BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Hartanti Setiawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 32 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Atas Pelaksanaan Sunset Terhadap Jumlah Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Senen Program Sunset diberlakukan pada awal Januari 2008 dan berakhir pada akhir tahun 2008, namun diperpanjang higga akhir Februari Perpanjangan ini dikarenakan banyaknya minat masyarakat untuk mendaftarkan diri menjadi Wajib Pajak dalam memperoleh NPWP, serta adanya permintaan wajib Pajak dikenakan terlalu singkatnya masa Sunset yang diberikan sehingga wajib Pajak memerlukan waktu yang lebih lama untuk mengumpulkan data sebagai bahan perhitungan akhir Pajak Penghasilan (PPh) untuk setiap tahun pajak, sehingga DJP memutuskan untuk memperpanjang masa Sunset. Oleh sebab itu, Sunset dapat meningkatkan jumlah Wajib Pajak yang terdaftar, baik Wajib Pajak Badan maupun Wajib Pajak Orang Pribadi. Berikut merupakan data Wajib Pajak terdaftar pada KPP Pratama Senen untuk melihat kontribusi Sunset terhadap peningkatan Jumlah Wajib Pajak Terdaftar. 32
2 33 Table 4.1 JUMLAH WAJIB PAJAK TERDAFTAR BADAN DAN ORANG PRIBADI PADA TAHUN TAHUN WAJIB PAJAK ORANG BADAN PRIBADI TOTAL WP (Data diolah tahun 2011) KETERANGAN sebelum Sunset saat Sunset setelah Sunset Dari tabel di atas dapat dilihat kenaikan yang cukup signifikan mulai dari awal 2007 hingga 2009 pada jumlah wajib pajak terdaftar baik wajib pajak badan maupun wajib pajak orang pribadi. Sesuai dengan SE-56/PJ/2008 berkaitan dengan pelaksanaan Sunset, maka KPP melakukan beberapa hal, diantaranya adalah sosialisasi atau penyuluhan dan kampanye tentang Sunset yang dilakukan oleh KPP Pratama Jakarta Senen kepada masyarakat sekitar dan Wajib Pajak yang telah terdaftar guna meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memiliki NPWP, mengumpulkan pertanyaan dan menjawab pertanyaan serta menjelaskan kepada WP hingga mereka memahaminya. Di samping itu, KPP Pratama Jakarta Senen juga menyebarkan pamflet dan leaflet Sunset yang dibagikan secara bebas dalam sebuah seminar
3 34 maupun di tempat-tempat umum, memperbanyak selembaran bunga rampai yang disisipkan di media cetak, kemudian tersebar pada masyarakat luas. DJP juga menggunakan media internet dengan membuat Website yang berisikan hal-hal yang berkaitan dengan Sunset, serta pelayanan komunikasi dengan Call centre (Hallo Pajak) dengan nomor , di mana terdapat operator yang akan memberikan petunjuk tentang hal yang berkaitan dengan proses pembayaran pajak. Hal lain yang dilakukan oleh KPP Pratama Jakarta Senen khususnya adalah dengan menambah jam kerja karyawan pada hari sabtu, dengan tujuan memudahkan masyarakat yang ingin mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak baru untuk memperoleh NPWP dan bagi Wajib Pajak terdaftar yang ingin melaporkan SPT selama Sunset policy berlangsung. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah Wajib Pajak yang terdaftar pada KPP Pratama Jakarta Senen. Pada umumnya pelaksanaan Sunset di lingkungan KPP Pratama Jakarta Senen sudah berjalan baik. Pemberian informasi dan penjelasan kepada masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung sudah berjalan sebagaimana mestinya. Sebagaian besar dari masyarakat di sekitar sudah mengetahui dan memahami Sunset. Namun, bagi yang belum memahami terhadap informasi yang ada, mereka datang ke KPP Pratama Jakarta Senen menemui Account Representative (AR) masing-masing untuk
4 35 meminta penjelasan dan keterangan. Kemudian masing AR akan menjelaskan hingga WP dapat benar-benar memahaminya. Berdasarkan jumlah peningkatan yang telah tersaji dalam table di atas, berikut data yang tersaji pula dalam bentuk grafik : GRAFIK 4.1 JUMLAH WAJIB PAJAK TERDAFTAR BADAN DAN ORANG PRIBADI TAHUN BADAN ORANG PRIBADI Analisis di atas masih bersifat global. Untuk mempermudah melihat perbedaan antara wajib pajak badan dan wajib pajak orang pribadi, berikut ini adalah perincian data berdasarkan jenis wajib pajak, yaitu wajib pajak badan dan wajib pajak orang pribadi :
5 36 1) WAJIB PAJAK BADAN Tabel DATA PENINGKATAN WP BADAN TAHUN TAHUN WP BADAN TERDAFTAR THN THN SEBELUMNYA BERJALAN NAIK/ TURUN % NAIK/ TURUN ,23% ,14% ,55% (data diolah tahun 2011) KETERANGAN sebelum Sunset saat Sunset setelah Sunset Berdasarkan table di atas terlihat kenaikan jumlah WP Badan pada KPP Senen. Tahun 2007 jumlah WP Badan menjadi 7965 atau meningkat sebesar 5,23% dari jumlah WP Badan Kemudian di tahun 2008 kenaikan jumlah WP badan terlihat semakin meningkat sebesar 6,14 % atau naik menjadi 8454 Wajib Pajak. Persenatase peningkatan pada tahun 2008 terlihat lebih besar dibanding tahun 2007 dan Hal tersebut membuktikan bahwa program Sunset terbilang cukup baik dalam meningkatkan jumlah pemilik NPWP seperti yang diharapkan oleh pemerintah. Namun, untuk peningkatan jumlah Wajib Pajak Badan belum terlihat signifikan dibanding dengan Wajib Pajak Oarng Pribadi.
