LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN DI DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KOTA SAMARINDA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN DI DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KOTA SAMARINDA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR"

Transkripsi

1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN DI DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KOTA SAMARINDA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh DIAN RATNA RIYANTI NIM PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2013

2 HALAMAN PENGESAHAN Judul : Laporan hasil Praktek Kerja Lapang Budidaya Tanaman Perkebunan di Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Propinsi Kalimantan Timur. Nama : Dian Ratna Riyanti NIM : Program Studi : Budidaya Tanaman Perkebunan Jurusan : Manajemen Pertanian Pembimbing, Penguji I, Penguji II, Jamaluddin, SP, M.Si Faradilla, SP, M.Sc Ir. Syarifuddin, MP NIP NIP NIP Menyetujui/Mengesahkan, Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Ir. Syarifuddin, MP. NIP Lulus ujian pada tanggal : 5 Juni 2013

3 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapang (PKL). Laporan PKL ini disusun berdasarkan hasil PKL di Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kota Samarinda selama 2 bulan, yaitu mulai tanggal 5 April sampai dengan 27 Mei Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan PKL ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ucapkan terma kasih kepada: 1. Bapak Jamaluddin SP, M.Si selaku Dosen Pembimbing PKL. 2. Ibu Faradilla, SP, M.Sc Dosen Penguji PKL. 3. Bapak Ir. Syarifuddin, MP selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan, dan juga selaku Dosen Penguji PKL. 4. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku ketua jurusan Manajemen Pertanian. 5. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 6. Para staf pengajar, administrasi dan teknisi di Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan. 7. Orang tua dan para keluarga yang telah banyak memberi dukungan dan motivasi serta do a kepada penulis selama ini.

4 Penulis menyadari dalam penyusunan laporan Praktek Kerja Lapang ini masih terdapat kekurangan, untuk itu penulis berharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan laporan ini. Kampus Sei Keledang, juni 2013 Penulis,

5 5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN A. Latar belakang... 1 B. Tujuan kegiatan... 3 C. Hasil yang diharapkan... 3 II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN INTI RAKYAT A. Tinjuan umum organisasi pemerintahan B. Struktur organisasi pemerintahan... 4 C. Tempat dan waktu kegiatan PKL... 6 D. Visi dan misi distanbunhut... 7 III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG A. Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Pengendalian gulma Perawatan piringan Pemupukan. 13 B. Tanaman Menghasilkan (TM) Tunas Pemeliharaan (Pruning) Pemupukan Pengendalian Hama dan Penyakit.. 20 C. Panen Potong buah Pengangkutan.. 25 IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran.. 29 Halaman iii iv vii DAFTAR PUSTAKA. LAMPIRAN. viii ix

6 6 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1 2 Struktur Organisasi.... Foto Kegiatan Praktek Budidaya di Kebun PIR

7 7 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa sawit merupakan tanaman komoditas perkebunan yang cukup penting di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Komoditas kelapa sawit, baik berupa bahan mentah maupun hasil olahannya, menduduki peringkat ketiga penyumbang devisa non migas terbesar bagi negara setelah karet dan kopi (Sastrosayono, 2006). Minyak nabati merupakan produk utama yang bisa dihasilkan dari kelapa sawit. Potensi produksinya per hektar mencapai 6 ton per tahun, bahkan lebih. Jika dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak lainnya (4,5 ton per tahun), tingkat produksi ini termasuk tinggi (Satrosayono, 2006). Dengan melihat perkebunan kelapa sawit menghasilkan keuntungan yang cukup tinggi, banyak perusahaan asing berbondong-bondong berinvestasi di bidang perkebunan ini. Para investor tersebut diantaranya RCMA (Inggris), Uni Royal (Amerika Serikat), SIPEF (Belgia), dan Lonsum (Inggris). Selain itu, pemerintah pun tertarik mendirikan PTP I X di Aceh (kini Nanggroe Aceh Darussalam), dan Irian Jaya (kini Papua). Di Pulau Jawa, ada PTP XI (Banten) dan PT Condong Garut (Garut) (Sastrosayono, 2006). Ketika pemerintahan orde baru, pembangunan perkebunan diarahkan dalam rangka menciptakan tenaga kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan sebagai sektor penghasil devisa negara. Sampai pada tahun 2010 luas lahan mencapai ha dengan produksi CPO sebesar ton (Ditjenbun, 2010). Sejak saat itu lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia berkembang pesat terutama perkebunan rakyat. Hal ini didukung oleh kebijakan pemerintah yang

8 8 melaksanakan program perkebunan inti rakyat perkebunan (PIR-bun). Dalam pelaksanaanya, perkebunan besar sebagai inti membina dan menampung hasil perkebunan rakyat di sekitarnya yang menjadi plasma (Fauzi et al. 2007). Perkembangan perkebunan semakin pesat lagi setelah pemerintah mengembangkan program lanjutan yaitu PIR-Transmigrasi sejak tahun program tersebut berhasil menambah luas lahan dan produksi kelapa sawit. Selanjutnya, pemerintah melakukan penyempurnaan dengan mengembaangkan pola perkebunan kelapa sawit seperti tertuang dalam SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 107/Kpts-II/1999. Penyempurnaan pola perkebunan kelapa sawit dimaksudkan untuk meningkatkan produksi dan menyejahterahkan kehidupan petani (Fauzi et al. 2007). Sehubungan dengan hal tersebut maka Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mempunyai program Praktek Kerja Lapang ke perkebunan dengan harapan agar para lulusannya memiliki keterampilan yang bisa diandalkan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan selama PKL di dunia kerja khususnya perkebunan nantinya. B. Tujuan Kegiatan 1. Mengembangkan wawasan mahasiswa berdasarkan pengetahuan teori yang dimiliki dan untuk memberikan kesempatan pada mahasiswa agar dapat secara langsung melihat masalah yang terjadi di lapangan dan membandingkannya dengan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah. 2. Meningkatkan keterampilan teknis budidaya tanaman kelapa sawit. 3. Melatih mahasiswa untuk dapat menganalisa dan memberi solusi terhadap masalah masalah yang terjadi di lapangan.

9 9 C. Hasil Yang Diharapkan Mahasiswa dapat memahami kegiatan prinsip kerja yang dilaksanakan oleh perkebunan kelapa sawit, dan dapat menjadi tenaga kerja yang terlatih, serta menjadi mahasiswa yang terampil dan mempunyai kedisiplinan dalam melakukan pekerjaan.

10 10 II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN INTI RAKYAT A. Tinjauan Umum Organisasi Pemerintahan Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (DISTANBUNHUT) merupakan unsur pelaksana pemerintah yang berada diwilayah kota Samarinda. Organisasi ini dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) Kota Samarinda Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Organisasi Tata Kerja Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kota Samarinda. Serta memiliki tugas pokok membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan sebagian unsur pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Berdasarkan asas otonomi dan pembantu di bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Perkebunan serta Kehutanan. Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (DISTANBUNHUT) memiliki suatu program untuk mensejahterahkan petani diwilayah kota Samarinda dengan mengadakan suatu program yakni Perusahaan Inti Rakyat. Yang mulai dilaksanakan pada tahun Dimana didalamnya terdapat kelompok tani (Tangen Tuyang) yang di tujukan untuk memudahkan administrasi penyaluran bantuan dari pemerintah. Bantuan tersebut berupa bibit, pupuk maupun alat perkebunan. Perusahaan Inti Rakyat mendapatkan pengawasan dari Bidang Produksi, Prasarana dan Sarana. PIR juga mendapatkan bantuan areal seluas 65 Ha yang nantinya terjadi pemutihan dan menjadi hak milik kelompok tani.

