KEBERADAAN PASAR NAGARI SISAWAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEBERADAAN PASAR NAGARI SISAWAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN ABSTRACT"

Transkripsi

1 KEBERADAAN PASAR NAGARI SISAWAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN Felia Siska 1 Zusmelia 2 Meri Erawati 3 Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Issues that were examined in this study is about Pasar Nagari Sisawah In Sijunjung Regency in In 1998,, visitors in Pasar nagari Sisawah was very crowded, many merchans who came from outside Sisawah village traded to this market by using a four-wheel vehidcle, watercraft and also by walking. Since 2000, this market it made as centre of community s economy, entertainment facilities, gathering public facilities began to empty by visitors. As for issues that concern in this study are first ; how the history pasar nagari Sisawah in Sijunjung regency. Second ; how the development of pasar nagari Sisawah in Third ; How society s view of Sisawah market in Historical society is the using method. First, Heuristic or stages of collecting data to obtain a variety of relevan source utilize, after obtaining data, Internal and external critism conducted by testing of authenticity and validity of the data, is it relevant or not. And the fourth presentation of research results in scientific writing and thesis. From the result of this study can be concluded that the development of pasar nagari Sisawah is devided into two periods, in and In , it has six permanent inns with crowded merchants and visitors, both from Sisawah village and other regions, and management of the market was under he density of indegenous Village (Kerapatan Adat Nagari) and then in zool it managed by village under the Department of industry and trade cooperative (Dinas Kopperindag) Sijunjung regency. In period, pasar nagari Sisawah inns renovated in 2006, 2007, 2009, and 2013, but there was a decrease of merchants and visitors. It caused by appearance of Ambek and Senggol bazaar in Sisawah Village. Society view about pasar nagari Sisawah was studied in two periods, in and At first period, society view about pasar nagari Sisawah existence showed by needs of the community to the market was very high whereas at s at second period, pasar Sisawaht existence for people/society just as economic needs only or there was a change of society s view to the pasar nagari Sisawah existence. Keyword : Pasar Nagari Sisawah existence, Ekonomic commpunity, development 1 Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat. 2 Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 3 Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

2 PENDAHULUAN Pasar nagari merupakan sub sistem dari sistem sosial ekonomi masyarakat nagari sejak dahulu sampai sekarang di wilayah Minangkabau. 4 Bagi masyarakat Minangkabau, pasar nagari bukan hanya sekedar tempat transaksi jual beli semata, tetapi juga banyak memiliki fungsi sosial dan budaya tersendiri sesuai dengan adat istiadat dan tradisi masing-masing daerah, serta memiliki kekuatan yang sangat mengikat dan daya saing dengan menonjolkan fitur-fitur keunikan yang dimiliki masing-masing pasar, begitu juga dengan Pasar Nagari Sisawah Kabupaten Sijunjung. Keberadaan Pasar Nagari Sisawah mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat yang berujung terciptanya kesejahteraan masyarakat. Hal ini bisa terlihat dengan lancarnya berbagai kegiatan di Nagari Sisawah, adat istiadat sangat kental dengan nuansa alam Nagari Sisawah. Sebab pondasi utama adalah silaturahmi masyarakat, hal bisa dilakukan masyarakat pada waktu pertemuan pasar nagari, bertukar kabar, memberikan undangan pesta, kenduri, serta sebagai hiburan bersama. Namun, Permasalahan pasar nagari ini mulai terlihat gejalanya sejak tahun , pasar tidak lagi bisa menjanjikan kesejahteraan untuk masyarakat dan pedagangnya karena pengunjungnya sudah semakin sepi, tidak diminati, bahkan banyak dari pedagang-pedagang tidak lagi berjualan di pasar nagari, hal ini dapat diketahui dari jumlah karcis dan pemasukan pasar per minggu yang semakin berkurang. 5 Selain pasar nagari juga ada pasarpasar Ambek 6 di jorong-jorong Nagari Sisawah, keberadaannya mulai terlihat sejak tahun 2005, seiring dengan sepinya pasar nagari. Pasar Ambek terus mengalami perkembangan baik itu dari sisi pedagang dan pembeli. 4 Zusmelia, Ketahanan (Persistence) Pasar Nagari di Minangkabau dalam Ekonomi Dunia: Kasus Pasar Kayu Manis (Cassiavera) di Minangkabau, Provinsi Sumatera Barat. (Bogor: Disertasi Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor,2007), hal Wawancara dengan Rafles selaku Kepala Jorong Rumbai, tanggal 10 februari Pasar Ambek merupakan pasar kaget yang tidak resmi pendiriannya, hanya terdiri dari pedagang-pedagang perantara yang singgah. Biasanya pasar ambek ini dilaksanakan sekali seminggu, jam wib pagi sebelum penduduk berbelanja ke pasar nagari, di setiap jorong Nagari Sisawah ada pasar ambek kecuali jorong Koto Sisawah, karena jorong ini dekat dengan pasar nagari. Untuk pasar Senggol, lama pasarnya dari jam wib sampai jam wib, apalagi sejak semakin berkembang, pedagang dan pembeli ramai menjelang sore. Batasan Masalah Batasan temporalnya adalah dari tahun Tahun 1998 dijadikan sebagai batasan awal karena tahun 1998 pasar nagari Sisawah mengalami kemajuan dilihat dari sisi pedagang dan pengunjung yang ramai dari berbagai wilayah. Sedangkan tahun 2013 dijadikan batas akhir karena tahun ini ada penambahan los Pasar Nagari Sisawah, padahal kondisi pasar semakin sepi. Sejak tahun 2006 pasar nagari Sisawah menunjukkan penurunan baik dari segi pengunjung maupun pedagang, walaupun sudah terlihat gejalanya kemunduran tersebut sejak tahun Kondisi seperti ini semakin parah dari tahun ke tahun, namun uniknya walaupun pengunjung pasar semakin sedikit, tahun 2013 ini dibangun los pasar baru untuk membenahi sarana bangunan pasar nagari. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut 1. Bagaimana sejarah berdirinya pasar nagari Sisawah Kabupaten Sijunjung? 2. Bagaimana perkembangan Pasar Nagari Sisawah Kabupaten Sijunjung tahun ? 3. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap keberadaan Pasar Nagari Sisawah Kabupaten Sijunjung tahun ? Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penulisan ini bertujuan untuk : 1. Mendeskripsikan sejarah berdirinya pasar nagari Sisawah kabupaten Sijunjung. 2. Mendeskripsikan perkembangan pasar Nagari Sisawah kabupaten Sijunjung tahun Mendeskripsikan pandangan masyarakat terhadap keberadaan Pasar Nagari Sisawah Kabupaten Sijunjung tahun Kerangka Konseptual Pasar menurut Geertz merupakan suatu pranata ekonomi dan sekaligus tata cara hidup, suatu gaya umum, dan sebuah kegiatan ekonomi yang mencakup seluruh aspek masyarakat dan suatu dunia sosial budaya. Pasar tidak saja sebuah kegiatan ekonomi, tapi juga sebuah dunia yang mencerminkan kehidupan sosial budaya suatu masyarakat didalamnya. 7 Pasar nagari ada dua jenis yaitu pasar nagari dan pasar sarikat. Pasar serikat merupakan pasar yang dikelola bersama-sama oleh beberapa nagari. 7 Febri Yanti, Sejarah Pasar Nagari Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Periode Orde Baru, (Padang : Skripsi Prodi Sejarah STKIP PGRI Sumatera barat, 2006), hal. 8

