ANALISIS HUBUNGAN RASIO AKTIVITAS TERHADAP KEMAMPULABAAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS HUBUNGAN RASIO AKTIVITAS TERHADAP KEMAMPULABAAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN ANALISIS HUBUNGAN RASIO AKTIVITAS TERHADAP KEMAMPULABAAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk SKRIPSI OLEH : YENNI ANDRIANI S DEPARTEMEN MANAJEMEN Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara 2009

2 ABSTRAK Yenny Andriani (2009), Analisis Hubungan Rasio Aktivitas terhadap Kemampulabaan pada PT. Unilever Indonesia,Tbk, di bawah bimbingan Isfenti Sadalia, Msi. Ketua Departemen Manajemen; Prof. Dr. Ritha Fatimah Dalimunthe, SE, MSi. Dosen Penguji I; Drs. Syahyunan, Msi. Dosen Penguji II; Dra. Lucy Anna, MSi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan rasio aktivitas yang terdiri dari rasio perputaran aktiva tetap, rasio perputaran total aktiva, rasio perputaran piutang, rasio perputaran persediaan dengan return on investment (ROI) pada PT. Unilever Indonesia,Tbk. Rasio Aktivitas yang dimaksud adalah aktivitas perusahaan dalam mengelola manajemen aktiva yang dimiliki, dalam melaksanakan kegiatannya, dan efektifitas struktur pendanaan aktiva tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis Korelasi Pearson, dan pengujian hipotesis dilakukan dengan pengujian signifikansi dengan menggunakan t test. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa laporan keuangan PT. Unilever Indonesia,Tbk. periode Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan koefisien Korelasi Pearson rasio perputaran total aktiva mempunyai hubungan yang bergerak positif dengan return on investment (ROI), rasio perputaran aktiva tetap, rasio perputaran piutang dan rasio perputaran persediaan mempunyai hubungan yang negatif dengan return on investment (ROI). Kata kunci : Rasio Aktivitas (rasio perputaran total aktiva, rasio perputaran aktiva tetap, rasio perputaran piutang, rasio perputaran persediaan) dan return on investment (ROI).

3 KATA PENGANTAR Puji dan Syukur atas berkat Tuhan yang telah banyak melimpahkan rahmat dan karunia-nya kepada penulis, terutama dalam proses penulisan serta penyusunan skripsi ini. Penulisan serta penyusunan skripsi ini dilakukan untuk menganalisa hubungan rasio aktivitas dengan return on investment (ROI) pada PT. Unilever Indonesia, Tbk. Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari semua pihak agar menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Bantuan dari berbagai pihak berupa moril maupun material menjadi dorongan serta memberikan andil yang sangat besar kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan serta penyusunan skripsi ini. Penulis tidak dapat membalas semua bantuan tersebut, namun dalam kesempatan ini penulis memberikan ruang tersendiri untuk mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu selama proses penyelesaian skripsi ini. Semoga segala bantuan yang telah dilimpahkan tersebut dibalas oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Penulis mengharapkan bahwa semua yang tercantum disini telah dapat mewakili pihak-pihak yang ikut serta membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Bagi pihak-pihak yang terlewatkan dalam penyebutan ucapan terima kasih di lembaran ini penulis mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya dan tidak berarti kelalaian tersebut mengurangi rasa terima kasih penulis.

4 Adapun pihak-pihak yang telah membantu proses penulisan serta penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2. Ibu Prof. Dr. Ritha Fatimah Dalimunthe, SE. MSi selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Nisrul Irawati, SE, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 4. Ibu Isfenti Sadalia, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, dan memberikan ilmu pengetahun, saran dan masukan kepada penulis dalam proses penulisan serta penyusunan Skripsi ini. 5. Bapak Drs. Syahyunan, MSi selaku Dosen Penguji I yang banyak memberikan masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Ibu Dra. Lucy Anna, MSi selaku Dosen Penguji II yang banyak memberikan masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah berkenan mengabdikan dirinya sebagai guru bangsa dengan memberikan serta mengajarkan ilmu pengetahuan yang baik serta berguna selama perkuliahan. 8. Seluruh Staff dan Civitas Akademika Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah bersama-sama menciptakan lingkungan yang nyaman dan kondusif dalam menuntut ilmu serta menyelesaikan perkuliahan.

5 9. Untuk ibuku S.Sitepu, yang telah memberikan doa, nasehat, dukungan, serta bantuan baik moril maupun material kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. Skripsi ini sepenuhnya penulis persembahkan buat keluarga penulis. 10. Keluargaku yang sangat kusayangi: adik-adikku Rany dan Roy, terima kasih banyak atas doa dan dukungannya. 11. Seluruh teman teman yang sangat kusayangi, terima kasih buat doa dan dukungannya. Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Tuhan melimpahkan kasih dan karunia kepada kita semua. Amin. Medan, September 2009 Penulis Yenni Andriani S

6 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.... DAFTAR GAMBAR... BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... B. Perumusan Masalah... C. Kerangka Konseptual... D. Hipotesis... E. Tujuan dan Manfaat Penelitian... F. Metode Penelitian... a. Batasan Penelitian... b. Definisi Operasional... c. Tempat dan Waktu Penelitian... d. Jenis Data... e. Teknik Pengumpulan Data... f. Metode Analisis Data...

7 BAB II. URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu... B. Rasio Aktivitas... C. Return on Investment... D. Laporan Keuangan... BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah PT.Unilever Indonesia, Tbk... B. Misi PT.Unilever Indonesia, Tbk... C. Struktur Organisasi PT.Unilever Indonesia, Tbk... D. Data Keuangan PT.Unilever Indonesia, Tbk... BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI A. Analisis Deskriptif... B. Analisis Statistik... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... B. Saran... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

8 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Perkembangan Penjualan, Persediaan, Piutang, Jumlah Aktiva Tetap, Total Aktiva dan Laba Bersih PT. Unilever Indonesia, Tbk... Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Rasio Aktivitas dan Return on Investment (ROI) PT. Unilever Indonesia, Tbk... Tabel 4.1 Rasio Aktivitas dan ROI PT. Unilever Indonesia, Tbk selama periode

9 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1 Gambar fluktuasi Rasio Aktivitas dan Return on Investment... Gambar 1.2 Kerangka Konseptual... Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT.Unilever Indonesia, Tbk... Gambar 4.1 Fluktuasi Rasio Perputaran Total Aktiva dan ROI pada PT. Unilever Indonesia, Tbk. Tahun Gambar 4.2 Fluktuasi Rasio Perputaran Aktiva Tetap dan ROI pada PT. Unilever Indonesia, Tbk. Tahun Gambar 4.3 Fluktuasi Rasio Perputaran Piutang dan ROI pada PT.Unilever Indonesia, Tbk. Tahun Gambar 4.4 Fluktuasi Rasio Perputaran Persediaan dan ROI pada PT. Unilever Indonesia, Tbk. Tahun