6 37 Sunset memberikan keringanan sanksi administrasi bagi WP yang menyampaikan pembetulan SPT Tahunan sebelum Tahun 2007 serta kemudahan bagi masyarakat yang mendaftarkan dirinya. Peningkatan tersebut juga dapat dilihat dengan grafik di bawah ini : GRAFIK DATA PENINGKATAN WP BADAN TAHUN TAHUN BERJALAN
7 38 2) WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI Tabel DATA PENINGKATAN WP ORANG PRIBADI TAHUN TAHUN WP TERDAFTAR THN SEBELUMNYA THN BERJALAN NAIK/ TURUN % NAIK/ TURUN ,53% ,68% ,93% (data diolah tahun 2011) KETERANGAN sebelum Sunset saat Sunset setelah Sunset Peningkatan yang cukup signifikan dapat terlihat pada wajib pajak terdaftar orang pribadi. Tahun 2007 terjadi peningkatan menjadi atau sekitar 33,53% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2008 WP Orang Pribadi mengalami peningkatan yang cukup signifikan menjadi sehingga terjadi peningkatan sebesar 51,93%. Berbeda untuk tahun 2009 jumlah wajib pajak Orang pribadi pribadi naik menjadi , atau meningkat sebesar 36,93%. Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar lebih banyak daripada Wajib Pajak Badan. Hal ini dikarenakan adanya system pemotongan pajak langsung oleh perusahaan bagi para Wajib Pajak yang bekerja sebagai karyawan, sehingga secara tidak langsung mereka menjadi WP terdaftar yang memiliki NPWP. Peningkatan WP Orang pribadi lebih terlihat signifikan dibanding WP badan, terutama saat pelaksanaan Sunset. Dibawah ini dapat
8 39 dilihat grafik peningkatan jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Jakarta Senen : GRAFIK DATA PENINGKATAN WP OP TAHUN TAHUN BERJALAN Bila dilihat dari hasil di atas menunjukan bahwa Sunset memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk segera mendaftarkan dirinya sebagai Wajib Pajak. Karena sesuai dengan ketentuan Sunset hanya dapat dinikmati oleh setiap orang yang telah telah memiliki NPWP sebelum tahun 2008 ataupun yang mendaftarkan NPWP secara sukarela. Dengan pemanfaatan Sunset maka WP yang memiliki sanksi administrasi berupa bunga atas kurang atau terlambat melakukan perpajakannya akan mendapatkan fasilitas penghapusan sanksi perpajakan berupa bunga.
9 40 B. Dampak Pelaksanaan Sunset Terhadap Tingkat Kepatuhan Penyampaian SPT tahunan pada KPP Pratama Jakarta Senen Program Sunset merupakan suatu cara yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk meningkatkan kesadaran masyarakat pada umumnya dan Wajib Pajak pada khususnya untuk patuh pada peraturan perpajakan. Oleh karena itu akan terciptalah kepathan Wajib Pajak. Sunset juga memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap tingkat kepatuhan penyampaian SPT Tahunan Wajib Pajak pada KPP di seluruh wilayah Indonesia begitu pula pada KPP Pratama Jakarta Senen. Hal ini dapat diketahui dari aktifnya kembali para Wajib Pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya terlihat pada jumlah penyampaian SPT Tahunan sebelum diadakan Sunset hingga berakhirnya Sunset. Sosialisasi Sunset dan kegiatan jemput bola diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk memiliki NPWP, patuh dan aktif menyampaikan SPT bagi Wajib Pajak yang terdaftar pada KPP yang bersangkutan, dengan tujuan untuk meningkatkan penerimaan pajak yang akan berdampak pad perekonomian Negara Indonesia. Adapun cara perhitungan tingkat kepatuhan penyampaian SPT Tahunan yang digunakan adalah dengan membandingkan jumlah SPT Tahunan dan Wajib Pajak Terdaftar dikali seratus persen. Berikut ini adalah data yang menunjukan jumlah penyampaian SPT tahunan dan Wajib Pajak terdaftar pada KPP Pratama Jakarta Senen.
10 41 Perhitungan di bawah ini diperinci dengan memisahkan antara jenis Wajib Pajak Badan dan Wajib Pajak Orang pribadi. 1) WAJIB PAJAK BADAN Table DATA PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN/ WP PATUH TAHUN TAHUN WP TERDAFTAR SPT YANG DITERIMA % PATUH KETERANGAN ,25% sebelum Sunset ,94% saat Sunset ,87% setelah Sunset (data diolah tahun 2011) Dari data di atas, akan didapat hasil analisis atas tingkat kepatuhan Wajib Pajak Badan pada KPP Pratama Jakarta Senen. Terlihat penurunan persentase kepatuhan Wajib Pajak Badan mulai tahun 2007 hingga Pada tahun 2007 persentase kepatuhan penyampaian SPT Tahunan wajib Pajak Badan sebesar 22,25%. Berbeda saat Sunset mulai diberlakukan, pada tahun 2008 dari 8454 WP Terdaftar hanya 1770 atau sekitar 20,94 % yang menyampaikan SPT Tahunan. Berikutnya untuk tahun 2009 (setelah pemberlakuan Sunset ) persentase kepatuhan penyampaian SPT Tahunan menjadi sebesar 18,87%. Banyaknya jumlah Wajib Pajak terdaftar tidak sebanding dengan kepatuhan Wajib Pajak untuk menyampaikan SPT tahunannya. WP Badan tedaftar yang memperoleh NPWP meningkat hampir setiap tahun, namun
11 42 banyak dari WP Badan tersebut tidak secara aktif dan efektif menyampaikan SPT Tahunan. Meskipun masih tergolong patuh, namun tingkat kepatuhan WP Badan masih tergolong relative kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya ada WP badan (perusahaan) yang tedaftar sebagai wajib pajak namun tidak aktif menyampaikan SPT. Factor lain yang mempengaruhi tingkat persentase di atas, misalnya kebangkrutan (pailit) sehingga WP tidak dapat memenuhi kewajiban perpajakannya. Dan tidak terdapat WP yang melakukan pembetulan SPT karena jumlah utang pajaknya benar atau tidak kurang bayar. Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa Program Sunset belum memberikan dampak yang signifikan terhadap tingkat kepatuhan penyampaian SPT Tahunan untuk Wajib Pajak Badan pada KPP Pratama Jakarta Senen. Jumlah penyampaian SPT Tahunan yang terus menurun, mulai pada tahun 2007 sejumlah 1772, di tahun 2008 yang menurun menjadi 1770, dan penyampaian SPT Tahunan yang terus mangalami penurunan menjadi 1668 pada tahun Hal tersebut dapat dilihat pula pada grafik di bawah ini :
