BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 80 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Latar Belakang Perusahaan Maskapai Asuransi Madijo yang berdiri pada tahun 1964 di Surabaya adalah cikal bakal berdirinya PT Asuransi Wahana Tata. Dengan adanya suntikan dana sebesar Rp ,00 pada tahun 1975 maka berdirilah PT Asuransi Wahana Tata yang merelokasi kedudukan kantor pusatnya di Jakarta. Hingga pada tahun 1989, dengan kantor pusat barunya yang berlokasi di Jl. H.R. Rasuna Said kav. C-4, Jakarta, PT Asuransi Wahana Tata dapat dengan cepat melakukan penetrasi pasarnya melalui kerja sama yang sangat baik dengan ke 12 kantor cabangnya pada saat itu. Memasuki era millenium, PT Asuransi Wahana Tata menjadi lebih kokoh dengan memiliki modal disetor sebesar Rp ,00, cabang-cabang yang semakin tersebar luas di Indonesia hingga 30 cabang dan juga penerapan teknologi informasi yang bertujuan untuk dapat memperkuat pelayanan terhadap para nasabahnya. Pada tanggal 31 Desember 2005 tercatat total equity yang dimiliki oleh PT. Asuransi Wahana Tata sebesar Rp. 270,150,368, Berdasarkan peringkat Rating Perusahaan Asuransi 2007 yang diterbitkan oleh Majalah Investor, PT Asuransi Wahana Tata berada pada urutan ke 6 dalam rating perusahaan Asuransi Umum dengan premi bruto Rp. 200 Milyar keatas. Visi dari PT Asuransi Wahana Tata adalah menjadi perusahaan asuransi umum yang terpercaya dan professional dalam memberikan perlindungan asuransi Trust is the key to our insurance protection. Misi dari PT Asuransi Wahana Tata dilakukan

2 81 dengan beberapa program manajemen yaitu melakukan pengembangan sumber daya manusia untuk mencapai pelayanan yang terbaik dengan memberikan berbagai macam program pelatihan bagi para karyawan baru maupun lama, penerapan teknologi informasi yang up to date dalam mendukung kualitas pelayanan dengan menerapkan sistem on-line bernama Lintaswata yang digunakan untuk membantu dalam pembuatan dan pengelolaan polis-polis asuransi agar dapat terorganisir dengan lebih sempurna, kemudian salah satu misi PT Asuransi Wahan Tata lainnya adalah meningkatkan penetrasi pasar melalui ekspansi cabang-cabangnya dan inovasi produk untuk mencapai pertumbuhan yang berkesinambungan. Inovasi produk sangat dibutuhkan karena dari waktu ke waktu kebutuhan akan perlindungan terhadap resiko terus berkembang dan banyak hal-hal baru yang terjadi di masyarakat. Adapun beberapa kunci sukses dari PT Asuransi Wahana Tata adalah sebagai berikut : Strong commitment in growing trust with our customers and partners Highly qualified human resource, professional team work and management Strong and healthy financial performance Expansions of branches network Support from the world leading reinsurance companies PT. Asuransi Wahana Tata dari sejak berdirinya hingga saat ini telah lama aktif dalam pasar industri asuransi kerugian atau yang biasa dikenal dengan sebutan asuransi umum (General Insurance) atau non-life insurance. Seiring dengan perkembangan dunia bisnis dan dengan berbagai macam resiko yang terjadi dalam dunia bisnis tersebut, PT Asuransi Wahana Tata dapat dikatakan telah banyak ikut serta dalam

3 82 memberikan layanan perlindungan terhadap asset-aset bisnis dari perusahaanperusahaan di Indonesia melalui berbagai macam produk perlindungan yang ditawarkan. Pasar yang telah dirambah oleh PT Asuransi Wahana Tata cukup variatif, seperti contohnya adalah pasar property, automotive, marine, aviation, money dan sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut, berikut dalam Table 4.1 adalah beberapa kategori produk yang ditawarkan oleh PT. Asuransi Wahana Tata. Tabel 4.1 : Deskripsi Produk Produk Property Insurance Deskripsi Perlindungan asuransi terhadap property untuk berbagai macam okupasi, industrial, commercial, fasilitas umum atau masyarakat. Jenis property yang dapat diasuransikan adalah : Building Furniture, Fitting and Fixtures Machinery, Equipments and Installation Stock of Goods or Inventory Marine Cargo Insurance Perlindungan asuransi terhadap pengangkutan barang via kapal laut, angkutan darat, atau pesawat udara. Jenis pengangkutan yang dapat diasuransikan adalah : Machinery, Equipments, or other kind of Capital good Various class of commodities Motor Vehicle Insurance Perlindungan asuransi terhadap penggunaan kendaraan bermotor, resiko terhadap pihak ketiga, pengemudi dan penumpang. Jenis kendaraan yang dapat diasuransikan adalah : Motor Cycle Passenger Vehicle Cargo Vehicle/Goods Carrying Vehicle

4 83 Engineering Insurance Perlindungan asuransi yang menawarkan perlindungan terhadap jenis-jenis resiko engineering seperti : Construction work of buildings and infrastructures Erection of new machinery, equipments, or installation Accidental break down to machinery Accidental damage or breakdown to electronic equipment Aviation and Marine Hull Insurance Personal Accident Insurance Money Insurance Surety Bond Jenis asuransi ini didisain untuk melayani kebutuhan industry penerbangan dan pelayaran, yang memberikan perlindungan khusus terhadap rangka (hull) dari pesawat terbang atau kapal laut yang disertai dengan tunjangan hukum terhadap kargo/penumpang dan/atau pihak ketiga. Perlindungan asuransi yang diberikan terhadap seseorang dari resiko kecelakaan kerja (work accident) atau kecelakaan perjalanan (Road Accident) Jenis perlindungan asuransi yang diberikan terhadap uang tunai, dengan beberapa jenis perlindungan seperti : Cash and Transit Cash in Safe Cash in Cashier Box Cash in ATM Jenis produk asuransi yang melibatkan tiga pihak antara principal (pelaksana), Obligee dan Surety Company (asuransi), dimana perlindungan yang diberikan merupakan jaminan kepada pihak pelaksana dapat melaksanakan kewajibannya sesuai dengan perjanjian yang disepakati, jenis perlindungan asuransi surety bond adalah seperti : Construction Bond Custom Bond Sumber : Company Profile ( 2008 )

5 Analisis 5 Kekuatan Persaingan Porter Pada PT. Asuransi Wahana Tata Tidak Ada Pendatang Baru Potensial Kekuatan tawar menawar pemasok Pemasok PT. Reasuransi Indonesia PT. Tugu Re Indonesia PT. Reasuransi Nasional Persaingan Industri Sejenis 1. Asuransi Central Asia 2. Asuransi Tripakarta 3. Asuransi Jasindo 4. Asuransi Ramayana Ancaman Pendatang Baru Kekuatan tawar menawar pembeli / pelanggan Pembeli / Pelanggan Manufacture Company Distribution Company Property Company Telecommunication Company Ancaman Produk Pengganti Sumber : Pengolahan Data Produk Pengganti Bank Garansi Gambar 4.1 : Analisis 5 Kekuatan Persaingan Porter Keterangan : Pendatang Baru Potensial (Ancaman Pendatang Baru) Untuk saat ini tidak terlihat adanya perusahaan pendatang baru yang secara khusus memasuki bisnis asuransi surety bond, karena produk asuransi surety bond bukan merupakan produk baru, jenis perlindungan ini sudah dipasarkan sejak dulu namun belum adanya kepercayaan yang besar dari masyarakat dan belum adanya peraturan

6 85 yang mendukung pemasaran produk surety bond, cenderung obligee lebih memilih produk bank garansi ketimbang surety bond. PT Asuransi Wahana Tata merupakan perusahaan asuransi besar yang sudah lama berdiri, dan brand recognition yang sudah cukup terbangun, maka ancaman terhadap pendatang baru tidak terlalu menjadi hal yang sulit untuk dihadapi. Kekuatan persaingan terhadap adanya ancaman pendatang baru Kuat Pemasok (Kekuatan Tawar Menawar Terhadap Pemasok) Kekuatan persaingan dari asuransi surety bond sangat tergantung pada perusahaanperusahaan reasuransi dalam mem-backup segala perlindungan asuransi surety bond yang dipasarkan, treaty dimiliki atau kapasitas nilai pertanggungan yang diberikan pihak reasuransi juga sangat menentukan kemampuan perusahaan asuransi untuk dapat meng-cover resiko dengan nilai pertanggungan yang besar. PT. Asuransi Wahana Tata memiliki tiga backup reasuransi besar di Indonesia yaitu : PT. Reasuransi Indonesia, PT. Tugu Reasuransi Indonesia, dan PT. Reasuransi Nasional Indonesia, dengan treaty yang dimiliki sebesar Rp 3 Miyar untuk penutupan Surety Bond. Kekuatan tawar menawar terhadap para pemasok Kuat Produk Pengganti (Ancaman Produk Pengganti) Ancaman dari produk surety bond adalah bank garansi yang dikeluarkan oleh pihak bank dalam menjamin pelaksanaan kewajiban principal, bank garansi cenderung lebih mahal karena syarat dikeluarkannya bank garansi adalah berupa deposit kepada pihak bank sebesar 100% dari nilai yang dijaminkan. Bagi pihak obligee bank garansi menjadi

7 86 prioritas karena sudah dipastikan deposit yang ada disaat terjadi kegagalan pelaksanaan pada pihak principal, namun bagi pihak principal, nilai deposit sebesar 100% tersebut dirasakan cukup berat dibandingkan dengan membeli produk asuransi surety bond yang hanya sekitar 2% s/d 3% saja dari nilai pertanggungannya, oleh karena itu saat ini surety bond sudah menjadi alternatif yang sangat diminati, terlebih lagi semakin besarnya kepercayaan masyarakat terhadap produk-produk asuransi. Ancaman dari produk pengganti ini masih dinilai cukup berat jika dilihat dari sisi kepastian jaminannya. Kekuatan persaingan terhadap adanya ancaman produk pengganti Cukup Kuat Pembeli/Pelanggan (Kekuatan Tawar Menawar Terhadap Pembeli) Kekuatan persaingan PT Asuransi Wahana Tata terhadap pembeli jasa asuransi Surety Bond tergantung pada rate asuransi, prosedur, dan kecepatan service yang diberikan. Rate yang ditawarkan oleh PT Asuransi Wahana Tata cukup kompetitif mulai dari 0.30% s/d 1.30% masing-masing tergantung dari jenis bond yang ditawarkan, mengenai standar prosedur pengajuan bond di Wahana Tata dibutuhkan banyak data dan dokumen pendukung agar dapat diterbitkan, selain dari pada itu nasabah cenderung menginginkan kecepatan dalam pelayanan dan penerbitan bond tersebut dikarenakan pada umumnya keputusan final Tender cenderung waktunya sangat sempit mendekati waktu Tender tersebut, oleh karena itu nasabah menghendaki one day services, dan 80% dari permintaan akan hal tersebut dapat dipenuhi oleh Wahana Tata. Kekuatan tawar menawar terhadap pembeli Kuat