3 Pasar Nagari adalah pasar yang dimiliki satu nagari dan dikelola oleh nagari itu sendiri. Berdasarkan Perda Propinsi Sumatera Barat No : 9/2000 ada lima jenis pasar dalam perundangundangan yakni : a. Pasar Jorong adalah pasar yang dimiliki satu jorong atau lebih b. Pasar Nagari (Pasar A) adalah pasar yang dimiliki oleh satu nagari c. Pasar Serikat (Pasar B) adalah pasar yang dimilki oleh dua nagari atau lebih d. Pasar Daerah (Pasar C) adalah pasar yang dimiliki oleh pemerintah daerah e. Pasar Swasta adalah pasar yang bukan pasar jorong, pasar nagari, pasar serikat dan pasar daerah. Menurut Slater dan Tonkiss, Ciri/karakteristik pasar sebagai sebuah marketplace: a. Pasar sebagai tempat berlangsungnya komunikasi seperti komunikasi politik, sosial, religi, bahkan terminalogi komersil b. Pasar sebagi tempat sentralisasi social c. Pasar sebagai kompleksitas hubungan localurban govermance d. Pasar sebagai hubungan kultural, identitas dan kekuasaan local e. Pasar sebagai sistem/tempat yang memiliki ukuran tersendiri (highly regulated) f. Pasar sebagai milik orang banyak/umum (publicness), dimana semua orang dapat diakses kesana, tapi sesuai dengan sumber daya yang dimiliki. 8 Menurut Perda Propinsi Sumatera Barat No.9 Pasal 1 Tahun 2000, Nagari adalah kesatuan masyarakat hukum adat dalam propinsi Sumatera Barat, yang terdiri dari himpunan beberapa suku yang mempunyai wilayah yang tertentu batasbatasnya, mempunyai harta kekayaan sendiri, berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya dan memiilih pimpinan pemerintahannya. 9 Penulisan Keberadaan Pasar Nagari Sisawah termasuk dalam kajian sejarah sosial dan ekonomi.. Bahwa sejarah ekonomi adalah usaha manusia selama berabad-abad untuk memenuhi keinginan materialnya yang merupakan rangkaian untuk 8 Zusmelia Ketahanan (Persistence) Pasar Nagari di Minangkabau dalam Ekonomi Dunia: Kasus Pasar Kayu Manis (Cassiavera) di Minangkabau, Provinsi Sumatera Barat. Bogor: Disertasi Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor 9 Asnawi, Nagari, Desa, dan Nagari : Kronologis, Dinamika dan Revitalisasi Pemerintahan Nagari Kearah Peningkatan Mutu Layanan Kepada Masyarakat, (Padang : Sukabina Press, 2012), hal mendapatkan kepuasan serta pengumpulan dan penggunaan kekayaan. 10 Studi Relevan Studi yang relevan dengan penelitian ini adalah skripsi yang ditulis Irja Eka Putri (2012) dengan judul Perkembangan Pasar Nagari Ujung Gading Kecamatan Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Tahun Penelitian Febri Yanti (2006) dengan judul Sejarah Pasar Nagari Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Periode Orde Baru. Disertasi Zusmelia (2007) dengan judul Ketahanan (Persistence) Pasar Nagari Minangkabau : Kasus Pasar Kayu Manis (Cassiavera) Di Kabupaten Tanah Datar dan Agam Sumatera Barat, dan skripsi yang ditulis oleh Ratna Sari (2012) dengan judul Pasar Nagari Sungai Rumbai ( ) Perbedaan yang peneliti lakukan dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti mengkaji tentang Keberadaan Pasar Nagari Sisawah Kabupaten Sijunjung Tahun METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Sejarah, yang memiliki empat tahap ; yang pertama Heuristik merupakan tahap pengumpulan data untuk mendapatkan berbagai sumber yang mendukung penelitian ini, baik sumber primer maupun sekunder. Tahap Kedua, kritik sumber, bukti-bukti sejarah adalah kumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi sejarah yang sudah diuji kebenarannya melalui proses validasi yang dalam ilmu sejarah disebut Kritik Sumber. 11 Tahap ketiga, interpretasi yang berarti menafsirkan atau memberikan makna kepada fakta-fakta (facts) atau bukti-bukti sejarah (evidences). 12 Tahap keempat yaitu Historiografi yakni penyajian data dan hasil penelitian dalam bentuk tulisan ilmiah atau skripsi. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Nagari Sisawah Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung. Penelitian dilakukan dengan mengumkumpulkan arsip tentang pasar nagari Sisawah dari dinas Kopprindag, Kantor Camat Sumpur Kudus, Kantor Wali Nagari Sisawah, KAN, dan Pengurus Pasar. Selain itu data juga diperoleh melalui wawancara dengan pedagang dan pengunjung pasar, pengurus pasar nagari, wali nagari beserta jajaran, unsur ninik mamak dan tokoh masyarakat di nagari Sisawah. 10 Mestika Zed dan Emizal Amri, Ikhtisar Sejarah Sosial dan Ekonomi (Padang: FPIPS IKIP, 1999), hal Daliman A, Metode Penelitian Sejarah, (Yokyakarta : Ombak, 2002), hal Ibid, hal.81

4 Waktu penelitiannya dari tanggal 20 Januari 2014 sampai tanggal 28 Februari HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Pasar Nagari Sisawah Tahun Pasar nagari merupakan bagian dari pasar tradisional yang dikelola oleh KAN pada masa Orde Baru, pembangunan sarana dan prasarana pasar dialokasikan dari dana kas pasar dan bantuan pemerintah. Los permanen pertama pasar Sisawah didirikan tahun 1978 dengan ukuran 16 x 4 meter, diisi 6 petak pedagang, tiap petak diselingi dengan tonggak kayu sebagai penopang. Los ini terletak ditengah-tengah lokasi pasar Sisawah. Los tersebut pada awalnya diisi oleh pedagang emas, pedagang pakaian dan penjual makanan. Tahun 1985 dibangun los tambahan, ukuran panjang hampir sama dengan los sebelumnya, tetapi los ini dibuat dua petak satu atap. Sehingga bisa memuat lebih banyak pedagang. Tahun 1998 dibangun los tambahan. Los ini dibangun dengan dana kas pasar Sisawah dengan ukuran 16 x 4 meter, sejajar dengan los yang dibangun tahun Perkembangan pasar makin ramai, sehingga tahun 1999 dibangun satu los lagi. Kemudian tahun 2004 dilakukan renovasi terhadap los pasar. Berdasarkan hasil temuan penulis dilapangan, jenis pedagang di pasar nagari Sisawah terdapat dua jenis yakni kelompok pedagang yang membayar retribusi dan pedagang tidak membayar retribusi. Kelompok pedagang yang membayar retribusi pasar, yang berjualan di pasar nagari Sisawah dari tahun , hasl bisa diketahui dari jumlah karcis yang laku terjual. Pedagang kelompok kedua adalah pedagang yang terdiri dari penjual hasil pertanian, biasanya adalah petani sekitar Nagari Sisawah yang menjual hasil ladang dan kebunnya. 13 Mereka menjual hasi kebunnya tidak dikenakan karcis atau retribusi pasar. Pedagang tidak menyewa los atau tempat, hanya menggelar dagangannya ditepi-tepi los dan di layang-layang, 14 Mengenai jumlah pedagang non retribusi tidak ada data yang membuktikannya karena tidak tercatat sebagai pedagang tetap, biasanya mereka berdagang ketika musim panen saja, kemudian digantikan lagi oleh yang lainnnya, biasanya berkisar antara orang pedagang cabai rawit dan hasil ladang lainnya setiap minggunya. 15 Dari segi pengunjung, tahun 1998 pengunjung pasar nagari ramai, hal ini diketahui dengan banyaknya pedagang yang berjualan di pasar nagari. Hasil penelitian penulis sepanjang tahun , tahun 1998 merupakan pedagang terbanyak yakni 160 orang pedagang 16. Pengunjung pasar nagari Sisawah yang paling dominan adalah seluruh masyarakat Nagari Sisawah ditambah pedagang dari Durian Gadang kecamatan Sijunjung dan penduduk nagari Tamparungo. Lembaga yang bertanggung terhadap kelangsungan pasar nagari adalah Kerapatan Adat Nagari, dengan membentuk badan pengawasan Pasar serta pengurus Pasar, sedangkan pemerintah hanya sebagai badan pengawas dengan sistem koordinasi. 17 Sejak dikeluarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 9 Tahun 2000 tentang ketentuan pokok pemerintahan Nagari/Desa, kemudian ditindak lanjuti Perda Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Nomor 22 tahun 2001 tentang pemerintahan Nagari. Pemerintahan desa kembali ke pemerintahan nagari, seiring dengan itu perubahan sistem pemerintahan tersebut tanggung jawab pengolahan pasar juga mengalami perubahan, sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah, bahwa pengelolaan aset nagari dikelola oleh Nagari, termasuk pasar nagari. Untuk sistem kepengurusan pasar di nagari Sisawah, diambil dari unsur pemuda, ninik mamak, tokoh masyarakat, lembaga nagari, dan pemerintah Nagari. 18 Perkembangan Pasar Nagari Sisawah Tahun Setelah renovasi los pasar nagari Sisawah tahun 2004, maka tahun 2006 juga kembali merenovasi bangunan Pasar Nagari, bangunannya selain untuk los juga untuk sarana olahraga Bulu Tangkis atau dibuat gedung. Tahun berikutnya, yakni tahun 2007 dilakukan renovasi terhadap bangunan pasar yang sudah lama, disebelah los yang dibangun tahun Alokasi dana pembuatannya dari dana daun. 19 Renovasi terakhir dilakukan pada bulan Juni Alokasi dana juga 13 Wawancara dengan Mardiana, pedagang Pisang dan Kelapa di Pasar nagari Sisawah sejak tahun 1993 sampai sekarang, tanggal 23 Januari Wawancara dengan Sahar Drajat selaku pengrus pasar nagari Sisawah tahun , tanggal 16 Februari Arsip Pribadi Darmawati A.md, selaku Bendahara Pasar 17 Wawancara dengan Sahar Drajat, selaku pengurus Pasar pada tanggal 26 Februari Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 19 Dana yang dialokasikan untuk membangun sarana dan prasarana di suatu daerah.

