HUBUNGAN FOLLOWERSHIP DAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN FOLLOWERSHIP DAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN"

Transkripsi

1 HUBUNGAN FOLLOWERSHIP DAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN (The relationship between followership and commitment organization among employee) Teddy Arief Akbar Pembimbing : Bertina Sjabadhyni Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ABSTRAK Nama : Teddy Arief Akbar Program Studi : Psikologi Judul : Hubungan antara followership dan komitmen organisasi pada karyawan Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara followership dan komitmen organisasi pada karyawan. Pengukuran followership menggunakan followership questionnaire (Kelley, 1992) dan pengukuran komitmen organisasi menggunakan Commitment scale items (Allen dan Meyer, 1990). Partisipan 75 orang karyawan diperoleh dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara followership dengan komitmen organisasi pada karyawan (r = 0.413; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.05). Artinya, semakin tinggi followership yang dimiliki oleh seorang karyawan, maka semakin tinggi pula komitmen organisasinya. Selain itu, dimensi followership yang memiliki sumbangan paling besar, yaitu active engagement. Berdasarkan hal tersebut, maka seorang karyawan perlu ditingkatkan followership-nya terutama komponen active engagement sehingga komitmen organisasinya dapat meningkat. Keywords : Followership, organizational commitment

2 Pendahuluan Untuk mencapai tujuan organisasi, pemimpin tidak dapat bekerja sendiri. Harus ada bawahan yang tentunya menjadi pengikut. Pengikut inilah yang pada dasarnya menjadi elemen penting bagi kesuksesan organisasi. Dalam buku yang berjudul The power of Followership, Kelley (1992) berpendapat bahwa pengikut yang efektif dapat memberikan kesuksesan bagi pemimpin dan organisasi. Pengikut yang efektif, akan memberikan hasil dari perilaku yang dibentuk untuk mencapai harapan dan tujuan bagi organisasi. Hal tersebut berhubungan dengan pandangan tradisional yang berkembang di masyarakat dimana dalam bekerja, asumsi yang diberikan kepada sebuah organisasi bahwa pencapaian yang telah didapatkan berasal dari kinerja pemimpin atau atasannya saja. Kepemimpinan pada sebuah organisasi mempunyai peranan penting bagi sebuah organisasi. Hal ini dapat dilihat pada organisasi yang sangat membutuhkan pemimpin dalam menjalankan organisasinya. Tugas pemimpin bagi organisasi diharapkan dapat memberikan suatu kontribusi positif bagi organisasi dan dapat membuat suatu perubahan pada organisasi tersebut. Sesuai dengan tujuan dari pemimpin itu sendiri menurut Barnard (1938) ialah pemimpin mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk dapat melakukan perubahan kepada perilaku tertentu yang bertujuan agar orang lain tersebut dapat mengikut beberapa perilaku yang diharapkan oleh pemimpin tersebut. Hal tersebut yang dapat memberikan suatu nilai bagi organisasi untuk dapat terus memperdayakan seorang pemimpin untuk mengembangkan diri sebagai seorang pemimpin pada organisasi. Selain itu pemimpin pada sebuah organisasi juga dapat memberikan jalan dan tujuan yang diharapkan oleh organisasi, pemimpin menjadi satu jalan bagi organisasi untuk dapat membuat mereka yang bekerja dapat merubah pola berpikir dan mengarahkan organisasi kepada suatu tujuan yang di harapkan serta dapat menyelesaikan dan mengidentifikasi tujuan dari organisasi tersebut (French & Raven, 1960). Pemimpin sebagai jalan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, tentunya dapat dilihat dari bagaimana pemimpin tersebut dapat menggerakkan pengikutnya. Interaksi antara atasan dan pengikut dapat menjadi konteks utama dalam organisasi, dimana pengikut yang efektif dan pemimpin yang handal dapat bekerja sama untuk mendapatkan hasil yang diinginkan oleh organisasi (Woods, 1999). Dalam studi yang dilakukan oleh Kelley (1992) mengenai pemimpin dan kesuksesan pemimpin dalam organisasi didapatkan hasil bahwa dari keberhasilan yang dicapai oleh organisasi, pemimpin hanya menyumbang sekitar 10%-20% saja sedangkan 80%-90% di berikan oleh pengikut dalam organisasi tersebut. Ini pula yang di kuatkan dengan pernyataan yang di berikan oleh Kelley (1988) bahwa:..the majority of people, particularly in organization, are more often followers than leaders but until recently the role of the follower has not been consider inherently valuable position, or a role with a specialized set of skills, motivations dan the power of enhance organizational potential. Oleh karena itu peneliti mengfokuskan penelitian pada elemen organisasi yang kurang mendapat perhatian dari masyarakat pada umumnya yaitu pada pengikut. Menurut Kelley (1992) Followership ini dapat didefinisikan secara sederhana sebagai hasil dari perilaku yang memiliki tujuan, dapat menyimpulkan arti dari hidup itu sendiri, mempunyai tujuan terhadap lingkungan sosialnya seperti uang, status dan reputasi yang ada pada dirinya sendiri. Selain itu secara garis besar followership memiliki dua

