SURVEY NASIONAL MANAJEMEN RISIKO 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SURVEY NASIONAL MANAJEMEN RISIKO 2017"

Transkripsi

1 SURVEY NASIONAL MANAJEMEN RISIKO 2017 w w w. c rms i ndo nes i a. o rg

2 Daftar Isi 3 Kompleksitas Bisnis dalam Ketidakpastian 12 Akuntabilitas dan Kapabilitas Pemimpin 4 Penyelenggaraan Survey 14 Manfaat dan Hambatan 5 Komponen Survey 21 Pembangunan Kapabilitas 6 Adopsi di Indonesia 9 Pergeseran di tahun 2017 Simpulan Lampiran CRMS Indonesia adalah penyedia pelatihan terbesar di Indonesia yang telah membantu pengembangan kapabilitas manajemen risiko bagi praktisi dan organisasi di Indonesia. 2

3 Kompleksitas Bisnis dalam Ketidakpastian Setelah melewati tahun 2016 yang penuh kejutan, 2017 masih membawa sejumlah ketidakpastian dalam dunia global. Perlu disadari bahwa risiko yang tadinya hanya menjadi kekhawatiran perusahaan kini telah menjadi kepentingan mayarakat luas. Salah satu faktor yang menonjol dalam satu tahun belakangan ini adalah terguncangnya stabilitas politik dunia. Tidak berhenti pada keluarnya Inggris dari Uni Eropa dan kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat di tahun 2016, tahun ini diwarnai dengan ingar-bingar pemilihan presiden di Perancis dan memanasnya suhu politik di Indonesia. Selain meningkatkan kompleksitas politik dan hubungan internasional, kejadian-kejadian ini juga secara langsung meningkatkan ketidakpastian di bidang ekonomi. Meluasnya zona ketidakpastian ini menciptakan kebutuhan bagi perusahaan untuk memiliki dan mengimplementasikan secara holistik dalam perusahaannya bukan hanya sekadar memenuhi tuntutan regulasi. Tak hanya dari sisi politik, serangan cyber global WannaCry juga mengingatkan kita akan kerentanan perusahaan terhadap serangan eksternal. Menjadi sensasi dunia, usaha cyber terrorism ini tidak hanya berhasil meretas dan mengganggu kegiatan operasional beberapa perusahaan di Indonesia, tetapi juga memaksa Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (KOMINFO) menyebarkan pesan berskala nasional dalam rangka menyosialisasikan upaya pencegahan risiko kepada seluruh masyarakat Indonesia. Menanggapi hal tersebut, Survey Nasional yang diselenggarakan CRMS Indonesia di tahun 2017 ini tidak hanya melihat perkembangan di Indonesia selama satu tahun terakhir, tetapi juga melihat persepsi perusahaan terhadap manfaat dan hambatan penerapan serta usaha peningkatan kapabilitas yang telah dilakukannya. Selain itu, survey ini juga melakukan pendalaman dengan membandingkan data lintas sektor dan korelasi kinerja dengan upaya peningkatan kapabilitasnya. Satu dari banyak temuan survey ini menunjukkan risiko reputasi sebagai risiko terbesar di Indonesia pada tahun ini, menggantikan risiko kerja sama dengan pihak ketiga pada tahun Dengan pergerakan risiko yang dinamis, membentuk yang kokoh menjadi hal krusial bagi perusahaan untuk mempertahankan dan meningkatkan nilai perusahaan. 3

4 Penyelenggaraan Survey Diselenggarakan dari pertengahan Februari hingga akhir April 2017, Survey Nasional tahun ini diikuti oleh 333 responden yang dikumpulkan melalui kuesioner online dan disebarkan di situs resmi CRMS Indonesia, media sosial, pengiriman surel, dan pemasangan iklan pada mesin pencarian Google. Responden terdiri dari para profesional Indonesia yang menempati berbagai posisi perusahaan dengan distribusi 3% Komisaris, 6% Direksi, 22% Manajer Senior atau setingkatnya, Manajer atau setingkatnya, dan 36% Staf atau setingkatnya. Responden juga tersebar di 17 sektor dalam klasifikasi baku lapangan usaha Indonesia dari Badan Pusat Statistik dengan sebaran sebagai berikut. Keuangan dan Asuransi 31% Jasa Lainnya 12% Pendidikan 7% Adm. Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 6% Konstruksi 6% Industri Pengolahan 6% Pertambangan dan Penggalian 6% Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4% Real Estat 4% Kesehatan Manusia dan Sosial 3% Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin 3% Pengangkutan dan Pergudangan 3% Perdagangan, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor 3% Informasi dan Komunikasi 3% Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis 2% Penyewaan dan SGU Tanpa Hak Opsi, Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan dan Penunjang Usaha Lainnya 1% Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum 1% 4

5 Komponen Survey Dalam survey ini, responden dihadapkan pada 9 komponen yang diharapkan mampu menggambarkan kondisi, persepsi, dan kemajuan di Indonesia. Pertanyaan-pertanyaan yang mewakili kesembilan komponen tersebut antara lain: 6. Apa saja yang menurut Anda menjadi manfaat dari adanya proses dalam perusahaan? 7. Apa hambatan terbesar dalam mengimplementasikan? 1. Sejauh apa perusahaan Anda menerapkan terintegrasi atau Enterprise Risk Management (ERM)? 8. Sejauh apa perusahaan Anda menjalankan peningkatan kapabilitas melalui program edukasi dan pelatihan? 2. Framework apa yang digunakan oleh perusahaan Anda? Siapa yang memiliki tanggung jawab tertinggi dalam proses di perusahaan Anda? Jenis pelatihan apa yang menurut Anda paling efektif untuk meningkatkan kapabilitas? 4. terbesar apa yang dihadapi oleh perusahaan Anda saat ini? 5. Keahlian apa yang menurut Anda penting untuk dimiliki oleh penanggung jawab tertinggi dalam perusahaan? 5

6 Adopsi di Indonesia Tahun lalu, Survey Nasional telah menemukan bahwa sebagian besar perusahaan di Indonesia telah mengadopsi prinsip dan kerangka kerja. Dalam rangka melihat perkembangannya di tahun 2017, survey ini mengajukan pertanyaan serupa yang mengukur kematangan dan penggunaan kerangka kerja di Indonesia. 3. Menengah telah distandardisasi, terdapat prinsip-prinsip tertulis, disertai pelatihan dasar. Kematangan 5. Optimal dijalankan secara optimal, dengan prinsip dan proses yang telah terintegrasi dalam proses bisnis. Komponen pertama survey kembali mengukur kematangan di Indonesia dengan menggunakan kerangka pengukuran yang dikemukakan oleh Maria Ciorciari dan Dr. Peter Blattner. Dalam kerangka yang digunakan, terdapat lima tingkat kematangan sebagai berikut. 1. Sangat Lemah dilakukan secara intuitif, dan belum terdapat upaya formalisasi. 2. Lemah telah diatur secara informal, tetapi belum terdapat pelatihan maupun komunikasi. 4. Baik Terdapat sistem pengawasan terhadap implementasi, prinsip-prinsip sudah dijalankan, disertai perbaikan secara periodik. Serupa dengan tahun 2016 yang lalu, tingkat kematangan Baik mendominasi dengan 29% responden mengatakan telah terdapat sistem pengawasan terhadap implementasi, menerapkan prinsip tertulis, disertai pelatihan dasar. Kemudian disusul dengan tingkat kematangan Menengah di tingkat dan Lemah di tingkat 17%. Sangat Lemah 11% Belum Sama Sekali 3% 16% Optimal 29% Baik 17% Lemah Menengah Dengan demikian, mayoritas perusahaan di Indonesia telah meginternalisasi prinsip dan kerangka kerja. 6

7 Kematangan Sektor Keuangan dan Asuransi Jika dilihat berdasarkan sektor, terdapat perbedaan kematangan pada sektor yang berbeda. Dari skala kematangan 1 (belum/tidak ada inisiatif ) sampai 6 ( dijalankan secara optimal), sektor-sektor yang memiliki regulasi ketat mengenai seperti sektor Aktivitas Keuangan dan Asuransi memiliki rata-rata tingkat kematangan yang lebih tinggi (4,63 poin) dibandingkan sektor lain yang belum diregulasi seperti sektor Perdagangan (2,80 poin) dan sektor Pendidikan (3,13 poin). Hal ini mengindikasikan efektivitas keberadaan regulasi untuk meningkatkan kematangan implementasi di Indonesia. 4,63 Industri Pengolahan 4,58 Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin 4,55 Konstruksi 4,35 Pertambangan dan Penggalian Jasa Lainnya 4,32 4,30 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,21 Penyewaan dan SGU Tanpa Hak Opsi, Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan dan Penunjang Usaha Lainnya 4,00 Pengangkutan dan Pergudangan 3,73 Adm. Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Sektor yang memiliki regulasi mengenai relatif memiliki tingkat kematangan lebih tinggi. Rata-rata tingkat kematangan * pada tiap sektor terlihat dari grafik berikut ini. 3,67 Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum 3,50 Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis 3,40 Real Estat 3,33 Kesehatan Manusia dan Sosial 3,27 Informasi dan Komunikasi 3,22 Pendidikan *Rata-rata kematangan diukur melalui skala kematangan berikut. 1: Belum/Tidak ada implementasi 2: Sangat Lemah 3: Lemah 4: Menengah 5: Baik 6: Optimal 3,13 Perdagangan, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor 2,80 7

8 Standar Badan Standardisasi Nasional (BSN) melakukan tiga usaha sosialisasi di bulan Juli dan November berupa Talkshow, Sama seperti tahun lalu, komponen ke-2 Seminar, Workshop, dan sebagainya. Tidak dalam survey tahun ini berupaya untuk mengetahui standar yang hanya digunakan oleh perusahaan, kini paling banyak digunakan oleh perusahaan di standar ISO juga telah banyak digunakan oleh badan Indonesia. pemerintah di Indonesia. Luasnya penggunaan SNI ISO di Indonesia tidak lepas dari usaha sosialisasi yang dilakukan lembaga-lembaga di Indonesia. Di tahun 2016 saja, SNI ISO telah menjadi standar yang paling luas digunakan oleh perusahaan di Indonesia. Hasil survey menunjukkan tidak ada perubahan signifikan dari tahun lalu. SNI ISO masih merupakan standar yang paling luas digunakan oleh perusahaan (), disusul standar COSO (). Tidak Ada/ Tidak Tahu 7% 2% 1 Kombinasi Lainnya COSO SNI ISO