5 berasal dari bantuan dinas Koperindag. Hasil wawancara dengan pemerintah nagari dan pengurus pasar, mereka sangat berharap dengan semakin bagus los-los pasar, masyarakat kembali berminat untuk berbelanja di pasar nagari Sisawah. Berdasarkan tabel penjualan karcis tahun dapat diketahui bahwa jumlah pengunjung pasar nagari Sisawah mengalami peningkatan pada tahun 2008 dan tahun 2009, sedangkan jumlah pedagang retribusi paling rendah tahun Untuk tahun , dapat dianalisa berdasarkan realita dilapangan bahwa berkurangnya karcis terjual di pasar nagari berkaitan dengan renovasi Los Pasar Nagari selama dua tahun berturut-turut, tentu akan mempengaruhi pendapat pasar karena los yang di renovasi tidak bisa ditempati. Mengenai kondisi pengunjung pasar Nagari berdasarkan dilihat dari deskripsi jumlah pedagang diatas, bisa digambarkan kebiasaan masyarakat Sisawah yang menghabiskan waktu seharian dipasar sudah mulai pudar karena banyak faktor yang mempengaruhi, diantaranya masyarakat sudah memiliki kendaraan sendiri sehingga pulang tidak harus nunggu teman dan pulang jalan kaki, masyarakat jarang berbelanja ke pasar nagari. Berdasarkan data penjualan karcis tahun karcis banyak terjual, akan tetapi penulis mengasumsikan untuk mengunjung tetap berkurang dari tahun ke tahun, karena sifat pengunjung telah berubah menjadi pelanggan, mereka berbelanja ke pasar hanya untuk membeli kebutuhan yang telah dicanangkan dari rumah tanpa ada niat untuk berlama-lama di dalam pasar. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pedagang dan pengunjung Pasar Ambek dan Pasar Senggol, serta pengurus pasar Nagari, dari tahun 2005 sudah mulai berkurang dan semakin berkurang sampai 2013 ini. Pengakuan masyarakat Simawik, mereka sangat jarang mengunjungi pasar Nagari sejak ada Pasar Senggol karena bisa lebih menghemat ongkos (naik ojek kepasar nagari dari Simawik tahun 2010 Rp dan tahun 2013 Rp ) dan tidak menghabiskan waktu serta satu alasan lagi karena barang yang dijual di pasar nagari sama jenisnya dengan barang yang dijual pasar Senggol serta harganya tidak jauh berbeda, terkadang lebih murah ketimbang di pasar nagari. 20 Dilihat dari segi pengelolaan pasar nagari Sisawah, periode tahun ini ada tiga periode pengurus pasar nagari. Pengurus pasar nagari periode dibentuk oleh wali nagari, penetapan pengurus pasar ini ditetapkan oleh bupati. Sehingga periodesasi waktunya tidak sama dengan periode waktu yang dibagi 20 Wawancara dengan Rika Wati, pengunjung pasar Ambek dan Pasar Senggol tanggal 27 Februari berdasarkan perkembangan Pasar Nagari Sisawah tahun dan Pembentukan kepengurusan dan badan pengawas pasar nagari Sisawah periode , periode waktunya melebihi dari pembatasan waktu penelitian penulis yang hanya sampai tahun Hal ini dicantumkan sebagai gambaran dan perbandingan dengan kepengurusan sebelum serta sebagai pertanda bahwa pasar nagari masih ada sampai tahun 2013 walaupun kondisinya sudah hampir mati. Pasar ini juga diharapkan samapi tahun 2019 masih tetap ada dan bisa kembali ramai dikunjungi oleh masyarakat. Kemunculan Pasar Ambek di Jorong-Jorong Nagari Sisawah Perkembangan teknologi dan transportasi serta berbagai kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah Negara Indonesia berupa Pasar bebas, ternyata sangat berpengaruh terhadap kelangsungan pasar-pasar tradisional termasuk pasar nagari Sisawah. Sebelum jalan lancar, penduduk di jorong-jorong berbelanja satu-satunya hanya ke pasar nagari atau ketergantungan kepada pasar nagari 100 %, mereka pergi bersama-sama dengan jalan kaki dari jorong masing-masing sejauh 7 km untuk sampai di pasar nagari. Setelah transportasi lancar, penduduk bisa menggunakan kendaraan sendiri, pedagang-pedagang keliling dengan mudah menjangkau pemukiman penduduk di jorong-jorong, sehingga kebutuhan masyarakat lebih mudah memperolenya. Pasar Ambek atau Pasar Senggol istilah masyarakat Sisawah merupakan dampak dari kondisi diatas. Keberadaan pasar Ambek atau pasar kaget senggol ini ada dua macam : 1. Pasar Senggol Pasar pertama ini disebut pasar Senggol 21, yakni yang ada di Jorong Simawik dan sebagian di jorong Rumbai. Pada awalnya perkumpulanperkumpulan masyarakat per jorong sudah ada, yang mereka namakan Pajak, 22 karena pada umumnya keramaian dimanfaatkan oleh sekelompok orang untuk mencari keuntungan, 21 Istilah pasar senggol muncul karena arena pasar yang kecil, sedangkan pembeli dan penjualnya banyak sehingga pembeli dengan pembeli sering bersentuhan atau bersenggolan, sehingga masyarakat menamakan pasar kaget ini dengan nama pasar senggol. Penamaan ini mengisyaratkan bahwa pasar ini sangat ramai dikunjungi masyarakat sekitar. 22 Kedai atau tempat yang digunakan untuk melakukan perkumpulan, biasanya dari malam minggu sudah mulai ramai sampai hari minggu, untuk hari minggu tempat persinggahan sementara bagi masyarakat yang akan berbelanja ke pasar nagari

6 dalam tanda kutip untuk mendapatkan uang, salah satu caranya yaitu dengan berdagang. 2. Pasar Ambek Istilah pasar ambek pertama kali muncul seiring dengan berkembangnya pasar-pasar kaget di jorong-jorong nagari Sisawah, karena istilah ini ditujukan kepada pasar-pasar kaget tersebut. Asal kata dari pasar ambek yakni ambek artinya Hambat atau menghalangi. Jadi, pasar yang terbentuk dengan menghentikan sementara pedagang yang hendak berdagang ke pasar Nagari Sisawah, pasar ini terbentuk dipersimpangan jalan atau ditepi jalan menuju pasar Nagari Sisawah. Pasar seperi ini terdapat di Jorong Sungai tampang, tempatnya di Simpang Sungai Sarik dan tepi jalan Sungai Tampang. 23 Pasar ini ramainya dua kali, yakni pagi hari menjelang pasar nagari dan sore hari setelah menggelar dagangannya di Pasar Nagari, biasanya pedagang-pedagang ini menggunakan mobil barang. Keberadaan pasar Ambek ini hampir sama perkembangannya dengan pasar Senggol di jorong Simawik dan Jorong Rumbai, pada awalnya hanya perkumpulan pagi minggu menjelang berbelanja ke pasar nagari, namun lama-kelaman berkembang menjadi tempat ramai dikunjungi pedagang. Pengaruh Keberadaan pasar Ambek/Senggol terhadap Pasar Nagari Pengaruh adanya pasar Ambek dan pasar senggol terhadap kelangsungan pasar nagari, terlihat dengan berkurangnya pengunjung pasar nagari, baik dari sisi pembeli maupun dari pedagang. Penduduk tidak lagi tergantung pada pasar Nagari, mereka bisa membeli kebutuhan sehari di pasar-pasar kaget yang ada di jorong masing-masing, pengecualian untuk jorong Koto Baru dan Koto Sisawah karena berada di pusat pasar Nagari. Pengaruh dari sisi pendapatan pasar sangat terlihat karena dengan semakin sedikitnya pengunjung, otomatis pedagang enggan berjualan, nantinya berdampak pada berkurangnya pemasukan ke kas Nagari. Pengaruh sepinya pasar Nagari dan bermunculan pasar-pasar kecil yang tidak resmi di jorong-jorong nagari Sisawah membawa permasalahan, timbulnya gesekan antara jorongjorong ini dengan pemerintahan pusat nagari dan lembaga adat nagari. Pihak pasar nagari Sisawah beranggapan bahwa penyebab berkurangnya pengunjung pasar nagari karena adanya pasar-pasar ambek di jorong, masyarakat jorong menolak tuduhan tersebut, sehingga muncul gesekangesekan yang semakin pemperkeruh permasalahan. Pasar yang paling dipermasalahkan adalah pasar Senggol jorong Simawik, dengan alasan sejak 23 Wawancara dengan Yonnefrison, selaku wali jorong Sungai Tampang pada tanggal 23 Februari 2014 adanya pasar Senggol penduduk Simawik tidak ada yang berbelanja ke pasar nagari dan pasar Senggol ini telah menunjukkan perkembangan pasar dengan adanya layang-layang dan pedagang luar yang banyak. Pandangan Masyarakat Terhadap Keberadaan Pasar Nagari Sisawah Dari Tahun Berdasarkan hasil wawancara diatas terlihat sangat jelas, bahwa pengunjung pasar nagari tidak hanya terdiri dari orang tua saja yang berbelanja kebutuhan ruma tangga. Akan tetapi kaum muda juga berbondong-bondong untuk mengunjungi pasar nagari, sebab di pasar berbagai hal bisa dilakukan, mulai dari bertemu teman, mencari informasi atau bertukar informasi. Tradisi seperti ini masih berlangsung sampai tahun 2000an, tingkat ketergantungan pasar terhadap pasar masih sangat tinggi, terutama dalam memenuhi kebutuhan hidup. Bentuk proses interaksi yang terjadi di pasar nagari berupa pertemuan strategis masyarakat antar jorong di Nagari Sisawah. Dengan adanya pasar nagari sebagai penghubung masyarakat sekenagarian Sisawah sehingga komunikasi terjalin lancar, kerukunan terjaga, kegiatan yang bersifat nagari bisa dilaksanakan dan mensukseskannya secara bersama-sama. Sebagai salah satu bentuknya, gotong royong nagari, dulunya rutin dilaksanakan sekali satu bulan, baik itu dalam rangka memperbaiki jalan, maupun membersihkan kebun kakao milik nagari. Pasar nagari Sisawah adalah satu-satunya tempat bagi petani pribumi untuk memasar hasil panennya, karena dipicu akses transportasi yang kurang memadai, logikanya jika diangkut ke pasar Tanjung Ampalu atau pasar Kumanis akan memakan waktu dan biaya transportasi yang sangat tinggi. Sehingga pada umumnya penduduk disekitar nagari Sisawah menjual hasil kebun, sawah, dan ladangnya di pasar Nagari Sisawah. 24 Pada tahun-tahun berikutnya, kondisi ini masih terus berlanjut. Keberadaan pasar nagari dan peranannya bagi masyarakat tidak berpengaruh terhadap perubahan atau peralihan dari pemerintah desa menuju pemerintah nagari pada tahun 2000 dan diterapkan peraturan ini di nagari Sisawah tahun Secara administrasi aset negara termasuk pasar dikembalikan ke nagari atau menjadi aset nagari 25 Seiring perkembangan zaman dan perubahan pola kehidupan masyarakat, pasar nagari tidak lagi menjadi tujuan akhir pekan masyarakat 24 Wawancara dengan Naswir, selaku Mantan Ketua KAN di Nagari Sisawah, pada tanggal 23 Februari Wawancara dengan Nainunas Rajo Bilang (alm), selaku mantan Wali Nagari Sisawah, tanggal 25 Oktober 2013