10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang ekonomi merupakan penggerak untuk pembangunan bidang lainnya. Hal ini menyebabkan perkembangan di bidang perekonomian mengalami kemajuan sehingga muncul perusahaan-perusahaan baru yang menambah persaingan dalam dunia usaha. Pada umumnya tujuan sebuah perusahaan melakukan kegiatan operasionalnya adalah untuk memperoleh laba yang maksimum, selain untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan yang lainnya. Dengan adanya laba yang cukup tinggi dan didukung oleh nilai perusahaan yang semakin baik maka kredibilitas dan kontinuitas perusahaan dapat dipertahankan serta perusahaan dapat tumbuh terus dan melakukan ekspansi dalam bisnisnya. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk dapat melakukan kegiatan operasionalnya secara efisien dan efektif sehingga akan meningkatkan pendapatan yang akan diterima. Pendapatan yang maksimal hanya diperoleh dari pemanfaatan sumber daya yang efisien dan efektif. Unsur-unsur aktiva seperti persediaan, piutang, aktiva tetap dan aktiva lainnya mempunyai hubungan yang erat dengan tingkat laba yang diperoleh perusahaan melalui kegiatan penjualannya. Pencerminan efektif tidaknya pemanfaatan sumber daya keuangan tersebut akan terlihat dari tingkat penjualan yang tinggi tentu saja akan mendukung pencapaian laba yang maksimum.

11 Salah satu alat ukur yang lazim digunakan untuk mengukur keefektifan manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimiliki dalam melaksanakan kegiatannya adalah dengan menggunakan rasio aktivitas. Analisis rasio aktivitas operasional perusahaan dapat diukur dengan menggunakan berbagai rasio aktivitas, yaitu: rasio perputaran total aktiva (total asset turn over ratio), rasio perputaran piutang dagang (receivable turnover ratio), rasio perputaran aktiva tetap (fixed asset turn over), rasio perputaran persediaan (inventory turnover ratio), periode perputaran persediaan (inventory period), dan jangka waktu pengumpulan piutang (average collection periode). Rasio-rasio ini akan dapat digunakan oleh manajer perusahaan untuk mengetahui apakah perusahaannya telah beroperasi dengan efektif, dimana apabila perusahaan telah beroperasi dengan efektif maka kemampuan perusahaan tersebut untuk memperoleh laba juga semakin besar. PT. Unilever Indonesia, Tbk merupakan perusahaan dagang, dimana bidang usahanya yaitu penjualan produk-produk kepada konsumen. Misi Unilever Indonesia, Tbk adalah menambah vitalitas dalam kehidupan dengan memenuhi kebutuhan nutrisi, kebersihan dan perawatan pribadi sehari-hari dengan produkproduk yang membantu para konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati hidup. Keberhasilan jangka panjang PT. Unilever Indonesia, Tbk menuntut komitmen menyeluruh terhadap standar kinerja dan produktivitas yang sangat tinggi, terhadap kerjasama yang efektif dan kesediaan untuk menyerap gagasan baru serta keinginan untuk belajar secara terus-menerus.

12 Berdasarkan fenomena atau gambaran umum perusahaan lewat penelitian pendahuluan yang dilakukan, terdapat kecenderungan penurunan tingkat Return on Investment (ROI) dalam dua tahun terakhir penelitian (seperti terlihat pada Gambar1.1), setelah mengalami kenaikan yang signifikan di tahun 2004 sementara perputaran total aktiva, perputaran aktiva tetap, perputaran piutang, perputaran persediaan serta rata-rata pengumpulan piutang mengalami fluktuasi kenaikan dan penurunan. Gambar Fluktuasi Rasio Aktivitas dan ROI pada PT.Unilever Indonesia,Tbk FATO TATO ARTO ITO ROI Sumber : Laporan Keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk diolah Gambar 1.1 : Grafik fluktuasi Rasio Aktivitas dan Return on Investment Berdasarkan Gambar 1.1, penulis tertarik untuk meneliti apakah naik turunnya ROI berhubungan dengan bertambah atau berkurangnya aktiva perusahaan yang dalam hal ini diukur dari aktivitas perusahaan. Sehingga untuk melihat fenomena yang terjadi di perusahaan ini, penulis mengadakan penelitian yang berjudul: Analisis Hubungan Rasio Aktivitas terhadap Kemampulabaan pada PT. Unilever Indonesia, Tbk.

13 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Rasio Aktivitas dengan Kemampulabaan pada PT Unilever Indonesia, Tbk dari tahun 2002 sampai 2006?. C. Kerangka Konseptual Rasio aktivitas berguna untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki. Rasio aktivitas terdiri dari rasio perputaran persediaan, rasio perputaran piutang, rasio perputaran aktiva tetap dan rasio perputaran total aktiva. Semakin tinggi rasio aktivitas, maka semakin efektif perusahaan dalam mendayagunakan sumber dananya (Warsono, 2003:35). Return On Invesment (ROI) merupakan perbandingan dari laba bersih dengan total aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba. Besarnya laba bersih operasi perusahaan dipengaruhi oleh perputaran dana yang ditanam. Semakin cepat perputaran dana perusahaan maka semakin efektif penggunaan dana tersebut, dan laba perusahaan semakin besar (Kuswadi 2004:191). ROI sering juga disebut Return On Asset (ROA), merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik keadaan suatu perusahaan (Syamsudin, 2002:63).

14 Berikut ini adalah gambaran model kerangka konseptual yang akan mengkaji hubungan rasio aktivitas dengan ROI: RASIO AKTIVITAS Rasio Perputaran Aktiva Tetap Rasio Perputaran Total Aktiva Rasio Perputaran Piutang Rasio Perputaran Persediaan Kemampulabaan (ROI) Sumber : Kuswadi (2004:191), diolah peneliti Gambar 1.2 : Kerangka Konseptual D. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah, maka hipotesis yang dikemukakan adalah: 1. Rasio perputaran aktiva tetap mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap tingkat kemampulabaan pada PT. Unilever Indonesia, Tbk. 2. Rasio total aktiva memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap tingkat kemampulabaan pada PT. Unilever Indonesia, Tbk. 3. Rasio perputaran piutang memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap tingkat kemampulabaan pada PT. Unilever Indonesia, Tbk. 4. Rasio perputaran persediaan memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap tingkat kemampulabaan pada PT. Unilever Indonesia, Tbk.

15 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis hubungan dari rasio aktivitas dengan kemampuan memperoleh laba pada PT. Unilever Indonesia, Tbk dari tahun 2002 sampai dengan tahun Manfaat Penelitian a. Bagi PT. Unilever Indonesia, Tbk Sebagai bahan masukan tambahan bagi pihak perusahaan mengenai kondisi rentabilitas perusahaan khususnya ROI dalam hubungannya dengan efektifitas penggunaan sumber daya/aktiva dalam perusahaan, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan keputusan dimasa depan yang lebih efektif yang akan mendukung peningkatan kemampuan perusahaan memperoleh laba. b. Bagi Pihak Lain Sebagai bahan referansi yang dapat memberikan perbandingan dalam melakukan penelitian selanjutnya, khususnya mengenai penilaian kemampuan perusahaan memperoleh laba, yaitu ROI dalam hubungannya dengan Rasio Aktivitas. c. Bagi Penulis Memberikan kesempatan kepada penulis untuk menerapkan teori yang telah didapatkan di bangku kuliah dan menambah wawasan penulis dalam bidang keuangan khususnya dalam penilaian rentabilitas perusahaan dalam hubungannya dengan rasio aktivitas perusahaaan.