9 Pergeseran di tahun 2017 reputasi Perkembangan teknologi dan informasi tidak hanya mendorong percepatan perkembangan dunia bisnis, tetapi juga menghadirkan sejumlah risiko-risiko baru yang dinamis. Pada bagian ini, survey berupaya untuk melihat ada tidaknya pergeseran tren risiko di Indonesia melalui persepsi responden terhadap risiko terbesar yang dihadapi perusahaan. Dalam rangka melihat perubahan tren risiko terbesar pada tahun ini, jenis risiko yang dapat dipilih oleh responden diambil dari sumber yang sama dengan Survey Nasional 2016, yaitu berdasarkan hasil riset risiko-risiko terbesar tahun 2015 dari majalah Audit & Risk oleh IIA (Institute of Internal Audit) yang terdiri atas 13 jenis risiko. Jika dibandingkan dengan survey tahun lalu, komposisi risiko-risiko terbesar yang dihadapi perusahaan mengalami pergeseran tren. Pada tahun 2016, risiko kerja sama dengan pihak ketiga merupakan risiko terbesar dengan 41,8% responden memilih risiko tersebut, disusul risiko reputasi (40,8%) dan risiko perubahan arah perusahaan (40,3%). Tahun ini, risiko reputasi menjadi yang paling banyak dipilih sebagai risiko terbesar yang dihadapi perusahaan. Jumlah responden yang memilih Kegagalan perencanaan SDM sebagai risiko terbesar juga meningkat pesat, dengan kenaikan sebesar 12% dari tahun lalu. lain yang menarik perhatian adalah risiko budaya perusahaan yang mengalami peningkatan sebesar 6% dan risiko cyber/keamanan informasi yang menanjak sebesar hampir 5%, sementara risiko hukum dan risiko perubahan arah perusahaan justru menurun sebesar 7%. 43% kegagalan perencanaan SDM 39% Ketidakpastian kebijakan pemerintah 37% kerja sama dengan pihak ketiga 36% cyber / keamanan informasi perubahan arah perusahaan hukum 34% 3 Budaya perusahaan yang tidak kondusif Ketidakstabilan politik Lainnya 13% Perubahan iklim dan cuaca 1 operasional 4% persaingan usaha / bisnis 4% kredit 3% 9

10 Reputasi sebagai Terbesar 2017 Perbandingan tiga besar risiko tahun 2016 dan % Kerja sama dengan pihak ketiga 41% 4 Reputasi Perubahan arah perusahaan % Reputasi 39% Kegagalan perencanaan SDM 37% Ketidakpastian kebijakan pemerintah Dipersepsikan sebagai risiko terbesar di tahun ini oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia, perhatian bisnis global terhadap risiko reputasi telah menanjak tajam selaras dengan bertambah lincahnya pergerakan informasi melalui jejaring sosial sejak kurang lebih satu setengah dekade lalu. Di dunia terinterkoneksi ini, hancurnya reputasi suatu perusahaan atau merk hanya berjarak beberapa sentuhan di layar telepon pintar. Survey yang dilakukan oleh Forbes bersama Deloitte Touche Tohmatsu Limited pada tahun 2013 bahkan telah menemukan risiko reputasi sebagai risiko strategis paling penting dari 300 eksekutif yang disurvey. Argumen ini juga didukung oleh penelitian dari World Economics yang menemukan bahwa rata-rata 25% nilai pasar suatu perusahaan secara langsung berkaitan dengan reputasinya. Selain berpengaruh langsung pada pendapatan dan nilai merk perusahaan, risiko reputasi juga didorong oleh beberapa aspek risiko bisnis yang perlu dikelola secara aktif. Beberapa risiko yang dianggap paling berkaitan dengan risiko reputasi mencakup risiko etik dan integritas, risiko keamanan, risiko produk dan jasa, serta risiko kerja sama dengan pihak ketiga. Menilai dampak dan kompleksitas pengelolaannya, tidak mengherankan jika risiko ini dinilai sebagai risiko terbesar perusahaan. 10

11 Terbesar pada Setiap Sektor Setiap sektor juga memiliki persepsi berbeda-beda terhadap risiko terbesar tahun ini. reputasi dinilai paling besar antara lain di sektor Pertambangan dan Penggalian (67%), Keuangan dan Asuransi (57%), Profesional Ilmiah dan Teknis (6), dan Jasa Lainnya (57%). Sedangkan risiko kegagalan perencanaan SDM dipilih oleh 7 responden di sektor Pengadaan Listrik, Gas, Uap/ Air Panas dan Udara Dingin, responden di sektor Konstruksi, dan di sektor Pendidikan. Berikut risiko terbesar dari tiga sektor dengan kontribusi PDB (Produk Domestik Bruto) terbesar di tahun Sektor Pengolahan (Manufaktur) 61% Ketidakpastian kebijakan pemerintah 39% kegagalan perencanaan SDM Sektor Pertanian, Kehutanan & Perikanan 5 Perubahan iklim dan cuaca 42% 42% hukum budaya perusahaan yang tidak kondusif Sektor Perdagangan Besar & Eceran, Reparasi Mobil & Motor 67% kerja sama dengan pihak ketiga reputasi budaya perusahaan yang tidak kondusif perencanaan SDM 11

12 Akuntabilitas dan Kapabilitas Pemimpin Menilik kebutuhan atas kepemimpinan yang kuat dalam menjalankan inisiatif, kapabilitas pemimpin juga menjadi hal krusial yang perlu diperhatikan. Untuk mendapatkan proteksi risiko yang komprehensif, perlu dipimpin dari puncak perusahaan yang memiliki kapabilitas yang dibutuhkan. memilih satu dari pilihan tingkat manajerial: Komisaris, Direktur, Eksekutif Senior, Chief Risk Officer, Manajer Senior atau setingkatnya, Kepala Divisi/Unit Bisnis atau setingkatnya, yang memiliki akuntabilitas manajemen risiko tertinggi di perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, komponen ke-4 dan ke-5 survey ini berusaha memetakan akuntabiltas tertinggi pada perusahaan-perusahaan di Indonesia, serta persepsi responden terhadap kapabilitas yang dibutuhkan oleh pemilik tanggung jawab tertinggi tersebut. Tidak jauh berbeda dari hasil survey tahun lalu, hasil survey tahun ini juga menunjukkan bahwa akuntabilitas tertinggi dipegang oleh Direktur perusahaan (55%). Dalam komponen ke-5 ini, survey berusaha memetakan pihak yang memegang tanggung jawab tertinggi pada perusahaan-perusahaan di Indonesia dengan meminta responden untuk 1 Direktur 55% Eksekutif Senior 4% Chief Risk Officer 8% Manajer Senior atau setingkatnya 5% Kepala Divisi atau setingkatnya 7% Tidak Tahu 5% Lainnya 6% Direktur perusahaan memegang tanggung jawab tertinggi pada perusaahaan-perusahaan di Indonesia. Tanggung Jawab Tertinggi dalam Proses Komisaris 12

13 Sebagai pemegang tanggung jawab tertinggi, seseorang perlu memiliki kapabilitas-kapabilitas tertentu. Komponen ke-6 survey tahun ini berusaha melihat kapabilitas apa saja yang dinilai perlu dimiliki agar seorang pemimpin risiko dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Hasil survey tahun ini menunjukkan bahwa komponen keahlian penanggung jawab tertinggi risiko tidak mengalami perubahan signifikan dari tahun lalu. Analisis stratejik masih dinilai sebagai keahlian yang paling penting untuk dimiliki oleh penanggung jawab tertinggi (7), disusul oleh kemampuan mengelola perubahan (63%) dan kepemimpinan (61%). Penanggung jawab tertinggi dinilai perlu memiliki kapabilitas dalam melakukan analisis stratejik, mengelola perubahan, dan memimpin. Kapabilitas Pemimpin Analisis strategis Kemampuan mengelola perubahan Komunikasi Kemampuan mengelola perubahan Kepemimpinan 61% Komunikasi 58% Kemampuan memecahkan masalah 58% Fokus pada kepentingan seluruh stakeholder 52% Pengelolaan sumber daya 39% Kerja sama 7 63% 61% Analisis strategis 63% Etika dan norma % 69% 68% 7 Kemampuan mengelola perubahan 43% Perbandingan kapabilitas pemimpin 2016 Analisis strategis 38% Result-oriented Kepemimpinan 28% Service facilitation Lainnya 4% 13

14 Manfaat dan Hambatan Menjawab permasalahan tersebut, komponen ke-6 dan ke-7 survey ini bertujuan melihat persepsi responden terhadap manfaat dan hambatan terbesar yang dihadapi perusahaan dalam menerapkan. Manfaat Komponen ke-6 survey ini menggunakan teori Balanced Scorecard yang dirumuskan oleh Robert Kaplan dan David Norton dalam Harvard Business Review, Berdasarkan teori tersebut, kesuksesan suatu perusahaan perlu dilihat dari empat perspektif: finansial, pelanggan, internal bisnis, dan pengembangan. Keempat perspektif inilah yang dijadikan indikator dalam mengukur persepsi responden terhadap manfaat proses manajemen risiko dalam perusahaan. Hasil survey menunjukkan bahwa manajemen risiko dinilai mampu memberikan manfaat bagi keempat perspektif dalam Balanced Scorecard. Hal ini dapat dilihat dari indikator keempat perspektif yang menempati empat manfaat utama, yaitu peningkatan kualitas pelayanan (68%, perspektif pelanggan), kinerja keuangan secara keseluruhan (67%, perspektif finansial), efisiensi penggunaan sumber daya (66%, perspektif internal bisnis), dan peningkatan kinerja pekerja (, perspektif pengembangan). Peningkatan kualitas pelayanan 68% Kinerja keuangan secara keseluruhan 67% Efisiensi penggunaan sumber daya 66% Peningkatan kinerja pekerja Peningkatan kepuasan konsumen 55% Peningkatan efektivitas dan efisiensi rantai pasok 53% Peningkatan pendapatan perusahaan 48% Peningkatan kepuasan pekerja 42% dipersepsikan memiliki manfaat 360 bagi perusahaan. Manfaat bagi perusahaan seringkali menjadi perdebatan dalam perusahaan. Tanpa alat ukur keberhasilan yang tepat, keuntungan dari inisiatif selalu menjadi pro-kontra manajemen, terutama mempertimbangkan usaha dan hambatan yang perlu dilalui perusahaan untuk menerapkan yang efisien dan efektif. 14

