BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, puisi berasal dari kata bahasa Yunani

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, puisi berasal dari kata bahasa Yunani"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologis, puisi berasal dari kata bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποι (poiéo/poió) atau I create, yang berarti seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya sebagai tambahan, atau selain arti semantiknya ( Dalam KBBI (2005:903), puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait atau gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus. Puisi dapat dikenali pula berdasarkan atas hakekat puisi, yaitu fungsi estetik, kepadatan, dan ketidaklangsungan ekspresi dan merupakan karya sastra yang mempunyai makna dengan mempergunakan medium bahasa. Dalam sistem ketandaan, Bahasa adalah sistem tanda tingkat pertama disebut arti (meaning), sedangkan berdasarkan konvensi masyarakat (sastra) merupakan sistem tanda tingkat kedua karena sastra merupakan sistem tanda yang lebih tinggi (atas) kedudukannya serta konvensi bahasa disesuaikan dengan konvensi sastra maka timbullah arti baru yaitu arti sastra merupakan arti dari arti (meaning of meaning) atau disebut makna (Pradopo, 2010: 122). 1

2 Puisi (sajak) secara semiotik merupakan struktur tanda-tanda yang bersistem dan bermakna ditentukan oleh konvensi maka untuk menganalisis puisi (sajak) adalah usaha menangkap makna puisi (sajak), yaitu arti yang timbul oleh bahasa yang disusun berdasarkan struktur sastra menurut konvensinya, yaitu arti yang bukan semata-mata hanya arti bahasa, melainkan berisi arti tambahan berdasarkan konvensi sastra yang bersangkutan (Pradopo, 2010: 123). Oleh karena itu, pembaca dapat mengenali puisi kemudian pengenalan puisi dilanjutkan dengan pemberian makna pada puisi yang terikat oleh sistem, aturan, dan konvensi tertentu. Selain itu, pembaca harus menguasai tiga baik kode bahasa, kode sastranya maupun kode budaya yang khas (Teeuw, 1991: 15). Dengan demikian, untuk memaknai puisi harus menguasai konvensi bahasa dan konversi sastra serta merupakan tugas seorang pembaca puisi (Pradopo, 1997:107). Menurut Riffaterre, puisi merupakan salah satu karya sastra tidak selalu bermakna seperti yang ditampilkan, tetapi ada makna yang lain di baliknya. Puisi merupakan ekspresi tidak langsung, tetapi mengungkapkan sesuatu dan berarti lain yang diakibatkan adanya tiga hal yaitu displacing, distorting, dan creating of the meaning (Riffaterre, 1978:2). Dengan kata lain, untuk memaknai sebuah karya sastra tidak terlepas dari sistem konvensi bahasa dan artinya, melainkan puisi mempunyai konvensi sendiri (konvensi sastra) di samping konvensi bahasa. Sementara itu, Lirik Lagu merupakan ekspresi seseorang tentang suatu hal yang sudah dilihat, didengar maupun dialaminya. Dalam mengekspresikan pengalamannya, penyair atau pencipta Lagu melakukan permainan kata-kata dan bahasa untuk menciptakan daya tarik dan kekhasan terhadap lirik atau syairnya 2

3 yang menjadikan sebuah karya seni populer yang bukan hanya menghibur, namun dapat menyentuh hati dan perasaan para pencinta lagu Kpop, terutama orang Asia khususnya di Indonesia. Dalam KBBI (2004:609), puisi dinyatakan sebagai ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait, sedangkan lirikadalahsajak pendek dalam bentuk nyanyian atau cocok untuk dinyanyikan yang isinya melukiskan perasaan dan lagu adalah ragam suara yang berirama (bercakap, bernyanyi, membaca, dan sebagainya) (KBBI, 2008: 855, 933). Dalam puisi timbulnya irama karena perulangan bunyi berturut-turut dan variasi atau rima. Dengan demikian, rima adalah salah satu unsur pembentuk irama dan menyelidiki irama dalam puisi agak sulit dan tidak jelas seperti pada musik, disebabkan kata-kata yang jumlah suku kata serta tidak pasti (Pradopo, 2010: 42). Hal ini menyebabkan aliran perasaan ataupun pikiran tidak terputus dan terkonsentrasi sehingga menimbulkan adanya bayangan angan yang jelas dan hidup, pesona atau daya magis hingga melibatkan para pembaca atau pendengar ke dalam extase (bersatu diri dengan objeknya) dan berkontemplasi hingga sajak itu dan apa yang dikemukakan meresap dalam hati, jiwa si pembaca atau pendengar. Menurut Kusbini (dalam Pradopo, 2010: 46) melodi merupakan paduan susunan deret suara yang teratur dan berirama. Melodi itu timbul karena pergantian kata-kata dan tinggi rendah bunyi yang berturut-turut semakin kuat melodi nyanyian kian liris sajak itu. Dengan kata lain, bahwa lirik lagu bila dipisahkan dari unsur-unsur musiknya (melodi), maka lirik lagu dapat disebut puisi dan memiliki ciri-ciri yang sama karena bahasa pada lirik lagu sama seperti 3

4 puisi yang dibuat sebagai sarana estetika untuk memberikan tenaga ekspresif serta emotif dalam mengungkapkan gambaran suasana batin seorang pengarang. Permainan bahasa ini dapat berupa permainan vokal, gaya bahasa maupun penyimpangan makna kata dan diperkuat dengan penggunaan melodi dan notasi musik yang disesuaikan dengan lirik lagunya sehingga pendengar semakin terbawa dengan apa yang dipikirkan pengarangnya (Awe, 2003, p.51). Definisi lirik atau syair Lagu dapat dianggap sebagai puisi begitu pula sebaliknya. Hal serupa juga dikatakan oleh Jan van Luxemburg (1989) yaitu definisi mengenai teks-teks puisi tidak hanya mencakup jenis-jenis sastra melainkan juga ungkapan yang bersifat pepatah, pesan iklan, semboyan-semboyan politik, syairsyair lagu pop dan doa-doa. Bila, definisi lirik lagu dianggap sama dengan puisi, maka harus diketahui apa yang dimaksud dengan puisi. Puisi menurut Rachmat Djoko Pradopo (1990) merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting dan digubah dalam wujud yang berkesan. Lagu yang terbentuk dari hubungan antara unsur musik dengan unsur syair atau lirik lagu merupakan salah satu bentuk komunikasi massa. Pada kondisi ini, lagu sekaligus merupakan media penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dalam jumlah yang besar melalui media massa. Pesan dapat memiliki berbagai macam bentuk, baik lisan maupun tulisan. Lirik lagu memiliki bentuk pesan berupa tulisan kata-kata dan kalimat yang dapat digunakan untukmenciptakan suasana dan gambaran imajinasi tertentu kepada pendengarnya sehingga dapat pula menciptakan maknamakna yang beragam. Dalam fungsinya sebagai media komunikasi, lagu juga sering digunakan sebagai sarana untuk mengajak bersimpati tentang realitas yang 4

