosi seni dan budaya Indonesia, promosi kuliner, kegiatan temu bisnis, kegiatan sosialisasi kebijakan pembangunan berkelanjutan Indonesia dan sebagainya. 3

5 Dalam bidang softpower diplomacy, KBRI London secara aktif melakukan pendekatan dengan kalangan akademisi, Indonesianis, tokoh masyarakat dan agama setempat untuk menyebarkan informasi yang akurat mengenai demokrasi di Indonesia dan Islam di Indonesia yang moderen dan moderat serta pencitraan positif lainnya, melakukan seminar/simposium untuk mendorong interfaith dialogue, pendekatan dengan kalangan media massa, mendorong dan memfasilitasi penerbitan artikel positif mengenai Indonesia, pemutaran film-film Indonesia, aktif memberikan beasiswa seni dan budaya Indonesia serta berupaya untuk meningkatkan jumlah beasiswa dari negara-negara akreditasi untuk pelajar dan mahasiswa Indonesia dan sebagainya. Dalam bidang perlindungan WNI dan BHI, KBRI London meningkatkan kualitas pelayanan kekonsuleran dengan prinsip menjemput bola yang ditujukan kepada WNI yang tinggal jauh dari ibu kota. Selain itu KBRI London selalu melakukan pendampingan kepada sejumlah WNI yang terlibat masalah dan memberikan penyuluhan kekonsuleran kepada ABK WNI. Selain upaya-upaya di atas, berbagai capaian telah diraih dalam hubungan bilateral antara Indonesia Inggris. Dalam bidang politik, terkait NKRI, Pemerintah Inggris selalu memberikan dukungannya terhadap Indonesia baik melalui komunikasi lisan maupun tertulis yang menegaskan komitmen dan dukungan terhadap integritas dan kedaulatan NKRI serta terkait isu Papua dalam berbagai pernyataan tidak mendukung upaya separatis Papua di Inggris. Dalam bidang ekonomi, berbagai capaian telah diraih ditandai dengan meningkatnya trend nilai perdagangan pada 5 (lima) tahun terakhir sekitar 2,7% per tahun. Namun demikian, total perdagangan RI-Inggris pada tahun 2013 bernilai US$ 2,716 milyar yang menunjukkan penurunan dikarenakan menurunnya nilai impor Indonesia terhadap produkproduk dari Inggris. Walau demikian, Indonesia mengalami peningkatan surplus perdagangan pada tahun 2013 sekitar 40,23% dibandingkan tahun Terkait dengan investasi, dapat diinformasikan pula bahwa dari tahun Inggris tercatat sebagai investor terbesar di Indonesia dengan nilai total realisasi investasi Inggris mencapai US$ 92,5 milyar (di luar sektor migas, perbankan, porto folio, sewa guna usaha, dan lembaga keuangan non-bank dan asuransi). Untuk tahun 2013, realisasi investasi Inggris tercatat sebesar US$ 1,08 milyar dan Inggris menduduki ranking 5 investor terbesar di Indonesia setelah Jepang, Singapura, Amerika Serikat dan Korea Selatan. Dari sisi pariwisata, Inggris masih merupakan pasar wisatawan terbesar bagi Indonesia dari wilayah Eropa. Pada tahun 2013, jumlah wisatawan Inggris yang berkunjung ke Indonesia tercatat sebanyak 221 ribu, atau meningkat 7,8% dibandingkan tahun Jumlah wisatawan Inggris diperkirakan akan terus meningkat pada tahun-tahun mendatang seiring dengan mulai beroperasinya penerbangan langsung Garuda Indonesia dari London Gatwick - Jakarta via Amsterdam sejak tanggal 8 September Perkembangan hubungan Indonesia dengan International Maritime Organization (IMO) yang berkedudukan di London dan negara-negara anggota IMO lainnya semakin dinamis. Pada Sidang ke-28 Majelis IMO tanggal 25 November 4 Desember 2013 yang dihadiri oleh delegasi dari 160 negara anggota IMO, serta perwakilan dari asosiasi-asosiasi industri maritim, Indonesia terpilih kembali menjadi anggota Dewan IMO Kategori "C" Periode Sejak menjadi anggota IMO pada tahun 1961 hingga saat ini, Indonesia telah berperan aktif dalam berbagai kegiatan dan persidangan IMO serta memiliki komitmen kuat dalam merealisasikan tujuan IMO demi tercapainya pelayaran yang aman dan efisien serta ramah lingkungan. Terpilihnya kembali Indonesia sebagai anggota Dewan IMO merupakan bentuk pengakuan dan apresiasi masyarakat internasional terhadap peran aktif dan kontribusi positif Indonesia dalam berbagai kegiatan IMO di seluruh dunia serta memberikan 4

6 peluang yang lebih besar bagi Indonesia untuk terus memainkan peran penting dan melaksanakan berbagai komitmen khususnya dalam bidang keamanan dan keselamatan pelayaran serta perlindungan lingkungan laut. Jumlah WNI di Inggris, berdasarkan data yang terhimpun pada pemilu legislatif dan presidensial tahun 2014, mencapai 8800 orang dengan lebih dari 2000 orang diantaranya adalah pelajar. Guna meningkatkan perlindungan dan pelayanan terhadap WNI di Inggris, termasuk bagi para TKI, sejak tahun 2013, Pemerintah Indonesia telah mewadahi kerja sama kekonsuleran dalam format Dialog Kekonsuleran yang dilaksanakan setiap tahun. Dialog terakhir dilaksanakan pada tanggal 27 November Di samping itu, KBRI London secara khusus melaksanakan kegiatan peningkatan kemampuan dan wawasan bagi para TKI yang bekerja di Inggris serta bantuan pendampingan bagi WNI melalui pembinaan berbagai macam organisasi perkumpulan WNI dan TKI di Inggris. Dalam rangka memudahkan pelayanan kekonsuleran bagi WNI, KBRI London juga melaksanakan pelayanan kekonsuleran keliling di berbagai kota di Inggris, terutama kota-kota yang terletak jauh dari ibukota London. Sedangkan dengan Irlandia, hubungan bilateral Indonesia Irlandia telah terjalin baik selama 30 tahun sejak September 1984 dan tidak terdapat isu spesifik yang menjadi hambatan pengembangan hubungan bilateral kedua negara. Pembukaan Kedutaan Besar Irlandia di Jakarta pada akhir tahun 2014 juga merupakan tonggak sejarah dalam hubungan bilateral kedua negara yang akan mendorong dan mendukung perdagangan, investasi dan pariwisata. KBRI London juga selalu memfasilitasi kunjungan para pejabat Negara Indonesia dan berpatisipasi dalam berbagai event promosi internasional di Irlandia. Jumlah Warga Negara Indonesia di Irlandia mencapai kurang lebih 200 jiwa, yang terdiri dari mayoritas pelaku pernikahan campur. KBRI London secara berkala melakukan komunikasi dan secara langsung melakukan pendampingan kepada masyarakat Indonesia yang ada di Irlandia guna membantu berbagai masalah yang dihadapi oleh WNI. Mengingat jarak yang cukup jauh antara kantor KBRI London dengan Irlandia, secara rutin KBRI London melakukan pelayanan kekonsuleran di Dublin, Irlandia. 2. Analisa SWOT Kondisi KBRI London dalam mewujudkan tugas dan fungsi dalam menjalankan politik dan hubungan luar negeri serta diplomasi di wilayah akreditasi dapat digambarkan dalam bentuk SWOT yang disajikan dalam bentuk format matriks sebagai berikut: Strengths (Kekuatan) 1. SDM Perwakilan yang kompeten 2. Sarana dan prasarana yang memadai 3. Adanya keterwakilan berbagai instansi teknis, BUMN, dan perbankan di lingkungan KBRI London Weaknesses (Kelemahan) 1. Keterbatasan alokasi anggaran kegiatan 2. Keharusan pindah lokasi kantor 3. Jumlah SDM pegawai setempat yang terbatas dengan usia yang rata-rata sudah mendekati masa pensiun. Opportunities (Kesempatan) 1. Situasi politik dan keamanan yang kondusif 2. Pemerintahan Mayoritas Partai Konservatif 3. Inggris mitra strategis Indonesia dan kekuatan maritim utama di dunia. Threats (Tantangan). 1. Sistem Demokrasi liberal yang memungkinkan gerakan anti NKRI dan kelompok-kelompok yang kritis terhadap kebijakan Pemri tumbuh subur.. 2. Kalangan usaha negara-negara akreditasi masih terfokus pada pasar tradisional. 5