15 Manfaat Terbesar di Setiap Tingkat Kematangan Jika dilihat berdasarkan tingkat kematangan, setiap tingkat kematangan memiliki perspektif yang berbeda-beda mengenai manfaat. Masing-masing tingkat kematangan memiliki rata-rata tertinggi di perspektif yang berbeda-beda. Perspektif pengembangan memiliki rata-rata tertinggi sebesar 72% di perusahaan dengan tingkat kematangan manajemen risiko Sangat Lemah. Sedangkan perusahaan di tingkat kematangan manajemen risiko lemah dan optimal memiliki rata-rata tertinggi di perspektif finansial, yaitu sebesar dan 73%. Perusahaan di tingkat kematangan Menengah memiliki rata-rata tertinggi (67%) di perspektif pelanggan, sementara perusahaan di tingkat kematangan Baik menilai perspektif internal bisnis sebagai perspektif yang menerima manfaat paling besar dari manajemen risiko dengan rata-rata 64%. Sangat Lemah Pengembangan 72% 61% Internal Bisnis 66% Pelanggan 48% Finansial Lemah Pengembangan 55% 59% Internal Bisnis 58% Pelanggan Finansial Menengah Pengembangan 51% Internal Bisnis 67% Pelanggan 52% Finansial Baik Pengembangan 48% 64% Internal Bisnis 6 Pelanggan 59% Finansial Optimal Pengembangan Internal Bisnis Pelanggan Finansial 49% 66% 73% 15

16 Hambatan Terbesar Implementasi Didasarkan pada hambatan umum yang dikemukakan dalam laporan The Challenges and Benefits of Implementing ERM dari Baxter Bruce, komponen ini disusun untuk melihat faktor-faktor yang dipersepsikan sebagai hambatan terbesar bagi perusahaan di Indonesia dalam mengimplementasikan manajemen risiko. Hasil survey menunjukkan bahwa mayoritas responden (69%) melihat perlunya kepemimpinan yang kuat dan komitmen dari manajer senior sebagai hambatan terbesar, diikuti dengan sulitnya mengintegrasikan ERM ke dalam seluruh aspek perusahaan (). Pengumpulan data, integrasi dengan operasi bisnis, pelaporan, dan operasionalisasi justru tidak dinilai sebagai hambatan bagi sebagian besar responden. Dari sini dapat juga disimpulkan bahwa walaupun telah dilakukan secara top-down seperti yang ditemukan dalam komponen ke-4, kapabilitas kepemimpinan masih menjadi hambatan bagi sebagian besar perusahaan dalam mengelola risikonya. Perlu kepemimpinan dan komitmen yang kuat dari manajer senior 69% Perlu usaha besar untuk menanamkan terintegrasi di seluruh aspek perusahaan Perlu komitmen tinggi dan mengonsumsi banyak waktu 59% Sulit mengubah cara kerja dan/ atau budaya perusahaan 54% Sulit mendapatkan data yang tepat untuk memahami risiko 28% Sulit mengintegrasikan dengan operasi bisnis yang sedang berjalan 27% Sulit melakukan pelaporan yang tepat waktu untuk mendukung pengambilan keputusan 22% Sulit melakukan operasional 2 Lainnya 3% Hambatan tertinggi dalam mengimplementasikan datang dari kapabilitas pemimpin. 16

17 Mengelola dari Puncak Perusahaan Sesuai dengan kerangka kerja ISO yang dimulai dari Mandat dan Komitmen, pengelolaan perlu dimulai dari puncak perusahaan. Selain untuk memberikan arahan dan keseimbangan pengelolaan risiko, menanamkan budaya risiko yang kuat juga menjadi pekerjaan rumah bagi para pemimpin perusahaan. Salah satu Working Paper dari konsultan bisnis McKinsey juga menggarisbawahi pentingnya peran manajer puncak dalam mengintegrasikan ERM ke dalam perusahaan. Kesenjangan pengelolaan risiko di level manajerial dan operasional memang memperlebar kerentanan perusahaan terhadap risiko, tetapi kesenjangan di puncak organisasi dapat dipastikan akan membatasi efektivitas aktivitas secara drastis. Untuk mengisi kesenjangan tersebut, ada beberapa inisiatif yang dapat dijalankan oleh para pemegang akuntabilitas tertinggi, terutama dalam rangka menghalau hambatan terbesar penerapan di tahun 2017 ini. 1. Menciptakan forum dialog risiko bagi manajemen puncak Perusahaan perlu membentuk forum yang bertujuan untuk memfasilitasi manajemen puncak perusahaan untuk mendikusikan risiko secara eksplisit. Diskusi dapat mencakup evaluasi profil risiko keseluruhan perusahaan, pengambilan keputusan-keputusan utama yang berkaitan dengan risiko, permasalahan yang muncul dalam proses operasionalisasi ERM, dan sebagainya. 2. Menetapkan risk charter dan dashboard untuk dewan Di banyak perusahaan, komite audit memiliki tanggung jawab mengawasi proses manajemen risiko. Dengan adanya risk charter yang membagi tanggung jawab risk oversight ke seluruh anggota dewan dan komite, manajemen puncak juga dapat ikut serta dalam sistem pengawasan manajemen risiko. Untuk meningkatkan efektivitas aktivitas ini, dapat disusun sebuah dashboard risiko yang membantu dewan memetakan risiko-risiko yang kritikal terhadap kinerja perusahaan agar suatu aksi tindak lanjut dapat dilakukan. 3. Menentukan selera risiko dan strategi sebagai panduan pengambilan keputusan Dengan berbeda-bedanya kapasitas dan kapabilitas perusahaan, selera dan strategi risiko setiap perusahaan menjadi sangat beragam. Di sinilah fungsi puncak perusahaan memberikan batasan dan kebijakan agar pengambilan risiko di seluruh lini perusahaan mendukung pencapaian tujuan perusahaan secara optimal. 4. Melakukan analisis risiko terhadap proses bisnis inti Dalam rangka membantu manajemen dalam pengambilan keputusan berdasarkan pertimbangan risiko, perlu dilakukan identifikasi terhap proses inti atau keputusan yang membentuk profil risiko perusahaan, disertai dengan dukungan risiko yang tepat dari puncak perusahaan. 17

18 Hambatan di Setiap Tingkat Kematangan Walau memiliki distribusi yang serupa, dapat dilihat bahwa ada perbedaan hambatan terbesar bagi setiap perusahaan di masing-masing tingkat kematangan. Sebagian besar perusahaan yang telah mencapai tingkat Optimal melihat proses integrasi ke seluruh aspek perusahaan sebagai hambatan terbesar. Sedangkan perusahaan di tingkat kematangan Lemah, Menengah, dan Baik menilai aspek kepemimpinan dan komitmen dari manajer senior sebagai hambatan terbesar. Perusahaan yang belum mengimplementasikan dan memiliki tingkat kematangan Sangat Lemah melihat budaya perusahaan sebagai hambatan terbesar. Belum/Tidak Ada Implementasi Perlu komitmen tinggi dan mengonsumsi banyak waktu 5 Sulit mengintegrasikan dengan operasi bisnis yang sedang berjalan Sulit mengubah cara kerja dan/atau budaya perusahaan 83% Perlu kepemimpinan dan komitmen yang kuat dari manajer senior 5 Sulit mendapatkan data yang tepat untuk memahami risiko 5 Sulit melakukan pelaporan yang tepat waktu untuk mendukung pengambilan keputusan Sulit melakukan operasionalisasi 67% 5 Perlu usaha besar untuk menanamkan terintegrasi di seluruh aspek perusahaan 67% Sangat Lemah Perlu komitmen tinggi dan mengonsumsi banyak waktu 7 Sulit mengintegrasikan dengan operasi bisnis yang sedang berjalan 27% Sulit mengubah cara kerja dan/atau budaya perusahaan 76% Perlu kepemimpinan dan komitmen yang kuat dari manajer senior Sulit mendapatkan data yang tepat untuk memahami risiko 5 36% Sulit melakukan pelaporan yang tepat waktu untuk mendukung pengambilan keputusan 27% Sulit melakukan operasionalisasi 42% Perlu usaha besar untuk menanamkan terintegrasi di seluruh aspek perusahaan 55% 18

19 Tingkat Kematangan Lemah Menengah Perlu komitmen tinggi dan mengonsumsi banyak waktu Perlu komitmen tinggi dan mengonsumsi banyak waktu 5 Sulit mengintegrasikan dengan operasi bisnis yang sedang berjalan 26% Sulit mengubah cara kerja dan/atau budaya perusahaan Sulit mengubah cara kerja dan/atau budaya perusahaan 6 Perlu kepemimpinan dan komitmen yang kuat dari manajer senior Sulit mendapatkan data yang tepat untuk memahami risiko 52% Sulit mengintegrasikan dengan operasi bisnis yang sedang berjalan 48% Perlu kepemimpinan dan komitmen yang kuat dari manajer senior 69% 35% 71% Sulit mendapatkan data yang tepat untuk memahami risiko Sulit melakukan pelaporan yang tepat waktu untuk mendukung pengambilan keputusan Sulit melakukan pelaporan yang tepat waktu untuk mendukung pengambilan keputusan Sulit melakukan operasionalisasi Sulit melakukan operasionalisasi Perlu usaha besar untuk menanamkan terintegrasi di seluruh aspek perusahaan Perlu usaha besar untuk menanamkan terintegrasi di seluruh aspek perusahaan Baik Optimal 2 Perlu komitmen tinggi dan mengonsumsi banyak waktu 11% 58% Perlu komitmen tinggi dan mengonsumsi banyak waktu 7 Sulit mengintegrasikan dengan operasi bisnis yang sedang berjalan 53% Sulit mengintegrasikan dengan operasi bisnis yang sedang berjalan 28% Sulit mengubah cara kerja dan/atau budaya perusahaan Sulit mengubah cara kerja dan/atau budaya perusahaan 51% 4 Perlu kepemimpinan dan komitmen yang kuat dari manajer senior Perlu kepemimpinan dan komitmen yang kuat dari manajer senior 77% Sulit mendapatkan data yang tepat untuk memahami risiko 2 Sulit mendapatkan data yang tepat untuk memahami risiko 6 26% Sulit melakukan pelaporan yang tepat waktu untuk mendukung pengambilan keputusan Sulit melakukan pelaporan yang tepat waktu untuk mendukung pengambilan keputusan Sulit melakukan operasionalisasi Sulit melakukan operasionalisasi Perlu usaha besar untuk menanamkan terintegrasi di seluruh aspek perusahaan Perlu usaha besar untuk menanamkan terintegrasi di seluruh aspek perusahaan 16% 65% 21% 13% 72% 19

