BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
|
|
- Widyawati Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada tahun 2010 merupakan salah satu letusan besar dalam catatan sejarah terjadinya erupsi Gunung Merapi. Letusan eksplosif yang terjadi secara tiba-tiba tersebut menyebabkan 346 orang meninggal, 121 korban luka berat, dan 5 orang korban hilang (PIP2BDIY, 2012). Permukiman yang terletak disekitar lereng Gunung Merapi mengalami kerusakan yang cukup parah. Beberapa pemukiman bahkan sampai terkubur oleh material yang keluar pada saat erupsi terjadi. Tercatat sekitar rumah rusak berat dan tidak layak huni, 156 rumah rusak, dan 632 rumah rusak ringan (DPUP Sleman, 2013). Sedangkan kerugian materi yang dialami pemerintah dan masyarakat dalam berbagai sektor mencapai Rp triliun. Setelah letusan terjadi, warga yang terkena dampak bencana direlokasi ke tempat tinggal yang masih berupa hunian sementara (huntara). Sebanyak 2613 unit hunian sementara yang berasal dari bantuan berbagai macam pihak dipergunakan warga untuk tempat tinggal. Rumah bantuan tersebut dibuat dari bahan material bambu dan gedhek. Terdapat sepuluh lokasi yang dijadikan hunian sementara, yaitu Plosokerep, Gondang 1, Gondang 2, Gondang 3, Gondang luar, Banjarsari, Jetis Sumur, Dongkelsari, Kuwang, dan Kethingan. Warga menempati hunian sementara sekitar dua tahun dari tahun 2010 sampai akhir tahun Mulai tahun 2011 sampai 2013, pemerintah membuat rencana dan telah berhasil membangun rumah permanen atau hunian tetap (huntap) bagi para korban yang kehilangan tempat tinggal. Selain itu beberapa sektor lengkap dengan infrastrukturnya yang sempat rusak karena bencana tersebut juga sempat diperbaiki. Pembangunan hunian tetap ini merupakan suatu program rehabilitasi dan rekonstruksi yang dilakukan oleh pemerintah dalam menangani bencana erupsi Gunung Merapi yang difasilitatori oleh pihak REKOMPAK (Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas). Bantuan yang 1
2 disalurkan lewat program REKOMPAK berupa Bantual Dana Lingkungan (BDL), Bantua Dana Rumah (BDR), Komponen Pendampingan Masyarakat, dan Komponen Pendampingan Teknis. Dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan program tersebut totalnya sebesar Rp 770,903 milyar dengan rincian Rp 272,956 milyar untuk sektor infrastruktur, Rp 138,076 milyar untuk sektor permukiman, Rp 146,227 milyar untuk sektor ekonomi produktif, dan Rp 111,298 milyar untuk sektor sosial. Masyarakat yang tadinya tinggal di hunian sementara mulai dipindahkan ke hunian-hunian tetap yang sudah disediakan. Terdapat sekitar18 hunian tetap yang tersebar lokasi-lokasi yang lebih aman daripada lokasi rumah tinggal mereka sebelumnya. Hunian tetap tersebut tersebar di Umbulharjo (Huntap Bulak Susukan, Karangkendal, dan Plosokerep), Kepuharjo (Huntap Batur dan Pagerjurang), Wukirsari (Huntap Gondang 2, Gondang 3, dan Dongkelsari), Glagaharjo (Huntap Gading, Banjarsari, dan Jetis Sumur), Argomulyo (Huntap Kuwang dan Randusari), Sendangagung (Huntap Kisik, Gambretan, dan Cancangan), Sindumartani (Huntap Klenthingan dan Jlapan), dan beberapa huntap mandiri individu. Kondisi kehidupan masyarakat korban bencana ini berubah drastis sejak terjadi letusan. Sebelumnya mereka tinggal di sebuah lingkungan pedesaan dengan halaman rumah yang luas, jarak antar rumah tidak berdempetan, dan lingkungan yang masih alami. Sebagian besar masyarakat dulunya memiliki pekerjaan sebagai petani, buruh, dan juga peternak. Namun kondisi hunian tetap yang sekarang membuat mereka sulit untuk untuk melakukan aktivitas mereka sebelumnya. Lahan pertanian milik mereka sudah rusak dan jauh dari permukiman. Ditambah lagi ruang untuk beternak sangat terbatas. Kondisi lingkungan perumahan mereka telah berubah menjadi lingkungan yang secara fisiknya menyerupai perumahan perkotaan. Pembangunan hunian tetap merupakan salah satu proses pembentukan lingkungan baru yang sejak awal pembangunannya mengacu pada dokumen perencanaannya. Perkembangannya pun tidak terjadi secara alamiah. Selain rumah, pembangunan fasilitas sarana dan prasarana di hunian tetap juga telah disediakan satu paket dengan pembangunan perumahannya. Masyarakat hunian tetap yang 2