11 11 B. Struktur Organisasi Pemerintah Dalam rangka Penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kota Samarinda ditunjang dengan struktur organisasi berdasarkan Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 11 Tahun 2008 Pasal 62, sebagai berikut : 1. Kepala Dinas Merupakan pimpinan atau jabatan tertinggi dalam organisasi pemerintahan di Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan, Kepala Dinas menjadi pusat pengambil keputusan dan kebijakan serta penanggung jawab penuh dalam segala kegiatan/program di lingkungan organisasi dinas (Distanbunhut) Kota Samrinda. 2. Sekertaris membawahi : a. Sub Bagian Umum b. Sub Bagian Keuangan c. Sub Bagian Perencanaan Program 3. Bidang Konservasi dan Rehabilitasi Sumber Daya Alam (SDA), membawahi : a. Seksi Konservasi Sumber Daya Alam (SDA) b. Seksi Rehabilitasi Sumber Daya Alam (SDA) 4. Bidang Produksi, Sarana dan Prasarana, membawahi : a. Seksi Pengembangan Teknologi b. Seksi Perlindungan Tanaman dan Prasarana 5. Bidang Bimbingan Usaha dan Perlindungan membawahi : a. Seksi Pelayanan Usaha b. Seksi Pengembangan Mutu / Pengolahan Hasil dan Pemasaran 6. Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) (Lampiran 1).

12 12 C. Tempat dan Waktu Kegiatan PKL Tempat PKL berada di Distanbunhut Kota Samarinda di PIR Kelompok Tani Tangen Tuyang yang berada : Desa : Pampang Kelurahan : Sei Siring Kecamatan : Samarinda Utara Kota : Samarinda Provinsi : Kalimantan Timur Kelompok Tani Tangen Tuyang di ketuai oleh Ling Ajan yang beranggotakan sejumlah 24 orang petani. Mengelola kebun sawit PIR seluas 65 Ha dimana 40 Ha merupakan tanaman belum menghasilkan dan 15 Ha lagi merupakan tanaman menghasilkan yang telah berproduksi selama 2 tahun. Hasil produksi dari PIR dibagi 70 % untuk petani dan 30 % untuk dinas, hasil yang diberikan untuk dinas ditujukan untuk memenuhi kredit petani atas penggantian bantuan bibit yang telah diberikan. Dan pembagian hasil tersebut tidak berlangsung selamanya melainkan hingga petani telah memenuhi semua kredit yang diberikan setelah itu semua hasil produksi dilimpahkan pada petani. Mengenai kredit yang diberlakukan hanya untuk penggantian bibit saja seharga lima belas ribu rupiah per bibit. Kegiatan PKL dilakukan sejak tanggal 5 April sampai dengan tanggal 27 Mei D. Visi dan Misi Distanbunhut 1. Visi Pertanian Perkebunan dan Kehutanan yang tangguh berwawasan lingkungan menuju masyarakat tani sejahtera

13 13 Penjelasan mengenai visi tersebut dapat diterangkan sebagai berikut : a. Pertanian Terpadu maksudnya Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan bersinergi dalam menumbuhkembangkan pola agribisnis yang efektif dan efisiensi guna membuka lapangan dan kesempatan kerja, berusaha membangkitkan partisipasi, ekstensifikasi, rehabilitasi dan diversifikasi sesuai dengan potensi yang tersedia di Kota Samarinda dalam pembangunan pertanian, perkebunan dan kehutanan. b. Berwawasan Lingkungan maksudnya memaksimalkan pengelolaan sumber daya lahan, meningkatkan koordinasi antar lembaga yang ada dalam pembinaan pembangunan pertanian, perkebunan dan kehutanan dengan mencegah, mengurangi serta meminimalisasi kemungkinan akan dampak lingkungan. c. Masyarakat Tani Sejahtera maksudnya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi petugas dan petani melaluipelatihan di Balai / Diklat Agribisnis, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani. 2. Misi a. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan Pertanian, Perkebunab dan kehutanan. b. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan pertanian. c. Meningkatkan potensi / produktivitas sumber daya alam. d. Pengembangan manajemen usaha tani bagi pelaku agribisnis. e. Memulihkan / memperbaiki kerusakan sumber daya alam. f. Meningkatkan daya dukung lahan dan ketersediaan air tanah. g. Menigkatkan mutu produksi hasil hasil pertanian serta olahahannya.

14 14 h. Mengembangkan kelembagaan dan kemitraan dalam pelaksanaan pertanian terpadu. i. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia aparat dan petani.

15 15 III. HASIL PRAKTEK A. Perawatan Tanaman Belum Menghasilkan Di tanaman belum menghasilkan perawatan tanaman merupakan salah satu tindakan yang sangat penting dan menentukan masa produktif tanaman. Perawatan bukan hanya ditujukan terhadap tanaman, etapi juga pada media tumbuh (tanah). Walaupun tanaman dirawat dengan baik, tetapi perawatan tanah diabaikan maka tidak akan banyak memberi manfaat. Perawatan yang ada di tanaman belum menghasilkan di antaranya sebagai berikut : 1. Pengendalian gulma secara kimiawi a. Tujuan Dalam budidaya tanaman kelapa sawit, pengendalian gulma harus dilakukan karena bertujuan untuk mengurangi persaingan dalam unsur hara, penyerapan air, dan sinar matahari. Karena hal tersebut dapat merugikan tanaman pokok, bahkan dapat menurunkan hasil produksi. Selain itu pegendalian gulma juga bertujuan untuk mengurangi serangan hama, karena gulma bisa menjadi inang (host) bagi hama. Gulma juga akan menghambat jalan para pekerja (terutama gulma gulma berduri) (Fauzi et al. 2007). b. Dasar teori Pengendalian gulma adalah kegiatan mengendalikan atau menekan tanaman yang tidak dikehendaki keberadaannya (tumbuh) oleh petani tanaman kelapa sawit, karena gulma adalah salah satu tumbuhan ruderal.

16 16 Tumbuhan ruderal adalah tumbuhan yang tidak dibudidayakan oleh manusia, tumbuh pada habitat alami yang terganggu(pahan 2006). Pemberantasan gulma secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan herbisida. Keuntungan cara ini adalah penggunaan tenaga kerja yang relatif sedikit. Namun, cara ini dapat mengganggu organisme lain dan kelestarian alam (Fauzi et al. 2007). c. Alat dan bahan Alat : Kap solo, takaran dosis, ember Bahan : Clean up, ally, agristic, air. d. Prosedur kerja 1) Alat bahan dan tenaga kerja disiapkan untuk proses kegiatan, lalu dilakukan identifikasi gulma di lapangan yang akan disemprot untuk menentukan jenis herbisida yang akan digunakan. 2) Pencampuran bahan herbisida kedalam satu kap solo a) Air sebanyak 5 liter dimasukkan kedalam kap. b) Semua bahan dicampur dan dimasukkan di dalam kap dengan dosis clean up 20 ml ally 5 ml dan agristic 10 g. c) Ketiga campuran tersebut dimasukkan didalam kap yang sudah terisi 5 liter air tadi. d) Dan ditambah 5 liter lagi, lalu digoncang agar bahan tercampur rata. 3) Pengaplikasian menggunakan nozzle dengan lebar semprotannya 1,5 meter (Lampiran 2).