3 dimensi, seperti yang dipaparkan oleh Kelley (1992) yaitu dapat berpikir dengan kritis secara independen (independent critical thinking) dan keterikatan pada organisasi secara aktif (active engagement). Dalam sebuah organisasi tentunya harus terjalin komunikasi yang baik antara atasan dengan pengikutnya. Ini dimaksudkan agar terjalinnya sebuah pola kerja yang bersinergi antara keduanya. Untuk dapat bekerja dan menghasilkan suatu pencapaian yang diinginkan tentunya komunikasi dan pemahaman terhadap followership yang seperti apa yang harus dipahami oleh atasannya. Hal ini akan membantu atasan untuk dapat menyikapi dan memberikan respon yang tepat kepada bawahan, tanpa harus kehilangan mereka (Kelley, 2002). Lebih dari itu tentunya tidak lengkap apabila kita hanya memahami konsep followership saja tanpa melihat adanya hubungan dengan variabel lainnya. Keterkaitan yang dimiliki oleh followership itu sendiri dapat dijelaskan melalui penelitian yang dilakukan oleh Blanchard (2009) dalam teori Organizational Commitment dari Meyer dan Allen (1991). Komitmen itu sendiri dapat diartikan sebagai sebuah tindakan yang dapat menunjukkan dan menjelaskan konsistensi yang melibatkan sikap, kepercayaan dan perilaku, sesuai dengan perilaku yang dipilih dan dapat menghindari perilaku yang tidak sesuai dengan dengan tindakan yang ingin dilakukan (Hulin, 1991 dalam Eslami et all., 2012). Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa konsistensi dari perilaku yang ditampilkan tersebut berdasarkan tujuan yang ingin dicapai oleh individu tersebut (Hulin, 1991). Komitmen organisasi secara jelas mengandung istilah komponen, hubungan, dan konsekuensi (Mathieu & Zack, 1990). Hubungan inilah yang dapat mewakili komponen yang dimiliki oleh komitmen organisasi yang dikatakan oleh Meyer dan Allen, Komponen tersebut yaitu pendekatan secara emosional (affectice commitment), keterikatan moral (normative commitment) dan perasaan tidak dapat meninggalkan organisasi karena biaya (continuance commitment). Hal ini akan membantu kita untuk dapat mengetahui sejauh mana hubungan antara followership dan komitmen organisasi yang dapat dilihat dari kedua dimensi dari followership dan ketiga komponen dari komitmen organisasi pada setiap variabel tersebut. Peneliti melakukan penelitian ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anita L. Blanchard pada tahun Pada penelitian tersebut sampel yang dipakai adalah karyawan yang bekerja di Universitas. Dan komponen Komitmen organisasi yang diukur adalah normative commitment dan affective commitment dengan mengabaikan komponen continuance commitment, dengan alasan perbedaan karakteristik dari partisipan yang ada dalam penelitian tersebut. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa hipotesis, hipotesis pertama terdapat hubungan yang positif antara active engagement dan normative commitment. Hipotesis kedua terdapat hubungan yang negatif antara independent critical thinking dan normative commitment. Hipotesis ketiga active engagement dan independent critical thinking dipengaruhi oleh normative engagement, lalu independent critical thinking menurunkan normative commitment. Hipotesis keempat active engagement dan independent critical thinking berinteraksi dengan affective organizational komitmen, lalu independent critical thinking menaikkan hubungan antara active engagement dan affective commitment. Kemudian kesimpulan berdasarkan hipotesis yang ada dapat dijabarkan sebagai berikut apabila independent crtitical thinking tinggi akan berdampak rendahnya affective commitment dan normative commitment, apabila active engagement rendah akan berpengaruh kepada tingginya affective commitment dan normative commitment. Sedangkan dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara followership dengan organizational commitment Pada penelitian ini, peneliti menduplikasi penelitian, pada karakteristik sampel yang berbeda yaitu pada karyawan, selain itu dalam penelitian ini peneliti mengikut sertakan komponen continuance

4 commitment dan juga tentunya dengan partisipan dengan budaya dan sistem kerja yang berbeda dengan penelitian yang sudah ada. Hal inilah yang menjadi pertimbangan peneliti untuk memasukkan continuance commitement kedalam karakteristik sampel tersebut. Seperti yang terdapat pada penelitian sebelumnya, belum adanya perbandingan antara kedua variabel dimana tidak dilihat pada salah satu komponen dari komitmen organisasi yaitu continuance commitment. Peneliti memilih karyawan swasta sebagai partisipan dalam penelitian ini, karena peneliti ingin mengikut sertakan komponen continuance commitment kedalam kedua variabel dan ingin melihat apakah terdapat gambaran hubungan antara variabel followership dan organizational commitment. Peneliti berasumsi bahwa terdapat hubungan diantara kedua variabel ini. Seperti yang diketahui bahwa kedua dimensi dari followership yaitu yaitu active engagement dan independent critical thinking memberikan kontribusi bagi followers yang ingin menampilkan followership yang efektif. Peneliti berasumsi bahwa, karakteristik dari sampel yang diteliti yaitu karyawan swasta yang menginginkan adanya kenaikan jabatan dan kenaikan gaji tentunya harus membuktikan dengan prestasi yang baik dan sejauh mana mereka memberikan kontribusi yang positif terhadap perusahaan. Dengan adanya syarat tersebut, tentunya karyawan harus memiliki motivasi dan usaha yang tinggi untuk dapat mencapai target yang mereka inginkan. Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa motivasi tersebut akan memberikan dampak kepada tingginya level pada kedua variable tersebut. Oleh karena itu, selain ingin melihat hubungan antara kedua variabel tersebut, peneliti juga ingin melihat bagaimana hubugan dari masing-masing dimensi followership tersebut terhadap komponen affective, normative dan continuance pada organizational commitment. Tinjauan teoritis Followership Followership sendiri tidak dapat secara mudah dapat diartikan sebagi suatu hal yang konkrit, akan tetapi followership ini dapat didefinisikan secara sederhana sebagai hasil dari perilaku yang memiliki tujuan, dapat menyimpulkan arti dari hidup itu sendiri, mempunyai tujuan terhadap lingkungan sosialnya seperti uang, status dan reputasi yang ada pada dirinya sendiri (Kelly, 1992). Selain itu, disebutkan bahwa seseorang yang dapat dikatakan sebagai follower yang baik, pada umumnya berperilaku sebagai followers yang aktif terhadap apa yang mereka ikuti (Frisina, 2005; Albino 1999; Hollander, 1992). Mereka juga dengan mudah dapat meng-identifikasi dan memutuskan bagaimana melakukan pendekatan dan menyelesaikan tugas-tugas atau beban pekerjaan yang diberikan kepada mereka dengan baik (Crockett, 1981; Miller, 1996). Latour dan Rast (2004) juga mengatakan bahwa seorang follower adalah mereka yang pada umumnya mempunyai tingkat kepercayaan yang baik dan dapat bekerja sama dengan orang lain dengan efektif, senang melakukan perubahan, kompeten dalam mengerjakan pekerjaannya, dapat melihat peluang dan bekerja sama dengan pemimpin untuk dapat bekerja sama untuk membangun perusahaan kedepan. Bjustad, Thach, Thompson and Morris (2006) mengatakan bahwa followership adalah seseorang yang dapat mendukung usaha dari pemimpinnya untuk memaksimalkan struktur organisasinya. Dimensi Followership