3 sudah mulai menempati lokasi tempat tinggal melakukan adaptasi untuk dapat tinggal di suatu hunian yang baru, dengan kondidi fisik lingkungan yang baru juga. Adaptasi dilakukan mulai dari membiasakan diri untuk tinggal dengan warga dari beberapa dusun secara berdampingan sampai pada adaptasi untuk menggunakan fasilitas yang ada secara bersamaan. Diharapkan sarana prasarana ini dapat menunjang kehidupan masyarakat yang tinggal di hunian tetap tersebut. Begitu juga halnya yang terjadi di salah satu hunian tetap, yaitu Hunian tetap Pagerjurang. Hunian tetap ini memiliki sarana prasarana yang terhitung paling lengkap. Hunian tetap yang terletak di Kelurahan Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman ini merupakan salah satu hunian tetap yang memiliki jumlah lahan paling luas dan juga jumlah penduduk yang paling banyak. Namun kelengkapan sarana prasarana ternyata tidak selalu menimbulkan respon positif dari warga. Ditambah lagi dengan jumlah warga yang cukup banyak dan terdiri dari gabungan lima buah dusun kemudian memunculkan variasi-variasi penerimaan masyarakat terhadap sarana dan prasarana yang telah disediakan. Kenyataan yang dihadapi sekarang adalah Gunung Merapi, ataupun gunungapi-gunungapi lainnya masih selalu aktif sampai ratusan bahkan ribuan tahun lagi. Dengan ancaman erupsi Gunung Merapi yang terjadi setiap dua sampai lima tahun sekali, maka letusan besar sudah dapat diprediksikan akan terjadi lagi. Sampai saat ini, pembangunan hunian tetap merupakan salah satu program rehabilitasi dan rekonstruksi yang dapat memulihkan kondisi masyarakat yang terkena dampak bencana. Apabila letusan besar terjadi lagi, maka program pembangunan hunian tetap dimungkinkan akan dilakukan lagi. Oleh karena itu, informasi untuk perbaikan-perbaikan dan pembuatan inovasi dalam pembangunan sarana dan prasarana di hunian tetap merupakan salah satu elemen penting untuk melengkapi perencanaan dan mendukung kehidupan sosial masyarakat serta menciptakan kenyamanan di lingkungan permukiman yang baru. 3
4 1.2 Pertanyaan Penelitian Program pembangunan hunian tetap merupakan suatu program rehabilitasi dan rekonstruksi yang di lakukan untuk memulihkan kehidupan masyarakat yang terdampak erupsi Gunung Merapi. Hunian tetap ini merupakan suatu kawasan permukiman yang benar-benar baru dan direncanakan secara bersama antara pihak pemerintah dan masyarakat. Bantuan pembangunan rumah dan bantuan pembangunan lingkungan berupa sarana dan prasarana telah dibuat satu paket untuk masing-masing hunian tetap. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah bagaimanakah penerimaan warga terhadap sarana prasarana yang ada di Hunian Tetap Pagerjurang? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap penerimaan warga terhadap sarana dan prasarana yang ada di Hunian Tetap Pagerjurang yang terlihat dari persepsi masyarakat, hasil observasi, dan dokumen-dokumen terkait. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat kepada semua pihak sebagai berikut: a. Menuangkan persepsi masyarakat terhadap sarana prasarana yang ada di lingkungan hunian tetap yang selama ini tidak terlihat secara langsung. b. Memberikan informasi yang akurat tentang penerimaan masyarakat sebagai dampak dari kesesuaian pembangunan sarana prasarana di lingkungannya. c. Memberikan informasi yang bersifat evaluatif kepada pemerintah agar pada pembangunan hunian-hunian tetap selanjutanya terdapat peningkatan kualitas sarana prasarana yang dibangun. 4
5 1.5 Batasan Penelitian Batasan penelitian ini meliputi : a. Fokus Penelitian ini berfokus untuk menggali bagaimanakah sebenarnya penerimaan masyarakat terhadap kondisi sarana prasarana yang ada di Hunian Tetap Pagerjurang. Kondisi sarana prasarana yang dimaksudkan adalah meliputi kondisi fisiknya, perilaku masyarakat terhadap sarana prasarana yang ada, ketercukupan dari sarana prasarana, dan ketepatan lokasi penempatan sarana prasarana yang pada akhirnya akan menunjukkan bagaimana sebenarnya penerimaan masyarakat terhadap sarana prasarana beserta alasan-alasan logis mengapa hal tersebut terjadi. b. Lokasi Wilayah amatan penelitian ini adalah di Hunian Tetap Pagerjurang. Kawasan hunian tetap ini terletak di Kelurahan Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Hunian tetap terbagi menjadi tiga blok. Blok pertama dihuni oleh seluruh masyarakat Dusun Petung. Blok kedua, yang berada tengah, dihuni oleh seluruh masyarakat Dusun Kaliadem, dan blok ketiga dihuni oleh sebagian masyarakat Dusun Manggong, Kepuh, dan Pagerjurang. 1.6 Keaslian Penelitian Penelitian mengenai hunian tetap yang ada di Kabupaten Sleman sudah beberapa kali dilakukan. Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan di hunian tetap di Kabupaten Sleman. 5
6 Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Peneliti/Tahun Judul Fokus Metode Harry Priyanto Pembangunan Mengeksplorasi proses Eksploratif Putra (2012) Huntara Pasca Bencana Merapi di Kabupaten Sleman perencanaan dan pelaksanaan pembangunan huntara dan mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi Bagus Ramadhan (2013) Proses Konsensus dalam Relokasi Hunian Korban Erupsi Gunung Merappi 2010 dan Faktor yang Mempengaruhi Proses konsensus permukiman yang ada di kawasan rawan bencana 3 Gunung Merapi di Dusun Pelemsari dan Dusun Pangukrejo Kualitatif Sumber : Analisis Peneliti 2014 Sepanjang pengetahuan peneliti yang telah dikemukakan diatas, maka penelitian yang berfokus pada penerimaan warga terhadap sarana prasarana yang ada di Hunian Tetap Pagerjurang, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman dengan metode induktif-kualitatif belum pernah dilakukan. Penelitian ini masih tergolong baru karena pembangunan huntap baru selesai pada awal tahun Oleh karena itu penelitian dengan judul Kemenduaan Warga Terhadap Sarana dan Prasarana Hunian Tetap Pagerjurang, Kabupaten Sleman ini dapat dipertanggungjawabkan keasliannya. 6
