Bapppeda Kota Surakarta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bapppeda Kota Surakarta"

Transkripsi

1 KATA PENGANTAR Buku Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kota Surakarta merupakan gambaran seluruh potensi dan sumberdaya yang dimiliki oleh Kota Surakarta yang disusun dengan mengolah database 8 kelompok data Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kota Surakarta. Dengan ketersediaan data dan informasi Pembangunan Daerah Kota Surakarta ini diharapkan dapat menjadi salah satu pendukung bagi pengambilan keputusan dan kebijakan baik di Daerah maupun di Pusat, dan dapat meningkatkan komitmen pemerintah daerah untuk membangun program berbasis data dan informasi, serta akan meningkatkan kapasitas daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah. Hal tersebut sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor Tentang Pemerintahan Daerah Pasal 274, Perencanaan pembangunan Daerah didasarkan pada data dan informasi yang dikelola dalam sistem informasi pembangunan Daerah. Dengan pengoptimalan dan peningkatan sistem informasi pemerintah daerah akan memperkuat kerja sama baik antar Pemerintah Daerah maupun dengan Pemerintah Pusat. Data yang tersaji dalam buku ini merupakan data yang terekam sampai dengan Bulan Desember tahun 2016, sehingga secara bertahap selalu diusahakan pembaharuannya serta penyempurnaan kualitas maupun kuantitasnya. Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan buku ini, diucapkan terima kasih dan semoga bermanfaat bagi penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan kepada masyarakat. Kami berharap dukungan ini akan terus berlanjut sehingga kualitas data dan informasi yang tersaji akan semakin baik. Surakarta, Agustus 2017 Kepala Bapppeda Kota Surakarta Ir. AHYANI, MA Pembina Utama Muda NIP Bapppeda Kota Surakarta i

2 DAFTAR ISI Kata Pengantar...i Daftar Isi... ii BAB I Pendahuluan... 1 A. Latar Belakang... 2 B. Dasar Hukum... 2 C. Maksud, Tujuan, Sasaran, dan Manfaat... 4 D. Ruang Lingkup Data... 5 BAB II Selayang Pandang Kota Surakarta... 6 A. Riwayat Pemerintahan Kota Surakarta...6 B. Visi dan Misi Kota Surakarta BAB III Geografi dan Pemerintahan A. Geografi Lahan persawahan Lahan Kering B. Pemerintahan Organisasi Pemerintahan Pegawai Negeri Sipil Pejabat Struktural dan Fungsional BAB IV Sosial Budaya A. Kependudukan Jumlah Penduduk Komposisi Penduduk Sebaran Penduduk Lapangan Usaha dan Ketenagakerjaan B. Kesehatan Sarana Kesehatan Sarana Industri, Distribusi Obat dan Alat Kesehatan Tenaga Kesehatan C. Pendidikan D. Kesejahteraan Sosial Bapppeda Kota Surakarta ii

3 E. Keagamaan BAB V Sumber Daya Alam A. Pertanian B. Pertambangan dan Energi C. Lingkungan Hidup, Tata Ruang dan Pertanahan BAB VI Infrastruktur A. Perumahan dan Permukiman B. Pekerjaan Umum C. Pariwisata D. Perhubungan dan Transportasi BAB VII Ekonomi A. Industri B. Perdagangan C. Lembaga Keuangan dan Koperasi BAB VIII Keuangan Daerah A. PDRB B. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) C. Pendapatan Asli Daerah (PAD) D. Pajak Daerah E. Dana Perimbangan BAB IX Politik, Hukum dan Keamanan A. Suprastruktural dan Infrastruktural Politik B. Hukum C. Keamanan BAB X Insidensial A. Penyakit Menular BAB XI Penutup Bapppeda Kota Surakarta iii

4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor tentang Pemerintah Daerah yang dipertegas dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD), Perencanaan pembangunan Daerah didasarkan pada data dan informasi yang dikelola dalam sistem informasi pembangunan Daerah.Dalam rangka mendukung penyediaan data dan informasi hasil pembangunan, maka dilakukan kerjasama antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam hal penyediaan database yang dikemas dalam bentuk Sistem Informasi Profil Daerah (SIPD). SIPD adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi profil daerah untuk mendukung perencanaan, pengendalian dan analisis kinerja pembangunan daerah dengan memanfaatkan teknologi informasi. Pengembangan data dan informasi profil daerah, diharapkan dapat meningkatkan kapasitas daerah, komunikasi data dan informasi antar daerah, dan antara daerah dengan pusat. Sistem Informasi Pembangunan Daerah ini merupakan sistem informasi berbasis Website yang menyajikan data base pembangunan daerah yang menggambarkan seluruh potensi dan sumberdaya yang dimiliki daerah. Data ini bersumber dari perangkat daerah dan instansi terkait. SIPD ini diharapkan dapat membantu masyarakat dan stakeholder untuk mencari informasi tentang perkembangan dan potensi yang ada di daerah. Selain itu SIPD ini diharapkan bisa menjadi satu-stunya Pintu Gerbang penghimpun, penyedia data yang akurat dan terbaru untuk perencanaan daerah. Bapppeda Kota Surakarta 1

5 Data Sistem Informasi Pembangunan Daerah mencakup 8 kelompok data, meliputi: Data Umum; Sosial Budaya; Sumber Daya Alam; Infrastruktur; Industri, Perdagangan, Keuangan, Koperasi Usaha dan Investasi; Ekonomi dan Keuangan; Politik, Hukum, dan Keamanan serta Insidental dari setiap SKPD maupun instansi pemerintah lainnya. Pengelompokan kedalam 8 Jenis kelompok data tersebut merupakan standar yang terdapat dalam SIPD sehingga daerah-daerah lain di Indonesia yang melaksanakan pendataan dalam kemasan SIPD juga melaksanakan pendataan dalam 8 jenis kelompok data dengan harapan bahwa kondisi masing-masing daerah dapat dibandingkan secara nasional. Sistem Informasi Pembangunan Daerah pada dasarnya memiliki nilai yang sangat strategis bagi kepentingan Pusat dan Daerah, apabila keseluruhan aspek data yang telah ditetapkan dapat dipenuhi. Karena di dalamnya, SIPD berisi data-data mendasar yang mampu memberikan gambaran Pembangunan Daerah. Sehingga berbagai potensi daerah yang ada, dapat dikembangkan lebih lanjut kearah yang lebih tepat dalam rangka mendukung eksistensi daerah yang bersangkutan. B. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Sistem Informasi Profil Daerah (SIPD) Kota Surakarta ini adalah sebagai berikut: a. Undang-Undang Nomor tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN); b. Undang-Undang Nomor tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Bapppeda Kota Surakarta 2

6 Undang-Undang Nomor tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); c. Peraturan Pemerintah Nomor tentang Laporan Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614, Lembaran Negara Republik Indonesia 2006 Nomor 25); d. Peraturan Pemerintah Nomor tentang Pedoman Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); e. Peraturan Pemerintah Nomor tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4698); f. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor Tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah Kota Surakarta (Lembaran Daerah Kota Surakarta 2016 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kota Surakarta Nomor 57); g. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia 2010 Nomor 517); h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor Tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah; Bapppeda Kota Surakarta 3

7 C. Maksud, Tujuan, Sasaran dan Manfaat Maksud : 1. Menyediakan data dan informasi sebagai dasar kebijakan dalam menyusun perencanaan pembangunan daerah; 2. Meningkatkan komitmen Pemerintah Daerah untuk membangun pola kerjasama berbasis data dan informasi; 3. Menyempurnakan dan mengupdate data base profil/pembangunan daerah Kabupaten/Kota yang menggambarkan seluruh potensi dan sumber daya yang dimiliki Kabupaten/Kota secara series Tujuan : 1. Menyediakan data bagi pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan 2. Mewujudkan perencanaan pembangunan berbasis data Sasaran : menyediakan analisis data dan informasi 8 kelompok data pembangunan daerah yang komprehensif sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan daerah. Manfaat : 1. Tersedianya data dasar perencanaan pembangunan 2. Memetakan potensi yang dimiliki dan permasalahan yang dihadapi. 3. Sebagai masukan dalam penyusunan dokumen perencanaan. 4. Mendukung pelaksanaan evaluasi pembangunan daerah. 5. Mendukung promosi potensi daerah. Bapppeda Kota Surakarta 4

8 D. Ruang Lingkup Data Ruang Lingkup Materi Sistem Informasi Pembangunan Daerah ini adalah analisa indikator terdiri dari delapan kelompoktime serties 5 (lima) tahun, yaitu: 1) Data Umum mencakup data geografi dan pemerintahan, demografi penduduk 2) Data sosial budaya mencakup, pendidikan, kesehatan, agama, dan kesejahteraan sosial. 3) Sumber daya alam (SDA) mencakup pertanian, kehutanan, kelautan, perikanan, peternakan, perkebunan; pertambangan dan energy; lingkungan hidup, tata ruang & pertanahan. 4) Data infra struktur mencakup perumahan dan permukiman; pekerjaan umum; pariwisata, pos, telekomunikasi & informatika; perhubungan, dan transportasi. 5) Data Ekonomi mencakup industri, perdagangan, koperasi, usaha, dan investasi; dan BUMD, Perbankan daerah dan Lembaga Keuangan Daerah 6) Data Keuangan Daerah mencakup pengelolaan asset / barang daerah; produk domestik regional bruto (PDRB), APBD, pajak, dana perimbangan, PAD, Pinjaman daerah, retribusi daerah. 7) Data politik, hukum & keamanan mencakup politik dalam negeri & pengawasan; hokum; keamanan dan ketertiban masyarakat 8) Data insidensial mencakup pengungsi, bencana alam, penyakit menular, pencurian ikan; pembakaran hutan; dan pencuridan dan penyelundupan kayu Bapppeda Kota Surakarta 5

9 BAB II SELAYANG PANDANG KOTASURAKARTA A. Riwayat Pemerintahan Kota Surakarta Kota Surakarta didirikan tahun 1745, yang ditandai dengan dimulainya pembangunan Keraton Kasunanan sebagai ganti keraton di Kartasura yang hancur akibat pemberontakan Mas Gerendi (Sunan Kuning) yang didukung orang-orang Tionghoa guna melawan kekuasaan Pakubuwono (PB) II yang bertahta di Kartasura Sunan Kuning juga dibantu oleh kerabat-kerabat Keraton yang tidak setuju dengan sikap Paku Buwono II yang mengadakan kerjasama dengan Belanda. Salah satu pendukung pemberontakan tersebut adalah Pangeran Sambernyowo (RM Said) yang merasa kecewa karena daerah Sukowati yang dulu diberikan oleh Keraton Kartosuro kepada ayahandanya dipangkas. Akibat dari pemberontakan ini Raja Paku Buwono II terdesak mundur hingga ke Jawa Timur tepatnya di wilayah Ponorogo. Paku Buwono II meminta bantuan Belanda yang diwakili oleh VOC untuk menumpas pemberontakan ini. Dengan bantuan pasukan Kompeni di bawah pimpinan Mayor Baron Van Hogendrof serta Adipati Bagus Suroto dari Ponorogo pemberontakan berhasil dipadamkan, dan Kartasura bisa direbut kembali namun keraton sudah hancur dan dianggap "tercemar". Raja Sunan Pakubuwono II memerintahkan Tumenggung Honggowongso dan Tumenggung Mangkuyudo dengan dibantu pasukan Belanda J.A.B. Van Hogendorf berusaha untuk mencari lokasi ibu kota kerajaan yang baru. Pada tahun 1745, dengan berbagai pertimbangan fisik dan supranatural, Paku Buwono II memilih Desa Sala sebuah desa di tepi sungai Bengawan Solo-sebagai daerah yang terasa tepat untuk membangun istana yang baru. Sejak saat itulah, desa Sala segera Bapppeda Kota Surakarta 6