7 4. Keunggulan komparatif Inggris di bidang teknologi, capital, dan skills. 5. Adanya kelompok-kelompok WNI dan lainnya yang membantu upaya KBRI London untuk memperdalam hubungan bilateral.. 3. Masih adanya tariff dan non tariff barrier untuk produk-produk Indonesia.. 4. Belum tersinergikannya implementasi kebijakan investasi.. 5. Undang-undang keiimigrasian yang kurang kondusif bagi WNI yang tinggal di Inggris.. 6. Ketidakpastian nilai tukar mata uang setempat. Berbagai kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dimiliki dan dihadapi oleh KBRI London di atas selama lima tahun ke depan merupakan dinamika yang harus dijalani. Dalam kurun waktu lima tahun ke depan KBRI London akan menghadapi beberapa Kelemahan. Dari sisi internal, kontrak sewa gedung KBRI London akan berakhir pada tahun 2017 yang mengakibatkan KBRI London harus pindah ke tempat yang baru. Hal tersebut dapat menimbulkan berbagai potensi masalah seperti terhambatnya pelayanan kekonsuleran, terserapnya energi, sumber daya dan perhatian KBRI London pada urusan internal seperti mencari gedung baru, pengurusan administrasi gedung lama dan baru, inventarisir BMN dan mengembalikan kondisi gedung KBRI London yang lama seperti kondisi awal sewa. Hal tersebut diperparah dengan minimnya alokasi anggaran yang dapat dipergunakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya non operasional dan non rutin. Selain itu, dari segi kuantitas, jumlah SDM pegawai setempat kurang memadai. Ditambah dengan rata-rata pegawai setempat tersebut akan memasuki usia pensiun dalam waktu dekat. Namun demikian, potensi permasalahan yang akan timbul dari kelemahan tersebut dapat diminimalisir dengan adanya Kekuatan, yaitu dari segi kualitas, KBRI London memiliki SDM yang kompeten serta sarana dan prasarana (seperti sarana perkantoran dan transportasi) yang cukup memadai untuk mengantisipasi berbagai permasalahan yang mungkin timbul, termasuk perpindahan gedung. Dari sisi eksternal terdapat Peluang yang dapat dimanfaatkan oleh KBRI London, yaitu situasi politik dan keamanan negara-negara akreditasi yang kondusif yang memungkinkan untuk terjadinya kerja sama bilateral yang saling menguntungkan. Tidak hanya itu, kemenangan mayoritas Partai Konservatif dalam Pemilu Legislatif 2015 di Inggrismempermudah prediksi arah kebijakan luar negeri Inggris yang diperkirakan tidak akan jauh berbeda dengan periode kekuasaan Koalisi Partai Konservatif dan Liberal Democrats sebelumnya. Partai yang berkuasa ini akan lebih memusatkan perhatian pada masalah-masalah ekonomi dan tidak akan mencampuri urusan dalam negeri negara-negara mitranya.selain itu, negara akreditasi seperti Inggris merupakan mitra strategis Indonesia sehingga kerja sama bilateral di berbagai bidang dengan negara tersebut merupakan prioritas Pemri dan dapat lebih intensif. Kekuatan Inggris sebagai negara maritim juga memperluas area potensi kerja sama bilateral. Sejalan dengan Visi Kemlu dan KBRI London, maka peluang kerja sama dalam bidang maritim dengan Inggris akan dijajaki semaksimal mungkin. Selain kedudukan Inggris sebagai negara maritim, Inggris juga mempunyai keunggulan komparatif yang lain, terutama di bidang teknologi, capital dan skills. Kekuatan Inggris di bidang-bidang tersebut memberikan peluang kerja sama yang besar dalam hal capacitybuilding, alih teknologi, investasi, serta pembangunan infrastruktur maritim dan konektivitas Indonesia. KBRI London juga akan terus mendorong agar keunggulan komparatif Inggris tersebut dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh kalangan dunia usaha. Masih dari sisi peluang/opportunities, KBRI London diuntungkan dengan keberadaan berbagai perkumpulan dan asosiasi Anglo-Indonesia serta kelompok-kelompok lain yang 6

8 bersimpati dan mempunyai ketertarikan yang tinggi terhadap Indonesia. Kelompok-kelompok ini senantiasa mendukung kegiatan KBRI serta secara aktif memberikan kontribusi positif bagi peningkatan citra dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, seperti melakukan bazaar amal, pentas budaya, dan sebagainya. Namun demikian, berbagai kesempatan yang ditawarkan oleh negara-negara akreditasi dan kondisi dalam negeri yang kondusif merupakan dua sisi dari satu mata uang. Di satu sisi, negara-negara demokrasi liberal yang maju, lebih terbuka, menawarkan kesempatan yang lebih banyak untuk memperdalam kerja sama bilateral terutama dalam bidang ekonomi. Namun di sisi lain, sistem yang terbuka tersebut memungkinkan berbagai paham dan gerakan tumbuh subur di negara-negara tersebut. Hal ini akan menjadi tantangan bagi KBRI London. Salah satunya adalah gerakan-gerakan anti NKRI yang dihembuskan oleh berbagai kalangan yang secara intensif berkampanye dan melobi pihak pemerintah dan masyarakat negara-negara akreditasi untuk memuluskan tujuan-tujuan anti NKRInya. Inggris juga merupakan rumah bagi kelompok-kelompok yang cukup kritis terhadap kebijakan Pemri dalam bidang HAM dan lingkungan hidup. Menanggapi hal itu, KBRI London senantiasa secara bijak dan terukur menyikapi dan menangani kelompokkelompok tersebut. Dari sisi ekonomi, kalangan usaha di negara akreditasi lebih memusatkan perhatian kepada pasar tradisional. Selama ini kalangan usaha tersebut kurang mempunyai awareness terhadap potensi ekonomi yang dimiliki Indonesia sehingga upaya yang keras harus lebih banyak dilakukan dalam mempromosikan segala potensi ekonomi yang ada. Tantangan lain yang dihadapi adalah masih terdapatnya tariff dan non-tariff barrier bagi komoditas asal Indonesia. Sebagai negara G-20 yang tergolong ekonomi maju, Indonesia tidak lagi mendapat fasilitas GST dari Pemerintah Inggris. Inggris yang merupakan anggota UE juga harus mematuhi peraturan dan standar UE dalam memasukkan produk-produk impor. Dalam hal ini, produk-produk Indonesia menghadapi non-tarriff barrier dari Inggris karena dianggap tidak memenuhi standar packaging Uni Eropa. Dari dalam negeri Indonesia juga terdapat tantangan dalam hal implementasi kebijakan investasi yang kurang bersinergi dengan upaya-upaya mendorong arus investasi asing ke Indonesia. Lemahnya koordinasi antar instansi di dalam negeri dapat menghambat dan menyurutkan keinginan investor asing untuk menanamkan modalnya ke Indonesia. Terkait masalah perlindungan WNI, Inggris menerapkan undang-undang keimigrasian yang sangat ketat sehingga menyulitkan bagi WNI untuk tinggal dan bekerja di negara tersebut, termasuk untuk pengurusan dokumen-dokumen keimigrasian. Tantangan terakhir yang dihadapi oleh KBRI London adalah ketidakpastian nilai tukar antara Dollar Amerika Serikat dengan Poundsterling yang menyulitkan dari sisi perencanaan anggaran. Terlebih dengan semakin menguatnya mata uang Poundsterling terhadap Dollar membuat biaya hidup dan beban biaya operasional KBRI London semakin tinggi. 7

