BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Menyajikan data permintaan daging ayam di PT Ciomas Adisatwa pada hari Senin

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Menyajikan data permintaan daging ayam di PT Ciomas Adisatwa pada hari Senin"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai penggunaan metode Clarke and Wright Saving dan Algoritma Genetika pada pendistribusian daging ayam di PT Ciomas Adisatwa 4.1. Pendistribusian Ayam di PT Ciomas Adisatwa PT Ciomas Adisatwa merupakan perusahaan yang bergerak pada pendistribusian ayam di Jawa Tengah. PT Ciomas Adisatwa setiap harinya mendistribusikan ayam yang tersebar di seluruh kabupaten/ kota di Jawa Tengah. dalam pendistribusian daging ayam pada hari Senin disediakan 2 kendaraan angkut berupa truk L300 yang dapat mengangkut sebesar 1 ton daging ayam, namun agar daging ayam yang didistribusikan tetap terjaga mutunya, sehingga hanya dapat mengangkut maksimal 900 kg setiap angkut. Proses pendistribusian dimulai pukul WIB dengan pengecekan kendaraan dan jumlah daging ayam yang akan didistribusikan. Pukul WIB sales mulai berangkat untuk mendistribusikan ayam tersebut. Penelitian ini akan mengambil studi kasus pada PT Ciomas Adisatwa karena belum adanya rute tetap dari perusahaan. Data yang digunakan adalah data pendistribusian daging ayam di PT Ciomas Adisatwa. Data yang digunakan ada 21 pelanggan. Berikut ini disajikan data permintaan daging ayam di PT Ciomas Adisatwa pada hari Senin. Tabel 4.1 Menyajikan data permintaan daging ayam di PT Ciomas Adisatwa pada hari Senin No Nama Pelanggan Alamat Jumlah Permintaan (Kg) 1 Ayam Krezy Jl. Nalula Sadewa No.9, Kembangarum, Dukuh, Sidomukti, Kota Salatiga, Jawa Tengah

2 No Nama Pelanggan Alamat Jumlah Permintaan (Kg) 2 D Saji Crispy Jl. Jend. Sudirman No.265a, Gendongan, Tingkir, Salatiga City, Central Java 3 Wahid Hotel Jl. Jendral Sudirman No. 2, Salatiga, Sidorejo, Salatiga, Sidorejo, Kota Salatiga, Jawa Tengah LA Crispy Jalan Plongkowati, Tegalrejo, Argomulyo, Tegalrejo, Salatiga, Kota Salatiga, Jawa Tengah Chicken Day Sidoharjo, Susukan, Semarang, Jawa Tengah Balemong Resort Jl. Patimura No. 1B, Sisemut, Ungaran, Jawa Tengah The Wujil Resort & Conventions 8 Semesta Bilingual Boarding School Ungaran - Semarang, Jl. Soekarno- Hatta km 25,5 Ungaran, Semarang, Jawa Tengah Jl. Raya Gn. Pati, Nongkosawit, Gunung Pati, Semarang City, Central Java Ada Swalayan Jalan Setiabudi No , Srondol Wetan, Banyumanik, Srondol Kulon, Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah PT. Carrefour Indonesia 11 A&W Restaurants, Duta Pertiwi Mall Semarang, 12 A&W Restaurants Srondol Jl. Jenderal Anton Sujarwo No.119, Srondol Wetan, Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah Jl. Pemuda No. 150, Sekayu, Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah Jl. Setiabudi No. 127, Srondol Kulon, Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah

3 No Nama Pelanggan Alamat Jumlah Permintaan (Kg) 13 Richeese Factory Jl. S. Parman No.48, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah Noormans Hotel Semarang 15 Hotel ibis Semarang Simpang Lima 16 Rumah Sakit Permata Medika Jalan Teuku Umar No. 27, Kel. Jatingaleh, Kec. Gajahmungkur, Karangrejo, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah Jl. Gajahmada No.172, Pekunden, Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah Jl. Raya Mr. Moch Ichsan No Ngaliyan, Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah Pop Chicken Ruko Permata Karanggeneng Kav.D, Jl. Mr. Wurjanto, Sumurejo, Gunung Pati, Sumurrejo, Gn. Pati, Kota Semarang, Jawa Tengah Family Fried Chicken JL. Meranti Barat I 335 RT 006/16, Semarang, 50235, Srondol Wetan, Banyumanik, Semarang City, Central Java Sarana Medika Jl. Kh Ahmad Dahlan, Pekunden, Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah CV Jaya Mandiri Jl. Pedurungan Kidul I No.3, Pedurungan Kidul, Pedurungan, Kota Semarang, Jawa Tengah Quick Chicken Jl. Pandanaran No.197, Banaran, Boyolali Sub-District, Boyolali Regency, Central Java

4 4.2. Pembentukan Model CVRP pada Pendistribusian Ayam di PT Ciomas Adisatwa Permasalahan CVRP pada pendistribusian daging ayam dapat didefinisikan sebagai suatu graf G=(V,E), dimana V = {0,1,2,...,22} dengan 0 sampai 22 adalah gabungan dari konsumen C dan depot, C = {1,2,...,21} adalah konsumen 1 sampai dengan 21, dengan depot dinyatakan dengan 0 dan 22. Jalan yang dilalui oleh kendaraan dinyatakan sebagai himpunan rusuk berarah E yaitu penghubung antar konsumen, E = {(i, j) i, j V, i j}. Setiap simpul memiliki permintaan (demand) sebesar d i, dengan d i adalah integer positif. Setiap konsumen dipasok dari depot 0. Himpunan dari k kendaraan mempunyai kapasitas yang sama q ditempatkan di depot 0 dan digunakan untuk melayani konsumen. Sebuah rute didefinisikan sebagai biaya siklus dari graf G melewati depot 0 sehingga total permintaan dari simpul yang dikunjungi tidak melebihi kapasitas kendaraan. Asumsi yang digunakan dalam permasalahan ini adalah: 1. Tiap simpul (konsumen) dikunjungi hanya satu kali 2. Setiap konsumen terhubung satu sama lain dan jarak antar konsumen simetrik, yang artinya c ij = c ji 3. Jumlah simpul pendistribusian yaitu 22 simpul dengan 1 depot dan 21 konsumen. Dengan indeks yang digunakan : i : indeks untuk konsumen awal, i = 0,1,2,, 21 j : indeks untuk konsumen tujuan, j = 1,2,, 22 k : indeks untuk kendaraan, k = 1,2 Dengan parameter c ij adalah jarak antar konsumen, selanjutnya didefinisikan variabel keputusan x k ij yang memodelkan ada tidaknya perjalanan dari simpul i ke j dengan kendaraan k. x k 1, jika terdapat perjalanan dari i ke j dengan kendaraan k ij = { 0, jika tidak ada perjalanan dari i ke j dengan kendaraan k (3.1) 4

5 Variabel keputusan yang digunakan dalam pendistribusian x k ij akan bernilai 1 jika terdapat perjalanan oleh kendaraan k dari konsumen i langsung ke j, dan bernilai 0 jika tidak demikian. Adapun d i menyatakan total demand (permintaan) setiap konsumen i langsung ke j. Menurut Kara, dkk (2004) VRP dapat diformulasikan dalam bentuk pemograman linear dengan meminimalkan total biaya atau total jarak tempuh dari rute perjalanan pendistribusian barang/jasa seperti berikut : Untuk meminimumkan: Z = c ij x ijk ( 3.2) k=1 i=0 j=1 dengan kendala: 1. Memastikan bahwa setiap konsumen dikunjungi tepat satu kali 2 22 x k ij = 1, j {1,,22}, (3.3) k=1 j=1 2. Menjamin rute tetap tiap kendaraan, sehingga kendaraan yang mengunjungi suatu simpul, setelah melayani akan meninggalkan simpul tersebut k x ij x k ij = 0, k {1,, K} (3.4) i=0 j=1 3. Batas kapasitas kendaraan sehingga tidak ada kendaraan yang melebihi kapasitas 22 d i x k ij 900, i {0,,21} k {1,, K} (3.5) j=1 4. Setiap rute perjalanan kendaraan berawal dari depot 0 22 x k 0j = 1, k {1,, K}, (3.6) j=1 5. Setiap rute perjalanan kendaraan berakhir di depot 22 5