5 sedang terjadi maupun atas cerita-cerita imajinatif. Dengan demikian lagu juga dapat digunakan untuk bebagai tujuan, misalnya menyatukan perbedaan, pengobar semangat seperti pada masa perjuangan, bahkan lagu dapat digunakan untuk memprovokasi atau sarana propaganda untuk mendapatkan dukungan serta mempermainkan emosi dan perasaan seseorang dengan tujuan menanamkan sikap atau nilai yang kemudian dapat dirasakan orang sebagai hal yang wajar, benar dan tepat. Propaganda melalui maupun tidak melalui lirik lagu tetap memiliki efek yang kompleks. /pengertian-lirik-lagu.html Untuk memahami dan memaknai lirik lagu adalah berusaha mengetahui dan menemukan makna pada lirik lagu berarti berusaha memahami pesan yang disampaikan penyair melalui gaya kebahasaannya dan gaya bahasa dalam puisi (lirik lagu) merupakan wujud kekayaan bahasa seorang penyair dalam memperoleh efek-efek tertentu. Pada dasarnya puisi/lirik merupakan sebuah struktur yang bermakna dan didalamnya terdapat konvensi bahasa. Konvensi bahasa dalam puisi meliputi diksi berupa lambang, simbol, dan struktur sintaksisnya. Di dalam kata-kata puisi/lirik, keberadaan simbol dan lambang diperlukan permaknaan yang lebih lanjut karena pengarang sering menggunakan bahasa kiasan untuk menyatakan suatu hal dengan pengertian yang lain. Oleh karena itu, untuk dapat mengungkapkan nuansa konkretisasi pengalamannya, pengarang lirik lagu memunculkan kata-kata yang penuh dengan kiasan dan berupaya menciptakan daya ekspresi tertentu dengan melakukan manipulasi bahasa yang berupa permainan vokal, gaya bahasa, dan penyimpangan makna kata. Lirik lagu 5

6 tersebut berciri puitis karena penggunaan kata-kata yang khas dan unsur-unsur sastra yang membuat lirik lagu terdengar seperti sebuah syair dan suasananya syarat dengan kepuitisan yang merupakan bagian dari linguistik berdasarkan konvensi sastra dalam hubungannya dengan konvensi bahasa yang lainnya. Ada beberapa lagu Korea sebagai Ost Sountrack dalam serial film drama Korea yang pernah ditayangkan di televisi swasta Indonesia dengan penggunaan background musik (soundtrack lagu) yang mendukung, yaitu Boys Before Flowers, Becoming a Billioner, Coffee Prince, Endless Love, Full House, He s Beautiful, Hello Miss, Hotelier, Let s Go to School, Love in Paris, Princess Hours, Romance, Sad Love Song, Sassy Girl chun hyang, Style, Summer Scent, Winter Sonata, Wedding, Wonderful Life, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, lirik lagu OST serial drama Sassy Girl Chun Hyang yang dijadikan subjek penelitian. Sassy Girl Chun Hyang (SGCH) merupakan film drama yang bergenre komedi romantis asal Korea Selatan dan sukses menyatukan plot drama komedi dengan adegan yang menyentuh dan diiringi soundtrack lagu yang mendukung serta menjadikan karya seni populer yang bukan hanya menghibur, namun dapat menyentuh hati dan perasaan para pencinta film Korea di Indonesia. Berdasarkan penjelasan di atas, lirik lagu Ost Sassy Girl Chun Hyang menarik untuk diteliti dan sampai saat ini belum ada yang meneliti dalam pemaknaan lirik lagu Ost Sassy Girl Chun Hyang dari segi kajian semiotika Riffaterre. 1.2 Rumusan Masalah 6

7 Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka permasalahan yang hendak dibahas dalam penelitian ini adalah makna puisi korea dalam lirik lagu Ost Sassy Girl Chun Hyang. Bagaimana tanda-tanda atau simbol-simbol tersebut berperan dalam pemaknaan puisi korea pada lirik lagu Ost Sassy Girl Chun Hyang berdasarkan pembacaan heuristik, pemaknaan hermeneutik, pencarian matriks, model, dan varian-varian serta hipogram untuk mendapatkan makna secara penuh. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis makna puisi berdasarkan kajian semiotik Riffatterre dan menganalisis hasil makna lirik lagu Korea pada dua lirik lagu Ost Sassy Girl Chun Hyang, yaitu haengbokkhagil barae..( 행복하길바래..) dan saranghaeyo ( 사랑해요 ) berdasarkan pembacaan heuristik, hermeneutik, pencarian matriks, model, varian, dan hipogram. 1.4 Manfaat Penelitian Terdapat dua manfaat dari penelitian, yaitu: 1. Manfaat teoretis: untuk memperluas ilmu pengetahuan dalam bidang kesusastraan Korea berdasarkan kajian semiotik Riffatterre melalui dua lirik lagu Ost Sassy Girl Chung Hyang. 2. Manfaat praktis: penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi para peminat bahasa Korea untuk melakukan penelitian terhadap puisi 7