7 dan tingkat ketergantungan masyarakat semakin menipis terhadap kebutuhan yang disediakan di pasar nagari. Masyarakat semakin jarang bertemu, memilih dengan berbagai kesibukan masingmasing, sehingga hubungan persaudaraan dan rasa saling menghargai juga mulai terkikis. Bahkan ada tidak lagi saling mengenal satu dengan yang lainnya. Kondisi ini berhubungan dengan salah satu fungsi pasar nagari pada masa silam adalah sebagai ajang percarian jodoh atau tempat permainan para pemuda-pemudi, pada hari minggu para bujangan dan gadis menjadikan pasar nagari sebagai tongkrongan, bermain bersama. Sehingga tidak hanya golongan tua yang menjaga kerukunan, tetapi golongan muda juga menjaga persatuan dengan saling berinteraksi antar pemuda jorong, dan ajang pertemuan ini hanya satu kali dalam seminggu, kecuali kalau ada kegiatan yang dilaksanakan nagari. Berdasarkan hasil penelitian penulis, Semenjak semakin sepinya pengunjung pasar nagari, penduduk tidak punya tempat pertemuan dengan antar penduduk, rasa individualisme semakin terlihat, kebersamaan sangat jarang. Interaksi itu terjalin tidak hanya penduduk antar jorong tetapi penduduk satu jorongpun juga lancar komunikasinya, karena biasanya masyarakat pergi ke pasar dengan jalan kaki secara bersama-sama dan beriring-iring, barang belanja dijunjung dengan ketidiang. Sejak jalan bagus, kendaraan sudah mulai banyak, masyarakat sudah mulai menggunakan ojek pergi kepasar, kemudian pada umumnya penduduk sudah memiliki motor atau kendaraan, tujuan pasarnya tidak banyak lagi ke pasar nagari. 26 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perkembangan pasar Nagari Sisawah dibagi menjadi dua periode yakni tahun dan Tahun , memiliki los permanen sebanyak enam buah dengan kondisi pedagang dan pengunjung ramai baik dari jorongjorong nagari Sisawah maupun dari wilayah lain, serta pengelolaan pasar tahun 1998 dibawah Kerapatan Adat Nagari (KAN), kemudian tahun 2001 dikelola oleh nagari dibawah Dinas Koperindag Kabupaten Sijunjung. Periode tahun , bangunan los pasar nagari Sisawah direnovasi tahun 2006, 2007, 2009 dan 2013, namun pedagang dan pengunjung pasar mengalami penurunan atau sepi. Hal ini dipengaruhi oleh kemunculan pasar Ambek dan Senggol di jorongjorong nagari Sisawah. Pandangan masyarakat terhadap keberadaan pasar nagari dikaji dalam dua 26 Wawancara dengan Dariman, selaku pedagang pasar Senggol pada tanggal 26 Januari 2014 periode, yakni tahun dan tahun Pada periode pertama, pandangan masyarakat terhadap keberadaan pasar nagari diperlihatkan dengan kebutuhan masyarakat terhadap pasar nagari sangat tinggi. Sedangkan pada periode kedua, keberadaan pasar nagari bagi masyarakat hanya sebagai kebutuhan ekonomi saja atau terjadi perubahan pandangan masyarakat terhadap keberadaan pasar nagari. Saran Berdasarkan kesimpulan tentang Keberadaan Pasar Nagari dan Pengaruhnya Bagi Masyarakat Nagari Sisawah tahun , maka penulis mengemukakan beberapa saran untuk mempertahankan keberadaan pasar nagari Sisawah sehingga bisa berkembang seperti pasar nagari lainnya di kabupaten Sijunjung : 1. Untuk mempertahankan keberadaan pasar nagari Sisawah. Maka, seharusnya dibentuk unit usaha yang dijalankan oleh pengurus pasar dengan menjual barang-barang atau kerajinan tangan yang menjadi ciri khas setiap jorong. Contoh Jorong Kabun Tudung Sulam Emas, jorong Simawik adalah Tanggung, Kahayan, sehingga ciri khas pasar nagari Sisawah tidak hilang dan bisa dijadikan ikon nagari untuk menarik peminat pengunjung pasar serta dipromosikan pada acara festival-festival di kabupaten Sijunjung dengan mengusung tematema tertentu. 2. Untuk mempertahankan pandangan positif masyarakat terhadap keberadaan pasar nagari, maka dibuat aturan tentang pelaksanaan hari pasar nagari dengan pasar Ambek/Senggol. Pasar nagari dilaksanakan pada hari biasanya yakni hari minggu, pasar Ambek dan Senggol dilaksanakan di hari lain berdasarkan kesepakatan dan pasar ini juga bisa diberdayakan oleh dinas Koperindag dengan membangun los permanen. DAFTAR PUSTAKA Asnawi. (2012). Nagari, Desa, dan Nagari : Kronologis, Dinamika dan Revitalisasi Pemerintahan Nagari Kearah Peningkatan Mutu Layanan Kepada Masyarakat. Padang : Sukabina Press. Daliman A. (2002). Metode Penelitian Sejarah. Yokyakarta : Ombak. Damsar. (2005). Sosiologi Pasar. Padang : Laboratorium FISIP Unand. Data Pasar Serikat dan Pasar Nagari Sisawah Kabupaten Sijunjung tahun 1998, 2004, , 2013