6 22 k x i22 i=0 6. x k ij = 1, merupakan variabel binner k {1,, K}, ( 3.7) x k ij {0,1}, i, j {1,, N}, k {1,, K} (3.8) Pada Gambar 4.1 digambarkan sebagai graf kosong untuk lokasi depot dan konsumen sebagai simpul. Gambar 4.1 Graf pendistribusian di PT Ciomas Adisatwa Pada Gambar 4.2 diberikan graf lengkap pendistribusian di PT Ciomas Adisatwa Gambar Graf Lengkap lengkap pendistribusian Pendistribusian di PT Ciomas Adisatwa 6

7 Jarak antara simpul yang sama selalu nol dan jarak antara simpul adalah bersifat simetrik atau jarak simpul A ke B sama dengan jarak simpul B ke A. Penentuan rute distribusi model CVRP adalah dengan mengunjungi setiap simpul tanpa adanya pengulangan atau setiap simpul hanya dikunjungi satu kali. Selanjutnya, dibuat tabel jarak depot ke konsumen dan antar konsumen dengan menggunakan google maps. Dalam penentuan jarak menggunakan google maps, terdapat berbagai pilihan rute, rute yang dipilih adalah rute dengan jarak terpendek dan tidak satu jalur, sehingga asumsi c ij = c ji berlaku. Tabel matriks jarak terlampir pada Lampiran 1 halaman 62. Setelah diketahui tabel jarak, maka dapat dilakukan penyelesaian model menggunakan metode Clarke and Wright Savings dan Algoritma Genetika dengan bantuan software Matlab Penyelesaian dengan Clarke and Wright Saving Penyelesaian dengan Clarke and Wright Saving yaitu membuat matriks jarak dengan entri-entrinya adalah jarak depot dengan konsumen dan antar konsumen. Tabel 4.2 Matriks jarak asal-tujuan (km) hari Senin Menurut Persamaan (2.9) akan dibuat matriks penghematan. Berikut ini adalah salah satu contoh perhitungan nilai penghematan untuk pangkalan di D Saji Crispy, Jl. Jend. Sudirman No.265a, Gendongan, Tingkir, Salatiga City, Central Java, dan Ayam Krezy, Jl. Nalula Sadewa No.9, Kembangarum, Dukuh, Sidomukti, Kota Salatiga, Jawa Tengah dengan menggunakan persamaan (2.9), dimasukkan nilai jarak, maka didapatkan nilai penghematan. 7

8 S 21 = C 20 + C 01 C 21 = 7,7 + 9,5 1,5 = 15,7 Menggunakan cara yang sama diperoleh matriks penghematan untuk semua simpul yang disajikan pada Tabel 4.3 Tabel 4.3 Matriks Penghematan Setelah matriks penghematan terbentuk, selanjutnya menentukan kelompok rute bedasarkan nilai penghematan yang terbesar sampai yang terkecil dari matriks penghematan. Langkah ini merupakan iterasi dari matriks penghematan, dimana jika nilai penghematan terbesar terdapat pada simpul i dan j maka baris i dan kolom j dicoret, lalu i dan j digabungkan dalam satu kelompok rute, demikian seterusnya sampai iterasi yang terakhir. Selanjutnya pengelompokkan rute berdasarkan nilai penghematan diperoleh dari simpul gabungan hasil iterasi matriks penghematan. Kemudian mengurutkan daftar tujuan/pelanggan sesuai dengan kelompok rute yang berdasarkan nilai penghematan tersebut. Langkah-langkah untuk pembentukan kelompok rute: 1. Memilih nilai penghematan terbesar dalam matriks penghematan, yaitu 88,3 antara simpul 20 dan simpul 11. Menggabungkan keduanya menjadi satu rute, kemudian mencoret semua baris pada kolom 11 dan mencoret semua kolom pada baris 20. Rute yang terbentuk adalah: Rute 1 = Untuk rute ini daging ayam yang dikirim adalah = 90 kg, dan masih belum melampaui kapasitas dari kendaraan yaitu 900 kg. Pengelompokan ini disajikan pda Tabel 4.4 iterasi 1 8

9 Tabel 4.4 Iterasi 1 pengelompokan simpul bedasarkan matriks penghematan 2. Memilih nilai penghematan terbesar dalam matriks penghematan, yaitu 87,5 antara simpul 19 dan simpul 15. Menggabungkan simpul 19 dan simpul 15 menjadi satu rute dalam rute 2. Kemudian mencoret semua baris pada kolom 19 dan mencoret semua kolom pada baris 15. Rute terbentuk adalah: Rute 2 = Untuk rute ini daging ayam yang dikirimkan adalah = 200 kg. Total tersebut belum melaumpaui kapasitas yang disediakan. Pengelompokan ini disajikan pada Tabel 4.5 iterasi 2. Tabel 4.5 Iterasi 2 pengelompokan simpul bedasarkan matriks penghematan 3. Memilih nilai terbesar berikutnya dalam matriks penghematan, kemudian lakukan langkah seperti pada iterasi 1 dan 2, apabila sudah melampaui kapasitas maka membuat rute baru. Dari iterasi yang disajikan pada lampiran 1 halaman 62 diperoleh: 9

10 Rute 1 = = = 785 Rute 2 = = = 500 Dapat disajikan dengan tabel untuk pendistribusian daging ayam untuk hari senin sebagai berikut: Tabel 4.6 Rute Hari Senin Kendaraan Rute Permintaan (kg) Jarak Tempuh (Km) Total Bedasarkan tabel 4.6 dapat diketahui solusi dari model CVRP pada pendistribusian daging ayam di PT Ciomas Adisatwa yaitu: Rute 1 : Depot - CV Jaya Mandiri - A&W Restaurants, Duta Pertiwi Mall Semarang - Sarana Medika - Hotel ibis Semarang Simpang Lima - Richeese Factory - Rumah Sakit Permata Medika - Noormans Hotel Semarang - Semesta Bilingual Boarding School - Ada Swalayan - A&W Restaurants Srondol - PT. Carrefour Indonesia - Family Fried Chicken - Balemong Resort - Pop Chicken - The Wujil Resort & Conventions Depot Rute 2 :

11 Depot - Ayam Krezy - Chicken Day - Quick Chicken - LA Crispy - D Saji Crispy - Wahid Hotel depot Dapat dituliskan sebagai suatu graf untuk pendistribusian daging ayam menggunakan metode Clarke and Wright Savings sebagai berikut: Keterangan: : Rute 1 : Rute Penyelesaian masalah CVRP dengan menggunakan Algoritma Genetika Sebelum memulai untuk menyelesaikan model dengan Algoritma Genetika, akan diberikan beberapa contoh dari istilah penting dalam membangun penyelesaian masalah menggunakan Algoritma Genetika, yaitu sebagi berikut: 1. Gen, dipresentasikan dengan bilangan real yang masing-masing bilangan menunjukan depot dan konsumen Contoh: Gambar 4.3 Rute pendistribusi dengan metode Clarke and Wright Savings Gen 0 = Depot Gen 1 = Konsumen 1 2. Kromosom, dipresentasikan dengan gabungan beberapa gen yaitu dalam masalah CVRP adalah membentuk rute namun belum melibatkan depot. Contoh: Kromosom 1 =