20 Hambatan di Setiap Sektor Walaupun memiliki persepsi terhadap hambatan yang berbeda-beda, mayoritas sektor memilih perlunya komitmen dan waktu, faktor kepemimpinan, dan integrasi ke aspek perusahaan sebagai hambatan terbesar yang dihadapi perusahaan dalam mengimplementasikan. Sektor Pengolahan (Manufaktur) 83% Perlu kepemimpinan dan komitmen yang kuat Berikut risiko terbesar dari tiga sektor dengan kontribusi PDB (Produk Domestik Bruto) terbesar di tahun Implementasi memerlukan komitmen yang tinggi dan mengonsumsi banyak waktu Perlu usaha besar untuk mengintegrasikan ke seluruh aspek perusahaan Sektor Pertanian, Kehutanan & Perikanan 85% Perlu kepemimpinan dan komitmen yang kuat 69% Sulit mengubah cara kerja dan/atau budaya perusahaan 69% Perlu usaha besar untuk mengintegrasikan ke seluruh aspek perusahaan Sektor Perdagangan Besar & Eceran, Reparasi Mobil & Motor Implementasi memerlukan komitmen tinggi dan mengkonsumsi banyak waktu Sulit mengubah cara kerja dan/atau budaya perusahaan Perlu kepemimpinan dan komitmen yang kuat 20

21 Pembangunan Kapabilitas Kapabilitas didefinisikan sebagai ukuran kemampuan suatu entitas untuk mencapai tujuannya. Dengan demikian, pembangunan kapabilitas sesungguhnya tidak dapat dipisahkan dari pencapaian suatu strategi. Dalam realita, kegagalan perusahaan kerap kali diasosiasikan dengan kesalahan formulasi strategi tanpa melihat akurasi implementasi. Padahal, kesenjangan antara keduanya perlu menjadi titik berat perhatian perusahaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Economist tahun 2013, 61% responden mengalami kesulitan menjembatani kesenjangan antara strategi dan implementasi. Menyikapi hal ini, laporan dari Deloitte tahun 2015 menggarisbawahi pentingnya pengembangan kapabilitas untuk menjembatani kesenjangan tersebut. Sejauh apa usaha perusahaan di Indonesia dalam membangun kapabilitas untuk menerapkan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, komponen ke-8 dan ke-9 dari survey ini berusaha menggali sejauh apa perusahaan di Indonesia mengintegrasikan peningkatan kapabilitas ke dalam perusahaannya, serta jenis pelatihan apa yang dinilai paling efektif untuk meningkatkan kapabilitas. Tidak ada pelatihan mengenai 14% Pelatihan merupakan bagian dari strategi pengembangan SDM 13% Integrasi Pelatihan Komponen survey ini ingin melihat sejauh apa perusahaan telah menjalankan pelatihan atau program peningkatan kapabilitas. Model kematangan didasarkan pada Learning Organization Maturity Model yang dikeluarkan oleh Bersin & Associates by Deloitte pada tahun Hasil survey menunjukkan bahwa pelatihan belum dilakukan secara terstruktur oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sebagian besar responden menyebutkan bahwa bahwa pelatihan di bidang ini dilakukan secara insidental (29%) atau dijadwalkan sesuai dengan kebutuhan (). Hanya 21% responden yang telah menjadikan pelatihan sebagai bagian dari perusahaan dan 14% bahkan tidak memiliki pelatihan sama sekali. 21% 29% Pelatihan telah menjadi bagian dari perusahaan yang ditingkatkan secara berkelanjutan Pelatihan diberikan secara insidental, tidak terstruktur Pelatihan dijadwalkan sesuai dengan kebutuhan 21

22 Pembangunan Kapabilitas dan Kematangan Jika dilihat berdasarkan tingkat kematangan, dapat dilihat adanya korelasi positif yang cukup kuat antara tingkat kematangan dengan tingkat integrasi pelatihan ini berarti semakin tinggi tingkat kematangan, semakin tinggi pula tingkat kematangan pelatihannya. Pembangunan Kapabilitas dan Hambatan Menilik pula dari hambatan yang dihadapi oleh perusahaan, dapat terlihat adanya perbedaan persepsi hambatan di setiap tingkat kematangan pelatihan. Sebagian besar perusahaan yang tidak mengadakan pelatihan melihat budaya perusahaan sebagai hambatan tertinggi (66%) dalam mengimplementasikan. Sedangkan perusahaan yang memberikan pelatihan secara insidental, sesuai jadwal, dan menjadikan pelatihan sebagai bagian strategi SDM melihat kepemimpinan & komitmen manajer senior sebagai hambatan terbesar, disusul dengan kebutuhan komitmen & waktu. Perusahaan yang telah mengintegrasikan pelatihan ke dalam perusahaan melihat proses integrasi / ERM sebagai hambatan terbesar (75%), diikuti dengan kepemimpinan & komitmen (65%). Integrasi peningkatan kapabilitas di setiap tingkat kematangan Peningkatan kapabilitas Tingkat Kematangan Tidak ada pelatihan Pelatihan bersifat insidental Pelatihan telah terjadwal Pelatihan merupakan bagian dari strategi SDM Pelatihan merupakan bagian dari perusahaan Belum 5 17% Sangat Lemah 64% 27% 3% 6% Lemah 27% 13% 4% Menengah 2% 35% 34% 12% 15% Baik 1% 36% 26% Optimal 15% 11% 15% 6 Hambatan implementasi di tiap tingkat integrasi pelatihan Hambatan dalam mengimplementasikan Peningkatan Kapabilitas Tidak adanya pelatihan Perlu komitmen tinggi dan mengonsumsi banyak waktu Sulit mengintegrasikan dengan operasi bisnis yang sedang berjalan Sulit mengubah cara kerja dan/atau budaya perusahaan Perlu kepemimpinan dan komitmen yang kuat dari manajer senior Sulit mendapatkan data yang tepat untuk memahami risiko Sulit melakukan pelaporan yang tepat waktu untuk mendukung pengambilan keputusan Sulit melakukan operasionalisasi Perlu usaha besar untuk menanamkan terintegrasi di seluruh aspek perusahaan 27% 66% 34% 29% 37% 49% 7 32% 24% 63% 25% 54% 76% 21% 21% 16% 58% 24% 46% 7 35% 25% 6 22% 38% 65% 17% 1 75% Pelatihan bersifat insidental Pelatihan telah terjadwal Pelatihan merupakan bagian dari strategi SDM Pelatihan merupakan bagian dari perusahaan 22

23 Preferensi Jenis Pelatihan Setelah mengetahui tingkat kematangan pembentukan kapabilitas, survey ini juga menilik jenis pelatihan yang dianggap paling efektif untuk meningkatkan kapabilitas. Jenis pelatihan yang dapat dipilih responden didasarkan pada publikasi Training Delivery Methods oleh Reference for Business. 58% 57% 48% Sebagian besar responden berpendapat bahwa simulasi dan/atau demonstrasi serta pendekatan diskusi adalah dua metode pelatihan yang paling efektif untuk meningkatkan kapabilitas, disusul oleh On-the-Job Training (48%) dan pelatihan konvensional (36%). Pendapat ini terdistribusi cukup merata di seluruh tingkat kematangan. Beberapa responden juga menyebutkan jenis pelatihan lain seperti benchmark, workshop, dan bahkan sertifikasi. 36% 28% 5% Lainnya E-Learning Pendekatan pelatihan konvensional On-the-job Training (OJT) Pendekatan diskusi Simulasi dan/atau demonstrasi 23

24 Jenis Pelatihan di Setiap Tingkat Kematangan Dengan distribusi yang cukup serupa, ada beberapa perbedaan preferensi jenis pelatihan di setiap tingkat kematangan. Perusahaan yang tidak memiliki pelatihan mempersepsikan On-the-Job Training sebagai jenis pelatihan yang paling efektif untuk menginternalisasi. Sedangkan perusahaan di tingkat kematangan lebih tinggi ternyata memilih simulasi atau demonstrasi dan pendekatan diskusi sebagai jenis pelatihan paling efektif. Sebaliknya, hanya sebagian kecil responden yang melihat E-learning sebagai jenis pelatihan yang efektif. Tidak ada pelatihan Konvensional 51% Diskusi E-learning 24% 39% Simulasi/Demo 59% OJT Pelatihan bersifat insidental Konvensional 38% Diskusi E-learning 29% Simulasi/Demo 61% OJT 48% Pelatihan telah terjadwal Konvensional Diskusi E-learning 59% 29% 7 Simulasi/Demo OJT 47% Pelatihan merupakan bagian dari Strategi SDM Konvensional 35% Diskusi E-learning 57% 32% Simulasi/Demo 59% OJT 57% Pelatihan merupakan bagian dari perusahaan Konvensional Diskusi E-learning 3 Simulasi/Demo OJT 42% 24