16 F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Batasan operasional berguna untuk menghindari ketidakfokusan dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis membatasi penelitian ini pada pembahasan tentang hubungan rasio aktivitas perusahaan, yaitu: rasio perputaran aktiva tetap, rasio perputaran total aktiva, rasio perputaran piutang dan periode rata-rata pengumpulan piutang dengan kemampuan memperoleh laba yang diukur dengan Return on Investment perusahaan. 2. Definisi Operasional Definisi Operasional dan pengukuran variabel penelitian adalah sebagai berikut: a. Kemampuan Memperoleh Laba (ROI), sebagai variabel terikat dalam penelitian diukur dengan salah satu rasio rentabilitas, yaitu dengan menggunakan ROI yang berguna untuk menilai kesuksesan atau prestasi perusahaan secara keseluruhan, yang secara umum didefinisikan sebagai net income dibagi dengan total investasi. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut : Laba Bersih Sesudah Pajak Return on Investment = x100% Total Aktiva b. Rasio Perputaran Aktiva Tetap / Fixed Asset Turnover Ratio merupakan variabel bebas pertama yang menunjukkan seberapa cepat perputaran aktiva tetap dalam siklus produksi normal. Perumusan rasio ini ditunjukkan sebagai berikut:

17 Rasio Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan Total Aktiva Tetap c. Rasio Perputaran Total Aktiva/Total Asset Turnover Ratio merupakan variabel bebas kedua yang menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan atau dengan kata lain seberapa jauh kemampuan seluruh aktiva untuk menciptakan penjualan. Perumusan rasio ini ditunjukkan sebagai berikut: Rasio Perputaran Total Aktiva = Penjualan Total Aktiva d. Rasio Perputaran Piutang / Account Receivable Turnover Ratio merupakan variabel bebas ketiga yang menunjukkan kemampuan dari dana yang tertanam dalam piutang untuk berputar dalam suatu periode tertentu. Perumusan rasio ini ditunjukkan sebagai berikut: Rasio Perputaran Piutang = Penjualan Piutang e. Rasio Perputaran Persediaan / Inventory Turnover Ratio merupakan variable bebas keempat yang menunjukkan efisiensi perusahaan dalam mengelola dan menjual persediannya. Perumusan rasio ini dapat ditunjukkan sebagai berikut: Penjualan Rasio Perputaran Persediaan = Persediaan

18 3. Tempat dan Waktu Penelitian Berdasarkan jenis data yang digunakan, penulis tidak datang langsung ke perusahaan, melainkan dengan mengunjungi situs-situs internet yang menyajikan data yang dibutuhkan ( Sedangkan waktu penelitian adalah mulai bulan November 2008 sampai Mei 2009). 4. Jenis Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung yang diberikan pihak lain atau berupa suatu dokumen. Data sekunder yang digunakan berupa laporan neraca periode tahun , laporan laba rugi periode Data-data yang diperoleh dengan memanfaatkan situs internet ( dan data-data informasi lain yang dianggap perlu misalnya hasil publikasi, buku-buku ilmiah, dan literature lainnya yang diperoleh berkaitan dengan masalah yang diteliti. 5. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang dilakukan penulis untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah dengan mengadakan studi dokumentasi, yang dilakukan dengan meneliti dokumen-dokumen dan bahan tulisan dari webside perusahaan serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan permasalahan penelitian baik dari media internet maupun media massa lainnya.

19 6. Metode Analisis data Penganalisaan masalah yang dihadapi sebagai objek pembahasan ini, penulis menggunakan: a. Metode Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan, mengolah, mengklasifikasikan, dan menginterpretasikan data penelitian sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai keadaan keuangan perusahaan yang sedang diteliti. b. Metode Analisis Korelasi Product Moment Pearson Suharyadi dan Purwanto(2004:285), Korelasi Pearson digunakan untuk mengukur keeratan hubungan diantara hasil-hasil pengamatan dari populasi yang mempunyai dua varian. Perhitungan ini mensyaratkan bahwa populasi asal sampel mempunyai dua varian dan berdistribusi normal. Metode korelasi Pearson banyak digunakan untuk mengukur korelasi data rasio dan penulis menganalisis korelasi Pearson menggunakan bantuan aplikasi komputer program SPSS versi Arti Angka Korelasi a. Berkenaan dengan besaran angka. Angka korelasi berkisar pada 0 (tidak ada korelasi sama sekali) dan 1 (korelasi sempurna). b. Selain besar korelasi, tanda korelasi juga berpengaruh pada penafsiran (-) negatif pada output menunjukkan adanya arah yang

20 berlawanan, sedangkan tanda (+) positif menunjukkan arah yang sama. Signifikansi Hasil Korelasi Setelah angka korelasi didapat, maka diuji apakah angka korelasi yang didapat benar-benar signifikan atau dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan dua variabel. Hipotesis: H 0 : r s = 0, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas (X i ) dengan variabel terikat (Y). H 1 : r s 0, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel bebas (X i ) dengan variabel terikat (Y). Pengambilan Keputusan a. Berdasarkan Probabilitas Jika probabilitas < 0,05 = H 0 diterima Jika probabilitas > 0,05 = H 0 ditolak b. Berdasarkan tanda ** yang diberikan SPSS. Signifikan tidaknya korelasi dua variabel dapat dilihat dari adanya tanda ** pada pasangan data yang dikorelasikan. Maka variabel yang bertanda ** menunjukkan kedua variabel berkorelasi secara signifikan dan yang tidak bertanda ** menunjukkan kedua variabel tidak berkorelasi secara signifikan.

21 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Sitanggang (2006) melakukan penelitian dengan judul Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampuan Memperoleh Laba pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan. Dalam penelitian Sitanggang (2006) perumusan masalah Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara Rasio Aktivitas terhadap kemampuan memperoleh laba pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan?. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan dan analisis data dengan metode analisis deskriptif dan analisis Korelasi Rank Spearman menjelaskan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara rasio perputaran persediaan dengan kemampuan memperoleh laba dari tahun 1997 sampai dengan tahun Siahaan (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan pada PT. Putra Lika Perkasa Medan. Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah terdiri dari rasio perputaran persediaan, rasio perputaran piutang, rasio total aktiva, periode perputaran persediaan, periode perputaran piutang, dan sebagai penentu ROI dalam perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel rasio total aktiva mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan ROI sedangkan periode perputaran persediaan, periode perputaran piutang mempunyai hubungan negatif dan signifikan dengan ROI.