8 87 Persaingan (Persaingan Antar Perusahaan yang Ada/Analisis Pesaing) Kekuatan persaingan diantara perusahaan sejenis khususnya perusahaan asuransi yang memiliki izin untuk dapat menerbitkan surety bond sangat ketat, dan sangat bergantung dari kapasita treaty yang dimiliki masing-masing perusahaan yang dapat dipergunakan dalam menentukan rate yang dapat dijual. Dibeberapa perusahaan pesaing ada yang sudah dapat menerbitkan surety bond dengan nilai jaminan dibawah 1 milyar dalam waktu yang sangat singkat dengan menggunakan sistem Presign, melalui sistem ini bond dapat diterbitkan dalam waktu 3 jam. Dengan belum dimilikinya sistem presign tersebut di Wahana Tata, maka Wahana Tata harus dapat mengantisipasinya dengan berusaha mempertahankan competitive advantage yang dimiliki, salah satunya yaitu pelayanan one day service kepada setiap pelanggannya. Kekuatan persaingan terhadap perusahaan dalam industri sejenis Cukup Kuat 4.3 Analisis SWOT Pada PT. Asuransi Wahana Tata A. Strength ( Kekuatan ) Total Equity lebih dari IDR 250,000,000, dirasakan cukup kuat untuk perusahaan sebagai modal dalam bersaing di pasar industri asuransi. Memiliki kantor-kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia sampai dengan 33 kantor cabang dan tiap tahun terus menambah cabang cabang baru. Back-Up Reasuransi yang kuat mulai dari tingkat nasional hingga internasional seperti Munich Reinsurance (Germany), Swiss Reinsurance (Switzerland), Lloyds of London (England), Reasuransi Internasional Indonesia, Tugu Reasuransi Indonesia, dan sebagainya.

9 88 Sangat berpengalaman dan kredibel dalam segala macam bentuk penutupan produk asuransi sejak tahun B. Weakness ( Kelemahan ) Belum memiliki suatu media komunikasi dengan nasabah yang terencana sehingga pembukaan pasar baru seringkali tidak sesuai dengan target industri. Proses pencetakan dan pengiriman polis asuransi yang masih lambat, oleh karena itu sulit untuk menerapkan one day service kepada nasabah. Belum adanya status team product development yang secara khusus mengembangkan produk dan menciptakan prosedur pengembangan produk sesuai kebutuhan pasar. Sistem kepemimpinan masih konvensional sehingga sulit untuk melakukan ekspansi usaha. C. Opportunity ( Peluang ) Pengembangan bisnis asuransi pada sektor property yang seiring dengan pembangunan infrastruktur negara maupun proyek dari perusahaan-perusahaan swasta. Adanya peluang investasi yang cukup besar di Indonesia dikarenakan nilai BI Rate menguat sehingga para investor lebih banyak menanamkan modal di Indonesia. Perkembangan educated market akibat aplikasi manajemen resiko sehingga resiko yang dicover oleh perusahaan dapat diminimalisasikan.

10 89 Perkembangan pasar dan kebutuhan produk asuransi surety bond di pasar SME yang semakin besar dikarenakan setiap perusahaan yang ingin mengikuti tender diwajibkan untuk memiliki bond / bank garansi terlebih dahulu. D. Threat ( Ancaman ) Perusahaan asuransi yang berbadan hukum milik Negara cenderung mendapatkan kepercayaan lebih dari masyarakat dibandingkan swasta dalam penutupan asuransi dengan nilai pertanggungan yang besar dalam produk surety bond Adanya kebijakan pemerintah yang dirasa kurang mendukung industri asuransi. Adanya kecenderungan penurunan segmen nasabah quality buyer. Semakin tinggi tekanan nilai premi murah di pasar mengakibatkan persaingan harga begitu erat di dalam dunia industri asuransi. Hal ini menyebabkan perusahaan mengalami kerugian karena premi rendah namun resiko besar. 4.4 Perhitungan Analisis SWOT Pada PT. Asuransi Wahana Tata Di dalam sub bab ini, maka akan dilakukan analisis SWOT berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan kepada manajemen Asuransi Wahana Tata. Dari hasil kalkulasi kuesioner diharapkan dapat memberikan suatu kesimpulan mengenai posisi perusahaan apakah strategi yang ada saat ini sudah sesuai atau belum berdasarkan pasar yang ada. Di bawah ini kita akan memulai tahap demi tahap dimulai dari tahap pengumpulan data. Diharapkan dari pengumpulan data tersebut dapat diolah menjadi informasi yang berguna untuk perusahaan.

11 Tahap Pengumpulan Data Pada tahap ini maka data didapatkan dengan melakukan wawancara dengan middle management. Tujuan wawancara ini adalah untuk mendapatkan berbagai rincian mengenai faktor internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan serta faktor eksternal perusahaan yaitu peluang dan ancaman. Seluruh jawaban dari wawancara tersebut dituangkan dalam pembahasan di bawah ini Rekapitulasi Faktor Internal Di bawah ini dituangkan hasil rekapitulasi faktor internal perusahaan yang diperoleh dari wawancara dengan Management PT. Asuransi Wahana Tata yaitu faktor kekuatan perusahaan ( Tabel 4.2 ) dan faktor kelemahan perusahaan ( Tabel 4.3 ). Tabel 4.2 Rekapitulasi Faktor Kekuatan Internal PT. Asuransi Wahana Tata No Faktor Kekuatan Perusahaan 1 Memiliki kekuatan nilai equity yang besar 2 Memiliki kantor cabang di 33 kota besar di Indonesia 3 Memiliki back up reasuransi dari German, Swiss dan England 4 Berpengalaman sejak tahun 1964 Sumber : Hasil wawancara dengan Assistant Manager PT. Asuransi Wahana Tata ( 2008 ) Tabel 4.3 Rekapitulasi Faktor Kelemahan Internal PT. Asuransi Wahana Tata No Faktor Kelemahan Perusahaan 1 Belum memiliki media komunikasi dengan nasabah yang terencana 2 Belum adanya suatu pelayanan one day service kepada konsumen 3 Belum adanya team product development 4 Sistem kepemimpinan masih bersifat konvensional Sumber : Hasil wawancara dengan Assistant Manager PT. Asuransi Wahana Tata ( 2008 ) Kedua tabel diatas menggambarkan kekuatan dan kelemahan PT. Asuransi Wahana Tata dimana kekuatan adalah Strenght ( S ) dan Kelemahan adalah Weakness ( W ). Sehingga dari hasil wawancara tersebut diperoleh data kekuatan dan kelemahan

12 91 yang dirasakan ada saat ini. Dari hasil Strength dan Weakness diatas maka akan diolah menjadi suatu informasi yang berguna untuk perusahaan Rekapitulasi Faktor Eksternal Di bawah ini dituangkan hasil rekapitulasi faktor eksternal perusahaan yang didapatkan melalui wawancara dengan Management PT. Asuransi Wahana Tata yaitu faktor peluang ( Tabel 4.4 ) dan faktor ancaman ( Tabel 4.5 ). Tabel 4.4 Rekapitulasi Faktor Peluang Eksternal PT. Citralanggeng Sentosa Abadi No Faktor Peluang Perusahaan 1 Besarnya peluang industri asuransi di dalam industri property saat ini 2 Penanaman modal asing yang cukup besar membantu perkembangan usaha 3 Perkembangan educated market akibat aplikasi manajemen resiko 4 Kebutuhan produk asuransi surety bond yang semakin besar di pasar SME Sumber : Hasil wawancara dengan Assistant Manager PT. Asuransi Wahana Tata ( 2008 ) Tabel 4.5 Rekapitulasi Faktor Ancaman Eksternal PT.Citralanggeng Sentosa Abadi No Faktor Ancaman Perusahaan Kepercayaan masyarakat terhadap asuransi milik negara masih terlalu besar terhadap 1 produk surety bond. 2 Peraturan Pemerintah kurang mendukung industri asuransi. 3 Kecenderungan penurunan segmen nasabah quality buyer. 4 Semakin tingginya tekanan nilai premi murah dari pasar Sumber : Hasil wawancara dengan Assistant Manager PT. Asuransi Wahana Tata ( 2008 ) Kedua tabel diatas merupakan uraian hasil dari faktor peluang dan faktor ancaman perusahaan PT. Asuransi Wahana Tata dimana faktor peluang adalah Opportunity ( O ) dan faktor ancaman adalah Threat ( T ). Sehingga dari hasil wawancara tersebut diperoleh data peluang dan ancaman yang diperkirakan akan terjadi. Dari hasil Opportunity dan Threat diatas maka akan diolah menjadi suatu informasi yang berguna untuk perusahaan.

13 Hasil Kuesioner Pembobotan Faktor Internal dan Faktor Eksternal PT. Asuransi Wahana Tata Setelah selesai melakukan analisa terhadap faktor eksternal dan faktor internal perusahaan maka langkah selanjutnya adalah dengan menggunakan kuesioner pembobotan faktor internal dan faktor eksternal untuk menentukkan bobot terhadap hasil rekapitulasi yang telah dilakukan sebelumnya. Berikut ini adalah hasil dari pembobotan kuesioner untuk faktor internal ( Tabel 4.6 ) dan faktor eksternal ( Tabel 4.7 ). Hasil dari pembobotan kuesioner ini mewakili kondisi rata rata industri yang dianalisa. 1. Hasil Kuesioner Pembobotan Faktor Internal Tabel 4.6 : Hasil Pembobotan Faktor Internal No Pilihan / Keterangan Mana yang lebih berpengaruh A/B? Bobot A Memiliki kekuatan nilai equity yang besar B Memiliki kantor cabang di 33 kota besar di Indonesia A Memiliki kekuatan nilai equity yang besar B Memiliki back up reasuransi dari German, Swiss dan England A Memiliki kekuatan nilai equity yang besar B Berpengalaman sejak tahun 1964 A Memiliki kekuatan nilai equity yang besar B Belum memiliki media komunikasi dengan nasabah yang terencana A Memiliki kekuatan nilai equity yang besar B Belum adanya suatu pelayanan one day service kepada konsumen A Memiliki kekuatan nilai equity yang besar B Belum adanya team product development A Memiliki kekuatan nilai equity yang besar B Sistem kepemimpinan masih bersifat konvensional A Memiliki kantor cabang di 33 kota besar di Indonesia B Memiliki back up reasuransi dari German, Swiss dan England A Memiliki kantor cabang di 33 kota besar di Indonesia B Berpengalaman sejak tahun 1964 A Memiliki kantor cabang di 33 kota besar di Indonesia B Belum memiliki media komunikasi dengan nasabah yang terencana A 3 B 4 A 3 B 4 B 3 A 2 A 2 B 3 B 3 A 2