17 17 e. Hasil yang dicapai Frekuensi kerja untuk dua hari kerja, mahasiswa melakukan penyemprotan sebanyak 8 kap solo. f. Pembahasan Kegiatan pengendalian gulma diperkebunan ini telah sesuai dengan pedoman perawatan tanaman kelapa sawit. karena kegiatan ini mengendalikan atau menekan tanaman yang tidak dikehendaki keberadaannya (tumbuh) oleh petani kelapa sawit. 2. Perawatan piringan a. Tujuan Adalah untuk memudahkan dalam perawatan, pemupukan dan mengurangi perebutan unsur hara tanaman dan memudahkan dalam pemanenan. b. Dasar teori Menurut Anonim (2005), Salah satu hal yang terpenting dalam perawatan adalah perawatan piringan, hal ini perlu agar memudahkan dalam pemupukan, mengurangi perebutan unsur hara yang disebabkan oleh gulma, mengurangi timbulnya hama dan penyakit. Piringan berfungsi sebagai tempat untuk menyebarkan pupuk. Selain itu, piringan juga merupakan daerah jatuhnya tandan buah dan brondolan (Pahan 2006). c. Alat dan bahan Alat : Parang, arit dan cangkul.

18 18 Bahan : Gulma dan pelepah kelapa sawit yang mati yang ada di piringan pokok kelapa sawit. d. Prosedur kerja 1) Lokasi pembuatan piringan ditentukan. 2) Alat dan bahan disiapkan. 3) Semua gulma yang terdapat dipiringan dipotong dengan parang atau arit. 4) Lalu disekitar pohon atau pokok tanaman dibersihkan dengan cangkul dengan jarak dari pokok sampai sepanjang ujung tajuk tanaman sekitar 1,5 2 m (Lampiran 2). e. Hasil kerja Frekuensi kerja untuk tiga hari kerja, mahasiswa melakukan perawatan piringan sebanyak 90 pokok. f. Pembahasan Kegiatan perawatan piringan yang dilakukan diperkebunan ini telah sesuai dengan pedoman yang ada. Karena agar memudahkan dalam pemupukan, mengurangi perebutan unsur hara yang disebabkan oleh gulma, mengurangi timbulnya hama dan penyakit. 3. Pemupukan a. Tujuan Adalah agar tanaman tumbuh dengan baik, menghasilkan tanaman yang produktif, meningkatkan produksi, dan tetap menjaga stabilitas tanaman.

19 19 b. Dasar teori Kebutuhan unsur hara bagi tanaman kelapa sawit pada setiap fase pertumbuhannya berbeda beda. Jumlah unsur hara yang ditambahkan melalui pupuk harus memperhatikan kehilangan hara akibat pencucian, penguapan, penambahan hara dari tanaman penutup tanah (cover crop), serta penambahan unsur hara yang terikat dari udara (Pahan 2006). Penambahan dosis pupuk terhadap tanaman kelapa sawit ada batasnya. Diatas batas dosis tersebut akan berpengaruh negatif terhadap produksi atau menimbulkan kerugian ekonomi. Berdasarkan hasil penelitian di Sumatera Utara, unsur unsur hara yang berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit adalah nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), magnesium (Mg), serta unsur mikro boron (B) (Sastrosayono 2008). Menurut Pahan (2006), Pemupukan memberikan kontribusi yang sangat luas dalam meningkatkan produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu efek pemupukan yang sangat bermanfaat yaitu meningkatnya kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit serta pengaruh iklim yang tidak menguntungkan.

20 20 c. Alat dan bahan Alat : Ember, Mangkuk penakar. Bahan : Pupuk majemuk NPK mg (12 : 12 : 17 : 2). d. Prosedur kerja 1) Lokasi pemupukan ditentukan. 2) Alat, bahan dan tenaga kerja disiapkan. 3) Pupuk dari karung di gudang penyimpanan dibawa di kebun dan diletakkan didalam ember lalu diambil dengan mangkuk penakar yang bervolume 1 kg. 4) Lalu pupuk ditaburkan disekitar piringan sebanyak 1 mangkuk per pokok tanaman dengan jarak 50 cm dari tanaman atau sepanjang ujung tajuk tanaman (Lampiran 2). e. Hasil kerja Frekuensi kerja untuk tiga hari kerja, mahasiswa melakukan kegiatan pemupukan sebanyak 75 pokok. f. Pembahasan Kegiatan pemupukan yang dilakukan petani telah sesuai dengan pedoman yang ada. Karena salah satu efek pemupukan yang sangat bermanfaat yaitu meningkatnya kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit serta pengaruh iklim yang tidak menguntungkan.

21 21 B. Perawatan Tanaman Menghasilkan (TM) Di tanaman menghasilkan perawatan tanaman merupakan salah satu tindakan yang sangat penting dan menentukan masa produktif tanaman. Perawatan bukan hanya ditujukan terhadap tanaman, tetapi juga pada media tumbuh (tanah). Walaupun tanaman dirawat dengan baik, tetapi perawatan tanah diabaikan maka tidak akan banyak memberi manfaat. Kegiatan perawatan tanaman menghasilkan di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Tunas Pemeliharaan (Pruning) Pemangkasan atau disebut juga penunasan adalah pembuangan daun daun tua atau yang tidak produktif pada tanaman kelapa sawit. Pada tanaman muda sebaiknya tidak dilakukan pemangkasan kecuali dengan maksud mengurangi penguapan oleh daun pada saat tanaman akan dipindahkan dari pembibitan ke areal perkebunan (Fauzi et al. 2007). a. Tujuan Tujuan dari pruning atau pemangkasan adalah sebagai berikut : 1) Memperbaiki sirkulasi udara di sekitar tanaman sehingga dapat membantu proses penyerbukan secara alami. 2)Mengurangi penghalangan perkembangan buah dan kehilangan brondolan buah terjepit pada pelepah daun. 3) Membantu dan mempermudah aktivitas panen. 4) Mengurangi perkembangan epifit. 5) Proses metabolisme tanaman dapat berjalan lancar, terutama proses fotosintesis dan respirasi (Fauzi et al. 2007).

22 22 b. Dasar teori Tunas pemeliharaan adalah kegiatan pemotongan pelepah daun dengan alat dodos atau egrek, dengan rotasi sebaiknya 8 bulan sekali. Pada saat penunasan harus diusahakan sampai batas songgo 2 sehingga setelah penunasan pelepah daun masih tersisa pelepah. Bekas tunasan harus dekat dengan pokok kelapa sawit (Fauzi et al. 2007). c. Alat dan bahan Alat : Dodos. Bahan : Pelepah kelapa sawit yang melebihi songgo 2. d. Prosedur kerja 1) Penentuan lokasi yang pokoknya akan ditunas. 2) Lalu alat, bahan dan tenaga kerja disiapkan. 3) Pelaksanaannya : a) Pelepah yang gondrong dipotong dengan menggunakan dodos dengan hanya menyisakan songgo 2, potongan pelepah dekat dengan pohon sekitar ±5 cm. b) Lalu pelepah yang sudah terpotong disusun di gawangan mati dengan arah membujur. e. Hasil yang dicapai Mahasiswa melaksanakan pengawasan penunasan dengan frekuensi tiga hari kerja, selama pengawasan petani berhasil menyelesaikan penunasan seluas 1 ha.