12 3. Individu, merupakan kromosom yang membentuk suatu perjalanan kendaraan dalam CVRP adalah rute yang terbentuk yang dimulai dari depot dan kembali ke depot Contoh: Individu 1 = Nilai fitness, jika x menyatakan total jarak dalam rute, maka nilai fitness dapat didefinisikan 1. Oleh karena total jarak yang diinginkan adalah x yang kecil, maka nilai fitness yang dipilih adalah yang paling besar. Invers total jarak dari rute yang didapatkan atau 1, dengan x adalah total x jarak dalam suatu rute. Contoh : terdapat rute: Total jarak dari rute diatas adalah 60 km, maka nilai fitnessnya adalah Populasi, dipresentasikan dengan sekumpulan individu yaitu gabungan beberapa perjalanan kendaraan. Contoh: Individu 1 = Individu 2 = Individu 3 = Individu 4 = Induk, bedasarkan no 3, nilai fitness terbaik adalah nilai fitness yang besar, dan bedasarkan seleksi nilai fitness terpilih 2 rute dengan kemungkinan terbaik. Masing-masing rute terbaik tersebut disebut dengan induk. Contoh: Individu 1 = Didapat : Induk 1 = Induk 2 = Anak, rute baru yang terbentuk bedasarkan induk yang diperoleh dari no 6 disebut anak. Cara untuk membentuk rute baru tersebut yaitu dengan menentukan bagian dari induk 1 untuk disisipkan ke induk 2. Contoh : Induk 1 = Induk 2 =

13 Diperoleh : Anak 1 = Anak 2 = Setelah mengetahui bebrapa istilah yang akan digunakan dalam Algoritma Genetika, langkah selanjutnya adalah menyelesaikan CVRP dengan menggunakan algoritma genetika sebagai berikut: 1. Penyandian Gen (pengkodean) Gen merupakan bagian dari kromosom. Masing-masing kromosom berisi sejumlah gen yang menyandikan informasi yang disimpan di dalam kromosom. Gen juga dapat ditulis sebagai suatu graf. Berikut ini merupakan representasi gen yang ditunjukan oleh tabel 4.7 Tabel 4.7 Representasi gen Gen Nama Pelanggan 0 Depot PT Ciomas Adisatwa 1 Ayam Krezy 2 D Saji Crispy 3 Wahid Hotel 4 LA Crispy 5 Chicken Day 6 Balemong Resort 7 The Wujil Resort & Conventions 8 Semesta Bilingual Boarding School 9 Ada Swalayan 10 PT. Carrefour Indonesia 11 A&W Restaurants, Duta Pertiwi Mall Semarang, 12 A&W Restaurants Srondol 13

14 Gen Nama Pelanggan 13 Richeese Factory 14 Noormans Hotel Semarang 15 Hotel ibis Semarang Simpang Lima 16 Rumah Sakit Permata Medika 17 Pop Chicken 18 Family Fried Chicken 19 Sarana Medika 20 CV Jaya Mandiri 21 Quick Chicken 2. Membangkitkan Populasi Awal Langkah ini membangkitkan sejumlah individu atau membangkitkan rute awal secara acak sehingga membentuk suatu populasi. Satu individu dalam penulisan ini adalah 21 gen yang berisi gen 1 sampai gen 21 yang membentuk rute pendistribusian daging ayam. Teknik dalam pembangkitan populasi awal ini ada beberapa macam yaitu, random generator, pendekatan tertentu, permutasi gen. Pada penulisan ini digunakan teknik membangkitkan populasi berupa random generator, yaitu dengan melibatkan pembangkitan bilangan random untuk nilai setiap gen sesuai dengan representasi kromosom yang digunakan. Dengan bantuan software Matlab akan dibangkitkan beberapa rute acak sesuai dengan ukuran populasi. Script prosedur pembangkitkan populasi awal terdapat pada lampiran 3 halaman 68. Hasil dari pembangkitkan secara acak rute pendistribusian yang membentuk populasi pada generasi awal adalah sebagai berikut dan selengkapnya pada Lampiran 4 halaman

15 Individu 3 = Menghitung Nilai Fitness Langkah selanjutnya yaitu menghitung nilai fitness dari setiap individu yang akan digunakan untuk menentukan rute terpendek. Setiap individu dihitung jarak totalnya, kemudian dihitung nilai fitnesnya dengan menggunakan Persamaan Dengan bantuan software matlab, ditentukan nilai fitness dari setiap individu dalam populasi. Script prosedur dan perhitungannya terdapat pada Lampiran 3 halaman 76. Berikut merupakan nilai fitness yang didapat dari generasi awal Tabel 4.8 Nilai fitness individu populasi awal Individu Nilai Fitness Individu Nilai Fitness 1 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,0016 Setelah dihitung nilai fitness dari setiap individu dengan bantuan software matlab, maka didapat nilai fitness terbaik yaitu fitness yang terbesar nilainya dari populasi awal yaitu pada individu ke-11 dengan nilai fitness sebesar 0,0022. Individu dengan nilai fitness terbaik dari populasi generasi pertama akan dipertahankan dan dibawa ke generasi selanjutnya 15

16 4. Seleksi Langkah berikutnya adalah melakukan seleksi, yaitu untuk memberikan kesempatan reproduksi yang lebih besar bagi anggota pop ulasi yang terpilih. Seleksi akan menentukan individu-individu mana saja yang akan dipilih untuk dilakukan rekombinasi dan bagaimana offspring terbentuk dari individu-individu terpilih tersebut. Pada kepenulisan ini digunakan seleksi rangking. Dalam 20 individu terpilih 10 individu yang mempunyai nilai fitness terbaik dan dari individu yang terpilih mempunyai dua alternatif solusi rute yang terbaik, kemudian dapat disebut induk 1 yaitu alternatif rute ke 1 dan induk 2 yaitu alternatif rute 2. Dengan bantuan software matlab, akan dipilih beberapa induk untuk dilakukan seleksi dengan metode seleksi rangking. Induk-induk yang terpilih selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6 halaman 77 dan script prosedur seleksi terdapat pada Lampiran 3 halaman 68. Induk 1 = individu 7 = Induk 2 = individu 9 = Pindah Silang (Crossover) Setelah terpilih induk-induk dari proses seleksi, selanjutnya indukinduk tersebut akan dilakukan proses pindah silang. Pindah silang akan menghasilkan individu baru hasil dari dua induk yang disebut anak. Setiap pasang induk menghasilkan sepasang anak agar proses seleksi pada generasi selanjutnya mendapatkan jumlah populasi yang sama. Pindah silang ini dilakukan dengan skema ordercrossover. Proses pindah silang ditentukan oleh Probabilitas Crossover (Pc) antara 0,6 s/d 0,95 (Michalewicz, 1996: 35). Setiap pasang induk akan diberikan suatu bilangan acak [0,1], jika probabilitas pasangan induk kurang dari Pc maka dilakukan pindah silang dan berlaku sebaliknya. Apabila tidak 16

17 terjadi pindah silang maka anak untuk generasi berikutnya adalah induk tersebut. Berikut hasil pindah silang berupa keturunan (anak) yang selengkapnya bisa dilihat pada Lampiran 7 halaman 78 Induk 1 = individu 7 = Induk 2 = individu 9 = Dari persilangan antara rute 1 yaitu induk 1 dan rute 2 yaitu induk 2 diperoleh rute baru hasil persilangan, dengan cara posisi gen ditukar menurut hasil output dari Matlab. Setelah dilakukan pindah silang, diperoleh sepasang anak sebagai berikut: Anak 1 = Anak 2 = Mutasi Setelah dilakukannya proses pindah silang, anak yang dihasilkan dari proses tersebut selanjutnya akan diproses ke tahap mutasi. Terdapat beberapa teknik mutasi seperti swapping mutation, inversion mutation, reciprocal exchange mutation, dan uniform mutation. Teknik mutasi yang digunakan dalam skripsi ini adalah teknik swapping mutation, karena teknik mutasi ini sangat mudah dan sederhana untuk diimplementasikan. Teknik ini diawali dengan memilih dua bilangan acak kemudian gen yang berada pada posisi bilangan acak pertama ditukar dengan gen yang berada pada bilangan acak kedua dalam probabilitas tertentu (Suyanto, 2005:65). Berikut ini individu hasil mutasi yang diperoleh dan selengkapnya terdapat di Lampiran 8 halaman 80. Sebelum di mutasi: 17