9 BAB II VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS PERWAKILAN RI II.1 Visi Perwakilan RI Guna mewujudkan Visi Pembangunan Tahun Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong, serta Visi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia yakni Terwujudnya Wibawa Diplomasi guna Memperkuat Jati Diri Bangsa sebagai Negara Maritim untuk Kepentingan Rakyat maka ditetapkanlah Visi Kedutaan Besar Republik Indonesia di London, Inggris sebagai berikut: "Mengedepankan Kerja Sama Konkret untuk Memperjuangkan Kepentingan Rakyat dan Jati Diri Indonesia sebagai Negara Maritim melalui diplomasi yang berwibawa" Beberapa komponen dalam pernyataan Visi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Kerja Sama Konkret, berarti jalinan kerja sama yang erat di segala bidang dengan negara akreditasi (bilateral) dan organisasi internasional (multilateral) yang memberikan hasil yang nyata, berdaya guna bagi kehidupan Rakyat Indonesia. 2. Kepentingan rakyat, berarti pemenuhan kebutuhan dan hajat hidup masyarakat guna membawa kemakmuran bagi masyarakat luas, bangsa, dan negara. 3. Jati Diri Indonesia sebagai Negara Maritim, berarti identitas/ciri khas Indonesia sebagai negara yang sebagian besar wilayahnya merupakan perairan. Dalam hal ini, Indonesia sebagai Negara Maritim mengelola wilayah lautnya untuk mempertahankan kedaulatan dan meningkatkan kemakmuran dengan membangun ekonomi kelautan secara terpadu dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber kekayaan laut secara berkelanjutan serta membangun konektivitas dan pertahanan maritim. 4. Diplomasi yang Berwibawa, berarti penyelenggaraan hubungan Indonesia dengan negara-negara dan entitas internasional lain yang disegani dan dihormati karena peran aktif dan kepemimpinan Indonesia dalam berbagai forum dan kegiatandi dunia. Sesuai dengan pernyataan Visi di atas, maka dapat diartikan bahwa KBRI London pada periode akan menitikberatkan upaya-upaya diplomasi yang berwibawa untuk mendorong dan meningkatkan kerja sama dengan Inggris dan Irlandia yang akan memberikan hasil yang nyata dan berdaya guna baik secara langsung maupun tidak langsung untuk kepentingan rakyat dengan mengoptimalkan posisi dan potensi RI sebagai Negara Maritim. II.2 Misi Perwakilan RI Visi tersebut dijabarkan dalam Misi KBRI London sebagai berikut: 1. Memperkuat peran KBRI London dalam mendorong dan meningkatkan kerja sama yang memberikan hasil konkret bagi kepentingan rakyat. 2. Menegaskan posisi dan peran Indonesia sebagai Negara Maritim serta meningkatkan dan menjajaki area kerja sama baru di bidang kemaritiman dengan negara-negara dan organisasi internasional akreditasi. 3. Memperkuat kapasitas KBRI London dengan segenap diplomat dan staf pendukungnya untuk melakukan upaya diplomasi yang berwibawa. 8

10 MISI I Memperkuat peran KBRI London dalam mendorong dan meningkatkan kerja sama yang memberikan hasil konkret bagi kepentingan rakyat. Memperkuat adalah menjadikan lebih kuat dari kondisi sebelumnya. Peran adalah partisipasi dan keikutsertaan secara aktif. Mendorong adalahbergerak dengan kuat kearah depan; mendesak atau memaksa supaya berbuat sesuatu. Meningkat adalah bertambah tingkatan/kuat dari kondisi sebelumnya. Kerja Sama adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh negara yangmenyangkut aspek bilateral, regional dan internasional di berbagai bidang untuk mencapai tujuan bersama. Hasil konkret adalah hasil yang nyata yang terlihat atau dirasakan manfaatnya. Kepentingan rakyat berarti pemenuhan kebutuhan dan hajat hidup masyarakat guna membawa kemakmuran bagi masyarakat luas, bangsa, dan negara. MISI II Menegaskan posisi dan peran Indonesia sebagai Negara Maritim serta meningkatkan dan menjajaki area kerja sama baru di bidang kemaritiman dengan negara-negara dan organisasi internasional akreditasi Menegaskan adalahmenerangkan, memastikan, menjelaskan. Peran adalah partisipasi dan keikutsertaan secara aktif. Negara Maritim adalah negara yang sebagian besar wilayahnya merupakan perairan dan mengelola wilayah lautnya untuk mempertahankan kedaulatan dan meningkatkan kemakmuranserta membangun ekonomi kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatansumber kekayaan laut secara berkelanjutan serta membangun konektivitas dan pertahanan maritim. Meningkat adalah bertambah tingkatan/kuat dari kondisi sebelumnya. Menjajaki adalah proses, cara, perbuatan menjajaki Kerja Sama adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh negara yang menyangkut aspek bilateral, regional dan internasional di berbagai bidang untuk mencapai tujuan bersama. Kemaritiman adalah hal-hal yang berkenaan dengan laut, berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut. MISI III Memperkuat kapasitas KBRI London dengan segenap diplomat dan staf pendukungnya untuk melakukan upaya diplomasi yang berwibawa. Memperkuat adalah menjadikan lebih kuat dari kondisi sebelumnya. Kapasitas adalah kemampuan, ruang yang tersedia, daya tampung 9

11 Diplomasi yang Berwibawa berarti penyelenggaraan hubungan Indonesia dengan negaranegara dan entitas internasional lain yang disegani dan dihormati karena peran aktif dan kepemimpinan Indonesia dalam berbagai forum dan kegiatan di dunia. II.3 Tujuan Perwakilan RI Berdasarkan Visi dan Misi Kementerian Luar Negeri dan Visi dan Misi KBRI London , maka dirumuskan Tujuan-tujuan strategis yang hendak dicapai oleh KBRI London pada periode sebagai berikut: 1. Peran Perwakilan RI yang berpengaruh dalam hubungan bilateral dengan Inggris dan Irlandia serta penguatan kepemimpinan Indonesia dalam IMO Peran adalah partisipasi dan keikutsertaan secara aktif. Berpengaruh adalah mempunyai pengaruh terhadap pengambil kebijakan isu-isu bilateral. Hubungan bilateral adalah hubungan yang melibatkan dua belah pihak. Penguatan Kepemimpinan adalah meningkatnya nilai kewibawaan yang menjadi pertimbangan dan kepercayaan dunia internasional terhadap kedudukan Indonesia, sehingga memiliki nilai pengaruh terhadap kebijakan di forum internasional. Kepemimpinan dapat diperlihatkan di antaranya melalui peran sebagai inisiator, mediator dan fasilitator. Tujuan ini diukur melalui indikator yang disertai dengan target sampai dengan 2019 melalui peningkatan hubungan bilateral dan peran Indonesia di organisasi internasional yang bermarkas di Inggris seperti IMO. Target dari tujuan ini sebagaimana tabel di bawah. Tujuan Indikator Kinerja Utama Target 2015 Target 2019 Peran Perwakilan RI yang berpengaruh dalam hubungan bilateral dengan Inggris dan Irlandia serta penguatan kepemimpinan Indonesia dalam IMO, ICO, ISO, dan ICCO Indeks peran KBRI London 97,87 98,05 2. Nilai manfaat ekonomi, keuangan dan pembangunan yang optimal melalui upaya diplomasi KBRI London di Negara-negara akreditasi dan organisasi internasional Nilai manfaat ekonomi adalah jumlah nominal manfaat secara ekonomi, keuangan, dan pembangunan yang dihasilkan oleh berbagai kerja sama dan hubungan perdagangan, investasi, dan pariwisata antara negara. Optimal adalah yang terbaik, tertinggi, dan paling menguntungkan. Diplomasi adalah semua tindakan terkait representing, protecting negotiating, reporting and promoting kepentingan RI yang dilakukan oleh KBRI London dengan sasaran pemerintah dan masyarakat negara-negara akreditasi serta negara-negara anggota organsiasi internasional yang menjadi akreditasi KBRI London. 10

12 Tujuan ini diukur melalui indikator yang disertai dengan target sampai dengan 2019 melalui pengukuran seberapa besar target KBRI London yang tercapai dalam rangka peningkatan nilai perdagangan dengan Indonesia, nilai investasi asing ke Indonesia, jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia dan jumlah realisasi kerja sama bilateral dengan organisasi internasional. Target dari tujuan ini sebagaimana tabel di bawah. Tujuan Nilai manfaat ekonomi, keuangan dan pembangunan yang optimal melalui upaya diplomasi KBRI London di Negara-negara akreditasi dan organisasi internasional Indikator Kinerja Utama Nilai Total Perdagangan Jumlah wisatawan Nilai investasi Jumlah realisasi kerja sama bilateral dan dengan organisasi internasional Target 2015 Target 2019 USD 3,2 milyar USD 173 juta INGGRIS IRLANDIA INGGRIS USD 9,1milyar USD 184,2 juta orang orang IRLANDIA 1000 orang 2000 orang USD 1,7 milyar USD Proyek/ kegiatan INGGRIS IRLANDIA USD 2,2 milyar USD Proyek/ kegiatan II.4 Sasaran Strategis Perwakilan RI 6 (enam) Sasaran Strategis utama KBRI London yang hendak dicapai pada periode adalah sebagai berikut: 1. Dukungan Negara akreditasi terhadap kedaulatan NKRI yang meningkat serta peran KBRI London dalam mendukung diplomasi maritim, pengembangan infrastruktur poros maritim Indonesiaserta kepemimpinan Indonesia di IMO dan organisasi internasional lainnya yang menguat. Dukungan adalah sokongan/bantuan. Meningkat adalah bertambah tingkatan/kuat dari kondisi sebelumnya. Peran adalah partisipasi dan keikutsertaan secara aktif. Diplomasi maritim adalah negosiasi atau perundingan yang dilakukan oleh dua negara atau lebih mengenai kerja sama kemaritiman dan penetapan serta penanganan permasalahan perbatasan laut. Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan Infrastruktur adalah prasarana 11

