MARKET DEVELOPMENTS IBUH IN PAYAKUMBUH YEAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MARKET DEVELOPMENTS IBUH IN PAYAKUMBUH YEAR"

Transkripsi

1

2 MARKET DEVELOPMENTS IBUH IN PAYAKUMBUH YEAR Oleh Fitria Eka Susanti 1 Kharles 2 Livia Ersi 3 Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Jurnal ini merupakan kajian tentang, Perkembangan Pasar Ibuh di Kota Payakumbuh tahun , yang menjadi permasalahan dalam jurnal ini adalah: Pertama, Bagaimana Awal Keberadaan Pasar Ibuh? Kedua, Bagaimana Perkembangan Pasar Ibuh tahun 2007? Penulisan Jurnal ini menggunakan metode sejarah yang tersusun dalam empat tahap yaitu : pertama, heuristik atau pengumpulan data atau informasi dari berbagai sumber yang relevan dengan memanfaatkan sumber-sumber primer seperti dokumen, laporan wawancara, dan orang-orang yang terlibat langsung dalam permasalahan. Kedua, kritik sumber yaitu melakukan pengujian terhadap keaslian data, apakah data tersebut relevan dengan tulisan atau tidak. Ketiga, interpretasi yaitu menjelaskan data yang diperoleh sehingga dapat mendukung tulisan ini, dan yang keempat, historiografi yaitu hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk tulisan ilmiah atau skripsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan Pasar Ibuh mengalami empat kali pergantian kepengurusan dalam proses pembangunannya. Pembangunan pasar menunjukkan perkembangan dari tahun ke tahun, pasar mulai berkembang pada tahun 2001 di bawah kepengurusan Erwan yaitu perubahan pasar ibuh yang semula pasar ini hanya pasar yang kecil dan kotor menjadi sedikit lebih bagus dan mengarah pada perkembangan yang lebih baik melalui dana INPRES dan bekerja sama dengan Yayasan Danamon Peduli. Kesimpulan, dengan adanya pembangunan pasar ini memberi kemudahan bagi masyarakat untuk mencari kebutuhan sehari-hari serta memberi kemajuan terhadap ekonomi masyarakat di kota Payakumbuh. Keyword: Development, Market, Social, Economic 1 Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Prodi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 3 Dosen Prodi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

3 PERKEMBANGAN PASAR IBUH DI KOTA PAYAKUMBUH TAHUN Oleh Fitria Eka Susanti 4 Kharles 5 Livia Ersi 6 Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This journal is a study about Development from Pasar Ibuh in Payakumbuh in 1986 until Which is the case in this thesis are: First, How far the exsistence from Pasar Ibuh? Second, How Ibuh Market Development in 2007? This journal using a historical methods that are arranged in four phases: first, heuristic or collection of data or information from a variety of sources relevant to utilizing primary sources such as documents, interview reports, and people who were directly involved in the problem. Secondly, criticism of sources that perform testing of the authenticity of the data, whether the data relevant to the article or not. Third, the interpretation that explains the data obtained so as to support this article. And the fourth, historiography that research results are written in the form of a scientific paper or thesis. The results showed that the development of the market is experiencing four times Ibuh management turnover in the construction process. Market development shows progress from year to year, the market began to develop in 2001 under the stewardship of Erwan that is Ibuh market changed. Previously this market was only a small market and gross been a little nicer and lead to a better development through Inpres and cooperate with Danamon Peduli Foundation. In conclusion, by the development of this market, make it easy for people to search for their daily needs and provide economic progress funding against the people in the Payakumbuh city. Kata kunci: Perkembangan, Pasar, Sosial, Ekonomi 4 Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 5 Dosen Prodi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 6 Dosen Prodi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