10 berubah menjadi Surakarta Hadiningrat. Pembangunan kraton baru ini menurut catatan menggunakan bahan kayu jati dari kawasan Alas Donoloyo, hutan di daerah Wonogiri dan kayunya dihanyutkan melalui sungai. Secara resmi, keraton mulai ditempati tanggal 17 Februari 1745 (atau Rabu Pahing 14 Sura 1670 Penanggalan Jawa, Wuku Landep, Windu Sancaya). Secara yuridis Kota Surakarta terbentuk berdasarkan penetapan Pemerintah 1946 Nomor 16/SD, yang diumumkan pada Tanggal 15 Juli 1946 dengan berbagai pertimbangan faktor-faktor historis sebelumnya, kemudian ditetapkanlah tanggal 16 Juni 1946 sebagai hari jadi Pemerintah Daerah Kota Surakarta. Secara de facto sejak tanggal 16 Juni 1946 tersebut Pemerintah Daerah Kota Surakarta berhak mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri, sekaligus menghapus kekuasaan kerajaan Kasunanan dan Mangkunegaran (Sumber: Lembaran Daerah Kota Surakarta 2010 Nomor 12). Dilihat dari sisi perkembangan Pemerintahan di Kota Surakarta, periode pemerintahan secara umum dapat dibagi menjadi tujuh, yaitu (Lembaran Daerah Kota Surakarta 2010 Nomor 12): 1) Periode Pemerintahan Daerah Kota Surakarta, yaitu mulai tanggal 16 Juni 1946 sampai dengan berlakunya Undang-Undang No , yang ditetapkan pada tanggal 5 Juni ) Periode Pemerintahan Haminte Surakarta, yaitu sejak berlakunya Undang-Undang No sampai dengan berlakunya Undang-Undang Nomor , yang ditetapkan pada tanggal 10 Juli ) Periode Pemerintahan Daerah Kota Surakarta, yaitu sejak berlakunya Undang-Undang No , yang ditetapkan pada tanggal 10 Juli 1948 sampai dengan berlakunya Undang- Undang No , yang ditetapkan pada tanggal 18 Januari Bapppeda Kota Surakarta 7

11 4) Periode Pemerintahan Daerah Kotapraja Surakarta, yaitu sejak berlakunya Undang-Undang No sampai dengan berlakunya Undang-Undang No , yang ditetapkan pada tanggal 1 September ) Periode Pemerintahan Kotamadya Surakarta, yaitu sejak berlakunya Undang-Undang No sampai dengan Undang-Undang No tanggal 4 Mei ) Periode Pemerintahan Kota Surakarta, yaitu sejak berlakunya Undang-Undang No tentang Pemerintahan Daerah. 7) Periode Pemerintahan Kota Surakarta, yaitu sejak berlakunya Undang-Undang No tentang Pemerintahan Daerah sampai sekarang. B. Visi dan Misi Kota Surakarta Berpedoman pada Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surakarta , Visi Walikota- Wakil Walikota Surakarta terpilih , ditetapkan sebagai visi pembangunan jangka menengah daerah Kota Surakarta adalah : Misi Kepala Daerah Terpilih tahun adalah Mewujudkan Masyarakat Surakarta yang Waras, Wasis, Wareg, Mapan, dan Papan. Penjabaran misi RPJMD Kota Surakarta dilakukan dengan meyelaraskan misi kepala daerah terpilih Bapppeda Kota Surakarta 8

12 dengan misi RPJPD Kota Surakarta Penjabaran misi pembangunan Kota Surakarta dirumuskan sebagai berikut: 1. Waras Mewujudkan masyarakat yang sehat jasmani dan rohani dalam lingkungan hidup yang sehat. 2. Wasis Mewujudkan masyarakat yang cerdas, berkualitas, berdaya saing, mandiri, dan berkarakter menjunjung tinggi nilai nilai luhur dan melestarikan warisan budaya daerah. 3. Wareg Mewujudkan masyarakat yang produktif, mandiri, dan berkeadilan mampu memenuhi kebutuhan dasar jasmani dan rohani. 4. Mapan Mewujudkan masyarakat yang tertib, aman, damai, berkeadilan, berkarakter, dan berdaya saing melalui pembangunan daerah yang akuntabel (sektoral, kewilayahan, dan kependudukan) dan tata kelola pemerintahan yang efektif, efisien, bersih, responsif dan melayani. 5. Papan Mewujudkan Surakarta nyaman melalui pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman, tempat untuk berusaha dan berkreasi, pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum perkotaan yang berkeadilan, serta berwawasan kependudukan, lingkungan, dan budaya. Bapppeda Kota Surakarta 9

13 BAB III GEOGRAFI DAN PEMERINTAHAN A. Geografi Dari sisi letak geografis, Kota Surakarta atau Kota Solo berada di cekungan antara lereng pegunungan Lawu dan pegunungan Merapi dengan ketinggian sekitar 92 m di atas permukaan laut, terletak di antara '15" '35" Bujur Timur dan Lintang Selatan. Kota Surakarta dibelah dan dialiri oleh 3 (tiga) buah sungai besar, yaitu Sungai Bengawan Solo, Kali Jenes, dan Kali Pepe. Kota Surakarta di bagian selatan dibatasi oleh Kabupaten Sukoharjo, bagian timur dibatasi oleh Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo, bagian utara dibatasi oleh Kabupaten Boyolali dan Karanganyar, dan bagian barat dibatasi oleh Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo. Kota Surakarta dibagi menjadi 5 wilayah kecamatan yang terdiri dari 51 wilayah kelurahan. Dengan luas sekitar ha, Kota Surakarta memiliki lahan yang cukup datar dimana ha atau 80,3 % berupa lahan dengan kemiringan 0-2%, sedangkan sisanya 866 ha atau 19,7% berupa lahan bergelombang dengan kemiringan 2-15%. Luasan setiap kecamatan secara rinci dapat dilihat pada tabel 1 berikut: Bapppeda Kota Surakarta 10

14 Kecamatan Tabel 1. Luas Wilayah Kecamatan Jumlah Kelurahan Jumlah RW Jumlah RT Luas Wilayah (Ha) 1. Laweyan ,83 (19,61%) 2. Serengan ,4 (7,25%) 3. Pasar Kliwon ,52 (10,93%) 4. Jebres ,18 (28,57%) 5. Banjarsari ,1 (33,63%) Total % Sumber : Bag.Pemerintahan Setda Kota Surakarta (Data per Desember 2016) 1. Lahan Persawahan Pada tahun 2016 luas lahan persawahaan tercatat hanya sebesar 82 Ha yang terbagi atas lahan sawah teririgasi 60Ha dan sawah tadah hujan seluas 22Ha. Data terkait luas lahan Persawahan di Kota Surakarta dapat dilihat dalam data berikut : Tabel 2. Luas Lahan Sawah Menurut Jenis Irigasi (Ha) No Jenis Lahan Sawah 1 Sawah Teririgrasi 130,98 130,98 127, Sawah Tadah Hujan 4,05 4,05 4, Pasang Surut Sawah Lainnya Total Luas Lahan 135,03 135,03 131, Sumber : Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Surakarta (data perdesember 2016) Bapppeda Kota Surakarta 11

15 (Ha) SIPD Kota Surakarta ,98 130,98 127, sawah irigasi 4,05 4,05 4,05 3 sawah tadah hujan 22 Gambar 1. Perkembangan Lahan Sawah di Kota Surakarta Meskipun demikian secara periodik telah terjadi alih fungsi dan lahan sawah menjadi lahan bukan sawah yang ditunjukkan dengan luas sawah irigasi pada tahun 2015 luas total sawah 130 Ha berubah fungsi sehingga pada tahun tahun 2016 luas sawah menyusut menjadi 82 Ha. Hal ini disebabkan karena penggunaan untuk lahan permukiman, untuk ladang maupun usaha lain dan fasilitas umum maupun sarana kerja yang terkait dengan penggunaan lahan diluar sektor pertanian. 2. Lahan Kering Lahan kering yang ada di Kota Surakarta sebagian besar penggunaannyaadalah lahan pemukiman seluas ha (80%), lahan untuk usaha lain sebesar 389 ha (11%), hanya sedikit yang digunakan untuk ladang, yaitu 98 ha (3%) dan yang belum diusahakan hampir mendekati 1%. Bapppeda Kota Surakarta 12

16 3% 11% LADANG KERING PEMUKIMAN JASA / TANAH LAINNYA 86% Gambar 2. Penggunaan Lahan Kering di Kota Surakarta 2016 Tabel 3. Luas Penggunaan Lahan Kering di Kota Surakarta (Ha) No Jenis Lahan Kering 1 Rawa-rawa 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2 Ladang (Tegalan) 126,02 126,02 125, Perkebunan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4 Permukiman 2.809, , , Usaha Lain 1.231, , , Padang Rumput 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 7 Lahan Industri 97,72 97,72 97, Belum/Tidak Diusahakan 2,71 2,71 2, Total Luas Lahan 625, , , , Sumber : Badan Pertanahan Kota Surakarta (data per Desember 2016) Luas lahan kelima kecamatan, sebagian besar bahkan lebih dari separuh lahannya digunakan untuk lahan perumahan. Untuk Kecamatan Jebres lahan untuk Jasa 14% merupakan lahan untuk jasa dimana lahan ini digunakan untuk Perguruan Tinggi UNS, STSI, Solo Technopark dan Terminal Peti Kemas. Pada kecamatan ini Bapppeda Kota Surakarta 13

17 juga rnasih terdapat tanah tegalan 6,5% di Kelurahan Mojosongo, berupa perkebunan rakyat yang banyak diusahakan untuk kayu jati. B. Pemerintahan 1. Organisasi Pemerintahan Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, dalam struktur kepemerintahan Kota Surakarta dipimpin oleh seorang Walikota dan seorang Wakil Walikota. Dalam pelaksanaan tugas pemerintahan dibantu Sekretariat Daerah (Setda) yang membawahi 3 asisten. Untuk pelaksanaan teknis pemerintahan daerah, walikota dibantu oleh Lembaga Teknis Daerah yang terdiri atas 22 Dinas, 3 Badan, 2 Kantor, 10 Bagian dan 1 Inspektorat. 2. Pegawai Negeri Sipil Jumlah Pegawal Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota Surakarta jika dilihat dari tahun ke tahun terjadi fluktuasi. Tetapi secara umum jumlah PNS menurun dari total orang PNS pada tahun 2012menjadi orang PNS pada tahun 2016 hal ini disebabkan adanya beberapa hal diantaranya penambahan pegawai dari honorer dan aturan minimal jam mengajar bagi guru bersertifikasi sehingga pengangkatan guru baru menjadi lebih sulit. Tabel 4. Jumlah Aparatur Pemerintahan Kota Surakarta (Orang) Golongan PNS 1). Golongan I ). Golongan II Bapppeda Kota Surakarta 14

18 Golongan PNS 3). Golongan III ). Golongan IV Total Sumber : Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kota Surakarta (Desember 2016) Untuk perkembangan jumlah PNS di Kota Surakarta dari 2012 sampai dengan 2016 yang dirinci menurut golongan I sampai dengan golongan IV dapat dilihat seperti gambar 5 grafik berikut : Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV Gambar 5. Grafik Perkembangan Aparatur Pemkot Surakarta 3. Pejabat Struktural dan Fungsional Formasi jabatan Struktural dan Fungsional Perangkat Daerah di Kota Surakarta tercatat secara keseluruhan sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 ini terjadi pasang surut. Jumlah pejabat struktural eselon II sampai dengan eselon IV sejak tahun 2012 hingga tahun 2016 ini mengalami penurunan dari 914 di tahun 2012 menjadi 863 orang di tahun Jumlha pejabat fungsional juga mengalami penurunan dari orang di tahun 2012 menjadi Bapppeda Kota Surakarta 15