18 Anak 1 = Anak 2 = Setelah dimutasi: Anak 1 = Anak 2 = Elitism Setelah langkah-langkah di atas dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah membentuk populasi selanjutnya di generasi kedua, proses ini dinamakan sebagai elitism. Proses elitism mengulangi langkah 1 sampai dengan 6 sebanyak jumlah generasi 1100, karena dalam jumlah generasi 1100 terdapat nilai finess terbaik dan total jarak yang terpendek. Elitsm bertujuan untuk menjaga agar individu bernilai fitness tertinggi tersebut tidak hilang selama proses evolusi. Proses evolusi merupakan proses Algoritma Genetika mulai dari pembentukan populasi awal hingga evaluasi nilai fitness dari populasi baru yang terbentuk. Prosedur pembentukan populasi selanjutnya terdapat dalam lampiran 4 dan hasil pembentukkan populasi baru selengkapnya bisa dilihat pada lampiran 9 dengan bantuan software Matlab. Berikut merupakan hasil populasi baru di generasi selanjutnya: Individu 3 = Setelah diperoleh generasi baru, maka langkah selanjutnya adalah mencari nilai fitness generasi baru dengan menggunakan software Matlab, hasil perhitungan fitness generasi baru selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 80. Diperlukan beberapa kali percobaan dalam menerapkan Algoritma Genetika menggunakan 18

19 software Matlab hingga mendapatkan nilai fitness yang optimum dan konvergensi generasi tertentu, yaitu dengan mencoba beberapa nilai ukuran populasi dan jumlah generasi yang berbeda. Hal ini karena Algoritma Genetika akan selalu menghasilkan solusi yang berbeda dalam setiap proses seleksi. Berikut tabel percobaan dengan menggunakan beberapa nilai ukuran populasi dan jumlah generasi yang berbeda : Percobaan ke- Tabel 4.9 Hasil Percobaan Algoritma Genetika Ukuran Populasi Jumlah Generasi Fitness Total Jarak

20 Percobaan ke- Ukuran Populasi Jumlah Generasi Fitness Total Jarak Tabel diatas merupakan hasil percobaan Algoritma Genetika dengan beberapa ukuran populasi random yaitu 15, 20, 25 dan 30. Jumlah iterasi yang digunakan adalah 200, 300, 400, 500, dan Parameter yang digunakan yaitu probablitias crossover 0.6 dan probablitias mutation Probabilitas crossover sebesar 0.6 berarti peluang suatu individu akan dikenai proses crossover adalah sebesar 60%. Sedangkan probablitias mutation sebesar 0.47 berarti peluang suatu gen akan dimutasi adalah sebesar 47%. Bedasarkan Tabel 4.9 percobaan dengan ukuran 20 populasi menghasilkan nilai fitness terbaik yaitu sebesar pada iterasi ke-1100, dengan ukuran 15 populasi nilai fitness terbaik yang dihasilkan sebesar pada iterasi ke-1100, dengan ukuran 25 populasi nilai fitness terbaik yang dihasilkan sebesar pada iterasi ke-500, dengan ukuran 30 populasi nilai fitness terbaik yang dihasilkan sebesar pada iterasi ke-400. Jumlah iterasi tidak menjamin terhadap nilai fitness, hal ini ditunjukan oleh percobaan dengan jumlah populasi 30. Bedasarkan Tabel 4.9 percobaan dengan jumlah iterasi ke-200 memperoleh nilai fitness dan percobaan dengan jumlah iterasi ke-300 memperoleh nilai fitness sebesar Terjadi penurunan nilai fitness saat jumlah iterasi bertambah, tetapi percobaan dengan jumlah iterasi ke-400 diperoleh nilai fitness sebesar Jadi tidak dapat dikatakan bahwa semakin banyak jumlah iterasi maka semakin baik juga nilai fitnessnya. 20

21 Kemudian dapat dilihat juga dari percobaan diatas bahwa ukuran populasi yang besar tidak menjamin solusi yang dihasilkan akan semakin baik. Hal ini dapat ditunjukan dari tabel diatas untuk percobaan jumlah generasi sebanyak 1100 bahwa solusi yang dihasilkan paling kecil yaitu 20, lebih baik dari solusi dengan ukuran yang lebih besar. Namun pada percobaan untuk jumlah generasi 500, solusi yang dihasilkan dari ukuran populasi yang lebih besar yaitu 30 lebih baik daripada solusi yang dihasilkan dengan ukuran populasi yang lebih kecil lainya. Sehingga dibutuhkan ukuran populasi yang tepat pada setiap permasalahan untuk mendapat solusi yang optimal. Dapat disimpulkan bahwa solusi optimal yang dihasilkan oleh setiap iterasi dapat berubah. Hal ini disebabkan karena setiap generasi yang dibentuk dari generasi sebelumnya sangat dipengaruhi oleh populasi awal, seleksi, pindah silang, dan mutasi. Sehingga di setiap proses generasi akan selalu dihasilkan solusi optimal yang berbeda-beda. Proses tersebut akan selalu berulang-ulang hingga didapatkan individu dengan nilai fitness terbaik. Bedasarkan Tabel 4.9 pada percobaan ke-18 dengan ukuran populasi 20 dan jumlah iterasi 1100 didapatkan nilai fitness terbaik yang dihasilkan oleh Algoritma Genetika yaitu sebesar dengan total jarak tempuh kendaraan km dan banyak kendaraan yang beroperasi sebanyak 2 kendaraan. Berikut ini grafik percobaan ke-18 seperti pada gambar

22 Gambar 4.4 Grafik pergerakan nilai fitness Kurva pada Gambar 4.4 merupakan pergerakan nilai fitness hingga generasi ke Dan kurva yang berada dibawah merupakan pergerakan nilai rata-rata fitness dari 1100 generasi. Dapat dilihat pada grafik bahwa terdapat 1100 generasi dengan nilai fitness dari 0 hingga Rute-rute percobaan ke-18 seperti pada Tabel 4.10 Tabel 4.10 Pembagian rute percobaan ke-13 Kendaraan Rute Permintaan (Kg) Jarak Tempuh (Km) Total Bedasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui solusi dari model CVRP pada pendistribusian daging ayam di PT Ciomas Adisatwa yaitu: Rute 1 :

23 Dengan rute pendistribusian daging ayam: Depot - The Wujil Resort & Conventions - Balemong Resort - Pop Chicken - Semesta Bilingual Boarding School - Noormans Hotel Semarang - Richeese Factory - Rumah Sakit Permata Medika - A&W Restaurants, Duta Pertiwi Mall Semarang - CV Jaya Mandiri - Hotel ibis Semarang Simpang Lima - Sarana Medika - Ada Swalayan - A&W Restaurants Srondol - Family Fried Chicken - PT. Carrefour Indonesia - Depot Rute 2 : Dengan rute pendistribusian daging ayam: Depot - Ayam Krezy - D Saji Crispy - Chicken Day - Quick Chicken LA Crispy - Wahid Hotel Depot Digambarkan graf untuk rute pendistribusian daging ayam pada gambar 3.5. Graf untuk penditribusian daging ayam dengan Algoritma Genetika sebagai berikut: Gambar 4.5 Rute Pendistribusian dengan Algoritma Genetika Keterangan: : Kendaraan 1 23