4 PENDAHULUAN Kota Payakumbuh adalah sebuah daerah yang ada di Provinsi Sumatera Barat, terletak di wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1956, kota Payakumbuh ditetapkan sebagai kota kecil dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1970 tanggal 17 Desember 1970, kota Payakumbuh ditetapkan sebagai daerah tingkat II dengan wilayah pemerintahan sendiri. Tanggal dikeluarkannya Permendagri tersebut di atas kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kota Payakumbuh. Peresmian dilaksanakan oleh Mentri Dalam Negeri Amir Machmud, dan Harun Zain selaku Gubernur Sumatera Barat yang melantik Soetan Usman sebagai Walikota Payakumbuh yang pertama. Melalui Peraturan Pemerintah nomor 13 tahun 1982, kota Payakumbuh secara administratif terbagi atas 3 wilayah kecamatan dengan 73 kelurahan, yaitu Payakumbuh Barat dengan 31 kelurahan, Payakumbuh Timur dengan 14 kelurahan, dan Payakumbuh Utara dengan 28 kelurahan. Pada tahun 2007 kembali diadakan pemekaran wilayah kecamatan, berdasarkan Peraturan Daerah Kota Payakumbuh nomor 12 dan 13 tahun Sehingga Kota Payakumbuh memiiki 5 kecamatan dengan 76 kelurahan, yaitu kecamatan Payakumbuh Barat dengan 22 kelurahan, kecamatan Payakumbuh Timur dengan 14 kelurahan, kecamatan Payakumbuh Utara dengan 25 kelurahan, kecamatan Payakumbuh Selatan dengan 9 kelurahan, kecamatan Lamposi Tigo Nagori dengan 6 kelurahan. 1 Jumlah penduduk kota Payakumbuh pada tahun 2014 tercatat sebanyak jiwa, laki-laki dan perempuan. 2 Perkembangan Pasar Ibuh dari tahun ketahun mulai meningkat, baik dari segi pedagang, pengunjung, bangunan, dan juga kebersihannya. Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menulis dan meneliti tentang Pasar Ibuh, oleh karena itu peneliti mengambil judul Perkembangan Pasar Ibuh Di Kota Payakumbuh Tahun Batasan penelitian ini mencakup dua hal yaitu batas spatial dan batas temporal. Batas spasialnya adalah Pasar Ibuh yang terletak di Kelurahan Kubu Gadang Kecamatan Payakumbuh Utara dan di Kelurahan Ibuh Kecamatan Payakumbuh Timur, diambil Pasar Ibuh karena Pasar Ibuh yang dahulunya pasar serikat menjadi pasar pusat yang dikelola oleh pemerintah daerah. Pasar Ibuh merupakan pasar yang menonjol, dan mempunyai perubahan dari tahun ke tahun. 1 BPS: Payakumbuh Dalam Angka, Tahun 2014, hal Ibid, hal. 78 Batasan temporal dari penelitian ini adalah tahun Pada tahun 1986 merupakan batasan awal penelitian karena pada tahun 1986 Pasar Ibuh resmi diambil alih oleh pemerintah atau dinas pasar. Pada tahun 2007 dijadikan batasan akhir penelitian dengan alasan, bahwa pada tahun ini proses pembangunan Pasar Ibuh semenjak diambil alih oleh Pemerintah sudah mendekati selesai. Hal itu terlihat dari kebersihan yang mulai teratur dan tertatanya pasar dengan baik. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1.Bagaimana awal keberadaan Pasar Ibuh Payakumbuh? 2.Bagaimana Pasar Ibuh ini bisa berkembang? METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode penelitian sejarah (historical method). 3 Pengertian metode penelitian sejarah disini adalah suatu proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Menurut Louis Gottschalk, metode penelitian sejarah adalah suatu kumpulan yang sistematis dari prinsip-prinsip-prinsip dan aturanaturan yang dimaksudkan untuk membantu dengan secara efektif dalam pengumpulan bahan-bahan sumber dari sejarah, dalam menelaah/menilai sumber-sumber itu secara kritis, dan menyajikan suatu hasil sinthese (yang biasanya da lam bentuk tertulis) dari hasil yang di capai. 4 Penelitian ini dilakukan dengan cara meninjau masalah-masalah dari perspektif sejarah berdasarkan dokumen dan literatur yang ada. Empat langkah kegiatan dalam metode penelitian sejarah, yaitu: Tahap pertama, heuristik atau pengumpulan data pada tahap ini dilakukan wawancara, pengamatan, dan pengumpulan dokumen. Tahap ini diartikan pula sebagai usaha yang dilakukan untuk menghimpun data dan menyusun fakta-fakta sejarah yang berhubungan dengan penulisan ini. Sumber sejarah yang dipakai adalah sumber primer dan sumber sekunder yang berhubungan langsung dengan masalah penelitian. Sumber primer adalah sumber yang diperoleh melalui kesaksian dari pada seorang saksi dengan mutu kepada sendiri atau sukai dengan panca indera yang baik. Sumber primer ini akan dilakukan wawancara dengan orang-orang yang terlibat langsung pada pasar ibuh seperti: kepada dinas pasar ibuh, karyawan kantor pasar ibuh, 3 Mestika Zed. Metodologi Penelitian Sejarah. (Padang: Fakultas Ilmu Ilmu Sosial UNP, 2003). 4 Louis Gottschalk. Mengerti Sejarah. (Jakarta: UI Press, 1989). 1

5 pedagang pasar ibuh, masyarakat sekitar pasar ibuh, dan juga konsumen. Sumber sekunder merupakan data yang dapat menunjang yang bisa diperoleh melalui studi kepustakaan, yaitu pustaka STKIP PGRI, UNP, UNAND, perpustakaan daerah sumatera barat, dan Badan Pusat Statistik (BPS). Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yakni wawancara berstruktur yaitu dengan mempersiapkan pertanyaan yang sesuai dengan masalah peneliti, selanjutnya wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang tidak mempersiapkan pertanyaan terlebih dahulu. Dalam penelitian ini wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur dimana peneliti mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Tahap kedua, kritik sumber atau pengolahan data, setelah mendapatkan data primer dan sekunder, langkah selanjutnya yaitu pengelolaan sumber yaitu melakukan pengujian sumber yang didapat melalui kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal yaitu pengujian otentitas (keaslian) materinya terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah. Kritik internal adalah menguji kesalahan (reabilitas) isi informasi sejarah yang terkandung di dalamnya, yang menekankan aspek dalam yaitu dari sumber kesaksian. Tahap ketiga, interpretasi adalah usaha untuk menghubungkan dan mengkaitkan peristiwa atau fakta satu sama lain sedemikian rupa sehingga fakta yang satu dengan yang lainnya kelihatan sebagai satu rangkaian yang masuk akal menunjukkan kecocokan satu sama lain. Fakta sejarah dalam proses ini tidak dapat dimasukkan, tetapi harus dipilih mana yang relevan dan mana yang tidak relevan dengan gambaran cerita yang akan disusun. Menginterpretasikan penelitian dalam bentuk karangan sejarah ilmiah, sejarah kritis, perlu diperhatikan sasaran karangan yang logis menurut urutan yang kronologis dan tema yang jelas dan mudah dimengerti. Tahap keempat, historiografi merupakan langkah perumusan cerita sejarah ilmiah, disusun secara logis menurut urutan kronologis dan sistematis yang jelas dan mudah dimengerti, pengaturan bab atau bagian yang dapat menggabungkan urutan kronologis dan tematis. Hal ini disebabkan penelitian sejarah sekurangkurangnya harus memenuhi empat hal yaitu, detail faktual yang akurat, struktur yang logis, dan penyajian yang terang dan halus. PERKEMBANGAN PASAR IBUH DI KOTA PAYAKUMBUH TAHUN Awal Keberadaan Pasar Ibuh di Kota Payakumbuh Perkembangan kota Payakumbuh ialah suatu hasil dari proses pertumbuhan ekonomi, sosial, politik, budaya, sejarah, dan geografis. Agar menjadikan kota Payakumbuh sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan pusat distribusi barang atau jasa di Sumatera Barat, maka kota Payakumbuh perlu memiliki sarana dan prasarana pendukung termasuk didalamnya sebuah pasar. 5 Pemerintah Kota Payakumbuh kemudian mengelola pasar Payakumbuh, mulai dengan manajemen pasar, pajak, dan lain sebagainya tanpa ada ikut campur dari pemerintah kabupaten didalamnya. Di sisi lain, kota Payakumbuh menjadikan pasar sebagai sarana untuk membuka diri dan mengembangkan kegiatan ekonomi terhadap kabupaten dan kota lainnya. Pemerintah Kota Payakumbuh mempersilahkan masyarakat dari kabupaten untuk melaksanakan aktivitas perekonomian mereka di Pasar Payakumbuh. Karena tidak dapat dipungkiri kabupaten merupakan salah satu aset dalam menunjang perekonomian Kota Payakumbuh. 6 Kota Payakumbuh memiliki dua pasar, yaitu pasar utama terletak di titik nol Kota Payakumbuh. Pasar Ibuh yang merupakan pusat perdagangan bagi kebutuhan rumah tangga dan hasil pertanian masyarakat Payakumbuh dan Kabupaten Lima Puluh Kota. Selesai mengerjakan Pusat Pertokoan Payakumbuh, Muzahar Muhtar sebagai Walikota Payakumbuh mulai membangun Pasar Tradisional Ibuh Barat dan Ibuh Timur. 7 Awalnya pembangunan kawasan Pasar Ibuh Barat dibangun pada tahun 1982 yang di danai Inpres Pasar No.7 tahun 1982/1983, sedangkan pembangunan kawasan Pasar Ibuh Timur dibangun pada tahun 1983 yang di biayai dana Inpres Pasar No.10 tahun 1983/1984. Pembangunan dilaksanakan CV. Ceraka Lembang, kontraktor klasifikasi golongan B dari Padang di atas tanah seluas 1 Hektar di Barat dan 1,5 Hektar di Timur. 8 Pasar Ibuh merupakan pusat perdagangan barang dan jasa, seperti hasil pertanian, barang kerajinan, kosmetik, dan lain sebagainya bagi masyarakat daerah kota Payakumbuh maupun daerah di sekitar Kota Payakumbuh. Peranan pasar dan para pedagang cukup besar bagi perkembangan perekonomian di kota Payakumbuh. Perkembangan dan Pengelolaan Pasar Ibuh tahun Bappeda Kota Payakumbuh. Penyusunan Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kota Payakumbuh Bappeda Kota Payakumbuh. Penyusunan Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kota Payakumbuh Bappeda Kota Payakumbuh. Penyusunan Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kota Payakumbuh Wawancara dengan Agus Rubiono (Umur 50 tahun) tanggal 25 Juli Selaku Kabid di Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Payakumbuh. 2