19 orang di tahun Tabel 5. Jumlah Jabatan Struktural di Lingkungan Pemkot Surakarta Eselon Eselon II Eselon III Eselon IV Eselon V JFK JFU TOTAL Sumber : Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kota Surakarta (Data per Desember 2016) Bapppeda Kota Surakarta 16

20 BAB IV SOSIAL BUDAYA Bab IV menyajikan data-data kependudukan, kesehatan, pendidikan, kebudayaan, olah raga, kesejahteraan sosial dan data keagamaan. A. Kependudukan Data penduduk sangat penting karena menjadi dasar dalam perencanaan kebutuhan sarana publik (transportasi, pendidikan, kesehatan, dll) dan juga sebagai dasar perencanaan kebutuhan masyarakat lainnya seperti sandang, papan, produk industri, jasa dan sebagainya menuju masyarakat yang berkualitas. Tujuan ini sejalan dengan visi pembangunan yang menempatkan penduduk sebagai sasaran pembangunan dan sekaligus pelaku pembangunan. Dengan data kependudukan yang valid (benar dan akurat) dan selalu diperbaharui, maka diharapkan semua perencanaan, yang berdasarkan data kependudukan, menjadi perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan dan tepat sasaran. 1. Jumlah Penduduk Data penduduk Kota Surakarta termasuk yang dinamis, selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu, karena itu perlu diperbarui (update) secara berkala dengan mekanisme pengumpulan data secara berjenjang dari tingkat kelurahan, kecamatan hingga tingkat kota. Menurut data yang diperbarui melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, pada tahun 2016 jumlah penduduk wajib KTP Kota Surakarta tercatat orang. Sementara itu, julah keseluruhan penduduk d Kota Surakarta tahun 2016 tercatat orang. Bapppeda Kota Surakarta 17

21 Tabel 6. Jumlah Penduduk Kota Surakarta (Orang) Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan Total 545, Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta (Data per Desember 2016) Pertumbuhan Penduduk Gambar 3. Grafik Pertumbuhan Penduduk 2. Komposisi Penduduk Komposisi penduduk Kota Surakarta pada tahun 2016 jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan penduduk laki-laki dengan sex ratio sebesar 97,85%, yaitu mengalami sedikit penurunan sex ratio jika dibandingkan dengan tahun 2015 yang memiliki sex ratio sebesar 97,21%. Dilihat dalam kurun waktu lima tahun dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 jumlah penduduk perempuan di Kota Surakarta selalu lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. Di 2016 sekarang ini jumlah penduduk wanita tercatat sebesar jiwa (50,54%) dan penduduk laki-laki tercatat (49,46%). Walaupun jumlah penduduk perempuan selalu lebih banyak, dengan melihat perbedaan angka-angka tersebut komposisi jumlah penduduk Bapppeda Kota Surakarta 18

22 perempuan dan laki-laki tidak berbeda secara signifikan Laki-laki Perempuan 0 Gambar 4. Komposisi Penduduk Pria dan Wanita 3. Sebaran Penduduk Sebaran penduduk Kota Surakarta tersebar di 5 kecamatan 51 kelurahan. Di tingkat kecamatan terlihat bahwa Kecamatan Banjarsari memiliki penduduk paling besar pada tahun 2016 yaitu jiwa atau 31,71% dari total jumlah penduduk.sedangkan Kecamatan Serengan memiliki penduduk paling kecil yaitu jiwa atau 9,57% dari total jumlah penduduk Kota Surakarta. Data terkait sebaran penduduk Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel berikut ini: No Tabel 7. Sebaran Penduduk Tingkat Kecamatan Jumlah Luas Wilayah Kepadatan Kecamatan Penduduk ( % ) (km 2 ) (jiwa/km 2 ) 1 Laweyan 17,93% 8, Serengan 9,57% 3, Pasar Kliwon 15,18% 4, Jebres 25,61% 12, Banjarsari 31,71% 14, Total 100% 44, Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Surakarta (Data per Desember 2016) Bapppeda Kota Surakarta 19

23 Dari sebaran penduduk di atas diketahui Kecamatan Banjarsari memiliki jumlah penduduk yang paling besar, tetapi karena daerahnya cukup luas maka tingkat kepadatan Banjarsari justru lebih rendah dibanding Kecamatan Serengan yang memiliki jumlah penduduk terkecil. Wilayah paling padat penduduknya adalah Kecamatan Pasar Kliwon, dan kepadatan penduduk paling kecil adalah Kecamatan Jebres. 4. Lapangan Usaha dan Ketenagakerjaan Kota Surakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia memiliki struktur tenaga kerja yang hampir sama, yaitu didominasi oleh sektor perdagangan, rumah makan dan hotel. Dari tabel perkembangan lapangan usaha ini terlihat sektor perdagangan menyerap tenaga kerja relatif tinggi dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Sektor perdagangan mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 108 ribu orang. Lapangan usaha sektor ini sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 selalu menempati urutan pertama di Kota Surakarta dan rata-rata menyerap tenaga kerja diatas 40,14%. No Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Usaha (Orang) Lapangan Usaha 1 Pertanian, kehutanan, perkebunan dan perikanan 2 Pertambangan dan penggalian Industri pengolahan ,226 4 Listrik, gas dan air Bangunan ,658 6 Perdagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel 7 Angkutan, penggudangan dan , ,643 Bapppeda Kota Surakarta 20

24 No Lapangan Usaha komunikasi 8 Keuangan, asuransi, ,612 usaha sewa bangunan, tanah dan jasa perusahaan 9 Jasa kemasyarakatan ,223 Total ,543 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Surakarta (Data per Desember 2016) Sektor ketiga yang terbesar menyerap tenaga kerja adalah sektor jasa kemasyarakatan. Sektor ini mampu menyerap lebih dari 55 ribu tenaga kerja atau sebesar 20,49% dari total tenaga kerja. Untuk sektor industri pengolahan menempati urutan kedua dengan menyerap tenaga kerja lebih dari 62 ribu orang. Pada tahun 2016, ketiga sektor ini mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar yaitu dikisaran 83,72%. Dari delapan sektor yang ada, nampaknya sektor perdagangan mengalami kenaikan penyerapan tenaga kerja. Sebanding dengan itu sektor-sektor lainnya juga mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja Gambar 5. Pekerjaan Menurut Lapangan Usaha 2016 Bapppeda Kota Surakarta 21

25 Keadaan ketenagakerjaan di Kota Surakarta jika dilihat dalam lima tahun terakhir mengalami pasang surut meskipun prosentasenya tidak begitu besar. Untuk TKI di luar negeri tahun ini mengalami peningkatan dibanding tahun Jumlah tenaga kerja PHK terjadi peningkatan signifikan, pada tahun 2015 terdapat 32 kasus PHK dengan jumlah tenaga kerja di PHK sebanyak 32 orang, sedangkan tahun 2016 terjadi 16 kasus PHK dengan jumlah tenaga kerja di PHK sebanyak 110 orang. Krisis ekonomi global berimbas pada kondisi nasional dan daerah. Kondisi ketenagakerjaan di Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel berikut: No 1 Jumlah kesempatan Kerja 2 TKI Diluar Negeri (Penempatan TKI) Tabel 9. Kondisi Ketenagakerjaan Kasus PHK Jumlah Orang Terkena PHK Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Surakarta dan BPS Kota Surakarta(Data per Desember 2016) Keterangan: Angkatan kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja dan atau mencari pekerjaan. Penduduk yang bekerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang melakukan kegiatan ekonomi dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu dari saat Bapppeda Kota Surakarta 22

26 dilakukan survey. Mencari pekerjaan atau pengangguran terbuka adalah seseorang yang tidak bekerja dan pada saat survey orang tersebut sedang mencari pekerjaan Setengah pengangguran adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam/minggu. B. Kesehatan Dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan penduduk, pemerintah Kota Surakarta berupaya menyediakan sarana dan prasarana kesehatan disertai tenaga kesehatan yang memadai baik secara kualitas maupun kuantitas. Upaya ini bertujuan agar tempat pelayanan kesehatan mudah dikunjungi dengan biaya yang relatif terjangkau oleh masyarakat. Selain meningkatkan prasarana dan sarana kesehatan salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakatnya adalah dengan Program PKMS (Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta). PKMS ini terbagi dalam dua jenis, yaitu untuk masyarakat miskin berhak mendapatkan Kartu PKMS Gold, dan PKMS Silver bagi masyarakat yang tidak masuk kategori penduduk miskin dan bukan PNS. 1. Sarana Kesehatan a. Posyandu Jumlah posyandu untuk tahun 2016 tidak mengalami peningkatan dari tahun 2015 yaitu sebanyak 602 unit. Keberadaan posyandu umumnya berada pada tingkat RW. Hampir semua RW yang ada di wilayah Kota Surakarta telah memiliki posyandu sebagai ujung tombak unit pelayanan kesehatan berbasis kemasyarakatan. Bapppeda Kota Surakarta 23

27 Posyandu Posyandu Gambar 6. Perkembangan Posyandu di Surakarta Dengan data ini terlihat partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan mandiri cukup tinggi, ini terbukti dengan jumlah posyandu aktif sebesar 602 unit yang tersebar di 51 kelurahan. Kegiatan posyandu dalam membina kesehatan masyarakat berupa pemberian imunisasi, penimbangan bayi, pemberian gizi bayi dan informasi kesehatan kepada masyarakat. Posyandu juga membina kader-kader kesehatan masyarakat yang akan terus menerus mengawasi kondisi kesehatan masyarakat di sekitarnya. b. Puskesmas Jumlah Puskemas Induk pada tahun 2016 tidak mengalami peningkatan dibanding tahun 2015 yaitu 17 unit. Demikian juga dengan puskesmas keliling dibandingkan dengan tahun 2015 tidak mengalami peningkatan yakni 17 unit puskesmas keliling. Untuk Puskemas Pembantu (Pustu) dibandingkan dengan tahun 2015, pada tahun 2016 ini mengalami kenaikan, yaitu 25 unit puskesmas pembantu menjadi 26. Daftar puskesmas, wilayah kelurahan, dan alamatnya pada tahun 2016 seperti tabel di bawah ini : Bapppeda Kota Surakarta 24

28 Tabel 10. Puskesmas di Kota Surakarta No. NAMA TEMPAT ALAMAT KECAMATAN Telp Jl. Sidoluhur no. 29 Rt 03/IV 1 Pajang Songgalan Pajang Laweyan Penumping Jl. Kiageng Manger Gg.II Penumping Laweyan Jl. Flamboyan Dalam no. 2 Rt 3 Purwosari 002/XI Purwosari Laweyan Jl. Pringgodani no Kratonan Kratonan Serengan Kartopuran RT 12/V 5 Jayengan Jayengan Serengan Gajahan Jl. Veteran no. 46 Gajahan Pasar Kliwon Jl. S. Indragiri RT 04/I 7 Sangkrah Sangkrah Pasar Kliwon Sibela Timur no. 1 Perum 8 Sibela Mojosongo Jebres Jl. Suryo no Purwodiningratan Purwodiningratan Jebres Ngoresan Jl. Kartika IV no. 2 RT 03/18 Jebres Jl. Waringin no. 1 RT 03/13 11 Pucangsawit Pucangsawit Jebres Jl. Bone Utara no Banyuanyar Banyuanyar Banjarsari Jl. Srigunting VII / Manahan Manahan Banjarsari Jl. Sriwijaya Utara III / 5 14 Nusukan Nusukan Banjarsari Bibis Wetan RT 03/19 15 Gilingan Gilingan Banjarsari Setabelan Jl. D.I. Panjaitan no. 5 Setabelan Banjarsari Gambirsari Jl. Kelud Barat RT 06 /13 Kadipiro Banjarsari Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta (Data per Desember 2016) Data terkait posyandu dan puskesmas di Surakarta dapat dilihat dalam table berikut: Bapppeda Kota Surakarta 25