23 23 f. Pembahasan Kegiatan penunasan (pruning) yang dilakukan dikebun ini telah sesuai dengan pedoman yang ada, karena menggunakan sistem 2 songgo sehingga setelah penunasan pelepah daun masih tersisa pelepah. 2. Pemupukan Pemupukan adalah salah satu tindakan perawatan tanaman yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah untuk kesuburan tanah. Selain itu pemupukan juga bertujuan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman pada proses pertumbuhan vegetatif maupun generatif, serta menambah daya tahan tanaman terhadap penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan (Pahan, 2008). Menurut Risza (2004), jenis pupuk yang dianjurkan dalam budidaya kelapa sawit adalah : Pemupukan di TM ditentukan berdasarkan rekomendasi pemupukan oleh balai penelitian PPM dengan konsep keseimbangan hara (nutrien blance), dengan faktorfaktor yang digunakan dalam penapsiran pemberian pupuk adalah : Hasil analisa daun dan tanah, hasil pengamatan lapangan, potensi produksi, pelaksanaan pemupukan sebelumnya, hasil percobaan pemupukan pada tanaman kelapa sawit dan aspek finansial Pelaksananan pemupukan akan mencapai sasaran apabila dilakukan dengan prinsip 5T yaitu : Tepat jenis (sesuai kebutuhan),

24 24 tepat dosis (sesuai rekomendasi), tepat waktu (curah hujan ml/bulan), tepat cara dengan penebaran merata melingkari piringan ± 30 cm dari tajuk tanaman serta terpupuk tuntas dan Tepat tempat. Aplikasi Pupuk NPK Batang Pupuk sawit NPK batang adalah pupuk khusus yang diformulasikan untuk tanaman sawit, mengandung unsur hara makro primer dan sekunder yang sangat dibutuhkan oleh tanaman sawit dalam pertumbuhan dan produktivitas minyak nabati. a. Tujuan Pupuk NPK batang bersifat slow released dengan tujuan agar terhindar dari resiko pupuk hilang akibat hanyut terbawa air sehingga dapat dilakukan dalam segala cuaca. Selain itu pupuk tersebut juga bertujuan untuk memudahkan pengecekan lapangan, dengan melakukan test acak, maka akan terlihat jelas bila pemukan dilakukan dengan benar atau tidak, dimana dengan tabur akan sangat susah mengecek apakah pupuk telah ditabur sesuai dengan berat yang direkomendasikan. b. Dasar teori Unsur N pada pupuk NPK batang merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, dan pembentukan zat hijau daun yang berguna dalam fotosintesis. Unsur P mempercepat pembungaan, pemasakan buah dan biji. Unsur K banyak terkandung dalam berbagai bagian tanaman. BA katalisator

25 25 dalam berbagai reksi biokimia. Bagian tanaman yang banyak mengandung K adalah tandan buah terutama gagang, serabut dan cangkang. Kekurangan K akan membatasi produksi (Anonim, 2009). c. Alat dan bahan Alat : Cangkul, gerobak roda tiga. Bahan : Pupuk NPK batang d. Prosedur kerja 1) Lokasi yang akan dipupuk ditentukan, dan ditentukan ditentukan berdasarkan rotasi pemupukan per semester. 2) Alat dan bahan disiapkan. 3) Pelaksanaan pemupukan : a) Kardus - kardus pupuk diangkut dari gudang ke lahan menggunakan gerobak roda tiga. b) Kardus berisi pupuk diecer ke pohon, 1 kardus berisi 60 batang pupuk, 1 pohon memerlukan 6 batang pupuk, jadi 1 kardus untuk 10 pohon. Berat pupuk per kardus adalah 10 kg, jika per batang seberat 0,6 g. c) Pemupukan dilakukan dengan cara dibenamkan ke dalam tanah, ± cm dengan menggunakan cangkul sebagai sarana pembuatan lubang. Kemudian pupuk dimasukka dan ditutup kembali. Pemupukan dilakukan dengan cara pupuk dimasukkan di dalam lubang dengan jarak 2/3 dari pelepah daun terluar sebanyak 6 lubang (Lampiran 2).

26 26 e. Hasil yang dicapai Mahasiswa melaksanakan kegiatan dan pengawasan pemupukan selama tiga hari kerja. Selama kegiatan mahasiswa melaksanakan pemupukan sebanyak 100 pokok, sedangkan petani mampu melaksanakan pemupukan sebanyak 200 pokok. f. Pembahasan Pemupuka di perkebunan ini telah sesuai dengan pedoman perawatan tanaman menghasilkan. Karena menggunakan pupuk yang di anjurkan, yang telah direkomendasikan oleh dinas terkait. 3. Pengendalian Hama dan Penyakit Hama dan penyakit adalah salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam pembudidayaan tanaman kelapa sawit. Akibat yang ditimbulkannya sangat besar, seperti penurunan produksi bahkan kematian tanaman. Hama dan penyakit dapat menyerang tanaman kelapa sawit mulai dari pembibitan hingga tanaman menghasilkan. Sebagian besar hama yang menyerang adalah golongan serangga (insekta) dan sebagian lagi golongan mamalia, sedangkan penyakit yang menyerang kelapa sawit disebabkan oleh mikroorganisme jamur, bakteri, dan virus (Fauzi et al. 2007). Hama yang dikendalikan di PIR yaitu Insekta dan Larva Kumbang Tanduk (Oryctes Rhinoceros). Dan penyakit yang dikendalikan yaitu busuk tandan buah, busuk batang dan busuk akar.

27 27 a. Tujuan Dalam kegiatan pengendalian hama dan penyakit bertujuan untuk mengendalikan populasi penyebaran hama dan penyakit didalam tanaman menghasilkan. b. Dasar teori Menurut Sastrosayono (2008), hama Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) dikendalikan dengan penyemprotan larutan Azodrin yang bersifat sistemik. Penyakit busuk tandan buah menyerang tanaman yang berumur 3 10 tahun. Yang disebabkan jamur Marasmius palmivorous sharples. Menyerang pada buah yang matang dan dapat menembus daging buah, sehingga menurunkan kualitas minyak sawit. Pengendalian dengan disemprot Difolatan atau Actidone dengan konsentrasi 0,2% atau sebanyak 0,7 liter/ha dengan interval waktu 2 minggu sekali (Fauzi et al. 2007). Penyakit busuk batang disebabkan oleh jamur Ganoderma, jamur ini akan menular ke tanaman yang sehat jika akrnya bersinggungan dengan tunggul tunggul pohon yang sakit. Namun pengendaliannya sampai saat ini serangan penyakit tersebut belum mamapu diatasi dengan menggunakan pestisida (Fauzi et al. 2007). Penyakit busuk akar disebabkan oleh jamur Phytium sp. Dikendalikan dengan cara memperhatikan media atau tanah untuk pembibitan, pemupukan, dan pemeliharaan (Fauzi et al. 2007). c. Alat dan bahan Alat : Cangkul, kap solo 15 L, takaran dosis, dan ember.