13 Poros Maritim adalah doktrin yang menyatakan Indonesia sebagai kekuatan maritim yang bersatu (unity), sejahtera (prosperity), dan berwibawa (dignity). Meningkat adalah bertambah tingkatan/kuat dari kondisi sebelumnya. Sasaran strategis ini diukur melalui seberapa banyak rekomendasi dan prakarsa KBRI London yang ditindaklanjuti oleh stakeholders dari yang disampaikan disertai dengan target setiap tahun sampai dengan2019, sebagaimana tabel di bawah. Sasaran Strategis Meningkatnya dukungan negara akreditasi terhadap kedaulatan NKRI serta menguatnya peran KBRI London dalam mendukung diplomasi maritim, pengembangan infrastruktur poros maritim Indonesia, dan kepemimpinan Indonesia di IMO dan organisasi internasional lainnya. Indikator Kinerja Utama Persentase rekomendasi hasil kajian komprehensif KBRI London yang ditindaklanjuti Stakeholders Target % 93% 94% 94% 95% 2. Meningkatnya Peran KBRI London dalam mendukung penguatan pengaruh Indonesia di Negara akreditasi. Meningkat adalah bertambah tingkatan/kuat dari kondisi sebelumnya. Peran adalah partisipasi dan keikutsertaan secara aktif. Mendukung adalah menyokong atau membantu. Penguatan adalah meningkatkankeunggulan / tidak mudah goyah. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yg ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang atau pengambil kebijakan dalam suatu entitas. Sasaran strategis ini diukur melalui seberapa banyak realisasi rencana aksi sebagai implementasi dari perjanjian/kesepakatan disertai dengan target setiap tahun sampai dengan 2019, sebagaimana tabel di bawah. 12

14 Sasaran Strategis Peran KBRI London dalam mendukung penguatan pengaruh Indonesia di negara akreditasi yang meningkat Indikator Kinerja Utama Persentase realisasi rencana aksi sebagai implementasi dari perjanjian/kesepakatan Target % 90% 90% 90% 90% 3. Meningkatnya Peran KBRI London dalam menciptakan nilai manfaat ekonomi, dan pembangunan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia. Meningkat adalah bertambah tingkatan/kuat dari kondisi sebelumnya Peran adalah partisipasi dan keikutsertaan secara aktif Menciptakan adalah membuat/mengadakan sesuatu yang baru. Nilai manfaat ekonomi adalah jumlah nominal manfaat secara ekonomi, keuangan, dan pembangunan yang dihasilkan oleh berbagai kerja sama dan hubungan perdagangan, investasi, dan pariwisata antara negara. Kesejahteraan adalah hal atau keadaan sejahtera; keamanan, keselamatan, ketenteraman. Sasaran strategis ini diukur melalui persentase peningkatan trade, tourism, and investment disertai dengan target setiap tahun sampai dengan 2019 sebagaimana tabel di bawah. Sasaran Strategis Meningkatnya Peran KBRI London dalam menciptakan nilai manfaat ekonomi, dan pembangunan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia. Indikator Kinerja Utama Persentase peningkatantrade Persentase tourism peningkatan Persentase peningkataninvestment Target % 29% 29% 29% 29% 4% 4% 4% 4% 4% 15% 15% 15% 15% 15% 4. Menguatnya peran diplomasi soft power yang dilakukan oleh KBRI London di Inggris dan Irlandia. Menguat adalah meningkatkankeunggulan / tidak mudah goyah Diplomasi soft power adalah penyelenggaraan hubungan Indonesia dengan negara-negara dan entitas internasional lain dengan menggunakan kemampuan untuk menarik perhatian dan bekerja sama, mengubah dan mempengaruhi opini publik dan sosial melalui bebebagai saluran. Sasaran strategis ini diukur melalui persentase publik di Inggris dan Irlandia yang berpandangan positif terhadap Indonesia disertai dengan target setiap tahun sampai dengan 2019 sebagaimana tabel di bawah. 13

15 Sasaran Strategis Menguatnya peran diplomasi soft power yang dilakukan oleh KBRI London di Inggris dan Irlandia. Indikator Kinerja Utama Persentase publik di Inggris dan Irlandia yang berpandangan positif terhadap Indonesia. Target % 91% 92% 93% 94% 5. Meningkatnya pelayanan dan perlindungan WNI/BHI serta pemberdayaan diaspora di Inggris dan Irlandia. Meningkat adalah bertambah tingkatan/kuat dari kondisi sebelumnya. Pelayanan adalah tindakan, bantuan, persiapan, dan pengurusan dokumen dan perizinan dalam hal kekonsuleran, keimigrasian, ketenagakerjaan, pendidikan dan perhubungan, danlain-lain. Perlindungan adalah pertolongan, pembelaan, pendampingan, dan penyediaan bantuan hukum dan sosial dari Perwakilan RI di luar negeri bagi WNI dan BHI yang terkena kasus diluar negeri. WNI adalah orang yang diakui oleh UU sebagai warga negara Republik Indonesia. BHI adalah Badan Hukum yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan menurut peraturan perundangan Indonesia. Diaspora adalah warga negara Indonesia, keturunannya, dan orang yang memiliki darah Indonesia yang menetap di luar negeri. Sasaran strategis ini diukur melalui persentase permasalahan WNI dan BHI di Inggris dan Irlandia yang diselesaikan, pemahaman WNI (diaspora) atas isu utama terkait perlindungan WNI di Negara akreditasi, serta responded atau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran disertai dengan target setiap tahun sampai dengan Persentase tersebut diperoleh dari komponen dengan pembobotan sebagaimana tabel di bawah. Target Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Meningkatnya pelayanan dan perlindungan WNI/BHI serta pemberdayaan diaspora di Inggris dan Irlandia Persentase permasalahan WNI dan BHI di Inggris dan Irlandia yang diselesaikan Persentase pemahaman WNI (diaspora) atas isu utama terkait perlindungan WNI di negara akreditasi Persentase responden atau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran 90% 91% 92% 93% 94% 80% 82% 84% 87% 90% 80% 81% 82% 83% 84% 14

16 6. Meningkatnya penerapan manajemen kinerja dan anggaran yang akuntabel Meningkat adalah bertambah tingkatan/kuat dari kondisi sebelumnya Dukungan adalah sokongan atau bantuan Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Akuntabel adalah dapat dipertanggungjawabkan dan harus mencapai sasaran baik fisik maupun keuangan. Sasaran strategis ini diukur melalui nilai hasil evaluasi AKIP KBRI London yang dilakukan oleh BPO dan Itjen dan persentase realisasi anggaran (SP2D) terhadap alokasi DIPA KBRI London disertai dengan target setiap tahun sampai dengan 2019 sebagaimana tabel di bawah. Sasaran Strategis Meningkatnya penerapan manajemen kinerja dan anggaran yang akuntabel Indikator Kinerja Utama Nilai hasil evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) KBRI London yang dilakukan Itjen dan BPO Persentase Realisasi Anggaran (SP2D) terhadap Alokasi DIPA KBRI London Target B B B B B 96% 96% 96% 97% 97% 15