8 Febri Yanti (2006). Sejarah Pasar Nagari Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Periode Orde Baru. Skripsi, tidak dipublikasikan. STKIP PGRI Sumatera Barat H.S.M. Delly, dkk. (1990). Peranan Pasar Pada Masyarakat Pedesaan Sumatera Barat. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional. Irja Eka Putri. (2012). Perkembangan Pasar Nagari Ujung Gading Kecamatan Lembah Malintang Kabupaten Pasaman Tahun Skripsi tidak diterbitkan. STKIP PGRI Sumatera Barat. Sartono kartodirdjo. (1992). Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Zusmelia. (2007). Ketahanan (Persistence) Pasar Nagari di Minangkabau dalam Ekonomi Dunia: Kasus Pasar Kayu Manis (Cassiavera) di Minangkabau, Provinsi Sumatera Barat. Disertasi. Tidak dipublikasikan. Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Louis Gottschalk. (1989). Jakarta : UI Press Mengerti Sejarah. Mestika Zed dan Emizal Amri. (1999). Ikhtisar Sejarah Sosial dan Ekonomi. Padang: FPIPS IKIP. SK Pengurus Pasar Nagari Sisawah , , Perda Provinsi Sumatera Barat Nomor 9 Tahun 2000 tentang Ketentuan Pokok Pemerintahan Nagari Perda Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Nomor 22 Tahun 2001 tentang Pemerintahan Nagari. Permendagri Nomor 42 tahun 2007 tentang Pengelolaan Pasar Desa Permenperdag Nomor 53 tahun 2008 tentang Pedomaan Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Tokoh Modern. Permenperdag Nomor 48 Tahun 2013 tentang Pedoman pembangunan dan Pengelolaan Sarana Distribusi Perdagangan. Keputusan Bupati Sijunjung Nomor 188 tahun 2012 tentang Penetapan Status dan Klasifikasi Pasar di Kabupaten Sijunjung. Peraturan Bupati Sijunjung Nomor 12 Tahun 2013 tentang Pedoman Umum Pengelolaan Pasar. Ratna Sari Pasar Nagari Sungai Rumbai ( ). Skripsi tidak diterbitkan. STKIP PGRI Sumatera Barat. Rekapitulasi Karcis Pasar Nagari Sisawah tahun

BAB V KESIMPULAN. Balai yang bernama Balai Tilatang. Balai Tilatang menjadi pasar distributor bagi

BAB V KESIMPULAN. Balai yang bernama Balai Tilatang. Balai Tilatang menjadi pasar distributor bagi BAB V KESIMPULAN Pada awal berdirinya pada tahun 1898, Pasar Pekan Kamis merupakan sebuah Balai yang bernama Balai Tilatang. Balai Tilatang menjadi pasar distributor bagi pasar-pasar kecil di Kecamatan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PASAR GAUNG TAHUN SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

PERKEMBANGAN PASAR GAUNG TAHUN SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) PERKEMBANGAN PASAR GAUNG TAHUN 1978-2014 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) YUDI HENDRAWAN 11020115 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar

BAB V KESIMPULAN. Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar 74 BAB V KESIMPULAN Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar ini diperkirakan sudah ada sejak zaman belanda namun hanya sebatas untuk pasar untuk kebutuhan masyarkat nagari

Lebih terperinci

DAMPAK PEMBANGUNAN PASAR NAGARI TERHADAP SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT JORONG LUNDAR NAGARI PANTI TIMUR KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL

DAMPAK PEMBANGUNAN PASAR NAGARI TERHADAP SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT JORONG LUNDAR NAGARI PANTI TIMUR KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL DAMPAK PEMBANGUNAN PASAR NAGARI TERHADAP SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT JORONG LUNDAR NAGARI PANTI TIMUR KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL NOPRI PARANDIKA NPM: 11070142 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH

Lebih terperinci

PEMEKARAN KECAMATAN SUNGAI BEREMAS : LAHIRNYA KECAMATAN KOTO BALINGKA ( ) Oleh

PEMEKARAN KECAMATAN SUNGAI BEREMAS : LAHIRNYA KECAMATAN KOTO BALINGKA ( ) Oleh PEMEKARAN KECAMATAN SUNGAI BEREMAS : LAHIRNYA KECAMATAN KOTO BALINGKA (2003-2011) Oleh Feni Sandra 1 Ranti Nazmi 2 Meldawati 3 Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This thesis

Lebih terperinci

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT JORONG TANJUNG BERINGIN NAGARI TANJUNG KECAMATAN KOTO VII KABUPATEN SIJUNJUNG

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT JORONG TANJUNG BERINGIN NAGARI TANJUNG KECAMATAN KOTO VII KABUPATEN SIJUNJUNG PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT JORONG TANJUNG BERINGIN NAGARI TANJUNG KECAMATAN KOTO VII KABUPATEN SIJUNJUNG 2000-2011 Ezilva Meriska 1 Meri Erawati 2 Zulkifli Aziz 3 Program Studi Pendidikan Sejarah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ekonomi pasar yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ekonomi pasar yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam transformasi system ekonomi pasar, dikenal adanya dualisme system ekonomi pasar yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional dicirikan oleh organisasi pasar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia diliputi dengan kesibukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia diliputi dengan kesibukan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia diliputi dengan kesibukan berbagai aktivitas. Hal ini terbilang wajar mengingat Jakarta merupakan pusat pemerintahan, pusat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DHARMASRAYA, KABUPATEN SOLOK SELATAN, DAN KABUPATEN PASAMAN BARAT DI PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RGS Mitra 1 of 15 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG

RGS Mitra 1 of 15 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG RGS Mitra 1 of 15 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DHARMASRAYA, KABUPATEN SOLOK SELATAN, DAN KABUPATEN PASAMAN BARAT DI PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN

Lebih terperinci

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRAN JAWA DI DESA TALANG PAMESUN KECAMATAN JUJUHAN KABUPATEN BUNGO PROPINSI JAMBI ( )

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRAN JAWA DI DESA TALANG PAMESUN KECAMATAN JUJUHAN KABUPATEN BUNGO PROPINSI JAMBI ( ) PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRAN JAWA DI DESA TALANG PAMESUN KECAMATAN JUJUHAN KABUPATEN BUNGO PROPINSI JAMBI (1993-2007) Emi Sunarti 1 Sabar 2 Liza Husnita 3 Program Studi Pendidikan Sejarah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DHARMASRAYA, KABUPATEN SOLOK SELATAN, DAN KABUPATEN PASAMAN BARAT DI PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DHARMASRAYA, KABUPATEN SOLOK SELATAN, DAN KABUPATEN PASAMAN BARAT DI PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan 46 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan ibukota Batusangkar. Batusangkar dikenal sebagai Kota Budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan ibukota Batusangkar. Batusangkar dikenal sebagai Kota Budaya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah Datar merupakan salah satu kabupaten yang ada di Sumatera Barat dengan ibukota Batusangkar. Batusangkar dikenal sebagai Kota Budaya yang telah dicanangkan oleh

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. BAPPEDA Kota Padang, tentang Penyusunan Masterplan Pasar raya dan Pasar Tradisonal Kota Padang, 2012.

DAFTAR PUSTAKA. BAPPEDA Kota Padang, tentang Penyusunan Masterplan Pasar raya dan Pasar Tradisonal Kota Padang, 2012. 79 DAFTAR PUSTAKA A. Arsip dan Dokumen BAPPEDA Kota Padang, tentang Penyusunan Masterplan Pasar raya dan Pasar Tradisonal Kota Padang, 2012. Data UPTD Pasar Bandar Buat. Padang : UPTD, 2014. Dinas Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Inpres Painan. Pasar Inpres Painan terletak di Kecamatan IV Juraiyang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Inpres Painan. Pasar Inpres Painan terletak di Kecamatan IV Juraiyang merupakan 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Salah satu pasar yang terdapat di Kabupaten Pesisir Selatan adalah Pasar Inpres Painan. Pasar Inpres Painan terletak di Kecamatan IV Juraiyang merupakan pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan masyarakat dengan aktivitas ekonomi. 1. untuk memperoleh untung, sehingga banyak ditemukan hampir di setiap daerah

BAB I PENDAHULUAN. hubungan masyarakat dengan aktivitas ekonomi. 1. untuk memperoleh untung, sehingga banyak ditemukan hampir di setiap daerah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar sebagai salah satu kegiatan ekonomi merupakan sarana untuk melihat hubungan masyarakat dengan aktivitas ekonomi. 1 Pasar sebagai tempat para pedagang dan

Lebih terperinci

KEBERADAAN TRANSPORTASI DARAT:STUDI KASUS BUS MANDALA PASAMAN BARAT TAHUN ( )

KEBERADAAN TRANSPORTASI DARAT:STUDI KASUS BUS MANDALA PASAMAN BARAT TAHUN ( ) KEBERADAAN TRANSPORTASI DARAT:STUDI KASUS BUS MANDALA PASAMAN BARAT TAHUN (1981-2009) Oleh _ Resti Handayani 1 Ahmad Nurhuda 2 Meldawati 3 Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

Lebih terperinci

KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ANGKATAN BARU KARYA HAMKA ABSTRACT

KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ANGKATAN BARU KARYA HAMKA ABSTRACT KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ANGKATAN BARU KARYA HAMKA Susi Susanti 1, Mila Kurnia Sari², Titiek Fujita Yusandra² 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

PENURUNAN PEMANFAATAN PASAR MATUR KECAMATAN MATUR KABUPATEN AGAM. Yurni Suasti 1 dan Elvinalis 1. Abstrak

PENURUNAN PEMANFAATAN PASAR MATUR KECAMATAN MATUR KABUPATEN AGAM. Yurni Suasti 1 dan Elvinalis 1. Abstrak PENURUNAN PEMANFAATAN PASAR MATUR KECAMATAN MATUR KABUPATEN AGAM Yurni Suasti 1 dan Elvinalis 1 Abstrak Tujuan penelitian ini untuk melihat daerah-daerah yang memanfaatkan Pasar Matur dan faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi kota adalah perdagangan. Sektor ini memiliki peran penting dalam mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan jumlah penduduknya. Pesatnya pertumbuhan penduduk ini