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
DAFTAR LAMPIRAN 1. Peta Lokasi Huntap Komunal Di Kecamatan Cangkringan, Sleman 2. Peta Persil Huntap Banjarsari, Desa Glagahharjo, Kecamatan Cangkringan 3. Peta Persil Huntap Batur, Desa Kepuhharjo, Kecamatan
Lebih terperinciPERENCANAAN HUNTAP PAGERJURANG
MAKALAH KELOMPOK PERENCANAAN HUNTAP PAGERJURANG Diajukan sebagai tugas mata kuliah Evaluasi Infrastrukur Pasca Bencana Disusun oleh : Irfan Faris Abdurrahman 12511313 Ilhamius Hamit 12511432 Fitra Mabrur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dijadikan permukiman sehingga muncul larangan bermukim. Merapi terletak antara dua provinsi yakni Daerah Istimewa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Permukiman merupakan kebutuhan dasar manusia yang tidak dapat terelakkan. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk semakin banyak kebutuhan lahan yang harus disiapkan untuk
Lebih terperinciKEADAAN UMUM WILAYAH. koorditat 07 º 40 42,7 LS 07 º 28 51,4 LS dan 110º 27 59,9 BT - 110º 28
IV. KEADAAN UMUM WILAYAH A. Keadaan Geografi 1. Letak dan Luas Wilayah Desa Desa Kepuharjo terletak di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Wilayah Desa Kepuharjo secara geografis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Letusan Gunung Merapi pada tanggal 26 Oktober sampai 5 Nopember
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letusan Gunung Merapi pada tanggal 26 Oktober sampai 5 Nopember 2010 tercatat sebagai bencana terbesar selama periode 100 tahun terakhir siklus gunung berapi teraktif
Lebih terperinciPROPOSAL : PEMBANGUNAN RUMAH SAHABAT SALIMAH PW SALIMAH DIYOGYAKARTA 2010
PROPOSAL PROGRAM PEMBANGUNAN RUMAH SAHABAT PW DIYOGYAKARTA 2010 NAMA PROGRAM : PEMBANGUNAN RUMAH SAHABAT RASIONALISASI : 1. Erupsi Merapi Oktober November 2010 menimbulkan sekian banyak korban : ratusan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan temuan dan pembasahan yang telah dijelaskan, dapat dijelaskan proses konsensus Dusun Pelemsari dan Dusun Pangukrejo lebih mengarah pada proses konsensus
Lebih terperinciBadan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman 2013
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman 2013 1 Kebijakan Teknis Evakuasi Kebijakan teknis evakuasi merupakan bagian dari Skenario Rencana Penanggulangan Bencana Erupsi Gunungapi Merapi Menyusun
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Efektivitas implementasi program pada ketiga kegiatan dalam program REKOMPAK dibagi menjadi efektivitas proses dan efektivitas output. Pada kegiatan penyusunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Erupsi Gunung Merapi merupakan fenomena alam yang terjadi secara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erupsi Gunung Merapi merupakan fenomena alam yang terjadi secara periodik setiap tiga tahun, empat tahun atau lima tahun. Krisis Merapi yang berlangsung lebih dari
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. deskriptif. Metode penelitian ini akan menggambarkan secara menyeluruh
III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan metode deskriptif. Metode penelitian ini akan menggambarkan secara menyeluruh peristiwa dalam berbagai kondisi dan situasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan lereng Gunungapi Merapi merupakan daerah yang dipenuhi oleh berbagai aktivitas manusia meskipun daerah ini rawan terhadap bencana. Wilayah permukiman, pertanian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. Peta Ancaman Bencana Gunung Api Di Indonesia (Sumber : BNPB dalam Website, 2011)
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Gunung Merapi secara geografis terletak pada posisi 7º 32.5 Lintang Selatan dan 110º 26.5 Bujur Timur, dan secara administrasi terletak pada 4 (empat) wilayah kabupaten
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kondisi Geofisik. aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain
III. KARAKTERISTIK WILAYAH A. Kondisi Geofisik 1. Letak Geografis Desa Kepuharjo yang berada sekitar 7 Km arah Utara Kecamatan Cangkringan dan 27 Km arah timur laut ibukota Sleman memiliki aksesibilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara yang rawan akan bencana alam. Indonesia berada diantara dua lempeng tektonik yaitu lempeng eurasia dan lempeng India- Australiayang setiap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kawasan kepulauan Indonesia merupakan daerah pertemuan lempeng bumi dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan curah hujan yang relatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari 30 gunung api aktif terdapat di Indonesia dengan lereng-lerengnya dipadati