17 LAMPIRAN Lampiran I: Matriks Arah Kebijakan dan Strategi No. Arah Kebijakan Kemenlu 1. Penguatan diplomasi maritim dalam rangka menjaga kedaulatan Indonesia 2. Peningkatan peran dan pengaruh Indonesia sebagai negara middle power di dunia internasional, Strategi Kemenlu Mempertahankan integritas wilayah NKRI Mendorong peningkatan kerja sama dalam bidang keamanan dan keselamatan laut,serta search and rescue, penanganan bencana di laut, serta perlindungan lingkungan laut. Meningkatkan upaya-upaya diplomasi dalam mewujudkan kerangka kerja sama maritim yang mendukung perwujudan konektivitas maritim dan mengedepankan jati diri Indonesia sebagai negara maritim Memperjuangkan kepentingan Indonesia sebagai poros maritim dunia dalam forum-forum Internasional Membantu pembangunan kekuatan pertahanan maritim melalui diplomasi pertahanan dengan berbagai negara sahabat. Mengintensifkan kerja sama bilateral, regional dan internasional dalam menanggulangi kejahatan transnasional, seperti: korupsi, terorisme, penyelundupan manusia, perdagangan orang, perdagangan gelap narkoba, perompakan perdagangan senjata ilegal, illegal fishing. Strategi Perwakilan Melakukan pendekatan secara pro-aktif kepada berbagai pihak di pemerintahan, parlemen, dan masyarakat sipil di negara akreditasi untuk mencegah anasir-anasir anti NKRI dan anti kebijakan Pemri Menjajaki kerja sama dengan negara akreditasi dan IMO dalam bidang keamanan dan keselamatan laut,serta search and rescue, penanganan bencana di laut, serta perlindungan lingkungan laut. Menjajaki kerjasama dan bantuan yang dapat diberikan oleh pemerintah dan pihak swasta negara akreditasi di bidang pembangunan infrastruktur maritim di Indonesia. Memperjuangkan kepentingan Indonesia sebagai poros maritim dunia dalam forum IMO Mendorong kerja sama dalam bidang transfer teknologi alutsista pertahanan maritim dengan negara-negara akreditasi. Mengintensifkan kerja sama dengan negara-negara akreditasi dalam menanggulangi kejahatan transnasional, seperti: korupsi, terorisme, penyelundupan manusia, perdagangan orang, perdagangan gelap narkoba, perompakan perdagangan senjata ilegal, illegal fishing. 16

18 3. Peningkatan diplomasi ekonomi Memperkuat dialog dan kerja sama konstruktif di bidang pemajuan demokrasi, pemajuan dan perlindungan HAM, toleransi agama, di forum Internasional. Meningkatkan peran Indonesia di tingkat global dan internasional melalui penguatankerja sama bilateral, khususnya dengan negara mitra strategis dan organisasi intra danantar kawasan. Menggunakan diplomasi publik yang berkarakter soft power Indonesia melalui kerja sama kebudayaan, pemberian beasiswa, people to people contact, jejaring diaspora Indonesia Mengelola dan memperkuat jaringan alumni asing penerima beasiswa Indonesia danjaringan alumni WNI penerima beasiswa asing untuk memperkuat diplomasi publik. Mendorong keterwakilan WNI pada badan-badan internasional baik secara profesionalmaupun melalui keterlibatan aktif dalam kelompok kerja dan penyusunan norma-norma di tingkat internasional. Memanfaatkan keanggotaan Indonesia pada forum internasional untuk menyuarakandan mendorong inisiatif-inisiatif baru yang mengakomodasi kepentingan nasional dan kepentingan negara berkembang. Memperluas dan meningkatkan akses pasar bagi produk barang dan jasa Indonesia, serta meningkatkan arus investasi, dan pariwisata ke 17 Memperkuat dialog dan kerja sama konstruktif dengan pihak pemerintah dan non permerintah seperti anggota perlemen, akademisi, aktivis HAM, aktivis LSM, tokoh masyarakat dan agama di negara-negara akreditasi di bidang pemajuan demokrasi, pemajuan dan perlindungan HAM, toleransi agama, di forum Internasional. Meningkatkan peran Indonesia di tingkat global melalui kerja sama bilateral dengan Inggris sebagai mitra strategis Indonesia. Meningkatkan kegiatan promosi budaya, pariwisata, kerja sama pendidikan serta mengintensifkan pendekatan dan upaya-upaya pembinaan masyarakat Indonesia di luar negeri. Membina dan memberdayakan jaringan alumni penerima beasiswa Indonesia dan WNI penerima beasiswa Negara-negara akreditasi serta kalangan Indonesianists untuk memajukan kepentingan Indonesia. Meningkatkan peran aktif Indonesia dalam IMO, termasuk mendorong sebanyak-banyaknya WNI untuk bekerja pada IMO, ICO, ISO, dan ICCO. Memanfaatkan keanggotan Indonesia pada IMO, ICO, ISO, dan ICCO untuk menyuarakandan mendorong inisiatif-inisiatif baru yang mengakomodasi kepentingan nasional dankepentingan negara berkembang. Mengupayakan peningkatan kunjungan misi dagang/ pengusaha dari negara akreditasi dan sebaliknya, termasuk menfasilitasi businessmatchmaking dan

19 4. Peningkatan kualitas pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI diluar negeri serta pemberdayaan diaspora Indonesia, serta mendorong perlindungan pasar domestik dari praktek perdagangan yang tidak adil. Memperkuat diplomasi Indonesia pada pasar prospektif Mendorong perluasan potensi perdagangan, investasi, pariwisata, dan pengembangan infrastruktur maritim serta pengelolaan kekayaan maritim. Mendorong masuknya investasi asing pada sektorsektor prioritas bagi Indonesia, serta memfasilitasi dan mendorong serta melindungi investasi Indonesia di luar negeri. Perhatian khusus diberikan pada Perjanjian Promosi dan Perlindungan Penanaman Modal (P4M) bilateral serta kelanjutan perundingan perjanjian investasi. Mendorong implementasi kerja sama perdagangan dan investasi yang berimbang dan berkelanjutan. Memastikan kehadiran negara dalam pelayanan dan perlindungan WNI/BHI di luar negeri dengan mengedepankan kepedulian dan keberpihakan. Memperkuat sinergi dalam Perlindungan WNI di luar negeri dengan Komunitas Indonesia di luar negeri serta pelayanan dan pemberdayaan Diaspora dan Masyarakat Madani kunjungan Menteri/pejabat tinggi yang terkait dengan isu ekonomi. Mengembangkan jejaring bisnis dan market intelligence produk Indonesia di negara akreditasi. Mengadakan temu bisnis di pengembangan TTI dan infrastruktur maritim serta pengelolaan kekayaan maritim Mengimplementasikan perjanjian/mou di bidang investasi, khususnya P4M agar lebih menguntungkan Indonesia. Meningkatkan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan di bidang perdagangan dan investasi Secara pro aktif melakukan pendekatan dan kegiatan menjemput bola pembinaan terhadap WNI yang tersebar di berbagai kota di negaranegara akreditasi. Memberdayakan jaringan WNI dan diaspora di Negaranegara akreditasi sebagai kontrol sosial untuk membantu mendeteksi dini, melakukan pencegahan dan respon pertama terhadap WNI yang menghadapi masalah berat. 18

20 Lampiran II : Matriks Target Kinerja Program/K egiatan Dukungan Manajeme n dan Pelaksana an Tugas Teknis Lainnya Kementeri an Luar negeri Penyelengg araan kegiatan dukungan manajemen pada Perwakilan RI. SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/S ASARAN KEGIATAN (OUTPUT) Meningkatnya dukungan manajemen dan teknis pelaksanaan diplomasi Indonesia Terselenggaranya peningkatan pelaksanaan dukungan manajemen pada Perwakilan RI Indikator Target Alokasi (Rp juta rupiah) Persentase penyelenggara an dukungan manajemen yang professional, akuntabel, efisien dan efektif Persentase terselenggaranya Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran % 100% 100% 100% 100% % 100% 100% 100% 100% Peningkata n Sarana dan Prasarana Aparatur Kementeri an Luar Meningkatnya kualitas dukungan sarana dan prasarana Kementerian Luar Negeri Tingkat dukungan sarana dan prasarana aparatur Kementerian Luar Negeri. 100% 100% 100% 100% 100%

21 Negeri Peningkata n Sarana dan Prasarana Perwakilan RI Terlaksananya Peningkatan Sarana dan Prasarana Perwakilan RI. Jumlah Pembangunan/ Pengadaan peningkatan gedung kantor/ wisma duta dan gedung lainnya. - 1 unit 1 unit - - Jumlah pengadaan/ peningkatan mechanicalelect ric/peralat-an dan mesin 55 unit 60 unit 70 unit 70 unit 50 unit Pelaksana an Diplomasi dan Kerjasama Internasion al pada Perwakilan RI Meningkatnya kegiatan diplomasi dan kerja sama internasional Indeks peningkatan kegiatan diplomasi dan kerja sama internasional 97,22 97, ,44 98, Penyelengg araan Diplomasi dan Kerja Sama Internasion al Terselenggaran ya Peningkatan Pelaksanaan Diplomasi dan Kerjasama Persentase rekomendasi hasil kajian komprehensif Perwakilan RI yang ditindaklanjuti 93% 93% 94% 94% 95% Stakeholders Persentase rencana aksi sebagai implementasi 90% 90% 90% 90% 90% 20