29 No Tabel 11. Jumlah Posyandu dan Puskesmas di Kota Surakarta (Unit) Sarana Kesehatan 1 Posyandu Puskesmas a). Induk b). Pembantu c). Keliling Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta (Data per Desember 2016) induk pembantu keliling Gambar 7. Perkembangan Puskesmas Kota Surakarta c. Rumah Sakit Data Rumah Sakit Umum Pemerintah untuk type A sebanyak 1 unit (RS Moewardi) dan rumah sakit tipe C sebanyak 1 unit. Untuk rumah sakit umum swasta, Kota Surakarta memiliki rumah sakit tipe B sebanyak 3 unit, tipe C sebanyak 3 unit, dan tipe D sebanyak 2 unit. Untuk rumah sakit khusus tahun 2016 terdapat 3 unit. Bapppeda Kota Surakarta 26

30 Tabel 12. Jumlah Rumah Sakit Menurut Tipe Rumah Sakit (Unit) Tipe Rumah Sakit a. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) 1). Tipe A ). Tipe B ). Tipe C ). Tipe D b. Rumah Sakit Umum Swasta 1). Tipe A ). Tipe B ). Tipe C ). Tipe D c. Rumah Sakit Khusus Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta (Data per Desember 2016) 2. Sarana Industri, Distribusi Obat dan Alat Kesehatan Secara umum sarana industri kesehatan pada tahun 2016 mengalami peningkatan jumlah dibanding dengan tahun 2015, yaitu apotek sebanyak 168 unit, dan mengalami penurunan untuk pedagang besar farmasi jumlah sebanyak 34 unit di tahun 2015 dan menurun menjadi 32 unit di tahun Sedangkan yang tidak mengalami perubahan adalahtoko obat sebanyak 23 unit.. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat tabel dibawah ini. Tabel 13. Jumlah Pedagang Farmasi di Kota Surakarta (Unit) Tipe Pedagang farmasi a. Pedagang Besar Farmasi c. Apotik d. Toko Obat Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta (Data per Desember 2016) Bapppeda Kota Surakarta 27

31 3. Tenaga Kesehatan Tenaga kesehatan yang ada di Kota Surakarta terdiri dari tenaga dokter, keperawatan, gizi, farmasi, teknis medis, kesehatan masyarakat, dan sanitasi. Secara umum jumlah tenaga kesehatan pada tahun 2016 mengalami peningkatandibandingkan tahun No Tabel 14. Jumlah Tenaga Kesehatan di Kota Surakarta (Orang) Tenaga Kesehatan 1 Dokter Umum Dokter Spesialis Dokter Gigi Perawat Bidan Ahli Penyehatan Lingkungan 7 Apoteker Ahli Gizi Analis Laboratorium Ahli Rontgen Pranata Laboratorium Kesehatan Sanitarian Total Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta (Data per Desember 2016) Untuk tahun 2016 jumlah tenaga dokter yang ada di wilayah Surakarta masih sama dengan tahun 2015 yaitu sebanyak 619 dokter. Sedangkan tenaga perawat mengalami peningkatan dari di tahun 2015 menjadi di tahun C. Pendidikan 1. Sarana Pendidikan Kualitas pendidikan yang memadai diperlukan penduduk untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Tingginya permintaan Bapppeda Kota Surakarta 28

32 jasa pendidikan menuntut tersedianya penyelenggara pendidikan yang makin bermutu. Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia ini didasarkan kepada pemikiran bahwa pendidikan tidak sekedar menyiapkan peserta didik agar mampu masuk dalam pasaran kerja, namun lebih dari itu, pendidikan merupakan salah satu pembangunan watak bangsa (national character building), seperti kejujuran, keadilan, keikhlasan, kesederhanaan dan keteladanan. Dengan meningkatnya pendapatan penduduk dan semakin majunya ilmu pengetahuan, maka masyarakat mulai menuntut adanya peningkatan sarana dan mutu pendidikan. Pemerintah beserta pihak swasta harus mampu memenuhi kebutuhan pendidikan tinggi yang berkualitas. Untuk itu beberapa upaya pemerintah telah banyak dilakukan antara lain pengadaan sarana dan peralatan belajar, penyempurnaan kurikulum, penataran guru, dan perbaikan gedung sekolah dasar. Kesadaran masyarakat terhadap pendidikan bagi anakanaknya cukup tinggi. Dilihat selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2012 sampai 2016 jumlah siswa TK mengalami kenaikan dari tahun 2012 ke tahun 2013 dan sebaliknya mengalami penurunan di tahun Namun demikian jika dibandingkan dengan tahun 2014, tahun 2015 mengalami peningkatan jumlah siswa menjadi dan menurun lagi di tahun 2016 menjadi siswa. Tabel 15. Jumlah Sekolah TK, Murid, Guru No Taman Kanakkanak (TK) Ket 1 Jumlah Sekolah a) Negeri buah Bapppeda Kota Surakarta 29

33 No Taman Kanakkanak (TK) Ket b) Swasta buah 2 Jumlah Siswa a) Negeri orang b) Swasta orang 3 Jumlah Guru a) Negeri orang b) Swasta orang Sumber : Dinas Pendidikan Kota Surakarta (Data per Desember 2016) Jumlah Guru Jumlah Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Guru Jumlah Sekolah Jumlah Siswa Gambar 8. Grafik jumlah Sekolah TK, Siswa dan Guru Pada jenjang Sekolah Dasar (SD), Dari 2012 sampai dengan tahun 2016 jumlah sekolah negeri dan swasta untuk jenjang SD didominasi oleh pendidikan Negeri dominasi sekolah negeri sebesar 66,40 % dimana jumlah SD negeri terdapat 166 unit sekolah dan swasta hanya 84 unit (33,60%). Jumlah murid SD Negeri sebanyak orang dan SD swasta orang. Bapppeda Kota Surakarta 30

34 Tabel 16. Jumlah Sekolah SD, Murid, Guru No Sekolah Dasar (SD) 1 Jumlah Sekolah a) Negeri b) Swasta Jumlah Siswa a) Negeri 41,365 39,632 38, b) Swasta 24,485 25,564 26, Sumber : Dinas Pendidikan Kota Surakarta (Data per Desember 2016) Jumlah Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Sekolah Jumlah Siswa Gambar 15. Grafik jumlah Sekolah SD, Siswa dan Guru Pada jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Jumlah sekolah negeri dan swasta untuk jenjang SLTP didominasi oleh pendidikan swasta sebesar 62 % dimana pada tahun 2016 jumlah SLTP swasta berjumlah 48 sedangkan jumlah SLTP Negeri sebanyak 27 unit. Tetapi jika dibandingkan dengan jumlah murid yang masuk, maka jumlah murid SLTP Negeri jauh lebih banyak yang masuk ke sekolah negeri dengan porsi untuk SLTP Negeri Bapppeda Kota Surakarta 31

35 hingga murid pada tahun Hal ini menunjukkan bahwa sekolah lanjutan negeri masih lebih diminati oleh masyarakat dibandingkan dengan sekolah swasta. Tabel 17. Jumlah Sekolah SLTP, Murid, Guru No SLTP 1 Jumlah Sekolah a) Negeri b) Swasta Jumlah Siswa a) Negeri 17,409 18,027 18, b) Swasta 14,401 14,119 14, Jumlah Guru a) Negeri 1,235 1,213 1, b) Swasta 1,273 1,173 1, Sumber : Dinas Pendidikan Kota Surakarta (Data per Desember 2016) Jumlah Guru Jumlah Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Guru Jumlah Sekolah Jumlah Siswa Gambar 17. Grafik Jumlah Sekolah SLTP, Siswa dan Guru Untuk Sekolah SMU jumlah sekolah negeri tidak mengalami perubahan, sedangkan jumlah sekolah swasta berkurang menjadi 25 pada tahun Jumlah murid dan jumlah guru secara umum Bapppeda Kota Surakarta 32

36 mengalami penurunan. Jumlah siswa SMU tahun 2016 mengalami penurunan untuk SMU negeri, dan untuk SMU swasta mengalami kenaikan. Sedangkan jumlah guru SMU tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 20 guru. No Tabel 18. Jumlah Sekolah SMU, Murid, Guru SMU Jumlah Sekolah a) Negeri b) Swasta Jumlah Siswa a) Negeri 7,695 6,724 7, b) Swasta 8,125 8,278 8, Jumlah Guru a) Negeri b) Swasta Sumber : Dinas Pendidikan Kota Surakarta (Data per Desember 2016) Jumlah Guru Jumlah Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Guru Jumlah Sekolah Jumlah Siswa Gambar 9. Grafik jumlah Sekolah SMU, Siswa, dan Guru Di Kota Surakarta selain SMU, sekolah kejuruan juga menjadi alternatif masyarakat yang ingin memberikan pendidikan bagi putra-putrinya. Jika dibandingkan dengan SMU, minat Bapppeda Kota Surakarta 33

37 masyarakat hampir berimbang untuk menyekolahkan anaknya ke SMK. Selain memberikan pengetahuan umum sekolah kejuruan juga memberikan pendidikan ketrampilan yang mencukupi sehingga lulusan SMK dapat bersaing di dunia usaha. Bisa dilihat di tahun 2016, dengan jumlah sekolah 49 buah, SMK mempunyai jumlah siswa sebanyak orang. Tabel 19. Jumlah Sekolah SMK, Murid, Guru No SMK Ket 1 Jumlah Sekolah a) Negeri buah b) Swasta buah 2 Jumlah Siswa a) Negeri 11,591 11,441 11, ,390 orang b) Swasta 13,578 12,912 11, ,580 orang 3 Jumlah Guru a) Negeri orang b) Swasta 1,238 1,252 1,127 1,223 1,205 orang Sumber : Dinas Pendidikan Kota Surakarta (data per Desember 2016) Jumlah Guru Jumlah Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Guru Jumlah Sekolah Jumlah Siswa Gambar 10. Grafik Jumlah Sekolah SMK, Siswa, dan Guru. Berdasarkan data Dikpora Kota Surakarta, jumlah olahraga yang berkembang di masyarakat ada 41 cabang olahraga, dengan Bapppeda Kota Surakarta 34

38 sarana prasarana olahraga yang cukup memadai, yaitu sejumlah 135 kelompok klub olahraga, 30 unit gedung olahraga, 40 kelompok organisasi olahraga. D. Kesejahteraan Sosial 1. Penduduk Rawan Sosial Perkembangan jumlah penduduk yang berstatus rawan sosial seperti fakir miskin, balita telantar, penyandang cacat, dan lain-lain dapat dilihat pada tabel di bawah ini. No Tabel 20. Jumlah Penduduk Rawan Sosial di Kota Surakarta (Orang) Tipe Kerawanan Sosial 1 Fakir Miskin Balita Terlantar Anak Terlantar Lanjut Usia Terlantar Gepeng Penyandang Cacat Ganda 7 Tuna Susila Bekas Narapidana Pengidap HIV/AIDS Korban Penyalahgunaan NAPZA 11 Anak Jalanan Penderita sakit jiwa Sumber : Dinas Sosial Kota Surakarta (Data per Desember 2016) Jika dilihat perkembangannya tampak bahwa jumlah fakir miskin di Kota Surakarta dari tahun 2012 hingga tahun 2016 berfluktuasi dari tahun ke tahun. Dari tahun tahun 2012 hingga tahun 2016 jumlah fakir miskin mengalami kenaikan cukup besar Bapppeda Kota Surakarta 35