22 Nainggolan (2007) melalukan penelitian dengan judul Pengaruh Rasio Aktivitas terhadap Return on Investment (ROI) pada PT Hutan Barumun Perkasa Medan. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian adalah dengan menggunakan account receivable turnover, working capital turnover, fixed asset turnover, dan total asset turnover. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat return on investment (ROI) pada perusahaan hanya dipengaruhi secara signifikan oleh empat variabel rasio aktivitas yaitu account receivable turnover, working capital turnover, fixed asset turnover, dan total asset turnover, sedangkan inventory turnover tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return on investment (ROI). Silitonga (2007) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Hubungan Rasio Aktivitas terhadap Kemampuan Memperoleh Laba pada PT. Aerowisata Catering Service Medan. Rasio yang digunakan dalam penelitian adalah dengan menggunakan rasio perputaran piutang, rasio perputaran persediaan, rasio perputaran total aktiva, dan rasio perputaran modal kerja dan sebagai penentu ROI dalam perusahaan. Hasil peneiltian menunjukkan bahwa variabel rasio total aktiva dan rasio perputaran modal kerja mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap kemampuan memperoleh laba pada sedangkan rasio perputaran persediaan dan rasio perputaran piutang tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan memperoleh laba pada PT. Aerowisata Catering Service Medan.

23 Napitupulu (2008) melakukan penelitian berjudul Hubungan Rasio Aktivitas dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. Rasio yang digunakan dalam penelitian adalah dengan menggunakan rasio perputaran persediaan, rasio perputaran piutang, rasio perputaran aktiva tetap, dan rasio perputaran total aktiva. Hasil penelitian menunjukkan variable rasio perputaran persediaan dan rasio perputaran piutang mempunyai hubungan yang kuat dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. Rasio peputaran aktiva tetap tidak mempunya hubungan dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk dan rasio perputaran total aktiva tetap mempunyai hubungan yang rendah dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. B. Rasio Keuangan Rasio Keuangan adalah menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan. Analisis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur yang sering digunakan adalah rasio atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan, yaitu data keuangan yang satu dengan yang lain. Harahap (2004:297) mengatakan analisis rasio keuangan adalah analisis angka-angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Disebut rasio karena yang dilakukan pada dasarnya adalah membandingkan (membagi) antara satu item tertentu dalam laporan keuangan dengan item lainnya. Cara ini ternyata lebih dapat menjelaskan makna suatu angka yang ada di laporan keuangan dibandingkan dengan hanya melihat angka tersebut.

24 Analisis rasio keuangan harus dilakukan secara cermat dan terstruktur. Rumusan tentang penghitungan rasio-rasio keuangan dapat kita temukan pada berbagai literatur keuangan. Sebagai landasan teoritis dalam penelitian ini, penulis menghimpun berbagai sumber tersebut dengan maksud agar rumusanrumusan itu dapat saling melengkapi sebagai kerangka acuan. Sawir (2004:297) menuliskan secara umum ada lima jenis rasio keuangan: 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) Rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Rasio yang umum digunakan: a. Current Ratio b. Quick Ratio c. Cash ratio d. Net Working Capital. 2. Rasio Leverage (Leverage Ratio) Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh hutangnya atau dengan kata lain bahwa rasio ini dapat pula digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan perusahaannya, apakah lebih banyak hutang atau ekuitas. Rasio yang umum digunakan adalah : a. Debt Ratio b. Debt To Equity Ratio

25 c. Time Interest Earned Ratio d. Fixed Charge Coverage Ratio e. Debt Service Coverage. 3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio) Rasio aktivitas digunakan untuk mengetahui efektivitas manajemen perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk melaksanakan kegiatan perusahaan. Rasio yang umum digunakan adalah : a. Inventory Turnover b. Account Receivable Turnover c. Fixed Asset Turnover d. Total Asset Turnover. 4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio yang umum digunakan: a. Gross Profit Margin b. Operating Profit Margin c. Net Profit Margin d. Return On Investment e. Return On Equit (ROE). 5. Rasio Penilaian Pasar (Valuation Ratio) Rasio penilaian pasar menunjukkan bagian dari laba perusahaan, deviden, dan model yang dibagikan pada setiap saham. Rumus yang digunakan: a. Price Earning Ratio b. Earning Per Share

26 c. Deviden Per Share d. Deviden yield e. Pay-Out Ratio f. Book Value Per Share g. Prece To Book Value. Sehubungan dengan masalah yang ingin dipecahkan dalam penelitian ini, maka penulis hanya akan menggunakan ataupun membahas rasio aktivitas yang diukur dengan rasio ROI. C. Rasio Aktivitas Rasio Aktivitas (aktivity ratio) atau dikenal juga dengan analisis aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan perusahaan dalam menggunakan aktivitasnya. Analisis ini menganggap perlunya suatu keseimbangan yang tepat antara investasi dalam setiap pos aktiva (persediaan, piutang dagang, aktiva tetap, dan lain-lain) dengan hasil yang diperoleh dari investasi tersebut, atau dengan pos aktiva lainnya. Brigham Dan Houston (2001:81), menyatakan bahwa rasio aktivitas digunakan untuk mengukur keefektifan perusahaan menggunakan aktivanya dibandingkan dengan penjualan yang diproyeksikan dalam laporan keuangan. Menurut Martono dan Harjito (2001:56-58): Aktivity Ratio mengukur sejauh mana efektivitas manajemen perusahaan mengelola asset-asetnya. Artinya dalam hal ini adalah mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola aktiva lainnya dan kebijakan pemasaran.

27 Jumlah aktiva yang besar, yang dimiliki oleh perusahaan merupakan kekuatan dalam menjalankan operasionalnya. Perusahaan yang memiliki aktiva dengan jumlah besar belum tentu dapat menciptakan profitabilitas yang sudah direncanakan, atau dengan kata lain bahwa perusahaan tersebut belum tentu dapat menghasilkan laba yang maksimum. Kemampuan dalam menghasilkan laba yang maksimum baru terwujud, apabila seluruh dana yang ada dalam perusahaan dioperasikan secara efektif. Dengan demikian maka keefektifan dapat diketahui setelah melihat persentase perputaran seluruh aktiva yang ada. Untuk menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengukur penggunaan aktiva yang ada, digunakan rasio aktivitas. Rasio aktivitas yang biasa digunakan perusahaan dan yang dipakai dalam penelitian ini (Hanafi, 2004:27): 1. Inventory Turnover Inventory turnover adalah untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mengelola dan menjual persediaannya. Rasio ini menggambarkan kecepatan persediaan, sehingga besar rasio akan semakin baik. Semakin tinggi perputaran rasio ini maka akan semakin singkat atau semakin baik waktu rata-rata antara penanaman modal dalam persediaan dengan transaksi penjualan. Hal tersebut menunjukkan semakin tinggi permintaan atau penjualan produk perusahaan serta semakin efisien kerja dari tim manajemen persediaan maka semakin tinggi laba yang akan diperoleh. Walaupun demikian tingkat perputaran persediaan yang tinggi juga dapat memberikan indikasi tentang kekurangan stock persediaan, yang karenanya dapat menyebabkan kehilangan order penjualan. Bila dana perusahaan