22 dari dokumen perjanjian/kesep akatan Persentase peningkatan trade, tourism and investment Persentase publik di negara akreditasi yang berpandangan positif terhadap Indonesia Persentase Permasalahan/ Kasus/Bantuan hukum WNI dan BHI di Luar negeri yang Diselesaikan Persentase responden atau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran. Trade 29% Trade 29% Trade 29% Trade 29% Trade 29% Touris m 4% Tourism 4% Tourism 4% Tourism 4% Tourism 4% Invest ment 15% Investm ent 15% Investm ent 15% Investm ent 15% Investm ent 15% 90% 91% 92% 93% 94% 90% 91% 92% 93% 94% 80% 81% 82% 83% 84% 21

23 Lampiran III : PERHITUNGAN INDEKS PENINGKATAN KEGIATAN DIPLOMASI DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL I. PENENTUAN BOBOT No. Indikator Bobot 1. Persentase rekomendasi hasil kajian komprehensif Perwakilan RI yang ditindaklanjuti stakeholders Persentase realisasi rencana aksi sebagai implementasi dari perjanjian/kesepakatan Persentase publik di negara akreditasi yang berpandangan positif terhadap Indonesia Persentase peningkatan trade, tourism, and investment (TTI) Persentase permasalahan WNI dan BHI di Luar Negeri yang diselesaikan Persentase respondenatau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran. 15 TOTAL 100 II. PENENTUAN TARGET INDEKS PERWAKILAN Proyeksi Nilai Target Target PK Bobot No. Indikator Capaian PK Capaian PK Indeks A B C (B/A) D E (C x D) 1. Persentase rekomendasi hasil kajian komprehensif Perwakilan 93% 90% 0,97% 15 14,55 RI yang ditindaklanjuti stakeholders. 2. Persentase realisasi rencana aksi sebagai implementasi dari 90% 88% 0,98% 15 14,7 perjanjian/kesepakatan 3. Persentase publik di negara akreditasi yang berpandangan 90% 88% 0,98% 20 19,6 positif terhadap Indonesia. 4. Persentase peningkatan promosi trade, tourism, and 16% 15% ,75 investment (TTI). ((29%+4%+15%) : 3) 5. Persentase permasalahan WNI dan BHI di Luar Negeri yang 90% 90% diselesaikan. 6. Persentase responden atau pengguna jasa yang menyatakan 80% 78% ,62 puas atas pelayanan kekonsuleran. Total Target Indeks 97,22 22

24 Lampiran IV : PERHITUNGAN INDEKS PERAN KBRI LONDON III. PENENTUAN BOBOT No. Indikator Bobot 1. Persentase rekomendasi hasil kajian komprehensif Perwakilan RI yang ditindaklanjuti stakeholders Persentase realisasi rencana aksi sebagai implementasi dari perjanjian/kesepakatan Persentase publik di negara akreditasi yang berpandangan positif terhadap Indonesia Persentase permasalahan WNI dan BHI di Luar Negeri yang diselesaikan Persentasi pemahaman WNI (diaspora) atas isu utama terkait perlindungan WNI di negara akreditasi Persentase responden atau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran. 15 TOTAL 100 IV. PENENTUAN TARGET INDEKS PERWAKILAN Proyeksi Nilai Target Target PK Bobot No. Indikator Capaian PK Capaian PK Indeks A B C (B/A) D E (C x D) 1. Persentase rekomendasi hasil kajian komprehensif Perwakilan 93% 90% 0,97% 15 14,55 RI yang ditindaklanjuti stakeholders. 2. Persentase realisasi rencana aksi sebagai implementasi dari 90% 88% 0,98% 15 14,7 perjanjian/kesepakatan 3. Persentase publik di negara akreditasi yang berpandangan 90% 88% 0,98% 20 19,6 positif terhadap Indonesia. 4. Persentase permasalahan WNI dan BHI di Luar Negeri yang 90% 90% diselesaikan. 5. Persentasi pemahaman WNI (diaspora) atas isu utama terkait 80% 78% 0,97% 20 19,4 perlindungan WNI di negara akreditasi 6. Persentase responden atau pengguna jasa yang menyatakan 80% 78% ,62 puas atas pelayanan kekonsuleran. Total Target Indeks 97,87 23

RENCANA STRATEGIS KBRI BRATISLAVA

RENCANA STRATEGIS KBRI BRATISLAVA RENCANA STRATEGIS KBRI BRATISLAVA 2015-2019 SK KEPPRI TENTANG RENCANA STRATEGIS KEPPRI ii KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia dan rahmatnya, kami dapat menerbitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Umum. 1. Hubungan Indonesia Norwegia

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Umum. 1. Hubungan Indonesia Norwegia BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum 1. Hubungan Indonesia Norwegia Hubungan RI Norwegia saat ini berada dalam kondisi sangat baik sejak dibukanya hubungan diplomatik pada tahun 1950. Hubungan diplomatik

Lebih terperinci

LAMPIRAN I MATRIKS ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI. No. Arah Kebijakan Kemenlu Strategi Kemenlu Strategi Perwakilan

LAMPIRAN I MATRIKS ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI. No. Arah Kebijakan Kemenlu Strategi Kemenlu Strategi Perwakilan LAMPIRAN I MATRIKS ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI No. Arah Kebijakan Kemenlu Strategi Kemenlu Strategi Perwakilan 1. Peningkatan peran Memperkuat postur Meningkatkan hubungan pengaruh Indonesia diplomasi

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KBRI HARARE

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KBRI HARARE RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2015-2019 KBRI HARARE KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA HARARE KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 011/OT/V/2015 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA PENANG TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA PENANG TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA PENANG TAHUN 2015-2019 KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA PENANG 0 KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) KJRI Penang tahun 2015-2019

Lebih terperinci

Matriks Rencana Aksi Perjanjian Kinerja Perwakilan RI di Houston Tahun 2016

Matriks Rencana Aksi Perjanjian Kinerja Perwakilan RI di Houston Tahun 2016 Matriks Rencana Aksi Perjanjian Perwakilan RI di Houston 016 No (Akumulatif) I (1) () () () () (6) (7) (8) (9) (10) (11) (1) 1. Peningkatan peran KJRI Houston dalam menciptakan nilai manfaat ekonomi dan

Lebih terperinci

b. Peningkatan persatuan dan kesatuan, serta kerukunan antara sesama WNI di luar negeri;

b. Peningkatan persatuan dan kesatuan, serta kerukunan antara sesama WNI di luar negeri; LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN RI NOMOR: SK. 020/SK/KEPPRI/VII/2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA KBRI OSLO TAHUN 2015-2019 1. Nama Organisasi : Kedutaan Besar Republik Indonesia di Oslo 2. Tugas

Lebih terperinci

Manual IKU Perwakilan RI Harare

Manual IKU Perwakilan RI Harare Manual IKU Perwakilan RI Harare No. Sasaran Strategi Indikator Kinerja Utama Formulasi 1 Menguatnya dukungan negara Persentase rekomendasi hasil terhadap kedaulatan kajian komprehensif Perwakilan RI NKRI/

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA HOUSTON TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA HOUSTON TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA HOUSTON TAHUN 2015 2019 KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA HOUSTON 2015 0 KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA HOUSTON - TEXAS KEPUTUSAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN KBRI RABAT TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN KBRI RABAT TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN KBRI RABAT TAHUN 2015 VISI: "Terwujudnya diplomasi total, melalui peningkatan peran KBRI Rabat sebagai garda terdepan dalam memperjuangkan kepentingan nasional Indonesia di Maroko

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL AMERIKA DAN EROPA TAHUN

RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL AMERIKA DAN EROPA TAHUN RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL AMERIKA DAN EROPA TAHUN 2015-2019 KEMENTERIAN LUAR NEGERI KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL AMERIKA DAN EROPA KEMENTERIAN LUAR

Lebih terperinci

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA Jakarta, 1 Juli 2011 - 1 - Untuk menandai 60 tahun hubungan diplomatik dan melanjutkan persahabatan antara kedua negara, Presiden

Lebih terperinci

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap persatuan dan kesatuan nasional, penegakan hukum dan penghormatan HAM

Lebih terperinci

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2015-2019 KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA WINDHOEK - NAMIBIA 1 R E N S T R A K B R I W I N D H O E K DAFTAR ISI SK KEPALA PERWAKILAN RI 3 KATA PENGANTAR 5 BAB I KONDISI UMUM