8 Korea dengan pendekatan yang lainnya sehingga tercipta penelitian mengenai puisi Korea yang semakin beragam. 1.5 Tinjauan Pustaka Ada beberapa penelitian mengenai puisi Korea yang telah dilakukan sebelumnya. Salah satunya yang ditulis Marlina Anjarsari (2011) pernah melakukan penelitian tentang lagu nasional Korea yang terkenal, yaitu Arirang. Penelitian ini membandingkan dua jenis lagu arirang yang dianalisis dengan menggunakan kajian semiotika Riffaterre, yaitu pembacaan heuristik, hermeneutik, pencarianmatriks, model, varian, danhipogram dalam mencari makna dua jenis lagu arirang dan membandingkannya. Penelitian lain yang menggunakan puisi sebagai objek penelitiannya adalah Febriani Elfida Trihtarani (2013) yang pernah melakukan penelitian mengenai Sajak-Sajak Kim Sowol, yaitu Signifikansi Sajak jindallaekut, haegasanmaru-e jeomuereo-do, dan motsitjeo ( 진달래꽃, 해가산마루에저물어도, dan 못잊어 ) Karya Kim Sowol dengan menggunakan kajian semiotika Riffaterre, yaitu pembacaan heuristik, hermeneutik, pencarian matriks, model, varian, dan hipogram dalam mencari makna yang terkandung di dalamnya. Suwarsi (2013) pernah melakukan penelitian yang berjudul Relasi makna Antar lirik-lirik lagu Dalam Album Anniversary 20th You Are So Beautiful Karya Shing Seun Hoon, Analisis Semiotika Riffaterre. Dalam penelitian ini menjelaskan mengenai keterkaitan antara album Karya Shin Seun Hoon yang satu dengan yang lainnya menggunakan analisis semiotika Riffaterre dan memperoleh 8

9 hasil kesimpulan bahwa bahwa kumpulan lirik-lirik lagu karya Shin Seun Hoon memiliki tema besar, yaitu seseorang yang teringat akan kekasihnya, perpisahan, dan kehilangan yang menggambarkan rangkaian kehidupan perjalanan asmara seseorang yang semakin larut dalam kesedihan dengan hilangnya pujaan hatinya. Andani (2013), pernah melakukan penelitian terhadap tiga puisi yang judulnya mengandung unsur-unsur kkut ( 꽃 ) atau bunga karya Seong Jang Seob, kajian semiotika Riffatterre yang menghasilkan kesimpulan bahwa unsur alam bunga menggambarkan perempuan, cinta, dan hal-hal yang dapat mewakili perasaan melalui bunga. Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian tentang puisi terutama lirik lagu Korea masih belum banyak dilakukan dan Penelitian ini akan mencari hasil pemaknaan puisi dari 2 sampel lirik lagu Ost Sassy Girl Chun Hyang dengan menggunakan kajian semiotika Riffaterre untuk mengungkap makna yang terkandung dalam puisi pada lirik lagu Ost Sassy Girl Chun Hyang yang dipilih, yaitu haengbokkhagil barae..( 행복하길바래..) dan saranghaeyo ( 사랑해요 ) berdasarkan tanda-tanda atau simbol-simbol yang ada didalamnya meliputi aspekaspek ketidaklangsungan ekspresi, pembacaan heuristik dan hermeneutik, matriks, model dan varian-varian serta hipogram secara penuh. 1.6 Landasan Teori Dalam penelitian ini, menggunakan teori kajian semiotika Riffaterre sebagai kerangka dasarnya untuk memahami pemaknaan dalam puisi pada lirik lagu Ost Sassy Girl Chun Hyang, yaitu haengbokkhagil barae.. ( 행복하길바래..) 9

10 dan saranghaeyo ( 사랑해요 ) berdasarkan tanda-tanda atau simbol-simbol yang ada didalamnya. Michael Riffaterre merupakan salah satu ahli semiotika yang menggunakan istilah-istilah pinjaman dari linguistik dan menerapkan konsep semiotika pada puisi. Poetry expresses concepts and things by indirection. To put it simply, a poem says one thing and means another.inderection is produced by displacing, distorting, or creating meaning. Displacing, when the sign shifts from one meaning to another, when one word stand for another, as happens with metaphor and metonymy. Distorting, when textual space serves as a principle of organization for making signs out of linguistic items that may not be meaningful otherwise (for instance, symmetry, rhyme, or semantic equivalences between positional homologues a stanza). Among these three kinds of indirection signs,one factor recurs: all of them threaten the literary representation of reality, or mimesis or it may be distorted by a deviant grammar or lexicon (for instance, contradictory details), which i shall call ungrammaticality, else it may be cancelled altogether (for instance, nonsense)(riffaterre, 1978: 2). (Riffaterre, 1978:2), mengemukakan bahwa ada tiga hal terjadinya ketidaklangsungan ekspresi puisi, yaitu penggantian arti terjadi suatu tanda bergeser dari makna yang satu ke makna yang lain atau "berdiri untuk" sesuatu makna yang lain, seperti yang terjadi pada metafora dan metonimi;penyimpangan arti terjadi bila dalam sajak/puisi terdapat kontradiksi, ambiguitas, dan nonsense; penciptaan arti terjadi bila ruang (kosong) tekstual berfungsi sebagai suatu prinsip pengorganisasian untuk membuat tanda-tanda diluar faktor ketatabahasaan yang secara linguistik mungkin tidak bermaknaseperti simetri, sajak, atau ekuivalensiekuivalensi makna (semantik) antara persamaan homolog atau posisi bait kemudian ketidaklangsungan ekspresi puisi diaplikasikan kedalam pembacaan hermeneutik (Riffaterre, 1978: 2). 10

11 from abstract to figurations sign is expansion has another far-reaching effect upon poetic discourse, it transforms the more abstract language forms, especially gramatical connective into images.signs indicating the function the gramatical relationship between full-hedgedsememes. all these abstract in that they refer directly to structures and are context-free thus are convention like all sign but are more conspicuously arbitrary. these abstract words need show no connection between their physicalphonetic and graphemic-shape and their meaning.it substitutes for the symbols icons or ideograms that seem to explain or legitimate the relationships they symbolize by rewriting them in the code of the words linked by these relationships (Riffaterre, 1978: 53-54). Dari simbol abstrak ke simbol kiasan adalah sebuah ekspansi yang memiliki efek lain jauh pada wacana puitis, melainkan mengubah bentuk bahasa yang lebih abstrak terutama keterikatan gramatikal ke dalam gambar. tanda-tanda yang menunjukkan fungsi hubungan antara gramatikal penuh dengan nilai sememes yang tersembunyi. simbol abstrak dalam puisi yang merujuk secara langsung kepada struktur/konteks bebas sehingga konvensi tanda/simbol yang secara menyeluruh lebih mencolok pada sewenang-wenang. kata-kata dalam simbolabstrakperlu atau tidak adanya yang menunjukkan hubungan antarafisikfonetik dan bentuk-grafemis dalam penciptaan arti. Dalam penciptaan arti, pengganti ikon simbol atau "ideogram" yang tampaknya untuk menjelaskan atau sah hubungan fisik-fonetik dan bentuk-grafemis yang melambangkan kode dengan menulis kembali kata-kata yang terkait dengan hubungan ini (Riffaterre, 1978:53-54). Dengan demikian, simbol abstrak ke simbol kiasan dalam penciptaan arti terdapat pengganti ikon simbol (private symbol)atau simbol khusus pada 11