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan jumlah penduduknya. Pesatnya pertumbuhan penduduk ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pertumbuhan suatu kota pada umumnya disertai dengan pertumbuhan jumlah penduduknya. Pesatnya pertumbuhan penduduk ini pada akhirnya akan menyebabkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2007 POKOK-POKOK PEMERINTAHAN NAGARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2007 POKOK-POKOK PEMERINTAHAN NAGARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT Menimbang: PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2007 POKOK-POKOK PEMERINTAHAN NAGARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT a. bahwa berdasarkan hasil evaluasi penyelenggaraan

Lebih terperinci

Program Kekhususan HUKUM TATA NEGARA

Program Kekhususan HUKUM TATA NEGARA SKRIPSI PELAKSANAAN KEWENANGAN BADAN MUSYAWARATAN NAGARI (BAMUS) DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NAGARI PADA NAGARI KOTO MALINTANG KECAMATAN TANJUNG RAYA KABUPATEN AGAM Program Kekhususan HUKUM TATA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. GAMBARAN UMUM KOTA PEKANBARU Pekanbaru lahir sebelum masuknya penjajahan Belanda ke Indonesia, yang pada masa itu berupa dusun yang bernama : Dusun Payung Sekaki,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA KANTOR WALI NAGARI SITUJUAH GADANG KECAMATAN SITUJUAH LIMO NAGARI

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA KANTOR WALI NAGARI SITUJUAH GADANG KECAMATAN SITUJUAH LIMO NAGARI PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA KANTOR WALI NAGARI SITUJUAH GADANG KECAMATAN SITUJUAH LIMO NAGARI PERATURAN NAGARI SITUJUAH GADANG Nomor: 02/SG/2002 TENTANG PEMUNGUTAN UANG LEGES Dengan rahmat Allah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I. PENGANTAR... 1

DAFTAR ISI BAB I. PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i PERNYATAAN... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR ISTILAH... viii DAFTAR TABEL DAN GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii INTISARI... xiv ABSTRACT... xv BAB I. PENGANTAR... 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sosial politik di Indonesia mulai mengalami perubahan dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sosial politik di Indonesia mulai mengalami perubahan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sosial politik di Indonesia mulai mengalami perubahan dari Orde Lama, Orde Baru sampai kepada reformasi seperti yang kita jalani pada saat sekarang ini.

Lebih terperinci

WILAYAH PELAYANAN PASAR MUARALABUH SEBELUM DAN SESUDAH DIPINDAHKAN LOKASI PASAR DI KECAMATAN SUNGAI PAGU KABUPATEN SOLOK SELATAN

WILAYAH PELAYANAN PASAR MUARALABUH SEBELUM DAN SESUDAH DIPINDAHKAN LOKASI PASAR DI KECAMATAN SUNGAI PAGU KABUPATEN SOLOK SELATAN WILAYAH PELAYANAN PASAR MUARALABUH SEBELUM DAN SESUDAH DIPINDAHKAN LOKASI PASAR DI KECAMATAN SUNGAI PAGU KABUPATEN SOLOK SELATAN Widia Pitri Yeni Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Kasus Proyek Perkembangan globalisasi telah memberikan dampak kesegala bidang, tidak terkecuali pengembangan potensi pariwisata suatu kawasan maupun kota. Pengembangan

Lebih terperinci

WALI NAGARI TARATAK TINGGI KABUPATEN DHARMASRAYA PERATURAN NAGARI TARATAK TINGGI NOMOR 8 TAHUN 2017 T E N T A N G PUNGUTAN NAGARI

WALI NAGARI TARATAK TINGGI KABUPATEN DHARMASRAYA PERATURAN NAGARI TARATAK TINGGI NOMOR 8 TAHUN 2017 T E N T A N G PUNGUTAN NAGARI WALI NAGARI TARATAK TINGGI KABUPATEN DHARMASRAYA PERATURAN NAGARI TARATAK TINGGI NOMOR 8 TAHUN 2017 T E N T A N G PUNGUTAN NAGARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI NAGARI TARATAK TINGGI, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar merupakan tempat terjadinya interaksi antara individu dengan individu lain dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pasar merupakan tempat terjadinya interaksi antara individu dengan individu lain dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar merupakan tempat terjadinya interaksi antara individu dengan individu lain dalam melakukan tawar menawar barang dan juga merupakan tempat kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

MARKET DEVELOPMENTS IBUH IN PAYAKUMBUH YEAR

MARKET DEVELOPMENTS IBUH IN PAYAKUMBUH YEAR MARKET DEVELOPMENTS IBUH IN PAYAKUMBUH YEAR 1986-2007 Oleh Fitria Eka Susanti 1 Kharles 2 Livia Ersi 3 Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Jurnal ini merupakan kajian tentang,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA DI LINGKUNGAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA DI LINGKUNGAN KABUPATEN BANDUNG BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA DI LINGKUNGAN KABUPATEN BANDUNG BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geofrafis dan Demografis Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di wilayah Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau.

Lebih terperinci

ABSTRAK Perkembangan Pasar Inpres Painan: Studi Kasus Setelah Kebakaran Tahun

ABSTRAK Perkembangan Pasar Inpres Painan: Studi Kasus Setelah Kebakaran Tahun iv ABSTRAK Skripsi ini berjudul Perkembangan Pasar Inpres Painan: Studi Kasus Setelah Kebakaran Tahun 2007-2013. Penulisan dari skripsi ini menjelaskan tentang perkembangan yang terjadi di Pasar Inpres

Lebih terperinci

Sejarah Pembudidayaan Perikanan Darat: Studi Kasus Balai Benih Ikan Beringin Rao, Pasaman ( ) 1. Oleh: Devra Lismanto 2

Sejarah Pembudidayaan Perikanan Darat: Studi Kasus Balai Benih Ikan Beringin Rao, Pasaman ( ) 1. Oleh: Devra Lismanto 2 Sejarah Pembudidayaan Perikanan Darat: Studi Kasus Balai Benih Ikan Beringin Rao, Pasaman (1984-2004) 1 Oleh: Devra Lismanto 2 Abstrak Tulisan ini berjudul Sejarah Pembudidayaan Perikanan Darat: Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia sebagai negara beriklim tropis dengan wilayah geografi dataran tinggi dan dataran rendah yang didalamnya mencakup keragaman iklim, memiiki peluang yang besar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NAGARI MUNDAM SAKTI PASCA BERKEMBANGNYA AKTIVITAS TAMBANG RAKYAT TAHUN ( ) JURNAL RAHMI GUSTIARA NPM.

PERKEMBANGAN NAGARI MUNDAM SAKTI PASCA BERKEMBANGNYA AKTIVITAS TAMBANG RAKYAT TAHUN ( ) JURNAL RAHMI GUSTIARA NPM. 0 PERKEMBANGAN NAGARI MUNDAM SAKTI PASCA BERKEMBANGNYA AKTIVITAS TAMBANG RAKYAT TAHUN (1998-2014) JURNAL RAHMI GUSTIARA NPM. 11020042 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daerah di Indonesia. Sumatera Barat dengan sistem pemerintahan nagari yang. tersendiri yang berbeda dengan masyarakat Indonesia.

I. PENDAHULUAN. daerah di Indonesia. Sumatera Barat dengan sistem pemerintahan nagari yang. tersendiri yang berbeda dengan masyarakat Indonesia. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Barat adalah salah satu Provinsi di Indonesia yang memakai sistem pemerintahan lokal selain pemerintahan desa yang banyak dipakai oleh berbagai daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki makna sesuatu yang beragam, sesuatu yang memilik banyak perbedaan begitupun dengan masyarakat

Lebih terperinci

Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Seribu Rumah Gadang Bagi Masyarakat Nagari Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan ARTIKEL

Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Seribu Rumah Gadang Bagi Masyarakat Nagari Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan ARTIKEL Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Seribu Rumah Gadang Bagi Masyarakat Nagari Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

JURNAL EKONOMI Volume 22, Nomor 1 Maret 2014 ANALISIS SUMBER MODAL PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DI KOTA PEKANBARU. Toti Indrawati dan Indri Yovita

JURNAL EKONOMI Volume 22, Nomor 1 Maret 2014 ANALISIS SUMBER MODAL PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DI KOTA PEKANBARU. Toti Indrawati dan Indri Yovita ANALISIS SUMBER MODAL PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DI KOTA PEKANBARU Toti Indrawati dan Indri Yovita Jurusan Ilmu Ekonomi Prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Riau Kampus Bina Widya Km

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN NAGARI BUKIT BUAL DI KECAMATAN KOTO VII DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN NAGARI BUKIT BUAL DI KECAMATAN KOTO VII DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN NAGARI BUKIT BUAL DI KECAMATAN KOTO VII DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIJUNJUNG, Menimbang Mengingat : : a. bahwa