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KBRI BERLIN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KBRI BERLIN Lampiran Surat Keputusan Kepala Perwakilan RI di Berlin Nomor 391/RO/V/2015/07 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KBRI BERLIN 1. Nama Perwakilan RI : Kedutaan Besar Republik Indonesia di Berlin 2. Tugas : Mewakili

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA TENTANG KERANGKA KERJA SAMA KEAMANAN (AGREEMENT BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS KBRI BEIRUT

RENCANA STRATEGIS KBRI BEIRUT RENCANA STRATEGIS KBRI BEIRUT 2015-2019 KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA BEIRUT LEBANON 2015 SURAT KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA BEIRUT NOMOR: KEP/00404/RO/05/2015/DB TENTANG RENCANA

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional Rencana program dan kegiatan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang mendasarkan pada pencapaian Prioritas

Lebih terperinci

MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI). DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI). DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG PENGESAHAN AGREEMENT BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF THE CZECH REPUBLIC OF ECONOMIC COOPERATION

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci

MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIKS 2.3 TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN LUAR NEGERI 1. Program Peningkatan Hubungan dan Politik Luar Negeri melalui Kerjasama ASEAN Meningkatnya peran

Lebih terperinci

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL 1. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sebagai upaya terus menerus

Lebih terperinci

Bidang: Politik Dalam Negeri dan Komunikasi

Bidang: Politik Dalam Negeri dan Komunikasi Bidang: Politik Dalam Negeri dan Komunikasi MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN No Prioritas/ Fokus Prioritas/ Kegiatan Prioritas Rencana Tahun Prakiraan Pencapaian Rencana Prakiraan Maju

Lebih terperinci

KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN

KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN LAPORAN PENELITIAN KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN Oleh: Drs. Simela Victor Muhamad, MSi.

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. vii

Ikhtisar Eksekutif. vii Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016 yang mempunyai tema Memperkuat perekonomian domestik bagi peningkatan

Lebih terperinci

Pertama-tama, perkenanlah saya menyampaikan permohonan maaf dari Menteri Luar Negeri yang berhalangan hadir pada pertemuan ini.

Pertama-tama, perkenanlah saya menyampaikan permohonan maaf dari Menteri Luar Negeri yang berhalangan hadir pada pertemuan ini. PAPARAN WAKIL MENTERI LUAR NEGERI NILAI STRATEGIS DAN IMPLIKASI UNCAC BAGI INDONESIA DI TINGKAT NASIONAL DAN INTERNASIONAL PADA PERINGATAN HARI ANTI KORUPSI SEDUNIA JAKARTA, 11 DESEMBER 2017 Yang terhormat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang

Lebih terperinci

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM A. SASARAN STRATEJIK yang ditetapkan Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005-2009 disusun berdasarkan berbagai

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERJANJIAN KINERJA BAB II PERJANJIAN KINERJA Untuk mencapai visi dan misi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, yang salah satu misinya adalah Mengajak masyarakat Katolik untuk berperan serta secara aktif dan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapantahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

Independensi Integritas Profesionalisme

Independensi Integritas Profesionalisme BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Independensi Integritas Profesionalisme VISI Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilainilai dasar untuk berperan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Ministry of National Development Planning/Bappenas Kerjasama Pembangunan Internasional dalam Rangka Pelaksanaan SDGs di Indonesia

Ministry of National Development Planning/Bappenas Kerjasama Pembangunan Internasional dalam Rangka Pelaksanaan SDGs di Indonesia Ministry of National Development Planning/Bappenas Kerjasama Pembangunan Internasional dalam Rangka Pelaksanaan SDGs di Indonesia Direktorat Politik Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Internasional

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Pembangunan Daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh i KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rencana Strategis (Renstra) merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

1. Visi BKPM Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing Untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Nasional.

1. Visi BKPM Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing Untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Nasional. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL TAHUN 2009-2014 A. Rencana Strategis BKPM Tahun 2009-2014 Rencana Strategis (Renstra) BKPM yang disusun merupakan fungsi manajemen untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA TANGERANG TAHUN 2017 Rencana Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang Tahun 2017 yang selanjutnya disebut Renja Disbudpar adalah dokumen

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN

RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN 2010-2014 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pada hakekatnya merupakan upaya perubahan yang lebih baik

Lebih terperinci

Sulawesi Selatan sebagai Tujuan Wisata Utama di Indonesia pada tahun 2018

Sulawesi Selatan sebagai Tujuan Wisata Utama di Indonesia pada tahun 2018 BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Visi merupakan cara pandang jauh ke depan mengenai gambaran keberhasilan yang ingin dicapai pada kurun waktu tertentu. Visi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016 Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016 Bapak Presiden SMU PBB, Saya ingin menyampaikan ucapan

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA

PEREKONOMIAN INDONESIA PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi kerakyatan, sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 33 UUD 1945, adalah sebuah sistem perekonomian yang ditujukan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam bidang ekonomi. Sistem

Lebih terperinci

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK A. KONDISI UMUM Setelah melalui lima tahun masa kerja parlemen dan pemerintahan demokratis hasil Pemilu 1999, secara umum dapat dikatakan bahwa proses demokratisasi telah

Lebih terperinci

Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010

Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010 Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010 PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MENGENAI DINAMIKA HUBUNGAN indonesia - MALAYSIA DI MABES

Lebih terperinci

SIARAN PERS. Masyarakat Bisnis Indonesia dan Eropa Mengidentifikasi Peluang Pertumbuhan Menuju Perjanjian Kemitraan Ekonomi Uni Eropa Indonesia

SIARAN PERS. Masyarakat Bisnis Indonesia dan Eropa Mengidentifikasi Peluang Pertumbuhan Menuju Perjanjian Kemitraan Ekonomi Uni Eropa Indonesia SIARAN PERS Masyarakat Bisnis Indonesia dan Eropa Mengidentifikasi Peluang Pertumbuhan Menuju Perjanjian Kemitraan Ekonomi Uni Eropa Indonesia Pada Dialog Bisnis Uni Eropa - Indonesia (EIBD) keempat yang

Lebih terperinci

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut.

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut. BAB V KESIMPULAN Sampai saat ini kelima negara pemilik nuklir belum juga bersedia menandatangani Protokol SEANWFZ. Dan dilihat dari usaha ASEAN dalam berbagai jalur diplomasi tersebut masih belum cukup

Lebih terperinci

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab

Lebih terperinci

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana CAKUPAN PEKERJAAN KOORDINATOR SEKTOR DAN STAF ADMINISTRASI PADA SEKRETARIAT PELAKSANAAN PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Rencana kerja Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Sumbawa Tahun 2017 disusun sebagai bahan acuan penyelenggaraan program dan

Rencana kerja Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Sumbawa Tahun 2017 disusun sebagai bahan acuan penyelenggaraan program dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sumbawa pada tahun anggaran 2017 telah menyusun tema pembangunan daerah yang berorientasi pada upaya Pemantapan Pelayanan Publik dan Percepatan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI Revisi 1 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2016 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL

Lebih terperinci

Laporan Kinerja KBRI Panama City TA 2015

Laporan Kinerja KBRI Panama City TA 2015 Laporan Kinerja KBRI Panama City TA 2015 DAFTAR ISI KATAPENGANTAR...ii DAFTARISI...iii RINGKASANEKSEKUTIF...iv BABIPENDAHULUAN BAB II PERENCANAAN KINERJA...3 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA...... 11 A.