12 puisi/lirik lagu dengan memunculkan kata-kata yang unik, kreatif, penuh dengan kiasan sebagai akibat dari pengalaman pengarang dalam berinteraksi dengan lingkungannya dengan menunjukan suatu yang bersifat abstrak namun bisa dirasakan sehingga mampu menciptakan makna tambahan yang berlaku tidak secara umum dan dapat menimbulkan imajinasi bagi pembaca. This first, heuristic reading is also where the interpretation takes place, since it is during this reading that meaning is apprehended. The reader s input is his linguistic competence, which includes an assumption that language is referential. It is also includes the reader s ability to perceive incompatibilities between words, to recognize that a word or phrase does not make literal sense, that it makes sense only if he performs semantic transfer. The reader input occurs only because the text is ungrammatical (Riffaterre, 1978:5). Riffaterre (1978: 5), Pembacaan heuristik merupakan tahap pertama dalam menginterpretasikan pemaknaan puisi yang bergerak dari awal hingga akhir teks dengan mengutamakan peranan kemampuan pembaca untuk mengartikan setiap satuan linguistik yang digunakan baik berupa fakta, frase, maupun kalimat berdasarkan konvensi bahasa atau hanya terbatas arti bahasa yang berlaku. The second stage is that of retroactive reading. This is the time for a second interpretation, for the truly hermeneutic reading. The reader remembers what he has just read and modifies his understanding of it in the light of what he is now decoding. The maximal effect of retroactive reading, the climax of its function as generator of significance, naturally comes at the end of the poem(riffaterre, 1978:4). Riffaterre (1978:4),mengemukakan bahwa setelah dilakukan pembacaan heuristik kemudian dilanjutkan pembacaam hermeneutik, dimana pembaca harus benar-benar membaca teks sastra yang dilakukan pembacaan ulang terhadap puisi 12

13 secara menyeluruh dan memodifikasi ulang atas pemahaman mengenai apa yang ia dapat dari pembacaan sebelumnya (pembacaan heuristik) yang terpencar-pencar. dalam hal ini, terjadi pembongkaran sastra secara alami (struktural) menurut asas makna puisi (significance-nya) berdasarkan konvensi sastra. The poem results from the transformation of the matrix, a minimal and literal sentence, into a longer, complex, and nonliteral periphrasis. The matrix is hypothetical, being only the grammatical and lexical actualization of a structure. The matrix may be epitomized in one word and will not appear in the text. It is always actualized in successive variants; the form of these variants is governed by the first actualization which is the model (Riffaterre, 1978:19). Riffaterre (1978:19), Matriks bersifat hipotetikal yang hanya diaktualisasikan dari struktur tata bahasa dan leksikal dari sebuah struktur. Matriks dapat dicontohkan dalam satu kata atau frase yang tidak akan tampil dalam teks. diaktualisasikan dalam varian berturut-turut dan bentuk varian ini diatur oleh aktualisasi pertama yang disebut model. Model dapat berupa kata atau kalimat tertentu dengan sifatnya yang puitis yang kemudian diaktualisasikan ke dalam varian-varian. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa matriks, model, dan varian merupakan satu struktur yang sama. The text as locus of significance is generated by conversion and expansion. Conversion and expansion both establish equivalences between a word and a sequence of words: that is, between a lexeme and a syntagm. Expansion establishes this equivalence by transforming one sign into several. Conversion lays down the equivalence by transforming several signs into one collective sign, that is, by endowing the components of a sequence with the same characteristic features. Conversion particularly affects sequences generated by expansion (Riffaterre, 1978:47). 13

14 Riffaterre (1978:47), mengungkapkan bahwa teks merupakan pusat makna dihasilkan dari konversi dan ekspansi yang membangun ekuivalensi antara kata dan urutan kata-kata antara leksem dan sintagma. Ekspansi menetapkan kesetaraan ini dengan mengubah satu tanda menjadi beberapa. Konversi meletakkan kesetaraan dengan mengubah beberapa tanda-tanda menjadi satu "kolektif" tanda, yaitu komponen berurutan dengan ciri-ciri yang sama terutama mempengaruhi urutan yang dihasilkan oleh ekspansi. Jadi, matriks dalam sebuah puisi dapat ditemukan melalui ekspansi, konversi, maupun gabungan dari keduanya. In either case the production of the poetic sign is determined by hypogrammatic derivation: a word or phrase is poeticized when it refers to a preexistent word group. thehypogram is already a system of signs comprising at least a predication, and it may be as large as a text. The hypogram may be potential, therefore observable in language, or actual, therefore observable in a previous text. The reader is forced to look elsewhere for a second, albeit simultaneous interpretation, and to read a pun into the word. The second interpretation is supplied by an intertext or by clichés and stereotypes(riffaterre, 1978:93-94). Riffaterre (1978:93-94), mengemukakan bahwa ada dua macam hipogram, yaitu hipogram potensial yang terdapat dalam teks secara implisit atau diabstraksikan dalam teks sebagai matriks yang ditemukan dalam bahasa seharihari, sedangkan hipogram aktual tampak pada teks sebelumnya dan tidak dapat diaktualisasikan dalam teks tetapi dilakukan dengan menjajarkan karya satu dengan karya yang lain merupakan suatu hubungan intertekstual untuk mencari unsur-unsurnya dan menemukan makna yang utuh. 14