39 Orang SIPD Kota Surakarta 2016 yaitu dari orang menjadi orang. Fakir Miskin Fakir Miskin Gambar 11. Grafik Jumlah Fakir Miskin E. Keagamaan Pemeluk agama di Kota Surakarta cukup beragam. Pemeluk agama Islam masih dominan dengan jumlah 77.08%. Sedangkan pemeluk agama Kristen dan Katolik menempati urutan kedua dan ketiga masing-masing 13,39 % dan 9.19 %. Untuk pemeluk agama yang lain jumlahnya sangat kecil, yaitu di bawah 1%. Tabel 21. Jumlah Pemeluk Agama dan Jumlah Sarana Ibadah Keterangan 1. Jumlah Pemeluk Agama (Orang) a. Islam b. Kristen c. Katolik d. Hindu e. Budha f. Konghucu g. Lainnya Sarana Ibadah (Buah) Bapppeda Kota Surakarta 36

40 Keterangan 1). Mesjid ). Langgar/ Mushola ). Gereja Kristen ) Gereja Katolik/ Kapel ). Pura/Kuil/ Sanggah ). Vihara/Cetya/ Klenteng Sumber : Bagian Kesra Setda Kota Surakarta ( data per Desember 2016) Bapppeda Kota Surakarta 37

41 BAB V SUMBER DAYA ALAM A. Pertanian Kota Surakarta Sebagai salah satu kota besar di Jawa Tengah, mengalami pertumbuhan ekonomi dan penduduk karena migrasi yang cepat. Pertumbuhan ini mengakibatkan luas lahan produktif pertanian setiap tahun menurun. Penurunan ini disebabkan beralih fungsinya lahan sawah menjadi daerah pemukiman dan lahan usaha. Meskipun demikian, adanya teknologi pertanian yang lebih maju seperti dalam bibit unggul dan pupuk menyebabkan produksi gabah dan beras tetap meningkat meskipun luas lahan pertanian berkurang. Berikut ini data yang menggambarkan volume produksi sektor pertanian. Tabel 22. Potensi Pertanian di Kota Surakarta Potensi Padi/ sawah 1) Luas Areal Produksi (Panen dalam Ha) ) Jumlah Produksi Gabah (ton) 1.030, ,18 917, , ,00 3) Produksi Beras (ton) 759,92 711,86 550,23 811,16 802,8 Sumber : Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Surakarta (Data per Desember 2016) Produksi gabah 2016 mengalami penurunan dari 1.351,94 ton di tahun 2015 menjadi ton di tahun 2016 ini.demikian juga produksi beras per hektarnya sebesar 811,16ton pada 2015, sedangkan tahun 2016 produksi beras sebesar802,8 ton. Bapppeda Kota Surakarta 38

42 Sektor pertanian di Kota Surakarta juga diwarnai adanya produksi perikanan darat (sungai dan kolam) dan perikanan perairan umum. Hasil ikan yang dapat dipanen dari kolam air tenang tahun 2016 sebanyak 37,67 ton. Jumlah ini meningkat sangat besar dibanding tahun 2012 yang menghasilan 18,3 ton. Jumlah ikan yang diproduksi antara lain ikan sidat, ikan nila, ikan lele, ikan gurame, dan ikan tawar lainnya. Perikanan Tabel 23. Produksi Perikanan Kota Surakarta 1) Kolam Air Tenang a. Luas 0,6 0,6 0,6 0,73 3,13 ha b. Jumlah produksi 18,3 27,77 68,81 36,21 37,63 ton 2). Perikanan Perairan Umum a. Luas 89,1 89,1 89,1 89,1 89,1 ha b. Produksi Rawa, 18,58 10,52 12,06 11,9 11,9 ton Danau, Sungai c. Jumlah rumah tangga produksi kk Sumber : Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Surakarta (data per Desember 2016) Ket Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, masyarakat Kota Surakarta memelihara beberapa hewan ternak seperti sapi potong dan sapi perah. Terjadi trend penurunan jumlah populasi ternak sapi perah dari tahun 2012 ke tahun 2016, jumlah populasi ternak sapi potong juga mengalami penurunan dari tahun 2012 ke tahun Penurunan paling tajam tampak untuk sapi potong dari tahun 2013 ke tahun 2016 seperti terlihat pada tabel dan grafik di bawah ini. Tabel 24. Produksi Sapi Potong Dan Sapi Perah Kota Surakarta A. Ternak Sapi Potong Ket 1) Jumlah populasi ekor 2) Jumlah pemotongan ekor Bapppeda Kota Surakarta 39

43 A. Ternak Sapi Potong Ket per tahun 3) Laju pertumbuhan populasi per tahun 0,3-8,17-2,47-11,15-67,2 % 4) Rata-rata kepemilikan ekor/pet B. Ternak Sapi perah Ket 1) Jumlah populasi ekor 2) Jumlah produksi susu per tahun 84,97 135,05 52,42 44,65 6,17 ribu liter 3) Laju pertumbuhan populasi per tahun -25,37-25, ,67 40 % 4) Rata-rata kepemilikan ,8 7 ekor/pet 5) Rata-rata produktivitas per ekor per hari 6 8 5,17 4,32 2,7 lt/ek/hr Sumber : Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Surakarta (data per Desember 2016) A. Ternak Sapi Potong B. Ternak Sapi Perah Gambar 12. Potensi Ternak Sapi di Kota Surakarta Bapppeda Kota Surakarta 40

44 B. Pertambangan dan Energi Kebutuhan akan energi masyarakat Kota Surakarta sebagian besar berupa listrik dan bahan bakar minyak (BBM). PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah mampu memberikan pelayanan bagi seluruh rumah tangga dan perusahaan yang ada wilayah di Surakarta. Jangkauan keluarga yang menggunakan listrik PLN telah mencapai KK atau sekitar 97% dengan daya listrik terpasang mencapai VA. C. Lingkungan Hidup, Tata Ruang dan Pertanahan Lingkungan hidup bagi masyarakat kota sudah menjadi kebutuhan pokok. Disamping sebagai penyeimbang pesatnya pertumbuhan dan perkembangan kota, juga sebagai sarana rekreasi keluarga, tempat olah raga, dan kegiatan sosial. Kota Surakarta memiiiki area hijau berupa hutan kota sebagai paru-paru kota dengan luas 499,436 Ha dan ruang terbuka hijau seluas 56,1 Ha. Luas area hijau ini jika dibandingkan dengan luas total kota Surakarta ( Ha) hanya sebesar 1,68%. Perlu kesadaran oleh masyarakat kota untuk berpartisipasi membantu menghijaukan kota dengan cara menanam pohon besar / keras di halaman rumah, di kantor maupun di tempat usaha. Sebagai kota budaya, Surakarta memiliki 72 bangunan cagar budaya yang dilestarikan, 44 diantaranya merupakan bangunan cagar budaya yang dimiliki daerah. Selain bangunan cagar budaya, Kota Surakarta juga memiliki benda cagar budaya, 8 situs cagar budaya dan 11 kawasan cagar. Cagar budaya merupakan salah satu daya tarik baik bagi wisatawan maupun investor. Oleh karena itu, cagar budaya perlu dipelihara dan dirawat sebaik-baiknya untuk diwariskan kepada anak-cucu sebagai generasi penerus bangsa. Sisi lain dari lingkungan hidup adalah kualitas lingkungan yang Bapppeda Kota Surakarta 41

45 mencakup udara, tanah, dan air. Jika dibandingkan dengan data tahun 2012, jumlah kasus pencemaran di Kota Surakarta mengalami peningkatan sampai dengan tahun Pada tahun 2016 terjadi 1 kasus pencemaran tanah dan 2 kasus pencemaran air, sebelumnya pada tahun 2012 tidak ada kasus pencemaran tanah dan air. Sementara itu, kasus pencemaran udara juga mengalami kenaikan dari 1 kasus pada tahun 2012 menjadi 4 kasus pada tahun Sementara itu, tanah yang bersertifikat di wilayah Kota Surakarta dengan berbagai jenis status kepemilikan menurut Badan Pertanahan Kota Surakarta 2016 adalah sebagai berikut : No Status Kepemilikan Tabel 25. Status Kepemilikan Tanah 1 Hak Milik buah Hak guna 2 Bangunan buah Hak Guna 3 Usaha buah 4 Hak pakai buah 5 Girik buah Hak 6 Pengelolaan buah Hak 7 Tanggungan buah 8 Wakaf buah Sumber : BPN Kota Surakarta (data per Desember 2016) Ket Bapppeda Kota Surakarta 42

46 BAB VI INFRASTRUKTUR Sarana dan prasarana fisik dasar yang baik dapat menjadi bagian penting dalam pembangunan sektor Iainnya. Ketersediaan dengan kualitas yang baik tentunya dapat mendorong dan memperlancar proses pembangunan ekonomi, kesehatan dan pendidikan serta bidang lainnya secara keseluruhan. A. Perumahan dan Permukiman Dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan semakin lengkapnya sarana kebutuhan masyarakat, Kota Surakarta telah menjadi salah satu magnet bagi migrasi dari daerah lain, khususnya dari beberapa kabupaten di sekitarnya. Dengan kondisi ini permasalahan yang muncul adalah adanya kebutuhan perumahan sangat tinggi. Untuk mengatasi kebutuhan yang tinggi sedangkan daya tampung atau lahan kosong terbatas, maka Pemerintah Kota telah menyediakan rumah susun sewa. Sedangkan masyarakat juga berpartisipasi dengan menyediakan rumah sewa bagi masyarakat yang belum mampu membeli rumah tetapi bekerja di Kota Surakarta jumlah rumah sewa dan rumah susun mengalami kenaikan dibanding tahun Rumah sewa bertambah dari 900 unit menjadi 908 dan rumah susun bertambah dari 11 unit menjadi 12 unit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel di bawah ini : Tabel 26. Status Kepemilikan Rumah Kota Surakarta No Status Kepemilikan 1 Rumah Sewa Rumah Susun Sumber : Dinas Perumahan, Kawasa Permukiman dan Pertanahan Kota Surakarta (data per Desember 2016) Bapppeda Kota Surakarta 43

47 B. Pekerjaan Umum Kota Surakarta merupakan kota dengan basis pertumbuhan ekonomi di bidang perdagangan jasa dan industri. Bidang yang paling menonjol adalah bidang perdagangan. Sektor perdagangan ini akan terus tumbuh berkembang jika ditunjang dengan sektor perhubungan dan transportasi yang memadai, karena fungsi utama perhubungan dan transportasi ialah menjamin kelancaran hubungan transportasi yang balk antara pusat-pusat industri dengan daerah penghasil bahan baku dan pusat perdagangan hasil prcduksi. Tentunya hal ini hanya bisa dicapai jika adanya jaminan kualitas dari infrastruktur jalan, jembatan, terminal, gudang dan sarana transportasi yang baik. Tabel 27. Perkembangan Status dan Kondisi Jalan dan Jembatan 1. Panjang Jalan berdasarkan Kelas a. Nasional 13,15 13,15 13,15 13,15 14,60 km b. Propinsi 15,48 15,48 15,48 15,48 9,44 km c. Kabupaten 204,22 204,22 204,22 204,22 214,41 km d. Desa/Lokal 472,34 472,34 472,34 472,34 472,34 km 2. Kondisi Jalan a. Aspal 632,11 471,6 486,33 495,23 535,47 km b. Hotmix km c. Berbatu km d. Kerikil 0 97,61 96,01 89,01 68,11 km e. Tanah 5,50 0,95 5,15 5,15 4,48 km km f. Cor beton 38,96 106,4 89,07 87,17 78,69 3. Jembatan a. Panjang 1,10 1,10 1,10 1,13 1,14 Km b. Jumlah buah Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Surakarta (data per Desember 2016) Ket Bapppeda Kota Surakarta 44

48 Sistem jaringan jalan di Kota Surakarta berdasarkan kelasnya meliputi jalan nasional, propinsi, kabupaten dan lokal. Perkembangan status dan kondisi jalan dan jembatan di Kota Surakarta tahun 2016 ditampilkan pada tabel di atas serta gambar grafik di bawah ini. Sebesar 67% jalan di Kota Surakarta tergolong jalan desa/lokal, 30% jalan kabupaten, dan masing-masing sebesar 1% untuk jalan propinsi dan 2% untuk jalan nasional. nasional propinsi 2% 1% 30% 67% Gambar13. Persentase panjang jalan berdasarkan kelas 0% 10% 0% 1% 11% 78% a. Aspal b. Hotmix c. Berbatu d. Kerikil e. Tanah f. Cor Beton Gambar 14. Persentase Kondisi Jalan Bapppeda Kota Surakarta 45

