PERKEMBANGAN PASAR GAUNG TAHUN SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERKEMBANGAN PASAR GAUNG TAHUN SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)"

Transkripsi

1 PERKEMBANGAN PASAR GAUNG TAHUN SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) YUDI HENDRAWAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STKIP PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2016

2

3 PENDAHULUAN Pasar dapat diartikan sebagai tempat strategis bertemunya penjual dan pembeli untuk mempertukarkan barangbarang yang mereka perjual belikan, pasar merupakan fasilitas publik yang sangat vital bagi perekonomian suatu Daerah. selain sebagai pusat perbelanjaan, Pasar juga menjadi pusat bagi tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat. Kemungkinan memperluas sebuah pasar tergantung dari hasil Restribusi yang dikumpulkan oleh pedagang kepengurus pasar. 1 Pasar dapat dimaknai dalam artian yang komgrit dan abstrak. dalam artian kongrit, pasar adalah tempat bertemunya pembeli dan pedagang untuk melakukan transaksi serta barang dan jasa yang terdapat di sana. Sedangkan dalam arti abstark pasar dapat diartikan tempat bertemunya antara penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi penawaran yang berupa contohcontoh barang. Dalam pasar terdapat tiga unsur yang tidak dapat dipisahkan yaitu: penjual, pembeli, dan barang. Pasar juga berfungsi sebagai pusat ekonomi, rekreasi dan pertemuan sosial serta pertukaran informasi. 2 Pasar Gaung merupakan pasar yang bersifat tradisional dimana para penjual dan pembeli dapat mengadakan tawar menawar secara langsung. Barang-barang yang diperjual belikan adalah barang yang berupa barang kebutuhan pokok. struktur yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi. karena itulah Pasar Gaung dikategorikan kedalam pasar satelit. 3 Pasar satelit merupakan pasar yang didukung oleh pemerintah karena pasar satelit sesuai dengan rencana pasar induk. pasar satelit merupakan pasar pembantu salah satunya Pasar Gaung untuk membantu pasar-pasar besar, Kegiatan pertukaran barang dan jasa seperti umumnya yang dilakukan demi menopang kebutuhan hidupnya sebagai manusia, yang menjadi daya tarik pasar satelit ialah lokasi kegiatan pertukaran barang dan jasa dilakukan setiap hari, salah satunya adalah Pasar Gaung. 4 Sejak masyarakat datang dan menetap dari berbagai daerah di Gaung, Masyarakat di Gaung membayar sewa dari tanah yang di pakai kepada pihak PT. Pelindo. masyarakat yang berada disekitar Gaung menyewa tanah PT. Pelindo dengan harga sewa 90 rupiah / M 2 pertahun.. Selain dari tanah masyarakat, SD Muhammadyah juga membayar sewa tanah kepada PT. Pelindo. yang berada dikawasan Pasar Gaung. 5 Pasar Gaung ini berada di daerah yang sangat strategis dekat Pelabuhan Pantai Teluk Bayur. Pasar ini mulanya dari pelelangan ikan berada di Gaung tahun pasar ini salah satu pasar tradisional yang masih ada dan berkembang hingga sekarang. adanya Pasar Gaung memudahkan masyarakat yang berada didaerah Gaung, Teluk Kabung dan Sungai Bremas untuk berbelanja keperluan rumah tangga. Banyak juga masyarakat dari daearah lain seperti lubuk begalung, jundul dan cendana berbelanja ke pasar gaung. Itu dikarenakan jaraknya yang begitu dekat, untuk berbelanja kebutuhan rumah tangga. 6 Kawasan pelabuhan ini dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk mencari penghidupan dari hasil laut itu sendiri. Masyarakat Gaung menjadikan laut untuk menunjang perekonomian masyarakat, ini terbukti dengan berdirinya tempat pelelangan ikan di kawasan Gaung. Dengan adanya tempat pelelangan ikan maka daerah Gaung menjadi suatu daerah yang berkembang dengan baik pada saat itu dan sampai saat sekarang ini. 7 Pasar gaung berkembang karena dikelola oleh masyarakat gaung dan partisipasi pedagang yang berada didaerah pasar gaung. masyarakat gaung membentuk LPM (lembaga pemberdayaan dan 1 Ahmad Mujahidin, Ekonomi Islam, (Jakarta PT: Raja Grafindo Persada), hal Suhardi, Perkembangan Pasar Abai DI Kabupaten Solok , (STKIP PGRI Sumbar, 2009), hal 8 3 Gregorgi Mankiw, Pengantar Ekonomi 1 (Jakarta: Erlangga, 2003), hal 82 4 Kabar Kota New, Pasar Satelit (8Juli 2013) 5 Wawancara dengan Helmy, SH. di Gaung 26 Maret Wawancara dengan Edi Ahmad di Gaung 27 Maret Wawancara dengan Herman di Gaung 28 Maret 2015

4 masyarakatan) untuk mengelola pasar, dengan Ketua: H.Indra, Sekretaris: Muspardi SE, Bendahara: sulaiman. Untuk menunjang perekonomian serta memudahkan masyarakat untuk meningkatkan taraf kehidupan, maka pemuda Gaung mendirikan KUD (koperasi unit desa) agar masyarakat mudah untuk mendapatkan bantuan berupa uang dan tabungan.kud sangat terasa sekali dalam pengembangan pasar gaug. 8 Perkembangan Pasar Gaung dari tahun berdampak dari segi wilayah, tempat serta para pedagang yang mulai menjual berbagai macam kebutuhan. Adapun pembangunan fisik dari Pasar Gaung tersebut merupakan hasil swadaya masyarakat serta pedagang. Pembangunan fisik Ini terbukti dengan pembangunan kioskios tempat pedagang berjualan yang mana dulunya hanya beralaskan plastik sekarang sudah mempunyai tempat atau kios-kios masing-masing pedagang.serta menyediakan jalan untuk memudahkan pembeli melakukan transaksi jual beli di Pasar Gaung. Perkembangan pedagangnya yangmana dahulu hanya pelelangan ikan sekarang sudah banyak pedagang-pedagang yang berjualan kebutuhan rumah tangga 9 Berdasarkan uraian itulah penulis tertarik untuk menulis tentang Pasar Gaung kelurahan Gates Nan XX ini pada sebuah penelitian yang berjudul Perkembangan Pasar Gaung tahun luasnya aspek permasalahan yang akan diteliti, maka perlu diberi batasan, yakni batasan spasial dan batasan temporal. Batasan spasial penelitian adalah Pasar Gaung Kecamatan Lubuk Begalung. Batasan temporalnya adalah dari tahun Tahun 1978 dijadikan sebagai batasan awal karena tahun 1978 Pasar Gaung mengalami kemajuan dilihat dari sisi pedagang dan pengunjung yang ramai dari berbagai tempat. Sedangkan tahun 2014 merupakan batas akhir dari penelitian ini, karena sampai saat ini pasar Gaung masih berkembang. 1. Bagaimana Sejarah berdirinya Pasar Gaung? 2. Bagaimana Perkembangan Pasar Gaung tahun ? 3. Apa kontribusi keberadaan Pasar Gaung bagi Masyarakat sekitar? 1. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan untuk: a. Menggambarkan Sejarah berdirinya pasar gaung. b. Menggambarkan Perkembangan Pasar Gaung tahun c. Menggambarkan kontribusi keberadaan Pasar Gaung bagi masyarakat sekitar. 2. Manfaat Adapun manfaat dalam penulisan ini adalah: a. Bagi masyarakat Pasar Gaung, sebagai gambaran keadaan Pasar Gaung padang pada tahun b. Hasil penulisan ini diharapkan dapat meningkatkan dan menjaga hubungan interaksi dan komunikasi antar pedagang dan pengunjung c. Bagi peneliti berikutnya, sebagai wawasan tambahan dalam penulisan penelitian Karya-karya tersebut menjadi acuan dalam penelitian ini, diantaranya adalah: Febri yanti (2006) Sejarah Pasar Nagari Alahan Panjang kecamatan lembah gumanti periode orde baru Skripsi STKIP PGRI Sumatera Barat kajian dalam skripsinya menjelaskan tentang sejarah berdirinya Pasar Nagari Alahan Panjang dan perkembangan Pasar ini pada masa Orde Baru mulai dari pengaruh kebijakan presiden yang sedang berkuasa sampai pengelolahan dan pengadaan sarana dan prasarana Pasar Nagari Alahan Panjang Wawancara dengan Muspardi di Gaung 29 Maret Wawancara dengan Sofian di Gaung 30 Maret Febri yanti, Sejarah Pasar Nagari Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Periode Orde Baru tahun, skripsi (Padang : STKIP PGRI sumatera barat, 2006)

5 Ratna Sari (2012) Pasar Nagari Sungai Rumbai ( ) Skripsi STKIP PGRI Sumatera Barat dengan kajiannya menceritakan berdirinya pasar dan perkembangan pasar yang mengikuti kemajuan teknologi dan perkembangan zaman dilihat dari dua periode serta dampak adanya Pasar terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Nagari Sungai Rumbai. 11 Citra Yulia Astuti (2011) Perkembangan Pasar Sasak Ranah Pasisie Pasaman Barat (1980-sekarang) Skripsi STKIP PGRI Sumatera Barat dengan kajian memeratakan perkembangan Pasar Nagari Sasak Ranah Pasisie Pasaman Barat mengalami kemajuan yang membawa perubahan bagi kehidupan masyarakat. 12 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah dengan kaidah-kaidah penulisan sejarah, metode penelitian sejarah adalah suatu proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau, Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu kegiatan pengumpulan data (heuristik), kritik sumber (pengujian), interpretasi data dan historiografi.. 13 Tahap pertama Heuristik atau pengumpulan data, dengan melakukan wawancara, kemudian pengamatan, dan pengumpulan dokumen. Tahap ini diartikan pula sebagai usaha yang dilakukan untuk menghimpun data dan menyusun fakta-fakta sejarah yang berhubungan dengan penulisan ini. Sumber sejarah yang diperoleh adalah sumber primer dan sumber sekunder yang berhubungan langsung dengan sumber penelitian. Sumber primer adalah sumber yang diperoleh melalui kesaksian dari pada seorang saksi dengan mata kepala sendiri 11 Ratna sari, Pasar Nagari Sungai Rumbai , skripsi (padang : STKIP PGRI Sumatera Barat, 2012) 12 Citra yulia astute, Perkembangan Pasar Sasak Ranah Pasisie Pasaman Barat 1980-Sekarang, skripsi (padang : STKIP PGRI Sumatera Barat 2011) 13 Mestika Zed. Metodologi Penelitian Sejarah, (padang: fakultas ilmuilmu sosial UNP, 2003) Hal 37 atau saksi dengan panca indra yang lain, atau dengan alat mekanis seperti dikatfon yakni orang atau alat yang hadir pada peristiwa yang diceritakan atau lebih dikenal dengan saksi pandangan pertama. Menurut Lincoln dan kuba yang dikutib moleong melakukan wawancara. 14 Tahap kedua, Kritik sumber, buktibukti sejarah adalah kumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi sejarah yang sudah diuji kebenarannya melalui proses validasi yang dalam ilmu sejarah disebut kritik sumber. Ada dua jenis kritik sumber yaitu kritik internal dan kritik eksternal yaitu penulis melakukan pengujian terhadap keaslian dan keabsahan data. Data yang diperoleh diuji keabsahannya dengan cara, pertanyaan wawancara tersebut dipertanyakan kembali di hari yang berbeda. Kritik eksternal ingin menguji otentisitas (keaslian) suatu sumber, agar diperoleh sumber yang sungguhsungguh asli dan bukan tiruan atau palsu, sedangkan kritik internal menguji lebuh jauh lagi menganalisis dokumen. 15 Tahap ketiga, Interpretasi yang berarti menafsirkan atau memberikan makna kepada fakta-fakta atau bukti-bukti sejarah. Interpretasi melakukan analisis dan interpretasi atau penafsiran kembali terhadap data yangdidapatkan. Data yang diperoleh dilakukan pemilahan dan seleksi yang dianggaprelevan dengan kajian dan dapat dipercaya kebenarannya. 16 Tahap keempat yaitu Historiografi yakni penyajian data dan hasil penelitian dalam bentuk tulisan ilmiah atau skripsi. 17 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT GAUNG A. Letak Geografis dan Penduduk Kelurahan Gates Nan XX merupakan salah satu dari 15 Kelurahan yang ada di Kecamatan Lubuk Begalung. Letak geografis Gates Nan XX berada diantara 0 58 LS BT. Secara Administratif luas Gates Nan XX adalah 7,22 KM Kelurahan Gates Nan XX 14 Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (bandung: PT. Remaja Rrosdakarya), Hal Daliman A. Metode Penelitian Sejarah, (Yogyakarta 16 Ibid Hal Ibid Hal 81

6 adalah Kelurahan terluas dari semua Kelurahan yang ada di Lubuk Begalung. Secara geografis Gates Nan XX sangat potensial untuk dikembangkan sebagai daerah pelabuhan, pasar dan tempat pelelangan ikan Provinsi Sumatera Barat. 18 Secara Administratif Pemerintahan Lubuk Begalung berbatasan dengan: - Sebelah Utara berbatasan dengan Padang Timur dan Kecamatan Pauh, - Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan Bungus Teluk Kabung - Sebelah Timur berbatasan dengan Lubuk Kilangan dan Bungus Teluk Kabung - Sebelah Barat berbatasan dengan Padang Timur dan Padang Selatan B. Pendidikan Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan pendidikan. Suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unsur yaitu unsur masukan, unsur proses dan unsur hasil usaha Pendidikan merupakan wahana dan sekaligus cara untuk membangun manusia, secara umum dapat dikatakan bahwa ada peningkatan keberhasilan pelaksanaan pembangunan SDM di kelurahan Gates Nan XX. Tingkat pendidikan sangat berperan penting dalam peningkatan kaualitas SDM manusia dalam rangka mengsukseskan pembangunan. Masyarakat Kecamatan Lubuk Begalung mempunyai jalur pendidikan mulai dari pendidikan dasar. Hal ini dapat dilihat dengan keberadaan pembangunan sarana pendidikan yang menunjang kelancaran pendidikan dengan adanya TK, SD Negri dan SD Swasta Masyarakat Gates Nan XX mempunyai jalur pendidikan mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Sarana pendidikan di kelurahan Gates Nan XX tahun 2005 sampai tahun 2014, terdapat tiga sekolah dasar dan dua taman kanakkanak di Gates Nan XX. 18 BPS. Kota Padang, Gates Nan XX dalam Angka 2014 Tentang Letak Geografis Lubuk Begalung C. Mata Pencaharian Ditinjau dari segi mata pencarian sebelum tahun 1990 Penduduk Gates Nan XX memiliki mata pencarian yang beragam. Mata pencarian penduduk terbanyak adalah nelayan. Masyarakat Gates Nan XX sangat berpengalaman dalam mencari ikan dilaut ini sangat berdapak kepada tingkat pendapatan masyarakat yang kurang mencukupi kehidupan sahari-hari. Setelah berkembangnya Pasar Gaung maka masyarakat Gaung juga banyak yang berdagang di Pasar Gaung. Pasar Gaung yang berada di Kecamatan Gates Nan XX merupakan pasar pembantu bagi Pasar Raya Padang, Pasar Gaung terletak di pinggiran Pantai Teluk Bayur. Pasar ini ada karena mulanya pelelangan ikan yang juga berada di daerah Gates Nan XX. Karena adanya pelelangan ikan ini maka daerah Gates Nan XX ramai di datangi terutama masyarakat Padang dan masyarakat luar Padang. untuk berbelanja dan berdagang di sekitar pelelangan ikan ini. Pasar sebagai tempat perdagangan biasanya berkembang pada tempat-tempat yang dilalui oleh jalur lalu lintas, demikian pula pada Daerah Gaung. Pasar Gaung terletak pada posisi yang cukup strategis, yaitu pada jalan utama yang mana banyak dilalui oleh kendaraan D.Keadaan Sosial Budaya Masyarakat Mengenal asal usul penduduk Gaung adalah dari daerah Pesisir Selatan dan ada juga dari daerah-daerah lainnya. Masyarakat Gaung mengelola hasil laut dan membuat tempat pemukiman warga di sepanjang bibir pantai pelabuhan Teluk Bayur dan akhirnya mereka menetap dan tinggal di Gaung. Setelah terjadi pertambahan warga di Gaung yang terdiri dari suku Koto, Piliang, Jambak, Tanjung, dan banyak lagi suku yang disusun oleh pemuka masyarakat Gaung. 19 Dilihat dari segi sosial budaya masyarakat Gaung, sangatlah beranekaragam. Penduduk Gaung mayoritas memeluk Agama Islam, fasilitas agama yang ada di Gaung terdapat 3 Mesjid dan 3 Mushola. Adapun masyarakat yang berbeda kepercayaan di Gaung merupakan masyarakat pendatang (trans) yang datang 19 Wawancara dengan Edi Ahmad di Pasar Gaung 27 Maret 2015

7 dari pulau jawa yang mendiami daerahdaerah pedalaman di Nagari Kanali, itupun tidak semua masyarakat pendatang beragama kristen hanya sebagian kecil. 20 PERKEMBANGAN PASAR GAUNG TAHUN A. Awal Mula Berdirinya Pasar Gaung Tahun Pasar Gaung ini berada di daerah yang sangat strategis dalam kawasan tanah Pelabuhan Teluk Bayur, yaitu jalan Padang- Painan tepatnya di Kelurahan Gates Nan XX. Pasar Gaung merupakan satu-satunya pasar yang masing berkembang di Gates Nan XX. Pasar ini mulanya dari pelelangan ikan berada di Pesisir Pantai Teluk Bayur, Pasar ini meluas hingga pinggiran jalan Padang-Painan. 21 Awal masuknya pendatang ke wilayah Gaung, mereka umumnya berasal dari daerah Pesisir Selatan, yang pada akhirnya menetap dan tingal di Gaung. Perkembangan pendatang yang sangat pesat serta aktifitas masyarakat yang dominan nelayan dan ditunjang dengan hasil tangkapan ikan yang begitu besar membuat masyarakat terdorong untuk menjual ikan yang pada mulanya hanya di pingir pantai Gaung. 22 B. Perkembangan Pasar Gaung Tahun Pasar Gaung mengalami dua kali pembangunan pasar dan empat kali berganti pengurus Pasar. Pasar Gaung adalah salah satu pasar pembantu dari Pasar Raya. 23 Pasar Gaung ini terletak di daerah Gates Nan XX Kecamatan Lubuk Begalung. Pasar ini dahulunya merupakan tempat pelelangan ikan karena di Gates ada tempat pelelangan ikan bagi Kota Padang. Pasar Gaung mengalami peningkatan baik dari segi pedagang dan pengunjung, sehingga pasar Gaung menjadi semakin banyak di kunjngi oleh pembeli dari berbagai tempat. Keberadaan Pasar Gaung tidak terlepas dari peranan para nelayan yang berada di pesisir pantai Teluk Bayur. 1. Pengelola Pasar Gaung Pasar Gaung merupakan salah satu aset daerah Gaung, oleh karena itu, Pasar Gaung dikelola oleh kelurahan dan pemuda setempat. Pengelola Pasar Gaung ini terdiri dari pengurus khusus Pasar, diambil dari unsur pemuda, ninik mamak, tokoh masyarakat, kelurahan Gaung dan Kecamatan Lubuk Begalung melalui musyawarah Kondisi Fisik Pasar Kondisi fisik pasar ini terus berlangsung, tetapi perkembangan pasar semakin sempit karena semakin bertambahnya pedagang dan mendirikan lapaknya di sepanjang jalan di pasar Gaung, kondisi ini membuat pasar Gaung menjadi sempit, karena hampir semua ruang yang berada di sepanjang jalan di pasar Gaung dipenuhi oleh pedagang yang datang dari berbagai daerah. Kondisi ini mengharuskan pedagang harus berbagi tempat dengan pedagang lain untuk menjual barang-barang daganganya Pedagang dan Pengunjung Pasar Pedagang resmi membayar sewa tempat yang mereka tempati kepada orang pemilik kios setiap tahunnya. Pemungutan sewa dipungut sendiri oleh pemilik tanah masing-masing, sehingga tidak diberikan kepada petugas pengelola pasar. Pedagang tidak resmi terdiri dari penjual hasil pertanian, biasanya adalah petani dari berbagai daerah yaitu solok, pesisir dan daerah lainnya yang menjual hasil ladang dan kebunnya. 26 C. Perkembangan Pasar Gaung tahun Kondisi Pasar Gaung tahun 1996 sudah tidak mampu lagi menampung berbagai aktivitas di Pasar Tapan. Untuk itu, perlu adanya terobosan agar masyarakat Kelurahan Gates Nan XX memiliki pasar 20 Wawancara dengan Mukhlis di Pasar Gaung 28 maret Wawancara dengan H. Indra Dt. Rajo Lelo, SH. Di Gaung 29 Maret Wawancara dengan Rulisman di Gaung 29 Maret Wawancara dengan Muspardi di Gaung 29 Maret Wawancara dengan herman di Gaung 30 Maret Wawancara dengan Desmawati di Gaung tanggal 28 Januari Wawancara dengan Indra Dt. Rajo Lelo. SH, MM sebagai Ketua LPM di Gaung tanggal 25 Januari 2016

8 yang baru yang mampu menampung pedagang dan pengunjung yang dapat memberi kenyamanan pada pedagang dan pengunjung. Maka masyarakat yang tinggal di kawasan Gaung mengontrakan tanahnya kepada pedagang yang mau mengontrak untuk berdagang di Gaung. Rencana perkembangan Pasar Gaung ini dilakukan karena berkembangnya ekonomi masyarakat Gaung yang semakin membaik, dari hasil penangkapan ikannya. Perkembangan ekonomi ini mulai dirasakan oleh masyarakat tahun , membuat daya beli masyarakat juga meningkat. Meningkatnya daya beli ini diiringi dengan semakin komsumtifnya masyarakat Gaung 1. Pengelola Pasar Gaung Undang-Undang Nomor 32 tahun 2002 tentang pedoman Pembentukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan, Rukun tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW), perlu menetapkan eputusan Camat tentang kepengurusan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Gates Nan XX masa bakti Pasar Gaung merupakan salah satu Pasar penghasil Ikan di Kota Padang, oleh karena itu Pasar Gaung dikelola oleh masyarakat Gaung, lembaga Pemberdayaan Masyarakat ditetapkan oleh Pemerintah Kota Padang Kondisi Fisik Pasar Bangunan pasar sudah permanen dan lebih luas dari bangunan pasar yang lama. Tahun 2013 masih dibutuhkan biaya untuk melengkapi sarana dan prasarana agar menjadi pasar yang lebih baik, karena lokasi yang tersedian sangat strategis, maka dari itu pembangunan terus dilakukan secara bertahap, seperti kantor LPM, Tempat parker dan Mesjid. Aktifitas perdagangan semakin besar dan akhirnya para pemuda dan tokohtokoh masyarakat gaung kemudian sepakat untuk memindahkan tempat jualan mereka yang awalnya hanya berada pada pinggir pantai ke sebuah tempat pelelangan ikan semi permanen yang terbuat dari kumpulan kayu dan batu di bangun memanjang. Tempat pelelangan ikan ini juga dijadikan sebagai tempat penampungan ikan sebelum di jual Pedagang dan Pengunjung Pasar Pasar Gaung menjadi alternatif bagi masyarakat Kota Padang khususnya masyarakat Gaung untuk memenuhi kebutuhan, baik pangan dan non pangan bagi masyarakat Gaung dan sekitarnya. Seluruh kebutuhan masyarakat tersedia di pasar Gaung, sehingga pasar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Pengunjung pasar Gaung biasanya sangat rami pada jam wib, karena penduduk sekitar Gaung, seperti arai pinang, pampanagan, lubuk begalung mendatangi pasar pada waktu tersebut. Pasar bagi masyarakat Gaung, terutama yang bertempat tinggal di sekitar pasar bukan saja sebagai tempat berjul beli, tetapi sekaligus tempat melakukan interaksi dan komunikasi dengan masyarakat yang berada di sekitar pasar Gaung dan masyarakat yang berada di luar lingkungan pasar gaung. Pengunjung pasar Gaung yang berfungsi sebagai penjual dan sekaligus pembeli. D. Kontribusi Keberadaan Pasar Gaung Bagi Masyarakat Sekitar Pasar Gaung merupakan Pasar satelit di Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang. Pasar Gaung ialah Pasar yang ada setiap hari, Pasar Gaung berperan penting bagi masyarakat Kota Padang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pasar Gaung juga berfungsi sebagai mata pencaharian oleh masyarakat Gaung itu sendiri. Masyarakat Gaung banyak juga yang berdagang di Pasar Gaung ini. Bagi masyarakat Gaung yang memiliki tanah di sekitar Pasar memanfaatkan tanah mereka untuk di sewakan untuk pedagang. Pasar Gaung merupakan tempat bertransaksi jual beli oleh masyarakat Gaung dan daerah luar kota padang 27 SK Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Tahun Wawancara dengan Indra DT. RAJO LELO. SH, MM sebagai Ketua LPM di Gaung tanggal 25 Januari 2016

9 Kesimpulan Sejak masyarakat datang dan menetap dari berbagai daerah di Gaung, Masyarakat di Gaung membayar sewa dari tanah yang di pakai kepada pihak PT. Pelindo. masyarakat yang berada disekitar Gaung menyewa tanah PT. Pelindo dengan harga sewa 90 rupiah / M 2 pertahun.. Selain dari tanah masyarakat, SD Muhammadyah juga membayar sewa tanah kepada PT. Pelindo. yang berada dikawasan Pasar Gaung. Pasar Gaung berada di daerah yang sangat strategis di Pantai Teluk Bayur. Pasar Gaung merupakan pasar yang mulanya dari pelelangan ikan yang berada di Gaung tahun Pasar Gaung awal berdiri hanyalah pasar sayur di daerah Gaung. Tetapi dilihat pada saat sekarang Pasar Gaung sudah maju dan berkembang. Pada tahun 1978 Pasar Gaung mengalami perkembangan, pemuda dan pemuka masyarakat membangun kios atau lapak Untuk pedagang dengan ukuran 4 x 5 m dan los dengan ukuran lebih kurang 22 x 10 m yang telah di sediakan oleh pemuda Gaung. dan ada juga masyarakat yang berjualan di emperan atau halaman rumahnya. Pasar Gaung mengalami peningkatan baik dari segi pedagang dan pengunjung, sehingga pasar Gaung menjadi semakin banyak di kunjngi oleh pembeli dari berbagai tempat. Keberadaan pasar gaung tidak terlepas dari peranan para nelayan yang berada di pesisir pantai Gaung. awal masuknya para pendatang ke wilayah gaung, mereka umumnya berasal dari daerah rantuan Pesisir Selatan, yang pada akhirnya menetap dan tingal di gaung. Perkembangan pendatang yang sangat pesat serta aktifitas masyarakat yang dominan nelayan dan ditunjang dengan hasil tangkapan ikan yang begitu besar membuat masyarakat terdorong untuk menjual ikan yang pada mulanya hanya di pingir pantai gaung Pasar Gaung merupakan Pasar Pembantu di Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang. Pasar Gaung ialah Pasar yang ada setiap hari, Pasar Gaung berperan penting bagi masyarakat Kota Padang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pasar Gaung juga berfungsi sebagai mata pencaharian oleh masyarakat Gaung itu sendiri. Masyarakat Gaung banyak juga yang berdagang di Pasar Gaung ini. Bagi masyarakat gaung yang memiliki tanah di sekitar Pasar memanfaatkan tanah mereka untuk di sewakan untuk pedagang. Pasar Gaung merupakan tempat bertransaksi jual beli oleh masyarakat Gaung dan daerah luar kota padang. Saran Dengan adanya pasar dan tempat pelelangan ikan di Gates Nan XX ini, dapat membawa perubahan yang lebih baik dan maju lagi dalam perkembangan pasar di kota Padang, terutama sekali Pasar Gaung sendiri. Agar pasar Gaung semakin ramai di kunjungi pembeli dan pedagang yang berada, baik luar Kota padang maupun di Kota Padang sendiri, Maka Pasar Gaung harus ditambah kios dan los tempat pedagang dikarenakan semakin ramainya pedagang yang ada di Pasar Gaung. Ramainya pengunjung Pasar Gaung juga menyebabkan lahan parkir menjadi sempit sehingga perlu perluasan lahan parkir di Pasar Gaung tersebut. Bertujuan untuk memperlancar transaksi jual beli di Pasar Gaung. Menyediakan tempat sampah yang memadai atau menyediakan tempat pengolahan sampah agar sampah di Pasar Gaung tidak lagi berserakan.. DAFTAR PUSTAKA A. Arsip wawancara dengan masyarakat Gaung, Kelurahan Gaung, LPM Gaung, KUD Gaung. Dokument Rekapitulasi Kontrak-Kontrak Penduduk di Teluk Bayur milik PT. Pelindo Data Kantor Kelurahan Gates Nan XX tentang Jumlah Pedagang, Sarana dan Prasarana Pasar Gaung. B. Buku Ahmad Mujahidin Ekonomi Islam. Jakarta PT: Raja Grafindo Persada. Clifford Greetz Penjaja dan Raja. Jakarta. Gramedia. Daliman A Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: ombak. Damsar Sosiologi Ekonomi. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. Gregorgi Mankiw Pengantar Ekonomi 1 Jakarta: Erlangga, Koenjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan Indonesia Jakarta: Riambatan Marbun Kota Indonesia Masa Depan, Yogyakarta.

10 Mestika Zed Metodologi Penelitian Sejarah. Padang: Fakultas Ilmu- Ilmu Sosial UNP. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Bandung: PT. Remaja Rrosdakarya Freek Colombijn, 2006, Paco-Paco Kota Padang, Yogyakarta C. Skripsi Citra yuliastuti (2011) perkembangan pasar sasak ranah pasisie pasaman barat. Padang: Skripsi Prodi Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat Fikri wulan sari (2012) perkembangan pasar alai padang Tahun Padang: Skripsi Prodi Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat Febri yanti (2006) Sejarah Pasar Nagari Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Periode Orde Baru Felia Siska, (2014) Keberadaan Pasar Nagari Sisawah Kabupaten Sijunjung Tahun Padang : Skripsi Prodi Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat. Suhardi Perkembangan Pasar Abai DI Kabupaten Solok Padang: Skripsi Prodi Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat Zusmelia Ketahanan (persistence) pasar nagari di minangkabau dalam ekonomi dunia: kasus pasar kayu manis (cassiavera) di minangkabau, provinsi sumatera barat. Bogor: Disertai Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi kota adalah perdagangan. Sektor ini memiliki peran penting dalam mendukung

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar

BAB V KESIMPULAN. Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar 74 BAB V KESIMPULAN Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar ini diperkirakan sudah ada sejak zaman belanda namun hanya sebatas untuk pasar untuk kebutuhan masyarkat nagari

Lebih terperinci

ABSTRAK Perkembangan Pasar Inpres Painan: Studi Kasus Setelah Kebakaran Tahun

ABSTRAK Perkembangan Pasar Inpres Painan: Studi Kasus Setelah Kebakaran Tahun iv ABSTRAK Skripsi ini berjudul Perkembangan Pasar Inpres Painan: Studi Kasus Setelah Kebakaran Tahun 2007-2013. Penulisan dari skripsi ini menjelaskan tentang perkembangan yang terjadi di Pasar Inpres

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup masyarakat.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas keseluruhan wilayah kabupaten pasaman barat. Kecamatan sungai beremas dengan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas keseluruhan wilayah kabupaten pasaman barat. Kecamatan sungai beremas dengan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografis Kecamatan sungai beremas merupakan salah satu daerah di sebelah utara kabupaten pasaman barat dengan luas wilayah sekitar 440,48 km 2 atau 11,33 persen

Lebih terperinci

Historiografi. (Jakarta: PT Gramedia.1985) Hal Wawancara dengan Adi Waluyo, 40. tahun peteni etnis Jawa desa Rami Mulya, 29 Desember

Historiografi. (Jakarta: PT Gramedia.1985) Hal Wawancara dengan Adi Waluyo, 40. tahun peteni etnis Jawa desa Rami Mulya, 29 Desember 2 PENDAHULUAN Negara Republik Indonesia pernah mengalami goncangan yang berat di bidang perekonomian dan juga politik yang terjadi pada tahun 1950-an yang disebabkan karena tidak puas terhadap keputusan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP UMUM TENTANG JALAN. diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di bawah

BAB III KONSEP UMUM TENTANG JALAN. diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di bawah 36 BAB III KONSEP UMUM TENTANG JALAN A. Pengertian dan Jenis-Jenis Jalan 1. Pengertian Jalan Menurut Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 2006 tentang Jalan bahwa jalan adalah prasarana transportasi darat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara, yang ibukotanya Gunungsitoli. Bersama pulau-pulau lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara, yang ibukotanya Gunungsitoli. Bersama pulau-pulau lain yang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Nias merupakian salah satu dari 17 kabupaten di Propinsi Sumatera Utara, yang ibukotanya Gunungsitoli. Bersama pulau-pulau lain yang mengelilinginya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pariwisata sekarang sudah merupakan suatu tuntutan hidup dalam zaman modern ini. Permintaan orang-orang untuk melakukan perjalanan wisata, dari tahun ke tahun terus

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km² BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG 2.1 Letak Geografis Pulau Burung Pulau Burung merupakan salah satu kecamatan dari 17 kecamatan yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melihat hubungan masyarakat dengan aktivitas ekonomi. 1. pembeli bertemu untuk menawarkan hasil perdagangan di pasar.

BAB I PENDAHULUAN. melihat hubungan masyarakat dengan aktivitas ekonomi. 1. pembeli bertemu untuk menawarkan hasil perdagangan di pasar. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar sebagai salah satu kegiatan ekonomi merupakan sarana untuk melihat hubungan masyarakat dengan aktivitas ekonomi. 1 Para pedagang dan pembeli bertemu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan semakin modernnya teknologi yang berkembang di sektor

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan semakin modernnya teknologi yang berkembang di sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan pembangunan di Indonesia membawa banyak kemajuan disegala sektor kehidupan, baik itu bidang sosial, ekonomi, pendidikan, pertanian, teknologi dan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA 21 Desember 2012 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C 2/C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DHARMASRAYA, KABUPATEN SOLOK SELATAN, DAN KABUPATEN PASAMAN BARAT DI PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan masyarakat dengan aktivitas ekonomi. 1 Pasar merupakan tempat

BAB I PENDAHULUAN. hubungan masyarakat dengan aktivitas ekonomi. 1 Pasar merupakan tempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar sebagai salah satu kegiatan ekonomi merupakan sarana untuk melihat hubungan masyarakat dengan aktivitas ekonomi. 1 Pasar merupakan tempat bertemunya antara

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DHARMASRAYA, KABUPATEN SOLOK SELATAN, DAN KABUPATEN PASAMAN BARAT DI PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DHARMASRAYA, KABUPATEN SOLOK SELATAN, DAN KABUPATEN PASAMAN BARAT DI PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RGS Mitra 1 of 15 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG

RGS Mitra 1 of 15 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG RGS Mitra 1 of 15 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DHARMASRAYA, KABUPATEN SOLOK SELATAN, DAN KABUPATEN PASAMAN BARAT DI PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif juga memberi dampak negatif terutama ditunjukkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif juga memberi dampak negatif terutama ditunjukkan oleh digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Pembangunan Nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Pembangunan merupakan salah satu cara untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam pembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan sebesar 1,49 % pada tahun Badan Pusat Statistik (BPS,

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan sebesar 1,49 % pada tahun Badan Pusat Statistik (BPS, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia terus meningkat setiap tahunnya dengan laju pertumbuhan sebesar 1,49 % pada tahun 2000-2010. Badan Pusat Statistik (BPS, 2010) mempublikasikan

Lebih terperinci

KUESIONER Pertanyaan Untuk Pebelanja. Kelurahan :.. Kecamatan :.. Kota :.. DKI Jakarta

KUESIONER Pertanyaan Untuk Pebelanja. Kelurahan :.. Kecamatan :.. Kota :.. DKI Jakarta Lampiran 1 KUESIONER Pertanyaan Untuk Pebelanja A. Identitas Responden 1. Nama : 2. Alamat : Jl. RT./ RW. Kelurahan :.. Kecamatan :.. Kota :.. DKI Jakarta 3. Status gender : 1. Lelaki / 2. Perempuan 4.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki potensi alam di sektor perikanan yang melimpah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakatnya. Salah satu sumber

Lebih terperinci

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT 62 BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT 3.1.Letak Geografi 3.1.1. Luas Wilayah Kecamatan bungus teluk kabung merupakan salah satu kecamatan di kota padang,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

PROSES SOSIAL TERBENTUKNYA PASAR TRADISIONAL

PROSES SOSIAL TERBENTUKNYA PASAR TRADISIONAL PROSES SOSIAL TERBENTUKNYA PASAR TRADISIONAL (Studi Komparatif Pasar Pagi Parak Laweh dan Pasar Pagi Pulau Aia Kelurahan Parak Laweh Pulau Aia Nan XX Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang) SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara. 45 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota yang menjadi ibukota provinsi Lampung, Indonesia. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Kelurahan Fatubesi merupakan salah satu dari 10 kelurahan yang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PASAR USANG NAGARI LUBUK BASUNG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM TAHUN ARTIKEL ILMIAH. Oleh

PERKEMBANGAN PASAR USANG NAGARI LUBUK BASUNG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM TAHUN ARTIKEL ILMIAH. Oleh 0 PERKEMBANGAN PASAR USANG NAGARI LUBUK BASUNG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM TAHUN 1989-2009 ARTIKEL ILMIAH Oleh RINI AGUSTIA PRATIWI NPM. 10020101 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan 46 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data satu periode, yaitu data Program

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data satu periode, yaitu data Program III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data satu periode, yaitu data Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayaran antar pulau di Indonesia merupakan salah satu sarana transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan pembangunan nasional yang berwawasan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sosiologi Masyarakat Pesisir. (Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia), hal. 1 2 Ibid, hal Arif Satria

PENDAHULUAN. Sosiologi Masyarakat Pesisir. (Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia), hal. 1 2 Ibid, hal Arif Satria PENDAHULUAN Bangsa Indonesia merupakan negara kepulauan, yang lautnya mencapai 70 persen dari total wilayah. Kondisi laut yang demikian luas dan sumber daya alam yang begitu besar pada kenyataannya belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah menjadi salah satu kegiatan perekonomian penduduk yang sangat penting. Perikanan dan

Lebih terperinci

BAB II SOSIAL DEMOGRAFIS TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Ukui yang ibukotanya pangkalan Kerinci

BAB II SOSIAL DEMOGRAFIS TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Ukui yang ibukotanya pangkalan Kerinci 15 BAB II SOSIAL DEMOGRAFIS TINJAUAN LOKASI PENELITIAN A. Kecamatan Ukui 1. Geografis Kecamatan Ukui Kecamatan Ukui yang ibukotanya pangkalan Kerinci merupakan salah satu Kecamatan yang termasuk dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara. Luas wilayahnya 60 km. Kota ini berada ditepi Sungai Asahan, sebagai salah satu sungai terpanjang

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR I. PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Sejak terbentuknya Provinsi Nusa Tenggara Timur pada 20 Desember 1958

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. dengan menyediakan fungsi fasilitas berupa pasar ternak. (tengkulak/blantik) atau pembeli masih secara tradisional. Sistem jual beli /

I.PENDAHULUAN. dengan menyediakan fungsi fasilitas berupa pasar ternak. (tengkulak/blantik) atau pembeli masih secara tradisional. Sistem jual beli / I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan peternakan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan populasi ternak, meningkatkan produksi dan mutu hasil ternak agar dapat memenuhi permintaan pasar dan memperluas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Di pasar kita dapat berbelanja sayuran, daging, sembako, bumbu dapur, buahbuahan, pakaian,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Sungai Kampar dan mempunyai luas wilayah kurang lebih ha/m 2.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Sungai Kampar dan mempunyai luas wilayah kurang lebih ha/m 2. BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Luas dan Batas Wilayah Desa sungai tonang merupakan daerah dataran tinggi yang dialiri Air Sungai Kampar dan mempunyai luas wilayah kurang lebih 10.250.000 ha/m

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah 46 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 sampai dengan 105 45 Bujur Timur dan 5 15 sampai

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PEMINDAHAN PUSAT PEMERINTAHAN KOTA PADANG DARI WILAYAH KECAMATAN PADANG BARAT KE WILAYAH KECAMATAN KOTOTANGAH KOTA PADANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, maka pembangunan harus dilaksanakan secara berkelanjutan,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, maka pembangunan harus dilaksanakan secara berkelanjutan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemekaran daerah atau desentralisasi merupakan sebuah aspirasi masyarakat untuk kemajuan daerahnya sendiri dimana daerah otonom baru mempunyai kewenangan sendiri untuk

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN JUAL BELI KIOS (MILIK UMUM) PASAR DI PASAR TANJUNG KABUPATEN JEMBER

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN JUAL BELI KIOS (MILIK UMUM) PASAR DI PASAR TANJUNG KABUPATEN JEMBER 43 BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN JUAL BELI KIOS (MILIK UMUM) PASAR DI PASAR TANJUNG KABUPATEN JEMBER A. Gambaran Umum Pasar Tanjung Kabupaten Jember Gambar: 1 Kondisi Pasar Tanjung Kabupaten Jember Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi berdasarkan sumber Badan Pusat Statistik sebesar 1,49% pada tahun 2015 dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar merupakan suatu tempat dimana penjual dan pembeli dapat bertemu untuk melakukan transaksi jual beli barang. Penjual menawarkan barang dagangannya dengan harapan

Lebih terperinci

WILAYAH PELAYANAN PASAR MUARALABUH SEBELUM DAN SESUDAH DIPINDAHKAN LOKASI PASAR DI KECAMATAN SUNGAI PAGU KABUPATEN SOLOK SELATAN

WILAYAH PELAYANAN PASAR MUARALABUH SEBELUM DAN SESUDAH DIPINDAHKAN LOKASI PASAR DI KECAMATAN SUNGAI PAGU KABUPATEN SOLOK SELATAN WILAYAH PELAYANAN PASAR MUARALABUH SEBELUM DAN SESUDAH DIPINDAHKAN LOKASI PASAR DI KECAMATAN SUNGAI PAGU KABUPATEN SOLOK SELATAN Widia Pitri Yeni Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Jumlah pulau di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Jumlah pulau di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Jumlah pulau di Indonesia, menurut data statistik yang dikeluarkan Direktorat Jendral Pemerintahan Umum

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN 2.1 Sejarah Desa Pauh Desa Pauh ini terletak di Jalan Jala X Lingkungan 14 Terjun Medan. Nama asli dari desa ini sebenarnya adalah Desa Terjun Jalan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU 75 GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu propinsi yang masih memiliki tutupan hutan yang baik dan kaya akan sumberdaya air serta memiliki banyak sungai. Untuk kemudahan dalam

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. BAPPEDA Kota Padang, tentang Penyusunan Masterplan Pasar raya dan Pasar Tradisonal Kota Padang, 2012.

DAFTAR PUSTAKA. BAPPEDA Kota Padang, tentang Penyusunan Masterplan Pasar raya dan Pasar Tradisonal Kota Padang, 2012. 79 DAFTAR PUSTAKA A. Arsip dan Dokumen BAPPEDA Kota Padang, tentang Penyusunan Masterplan Pasar raya dan Pasar Tradisonal Kota Padang, 2012. Data UPTD Pasar Bandar Buat. Padang : UPTD, 2014. Dinas Pasar

Lebih terperinci

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian BAB II Deskripsi Lokasi Penelitian Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian di setiap bagian yang diperlukan dalam penelitian ini. Kita dapat mulai untuk meneliti apa

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA A. Kondisi Geografi Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota besar seperti Semarang maupun Yogyakarta. Letaknya yang strategis dan berpotensi

Lebih terperinci

memasuki lingkungan yang lebih luas yakni lingkungan masyarakat. PENDAHULUAN A. Permasalahan Penelitian

memasuki lingkungan yang lebih luas yakni lingkungan masyarakat. PENDAHULUAN A. Permasalahan Penelitian PENDAHULUAN A. Permasalahan Penelitian Pendidikan merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa dan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semarang merupakan ibukota propinsi Jawa Tengah yang berada pada kawasan pesisir pantai utara Jawa. Kota Semarang yang berada di pesisir pantai menempatkan penduduknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat Indonesia selain sebagai muara dari produk-produk rakyat, pasar juga berfungsi sebagai tempat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teluk Bungus yang luasnya ± 17 km 2 atau 1383,86 Ha berada di Kecamatan Bungus Teluk Kabung. Kecamatan ini merupakan kecamatan pesisir di wilayah selatan Kota Padang

Lebih terperinci

DAMPAK PEMBANGUNAN PASAR NAGARI TERHADAP SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT JORONG LUNDAR NAGARI PANTI TIMUR KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL

DAMPAK PEMBANGUNAN PASAR NAGARI TERHADAP SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT JORONG LUNDAR NAGARI PANTI TIMUR KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL DAMPAK PEMBANGUNAN PASAR NAGARI TERHADAP SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT JORONG LUNDAR NAGARI PANTI TIMUR KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL NOPRI PARANDIKA NPM: 11070142 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 Pengertian pasar tradisional menurut peraturan Menteri perdagangan RI, (2008): Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Arti Judul

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Arti Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Arti Judul Redesain adalah sebuah proses perencanaan dan perancangan untuk melakukan suatu perubahan pada struktur dan fungsi suatu benda, bangunan, maupun sistem untuk manfaat yang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PEMINDAHAN PUSAT PEMERINTAHAN KOTA PADANG DARI WILAYAH KECAMATAN PADANG BARAT KE WILAYAH KECAMATAN KOTOTANGAH KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR I. PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kelurahan Nunhila memiliki 4 wilayah RW dan 17 wilayah RT, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah, maka program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi

BAB I PENDAHULUAN. daerah, maka program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Usaha memperbesar pendapatan asli daerah,

Lebih terperinci

KEBERADAAN PASAR NAGARI SISAWAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN ABSTRACT

KEBERADAAN PASAR NAGARI SISAWAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN ABSTRACT KEBERADAAN PASAR NAGARI SISAWAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 1998-2013 Felia Siska 1 Zusmelia 2 Meri Erawati 3 Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Issues that were examined

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG, KABUPATEN LABUHAN BATU

BAB II GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG, KABUPATEN LABUHAN BATU BAB II GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG, KABUPATEN LABUHAN BATU 2.1 Letak Geografis Desa Asam Jawa Desa Asam Jawa berada di Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Provinsi

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis Desa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis Desa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar 1. Letak Geografis Desa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar Desa Ranah Sungkai

Lebih terperinci

DAMPAK PERUBAHAN LOKASI PASAR TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT Di Nagari Muaralabuh Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan

DAMPAK PERUBAHAN LOKASI PASAR TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT Di Nagari Muaralabuh Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan DAMPAK PERUBAHAN LOKASI PASAR TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT Di Nagari Muaralabuh Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan SKRIPSI Oleh NELLA YULIANTI BP. 07191008 JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan penduduk dapat ditampung dalam ruang-ruang sarana sosial dan ekonomi, tetapi tidak akan berjalan dengan baik tanpa didukung oleh pelayanan infrastruktur yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia terkenal memiliki sumber daya alam dan mineral, seperti minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak pertambangan

Lebih terperinci

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara Sumber: Chapman, D. J (2004) Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Lebih terperinci

PENATAAN PEMUKIMAN NELAYAN TAMBAK LOROK SEMARANG

PENATAAN PEMUKIMAN NELAYAN TAMBAK LOROK SEMARANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN PEMUKIMAN NELAYAN TAMBAK LOROK SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan, yang memiliki potensi besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian besar bertempat

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Fisik dan Topografi Kota Bandarlampung

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Fisik dan Topografi Kota Bandarlampung IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik dan Topografi Kota Bandarlampung Kota Bandarlampung adalah Ibukota Provinsi Lampung yang memiliki luas wilayah 197,22 km 2 atau 19.772 hektar. Secara

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST) 1 Sumatera Barat 94.920 11.337 15.227 8.108 9.381 16.960 17.466 20.403 33.810 87.545 229.026 2 Agam 12.508 1.280 1.426 940 1.315 1.909 2.264 1.924 3.271 9.778 27.006 3 Ampek Angkek 659 96 101 32 65 108

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST) 1 Sumatera Barat 81.235 9.876 16.534 14.901 13.334 19.083 18.382 14.999 39.415 97.233 229.211 2 Agam 10.356 1.321 1.754 1.757 1.079 1.751 2.104 1.583 5.119 10.028 27.101 3 Ampek Angkek 544 87 134 113 57

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST) 1 Sumatera Barat 70.974 21.356 15.763 14.547 11.518 21.113 16.941 22.192 33.751 102.074 229.158 2 Agam 9.936 1.724 1.695 1.118 1.057 2.689 2.132 2.898 3.763 11.589 27.119 3 Ampek Angkek 497 136 106 49

Lebih terperinci

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SALINAN BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA DI KABUPATEN PASER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASER, Menimbang

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST) 1 Sumatera Barat 103355 8835 19432 13015 16487 18847 17899 13972 14794 99.652 228145 2 Agam 8316 978 2823 1811 3185 2407 3214 2020 2189 15.460 26971 3 Ampek Angkek 318 60 215 75 258 81 111 86 196 826 1400

Lebih terperinci

V. PASAR TRADISIONAL KOTA BOGOR

V. PASAR TRADISIONAL KOTA BOGOR V. PASAR TRADISIONAL KOTA BOGOR 5.1. Kebijakan Pengelolaan Pasar Tradisional Kota Bogor Terdapat tujuh buah pasar tradisional yang dibangun oleh Pemerintah Kota Bogor untuk menunjang perekomomian dan memenuhi

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk

IV. KEADAAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk 33 IV. KEADAAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG A. Letak Geografis Dan Iklim Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk ibu kota Propinsi Lampung. Kota yang terletak di sebelah barat

Lebih terperinci

INVESTMENT OPPORTUNITIES OF PADANG CITY

INVESTMENT OPPORTUNITIES OF PADANG CITY INVESTMENT OPPORTUNITIES OF PADANG CITY World Best Halal Destination World Best Halal Culinary Destination World Best Halal Tour Operator GENERAL DESCRIPTION OF PADANG CITY SAUDI ARABIA DUBAI PADANG FREMANTLE

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Max. Vegetatif (41-54 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Max. Vegetatif (41-54 HST) Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi 1 Sumatera Barat 109.460 14.393 9.536 9.370 8.156 18.267 17.440 8.479 29.113 71.248 227.338 2 Agam 10.510 981 1.537 1.231 1.094 2.777 2.231 1.282 4.970 10.152 26.885

Lebih terperinci

TINGKAT PELAYANAN PASAR REMU DAN PASAR BOSWESEN DI KOTA SORONG

TINGKAT PELAYANAN PASAR REMU DAN PASAR BOSWESEN DI KOTA SORONG TINGKAT PELAYANAN PASAR REMU DAN PASAR BOSWESEN DI KOTA SORONG Jeklin Bosawer 1, Pierre H.Gosal², & Esli.D.Takumansang 3 1 Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulanggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Lahirnya UU No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah kemudian dianggap membawa semangat demokrasi didalamnya karena memuat kebijakan Otonomi Daerah, yang akan memberikan

Lebih terperinci

Kawasan strategis wilayah kabupaten ditetapkan berdasarkan: 1. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten; 2. Nilai strategis dari aspek-

Kawasan strategis wilayah kabupaten ditetapkan berdasarkan: 1. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten; 2. Nilai strategis dari aspek- BAB V KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN SIJUNJUNG 5.1. PROSES PENETAPAN KAWASAN KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN SIJUNJUNG 5.1.1 Fungsi, Dasar dan Kriteria Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Kawasan strategis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Permukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan

I. PENDAHULUAN. Permukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan melakukan kegiatan/aktivitas sehari-harinya. Permukiman dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Tanjungpinang merupakan Ibukota Provinsi Kepulauan Riau. Sesuai

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Tanjungpinang merupakan Ibukota Provinsi Kepulauan Riau. Sesuai V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Geografis Kota Tanjungpinang merupakan Ibukota Provinsi Kepulauan Riau. Sesuai dengan SK Menteri Dalam Negeri Nomor 5 tanggal 21 Juni 2001, Kota Tanjungpinang membawahi

Lebih terperinci

TINGKAT PERKEMBANGAN KELURAHAN DI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG

TINGKAT PERKEMBANGAN KELURAHAN DI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG 0 TINGKAT PERKEMBANGAN KELURAHAN DI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG Oleh : Eci Peblarici*Bakaruddin**Elvi Zuriyani** Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat* Dosen Pendidikan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Penerapan desentralisasi di Indonesia sejak tahun 1998 menuntut daerah untuk mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki secara arif dan bijaksana agar peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kelurahan Kota Sepang 1. Sejarah Singkat Kelurahan Kota Sepang Kelurahan Kota Sepang berasal dari kata kuto dan Sepang.. Kuto berarti pagar. Kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jasa. Pekanbaru saat ini memiliki perkembangan yang cukup pesat, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Jasa. Pekanbaru saat ini memiliki perkembangan yang cukup pesat, perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Pekanbaru sebagai ibu kota Provinsi Riau berfungsi sebagai pusat pemerintahan Provinsi Riau, Pusat Pendidikan, Pusat Perdagangan, Industry dan Jasa. Pekanbaru

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori UKM Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Pelabuhan Sunda Kelapa Pelabuhan Sunda Kelapa berlokasi di Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara, pelabuhan secara geografis terletak pada 06 06' 30" LS,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan membangun

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan membangun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan usaha sadar yang sengaja dilakukan oleh manusia untuk memperbaiki kondisi masyarakat pada suatu region dengan berbagai perencanaan dalam berbagai

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena 90 IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik, pendidikan

Lebih terperinci