15 Jadi, untuk menemukan makna puisi yang terkandung dalam puisi pada lirik lagu Ost Sassy Girl Chun Hyang, yaitu ( 행복하길바래..) haengbokkhagil barae.. dan ( 사랑해요 ) saranghaeyo berdasarkan dengan menggunakan kajian semiotika Riffaterre meliputi pembacaan heuristik, pemaknaan hermeneutik, matriks, model dan varian-varian serta hipogram secara penuh. 1.7 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian semiotika Riffaterre sebagai kerangka dasarnya untuk mengungkap makna yang terkandung dalam puisi korea pada lirik lagu Ost Sassy Girl Chun Hyang berdasarkan tandatanda atau simbol-simbol yang ada didalamnya secara penuh melalui beberapa tahap, sebagai berikut: Persiapan Penelitian Tahap pertama, yaitu pengumpulan data dengan mencari objek material dan objek formal penelitian. Objek formal diambil dari pergeseran bentuk dari kata di dalam bahasa Korea ke bahasa Indonesia, sedangkan objek material yang dianalisis, yaitu lirik lagu ost film serial drama komedi Sassy Girl Chun Hyang terdapat 5 lagu original soundtrack, yaitu haengbokkhagil barae..( 행복학일바래 ) saranghaeyo ( 사랑해요 ), jayurowa II ( 자유로와 II), mianhan-geoni mianhaeya haneun-geoni ( 미안한거니미안해야하는거니 ), dan goo sokkae su ( 고속애수 ). Oleh karena itu, dalam penelitian ini memilih dan mengambil dua lirik lagu, yaitu 15

16 haengbokkhagil barae.. ( 행복학일바래..) dan saranghaeyo ( 사랑해요 ) yang dijadikan objek penelitian dan dimungkinkan dapat dianalisis sesuai dengan kajian semiotika Riffaterre agar lebih fokus dalam melakukan analisis penelitian. Setelah objek penelitian ditentukan, selanjutnya adalah mengunduh objek bahan penelitian dan mencari teori-teori mengenai penerjemahan dan pergeseran bentuk dalam terjemahan serta mengatur rancangan penelitian yang mencakup mengapa penelitian tersebut dilakukan, apa masalah yang harus dipecahkan dalam penelitian tersebut, tujuan penelitian, dan lain sebagainya Pelaksanaan Penelitian Setelah tahap persiapan penelitian selesai dilakukan, hal selanjutnya yang dilakukan adalah menganalisis data, yaitu dua lirik lagu, yaitu haengbokkhagil barae.. ( 행복학일바래..) dan saranghaeyo ( 사랑해요 ) dengan menulis objek penelitian (teks) kembali kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan menggunakan kamus bahasa Korea-Indonesia dan Objek penelitian yang telah selesai diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan kamus bahasa Korea-Indonesia dan kemudian tahap analisis dimulai pada tahap ini dengan kajian semiotik Riffatterre. Metode analisis yang akan digunakan adalah semiotika Riffatterre melalui beberapa tahap. Aspek-aspek ketidaklangsungan puisi, yaitu penggantian arti, penyimpangan arti, dan penciptaan arti kemudian diaplikasikan pada pembacaan hermeneutik (Riffaterre, 1978:2). Pembacaan heuristik merupakan tahap pertama 16

17 dengan mengartikan teks berdasarkan konvensi bahasa (arti kamus) yang kemudian diaplikasikan pada pembacaan hermeunetik (Riffaterre, 1978:5). Pembacaan hermeneutik merupakan tahap kedua yang dilakukan dengan pembongkaran teks berdasarkan konvensi sastra untuk mencari makna yang terdapat dalam teks (Riffaterre, 1978:4).Matriks dapat dicontohkan dalam satu kata atau frase yang tidak akan tampil dalam teks namun dapat diaktualisasikan dalam varian berturut-turut dan bentuk varian ini diatur oleh aktualisasi pertama, yaitu model yang dapat berupa kata atau kalimat tertentu dengan sifatnya yang puitis, kemudian diaktualisasikan kedalam varian-varian (Riffaterre, 1978:19). Ada dua jenis hipogram, yaitu hipogram potensial yang terdapat dalam teks secara implisit dan hipogram aktual dilakukan dengan menjajarkan karya satu dengan karya yang lain merupakan suatu hubungan intertekstual untuk mencari unsurunsurnya dan menemukan makna pada lirik lagu Ost Sassy Girl Chun Hyang (Riffaterre, 1978:93-94) Pelaporan Penelitian Setelah dilakukan analisis data, tahap terakhir adalah menyusun penelitian tersebut ke dalam sebuah laporan. Kesimpulan yang berupa hasil dari analisis turut dicantumkan pada laporan penelitian. 1.8 Sistematika Penyajian Secara keseluruhan, sistematika penyajian hasil penelitian ini disajikan oleh penulis dalam bentuk 3 bab. Bab 1 berisi tentang pendahuluan yang meliputi latarbelakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, 17

18 landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penyajian yang berdasarkan Kajian semiotika Riffaterre terhadap puisi Korea pada lirik lagu Ost My Sassy Girl Chun Hyang. Bab II berisi tentang analisis data dan pembahasan lirik lagu Ost Sassy Girl Chun Hyang yang meliputi pembacaan heuristik, pemaknaan hermeneutik, pencarian matriks, model, varian-varian, dan hipogram dengan menggunakan Kajian Semiotika Riffatterre. Bab III berisi tentang penutup dan kesimpulan. 18

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Puisi merupakan bentuk karya sastra yang tersaji menggunakan kata-kata yang indah dan kaya bahasa yang penuh makna (Kosasih, 2008: 31). Keindahan puisi ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam

BAB I PENDAHULUAN. Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam arti, yaitu ragam sastra yang bahasanya terikat oleh rima atau pengulangan bunyi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk memahami karya sastra dibutuhkan analisis. Definisi karya sastra menurut KBBI (1989:76) adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media bahasa (Pradopo, 2010: 121). Bahasa merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media bahasa (Pradopo, 2010: 121). Bahasa merupakan media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan sebuah struktur yang bermakna. Hal ini disebabkan karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang menggunakan media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran manusia. Dalam musik terdapat lirik lagu dan alunan musik yang harmonis, dapat membawa seseorang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu. tahun Skripsi tersebut menggunakan semiotik Michael Riffatterre sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu. tahun Skripsi tersebut menggunakan semiotik Michael Riffatterre sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Studi Terdahulu Sebelumnya, ada beberapa penelitian yang memiliki tema yang sama. Pertama, Intertekstual Lirik-Lirik Lagu Karya Ahmad Dhani: Sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, diberi irama dengan bunyi yang padu, dan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, diberi irama dengan bunyi yang padu, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Puisi dalam Kamus Istilah Sastra (1984) adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Hal yang sama