25 Simpulan Berdasarkan survey atas 9 komponen yang diajukan, kondisi di Indonesia pada tahun 2017 dapat disimpulkan dalam beberapa poin berikut. Sebagian besar perusahaan telah menginternalisasi prinsip dan kerangka kerja. Hasil survey atas tingkat kematangan tidak jauh berbeda dari tahun 2016, sebagian besar perusahaan di Indonesia telah menginternalisasi prinsip dan kerangka kerja. Mayoritas perusahaan di Indonesia menggunakan standar SNI ISO Standar yang digunakan oleh perusahaan di Indonesia tidak mengalami perubahan dari tahun 2016, dengan SNI ISO menjadi standar yang paling luas digunakan oleh perusahaan Indonesia. Survey juga menemukan sektor yang memiliki regulasi ketat mengenai relatif memiliki tingkat kematangan lebih tinggi. reputasi menjadi ancaman terbesar di tahun Tren risiko-risiko yang dinilai sebagai risiko terbesar di tahun 2017 mengalami pergeseran dibandingkan dengan tahun lalu. reputasi menjadi risiko terbesar disusul dengan risiko kegagalan perencanaan dan risiko ketidakpastian kebijakan pemerintah. Direktur memegang akuntabilitas tertinggi. Tanpa perubahan signifikan dari tahun lalu, direktur perusahaan masih menjadi pemegang akuntabilitas tertinggi pada mayoritas perusahaan di Indonesia. Analisis strategis wajib dimiliki pemegang akuntabilitas tertinggi. Keahlian yang paling penting dimiliki oleh penanggung jawab tertinggi dalam perusahaan tidak mengalami perubahan signifikan dari tahun 2016, yaitu keahlian analisis strategis disusul dengan kemampuan mengelola perubahan dan kepemimpinan. memberikan manfaat 360 bagi perusahaan. dinilai mampu memberikan manfaat bagi keempat perspektif dalam Balanced Scorecard, yaitu perspektif pelanggan, finansial, internal bisnis dan pengembangan. Kepemimpinan dan komitmen manajer senior merupakan hambatan terbesar dalam mengimplementasikan. Walaupun ada perbedaan persepsi hambatan terbesar bagi setiap perusahaan di masing-masing tingkat kematangan, mayoritas sektor memilih perlunya komitmen dan waktu, faktor kepemimpinan, dan integrasi ke aspek perusahaan sebagai hambatan terbesar yang dihadapi dalam menerapkan di perusahaannya. Pelatihan belum terstruktur. Pelatihan belum dilakukan secara terstruktur oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sebagian besar perusahaan mengadakan pelatihan secara insidental atau hanya dijadwalkan sesuai dengan kebutuhan. Semakin tinggi tingkat kematangan, semakin tinggi pula tingkat kematangan pelatihannya. Simulasi dan demonstrasi dinilai paling efektif untuk meningkatkan kapabilitas. Simulasi atau demonstrasi serta pendekatan diskusi merupakan jenis pelatihan yang dinilai paling efektif untuk meningkatkan kapabilitas. 25

26 Lampiran Tabel 1 Tingkat Kematangan Q1: Sejauh apa perusahaan Anda menerapkan terintegrasi atau Enterprise Risk Management (ERM)? % Jawaban Belum sama sekali. dilakukan secara intuitif, tanpa ada upaya formalisasi. sudah diatur secara informal, tetapi belum ada pelatihan maupun komunikasi menyeluruh. sudah distandardisasi, ada prinsip-prinsip tertulis, disertai pelatihan dasar. Telah terdapat sistem pengawasan terhadap implementasi, prinsip-prinsip telah dijalankan, dan terdapat perbaikan secara periodik. dijalankan secara optimal, prinsip dan proses telah terintegrasi dalam proses bisnis. Lainnya. TOTAL 2% 11% 18% 29% 16% 10

27 Tabel 2 Persentase Tingkat Kematangan di Setiap Industri INDUSTRI Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin Belum / Tidak Ada Sangat Lemah Lemah Menengah Baik Optimal 7% 7% 14% 32% 11% 18% 14% 21% 32% 27% 43% 32% 47% 36% 14% 16% 11% 18% Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor Pengangkutan dan Pergudangan 15% % 36% 18% 9% Informasi dan Komunikasi Keuangan dan Asuransi Real Estat Profesional, Ilmiah, dan Teknis 8% 5% 8% 2 14% 2 11% 18% 42% 6 38% 8% 11% 25% Penyewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi, Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan dan Penunjang Usaha Lainnya 5 5 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 14% 14% 29% 1 Pendidikan Kesehatan Manusia dan Sosial 9% 22% 39% 17% 4% 9% 3% 27% 13% 36% 5% 18% 18% 28% 2 Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum Jasa Lainnya 5%

28 Tabel 3 Standar Q2: Framework apa yang digunakan oleh perusahaan Anda? Jawaban % SNI ISO COSO Lainnya 1 Tidak ada/tidak tahu 7% Kombinasi 2% TOTAL 10 Tabel 4 Akuntabilitas Q3: Siapa yang memiliki tanggung jawab tertinggi dalam proses di perusahaan Anda? Jawaban % Komisaris 1 Direktur 55% Eksekutif Senior 4% Chief Risk Officer 8% Manager Senior atau setingkatnya 5% Kepala Divisi atau setingkatnya 7% Tidak tahu 5% Lainnya (Mohon sebutkan) 6% TOTAL 10 Tabel 5 Terbesar Q4: terbesar apa yang dihadapi oleh perusahaan Anda saat ini? (pilih semua yang sesuai) Jawaban % reputasi 43% kegagalan perencanaan SDM 39% Ketidakpastian kebijakan pemerintah 37% kerja sama dengan pihak ketiga 36% cyber / keamanan informasi 34% perubahan arah perusahaan hukum 3 Budaya perusahaan yang tidak kondusif Ketidakstabilan politik Lainnya 13% Perubahan iklim dan cuaca 1 persaingan usaha / bisnis 4% operasional 4% kredit 3%

29 Tabel 6 Terbesar Setiap Industri RISIKO TERBESAR INDUSTRI Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor Pengangkutan dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Keuangan dan Asuransi Real Estat Profesional, Ilmiah, dan Teknis Penyewaan & SGU Tanpa Hak Opsi, Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan dan Penunjang Usaha Lainnya Adm. Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Pendidikan Kesehatan Manusia dan Sosial Jasa Lainnya cyber/ keamanan informasi perubahan arah perusahaan Perubahan iklim dan cuaca Ketidakstabilan politik hukum kerja sama dengan pihak ketiga Ketidakpastian kebijakan pemerintah Budaya perusahaan yang tidak kondusif kegagalan perencanaan SDM reputasi 17% 5 8% 42% 8% 42% 25% 28% 17% 17% 39% 22% 28% 6% 17% 61% 61% 17% 22% 39% 67% 28% % 25% 38% 25% 22% 11% 22% 67% 45% 82% 9% 36% 45% 55% 45% 55% 73% 64% % 54% 9% 6 35% 27% 4 7% 2 36% 2 9% 4 37% 55% 4 67% 36% 6 22% 24% 9% 6 37% 45% 4 57% 36% % 42% 16% 42% 16% 53% 32% 53% 58% % 5 32% 5% 1 6% 1 24% % 4 14% 3 47% % 4 35% 24% 3

30 Tabel 7 Kapabilitas Pemilik Akuntabilitas Tertinggi Q5: Keahlian apa yang menurut Anda penting untuk dimiliki oleh penanggung jawab tertinggi dalam perusahaan? (pilih semua yang sesuai) Jawaban Analisis strategis Kemampuan mengelola perubahan Kepemimpinan Kemampuan memecahkan masalah Komunikasi Fokus pada kepentingan seluruh stakeholder Pengelolaan sumber daya Etika dan norma Kerja sama Result-oriented Service facilitation Lainnya % 7 63% 61% 58% 58% 52% 43% 39% 38% 29% 4% Tabel 8 Persepsi Manfaat Q6: Apa saja yang menurut Anda menjadi manfaat dari adanya proses dalam perusahaan? (pilih semua yang sesuai) Jawaban Peningkatan kualitas pelayanan Kinerja keuangan secara keseluruhan Efisiensi penggunaan sumber daya Peningkatan kinerja pekerja Peningkatan kepuasan konsumen Peningkatan efektivitas dan efisiensi rantai pasok (supply chain) Peningkatan pendapatan perusahaan Peningkatan kepuasan pekerja % 68% 67% 66% 55% 53% 48% 42%

31 Tabel 9 Persepsi Manfaat Setiap Tingkat Kematangan PERSPEKTIF Pengembangan Internal Bisnis Pelanggan Finansial INDIKATOR Sangat Lemah 84% Kinerja pekerja Kepuasan pekerja Efisiensi sumber daya Efektivitas & efisiensi rantai pasok Kepuasan konsumen Kualitas pelayanan Kinerja keuangan Pendapatan perusahaan 59% TINGKAT KEMATANGAN MANAJEMEN RISIKO Lemah Menengah Baik Optimal 6 54% 4 54% 52% 51% 63% 5 57% 53% 64% 59% 71% 68% 66% 78% 66% 69% 38% 63% 65% 52% 6 78% 35% 72% 67% 52% 38% 73% 67% 69% Tabel 10 Hambatan Implementasi Q7: Apa hambatan terbesar dalam mengimplementasikan? (pilih semua yang sesuai) Jawaban Perlu kepemimpinan yang kuat dan komitmen dari manajer senior Menanamkan terintegrasi atau ERM ke dalam seluruh aspek perusahaan memerlukan usaha yang besar Implementasi memerlukan komitmen tinggi dan mengonsumsi banyak waktu Sulit mengubah cara kerja dan/atau budaya perusahaan Sulit mendapatkan data yang tepat untuk memahami risiko Sulit mengintegrasikan dengan operasi bisnis yang saat ini sedang berjalan Sulit melakukan pelaporan yang tepat waktu untuk mendukung pengambilan keputusan yang proaktif Sulit melakukan operasionalisasi Lainnya % 69% 59% 54% 28% 27% 22% 2 3%

32 Tabel 11 Hambatan Implementasi Setiap Tingkat Kematangan HAMBATAN DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN MANAJEMEN RISIKO TINGKAT KEMATANGAN Perlu komitmen tinggi dan mengonsumsi banyak waktu Sulit mengintegrasikan dengan operasi bisnis yang sedang berjalan Belum / Tidak ada 5 83% % 5 67% Sangat Lemah 7 27% 76% 58% 36% 27% 42% 55% Lemah % 35% 29% Menengah 52% 26% 48% 71% 11% 58% Baik 7 51% 77% 26% 16% 65% Optimal 53% 28% % 21% 13% 72% Sulit mengubah cara kerja dan/atau budaya perusahaan Perlu kepemimpinan dan komitmen yang kuat dari manajer senior Sulit mendapatkan data yang tepat untuk memahami risiko Sulit melakukan pelaporan yang tepat waktu untuk mendukung pengambilan keputusan Sulit melakukan operasionalisasi Perlu usaha besar untuk menanamkan terintegrasi di seluruh aspek perusahaan