12 43 GRAFIK DATA PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN BADAN TAHUN TERDAFTAR YANG SPT 2) WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI Table DATA PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN/ WP PATUH TAHUN TAHUN WP TERDAFTAR SPT YANG DITERIMA % PATUH KETERANGAN ,96% sebelum Sunset ,06% saat Sunset ,83% setelah Sunset (data diolah tahun 2011) Dari data di atas, akan didapat hasil analisis atas tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Jakarta Senen. Pada tahun 2007
13 44 persentase kepatuhan penyampaian SPT Tahunan wajib Pajak Orang Pribadi sebesar 35,96% atau sekitar 5235 pelepor SPT dari jumlah WP terdaftar. Namun saat pemberlakuan Sunset, pada tahun 2008 persentase kepatuhan penyampaian SPT Tahunan Wajib pajak Orang pribadi meningkat sebesar 48,06% sekitar WP yang menyampaikan SPT Tahunan dari jumlah WP terdaftar. Berikutnya untuk tahun 2009 (setelah pemberlakuan Sunset ) persentase kepatuhan penyampaian SPT Tahunan sebesar 41,83% atau terjadi penurunan dari tahun sebelumnya. Pemberlakuan Sunset mendorong Wajib Pajak Orang Pribadi yang sudah aktif untuk menyampaikan pembetulan SPT Tahunan yang telah disampaikan sesuai dengan kondisi sebenarnya. Dengan adanya pembetulan SPT berarti menambah jumlah WP yang aktif, sehingga penerimaan pajak pun akan meningkat. Kesadaran WP Orang Pribadi untuk menyampaikan SPT dengan baik dan benar sesuai ketentuan perpajakan mendorong tingkat kepatuhan yang signifikan. Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa Program Sunset memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap tingkat kepatuhan penyampaian SPT Tahunan untuk Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Jakarta Senen. Hal tersebut dapat dilihat pula pada grafik di bawah ini :
14 45 GRAFIK DATA PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN WP OP TAHUN WP TERDAFTAR YANG SPT Berdasarkan data wajib pajak di atas, terlihat bahwa Sunset ternyata mampu meningkatkan minat masyarakat dan Wajib Pajak untuk menyampaikan kewajiban perpajakan dengan benar. Selain itu, Sunset policy juga dimanfaatkan oleh masyarakat yang belum memiliki NPWP untuk mendaftarkan diri mereka sebagai Wajib Pajak dan meminta Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya. Bila dilihat dari kedua jenis Wajib Pajak di atas, peningkatan kepatuhan penyampaian SPT Tahunan baik WP Badan maupun WP Orang Pribadi, belum memberikan dampak yang sangat signifikan. Persentase tingkat kepatuhan penyampaian SPT seluruh WP masih di bawah angka 50%, artinya banyaknya WP yang terdaftar tidak berdampak pada jumlah peningkatan
15 46 penyampaian SPT Tahunan. Sebagian besar masyarakat memanfaatkan Sunset guna memperoleh NPWP, namun masih banyak dari WP yang telah terdaftar tidak memanfaatkan Sunset untuk menyampaikan SPT tahunan dengan baik. C. Analisis Pelaksanaan Sunset Terhadap Efektifitas Penerimaan Pajak pada KPP Pratama Jakarta Senen Sunset mendorong setiap Wajib Pajak melakukan kawajiban perpajakannya dengan benar. Bila setiap Wajib Pajak dapat memberikan data kewajiban perpajakannya secara benar dan melunasi utang pajak yang seharusnya, hal ini merupakan factor pendorong meningkatnya jumlah penerimaan pajak. Dalam kebijakan sunset policy ada dua jenis pengampunan yang diberikan oleh UU KUP yang baru, yaitu: 1. Pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi berupa bunga atas pembettulan SPT Tahunan untuk tahun pajak sebelum tahun Penghapusan sanksi administrasi atas pajak yang tidak atau kurang bayar untuk tahun pajak sebelum diperoleh NPWP bagi wajib pajak orang pribadi yang mendaftarkan diri secara sukarela untuk mendapatkan NPWP. Penghapusan ini juga berlaku bagi Wajib Pajak Badan dan wajib Pajak Orang pribadi yang melakukan pembetulan SPT tahunan sebelum tahun pajak
16 dan melaporkannya kembali, sehingga menyebabkan hasil kurang bayar atau pajak terutang yang masih harus dibayar bertambah. Dalam hal ini, untuk mengetahui dampak Sunset terhadap penerimaan pajak, data yang digunakan adalah data penerimaan pajak panghasilan pada KPP Pratama Jakarta Senen berdasarkan jumlah penerimaan pajak penghasilan yang termasuk dalam PPh Non Migas dan PPh Migas untuk tahun 2007 hingga tahun Table 4.3 DATA PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN TAHUN TAHUN PAJAK PENGHASILAN NON MIGAS MIGAS TOTAL PPH (data diolah tahun 2011) KETERANGAN sebelum Sunset saat Sunset setelah Sunset PPh Non Migas tersebut berkaitan dengan PPh pasal 21, PPh pasal 22, PPh pasal 22 impor, PPh pasal 23, PPh pasal 25/ 29 OP, PPh pasal 25/ 29 badan, PPh pasal 26, PPh pasal 26, PPh final dan FLN. Sementara itu, PPh Migas berkaitan dengan PPh minyak bumi dan gas alam. Kegiatan usaha di bidang pengelolaan minyak dan gas bumi pada umunya melibatkan beberapa badan usaha yang terkait, di antaranya PERTAMINA, (KBH) Kontraktor Bagi Hasil, Kontraktor Kontrak karya (KK) yang melakukan
17 48 kontrak pengeboran dengan perusahaan pengeboran nasional (National Drilling Coorporation, NDC). Di atas terlihat data yang masih bersifat global, terjadi peningkatan jumlah penerimaan pajak penghasilan tahun 2007 ke tahun Peningkatan penerimaan ini terjadi dikarenakan program-program yang telah dicanangkan KPP Pratama Jakarta Senen dapat dilaksanakan dengan baik, seperti pelaksanaan intensifikasi dan ekstensifikasi di bidang perpajakan, serta peningkatan pelayanan kepada WP. Selain itu peningkatan jumlah penerimaan pajak di tahhun 2008 juga tidak terlepas dari adanya program Sunset yang telah dijalankan oleh KPP tersebut. Sosialisasi Sunset policy di media cetak dan elektronoik mampu menumbuhkan minat masyarakat untuk memahami program tersebut sehingga banyak dari mereka yang memanfaatkannya untuk mendaftarkan diri dan memperoleh NPWP, serta melakukan pembetulan SPT Kurang Bayar yang telah mereka sampaikan sebelumnya. Adapun tujuan membentulkan SPT tersebut adalah agar terbebas dari pengenaan sanksi berupa bunga 2% atas pajak yang kurang sebagaimana telah dijelaskan dalam program Sunset. Namun untuk tahun 2009, penerimaan pajak penghasilan pada KPP Senen mengalami penurunan. Berikut ini perincian data realisasi dan target penerimaan pajak untuk masing- masing tahun.