28 28 Bahan : Karbofuran / kapur barus, Jamur metarrhizium anisopline, Biofungisida Marfu P, Difolatan 4 F dan air. d. Prosedur kerja 1) Alat dan bahan disiapkan. 2) Sanitasi atau pembersihan sekitar piringan. 3) Pengendalian insektisida dengan pengaplikasian karbofuran sebanyak 0,3 g ba / pohon atau 3 butir kapur barus dengan cara ditaburkan disekitar pohon. 4) Pengendalian Larva Kumbang Tanduk (Orycetes rhinoceros) dengan pengaplikasian jamur merrhizium anisopline sebanyak 0,3 g ba / pohon dengan cara ditaburkan disekitar pohon. 5) Pengendalian penyakit Busuk Tandan Buah dengan menaburkan Biofungisida Marfu p sebanyak 500 g lalu ditimbun di dekat pokok batang atau disemprot dengan Difolatan 4 F dengan dosis 150 cc / kap solo (15 L air) dengan cara disemprotkan disekitar tanaman. 6) Pengendalian penyakit Busuk Batang dengan digunakan juga Biofugisida Marfu P dengan cara dan dosis yang sama. 7) Pengendalian busuk akar dengan pengaplikasian Tapak Timbun (Lampiran 2). e. Hasil yang dicapai Frekuensi kerja untuk lima hari kerja, mahasiswa melakukan kegiatan pengendalian hama dan penyakit sebanyak 2 ha. f. Pembahasan Kegiatan pengendalian hama dan penyakit di kebun ini kurang sesuai dengan pedoman yang ada, dikarenakan pengendalian hama

29 29 dan penyakit tersebut telah ada yang sesuai dengan anjuran dan ada pula yang belum sesuai dengan anjuran. C. Panen Panen dan pengolahan hasil merupakan rangkaian terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit. Kegiatan ini memerlukan teknik tersendiri untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Hasil panen utama dari tanaman kelapa sawit adalah buah kelapa sawit, sedangkan hasil pengolahan buah adalah minyak sawit. Persiapan panen yang harus dilakukan sebelum melakukan pemanenan adalah : - Persiapan alat - Persiapan tenaga kerja - Persiapan areal Ada beberapa tahapan dalam kegiatan memanen buah kelapa sawit adalah : 1. Potong Buah a. Tujuan Untuk memperoleh keuntungan dari hasil penjualan tandan buah segar atau penjualan minyak kelapa sawit (MKS) dan inti kelapa sawit (IKS) (Fadli dkk 2006). b. Dasar teori Menurut Fadli dkk (2006), panen adalah kegiatan berurut yang meliputi pemotongan tandan buah segar (TBS), pengutipan brondol, pemotongan dan penyusunan pelepah serta

30 30 pengangkutan dan penyusunan tandan dan brondol ke tempat penumpukan hasil (TPH). Untuk mencapai tujuan panen, kualitas dan kuantitas yang tinggi, maka pelaksanaan ketentuan panen mencakup sistem panen, rotasi panen, kriteria matang panen, persentase matang panen dan persentase brondolan serta pelaksanaan angkut dan pengolahan secepat mungkin (Sam ani, 2008). c. Alat dan bahan Alat : Dodos, pikulan, dan gerobak roda 3. Bahan : Tandan buah segar (TBS), brondolan dan pelepah kelapasawit. d. Prosedur kerja 1) Pohon yang akan dipanen dibagi. 2) Alat dan Bahan disiapkan. 3) Pelaksanaan panen : a) Petani memasuki kebun ke kelompok pohon yang telah dibagi, pembagian didasarkan pada jumlah pohon yang siap dipanen, sambil mengamati brondolan yang ada. b) Jika dijumpai buah matang, maka pelepah dipotong dan disisakan songgo 2 dan pelepah ditumpuk jadi satu. c) Selanjutnya memotong buah dengan dodos lalu dipikul menggunakan pikulan atau lagsung ditumpuk digerobak roda 3 dan di bawa ke TPH.

31 31 d) Berondolan yang tersisa dikumpulkan dan ikut dibawa ke TPH (Lampiran 2). e. Hasil yang dicapai Mahasiswa melaksanakan pengawasan panen selama tiga hari kerja. Selama pengawasan petani mampu memanen 2 ha. f. Pembahasan Kegiatan panen yang dilakukan diperkebunan ini kurang sesuai dengan pedoman panen pada budidaya tanaman kelapa sawit, karena langsung mengambil cara termudah yang memudahkan pekerjaan petani di lapangan tanpa mempraktekkan sesuai dengan teori yang ada. 2. Pengangkutan a. Tujuan Kegiatan pengangkutan bertujuan untuk mengangkut segera mungkin Tandan Buah Segar (TBS) beserta berondolanya untuk diolah di pabrik, sehingga diharapkan tidak terjadi restan buah. b. Dasar teori Pengangkutan buah (TBS dan brondolan) dari lapangan ke pabrik harus segera dilakukan pada hari itu juga setelah buah dipanen. Operasi pengangkutan saling mendukung dengan operasi panen dan pengolahan, karena sipat pengoprasianya merupakan 3 sub sistem induk yaitu Panen-Angkut-Olah (PAO). Buah yang sudah ada di TPH harus sesegera mungkin diangkut ke pabrik karena kalau buah sampai bermalam di kebun akan

32 32 menyebapkan Asam Lemak Bebas (ALB) meningkat dan kandungan rendemen minyak menurun (Sam ani, 2008) c. Alat dan bahan Alat : Gerobak roda tiga, motor pikulan, mobil pick up, truk, dan timbangan gantung. Bahan : TBS yang ada di TPH. d. Prosedur kerja 1) Alat dan bahan disiapkan. 2) Pelaksanaan pengangkutan : a) TBS dan brondolan dari kebun dibawa ke penumpukan menggunakan gerobak roda tiga atsu motor pikulan, lalu di pindah ke pick up untuk dibawa di penumpukan di luar kebun. b) TBS dan brondolan yang telah tertumpuk di luar kebun ditimbang menggunakan timbangan gantung apalbila dijual ke pengumpul. Jika dijual ke pabrik langsung diangkat ke truk untuk dibawa ke pabrik pengolahan di Muara Badak. c) Penimbangan dan penghitungan hasil di lakukan di pabrik (Lampiran 2). e. Hasil yang dicapai Pengawasan pemuatan TBS dan brondolan dilaksanakan selama tiga hari kerja, selama pengawasan tidak semua TBS berhasil diangkut ke pabrik setiap hari melainksn ada yang bermalam di lokasi penumpukan buah atau di TPH.

33 33 f. Pembahasan Kegiatan pengangkutan TBS dikebun ini kurang sesuai dengan pedoman pengangkutan budidaya tanaman kelapa sawit. Yaitu TBS sempat bermalam di TPH tidak langsung diangkut ke pabrik akan tetapi hal ini dikarenakan faktor jalan serta sarana transportasi yang agak sukar sehingga terjadi penundaan.

34 34 IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kegiatan praktek kerja lapang yang dilakukan Dinas Pertanian, Perkebunan Dan Kehutanan Kota Samarinda yang bekerjasama dengan PIR Tangen Tuyang dapat disimpulkan bahwa : 1. Teknis budidaya tanaman kelapa sawit di PIR meliputi tanaman belum menghasilkan, tanaman menghasilkan dan panen. 2. Didapatkan ilmu baru yakni pengendalian penyakit busuk akar pada tanaman kelapa sawit dengan menggunakan tapak timbun. 3. Di perkebunan PIR masih terdapat kekurangan yakni prasarana jalan yang rusak dan sarana transportasi pengangkutan buah. Serta masih terdapat kekurangan tenaga kerja. 4. Teknis budidaya yang di lakukan di PIR terkadang tidak sesuai dengan teori yang ada. B. Saran-saran 1. Perlunya memperbaiki prasarana jalan dengan pengerasan jalan dan penambahan sarana transportasi buah serta penambahan tenaga kerja agar pekerjaan dapat berjalan dengan semaksimal mungkin. 2. Disadari adanya perbedaan teknik di lapangan dengan teori yang ada dikarenakan kenyataan kerja atau praktisi di lapangan. Namun ada baiknya juga apabila sedikit lebih mengacu kepada teori yang ada

35 35 agar petani juga mampu memperoleh hasil yang lebih baik lagi sesuai dengan harapan.