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia adalah negara yang kaya akan gunung api dan merupakan salah satu negara yang terpenting dalam menghadapi masalah gunung api. Tidak kurang dari 30
Lebih terperinciTENTANG KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI MERAPI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,
PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI MERAPI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa salah satu upaya penyelamatan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanyaan penelitian; (3) tujuan penelitian; (4) manfaat penelitian; (5) batasan
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini, dimaksudkan untuk menjelaskan urgensi permasalahan penelitian yang diuraikan dengan sistematika (1) latar belakang; (2) pertanyaan penelitian; (3) tujuan penelitian;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang masih ada hingga sampai saat ini. Kerugian material yang ditimbulkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Erupsi Merapi yang terjadi pada bulan Oktober 2010 telah memberikan banyak pelajaran dan meninggalkan berbagai bentuk permasalahan baik sosial maupun ekonomi yang masih
Lebih terperinciLAPORAN HASIL UJICOBA LAPANGAN CHILD PROTECTION RAPID ASSESMENT dalam Situasi Darurat Kabupaten Sleman, Yogyakarta - Juli 2011
Gedung Nusantara II (Gedung Ex-PAU Ekonomi) Lantai 1 FISIP UI, Kampus UI Depok. Depok 16424 T: (021) 788 49181 F: (021) 788 49182 LAPORAN HASIL UJICOBA LAPANGAN CHILD PROTECTION RAPID ASSESMENT dalam Situasi
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain di sekitarnya oleh jalur transportasi
24 IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Kepuharjo yang berada sekitar 7 Km arah Utara Kecamatan Cangkringan dan 27 Km arah timur laut ibukota Sleman memiliki aksesibilitas baik, mudah
Lebih terperinciPerencanaan Partisipatif Kelompok 7
Perencanaan Partisipatif Kelompok 7 Anastasia Ratna Wijayanti 154 08 013 Rizqi Luthfiana Khairu Nisa 154 08 015 Fernando Situngkir 154 08 018 Adila Isfandiary 154 08 059 Latar Belakang Tujuan Studi Kasus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Gunungapi Merapi dikenal sebagai gunungapi teraktif dan unik di dunia, karena periode ulang letusannya relatif pendek dan sering menimbulkan bencana yang
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS PERENCANAAN
BAB 3 ANALISIS PERENCANAAN 3.1. ANALISIS KESESUAIAN ANTARA KEBUTUHAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI DENGAN PELAKSANAAN KEGIATAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI TAHUN 2011 2013 Analisis ini bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. atas kehilangan-kehilangan yang mereka alami, mulai dari anggota keluarga,
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Erupsi Gunung Merapi pada 26 Oktober dan 5 November 2010 telah membuat dampak kerusakan diberbagai sektor. Dari segi fisik, bencana tersebut telah menyebabkan kerusakan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsep kesejahteraan subjektif yang mencakup aspek afektif dan kognitif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebahagiaan adalah hal yang sangat diinginkan oleh semua orang. Setiap orang memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai guna memenuhi kepuasan dalam kehidupannya. Kebahagiaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gunung Merapi merupakan gunung api tipe strato, dengan ketinggian 2.980 meter dari permukaan laut. Secara geografis terletak pada posisi 7 32 31 Lintang Selatan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai suatu negara kepulauan yang mempunyai banyak sekali gunungapi yang berderet sepanjang 7000 kilometer, mulai dari Sumatera, Jawa,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gunungapi Merapi, berdasar sumber informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, merupakan gunungapi aktif yang dipadati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan wilayah seyogyanya dilakukan dengan mengacu pada potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang ada di suatu lokasi tertentu. Di samping itu, pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Merapi ditingkatkan dari normal menjadi waspada, dan selanjutnya di tingkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Menurut Gema Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) (2011:14), Gunung Merapi merupakan salah satu gunung berapi yang paling aktif di dunia. Erupsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan terkena bencana. Pada tahun
15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan terkena bencana. Pada tahun 2014 saja, jumlah kejadian bencana yang terjadi di Indonesia mencapai 972 kejadian dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yaitu dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah sebagai pelaksana roda pemerintahan dalam suatu Negara wajib menjamin kesejahteraan dan keberlangsungan hidup warga negaranya. Peran aktif pemerintah diperlukan