49 C. Pariwisata Pariwisata telah menjadi salah satu sektor andalan bagi Kota Surakarta dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah melalui pajak dan retribusi. Indikator yang dapat menunjukkan aktivitas kepariwisataan antara lain dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan serta rata-rata lama menginap para wisatawan selama berkunjung di Surakarta. Jumlah kunjungan wisata asing dan domestic mengalami peningkatan dari tahun 2012 sampai dengan tahun Jumlah wisatawan asing meningkat dari orang pada tahun 2012 menjadi orang pada tahun Sementara itu, jumlah wisatawan domestik meningkat dari angka pengunjung pada tahun 2012 menjadi orang pada tahun Tabel 28. Jumlah Wisatawan di Kota Surakarta (Orang) Asal Wisatawan 1) Asing ) Domestik Sumber : Dinas Pariwisata Kota Surakarta (data per Desember 2016) Asing Domestik Gambar 15. Grafik Kunjungan Wisatawan Asing dan Lokal Bapppeda Kota Surakarta 46

50 Objek wisata yang ada di Kota Surakarta cukup beragam, mulai dari wisata sejarah, pendidikan, alam, belanja maupun wisata buatan/ modern. Berdasarkan data Dinas Pariwisata objek wisata ada 16 tempat yang dapat dikunjungi oleh wisatawan, terdiri dari 1 wisata alam dan 15 wisata buatan. Wisata budaya seperti Keraton Kasunanan, Keraton Mangkunegara, Museum Batik, dan Museum Pustaka Riyadi. Untuk wisata belanja Surakarta memiliki pusat belanja seperti Ngarsopuro, batik Pasar Klewer, Pasar Modern SGM, PGS. Taman rekreasi seperti Taman Satwataru Jurug, Taman Balekambang. Surakarta juga memiliki Objek wisata Kampoeng Batik Laweyan dan Kauman yang dapat dikategorikan wisata sejarah (bangunan Kuno), wisata Belanja (outlet batik) dan wisata pendidikan (proses membuat batik). Tabel 29. Obyek Wisata dan Hotel di Kota Surakarta Obyek Wisata& Hotel 1) Jumlah Obyek Wisata a) Alam b) Buatan c) Pusat Kebudayaan d) Museum ) Jumlah Hotel a) Hotel Bintang b) Hotel Non Bintang Sumber : Dinas Pariwisata Kota Surakarta (data per Desember 2016) Untuk akomodasi para wisatawan yang berkunjung ke Surakarta pada tahun 2016, Kota Surakarta memiliki 43 hotel berbintang dari bintang 1 sampai dengan bintang 5. Sedangkan jumlah hotel nonbintang adalah 103 buah. Kantor pos yang ada di Kota Surakarta masih tetap sama dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 yaitu sebanyak 16 unit. Bapppeda Kota Surakarta 47

51 Sedangkan untuk sistem informasi manajemen Pemda ada penambahan jumlah yang cukup signifikan yaitu dari 30 unit di tahun 2015 melonjak menjadi 93 unit di tahun Penambahan itu juga diimbangi dengan meningkatnya jumlah website daerah, dari 1 unit di tahun 2015 menjadi 24 unit di tahun D. Perhubungan dan Transportasi Sarana dan prasarana perhubungan di Kota Surakarta tersedia dengan cukup memadai. Hal ini dapat dilihat dari adanya terminal bus, terminal petikemas, dan stasiun KA (kereta api). Untuk angkutan jalan raya, terminal bus kelas A berjumlah 1 buah dan kelas C sebanyak 2 unit. Alat angkut barang maupun penumpang berkembang melalui asosiasi pengusaha kendaraan angkutan. Data selengkapnya terdapat pada tabel berikut ini: Tabel 30. Potensi Perhubungan dan Trasportasi TERMINAL 1) Terminal Kelas A Kelas B Kelas C ) Bus (AKAP) Sumber : Dinas Perhubungan Kota Surakarta (data per Desember 2016) Bapppeda Kota Surakarta 48

52 BAB VII EKONOMI Penggerak ekonomi kota dimainkan oleh pihak swasta, koperasi dan usaha kecil menengah yang banyak tersebar Kota Surakarta. Berikut ini dijabarkan mengenai sektor industri, perdagangan, keuangan dan koperasi. A. Industri Sektor industri di Kota Surakarta memegang peranan cukup penting sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi kota. Pengelompokan industri berdasarkan jumlah tenaga kerja dibagi menjadi tiga kelompok yakni industri besar, industri sedang, dan industri kecil dan industri rumah tangga. Industri besar adalah industri yang menyerap 100 atau lebih pekerja, industri sedang/menengah adalah industri dengan jumlah tenaga kerja antara orang, sedangkan industri kecil dan rumah tangga jumlah tenaga kerjanya kurang dari 19 orang yang umumnya berasal dari anggota keluarga. Table 3.1 Jumlah Industri Kota Surakarta INDUSTRI Industri Kecil (unit) Industri Menengah (unit) Industri Besar (unit) Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Surakarta (data per Desember 2017) Bapppeda Kota Surakarta 49

53 (orang) (Unit) SIPD Kota Surakarta Industri Kecil Industri menengah industri besar 69 Gambar 16. Grafik Jumlah Unit Usaha Industri Kecil, Menengah, dan Besar Industri kecil industri menengah industri besar Gambar 17. Grafik Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Oleh Industri Kecil, Menengah, dan Besar Pada tahun 2016 jumlah indusri kecil di Kota Surakarta adalah unit dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak Bapppeda Kota Surakarta 50

54 orang. Sedangkan sektor industri menengah berjumlah 167 unit dan mampu menyerap tenaga kerja hingga orang. Sektor industri besar berjumlah 69 unit dan mampu menyerap tenaga kerja total sebanyak orang tenaga kerja. Jika dilihat dari data tersebut dapat dilihat bahwa banyak industri kecil yang mampu menyerap tenaga kerja warga Kota Surakarta dan sekitarnya. B. Perdagangan Selain mengandalkan bidang industri, Kota Surakarta juga mengandalkan sektor perdagangan. Jumlah seluruh ukm yang ada di di Kota Surakarta sampai dengan tahun 2016 mencapai unit. Sementara itu, jumlah kelompok pedagang/ usaha informal di Kota Surakarta berjumlah 17 kelompok dan terdapat pengrajin. 9 kelompok jumlah UKM Jumlah kelompok pengrajin jumlah kelompok pedagang Gambar 18. Jumlah UKM, Kelompok Pedagang dan Kelompok Pengrajin Kota Surakarta Data terkait sarana perdagangan di Kota Surakarta dapat dilihat Bapppeda Kota Surakarta 51

55 dalam gambar berikut: pasar tradisional pasar swalayan pasar grosir mal/plaza Gambar 19. Jumlah Sarana Perdagangan Kota Surakarta C. Lembaga Keuangan dan Koperasi Perkembangan potensi koperasi Kota Surakarta nampak dari jumlah koperasi yang beroperasi. Pada tahun 2012 Koperasi yang aktif sebanyak 326 unit. Pada tahun 2016 ini, jumlah koperasi yang aktif ada sebanyak 248 unit, tidak berbeda jauh jumlahnya dibandingkan pada tahun 2015 yang lalu yaitu sebanyak 230 unit. Jumlah koperasi selama lima tahun terakhir ini dapat dikatakan cukup stabil. Tabel 32. Jumlah Koperasi Aktif, Koperasi Pasif dan Koperasi Primer Jenis Koperasi 1) Jumlah koperasi aktif ) Jumlah koperasi Tidak Aktif ) Jumlah koperasi Primer ) Jumlah induk koperasi Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM (Data per Desember 2016) Bapppeda Kota Surakarta 52

56 Lembaga keuangan terbagi menjadi dua, yaitu lembaga keuangan perbankan dan lembaga keuangan non perbankan yang berupa modal ventura dan lembaga keuangan mikro. Kota Surakarta memiliki 2 lembaga keuangan non bank berupa 2 perusahaan modal ventura dan beberapa lembaga keuangan mikro. Sementara jumlah bank berdasarkan kepemilikannya adalah seperti tabel berikut ini: Tabel 33. Jumlah Perbankan di Kota Surakarta Kepemilikan 1) Milik Pemerintah ) Swasta Nasional ) Swasta Asing ) Milik Pemerintah Daerah Sumber : Bag. Perekonomian Setda Kota Surakarta (Data per Desember 2016) Bapppeda Kota Surakarta 53

57 BAB VIII KEUANGAN DAERAH Tujuan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 adalah memberikan otonomi yang luas kepada setiap daerah untuk meningkatkan pelayanan publik dan menumbuhkembangkan serta memajukan ekonomi daerah. Dengan pelaksanaan otonomi daerah maka sistem pembiayaan, pengelolaan dan pengawasan daerah harus berubah dan lebih akuntable serta terencana. Pemerintah daerah diharapkan dapat meningkatkan kapasitas fiskal agar mampu mencukupi kebutuhan pendanaan pembangunan daerah dan melaksanakan pelayanan dasar kepada masyarakat. Salah satu upaya meningkatkan kapasitas pajak daerah adalah dengan meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesadaran membayar pajak bagi masyarakat wajib pajak. A. PDRB Jika bidang ekonomi daerah dibagi menjadi tujuh belas sektor, maka dari data PDRB kota Surakarta sektor yang memberikan penyumbang terbesar adalah sektor konstruksi (26,97%) dan perdagangan besar dan eceran (22,49%). Untuk lebih jelasnya proposi kontribusi masing-masing sektor dapat dilihat pada gambar berikut ini : Bapppeda Kota Surakarta 54

58 14. Adm. Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial 13. Wajib; Jasa 5,95 Perusahaan; 0, Real Estate; 4, Jasa Keuang an dan Asurans i; 3, Informasi dan Komunikasi; 10, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; 17. Jasa lainnya; 0,95 1, Jasa Pendidikan; 5,33 3. Industri Pengolahan; 8,55 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; 22,49 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; 0,49 6.Konstruksi; 26,97 2. Pertambangan dan Penggalian ; 0,00 4.Pengadaan Listrik dan Gas; 0,19 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; 0,15 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; 5,93 8. Transportasi dan Pergudangan ; 2,60 Gambar 20. Sebaran PDRB terhadap 17 Sektor Ekonomi 2016 Pada tahun 2016, kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB tidak merata. Sektor konstruksi terlihat sebagai sektor yang paling besar dalam memberikan nilai tambah terhadap ekonomi daerah Kota Surakarta. Kontribusi sektor ini mencapai nilai 26,97%. Urutan kedua sebagai sektor yang memberikan kontribusi nilai tambah bagi ekonomi Surakarta adalah sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 22,49%. Perhitungan PDRB atas dasar harga konstan secara berkelanjutan dan berkala sangat berguna untuk mengetahui perkembangan sektor ekonomi rill. Karena pada perhitungan ini tidak terkandung perubahan harga barang atau bebas dari nilai inflasi barang, melainkan hanya perubahan indikator produksinya saja. Oleh karena itu, diperlukan penetapan tahun dasar secara nasional sebagai acuan perbandingannya. BPS telah menetapkan tahun 2010 sebagai tahun dasarnya, sedangkan tahun dasar yang digunakan sebelumnya adalah tahun Bapppeda Kota Surakarta 55