6 Perkembangan Pasar Ibuh tidak hanya dipengaruhi oleh perubahan sistem pengelolaan tetapi juga karena kebijakan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Payakumbuh terhadap kawasan Ibuh. Berdasarkan dari semua perubahan-perubahan yang diterapkan oleh Pemerintah Kota Payakumbuh terhadap Pasar Ibuh, membuat Pasar Ibuh dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, baik itu dalam jumlah pedagang maupun pengunjung. Selain itu, Pasar Ibuh juga menjadi ladang perekonomian bagi masyarakat Kota Payakumbuh. Pasar Ibuh dibangun ke arah yang lebih permanen oleh Pemerintah Kota Payakumbuh. Pembangunan tahap I dilakukan pada tahun , dengan dibangun 428 toko atau kios dan 66 petak meja batu. Pembangunan tahap II pada tahun , dengan tambahan 56 petak toko atau kios dan 40 petak meja batu. Pembangunan tahap III pada tahun 1996, di anggarkan sebesar Tiga Milyar Rupiah revitalisasi los daging dan los ikan menggunakan APBD dan APBN. 9 Pembangunan tahap IV pada tahun 2001 dianggarkan Rp untuk membangun 100 petak toko dan 84 palung dalam satu atap dan perbaikan drainase. Pembangunan tahap V pada tahun 2007 sudah menyelesaikan 64 kios harian, didukung tambahan 1 los yang berfungsi sebagai tempat menjual makanan dan minuman seperti di mall. Selain itu juga dilakukan pelapisan dengan beton jalan lingkungan pasar Ibuh, pelapisan jalan ini untuk mengatasi jalan pasar yang berlobang agar tidak becek di saat hari hujan. Keunikan pada pasar ibuh ini adalah pedagang garendongan. Keunikan ini disebut juga dengan istilah delivery order, karena masyarakat tidak perlu jauh-jauh pergi ke pasar untuk berbelanja, mereka cukup memesan langsung melalui telfon kepada pedagang garendongan. Kemudian pedagang garendongan tersebut mengantarkan langsung ke alamat sesuai pesanan. 10 Pedagang garendongan ini berjumlah 500 garendong dalam satu hari, mereka sudah berada di pasar dan parkir di pasar pada jam 6 pagi setiap harinya. Mereka bisa melakukan transaksi kepada pedagang yang berjualan di pasar mulai dari 3 juta sampai 4 juta dalam satu hari. Garendongan adalah salah satu yang di angkat sebagai fenomena pasar ibuh untuk pasar sehat Bidang Pengelola Pasar Payakumbuh tahun Wawancara dengan Arnel (Umur 46 tahun) tanggal 28 Juli Selaku Pegawai di Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Payakumbuh. 11 Wawancara dengan Arnel (Umur 46 tahun) tanggal 28 Juli Selaku Pegawai di Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Payakumbuh. Pedagang garendong adalah pedagang usaha mikro memakai sepeda motor yang menjajaki dagangannya hingga ke kampungkampung. Pedagang garendong ini menjual beraneka kebutuhan rumah tangga yang dibutuhkan masyarakat. Keberadaan pedagang garendong ini sangat membantu masyarakat pinggiran yang berada di kampung-kampung sehingga tidak mesti pergi belanja jauh ke pasar. 12 Tabel: Nama-nama pengelola pasar Ibuh tahun No Nama Tahun 1. Asnir Ahmad Asdi Nasir Drs. Irwan, SH Erwan Sumber: Wawancara dengan Bapak Arnel tanggal 22 Juli Berdasarkan tabel diatas dapat di simpulkan bahwa, tabel menjelaskan tentang kepengurusan di pasar Ibuh dari tahun Kepengurusan yang di kelola oleh Asnir Ahmad pada tahun , Asdi Nasir pada tahun , Drs. Irwan, SH pada tahun , dan Erwan pada tahun KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Penguasaan Pasar Ibuh oleh pemerintah kota Payakumbuh semakin jelas, hal ini dapat dilihat dari perkembangan pasar yang terjadi secara terus menerus, dimana perkembangan ini membutuhkan biaya yang sangat besar yang diberikan oleh pemerintah pusat dan mendapat bantuan dari Dinas Koperindag dan Yayasan Danamon Peduli. Dengan adanya bantuan dari berbagai pihak maka akan mempercepat pembangunan terhadap pasar Ibuh yang akan dikerjakan oleh pengelola pasar. Sebelum pasar Ibuh di kelola oleh pemerintah kota Payakumbuh, pasar Ibuh masih berbentuk pasar seadanya yang kecil, dan jumlah bangunannya belum sebanyak bangunan yang sekarang. Kondisi pasar Ibuh pada waktu itu masih berserakan dan tidak teratur, karena pasar ini belum di kelola oleh pemerintah. Pasar Ibuh di kelola oleh kenagarian yang bernama Koto Nan Ampek. Pembangunan kawasan Pasar Ibuh Barat dibangun pada tahun 1982 yang di danai Inpres Pasar No.7 tahun 1982/1983, sedangkan pembangunan kawasan Pasar Ibuh Timur dibangun pada tahun 1983 yang di biayai dana Inpres Pasar No.10 tahun 1983/1984. Pembangunan 12 Wawancara dengan Erlan (Umur 54 tahun) tanggal 29 Juli Selaku Pegawai di Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Payakumbuh. 3