18 49 Table LAPORAN PENERIMAAN PAJAK TAHUN 2007 (SEBELUM SUNSET POLICY) NO JENIS PAJAK REALISASI TARGET % PENCAPAIAN A Pajak Penghasilan 411,041,561, ,962,060, PPh Non Migas 410,964,987, ,962,060, PPh pasal ,366,361,254 54,633,410, PPh pasal 22 16,017,743,063 28,669,590, PPh pasal 22 impor 12,943,516,464 13,636,450, PPh pasal 23 23,541,516,432 32,273,110, Pph pasal 25/29 OP 4,875,326,776 4,997,430, PPh pasal 25/29 badan 54,731,918,210 60,105,490, PPh pasal 26 2,575,217,033 2,891,520, PPh final dan FLN 26,913,039, ,485,060, PPh Non Migas lainnya 349, PPh Migas 76,574, PPh minyak bumi 45,622, PPh gas alam 29,605, PPh lain minyak bumi 240, Pph lainnya gas alam 1,105, (data diolah tahun 2011) Data di atas menunjukkan bahwa penerimaan pajak penghasilan pada KPP Pratama Jakarta Senen mampu terealisasi sebesar 97.01% secara keseluruhan. Pencapaian target terbesar ada pada PPh pasal 21 dimana target yang direncanakan hanya sebesar Rp , sementara itu banyak WP yang menyampaikan pajak terutang untuk Pph pasal 21 hingga mencapai angka Rp , artinya lebih dari 493% target tersebut terpenuhi. Untuk PPh
19 50 Non Migas sendiri terealisasi sebesar 97.07% dari target yang telah ditentukan diawal tahun tersebut, sedangkan PPh Migas dapat mencapai angka sebesar 100% untuk tahun Persentase di atas menunjukkan bahwa kepatuhan Wajib Pajak berakibat pada besarnya penerimaan pajak pada tahun yang tersebut. Kepatuhan Wajib pajak pada tahun 2007 sudah cukup terlihat, walaupun belum memberikan dampak yang signifikan antara APBN dengan realisasi. Table LAPORAN PENERIMAAN PAJAK TAHUN 2008 (SAAT SUNSET POLICY) NO JENIS PAJAK REALISASI TARGET % PENCAPAIAN A Pajak Penghasilan 414,423,819, ,031,180, PPh Non Migas 414,381,299, ,031,180, PPh pasal ,857,544, ,612,490, PPh pasal 22 10,276,445,137 8,372,770, PPh pasal 22 impor 11,476,097,259 6,841,480, PPh pasal 23 16,380,150,020 9,672,090, Pph pasal 25/29 OP 9,631,141,759 7,993,630, PPh pasal 25/29 badan 63,045,724,036 60,912,550, PPh pasal 26 1,539,987, ,970, PPh final dan FLN 20,165,011,581 20,795,860, PPh Non Migas lainnya 9,198, , PPh Migas 42,519, PPh minyak bumi 30,691, PPh gas alam 11,828, PPh lain minyak bumi Pph lainnya gas alam 0 0 (data diolah tahun 2011)
20 51 Persentase pencapaian target penerimaan pajak penghasilan yang cukup baik terlihat disaat Sunset mulai diberlakukan (Tahun 2008). KPP Pratama Jakarta Senen mampu memperoleh penerimaan pajak penghasilan sebesar 104,64%. Dimana terdapat peningkatan penerimaan pajak yang sebesar 104,63% yang berasal dar PPh Non Migas dan 100% dari PPh Migas. Sunset memberikan kesempatan bagi Wajib Pajak melakukan pembetulan SPT Kurang Bayar yang telah mereka sampaikan sebelumnya. Adapun tujuan membentulkan SPT tersebut adalah agar terbebas dari pengenaan sanksi berupa bunga 2% atas pajak yang kurang sebagaimana telah dijelaskan dalam program Sunset. Dari pembetulan tersebut diketahui bahwa jumlah penerimaan pajak pada KPP Pratama Jakarta Senen meningkat dan sebagian besar melampaui jumlah APBN atau target penerimaan pajak. Terbukti dengan jumlah 100,44% pada PPh pasal 21. Untuk PPh pasal 21 target pajak pada masa sunset policy justru dinaikkan lebih dari 400 kali lipat sebagi stimulus untuk mmemperoleh keseimbangan jumlah penerimaan pajak. Kenaikan jumlah penerimaan pajak pun terlihat pada sebagian besar jenis pajak penghasilan. sekitar 122,74% pada PPh pasal 22; dan pajak penghasilan lainnya. Usaha menstabilkan target dan penerimaan pajak pada sebagian besar pajak penghasilan saat sunset ini berlangsung, setidaknya membawa dampak yang cukup signifikan bagi APBN Indonesia. Pencapaian penerimaan pajak yang melebihi target pada tahun 2008 atau saat berlangsungnya Sunset, menggambarkan bahwa program ini
21 52 memberikan pengaruh kepada kepatuhan WP untuk menyampaikan SPT pembetulannya, dan mengakibatkan jumlah peningkatan pajak yang meningkat. Di samping itu, peningkatan impor menyebabkan penerimaan PPh pasal 22 juga meningkat dan PPh pasal 23 yang meningkat juga akibat nilai pasar saham yang stabil serta PPh pasal 23 yang berkaitan dengan jasa dan sewa. Table LAPORAN PENERIMAAN PAJAK TAHUN 2009 (SETELAH SUNSET POLICY) NO JENIS PAJAK REALISASI TARGET % PENCAPAIAN A Pajak Penghasilan 373,347,225, ,150,485, PPh Non Migas 373,345,424, ,150,485, PPh pasal ,844,719, ,382,899, PPh pasal 22 13,482,272,309 22,765,105, PPh pasal 22 impor 16,668,224,639 25,422,658, PPh pasal 23 11,215,848,575 36,930,524, Pph pasal 25/29 OP 8,550,321,495 8,108,121, PPh pasal 25/29 badan 34,988,485,565 21,427,397, PPh pasal ,173,804 3,411,487, PPh final dan FLN 24,409,657,575 44,681,913, PPh Non Migas lainnya 1,721,250 20,377, PPh Migas 1,801, PPh minyak bumi 741, PPh gas alam 1,060, PPh lain minyak bumi Pph lainnya gas alam 0 (data diolah tahun 2011)
22 53 Tahun 2009 setelah pemberlakuan Sunset, jumlah penerimaan pajak penghasilan pada KPP Pratama Jakarta Senen tidak menunjukkan hasil yang cukup baik. Persentase pencapaian pajak penghasilan pada tahun ini hanya sebesar 91,7% yang berasal dari jenis PPh Non Migas dan PPh Migas. Kenaikan persentase hanya terlihat pada PPh pasal 21 sebesar 108%, nilai ini masih tergolong cukup stabil setelah pelaksanaan Sunset policy berakhir dan PPh pasal 25/ 29 sebesar 163,39%, dimana masih terdapat tingkat kepatuhan penyampaian SPT pada WP Orang Pribadi dan WP Badan. Hampir pada sebagian besar jenis pajak pengahasilan ditahun 2009 mengalami penurunan, jauh dari pencapaian target yang telah ditetapkan. Peningkatan target yang diharapkan mampu menjadi stimulus bagi penerimaan pajak, khususnya setelah program Sunset policy berlangsung, ternyata tidak mampu memberikan dampak yang sebanding pada realisasi penerimaan pajak tersebut. Namun bila dilihat lebih mandalam penurunan persentase pencapaian terhadap target penerimaan pajak terlihat cukup jelas. Tidak tercapainya target penerimaan pajak disebabkan kepatuhan wajib pajak yang kurang dalam menyampaikan SPT Tahunan, banyaknya jumlah wajib pajak yang terdaftar tidak diikuti dengan besarnya jumlah penyampaian SPT Tahunan, sehingga KPP tersebut tidak dapat memaksimalkan target yang ingin dicapainya. Tingginya peningkatan target penerimaan pajak juga mempengaruhi jumlah realisasi penerimaan pajak pada KPP Pratama Jakarta Senen. Selain itu,