5 Kelley (1992) menyebutkan bahwa terdapat dua dimensi seseorang yang dapat dikatakan sebagai seorang good follower. Karakteristik tersebut, antara lain : a. Independent critical thinking. Seseorang yang masuk kedalam dimensi ini adalah seseorang yang senang dalam menganalisa pekerjaan dan informasi yang diberikan kepada mereka, cermat dalam mengevaluasi situasi dan tindakan yang diberikan atau yang harus dilakukan dan dapat memberikan pendapat atau menilai suatu hal dengan baik dan mandiri tanpa dengan mudahnya dipengaruhi oleh orang lain serta dapat mengambil keputusan akhir dengan baik dan tepat. b. Active engagement. Pada dimensi yang kedua ini, Kelley (1992) memaparkan bahwa seseorang yang masuk kedalam active engagement ini mempunyai karakteristik diantaranya mempunyai inisiatif yang tinggi, selalu senang berasumsi terhadap atasan dan selalu senang berpartisipasi aktif terhadap pekerjaan yang diberikan. Organizational commitment Meyer dan Allen (1991) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai sebuah kondisi psikologis yang menjelaskan hubungan karyawan dalam organisasi tempatnya bekerja dan kondisi psikologis tersebut juga memiliki dampak bagi keputusan karyawan untuk melanjutkan keanggotaan didalam organisasi. Menurut Randall (1987) komitmen dalam organisasi dapat memimpin karyawan untuk menerima hasil yang diperoleh oleh perusahaan jika pada akhirnya organisasi tersebut kehilangan kemampuan dalam inovasi dan tidak dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Komponen organizational commitment Meyer dan Allen (1991), menyebutkan bahwa terdapat tiga komponen yang ada dalam komitmen yaitu : a. Affective organizational commitment. Karyawan yang memiliki kekuatan pada komponen ini, melihat sebuah komitmen berdasarkan sisi emosional yang dimiliki oleh individu tersebut. Kedekatan emosional yang terjalin antara organisasi dan karyawan inilah yang menjadi acuan sejauh mana tingkat komitmen yang dirasakan oleh karyawan. b. Normative organizational commitment. Pada komponen ini, orientasi karyawan lebih kepada perasaan kepada kewajibannya sebagai karyawan terhadap pekerjaan dan organisasi c. Continuance organizational commitment. Meyer dan Allen (1991) menyebutkan bahwa, karyawan yang dapat terus bertahan dalam organisasi tersebut, tidak karena berdasarkan rasa emosional yang terjalin antar individu dengan organisasi melainkan karyawan tersebut

6 melihat sejauh mana atau seberapa besar biaya yang dikeluarkan dalam bekerja pada organisasi tersebut. FOLLOWERSHIP ACTIVE ENGAGEMENT KOMITMEN ORGANISASI INDEPENDENT CRITICAL THINKING AFFECTIVE NORMATIVE CONTINUANCE Metode Penelitian Berdasarkan Kumar (2005), penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif karena variabel followership dan organizational commitment diukur dengan menggunakan kuesioner, lalu skor dari setiap kuesioner tersebut digunakan untuk melihat besarnya followership dan organizational commitment dari setiap responden. Penelitian ini juga dapat digolongkan sebagai penelitian korelasional karena ingin melihat hubungan antara followership dan organizational commitment, dimana tidak ada variabel yang dianggap penyebab maupun akibat. Kemudian dalam kaitannya dengan aplikasi penelitian, maka penelitian ini dapat juga disebut sebagai penelitian terapan karena hasil dari penelitian ini dapat diterapkan pada situasi nyata sehari-hari dan dapat digunakan sebagai informasi tambahan yang bermanfaat dalam perkembangan hal-hal yang berkaitan dengan topik penelitian ini. Berdasarkan desain penelitian yang dikemukakan juga oleh Kumar (2005), maka penelitian ini merupakan cross-sectional study karena pada penelitian ini responden hanya diberikan kuesioner sebanyak satu kali. Kemudian penelitian ini dapat juga disebut sebagai restropective study design karena penelitian ini menginvestigasi fenomena, situasi, masalah atau isu yang telah terjadi di masa lampau. Terakhir, karena peneliti tidak melakukan manipulasi terhadap variabel yang diteliti maka penelitian ini tergolong penelitian non-eksperimental. Responden diminta untuk mengisi kuesioner sesuai dengan keadaan sebenarnya yang dialami responden. Populasi penelitian ini adalah karyawan yang bekerja pada salah satu perusahaan swasta yang di Jakarta Pusat dengan berbagai divisi yang ada pada perusahaan tersebut. Berdasarkan

7 Kumar (2005), teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik non probablity sampling, khususnya accidental sampling. Pemilihan responden didasarkan pada ketersediaan responden dan pemberian kuesioner dilakukan dengan mendatangi responden yang sedang bekerja pada salah satu perusahaan swasta. Berdasarkan batas minimal pengambilan data menggunakan 30 sampel (Gravetter & Wallnau, 2007), peneliti memutuskan untuk menggunakan sampel 75 orang, dengan pertimbangan bahwa semakin banyak sampel maka data yang didapatkan akan lebih banyak dan bervariasi, serta jumlah sampel tersebut dapat cukup mudah dipenuhi menimbang ketersediaan responden dan jangka waktu pengambilan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner, yaitu responden diminta untuk membaca sendiri dan kemudian mengisi seperangkat pertanyaan dan pernyataan sesuai dengan pengalaman dan keadaan responden yang sebenarnya. Peneliti menggunakan alat ukur followership questionnaire hasil adaptasi dari Kelley (2002) dan alat ukur commitment scale instrument hasil adaptasi dari Allen dan Meyer (1990) untuk mengukur kedua variabel tersebut. Pelaksanaan pengambilan data dilakukan selama empat minggu di salah satu perusahaan swasta di Jakarta Pusat. Berdasarkan 100 kuesioner yang disebar, hanya 75 yang dikembalikan kepada peneliti. Sebanyak 100 kuesioner yang dapat diolah seluruhnya. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan teknik statistik: (1) Deskripsitif untuk melihat gambaran umum mengenai karakteristik dari sampel penelitian, (2) Multiple Correlation untuk melihat korelasi dari ketiga variabel secara bersamaan, (3) Partial Correlation untuk melihat korelasi antar variabel dengan mengontol satu variabel untuk dapat menghitung dua variabel lainnya, (4) Independent Sample T-test untuk mengetahui signifikasi perbedaan mean antara jenis kelamin, (5) One-Way Analysis of Variance (ANOVA), untuk untuk mengetahui signifikansi perbedaan mean setiap variabel penelitian. Hasil penilitan Gambaran umum responden Jika dilihat dari usia, rata-rata partisipan yang didapat rata-rata memiliki rentang umur antara 25 hingga 40 tahun. Sedangkan untuk perbandingan jenis kelamin antara lakilaki dan perempuan mempunyai perbandingan 1 banding 3 dimana populasi untuk lak-laki lebih besar yaitu sebanyak 64 orang dari total 100 partisipan. Untuk masa kerja bagi karyawan rata-rata partisipan yang menjadi responden telah bekerja antara 2 sampai 10 tahun.berdasrkan pendidikan terakhir yang dimiliki oleh partisipan terdapat persamaan jumlah untuk SMA dan S1 dengan total sampel sebanyak 43 orang. Jumlah karyawan yang bekerja di kantor lebih tinggi sekitar 61 % dari total sampel. Analisis Berdasarkan teknik statistik yang dipakai untuk mengetahui hubungan antara Followership dan Komitmen Organisasi yaitu teknik korelasi Pearson Product moment. Koefisiensi korelasi yang didapat yaitu r= dan p= yang berarti signifikan pada L.o.S Hubungan yang signifikan ini membuat hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima sehingga dapat diinterpretasikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Followership dan Komitmen Organisasi pada karyawan. Hasil dari r 2 = atau 16.9 % sehingga dapat diinterpretasikan bahwa skor Followership 16.9 % dapat dijelaskan dari skor Komitmen Organisasi.