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra

BAB I PENDAHULUAN  A. Bahasa Karya Sastra BAB I PENDAHULUAN Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan itu beraneka

Lebih terperinci

banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam

banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam 12 Telepon Genggam terdapat banyak gaya bahasa yang khas dan unik serta belum banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, mantra serta penyusunan larik dan

BAB I PENDAHULUAN. sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, mantra serta penyusunan larik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi menurut Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984) merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, mantra serta penyusunan larik dan bait. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Hal

BAB I PENDAHULUAN. bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum terdapat tiga genre sastra, yaitu puisi, prosa, dan drama. Puisi adalah pemadatan ide atau gagasan yang jika kadar kepadatannya diencerkan akan berwujud

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Karya sastra tidak lahir dari kekosongan budaya. Karya sastra ditulis oleh

BAB I PENGANTAR. Karya sastra tidak lahir dari kekosongan budaya. Karya sastra ditulis oleh BAB I PENGANTAR Karya sastra tidak lahir dari kekosongan budaya. Karya sastra ditulis oleh sastrawan yang terikat pada paham, pikiran, atau pandangan dunia masyarakat pada zamannya dan zaman sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara dapat dilihat. Kebudayaan tidak hanya dapat dilihat dari benda-benda

BAB I PENDAHULUAN. negara dapat dilihat. Kebudayaan tidak hanya dapat dilihat dari benda-benda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah salah satu warisan dari nenek moyang yang harus selalu dijaga dan dikembangkan. Melalui kebudayaan, perkembangan dari suatu negara dapat dilihat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Drama merupakan kisah utama yang memiliki konflik yang disusun untuk sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini drama bukan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti morfem, kata, kelompok kata, kalusa, kalimat. Satuan-satuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. seperti morfem, kata, kelompok kata, kalusa, kalimat. Satuan-satuan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi pada dasarnya tidak dapat ditafsirkan secara terpisah, karena dalam bahasa mempunyai satuan-satuan seperti morfem, kata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah salah satu hasil dari kebudayaan. Sastra merupakan kreasi manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra manusia bisa menuangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk karya sastra yang memiliki keindahan dalam bahasanya yaitu puisi. Waluyo (1991:3) mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang paling tua.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Puisi merupakan karya sastra tertua (Waluyo, 1987: 1). Waluyo juga

BAB I PENDAHULUAN. Puisi merupakan karya sastra tertua (Waluyo, 1987: 1). Waluyo juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Puisi merupakan karya sastra tertua (Waluyo, 1987: 1). Waluyo juga menambahkan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan maksud tertentu oleh seseorang kepada orang lain. Dengan kata lain, untuk berkomunikasi. Menurut Keraf

Lebih terperinci

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Pengertian dan Unsur-unsurnya Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga: puisi, prosa, dan drama. Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poesis, yang berarti membangun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gaya bahasa menimbulkan efek keindahan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Efek keindahan gaya bahasa berkaitan dengan selera pribadi pengarang dan kepekaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun artis, lagu ini mengandung makna yang sangat menarik untuk diteliti dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun artis, lagu ini mengandung makna yang sangat menarik untuk diteliti dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lagu magadir ( /مقادير maqādīr/ 'takdir') merupakan salah satu lagu favorit yang banyak dinyanyikan oleh umat islam baik dikalangan tua maupun remaja, kalangan biasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,

Lebih terperinci

PEMAKNAAN PUISI GADIS PEMINTA-MINTA KARYA TOTO SUDARTO BACHTIAR MELALUI PENDEKATAN SEMIOTIKA DAN INTERTEKSTUALITAS

PEMAKNAAN PUISI GADIS PEMINTA-MINTA KARYA TOTO SUDARTO BACHTIAR MELALUI PENDEKATAN SEMIOTIKA DAN INTERTEKSTUALITAS 73 PEMAKNAAN PUISI GADIS PEMINTA-MINTA KARYA TOTO SUDARTO BACHTIAR MELALUI PENDEKATAN SEMIOTIKA DAN INTERTEKSTUALITAS wardah_hanafiah@yahoo.com Abstract As homo semioticus, humans communicate to others

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum terdapat tiga genre sastra yaitu puisi, prosa, dan drama. Puisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum terdapat tiga genre sastra yaitu puisi, prosa, dan drama. Puisi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum terdapat tiga genre sastra yaitu puisi, prosa, dan drama. Puisi adalah pemadatan ide atau gagasan yang jika kadar kepadatannya diencerkan akan berwujud

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wida Kartika Ayu, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Wida Kartika Ayu, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Puisi sebagai suatu karya sastra pada dasarnya merupakan sarana ekspresi seseorang. Perwujudan ekspresi pengarang lewat puisi selanjutnya difasilitasi melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. katanya. Puisi pada dasarnya merupakan sarana ekspresi seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. katanya. Puisi pada dasarnya merupakan sarana ekspresi seseorang untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi sebagai salah satu jenis karya sastra memiliki nilai seni kesusastraan yang tinggi melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan katanya. Puisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puisi merupakan ungkapan perasaan yang dihayati oleh penyairnya ke dalam suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang terhadap

Lebih terperinci

Analysis of Song Lyric and Its Application in Language Style and Poetry Learning in Primary School

Analysis of Song Lyric and Its Application in Language Style and Poetry Learning in Primary School p-issn: 2477-3859 e-issn: 2477-3581 JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DASAR The Journal of Innovation in Elementary Education http://jipd.uhamka.ac.id/index.php/jipd Volume 1 Number 1 November 2015 9-14 Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa mempunyai peranan penting untuk berkomunikasi, baik komunikasi verbal maupun non verbal. Bahasa manusia mengkomunikasikan pengalaman, pikiran, perasaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yakni (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, (4) keterampilan menulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemunculan dan perkembangan bahasa merupakan tanda-tanda dari kemunculan