23 54 penurunan impor barang dan jasa menyebabkan realisasi pencapaian PPh pasal 22 hanya sebesar 65,56% jauh dari jumlah saat Sunset sedang dilaksanakan (pada tahun 2008). Penurunan drastic lainnya yang dapat terlihat antara lain pada PPh pasal 23, akibat krisis global yang menyebabkan nilai pasar saham melemah dan berdampak kurang baik pada persentase pencapaian target penerimaan pajak penghasilan pasal 23 yang hanya sebesar 30,37%. Secara garis besar Sunset, cukup memberikan damapak yang baik pada jumlah penerimaan pajak KPP Pratama Jakarta Senen. Sebagai upaya meningkatkan penerimaan pajak sebelum Sunset (tahun 2007) hingga Sunset berakhir (tahun 2009), KPP Pratama Jakarta Senen telah cukup berhasil menjaga kestabilan jumlah penerimaan pajaknya. Realisasi penerimaan pajak yang terlihat dari tahun ke tahun terlihat cukup baik, meski terdapat kenaikan atau penurunan target yang berdapak pada tingkat persentase pencapaian target yang telah direncanakan.
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Sunset Policy Terhadap Jumlah Wajib Pajak Terdaftar
36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Sunset Policy Terhadap Jumlah Wajib Pajak Terdaftar Prinsip dasar utama dari Sunset Policy adalah penegakan sistem self assessment seutuhnya, yang berarti
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Dampak Pelaksanaan Program Kebijakan Sunset Policy terhadap Jumlah Penyampaian SPT Tahunan pada KPP Pratama Tangerang Timur Program Kebijakan Sunset
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS EFEKTIVITAS SUNSET POLICY
BAB 4 ANALISIS EFEKTIVITAS SUNSET POLICY 4.1 Pelaksanaan Sunset Policy di KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Dua Berlakunya Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Nomor 28 Tahun 2007 sejak
Lebih terperinciBAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN
BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Evaluasi Jumlah Kepemilikan NPWP Terdaftar dari Tahun 2011, 2012, dan 2013 Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa Semakin beratnya beban pemerintah dalam pembiayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. non migas. Siti Kurnia Rahayu (2010) mengungkapkan bahwa Pemerintah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak adalah salah satu sumber penerimaan dalam negeri dari sektor non migas. Siti Kurnia Rahayu (2010) mengungkapkan bahwa Pemerintah Indonesia sampai tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor internal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor internal maupun eksternal. Salah satu sumber penerimaan negara dari sektor internal adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat dengan usaha pemerintah dalam melakukan pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan. 2. Fungsi mengatur Fungsi stabilitas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan umum dan tata cara perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. A. Pembahasan Masalah. Tahun 2015 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai
44 44 BAB III PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah Tahun 2015 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai Tahun Pembinaan Wajib Pajak (TPWP). Pihak-pihak atau objek yang dibina oleh DJP adalah kelompok
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kemayoran Untuk memaksimalkan pajak, negara melakukan sosialisasi pajak kepada masyarakat terutama
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah dalam rangka memperoleh data yang digunakan untuk tujuan tertentu (Kerlinger, 2004). Penelitian ini menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekstensifikasi (peningkatan jumlah wajib pajak) dan intensifikasi (peningkatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara untuk mendukung pembiayaan dalam menjalankan fungsi pemerintahan seperti yang tertuang dalam UU No. 28 Tahun 2007
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. pengaruh ektensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak dalam meningkatkan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan pembahasan yang sudah dilakukan pada bab sebelumnya, mengenai pengaruh ektensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak dalam meningkatkan penerimaan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis perkembangan Tingkat Kepatuhan Pajak Pertambahan Nilai Pengusaha Kena Pajak Badan dilihat dari penyampaian SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai dan Surat Ketetapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi kewajiban pembangunan bangsa, maka pemerintah harus memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber dana negara salah satunya yaitu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pajak dapat memperbaiki hal tersebut dan menjadi solusi yang efektif.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang sebenarnya memiliki banyak potensi untuk menjadi negara yang lebih maju. Tetapi pada kenyataannya, Indonesia belum bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang berlangsung secara terus-menerus dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional yang berlangsung secara terus-menerus dan berkesinambungan selama ini, bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat baik materiil dan spiritual.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yang dapat dilihat dari APBN tahun 2014 yakni pajak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini, pajak merupakan sumber terbesar pendapatan negara yang dapat dilihat dari APBN tahun 2014 yakni pajak menyumbang lebih dari separuh total pendapatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber penerimaan negara di peroleh dari berbagai sektor, baik sektor
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber penerimaan negara di peroleh dari berbagai sektor, baik sektor internal maupun eksternal. Sumber penerimaan internal adalah pendapatan pajak sedangkan eksternal
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. peningkatan jumlah penerimaan pajak dengan cara melakukan penghapusan sanksi
BAB IV PEMBAHASAN Sunset Policy merupakan program pemerintah tahun 2008 dalam rangka peningkatan jumlah penerimaan pajak dengan cara melakukan penghapusan sanksi administrasi berupa bunga atas pajak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya selaku wajib pajak. Oleh sebab itu, pemerintah membuat program
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang diperoleh dari masyarakatnya selaku wajib pajak. Oleh sebab itu, pemerintah membuat program baru dalam upaya meningkatkan
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 30/PJ/2008 TENTANG
L1 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 30/PJ/2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 27/PJ/2008 TATA CARA PENYAMPAIAN, PENGADMINISTRASIAN, SERTA PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai dengan tahun 2012 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perkembangan Penerimaan Pajak (triliun rupiah)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tahun Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar dari dalam negeri. Berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2013, menunjukkan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. penerimaan pajak. Dalam meningkatkan penerimaan negara tersebut. Undang-undang, dan reformasi perpajakan.
BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Kebijakan Sunset Policy Semakin berat beban dan dana yang perlukan negara dalam menjalankan pemerintahan dan pembiayaan pembangunan, mengharuskan pemerintah berusaha meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada keadilan sosial. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, negara harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan negara yang disepakati oleh para pendiri awal negara ini adalah menyejahterakan rakyat dan menciptakan kemakmuran yang berasaskan kepada keadilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya yang dimiliki suatu negara, baik berupa kekayaan alam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari segenap potensi sumber daya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang digunakan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin maupun pembangunan agar tercapai kemakmuran dan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Efektivitas sunset..., Ehrmons Fisca Purwa Winastyo, FE UI, 2010.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan fiskal merupakan instrumen penting untuk mengoptimalkan pemanfaatan output nasional untuk dipergunakan demi kemakmuran rakyat. Kebijakan fiskal dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Sebagian masyarakat telah menganggap pajak sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini, pajak bukan lagi merupakan sesuatu yang asing bagi masyarakat Indonesia. Sebagian masyarakat telah menganggap pajak sebagai salah satu kewajiban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dalam pelaksanaan pembangunan. Pengeluaran utama negara adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara membutuhkan dana yang besar untuk membiayai segala kebutuhan dalam pelaksanaan pembangunan. Pengeluaran utama negara adalah untuk pengeluaran rutin seperti gaji
Lebih terperinciLAMPIRAN-LAMPIRAN. : Bapak Hamdi Aniza Pertama, SE., Ak., M.Si. Kepala seksi pengawasan dan konsultasi III
LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Hasil Wawancara dengan Kepala S eksi Pengawasan dan Konsultasi III KPP Pratama Jakarta Tebet Narasumber : Bapak Hamdi Aniza Pertama, SE., Ak., M.Si Kepala seksi pengawasan dan konsultasi
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DJP... KANTOR PELAYANAN PAJAK...
Lampiran 1 Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-69/PJ/2010 : 27 Mei 2010 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DJP... KANTOR PELAYANAN PAJAK... Jln....
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor yang ikut mendorong pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian global di Indonesia, merupakan salah satu faktor yang ikut mendorong pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat dan membiayai pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber penerimaan merupakan satu hal yang sangat wajar. Berkaitan dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan penerimaan negara terbesar. Dominasi pajak sebagai sumber penerimaan merupakan satu hal yang sangat wajar. Berkaitan dengan hal itu, pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang terus-menerus berlangsung secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional adalah kegiatan yang terus-menerus berlangsung secara berkesinambungan yang memiliki tujuan awal, yaitu untuk mensejahterakan rakyat baik secara
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
44 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pelaksanaan Ekstensifikasi Pajak dan Kontribusinya Terhadap Jumlah Wajib Pajak Terdaftar Berikut adalah data jumlah wajib pajak yang berhasil dihimpun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pemerintah membutuhkan dana yang cukup banyak dalam menjalankan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan program pemerintahan dan pembangunan Negara Indonesia sehingga pemerintah membutuhkan dana yang cukup banyak dalam menjalankan program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kenyataannya Indonesia tidak bisa memanfaatkan berbagai potensi itu. Bisa dilihat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai Negara yang berkembang,sebenarnya Indonesia memiliki berbagai macam potensi untuk menjadi Negara yang lebih maju. Akan tetapi pada kenyataannya Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara akan berkembang dan berjalan dengan lancar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara akan berkembang dan berjalan dengan lancar jika berbagai sumber daya dikelola dengan baik, serta pendapatan nasional negara tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara. Semakin tinggi pemasukan pajak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak dilihat dari sudut pandang pemerintah merupakan salah satu sumber penerimaan untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan. Sebagai sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber pendanaan dan pemasukan bagi Negara berasal dari pajak yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah negara membutuhkan sumber pendanaan untuk melakukan Pembangunan Nasional yang dilakukan secara terus menerus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat berupa kebutuhan
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN DATA TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN NPWP DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KPP PRATAMA BINJAI
BAB III GAMBARAN DATA TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN NPWP DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KPP PRATAMA BINJAI 3.1 Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan meliputi
Lebih terperinciBab 3. Penjelasan Mengenai Ketentuan Sunset Policy Berdasarkan Pasal 37A Undang-Undang Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
32 Bab 3 Penjelasan Mengenai Ketentuan Sunset Policy Berdasarkan Pasal 37A Undang-Undang Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan 3.1 Pengertian Istilah Sunset Policy Direktorat Jenderal Pajak mengkampanyekan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepentingan yang sama untuk mengetahui masalah perpajakan di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengadaan dana merupakan masalah yang penting bagi tercapainya tujuan pembangunan nasional. Sumber pembiayaan pembangunan berasal dari dalam negeri dan luar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pajak 2.1.1 Pengertian Pajak Untuk mengetahui dengan jelas pengertian pajak, berikut ini akandikemukakan definisi-definisi pajak yang diambil dari beberapa sumber.definisi pajak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan utama Negara yang digunakan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan utama Negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Hal ini tertuang dalam Anggaran Penerimaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan, pemerintah mengandalkan sumber-sumber penerimaan negara. Nota Keuangan dan APBN Indonesia tahun 2015 yang diunduh dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia terus melaksanakan pembangunan di segala bidang demi mewujudkan kesejahteraan rakyat. Dalam melaksanakan pembangunan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut UU KUP Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 1, Pajak adalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Menurut UU KUP Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 1, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Lebih terperinciFORMULA PENGHITUNGAN INDIKATOR KINERJA PELAYANAN. Realisasi pelayanan NPWP tepat waktu X 100% Jumlah penerbitan NPWP. Realisasi pelayanan pengukuhan
LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE-97/PJ/2010 TENTANG : PETUNJUK PENGUKURAN, PELAPORAN, DAN MONITORING KINERJA LAYANAN UNGGULAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK FORMULA PENGHITUNGAN INDIKATOR
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. sudah selayaknya ditarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang dilakukan di
94 BAB V PENUTUP Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Pada akhir penulisan hukum sudah selayaknya ditarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang dilakukan di lapangan yang kemudian dilakukan pembahasan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penerimaan Dalam Negeri, (dalam miliar rupiah)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pajak merupakan sumber penerimaan yang paling dominan, hal tersebut terbukti dari angka yang terdapat pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu peneriman di negara Indonesia yang sangat penting bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu peneriman di negara Indonesia yang sangat penting bagi pelaksanakan dan pembangunan nasional serta bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperbaharui. Berbeda dengan pajak yang mempunyai umur tidak terbatas, dengan melihat semakin bertambahnya jumlah penduduk.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan penerimaan negara terbesar. Kurang lebih 2/3 penerimaan Negara saat ini dihasilkan dari pajak. Pajak sebagai sumber penerimaan merupakan satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam membenahi semua sektor, terutama sektor perekonomian. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian global terutama di Indonesia ikut memacu pemerintah dalam membenahi semua sektor, terutama sektor perekonomian. Dalam membenahi
Lebih terperinciPERPAJAKAN I KUP PENDAFTARAN NPWP & PEMBAYARAN PAJAK. By : SUHIRMAN MADJID, SE.,MSi.,AK., CA. HP :
PERPAJAKAN I Modul ke: 02 KUP PENDAFTARAN NPWP & PEMBAYARAN PAJAK Fakultas EKON0MI Program Studi S 1 AKUNTANSI By : SUHIRMAN MADJID, SE.,MSi.,AK., CA. HP : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com.
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mengamankan penerimaaan Negara perlu dilakukan
BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah Dalam rangka mengamankan penerimaaan Negara perlu dilakukan berbagai upaya, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui peningkatan kepatuhan
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DJP... KANTOR PELAYANAN PAJAK...
Lampiran I DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DJP... KANTOR PELAYANAN PAJAK... (Beri tanda ( ) pada kotak yang sesuai) LEMBAR PENELITIAN (CHECK LIST) SUNSET
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan nasional, sebagaimana tertuang dalam alinea II Pembukaan Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang sekaligus merupakan proses pengembangan keseluruhan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Lokasi Penelitian dan Daerah Operasi Objek Penelitian Dalam menyusun skripsi ini, peneliti melakukan penelitian di KPP Pratama Tangerang Timur yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan melihat semakin bertambahnya jumlah penduduk. perpajakan, Indonesia menganut system self assessment yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak merupakan penerimaan negara terbesar. Kurang lebih 2/3 penerimaan negara saat ini dihasilkan dari pajak. Pajak sebagai sumber penerimaan merupakan satu hal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat di paksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat
Lebih terperinciHukum Pajak. Kewajiban Perpajakan (Pertemuan #9) Semester Genap
Hukum Pajak Kewajiban Perpajakan (Pertemuan #9) Semester Genap 2015-2016 Tujuan Pembelajaran Fakultas Hukum Mahasiswa memahami pemungutan pajak melalui sistem self assessment; Mahasiswa memahami berbagai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. bukunya Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Penghasilan : Definisi pajak yang dikemukakan oleh S.I.
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pajak Banyak definisi pajak yang dikemukan oleh para ahli. Salah satu definisi yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. dalam bukunya Dasar-dasar Hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional Indonesia merupakan suatu proses yang dilakukan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional Indonesia merupakan suatu proses yang dilakukan secara berkesinambungan dengan tujuan untuk memberikan keadilan dan kemakmuran bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah mengandalkan berbagai pemasukan negara sebagai sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang notabenenya masih tergolong sebagai negara berkembang tentunya masih berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya melalui
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek dalam penelitian ini diperoleh dari dua sumber, diantaranya : a. Sejarah Direktorat Jendral Pajak
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini diperoleh dari dua sumber, diantaranya : 1. KP DJP a. Sejarah Direktorat Jendral Pajak Direktorat Jenderal Pajak (disingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian global terutama di Indonesia, ikut memacu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian global terutama di Indonesia, ikut memacu pemerintah dalam membenahi semua sektor, terutama sektor perekonomian. Dalam membenahi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian bangsa. Suparmono dan Damayanti (2010) mengatakan bahwa
1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pajak memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian bangsa. Suparmono dan Damayanti (2010) mengatakan bahwa sebagai salah satu sumber
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari penerimaan dalam negeri maupun penerimaan luar negeri.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang berkewajiban untuk memenuhi kepentingan warga negaranya, salah satunya melalui pelaksanaan berbagai pembangunan yang sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berasal dari pajak. Sehingga tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Wajib Pajak merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini pajak sudah menjadi faktor strategis dalam menjalankan proses pembangunan di Indonesia, karena sebagian besar sumber penerimaan dalam Anggaran Pendapatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suatu Negara membutuhkan dana yang cukup untuk melakukan pembangunan infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang sangat dominan. Pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang sangat dominan. Pada saat ini kemandirian suatu negara dapat dilihat dari kemampuan warga negaranya untuk membiayai pengeluaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia memiliki berbagai permasalahan perpajakan yang umumnya
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Indonesia memiliki berbagai permasalahan perpajakan yang umumnya juga ditemui di negara lain, misalnya rendahnya kepatuhan pajak, rendahnya penerimaan pajak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Tujuan tersebut dapat diwujudkan,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia saat ini sedang berkonsentrasi dalam bidang pembangunan. Pembangunan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, diantaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemungutan Pajak Daerah dalam upaya peningkatan pendapatan asli. secara terus menerus melalui penggarapan sumber-sumber baru dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemungutan Pajak Daerah dalam upaya peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) sebagai salah satu sumber dana pembangunan perlu dipacu secara terus menerus melalui penggarapan
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak. (KPP) Pratama Jakarta Kemayoran
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kemayoran Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbesar dan memiliki peran penting dalam pembangunan suatu negara khususnya di
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Seperti yang kita ketahui bahwa pajak merupakan penerimaan negara yang terbesar dan memiliki peran penting dalam pembangunan suatu negara khususnya di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tangga dimana mengenal sumber penerimaan dan pos pos pengeluaran.
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perekonomian negara sama halnya dengan perekonomian rumah tangga dimana mengenal sumber penerimaan dan pos pos pengeluaran. Pajak merupakan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, pada bab ini penulis mencoba mengambil kesimpulan atas kegiatan ekstensifikasi dalam rangka menambah jumlah Wajib
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Monica (2013), menyatakan bahwa dalam rangka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia hingga saat ini masih menjadi negara yang sedang berkembang dan tidak henti-hentinya melakukan upaya pembangunan di segala bidang yang bertujuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menerus dalam rangka menjamin pembangunan nasional yang berkesinambungan.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional yang sedang kita laksanakan ini memerlukan tersedianya dana pembangunan yang sangat besar, yang senantiasa tersedia secara terus menerus dalam rangka
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 28/PJ/2012 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 28/PJ/2012 TENTANG TARGET RASIO PEMBETULAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN BERBASIS PROFIL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Undang-Undang Dasar 1945, dimana bertujuan untuk mencerdaskan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam buku Undang-Undang Dasar 1945 (amandemen) menyebutkan bahwa, Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu penopang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Untuk dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sumber penerimaan negara yang sangat penting untuk pembiayaan pemerintah dan pembangunan adalah dari penerimaan pajak. Pajak merupakan salah satu penopang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana semua hasil penerimaan tersebut akan digunakan untuk membiayai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber-sumber penerimaan negara Indonesia berasal dari berbagai sektor, dimana semua hasil penerimaan tersebut akan digunakan untuk membiayai pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjabarkan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penelitian. 1.1 Latar Belakang Indonesia pada tahun 2015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang bertujuan untuk mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa yang adil,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk memenuhi dana pembangunan Negara, Pemerintah. masyarakat Indonesia, karena berdasarkan tax ratio Indonesia dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Untuk memenuhi dana pembangunan Negara, Pemerintah memanfaatkan dua sumber pokok penerimaan pajak, yaitu sumber dana dari dalam negeri misalnya penerimaan
Lebih terperinciPerbedaan Data antara SPT Tahunan PPh dengan Profil Wajib Pajak
Lampiran 1 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DJP... KANTOR PELAYANAN PAJAK... Jln... Telp....... Faks.... Homepage : http://www.pajak.go.id Nomor : S-...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. relatif terbatas, pada saatnya akan habis dan tidak bisa diperbaharui. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dominasi pajak sebagai sumber penerimaan merupakan satu hal yang sangat wajar, terlebih ketika sumber daya alam, khususnya minyak bumi tidak bisa lagi diandalkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah tentunya berusaha untuk dapat meningkatkan dan meratakan tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia merupakan Negara Kepulauan terbesar didunia. Dengan besar dan luasnya wilayah Negara Republik Indonesia yang dimiliki, pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maju dan sejahtera. Dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang secara terus menerus melakukan pembangunan untuk dapat menjadi negara yang maju dan sejahtera. Dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidak bisa hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidak bisa hanya menggantungkan dana dari luar negeri saja, melainkan harus menggali sendiri terutama dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanpa pajak akan sangat mustahil sekali negara ini dapat melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber utama dana penerimaan dalam negeri. Tanpa pajak akan sangat mustahil sekali negara ini dapat melakukan pembangunan. Sebagian besar sumber
Lebih terperinci: Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan KPP Pratama Serpong. 1. Apa tujuan yang melatarbelakangi kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak di
L4 Narasumber Jabatan : Ibu Nurika Rahmantika : Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan KPP Pratama Serpong DAFTAR PERTANYAAN : 1. Apa tujuan yang melatarbelakangi kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedangkan sumber penerimaan eksternal misalnya pinjaman luar negeri. Arum
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor internal maupun eksternal. Salah satu sumber penerimaan negara dari sektor internal adalah pajak,
Lebih terperinciBAB 3 KETENTUAN SUNSET POLICY DAN DASAR HUKUM PERPANJANGAN SUNSET POLICY
47 BAB 3 KETENTUAN SUNSET POLICY DAN DASAR HUKUM PERPANJANGAN SUNSET POLICY 3.1. Ketentuan Sunset Policy dalam Pasal 37 A UU KUP Dalam Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP), sunset
Lebih terperinciDaftar Pertanyaaan Wawancara dan Jawaban: Pajak dan intensifikasi pajak Orang Pribadi khususnya pada KPP Jakarta Tanah
L 1 Daftar Pertanyaaan Wawancara dan Jawaban: 1. Apakah tujuan yang melatarbelakangi pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak dan intensifikasi pajak Orang Pribadi khususnya pada KPP Jakarta Tanah
Lebih terperinci