8 Berdasarkan hasil perhitungan statistik, dapat dilihat bahwa Followership yang memiliki usia >50 tahun memiliki mean yang paling tinggi yaitu sebesar sebanyak 3 orang. Berdasarkan perhitungan statistik, ditunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata skor Followership pada laki-laki dan perempuan. Selain itu, dari tabel diatas dapat terlihat bahwa terdapat perbedaan yang tidak signifikan pada followership antara laki-laki dan perempuan, yakni (p>0.05) dengan nilai t= Berdasarkan hasil perhitungan statistik, dapat dilihat bahwa Followership yang memiliki masa kerja <2 tahun memiliki mean yang paling tinggi yaitu sebesar sebanyak 17 orang. Berdasarkan hasil perhitungan statistik, dapat dilihat bahwa Followership yang memiliki pendidikan terakhir sarjana memiliki mean yang paling tinggi yaitu sebesar sebanyak 32 orang. Berdasarkan perhitungan statistik, ditunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata skor Followership pada lokasi kerja kantor dan lapangan Selain itu, dari tabel diatas dapat terlihat bahwa terdapat perbedaan yang tidak signifikan pada followership pada lokasi kerja kantor dan lapangan, yakni (p>0.05) dengan nilai t= Berdasarkan hasil perhitungan statistik, dapat dilihat bahwa Komitmen Organisasi yang memiliki usia >50 memiliki mean yang paling tinggi yaitu sebesar sebanyak 3 orang. Rata-rata skor komitmen pada laki-laki dan perempuan pun berbeda. Sementara itu terdapat perbedaan yang tidak signifikan juga pada komitmen antara lakilaki dan perempuan, yakni (p>0.05) dengan nilai t= sedangkan hasil perhitungan statistik, dapat dilihat bahwa Komitmen Organisasi yang memiliki masa kerja >10 tahun memiliki mean yang paling tinggi yaitu sebesar sebanyak 26 orang. Berdasarkan hasil perhitungan statistik, dapat dilihat bahwa Followership yang memiliki pendidikan terakhir sarjana memiliki mean yang paling tinggi yaitu sebesar sebanyak 32 orang. Sedangkan hasil perhitungan statistik, dapat dilihat bahwa Komitmen Organisasi yang memiliki pendidikan terakhir D4 memiliki mean yang paling tinggi yaitu sebesar sebanyak 7 orang. Rata-rata skor komitmen pada lokasi kerja kantor dan lapangan pun berbeda. Sementara itu terdapat perbedaan yang tidak signifikan juga pada komitmen antara lokasi kerja kantor dan lapangan, yakni (p>0.05) dengan nilai t= Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan yang menjawab masalah penelitian yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara followership dan komitmen organisasi pada karyawan. Semakin tinggi followership yang seseorang miliki, maka semakin tinggi komitmen organisasi pada karyawan. Kesimpulan kedua dari penelitian ini adalah terdapat Hubungan yang signifikan antara followership dan komitmen organisasi terdapat pada dimensi active engagement pada followership dengan affective commitment pada komitmen organisasi. Semakin tinggi keterlibatan individu dalam organisasi maka semakin tinggi pula keterikatan emosional yang dimiliki oleh individu. Kesimpulan terakhir dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan mean berdasarkan jenis kelamin, usia, jenjang pendidikan, lokasi kerja, masa kerja pada followership menunjukkan perbedaan mean yang tidak signifikan pada data demografis tersebut terhadap komitmen organisasi.

9 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada karyawan PT X tentang followership dan komitmen organisasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara followership dan komitmen organisasi terdapat pada dimensi active engagement, artinya semakin tinggi keterlibatan individu dalam organisasi maka semakin signifikan pula keterikatan emosional yang dimiliki oleh individu. Hal tersebut juga diungkapkan oleh (Blanchard et al., 2009) dalam jurnal Followership Style and Employee Attachment to the organization bahwa seorang karyawan yang menunjukkan followership yang tinggi dalam bekerja akan memiliki rasa kepemilikan terhadap setiap tugas/proyek yang ia kerjakan, dimana ia akan merasa bahwa ia patut bekerja dengan keras karena tugas/proyek yang ia kerjakan tersebut merupakan tugas/proyek yang pantas untuk dikerjakan dengan usaha yang keras. Sikap positif terhadap organisasi tersebutlah yang akhirnya membuat karyawan memiliki komitmen yang semakin tinggi terhadap organisasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap karyawan pada PT X didapatkan kesimpulan analisis perbedaan mean berdasarkan jenis kelamin, usia, jenjang pendidikan, lokasi kerja, masa kerja pada followership menunjukkan perbedaan mean yang tidak signifikan pada data demografis tersebut terhadap komitmen organisasi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Blanchard (2009) dalam jurnal Followership Stye and Employee Attachment to the Organization menunjukkan hasil yang berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan. Peneliti menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penelitian ini. Kekurangan tersebut dapat menjadi error sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian. Kekurangan tersebut seperti pada sisi administrasi alat ukur. Penyebaran alat ukur dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada banyak karyawan dari berbagai divisi, tetapi banyak juga partisipan yang membawa pulang kuesioner untuk diisi. Hal ini menyebabkan peneliti tidak dapat menemani partisipan saat mengisi kuesioner sehingga jika partisipan memiliki pertanyaan terkait alat ukur, partisipan tidak dapat langsung bertanya kepada peneliti meskipun di lembar pengantar kuesioner telah dicantumkan nomor handphone peneliti. Efek lainnya yaitu beberapa kuesioner ditemukan tidak diisi dengan lengkap, kuesioner tidak dikembalikan, dan pengembalian kuesioner yang terlambat karena peneliti telah melakukan olah data. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti menyarankan beberapa hal untuk penelitian selanjutnya, yaitu: (1) Metode pengambilan data sebaiknya dilengkapi dengan metode observasi dan wawancara untuk mendapatkan gambaran yang lebih menyeluruh dari partisipan penelitian, (2) Pada penelitian berikutnya, alat ukur dapat diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan teknik yang lain (misalnya, uji validitas dengan kriteria eksternal dan uji reliabilitas dengan testretest) agar alat ukur lebih valid dan reliable, (3) Jumlah sampel diperbanyak dan tidak terbatas pada karyawan dalam satu perusahaan saja, serta kelompok usia yang lebih beragam, sehingga hasil bisa lebih merepresentasikan populasi.