14 93 A Memiliki kantor cabang di 33 kota besar di Indonesia 11 B Belum adanya suatu pelayanan one day service kepada konsumen A 2 A Memiliki kantor cabang di 33 kota besar di Indonesia 12 B Belum adanya team product development A 2 A Memiliki kantor cabang di 33 kota besar di Indonesia 13 B Sistem kepemimpinan masih bersifat konvensional B 2 A Memiliki back up reasuransi dari German, Swiss dan England 14 B Berpengalaman sejak tahun 1964 B 3 A Memiliki back up reasuransi dari German, Swiss dan England 15 B Belum memiliki media komunikasi dengan nasabah yang terencana B 3 A Memiliki back up reasuransi dari German, Swiss dan England 16 B Belum adanya suatu pelayanan one day service kepada konsumen A 3 A Memiliki back up reasuransi dari German, Swiss dan England 17 B Belum adanya team product development B 3 A Memiliki back up reasuransi dari German, Swiss dan England 18 B Sistem kepemimpinan masih bersifat konvensional A 2 A Berpengalaman sejak tahun B Belum memiliki media komunikasi dengan nasabah yang terencana B 2 A Berpengalaman sejak tahun B Belum adanya suatu pelayanan one day service kepada konsumen A 3 A Berpengalaman sejak tahun B Belum adanya team product development B 3 A Berpengalaman sejak tahun B Sistem kepemimpinan masih bersifat konvensional A 3 A Belum memiliki media komunikasi dengan nasabah yang terencana 23 B Belum adanya suatu pelayanan one day service kepada konsumen A 2 A Belum memiliki media komunikasi dengan nasabah yang terencana 24 B Belum adanya team product development A 2 A Belum memiliki media komunikasi dengan nasabah yang terencana 25 B Sistem kepemimpinan masih bersifat konvensional B 2 A Belum Setelah adanya dilakukan suatu pelayanan pembobotan one day faktor service internal kepada maka konsumen akan dilakukan pembobotan faktor 26 B Belum adanya team product development B 2 A Belum eksternal adanya yang suatu akan pelayanan dilakukan one day dibawah service ini. kepada konsumen 27 B Sistem kepemimpinan masih bersifat konvensional A 3 A Belum adanya team product development 28 B Sistem kepemimpinan masih bersifat konvensional B 2 Sumber : Hasil Kuesioner 2. PT. Hasil Asuransi Kuesioner Wahana Pembobotan Tata ( 2008 ) Faktor Eksternal

15 94 Tabel 4.7 : Hasil Pembobotan Faktor Eksternal No Pilihan / Keterangan Mana yang lebih berpengaruh A / B? Bobot A B A B A B A B A B A B A B A B A B A B A B A B A B A B A B A B A B Besarnya peluang industri asuransi di dalam industri property saat ini Penanaman modal asing yang cukup besar membantu perkembangan usaha Besarnya peluang industri asuransi di dalam industri property saat ini Perkembangan educated market akibat aplikasi manajemen resiko Besarnya peluang industri asuransi di dalam industri property saat ini Kebutuhan produk asuransi surety bond yang semakin besar di pasar SME Besarnya peluang industri asuransi di dalam industri property saat ini Kepercayaan masyarakat terhadap asuransi milik negara masih terlalu besar terhadap produk surety bond. Besarnya peluang industri asuransi di dalam industri property saat ini Peraturan Pemerintah kurang mendukung industri asuransi. Besarnya peluang industri asuransi di dalam industri property saat ini Kecenderungan penurunan segmen nasabah quality buyer. Besarnya peluang industri asuransi di dalam industri property saat ini Semakin tingginya tekanan nilai premi murah dari pasar Penanaman modal asing yang cukup besar membantu perkembangan usaha Perkembangan educated market akibat aplikasi manajemen resiko Penanaman modal asing yang cukup besar membantu perkembangan usaha Kebutuhan produk asuransi surety bond yang semakin besar di pasar SME Penanaman modal asing yang cukup besar membantu perkembangan usaha Kepercayaan masyarakat terhadap asuransi milik negara masih terlalu besar terhadap produk surety bond. Penanaman modal asing yang cukup besar membantu perkembangan usaha Peraturan Pemerintah kurang mendukung industri asuransi. Penanaman modal asing yang cukup besar membantu perkembangan usaha Kecenderungan penurunan segmen nasabah quality buyer. Penanaman modal asing yang cukup besar membantu perkembangan usaha Semakin tingginya tekanan nilai premi murah dari pasar Perkembangan educated market akibat aplikasi manajemen resiko Kebutuhan produk asuransi surety bond yang semakin besar di pasar SME Perkembangan educated market akibat aplikasi manajemen resiko Kepercayaan masyarakat terhadap asuransi milik negara masih terlalu besar terhadap produk surety bond. Perkembangan educated market akibat aplikasi manajemen resiko Peraturan Pemerintah kurang mendukung industri asuransi. Perkembangan educated market akibat aplikasi manajemen resiko Kecenderungan penurunan segmen nasabah quality buyer. A 3 B 4 A 3 A 3 B 3 A 3 B 3 A 4 A 4 B 3 B 3 B 3 A 3 A 4 A 4 B 4 A 4

16 A Perkembangan educated market akibat aplikasi manajemen resiko 18 B Semakin tingginya tekanan nilai premi murah dari pasar A Kebutuhan produk asuransi surety bond yang semakin besar di pasar SME Kepercayaan masyarakat terhadap asuransi milik negara masih terlalu 19 B besar terhadap produk surety bond. A Kebutuhan produk asuransi surety bond yang semakin besar di pasar SME 20 B Peraturan Pemerintah kurang mendukung industri asuransi. A Kebutuhan produk asuransi surety bond yang semakin besar di pasar SME 21 B Kecenderungan penurunan segmen nasabah quality buyer. A Kebutuhan produk asuransi surety bond yang semakin besar di pasar SME 22 B Semakin tingginya tekanan nilai premi murah dari pasar Kepercayaan masyarakat terhadap asuransi milik negara masih terlalu A besar terhadap produk surety bond. 23 B Peraturan Pemerintah kurang mendukung industri asuransi. Kepercayaan masyarakat terhadap asuransi milik negara masih terlalu A besar terhadap produk surety bond. 24 B Kecenderungan penurunan segmen nasabah quality buyer. Kepercayaan masyarakat terhadap asuransi milik negara masih terlalu A besar terhadap produk surety bond. 25 B Semakin tingginya tekanan nilai premi murah dari pasar A Peraturan Pemerintah kurang mendukung industri asuransi. 26 B Kecenderungan penurunan segmen nasabah quality buyer. A Peraturan Pemerintah kurang mendukung industri asuransi. 27 B Semakin tingginya tekanan nilai premi murah dari pasar A Kecenderungan penurunan segmen nasabah quality buyer. 28 B Semakin tingginya tekanan nilai premi murah dari pasar Sumber : Hasil Kuesioner PT. Asuransi Wahana Tata ( 2008 ) 95 B 4 B 4 A 4 A 4 A 3 B 3 A 3 B 3 A 3 A 3 B 3 Setelah selesai dilakukan perhitungan pembobotan faktor eksternal maka dilanjutkan dengan melakukan pemberian skor faktor faktor yang berkaitan dengan PT. Asuransi Wahana Tata. Hal ini dilakukan untuk melanjutkan tahapan pengolahan data Kuesioner SWOT Asuransi Wahana Tata. Hal ini dapat dilihat pada sub bab sub bab dibawah ini untuk memperjelas proses kalkulasi data perhitungan Kuesioner SWOT Asuransi Wahana Tata.

17 Hasil Kuesioner Pemberian Skor Faktor Internal dan Faktor Eksternal PT. Asuransi Wahana Tata Setelah selesai mengumpulkan data dari kuesioner pembobotan faktor internal dan faktor eksternal PT. Asuransi Wahana Tata langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data dengan membagikan kuesioner penilaian pada Management perusahaan untuk memperoleh skor pada faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Di bawah ini akan digambarkan hasil kuesioner pemberian skor pada faktor internal dan faktor eksternal PT. Asuransi Wahana Tata. Hasil dari pemberian skor ini untuk menggambarkan kondisi perusahaan yang dianalisa. 1. Hasil Kuesioner Pemberian Skor Pada Faktor Internal Perusahaan Tabel 4.8 : Hasil Kuesioner Pemberian Skor Faktor Internal Kekuatan Perusahaan Rating Memiliki kekuatan nilai equity yang besar 4 Memiliki kantor cabang di 33 kota besar di Indonesia 4 Memiliki back up reasuransi dari German, Swiss dan England 3 Berpengalaman sejak tahun Kelemahan Perusahaan Belum memiliki media komunikasi dengan nasabah yang terencana 2 Belum adanya suatu pelayanan one day service kepada konsumen 1 Belum adanya team product development 2 Internal Sistem kepemimpinan masih bersifat konvensional 2 Sumber : Hasil wawancara dengan Asistant Manager PT. Asuransi Wahana Tata

18 97 Adapun hasil rating yang diisi oleh Management PT. Asuransi Wahana Tata adalah untuk mewakili faktor internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Angka Rating tersebut mewakili pengertian sebagai berikut : Rating 1 : Kelemahan Utama ( sangat lemah ) Rating 2 : Kelemahan Kecil ( tidak begitu lemah ) Rating 3 : Kekuatan Kecil ( cukup kuat ) Rating 4 : Kekuatan Utama ( sangat kuat ) 2. Hasil Kuesioner Pemberian Skor Pada Faktor Eksternal Perusahaan Tabel 4.9 : Hasil Kuesioner Pemberian Skor Faktor Eksternal Peluang Perusahaan Rating Besarnya peluang industri asuransi di dalam industri property saat ini 3 Penanaman modal asing yang cukup besar membantu perkembangan usaha 3 Perkembangan educated market akibat aplikasi manajemen resiko 3 Kebutuhan produk asuransi surety bond yang semakin besar di pasar SME 4 Ancaman Perusahaan Kepercayaan masyarakat terhadap asuransi milik negara masih terlalu besar terhadap produk surety bond. 2 Peraturan Pemerintah kurang mendukung industri asuransi. 2 Kecenderungan penurunan segmen nasabah quality buyer. 1 Eksternal Semakin tingginya tekanan nilai premi murah dari pasar 2 Sumber : Hasil wawancara dengan Asistant Manager PT. Asuransi Wahana Tata Adapun hasil rating yang diisi oleh Management PT. Asuransi Wahana Tata adalah mewakili gambaran untuk faktor eksternal perusahaan yang terdiri dari peluang dan ancaman. Angka rating tersebut mewakili pengertian sebagai berikut : Rating 1 : Di bawah rata rata Rating 2 : Rata rata Rating 3 : Di atas rata rata Rating 4 : Sangat bagus

19 Tahap Penginputan Data PT. Asuransi Wahana Tata Setelah data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka tahap selanjutnya adalah menginput data tersebut ke dalam tabel penentuan bobot dengan perbandingan berpasangan baik untuk faktor internal maupun pada faktor eksternal PT. Asuransi Wahana Tata. Kemudian hasil dari tabel penentuan bobot dilakukan normalisasi untuk memperoleh bobot akhir yang akan digunakan dalam matriks IFAS dan matriks EFAS Perbandingan Berpasangan Faktor Internal Tabel 4.10 Hasil Perbandingan Berpasangan Faktor Internal No Perbandingan Berpasangan S1 S2 S3 S4 W1 W2 W3 W4 TOTAL S1 Memiliki kekuatan nilai equity yang besar S2 Memiliki kantor cabang di 33 kota besar di Indonesia S3 Memiliki back up reasuransi dari German, Swiss dan England S4 Berpengalaman sejak tahun W1 Belum memiliki media komunikasi dengan nasabah yang terencana W2 Belum adanya suatu pelayanan one day service kepada konsumen W3 Belum adanya team product development W4 Sistem kepemimpinan masih bersifat konvensional Total Sumber : Hasil kalkulasi data kuesioner ( 2008 )

20 Normalisasi Faktor Internal Tabel 4.11 Normalisasi Bobot Faktor Internal No Perbandingan Berpasangan S1 S2 S3 S4 W1 W2 W3 W4 TOTAL BOBOT S1 Memiliki kekuatan nilai equity yang besar S2 Memiliki kantor cabang di 33 kota besar di Indonesia S3 Memiliki back up reasuransi dari German, Swiss dan England S4 Berpengalaman sejak tahun W1 Belum memiliki media komunikasi dengan nasabah yang terencana W2 Belum adanya suatu pelayanan one day service kepada konsumen W3 Belum adanya team product development W4 Sistem kepemimpinan masih bersifat konvensional Total Bobot Sumber : Hasil kalkulasi data kuesioner ( 2008 ) Perbandingan Berpasangan Faktor Eksternal Tabel 4.12 : Hasil Perbandingan Berpasangan Faktor Eksternal No Perbandingan Berpasangan O1 O2 O3 O4 T1 T2 T3 T4 TOTAL O1 Besarnya peluang industri asuransi di dalam industri property saat ini O2 Penanaman modal asing yang cukup besar membantu perkembangan usaha O3 Perkembangan educated market akibat aplikasi manajemen resiko O4 Kebutuhan produk asuransi surety bond yang semakin besar di pasar SME T1 Kepercayaan masyarakat terhadap asuransi milik negara masih terlalu besar terhadap produk surety bond. T2 Peraturan Pemerintah kurang mendukung industri asuransi T3 Kecenderungan penurunan segmen nasabah quality buyer T4 Semakin tingginya tekanan nilai premi murah dari pasar Total Sumber : Hasil kalkulasi data kuesioner ( 2008 )

21 Normalisasi Faktor Eksternal Tabel 4.13 : Normalisasi Bobot Faktor Eksternal No Perbandingan Berpasangan O1 O2 O3 O4 T1 T2 T3 T4 TOTAL BOBOT O1 Besarnya peluang industri asuransi di dalam industri property saat ini O2 Penanaman modal asing yang cukup besar membantu perkembangan usaha O3 Perkembangan educated market akibat aplikasi manajemen resiko O4 Kebutuhan produk asuransi surety bond yang semakin besar di pasar SME T1 Kepercayaan masyarakat terhadap asuransi milik negara masih terlalu besar terhadap produk surety bond. T2 Peraturan Pemerintah kurang mendukung industri asuransi T3 Kecenderungan penurunan segmen nasabah quality buyer T4 Semakin tingginya tekanan nilai premi murah dari pasar Total Bobot Sumber : Hasil kalkulasi data kuesioner ( 2008 ) Matriks IFAS Matriks IFAS diperoleh dari hasil perhitungan data yang berasal dari hasil tabel normalisasi bobot faktor internal PT. Asuransi Wahana Tata dan rating yang didapatkan dari kuesioner penentuan rating yang telah diisi sebelumnya. Oleh dari itu maka di dalam Matriks IFAS hasil akhirnya akan menunjukkan suatu posisi dengan skala 1 hingga skala 4. Skala 1 adalah pengertian paling lemah dan skala 4 adalah pengertian paling kuat.

22 101 Tabel 4.14: Matriks IFAS Strength / Kekuatan Bobot Rating Bobot * Rating Memiliki kekuatan nilai equity yang besar Memiliki kantor cabang di 33 kota besar di Indonesia Memiliki back up reasuransi dari German, Swiss dan England Berpengalaman sejak tahun Sub Total ( Strength ) Weakness / Kelemahan Bobot Rating Bobot * Rating Belum memiliki media komunikasi dengan nasabah yang terencana Belum adanya suatu pelayanan one day service kepada konsumen Belum adanya team product development Sistem kepemimpinan masih bersifat konvensional Sub Total ( Weakness ) Total IFAS Sumber : Pengolahan Data ( 2008 ) Menurut David ( 2001,pp ) menyatakan bahwa nilai tertinggi adalah 4,0 sedangkan nilai terendah adalah 1,0 dan nilai rata rata adalah 2,5. Bila total nilai yang dibobot jauh dibawah 2.5 ini menandakan bahwa secara internal perusahaan tersebut lemah. Sedangkan bila jumlah nilai yang dibobot jauh diatas 2.5 ini menunjukkan bahwa posisi internal perusahaan yang kuat. Total dari bobot selalu berjumlah 1,0. Hasil total Matriks IFAS PT. Asuransi Wahana Tata setelah dijumlahkan nilainya menunjukkan 2.65 ini artinya perusahaan tersebut memiliki kekuatan internal diatas rata rata dari seluruh kekuatan internalnya secara keseluruhan. Sehingga kekuatan internal yang dimiliki oleh perusahaan tersebut dapat menjadi kekuatan untuk mencapai peluang dan menghindari ancaman yang ada.

23 Matriks EFAS Matriks EFAS diperoleh dari hasil perhitungan data yang berasal dari hasil tabel normalisasi bobot faktor eksternal PT. Asuransi Wahana Tata dan rating yang didapatkan dari kuesioner penentuan rating yang telah diisi sebelumnya. Tabel 4.15: Matriks EFAS Oportunity / Peluang Bobot Rating Bobot * Rating Besarnya peluang industri asuransi di dalam industri property saat ini Penanaman modal asing yang cukup besar membantu perkembangan usaha Perkembangan educated market akibat aplikasi manajemen resiko Kebutuhan produk asuransi surety bond yang semakin besar di pasar SME Sub Total ( Opportunity ) Threat / Ancaman Bobot Rating Bobot * Rating Kepercayaan masyarakat terhadap asuransi milik negara masih terlalu besar terhadap produk surety bond Peraturan Pemerintah kurang mendukung industri asuransi Kecenderungan penurunan segmen nasabah quality buyer Semakin tingginya tekanan nilai premi murah dari pasar Sub Total ( Threats ) Total EFAS Sumber : Pengolahan Data ( 2008 ) Menurut David ( 2001, pp ) menyatakan bahwa berapa pun jumlah Opportunity dan Threat utama yang dimasukkan dalam Matriks EFAS total nilai yang dibobot tertinggi untuk suatu perusahaan adalah 4,0 dan yang terendah adalah 1,0 sedangkan rata rata nilai yang dibobot adalah 2,5. Jumlah nilai yang dibobot sama dengan 4,0 menunjukkan bahwa suatu perusahaan memberi respon sangat bagus terhadap peluang dan menghindari ancaman yang ada. Sedangkan bila jumlah nilai yang dibobot sama dengan 1,0 menunjukkan bahwa strategi perusahaan tidak memanfaatkan peluang atau tidak menghindari ancaman eksternal.

24 103 Sehingga total nilai dari Matriks EFAS sebesar 2,62 menunjukkan bahwa perusahaan bidang usahanya berada di atas rata rata sehingga mampu menjalankan strategi untuk memanfaatkan peluang eksternal untuk mengatasi ancaman eksternal. Dalam hal ini maka dapat disimpulkan bahwa PT. Asuransi Wahana Tata di dalam pangsa pasar yang ada memiliki peluang yang cukup baik serta dapat mengatasi setiap ancaman yang ada dengan peluang yang dimiliki tersebut. Di bawah ini hasil dari pengolahan data tersebut akan dihasilkan suatu informasi, strategi apa yang tepat untuk PT. Asuransi Wahana Tata sesuai dengan kondisi yang dimilikinya Tahap Pencocokan Data Dalam melakukan pencocokan data, maka dalam hal ini penulis menggunakan beberapa metode untuk memperoleh strategi yang tepat untuk dijalankan oleh PT. Asuransi Wahana Tata. Metode tersebut adalah Matriks Internal Eksternal, Diagram SWOT dan Matriks SWOT. Penjabarannya akan digambarkan di masing masing sub bab dibawah ini.

25 Matriks Internal Eksternal ( IE ) Total nilai EFI yang diberi bobot 4,0 Kuat 3,0 4,0 Sedang Lemah 3,0 2,0 2,99 2,0 1,0 1,99 1,0 Tinggi 3,0 4,0 I Pertumbuhan II Pertumbuhan III Penciutan Total Nilai EFE 3,0 Yang Diberi Bobot Sedang 2,0 2,99 IV Stabilitas V Pertumbuhan Stabilitas VI Penciutan 2,0 Rendah 1,0 1,99 VII Pertumbuhan VIII Pertumbuhan IX Likuidasi 1,0 Tabel 4.16 : Matriks Internal - Eksternal Berdasarkan hasil pengolahan data yang ada maka hasil dari tabel matriks IFAS ( Tabel 4.14 ) dan hasil dari tabel matriks EFAS ( Tabel 4.15 ) diketahui bahwa nilai IFAS-nya adalah 2,65 dan nilai EFAS-nya adalah 2,62. Dengan demikian maka PT. Asuransi Wahana Tata berada pada posisi kotak sel no 5 yaitu suatu keadaan dimana perusahaan berada dalam kondisi pertumbuhan dan stabilitas. Strategi yang dapat diterapkan adalah konsolidasi ( kotak sel 5 ). Tujuan strategi ini relatif lebih defensif yaitu menghindari kehilangan penjualan dan kehilangan keuntungan dari turunnya

26 105 penjualan perusahaan. Strategi pertumbuhan dilakukan melalui integrasi horizontal yaitu suatu kegiatan untuk memperluas perusahaan dengan cara mengembangkan suatu pasar yang baru dari produk yang sudah ada dan meningkatkan jenis produk serta menerapkan strategi stabilitas profit sehingga hasil dari strategi pertumbuhan dapat diperoleh dengan baik. Dalam posisi saat ini, maka perusahaan dapat memperluas pasar, memperluas kategori produk dan sistem teknologi melalui proses pengembangan internal maupun pengembangan eksternal melalui suatu kegiatan akuisisi atau joint venture dengan perusahaan lain yang bergerak dalam bidang industri yang sama Diagram SWOT Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari hasil tabel matriks IFAS ( tabel 4.14 ) dan tabel matriks EFAS ( tabel 4.15 ) diketahui bahwa nilai IFAS-nya adalah 2,65 dan nilai EFAS-nya adalah 2,62. Setelah dilakukan pengjitungan untuk mencari posisi di dalam diagram SWOT maka diketahui untuk garis IFAS berada di titik 0,9. Sedangkan titik untuk garis EFAS berada di titik 0,84. Angka IFAS diperoleh dari hasil pengurangan ((subtotal bobot*rating strength ) (subtotal bobot*rating weakness) ). Sedangkan untuk angka EFAS diperoleh dari hasil pengurangan (( subtotal bobot*rating Opportunity ) ( subtotal bobot*rating threat )). Hasil dari pengurangan tersebut digunakan untuk menentukkan titik X dan titik Y dalam diagram SWOT. Serta untuk menentukkan lebih lanjut di kuadran berapa posisi perusahaan tersebut dalam diagram SWOT.

27 106 Dengan demikian maka PT. Asuransi Wahana Tata di dalam diagram SWOT berada pada posisi kuadaran 1 yaitu suatu keadaan dimana PT. Asuransi Wahana Tata memiliki kekuatan dari segi internal perusahaan dan juga memiliki banyak peluang yang dapat dimanfaatkan untuk memperluas pasar. Oleh karena itu, PT. Asuransi Wahana Tata harus menggunakan serta memanfaatkan kekuatan internalnya secara maksimal dan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengembangkan perusahaannya. Kondisi ini sangat menguntungkan perusahaan karena memungkinkan perusahaan melakukan kombinasi kekuatan internal dengan peluang yang ada untuk mengembangkan bisnisnya. Strategi yang tepat untuk kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif ( growth oriented strategy ). Di bawah ini akan digambarkan posisi PT. Asuransi Wahana Tata di dalam diagram SWOT. Adapun di dalam diagram SWOT posisi PT. Asuransi Wahana Tata berada di dalam posisi kuadran 1 dan mendukung strategi SO yaitu strategi yang memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk mencapai keberhasilan dari setiap peluang yang dimiliki oleh perusahaan. Diagram SWOT adalah sebagai berikut :

28 107 Berbagai Peluang Kuadran 3 Kuadran 1 Mendukung Strategi Turn Around Mendukung Strategi Agresif Kelemahan Internal Mendukung Strategi Defensif 0,84 0,9 Mendukung Strategi Diversifikasi Kekuatan Internal Kuadran 4 Kuadran 2 Berbagai Ancaman Sumber : Hasil Analisis Data ( 2008 ) Gambar 4.2 : Diagram SWOT Matriks SWOT Berdasarkan diagram SWOT diatas maka PT. Asuransi Wahana Tata sebaiknya menjalankan strategi SO ( Strength Opportunity ) yaitu suatu strategi dimana perusahaan menggunakan kekuatan yang dimilikinya untuk mengembangkan perusahaan dengan cara memanfaatkan setiap peluang yang dimilikinya. Dengan demikian PT. Asuransi Wahana Tata sebaiknya berkonsentrasi pada peningkatan pelayanan terhadap konsumen serta memfokuskan diri dalam melakukan pemasaran dan pengembangan produk sesuai dengan kebutuhan pasar. Oleh karena perusahaan ingin memanfaatkan setiap peluang yang ada maka strategi yang tepat adalah yang berorientasi pada growth oriented strategy.

29 108 Di bawah ini akan digambarkan matriks SWOT yang menggambarkan strategi strategi yang tepat untuk pengembangan produk asuransi surety bond berdasarkan analisis SWOT. Strength 1. Memiliki nilai ekuitas modal yang besar. 2. Memiliki kantor cabang di 33 Kota besar di Indonesia 3. Memiliki perlindungan re-asuransi dari German, Swiss, England. 4. Pengalaman sejak tahun 1964 sehingga sudah mengetahui seluk beluk industri Asuransi. Weakness 1. Belum memiliki media komunikasi yang baik 2. Belum tersedia pelayanan one day service kepada konsumen. 3. Belum memiliki team product development yang solid. 4. Sistem kepemimpinan masih bersifat konvensional. Opportunities Strategi SO Strategi WO 1. Mulai mencoba untuk keluar dari pasar yang ada dan mencoba pasar yang baru. 2. Mengembangkan dan melakukan differensiasi produk dengan menjalin kerjasama asing. 3. Mengembangkan pasar surety bond di dalam industri property. 4. Dengan pengalaman yang ada lebih fokus ke industri surety bond khususnya di dalam pasar SME. 1. Besarnya peluang untuk bermain di dalam industri property saat ini. 2. Dukungan penanaman investasi asing di Indonesia. 3. Perkembangan educated market akibat aplikasi manajemen resiko. 4. Besarnya kebutuhan akan tersedia produk asuransi surety bond khususnya di pasar SME. 1. Masyarakat belum percaya terhadap kemampuan asuransi swasta. 2. Peraturan pemerintah kurang mendukung industri asuransi. 3. Kecenderungan penurunan nasabah quality buyer. 4. Semakin tingginya tekanan nilai premi murah di pasar. 1. Menciptakan media komunikasi untuk merebut peluang pasar. 2. Bekerjasama dengan pihak investor untuk mengembangkan suatu produk secara kontinue dan sesuai kebutuhan pasar. 3. Service level ditingkatkan untuk mensupply kebutuhan pasar. 4. Melakukan pembenahan ke dalam sistem pengambilan keputusan dengan tujuan agar dapat memenuhi permintaan pasar. Threat Strategi ST Strategi WT 1. Menyakinkan pasar dan merubah persepsi ketidakpercayaan pasar melalui promosi. 2. Bekerjasama dengan investor untuk memperkuat modal perusahaan dan memperluas jaringan perusahaan. 3. Memperluas backup re-asuransi untuk mengatasi kebijakan pemerintah. 4. Melakukan edukasi pasar bahwa kekuatan pengalaman dapat menjadi modal bahwa perusahaan tersebut dapat diandalkan. Sumber : Hasil Analisis Data ( 2008 ) Tabel 4.17 : Matriks SWOT 1. Melakukan edukasi pasar untuk memperkuat brand. 2. Bekerjasama dengan investor untuk memperkuat modal serta membenahi lini internal. 3. Mengembangkan suatu sistem pemasaran dan operasi yang dilakukan satu atap. 4. Melakukan pengembangan produk dan mencoba untuk bermain dan fokus pada pasar potensial.

30 109 Hal ini diyakini dapat mempercepat pengembangan produk terbaru serta menciptakan suatu perluasan usaha yang dapat menjangkau setiap kebutuhan pasar yang ada. Selain itu, untuk mempertahankan dan meningkatkan potensi yang ada serta menjaga kekuatan yang dimiliki maka PT. Asuransi Wahana Tata harus memiliki team manajemen yang tangguh sehingga dapat mengantisipasi segala perubahan yang terjadi. Untuk mendukung strategi yang agresif khususnya dalam pemasaran dan pengembangan produk terbaru sesuai kebutuhan pasar maka diperlukan suatu sistem pengelolaan terpadu dimana terdapat kerjasama antara divisi marketing yang bertugas menjual dan divisi operation yang memberikan service optimal ke konsumen sehingga tercipta service level yang baik. Diharapkan dengan melakukan edukasi pasar memudahkan perusahaan dalam menciptakan suatu nilai brand kepada target pasar dan pada akhirnya dapat menciptakan suatu pengembangan produk baru dan memperluas daerah pemasaran perusahaan sehingga kegiatan pemasaran dapat mencakup seluruh pasar yang ada. Hal ini diyakini dapat saling mendukung satu dengan yang lain dari masing masing strategi tersebut. Strategi yang dapat diwujudkan dalam pengembangan produk asuransi surety bond tersebut adalah sebagai berikut : 1. Menciptakan strategi baru bagi suatu perusahaan untuk memberikan pelayanan serta menjaga hubungan dengan pelanggan dimana melalui edukasi pasar menyakinkan konsumen bahwa kekuatan perusahaan tersebut menjadi kepercayaan nasabah. Hal ini untuk menjaga loyalitas serta komunikasi antara pelanggan dengan perusahaan.

31 Menciptakan suatu media bagi perusahaan untuk menampung semua informasi pemasaran yang penting seperti spesifikasi produk, informasi harga serta informasi lainnya yang berkaitan dengan pemasaran dan penjualan produk asuransi surety bond. 3. Merancang suatu strategi pengembangan produk asuransi surety bond sebagai suatu keunggulan bersaing bagi perusahaan, sarana pemasaran utama, dan meningkatkan brand image perusahaan dalam industri saat ini. Sehingga pemasaran produk asuransi surety bond ini dapat dimanfaatkan untuk mencapai hasil dari strategi yang dijalankan oleh perusahaan. Oleh karena itu dalam merancang strategi pemasaran dan mengembangkan produk baru untuk perusahaan dilakukanlah melalui analisis terhadap SWOT perusahaan, analisis pesaing melalui analisis 5 Kekuatan Porter, melakukan penyebaran kuesioner untuk melihat posisi perusahaan dan mengembangkan produk baru sesuai kebutuhan pasar yang ada. Hal ini diyakini untuk mengkombinasikan dengan strategi bisnis perusahaan, kebutuhan pasar dan teknologi yang ada saat ini untuk mencapai keberhasilan pemasaran dan mencapai keuntungan yang tinggi untuk perusahaan. Sehingga dengan adanya suatu pembenahan strategi pemasaran dan melakukan pengembangan produk untuk mempeluas jejaring atau cakupan perusahaan dapat mendukung perusahaan dalam pemasaran dan membantu proses penjualan produk asuransi selain produk asuransi kerugian.

32 Hasil Penelitian Pada PT. Asuransi Wahana Tata Berikut di bawah ini adalah hasil dari penelitian yang telah dilakukan melalui tahap pengumpulan data, tahap input data dan tahap pencocokan data. Saat ini akan dibahas hasil dari tahapan diatas untuk menentukkan strategi yang tepat untuk perusahaan. Adapun hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut: Berdasarkan tabel dari matriks IFAS diketahui bahwa nilai IFASnya sebesar 2,65. Berdasarkan tabel dari matriks EFAS diketahui bahwa nilai EFASnya sebesar 2,62. Matriks Internal Eksternal : PT. Asuransi Wahana Tata berada pada sel nomor 5 dimana perusahaan berada pada tahap pertumbuhan ( Growth Strategy ) dengan strategi integrasi horisontal. Strategi pertumbuhan melalui Integrasi Horisontal adalah suatu cara memperluas perusahaan dengan cara mengembangkan pasar dan menciptakan suatu produk baru di dalam pasar yang lebih potensial untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut. Diagram SWOT : PT. Asuransi Wahana Tata berada pada kuadran 1 dimana perusahaan memiliki kekuatan internal dan memiliki peluang yang besar. Kondisi ini sangat menguntungkan perusahaan dalam memanfaatkan setiap peluang yang ada dalam mengembangkan bisnisnya. Strategi yang tepat untuk kuadran 1 adalah strategi agresif dengan mendukung kebijakan growth oriented strategy. Matriks SWOT : PT. Asuransi Wahana Tata berada pada tahap pertumbuhan ( sel 5 ) dan terletak pada kuadran 1 maka strategi yang tepat adalah strategi SO ( Strength Opportunity ) yaitu strategi menggunakan kekuatan yang dimilikinya untuk memanfaatkan setiap peluang yang ada.

33 Strategi Segmentation, Targeting dan Positioning Di dalam manajemen pemasaran, diperlukan suatu analisis untuk mengetahu segmentasi konsumen yang ingin dituju, kemudian diolah untuk menentukan target karena tidak semua orang menggunakan produk asuransi surety bond dan terakhir positioning sebagai salah satu cara untuk menyampaikan pesan mengenai produk yang ingin disampaikan kepada konsumen dan menciptakan persepsi yang sesuai dengan keinginan perusahaan. Di bawah ini akan dijabarkan analisis STP untuk PT. Asuransi Wahana Tata terutama berkaitan dengan pemasaran produk Asuransi Surety Bond. Segmentation Pemasaran suatu produk menentukkan bagaimana perusahaan dapat survive di dalam pasar yang ada. Perusahaan harus menetapkan konsumen mana yang ingin dicapai untuk mempertajam kegiatan pemasarannya, karena tidak semua konsumen dalam hal ini diwakili perusahaan akan menggunakan produk surety bond dalam mengelola perusahaannya. Dalam hal ini, PT. Asuransi Surety Bond melakukan segmentasi konsumen produk surety bond yaitu : semua konsumen yang membutuhkan produk surety bond untuk dapat ikut serta dalam proyek proyek yang mengharuskan adanya persyaratan administrasi berkaitan dengan keikutsertaan perusahaan tersebut. Dari sisi biaya yang harus dikeluarkan, produk asuransi Surety Bond Wahana Tata memberikan harga premi yang cukup murah dibandingkan produk perusahaan lain yang rata rata premi yang ditawarkan lebih mahaldaripada yang ditawarkan oleh PT. Asuransi Wahana Tata. Sedangkan secara umum, Produk Surety Bond Wahana Tata memiliki variasi target konsumen yaitu perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor, keuangan, kesehatan, perkapalan / kargo, dll.

34 113 Targeting Setelah kita menentukan segmentasi pasar yang akan dimasuki, hal berikutnya adalah menentukan target yang dapat dicakup melalui kekuatan promosi, biasanya perusahaan yang ingin memasarkan produknya akan mempersempit sasaran konsumennya, untuk itu dilakukan targeting. Adapun target konsumen yang ingin dicapai oleh PT. Asuransi Wahana Tata adalah semua perusahaan yang bergerak di bidang civil service, logistic, manufacturing dan engineering yang sedang mengerjakan proyek dan membutuhkan produk bond untuk melengkapi setiap persyaratan administrasi yang diperlukan. Positioning PT. Asuransi Wahana Tata memposisikan diri sebagai lembaga keuangan non bank yang dapat dipercaya dalam menyediakan produk Asuransi Surety Bond kepada perusahaan. Sehingga tiap perusahaan tersebut dapat menjadikan PT. Asuransi Wahana Tata sebagai rekan kerja dalam pangsa pasar yang ada saat ini. 4.6 Bauran Pemasaran ( Marketing Mix ) Analisis 4P atau sering disebut bauran pemasaran ( Marketing Mix ) merupakan salah satu instrumen pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk memfokuskan strategi pemasarannya ke dalam empat kategori penting yang dianggap sebagai media yang apabila dikombinasikan dengan baik akan menghasilkan respon yang diinginkan konsumen. Adapun kategori kategori tersebut akan dibahas di bawah ini :

35 114 Product PT. Asuransi Wahana Tata memiliki berbagai macam produk asuransi namun dalam analisis ini akan difokuskan kepada produk Asuransi Surety Bond. Produk Asuransi Surety Bond merupakan produk asuransi Wahana Tata yang dikembangkan dengan tujuan penyediaan layanan jasa keuangan untuk perusahaan yang memerlukan sertifikat bond untuk melengkapi persyaratan administrasi yang diperlukan untuk ikut serta dalam proyek tertentu. Adapaun produk surety bond yang ditawarkan oleh PT. Asuransi Wahana Tata adalah sebagai berikut : 1. Jaminan Penawaran ( Bid Bond / Tender Bond ) 2. Jaminan Pelaksanaan ( Performance Bond ) 3. Jaminan Pembayaran Uang Muka ( Advance Payment Bond ) 4. Jaminan Pemeliharaan ( Maintenance Bond ) Price Produk Asuransi Surety Bond Wahana Tata memberikan biaya premi yang murah serta diberikan beberapa potongan diskon untuk nasabah dengan kriteria tertentu. Adapun jumlah premi yang harus dibayarkan oleh konsumen adalah sebagai berikut : 1. Jaminan Penawaran ( Bid Bond ) : 0.20% % per 3 Bulan. 2. Jaminan Pelaksanaan ( Performance Bond ) : 1.00% % per 1 Tahun. 3. Jaminan Pembayaran Uang Muka ( Advance Payment Bond ) : 1.20% % per 1 Tahun, 4. Jaminan Pemeliharaan ( Maintenance Bond ) : 1.00% % per 1 Tahun.

36 115 Sedangkan perusahaan dapat memberikan diskon hingga 15% dari nilai premi yang dibayarkan. Sehingga konsumen akan memperoleh benefit yang sama namun dengan biaya premi yang lebih murah dibayarkan. Promotion Adapun kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh PT. Asuransi Wahana Tata dalam memasarkan produk Asuransi Surety Bond antara lain melalui : Direct Selling / Telemarketing Advertising Public Relations Layanan Customer Service Place Produk Asuransi Surety Bond PT. Asuransi Wahana Tata dipasarkan di seluruh jaringan pemasaran PT. Asuransi Wahana Tata. Area pemasaran seperti Jabodetabek serta kota kota besar lainnya dari wilayah Sumatera, Pulau Jawa, Kalimantan serta Sulawesi. Hal ini untuk menunjang produk Asuransi Surety Bond dapat digunakan oleh setiap perusahaan yang memiliki lokasi di luar area Jabodetabek. Sehingga masalah kendala jarak dapat diminimalisasikan, strategi ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar walaupun konsumen belum membutuhkannya. Namun ketika mereka membutuhkan dapat langsung menuju kantor cabang terdekat untuk mempelajari dan memutuskan yang terbaik.

37 Tahapan Strategi Pengembangan Produk Di dalam tahap ini membahas mengenai hubungan konsumen dengan perusahaan. Tahapan inilah yang nantinya akan memberikan pengaruh kepada strategi pemasaran yang digunakan oleh perusahaan. Adapun terdapat empat tahapan dalam pengembangan suatu produk agar bisa diterima oleh pasar yaitu : Tahap Awareness Di dalam tahap ini digambarkan bagaimana Asuransi Wahana Tata membangun hubungan pertama kali dengan konsumen melalui penjualan produk asuransi surety bond. Oleh karena itu dikembangkan beberapa program pemasaran perusahaan seperti melakukan promosi melalui iklan di media cetak, direct selling melalui telemarketing program, adanya event pameran serta memberikan potongan premi untuk pembeli bila menggunakan produk asuransi yang dikeluarkan oleh PT. Asuransi Wahana Tata. Hal ini dilakukan untuk memberikan image awal ke pasar yang ada, bahwa produk yang dimiliki Asuransi Wahana Tata dapat dipercaya, memiliki keunggulan yang menguntungkan, serta harga premi yang terjangkau oleh konsumen dalam hal ini perusahaan. Tahap Exploration / Expansion Setelah pelanggan mengetahui keberadaan peluncuran produk Asuransi Wahana Tata, maka kemudian perusahaan berusaha meningkatkan rasa ingin tahu pelanggan terhadap produk yang ditawarkan oleh Asuransi Wahana Tata. Untuk memfalitisasi hal tersebut maka program pemasaran yang dikembangkan adalah menyediakan fitur yang mendukung penyebaran informasi kepada konsumen sehingga tercipta

38 117 suatu kemudahan dalam memperoleh informasi produk seperti spesifikasi produk yang lengkap, perbandingan produk, melalui media cetak, telemarketing, event serta layanan call center. Tahap Commitment Dalam tahap ketiga ini digambarkan bagaimana PT. Asuransi Wahana Tata memperoleh komitmen dari pelanggan dimana komitmen tersebut merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam membina hubungan dengan pelanggan. Oleh karena itu perusahaan mengembangkan beberapa program pemasaran seperti menyediakan fasilitas layanan terpadu call center, layanan customer service, adanya team relationship untuk menjaga hubungan serta berusaha untuk melakukan optimalisasi pelayanan kepada konsumen. Tahap Dissolution Dalam tahap keempat ini digambarkan bagaimana perusahaan memutuskan hubungan dengan konsumen adalah ketika konsumen memutuskan untuk membatalkan penggunaan produk Asuransi Wahana Tata atau kerjasama penggunaan Asuransi Wahana Tata sudah jatuh tempo dan tidak diperpanjang.

39 Analisis Deskriptif Di bawah ini akan dilakukan suatu pengembangan data deskriptif mengenai responden dengan total 30 perusahaan yang kami pilih secara acak (random) yang tersebar di lima wilayah DKI Jakarta: Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Jakarta Pusat dimana masing masing wilayah tersebut dipilih enam perusahaan sebagai data responden kuesioner ini. Penyebaran kuesioner diberikan kepada responden yang menggunakan produk asuransi Surety Bond yang tersebar di lima area wilayah DKI Jakarta. Dari hasil penyebaran kuesioner yang telah kami lakukan, didapat bahwa sebesar 80% responden mengenal PT. Asuransi Wahana Tata dan sebesar 20% responden menjawab tidak mengenal PT. Asuransi Wahana Tata, hal tersebut membuktikan bahwa brand PT. Asuransi Wahana Tata sudah dikenal baik oleh pasar, terlihat pada gambar 4.3 dibawah ini: Sumber : Pengolahan Data Kuesioner ( 2008 ) Gambar 4.3. Tingkat Pengenalan Responden Terhadap PT. Asuransi Wahana Tata

40 119 Dari responden pengguna produk Surety Bond yang mengenal atau pun yang tidak mengenal PT. Asuransi Wahana Tata terdapat beberapa nama perusahaan asuransi yang menjadi kompetitor utama dalam pemasaran Surety Bond di Jakarta, diantaranya adalah sebesar 23.33% responden memilih PT. Asuransi Allianz Utama Indonesia, 20% responden memilih PT. Asuransi Jasa Indonesia, 6.67% responden memilih PT. Asuransi Jasa Raharja Putera, 20% responden memilih PT. Asuransi Ramayana, 3.33% responden memilih PT. Asuransi Sinar Mas, 10% responden memilih PT. Asuransi Tripakarta, dan 16.67% responden memilih PT. Asuransi Tugu Pratama Indonesia, terlihat pada gambar 4.4 di bawah ini : Sumber : Pengolahan Data Kuesioner ( 2008 ) Gambar 4.4 Kompetitor Utama Produk Surety Bond

41 120 Hasil tersebut diatas memperlihatkan bahwa terdapat tiga perusahaan kompetitor utama yang menonjol dikenal oleh responden dalam pasar asuransi Surety Bond yaitu PT. Asuransi Allianz Utama Indonesia, PT. Asuransi Jasa Indonesia dan PT. Asuransi Ramayana. Sumber : Pengolahan Data Kuesioner ( 2008 ) Gambar 4.5 Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Produk Surety Bond PT. Asuransi Wahana Tata

42 121 Sumber : Pengolahan Data Kuesioner ( 2008 ) Gambar 4.6 Tingkat Penggunaan Responden Terhadap Produk Surety Bond PT Asuransi Wahana Tata Pada gambar 4.5, respon konsumen Surety Bond di Jakarta memperlihatkan hasil bahwa hanya sebesar 36.7% responden yang mengetahui adanya produk Surety Bond pada PT. Asuransi Wahana Tata dan sebesar 63.3% responden tidak mengetahui adanya produk Surety Bond pada PT Asuransi Wahana Tata, dan pada gambar 4.6 tersebut diatas menunjukkan bahwa hanya sebesar 20% responden yang menggunakan produk Surety Bond dari PT. Asuransi Wahana Tata sedangkan sebesar 80% responden belum menggunakan produk Surety Bond dari PT. Asuransi Wahana Tata.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi

LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi L.1 LMPIRN 1 Struktur Organisasi Sumber : Company Profile PT. suransi Wahana Tata Gambar L.1 : Struktur Organisasi L.2 Wewenang dan Tanggung Jawab dapun wewenang dan tanggung jawab yang sesuai dengan struktur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. melalui Five Forces Porter Analysis dan analisis SWOT, maka dapat diambil

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. melalui Five Forces Porter Analysis dan analisis SWOT, maka dapat diambil BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap lingkungan eksternal dan internal melalui Five Forces Porter Analysis dan analisis SWOT, maka dapat diambil kesimpulan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang baik diantaranya iklim usaha yang kondusif, situasi ekonomi nasional yang stabil

BAB I PENDAHULUAN. yang baik diantaranya iklim usaha yang kondusif, situasi ekonomi nasional yang stabil 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini suatu pertumbuhan dalam dunia usaha membutuhkan beberapa syarat yang baik diantaranya iklim usaha yang kondusif, situasi ekonomi nasional yang stabil dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DATA. kesengajaan karena kondisi keluarga yang pindah ke Babadan untuk

BAB IV HASIL ANALISIS DATA. kesengajaan karena kondisi keluarga yang pindah ke Babadan untuk 36 BAB IV HASIL ANALISIS DATA 4.. Gambaran Umum Perusahaan Bisnis Air Isi Ulang BERKAH merupakan salah satu UKM yang bergerak di bidang air minum isi ulang dan didirikan pada tanggal Mei 204 dengan pemilik

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY Nama : Doddy Muhammad Tri Widodo Npm : 11011 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Dosen

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu mengirinkan barang dalam skala besar. Sejarah serta perkembangannya

Lebih terperinci

Nofianty ABSTRAK

Nofianty ABSTRAK Nofianty - 0600670101 ABSTRAK PT. Surya Toto adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang saniter atau alat perlengkapan mandi. Tujuan penulisan dari skripsi ini adalah mengidentifikasikan masalah

Lebih terperinci

Tugas Analysis IFAS, EFAS dan Matriks SWOT dalam Studi Kasus PT. Gojek Indonesia

Tugas Analysis IFAS, EFAS dan Matriks SWOT dalam Studi Kasus PT. Gojek Indonesia Tugas Analysis IFAS, EFAS dan Matriks SWOT dalam Studi Kasus PT. Gojek Indonesia Oleh : Friesa Ergo M (01216156) UNIVERSITAS NAROTAMA JL. ARIEF RACHMAN HAKIM NO. 51 SURABAYA TELP (031) 5946404, FAX (031)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari munculnya pesaing pesaing baru maupun pesaing. pesaing yang sudah mapan dalam suatu bidang usaha.

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari munculnya pesaing pesaing baru maupun pesaing. pesaing yang sudah mapan dalam suatu bidang usaha. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akhir akhir ini, adanya persaingan dalam dunia bisnis sudah merupakan hal yang tidak baru lagi, melainkan persaingan yang semakin keras dan berat. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS Kiki Alibasah Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : kikialibasah78@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan CV Mokolay Mitra Utama sendiri merupakan salah satu unit usaha yang bergerak di bidang perkebunan manggis dan durian di Desa Samongari Kabupaten,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN DEALER YAMAHA AMIE JAYA UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MATRIKS BCG DAN ANALISIS SWOT

STRATEGI PEMASARAN DEALER YAMAHA AMIE JAYA UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MATRIKS BCG DAN ANALISIS SWOT STRATEGI PEMASARAN DEALER YAMAHA AMIE JAYA UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MATRIKS BCG DAN ANALISIS SWOT Nama : Fitria Shinta Dewi NPM : 13213551 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Eva Karla, SE,

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 28 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Obyek penelitian ini adalah Evan s Bakery yang berlokasi di Jalan Kaligarang, Semarang. Evan s Bakery berdiri sejak tahun 2005 sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO A. Penentuan Strategi Pemasaran sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing di CV. Global Warna Sidoarjo

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SWOT TERHADAP PENINGKATAN ASET BMT DANA UKHUWAH TAHUN

BAB IV ANALISIS SWOT TERHADAP PENINGKATAN ASET BMT DANA UKHUWAH TAHUN 67 BAB IV ANALISIS SWOT TERHADAP PENINGKATAN ASET BMT DANA UKHUWAH TAHUN 2011-2013 IV.1. Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini akan menjawab identifikasi masalah yang berkaitan dengan Peningkatan Aset

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN

BAB IV ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN BAB IV ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN 4.1 Faktor Strategi Eksternal 4.1.1 Identifikasi Faktor Lingkungan Eksternal Penentuan faktor strategi eksternal bertujuan untuk mengetahui berbagai peluang serta ancaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Suatu perusahaan yang bergerak dalam sebuah industri hampir tidak ada yang bisa terhindar dari persaingan. Setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis pengolahan data pada PT Tiga Desain Indonesia, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dapat diketahui

Lebih terperinci

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT 32 Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

Lebih terperinci

ANALISA SWOT UNTUK MENGETAHUI KONDISI PERUSAHAAN DALAM MENENTUKAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. TIRTA INVESTAMA DI SURABAYA

ANALISA SWOT UNTUK MENGETAHUI KONDISI PERUSAHAAN DALAM MENENTUKAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. TIRTA INVESTAMA DI SURABAYA ANALISA SWOT UNTUK MENGETAHUI KONDISI PERUSAHAAN DALAM MENENTUKAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. TIRTA INVESTAMA DI SURABAYA Sulastri, Pribadiyono, Sutopo Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PT Asuransi Bangun Askrida, atau yang biasa disebut Askrida, didirikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PT Asuransi Bangun Askrida, atau yang biasa disebut Askrida, didirikan 52 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Sejarah PT. Asuransi Bangun Askrida PT Asuransi Bangun Askrida, atau yang biasa disebut Askrida, didirikan oleh bank pembangunan daerah seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran adalah suatu perpaduan dari akivitas-aktivitas yang saling berhubungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran adalah suatu perpaduan dari akivitas-aktivitas yang saling berhubungan untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pemasaran adalah suatu perpaduan dari akivitas-aktivitas yang saling berhubungan untuk mengetahui kebutuhan konsumen serta mengembangkan promosi, distribusi, pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Strategi Menurut Robbins dan Coulter (2014:266) Strategi adalah rencana untuk bagaimana sebuah organisasi akan akan melakukan apa yang harus dilakukan dalam bisnisnya,

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PADA PT. ASURANSI JIWA INHEALTH INDONESIA

STRATEGI PEMASARAN PADA PT. ASURANSI JIWA INHEALTH INDONESIA STRATEGI PEMASARAN PADA PT. ASURANSI JIWA INHEALTH INDONESIA NAMA : GITA RACHMAWATI NPM : 13210024 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : MANAJEMEN DOSEN PEMBIMBING : Ir. TITIEK IREWATI, MM BAB I PENDAHULUAN Latar

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa: BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dapat diketahui faktor eksternal PT. Gema Shafa Marwa adalah: a. Faktor

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Menurut David (2008) strategi merepresentasikan tindakan yang akan diambil

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN TIKET BUS DI PT. PAHALA KENCANA DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN TIKET BUS DI PT. PAHALA KENCANA DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN TIKET BUS DI PT. PAHALA KENCANA DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN Nama : Farouk Pratama NPM : 12212790 Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek penelitian ini adalah di bengkel sepeda motor Budi Motor, tepatnya di Jalan Wolter Monginsidi Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Alasan

Lebih terperinci

Bab 5 Analisis 5.1. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) 5.2. Analisa Matriks ekternal Factor Evaluation (EFE)

Bab 5 Analisis 5.1. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) 5.2. Analisa Matriks ekternal Factor Evaluation (EFE) Bab 5 Analisis Dari hasil pengolahan data pada bab IV, selanjutnya dilakukan analisis dan pembahasan yang berkaitan dengan upaya menentukan strategi pemasaran perusahaan, yang meliputi langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Strategi Menurut David (2009, p18) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Kelompok Tani Kelompok tani diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri atas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir

BAB 2 LANDASAN TEORI. Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum Strategi Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir sebelum era Millenium baru, nampaknya akan menjadi bertambah sengit setelah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi dalam studi ini akan dijabarkan sebagai berikut: Kekuatan aspek internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Asuransi merupakan kegiatan usaha dimana perusahaan menanggung

PENDAHULUAN. Asuransi merupakan kegiatan usaha dimana perusahaan menanggung PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuransi merupakan kegiatan usaha dimana perusahaan menanggung kerugian yang diderita nasabahnya ketika terjadi suatu musibah baik itu kecelakan, kebakaran, dan juga segala

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata

I. PENDAHULUAN. dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan jasa asuransi kini makin dirasakan,baik oleh perorangan maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SPARE PARTS PT. UT CABANG PADANG

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SPARE PARTS PT. UT CABANG PADANG Vol. X Jilid 2 No.7 Desember 2016 ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SPARE PARTS PT. UT CABANG PADANG Siska Lusia Putri dan Beby Purnama Sari *) Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR

ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR Nama : SIGIET GALANG PHAMBUDIE NPM : 16210540 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Lies Hadrijaningsih, SE, MM LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data Biro Pusat Statistik, laju pertumbuhan PDB pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 6,5% dari tahun 2010, laju pertumbuhan PDB pada sektor jasa mengalami

Lebih terperinci

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING 3.1 SWOT UNTUK FORMULASI STRATEGI Analisis SWOT didasarkan pada logika, yaitu memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti atau substitusi kerugian-kerugian besar yang

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN KERJA SAMA OPERASI (KSO) PADA PT NATA BERSAMA TOURS & TRAVEL

ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN KERJA SAMA OPERASI (KSO) PADA PT NATA BERSAMA TOURS & TRAVEL ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN KERJA SAMA OPERASI (KSO) PADA PT NATA BERSAMA TOURS & TRAVEL Nama NPM Kelas Fakultas Jurusan Pembimbing : LIA INDRAYANI : 1A213747 : T EA 13 : Ekonomi : Manajemen : Irwandaru.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Investasi Investasi merupakan suatu tindakan pembelanjaan atau penggunaan dana pada saat sekarang dengan harapan untuk dapat menghasilkan dana di masa datang yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Gambaran umum Perusahaan PT. Wung Lucky Perkasa Tour