36 36 DAFTAR PUSTAKA Anonim, Budidaya Tanaman Kelapa Sawit PT. Jaya Mandiri Sukses Buku Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. Agro tirta Kencana. Jakarta Pedoman Teknis Budidaya Kelapa Sawit PT. Jaya Mandiri Sukses. Fadli. L. M, Sutarta. S.E, Darmosarkore. W, Purba. P, Ginting. N. E Panen kelapa sawit. PPKS. Fauzi, Budidaya Kelapa sawit. Penebar swadaya. Jakarta. Pahan, Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta Kelapa Sawit Manajemen Dari Hulu Hingga Hilir. Jakarta. Sam ani, Laporan PKL di PTP. Nusantara XIII. Mendik. Paser Kalimantan Timur. Sastrosayono, Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka Jakarta Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta.

37 Lampiran 1. Peta Samarinda Utara 37

38 32 Lampiran 3. pengendalian gulma Lampiran 4. Perawatan piringan

39 33 Lampiran 5. Pemupukan TBM Lampiran 6. Penumpukan hasil panen

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh YESSI AFRILLA NIM. 070500120 PROGAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan Pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. KALPATARU SAWIT PLANTATION DESA SALO CELLA KECAMATAN MUARA BADAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh RIA LENA SINAGA NIM. 120500080 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh WAWAN SETIAWAN NIM. 070500091 PROGAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. TRITUNGGAL SENTRA BUANA DESA SALIKI KECAMATAN MUARA BADAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh DT. JAPARUDIN NIM. 090500061

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan unggulan

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan unggulan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan unggulan dan utama Indonesia. Tanaman yang produk utamanya terdiri dari minyak sawit (CPO) dan

Lebih terperinci

KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : BAYU SUGARA NIM. 110500079 PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN LOA KULU, KABUPATEN KUTAI KARTENEGARA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN LOA KULU, KABUPATEN KUTAI KARTENEGARA 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN LOA KULU, KABUPATEN KUTAI KARTENEGARA Oleh SITI KHOMARIAH NIM. 070500115 PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKUR DESA JAHAB KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKUR DESA JAHAB KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKUR DESA JAHAB KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR Oleh : HENDRI NIM. 110500084 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. ANUGERAH UREA SAKTI KECAMATAN MUARA KAMAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. ANUGERAH UREA SAKTI KECAMATAN MUARA KAMAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. ANUGERAH UREA SAKTI KECAMATAN MUARA KAMAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Oleh : MEJISON NIM. 070500084 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Panen Kelapa sawit Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang, kemudian mengutip tandan dan memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Kelapa sawit Kelapa sawit merupakan tanaman multiguna. Tanaman ini mulai banyak menggantikan

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN Selain sektor pajak, salah satu tulang punggung penerimaan negara

I.PENDAHULUAN Selain sektor pajak, salah satu tulang punggung penerimaan negara I.PENDAHULUAN 1.1 LATARBELAKANG Selain sektor pajak, salah satu tulang punggung penerimaan negara untuk membiayai pembangunan adalah ekspor nonmigas, yang mulai diarahkan untuk menggantikan pemasukan dari

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. KOTA BANGUN PLANTATION DESA JEMBAYANKECAMATANLOA KULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. KOTA BANGUN PLANTATION DESA JEMBAYANKECAMATANLOA KULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. KOTA BANGUN PLANTATION DESA JEMBAYANKECAMATANLOA KULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Oleh : YAYUK AQIDAH NIM. 110500097 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Tanaman yang merupakan subkelas dari monokotil ini mempunyai habitus yang paling besar. Klasifikasi

Lebih terperinci

TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT

TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. TINTIN BOYOK SAWIT MAKMUR PROPINSI KALIMANTAN BARAT Aang Kuvaini Abstrak Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BUDI DUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BUDI DUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BUDI DUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Oleh : Syaiful Huda Anshori NIM. 110500095 PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen 3 TINJAUAN PUSTAKA Teknis Panen Panen merupakan rangkaian kegiatan terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit. Pelaksanaan panen perlu dilakukan secara baik dengan memperhatikan beberapa kriteria tertentu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. A. Jenis atau Varietas Kelapa Sawit Jenis (varietas)

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan April sampai November 2009 di PTP Nusantara VI pada unit usaha Rimbo Satu Afdeling IV (Gambar Lampiran 5), Rimbo Dua Afdeling

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Penetapan Target

PEMBAHASAN Penetapan Target 54 PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode tanaman

Lebih terperinci

KERAGAMANTANAMAN DANPRODUKSI KELAPASAWIT PTPERKEBUNANNUSANTARAV

KERAGAMANTANAMAN DANPRODUKSI KELAPASAWIT PTPERKEBUNANNUSANTARAV ALBUM FOTO http://www.riaupos.co/ KERAGAMANTANAMAN DANPRODUKSI KELAPASAWIT PTPERKEBUNANNUSANTARAV 2 JUNI 2014 2 3 KATAPENGANTAR PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) Persero merupakan salah satu perkebunan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Sub Famili

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Jumlah Tandan Pemberian bahan humat dengan carrier zeolit tidak berpengaruh nyata meningkatkan jumlah tandan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI 1 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI Oleh NUR AYSAH NIM. 080500129 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. MULTI PACIFIK INTERNATIONAL MUARA BULAN ESTATE DESA BA'AY KECAMATAN KARANGAN KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR Oleh : DONNY SETIAWAN NIM. 100 500 103 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA DESA SENYIUR KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA DESA SENYIUR KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA DESA SENYIUR KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : SONI SETIAWAN NIM. 120 500 086 PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lebih terperinci

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT NAMA INSTANSI FASILITATOR : MU ADDIN, S.TP : SMK NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG : Ir. SETIA PURNOMO, M.P. Perencanaan pemeliharaan merupakan tahapan awal yang sangat

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate 48 PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate Dalam kegiatan agribisnis kelapa sawit dibutuhkan keterampilan manajemen yang baik agar segala aset perusahaan baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kelapa sawit (Elaesis guineesis Jacq.) merupakan tanaman penghasil utama minyak nabati yang mempunyai produktivitas lebih tinggi dari pada tanaman penghasil minyak nabati

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

KATA PENGANTAR. memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan i KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM)

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack.) merupakan salah satu komoditas yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Indonesia merupakan produsen

Lebih terperinci

MATERI PEMBELAJARAN MANAJEMEN PANEN DAN PASCA PANEN KELAPA SAWIT

MATERI PEMBELAJARAN MANAJEMEN PANEN DAN PASCA PANEN KELAPA SAWIT MATERI PEMBELAJARAN MANAJEMEN PANEN DAN PASCA PANEN KELAPA SAWIT Tujuan manajemen budidaya kelapa sawit adalah untuk menghasilkan produksi kelapa sawit yang maksimal per hektar areal dengan biaya produksi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. LEMBAH SAWIT SUBUR DESA BIGUNG BARU KECAMATAN LINGGANG BIGUNG KABUPATEN KUTAI BARAT