10 Kepustakaan Aiken, L. R., & Groth-Marnat, G. (2006). Psychological testing and assessment. (12th ed.). Boston: Pearson Education. Allen, N. J. & Meyer, J. P. (1990). The measurement and antecedents of affective, continuance and normative commitment to the organization. Journal of Occupational Psychology (1990), 63, 1-18 Anastasi, A., & Urbina, S. (1997). Psychological testing. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Blanchard, Anita L., Welbourne, Jennifer, Gilmore, David, & Bullock, Angela.(2009). Followership Styles and Employee Attachment to the Organization.The Psychology Manager Journal, 12: DOI: / Cohen, J., Cohen, P., West, Stephen G., & Aiken, Leona S. (2003). Applied Multiple Reggresion/Corelation Analysis for The Behavioral Science. New Jersey: Lawrence Elbaum Associates, Publisher Gravetter, Frederick J., & Forzano, Lori-Ann B. (2009). Research Methods for The Behavioral Sciences. Belmont: Wadsworth Cengage Learning. Gravetter, Frederick J., & Wallnau, L. B. (2007). Statistics for Behavioral Science (7th ed.). Belmont: Thomson Wadsworth. Guilford, J. P., & Fruchter, B. (1978). Fundamental Statistic in Psychology and Education (6 th ed.). New York: McGraw-Hill. Kaplan, R. M., & Saccuzzo, D. P. (2005). Psychological Testing:Principles, Applications, and Issues. Belmont: Thomson Learning. Kelley, Robert E. (1992). The Power of Followership. New York: Doubleday Business. Martin, Richard (2008). Followership: The Natural Complement to Leadership. FBI Law Enforcement Bulletin; Jul 2008; 77, 7; ProQuest Research Library pg. 8 Meyer, J. P., & Allen, N. J. (1997). Commitment in the Workplace. New Delhi: Sage Publications Meyer, J. P & Herscovitch, L. (2001). Commitment in The Workplace: Toward A General Model. Human Resources Management Review,

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DWI NINGSIH ARIANI Dr. Maya Rosmayati Ardiwinata, M. Si 1 Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel penelitian & definisi operasional Variabel adalah sebuah karakteristik atau kondisi yang berubah atau memiliki nilai yang berbeda

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA AFFECTIVE COMMITMENT DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA CV. TERLAKSANA SUKSES MANDIRI ABSTRAK

KORELASI ANTARA AFFECTIVE COMMITMENT DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA CV. TERLAKSANA SUKSES MANDIRI ABSTRAK KORELASI ANTARA AFFECTIVE COMMITMENT DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA CV. TERLAKSANA SUKSES MANDIRI ABSTRAK Saat ini di perusahaan-perusahaan besar banyak sekali terdapat karyawan yang berkompeten,

Lebih terperinci

3. METODE PE ELITIA Partisipan Penelitian

3. METODE PE ELITIA Partisipan Penelitian 32 3. METODE PE ELITIA Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai desain penelitian, partisipan penelitian (meliputi karakteristik partisipan, teknik pengambilan sample, dan jumlah partisipan), instrumen

Lebih terperinci

Statistika Psikologi 2

Statistika Psikologi 2 Statistika Psikologi 2 Modul ke: 14 Arie Fakultas Psikologi Memilih Uji Statistika yang Tepat Review 1 14 Suciyana S., S.Si., M.Si. Program Studi Psikologi KonsepDasar Pada penelitian terhadap pengaruh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Karakteristik Responden Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi mengenai sensitivitas moral, pertimbangan moral, dan

Lebih terperinci

4. METODE PENELITIAN

4. METODE PENELITIAN 36 4. METODE PENELITIAN 4.1. Subjek Penelitian 4.1.1. Karakteristik Subjek penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan dari PT. XYZ, sebuah perusahaan ritel yang berada di Jakarta. Sebagai sebuah

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode-metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu masalah penelitian, hipotesis penelitian, variabel-variabel, populasi dan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 29 3. METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai desain penelitian, masalah yang diteliti secara konseptual dan operasional, penjabaran variabel-variabel yang terkait, dan beberapa hal berkaitan

Lebih terperinci

Psikometri. Aplikasi uji Reliabilitas dan. Validitas

Psikometri. Aplikasi uji Reliabilitas dan. Validitas Psikometri Modul ke: Aplikasi uji Reliabilitas dan Fakultas Psikologi Validitas Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Perhitungan Manual Uji Reliabilitas 2 Kruder-Richardson (K-R 20) =

Lebih terperinci

4. METODE PENELITIAN

4. METODE PENELITIAN 23 4. METODE PENELITIAN 4.1. Responden Penelitian 4.1.1. Karakteristik Responden Dalam penelitian ini yang akan menjadi responden adalah karyawan sales dan marketing pada perusahaan yang bergerak dalam

Lebih terperinci

Kata Kunci : Emotional Intelligence, remaja, berpacaran

Kata Kunci : Emotional Intelligence, remaja, berpacaran Studi Deskriptif Mengenai Emotional Intelligence Pada Siswa dan Siswi SMA Negeri X yang Berpacaran Muhamad Chandika Andintyas Dibimbing oleh : Esti Wungu S.Psi., M.Ed ABSTRAK Emotional Intelligence adalah

Lebih terperinci

3. MASALAH, HIPOTESIS DAN METODE PENELITIAN

3. MASALAH, HIPOTESIS DAN METODE PENELITIAN 30 3. MASALAH, HIPOTESIS DAN METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan tentang masalah dan metode penelitian yang terdiri dari masalah penelitian, variabel penelitian, hipotesis penelitian, subyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN III. 1. Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan pada bab pendahuluan, maka permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Menurut Sugiyono (2007:3) variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini akan berisi penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi: masalah penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, tipe

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 25 3. METODE PENELITIAN Pada bagian ketiga ini, peneliti akan menjelaskan mengenai permasalahan penelitian, hipotesis penelitian, variabel-variabel penelitian, tipe dan desain penelitian, partisipan penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka,