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

RPJMN dan RENSTRA BPOM

RPJMN dan RENSTRA BPOM RPJMN 2015-2019 dan RENSTRA BPOM 2015-2019 Kepala Bagian Renstra dan Organisasi Biro Perencanaan dan Keuangan Jakarta, 18 Juli 2017 1 SISTEMATIKA PENYAJIAN RPJMN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS BPOM 2015-2019

Lebih terperinci

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 Forum Dunia tentang HAM di Kota tahun 2011 GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 16-17 Mei 2011 Gwangju, Korea Selatan Deklarasi Gwangju tentang HAM di Kota 1

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Lampiran : I 1. Nama Organisasi : Badan Koordinasi Penanaman Modal 2. Tugas : Melaksanakan koordinasi kebijakan dan pelayanan di bidang penanaman berdasarkan peraturan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010. 100 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Rusia adalah salah satu negara produksi energi paling utama di dunia, dan negara paling penting bagi tujuan-tujuan pengamanan suplai energi Eropa. Eropa juga merupakan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dengan Perdana Menteri Perancis, Jakarta, 1 Juli 2011 Jumat, 01 Juli 2011

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dengan Perdana Menteri Perancis, Jakarta, 1 Juli 2011 Jumat, 01 Juli 2011 Keterangan Pers Bersama Presiden RI dengan Perdana Menteri Perancis, Jakarta, 1 Juli 2011 Jumat, 01 Juli 2011 KETERANGAN PERS BERSAMA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DENGAN PERDANA MENTERI PERANCIS, Y.M. FRANÃ

Lebih terperinci

I Perbandingan capaian kinerja. ki) / dari persepsi masyarakot domestik don internasional. Realisasi Anggaran 2014I[j Rp

I Perbandingan capaian kinerja. ki) / dari persepsi masyarakot domestik don internasional. Realisasi Anggaran 2014I[j Rp SS-1 : Meningkatnya peran don kepemimpinan Indonesia dalam pembentukari Komunitas ASEAN di bidang politik dun keamanan, ekonomi, don sosial budaya IKU 1: Indeks peran don kepemimpinan Indonesia dalam Masyarakat

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG JalanAmpera Raya. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, email: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN

Lebih terperinci

BAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME

BAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME BAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME A. KONDISI UMUM Gerakan pemisahan diri (separatisme) dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di wilayah Aceh, Papua, dan Maluku merupakan masalah

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB. I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29

Lebih terperinci

MATRIKS BUKU I RKP 2011

MATRIKS BUKU I RKP 2011 MATRIKS BUKU I RKP PRIORITAS LAINNYA BIDANG PEREKONOMIAN Tema Prioritas - Penanggung Jawab Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bekerjasama dengan - NO I PROGRAM PENINGKATAN KERJASAMA PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Lebih terperinci

Menakar Arah Kebijakan Pemerintah RI Dalam Melindungi Hak Asasi WNI di Luar Negeri

Menakar Arah Kebijakan Pemerintah RI Dalam Melindungi Hak Asasi WNI di Luar Negeri MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA --------- POINTERS Dengan Tema : Menakar Arah Kebijakan Pemerintah RI Dalam Melindungi Hak Asasi WNI di Luar Negeri OLEH : WAKIL KETUA MPR RI HIDAYAT NUR

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI ESELON I KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2015-2019 ditetapkan melalui Peraturan Menteri Sekretaris Negara Nomor 6 Tahun 2015 tentang

Lebih terperinci

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Akuntansi merupakan satu-satunya bahasa bisnis utama di pasar modal. Tanpa standar akuntansi yang baik, pasar modal tidak akan pernah berjalan dengan baik pula karena laporan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Pada bagian perumusan isu strategi berdasarkan tugas dan fungsi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan mengemukakan beberapa isu strategis

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI. Isu adalah permasalahan yang dijumpai dan menjadi suatu opini publik yang

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI. Isu adalah permasalahan yang dijumpai dan menjadi suatu opini publik yang BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI Isu adalah permasalahan yang dijumpai dan menjadi suatu opini publik yang harus segera dicari permasalahannya. Isu ini dapat berskala makro

Lebih terperinci

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 I. PENDAHULUAN Kegiatan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional telah diselenggarakan

Lebih terperinci

Menjadikan Bogor sebagai Kota yang nyaman beriman dan transparan

Menjadikan Bogor sebagai Kota yang nyaman beriman dan transparan BAB 3 ISU ISU STRATEGIS 1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN a. Urusan Perdagangan, menghadapi permasalahan : 1. Kurangnya pangsa pasar

Lebih terperinci

BAB III Visi dan Misi

BAB III Visi dan Misi BAB III Visi dan Misi 3.1 Visi Pembangunan daerah di Kabupaten Bandung Barat, pada tahap lima tahun ke II Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) atau dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1459, 2015 KEMENLU. Jabatan Pimpinan. Tinggi Pratama. Terbuka. Pengisian. Tata Cara. Persyaratan. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN AGAMA TUAL TUAL, PEBRUARI 2012 Halaman 1 dari 14 halaman Renstra PA. Tual P a g e KATA PENGANTAR Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NKRI) tahun 1945

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. masyarakat internasional yaitu isu ekonomi perdagangan. Seiring dengan

BAB V KESIMPULAN. masyarakat internasional yaitu isu ekonomi perdagangan. Seiring dengan BAB V KESIMPULAN Penelitian ini membahas salah satu isu penting yang kerap menjadi fokus masyarakat internasional yaitu isu ekonomi perdagangan. Seiring dengan berkembangnya isu isu di dunia internasional,

Lebih terperinci

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2017 PEMBANGUNAN. Konstruksi. Jasa. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu subsektor yang potensial dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu subsektor yang potensial dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata merupakan salah satu subsektor yang potensial dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan devisa melalui upaya pengembangan dan pengelolaan dari berbagai

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung adalah salah satu perangkat daerah di lingkungan Pemerintah

Lebih terperinci

Peranan Perwakilan RI di Luar Negeri Dalam Mendukung Promosi Tourism, Trade, and Investment (TTI)

Peranan Perwakilan RI di Luar Negeri Dalam Mendukung Promosi Tourism, Trade, and Investment (TTI) Peranan Perwakilan RI di Luar Negeri Dalam Mendukung Promosi Tourism, Trade, and Investment (TTI) Duta Besar Nur Syahrir Rahardjo Wakil Ketua Harian Pokja Penguatan Diplomasi Ekonomi Bidang Pariwisata

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT INDONESIA DI LUAR NEGERI

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT INDONESIA DI LUAR NEGERI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT INDONESIA DI LUAR NEGERI NINIEK K. NARYATIE STAF AHLI SOSIAL BUDAYA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT INDONESIA DI LUAR NEGERI (PMILN) KEMENTERIAN LUAR NEGERI Daftar Isi 01 Kondisi Global

Lebih terperinci

TOPIK KHUSUS DIPLOMASI INTERNASIONAL

TOPIK KHUSUS DIPLOMASI INTERNASIONAL TOPIK KHUSUS DIPLOMASI INTERNASIONAL MENCIPTAKAN PERDAMAIAN DUNIA Salah satu langkah penting dalam diplomasi internasional adalah penyelenggaraan KTT Luar Biasa ke-5 OKI untuk penyelesaian isu Palestina

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 [Type text] LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 BUKU I: Prioritas Pembangunan, serta Kerangka Ekonomi Makro dan Pembiayaan Pembangunan

Lebih terperinci

2017, No Pemajuan Kebudayaan Nasional Indonesia secara menyeluruh dan terpadu; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hur

2017, No Pemajuan Kebudayaan Nasional Indonesia secara menyeluruh dan terpadu; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hur No.104, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DIKBUD. Kebudayaan. Pemajuan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6055) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017

Lebih terperinci

BAB I KONDISI UMUM DAN ANALISIS SWOT

BAB I KONDISI UMUM DAN ANALISIS SWOT BAB I KONDISI UMUM DAN ANALISIS SWOT I.1 Kondisi Umum I.1.1 Politik a. Capaian Hubungan diplomatik antara Indonesia Yunani telah terjalin cukup lama. Awalnya Yunani dirangkap oleh KBRI Beograd, Yugoslavia.

Lebih terperinci

MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA 2016 DIREKTORAT JENDERAL MULTILATERAL "PERSENTASE POSISI INDONESIA YANG DITERIMA DALAM FORUM MULTILATERAL"

MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA 2016 DIREKTORAT JENDERAL MULTILATERAL PERSENTASE POSISI INDONESIA YANG DITERIMA DALAM FORUM MULTILATERAL DIREKTORAT JENDERAL MULTILATERAL "PERSENTASE POSISI INDONESIA YANG DITERIMA DALAM FORUM MULTILATERAL" Deskripsi Sasaran Strategis: Internal Business Process Peningkatan peran Indonesia di forum multilateral

Lebih terperinci

BAB III ISU - ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU - ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU - ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN SKPD Sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2007-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL 1 tahun ~ pemberian izin masuk kembali bagi pemegang izin tinggal terbatas pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi pemegang izin tinggal

Lebih terperinci

Pidato Dr. R.M. Marty M. Natalegawa. Menteri Luar Negeri. Republik Indonesia. Pada Pertemuan Pejabat Tinggi

Pidato Dr. R.M. Marty M. Natalegawa. Menteri Luar Negeri. Republik Indonesia. Pada Pertemuan Pejabat Tinggi Pidato Menlu RI Dr. R.M. Marty M. Natalegawa Pada Pertemuan Pejabat Tinggi Untuk Pembentukan ASEAN Supreme Audit Institutions (SAI), Jakarta, 13 Oktober 2011 Kamis, 13 Oktober 2011 Mohon diperiksa disesuaikan

Lebih terperinci