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Gambaran umum Perusahaan PT. Wung Lucky Perkasa Tour BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Gambaran umum Perusahaan PT. Wung Lucky Perkasa Tour 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Wung Lucky Perkasa Tour didirikan pada 3 Juni 2005, dan pendirinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana peneliti akan memperoleh atau mencari suatu data yang berasal dari responden yang akan diteliti oleh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu kepentingan yang sama yaitu untuk memperoleh laba. Perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. satu kepentingan yang sama yaitu untuk memperoleh laba. Perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang memasuki persaingan dalam dunia bisnis mempunyai satu kepentingan yang sama yaitu untuk memperoleh laba. Perusahaan yang memproduksi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN ANALISIS SWOT DAN MATRIK BCG DI PT CHINA INTERNASIONAL RAYA LEGOK

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN ANALISIS SWOT DAN MATRIK BCG DI PT CHINA INTERNASIONAL RAYA LEGOK 1 STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN ANALISIS SWOT DAN MATRIK BCG DI PT CHINA INTERNASIONAL RAYA LEGOK Oleh RetnoPutri Nanda (e-mail : retnotujuhbelas@gmail.com) Pembimbing : TitinEkowati, S.E.,M.Sc (e-mail

Lebih terperinci

4.3.2 Tingkat Kepuasan dan Tingkat Kepentingan (Bagian II) Ranking (Bagian III)...4-9

4.3.2 Tingkat Kepuasan dan Tingkat Kepentingan (Bagian II) Ranking (Bagian III)...4-9 ABSTRAK Papa Ron`s Pizza merupakan salah satu gerai pizza yang ada di Bandung. Sejak dibuka kembali pada tahun 2006 (setelah tutup selama setahun dan berganti pemilik), penjualan masih belum mencapai target

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkomunikasi, bertukar informasi, dan bertransaksi bisnis. Sebagian besar orang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. berkomunikasi, bertukar informasi, dan bertransaksi bisnis. Sebagian besar orang telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi memberikan kemudahan manusia dalam berkomunikasi, bertukar informasi, dan bertransaksi bisnis. Sebagian besar orang telah mengerti

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF TESIS

RINGKASAN EKSEKUTIF TESIS RINGKASAN EKSEKUTIF TESIS REFRINAL, 2003. Strategi Bisnis Sewa Gedung Perkantoran, Studi Kasus pada Menara Cakrawala, PT Skyline Building, Jakarta, Dibawah Bimbingan HARIANTO & ANNY RATNAWATI. Penyediaan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MAKANAN RINGAN PADA UD. HARUM SARI

STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MAKANAN RINGAN PADA UD. HARUM SARI STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MAKANAN RINGAN PADA UD. HARUM SARI DIMAZ RANGGA DWI PUTRA 12210054 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma 2013 Dosen Pembimbing CH Dewi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini terus meningkat. Hal ini mengakibatkan pengusaha-pengusaha harus bisa mengembangkan pola pikir yang kritis dalam menentukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggambarkan kondisi eksternal dan internal PT. Padang Digital Indonesia saat ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Stanton dalam Tambajong (2013:1293), pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN UNTUK MEREBUT PANGSA SASARAN PADA PT. PURIBRASALI REALTINDO

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN UNTUK MEREBUT PANGSA SASARAN PADA PT. PURIBRASALI REALTINDO Universitas Bina Nusantara Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 - Semester Genap tahun 2005 / 2006 ANALISIS STRATEGI PEMASARAN UNTUK MEREBUT PANGSA SASARAN PADA PT. PURIBRASALI REALTINDO

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura ANALISIS STRATEGI SWOT UNTUK MEMPERLUAS PEMASARAN PRODUK KURMA SALAK UD BUDI JAYA BANGKALAN Moh. Sirat ) 1, Rakmawati) 2 Banun Diyah Probowati ) 2 E-mail : rakhma_ub@yahoo.com dan banundiyah@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL A. Data Temuan Menara suci Tabel 4.1 Data Temuan Travel Shafira Tahun Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

Lebih terperinci

Jl. Teuku Umar Lubuk Baja, Batam, Kepulauan Riau, Indonesia (1)

Jl. Teuku Umar Lubuk Baja, Batam, Kepulauan Riau, Indonesia (1) Petunjuk Sitasi: Alamsyah, N., Widodo, T., & Prayoga, V. A. (2017). Analisa Strategi Pemasaran Polis Asuransi Kebakaran. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. F111-117). Malang: Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN Nama : Galih Damar Kusumo NPM : 12210915 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Gatot Subiyakto, SH., MM LATAR BELAKANG Pada masa sekarang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 152 III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini dilaksanakan di Pengolahan Ikan Asap UKM Petikan Cita Halus yang berada di Jl. Akar Wangi

Lebih terperinci

Inovasi teknologi yang bagus( contoh : penggunaan injeksi )

Inovasi teknologi yang bagus( contoh : penggunaan injeksi ) B. THE INPUT STAGE Pada tahan input data, kita mengenal menggunkan SWOT untuk membantu analisa dalam perusahaan Honda yang akan kami teliti, sedangkan dalam tahap ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu faktor

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM :

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM : Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT Nama : Dewi Ratnasari NPM : 11210912 Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Manajemen Latar Belakang Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Mulia Lestari adalah salah satu perusahaan tekstil terkemuka yang beralamatkan di Jl. Cibaligo no. 70 Cimindi-Cimahi. Produk yang dihasilkan adalah kain rajut, yang sebagian besar adalah berbentuk

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA UD. BONTOT JAYA FURNITURE, KLENDER, JAKARTA TIMUR NPM :

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA UD. BONTOT JAYA FURNITURE, KLENDER, JAKARTA TIMUR NPM : ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA UD. BONTOT JAYA FURNITURE, KLENDER, JAKARTA TIMUR Nama : Novia Endah Lestari NPM : 15212396 Jurusan : Manajemen Dosen Pembimbing : Ir. Titiek i kirewati, MM ANALISIS STRATEGI

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS. Sumber : Teddy Oswari, SKB 2017

ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS. Sumber : Teddy Oswari, SKB 2017 ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS Sumber : Teddy Oswari, SKB 2017 STUDI KELAYAKAN BISNIS ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id ANALISIS SWOT Dalam Identifikasi

Lebih terperinci

SEMINAR PENULISAN ILMIAH

SEMINAR PENULISAN ILMIAH ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DENGAN MATRIKS BCG DAN SWOT UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN PADA INDOMARET CABANG 4 MARGONDA ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DENGAN MATRIKS BCG DAN SWOT UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN

Lebih terperinci

PENILAIAN BISNIS PADA PT MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK, PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK, DAN PT RIMO CATUR LESTARI TBK TAHUN

PENILAIAN BISNIS PADA PT MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK, PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK, DAN PT RIMO CATUR LESTARI TBK TAHUN PENILAIAN BISNIS PADA PT MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK, PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK, DAN PT RIMO CATUR LESTARI TBK TAHUN 2009-2011 Oleh: Soraya Imaniar N. H. (26210661) Pembimbing: Agustin Rusiana

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Strategi Pengembangan Produk Asuransi Surety Bond Pada PT. Asuransi Wahana Tata. Abstrak

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Strategi Pengembangan Produk Asuransi Surety Bond Pada PT. Asuransi Wahana Tata. Abstrak UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Strategi Pengembangan Produk Asuransi Surety Bond Pada PT. Asuransi Wahana Tata Abstrak Dewasa ini, seiring dengan perkembangan teknologi dan industri khususnya dalam industri

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 19 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu ruang lingkup perusahaan atau gejala

Lebih terperinci

PT. GIA MEDAN Risk Management & Insurance Consultant

PT. GIA MEDAN Risk Management & Insurance Consultant 2012 PT. GIA MEDAN Risk Management & Insurance Consultant PT GIA Medan Company Profile 1/1/2012 Company Profile ABOUT US GIA Medan adalah perusahaan agency asuransi kerugian, seperti asuransi kendaraan,

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI

PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI A. Zainul Fanani LKMM Tingkat Menengah UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2013 1 PENGERTIAN KINERJA Gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan / program

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lokasi unit usaha pembenihan ikan nila Kelompok Tani Gemah Parahiyangan yang terletak di Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Jawa

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING 3.1 Penetapan Kriteria Penelitian Kriteria Optimasi yang digunakan untuk menganalisis alternatif-alternatif strategi bisnis yang akan digunakan Restaurant PT Okirobox Indonesia

Lebih terperinci

IMC 2. Analisa pasar dengan SWOT dan BCG Matrix. Berliani Ardha, SE, M.Si. The meaning of tulips is generally perfect love.

IMC 2. Analisa pasar dengan SWOT dan BCG Matrix. Berliani Ardha, SE, M.Si. The meaning of tulips is generally perfect love. Modul ke: IMC 2 Analisa pasar dengan SWOT dan BCG Matrix Fakultas Komunikasi Berliani Ardha, SE, M.Si Program Studi Advertising & Marketing communication The meaning of tulips is generally perfect love

Lebih terperinci

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu

Lebih terperinci

Nama : DEWI SAWITRI NPM : Pembimbing : Juni Sasmiharti S.E., M.M

Nama : DEWI SAWITRI NPM : Pembimbing : Juni Sasmiharti S.E., M.M ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SCABIMITE DAN LAXADINE PADA PT. GALENIUM PHARMASIA LABORATORIES Nama : DEWI SAWITRI NPM : 12214888 Pembimbing : Juni Sasmiharti S.E., M.M LATAR BELAKANG MASALAH Strategi

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan yang diberikan pada penelitian ini merupakan jawaban dari perumusan masalah yang terdapat pada Bab 1. 1. Persepsi Konsumen Terhadap Produk DONATELLO

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3. Disain Penelitian Menurut Sarwono, Jonathan (2006:79) dalam melakukan penelitian salah satu hal penting adalah membuat desain penelitian. Desain Penelitian bagaikan sebuah peta

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN dan SARAN

BAB 5 SIMPULAN dan SARAN 124 BAB 5 SIMPULAN dan SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka peneliti memperoleh simpulan sebagai berikut : Kekuatan (strengths) PT. Joey Sasmita Lencana

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT e-j. Agrotekbis 1 (3) : 282-287, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Business

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT ASURANSI WAHANA TATA (Aswata) adalah perusahaan asuransi umum yang telah hadir melayani nasabah sejak 1964. Kini, Aswata adalah salah satu perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH AL MIHRAB DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT Dalam upaya pengembangan dakwah melalui jurnalistik yang telah dilakukan oleh pengelola majalah "Al-Mihrab",

Lebih terperinci

TEKNIK PEMANFAATAN ANALISIS SWOT TANPA SKALA INDUSTRI (A-SWOT-TSI)

TEKNIK PEMANFAATAN ANALISIS SWOT TANPA SKALA INDUSTRI (A-SWOT-TSI) TEKNIK PEMANFAATAN ANALISIS SWOT TANPA SKALA INDUSTRI (A-SWOT-TSI) Iskandar Putong Fakultas Ekonomi Universitas Bina Nusantara. ABSTRAK Analisis SWOT telah lama dikenal di kalangan para ahli manajemen

Lebih terperinci