Lebih terperinciANALISIS TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT PASCARELOKASI HUNIAN TETAP DI DUSUN BATUR KEPUHARJO CANGKRINGAN SKRIPSI
ANALISIS TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT PASCARELOKASI HUNIAN TETAP DI DUSUN BATUR KEPUHARJO CANGKRINGAN SKRIPSI DiajukanKepada Universitas PGRI Yogyakarta UntukMemenuhi Salah SatuPersyaratan GunaMemperolehGelarSarjanaPendidikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN
BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN 2.1 PROFIL KABUPATEN SLEMAN 2.1.1 Letak Wilayah Menurut Statistik Kebudayaan dan Pariwisata (2010: 3), secara geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 107º 15ʹ 03ʺ
Lebih terperinciErupsi Merapi DIY & Jateng (2010) Gempa & Tsunami Pangandaran Jabar (2007)
Erupsi Merapi DIY & Jateng (2010) Gempa & Tsunami Pangandaran Jabar (2007) NUANSA RTBL PENGURANGAN RISIKO BENCANA MUATAN LIVELIHOO D ERUMAHAN Rencana Penataan Permukiman INFRASTRUKTU R PERMUKIMAN PERENCANAA
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Ringkasan Temuan Penahapan penanggulangan bencana erupsi Gunung Kelud terdapat lima tahap, yaitu tahap perencanaan penanggulangan bencana erupsi Gunung Kelud 2014, tahap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh geometri global dari lempeng tektonik (Smith, 1996). Letak Indonesia yang
1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu bencana alam yang mengancam Indonesia adalah erupsi gunungapi. Seperti gempa bumi, persebaran dan perilaku gunungapi dikontrol oleh geometri global dari
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Indonesia rawan akan bencana yang diakibatkan oleh aktivitas gunungapi. Salah satu gunungapi aktif yang ada di Indonesia yaitu Gunungapi Merapi dengan ketinggian 2968
Lebih terperinciPERUBAHAN STATUS SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA PENGUNGSI DESA KEPUHARJO DI SHELTER DESA WUKIRSARI, CANGKRINGAN, SLEMAN, D.
PERUBAHAN STATUS SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA PENGUNGSI DESA KEPUHARJO DI SHELTER DESA WUKIRSARI, CANGKRINGAN, SLEMAN, D. I YOGYAKARTA Deny Apriliya Handayani deny.apriliya@gmail.com Abdur Rofi abdurrofi@yahoo.co.uk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diantaranya tahun 1994, 1997, 1998, antara tahun , 2006 dan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekosistem Merapi merupakan suatu ekosistem spesifik yang dipengaruhi oleh letusan secara berkala. Dalam satu dekade sudah terjadi beberapa kali erupsi, diantaranya
Lebih terperinciArtantri Pangestika Zhadwino, Pendidikan Luar Sekolah Abstrak
Penyelenggaraan Program Pemberdayaan 17 (Artantri Pangestika Zhadwino) PENYELENGGARAAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA KORBAN ERUPSI MERAPI DI HUNIAN TETAP (HUNTAP) DONGKELSARI DESA WUKIRSARI KECAMATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hindia dan Samudera Pasifik. Pada bagian Selatan dan Timur Indonesia terdapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik, yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia dan Samudera
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga permintaan susu semakin meningkat pula. Untuk memenuhi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan usaha sapi perah dilakukan untuk memenuhi gizi masyarakat dan mengurangi tingkat ketergantungan nasional terhadap impor susu. Usaha susu di Indonesia sudah
Lebih terperinciBAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Jangkauan Sistem peringatan dini / EWS Sektor Desa Luas Wilayah Desa (Km 2 )
BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas hasil analisis kelayakan sistem evakuasi Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Merapi di Kabupaten Sleman. Hasil pembahasan ini nantinya akan dapat menemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahun 2000 sekitar 500 juta jiwa penduduk dunia bermukim pada jarak kurang dari 100 m dari gunungapi dan diperkirakan akan terus bertambah (Chester dkk., 2000). Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua daerah tidak pernah terhindar dari terjadinya suatu bencana. Bencana bisa terjadi kapan dan dimana saja pada waktu yang tidak diprediksi. Hal ini membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan dengan masih aktifnya proses erupsi dan peningkatan aktifitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Gunung Merapi merupakan salah satu gunungapi teraktif di dunia. Hal ini ditunjukkan dengan masih aktifnya proses erupsi dan peningkatan aktifitas vulkanik
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Berdasarkan hasil analisis mean sistem manajemen bangunan pasca letusan
BAB V PENUTUP Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil analisis mean sistem manajemen bangunan pasca letusan merapi didapatkan nilai
Lebih terperinciRapid Assessment Terhadap Kerusakan Bangunan Akibat Erupsi Merapi Tahun 2010
Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 3, Nomor 2, Juni 2011, Halaman 115 124 ISSN: 2085 1227 Rapid Assessment Terhadap Kerusakan Bangunan Akibat Erupsi Merapi Tahun 2010 Any J., 1, 2 Widodo B.,
Lebih terperinciBAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sosial masyarakat pasca relokasi hunian tetap di Dususn Batur Kelurahan
BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan kajian dan penelitian tentang analisis terhadap perubahan sosial masyarakat pasca relokasi hunian tetap di Dususn Batur Kelurahan Kepuharjo
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Wilayah. dengan batas-batas administratif sebagai berikut:
35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Luas, dan Batas Wilayah Desa Argomulyo merupakan salah satu desa di Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bencana lahar di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana lahar di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah telah menenggelamkan 19 kampung, memutus 11 jembatan, menghancurkan lima dam atau bendungan penahan banjir, serta lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Ring of fire) dan diapit oleh pertemuan lempeng tektonik Eurasia dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang dilintasi oleh jalur api (Ring of fire) dan diapit oleh pertemuan lempeng tektonik Eurasia dan Australia. Letak wilayah
Lebih terperinciVulnerability. (Kerentanan) Praktikum Lapangan Gunung Merapi Mata Kuliah Mitigasi Bencana
Vulnerability (Kerentanan) Praktikum Lapangan Gunung Merapi Mata Kuliah Mitigasi Bencana Aria Gumilar Rachmat Arie Prabowo M. Kurniawan Rama Irawan Program Studi Kependudukan dan Lingkungan Hidup Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHALUAN. A. Latar Belakang. muda dunia yaitu Pegunungan Mediterania di sebelah barat dan Pegunungan
BAB I PENDAHALUAN A. Latar Belakang Secara geologis letak wilayah Indonesia yang dilalui oleh jalur pegunungan muda dunia yaitu Pegunungan Mediterania di sebelah barat dan Pegunungan Sirkum Pasifik di
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. menjadi dua yaitu bahaya primer dan bahaya sekunder. Bahaya primer
BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki 129 gunungapi yang tersebar luas mulai dari Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Banda, Kepulauan Halmahera dan Sulawesi
Lebih terperinciAnonim, 2006, Dokumen RPJM Desa Umbulharjo tahun , Pemerintah Desa Umbulharjo.
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA BUKU Anonim, 2006, Dokumen RPJM Desa Umbulharjo tahun 2006 2011, Pemerintah Desa Umbulharjo. Anonim, 2011, Dokumen RPJM Desa Umbulharjo tahun 2011 2016, Pemerintah Desa Umbulharjo.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Penelitian bertujuan untuk menganalisis tingkat risiko kesehatan masyarakat di Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunungapi Merapi dengan menggunakan variabel dan
Lebih terperinciXI. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. erupsi Merapi terhadap sektor pertanian dan lingkungan TNGM di Provinsi DIY dan
213 XI. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 11.1. Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian tentang dampak erupsi Merapi terhadap sektor pertanian dan lingkungan TNGM di Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN pulau, terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) dan di antara dua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki lebih dari 17.480 pulau, terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) dan di antara dua
Lebih terperinciKELAYAKAN SISTEM EVAKUASI KAWASAN RAWAN BENCANA LETUSAN GUNUNG MERAPI DI KABUPATEN SLEMAN
KELAYAKAN SISTEM EVAKUASI KAWASAN RAWAN BENCANA LETUSAN GUNUNG MERAPI DI KABUPATEN SLEMAN Dicky Setya Adi W, Kusumastuti, Isti Andini Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alam, selain menyimpan potensi kekayaan yang berguna bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alam, selain menyimpan potensi kekayaan yang berguna bagi kehidupan manusia, juga menyimpan potensi bahaya dan bencana. Erupsi (letusan) gunung api merupakan
Lebih terperinciSISTEM PENANGGULANGAN BENCANA GUNUNG API GAMALAMA DI PERMUKIMAN KAMPUNG TUBO KOTA TERNATE
SISTEM PENANGGULANGAN BENCANA GUNUNG API GAMALAMA DI PERMUKIMAN KAMPUNG TUBO KOTA TERNATE Annastasia Gadis Pradiptasari 1, Dr. Judy O. Waani, ST. MT 2, Windy Mononimbar, ST. MT 3 1 Mahasiswa S1 Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kematian ibu menjadi 102 per kelahiran hidup. Pembangunan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2014 salah satunya adalah menurunnya kematian bayi menjadi
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. Indonesia adalah salah satu Negara yang berada pada daerah ring of fire yang dilalui oleh
Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu Negara yang berada pada daerah ring of fire yang dilalui oleh barisan gunung aktif termasuk Filipina, Jepang, dan tepi barat Benua Amerika.