Lebih terperinci

Psikometri Validitas 1

Psikometri Validitas 1 Modul ke: Psikometri Validitas 1 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Pengertian: VALIDITAS Berkaitan dengan apa yang diukur oleh tes dan seberapa tepat tes mengukur

Lebih terperinci

HUBUNGAN ORGANIZATIONAL COMMITMENT DAN TURNOVER INTENTION PADA PERAWAT

HUBUNGAN ORGANIZATIONAL COMMITMENT DAN TURNOVER INTENTION PADA PERAWAT HUBUNGAN ORGANIZATIONAL COMMITMENT DAN TURNOVER INTENTION PADA PERAWAT Program Studi Magister Psikologi, Universitas Tarumanagara Jakarta Email:bowo16@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. berasal dari jawaban responden terhadap daftar pernyataan yang dituangkan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. berasal dari jawaban responden terhadap daftar pernyataan yang dituangkan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Karakteristik Responden Dalam bab IV disajikan analisis terhadap data yang diperoleh selama penelitian. Data yang terkumpul merupakan data primer, yaitu

Lebih terperinci

Psikometri. Reliabilitas 1

Psikometri. Reliabilitas 1 Psikometri Modul ke: Reliabilitas 1 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Apa itu Reliabilitas? reliability is a synonym for dependability or consistency Tests that

Lebih terperinci

3.1. Partisipan Penelitian Teknik Pengambilan Sampel

3.1. Partisipan Penelitian Teknik Pengambilan Sampel 3. METODE PE ELITIA Pada bagian ketiga ini, penulis akan memaparkan metode dari penelitian ini yang meliputi partisipan penelitian (didalamnya terdapat karakteristik partisipan, teknik pengambilan sampel,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini, selanjutnya peneliti akan memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian. Pada bab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan karakteristik atau fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. serta teknik pengujian instrumen. Terakhir akan dibahas mengenai prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. serta teknik pengujian instrumen. Terakhir akan dibahas mengenai prosedur BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan pembahasan mengenai desain penelitian, variabel penelitian dan subyek penelitian. Setelah itu, akan dilanjutkan dengan pembahasan mengenai metode pengumpulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian dilakukan pada awal bulan Mei 2017 sampai dengan pertengahan bulan Juli 2017. Berikut ini adalah uraian gambaran umum subjek berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah :

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah : BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian & Hipotesis Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah : 1. Variabel ( X ) : Kesepian (loneliness) 2. Variabel ( Y ) : Kesehjateraan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab metodologi penelitian, akan dibahas mengenai variabel penelitian, masalah penelitian, subjek penelitian, metode pengambilan data, alat ukur yang digunakan, prosedur

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan salah satu elemen penting dalam suatu penelitian, sebab metode penelitian menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

Bab V Evaluasi V.1 Skenario Evaluasi

Bab V Evaluasi V.1 Skenario Evaluasi 61 Bab V Evaluasi Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai langkah-langkah evaluasi kerangka kerja yang dilakukan dalam penelitian ini. Evaluasi kerangka kerja bertujuan mendapatkan informasi yang luas

Lebih terperinci

4. METODOLOGI PENELITIAN

4. METODOLOGI PENELITIAN 4. METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian ini. Penjelasan mengenai metodologi dimulai dengan menjelaskan populasi dan sampel dalam penelitian

Lebih terperinci

Gambaran Karakteristik Partisipan Penelitian

Gambaran Karakteristik Partisipan Penelitian 43 4. ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini akan diuraikan mengenai analisis data dan interpretasi hasil penelitian yang telah dilakukan. Pada bagian pertama bab ini, akan diuraikan gambaran

Lebih terperinci

Psikometri Reliabilitas 2

Psikometri Reliabilitas 2 Modul ke: Psikometri Reliabilitas 2 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Perhitungan Reliabilitas 2 TIPE-TIPE RELIABILITAS Test-Retest Reliability Alternate-Form Reliability

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel bebas : Psychological Well-Being 2. Variabel tergantung : Komitmen Organisasional B. Definisi Operasional 1. Komitmen Organisasional

Lebih terperinci

Psikometri Validitas 2

Psikometri Validitas 2 Modul ke: Psikometri Validitas 2 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. VALIDITAS KRITERIA 2 Validitas Kriteria Validitas Kriteria menunjukkan efektivitas suatu tes dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu desain penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu desain penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu desain penelitian yang memiliki kejelasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang diperoleh dari responden. Data deskriptif yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel Tergantung : Organizational Citizenship Behavior. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel Tergantung : Organizational Citizenship Behavior. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel Bebas : Komitmen Organisasi Variabel Tergantung : Organizational Citizenship Behavior B. Definisi Operasional 1. Organizational Citizenship Behavior

Lebih terperinci

Statistika Psikologi 2

Statistika Psikologi 2 Modul ke: Statistika Psikologi 2 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Sampling, Sampling Distribution, Confidence Intervals, Effect Size, dan Statistical Power SAMPLING Teknik menentukan sampel dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN III.1 Subjek Penelitian Sesuai dengan tema yang melekat, maka subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah para guru guru Sekolah Dasar Holy Angels. Pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Lokasi Penelitian Objek penelitian ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Jawa Tengah. Lokasi penelitiannya adalah Semarang. B. Populasi dan

Lebih terperinci

GAMBARAN WORK ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI PT EG (MANUFACTURING INDUSTRY)

GAMBARAN WORK ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI PT EG (MANUFACTURING INDUSTRY) GAMBARAN WORK ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI PT EG (MANUFACTURING INDUSTRY) Rian Pri¹, Zamralita² ¹Fakultas Psikologi, Universitas Tarumanagara Email : rianpri13@gmail.com ²Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah suatu atribut atau sifat-sifat atau nilai dari seseorang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... xii i ii iii v xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis (Hadi, 2000). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. analisis (Hadi, 2000). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian sangat penting karena menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data dan pengambilan keputusan hasil penelitian. Pembahasan dalam metode penelitian

Lebih terperinci

Statistika Psikologi 2

Statistika Psikologi 2 Modul ke: Statistika Psikologi 2 Uji t Sampel Berpasangan Fakultas Psikologi (Paired-samples t-test) Program Studi Psikologi Uji t Sampel Berpasangan Membandingkan data dari dua sampel, dimana tiap partisipan

Lebih terperinci

Statistika Psikologi 2. Modul ke: Uji-t. Fakultas Psikologi. (t-test) Program Studi Psikologi