33 Tabel 12 Hambatan Implementasi Setiap Sektor HAMBATAN DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN MANAJEMEN RISIKO Perlu kepemimpinan dan komitmen yang kuat dari manajer senior Sulit mendapatkan data yang tepat untuk memahami risiko Sulit melakukan pelaporan yang tepat waktu untuk mendukung pengambilan keputusan Sulit melakukan operasionalisasi Perlu usaha besar untuk menanamkan terintegrasi di seluruh aspek perusahaan 69% 85% 15% 31% 69% 24% 47% 76% 76% 24% 65% 39% 28% 83% 39% 6% Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin 78% 22% 67% 67% 11% 22% 78% Konstruksi 47% 18% 47% 41% 12% 18% 18% 59% Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor 11% 11% 11% Pengangkutan dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum Informasi dan Komunikasi 86% 43% 71% 86% 14% 29% 29% 10 Aktivitas Keuangan dan Asuransi 29% 51% 69% 11% 2 71% Real Estat 5 25% 58% 25% 17% 58% Aktivitas Profesional, Ilmiah, dan Teknis 75% 25% 5 75% 25% 25% 75% 75% Aktivitas Penyewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi, Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan dan Penunjang Usaha Lainnya Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 71% 18% 76% 88% 41% 29% 41% 71% Pendidikan 5 28% 61% 17% 22% Aktivitas Kesehatan Manusia dan Sosial 73% 18% 73% 91% 36% 45% 27% 55% Aktivitas Jasa Lainnya 31% 53% 63% 31% 28% 59% Perlu komitmen tinggi dan mengonsumsi banyak waktu Sulit mengintegrasikan dengan operasi bisnis yang sedang berjalan Sulit mengubah cara kerja dan/atau budaya perusahaan Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 54% 15% Pertambangan dan Penggalian 59% Industri Pengolahan INDUSTRI

34 Tabel 13 Integrasi Peningkatan Kapabilitas Q8: Sejauh apa perusahaan Anda menjalankan peningkatan kapabilitas melalui program edukasi dan pelatihan? Jawaban Tidak ada pelatihan mengenai Pelatihan diberikan secara insidental, tidak terstruktur Pelatihan dijadwalkan sesuai dengan kebutuhan Pelatihan merupakan bagian dari strategi pengembangan SDM Pelatihan telah menjadi bagian dari perusahaan yang ditingkatkan secara berkelanjutan TOTAL % 14% 29% 13% 21% 10 Tabel 14 Integrasi Peningkatan Kapabilitas di Setiap Tingkat Kematangan PENINGKATAN KAPABILITAS MANAJEMEN RISIKO TINGKAT KEMATANGAN Tidak ada pelatihan Pelatihan bersifat insidental Pelatihan telah terjadwal Pelatihan merupakan bagian dari strategi SDM Pelatihan merupakan bagian dari Perusahaan Belum / Tidak ada 5 17% Sangat Lemah 64% 27% 3% 6% Lemah 27% 13% 4% Menengah 3% 35% 34% 12% 15% Baik 1% 36% 26% Optimal 15% 11% 15% 6

35 Tabel 15 Hambatan Implementasi di Setiap Integrasi Peningkatan Kapabilitas HAMBATAN DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN MANAJEMEN RISIKO Sulit mendapatkan data yang tepat untuk memahami risiko Sulit melakukan pelaporan yang tepat waktu untuk mendukung pengambilan keputusan Sulit melakukan operasionalisasi Perlu usaha besar untuk menanamkan terintegrasi di seluruh aspek perusahaan 34% 29% 37% 49% 7 32% 24% 25% 54% 76% 21% 21% 16% 58% 24% 46% 7 35% 24% 6 22% 38% 65% 17% 1 75% Perlu komitmen tinggi dan mengonsumsi banyak waktu Sulit mengintegrasikan dengan operasi bisnis yang sedang berjalan Sulit mengubah cara kerja dan/atau budaya perusahaan Perlu kepemimpinan dan komitmen yang kuat dari manajer senior Tidak ada pelatihan 27% 66% Pelatihan bersifat insidental Pelatihan telah terjadwal 63% Pelatihan merupakan bagian dari Strategi SDM Pelatihan merupakan bagian dari perusahaan PENINGKATAN KAPABILITAS MANAJEMEN RISIKO

36 Tabel 16 Jenis Pelatihan Paling Efektif Q9: Jenis pelatihan apa yang menurut Anda paling efektif untuk meningkatkan kapabilitas? Jawaban Pendekatan pelatihan konvesional Pendekatan diskusi E-learning Simulasi dan/atau demonstrasi On-the-Job Training (OJT) Lainnya % 36% 57% 28% 58% 48% 5% Tabel 17 Jenis Pelatihan Paling Efektif di Setiap Integrasi Peningkatan Kapabilitas INTEGRASI PENINGKATAN KAPABILITAS MANAJEMEN RISIKO JENIS PELATIHAN Konvesional Diskusi E-learning Simulasi/Demo OJT 51% 24% 39% 59% 38% 29% 61% 48% Pelatihan telah terjadwal 59% 29% 7 47% Pelatihan merupakan bagian dari Strategi SDM 35% 57% 32% 59% 57% Pelatihan merupakan bagian dari perusahaan 3 42% Tidak ada pelatihan Pelatihan bersifat insidental

37 (c) 2017, CRMS Indonesia PT Cipta Raya Mekar Sahitya Seluruh hak cipta dan hak guna dokumen Survey Nasional 2017 ini dimiliki oleh CRMS Indonesia. HUBUNGI CRMS Indonesia

MANAJEMEN RISIKO crmsindonesia.org

MANAJEMEN RISIKO crmsindonesia.org S U R V E Y N A S I O N A L MANAJEMEN RISIKO 2016 crmsindonesia.org Daftar Pustaka 3 Indonesia 6 Potret 7 9 dan Kompetisi Regional dan Tren Manajemen Risiko di Indonesia Adopsi Manajemen Risiko di Indonesia

Lebih terperinci

HASIL PENDAFTARAN (LISTING) USAHA/PERUSAHAAN SENSUS EKONOMI 2016

HASIL PENDAFTARAN (LISTING) USAHA/PERUSAHAAN SENSUS EKONOMI 2016 HASIL PENDAFTARAN (LISTING) USAHA/PERUSAHAAN SENSUS EKONOMI 2016 1. Hasil pendaftaran Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) tercatat sebanyak 108.467 usaha/perusahaan non pertanian yang dikelompokkan dalam 15 kategori

Lebih terperinci

Manajemen Risiko ISO & ERM. PT Indonesia Power

Manajemen Risiko ISO & ERM. PT Indonesia Power ISO 31000 & ERM PT Indonesia Power Dokumen ini disusun berdasarkan studi kasus yang ditulis oleh Adrianus Tirta dan didiskusikan pada acara: Roundtable Discussion Some Risk Management Case Studies- Indonesia

Lebih terperinci

Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016

Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Nomor. 01/06/3506/Th. I, 19 Juni 2017 Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasil pendaftran Sensus Ekonomi 2016

Lebih terperinci

HASIL PENDAFTARAN (LISTING) USAHA/PERUSAHAAN SENSUS EKONOMI 2016

HASIL PENDAFTARAN (LISTING) USAHA/PERUSAHAAN SENSUS EKONOMI 2016 Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 01/06/3572/Th.I,13 Juni 2017 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BLITAR HASIL PENDAFTARAN (LISTING) USAHA/PERUSAHAAN SENSUS EKONOMI 2016 1. Hasil

Lebih terperinci

Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016

Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasil pendaftaran (listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 01/07/2017,21 Juli 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN ASAHAN Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus

Lebih terperinci

SURVEI PENYUSUNAN INDIKATOR KHUSUS

SURVEI PENYUSUNAN INDIKATOR KHUSUS RAHASIA SPIK 2014 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN INDIKATOR KHUSUS TAHUN 2014 Tujuan Survei Dasar Hukum Memperoleh informasi atau indikasi umum kondisi perusahaan dan bisnis

Lebih terperinci

Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Di Kabupaten Karawang

Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Di Kabupaten Karawang Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Kabupaten Karawang No. 09/09/Th. XVII, 26 September 2017 Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Di Kabupaten Karawang

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 28/05/31/th-XIX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI DKI Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasil

Lebih terperinci

Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Di Kota Bekasi

Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Di Kota Bekasi Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Kota Bekasi No. 03/06/Th. XVII, 17 Juni 2017 Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Di Kota Bekasi Hasil pendaftaran

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI KHUSUS PENGELUARAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN DAN PRODUKSI BARANG/JASA LINGKUNGAN

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI KHUSUS PENGELUARAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN DAN PRODUKSI BARANG/JASA LINGKUNGAN RAHASIA EPEA/EGSS-15 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI KHUSUS PENGELUARAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN DAN PRODUKSI BARANG/JASA LINGKUNGAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Perhatian : (Harap dibaca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan para pemegang saham (shareholder) saja dan juga menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan para pemegang saham (shareholder) saja dan juga menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan lingkungan bisnis saat ini yang memiliki tingkat kompetisi semakin tinggi menyebabkan perubahan tuntutan dan paradigma suatu perusahaan untuk menjadi lebih

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 35/05/19/Th. I, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Hasil Pendaftaran (Listing)

Lebih terperinci

Resume Tracer Study ITB 2015 Prodi Teknik Informatika Angkatan 2008

Resume Tracer Study ITB 2015 Prodi Teknik Informatika Angkatan 2008 Resume Tracer Study ITB 2015 Informatika Angkatan 2008 Data Responden Total alumni Teknik Informatika 2008 (105 org) Total alumni yang dilibatkan dalam pengisian kuesioner (105 org) Alumni yang memiliki

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK No. 30/05/94/Th. II, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI PAPUA Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasil pendaftaran Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) tercatat sebanyak

Lebih terperinci

Hasil Pendaftaran (listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016

Hasil Pendaftaran (listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasil Pendaftaran (Listing ) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 01/06/3579/Th.1, 12 Juni 2017 Hasil Pendaftaran (listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasil pendaftaran (listing) usaha/perusahaan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 50/04/Th. XX, 27 April 2017 BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasil pendaftaran

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 50/04/Th. XX, 27 April 2017 BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasilpendaftaran

Lebih terperinci

Resume Tracer Study ITB 2015 Prodi Matematika Angkatan 2008

Resume Tracer Study ITB 2015 Prodi Matematika Angkatan 2008 Resume Tracer Study ITB 2015 Prodi Matematika Angkatan 2008 Data Responden Total alumni Matematika 2008 (109 org) Total alumni yang dilibatkan dalam pengisian kuesioner (109 org) Alumni yang memiliki alamat

Lebih terperinci

PROFIL RESPONDEN. Undelivered Gross responden Nett responden (total-undelivered) Responden mengisi Gross Response Rate 28,2%