Lebih terperinciBUPATI BANDUNG BARAT
BUPATI BANDUNG BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN KEPADA MASYARAKAT KORBAN BENCANA ALAM DAN MUSIBAH KEBAKARAN DI KABUPATEN BANDUNG BARAT.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dan memiliki kurang lebih 17.504 buah pulau, 9.634 pulau belum diberi nama dan 6.000 pulau tidak berpenghuni
Lebih terperinciWorking Paper Series. No. 7 April 2014 Resilience Development Initiative
Integrasi Rehabilitasi Sosio-Ekonomi Penduduk Setelah Gunung Merapi Tahun 2010 terhadap Perencanaan Pemulihan Ramanditya Wimbardana Resilience Development Initiative, Indonesia Saut Sagala Institute of
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lempeng Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik menyebabkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Letak negara Indonesia yang berada pada tiga lempeng utama dunia yaitu lempeng Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik menyebabkan Indonesia sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh bahan dari alam yang kemudian dapat digunakan untuk kepentingan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penambangan adalah salah satu aktivitas yang dilakukan manusia guna memperoleh bahan dari alam yang kemudian dapat digunakan untuk kepentingan manusia, seperti menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. Bencana alam menjadi salah satu permasalahan kompleks yang saat ini
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Bencana alam menjadi salah satu permasalahan kompleks yang saat ini dihadapi oleh kota-kota di Indonesia karena dampaknya mengancam eksistensi kota dan
Lebih terperinciKepuasan Huni dan Perubahan Hunian pada Rumah Paska Bencana Erupsi Merapi
TEMU ILMIAH IPLBI 2014 Kepuasan Huni dan Perubahan Hunian pada Rumah Paska Bencana Erupsi Merapi Kasus: Hunian tetap Pagerjurang, Cangkringan, Sleman, D.I. Yogyakarta Program Studi Magister Arsitektur,
Lebih terperinciSTATUS 28 NOVEMBER 2011
CAPAIAN PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PENATAAN PERMUKIMAN (RPP) PASCA ERUPSI MERAPI PELAKSANAAN BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL) DAN PELAKSANAAN BANTUAN DANA RUMAH (BDR) STATUS 28 NOVEMBER 2011 PENYUSUNAN DOKUMEN
Lebih terperinci7.2. Saran Penelitian Lanjutan
BAB 7 PENUTUP 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Diperoleh model untuk meminimasi total rasio permintaan yang tidak terpenuhi. 2. Model
Lebih terperinciPERUBAHAN KONDISI FISIK PASCA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI TAHUN 2010 DI DESA GLAGAHARJO PROVINSI DIY
ISSN 0126-8138 15 PERUBAHAN KONDISI FISIK PASCA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI TAHUN 2010 DI DESA GLAGAHARJO PROVINSI DIY Oleh I Putu Ananda Citra Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Ganesha ABSTRAK
Lebih terperinciPERUBAHAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA GLAGAHARJO PASCA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI TAHUN 2010 ABSTRAK
ISSN 1412-8683 60 PERUBAHAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA GLAGAHARJO PASCA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI TAHUN 2010 Oleh I Putu Ananda Citra Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Ganesha
Lebih terperinciPASCA ERUPSI MERAPI PELAKSANAAN BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL) DAN PELAKSANAAN BANTUAN DANA RUMAH (BDR)
CAPAIAN PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PENATAAN PERMUKIMAN (RPP) PASCA ERUPSI MERAPI PELAKSANAAN BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL) DAN PELAKSANAAN BANTUAN DANA RUMAH (BDR) STATUS 19 SEPTEMBER 2011 PENYUSUNAN DOKUMEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Artinya, bagaimana partisipasi/keterlibatan masyarakat dalam penanggulangan bencana
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Skripsi ini menganalisis tentang partisipasi masyarakat dalam mitigasi bencana. Artinya, bagaimana partisipasi/keterlibatan masyarakat dalam penanggulangan bencana terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. antara keduanya yang terjadi secara tiba-tiba sehingga menimbulkan dampak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana merupakan suatu kejadian alam, buatan manusia, atau perpaduan antara keduanya yang terjadi secara tiba-tiba sehingga menimbulkan dampak negatif yang dahsyat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Salah satu fase penting dalam penanggulangan bencana adalah fase respon atau fase tanggap darurat. Fase tanggap darurat membutuhkan suatu sistem yang terintegritas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. erupsi gunung Merapi. Bencana menurut United Nations (1992) dan Asian