Statistika Psikologi 2. Modul ke: Uji-t. Fakultas Psikologi. (t-test) Program Studi Psikologi Modul ke: Statistika Psikologi 2 Uji-t Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi (t-test) UJI STATISTIKA Proses pengujian pernyataan penelitian (uji hipotesa) yang akan menghasilkan model statistika Variasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. yaitu sebuah metode yang datanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka (Sugiyono, 2009). Desain ini sangat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE. Hubungan kesepian dan..., Nuzuly tara Sharaswati, FPsi Universitas Indonesia

BAB 3 METODE. Hubungan kesepian dan..., Nuzuly tara Sharaswati, FPsi Universitas Indonesia 29 BAB 3 METODE 3.1 Permasalahan Penelitian Permasalahan yang akan dipertanyakan dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat hubungan antara kesepian dan agresi pada remaja yang sedang berpacaran? 3.2

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Masalah Penelitian 3.1.1. Masalah Konseptual Yang menjadi masalah konseptual dalam penelitian ini adalah: Apakah ada hubungan antara sibling rivalry yang terjadi pada anak-anak

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian 39 BAB 3 Metode Penelitian Bab ini akan membahas metode penelitian yang terdiri atas perumusan masalah, hipotesis penelitian, variabel penelitian, subyek penelitian, alat ukur atau instrumen akan yang

Lebih terperinci

4. METODE PENELITIAN

4. METODE PENELITIAN 40 4. METODE PENELITIAN Bab ini terbagi ke dalam empat bagian. Pada bagian pertama, peneliti akan membahas responden penelitian yang meliputi karakteristik responden, teknik pengambilan sampel, jumlah

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 20 3. METODE PENELITIAN Pada bab tiga ini akan diuraikan mengenai permasalahan, hipotesis, dan variabel penelitian, serta akan dibahas pula mengenai responden yang digunakan dalam penelitian, tipe penelitian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat PT. PLN (Persero) Berawal di akhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Dengan demikian, perubahan budaya organisasi dilakukan terlebih dahulu

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Dengan demikian, perubahan budaya organisasi dilakukan terlebih dahulu BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Budaya organisasi sangat diperlukan oleh setiap perusahaan yang perlu selalu dikembangkan dan disesuaikan dengan perubahan lingkungan organisasi. Lingkungan organisasi

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN. 25 Universitas Indonesia. Gambaran Optimisme..., Binta Fitria Armina, F.PSI UI, 2008

3. METODE PENELITIAN. 25 Universitas Indonesia. Gambaran Optimisme..., Binta Fitria Armina, F.PSI UI, 2008 3. METODE PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun metode penelitian ini meliputi permasalahan, hipotesis, dan variabel yang diajukan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN Dalam bab ini, peneliti akan memaparkan operasionalisasi dari variabel penelitian, menjelaskan tipe dan desain penelitian yang digunakan, instrumen penelitian beserta metode skoring,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah 113 pasang antara siswa kelas tujuh (56 siswa laki-laki dan 57 siswa perempuan) yang berasal dari dua SMP di Bekasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya kepemimpinan partisipatif dan Work

Lebih terperinci

6. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

6. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 68 6. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Dalam Bab ini peneliti akan membuat kesimpulan dalam penelitian ini, berdasarkan analisis data pada bab sebelumnya. Kemudian peneliti akan membuat diskusi mengenai temuan-temuan

Lebih terperinci

Faktor-faktor Kepuasan Kerja yang Berpengaruh Terhadap Komitmen Organisasi Karyawan Eselon V PT. Pindad (Persero) *

Faktor-faktor Kepuasan Kerja yang Berpengaruh Terhadap Komitmen Organisasi Karyawan Eselon V PT. Pindad (Persero) * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.1 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2013 Faktor-faktor Kepuasan Kerja yang Berpengaruh Terhadap Komitmen Organisasi Karyawan Eselon

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1. Variabel Penelitian & Definisi Operasional Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang akan diuji adalah: 1. Variable (X): Materialisme

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilakukan ini berjudul Program Bimbingan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilakukan ini berjudul Program Bimbingan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel 1. Komitmen Kerja Karyawan Penelitian yang akan dilakukan ini berjudul Program Bimbingan untuk Meningkatkan Komitmen Kerja Karyawan PT. Surveyor

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan ini, penulis

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan ini, penulis BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan ini, penulis melakukan penelitian melalui penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 2. Populasi Penelitian

Lebih terperinci

Statistika Psikologi 2

Statistika Psikologi 2 Statistika Psikologi 2 Modul ke: 11Fakultas Psikologi Korelasi Ganda: Analisis Statistika dengan SPSS Arie Suciyana S., M.Si. Program Studi Psikologi Uji KorelasiGanda (Multiple Correlation) Uji Korelasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Salah satu tujuan utama yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah mempertahankan

Lebih terperinci

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini: METODA PENELITIAN Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada auditor internal IGE Timor Leste, alasannya bahwa IGE merupakan satu-satunya internal auditor pemerintah di Timor Leste. Desain Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN STRES INDIVIDU TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS PADA DIVISI KEUANGAN PT XYZ) Sir Kalifatullah Husnah Nur Laela

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN STRES INDIVIDU TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS PADA DIVISI KEUANGAN PT XYZ) Sir Kalifatullah Husnah Nur Laela PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN STRES INDIVIDU TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS PADA DIVISI KEUANGAN PT XYZ) Sir Kalifatullah Husnah Nur Laela STMIK Insan Pembangunan, Tangerang kalifatullah86@gmail.com

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranataha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranataha ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk memperoleh gambaran mengenai Organizational Commitment pada sales PT X di Bandung. Sampel pada penelitian ini adalah 28 orang sales yang bekerja di perusahaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul studi deskriptif mengenai profil komitmen organisasi pada perawat di Rumah Sakit X Bandung. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui profil komitmen organisasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif korelasional. Carmies dan Zeller (dalam Sangadji dan Sopiah, 2010, h.26) mengemukakan metode kuantitatif

Lebih terperinci

Bab III Metode Penelitian

Bab III Metode Penelitian 25 Bab III Metode Penelitian A. Rumusan Masalah Perumusan masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat perbedaan self-efficacy antara guru yang mengajar di SMA Plus dengan guru

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Hipotesis

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Hipotesis BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian Di dalam penelitian ini terdapat dua variabel, namun dikarenakan penelitian ini bukan bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN IV. A. Subyek Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan mengenai karakteristik subyek, jumlah subyek, dan teknik pengambilan sampel. IV. A. 1. Karakteristik Subyek Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rumusan Masalah dan Hipotesis 3.1.1 Rumusan Masalah Dari uraian bab-bab sebelumnya, maka penelitian ini akan mengangkat rumusan masalah sebagai berikut: Apakah terdapat