59 Selanjutnya dari gambar grafik PDRB atas dasar harga berlaku dibawah ini, kita dapat melihat pertumbuhan rill ekonomi Kota Surakarta. Dari tahun 2015 hingga 2016 pertumbuhan tujuh belas sektor PDRB cenderung stabil. Sektor konstruksi masih merupakan sektor tertinggi yang memberikan nilai tambah terhadap ekonomi Surakarta. Sektor kedua yang memberikan nilai tambah (PDRB) terhadap ekonomi Surakarta adalah sektor perdagangan besar dan eceran. Sektor industri tetap merupakan salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi potensial karena sifat industri yang mampu mendorong pembentukkan nilai tambah yang tinggi terhadap ekonomi lainnya. Atau dengan kata lain sektor industri pengolahan memiliki keterkaitan dengan sektor yang lain sangat kuat. Sektor industri dapat menarik produksi bagi sektor sebelumnya sebagai pemasok bahan baku (backward linked), artinya jika produksi sektor industri meningkat maka akan memberikan dampak pada industri pertanian, pertambangan, dan listrik untuk menyediakan bahan baku dan energi bagi kegiatan industri. Begitu pula jika sektor industri pengolahan meningkat, maka sektor hulu setelah industri pengolahan seperti sektor transportasi, perdagangan, perbankan, jasa-jasa lainnya akan didorong untuk meningkatkan kinerja. Bapppeda Kota Surakarta 56

60 17. Jasa lainnya 16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 15. Jasa Pendidikan 14. Adm. Pemerintahan, Pertahanan 13. Jasa Perusahaan 12. Real Estate 11. Jasa Keuangan dan Asuransi 10. Informasi dan Komunikasi 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan 8. Transportasi dan Pergudangan 7. Perdagangan Besar dan Eceran; 6.Konstruksi 5. Pengadaan Air, Pengelolaan 4.Pengadaan Listrik dan Gas 3. Industri Pengolahan 2. Pertambangan dan Penggalian 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Gambar 21. Sektor PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Keterangan 1. PDRB atas dasar harga berlaku 2. Penduduk Per tengahan 3. Pendapatan Per kapita (rupiah) 0, , , ,00 Tabel 34. Pertumbuhan PDRB Per Kapita , , , , ,18 Ket Rp juta orang , , , , ,76 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Surakarta (Data per Desember 2016) Rp juta PDRB (Pendapatan Domestik Regional Bruto) merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat dan pertumbuhan pendapatan masyarakat. Pendapatan Nasional/Regional dapat digunakan sebagai bahan perencanaan pembangunan nasional dan regional, khususnya di bidang ekonomi. Nilai pendapatan nasional/regional juga dapat dipakai sebagai bahan evaluasi dari hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan oleh berbagai pihak, Bapppeda Kota Surakarta 57

61 baik pemerintah pusat/daerah, maupun swasta. Walaupun Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku dapat dijadikan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu wilayah dan peningkatan kesejahteraan masyarakatnya, tetapi alat ini masih bersifat kasar. Jumlah penduduk merupakan faktor yang signifikan dalam menentukan kapasitas pendapatan perkapita. Untuk mengetahui income per kapita atas dasar harga berlaku dapat dihitung dari pembagian PDRB harga berlaku dibagi dengan jumlah penduduk. Jika dilihat dari data di atas, pendapatan masyarakat kota Surakarta naik dari tahun ke tahun dari Rp ,25 pada tahun 2015 dan menjadi Rp ,76 pada tahun B. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jumlah anggaran pendapatan daerah Kota Surakarta dari tahun ke tahun Iebih rendah dari pada anggaran belanja daerah. Kondisi ini terlihat dari sejumlah anggaran berikut ini: C. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Surakarta 2016 sebesar Rp ,- meningkat dibandingkan PAD tahun 2015 yang berjumlah Rp ,- yang meliputi pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Sumber PAD yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PAD Kota Surakarta adalah pajak daerah sebesar Rp ,-, retribusi daerah sebesar Rp ,-, hasil pengelolaan kekayaan daerah sebesar Rp ,-,serta lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar Rp ,-. Rincian komponen-komponen penyusun PAD adalah seperti pada tabel berikut ini: Bapppeda Kota Surakarta 58

62 Tabel 35. Pertumbuhan Kompunen PAD dan Konstribusinya 1) Pendapatan asli daerah* (Rp) 1 Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah Pelampauan Penerimaan PAD Pelampauan Lainlain PAD yang Sah ) Rasio Kemandirian ,61 6) Rasio Efektifitas ) Rasio Pendapatan Asli Daerah Terhadap Total Belanja APBD ,28 Sumber : BPPKAD Kota Surakarta (Data per Desember 2016) D. Pajak Daerah Berdasarkan data yang tahun 2012 sampai dengan 2016 ada beberapa komponen pajak daerah mengalami kenaikan, seperti Pajak hotel dan restoran yang pada tahun 2016 ini mengalami kenaikan bahkan untuk Pajak Penerangan Jalan mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hampir Di semua sektor pajak mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada tahun 2016 ini, berikut tabel pertumbuhan pajak di Kota Surakarta hingga tahun 2016 : Tabel 36. Pertumbuhan Kompunen Pajak Daerah dan Konstribusinya Sumber pajak Ket 1. Pajak Hotel , , , , ,13 Rp juta 2. Pajak Restoran , , , , ,75 Rp juta 3. Pajak Hiburan 8.007, , , , ,63 Rp juta 4. Pajak Reklame 5,600, , , , ,16 Rp juta 5. Pajak Penerangan , , , ,14 Rp juta Bapppeda Kota Surakarta 59

63 Sumber pajak Jalan 6. Pajak Mineral bukan Rp juta Logam dan Batuan 7. Pajak Parkir 1.704, , , , ,62 Rp juta 8. Pajak Air Tanah 390,9 787, , , ,00 Rp juta 9. Pajak Sarang Burung 24 4, ,00 2,09 2,38 Rp juta Walet 10. Pajak Bumi dan , , , ,94 Rp juta Bangunan Perdesaan dan Perkotaan 11. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) , , , , ,26 Rp juta Sumber : BPPKAD Kota Surakarta (Data per Desember 2016) Ket E. Dana Perimbangan Dana Perimbangan menjadi salah satu unsur pendukung pendapatan daerah yang sangat penting. Dana Perimbangan ini terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak. Adapun jumlah besaran dana Perimbangan di 2016 adalah ,88 juta rupiah, yang terdiri dari DAK ,02 juta rupiah, DAU ,12 juta rupiah, Bagi hasil pajak ,77 juta rupiah, dan Bagi Hasil SDA 1.287,97 juta rupiah. Dana Perimbangan (Juta Rupiah) Tabel 37. RealisasiDana Perimbangan DAK , , , , ,02 DAU , , , , ,12 Bagi Hasil Pajak , , , , ,77 Bagi Hasil SDA 5.253, , ,65 988, ,97 Sumber : BPPKAD Kota Surakarta (Data per Desember 2016) Bapppeda Kota Surakarta 60

64 BAB IX POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN Dengan meningkatnya keberadaaan badan legislatif yang menjadi mitra sejajar dengan badan eksekutif, akan memberikan dampak yang besar bagi masyarakat jika fungsi badan legislatif ini berjalan dengan baik dan terjadi keharmonisan antara Badan legislatif dan eksekutif dalam melaksanakan dan mengawasi jalannya pemerintahan. A. Suprastruktural dan Infrastruktural Politik Hasil dari pemilihan legislative pada tahun 2014, menetapkan Anggota DPRD di Kota Surakarta berjumlah 45 orang. Pada tahun 2016 jumlah Anggota DPRD tetap sejumlah 45 orang.jumlah partai politik di daerah pada 2016 sejumlah 10 parpol. Data terkait infrastruktur politik Kota Surakarta dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 38. Infra Struktur Politik Kota Surakarta Infrastruktur Politik satuan 1). Partai Politik a). Jumlah Parpol di Daerah parpol b). Jumlah Parpol Peserta Pemilu parpol 2). Organisasi Kemasyarakatan a). Jumlah Orkemas berdasarkan Profesi orgs b). Jumlah Orkemas berdasarkan Agama orgs 3). Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) a). Jumlah LSM Lokal lsm b). Jumlah LSM Nasional lsm c). Jumlah LSM Asing/Internasional yang beroperasi di Daerah lsm Sumber : Sekretaris DPRD Kota Surakarta dan Kantor Kesbangpol Kota Surakarta (Data per Desember 2016) Bapppeda Kota Surakarta 61

65 jumah parpol d daerah jumlah parpor peserta pemilu jumlah orkesmas berdasar profesi jumla oresmas berdasar agama jumlah LSM lokal jumlah LSM nasional 2016 Gambar 22. Infra Struktur Politik Kota Surakarta tahun Keberadaan dan keragaman partai-partai politik ini menjadi aset penting dalam menciptakan kondisi dan Iingkungan politik serta demokrasi yang baik bagi KotaSurakarta. Sebagai gambaran yang ada saat ini, jumlah wakil rakyat di DPRD sejumlah 45 orang terdiri dari 36 laki-laki dan 9 perempuan. B. Hukum Upaya penegakan hukum di Kota Surakarta terus ditingkatkan dengan melakukan berbagai upaya seperti pencegahan, pembinaan, dan pemberian hukuman yang sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Jumlah kasus yang mampu diselesaikan baik pidana maupun perdata tergolong cukup bagus, yaitu 100% untuk pidana dan 94% untuk perdata. Berikut tabel kasus pelanggaran hukum dalam lima tahun terakhir. Tabel 39. Kasus Pelanggaran Hukum Kasus Pelanggaran Hukum Ket Bapppeda Kota Surakarta 62

BAB III GEOGRAFI DAN PEMERINTAHAN

BAB III GEOGRAFI DAN PEMERINTAHAN BAB III GEOGRAFI DAN PEMERINTAHAN A. Geografi Dari sisi letak geografis, Kota Surakarta atau Kota Solo berada di cekungan antara lereng pegunungan Lawu dan pegunungan Merapi dengan ketinggian sekitar 92

Lebih terperinci

BAB V SUMBER DAYA ALAM

BAB V SUMBER DAYA ALAM BAB V SUMBER DAYA ALAM A. Pertanian Kota Surakarta Sebagai salah satu kota besar di Jawa Tengah, mengalami pertumbuhan ekonomi dan penduduk karena migrasi yang cepat. Pertumbuhan ini mengakibatkan luas

Lebih terperinci

BAB II SELAYANG PANDANG KOTA SURAKARTA

BAB II SELAYANG PANDANG KOTA SURAKARTA BAB II SELAYANG PANDANG KOTA SURAKARTA A. Riwayat Pemerintahan Kota Surakarta Kota Surakarta didirikan tahun 1745, yang ditandai dengan dimulainya pembangunan Keraton Kasunanan sebagai ganti keraton di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. SIPD Kota Surakarta Tahun 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. SIPD Kota Surakarta Tahun 2015 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bappeda Kota Surakarta sebagai bagian integral dari pemerintah Kota Surakarta mempunyai tugas pokok pada perencanaan pembangunan daerah yang dapat dijadikan acuan bagi

Lebih terperinci

1. Penyempurnaan Database 2. Penyempurnaan Aplikasi

1. Penyempurnaan Database 2. Penyempurnaan Aplikasi 1. Penyempurnaan Database 2. Penyempurnaan Aplikasi 1. Penyempurnaan Database Struktur Database Existing SIPD A. Data Umum 1. Demografi 2. Geografi 3. Pemerintahan B. Sosial Budaya 1. Kesehatan 2. Pendidikan,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Pembangunan Daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

PROFIL DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 BAPPEDA KOTA SURAKARTA

PROFIL DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 BAPPEDA KOTA SURAKARTA KATA PENGANTAR Buku Profil Daerah Kota Surakarta merupakan gambaran seluruh potensi dan sumberdaya yang dimiliki oleh Kota Surakarta yang disusun dengan mengolah database 8 kelompok data Sistem Informasi