BAB I PENDAHULUAN. kemunculan dan perkembangan bahasa merupakan tanda-tanda dari kemunculan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Keberadaan manusia dalam proses perkembangan akal budinya tidak dapat lepas dari bahasa. Hal ini didasari atas kedudukan bahasa sebagai penunjang aktualisasi ide, gagasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Menurut Felicia (2001), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa. Hal ini ditegaskan oleh Wellek dan Werren, bahwa karya sastra dipandang sebagai suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan refleksi atau cerminan kondisi sosial masyarakat yang terjadi di dunia sehingga karya itu menggugah perasaan orang untuk berpikir tentang

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditulis oleh sastrawan terdahulu, namun dewasa ini penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditulis oleh sastrawan terdahulu, namun dewasa ini penggunaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Majas atau gaya bahasa salah satu cara untuk menyatakan sesuatu dengan maksud tertentu. Majas lebih sering digunakan didalam karya sastra walaupun tidak menutup kemungkinan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Untuk memperjelas dan memantapkan ruang lingkup permasalahan, sumber data, dan kerangka teoretis penelitian ini,

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan Bab 2 Landasan Teori Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian kali ini. Teori tersebut mencangkup teori semantik dan teori pengkajian puisi. Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide, maupun isi pikiran kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asal mula keberadaan lagu di negara Jepang diawali pada zaman Joodai

BAB I PENDAHULUAN. Asal mula keberadaan lagu di negara Jepang diawali pada zaman Joodai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asal mula keberadaan lagu di negara Jepang diawali pada zaman Joodai yaitu dengan munculnya kayo. Kayo lahir di Jepang dari kebudayaan bercocok tanam yang mana kegiatan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA Oleh: Ulin Niswah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Adi_Jaddati@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran danperasaan manusia dengan keindahan bahasa, keaslian gagasan, dan kedalaman pesan.genre sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari adanya Restorasi Meiji. Pada masa Meiji ini banyak dihasilkan karya

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari adanya Restorasi Meiji. Pada masa Meiji ini banyak dihasilkan karya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini menggunakan salah satu karya sastra yang berasal dari kesusastraan Jepang modern sebagai objeknya. Kesusastraan Jepang modern dimulai dari adanya

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah menulis puisi yang dilaksanakan di kelas VIII-D SMP Negeri 44 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 28 orang, yaitu

Lebih terperinci

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi yang diciptakan oleh sastrawan melalui kontemplasi dan suatu refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bila dibandingkan dengan negara-negara lain, sejarah Jepang bukanlah sejarah yang

BAB I PENDAHULUAN. Bila dibandingkan dengan negara-negara lain, sejarah Jepang bukanlah sejarah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah kesusastraan Jepang dalam bentuk tertulis sudah ada sejak abad ke-8. Bila dibandingkan dengan negara-negara lain, sejarah Jepang bukanlah sejarah yang singkat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya (Coleridge

BAB I PENDAHULUAN. memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya (Coleridge BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Puisi adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya (Coleridge dalam Pradopo,

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X

ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X Oleh: Supriyanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah salah satu sarana hiburan bagi masyarakat. Baik itu seni musik, seni rupa, seni tari maupun seni teater. Seiring dengan kemajuan zaman, seni juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia di atas dunia, dengan bahasa orang bisa bertukar pesan dan makna yang digunakan untuk berkomunikasi oleh

Lebih terperinci

ESAI KRITIK SUDAH LARUT SEKALI, CHAIRIL ANWAR: KAWANKU DAN AKU ANALISIS ESAI

ESAI KRITIK SUDAH LARUT SEKALI, CHAIRIL ANWAR: KAWANKU DAN AKU ANALISIS ESAI ESAI KRITIK SUDAH LARUT SEKALI, CHAIRIL ANWAR: KAWANKU DAN AKU ANALISIS ESAI Dalam kritik yang diberikan Teeew atas karya sastra SUDAH LARUT SEKALI : Kawanku dan Aku karya Chairil Anwar ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari semakin maju.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari semakin maju. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari seseorang kepada orang lain. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bentuk karya sastra mempunyai bahasa yang khas salah satunya yaitu puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan oleh penulisnya. Menulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. Hal ini disebabkan pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya bahasa dipahami sebagai alat komunikasi dalam kehidupan masyarakat. Manusia dalam hidup bermasyarakat saling menyampaikan pikiran dan perasaannya. Manusia

Lebih terperinci

DAFTAR ISI x. ABSTRAK.xii

DAFTAR ISI x. ABSTRAK.xii DAFTAR ISI HALAMAN HALAMAN JUDUL....i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.ii LEMBAR PENGESAHAN iii HALAMAN PENETAPAN UJIAN...iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN......vi KATA PENGANTAR...vii DAFTAR ISI x ABSTRAK.xii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurfathana Mazhud, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurfathana Mazhud, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemakaian bahasa yang khas dalam suatu karya sastra menjadi ciri tersendiri bagi seorang penulis dalam menyampaikan pesan dan maksud tertentu. Mereka dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa. Bahasa sebagai medium karya sastra. Bahasa sudah menjadi sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pop melayu adalah salah satu genre musik asal Indonesia. Genre musik

BAB I PENDAHULUAN. Pop melayu adalah salah satu genre musik asal Indonesia. Genre musik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lagu merupakan salah satu media yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia, diantaranya dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi antarindividu yang satu dengan yang lain maupun antar kelompok yang satu dengan yang lain. Interaksi

Lebih terperinci

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. PUISI bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh: diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata.