Lebih terperinci

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK Penelitian ini berjudul suatu studi deskriptif tentang komitmen terhadap pekerjaan pada guru di SMK X Rantepao di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian kuantitatif yang mana bersifat deskriptif komparatif. Dikatakan seperti itu karena penelitian ini membahas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ismail et.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ismail et. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ismail et. al (2011) yang berjudul The Effect Of Transformational Leadership, Empowerment Toward

Lebih terperinci

GAMBARAN INTENSI MELAKUKAN OBSESSIVE CORBUZIER S DIET (OCD) PADA MAHASISWA

GAMBARAN INTENSI MELAKUKAN OBSESSIVE CORBUZIER S DIET (OCD) PADA MAHASISWA GAMBARAN INTENSI MELAKUKAN OBSESSIVE CORBUZIER S DIET (OCD) PADA MAHASISWA Studi Deskriptif Mengenai Intensi untuk Melakukan Diet OCD Pada Mahasiswa Universitas Padjadjaran dilihat dari Attitude Toward

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan data data yang akurat

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan data data yang akurat 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Obyek Penelitian Lokasi penelitian adalah letak dimana penelitian akan dilakukan untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan dan berkaitan dengan permasalahan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 37 3. METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan metode penelitian, meliputi rumusan masalah penelitian, variabel penelitian, tipe penelitian, sampel penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Populasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Dirgantara Indonesia, merupakan perusahaan industri pesawat terbang di Indonesia. Terletak di Jl. Pajajaran

Lebih terperinci

PSIKOMETRI. Pengantar Psikometri MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 01

PSIKOMETRI. Pengantar Psikometri MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 01 MODUL PERKULIAHAN PSIKOMETRI Pengantar Psikometri Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 01 B41616BA Mutiara Pertiwi, M.Psi Abstract Modul ini berisi tentang pengantar

Lebih terperinci

Statistika Psikologi 1

Statistika Psikologi 1 Modul ke: 09 Statistika Psikologi 1 Distribusi Sampel dan Uji Hipotesa Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. DISTRIBUSI SAMPEL DAN UJI HIPOTESA Hipotesa: pernyataan

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL DENGAN KOMUNIKASI VERTIKAL DAN PEMBERDAYAAN PSIKOLOGI

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL DENGAN KOMUNIKASI VERTIKAL DAN PEMBERDAYAAN PSIKOLOGI PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL DENGAN KOMUNIKASI VERTIKAL DAN PEMBERDAYAAN PSIKOLOGI Sp. HARININGSIH, ST., M.KOM Abstrak, Penelitian ini membahas tentang pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dependent dan independent. Variable dependent atu bisa disebut variable terikat adalah

BAB III METODE PENELITIAN. dependent dan independent. Variable dependent atu bisa disebut variable terikat adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel : Konsep yang mempunyai variasi nilai - nilai, yaitu adanya variabel dependent dan independent.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, akan dibahas mengenai metodelogi penelitian yang meliputi Variabel Penelitian & Definisi Operasional, Subyek Penelitian & Tehnik Sampling, Desain Penelitian, Alat

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN KAMPUS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (Studi Kasus Universitas Pelita Harapan Surabaya)

PENGARUH LINGKUNGAN KAMPUS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (Studi Kasus Universitas Pelita Harapan Surabaya) PENGARUH LINGKUNGAN KAMPUS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (Studi Kasus Universitas Pelita Harapan Surabaya) Hastuti Naibaho Jurusan Manajemen Universitas Pelita Harapan Surabaya Email: hastuti.naibaho@uphsurabaya.ac.id

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, dilakukan studi lapangan dimana disebut juga dengan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, dilakukan studi lapangan dimana disebut juga dengan 32 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, dilakukan studi lapangan dimana disebut juga dengan ex post facto (Sevilla et al, 1993). Menurut Gay dalam Sevilla et al (1993),

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

III. METODE PENELITIAN. Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang 27 III. METODE PENELITIAN 3.1 IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUESIONER

LAMPIRAN A KUESIONER LAMPIRAN A KUESIONER KUESIONER Topik : Pengaruh Perceived Organizational Support terhadap Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional Karyawan PT Rodeo Prima Jaya Semarang Dengan Hormat, Sehubungan dengan

Lebih terperinci

Pengaruh Keterlibatan Kerja Terhadap Kinerja Dengan Dimediasi Oleh Komitmen Organisasional Pada Karyawan Pt. Sekar Laut Di Surabaya

Pengaruh Keterlibatan Kerja Terhadap Kinerja Dengan Dimediasi Oleh Komitmen Organisasional Pada Karyawan Pt. Sekar Laut Di Surabaya Pengaruh Keterlibatan Kerja Terhadap Kinerja Dengan Dimediasi Oleh Komitmen Organisasional Pada Karyawan Pt. Sekar Laut Di Surabaya Sean Wijaya 3103008277 seanwijaya@yahoo.com ABSTRACT To be able to survive

Lebih terperinci

ANALISA KOMITMEN ORGANISASI KARYAWAN CASTELLO CAFÉ & LOUNGE. Mikhael Surya, Rendy Manajemen Perhotelan, Universitas Kristen Petra, Surabaya, indonesia

ANALISA KOMITMEN ORGANISASI KARYAWAN CASTELLO CAFÉ & LOUNGE. Mikhael Surya, Rendy Manajemen Perhotelan, Universitas Kristen Petra, Surabaya, indonesia ANALISA KOMITMEN ORGANISASI KARYAWAN CASTELLO CAFÉ & LOUNGE Mikhael Surya, Rendy Manajemen Perhotelan, Universitas Kristen Petra, Surabaya, indonesia Abstrak : Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 29 BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan masalah penelitian, hipotesis berdasarkan permasalahan dalam penelitian, variabel-variabel penelitian yang akan diteliti, populasi dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan memaparkan metode penelitian dan bagaimana teori yang dibahas dalam kajian pustaka diaplikasikan dalam penelitian. Bab ini terdiri dari beberapa bagian, diantaranya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan landasan teori yang ada serta rumusan hipotesis penelitian maka penelitian ini bersifat kuantitatif, menurut Wiratna (2014) bahwa penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian diartikan sebuah cara untuk menyelesaikan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian diartikan sebuah cara untuk menyelesaikan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian diartikan sebuah cara untuk menyelesaikan penelitian sesuai dengan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan yang hendak dicapai.

Lebih terperinci