7 dilaksanakan CV. Ceraka Lembang, kontraktor klasifikasi golongan B dari Padang di atas tanah seluas 1 Hektar di Barat dan 1,5 Hektar di Timur. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dikemukakan di atas, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut : Berdirinya pasar Ibuh memberi dampak bagi masyarakat, dampak yang terjadi di pasar Ibuh berupa dampak positif dan negatif. Dampak positif terhadap masyarkat, pendapatan masyarakat ibuh menjadi meningkat, sedangkan dampak negarif terhadap masyarakat, pengaruh lingkungan pasar yang kurang baik sangat berpengaruh terhadap masyarakat sekitaran pasar Ibuh. Perkembangan pasar Ibuh yang terjadi secara terus-menerus sangat dirasakan oleh pedagang dan pembeli serta masyarakat sekitar daerah Ibuh. Dengan perkembangan yang terjadi di pasar ibuh membuat pasar ibuh menjadi pasar percontohan bagi pasar-pasar lainnya. Perkembangan yang terjadi walaupun secara perlahan tetapi perkembangan ini bersifat maju dan berkembang. DAFTAR PUSTAKA A. Arsip / Dokumen Arsip Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan. Tentang: Daftar Pedagang pada Kasi Sarana dan Prasarana Lokasi Pasar Ibuh tahun Arsip, Pemerintah Kota Payakumbuh. Tentang: Tugas Pokok dan Fungsi serta Uraian Tugas Kantor Pengelolaan Pasar Kota Payakumbuh tahun Arsip, Peraturan Menteri Perdagangan RI. Tentang: Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern tahun Arsip, Peraturan Presiden RI. Tentang: Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional tahun BPS: Payakumbuh Dalam Angka Mestika Zed. Metodologi Penelitian Sejarah. (Padang: Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial UNP, 2003). Rillah, Fajar Vesky dan Rendra Trisnadi. 40 Tahun Kota Payakumbuh Dari Soetan Oesman Hingga Josrizal Zain. Payakumbuh: Cv Anggrek Perdana, 2010 S. Rasyid. Sejarah Perjuangan Kemerdekaan RI di Minangkabau. (Jakarta: BPISM, 1976). C. Skripsi / Karya Ilmiah Fikhi Wulan Sari Perkembangan Pasar Alai Padang Padang: Skripsi, STKIP PGRI Sumbar. Nilma Safitri Perkembangan Pasar Muko- Muko Padang: Skripsi, STKIP PGRI Sumbar. Rini Agustia Pratiwi Perkembangan Pasar Usang Lubuk Basung Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam Padang: Skripsi, STKIP PGRI Sumbar. Suhardi Perkembangan Pasar Abai di Kabupaten Solok Tahun Padang: Skripsi, STKIP PGRI Sumbar. Wiwid Widya Ningsih Perkembangan Pasar Sawahlunto Tahun Padang: Skripsi, STKIP PGRI Sumbar. B. Buku Buku Chourmain, Imam dan Prihatin. Pengantar Ilmu Pendidikan. (Jakarta : PT. Gramedia, 1994). Clifford Greetz. Penjaja dan Raja. (Jakarta: Gramedia, 1997). Daliman A. Metode Penelitian Sejarah. (Yogyakarta: Ombak, 2002). Damsar Sosiologi Ekonomi. (Jakart a. PT. Raja Grafindo). Kuntowijoyo Metodologi Sejarah. (Jakarta: Tiara Kencana). Louis Gottschalk. Mengerti Sejarah. (Jakarta: UI Press, 1989). 4

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Payakumbuh diresmikan sebagai Kotamadya pada hari Kamis

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Payakumbuh diresmikan sebagai Kotamadya pada hari Kamis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Masalah Kota Payakumbuh diresmikan sebagai Kotamadya pada hari Kamis tanggal 17 Desember 1970. Peresmian itu berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 08 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi kota adalah perdagangan. Sektor ini memiliki peran penting dalam mendukung

Lebih terperinci

Historiografi. (Jakarta: PT Gramedia.1985) Hal Wawancara dengan Adi Waluyo, 40. tahun peteni etnis Jawa desa Rami Mulya, 29 Desember

Historiografi. (Jakarta: PT Gramedia.1985) Hal Wawancara dengan Adi Waluyo, 40. tahun peteni etnis Jawa desa Rami Mulya, 29 Desember 2 PENDAHULUAN Negara Republik Indonesia pernah mengalami goncangan yang berat di bidang perekonomian dan juga politik yang terjadi pada tahun 1950-an yang disebabkan karena tidak puas terhadap keputusan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. BAPPEDA Kota Padang, tentang Penyusunan Masterplan Pasar raya dan Pasar Tradisonal Kota Padang, 2012.