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PKM-PENELITIAN

LAPORAN AKHIR PKM-PENELITIAN LAPORAN AKHIR PKM-PENELITIAN ANALISIS PERAN RETRIBUSI PASAR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH SETELAH REVITALISASI (STUDI KASUS : PASAR KEBON KEMBANG KOTA BOGOR) Oleh: Laili Mufidah H14100092 /2010 Raden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sibulan-bulan merupakan suatu desa yang berada di Kecamatan Purbatua,

BAB I PENDAHULUAN. Sibulan-bulan merupakan suatu desa yang berada di Kecamatan Purbatua, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sibulan-bulan merupakan suatu desa yang berada di Kecamatan Purbatua, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. Sebelum pemekaran, desa ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mandailing, suku Batak, suku Jawa, suku Minang dan suku Melayu.Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Mandailing, suku Batak, suku Jawa, suku Minang dan suku Melayu.Setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari beragam-ragam suku diantaranya suku Mandailing, suku Batak, suku Jawa, suku Minang dan suku Melayu.Setiap suku tersebut memiliki kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza,

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar merupakan pusat kegiatan jual beli antara pedagang dan pembeli. Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 112 tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA 21 Desember 2012 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C 2/C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sumberdaya alam yang banyak dimiliki di Indonesia adalah hutan. Pembukaan hutan di Indonesia merupakan isu lingkungan yang populer selama dasawarsa terakhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam, benda, tempat, dan makna nama orang hebat atau pintar. Nama juga diberikan pada kafe. Kafe menurut KBBI (2014) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. alam, benda, tempat, dan makna nama orang hebat atau pintar. Nama juga diberikan pada kafe. Kafe menurut KBBI (2014) merupakan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Semua benda di dunia memiliki nama. Pemberian nama bertujuan untuk memudahkan seseorang mengenal identitas dari benda tersebut. Nama merupakan media yang dihasilkan

Lebih terperinci

MUARALABUH SERVICES MARKET AREA BEFORE AND AFTER MOVED LOCATIONS IN SUNGAI PAGU SUB DISTRICT SOLOK SOUTH RIVER by:

MUARALABUH SERVICES MARKET AREA BEFORE AND AFTER MOVED LOCATIONS IN SUNGAI PAGU SUB DISTRICT SOLOK SOUTH RIVER by: 1 MUARALABUH SERVICES MARKET AREA BEFORE AND AFTER MOVED LOCATIONS IN SUNGAI PAGU SUB DISTRICT SOLOK SOUTH RIVER by: Widia Putri Yeni*Erna Juita **Afrital Rezki Student of Education Geography, STKIP PGRI

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan 66 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan dan kebutuhan prasarana dan sarana transportasi perkotaan di empat kelurahan di wilayah

Lebih terperinci

Revitalisasi Pasar Tradisional, Jumlah Kunjungan, Pendapatan Pedagang, dan Pendapatan Pasar

Revitalisasi Pasar Tradisional, Jumlah Kunjungan, Pendapatan Pedagang, dan Pendapatan Pasar Judul : Efektivitas dan Dampak Revitalisasi Pasar Tradisional terhadap Jumlah Kunjungan, Pendapatan Pedagang, dan Pendapatan Pasar di Kota Denpasar Nama : I Kadek Dwi Perwira Putra NIM : 0906105039 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki jenis kuliner tradisional yang sangat beragam. Kuliner tradisional Indonesia banyak menggunakan berbagai bumbu dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan maupun di pedesaan. Eksisnya pasar tradisional di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan maupun di pedesaan. Eksisnya pasar tradisional di tengah-tengah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan salah satu institusi ekonomi yang penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini terlihat dari tetap eksisnya pasar tradisional baik di perkotaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan alam ini merupakan suatu anugerah ke arah pengembangan perikanan, baik perikanan

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan alam ini merupakan suatu anugerah ke arah pengembangan perikanan, baik perikanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sangat kaya dengan sungai, rawa, danau, telaga, sawah, tambak, dan laut. Kekayaan alam ini merupakan suatu anugerah ke arah pengembangan perikanan,

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR KHUSUS TERHADAP INTENSITAS PARKIR DI KAWASAN SIMPANG LIMA TUGAS AKHIR

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR KHUSUS TERHADAP INTENSITAS PARKIR DI KAWASAN SIMPANG LIMA TUGAS AKHIR ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR KHUSUS TERHADAP INTENSITAS PARKIR DI KAWASAN SIMPANG LIMA TUGAS AKHIR Oleh: YUNI SRI HANDAYANI L2D 097 490 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERKEBUNAN TEH DAYEUHMANGGUNG DI GARUT

PERKEBUNAN TEH DAYEUHMANGGUNG DI GARUT PERKEBUNAN TEH DAYEUHMANGGUNG DI GARUT 1957 1996 Oleh Yeni Suryani 1 ABSTRAK Masalah utama yang dibahas adalah bagaimana perkembangan perkebunan Dayeuhmanggung pada kurun waktu 1957-1996 atau setelah mengalami

Lebih terperinci

DAMPAK PERUBAHAN LOKASI PASAR TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT Di Nagari Muaralabuh Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan

DAMPAK PERUBAHAN LOKASI PASAR TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT Di Nagari Muaralabuh Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan DAMPAK PERUBAHAN LOKASI PASAR TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT Di Nagari Muaralabuh Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan SKRIPSI Oleh NELLA YULIANTI BP. 07191008 JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemasaran lebih efektif dan efisien bagi seorang peternak serta untuk. menyediakan fungsi fasilitas berupa pasar ternak.

I. PENDAHULUAN. pemasaran lebih efektif dan efisien bagi seorang peternak serta untuk. menyediakan fungsi fasilitas berupa pasar ternak. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan peternakan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan populasi ternak, meningkatkan produksi dan mutu hasil ternak agar dapat memenuhi permintaan pasar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar merupakan suatu tempat dimana penjual dan pembeli dapat bertemu untuk melakukan transaksi jual beli barang. Penjual menawarkan barang dagangannya dengan harapan

Lebih terperinci

MOBILITAS SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRAN (Studi: Di Jorong Bukit Harapan (Sp3) Nagari Tiumang Kecamatan Tiumang Kabupaten Dharmasraya)

MOBILITAS SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRAN (Studi: Di Jorong Bukit Harapan (Sp3) Nagari Tiumang Kecamatan Tiumang Kabupaten Dharmasraya) MOBILITAS SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRAN (Studi: Di Jorong Bukit Harapan (Sp3) Nagari Tiumang Kecamatan Tiumang Kabupaten Dharmasraya) ARTIKEL ILMIAH MESI ARYANI 10070007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Sensasi kesenangan..., Melati Sosrowidjojo, FIB UI, 2010.

BAB IV KESIMPULAN. Sensasi kesenangan..., Melati Sosrowidjojo, FIB UI, 2010. BAB IV KESIMPULAN Eating out merupakan salah satu alternatif kegiatan waktu luang pada masyarakat perkotaan. Eating out didefinisikan sebagai kegiatan mengkonsumsi makanan yang dilakukan di luar rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Silungkang atau lebih dikenal dengan nama? Balai Silungkang?

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Silungkang atau lebih dikenal dengan nama? Balai Silungkang? A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pasar Silungkang atau lebih dikenal dengan nama? Balai Silungkang? merupakan pusat aktivitas ekonomi masyarakat di Nagari Silungkang. Aktivitas yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup seluruh anggota masyarakat, baik material maupun

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup seluruh anggota masyarakat, baik material maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ialah proses perubahan fisik, ekonomi dan sosial untuk meningkatkan taraf hidup seluruh anggota masyarakat, baik material maupun spiritual. Pola,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN AGAM KECAMATAN BASO NAGARI SIMARASOK Alamat : Anak Ala Jorong Simarasok Kode pos 26192

PEMERINTAH KABUPATEN AGAM KECAMATAN BASO NAGARI SIMARASOK Alamat : Anak Ala Jorong Simarasok Kode pos 26192 PEMERINTAH KABUPATEN AGAM KECAMATAN BASO NAGARI SIMARASOK Alamat : Anak Ala Jorong Simarasok Kode pos 26192 PERATURAN NAGARI SIMARASOK NOMOR 01 TAHUN 2002 TENTANG TERITORIAL DAN ULAYAT NAGARI SIMARASOK

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 53 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 53 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 53 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan. hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan. hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dan dijadikan milik diri manusia dengan belajar. 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Di pasar kita dapat berbelanja sayuran, daging, sembako, bumbu dapur, buahbuahan, pakaian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang sentralistik, dimana segala bentuk keputusan dan kebijakan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. negara yang sentralistik, dimana segala bentuk keputusan dan kebijakan yang ada BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sebagai sebuah negara, Indonesia telah mengalami berbagai macam bentuk sistem pemeritahan. Sebelum reformasi bergulir, Indonesia adalah sebuah negara yang sentralistik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi terutama perkembangan internet telah memberikan banyak dinamika baru dalam kehidupan manusia. Banyak sekali