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Kumpulan kata mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan sastra memiliki hubungan yang erat. Kekuatan sastra berada pada kekuatan dan cara pengarang menggunakan bahasa. Melalui bahasa, seorang pengarang

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA Oleh: Supriyadi Wibowo Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra tadi harus dapat dikomunikasikan kepada orang lain, karena dapat saja

BAB I PENDAHULUAN. sastra tadi harus dapat dikomunikasikan kepada orang lain, karena dapat saja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah bentuk rekaman dengan bahasa yang akan disampaikan kepada orang lain. Sastra adalah komunikasi. Bentuk rekaman atau karya sastra tadi harus dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini, akan diuraikan mengenai latar belakang, masalah, tujuan, manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian. 1.1 Latar Belakang Bahasa berperan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan.hal tersebut berarti bahwa sebagian besar tindakan manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan.hal tersebut berarti bahwa sebagian besar tindakan manusia adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap hari manusia sebagai makhluk budaya terus menjalankan kebudayaan.hal tersebut berarti bahwa sebagian besar tindakan manusia adalah kebudayaan karena

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORETIS. menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu

BAB 2 LANDASAN TEORETIS. menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu BAB 2 LANDASAN TEORETIS 2.1. Puisi Pengertian puisi Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poites, yang berarti pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin dari kata poeta,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup diperhitungkan karya-karyanya dan dianggap sebagai pengarang produktif

Lebih terperinci

ANALISIS SEMIOTIKA RIFFATERRE DALAM PUISI DONGENG MARSINAH KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO

ANALISIS SEMIOTIKA RIFFATERRE DALAM PUISI DONGENG MARSINAH KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO ANALISIS SEMIOTIKA RIFFATERRE DALAM PUISI DONGENG MARSINAH KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO Ranti Maretna Huri 1, Yenni Hayati 2, M. Ismail Nst. 3 Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Apresiasi Puisi 1. Definisi Belajar Pengertian belajar menurut Dimyati dkk (2002 : 5), menyebutkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut sastra. Sastra menurut Fananie (2000:6), Literature is a fiction which is

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut sastra. Sastra menurut Fananie (2000:6), Literature is a fiction which is 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia memiliki kemampuan tertentu yang begitu istimewa. Manusia mampu beradaptasi untuk bertahan hidup karena Tuhan telah memberikan mereka otak. Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah salah satu kebudayaan dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah salah satu kebudayaan dalam kehidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah salah satu kebudayaan dalam kehidupan manusia. Karya sastra secara umum dibagi menjadi tiga jenis, yaitu puisi, prosa, dan drama. Puisi dibandingkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003:

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003: 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Lirik Lagu Sebagai Genre Sastra Lirik mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disaksikannya, gagasan hidup, hingga cita-cita. Pengungkapan tersebut harus

BAB I PENDAHULUAN. disaksikannya, gagasan hidup, hingga cita-cita. Pengungkapan tersebut harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seni adalah pengungkapan pengalaman dan merupakan hasil kreativitas manusia dalam menghayati dan memaknai kehidupan. Seorang seniman bermaksud menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan makna, untuk itu manusia disebut sebagai homo signifikan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan makna, untuk itu manusia disebut sebagai homo signifikan yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi didefinisikan oleh Tubbs dan Moss (Mulyana, 2014:65) adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan salah satu media yang digunakan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan salah satu media yang digunakan seseorang untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 1998:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2012:77) menyebutkan bahwa karya sastra dan karya seni merupakan fakta

BAB I PENDAHULUAN. 2012:77) menyebutkan bahwa karya sastra dan karya seni merupakan fakta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah objek manusiawi, fakta kemanusiaan, atau fakta kultural, sebab merupakan hasil ciptaan manusia. Karya sastra merupakan satuan yang dibangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu, sebagai makhluk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra sebagai salah satu unsur kesenian yang mengandalkan kreativitas pengarang melalui penggunaan bahasa sebagai media. Dalam hal ini, sastra menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berbahasa memudahkan seseorang berkomunikasi dengan orang lain, dalam bermasyarakat. Dasar yang sangat penting bagi seseorang untuk berkomunikasi adalah bahasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang-orang di sekitar. Suatu pesan yang disampaikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang-orang di sekitar. Suatu pesan yang disampaikan dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu medium komunikasi yang paling penting, yang digunakan sebagai sarana menyampaikan pesan, bertukar informasi dan berhubungan dengan orang-orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan.

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara tentang musik tidak akan pernah ada habisnya, karena musik begitu melekat, begitu dekat dengan kehidupan manusia. Musik telah ada sejak sebelum Masehi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia, yaitu berbahasa. Menurut Tarigan (1986:3), menulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Werren, 1993:14). Oleh karena itu Nurgiyantoro (2007:2), mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Werren, 1993:14). Oleh karena itu Nurgiyantoro (2007:2), mengatakan bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan karya imajinatif bermediumkan bahasa yang fungsi estetikanya dominan. Bahasa sastra sangat komunikatif, mengandung banyak arti tambahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pesan kepada orang-orang yang melakukan komunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pesan kepada orang-orang yang melakukan komunikasi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan kegiatan mutlak yang dilakukan seluruh umat manusia selama mereka masih hidup di dunia, karena manusia sebagai makhluk sosial perlu saling melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sehingga memberikan efek estetik di dalam karya sastra. berbahasa, demi pencapaian suatu efek estetika.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sehingga memberikan efek estetik di dalam karya sastra. berbahasa, demi pencapaian suatu efek estetika. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stilistika merupakan ilmu linguistik yang mengkaji tentang aspek gaya atau style di dalam karya sastra dengan menggunakan medium bahasa sebagai media telaahnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa Negara sangat strategis dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Sebagai salah satu pilar pendukung

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG David Maulana Muhammad*)1 Wahyudi Siswanto)*2 Email davidmuhammad7@gmail.com Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Secara umum karya sastra terbagi atas tiga jenis yaitu puisi, prosa dan drama. Menurut Kosasih (2012:1), ketiga jenis karya sastra tersebut dibedakan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh 5 BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh Media Pembelajaran Film Dokumenter terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk individu sekaligus makhluk sosial yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk individu sekaligus makhluk sosial yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk individu sekaligus makhluk sosial yang saling berinteraksi terhadap sesama. Manusia dalam berinteraksi tidak pernah lepas dari komunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses bersosialisasi tersebut. Komunikasi merupakan cara utama dalam menjalin

BAB I PENDAHULUAN. proses bersosialisasi tersebut. Komunikasi merupakan cara utama dalam menjalin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada hakikatnya manusia merupakan makhluk sosial yang secara naluriah membutuhkan orang lain dalam bergaul, mengekspresikan diri, mengungkapkan keinginan atau menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Oleh karena itu, puisi selalu diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Oleh karena itu, puisi selalu diciptakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi sebagai salah satu jenis karya sastra memiliki nilai seni kesusastraan yang tinggi, melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan katanya.

Lebih terperinci