DAFTAR PUSTAKA. BAPPEDA Kota Padang, tentang Penyusunan Masterplan Pasar raya dan Pasar Tradisonal Kota Padang, 2012. 79 DAFTAR PUSTAKA A. Arsip dan Dokumen BAPPEDA Kota Padang, tentang Penyusunan Masterplan Pasar raya dan Pasar Tradisonal Kota Padang, 2012. Data UPTD Pasar Bandar Buat. Padang : UPTD, 2014. Dinas Pasar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan yang data analisis datanya secara deskriptif dengan menggunakan metode penelitian sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan berkembang sejak ribuan tahun yang lampau, ini yang dapat di lihat dari kayakarya para leluhur bangsa

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PASAR GAUNG TAHUN SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

PERKEMBANGAN PASAR GAUNG TAHUN SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) PERKEMBANGAN PASAR GAUNG TAHUN 1978-2014 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) YUDI HENDRAWAN 11020115 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Inpres Painan. Pasar Inpres Painan terletak di Kecamatan IV Juraiyang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Inpres Painan. Pasar Inpres Painan terletak di Kecamatan IV Juraiyang merupakan 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Salah satu pasar yang terdapat di Kabupaten Pesisir Selatan adalah Pasar Inpres Painan. Pasar Inpres Painan terletak di Kecamatan IV Juraiyang merupakan pasar

Lebih terperinci

KEBERADAAN TRANSPORTASI DARAT:STUDI KASUS BUS MANDALA PASAMAN BARAT TAHUN ( )

KEBERADAAN TRANSPORTASI DARAT:STUDI KASUS BUS MANDALA PASAMAN BARAT TAHUN ( ) KEBERADAAN TRANSPORTASI DARAT:STUDI KASUS BUS MANDALA PASAMAN BARAT TAHUN (1981-2009) Oleh _ Resti Handayani 1 Ahmad Nurhuda 2 Meldawati 3 Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan masyarakat dengan aktivitas ekonomi. 1 Pasar merupakan tempat

BAB I PENDAHULUAN. hubungan masyarakat dengan aktivitas ekonomi. 1 Pasar merupakan tempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar sebagai salah satu kegiatan ekonomi merupakan sarana untuk melihat hubungan masyarakat dengan aktivitas ekonomi. 1 Pasar merupakan tempat bertemunya antara

Lebih terperinci

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRAN JAWA DI DESA TALANG PAMESUN KECAMATAN JUJUHAN KABUPATEN BUNGO PROPINSI JAMBI ( )

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRAN JAWA DI DESA TALANG PAMESUN KECAMATAN JUJUHAN KABUPATEN BUNGO PROPINSI JAMBI ( ) PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRAN JAWA DI DESA TALANG PAMESUN KECAMATAN JUJUHAN KABUPATEN BUNGO PROPINSI JAMBI (1993-2007) Emi Sunarti 1 Sabar 2 Liza Husnita 3 Program Studi Pendidikan Sejarah

Lebih terperinci

kebutuhan sehari-hari masyarakat kota Painan memanfaatkan Pasar Salido yang berada di Kenagarian Salido yang masih berada di Kecamatan IV Jurai yang

kebutuhan sehari-hari masyarakat kota Painan memanfaatkan Pasar Salido yang berada di Kenagarian Salido yang masih berada di Kecamatan IV Jurai yang 98 BAB V KESIMPULAN Semenjak menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Pesisir Selatan pada tahun 1957 kota Painan masih belum memiliki sebuah pasar, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat kota Painan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar

BAB V KESIMPULAN. Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar 74 BAB V KESIMPULAN Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar ini diperkirakan sudah ada sejak zaman belanda namun hanya sebatas untuk pasar untuk kebutuhan masyarkat nagari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam. meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam. meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan ekonomi. Pembangunan industri ini

Lebih terperinci

ABSTRAK Perkembangan Pasar Inpres Painan: Studi Kasus Setelah Kebakaran Tahun

ABSTRAK Perkembangan Pasar Inpres Painan: Studi Kasus Setelah Kebakaran Tahun iv ABSTRAK Skripsi ini berjudul Perkembangan Pasar Inpres Painan: Studi Kasus Setelah Kebakaran Tahun 2007-2013. Penulisan dari skripsi ini menjelaskan tentang perkembangan yang terjadi di Pasar Inpres

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Deskripsi Obyek Penelitian 1. Letak Pasar Tradisional Ngaliyan Pasar Ngaliyan secara administratif terletak di kecamatan Ngaliyan yang berada di bagian barat kota

Lebih terperinci

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT JORONG TANJUNG BERINGIN NAGARI TANJUNG KECAMATAN KOTO VII KABUPATEN SIJUNJUNG

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT JORONG TANJUNG BERINGIN NAGARI TANJUNG KECAMATAN KOTO VII KABUPATEN SIJUNJUNG PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT JORONG TANJUNG BERINGIN NAGARI TANJUNG KECAMATAN KOTO VII KABUPATEN SIJUNJUNG 2000-2011 Ezilva Meriska 1 Meri Erawati 2 Zulkifli Aziz 3 Program Studi Pendidikan Sejarah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sejarah Pemerintah Kota Depok Pemerintah Kota Depok bermula dari sebuah Kecamatan yang berada di lingkungan Kewedanaan (Pembantu Bupati) wilayah Parung Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi 16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan penelitian. Sumadi Suryabrata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar merupakan tempat terjadinya interaksi antara individu dengan individu lain dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pasar merupakan tempat terjadinya interaksi antara individu dengan individu lain dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar merupakan tempat terjadinya interaksi antara individu dengan individu lain dalam melakukan tawar menawar barang dan juga merupakan tempat kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PASAR USANG NAGARI LUBUK BASUNG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM TAHUN ARTIKEL ILMIAH. Oleh

PERKEMBANGAN PASAR USANG NAGARI LUBUK BASUNG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM TAHUN ARTIKEL ILMIAH. Oleh 0 PERKEMBANGAN PASAR USANG NAGARI LUBUK BASUNG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM TAHUN 1989-2009 ARTIKEL ILMIAH Oleh RINI AGUSTIA PRATIWI NPM. 10020101 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun , BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Dan Strategi Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun 1974-2007,