28 secara berlebihan terikat pada persediaan, maka perputaran persediaan akan menjadi rendah. Hal ini dapat menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan arus kas dan modal kerja. Apalagi bila ternyata perusahaan tidak berhasil didalam pemasaran produk-produknya. Disamping hasil penerimaan dari penjualan rendah, juga persediaan biaya jadinya meningkat. Rumus inventory turnover: Inventory Turnover = Penjualan Persediaan 2. Account Receivable Turnover Account receivable turnover adalah untuk mengukur perputaran piutang selama satu periode tertentu (biasanya setahun) dan hasilnya merupakan gambaran tentang jangka waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk mengubah piutang menjadi uang tunai. Piutang timbul karena penjualan kredit. Penjualan secara kredit dapat dilakukan dengan tunai dan juga dilakukan dengan pembayaran kemudiaan untuk mempertinggi volume penjualan. Semakin tinggi rasio perputaran piutang akan semakin baik, karena semakin singkat periode waktu antara pencatatan penjualan dan penagihan kas dari penjualan tersebut. Rumus account receivable turnover yang digunakan: Account Receivable Turnover = 3. Fixed Asset Turnover Penjualan Piutang Fixed asset turnover digunakan untuk mengukur aktiva tetap bersih yang diperoleh atas penerimaan dari penjualan yang terjadi. Rasio ini merupakan

29 perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap bersih. Rumus fixed asset turnover yang digunakan: Fixed Asset Turnover = Penjualan Jumlah Aktiva Tetap 4. Total Asset Turnover Total asser turnover digunakan untuk mengukur kemampuan semua aktiva dalam menciptakan penjualan. Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan jumlah aktiva (yang terdiri dari aktiva tetap dan aktiva lancar). Dimana apabila semakin tingi rasio ini maka akan semakin baik bagi perusahaan untuk manghasilakan laba. Rumus total asset turnover yang digunakan: Penjualan Total Asset Turnover = Total Aktiva D. Return On Investment (ROI) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba maka penulis menggunakan salah satu rasio profitabilitas yaitu: Return on investment yang merupakan salah satu alat yang biasa dipergunakan untuk menilai kesuksesan atau prestasi perusahaan secara keseluruhan, yang secara umum didefenisikan sebagai net income dibagi dengan total aktiva (Sawir, 2005:19).

30 Munawir (2002:89) : menyatakan bahwa besar ROI dipengaruhi oleh 2 faktor: 1. Turnover dan operating asset (tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi). 2. Profit margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam persentasi dari jumlah penjualan bersih. Profit margin mengukur tingkat keuntungan yang dapat di capai oleh perusahaan di hubungkan dengan penjualannya. Rasio return on investment dapat dihitung dengan rumus: Laba Bersih R eturn On Investment ( ROI) = x 100% Total Aktiva Return on investment dapat memberikan indikasi kepada kita tentang baik buruknya manajemen dalam melaksanakan kegiatan perusahaan baik dalam kontrol biaya maupun pengelolaan aktiva. Bersarnya laba bersih operasi yang diterima perusahaan dipengaruhi oleh perputaran dana yang ditanam. Kelebihan yang dimiliki ROI, sehingga dipergunakan sebagai alat pengukur prestasi kinerja manajer dalam perusahaan adalah sebagai berikut: a. Mendorong manajer untuk memfokuskan pada keterkaitan dengan hubungan (relationship) antara penjualan (sales), biaya (expenses) dan investasi (investment) khususnya untuk manajer pusat investasi. b. Mendorong para manajer untuk memfokuskan pada efisiensi biaya. c. Mendorong para manajer untuk mengoperasikan aktivanya secara efisien.

31 Kelemahan ROI menurut Abdullah (2005:59) yaitu sebagai berikut: a. sulit membandingkan rate atau return suatu perusahaan dengan perusahaan lain karena perbedaan praktek akuntansi antar perusahaan b. dengan menggunakan analisa ROI saja tidak dapat dipakai untuk membandingkan antara dua perusahaan atau lebih dengan memperoleh hasil yang memuaskan. ROI dalam perusahaan dapat ditingkatkan dengan beberapa cara yaitu: a. Meningkatkan penjualan Peningkatan penjualan dapat dilakukan dengan cara menaikkan harga jual produk tanpa harus meningkatkan biaya variabel per unit ataupun biaya tetap. Hal ini terjadi setiap kali kenaikan persentase jumlah biaya lebih kecil daripada persentase kenaikan jumlah rupiah penjualan. Kenaikan penjualan juga meningkatkan perputaran aktiva sepanjang tidak terjadi kenaikan proporsial dalam aktiva. b. Pemangkasan beban Pemangkasan biaya/beban merupakan pendekatan pertama yang dilakukan manajer manakala menghadapi kemerosotan penjualan. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: 1. Menelaah biaya tetap diskresioner, baik unsur biaya maupun programprogram yang membentuk suatu paket biaya tetap diskresioner, dan kemudiaan mencari biaya yang dapat dipotong dengan segera.

32 2. Mencari cara-cara untuk membuat karyawan bekerja secara lebih efisien dengan membuang duplikasi waktu bukan nilai tambah, atau waktu perbaikan mesin, dan dengan meningkatkan muatan kerja karyawan. c. Mengurangi Asset Pengguntingan terhadap kelebihan investasi dalam perusahaan dapat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perputaran aktiva dan juga terhadap ROI. Pengurangan investasi-investasi yang tidak perlu kerap memerlukan pelepasan maupun penghapusan aktiva-aktiva yang tidak produktif ataupun tidak lagi dipergunakan. E. Laporan Keuangan Keadaan keuangan perusahan harus diketahui, sehingga pengelolaan keuangan perusahaan dapat dilakukan. Keadaan keuangan perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Syahyunan (2004:22) memberikan definisi mengenai laporan keuangan yaitu laporan yang menyediakan informasi tentang posisi keuangan pada saat tertentu. Kinerja dan arus kas dalam suatu periode yang ditujukan bagi pengguna laporan keuangan di luar perusahaan untuk menilai dan mengambil keputusan yang bersangkutan dengan perusahaan. Pembuatan laporan keuangan dalam siklus kehidupan perusahaan tidak dapat diabaikan. Hal ini mutlak dilakukan karena dalam laporan keuangan terhimpun informasi-informasi keuangan dari suatu perusahaan yang sangat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan sebagai dasar