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Selang 4 tahun setelah peristiwa bencana gempa bumi, masyarakat di provinsi Yogyakarta kembali diterpa peristiwa bencana alam yaitu erupsi gunung Merapi. Bencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses perencanaan pembangunan yang bersifat top-down sering dipandang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses perencanaan pembangunan yang bersifat top-down sering dipandang sebagai proses yang bertentangan dengan konsep partisipasi masyarakat yang bersifat bottom-up.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi bencana geologi yang sangat besar, fakta bahwa besarnya potensi bencana geologi di Indonesia dapat dilihat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana menurut Undang Undang nomor 24 tahun 2007 merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia. Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat diprediksi secara pasti. Dampak yang ditimbulkan oleh peristiwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skala waktu dan besaran dampak kerusakan bencana yang tidak dapat diprediksi secara pasti. Dampak yang ditimbulkan oleh peristiwa terjadinya bencana akan menyebabkan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
39 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kabupaten Sleman tahun 2016, desa Glagaharjo memiliki luas wilayah desa 795 Ha, Desa Glagaharjo memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tiga gerakan yaitu gerakan sistem sunda di bagian barat, gerakan sistem pinggiran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wilayah Indonesia berada pada daerah pertemuan dua lempeng tektonik dunia yaitu lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia serta dipengaruhi oleh tiga gerakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bencana merupakan suatu kejadian traumatis (McFarlane, 2005). Salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana merupakan suatu kejadian traumatis (McFarlane, 2005). Salah satu bencana dahsyat yang terjadi di Indonesia adalah letusan Gunung Merapi pada tanggal 26 Oktober
Lebih terperinciLAYANG PRB. Huntap Diharapkan Selesai Akhir Mengungsi (Lagi) Demi Rumah Baru. Eling lan waspada ngadhepi bebaya. Edisi Oktober-November 2012
LAYANG Eling lan waspada ngadhepi bebaya Urun Rembug Urip Bahagia : Relokasi Beriringan dengan Pemulihan Ekonomi dan Halaman 2 Info Jogja & Jateng Musim Hujan, Waspadai Banjir Lahar Dingin Halaman 5 Opini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dikenal dengan the ring of fire. Wilayah ini berupa sebuah zona
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah Indonesia berada di dalam area yang sangat tidak stabil. Penyebab tidak stabilnya wilayah indonesia karena Indonesia terletak di wilayah yang dikenal dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Pengantar 1.1. Latar Belakang Erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010 merupakan bencana alam besar yang melanda Indonesia dan
BAB I PENDAHULUAN 1. Pengantar 1.1. Latar Belakang Erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010 merupakan bencana alam besar yang melanda Indonesia dan menimbulkan banyaknya kerugian baik secara materil maupun
Lebih terperinciSumber : id.wikipedia.org Gambar 2.1 Gunung Merapi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Letusan Gunung Merapi Gunung Merapi merupakan gunung api tipe strato, secara administratif terletak pada 4 wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Hak Magersari di Atas Tanah Sultanaat Ground di
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Hak Magersari di Atas Tanah Sultanaat Ground di Cangkringan Sleman 1. Deskripsi Lokasi Penelitian a. Lokasi Penerlitian Cangkringan adalah sebuah kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan permukiman kota memiliki risiko bencana. Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada lingkungan permukiman tertentu, misalnya
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.1
SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.1 1. Serangkaian peristiwa yang menyebabkan gangguan yang mendatangkan kerugian harta benda sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Intensitas dan dampak yang ditimbulkan bencana terhadap manusia dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Intensitas dan dampak yang ditimbulkan bencana terhadap manusia dan sektor ekonomi secara keseluruhan mengalami peningkatan (Berz, 1999; World Bank, 2005 dalam Lowe,
Lebih terperinciDr.Ir. Gunawan Budiyanto (2) PENDAHULUAN.
STRATEGI KEDAULATAN PANGAN LOKAL BERDASAR ZONASI KAWASAN RAWAN BENCANA ERUPSI MERAPI (Studi Kasus desa Kepuharho Cangkringan Sleman DIY) (1) Strategy for Local Food Sovereignty Based on Disaster Prone
Lebih terperinci