Lebih terperinci

PERKEBUNAN TEH DAYEUHMANGGUNG DI GARUT

PERKEBUNAN TEH DAYEUHMANGGUNG DI GARUT PERKEBUNAN TEH DAYEUHMANGGUNG DI GARUT 1957 1996 Oleh Yeni Suryani 1 ABSTRAK Masalah utama yang dibahas adalah bagaimana perkembangan perkebunan Dayeuhmanggung pada kurun waktu 1957-1996 atau setelah mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan 1 BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Masalah Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan pendapatan, perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha di Indonesia. Pengembangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sosiologi Masyarakat Pesisir. (Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia), hal. 1 2 Ibid, hal Arif Satria

PENDAHULUAN. Sosiologi Masyarakat Pesisir. (Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia), hal. 1 2 Ibid, hal Arif Satria PENDAHULUAN Bangsa Indonesia merupakan negara kepulauan, yang lautnya mencapai 70 persen dari total wilayah. Kondisi laut yang demikian luas dan sumber daya alam yang begitu besar pada kenyataannya belum

Lebih terperinci

KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ANGKATAN BARU KARYA HAMKA ABSTRACT

KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ANGKATAN BARU KARYA HAMKA ABSTRACT KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ANGKATAN BARU KARYA HAMKA Susi Susanti 1, Mila Kurnia Sari², Titiek Fujita Yusandra² 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan sebuah kota, merupakan topik yang selalu menarik untuk dikaji, karena memiliki berbagai permasalahan kompleks yang menjadi ciri khas dan membedakan antara

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PADA MASA REVOLUSI HINGGA LAHIRNYA SEKOLAH PERTANIAN MENENGAH ATAS (SPMA)

PENDIDIKAN PADA MASA REVOLUSI HINGGA LAHIRNYA SEKOLAH PERTANIAN MENENGAH ATAS (SPMA) PENDAHULUAN Lembaga pendidikan merupakan salah satu sistem yang memungkinkan berlangsungnya pendidikan secara berkesinambungan dalam rangka tercapainya tujuan pendidikan. Jadi yang dimaksud dengan lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Wilayah pedesaan umumnya adalah wilayah yang penduduknya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Wilayah pedesaan umumnya adalah wilayah yang penduduknya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Wilayah pedesaan umumnya adalah wilayah yang penduduknya mempunyai kegiatan utama yang bergerak dibidang pertanian, termasuk dalam pengelolaan sumber daya alam di wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melihat hubungan masyarakat dengan aktivitas ekonomi. 1. pembeli bertemu untuk menawarkan hasil perdagangan di pasar.

BAB I PENDAHULUAN. melihat hubungan masyarakat dengan aktivitas ekonomi. 1. pembeli bertemu untuk menawarkan hasil perdagangan di pasar. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar sebagai salah satu kegiatan ekonomi merupakan sarana untuk melihat hubungan masyarakat dengan aktivitas ekonomi. 1 Para pedagang dan pembeli bertemu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di kota Salatiga. Pertimbangan pemilihan lokasi penelitian adalah: 1. Sekolah Guru B di Salatiga menjadi salah satu pilot

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad Yasin dalam Perjuangan Harakah Al-Muqawamah Melawan Israel di Palestina Tahun 1987-2004. Suatu kajian yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam suatu sistem yang terencana dan teratur. cara bagaimana orang memperoleh pengetahuan (howtoknow), sedangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam suatu sistem yang terencana dan teratur. cara bagaimana orang memperoleh pengetahuan (howtoknow), sedangkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode adalah salah satu cara atau prosedur untuk mendapatkan objek, metode juga dapat dikatakan sebagai cara untuk berbuat atau mengerjakan sesuatu dalam suatu sistem yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Kajian yang penulis ambil dalam penelitian skripsi ini adalah mengenai Perkembangan Pendidikan Islam di Bandung Tahun 1901-1942. Untuk membahas berbagi aspek mengenai judul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sibulan-bulan merupakan suatu desa yang berada di Kecamatan Purbatua,

BAB I PENDAHULUAN. Sibulan-bulan merupakan suatu desa yang berada di Kecamatan Purbatua, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sibulan-bulan merupakan suatu desa yang berada di Kecamatan Purbatua, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. Sebelum pemekaran, desa ini merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara tradisional menurut Kotler (2007) pasar merupakan tempat fisik dimana para pembeli dan penjual berkumpul untuk membeli dan menjual barang. Pasar dinyatakan sebagai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KOTA PADANG PASCA GEMPA TAHUN (Studi Kasus: Kecamatan Kuranji) ABSTRACT

PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KOTA PADANG PASCA GEMPA TAHUN (Studi Kasus: Kecamatan Kuranji) ABSTRACT PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KOTA PADANG PASCA GEMPA TAHUN 2009-2014 (Studi Kasus: Kecamatan Kuranji) Putri Oktavia¹, Refni Yulia², Livia Ersi² ¹ Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan salah satu tempat untuk melakukan transaksi jual beli dengan masih menggunakan sistem secara

Lebih terperinci

PERMOHONAN DUKUNGAN DANA PEMERINTAH PUSAT

PERMOHONAN DUKUNGAN DANA PEMERINTAH PUSAT PERMOHONAN DUKUNGAN DANA PEMERINTAH PUSAT UNTUK KEGIATAN : REHABILITASI PASAR KANDANGAN KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017 DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI &

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul relevansi pemikiran Mohammad Hatta di KUD Grabag pada era reformasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN Skripsi ini berjudul Peranan Pesantren Syamsul Ulum Dalam Revolusi Kemerdekaan di Sukabumi (1945-1946). Untuk membahas berbagai aspek mengenai judul tersebut, maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan. 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan. Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN 22 III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian A.1 Metode yang digunakan Sebelum membuat suatu penulisan penelitian hendaknya sebagai peneliti menentukan metode penelitian apakah yang akan dipakai

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat diperlukan untuk menentukan data dan pengembangan

METODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat diperlukan untuk menentukan data dan pengembangan 18 III METODE PENELITIAN 1. Metode yang digunakan Metode penelitian sangat diperlukan untuk menentukan data dan pengembangan suatu pengetahuan dan serta untuk menguji suatu kebenaran ilmu pengetahuan.

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan BAB I Pendahuluan I. 1. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di dalam perkembangan sebuah masyarakat. Melalui pendidikan kemajuan individu bahkan komunitas masyarakat tertentu dapat

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN RETRIBUSI (JASA) PELAYANAN PASAR KLITIKAN NOTOHARJO DI KOTA SURAKARTA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH NO.

STRATEGI PENINGKATAN RETRIBUSI (JASA) PELAYANAN PASAR KLITIKAN NOTOHARJO DI KOTA SURAKARTA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH NO. STRATEGI PENINGKATAN RETRIBUSI (JASA) PELAYANAN PASAR KLITIKAN NOTOHARJO DI KOTA SURAKARTA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH NO. 9 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI DAERAH Oleh: Agus Budi Wahono Universitas Slamet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 1

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang yang mendasari proyek tersebut penting, rumusan masalah, tujuan, serta metode perancangan yang digunakan. 1.1 Latar Belakang Pasar Tradisional

Lebih terperinci

Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Seribu Rumah Gadang Bagi Masyarakat Nagari Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan ARTIKEL

Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Seribu Rumah Gadang Bagi Masyarakat Nagari Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan ARTIKEL Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Seribu Rumah Gadang Bagi Masyarakat Nagari Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Demikian pula dengan pembangunan pasar dalam arti

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Demikian pula dengan pembangunan pasar dalam arti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Demikian pula dengan pembangunan pasar dalam arti fisik maupun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, penelitian 14 III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. Metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Perkembangan Pasar Pasar tradisional mempunyai peran signifikan dalam perkotaan. Pasar tumbuh dan berkembang sebagai simpul dari pertukaran barang dan jasa,

Lebih terperinci

DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI UMKM DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN KAIMANA PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2016

DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI UMKM DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN KAIMANA PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2016 PROPOSAL PEMBANGUNAN PASAR RAKYAT AIR TIBA II DISTRIK KAIMANA KABUPATEN KAIMANA MELALUI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) SUB BIDANG SARANA PERDAGANGAN TAHUN ANGGARAN 2017 DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu wilayah. Menurut bentuk fisik, pusat perdagangan dibagi menjadi dua yaitu

BAB I PENDAHULUAN. suatu wilayah. Menurut bentuk fisik, pusat perdagangan dibagi menjadi dua yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian Indonesia pada saat ini bisa diukur oleh maraknya pembangunan pusat perdagangan. Keberadaan pusat perdagangan merupakan salah satu indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya industri-industri besar maupun kecil di Indonesia. Pembangunan sektor-sektor industri ini muncul sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk yang pada gilirannya merupakan penawaran tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk yang pada gilirannya merupakan penawaran tenaga kerja yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Pembangunan Nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang sedang berlangsung

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENYEDIAAN RUANG BAGI PEDAGANG KAKI LIMA DI PUSAT PERBELANJAAN DAN PUSAT PERKANTORAN DI KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pasar Rakyat mempunyai peranan penting dalam menggerakkan dan menumbuhkan perekonomian masyarakat. Dengan berkembangnya Toko Modern dikhawatirkan keberadaan Pasar Rakyat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR USULAN PROPOSAL

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR USULAN PROPOSAL PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR USULAN PROPOSAL RENCANA PEMBANGUNAN PASAR BELANG KEGIATAN DAK KEPADA KEMENTRIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA KECAMATAN JATIYOSO KABUPATEN KARANGANYAR OLEH DINAS PERINDUSTRIAN,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR USULAN PROPOSAL

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR USULAN PROPOSAL PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR USULAN PROPOSAL RENCANA PEMBANGUNAN PASAR KARANGPANDAN KEGIATAN DAK KEPADA KEMENTRIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA KECAMATAN KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR OLEH DINAS

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR USULAN PROPOSAL

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR USULAN PROPOSAL PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR USULAN PROPOSAL RENCANA PEMBANGUNAN PASAR KARANGPANDAN KEGIATAN DAK KEPADA KEMENTRIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA KECAMATAN KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR OLEH DINAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi Daerah bermula dengan pemberlakuan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah yang mendefinisikan ruang lingkup penelitian tugas akhir, metodologi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang. diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk mengurus,

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang. diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk mengurus, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk mengurus, mengatur, mengembangkan, dan menyelesaikan urusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 Pengertian pasar tradisional menurut peraturan Menteri perdagangan RI, (2008): Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam 27 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, mulai dari persiapan penelitian sampai dengan pelaksanaan penelitian dan analisis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia selalu mengalami yang namanya perubahan. Perubahan tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif juga memberi dampak negatif terutama ditunjukkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif juga memberi dampak negatif terutama ditunjukkan oleh digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Pembangunan Nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Pembangunan merupakan salah satu cara untuk mencapai

Lebih terperinci

III METODELOGI PENELITIAN. Sebelum membuat suatu penulisan penelitian sebagai peneliti

III METODELOGI PENELITIAN. Sebelum membuat suatu penulisan penelitian sebagai peneliti 25 III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian A.1 Metode yang digunakan Sebelum membuat suatu penulisan penelitian sebagai peneliti hendaknya, menentukan metode penelitian apakah yang akan dipakai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1.