24 : Kendaraan Perbandingan Penyelesaian Model Menggunakan Metode Clarke and Wright Saving dan Algoritma Genetika Perbandingan penyelesaian model, dalam hal ini rute pendistribusian yang diperoleh menggunakan Metode Clarke and Wright Saving dan Algoritma Genetika ditunjukan dalam Tabel 4.11 berikut : Table Perbandingan rute yang diperoleh menggunakan Clarke and Wright Saving dan Algoritma Genetika Metode Rute Metode Clarke and Wright Saving Kendaraan Total Jarak Tempuh Permintaan km 785 kg Kendaraan km 500 kg Total km 1285 kg Algoritma Genetika Kendaraan km 785 kg Kendaraa Total 81.6 km 500 kg km 1285 kg Pada Tabel 4.11 terlihat bahwa Algoritma Genetika menghasilkan total jarak tempuh yang lebih baik dibandingkan dengan metode Clarke and Wright Saving. Algoritma Genetika menghasilkan total jarak km, sedangkan dengan metode Clarke and Wright Saving menghasilkan km. Sehingga dapat disimpulkan penyelesaian dengan model Algoritma Genetika lebih baik dalam segi jarak jika dibandingkan dengan metode Clarke and Wright Saving dalam menyelesaikan Capacitated Vehicle Routing Problem (CVRP). Jika dilihat dari keefektifitasan kendaraan dalam memuat permintaan, kedua metode diatas 24

25 menghasilkan keefektifitasan yang sama yaitu pada kendaraan 1 memuat 785 kg daging ayam dan pada kendaraan 2 memuat 500 kg daging ayam. Jadi dapat disimpulkan Algoritma Genetika lebih optimum untuk pendistribusian daging ayam di PT Ciomas Adisatwa. 25

PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI DAGING AYAM MENGGUNAKAN METODE CLARKE AND WRIGHT SAVINGS

PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI DAGING AYAM MENGGUNAKAN METODE CLARKE AND WRIGHT SAVINGS Penentuan Rute Distribusi... (Andira Pratiwi Kusumawardani)1 PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI DAGING AYAM MENGGUNAKAN METODE CLARKE AND WRIGHT SAVINGS DAN ALGORITMA GENETIKA DETERMINATION OF CHICKEN DISTRIBUTION

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Berikut akan diberikan pembahasan mengenai penyelesaikan CVRP dengan

BAB III PEMBAHASAN. Berikut akan diberikan pembahasan mengenai penyelesaikan CVRP dengan BAB III PEMBAHASAN Berikut akan diberikan pembahasan mengenai penyelesaikan CVRP dengan Algoritma Genetika dan Metode Nearest Neighbour pada pendistribusian roti di CV. Jogja Transport. 3.1 Model Matetematika

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian-pengertian dasar yang digunakan sebagai landasan pembahasan pada Bab II yaitu masalah ditribusi, graf, Travelling Salesman Problem (TSP), Vehicle Routing Problem (VRP),

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. diperoleh menggunakan algoritma genetika dengan variasi seleksi. A. Model Matematika CVRPTW pada Pendistribusian Raskin di Kota

BAB III PEMBAHASAN. diperoleh menggunakan algoritma genetika dengan variasi seleksi. A. Model Matematika CVRPTW pada Pendistribusian Raskin di Kota BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai model matematika pada pendistribusian raskin di Kota Yogyakarta, penyelesaian model matematika tersebut menggunakan algoritma genetika serta perbandingan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. memindahkan barang dari pihak supplier kepada pihak pelanggan dalam suatu supply

BAB II KAJIAN TEORI. memindahkan barang dari pihak supplier kepada pihak pelanggan dalam suatu supply BAB II KAJIAN TEORI Berikut diberikan beberapa teori pendukung untuk pembahasan selanjutnya. 2.1. Distribusi Menurut Chopra dan Meindl (2010:86), distribusi adalah suatu kegiatan untuk memindahkan barang

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Model Matematika CVRPTW pada Pendistribusian Galon. Air Mineral di PT Artha Envirotama (Evita) Sleman

BAB III PEMBAHASAN. A. Model Matematika CVRPTW pada Pendistribusian Galon. Air Mineral di PT Artha Envirotama (Evita) Sleman BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini, dibahas mengenai model matematika dari pendistribusian galon air mineral dan penyelesaiannya dengan algoritma genetika menggunakan order crossover dan cycle crossover.

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Model Capacitated Vehicle Routing Problem (CVRP) untuk Optimasi Rute

BAB III PEMBAHASAN. A. Model Capacitated Vehicle Routing Problem (CVRP) untuk Optimasi Rute BAB III PEMBAHASAN A. Model Capacitated Vehicle Routing Problem (CVRP) untuk Optimasi Rute Distribusi Gula di Pabrik Gula Yogyakarta Alur pendistribusian gula dimulai dari pemesanan gula yang dilakukan

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SWEEP PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM (CVRP) UNTUK OPTIMASI PENDISTRIBUSIAN GULA

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SWEEP PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM (CVRP) UNTUK OPTIMASI PENDISTRIBUSIAN GULA PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SWEEP PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM (CVRP) UNTUK OPTIMASI PENDISTRIBUSIAN GULA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. berbeda di, melambangkan rusuk di G dan jika adalah. a. dan berikatan (adjacent) di. b. rusuk hadir (joining) simpul dan di

BAB II KAJIAN TEORI. berbeda di, melambangkan rusuk di G dan jika adalah. a. dan berikatan (adjacent) di. b. rusuk hadir (joining) simpul dan di 1. Teori graf BAB II KAJIAN TEORI 1. Definisi Graf G membentuk suatu graf jika terdapat pasangan himpunan ) )), dimana ) (simpul pada graf G) tidak kosong dan ) (rusuk pada graf G). Jika dan adalah sepasang

Lebih terperinci

Lampiran 1 Matriks jarak antara simpul dengan depot dan antar simpul. Lampiran 2 Iterasi Clarke and Wright Savings pada hari Senin

Lampiran 1 Matriks jarak antara simpul dengan depot dan antar simpul. Lampiran 2 Iterasi Clarke and Wright Savings pada hari Senin LAMPIRAN 1 Lampiran 1 Matriks jarak antara simpul dengan depot dan antar simpul Tabel 1 Matriks jarak antara simpul dengan depot dan antar simpul Lampiran 2 Iterasi Clarke and Wright Savings pada hari

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM (CVRP) UNTUK DISTRIBUSI SURAT KABAR KEDAULATAN RAKYAT DI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah transportasi merupakan aspek penting dalam kehidupan seharihari. Transportasi juga merupakan komponen yang sangat penting dalam manajemen logistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN an berkembang algoritma genetika (genetic algorithm) ketika I. Rochenberg dalam bukunya yang berjudul Evolution Strategies

BAB I PENDAHULUAN an berkembang algoritma genetika (genetic algorithm) ketika I. Rochenberg dalam bukunya yang berjudul Evolution Strategies BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teori graf sangat pesat dari tahun ke tahun, pada tahun 1960-an berkembang algoritma genetika (genetic algorithm) ketika I. Rochenberg dalam bukunya yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi graf, permasalahan optimasi, model matematika dari objek wisata di Yogyakarta, dan algoritma genetika

Lebih terperinci

PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DAN NEAREST NEIGHBOUR PADA PENDISTRIBUSIAN ROTI DI CV.

PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DAN NEAREST NEIGHBOUR PADA PENDISTRIBUSIAN ROTI DI CV. PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DAN NEAREST NEIGHBOUR PADA PENDISTRIBUSIAN ROTI DI CV. JOGJA TRANSPORT SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

GENETIKA UNTUK MENENTUKAN RUTE LOPER KORAN DI AGEN SURAT KABAR

GENETIKA UNTUK MENENTUKAN RUTE LOPER KORAN DI AGEN SURAT KABAR MULTI TRAVELING SALESMAN PROBLEM (MTSP) DENGAN ALGORITMA Abstrak GENETIKA UNTUK MENENTUKAN RUTE LOPER KORAN DI AGEN SURAT KABAR Oleh : Fitriana Yuli Saptaningtyas,M.Si. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. digunakan dalam penelitian ini yaitu graf, vehicle routing problem (VRP),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. digunakan dalam penelitian ini yaitu graf, vehicle routing problem (VRP), BAB II KAJIAN PUSTAKA Secara umum, pada bab ini akan dibahas mengenai kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu graf, vehicle routing problem (VRP), capacitated vehicle routing problem with

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan dalam penelitian yaitu teori graf, vehicle routing problem (VRP),

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan dalam penelitian yaitu teori graf, vehicle routing problem (VRP), BAB II KAJIAN TEORI Secara umum, pada bab ini membahas mengenai kajian teori yang digunakan dalam penelitian yaitu teori graf, vehicle routing problem (VRP), capacitated vehicle routing problem with time

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DENGAN VARIASI SELEKSI DALAM PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DENGAN VARIASI SELEKSI DALAM PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DENGAN VARIASI SELEKSI DALAM PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS (CVRPTW) UNTUK OPTIMASI RUTE PENDISTRIBUSIAN RASKIN DI KOTA YOGYAKARTA TUGAS

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. algoritma genetika pada penyelesaian capacitated vehicle routing problem (CVRP)

BAB IV PENUTUP. algoritma genetika pada penyelesaian capacitated vehicle routing problem (CVRP) BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan mengenai penerapan algoritma sweep dan algoritma genetika pada penyelesaian capacitated vehicle routing problem (CVRP) untuk distribusi gula di Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara umum diagram alir algoritma genetika dalam penelitian ini terlihat pada Gambar 3.1. pada Algoritma genetik memberikan suatu pilihan bagi penentuan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DENGAN VARIASI CROSSOVER

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DENGAN VARIASI CROSSOVER SKRIPSI IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DENGAN VARIASI CROSSOVER DALAM PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS (CVRPTW) PADA PENDISTRIBUSIAN AIR MINERAL DI PT ARTHA ENVIROTAMA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori graf 2.1.1 Defenisi graf Graf G adalah pasangan {,} dengan adalah himpunan terhingga yang tidak kosong dari objek-objek yang disebut titik (vertex) dan adalah himpunan pasangan

Lebih terperinci

OPTIMASI JALUR TRANSPORTASI PRODUK HOUSING CLUTCH DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA PADA PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG

OPTIMASI JALUR TRANSPORTASI PRODUK HOUSING CLUTCH DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA PADA PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG OPTIMASI JALUR TRANSPORTASI PRODUK HOUSING CLUTCH DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA PADA PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG Disusun Oleh : Nama : Mochammad Brananta Arya Lasmono NPM : 34412653

Lebih terperinci

BAB III MODEL DAN TEKNIK PEMECAHAN

BAB III MODEL DAN TEKNIK PEMECAHAN BAB III MODEL DAN TEKNIK PEMECAHAN III.1. Diskripsi Sistem Sistem pendistribusian produk dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan permasalahan vehicle routing problem (VRP). Berikut ini adalah gambar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vehicle Routing Problem (VRP) merupakan salah satu permasalahan yang terdapat pada bidang Riset Operasional. Dalam kehidupan nyata, VRP memainkan peranan penting dalam

Lebih terperinci

PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DAN NEAREST NEIGHBOUR PADA PENDISTRIBUSIAN ROTI

PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DAN NEAREST NEIGHBOUR PADA PENDISTRIBUSIAN ROTI 52 Jurnal Matematika Vol 6 No 2 Tahun 2017 PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DAN NEAREST NEIGHBOUR PADA PENDISTRIBUSIAN ROTI SOLUTION OF CAPACITATED VEHICLE

Lebih terperinci

T I N J A U A N P U S T A K A Algoritma Genetika [5]

T I N J A U A N P U S T A K A Algoritma Genetika [5] Algoritma Genetika [5] Fitness adalah nilai yang menyatakan baik-tidaknya suatu jalur penyelesaian dalam permasalahan TSP,sehingga dijadikan nilai acuan dalam mencari jalur penyelesaian optimal dalam algoritma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alat transportasi merupakan salah satu faktor yang mendukung berjalannya

BAB I PENDAHULUAN. Alat transportasi merupakan salah satu faktor yang mendukung berjalannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat transportasi merupakan salah satu faktor yang mendukung berjalannya kegiatan atau aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu kegiatan manusia

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Graf Definisi 1 (Graf, Graf Berarah dan Graf Takberarah) 2.2 Linear Programming

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Graf Definisi 1 (Graf, Graf Berarah dan Graf Takberarah) 2.2 Linear Programming 4 II TINJAUAN PUSTAKA Untuk memahami permasalahan yang berhubungan dengan penentuan rute optimal kendaraan dalam mendistribusikan barang serta menentukan solusinya maka diperlukan beberapa konsep teori

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) JTRISTE, Vol.1, No.2, Oktober 2014, pp. 50~57 ISSN: 2355-3677 Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) STMIK Handayani Makassar najirah_stmikh@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan dalam penelitian yaitu graf, vehicle routing problem (VRP),

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan dalam penelitian yaitu graf, vehicle routing problem (VRP), BAB II KAJIAN TEORI Secara umum, pada bab ini membahas mengenai kajian teori yang digunakan dalam penelitian yaitu graf, vehicle routing problem (VRP), capacitated vehicle routing problem (CVRP), metode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka (Samuel, Toni & Willi 2005) dalam penelitian yang berjudul Penerapan Algoritma Genetika untuk Traveling Salesman Problem Dengan Menggunakan Metode Order Crossover

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Travelling Salesman Problem (TSP) Travelling Salesmen Problem (TSP) termasuk ke dalam kelas NP hard yang pada umumnya menggunakan pendekatan heuristik untuk mencari solusinya.

Lebih terperinci

Lampiran 1 Matriks jarak tempuh awal dan tujuan distribusi surat kabar Kedaulatan Rakyat di wilayah Kabupaten Sleman (satuan km)

Lampiran 1 Matriks jarak tempuh awal dan tujuan distribusi surat kabar Kedaulatan Rakyat di wilayah Kabupaten Sleman (satuan km) LAMPIRAN 83 Lampiran 1 Matriks jarak tempuh awal dan tujuan distribusi surat kabar Kedaulatan Rakyat di wilayah Kabupaten Sleman (satuan km) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 0 0 11.9

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM (CVRP) UNTUK DISTRIBUSI SURAT KABAR KEDAULATAN RAKYAT DI KABUPATEN SLEMAN Jurnal Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Wayan Firdaus Mahmudy (wayanfm@ub.ac.id) Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak.

Lebih terperinci

Penerapan Adaptive Genetic Algorithm dengan Fuzzy Logic Controller pada Capacitated Vehicle Routing Problem

Penerapan Adaptive Genetic Algorithm dengan Fuzzy Logic Controller pada Capacitated Vehicle Routing Problem Penerapan Adaptive Genetic Algorithm dengan Fuzzy Logic Controller pada Capacitated Vehicle Routing Problem Tri Kusnandi Fazarudin 1, Rasyid Kurniawan 2, Mahmud Dwi Sulistiyo 3 1,2 Prodi S1 Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dalam penelitian yaitu optimasi, graf, traveling salesman problem (TSP), vehicle

BAB II KAJIAN TEORI. dalam penelitian yaitu optimasi, graf, traveling salesman problem (TSP), vehicle BAB II KAJIAN TEORI Secara umum, pada bab ini membahas mengenai kajian teori yang digunakan dalam penelitian yaitu optimasi, graf, traveling salesman problem (TSP), vehicle routing problem (VRP), capacitated

Lebih terperinci

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM DEFINISI ALGEN adalah algoritma yang memanfaatkan proses seleksi alamiah yang dikenal dengan evolusi Dalam evolusi, individu terus menerus mengalami perubahan gen untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika merupakan metode pencarian yang disesuaikan dengan proses genetika dari organisme-organisme biologi yang berdasarkan pada teori evolusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada proses bisnis, transportasi dan distribusi merupakan dua komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada proses bisnis, transportasi dan distribusi merupakan dua komponen yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada proses bisnis, transportasi dan distribusi merupakan dua komponen yang mempengaruhi keunggulan kompetitif suatu perusahaan karena penurunan biaya transportasi dapat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DALAM OPTIMASI JALUR PENDISTRIBUSIAN KERAMIK PADA PT. CHANG JUI FANG

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DALAM OPTIMASI JALUR PENDISTRIBUSIAN KERAMIK PADA PT. CHANG JUI FANG IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DALAM OPTIMASI JALUR PENDISTRIBUSIAN KERAMIK PADA PT. CHANG JUI FANG Adnan Buyung Nasution 1 1,2 Sistem Infomasi, Tehnik dan Ilmu Komputer, Universitas Potensi Utama 3 Universitas

Lebih terperinci

Optimalisasi Pengantaran Barang dalam Perdagangan Online Menggunakan Algoritma Genetika

Optimalisasi Pengantaran Barang dalam Perdagangan Online Menggunakan Algoritma Genetika Optimalisasi Pengantaran Barang dalam Perdagangan Online Menggunakan Algoritma Genetika Rozak Arief Pratama 1, Esmeralda C. Djamal, Agus Komarudin Jurusan Informatika, Fakultas MIPA Universitas Jenderal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10:

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10: BAB III PERANCANGAN Pada bagian perancangan ini akan dipaparkan mengenai bagaimana mencari solusi pada persoalan pencarian rute terpendek dari n buah node dengan menggunakan algoritma genetika (AG). Dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Daerah, salah satu program dari

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Daerah, salah satu program dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kesejahteraan dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat berpendapatan rendah merupakan program nasional dari Pemerintah Pusat hingga Pemerintah

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Teka-Teki Silang Teka-teki silang atau disingkat TTS adalah suatu permainan yang mengharuskan penggunanya untuk mengisi ruang-ruang kosong dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah

Lebih terperinci

Pencarian Rute Terpendek untuk Pengoptimalan Ditribusi Sales Rokok Gudang Garam di kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember Menggunakan Algoritma Genetika

Pencarian Rute Terpendek untuk Pengoptimalan Ditribusi Sales Rokok Gudang Garam di kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember Menggunakan Algoritma Genetika Pencarian Rute Terpendek untuk Pengoptimalan Ditribusi Sales Rokok Gudang Garam di kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember Menggunakan Algoritma Genetika Priza Pandunata, Rachmad Agung Bagaskoro, Agung Ilham

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika merupakan algoritma pencarian heuristik ysng didasarkan atas mekanisme seleksi alami dan genetika alami (Suyanto, 2014). Adapun konsep dasar

Lebih terperinci

Penentuan Rute Kendaraan dalam Pendistribusian Beras Bersubsidi Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus Perum Bulog Sub Divre Cirebon) *

Penentuan Rute Kendaraan dalam Pendistribusian Beras Bersubsidi Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus Perum Bulog Sub Divre Cirebon) * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2015 Penentuan Kendaraan dalam Pendistribusian Beras Bersubsidi (Studi Kasus Perum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi adalah salah satu bagian dari sistem logistik yang sangat penting. Transportasi itu sendiri digunakan untuk mengangkut penumpang maupun barang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 27 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Pada subbab ini akan diuraikan tentang analisis kebutuhan untuk menyelesaikan masalah jalur terpendek yang dirancang dengan menggunakan algoritma

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DALAM PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM WITH PRECEDENCE CONSTRAINTS (TSPPC)

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DALAM PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM WITH PRECEDENCE CONSTRAINTS (TSPPC) PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DALAM PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM WITH PRECEDENCE CONSTRAINTS (TSPPC) Yayun Hardianti 1, Purwanto 2 Universitas Negeri Malang E-mail: yayunimoet@gmail.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Perkuliahan Penjadwalan memiliki pengertian durasi dari waktu kerja yang dibutuhkan untuk melakukan serangkaian untuk melakukan aktivitas kerja[10]. Penjadwalan juga

Lebih terperinci

Optimalisasi Rute Distribusi Bbm di Terminal BBM Boyolali MOR IV menggunakan Algoritma Genetika

Optimalisasi Rute Distribusi Bbm di Terminal BBM Boyolali MOR IV menggunakan Algoritma Genetika Optimalisasi Rute Distribusi Bbm di Terminal BBM Boyolali MOR IV menggunakan Algoritma Genetika Muhammad Ghani Fadhlurrahman 1, Nikenasih Binatari 2 Program Studi Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. harga minyak mentah di Indonesia dari bulan Januari 2007 sampai Juni 2017.

BAB III PEMBAHASAN. harga minyak mentah di Indonesia dari bulan Januari 2007 sampai Juni 2017. BAB III PEMBAHASAN Data yang digunakan dalam bab ini diasumsikan sebagai data perkiraan harga minyak mentah di Indonesia dari bulan Januari 2007 sampai Juni 2017. Dengan demikian dapat disusun model Fuzzy

Lebih terperinci

Jl. Ahmad Yani, Pontianak Telp./Fax.: (0561)

Jl. Ahmad Yani, Pontianak Telp./Fax.: (0561) APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENGGUNAKANALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: Pencarian Rute Terpendek untuk Pemadam Kebakaran di Wilayah Kota Pontianak) [1] Putri Yuli Utami, [2] Cucu Suhery, [3] Ilhamsyah

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIK DAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIK DAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIK DAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Nico Saputro dan Suryandi Wijaya Jurusan Ilmu Komputer Universitas Katolik Parahyangan nico@home.unpar.ac.id

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERSOALAN PEDAGANG KELILING (TSP)

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERSOALAN PEDAGANG KELILING (TSP) Abstrak PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERSOALAN PEDAGANG KELILING (TSP) Aulia Fitrah 1, Achmad Zaky 2, Fitrasani 3 Program Studi Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian

BAB III PEMBAHASAN. menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian BAB III PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembentukan portofolio optimum menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 27 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terkait Penelitian terkait yang menggunakan algoritma genetika untuk menemukan solusi dalam menyelesaikan permasalahan penjadwalan kuliah telah banyak dilakukan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab II dalam penelitian ini terdiri atas vehicle routing problem, teori lintasan dan sirkuit, metode saving matriks, matriks jarak, matriks penghematan, dan penentuan urutan konsumen.

Lebih terperinci

USULAN RANCANGAN RUTE TRANSPORTASI MULTI TRIP

USULAN RANCANGAN RUTE TRANSPORTASI MULTI TRIP USULAN RANCANGAN RUTE TRANSPORTASI MULTI TRIP UNTUK MEMINIMASI BIAYA TRANSPORTASI DENGAN HETEROGENEOUS FLEET DAN TIME WINDOW MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA DI PT.XYZ Muhammad Zuhdi Aiman Anka 1,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah penentuan rute bus karyawan mendapat perhatian dari para peneliti selama lebih kurang 30 tahun belakangan ini. Masalah optimisasi rute bus karyawan secara matematis

Lebih terperinci

Genetic Algorithme. Perbedaan GA

Genetic Algorithme. Perbedaan GA Genetic Algorithme Algoritma ini bekerja dengan sebuah populasi yang terdiri atas individu-individu (kromosom). Individu dilambangkan dengan sebuah nilai kebugaran (fitness) yang akan digunakan untuk mencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha mengalami persaingan yang begitu ketat dan peningkatan permintaan pelayanan lebih dari pelanggan. Dalam memenangkan persaingan tersebut

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Leonard Tambunan AMIK Mitra Gama Jl. Kayangan No. 99, Duri-Riau e-mail : leo.itcom@gmail.com Abstrak Pada saat ini proses penjadwalan kuliah

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN RUTE PENDISTRIBUSIAN ICE TUBE MENGGUNAKAN METODE NEAREST NEIGHBOUR DAN GENETIC ALGORITHM *

USULAN PERBAIKAN RUTE PENDISTRIBUSIAN ICE TUBE MENGGUNAKAN METODE NEAREST NEIGHBOUR DAN GENETIC ALGORITHM * Reka Integra ISSN: 2338-508 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 205 USULAN PERBAIKAN RUTE PENDISTRIBUSIAN ICE TUBE MENGGUNAKAN METODE NEAREST NEIGHBOUR

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION Samuel Lukas 1, Toni Anwar 1, Willi Yuliani 2 1) Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR

PRESENTASI TUGAS AKHIR PRESENTASI TUGAS AKHIR Travelling Salesman Problem menggunakan Algoritma Genetika Via GPS berbasis Android (kata kunci : android,gps,google Maps, Algoritma Genetika, TSP) Penyusun Tugas Akhir : Azmi Baharudin

Lebih terperinci

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 5, No. 03(2016), hal 265 274. ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR Abdul Azis, Bayu Prihandono, Ilhamsyah INTISARI Optimasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal diciptakan, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung saja. Namun seiring dengan perkembangan zaman, maka peran komputer semakin mendominasi kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi suatu produk mempunyai peran yang penting dalam suatu mata rantai produksi. Hal yang paling relevan dalam pendistribusian suatu produk adalah transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih efektif dan efisien karena akan melewati rute yang minimal jaraknya,

BAB I PENDAHULUAN. lebih efektif dan efisien karena akan melewati rute yang minimal jaraknya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Distribusi merupakan proses penyaluran produk dari produsen sampai ke tangan masyarakat atau konsumen. Kemudahan konsumen dalam mendapatkan produk yang diinginkan menjadi

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Contoh Ilustrasi Kasus CVRP 13

Gambar 1.1 Contoh Ilustrasi Kasus CVRP 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vehicle Routing Problem (VRP) merupakan konsep umum yang digunakan untuk semua permasalahan yang melibatkan perancangan rute optimal untuk armada kendaraan yang melayani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setelah berkembangnya AI (Artifical Intelligence), banyak sekali ditemukan sejumlah algoritma yang terinspirasi dari alam. Banyak persoalan yang dapat diselesaikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Studi Pendahuluan Studi pendahuluan dilaksanakan untuk memperoleh masukan mengenai objek yang akan diteliti. Pada penelitian perlu adanya rangkaian langkah-langkah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dinas lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta adalah dinas

BAB I PENDAHULUAN. Dinas lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta adalah dinas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dinas lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta adalah dinas pemerintahan yang bergerak di bidang lingkungan hidup daerah yang meliputi kegiatan dalam melakukan pengawasan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu graph merupakan suatu pasangan { E(G), V(G) } dimana :

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu graph merupakan suatu pasangan { E(G), V(G) } dimana : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Graph Suatu graph merupakan suatu pasangan { E(G), V(G) } dimana : V(G) adalah sebuah himpunan terhingga yang tidak kosong ( non empty finite set) yang elemennya disebut

Lebih terperinci

Tabel Data Pendistribusian Raskin di Wilayah Kota Yogyakarta. No Kecamatan Kelurahan Banyak Keluarga

Tabel Data Pendistribusian Raskin di Wilayah Kota Yogyakarta. No Kecamatan Kelurahan Banyak Keluarga Lampiran 1 Tabel Data Pistribusian Raskin di Wilayah Kota Yogyakarta Raskin No Kecamatan Kelurahan Banyak Keluarga Jumlah Beras (kg) 1 Tegalrejo Bener 266 3.990 2 Kricak 750 11.250 3 Karangwaru 377 5.655

Lebih terperinci

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA)

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA) Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA) Imam Cholissodin imam.cholissodin@gmail.com Pokok Bahasan 1. Siklus RCGA 2. Alternatif Operator Reproduksi pada Pengkodean Real 3. Alternatif Operator Seleksi 4.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 18 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Optimasi Optimasi adalah salah satu ilmu dalam matematika yang fokus untuk mendapatkan nilai minimum atau maksimum secara sistematis dari suatu fungsi, peluang maupun

Lebih terperinci

PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITME GENETIKA DEDI HARIYANTO

PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITME GENETIKA DEDI HARIYANTO PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITME GENETIKA DEDI HARIYANTO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendistribusian suatu barang merupakan persoalan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari baik oleh pemerintah maupun oleh produsen. Dalam pelaksanaannya

Lebih terperinci

Bab IV Simulasi dan Pembahasan

Bab IV Simulasi dan Pembahasan Bab IV Simulasi dan Pembahasan IV.1 Gambaran Umum Simulasi Untuk menganalisis program pemodelan network flow analysis yang telah dirancang maka perlu dilakukan simulasi program tersebut. Dalam penelitian

Lebih terperinci

Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika

Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika M. Syafrizal, Luh Kesuma Wardhani, M. Irsyad Jurusan Teknik Informatika - Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Pada saat sekarang ini, setiap perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam persaingan dengan perusahaan lainnya, harus bisa membuat semua lini proses bisnis perusahaan tersebut

Lebih terperinci

ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning

ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS-ITS Surabaya 2003 Algoritma Genetika Algoritma

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

ANALISIS ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 3 (2015), hal 201 210. ANALISIS ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) Cindy Cipta Sari, Bayu Prihandono,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan membahas landasan atas teori-teori yang bersifat ilmiah untuk mendukung penulisan tugas akhir ini. Teori-teori yang dibahas mengenai pengertian penjadwalan, algoritma

Lebih terperinci

Pemaksimalan Papan Sirkuit Di Pandang Sebagai Masalah Planarisasi Graf 2-Layer Menggunakan Algoritma Genetika

Pemaksimalan Papan Sirkuit Di Pandang Sebagai Masalah Planarisasi Graf 2-Layer Menggunakan Algoritma Genetika Vol. 14, No. 1, 19-27, Juli 2017 Pemaksimalan Papan Sirkuit Di Pandang Sebagai Masalah Planarisasi Graf 2-Layer Menggunakan Algoritma Genetika Jusmawati Massalesse dan Muh. Ali Imran Abstrak Tulisan ini

Lebih terperinci

Lingkup Metode Optimasi

Lingkup Metode Optimasi Algoritma Genetika Lingkup Metode Optimasi Analitik Linier Non Linier Single Variabel Multi Variabel Dgn Kendala Tanpa Kendala Numerik Fibonacci Evolusi Complex Combinasi Intelijen/ Evolusi Fuzzy Logic

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) Mohamad Subchan STMIK Muhammadiyah Banten e-mail: moh.subhan@gmail.com ABSTRAK: Permasalahan pencarian rute terpendek dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan usaha bisnis, transportasi dan distribusi merupakan dua komponen yang mempengaruhi keunggulan kompetitif suatu perusahaan karena

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peringkasan Teks Peringkasan teks adalah proses pemampatan teks sumber ke dalam versi lebih pendek namun tetap mempertahankan informasi yang terkandung didalamnya (Barzilay & Elhadad

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Supply Chain Management Supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan produk ke tangan pemakai akhir.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK STUDI KASUS : LINTASAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) MAKASSAR

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK STUDI KASUS : LINTASAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) MAKASSAR PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK STUDI KASUS : LINTASAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) MAKASSAR Karels, Rheeza Effrains 1), Jusmawati 2), Nurdin 3) karelsrheezaeffrains@gmail.com

Lebih terperinci

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika Imam Cholissodin imam.cholissodin@gmail.com Pokok Bahasan 1. Pengantar 2. Struktur Algoritma Genetika 3. Studi Kasus: Maksimasi Fungsi Sederhana 4. Studi

Lebih terperinci

ALGORITMA GENETIKA. Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning

ALGORITMA GENETIKA. Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning Disusun oleh: Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, PENS ITS Surabaya 2003 Algoritma

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T Abstrak : Algoritma genetika adalah algoritma pencarian heuristik yang didasarkan atas mekanisme evolusi

Lebih terperinci