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. LEMBAH SAWIT SUBUR DESA BIGUNG BARU KECAMATAN LINGGANG BIGUNG KABUPATEN KUTAI BARAT LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. LEMBAH SAWIT SUBUR DESA BIGUNG BARU KECAMATAN LINGGANG BIGUNG KABUPATEN KUTAI BARAT OLEH: KONRARDUS DONI KELEN NIM. 120500057 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

keja pengendalian gulma secara manual tidak pernah dapat dicapai oleh tenaga kerja, ha1 ini disebabkan oleh kerapatan dan penutupan gulma.

keja pengendalian gulma secara manual tidak pernah dapat dicapai oleh tenaga kerja, ha1 ini disebabkan oleh kerapatan dan penutupan gulma. Marulak Erikson Butar-Butar. Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit Dengan Aspek Khusus Pemeliharaan Tanaman di Perkebunan Kelapa Sawit P.T. Permata Hijau Sawit, Kebun Sosa Indah, Tapanuli Selatan (Di bawah

Lebih terperinci

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis PEMBAHASAN Tujuan pemupukan pada areal tanaman kakao yang sudah berproduksi adalah untuk menambahkan unsur hara ke dalam tanah supaya produktivitas tanaman kakao tinggi, lebih tahan terhadap hama dan penyakit,

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI BUKIT PINANG ESTATE, PT. BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, SUMATERA SELATAN OLEH RIZA EKACITRA PUTRIANI RACHMAN

Lebih terperinci

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan PANEN KELAPA SAWIT 1. Pengrtian Panen Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai criteria matang panen, mengumpulkan dan mengutipbrondolan serta menyusun tandan di

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

PEMBAHASAN Prosedur Gudang 44 PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu kegiatan penting di Unit Perkebunan Tambi selain pemetikan. Hal ini terkait dengan tujuan dan manfaat dari pemupukan. Tujuan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Aspek Teknis

PEMBAHASAN. Aspek Teknis PEMBAHASAN Aspek Teknis Pengendalian Gulma Pengendalian gulma dilakukan untuk mengurangi kompetisi antara gulma dengan tanaman utama dalam pemanfaatan unsur hara, mineral CO 2, dan air. Bagian yang perlu

Lebih terperinci

Oleh RIDWAN HARYONO NIM

Oleh RIDWAN HARYONO NIM 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. RAJAWALI PLANTATION BANGKIRAI ESTATE DESA PERIAN, KECAMATAN MUARA MUNTAI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh RIDWAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. KOTA BANGUN PLANTATION DESA JEMBAYAN KECAMATAN LOA KULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : Mardiantini NIM. 110500088 PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lebih terperinci

KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI. Disampaikan Pada Materi Kelas PAM

KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI. Disampaikan Pada Materi Kelas PAM KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI Disampaikan Pada Materi Kelas PAM Pundu Learning Centre - 2012 DEFINISI Disampaikan Pada Materi Kelas PAM Pundu Learning Centre - 2012 DEFINISI Kastrasi, adalah kegiatan membuang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BW.PLANTATION DESA SENYIUR KEC.MUARA ANCALONG KAB. KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BW.PLANTATION DESA SENYIUR KEC.MUARA ANCALONG KAB. KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BW.PLANTATION DESA SENYIUR KEC.MUARA ANCALONG KAB. KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh M. JOHAN SAIMAMI NIM. 070 500 110 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Pengaruh Penunasan dan Pemberian Pupuk NPK Phonska Terhadap Produksi Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq)

Pengaruh Penunasan dan Pemberian Pupuk NPK Phonska Terhadap Produksi Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq) Pengaruh Penunasan dan Pemberian Pupuk NPK Phonska Terhadap Produksi Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq) Penunasan Influence and Administration of NPK Fertilizer Production Plant Phonska Against

Lebih terperinci

Produktivitas Optimal PENDAHULUAN 13/07/2017 PT PADASA ENAM UTAMA. Bahan Tanaman. Manajemen Kebun. Oleh: Lambok Siahaan.

Produktivitas Optimal PENDAHULUAN 13/07/2017 PT PADASA ENAM UTAMA. Bahan Tanaman. Manajemen Kebun. Oleh: Lambok Siahaan. IMPLEMENTASI BEST MANAGEMENT PRACTICES (BMP) MELALUI PEMELIHARAAN KESEHATAN TANAH SEBAGAI BAGIAN DARI PENGELOLAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN Oleh: Lambok Siahaan PT PADASA ENAM UTAMA PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PEMANGKASAN TANAMAN KELAPA SAWIT

PEMANGKASAN TANAMAN KELAPA SAWIT KAJIAN PEMANGKASAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) MENGHASILKAN DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) KABUPATEN PASER KALIMANTAN TIMUR Oleh : MUHAMMAD AFRIANUR SUHADA NIM. 110500059

Lebih terperinci

Oleh : Kardiansyah Nim

Oleh : Kardiansyah Nim 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) DI PT. SAWIT PRIMA NUSANTARA (SPN) KECAMATAN KAUBUN KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : Kardiansyah Nim. 070500108 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN

Lebih terperinci

Pengembangan Wilayah Sentra Produksi tanaman, menyebabkan pemadatan lahan, serta menimbulkan serangan hama dan penyakit. Di beberapa lokasi perkebunan

Pengembangan Wilayah Sentra Produksi tanaman, menyebabkan pemadatan lahan, serta menimbulkan serangan hama dan penyakit. Di beberapa lokasi perkebunan BAB VII PENUTUP Perkembangan industri kelapa sawit yang cepat ini disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain : (i) secara agroekologis kelapa sawit sangat cocok dikembangkan di Indonesia ; (ii) secara

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk 62 HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan kandungan dan menjaga keseimbangan hara di dalam tanah. Upaya peningkatan efisiensi pemupukan dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Agribisnis kelapa sawit membutuhkan organisasi dan manajemen yang baik mulai dari proses perencanaan bisnis hingga penjualan crude palm oil (CPO) ke

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Setyamidjaja (2006) menjelasakan taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT DI PT

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT DI PT 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT DI PT. AGRI EASTBORNEO KENCANA KECAMATAN MUARA KAMAN KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : SAPRIANSYAH NIM:110500094 PROGRAM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara agraris yang artinya pertanian memegang

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara agraris yang artinya pertanian memegang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Negara Indonesia merupakan negara agraris yang artinya pertanian memegang peranan penting pada perekonomian nasional. Sub sektor perkebunan mempunyai peranan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. PRADIKSI GUNATAMA DESA KERANG, KECAMATAN BATU ENGAU, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh MUHAMMAD ALIS NIM. 080 500 162 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkebunan sebagai salah satu sub sektor pertanian di Indonesia berpeluang besar dalam peningkatan perekonomian rakyat dan pembangunan perekonomian nasional.adanya

Lebih terperinci

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit 41 PEMBAHASAN Penurunan produktivitas tanaman kelapa sawit dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan, faktor tanaman, dan teknik budidaya tanaman. Faktor-faktor tersebut saling berhubungan

Lebih terperinci

= pemanen. Sistem Penunasan

= pemanen. Sistem Penunasan PEMBAHASAN Kebijakan penunasan di PT Inti Indosawit Subur adalah mempergunakan sistem penunasan progresif. Penunasan progresif adalah penunasan yang dilakukan oleh pemanen dengan bersamaan dengan panen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional, selain mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat dan juga mengarah pada kesejahteraan