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN JUAL BELI KIOS (MILIK UMUM) PASAR DI PASAR TANJUNG KABUPATEN JEMBER

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN JUAL BELI KIOS (MILIK UMUM) PASAR DI PASAR TANJUNG KABUPATEN JEMBER 43 BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN JUAL BELI KIOS (MILIK UMUM) PASAR DI PASAR TANJUNG KABUPATEN JEMBER A. Gambaran Umum Pasar Tanjung Kabupaten Jember Gambar: 1 Kondisi Pasar Tanjung Kabupaten Jember Sumber

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tidak akan terlepas dari manusia yang mendiami kota itu sendiri. Kota dengan

I. PENDAHULUAN. tidak akan terlepas dari manusia yang mendiami kota itu sendiri. Kota dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena perkotaan merupakan hal yang sangat menarik untuk diperbincangkan. Sebagai suatu lingkungan binaan, kota selalu diisi oleh manusia dengan berbagai kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seli Septiana Pratiwi, 2014 Migran PKl dan dampaknya terhadap ketertiban sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seli Septiana Pratiwi, 2014 Migran PKl dan dampaknya terhadap ketertiban sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupan manusia tidak dapat hidup sendiri, oleh sebab itu manusia tersebut menyatu pada struktur masyarakat guna mencapai tujuan yang di cita-citakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam tawar-menawar barang dan jasa. Juga menjadi tempat kontak sosial masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dalam tawar-menawar barang dan jasa. Juga menjadi tempat kontak sosial masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar merupakan tempat berinteraksi antara individu dengan individu lain dalam tawar-menawar barang dan jasa. Juga menjadi tempat kontak sosial masyarakat maupun

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. mengembangkan pariwisata dengan daya tarik wisata alam. Alternatif terbaik untuk

BAB I. Pendahuluan. mengembangkan pariwisata dengan daya tarik wisata alam. Alternatif terbaik untuk BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Kota Yogyakarta selain dikenal sebagai kota pelajar juga dikenal sebagai kota pariwisata. Melihat kondisi geografis Kota Yogyakarta, kecil kemungkinan untuk bisa mengembangkan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Jakarta dahulu dikenal dengan nama Batavia yang merupakan salah satu kota kolonial di Indonesia, selanjutnya berkembang menjadi kota Metropolitan seperti saat ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat untuk mengunjungi suatu tempat didasari dari rencana konsumen untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen untuk berkunjung ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak memperlihatkan unsur persamaannya, salah satunya adalah suku

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak memperlihatkan unsur persamaannya, salah satunya adalah suku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan kebudayaan yang masih banyak memperlihatkan unsur persamaannya, salah satunya adalah suku

Lebih terperinci

KONDISI MASYARAKAT YANG MENGKONVERSI LAHAN PERTANIAN DI NAGARI SUNGAI NANAM KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL

KONDISI MASYARAKAT YANG MENGKONVERSI LAHAN PERTANIAN DI NAGARI SUNGAI NANAM KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL KONDISI MASYARAKAT YANG MENGKONVERSI LAHAN PERTANIAN DI NAGARI SUNGAI NANAM KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL MESI ELFIA NORA NIM. 08030126 Pembimbing I Pembimbing II Erna Juita, S. Pd, M.

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI KERAPATAN ADAT NAGARI (KAN) DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA TANAH ADAT DI KABUPATEN PASAMAN (SUMATERA BARAT)

TUGAS DAN FUNGSI KERAPATAN ADAT NAGARI (KAN) DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA TANAH ADAT DI KABUPATEN PASAMAN (SUMATERA BARAT) TUGAS DAN FUNGSI KERAPATAN ADAT NAGARI (KAN) DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA TANAH ADAT DI KABUPATEN PASAMAN (SUMATERA BARAT) TESIS Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program PascaSarjana Universitas

Lebih terperinci

2015 KEHID UPAN MASAYARAKAT BAD UY LUAR D I D ESA KANEKES KABUPATEN LEBAK BANTEN

2015 KEHID UPAN MASAYARAKAT BAD UY LUAR D I D ESA KANEKES KABUPATEN LEBAK BANTEN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah ilmiah, saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana

Lebih terperinci

Patra Yani 1 Ahmad Nurhuda 2 Meldawati 3

Patra Yani 1 Ahmad Nurhuda 2 Meldawati 3 DARI PEMERINTAHAN DESA KEMBALI KE PEMERINTAHAN NAGARI: STUDI KASUS NAGARI AUA KUNIANG KECAMATAN PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 1983-2012 Patra Yani 1 Ahmad Nurhuda 2 Meldawati 3 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan memiliki keunggulan bersaing secara

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan memiliki keunggulan bersaing secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar tradisional merupakan pasar yang berperan penting dalam memajukan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan memiliki keunggulan bersaing secara alamiah. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Barat memiliki 19 kabupaten kota,179 kecamatan dan 648 nagari. 1

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Barat memiliki 19 kabupaten kota,179 kecamatan dan 648 nagari. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi yang berada di Indonesia.Provinsi Sumatera Barat memiliki 19 kabupaten kota,179 kecamatan dan 648 nagari. 1

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Sampel Penelitian ini dilakukan di Desa Namoriam dan Desa Durin Simbelang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Penentuan daerah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Tanjung

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Tanjung BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Tanjung 1. Keadaan Geografis Desa Tanjung termasuk desa yang tertua di Kecamatan XIII Koto Kampar dan Desa Tanjung sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Wartawan atau jurnalis merupakan orang yang bertugas atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Wartawan atau jurnalis merupakan orang yang bertugas atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wartawan atau jurnalis merupakan orang yang bertugas atau bekerja untuk mencari, mengumpulkan, memilih, mengolah berita dan menyajikannya secara cepat kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pariwisata terjadi karena adanya gerakan manusia di dalam mencari sesuatu yang belum di ketahuinya, menjelajahi wilayah yang baru, mencari perubahan suasana,

Lebih terperinci

ANALISA PELAKSANAAN KEMITRAAN ANAK ANGKAT BAPAK ANGKAT (ABA) DALAM USAHA AGRIBISNIS KELAPA SAWIT DI PT. GMP KEC. PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT

ANALISA PELAKSANAAN KEMITRAAN ANAK ANGKAT BAPAK ANGKAT (ABA) DALAM USAHA AGRIBISNIS KELAPA SAWIT DI PT. GMP KEC. PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT ANALISA PELAKSANAAN KEMITRAAN ANAK ANGKAT BAPAK ANGKAT (ABA) DALAM USAHA AGRIBISNIS KELAPA SAWIT DI PT. GMP KEC. PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT OLEH YAYAN ERIZAL 03 115 005 PEMBIMBING 1. Dr. Ir. Endry

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran antar daerah. Namun kenyataan yang ada adalah masih besarnya distribusi

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran antar daerah. Namun kenyataan yang ada adalah masih besarnya distribusi BAB 1 PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Tujuan pembangunan daerah yaitu mencari kenaikan pendapatan perkapita yang relatif cepat, ketersediaan kesempatan kerja yang luas, distribusi pendapatan yang merata,

Lebih terperinci

STRATEGI PEMERINTAH DALAM MENGEMBALIKAN FUNGSI PASAR (STUDI KASUS PASAR NAGARI BALAI GADANG KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG)

STRATEGI PEMERINTAH DALAM MENGEMBALIKAN FUNGSI PASAR (STUDI KASUS PASAR NAGARI BALAI GADANG KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG) STRATEGI PEMERINTAH DALAM MENGEMBALIKAN FUNGSI PASAR (STUDI KASUS PASAR NAGARI BALAI GADANG KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG) ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Secara astronomi letak Kota Sawahlunto adalah Lintang Selatan dan

BAB IV KESIMPULAN. Secara astronomi letak Kota Sawahlunto adalah Lintang Selatan dan BAB IV KESIMPULAN Kota Sawahlunto terletak sekitar 100 km sebelah timur Kota Padang dan dalam lingkup Propinsi Sumatera Barat berlokasi pada bagian tengah propinsi ini. Secara astronomi letak Kota Sawahlunto

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sosiologi Masyarakat Pesisir. (Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia), hal. 1 2 Ibid, hal Arif Satria

PENDAHULUAN. Sosiologi Masyarakat Pesisir. (Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia), hal. 1 2 Ibid, hal Arif Satria PENDAHULUAN Bangsa Indonesia merupakan negara kepulauan, yang lautnya mencapai 70 persen dari total wilayah. Kondisi laut yang demikian luas dan sumber daya alam yang begitu besar pada kenyataannya belum

Lebih terperinci

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DHARMASRAYA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu kota besar di Indonesia yang sedang berkembang. Secara geografis kota ini terletak di sebelah utara

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci