ANALISIS PENGARUH PEMBANGUNAN PERUMAHAN TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH KECAMATAN SIANTAR MARIMBUN KOTA PEMATANGSIANTAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGARUH PEMBANGUNAN PERUMAHAN TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH KECAMATAN SIANTAR MARIMBUN KOTA PEMATANGSIANTAR"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGARUH PEMBANGUNAN PERUMAHAN TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH KECAMATAN SIANTAR MARIMBUN KOTA PEMATANGSIANTAR Alexsandro Siahaan*, Zulkifli Nasution**, dan Agus Purwoko** *Alumnus Mahasiswa PWD SPs USU **Dosen PWD SPs USU Abstract: This study was analyzing the changes in agricultural land use in district Siantar Marimbun into land for housing / settlements and the compliance with the spatial plan of Pematangsiantar city; analyzing the effect of housing development to the surrounding community income in District Siantar Marimbun, and analyzing the housing development for the infrastructure development in District Siantar Marimbun. The analysis method of this study was descriptive analysis, the means difference test, and simple linear regression analysis. Respondents sampling based on probability sampling. This research concludes that during the period there was a change of land use in the District Siantar Marimbun. The rice acreage in District Siantar Marimbun decreased by hectares. Residential acreage increased by hectares. The housing development in District Siantar Marimbun gives a positive impact to the surrounding community income. The housing development in District Siantar Marimbun have a significant positive impact on the infrastructure development. Thus the housing development in District Siantar Marimbun was able to increase the infrastructure development (construction / repair of roads, transport facilities, and trading facilities), so housing development increasing can increase the infrastructure development. Abstrak: Kajian penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan perumahan/permukiman dan kesesuaian dengan RTRW Kota Pematangsiantar; menganalisis pengaruh pembangunan perumahan terhadap pendapatan masyarakat sekitar perumahan di, dan menganalisis pembangunan perumahan terhadap pengembangan infrastruktur di Kecamatan Siantar Marimbun. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, uji beda rata-rata, dan analisis regresi linier sederhana. Pengambilan sampel responden berdasarkan probability sampling.hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa selama periode tahun terdapat perubahan penggunaan lahan di. Penurunan luas areal persawahan di sebesar 165,26 Ha. Luas areal permukiman mengalami peningkatan sebesar 120,36 Ha. Pembangunan perumahan di memberikan pengaruh yang positif terhadap pendapatan masyarakat di sekitarnya. Hal ini dapat dilihat dari adanya perbedaan secara nyata pendapatan masyarakat sesudah adanya pembangunan perumahan dibanding sebelum pembangunan perumahan. Pembangunan perumahan di memberikan pengaruh yang signifikan positif terhadap pengembangan infrastruktur. Dengandemikianpembangunanperumahan di KecamatanSiantarMarimbunmampumeningkatkanpengembanganinfrastruktur (pembangunan/perbaikan jalan, fasilitastransportasi, dan saranaperdagangan), sehinggasemakinmeningkatpembangunanperumahanmakadapatmeningkatkanpeng embanganinfrastruktur. Kata kunci: pembangunan perumahan, penggunaan lahan, pendapatan masyarakat, infranstruktur PENDAHULUAN Kota berperan sebagai suatu wahana pemanfaatan lahanya itus ebagai pusat produksi, distribusi, dan konsumsi dari kebutuhan dasar manusia. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kota merupakan 103

2 Jurnal Ekonom, Vol 17, No 3, Juli 2014 pertemuan dari aspek ekonomi, social budaya, politis, dan sebagainya. Sebagai tempat tinggal dan tempat bekerja bagi sebagian penduduk dunia, kota merupakan tempat yang dapat memberikan peluang dan harapan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik bagi sekelompok orang. Laju pertumbuhan penduduk membawa konsekuensi logis diperlukannya penambahan ketersediaan pelayanan infrastruktur yang lebih banyak, di manasalah satunya yang sangat penting dan mendesak adalah masalah penyediaan perumahan (pemukiman) bagi warganya. Sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan perumahan tersebut, salah satu alternatif yang diupayakan pemerintah Indonesia adalah pembangunan perumahan dalams kala besar maupun kecil. Astuty (2005) berpendapat bahwa berbagai kepentingan yang dilakukan pemerintah dalam rangka pembangunan daerah diantaranya dengan menumbuh kembangkan kawasan industri, permukiman, serta berbagai sarana dan prasarana pendukung kegiatan ekonomi yang pada akhirnya menuntut kebutuhan akan lahan. Sementara itu lahan yang tersedia didominasi oleh lahan pertanian. Dengan demikian, luas lahan pertanian di wilayah tersebut tentunya akan mengalami penyempitan akibat adanya alih fungsi lahan. Menurut Catanese dalam Isnawati (2006) penggunaan lahan terbesar di perkotaan adalah untuk perumahan. Pembangunan perumahan perumahan baru terus dilakukan karena permintaan akan perumahan tersebut meningkat seiring dengan jumlah penduduk perkotaan yang semakin meningkat pula. Perumahan merupakan kebutuhan dasar manusia dan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa, dan perlu dibina serta dikembangkan demi kelangsungan dan peningkatan kehidupan dan penghidupan masyarakat. Perumahan tidak dapat dilihat sebagai sarana kebutuhan kehidupan semata-mata, tetapi lebih dari itu merupakan proses bermukim manusia dalam menciptakan ruang kehidupan untuk memasyarakatkan dirinya, dan menampakkan jati dirinya. Begitu juga di Kota Pematangsiantar, diadakannya pembangunan daerah akan meningkatkan permintaan untuk mengalihfungsikan lahan pertanian menjadi non pertanian yang juga menyebabkan penurunan luas pertanian.selain diadakannya pembangunan daerah, laju pertumbuhan penduduk di Kota Pematangsiantar sebesar 0,4% juga mempengaruhi terjadinya alihfungsi lahan pertanian menjadi daerah pemukiman dan perumahan. Kota Pematangsiantar memiliki kompleksitas aktivitas perkotaan yang cukup tinggi Pada awalnya, konsentrasi aktivitas perkotaan berada pada pusat (inti) kota. Namun seiring dengan peningkatan harga lahan dan kesesakan lahan di pusat kota, terjadi pergeseran kesempatan kerja dan pemusatan penduduk keluar kawasan pusat kota. Hal ini mengindikasikan telah terjadi kejenuhan terhadap ketersediaan ruang di lokasi pusat kota. Salah satu kecamatan di luar kawasan pusat Kota Pematangsiantar yang menjadi pengembangan kawasan perumahan adalah, yang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Pematangsiantar merupakan pengembangan kawasan perumahan kepadatan sedang. memiliki luas sebesar Ha dengan kepadatan penduduk 813 jiwa/ Hamerupakan kecamatan dengan klasifikasi wilayah pertanian.pada tahun terdapat penurunan luas areal persawahan di sebesar 165,26 ha sedangkan luas areal permukiman mengalami peningkatan sebesar 120,36 Ha. Selama periode tahun luas lahan sawah telah berkurang 165,26 Ha atau rata-rata 41,32 Ha per tahun. Berdasarkan data BPS Kota Pematangsiantar Tahun 2011 menunjukkan rata-rata produksi lahan sawah Kecamatan Siantar Marimbun sebesar 5,97 ton/ha sehingga alih fungsi lahan sawah mengakibatkan produksi lahan sawah berkurang 246,65 ton.ha/tahun. Salah satu penyebab bertambahnya luas areal pemukiman adalah dengan adanya pembangunan perumahan. Sektor usaha formal pembangunan perumahan 104

3 Alexsandro Siahaan, Zulkifli Nasution, dan Agus Purwoko: Analisis Pengaruh telah berkembang secara pesat seiring dengan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kemampuan penyediaan perumahan bagi masyarakat. Pengembang swasta dalam melakukan pembangunan perumahan akan membangun sarana dan prasarana infrastruktur untuk menarik minat masyarakat untuk dapat membeli dan tinggal di perumahan seperti adanya fasilitas penerangan, air bersih, telekominukasi, akses jalan dan sarana perdagangan. Selain itu pembangunan perumahan akan memberikan dampak terhadap keragaman penduduk yang tinggal di kompleks perumahan. Keragaman penduduk yang dapat terjadi di kompeks perumahan adalah keragaman dari suku, agama dan tingkat ekonomi masyarakat. Adanya pembangunan perumahan, diharapkan dapat membantu serta meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya golongan ekonomi menengah kebawah serta meningkatnya pembangunan infrastruktur di wilayah tersebut sehingga dapat mempercepat proses pengembangan wilayah di Kota Pematangsiantar. METODE Untuk menganalisis permasalahan perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan perumahan/permukiman dan kesesuaian dengan RTRW Kota Pematangsiantar menggunakan analisis deskriptif sedangkan untuk menganalisis permasalahan pengaruh pembangunan perumahan terhadap pendapatan masyarakat sekitar perumahan di, menggunakan uji beda rata-rata untuk sampel berpasangan (paired samples test t test). HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan Penggunaan Lahan di Meningkatnya jumlah pemukiman/perumahan di Kecamatan Siantar Marimbun tidak saja berarti menciptakan lapangan kerja baru, melainkan juga turut mempercepat alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi pemukiman/perumahan. Disamping itu juga kebutuhan lahan untuk aktivitas lain di luar pemukiman/perumahan seperti perdagangan dan jasa semakin besar. Sedangkan kemajuan teknologi pertanian belum berkembang dengan baik sehingga menyebabkan kebutuhan perumaha dan perdagangan/jasa di Kecamatan Siantar Marimbun ini dari tahun ke tahun membawa dampak pada peningkatan permintaan lahan untuk lokasi perumahan dan perdagangan/jasa. Mengingat sebagian besar lahan yang ada digunakan untuk pertanian, maka peningkatan permintaan lahan ini berarti alih fungsi lahan pertanian. Alih fungsi lahan merupakan kejadian yang tidak dapat dicegah. Proses alih fungsi lahan ini pasti terjadi hanya saja prosesnya dapat berlangsung cepat atau lambat tergantung dari faktor pendorongnya. Semakin besarnya dorongan untuk terjadinya alih fungsi lahan seperti pada kawasan pusat pengembangan, maka akan semakin cepat pula alih fungsi lahan ini terjadi. Pada umumnya lahan pertanian merupakan lahan yang paling mudah untuk dialihfungsikan dan lahan pertanian ini juga sangat baik untuk digunakan bagi kepentingan lainnya seperti industri, perdagangan/jasa dan perumahan. Alih fungsi lahan di Kecamatan Siantar Marimbun dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Perkembangan Luas Lahan Sawah Kecamatan Siantar Marimbun Dirinci PerKelurahan Tahun Luas Lahan Klasifikasi Bertambah/ No Kelurahan Sawah (Ha) Kelurahan berkurang Pematang Pertanian 251,52 215,52-36,00 Marihat 2. Marihat Jaya Pertanian 90,37 57,62-32,75 3. Nagahuta Pertanian 110,34 108,12-2,22 Timur 4. Tong Pertanian 229,86 179,96-49,90 Marimbun 5. Nagahuta Pertanian 121,47 84,17-37,30 6. SimarimbunPertanian 291,44 284,35-7,09 TOTAL 1.095,00929,74-165,26 Sumber: Dinas Pertanian Kota Pematangsiantar, 2012 Tahun terdapat penurunan luas areal persawahan di Kecamatan Siantar Marimbun sebesar 165,26 Ha dengan 105

4 Jurnal Ekonom, Vol 17, No 3, Juli 2014 luasan terbesar penurunan lahan sawah adalah Kelurahan Tong Marimbun yaitu sebesar 49,90 Ha dan yang terendah adalah Kelurahan Nagahuta Timur sebesar 2,22 Ha. Selama periode tahun luas lahan sawah telah berkurang 165,26 Ha atau rata-rata 41,32 Ha per tahun. Berdasarkan data BPS Kota Pematangsiantar Tahun 2011 menunjukkan rata-rata produksi lahan sawah Kecamatan Siantar Marimbun sebesar 5,97 ton/ha sehingga alih fungsi lahan sawah mengakibatkan produksi lahan sawah berkurang 246,65 ton.ha/tahun. Tabel 2. Perkembangan Luas Areal Permukiman Kecamatan Siantar MarimbunDirinci PerKelurahan Tahun No Kelurahan Klasifikasi Kelurahan Luas Lahan Permukim (Ha) Bertambah/ berkurang Pematang Marihat Pertanian 18,22 39,99 21,77 2. Marihat Jaya Pertanian 134,20 170,70 36,50 3. Nagahuta Timur Pertanian 18,16 21,25 3,09 4. Tong Pertanian 126,97 154,33 Marimbun 27,36 5. Nagahuta Pertanian 116,26 132,79 16,53 6. Simarimbun Pertanian 20,21 35,32 15,11 TOTAL 434,02 554,38 120,36 Sumber: Dinas Pertanian Kota Pematangsiantar, 2012 Tabel 2 menunjukkan bahwa luas areal permukiman mengalami peningkatan sebesar 120,36 Ha. Salah satu penyebab bertambahnya luas areal pemukiman adalah dengan adanya pembangunan perumahan. Sektor usaha formal pembangunan perumahan telah berkembang secara pesat seiring dengan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kemampuan penyediaan perumahan bagi masyarakat. Pada, ada beberapa perumahan yang telah selesai tahap pembangunannya dan telah dihuni oleh masyarakat yakni Perumahan Sibiak (2 ha), Perumahan Marimbun Garden (1 ha) dan Perumahan Bungaran (0,75 ha) dan ada juga beberapa perumahan yang masih dalam tahap pembangunan. Kota Pematangsiantar memiliki kompleksitas aktivitas perkotaan yang cukup tinggi. Pada awalnya, konsentrasi aktivitas perkotaan berada pada pusat (inti) kota. Namun seiring dengan peningkatan harga lahan dan kesesakan lahan di pusat kota, terjadi pergeseran kesempatan kerja dan pemusatan penduduk ke luar kawasan pusat kota. Hal ini mengindikasikan telah terjadi kejenuhan terhadap ketersediaan ruang di lokasi pusat kota, sehingga diperlukan wilayah di luar pusat kota sebagai pusat pertumbuhan. Salah satu kecamatan di luar kawasan pusat Kota Pematangsiantar yang menjadi pengembangan kawasan perumahan adalah, yang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Pematangsiantar merupakan pengembangan kawasan perumahan kepadatan sedang dan rendah. Berdasarkan RTRW Kota Pematangsiantar tahun pasal 28 huruf b dijelaskan bahwa pengembangan kawasan perumahan kepadatan sedang seluas lebih kurang 1.542,88 ha, meliputi : 1) perumahan kawasan perumahan kepadatan sedang baru diarahkan ke luar pusat kota dan arah timur dan utara kota; 2) perumahan kepadatan sedang ditetapkan di Kelurahan Tong Marimbun, Pematng Marihat, Nagihuta, BP Nauli, Tomuan, Pardomuan, Siopat Suhu, Merdeka, Teladan, Sukadame, Bukit Sofa, Bah Kapul, Setia Negara, Sigulang-gulang, Kahaean, Nagapitu, Nagapita, Pondok Sayur, Tanjung Pinggir. Selanjutnya pasal 28 huruf c menjelaskan bahwa perumahan kepadatan rendah seluas lebih kurang 373,8 ha, meliputi : 1) perumahan kepadatan rendah ditetapkan di Kelurahan Nagahuta, Marihat Jaya, Pematang Marihat, Sukaraja, Mekar Nauli, Tanjung Pinggir dan Tambun Nabolon; 2) pengembangan kawasan perumahan kepadatan rendah, meliputi : pengembangan kawasan perumahan kepadatan rendah baru diarahkan ke wilayah selatan kota di Kelurahan Simarimbun, Kelurahan Tong Marimbun, Kelurahan Nagahuta, Kelurahan Setia Negara, Kelurahan Pematang Marihat, Kelurahan Marihat Jaya, Kelurahan Nagahuta Timur, Kelurahan Suka Makmur dan Kelurahan Gurila. 106

5 Alexsandro Siahaan, Zulkifli Nasution, dan Agus Purwoko: Analisis Pengaruh Penjelasan di atas menunjukkan bahwa pengembangan kawasan perumahan kepadatan rendah baru diarahkan ke wilayah selatan kota di Kelurahan Simarimbun, Kelurahan Tong Marimbun, Kelurahan Nagahuta, Kelurahan Pematang Marihat, Kelurahan Marihat Jaya, dan Kelurahan Nagahuta Timur merupakan kelurahan yang berada di Kecamatan Siantar Marimbun. Pengaruh Pembangunan Perumahan terhadap Pendapatan Masyarakat Sekitar Perumahan Kecamatan Siantar Marimbun Untuk dapat menganalisa pembangunan perumahan terhadap pendapatan masyarakat maka seperti telah dirumuskan pada kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian bahwa pengaruh pembangunan perumahan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan masyakarat sekitar. Untuk menguji pengaruh pembangunan perumahan terhadap pendapatan masyarakat adalah dengan membandingkan tingkat pendapatan pada dua keadaan yang berbeda yaitu pada saat sesudah pembangunan perumahan dan sebelum pembangunan perumahan. Sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan sementara bahwa pengaruh pembangunan perumahan berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat apabila ada perbedaan rata-rata pendapatan masyarakat sesudah pembangunan perumahan dan sebelum pembangunan perumahan. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak SPSS, diperoleh hasil pengujian seperti pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Perhitungan Pendapatan Masyarakat Sesudah dan Sebelum adanya Pembangunan Perumahan Uraian Nilai (Rp) t-hitung Sign Pendapatan (Sesudah ,182 0,00 Pembangunan Perumahan) Tahun 2009 Pendapatan (Sebelum Pembangunan Perumahan) Tahun 2011 Perbedaan Hasil Meningkat Nyata Sumber : Data Primer diolah, 2012 Berdasarkan hasil Tabel 3. terlihat bahwa pendapatan masyarakat secara keseluruhan sesudah dan sebelum pembangunan perumahan menunjukkan adanya perbedaan. Untuk membuktikan hipotesis tersebut di atas maka dengan menggunakan analisis uji dua sampel berpasangan dan dari statistik sampel berpasangan diketahuibahwa nilai rata-rata pendapatan sesudah pembangunan perumahan adalah Rp ,- per bulan dan nilai rata-rata pendapatan sebelum pembangunan perumahan adalah Rp ,- per bulan. Hasil ini menunjukkan adanya perbedaan sebesar Rp ,- per bulan. Dengan menggunakan analisa uji dua sampel berpasangan, maka yang perlu diketahui adalah apakah ada perbedaan rata-rata pendapatan sesudah pembangunan perumahan dan sebelum pembangunan perumahan dengan tingkat signifikansi Sehingga dari table output analisis SPSS diperoleh Nilai t hitung adalah 40,182 dan P-value 0,000. Nilai t table dapat dilihat pada table statistik pada signifikansi 0.05 : 2 = 0,025 (uji dua sisi) dengan derajat kebebasan (df)n-1 atau 97-1 = 96, maka hasil yang diperoleh untuk t- tabel adalah 1,994 Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa : t hitung > t table (40,182 > 1,994). Kesimpulan dari hasil uji dua sampel berpasangan menunjukkan bahwa Ho ditolak atau hipotesis ini (Ha) diterima yaitu ada perbedaan rata-rata pendapatan masyarakat sesudah pembangunan perumahan dibandingkan sebelum pembangunan perumahan. Dapat pula diketahui dari hasil perhitungan SPSS bahwa rata-rata pendapatan masyarakat sesudah pembangunan perumahan lebih tinggi daripada rata-rata pendapatan sebelum pembangunan perumahan Hasil ini memberikan arti bahwa pembangunan perumahan di Kecamatan Siantar Marimbun memberikan dampak positif dalam peningkatan pendapatan masyarakat sekitar. Pengaruh Pembangunan Perumahan terhadappengembangan Infrastruktur di Pembangunan perumahan diharapkan dapat meningkatkan pelayanan 107

6 Jurnal Ekonom, Vol 17, No 3, Juli 2014 kepada masyarakat. Peningkatan pelayanan kepada masyarkat Kecamatan Siantar Marimbun dapat dilakukan dengan meningkatkan sarana prasarana infrastruktur yang meliputi jalan, fasilitas transportasi dan sarana perdagangan di Kota Pematangsiantar sehingga masyarakat merasa adanya manfaat dari pembangunan perumahan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dilihat hasil analisis regresi linier sederhana tanggapan masyarakat terhadap pengembangan infrastruktur (perkembangan jalan, fasilitas transportasi dan sarana perdagangan) di Kota Pematangsiantar sesudah adanya pembangunan perumahan. Uji hipotesis dengan menggunakan persamaan regresi linier sederhana, dibentuk fungsi persamaan pembangunan perumahan terhadap pengembangan infrastruktur. Seluruh varaibel tersebut secara serentak dimasukkan ke dalam persamaan regresi sederhana, diperoleh hasil sebagai berikut : Y = 1, ,585 PP Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Variabel Koefisien t-hitung Signifikan Konstanta Pembangunan Perumahan R 2 t-tabel F-hitung F-tabel tn * 1,354 0,585 11,152* 0,000 0,567 1, ,357 3,94 Tidak nyata Nyata Sumber : Data Primer diolah, 2012 Dari Tabel 4. di atas dapat di interpretasikan sebagai berikut. 1. Nilai a = 1,354 atau konstanta regresi, yang berarti jika tidak ada nilai varaibel bebas, dalam hal ini pembangunan perumahan sama dengan 0 (nol) maka nilai pengembangan infrastruktur sebesar 1, Berdasarkan uji F dari penghitungan model statistik regresi linier sederhana, diperoleh nilai F-hitung > F table (124,357 > 3,94), hal tersebut menunjukkan varaibel pembangunan perumahan mempengaruhi nilai pengembangan infrastruktur Kecamatan Siantar Marimbun. 3. Koefisien determinan R squared (R 2 ) = 0,567, artinya variasi variabel bebas pembangunan perumahan mampu menjelaskan variasi varaibel terikat pengembangan infrastruktur sebesar 56,7 % sedangkan sisanya sebesar 43,3% dijelaskan varaibel lain tetapi tidak disertakan dalam model persamaan estimasi. 4. Pembangunan perumahan memberikan pengaruh yang positif dan signifikan pada pengujian α 5% terhadap pengembangan infrastruktur Kecamatan Siantar Marimbun, di mana nilai t- hitung lebih besar dari t-tabel (11,152 > 1,1994). Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima, yaitu pembangunan perumahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan infrastruktur Kecamatan Siantar Marimbun. Meningkatnya pengembangan infrastruktur dapat dilihat dari hasil deskripsi variabel pengembangan infrastruktursecara rata-rata mayoritas item pertanyaan pengembangan infrastruktur dijawab responden dengan menjawab sangat baik sebesar 7,22 % ; baik sebesar 23,37%; cukup baik sebesar 59,44%; kurang baik sebesar 9,97%; sedangkan yang menjawab tidak baik tidak ada. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel pengembangan infrastruktur sudah cukup baik karena tanggapan responden yang menjawab kurang baik hanya 9,97%. Berdasarkan hasil analisis net balance (selisih bersih) jawaban sangat baik dan baik dikurangi jawaban kurang baik dan tidak baik secara rata-rata tanggapan responden tentang pengembangan infrastruktur menunjukkan hasil positif dan mendapat tanggapan 30,59% mendukung pertanyaan yang diajukan. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa pengembangan infrastruktur terlaksana cukup baik. Artinya pengembangan infrastruktur yang dilakukan secara umum sudah dapat diterima masyarakat sekitar, seperti adanya pembangunan/perbaikan jalan, adanya 108

7 Alexsandro Siahaan, Zulkifli Nasution, dan Agus Purwoko: Analisis Pengaruh fasilitas transportasi dan adanya perkembangan sarana perdagangan setelah pembangunan perumahan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dari penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut 1. Selama periode tahun terdapat perubahan penggunaan lahan di. Penurunan luas areal persawahan di sebesar 165,26 Ha. Luas areal permukiman mengalami peningkatan sebesar 120,36 Ha dan perubahan penggunaan lahan di masih sesuai dengan RTRW Kota Pematangsiantar. 2. Pembangunan perumahan di memberikan pengaruh yang positif terhadap pendapatan masyarakat di sekitarnya. Hal ini dapat dilihat dari adanya perbedaan secara nyata pendapatan masyarakat sesudah adanya pembangunan perumahan dibanding sebelum pembangunan perumahan Dengan demikian pembangunan perumahan di Kecamatan Siantar Marimbun mampu meningkatkan ekonomi masyarakat sekitarnya, sehingga perkembangan pembangunan perumahan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitarnya. 3. Pembangunan perumahan di memberikan pengaruh yang signifikan positif terhadap pengembangan infrastruktur. Dengan demikian pembangunan perumahan di mampu meningkatkan pengembangan infrastruktur (pembangunan/perbaikan jalan, fasilitas transportasi, dan sarana perdagangan), sehingga semakin meningkat pembangunan perumahan maka dapat meningkatkan pengembangan infrastruktur. SARAN Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini dapat disarankan sebagai berikut 1. Walaupun pendapatan masyarakat sekitar meningkat dan adanya pengembangan infrastruktur sesudah pembangunan perumahan di. Namun perlu ada kebijakan dari Pemerintah Kota Pematangsiantar dalam membuat kebijakan alih fungsi lahan yang layak di alih fungsikan dengan mempertimbangkan faktor kemamapuan dan kesesuaian lahan karena selama periode tahun luas lahan sawah telah berkurang 165,26 Ha atau rata-rata 41,32 Ha per tahun. Berdasarkan data BPS Kota Pematangsiantar Tahun 2011 menunjukkan rata-rata produksi lahan sawah sebesar 5,97 ton/ha sehingga alih fungsi lahan sawah mengakibatkan produksi lahan sawah berkurang 246,65 ton.ha/tahun. 2. Pembangunan perumahan di memberikan pengaruh yang positif bagi masyarakat sekitarnya karena dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Untuk itu kepada masyarakat sekitar agar dapat memanfaatkan keberadaan pembangunan perumahan sebagai sarana untuk kesempatan berusaha dan kesempatan bekerja. 3. Pemerintah Kota Pematangsiantar dan pihak pengembangan perumahan harus dapat mensinergikan pola perkembangan sarana dan infrastruktur dalam proyek pembangunan perumahan dan pembangunan sarana dan infrastruktur yang dibiayai pemerintah Kota Pematangsiantar. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S Prosedur Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta. Badan Pusat Statistik Kota Pematangsiantar Kota Pematangsiantar Dalam Angka, Badan Pusat Statistik Kota Pematangsiantar Kota Pematangsiantar Dalam Angka, Badan Pusat Statistik Kota Pematangsiantar Kota 109

8 Jurnal Ekonom, Vol 17, No 3, Juli 2014 Pematangsiantar Dalam Angka, Badan Pusat Statistik Kota Pematangsiantar Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pematangsiantar. Badan Perencana Pembangunan Daerah Kota Pematangsiantar Laporan Bappeda Kota Pematangsiantar. Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Hadjisarosa Konsep Dasar Pengembangan Wilayah di Indonesia dalam Prisma No.8, Jakarta. Isnawati, I Peran Developer dalam Penyediaan Rumah Sederhana di Kota Semarang. Skripsi Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota. Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Semarang. Tidak Dipublikasikan. Kantor Dinas Pertanian Kota Pematangsiantar, 2012 Koestoer, Raldi Hendro, dkk., ed Dimensi Keruangan Kota: Teori dan Kasus. Jakarta: UI Press. Miraza, Bachtiar Hassan Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Cabang Bandung- Koordinator Jawa Barat, Bandung. Miraza, Bachtiar Hassan Peran Kebijakan Publik dalam Perencanaan Wilayah. Wahana Hijau. Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Vol.1 Nomor 2 Desember Mulyanto, H.R Prinsip-prinsip Pengembangan Wilayah. Graha Ilmu. Yogyakarta. Nugroho, Iwan dan rokhmin Dahuri Pembangunan Wilayah: Perspektif Ekonomi, Sosial dan Lingkungan. Jakarta: LP3ES. Riduwan Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Alfabeta, Bandung. Samosir, W Perkembangan Perumahan di Sebelah Barat dan Timur Kota Medan (Studi Kasus Kecamatan Medan Sunggal dan Kecamatan Medan Denai). Skripsi Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, Medan. Tidak Dipublikasikan. Sangadji, E,M. dansopiah MetodologiPenelitian. PendekatanPraktisdalamPenelitian.Andi Yogyakarta. Simanungkalit, N Analisis Pembanguna Perumahan Silangkitang (Pagar Beringin Permai) terhadap Pengembangan Wilayah Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara. Tesis Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. Tidak Dipublikasikan. Sirojuzilam Regional Planning dan Development. Wahana Hijau. Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Vol.1 Nomor 1 Agustus dan Mahalli, K Regional, Pembangunan, Perencanaan dan Ekonomi. USU Press, Medan. Soegijiko, S Bunga Rampai Perencanaan Pembangunan Indonesia. Grasindo, Jakarta. Sudjana Metode Statistik, Tarsito, Bandung Tarigan, E.D Pengaruh Pembangunan Perumnas III Simalingkar terhadap Sosial Ekonomi di Daerah Sekitarnya. Tesis Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. Tidak Dipublikasikan. Tjondronegoro, Soediono MP Dua Abad Penguasaan Tanah. Jakarta: Gramedia. Wibowo, R. Soetrisno Konsep, Teori dan Landasan Analisis Wilayah. Bayu Media Publishing, Malang 110

BAB I KONDISI GEOGRAFIS DAN KEADAAN IKLIM KondisiGeografis

BAB I KONDISI GEOGRAFIS DAN KEADAAN IKLIM KondisiGeografis BAB I KONDISI GEOGRAFIS DAN KEADAAN IKLIM 1.1. KondisiGeografis Secara umum, kondisi geografis suatu wilayah adalah keadaan muka b suatu wilayah dilihat dari beberapa aspek, antara lain: letak, cuaca,

Lebih terperinci

PERAN DEVELOPER DALAM PENYEDIAAN RUMAH SEDERHANA DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: IKE ISNAWATI L2D

PERAN DEVELOPER DALAM PENYEDIAAN RUMAH SEDERHANA DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: IKE ISNAWATI L2D PERAN DEVELOPER DALAM PENYEDIAAN RUMAH SEDERHANA DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: IKE ISNAWATI L2D 001 431 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2006 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Mengenal Kotamadya Pematangsiantar 2.1.1. Sejarah Kota Pematangsiantar Kota Pematangsiantar yang kini menjadi daerah asal yang ditakuti di Indonesia ini, ternyata

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1986

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1986 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1986 TENTANG PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEMATANG SIANTAR DAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SIMALUNGUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian sangat memerlukan tanah pertanian. Dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian sangat memerlukan tanah pertanian. Dalam perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa bagi seluruh umat manusia yang memberikan tempat tinggal, tempat bertahan hidup dengan cara mengusahakannya. Sebagian

Lebih terperinci

BAB II Gambaran Umum Kotamadya Tingkat II Pematangsiantar

BAB II Gambaran Umum Kotamadya Tingkat II Pematangsiantar BAB II Gambaran Umum Kotamadya Tingkat II Pematangsiantar 2.1 Letak Geografis Dilihat dari letak geografisnya Pematangsiantar sebagai Kotamadya tingkat II terletak di 3.01-2.54, 40 Lintang Utara dan 99.06,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBANGUNAN PERUMAHAN PONDOK RADEN PATAH TERHADAP PERUBAHAN KONDISI DESA SRIWULAN KECAMATAN SAYUNG DEMAK TUGAS AKHIR

PENGARUH PEMBANGUNAN PERUMAHAN PONDOK RADEN PATAH TERHADAP PERUBAHAN KONDISI DESA SRIWULAN KECAMATAN SAYUNG DEMAK TUGAS AKHIR PENGARUH PEMBANGUNAN PERUMAHAN PONDOK RADEN PATAH TERHADAP PERUBAHAN KONDISI DESA SRIWULAN KECAMATAN SAYUNG DEMAK TUGAS AKHIR Oleh: NUR ASTITI FAHMI HIDAYATI L2D 303 298 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN

Lebih terperinci

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image.

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image. Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK TERHADAP PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2000-2010 Ainul

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PADI SAWAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PADI SAWAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PADI SAWAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI (Studi Kasus: Desa Suka Maju Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat) Ade Rezkika Nasution*),

Lebih terperinci

BAB III KEPENDUDUKAN, KETENAGAKERJAAN DAN KEMISKINAN Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Rasio Jenis Kelam

BAB III KEPENDUDUKAN, KETENAGAKERJAAN DAN KEMISKINAN Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Rasio Jenis Kelam BAB III KEPENDUDUKAN, KETENAGAKERJAAN DAN KEMISKINAN 3.1. Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Rasio Jenis Kelam Menurut konsep demografi, penduduk adalah setiap orang, baik negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola pemanfaatan ruang pada kawasan perkotaan dicirikan dengan campuran yang rumit antara aktivitas jasa komersial dan permukiman (Rustiadi et al., 2009). Hal ini sejalan

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI LAHAN PERTANIAN STUDI KASUS: KECAMATAN JATEN, KABUPATEN KARANGANYAR

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI LAHAN PERTANIAN STUDI KASUS: KECAMATAN JATEN, KABUPATEN KARANGANYAR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI LAHAN PERTANIAN STUDI KASUS: KECAMATAN JATEN, KABUPATEN KARANGANYAR Yuniar Irkham Fadlli, Soedwiwahjono, Ana Hardiana Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas

Lebih terperinci

DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI ( Studi Kasus : Di Desa Landangan Kecamatan Kapongan )

DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI ( Studi Kasus : Di Desa Landangan Kecamatan Kapongan ) DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI ( Studi Kasus : Di Desa Landangan Kecamatan Kapongan ) Oleh : Puryantoro*), Sulistyaningsih**) *). Alumni Fakultas Pertanian Universitas Abdurachman

Lebih terperinci

PROFIL KOTA PEMATANGSIANTAR

PROFIL KOTA PEMATANGSIANTAR PROFIL KOTA PEMATANGSIANTAR Kota Pematangsiantar merupakan wiliyah Kota yang berada tepat di tengah-tengah Kabupaten Simalungun LETAK GEOGRAFIS Kota Pematangsiantar terletak pada garis 2 53 20-3 01 00

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dan pengembangan wilayah merupakan dinamika daerah menuju kemajuan yang diinginkan masyarakat. Hal tersebut merupakan konsekuensi logis dalam memajukan kondisi sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang yaitu bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang yaitu bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan usaha untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Sebagaimana diamanatkan dalam pasal 33 ayat (3) UUD 1945 yaitu bahwa bumi dan air

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SIANTAR SITALASARI TAHUN 2010 DAN TAHUN 2015 DENGAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD

ANALISIS PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SIANTAR SITALASARI TAHUN 2010 DAN TAHUN 2015 DENGAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD ANALISIS PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SIANTAR SITALASARI TAHUN 2010 DAN TAHUN 2015 DENGAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD Ahmad Fadli Siregar Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penduduk kota maupun penduduk dari wilayah yang menjadi wilayah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penduduk kota maupun penduduk dari wilayah yang menjadi wilayah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkotaan sebagai pusat permukiman dan sekaligus pusat pelayanan (jasa) terhadap penduduk kota maupun penduduk dari wilayah yang menjadi wilayah pengaruhnya (hinterland)

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia adalah negara agraris dimana mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Berbagai hasil pertanian diunggulkan sebagai penguat

Lebih terperinci

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SAWAH MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN (Jurnal) Oleh YUYUT ARIYANTO

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SAWAH MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN (Jurnal) Oleh YUYUT ARIYANTO PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SAWAH MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN 2010-2014 (Jurnal) Oleh YUYUT ARIYANTO PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS

Lebih terperinci

DAMPAK PEMBANGUNAN RUAS JALAN MEDAN BINJAI TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH KOTA BINJAI TESIS. Oleh ANHAR SYAHPUTRA /PWD

DAMPAK PEMBANGUNAN RUAS JALAN MEDAN BINJAI TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH KOTA BINJAI TESIS. Oleh ANHAR SYAHPUTRA /PWD DAMPAK PEMBANGUNAN RUAS JALAN MEDAN BINJAI TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH KOTA BINJAI TESIS Oleh ANHAR SYAHPUTRA 097003028/PWD S E K O L A H PA S C A S A R JA N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

TESIS. Oleh SIMAMORA DANIEL REINHARD AGUSTINO /PWD L A H PA S C A S A R JA N A

TESIS. Oleh SIMAMORA DANIEL REINHARD AGUSTINO /PWD L A H PA S C A S A R JA N A PENGARUH KUNJUNGAN WISATAWAN TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT DI KECAMATAN PANDAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN TAPANULI TENGAH TESIS Oleh SIMAMORA DANIEL REINHARD AGUSTINO 107003045/PWD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan adalah upaya memajukan, memperbaiki tatanan, meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan adalah upaya memajukan, memperbaiki tatanan, meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan adalah upaya memajukan, memperbaiki tatanan, meningkatkan sesuatu yang sudah ada. Kegiatan pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) Geo Image 3 (2) (2014) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN GAJAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi penggunaan lahan dinamis, sehingga perlu terus dipantau. dilestarikan agar tidak terjadi kerusakan dan salah pemanfaatan.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi penggunaan lahan dinamis, sehingga perlu terus dipantau. dilestarikan agar tidak terjadi kerusakan dan salah pemanfaatan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan sangat diperlukan untuk kelanjutan hidup manusia. Kemajuan pembangunan di suatu wilayah sejalan dengan peningkatan jumlah pertumbuhan penduduk yang diiringi

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT MUHAMMAD HAFIS IKHSAN / PWD

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT MUHAMMAD HAFIS IKHSAN / PWD 1 ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT TESIS Oleh : MUHAMMAD HAFIS IKHSAN 127003024/ PWD SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 2 ANALISIS PERUBAHAN

Lebih terperinci

ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN

ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2004-2011 PUBLIKASI ILMIAH Oleh : ERWIN FEBRIYANTO E 100.090.016 FAKULTAS GEOGRAFI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang (galengan), saluran untuk menahan/ menyalurkan air,yang biasanya ditanami padi sawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor non pertanian merupakan suatu proses perubahan struktur ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. sektor non pertanian merupakan suatu proses perubahan struktur ekonomi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan basis perekonomiannya berasal dari sektor pertanian. Hal ini disadari karena perkembangan pertanian merupakan prasyarat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Aktifitas kegiatan di perkotaan seperti perdagangan, pemerintahan, persaingan yang kuat di pusat kota, terutama di kawasan yang paling

I. PENDAHULUAN. Aktifitas kegiatan di perkotaan seperti perdagangan, pemerintahan, persaingan yang kuat di pusat kota, terutama di kawasan yang paling 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktifitas kegiatan di perkotaan seperti perdagangan, pemerintahan, pemukiman semakin lama membutuhkan lahan yang semakin luas. Terjadi persaingan yang kuat di pusat kota,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT ( Studi Kasus : Desa Kampung Dalam, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhan Batu ) Cindi Melani

Lebih terperinci

DAMPAK PENGEMBANGAN KOMODITI TERNAK SAPI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG

DAMPAK PENGEMBANGAN KOMODITI TERNAK SAPI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG DAMPAK PENGEMBANGAN KOMODITI TERNAK SAPI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG TESIS WIRA OKRIADI LUBIS 087003039/PWD S E K O L A H

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENGADAAN RUMAH SWADAYA OLEH MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

IDENTIFIKASI PENGADAAN RUMAH SWADAYA OLEH MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI PENGADAAN RUMAH SWADAYA OLEH MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh : IRMA NURYANI L2D 001 436 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lahan sudah menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang. kelangsungan kehidupan sejak manusia pertama kali menempati bumi.

I. PENDAHULUAN. Lahan sudah menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang. kelangsungan kehidupan sejak manusia pertama kali menempati bumi. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lahan sudah menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kelangsungan kehidupan sejak manusia pertama kali menempati bumi. Lahan berfungsi sebagai tempat manusia beraktivitas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu kota pada mulanya berawal dari suatu pemukiman kecil, yang secara spasial mempunyai lokasi strategis bagi kegiatan perdagangan (Sandy,1978). Seiring dengan perjalanan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA MADYA PEMATANG SIANTAR

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA MADYA PEMATANG SIANTAR BAB II GAMBARAN UMUM KOTA MADYA PEMATANG SIANTAR 2.1. Letak Geografis. Wilayah Kota Madya Pematang Siantar terletak di tangah-tengah Kabupaten Simalungun dengan keadaan topografi berbukit-bukit rendah

Lebih terperinci

BAB X DATA MAKRO DOKUMEN PERENCANAAN Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pematangsiantar Tahun

BAB X DATA MAKRO DOKUMEN PERENCANAAN Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pematangsiantar Tahun BAB X DATA MAKRO DOKUMEN PERENCANAAN 10.1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pematangsiantar Tahun 2012-2032 Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pematangsiantar Nomor 1 Tah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Lebih terperinci

KAJIAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI KECAMATAN UMBULHARJO, KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

KAJIAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI KECAMATAN UMBULHARJO, KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR KAJIAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI KECAMATAN UMBULHARJO, KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR Oleh : YUSUP SETIADI L2D 002 447 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH TAMBAHAN MODAL DARI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO MASYARAKAT (LKMM) TERHADAP PENDAPATAN USAHA MIKRO

PENGARUH TAMBAHAN MODAL DARI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO MASYARAKAT (LKMM) TERHADAP PENDAPATAN USAHA MIKRO 1 PENGARUH TAMBAHAN MODAL DARI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO MASYARAKAT (LKMM) TERHADAP PENDAPATAN USAHA MIKRO (Studi Kasus Pada Anggota LKMM Amanah Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember) Siti Munawaroh, Drs. Umar

Lebih terperinci

ANALISIS SPASIAL DEGRADASI DAN DEFORESTASI KAWASAN HUTAN UNTUK PERENCANAAN PENGGUNAAN RUANG DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR TESIS. Oleh

ANALISIS SPASIAL DEGRADASI DAN DEFORESTASI KAWASAN HUTAN UNTUK PERENCANAAN PENGGUNAAN RUANG DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR TESIS. Oleh ANALISIS SPASIAL DEGRADASI DAN DEFORESTASI KAWASAN HUTAN UNTUK PERENCANAAN PENGGUNAAN RUANG DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR TESIS Oleh POLEN SILITONGA 087003054/PWD S E K O L A H PA S C A S A R JA N A SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Indonesia saat ini tengah menghadapi sebuah kondisi krisis pangan seiring

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Indonesia saat ini tengah menghadapi sebuah kondisi krisis pangan seiring 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini tengah menghadapi sebuah kondisi krisis pangan seiring dengan laju pertambahan penduduk yang terus meningkat. Pertambahan penduduk ini menjadi ancaman

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN PEDAGANG KREATIF LAPANGAN (PKL) DALAM KONTEKS PENGEMBANGAN WILAYAH DI KOTA MEDAN TESIS. Oleh EDI SURANTA SINULINGGA /PWD

PEMBERDAYAAN PEDAGANG KREATIF LAPANGAN (PKL) DALAM KONTEKS PENGEMBANGAN WILAYAH DI KOTA MEDAN TESIS. Oleh EDI SURANTA SINULINGGA /PWD PEMBERDAYAAN PEDAGANG KREATIF LAPANGAN (PKL) DALAM KONTEKS PENGEMBANGAN WILAYAH DI KOTA MEDAN TESIS Oleh EDI SURANTA SINULINGGA 097003030/PWD S E K O L A H PA S C A S A R JA N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar. Magister Pendidikan. Oleh: HERU MURSITI Q

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar. Magister Pendidikan. Oleh: HERU MURSITI Q DUKUNGAN KINERJA MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH, SARANA PRASARANA PENDIDIKAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SMPN WILAYAH KLATEN KOTA TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

MODEL BANGKITAN PERJALANAN DARI PERUMAHAN: STUDI KASUS PERUMAHAN PUCANG GADING, MRANGGEN, DEMAK

MODEL BANGKITAN PERJALANAN DARI PERUMAHAN: STUDI KASUS PERUMAHAN PUCANG GADING, MRANGGEN, DEMAK MODEL BANGKITAN PERJALANAN DARI PERUMAHAN: STUDI KASUS PERUMAHAN PUCANG GADING, MRANGGEN, DEMAK Jessi Tri Joeni Mahasiswa Manajemen Transportasi STMT-Amni Semarang Jln. Soekarno Hatta No. 180 Tlp. (024)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Negara berkembang mirip dengan Negara lainnya. Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Negara berkembang mirip dengan Negara lainnya. Pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pola pertumbuhan kota dan tingkat urbanisasi yang terjadi di Indonesia sebagai Negara berkembang mirip dengan Negara lainnya. Pertumbuhan penduduk perkotaan di Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS MASALAH KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN NELAYAN DI KELURAHAN BAGAN DELI DAN KELURAHAN BELAWAN BAHARI KECAMATAN MEDAN BELAWAN

ANALISIS MASALAH KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN NELAYAN DI KELURAHAN BAGAN DELI DAN KELURAHAN BELAWAN BAHARI KECAMATAN MEDAN BELAWAN ANALISIS MASALAH KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN NELAYAN DI KELURAHAN BAGAN DELI DAN KELURAHAN BELAWAN BAHARI KECAMATAN MEDAN BELAWAN OLEH : SASKIA NRP. 923103007 / PWD Tesis ini disusun sebagai

Lebih terperinci

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Surabaya sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Surabaya sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-65 Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan Yani Wulandari dan Rulli Pratiwi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Perkembangan fisik yang paling kelihatan adalah perubahan penggunaan

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Perkembangan fisik yang paling kelihatan adalah perubahan penggunaan BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1. Kesimpulan 1. Perkembangan fisik Kota Taliwang tahun 2003-2010 Perkembangan fisik yang paling kelihatan adalah perubahan penggunaan lahan dari rawa, rumput/tanah

Lebih terperinci

ANALISIS PROFITABILITAS USAHATANI PADI SAWAH BERDASARKAN LUAS PENGUASAAN LAHAN DI KECAMATAN BANYUURIP KABUPATEN PURWOREJO JURNAL PENELITIAN

ANALISIS PROFITABILITAS USAHATANI PADI SAWAH BERDASARKAN LUAS PENGUASAAN LAHAN DI KECAMATAN BANYUURIP KABUPATEN PURWOREJO JURNAL PENELITIAN ANALISIS PROFITABILITAS USAHATANI PADI SAWAH BERDASARKAN LUAS PENGUASAAN LAHAN DI KECAMATAN BANYUURIP KABUPATEN PURWOREJO JURNAL PENELITIAN Oleh : ALMIRA YUMNA DESTINANDA NIM : 23040113190056 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA SPBU

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA SPBU ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA SPBU 44.594.02 JEPARA) PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

FAKTOR PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS HOME INDUSTRI KRUPUK TERUNG & BLUNYO DI DESA JUNGANYAR KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN

FAKTOR PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS HOME INDUSTRI KRUPUK TERUNG & BLUNYO DI DESA JUNGANYAR KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN FAKTOR PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS HOME INDUSTRI KRUPUK TERUNG & BLUNYO DI DESA JUNGANYAR KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN Ika Lis Mariatun STKIP PGRI Bangkalan Abstrak Faktor produksi

Lebih terperinci

Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Nokwanti (0612035) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Prestasi merupakan hasil yang dicapai

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENGARUH LABEL HALAL DAN LABEL KEMASAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE SEDAAP DI 4 KECAMATAN KOTA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri. Seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas perekonomian di suatu wilayah akan menyebabkan semakin

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. INDYFERYTO GROUP YOGYAKARTA

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. INDYFERYTO GROUP YOGYAKARTA PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. INDYFERYTO GROUP YOGYAKARTA Dwi Haryanto Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRAK

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PERAN DAN MOTIVASI STAKE HOLDER DALAM PENYEDIAAN PRASARANA PERMUKIMAN DI WILAYAH PERBATASAN

IDENTIFIKASI PERAN DAN MOTIVASI STAKE HOLDER DALAM PENYEDIAAN PRASARANA PERMUKIMAN DI WILAYAH PERBATASAN IDENTIFIKASI PERAN DAN MOTIVASI STAKE HOLDER DALAM PENYEDIAAN PRASARANA PERMUKIMAN DI WILAYAH PERBATASAN (Studi Kasus : Perbatasan Kota Semarang-Kabupaten Demak) TUGAS AKHIR Oleh : LULUT INDRIANINGRUM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan yang sangat penting di dalam pembangunan nasional karena sektor ini memanfaatkan sumber daya alam dan manusia yang sangat besar (Soekartawi,

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI DAN KELAYAKAN USAHATANI KAKAO DI KABUPATEN MADIUN

ANALISIS PRODUKSI DAN KELAYAKAN USAHATANI KAKAO DI KABUPATEN MADIUN digilib.uns.ac.id ANALISIS PRODUKSI DAN KELAYAKAN USAHATANI KAKAO DI KABUPATEN MADIUN TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN STRUKTUR RUANG KABUPATEN DAIRI TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH KOTA SIDIKALANG TESIS. Oleh B. SARMAULI PANGARIBUAN /PWD

ANALISIS PERENCANAAN STRUKTUR RUANG KABUPATEN DAIRI TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH KOTA SIDIKALANG TESIS. Oleh B. SARMAULI PANGARIBUAN /PWD ANALISIS PERENCANAAN STRUKTUR RUANG KABUPATEN DAIRI TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH KOTA SIDIKALANG TESIS Oleh B. SARMAULI PANGARIBUAN 087003020/PWD S E K O L A H PA S C A S A R JA N A SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

ARAHAN PENGEMBANGAN PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH PENGEMBANGAN IV KABUPATEN BEKASI ABSTRAK

ARAHAN PENGEMBANGAN PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH PENGEMBANGAN IV KABUPATEN BEKASI ABSTRAK ARAHAN PENGEMBANGAN PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH PENGEMBANGAN IV KABUPATEN BEKASI Yunan Maulana 1, Janthy T. Hidajat. 2, Noordin Fadholie. 3 ABSTRAK Wilayah pengembangan merupakan bagian-bagian wilayah yang

Lebih terperinci

Nawaluh Damanik yang memegang kekuasaan sebagai raja tahun menjadi daerah hukum Kota Pematangsiantar yaitu:

Nawaluh Damanik yang memegang kekuasaan sebagai raja tahun menjadi daerah hukum Kota Pematangsiantar yaitu: 32 BAB II KEWENANGAN PEMERINTAH KOTA PEMATANGSIANTAR DALAM PEMUNGUTAN BPHTB PASCA BERLAKUNYA UNDANG- UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH A. Deskripsi Kota Pematangsiantar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Perwilayahan adalah usaha untuk membagi bagi permukaan bumi atau bagian permukaan bumi tertentu untuk tujuan yang tertentu pula (Hadi Sabari Yunus, 1977).

Lebih terperinci

DAMPAK GERAKAN PEMBANGUNAN SWADAYA RAKYAT (GERBANG SWARA) TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH KECAMATAN TANJUNG BERINGIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TESIS

DAMPAK GERAKAN PEMBANGUNAN SWADAYA RAKYAT (GERBANG SWARA) TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH KECAMATAN TANJUNG BERINGIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TESIS DAMPAK GERAKAN PEMBANGUNAN SWADAYA RAKYAT (GERBANG SWARA) TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH KECAMATAN TANJUNG BERINGIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TESIS Oleh ROMIAN PARULIAN SIAGIAN 087003033/PWD S E K O L A

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 31 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Spasial Ruang Terbuka Hijau 5.1.1. Identifikasi Perubahan Luas RTH di Jakarta Timur Identifikasi penyebaran dan analisis perubahan Ruang Terbuka Hijau di kawasan

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG TAHUN Publikasi Ilmiah. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG TAHUN Publikasi Ilmiah. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG TAHUN 2010-2014 Publikasi Ilmiah Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Geografi Oleh

Lebih terperinci

PENGARUH LEMBAGA KEMASYARAKATAN TERHADAP PENGEMBANGAN DESA DI KABUPATEN LABUHANBATU TESIS. Oleh MUHAMMAD KAHFI /PWD

PENGARUH LEMBAGA KEMASYARAKATAN TERHADAP PENGEMBANGAN DESA DI KABUPATEN LABUHANBATU TESIS. Oleh MUHAMMAD KAHFI /PWD PENGARUH LEMBAGA KEMASYARAKATAN TERHADAP PENGEMBANGAN DESA DI KABUPATEN LABUHANBATU TESIS Oleh MUHAMMAD KAHFI 107003057/PWD S E K O L A H PA S C A S A R JA N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. pangan bagi dirinya sendiri. Kegiatan pertanian tersebut mendorong suatu

PENDAHULUAN. pangan bagi dirinya sendiri. Kegiatan pertanian tersebut mendorong suatu PENDAHULUAN Latar Belakang Pertanian muncul sejak manusia mampu untuk menjaga ketersediaan pangan bagi dirinya sendiri. Kegiatan pertanian tersebut mendorong suatu kelompok manusia untuk bergantung dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia sektor pertanian mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan perekonomian. Banyaknya tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI MELON DI KABUPATEN NGAWI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI MELON DI KABUPATEN NGAWI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI MELON DI KABUPATEN NGAWI TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini mencakup penggunaan lahan, faktorfaktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan, dan dampak perubahan penggunaan lahan

Lebih terperinci

PENGARUH PERKEMBANGAN INDUSTRI SKALA SEDANG DAN BESAR YANG TERAGLOMERASI TERHADAP PERMUKIMAN DI MOJOSONGO-TERAS, KABUPATEN BOYOLALI

PENGARUH PERKEMBANGAN INDUSTRI SKALA SEDANG DAN BESAR YANG TERAGLOMERASI TERHADAP PERMUKIMAN DI MOJOSONGO-TERAS, KABUPATEN BOYOLALI PENGARUH PERKEMBANGAN INDUSTRI SKALA SEDANG DAN BESAR YANG TERAGLOMERASI TERHADAP PERMUKIMAN DI MOJOSONGO-TERAS, KABUPATEN BOYOLALI Riky Dony Ardian, Ana Hardiana, Rufia Andisetyana Putri Program Studi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Kota adalah suatu wilayah yang akan terus menerus tumbuh seiring

PENDAHULUAN. Kota adalah suatu wilayah yang akan terus menerus tumbuh seiring 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota adalah suatu wilayah yang akan terus menerus tumbuh seiring berjalannya waktu baik dari segi pembangunan fisik maupun non fisik. Secara fisik kota sedikit

Lebih terperinci

- 2 - untuk masyarakat secara luas.

- 2 - untuk masyarakat secara luas. PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PENYEDIAAN, PENYERAHAN, DAN PENGELOLAAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN I. UMUM Negara menjamin bahwa setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan (demand) yaitu dengan. menggunakan metode empat tahap (four stage method).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan (demand) yaitu dengan. menggunakan metode empat tahap (four stage method). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan transportasi merupakan rangkaian kegiatan persiapan pengadaan atau penyediaan sistem transportasi agar sesuai dengan tingkat kebutuhan (demand) pada setiap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan

I. PENDAHULUAN. pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan jumlah penduduk di Provinsi Lampung yang selalu bertambah pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan otonomi daerah, serta pertambahan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Letak Kota Bekasi termasuk salah satu dari bagian provinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta atau disebut juga sebagai penyangga

Lebih terperinci

TESIS OLEH : SARIGUNA TANJUNG /PWD PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2002

TESIS OLEH : SARIGUNA TANJUNG /PWD PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2002 HUBUNGAN PERILAKU SOSIAL PENGHUNI LINGKUNGAN KUMUH TERHADAP PARTISIPASI PROGRAM PEMBANGUNAN DI KELURAHAN KAMPUNG BARU KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TESIS OLEH : SARIGUNA TANJUNG 002103038/PWD PROGRAM

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil III. METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Kemiling. Kondisi Wilayah Kecamatan kemiling merupakan bagian dari salah satu kecamatan dalam wilayah kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH

ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH 56 Intan Alkamalia 1, Mawardati 2, dan Setia Budi 2 email: kamallia91@gmail.com ABSTRAK Perkebunan

Lebih terperinci

PERUBAHAN FUNGSI PEMANFAATAN RUANG DI KELURAHAN MOGOLAING KOTA KOTAMOBAGU

PERUBAHAN FUNGSI PEMANFAATAN RUANG DI KELURAHAN MOGOLAING KOTA KOTAMOBAGU PERUBAHAN FUNGSI PEMANFAATAN RUANG DI KELURAHAN MOGOLAING KOTA KOTAMOBAGU Feki Pebrianto Umar 1, Rieneke L. E. Sela, ST, MT², & Raymond Ch. Tarore, ST, MT 3 1 Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK PENINGKATAN JALAN DESA KUTA RAYAT KECAMATAN NAMAN TERAN KABUPATEN KARO TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH TESIS. Oleh

ANALISIS DAMPAK PENINGKATAN JALAN DESA KUTA RAYAT KECAMATAN NAMAN TERAN KABUPATEN KARO TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH TESIS. Oleh ANALISIS DAMPAK PENINGKATAN JALAN DESA KUTA RAYAT KECAMATAN NAMAN TERAN KABUPATEN KARO TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH TESIS Oleh EVARIANI BR SEMBIRING 097003058/PWD S E K O L A H PA S C A S A R JA N A SEKOLAH

Lebih terperinci

Oleh : UM PWD PROGRAM PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1992

Oleh : UM PWD PROGRAM PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1992 Oleh : UM 8836903 PWD I PROGRAM PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1992 R I N G K A S A N SYAHRUM RAZALI - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Housing Demand (Permintaan Akan Rumah) Kasus Kotamadya Medan.

Lebih terperinci

Oleh : UM PWD PROGRAM PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1992

Oleh : UM PWD PROGRAM PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1992 Oleh : UM 8836903 PWD I PROGRAM PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1992 R I N G K A S A N SYAHRUM RAZALI - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Housing Demand (Permintaan Akan Rumah) Kasus Kotamadya Medan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan sebesar 1,49 % pada tahun Badan Pusat Statistik (BPS,

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan sebesar 1,49 % pada tahun Badan Pusat Statistik (BPS, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia terus meningkat setiap tahunnya dengan laju pertumbuhan sebesar 1,49 % pada tahun 2000-2010. Badan Pusat Statistik (BPS, 2010) mempublikasikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu manusia setelah pangan dan sandang. Pemenuhan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. individu manusia setelah pangan dan sandang. Pemenuhan kebutuhan dasar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan papan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi individu manusia setelah pangan dan sandang. Pemenuhan kebutuhan dasar bagi setiap individu manusia pasti

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT DELTOMED DI WONOGIRI

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT DELTOMED DI WONOGIRI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT DELTOMED DI WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA MISKIN (Studi Kasus di Kelurahan Sidomulyo Kecamatan Medan Tuntungan)

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA MISKIN (Studi Kasus di Kelurahan Sidomulyo Kecamatan Medan Tuntungan) Saintia Matematika Vol. 1, No. 3 (2013), pp. 249 259. BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA MISKIN (Studi Kasus di Kelurahan Sidomulyo Kecamatan Medan Tuntungan) Yuliana,

Lebih terperinci

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) Geo Image 6 (2) (2017) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SAWAH MENJADI NON SAWAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEBERLANJUTAN

Lebih terperinci

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Buruh di Sepanjang Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Buruh di Sepanjang Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana E-Jurnal EP Unud, 3 [1] : 42-47 ISSN: 2303-0178 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Buruh di Sepanjang Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana Ida Ayu Sukma Dewi Surya Dewi Rustariyuni

Lebih terperinci

PENGARUH PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL PADA KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN WONOGIRI

PENGARUH PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL PADA KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN WONOGIRI PENGARUH PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL PADA KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN WONOGIRI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JENIS PENGGUNAAN LAHAN PESISIR SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: ARI KRISTIANTI L2D

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JENIS PENGGUNAAN LAHAN PESISIR SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: ARI KRISTIANTI L2D FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JENIS PENGGUNAAN LAHAN PESISIR SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: ARI KRISTIANTI L2D 098 410 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI, CARA BELAJAR DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP N 4 KOTO XI TARUSAN JURNAL.

PENGARUH MOTIVASI, CARA BELAJAR DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP N 4 KOTO XI TARUSAN JURNAL. PENGARUH MOTIVASI, CARA BELAJAR DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP N 4 KOTO XI TARUSAN JURNAL Oleh : BEBI MARTIKA NPM.11090318 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kota berkembang dari tempat-tempat pemukiman yang sangat sederhana hingga

BAB I PENDAHULUAN. kota berkembang dari tempat-tempat pemukiman yang sangat sederhana hingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota sebagai salah satu kenampakan di permukaan bumi, menurut sejarahnya kota berkembang dari tempat-tempat pemukiman yang sangat sederhana hingga timbullah

Lebih terperinci

EVALUASI PENYEDIAAN FASILITAS UMUM OLEH PENGEMBANG PERUMAHAN BERDASARKAN PERATURAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DI KOTA MALANG

EVALUASI PENYEDIAAN FASILITAS UMUM OLEH PENGEMBANG PERUMAHAN BERDASARKAN PERATURAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DI KOTA MALANG EVALUASI PENYEDIAAN FASILITAS UMUM OLEH PENGEMBANG PERUMAHAN BERDASARKAN PERATURAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DI KOTA MALANG Acramanila Magha Rastra, Ludfi Djakfar, Yulvi Zaika Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN KERJA KARYAWAN TERHADAP KEMAMPUAN LAYANAN KARYAWAN PADA HOTEL MADANI

PENGARUH KEPUASAN KERJA KARYAWAN TERHADAP KEMAMPUAN LAYANAN KARYAWAN PADA HOTEL MADANI WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.1 JAN-JUNI 2015 ISSN : 2089-8592 PENGARUH KEPUASAN KERJA KARYAWAN TERHADAP KEMAMPUAN LAYANAN KARYAWAN PADA HOTEL MADANI Nursaimatussaddiya Dosen Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL

PENGARUH PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL PENGARUH PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL Oleh: RAHMAN ILAHI NPM: 100300 INFLUENCE OF RESIDENT GROWTH TO THE SETTLEMENT ENVIRONMENT IN IN PAUH SUBDISTRICT

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN LAHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KECAMATAN TEGALREJO DAN KECAMATAN WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN

ANALISIS PERUBAHAN LAHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KECAMATAN TEGALREJO DAN KECAMATAN WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANALISIS PERUBAHAN LAHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KECAMATAN TEGALREJO DAN KECAMATAN WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007 2017 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Rumah merupakan kebutuhan pokok manusia selain dari pada kebutuhan sandang dan pangan. Namun yang terjadi belakangan ini rumah sebagai sebuah kebutuhan pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUMAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUMAHAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUMAHAN 1.1.1 Pertumbuhan Sektor Perumahan Nasional Peta bisnis properti di Indonesia menunjukkan terjadinya kecenderungan penurunan kapitalisasi pada tahun 2007,

Lebih terperinci