Lebih terperinci

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah Staf Pengajar fakultas pertanian Universitas Lancang kuning Jurusan Agroteknologi ABSTRAK Permintaan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pasar bebas dipandang sebagai peluang sekaligus ancaman bagi sektor pertanian Indonesia, ditambah dengan lahirnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 yang diwanti-wanti

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 I. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 tahun. Proses pemanenan kelapa sawit meliputi kegiatan memotong tandan buah yang masak, memungut brondolan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut data Ditjen Perkebunan, areal perkebunan kelapa sawit tersebar di 17 provinsi

I. PENDAHULUAN. Menurut data Ditjen Perkebunan, areal perkebunan kelapa sawit tersebar di 17 provinsi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data Ditjen Perkebunan, areal perkebunan kelapa sawit tersebar di 17 provinsi meliputi wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua. Tahun 2010

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap TINJAUAN PUSTAKA Pembibitan Kelapa Sawit Pada budidaya kelapa sawit dikenal dua sistem pembibitan, yaitu pembibitan satu tahap dan pembibitan dua tahap, namun yang umum digunakan saat ini adalah pembibitan

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

Gambar 8. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

Gambar 8. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kenampakan Secara Spasial Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara VIII Cimulang Citra yang digunakan pada penelitian ini adalah Citra ALOS AVNIR-2 yang diakuisisi pada tanggal

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu dimulai dari tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012 di Teluk Siak Estate (TSE) PT. Aneka Intipersada, Minamas Plantation,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. SOCIATE FINANCIARE DES CHACILUS MEDANSA oleh bangsa belgia. Pada tahun 1996-

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. SOCIATE FINANCIARE DES CHACILUS MEDANSA oleh bangsa belgia. Pada tahun 1996- IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Informasi Umum 1. Sejarah Perusahaan PT. SOCFINDO merupakan suatu usaha kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan perusahaan dari negeri belgia. Perusahaan ini berdiri pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia, peran tersebut antara lain adalah bahwa sektor pertanian masih menyumbang sekitar

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TRITUNGGAL SENTRA BUANA DESA SALIKI, KECAMATAN MUARA BADAK KABUPATEN KUTAI KERTANEGARA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TRITUNGGAL SENTRA BUANA DESA SALIKI, KECAMATAN MUARA BADAK KABUPATEN KUTAI KERTANEGARA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TRITUNGGAL SENTRA BUANA DESA SALIKI, KECAMATAN MUARA BADAK KABUPATEN KUTAI KERTANEGARA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh DONNI RIKKI RICARDO LUMBANRAJA NIM. 090 500 060

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam

TINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Idealnya setiap kebun harus sudah dievaluasi lahannya secara benar. Evaluasi Kelas Kesesuaian Lahan (KKL) pada suatu perkebunan kelapa sawit sangat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember 2016, tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan pertanian Universitas Muhamadiyah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman

Lebih terperinci

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR GREEN PANTAS PADA BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea sp) Oleh

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR GREEN PANTAS PADA BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea sp) Oleh 1 APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR GREEN PANTAS PADA BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea sp) Oleh YUHAYATI NIM. 070 500 092 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. KOTA BANGUN PLANTATION DESA JEMBAYAN KECAMATAN LOA KULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. KOTA BANGUN PLANTATION DESA JEMBAYAN KECAMATAN LOA KULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. KOTA BANGUN PLANTATION DESA JEMBAYAN KECAMATAN LOA KULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Oleh : YUSUF ALFITARIA NIM. 110500098 PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS PERUSAHAAN

BAB II PROSES BISNIS PERUSAHAAN BAB II PROSES BISNIS PERUSAHAAN Bisnis utama PT Paya Pinang saat ini adalah industri agribisnis dengan menitikberatkan pada industri kelapa sawit diikuti dengan karet. Proses bisnis baik tanaman karet

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. WARU KALTIM PLANTATION DESA WARU KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALTIM Oleh : MUHAMMAD ARIFIN NIM. 100500114 PROGRAM

Lebih terperinci

pengusaha mikro, kecil dan menegah, serta (c) mengkaji manfaat ekonomis dari pengolahan limbah kelapa sawit.

pengusaha mikro, kecil dan menegah, serta (c) mengkaji manfaat ekonomis dari pengolahan limbah kelapa sawit. BOKS LAPORAN PENELITIAN: KAJIAN PELUANG INVESTASI PENGOLAHAN LIMBAH KELAPA SAWIT DALAM UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PROVINSI JAMBI I. PENDAHULUAN Laju pertumbuhan areal perkebunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

Oleh M. ALVIANSYAH NIM

Oleh M. ALVIANSYAH NIM 1 LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. RAJAWALI PLANTATIONS GAHARU ESTATE DESA LEBAK MANTAN KECAMATAN MUARA WIS KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh M. ALVIANSYAH

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan

TINJAUAN PUSTAKA. Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Kelapa Sawit Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan tanaman kelapa sawit menghasilkan. Selain bahan tanaman dan pemeliharaan tanaman, panen juga

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan

TINJAUAN PUSTAKA. produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan TINJAUAN PUSTAKA Bahan Tanaman (Bibit ) Faktor bibit memegang peranan penting dalam upaya peningkatan produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan menghasilkan pada 3 4 tahun

Lebih terperinci

LAPORAN MONITORING INTERNAL PROGRAM INSENTIF PKPP TAHUN 2012 TAHAP I. 1. Lokus : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan

LAPORAN MONITORING INTERNAL PROGRAM INSENTIF PKPP TAHUN 2012 TAHAP I. 1. Lokus : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan LAPORAN MONITORING INTERNAL PROGRAM INSENTIF PKPP TAHUN 2012 TAHAP I BAB I. PENDAHULUAN 1. Lokus : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan 2. Judul Kegiatan : Kajian Pengelolaan Hara

Lebih terperinci

Oleh Heri Gunawan Nim

Oleh Heri Gunawan Nim 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI PT. PP. LONDON SUMATRA INDONESIA TBK. DESA MUARA NAYAN, KEC. JEMPANG KAB. KUTAI BARAT PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh Heri Gunawan Nim. 070500105

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA 2011

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA 2011 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI KELOMPOK TANI MANDAR BARU DESA BADAK MEKAR KECAMATANMUARA BADAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh HERMAN NIM. 080 500 153 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. berlokasi di Desa Pagaran Tapah Darussalam Kec. Pagaran Tapah Darussalam

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. berlokasi di Desa Pagaran Tapah Darussalam Kec. Pagaran Tapah Darussalam BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara V Kebun Sei-Rokan didirikan pada tahun 1979, berlokasi di Desa Pagaran Tapah Darussalam Kec. Pagaran Tapah Darussalam

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013 PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH 1 BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH Budidaya untuk produksi benih sedikit berbeda dengan budidaya untuk produksi non benih, yakni pada prinsip genetisnya, dimana

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI & PENANGGULANGAN HAMA KUMBANG TANDUK (Oryctes rhinoceros) NO. ISK/AGR-KBN/29 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 25 Februari 2015 Dimpos Giarto V. Tampubolon

Lebih terperinci

TEKNIS PEREMAJAAN TANAMAN KELAPA SAWIT

TEKNIS PEREMAJAAN TANAMAN KELAPA SAWIT TEKNIS PEREMAJAAN TANAMAN KELAPA SAWIT Pusat Penelitian Kelapa Sawit Jl. Brigjend Katamso No.51 Medan Telp : (061) 7862466, (061)7862477, Fax (061)7862488 www.iopri.org Permasalahan lahan o Moratorium

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk

Lebih terperinci