33 untuk mengambil keputusan-keputusan yang ekonomis dalam perusahaan. Keputusan yang diambil oleh pemakai laporan keuangan dapat berupa keputusan investasi, pemberian pinjaman, maupun manajemen dalam pengelolaan perusahaan untuk meningkatkan efektivitas operasinya. Melalui laporan keuangan juga dapat dilihat bagaimana suatu pihak manajemen dalam perusahaan mengelola sumber daya yang dimilikinya. Munawir (2002:12) mengatakan, laporan keuangan dapat menjadi bahan sarana informasi (screen) bagi seseorang untuk menganalisis kondisi suatu perusahaan sehingga akan dapat dinilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Mengenal laporan keuangan berarti kita mempunyai arah, mengetahui apa yang akan dicapai, mengetahui berapa banyaknya rekening yang harus disediakan dalam sistem pencatatan, mengetahui informasi yang harus disediakan (yang paling tidak harus sama dengan banyaknya rincian pos dalam laporan keuangan), dan akhirnya akan dapat membayangkan hubungan antara tempat mencatat atau alat pencatatan, yang disebut rekening dengan informasi yang harus disajikan dalam laporan keuangan. Martono & Harjito (2001:52), mengatakan bahwa laporan keuangan yang baik dan akurat dapat menyediakan informasi yang berguna dalam: 1. Pengambilan keputusan akuntansi 2. Keputusan pemberian kredit 3. Penilaian aliran kas 4. Penilaian sumber-sumber ekonomi

34 5. Melakukan klaim terhadap sumber-sumber dana 6. Menganalisis perubahan yang terjadi terhadap sumber-sumber dana 7. Menganalisis penggunaan dana. Pada umumnya manfaat laporan keuangan dari perusahaan diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), yaitu: 1. Investor 2. Karyawan 3. Pemberi pinjaman 4. Pemasok dan kreditur usaha lainnya 5. Pelanggan 6. Pemerintah 7. Masyarakat. Keterbatasan yang dimiliki oleh laporan keuangan (Kuswandi, 2004:17): 1. Laporan keuangan bersifat historis, berisi laporan atas kejadian yang telah lewat, sehingga tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya informasi dalam pengambilan keputusan. 2. Bersifat umum, belum dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu. 3. Adanya angka-angka yang merupakan taksiran dan berbagai pertimbangan misalnya penyusutan aktiva atau harta tetap.

35 4. Disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, diasumsikan pemakai laporan keuangan memahami istilah-istilah tersebut. 5. Adanya alternatif untuk menggunakan metode-metode perhitungan sehingga menimbulkan berbagai variasi, misalnya dalam perhitungan laba rugi, metode penyusutan, penilaian persediaan, dan sebagainya. 6. Tidak melaporkan info yang bersifat kualitatif yang sulit dikuantitatifkan.

36 BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah PT. Unilever indonesia, Tbk PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3. Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39. Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.

37 Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C HT TH Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik. Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT TH Perluasan Unilever Indonesia Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al.

38 Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barangbarang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd. Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004.

39 Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek Buavita dan Gogo dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari Kronologi Import oleh van den Bergh, Jurgen and Brothers 1933 Pabrik sabun Zeepfabrieken NV Lever Angke, Jakarta 1936 Produksi margarin dan minyak oleh Pabrik van den Bergh NV Angke, Jakarta 1941 Pabrik komestik Colibri NV, Surabaya Kendali oleh unilever dihentikan (Perang Dunia II) Di bawah kendali pemerintah 1967 Kendali usaha kembali ke Unilever berdasarkan undang-undang penanaman modal asing 1981 Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta 1982 Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya 1988 Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari Colibri ke Pabrik Rungkut, Surabaya 1990 Terjun di bisnis teh 1992 Membuka pabrik es krim 1995 Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi Penggabungan instalasi produksi Cikarang, Rungkut 1999 Deterjen Cair NSD Cikarang 2000 Terjun ke bisnis kecap 2001 Membuka pabrik teh Cikarang 2002 Membuka pusat distribusi sentral Jakarta

40 2003 Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar 2004 Terjun ke bisnis makanan ringan 2005 Membuka pabrik sampo cair Cikarang 2008 Terjun ke bisnis minuman sari buah Prinsip Bisnis PT. Unilever Indonesia,Tbk Prinsip Bisnis Unilever memberi pengarahan dan panduan mengenai pendekatan terhadap permasalahan etika yang penting bagi semua karyawan. Hal ini meliputi perilaku dengan sesama karyawan, diskriminasi, kekerasan di tempat kerja, bagaimana melakukan bisnis secara umum dengan para pelanggan dan konsumen, masalah suap-menyuap, lingkungan, dan lain-lain. Merupakan kewajiban bagi semua karyawan UnileverIndonesia untuk membaca, memahami dan menandatangani pernyataan pemahaman Prinsip Bisnis tersebut setiap tahun. Tahun ini perusahaan mengadakan program penyegaran Prinsip Bisnis bagi para karyawan. Tujuannya adalah memperbaharui kasus-kasus yang terjadi untuk disosialisasikan kepada semua karyawan kami. Unilever telah membuat proses bagi para karyawan agar melaporkan adanya kemungkinan pelanggaran terhadap prinsip tersebut. Sebagai karyawan, kami semua mempunyai kewajiban untuk mengungkapkan kepedulian bilamana kami merasa ada bagian dari prinsip yang mungkin dilanggar. Proses untuk menghadapi pelanggaran ini adalah berbicara dengan atasan atau manajer personalia. Orang yang mengungkapkan sebuah permasalahan dijamin kerahasiaannya. Kalau karyawan tersebut merasa tidak nyaman untuk berbicara dengan atasan atau manajer personalia, maka dia dapat menggunakan layanan atau layanan telpon. Layanan-layanan

41 tersebut dikelola oleh badan independen yang dengan ketat menjamin kerahasiaan identitas pelapor. Berikut merupakan elemen prinsip bisnis Unilever: i. Standar Perilaku Dalam melaksanakan segala kegiatan, kami melakukannya dengan penuh kejujuran, integritas dan keterbukaan dengan tetap menghormati hak asasi manusia, menjaga kepentingan para karyawan kami dan menghormati kepentingan sah relasi kami. ii. Mematuhi Hukum Semua perusahaan Unilever dan para karyawannya berkewajiban mematuhi ketentuan hukum dan peraturan masing-masing negara di tempat mereka melaksanakan usahanya. iii. Karyawan Unilever memiliki komitmen pada keanekaragaman dalam lingkungan kerja yang diwarnai oleh sikap saling percaya dan saling menghormati di mana semua memiliki rasa tanggungjawab atas kinerja dan reputasi perusahaan. Kami merekrut, mempekerjakan dan mengembangkan para karyawan hanya atas dasar kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan bagi pekerjaan yang harus dilakukan. Kami memiliki komitmen untuk menyediakan kondisi kerja yang aman dan sehat. Kami tidak akan menggunakan sarana kerja apa pun yang bersifat memaksa atau mempekerjakan anak. Kami bertekad bekerja

42 sama dengan karyawan demi mengembangkan dan memperkuat keterampilan dan kemampuan setiap individu. Kami menghargai martabat dan hak individu untuk kebebasan bergabung dalam suatu asosiasi. Kami akan memelihara terjalinnya komunikasi yang baik dengan para karyawan melalui informasi dari perusahaan dan proses konsultasi. iv. Konsumen Unilever memiliki komitmen untuk menyediakan produk bermerek dan pelayanan yang secara konsisten menawarkan nilai dari segi harga dan kualitas serta aman bagi tujuan pemakaiannya. Produk-produk dan pelayananpelayanan kami akan diberi label, disampaikan melalui iklan-iklan dan dikomunikasikan secara tepat dan semestinya. v. Pemegang Saham Unilever melaksanakan kegiatan usahanya sesuai dengan prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan bertaraf internasional. Kami menyediakan informasi atas kegiatan kami, struktur dan situasi finansial serta kinerja kepada pemegang saham pada waktunya secara teratur dan benar. vi. Mitra Usaha Unilever memiliki komitmen tinggi dalam menjalin hubungan yang saling bermanfaat dengan para pemasok, pelanggan dan mitra usaha. Dalam jalinan bisnis, kami mengharapkan para mitra kami untuk mematuhi prinsip bisnis yang selaras dengan prinsip bisnis kami.