PROFIL RESPONDEN. Undelivered Gross responden Nett responden (total-undelivered) Responden mengisi Gross Response Rate 28,2% PROFIL RESPONDEN Kriteria Universitas Airlangga Gross responden 4710 Undelivered 2355 Nett responden (total-undelivered) 2355 Responden mengisi 1327 Gross Response Rate 28,2% Nett Response Rate 56,3% Universitas

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK No. 31/05/82/Th. XVI, 24 MEI 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI MALUKU UTARA Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Provinsi Maluku Utara Hasil pendaftaran Sensus Ekonomi 2016

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 30/05/61/Th. XX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN BARAT Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Provinsi Banten No. 31/05/36/Th. XI, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI BANTEN Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus

Lebih terperinci

Resume Tracer Study ITB 2015 Prodi Teknik Mesin Angkatan 2008

Resume Tracer Study ITB 2015 Prodi Teknik Mesin Angkatan 2008 Resume Tracer Study ITB 2015 Mesin Angkatan 2008 Data Responden Total alumni Teknik Mesin 2008 (130 org) Total alumni yang dilibatkan dalam pengisian kuesioner (130 org) Alumni yang memiliki alamat email

Lebih terperinci

Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016

Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 01/12784/06/2017, 11 Juli 2017 BERITA RESMI STATISTIK KOTA GUNUNGSITOLI Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan menggunakan berbagai macam cara untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan menggunakan berbagai macam cara untuk memperoleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia bisnis semakin maju dan berkembang, situasi dunia bisnis pun semakin ramai dengan ketatnya persaingan antar perusahaan. Banyak perusahaan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 16/05/Th. I, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasil pendaftaran Sensus

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Provinsi Nusa Tenggara Barat No. 36/05/52/Th. I, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Hasil

Lebih terperinci

Sensus Ekonomi 2016 di Provinsi Jambi

Sensus Ekonomi 2016 di Provinsi Jambi Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 29/05/15/Th. XI, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAMBI Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha / Perusahaan Sensus Ekonomi 2016

Lebih terperinci

Resume Tracer Study ITB 2015 Prodi Teknik Pertambangan Angkatan 2008

Resume Tracer Study ITB 2015 Prodi Teknik Pertambangan Angkatan 2008 Resume Tracer Study ITB 2015 Pertambangan Angkatan 2008 Data Responden Total alumni Teknik Pertambangan 2008 (62 org) Total alumni yang dilibatkan dalam pengisian kuesioner (62 org) Alumni yang memiliki

Lebih terperinci

Resume Tracer Study ITB 2015 Prodi Teknik Kimia Angkatan 2008

Resume Tracer Study ITB 2015 Prodi Teknik Kimia Angkatan 2008 Resume Tracer Study ITB 2015 Kimia Angkatan 2008 Data Responden Total alumni Teknik Kimia 2008 (106 org) Total alumni yang dilibatkan dalam pengisian kuesioner (106 org) Alumni yang memiliki alamat email

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Provinsi Bali Sensus Ekonomi 2016 No. 35/05/Th. II, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK No. 29/05/Th. II, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK Provinsi Sulawesi Tenggara Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Provinsi Sulawesi Tenggara Hasil Pendaftaran Sensus Ekonomi

Lebih terperinci

Kebijakan Manajemen Risiko

Kebijakan Manajemen Risiko Kebijakan Manajemen Risiko PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. (ITM), berkomitmen untuk membangun sistem dan proses manajemen risiko perusahaan secara menyeluruh untuk memastikan tujuan strategis dan tanggung

Lebih terperinci

Resume Tracer Study ITB 2015 Prodi Meteorologi Angkatan 2008

Resume Tracer Study ITB 2015 Prodi Meteorologi Angkatan 2008 Resume Tracer Study ITB 2015 Prodi Meteorologi Angkatan 2008 Data Responden Total alumni Meteorologi 2008 (34 org) Total alumni yang dilibatkan dalam pengisian kuesioner (34 org) Alumni yang memiliki alamat

Lebih terperinci

Tempat, Tanggal Bulan Tahun ... Kelurahan:, Kecamatan :., Kabupaten :.

Tempat, Tanggal Bulan Tahun ... Kelurahan:, Kecamatan :., Kabupaten :. Kuesioner Tracer Study No. Responden : Kepada Yth. Para Alumni Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan Palu (STPL Palu). Saat ini, STPL Palu sedang mengadakan Tracer Study atau studi pelacakan kepada seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah mempunyai strategi agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 01/06/3511/Th.I, 12 Juni 2017 BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasil pendaftaran

Lebih terperinci

RILIS HASIL LISTING SENSUS EKONOMI 2016 PROVINSI JAWA TIMUR TEGUH PRAMONO

RILIS HASIL LISTING SENSUS EKONOMI 2016 PROVINSI JAWA TIMUR TEGUH PRAMONO RILIS HASIL LISTING SENSUS EKONOMI 2016 PROVINSI JAWA TIMUR TEGUH PRAMONO 2 Penjelasan Umum Sensus Ekonomi 2016 Sensus Ekonomi merupakan kegiatan pendataan lengkap atas seluruh unit usaha/perusahaan (kecuali

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 30/05/34/Th. XIX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI D.I YOGYAKARTA Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan

Lebih terperinci

Para Direktur Kepatuhan Perbankan dan Pimpinan Perbankan lainnya;

Para Direktur Kepatuhan Perbankan dan Pimpinan Perbankan lainnya; KEPALA EKSEKUTIF PENGAWASAN PERBANKAN OTORITAS JASA KEUANGAN SEMINAR FORUM KOMUNIKASI DIREKTUR KEPATUHAN PERBANKAN PENERAPAN TATA KELOLA DAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN JAKARTA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang didapat dari penjualan produk. Mengejar laba setinggi-tingginya

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang didapat dari penjualan produk. Mengejar laba setinggi-tingginya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Rias Andriati dalam artikel majalah SWA,16 Agustus 2010 menyatakan bahwa seringkali perusahaan hanya berorientasi pada laba, yaitu keuntungan yang didapat dari

Lebih terperinci

Resume Tracer Study ITB 2015 Prodi Teknik Sipil Angkatan 2008

Resume Tracer Study ITB 2015 Prodi Teknik Sipil Angkatan 2008 Resume Tracer Study ITB 2015 Sipil Angkatan 2008 Data Responden Total alumni Teknik Sipil 2008 (133 org) Total alumni yang dilibatkan dalam pengisian kuesioner (133 org) Alumni yang memiliki alamat email

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 31/04/Th. XX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 30/05/72/Th. XX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI SULAWESI TENGAH Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi

Lebih terperinci

Manajemen Resiko Enterprise

Manajemen Resiko Enterprise Manajemen Resiko Enterprise Rosa Ariani Sukamto 23507024 IS-7075 Manajemen Resiko Abstrak Resiko dari segi finasial dan operasional selalu dihadapi oleh semua perusahaan tanpa terkecuali. Oleh karena itu

Lebih terperinci

Resume Tracer Study ITB 2015 Prodi Sains & Teknologi Farmasi Angkatan 2008

Resume Tracer Study ITB 2015 Prodi Sains & Teknologi Farmasi Angkatan 2008 Resume Tracer Study ITB 2015 Prodi Sains & Teknologi Farmasi Angkatan 2008 Data Responden Total alumni STF 2008 (86 org) Total alumni yang dilibatkan dalam pengisian kuesioner (86 org) Alumni yang memiliki

Lebih terperinci

Hasil Pendaftaran(Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016

Hasil Pendaftaran(Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus konomi 2016 o.01/06/3502/th.i, 13 Juni 2017 Hasil Pendaftaran(Listing) Usaha/Perusahaan Sensus konomi 2016 Hasil pendaftaran Sensus konomi 2016 (S2016)

Lebih terperinci

Menyediakan Informasi untuk Pengembangan Usaha dan Daya Saing Bangsa SE2016 1

Menyediakan Informasi untuk Pengembangan Usaha dan Daya Saing Bangsa SE2016 1 SE2016 1 SE2016 2 LATAR BELAKANG Sensus Ekonomi (SE) dilaksanakan 10 tahun sekali, pada tahun berakhiran angka 6 SE2016 adalah SE yang ke 4 (1986, 1996, dan 2006) Sensus dilaksanakan di seluruh wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 3,32 5,24 7,07 3,6 Konstruksi 6,11 6,97 6,36 5,22 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Motor

BAB I PENDAHULUAN. 3,32 5,24 7,07 3,6 Konstruksi 6,11 6,97 6,36 5,22 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Motor BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sektor pengangkutan dan pergudangan merupakan salah satu sektor kunci dari Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia yang menunjukan tren positif pada tahun 2016 (Bank

Lebih terperinci

Data Responden. Total alumni yang dilibatkan dalam pengisian kuesioner (38 org)

Data Responden. Total alumni yang dilibatkan dalam pengisian kuesioner (38 org) Total alumni dalam 1 angkatan (38 org) Data Responden Total alumni yang dilibatkan dalam pengisian kuesioner (38 org) Alumni yang memiliki alamat email (38 org) Alumni yang memiliki email tervalidasi (35

Lebih terperinci

Survei Khusus Neraca Produksi, 2015

Survei Khusus Neraca Produksi, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Khusus Neraca Produksi, 2015 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) saat ini mengimplementasikan System National Account (SNA) 2008, dimana salah satu rekomendasinya adalah

Lebih terperinci

FORMULIR UPDATE DATA KEANGGOTAAN

FORMULIR UPDATE DATA KEANGGOTAAN FORMULIR UPDATE DATA KEANGGOTAAN DEWAN PIMPINAN NASIONAL ASOSIASI PENGUSAHA INDONESIA (DPN APINDO) DATA DIREKSI Yang bertanda tangan dibawah ini : 1. Nama :,Gender :L P 4. Pengurus DPN APINDO : Ya, Bidang

Lebih terperinci

Tracer Study ITB 2014 FTTM Angkatan 2007

Tracer Study ITB 2014 FTTM Angkatan 2007 Tracer Study ITB 2014 FTTM Angkatan 2007 Resume Tracer Study ITB 2014 Pertambangan Angkatan 2007 Total alumni Teknik Pertambangan 2007 (59 org) Data Responden Total alumni yang dilibatkan dalam pengisian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN III-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN III-2015 BADAN PUSAT STATISTIK No. 64/11/16/Th.XVII, 5 November 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN III-2015 EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN III-2015 TUMBUH 4,89 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara Triwulan III-2017

Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara Triwulan III-2017 Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara N o. 61/11/Th.IX, 6 November 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI TENGGARA Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara Triwulan III-2017 Provinsi Sulawesi Tenggara

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2016 No. 09/02/14/Th. XVIII, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN EKONOMI RIAU TAHUN TUMBUH 2,23 PERSEN MEMBAIK DIBANDINGKAN TAHUN SEBELUMNYA (0,22 PERSEN) Perekonomian Riau tahun yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

HASIL PENDAFTARAN (LISTING) USAHA/PERUSAHAAN SENSUS EKONOMI 2016 KOTA PROBOLINGGO

HASIL PENDAFTARAN (LISTING) USAHA/PERUSAHAAN SENSUS EKONOMI 2016 KOTA PROBOLINGGO Edisi bulan Juni tahun 2017 HASIL PENDAFTARAN (LISTING) USAHA/PERUSAHAAN SENSUS EKONOMI 2016 KOTA PROBOLINGGO Hasil pendaftaran Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) tercatat sebanyak 33.391 usaha/perusahaan non

Lebih terperinci

Sumber: [11 Februari, 2010]

Sumber: [11 Februari, 2010] I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia diukur dari kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar 4,5 persen dibandingkan tahun 2008. Dimana nilai Produk Domestik

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Provinsi Kepulauan Riau No. 40/05/21 Th. XII, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN I-2016 BADAN PUSAT STATISTIK No. 7/5/Th.XVIII, Mei 16 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN I-16 EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN I-16 TUMBUH,9 PERSEN Perekonomian Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERLUASAN KESEMPATAN KERJA DI KABUPATEN KARAWANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERLUASAN KESEMPATAN KERJA DI KABUPATEN KARAWANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERLUASAN KESEMPATAN KERJA DI KABUPATEN KARAWANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, bahwa kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin mewarnai kehidupan lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-321/PJ/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan profitability adalah hal yang sangat disukai oleh para investor dan stakeholders perusahaan apapun. Namun kedua hal tersebut dapat menjadi bumerang

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2017

Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-217 Ekonomi Gorontalo Triwulan III- 217 tumbuh 5,29 persen Perekonomian Gorontalo berdasarkan besaran Produk Domestik

Lebih terperinci

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan Laju Pertumbuhan (persen) PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN II-2017 EKONOMI RIAU TRIWULAN II-2017 TUMBUH 2,41 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN II-2016 No. 37/08/14/Th. XVIII, 7 Agustus 2017 Perekonomian

Lebih terperinci

Tracer Study ITB 2014 FTI Angkatan 2007

Tracer Study ITB 2014 FTI Angkatan 2007 Tracer Study ITB 2014 FTI Angkatan 2007 Resume Tracer Study ITB 2014 Prodi Teknik Kimia Angkatan 2007 Total alumni Teknik Kimia 2007 (98 org) Data Responden Total alumni yang dilibatkan dalam pengisian

Lebih terperinci

Kebijakan Manajemen Risiko PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Kebijakan Manajemen Risiko PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. I. PENDAHULUAN Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN No.1/M-MBU/2011 tanggal 1 November 2011, manajemen risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penerapan Good Corporate Governance. Pengelolaan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN II-2015 BADAN PUSAT STATISTIK No. 49/08/73/Th. IX, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN II-2015 EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN II-2015 TUMBUH 7,62 PERSEN MENINGKAT DIBANDING TRIWULAN

Lebih terperinci

Tracer Study ITB 2014 FSRD Angkatan 2007

Tracer Study ITB 2014 FSRD Angkatan 2007 Tracer Study ITB 2014 FSRD Angkatan 2007 Resume Tracer Study ITB 2014 Prodi Seni Rupa Angkatan 2007 Total alumni Seni Rupa 2007 (29 org) Data Responden Total alumni yang dilibatkan dalam pengisian kuesioner

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH V-BUMD15 REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH 2013-2014 1. Daftar isian ini digunakan untuk mendapatkan informasi dan data mengenai profil dari Perusahaan BUMD Tahun 2013-2014.

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 13/02/52/Th.IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 TUMBUH 5,06 PERSEN Perekonomian Provinsi

Lebih terperinci

MENJADI RISK & CONTROL EXPERT : MEMELIHARA PROFESIONALISME DAN KOMPETENSI PENGAWAS INTERN. Oleh : Slamet Susanto, Ak., CRMP.

MENJADI RISK & CONTROL EXPERT : MEMELIHARA PROFESIONALISME DAN KOMPETENSI PENGAWAS INTERN. Oleh : Slamet Susanto, Ak., CRMP. MENJADI RISK & CONTROL EXPERT : MEMELIHARA PROFESIONALISME DAN KOMPETENSI PENGAWAS INTERN Oleh : Slamet Susanto, Ak., CRMP Abstract Auditor Internal dituntut untuk mampu melaksanakan perannya memberikan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 29/05/Th. XX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI SUMATERA BARAT Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN III-2016 Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2016 Tumbuh 6,98 Persen Meningkat Dibanding dengan Triwulan II-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN III-2016 Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2016 Tumbuh 6,98 Persen Meningkat Dibanding dengan Triwulan II-2016 No. 62/11/75/Th.X, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN III-2016 Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2016 Tumbuh 6,98 Persen Meningkat Dibanding dengan Triwulan II-2016 Perekonomian Gorontalo

Lebih terperinci

Teknik Sipil Angkatan 2009

Teknik Sipil Angkatan 2009 Teknik Sipil Angkatan 2009 Total alumni dalam 1 angkatan (145 org) Total alumni yang dilibatkan dalam pengisian kuesioner (145 org) Alumni yang memiliki alamat email (145 org) Data Responden Alumni yang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT 10/02/32/Th. XVIII, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN TUMBUH 5,03 PERSEN Perekonomian Jawa Barat tahun yang diukur berdasarkan Produk

Lebih terperinci

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2 ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors 1 N/A Perencanaan Visi, Misi, Nilai 2 1.d.2 Daftar pemegang kepentingan, deskripsi organisasi induk, situasi industri tenaga kerja, dokumen hasil evaluasi visi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN III-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN III-2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 65/11/32/Th.XVII, 5 November 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN III-2015 EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN III-2015 TUMBUH 5,03 PERSEN Perekonomian Jawa Barat pada Triwulan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK No. 09/05/81/Th. IX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI MALUKU Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasil pendaftaran Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) di Provinsi tercatat

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Triwulan III 2017 No. 62/11/32/Th. XIX, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Triwulan III-2017 Ekonomi Jawa Barat Triwulan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Pertumbuhan Ekonomi Maluku Utara November 2017 No. 63/11/82/Th.XVI, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI MALUKU UTARA Pertumbuhan Ekonomi Maluku Utara Triwulan III-2017 EKONOMI MALUKU UTARA

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 09/05/81/Th. IX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI MALUKU Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016

Lebih terperinci

Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016

Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 01/07/Th. I, 15 Juli 2017 KABUPATEN KETAPANG Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasil pendaftaran usaha/perusahan

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN BATU BARA

BPS KABUPATEN BATU BARA BPS KABUPATEN BATU BARA No. 01/07/1219/Th.VI, 24 Juli 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN BATU BARA TAHUN 2016 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batu Bara tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN I-2016 No. 26/05/Th.X, 4 Mei 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN I-2016 EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN I-2016 MENGALAMI PERTUMBUHAN SEBESAR 5,52 PERSEN MENINGKAT DIBANDING TRIWULAN I-2015 Perekonomian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI "Often the difference between a successful man and a failure is not one's better abilities or ideas, but the courage that one has to bet on his ideas, to take a calculated risk, and

Lebih terperinci

- 3 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

- 3 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 76 /POJK.07/2016 TENTANG PENINGKATAN LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN BAGI KONSUMEN DAN/ATAU MASYARAKAT I. UMUM Saat ini pengetahuan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Barat November 2017 No. 67/11//76/Th.XI, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Barat Triwulan III-2017

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah

I. PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah baik pusat maupun daerah serta perusahaan milik pemerintah dan organisasi sektor publik

Lebih terperinci

Tracer Study ITB 2014 FITB Angkatan 2007

Tracer Study ITB 2014 FITB Angkatan 2007 Tracer Study ITB 2014 FITB Angkatan 2007 Resume Tracer Study ITB 2014 Prodi Teknik Geologi Angkatan 2007 Total alumni Teknik Geologi 2007 (80 org) Data Responden Total alumni yang dilibatkan dalam pengisian

Lebih terperinci

https://binjaikota.bps.go.id

https://binjaikota.bps.go.id BPS KOTA BINJAI No. 1/10/1276/Th. XVI, 10 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BINJAI TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Kota Binjai tahun 2015 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN II-2015 BADAN PUSAT STATISTIK No. 47/8/16/Th.XVII, 5 Agustus 215 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN II-215 EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN II-215 TUMBUH 4,87 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN III-2015 Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2015 Tumbuh 5,74 Persen Lebih Cepat Dibanding Triwulan II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN III-2015 Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2015 Tumbuh 5,74 Persen Lebih Cepat Dibanding Triwulan II-2015 Persen (%) No. /11/75/Th.IX, 5 November 15 PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN III-15 Ekonomi Gorontalo Triwulan III-15 Tumbuh 5,7 Persen Lebih Cepat Dibanding Triwulan II-15 Release PDRB tahun 1 dan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2015 No. 13/0/33/Th.X, 5 Februari 016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 015 EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 015 TUMBUH 5, PERSEN MENCAPAI PERTUMBUHAN TERTINGGI SELAMA LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian Jawa Tengah

Lebih terperinci

Tracer Study ITB 2014 FMIPA Angkatan 2007

Tracer Study ITB 2014 FMIPA Angkatan 2007 Tracer Study ITB 2014 FMIPA Angkatan 2007 Resume Tracer Study ITB 2014 Prodi Matematika Angkatan 2007 Total alumni Matematika 2007 (101 org) Data Responden Total alumni yang dilibatkan dalam pengisian

Lebih terperinci

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR No. 01/10/3172/Th.VIII, 7 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 TUMBUH 5,41 PERSEN Perekonomian Jakarta Timur tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN 7 Desember 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN EKONOMI TAHUN 2015 TUMBUH 4,06 PERSEN MELAMBAT SEJAK EMPAT TAHUN TERAKHIR Perekonomian Kabupaten Bangka Selatan tahun 2015 yang diukur

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Provinsi Bengkulu No. 30/05/17/II, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI BENGKULU Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus

Lebih terperinci