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 821 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN SERANG DITERBITKAN OLEH BAGIAN ORGANISASI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Lampiran Meningkatnya cakupan

Lampiran Meningkatnya cakupan Lampiran : Peraturan Walikota Pagar Alam Nomor : Tahun 2017 Tanggal : 2017 I II Pemerintah Visi Kota Pagar Alam Terwujudnya Keseimbangan Masyarakat Pagar Alam Yang Sehat, Cerdas, Berakhlaq Mulia, Dan Didukung

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJM DAERAH) KOTA SURAKARTA TAHUN 2010-2015 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA HALAMAN JUDUL... i BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Kabupaten Ciamis, secara geografis wilayah Kabupaten Ciamis berada pada 108 0 20 sampai dengan 108 0

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Optimalisasi peran dan fungsi Persentase produk hukum kelembagaan pemerintah daerah daerah ditindaklanjuti

Lebih terperinci

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIANN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahann yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

5.1. VISI MEWUJUDKAN KARAKTERISTIK KABUPATEN ENDE DENGAN MEMBANGUN DARI DESA DAN KELURAHAN MENUJU MASYARAKAT YANG MANDIRI, SEJAHTERA DAN BERKEADILAN

5.1. VISI MEWUJUDKAN KARAKTERISTIK KABUPATEN ENDE DENGAN MEMBANGUN DARI DESA DAN KELURAHAN MENUJU MASYARAKAT YANG MANDIRI, SEJAHTERA DAN BERKEADILAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Mengacu kepada arah pembangunan jangka panjang daerah, serta memerhatikan kondisi riil, permasalahan, dan isu-isu strategis, dirumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kota Yogyakarta 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta terletak di Pulau Jawa, 500 km ke arah selatan dari DKI Jakarta, Ibukota Negara

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN PEGANDON 2016

STATISTIK DAERAH KECAMATAN PEGANDON 2016 Katalog BPS 1101002.2324100 STATISTIK DAERAH KECAMATAN PEGANDON 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KENDAL STATISTIK KECAMATAN PEGANDON TAHUN 2016 NO. Publikasi/ Publikasi Number : 33.24.100.13.02 No.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS DAN PERIZINAN SARANA PELAYANAN

Lebih terperinci

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman Akhir Masa Jabatan Tahun DAFTAR TABEL

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman Akhir Masa Jabatan Tahun DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Sleman... 2 Tabel 1.2. Ketinggian Wilayah Kabupaten Sleman... 3 Tabel 1.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Sleman Menurut Jenis Kelamin, Kepadatan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR : 7 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR : 7 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH NOMOR : 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BAGIAN ORGANISASI SETDA TAHUN 2008 PEMERINTAH PERATURAN DAERAH NOMOR : 7 TAHUN 2008

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah 36 BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 4.1 Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di tengah Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi Jawa Tengah terletak

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

WALIKOTA WAKIL WALIKOTA ASISTEN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN BAGIAN ADMINISTRASI PEREKONOMIAN BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

WALIKOTA WAKIL WALIKOTA ASISTEN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN BAGIAN ADMINISTRASI PEREKONOMIAN BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN KONSEP I BAGAN SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO. WALIKOTA WAKIL WALIKOTA STAF AHLI ASISTEN PEMERINTAHAN ASISTEN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN ASISTEN ADMINISTRASI

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan :

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan : PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan : Nama Kecamatan : Karera Jumlah Desa / Kelurahan : 70 Desa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran... DAFTAR ISI HALAMAN BAB 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 C. Sejarah Singkat Kabupaten Tanggamus... 3 D. Gambaran Umum Daerah... 4 E. Sistematika Penyajian... 20 BAB 2 A. Instrumen Pendukung

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA Katalog BPS : 1101002.6271012 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2014 ISSN : 2089-1725 No. Publikasi : 62710.1415 Katalog BPS : 1101002.6271012 Ukuran Buku

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA A. Kondisi Geografi Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota besar seperti Semarang maupun Yogyakarta. Letaknya yang strategis dan berpotensi

Lebih terperinci

LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 2 0 T A H U N TANGGAL :

LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 2 0 T A H U N TANGGAL : STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH PENDIDIKAN TK DAN SD PENDIDIKAN SMP DAN SM TENAGA PENDIDIKAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH PENGAJARAN TK DAN SD PENGAJARAN SMP DAN SM TENAGA

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 6.1. STRATEGI Untuk mewujudkan visi dan misi daerah Kabupaten Tojo Una-una lima tahun ke depan, strategi dan arah

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013

BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013 BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN Prioritas pembangunan Kabupaten Lingga Tahun diselaraskan dengan pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan sesuai dengan amanat dari Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI SIGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS - DINAS DAERAH KABUPATEN SIGI

BUPATI SIGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS - DINAS DAERAH KABUPATEN SIGI BUPATI SIGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS - DINAS DAERAH KABUPATEN SIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIGI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN BESARAN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 16 SERI D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 16 SERI D LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 16 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA

GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA 1 GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA NOMOR 09 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-K TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS KESEHATAN

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-K TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS KESEHATAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-K TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS KESEHATAN WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 16 SERI D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 16 SERI D LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 008 NOMOR 16 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 16 TAHUN 008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN

Lebih terperinci

Strategi dan Arah Kebijakan

Strategi dan Arah Kebijakan dan Dalam rangka pencapaian visi dan misi yang diuraikan dalam tujuan dan sasaran, penyusunan strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah menjadi bagian penting yang tidak terpisahkan. adalah langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Kabupaten Ngawi 1. Tinjauan Grafis a. Letak Geografis Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN JENEPONTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN Prioritas dan sasaran merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan yang direncanakan, terintegrasi, dan konsisten terhadap pencapaian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri. Seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas perekonomian di suatu wilayah akan menyebabkan semakin

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN WALIKOTA BLITAR NOMOR : 188/ 955 / HK / 410.010.2 / 2015 TENTANG PENYEMPURNAAN UKURAN KINERJA PEMERINTAH KOTA BLITAR TAHUN 2011 2015 WALIKOTA BLITAR, Menimbang

Lebih terperinci

Bab II Gambaran Umum Kota Surakarta

Bab II Gambaran Umum Kota Surakarta Bab II Gambaran Umum Kota Surakarta Luas wilayah Kota Surakarta 44,04 km 2 dan terletak di Propinsi Jawa Tengah (central java) yang terdiri ata satu) kelurahan, 606 (enam ratus enam) Rukun Warga (RW) serta

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN GUNUNG KIJANG 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1419 Katalog BPS : 1101001.2102.061 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : Naskah:

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.050 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (viii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 Katalog BPS : 1101002.6271012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

Lebih terperinci

KEPALA DINAS. Subbagian Perencanaan Program. Bidang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus. Seksi. Kurikulum dan Pembelajaran

KEPALA DINAS. Subbagian Perencanaan Program. Bidang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus. Seksi. Kurikulum dan Pembelajaran DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI RIAU 1 : PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU PAUD dan Pendidikan Dasar Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus Non

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN. a) Adminitrasi Pemerintahan :

PROFIL KECAMATAN. a) Adminitrasi Pemerintahan : PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN KOTA WAINGAPU 2. Ibu Kota Kecamatan : WAINGAPU 3. Tahun Berdiri : 1970 4. Batas Wilayah : Utara=Selat Sumba,Selatan=Kec,Kambera,Timur= Kec, Nggoa,Barat= Nggoa dan Kanatang

Lebih terperinci

S A L I N A N LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 21 TAHUN 2016

S A L I N A N LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 21 TAHUN 2016 DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN (TIPE A) LAMPIRAN I NOMOR 21 TAHUN 2016 LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH TENTANG NOMOR : PERENCANAAN, DAN BMD PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN PEMBINAAN SMA PEMBINAAN SMK PEMBINAAN

Lebih terperinci

Katalog : pareparekota.bps.go.id

Katalog : pareparekota.bps.go.id Katalog : 1101002.7372011 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT TAHUN 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT TAHUN 2014 ISSN : Katalog BPS : 1101002.7372011 Ukuran Buku : 21 cm x 14,8 cm Jumlah

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI. 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR. 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI. 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR. 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI 1962 4. Batas Wilayah : 1. Utara berbatasan dengan Kec. Kahaungu Eti 2. Timur berbatasan dengan

Lebih terperinci

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2017 BAGIAN ORGANISASI SETDA KABUPATEN INDRAMAYU 2016

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2017 BAGIAN ORGANISASI SETDA KABUPATEN INDRAMAYU 2016 PERANGKAT DAERAH TAHUN 2017 BAGIAN ORGANISASI SETDA 2016 DAERAH ========================================== SEKRETARIS DAERAH JABATAN FUNGSIONAL ASISTEN PEMERINTAHAN ASISTEN EKONOMI, PEMBANGUNAN, DAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN... I-2 1.2.1 MAKSUD... I-2 1.2.2 TUJUAN... I-2 1.3 LANDASAN PENYUSUNAN...

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH A. KEBIJAKAN UMUM Pembangunan Daerah harus didasarkan pada sasaran tertentu yang hendak dicapai; untuk itu, kebijakan yang dibuat dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO 1 VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO V I S I Riau Yang Lebih Maju, Berdaya Saing, Berbudaya Melayu, Berintegritas dan Berwawasan Lingkungan Untuk Masyarakat yang Sejahtera serta Berkeadilan

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Daftar Tabel. Tabel Jumlah Partai Politik, Lsm Dan Ormas Di Tingkat Kabupaten 21 GAMBARAN UMUM

DAFTAR TABEL. Daftar Tabel. Tabel Jumlah Partai Politik, Lsm Dan Ormas Di Tingkat Kabupaten 21 GAMBARAN UMUM DAFTAR TABEL GAMBARAN UMUM Kondisi Geografis Tabel 1.1.1. Luas Wilayah Menurut Klasifikasi Ketinggian Tempat Di Kabupaten Subang, 6 Tabel 1.1.2. Luas Wilayah Menurut Klasifikasi Kemiringan Lereng Di Kabupaten

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Wilayah Sungai Tamiang Langsa II-7. Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata (knots)

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Wilayah Sungai Tamiang Langsa II-7. Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata (knots) DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Wilayah Sungai Tamiang Langsa II-7 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Tahun 2002-2011 Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata (knots)

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo VISI : PONOROGO LEBIH MAJU, BERBUDAYA DAN RELIGIUS MISI I : Membentuk budaya keteladanan pemimpin yang efektif, guna mengembangkan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum B. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi 3. Status Pembangunan Manusia 4. Kondisi Ekonomi a. Potensi Unggulan

Lebih terperinci

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Dan Sasaran Kabupaten Ponorogo Taget Sasaran Sasaran Target KET. 2016 2017 2018 2019 2020 Membentuk budaya keteladanan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi DAFTAR ISI Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan RPJMD dengan

Lebih terperinci

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015 NO LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 05 Kehidupan yang kondusif bagi umat beragama. tercapai Mewujudkan tatanan sosial keagamaan 00% Penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan NO 2018 A ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 1 PDRB per Kapita (juta rupiah) - PDRB

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN ANGKONA

PROFIL KECAMATAN ANGKONA PROFIL KECAMATAN ANGKONA Link Website Kecamatan Angkona 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Angkona terletak 32 km di jazirah timur ibukota Kabupaten LuwuTimur. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Nuha

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Gambaran umum Kabupaten Madiun a. Kondisi Geografis Kabupaten Madiun adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukota dari Kabupaten Madiun adalah Kecamatan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG DAERAH KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang : a. bahwa Organisasi dan tata Kerja Dinas

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU Tahun 2015

PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU Tahun 2015 PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU Tahun 0 No Sasaran No Indikator NO Satuan Target Realisasi Capaian Ket 8 9 0 Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan aparatur pemerintah daerah dan

Lebih terperinci