43 vii. Keterlibatan Pada Masyarakat Unilever berupaya menjadi perusahaan yang dapat diandalkan, dan sebagai bagian integral dari masyarakat serta memenuhi kewajiban terhadap masyarakat dan komunitas setempat. viii. Kegiatan Umum Perusahaaan Unilever diharapkan untuk menggerakkan dan membela kepentingan bisnisnya yang sah. Unilever akan bekerja sama dengan instansi pemerintah dan organisasi lainnya, baik secara langsung maupun melalui asosiasi-asosiasi dalam rangka mengembangkan usulan legislasi dan peraturan lainnya yang mungkin mempengaruhi kepentingan bisnis. Unilever tidak mendukung partai politik ataupun memberi sumbangan yang dapat membiayai kelompok-kelompok tertentu yang kegiatannya diperkirakan akan mendukung kepentingan partai. ix. Lingkungan Unilever memiliki komitmen untuk terus menerus mengadakan perbaikan dalam pengelolaan dampak lingkungan dan mendukung sasaran jangka panjang untuk mengembangkan suatu bisnis yang berdaya tahan. Unilever akan bekerja sama dalam kemitraan dengan pihak lain untuk menggalakkan kepedulian lingkungan, meningkatkan pemahaman akan masalah lingkungan dan menyebarluaskan budaya karya yang baik. x. Inovasi

44 Dalam upaya melaksanakan inovasi ilmiah demi memenuhi kebutuhan konsumen, kami akan senantiasa merujuk pada keinginan konsumen dan masyarakat. Kami akan bekerja atas dasar ilmu yang tepat, dan menerapkan standar keamanan produk secara ketat. xi. Persaingan Unilever percaya akan persaingan ketat namun sehat dan mendukung pengembangan perundang-undangan tentang persaingan yang sesuai. Perusahaan Unilever beserta karyawannya akan melakukan kegiatan yang sesuai dengan prinsip persaingan sehat dan mengikuti semua peraturan yang berlaku. xii. Integritas Bisnis Unilever tidak menerima ataupun memberi, entah secara langsung atau tidak langsung, suapan atau keuntungan lainnya yang tidak pantas demi keuntungan bisnis atau finansial. Tidak satupun karyawan yang boleh menawarkan, memberi ataupun menerima hadiah atau pembayaran yang merupakan, atau dapat diartikan sebagai sarana suap. Setiap tuntutan, atau penawaran suap harus ditolak langsung dan dilaporkan kepada manajemen. Catatan akuntansi Unilever berikut dokumen pendukungnya harus secara tepat menjelaskan dan mencerminkan kondisi transaksinya. Tidak ada transaksi dana atau aset yang disembunyikan atau tidak dicatat. Semuanya akan dicatat serta dibukukan. xiii. Benturan Kepentingan

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat PT. Unilever Indonesia, Tbk didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabriken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil

BAB II URAIAN TEORITIS. aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Grace (2009) melakukan penelitian tentang analisis hubungan efektifitas aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN RASIO LIKUIDITAS, RASIO LEVARAGE, RASIO AKTIVITAS TERHADAP RASIO PROFITABILITAS PADA PT. AHLINDO PERKASA ALAM DRAFT SKRIPSI OLEH :

ANALISIS HUBUNGAN RASIO LIKUIDITAS, RASIO LEVARAGE, RASIO AKTIVITAS TERHADAP RASIO PROFITABILITAS PADA PT. AHLINDO PERKASA ALAM DRAFT SKRIPSI OLEH : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STARTA-1 MEDAN ANALISIS HUBUNGAN RASIO LIKUIDITAS, RASIO LEVARAGE, RASIO AKTIVITAS TERHADAP RASIO PROFITABILITAS PADA PT. AHLINDO PERKASA ALAM DRAFT

Lebih terperinci

IV. PEMBAHASAN. PT. Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai

IV. PEMBAHASAN. PT. Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai 35 IV. PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. Van

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modal Kerja 1. Pengertian Modal Kerja Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana

Lebih terperinci

DRAFT SKRIPSI OLEH BIMA PUTRA PERANGIN-ANGIN MANAJEMEN

DRAFT SKRIPSI OLEH BIMA PUTRA PERANGIN-ANGIN MANAJEMEN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN ANALISIS PERBEDAAN RASIO KEUANGAN TERHADAP INVESTMENT OPPORTUNITY SET (Sebelum dan Sesudah Akuisisi Pada PT. Unilever Indonesia Tbk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses pencapaian tujuan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Anggarini (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Hubungan Likuiditas dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Sembiring (2003) yang berjudul Analisa Kemampulabaan Dalam Penyaluran Kredit Gadai Pada Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan dengan perumusan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Laporan Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akutansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti selama dekade 80-an sampai sekarang. Hampir semua negara Asia melakukan liberalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan dilihat dari sudut pandang manajemen merupakan media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja keuangan perusahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan Menggunakan Metode Du Pont System pada PT Intraco Penta Tbk Medan bertujuan untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada untuk senantiasa meningkatkan efisiensinya. Hal ini dimaksudkan supaya perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sumber: Majalah SWA 6 Desember 2007

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sumber: Majalah SWA 6 Desember 2007 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia usaha dewasa ini semakin maju ditandai dengan semakin ketatnya persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang ada. Persaingan ini terjadi di dalam

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Kerja Terhadap Profitabilitas pada perusahaan rokok GO-Public di Indonesia

BAB II URAIAN TEORITIS. Kerja Terhadap Profitabilitas pada perusahaan rokok GO-Public di Indonesia 25 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Kamel (2004) melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada perusahaan rokok GO-Public di Indonesia mempergunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.2.1. Profitabilitas Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah yang rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah yang rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah yang rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses pencapaian tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Pada umumnya kinerja merupakan sebagai hasil yang telah dicapai atas segala aktivitas yang telah digunakan dalam mendayagunakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Mayora Tbk maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil kinerja Likuiditas dilihat dari rasio