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1. Manusia itu sendiri merupakan objek pelaku dalam peristiwa sejarah. Demikian juga

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 35 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji skripsi yang berjudul Peranan Oda Nobunaga dalam proses Unifikasi Jepang ini, yaitu metode historis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. masalah penelitian. Menurut Hadari Nawawi metode pada dasarnya berarti cara

III. METODE PENELITIAN. masalah penelitian. Menurut Hadari Nawawi metode pada dasarnya berarti cara 28 III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Metode adalah cara atau jalan yang digunaan peneliti untuk menyelesaikan suatu masalah penelitian. Menurut Hadari Nawawi metode pada dasarnya berarti

Lebih terperinci

STUDI KESESUAIAN TATA RUANG PASAR TRADISIONAL SITEBA KECAMATAN NANGGALO KOTA PADANG. Oleh : Dina Sulvianti*Bakaruddin**Erna Juita**

STUDI KESESUAIAN TATA RUANG PASAR TRADISIONAL SITEBA KECAMATAN NANGGALO KOTA PADANG. Oleh : Dina Sulvianti*Bakaruddin**Erna Juita** STUDI KESESUAIAN TATA RUANG PASAR TRADISIONAL SITEBA KECAMATAN NANGGALO KOTA PADANG Oleh : Dina Sulvianti*Bakaruddin**Erna Juita** *Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat ** Staf pengajar Geografi STKIP PGRI

Lebih terperinci

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. realitas subyektif yang dianut oleh objek penelitian, dalam hal ini adalah Jaringan

BAB III METODE PENELITIAN. realitas subyektif yang dianut oleh objek penelitian, dalam hal ini adalah Jaringan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mempertimbangkan : 1) realitas subyektif yang dianut oleh objek penelitian, dalam hal ini adalah Jaringan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan pemaparan mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan mengenai Afrika Selatan dibawah pemerintahan Presiden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, maka pembangunan harus dilaksanakan secara berkelanjutan,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, maka pembangunan harus dilaksanakan secara berkelanjutan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemekaran daerah atau desentralisasi merupakan sebuah aspirasi masyarakat untuk kemajuan daerahnya sendiri dimana daerah otonom baru mempunyai kewenangan sendiri untuk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pasar adalah tempat terjadinya transaksi antara penjual dan pembeli yang berdasar pada kesepakatan diantara keduanya. Ada berbagai macam jenis barang yang dipasarkan sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah di Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Sedangkan datanya dikumpulkan dari berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Penelitian tentang Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Salatiga Masa

BAB III METODOLOGI. Penelitian tentang Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Salatiga Masa BAB III METODOLOGI A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Salatiga Masa Pendudukan Jepang Tahun 1942-1945 mengambil lokasi di Salatiga. B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eksternal dan internal yang menunjang dan mempengaruhi setiap individu di

BAB I PENDAHULUAN. eksternal dan internal yang menunjang dan mempengaruhi setiap individu di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat pada umumnya mengalami perubahan baik secara cepat maupun lambat. Perubahan tersebut terjadi disebabkan oleh adanya faktor eksternal dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, mulai dari persiapan penelitian sampai dengan pelaksanaan penelitian dan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Silungkang atau lebih dikenal dengan nama? Balai Silungkang?

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Silungkang atau lebih dikenal dengan nama? Balai Silungkang? A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pasar Silungkang atau lebih dikenal dengan nama? Balai Silungkang? merupakan pusat aktivitas ekonomi masyarakat di Nagari Silungkang. Aktivitas yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar tradisional menjadi salah satu wadah atau sarana untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. pasar tradisional menjadi salah satu wadah atau sarana untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar Tradisional sebagai lokasi perdagangan merupakan salah satu pilar perekonomian. Melalui berbagai fungsi dan peran strategis yang dimiliki, pasar tradisional

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan penelitian yang penulis kaji mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab III berisi pemaparan mengenai metode yang digunakan oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan mengenai Pengaruh Pemikiran Harun Nasution Mengenai Islam Rasional Terhadap Pembangunan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DHARMASRAYA, KABUPATEN SOLOK SELATAN, DAN KABUPATEN PASAMAN BARAT DI PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses tawar-menawar. Pada pasar tradisional terdapat kios-kios atau gerai,

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses tawar-menawar. Pada pasar tradisional terdapat kios-kios atau gerai, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli secara langsung yang ditandai dengan adanya transaksi penjual dan pembeli dan terjadi proses tawar-menawar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian. Perkembangan industrialisasi di Indonesia ditandai dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian. Perkembangan industrialisasi di Indonesia ditandai dengan munculnya BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang besar, yang memiliki keberagaman kehidupan dengan berbagai macam peristiwa sejarah. Salah satunya adalah sejarah perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki awal abad ke 20, mulai muncul sebuah trend baru mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki awal abad ke 20, mulai muncul sebuah trend baru mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Memasuki awal abad ke 20, mulai muncul sebuah trend baru mengenai penulisan karya karya historiografi yang berhubungan dengan perkembangan perusahaan atau badan usaha

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Winarno Surachmad bahwa: Metode adalah cara utama yang dipergunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. Winarno Surachmad bahwa: Metode adalah cara utama yang dipergunakan untuk III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Di dalam penelitian, maka metode merupakan faktor penting untuk memecahkan masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. Dimana menurut Winarno

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tahun 2012, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin telah menyusun

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tahun 2012, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin telah menyusun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tahun 2012, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin telah menyusun sebuah dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2012-2017. RPJMD merupakan

Lebih terperinci

Potensi Pasar Tradisional Simabur bagi Masyarakat di Nagari Simabur Kecamatan Pariangan Kabupaten Tanah Datar

Potensi Pasar Tradisional Simabur bagi Masyarakat di Nagari Simabur Kecamatan Pariangan Kabupaten Tanah Datar Potensi Pasar Tradisional Simabur bagi Masyarakat di Nagari Simabur Kecamatan Pariangan Kabupaten Tanah Datar Ahmad Mustafa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat mustafaahmad@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pemikiran Gus Dur Tentang Pluralisme Agama Di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pemikiran Gus Dur Tentang Pluralisme Agama Di BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan penguraian mengenai metode penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan skripsi yang berjudul Pemikiran Gus

Lebih terperinci

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki potensi alam di sektor perikanan yang melimpah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakatnya. Salah satu sumber

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab III Metodologi Penelitian merupakan bagian penguraian metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab III Metodologi Penelitian merupakan bagian penguraian metode penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab III Metodologi Penelitian merupakan bagian penguraian metode penelitian yang peneliti gunakan untuk mengkaji skripsi yang berjudul Pemikiran Imam Khomeini Tentang Wilayatul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Jumlah pulau di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Jumlah pulau di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Jumlah pulau di Indonesia, menurut data statistik yang dikeluarkan Direktorat Jendral Pemerintahan Umum

Lebih terperinci