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan rinci yang didapatkan dari perhitungan analisis rasio keuangan yang telah dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja keuangan pada PT Ace Hardware Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang didirikan tentu bertujuan untuk memperoleh laba atau keuntungan yang dapat dipergunakan untuk kemakmuran pemilik perusahaan atau pemegang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Signaling Theory 2.1.1. Pengertian Signaling Theory Menurut Jama an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN maka perusahaan akan mengetahui apakah kinerja keuangan perusahaannya lebih baik atau bahkan lebih baik dari perusahaan lain. Dengan adanya analisis rasio laporan keuangan maka akan dapat membantu manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraan yang

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. A. Penelitian Terdahulu BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai penelitian-penelitian terdahulu tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. Adha dan Ratna

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN ANALISIS RASIO KEUANGAN N U R A E N I, S. S O S., M. A B Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan merupakan teknik analisis laporan keuangan yang dilakukan dengan cara membandingkan satu komponen

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Penggabungan Usaha Penggabungan usaha merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan menegmbangkan perusahaan. Berdasarkan

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN NET PROFIT MARGIN DAN TOTAL ASSET TURNOVER DENGAN RETURN ON ASSET PADA PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

ANALISIS HUBUNGAN NET PROFIT MARGIN DAN TOTAL ASSET TURNOVER DENGAN RETURN ON ASSET PADA PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM EKSTENSI MEDAN ANALISIS HUBUNGAN NET PROFIT MARGIN DAN TOTAL ASSET TURNOVER DENGAN RETURN ON ASSET PADA PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN DRAF

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2012:7), laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian suatu tujuan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian suatu tujuan BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kinerja Keuangan Kinerja adalah aktivitas yang berkaitan dengan unsur yang terlibat dalam suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang industri farmasi dimana kegiatan utamanya menyediakan produk dan jasa pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek yang dipilih adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk. PT Mitra Adiperkasa Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam operasi berbagai merek toko ritel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana alternative

Lebih terperinci

Kata kunci : Rasio Aktivitas, Rasio Leverage, Rasio Likuiditas

Kata kunci : Rasio Aktivitas, Rasio Leverage, Rasio Likuiditas iv ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PT PAN BROTHERS Tbk. PERIODE 2004 2006 Abstrak PT Pan Brothers Tbk merupakan salah satu jenis perusahaan yang bergerak di bidang industri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian 1. Pengertian Property dan Real Estate Menurut buku Realestate Sebuah Konsep Ilmu dan Problem Pengembang di Indonesia ( Budi Santoso,2000) definisi real estate adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN A. Arti Penting Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan untuk mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat perusahaan membutuhkan tambahan modal yang besar untuk menunjang kinerja operasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam keadaan masa sekarang sangat dirasakan ketatnya persaingan dalam dunia usaha, karenanya perusahaan diharapkan harus memiliki kemampuan yang kuat diberbagai

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. 9 Januari 1934 Tambahan No. 3. BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LAPORAN KEUANGAN Sebuah perusahaan yang baik sudah seharusnya membuat laporan keuangan setiap periode untuk mengetahui kinerja perusahaan selama periode berjalan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORETIS. Berdasarkan penelitian dengan metode analisis regresi linier berganda

BAB II URAIAN TEORETIS. Berdasarkan penelitian dengan metode analisis regresi linier berganda BAB II URAIAN TEORETIS A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian dengan metode analisis regresi linier berganda yang dilakukan Susani (2005) berjudul Pengaruh Tingkat Perputaran Kas, Piutang Dan Persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 dikemukakan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap

Lebih terperinci

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan Bab 2: Analisis Laporan Keuangan Pentingnya analisis laporan keuangan dan pihak pihak yang berkepentingan. Macam laporan keuangan. Analisis rasio keuangan. Keterbatasan analisis laporan keuangan. Pentingnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi Keuangan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Data akuntansi merupakan salah satu sumber pokok analisis keuangan, oleh karena itu pemahaman terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Pengertian Aset Aset merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini begitu banyak perusahaan manufaktur yang berkembang di Indonesia, terutama perusahaan disektor barang konsumsi (Consumer Goods Industry) dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Profil Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk bisa bersaing dan meningkatkan efisiensinya agar bisa tetap bertahan. Perusahaan yang berada

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Baridwan (2000 : 17), laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, suatu ringkasan dari transaksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuaan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan

Lebih terperinci

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain: Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan

Lebih terperinci

TIME SERIES ANALYSIS DARI LAPORAN KEUANGAN PT. UNILEVER INDONESIA Tbk. TRIWULAN REKRUTMEN FINANCIAL ASSISTANT COMMUNITY

TIME SERIES ANALYSIS DARI LAPORAN KEUANGAN PT. UNILEVER INDONESIA Tbk. TRIWULAN REKRUTMEN FINANCIAL ASSISTANT COMMUNITY TIME SERIES ANALYSIS DARI LAPORAN KEUANGAN PT. UNILEVER INDONESIA Tbk. TRIWULAN 3 2011 REKRUTMEN FINANCIAL ASSISTANT COMMUNITY Araffy Meidi Rizky 13409001 Manajemen Rekayasa Industri 2012 ABSTRAK Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam perusahaan. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil, akan mempunyai perhatian besar di bidang keuangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Latar Belakang ISO 9000 ISO merupakan suatu rangkaian dari lima standar mutu internasional yang dikembangkan oleh The International Organization for Standarization (ISO) di Geneva,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana melemahnya nilai investasi di Indonesia serta ketidakstabilan mata uang dollar

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan

Analisis Laporan Keuangan Bahan Kuliah Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan IV Analisis Laporan Keuangan Dosen : Suryanto, SE., M.Si Analisis Laporan Keuangan Analisis Indeks Analisis Common Size Analisis Rasio Keuangan Analisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan Laba 1. Pengertian dan Karakteristik Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan

Lebih terperinci

Analisis kinerja keuangan PT Unilever Indonesia Tbk periode

Analisis kinerja keuangan PT Unilever Indonesia Tbk periode Analisis kinerja keuangan PT Unilever Indonesia Tbk periode 1999-2001 Danika Sakti Megawati F.3300168 ABSTRAK Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan PT. Mustika Ratu Tbk. Salah satu cara yang diterima untuk meneliti keadaan keuangan adalah dengan cara memperoleh Laporan Keuangan seperti neraca,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan keterangan mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan bagi siapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY TBK. BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN PERIODE

ANALISIS RASIO KEUANGAN PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY TBK. BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN PERIODE 107 ANALISIS RASIO KEUANGAN PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY TBK. BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN PERIODE 2010 2014 Oleh : Yosefa Program Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN. Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di

BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN. Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN II.1 Kinerja Keuangan II.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di bidang keuangan ( Munawir,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk memberi

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT PAN BROTHERS Tbk PERIODE

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT PAN BROTHERS Tbk PERIODE ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT PAN BROTHERS Tbk PERIODE 2002-2004 Abstrak Persaingan yang ketat terus terjadi dalam dunia usaha di Indonesia. Untuk itu, perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci