PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG"

Transkripsi

1 EVALUASI UMUR SIMPAN SEASONING SECARA ORGANOLEPTIK DAN KIMIA PADA PRODUK MIE INSTAN DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan Oleh : Tjoa, Magdalena Elsa Saputro NIM : 14.I PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2017

2 i

3 KATA PENGANTAR Puji dan syukur Penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan anugerah, bimbingan serta penyertaan-nya kepada Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek dengan judul Evaluasi Umur Simpan Seasoning Secara Organoleptik dan Kimia Pada Produk Mie Instan Di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang. Penulisan laporan ini bertujuan untuk menjadi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang. Selama mengikuti Kerja Praktek di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang, Penulis mendapatkan banyak pengalaman, ilmu dan pengetahuan, serta kemampuan dan keterampilan dalam pengawasan mutu produk mie instan mulai dari bahan baku hingga produk akhir. Dalam usaha penulisan laporan kerja praktek ini Penulis tidak terlepas dari berbagai hambatan dan kesulitan. Tetapi, berkat dukungan, semangat dan bimbingan dari berbagai pihak, maka Penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Maka dari itu, pada kesempatan ini, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dr. V. Kristina Ananingsih, ST, MSc. Selaku dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada Penulis untuk melakukan Kerja Praktek di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang. 2. Ibu Dr. A. Rika Pratiwi, MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan Penulis dalam penulisan Laporan Kerja Praktek ini. 3. Bapak Albertus Adrian Sutanto ST., MT., MSc selaku Koordinator Kerja Praktek Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah membantu proses penyusunan laporan dan pelaksanaan ujian Kerja Praktek. 4. Bapak Adi Wiratno selaku HRD PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang yang telah memberikan ijin dan bimbingan kepada Penulis sehingga dapat melaksanakan Kerja Praktek di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang. ii

4 5. Bapak Despan Rajagukguk selaku Branch Process Development and Quality Control Manager PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang yang telah membantu dan memberikan arahan kepada Penulis dalam penulisan laporan Kerja Praktek. 6. Ibu Kartikarini DP selaku Process Development and Quality Control Supervisor PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama melakukan Kerja Praktek. 7. Bapak Akhmad Irdiana selaku Quality Control Raw Material Supervisor PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama melakukan Kerja Praktek. 8. Bapak Bangun Widiyanto selaku Quality Control Raw Material Section Supervisor PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang yang telah memberikan bimbngan, arahan dan ilmu pengetahuan kepada Penulis selama kerja praktek. 9. Bapak Amal selaku Quality Control Shelf Life yang telah memberikan informasi dan membantu Penulis dalam pengambilan data untuk penulisan laporan kerja praktek ini. 10. Bapak Boshido, Bapak Aris, Bapak Marno, Bapak Usman dan Bapak Rochmad selaku Quality Control Analyst di Laboratorium PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang yang telah memberikan pengetahuan, pengalaman dan telah memberikan kesempatan kepada Penulis untuk menganalisa sampel dan pengambilan data untuk keperluan pembuatan laporan kerja praktek Penulis. 11. Bapak Marno, Bapak Widi, Ibu Ambar dan Bapak Dharu selaku Quality Control Raw Material Field bahan baku, pengemasan, seasoning dan finish good PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang yang telah memberikan informasi dan pengetahuan mengenai pengawasan mutu dari bahan baku sampai menjadi produk akhir kepada penulis selama kerja praktek. 12. Bapak Ardito selaku Quality Control Proses Produksi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang yang telah memberikan informasi iii

5 dan pengetahuan mengenai pengawasan mutu pada proses produksi kepada penulis selama kerja praktek. 13. Segenap keluarga QC PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang yang telah banyak memberikan bimbingan, informasidan pengalaman kepada Penulis selama kerja praktek. 14. Staff TU Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata yang telah membantu proses administrasi penulis dari awal Kerja Praktek hingga akhir Kerja Praktek. 15. Keluarga Penulis yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada Penulis selama Kerja Praktek dan pembuatan laporan Kerja Praktek. 16. Oei, Shinta S., Theresia Dwi H. dan Nandya Putriani selaku teman seperjuangan yang bersama sama melakukan Kerja Praktek pada periode Februari 2017 yang telah memberikan dukungan dan semangat serta kerja sama selama Kerja Praktek. 17. Teman teman PKL dari UII dan SMK Boja yang telah berbagi informasi kepada Penulis selama Kerja Praktek. 18. Dan semua pihak yang telah membantu Penulis dalam Kerja Praktek maupun dalam penulisan laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu. Dalam penulisan laporan ini, Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna karena masih ada banyak kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun atas laporan Kerja Praktek ini. Penulis berharap supaya laporan ini dapat bermanfaat dan memberikan informasi pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan terutama bagi mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Semarang, 1 Maret 2017 Penulis iv

6 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... ii v vi vii 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Metode dan Kegiatan Kerja Praktek PROFIL PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan Struktur Organisasi Ketenagakerjaan Visi, Misi dan Nilai Perusahaan Logo Perusahaan Jenis Produk Kode Produksi PROSES PRODUKSI Bahan Baku dan Pengemas Proses Produksi PENGAWASAN MUTU EVALUASI UMUR SIMPAN SEASONING SECARA ORGANOLEPTIK DAN KIMIA Uji Organoleptik Pengemas Seasoning Evaluasi Umur Simpan Seasoning Secara Organoleptik Evaluasi Umur Simpan Seasoning Secara Kimia KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA v

7 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Logo PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang... 8 Gambar 2. Produk Indomie Gambar 3. Produk Supermi Gambar 4. Produk Sarimi Gambar 5. Produk Mie Sakura Gambar 6. Produk Pop Bihun Gambar 7. Produk Pop Mie Gambar 8. Produk Sarimi Gelas Gambar 9. Produk Mie Telur Cap 3 Ayam Gambar 10. Kode Produksi pada kemasan etiket Indomie Mie Goreng Gambar 11. Kode produksi pada kemasan karton Pop Mie Gambar 12. Diagram Alir Proses Produksi vi

8 DAFTAR TABEL Tabel 1. Kriteria Penilaian Bumbu Tabel 2. Kriteria Penilaian Solid Inggredient Tabel 3. Kriteria Penilaian Minyak Bumbu Tabel 4. Kriteria Penilaian Sambal Tabel 5. Kriteria Penilaian Bawang Goreng Tabel 6. Kriteria Penilaian Kecap Tabel 7. Kriteria Penilaian Chilli Powder Tabel 8. Kriteria Penilaian Solid Inggredient Kriuk Tabel 9. Kriteria Penilaian Saus Tabel 10. Kriteria Penilaian Minyak dan Kecap Tabel 11. Hasil Uji Organoleptik Seasoning Indomie Mie Goreng Umur 1 Bulan dan 8 Bulan Tabel 12. Kadar Air Bumbu, Kecap, Sambal dan Bawang Goreng Tabel 13. Kadar Air Bumbu, Kecap, Sambal, Bawang Goreng Indomie Mie Goreng Umur 1 Bulan Tabel 14. Kadar Air Bumbu, Kecap, Sambal, Bawang Goreng Indomie Mie Goreng Umur 8 Bulan Tabel 15. Hasil % FFA Indomie Mie Goreng Umur 1 Bulan dan 8 Bulan Tabel 16. Hasil % FFA Indomie Mie Goreng Umur 1 Bulan dan 8 Bulan vii

9 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pangan yang Penulis pilih untuk melakukan Kerja Praktek adalah PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang. Penulis memilih PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang sebagai tempat Kerja Praktek karena, perusahaan ini telah menghasilkan berbagai macam produk mie instan dengan berbagai varian rasa dan telah dipercaya sebagai perusahaan yang memiliki pengawasan mutu produk pangan yang baik. Perusahaan ini juga telah tersertifikasi ISO dan SNI serta telah terjamin mutu dan kehalalan produk nya. Pada Kerja Praktek ini, Penulis berfokus dalam bidang pengawasan mutu secara organoleptik dan kimia dari seasoning yang digunakan sebagai bumbu dalam mie instan karena bumbu merupakan salah satu faktor penting dalam penentuan mutu dan kualitas dari produk mie instan. Seasoning memiliki sifat higroskopis yang sangat mudah menyerap air sehingga mutu dari seasoning harus diperhatikan karena sangat dibutuhkan untuk meningkatkan penerimaan konsumen terhadap mie instan. Selain itu umur simpan dari seasoning juga perlu diperhatikan kerena semakin lama penyimpanan akan semakin rendah kualitas dari seasoning. Oleh karena itu, Penulis memilih untuk berfokus pada seasoning Tujuan Tujuan dari Kerja Praktek ini adalah untuk mempelajari mempelajari evaluasi umur simpan dan pengawasan mutu seasoning secara organoleptik dan kimia dari seasoning produk mie instan Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penulis melakukan kerja praktek di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle yang bertempat di Jalan Tambak Aji II nomor 8, Ngaliyan, Semarang. Waktu pelaksanaan kerja praktek adalah selama 23 hari kerja, yaitu dimulai dari tanggal 1 Februari 2017 sampai dengan 28 Februari Jam kerja yang diberlakukan adalah 8 jam. Pada hari Senin sampai Jumat, kegiatan kerja dimulai pada pukul WIB 1

10 2 sampai dengan pukul WIB. Sedangkan pada hari Sabtu, kegiatan kerja dimulai dari pukul WIB sampai dengan WIB Metode dan Kegiatan Kerja Praktek Kegiatan Kerja Praktek dilakukan dengan metode pengamatan secara langsung dengan bimbingan dari pembimbing lapangan, melakukan wawancara dan diskusi dengan pembimbing lapangan dan studi pustaka dari berbagai sumber. Selama kegiatan Kerja Praktek, kegiatan yang dilakukan adalah : Orientasi pabrik : yaitu kegiatan pengenalan mengenai peraturan perusahaan dan juga hak dan kewajiban penulis selama mengikuti Kerja Praktek. Melakukan diskusi tentang pengaturan jadwal kegiatan selama Kerja Praktek Praktek Secara langsung didalam divisi Quality Control yang meliputi bahan baku (tepung dan minyak), pengemasan (etiket, karton dan cup), seasoning (bumbu, bawang goreng, minyak bumbu, saus sambal, cabai bubuk dan kecap), proses produksi, shelf life (mie dan seasoning) dan finish good. Diskusi dengan pembimbing pada setiap divisi quality control dan pembimbing lapangan mengenai pengawasan mutu dan studi pustaka. Melakukan pengamatan dan pengambilan data, kemudian dibandingkan dengan pustaka yang sesuai

11 2. PROFIL PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle mulai berdiri pada tanggal 27 April 1970 di Jakarta dengan nama PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd yang bergerak dibidang pengolahan makanan dan juga minuman. Kemudian pada tanggal 31 Oktober 1987 PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd cabang Semarang didirikan dan diresmikan oleh Menteri Perindustrian Ir. Hartanto dan Menteri Tenaga Kerja Soedomo. Pada tanggal 1 Maret 1994, PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd dan anak perusahaan yang berada di lingkup Indofood group bergabung menjadi sebuah perusahaan dengan nama PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk yang hanya terkhusus untuk bergerak dalam bidang pengolahan mie instan. Kemudian PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk berganti nama menjadi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk pada tanggal 1 Oktober PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle merupakan divisi yang terbesar di Indofood yang memiliki pabrik di 15 kota di Indonesia dan salah satunya adalah di Semarang. Pusat dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle adalah pabrik yang berlokasi di daerah Ancol, Jakarta. Cabang PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle selain di Semarang adalah Medan, Palembang, Lampung, Pekanbaru, Tangerang, Cibitung, Bandung, Surabaya, Pontianak, Banjarmasin, Makasar, Jambi dan Manado. Mie instan siap saji yang diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang didistribusikan ke wilayah DIY dan Jawa Tengah. Produk produk yang dihasilkan adalah Indomie, Supermi, Sarimi, Sakura, Nikimiku, Sarimi Gelas dan Pop Mie yang memiliki berbagai macam varian rasa. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang terletak di Jalan Tambak Aji II nomor 8, Kelurahan Tambak Aji, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang memiliki luas bangunan sekitar m 2 dengan luas tanah sekitar m 2. 3

12 4 Berdasarkan letak geografisnya, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang dibatasi oleh perusahaan lain yaitu : Batas Utara : PT. Lautan Luas Batas Selatan : PT. WOI Batas Timur : PT. Guna Mekar Industri Batas Barat : PT Apollo PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan bahan pangan berupa mie instan dari bahan baku sampai menjadi produk akhir. Kemudian Produk akhir ini akan didistribusikan ke pasar. Selain mie instan, beberapa kegiatan usaha yang dikelola oleh ICBP adalah produk dairy (susu kental manis, kremer, mentega), makanan ringan, penyedap makanan (bumbu instan, kecap, saus sambal, saus tomat), nutrisi dan makanan khusus (bubur sereal dan biskuit, cereal snack, minuman sereal) dan minuman (teh, kopi, minuman berkarbonasi, AMDK, jus buah) Struktur Organisasi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang dipimpin oleh Branch Manager. Branch Manager memiliki tugas untuk memimpin dan mengarahkan semua kegiatan yang terjadi di perusahaan untuk mencapai kinerja yang tinggi dalam menghasilkan produk produk yang memiliki kualitas yang tinggi dan memiliki jaminan mutu yang baik karena selalu terjaga kualitasnya. Branch Manager membawahi enam departemen, yaitu : Branch Human Resources Manager (BHRM) BHRM bertugs memimpin departemen Human Resources. Tugas dari BHRM adalah untuk merencanakan, mengkoordinir, mengarahkan dan mengendalikan semua kegiatan yang terkait dengan sumber daya manusia yang meliputi hubungan industrial, administrasi, kepegawaian dan pengupahan, jaminan sosial serta pelayanan umum untuk mendukung tercapainya sasaran perusahaan. Purchasing Officer

13 5 Purchasing Officer memimpin departemen Purchasing. Departemen Purchasing ini memiliki tugas untuk melakukan pengadaan barang barang yang diperlukan untuk setiap departemen. Factory Manager (FM) FM bertugas untuk memimpin departemen Manufacturing yang memiliki tugas untuk merencanakan, mengkoordinir, mengarahkan dan mengendalikan semua kegiatan manufacturing yang meliputi : a. Production Planning and Inventory Control (PPIC) PPIC dipimpin oleh PPIC Supervisor yang bertugas untuk merencanakan jadwal produksi berdasarkan Confirmed Weekly Order (CWO) yang telah diterima dan mengendalikan tingkat ketersediaan dari raw material dan finished goods sehingga standar buffer stock akan tetap terjaga. b. Teknik Teknik dipimpin oleh Teknik Supervisor yang bertugas untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengkoordinasi semua kegiatan yang terjadi pada bagian teknik, baik dalam perawatan maupun dalam perbaikan mesin sehingga operasional mesin produksi dan sarana penunjangnya dapat berjalan dengan lancar. c. Production Kegiatan manufacturing ini dipimpin oleh Production Supervisor yang membawahi tiga production shift supervisor yang memiliki tugas untuk merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan semua aktivitas produksi yang sesuai dengan standar standar yang telah ditetapkan dan juga menjaga kelancaran dari proses produksi dengan cara meminimalkan pemborosan raw material dan utilitas secara efektif dan efisien. d. Warehouse Warehouse dipimpin oleh Warehouse Supervisor. Tugas dari warehouse ini adalah untuk merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan semua kegiatan mengenai pergudangan sehingga tercapai jumlah yang akurat, utuh dan menjaga keamanan barang. Branch Process and Quality Control Manager (BPDQCM)

14 6 BPDQCM memimpin departemen PDQC. Tugas dari BPDQCM adalah untuk mengendalikan mutu dari Incoming Quality Control, Process Quality Control dan Outgoing Quality Control serta melakukan Market Audit. Finance & Accounting Manager (FAM) FAM dipimpin oleh departemen Finance & Accounting. Departemen ini memiliki tugas untuk merencanakan dan mengendalikan semua kegiatan yang berkaitan dengan keuangan dan juga menyajikan laporan serta analisis keuangan untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan. Area Sales & Promotion Manager (ASPM) ASPM memimpin departemen Marketing yang memiliki tugas untuk merencanakan dan juga mengkoordinasikan stategi kegiatan promosi dan penjualan terhadap semua produk yang dihasilkan oeh perusahaan Ketenagakerjaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang memiliki karyawan kurang lebih berjumlah 800 orang yang jumlahnya dapat berubah pada setiap bulannya karena berdasarkan turn over karyawan. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang memiliki 2 macam waktu kerja yaitu 5 hari kerja dalam seminggu dan 6 hari kerja dalam seminggu. Untuk pekerja kantor, pabrik ataupun bagian yang bekerja dengan dasar waktu bekerja 5 hari kerja dalam seminggu maka setiap harinya akan bekerja selama 8 jam. Jam kerja untuk pekerja kantor, pabrik ataupun bagian yang bekerja dengan dasar waktu bekerja 5 hari kerja adalah dimulai dari pukul WIB sampai dengan WIB dan dimulai dari hari Senin sampai Jumat. Untuk pekerja kantor, pabrik ataupun bagian yang bekerja dengan dasar waktu bekerja 6 hari kerja dalam seminggu maka akan bekerja selama 7 jam dalam sehari dan 40 jam seminggu yang dilakukan dalam dinas normal ataupun terdapat pergantian shift. Jam kerja untuk pekerja kantor, pabrik ataupun bagian yang bekerja dengan dasar waktu bekerja 6 hari kerja adalah dimulai dari pukul WIB sampai dengan WIB pada hari Senin sampai Jumat. Dan dari pukul WIB sampai pukul WIB pada hari Sabtu. Karyawan pada bagian produksi dan laboratorium memiliki jam kerja yang dibagi kedalam 3 shift yaitu shift pertama pukul WIB sampai WIB.

15 7 Shift kedua yaitu dari pukul WIB sampai WIB. Shift terakhir yaitu dimulai dari pukul WIB sampai WIB. Tetapi pada hari Sabtu hanya dibagi menjadi 2 shift yaitu mulai dari pukul WIB sampai pukul WIB untuk shift pertama dan pukul WIB sampai pukul WIB untuk shift kedua Visi, Misi dan Nilai Perusahaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang memiliki visi dan misi yang realistik, spesifik dan meyakinkan yang merupakan penggambaran citra, nilai, arah dan tujuan untuk masa depan perusahaan. Visi Perusahaan Visi dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang adalah menjadi Produsen barang barang konsumsi yang terkemuka. Misi Perusahaan Misi dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang adalah : Senantiasa melakukan inovasi, fokus pada kebutuhan pelanggan, menawarkan merek merek unggulan dengan kinerja yang tidak tertandingi. Menyediakan produk berkualitas yang merupakan pilihan pelanggan Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi dan teknologi Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan Meningkatkan stakeholders value secara berkesinambungan. Nilai Perusahaan Nilai Perusahaan dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang adalah : Dengan disiplin sebagai falsafah hidup; Kami menjalankan usaha Kami dengan menjunjung tinggi integritas; Kami menghargai seluruh pemangku kepentingan dan secara bersama sama membangun kesatuan untuk mencapai keunggulan dan inovasi yang berkelanjutan.

16 Logo Perusahaan Gambar 1. Logo PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang Logo dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang menggunakan dua warna dasar yaitu merah dan biru dengan pencitraan grafis huruf dan warna. Warna merah melambangkan semangat, sedangkan warna biru menggambarkan geografis Indonesia sebagai negara kepulauan Jenis Produk PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang tidak hanya memproduksi satu jenis produk mie instan. Beberapa produk yang diproduksi adalah mie instan dengan brand yang berbeda yaitu seperti Indomie, Supermi, Sarimi, Sakura, Pop Mie, Pop Bihun, Sarimi Gelas dan Mie Telur Cap 3 Ayam. Produksi mie instan dengan brand yang berbeda dikarenakan adanya target pasar yang berbeda berdasarkan segmen ekonomi. a. Indomie Produk Indomie yang pertamakali dikenalkan kepada konsumen adalah Indomie kuah rasa Kaldu Ayam yaitu pada tahun Kemudian pada tahun 1982 muncul varian rasa baru yaitu Indomie kuah rasa Kari Ayam dan pada 1983 baru lah muncul Indomie Mie Goreng. Produk Indomie selain mengandung protein yang cukup tinggi, juga mengandung vitamin seperti vitamin A, B1, B6, B12, asam folat dan juga zat besi. Varian rasa pada produk Indomie antara lain : Indomie Kuah : Indomie rasa Ayam Bawang, Kari Ayam, Ayam Spesial, Soto Mie, Soto Spesial dan lain lain.

17 9 Indomie Goreng : Indomie Goreng rasa Soto, Rendang, Ayam Bawang, Pedas, Iga Penyet, Cabe Ijo dan lain lain. Indomie Goreng Jumbo : Mie Goreng Jumbo dan Mie Goreng Jumbo rasa Ayam Panggang. Indomie Selera Nusantara : Mie Goreng Cakalang, Mie rasa Empal Gentong, Mie rasa Soto Banjar Limau Kulit, dan lain lain. Indomie Kriting : Mie Kristing Goreng rasa Ayam Panggang, Mie Kriting Goreng rasa Ayam Cabe Rawit, Mie Kriting Goreng rasa Spesial. Indomie Kuliner Indonesia : Mie Kuah rasa Soto Lamongan dan Mie Goreng rasa Dendeng Balado. Indomie Taste of Asia : Mie Goreng rasa Bulgogi ala Korea, Mie Kuah rasa Laksa ala Singapura Indomie My Noodlez : Rasa Seaweed, Salmon Teriyaki dan Pizza Cheese. Real Meat : Rasa Rendang dan Ayam Jamur Bite Me : Rasa Pizza Barbeque, Udang Tempura dan Seaweed. Gambar Produk Indomie dapat dilihat pada Gambar 2. \

18 10 Gambar 2. Produk Indomie Sumber : b. Supermi Pada tahun 1968, Supermi mulai diproduksi oleh Sudono Salim sebagai produk mie instan serbaguna. Produk Supermi serbaguna ini muncul sebelum adanya Indomie. Namun setelah muncul produk Indomie, Supermie muncul juga sebagai mie instan berbumbu. Kemudian pada tahun 1976 Supermi menambahkan varian rasa baru yaitu rasa Kaldu Ayam. Pada tahun 2008, Supermi muncul dengan varian rasa baru yaitu Supermi Go dengan tiga macam rasa yaitu GoBang, GoSo dan GoKar dan pada tahun 2013, Supermi meluncurkan varian rasa baru yaitu Supermi rasa Ayam Spesial. Selain itu ada pula varian rasa Supermi yang lain seperti Supermi rasa Opor Ayam. Gambar Produk Supermi dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Produk Supermi Sumber :

19 11 c. Sarimi Produk Sarimi pertama kali diproduksi pada tahun 1982 kemudian mengalami perubahan kemasan dan maskot pada tahun Sarimi memiliki banyak varian rasa, diantaranya yaitu : Sarimi isi 2 : Mi Goreng rasa Ayam Kecap, Soto, Kari Spesial, Ayam Kremes, Soto Koya Jeruk Nipis, Ayam Bawang dan Baso Sapi. Sarimi Kuah : Soto Koya Gurih, Soto Koya Jeruk Nipis, Soto Koya Pedas, Ayam Bawang, Baso Sapi, Kaldu Ayam, Sarimi Goreng : Sarimi Mi Goreng, Sarimi Mi Goreng rasa Ayam Sarimi Besaar : Ayam Bawang, Mi Goreng Spesial, Mi Goreng Spesial Ekstra Pedas dan Soto Mi. Gambar Produk Sarimi dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Produk Sarimi Sumber : d. Mie Sakura Varian rasa dari Mie Sakura adalah Mie Kuah rasa Soto Ayam, Baso Sapi, Ayam Bawang, Ayam Spesial, Sup Ayam, Ayam Kecap Pedas dan Kaldu Ayam. Selain mie kuah, Mie Sakura juga memiliki mie goreng yaitu Sakura Mie Goreng. Gambar Produk Mie Sakura dapat dilihat pada Gambar 5.

20 12 Gambar 5. Produk Mie Sakura Sumber : e. Pop Bihun Bahan baku bihun dari pembuatan Pop Bihun ini adalah beras. Pop Bihun dibedakan menjadi dua yaitu Pop Bihun Spesial dan Pop Bihun Reguler. Beberapa varian rasa dari Pop Bihun Spesial yaitu Pop Bihun Spesial rasa Kari Ayam Pedas, Pop Bihun Spesial rasa Soto Ayam, Pop Bihun Spesial rasa Ayam Bawang, Pop Bihun Spesial Goreng Spesial. Sedangkan varian rasa dari Pop Bihun Reguler yaitu Pop Bihun Reguler Bihun Goreng, Pop Bihun Reguler rasa Soto Ayam dan Pop Bihun Reguler rasa Ayam Bawang. Gambar Produk Pop Bihun dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Produk Pop Bihun Sumber :

21 13 f. Pop Mie Produk Pop Mie baru mulai diproduksi pada tahun 1987 dan merupakan jenis mie instant dalam bentuk cup. Pop mie terdapat da jenis yaitu Pop Mie Mini dan Pop Mie Reguler. Varian rasa dari Pop Mie Mini adalah Pop Mie Mini rasa Ayam Bawang, Baso Sapi dan Soto Mie. Sedangkan untuk Pop Mie Reguler terdapat Pop Mie kuah dan Pop Mie Goreng. Untuk Pop Mie kuah memiliki varian rasa yaitu : Ayam, Ayam Spesial, Ayam Bawang Spesial, Baso, Baso Spesial, Soto Ayam dan Kari Ayam. Varian rasa dari Pop Mie Goreng adalah Pop Mie Goreng Spesial, Pop Mie Goreng Pedas, Pop Mie Goreng rasa Sosis Spesial, Pop Mie Goreng rasa Sosis Bakar Pedas. Gambar Produk Pop Mie dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Produk Pop Mie Sumber : g. Sarimi Gelas Produk Sarimi Gelas produk mie instan berkuah yang hanya memiliki tiga varian rasa yaitu Sarimi Gelas rasa Ayam Bawang, Sarimi Gelas rasa Soto Ayam dan Sarimi Gelas rasa Baso Sapi. Gambar Produk Sarimi Gelas dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. Produk Sarimi Gelas Sumber :

22 14 h. Mie Telur Cap 3 Ayam Produk Mie Telur Cap 3 Ayam merupakan produk mie yang dapat dengan mudah diolah sebagai masakan utama. Jika dibandingkan dengan produk mie instan, produk ini lebih sehat karena dalam proses pengeringannya dilakukan dengan suhu tinggi sehingga kadar air yang terdapat dalam mie sangat rendah sehingga dapat menambah umur simpan karena dapat mencegah tumbuhnya mikroorganisme pembusuk. Mie Telur Cap 3 Ayam ini juga produk yang baik karena tanpa penambahan bahan pengawet. Produk ini dibagi menjadi dua yaitu Mie Telur Cap 3 Ayam Mie Kriting dan Mie Telur Cap 3 Ayam Mie Bulat. Gambar Produk Mie Telur Cap 3 Ayam dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Produk Mie Telur Cap 3 Ayam Sumber : Kode Produksi Kemasan Primer (Etiket) Gambar 10. merupakan gambar dari kemasan primer mie goreng, dapat diketahui bahwa dalam kemasan etiket terdapat kode produksi yaitu. Arti dari kode tersebut adalah adalah tanggal kadaluwarsa dari produk yang menandakan tanggal terkahir dari boleh dikonsumsinya produk tersebut. SMG merupakan wilayah diproduksinya produk tersebut. B2 menunjukkan group B dan diproduksi pada shift merupakan nomor mesin pengemas. 08 merupakan tanggal produksi mie. 8 merupakan umur simpan dari produk mie instan yaitu 8 bulan.

23 15 Kode produksi pada kemasan primer (etiket) Indomie Mi Goreng : SMG B Gambar 10. Kode Produksi pada kemasan etiket Indomie Mie Goreng Kemasan Sekunder (Karton) Gambar 11. merupakan gambar dari kemasan sekunder pada pop mie, dapat dilihat kode produksi yang terdapat dalam kemasan karton yaitu 15 JUN 16 SMG A Arti dari kode produksi di atas yaitu: 15 JUN 16 adalah tanggal kadaluwarsa produk SMG adalah lokasi atau wilayah produksi. A3 berarti grup A dan shift menunjukkan line produksi. 15 menunjukkan tanggal produksi 6 menunjukan umur simpan produk, yaitu 6 bulan. Kode produksi pada kemasan sekunder (karton) Pop Mie : 15 JUN 16 SMG A Gambar 11. Kode produksi pada kemasan karton Pop Mie

24 3. PROSES PRODUKSI 3.1. Bahan Baku dan Pengemas Sebelum dilakukan proses produksi, perlu dilakukan pengecekan terhadap bahan baku. Bahan baku yang digunakan untuk proses produksi mie instan adalah tepung, minyak, larutan alkali dan minyak. Selain itu dilakukan juga persiapan terhadap bahan pengemas yang digunakan untuk mengemas mie yang telah matang Tepung Salah satu bahan baku utama dalam pembuatan produk mie instan adalah tepung terigu. Tepung terigu merupakan tepung yang berasal dari biji gandum yang telah dihancurkan dengan cara digiling. Tepung terigu memiliki kemampuan pembentukan gluten yang merupakan protein utama dalam tepung terigu yang jika berinteraksi dengan air akan bersifat elastis dan memberikan pengaruh dalam pembuatan mie instan karena keelastisan ini menentukan apakah adonan yang dihasilkan mudah putus atau tidak karena adanya pemanasan dan pencetakan. (Astawan, 2008). Tepung terigu yang digunakan untuk pembuatan mie instan di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang adalah tepung terigu yang diproduksi oleh PT. Bogasari Flour Mills yang terletak di Surabaya. PT. Bogasari Flour Mills ini termasuk kedalam Indofood Group. Tepung terigu yang digunakan untuk pembuatan mie instan adalah Tepung Terigu Segitiga Hijau, Tepung Terigu Cakra Kembar dan Tepung Terigu Segitiga Biru. Komposisi penggunaan dari tepung ini berbeda pada setiap brand produk. Menurut SNI 3751:2009 mengenai Syarat Mutu Tepung Terigu sebagai Bahan Pangan, faktor faktor yang perlu diperhatikan agar mutu tepung tetap terjaga adalah bersih atau tidaknya tepung, basah atau tidaknya tepung, ada atau tidaknya cemaran serangga / larva / kepompong/ jamur dan adanya cemaran seperti logam, kayu dan lain lain. 16

25 Minyak Jenis minyak yang digunakan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang untuk proses produksi adalah minyak kelapa sawit. Minyak kelapa sawit ini adalah minyak yang mengandung pro vitamin A dan vitamin E yang berperan sebagai antioksidan. Selain itu, minyak kelapa sawit juga kaya akan asam lemak tidak jenuh yaitu 40% asam oleat dan 44% asam palmitat. Minyak juga berfungsi sebagai penambah rasa gurih pada bahan pangan dan sebagai penghantar panas selama proses produksi (Ketaren, 2008). Ciri ciri dari minyak kelapa sawit adalah kandungan asam lemak bebas maksimal 0,3%, bilangan peroksida maksimal 0% dan kadar air maksimal 0,1% (Hambali et al., 2007) Larutan Alkali Larutan alkali merupakan salah satu bahan yang ditambahkan selama pembuatan mie instan. Tujuan dari penambahan larutan alkali ini adalah untuk memperkuat gluten yang terbentuk sehingga adonan yang terbentuk nantinya akan elastis dan lentur dan memperbaiki kecerahan warna dari pigmen terigu. Menurut Astawan (2008), semakin banyak larutan alkali yang ditambahkan, semakin kenyal pula adonan mie yang dihasilkan. Namun kadar penambahan larutan alkali perlu diperhatikan karena penambahan yang berlebihan akan menimbulkan bau tak sedap pada produk mie instan. Larutan alkali ini terdiri dari garam, pewarna, antioksidan, penguat rasa, pengemulsi, pengental dan pengatur keasaman Air Air juga merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam proses pembuatan mie instan. Penambahan air ini berfungsi sebagai pelarut, media pengembang dan juga sebagai pembentuk sifat elastis dan kenyal dari gluten (Astawan, 2008). Menurut SNI , air yang digunakan dalam proses pembuatan mie instan sebaiknya memiliki kisaran ph 6-9, terbebas dari cemaran bakteri coliform, tidak berbau, tidak berasa dan kekeruhan maksimal 5 NTU. Jumlah air yang ditambahkan sebaiknya berkisar 28-38% dari campuran bahan yang digunakan agar adonan tidak terlalu lengket dan rapuh.

26 Pengemas Tujuan dari pengemasan adalah untuk melindungi produk pangan dari kerusakan kerusakan fisik seperti terkena benturan dan tekanan, melindungi produk pangan dari cemaran, memudahkan penyimpanan, pengangkutan dan distribusi serta meningkatkan umur simpan dari produk itu sendiri. Jenis kemasan primer yang digunakan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk adalah etiket dan untuk kemasan sekunder digunakan karton. Kemasan etiket terdiri dari campuran plastik OPP (Oriented Polypropylene) dan juga plastik PP. Plastik OPP merupakan plastik yang dapat dicetak dan memiliki barrier yang sangat baik terhadap uap air. Plastik OPP juga transparan dan juga lebih murah dibandingkan dengan film lain. Sedangkan plastik PP memiliki sifat ringan, memiliki daya tembus uap yang rendah dan juga stabil terhadap suhu tinggi (Suyanti, 2008). Suradi (2005) mengatakan bahwa tujuan diberikannya kemasan sekunder berupa karton adalah untuk melindungi produk dari goncangan yang terjadi selama perjalanan dan juga beban berat yang dapat menyebabkan kerusakan pada produk Proses Produksi Proses produksi mie instan terdiri dari sieving, mixing, pressing, steaming, cutting & folding, frying, cooling & packing. Diagram alir proses produksi mie instan dapat dilihat pada Gambar 12.

27 19 Tepung Terigu Sieving Larutan Alkali Mixing Penyaringan Pressing Steaming Cutting & Folding Frying Minyak Goreng Cooling Pengemasan Packing Bahan Pelengkap Produk Mie Instan Gambar 12. Diagram Alir Proses Produksi

28 20 Sieving Sieving merupakan tahap pertama dalam pembuatan mie instan. Tepung yang telah diterima dianalisa terlebih dahulu oleh QC field dan QC analis. Analisa yang dilakukan yaitu berupa pengecekan adanya cemaran atau tidak, keadaan sack rusak atau tidak, uji iron spot, kadar abu dan juga gluten. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah tepung yang akan digunakan sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Kemudian bahan baku berupa tepung dituangkan kedalam screw. Tepung yang digunakan adalah tepung terigu Cakra Kembar, Segitiga Hijau dan Segitiga Biru. Dalam satu penuangan, dibutuhkan 10 sack tepung. Perbandingan jumlah tepung yang dimasukkan harus sesuai dengan jenis mie yang akan diproduksi. Tepung yang telah dituang diayak dengan screw conveyor dengan ukuran 20 mesh kemudian ditarik ke dalam mixer melalui pipa penghisap. Mixing Tepung yang telah dimasukkan ke dalam screw kemudian dihisap kedalam mixer. Di dalam mixer ini terjadi proses pencampuran antara tepung terigu dengan larutan alkali sampai adonan menjadi homogen. Larutan alkali yang digunakan berbeda beda tergantung dari jenis mie yang akan diproduksi. Warna dari larutan alkali adalah kuning bening, kuning agak kehitaman dan kuning kehijauan. Warna yang berbeda ini disebabkan oleh perbedaan kandungan bahan yang terdapat dalam larutan alkali. Larutan alkali yang digunakan perlu disaring terlebih dahulu sebelum digunakan untuk mencegah terbawanya cemaran. Waktu yang dibutuhkan untuk pencampuran ini adalah menit. Adonan yang telah homogen kemudian diturunkan ke dalam Feeder Press. Area mixing ini berada dilantai 2 dan setiap 1 pekerja bertanggung jawab untuk mengawasi 2 panel control dari mesin mixer. Pressing Adonan yang telah melewati proses mixing dan telah homogen dilewatkan ke dalam mesin roll press. Pressing ini bertujuan untuk mendapatkan adonan dengan ketebalan tertentu. Ketebalan mie berbeda untuk masing masing Brand. Proses pressing ini dilakukan selama tujuh kali tahap dengan tujuan untuk mendapatkan adonan dengan ketebalan yang sesuai. Setelah didapatkan ketebalan yang sesuai, adonan kemudian

29 21 masuk kedalam sliter untuk membentuk untaian mie. Lokasi dari proses pressing ini adalah dibawah ruang mixing sehingga dapat memudahkan proses penuangan adonan dari proses mixing. Pada tahap ini dilakukan pengecekkan ketebalan dari lembaran adonan dan bentuk untaian dari mie oleh seorang QC Produksi. Steaming Mie yang telah terbentuk menjadi untaian dan telah mendapatkan ketebalan yang sesuai kemudian masuk kedalam proses steaming yaitu proses pemasakan dimana mie dilewatkan kedalam steam box yang dialirkan uap panas dengan suhu ±100ºC. Proses steaming ini menggunakan prinsip pengukusan. Seorang QC harus mengkontrol tekanan steamer dan lamanya waktu pengukusan. Bila tekanan steam tidak sesuai dengan standar maka dapat dihasilkan mie dalam keadaan kurang matang / mentah. Mie yang kurang matang kemudian akan direject sehingga tidak digunakan. Cutting & Folding Mie yang telah dikukus dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan dengan menggunakan pisau cutter. Mie yang sudah dipotong kemudian akan terlipat menjadi 2 tumpuk dan akan masuk kedalam cetakan. Jika ketebalan mie yang telah dipotong tidak sesuai standar maka akan direject. Frying Mie yang telah terpotong dan telah terlipat kemudian dimasukkan kedalam cetakan berupa mangkuk kemudian digoreng dengan cara dilewatkan dalam minyak dengan suhu ± ºC. Minyak yang akan digunakan untuk menggoreng harus dipanaskan terlebih dahulu menggunakan steam boiler. Penggorengan ini dilakukan untuk mengurangi kadar air yang terdapat dalam mie dari ±32%-35% menjadi ±3,5% sehingga mie akan bertahan sampai 8 bulan. Pada proses frying dilakukan pengontrolan terhadap suhu dari minyak yang digunakan untuk menggoreng. Tujuan dari pengontrolan ini adalah untuk mencegah terjadinya case hardening yaitu keadaan dimana bagian luar mie sudah matang tetapi bagian dalam dari mie masih mentah. Kadar FFA dari minyak penggorengan ini juga diukur oleh QC analis.

30 22 Cooling Mie yang telah melewati penggorengan akan didinginkan menggunakan kipas angin. Tujuan dilakukannya proses pendinginan ini adalah untuk menurunkan suhu mie menjadi 30 o C sampai 35 o C dan dilakukan selama 2-8 menit. Mie yang telah didinginkan kemudian dilakukan sampling secara acak untuk dilakukan uji organoleptik dan uji kimia. Uji kimia dilakukan untuk menguji kadar lemak, bilangan asam dan kadar air dari blok mie. Sedangkan uji organoleptik dilakukan untuk mengetahui penerimaan konsumen terhadap produk (Susiwi, 2009) Indera yang digunakan adalah penglihatan, penciuman, perasa, peraba dan pendengaran. Packing Sebelum dilakukan packing dilakukan penambahan bumbu/sauce dan minyak bumbu berdasarkan rasa dari mie yang diproduksi. Kemudian mie dikemas dalam kemasan primer berupa etiket yang berfungsi untuk melindungi produk dan mempermudah transportasi. Setelah dibungkus menggunakan etiket, mie kemudian dikemas dalam karton box. Seorang QC bertugas untuk mengecek kondisi sealer apakah kemasan sudah tertutup rapat dan terhindar dari kontaminasi.

31 4. PENGAWASAN MUTU Mutu merupakan suatu faktor yang penting bagi suatu perusahaan untuk menjaga konsistensi dari suatu produk sehingga dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dan meningkatkan jaminan dari keamanan produk. Puspitasari (2004) mengatakan bahwa pengawasan mutu dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan untuk menyesuaikan apakah produk yang dihasilkan sudah sesuai dengan standar yang ada. Tujuan dilakukannya pengawasan mutu ini adalah untuk memberikan kepercayaan kepada konsumen bahwa produk yang dihasilkan sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Selain itu, pengawasan mutu juga dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi biaya seperti efisiensi biaya desain produk dan efisiensi biaya produksi. Pengawasan mutu harus dilakukan dari awal hingga akhir yaitu mulai dari bahan baku, proses produksi sampai produk akhir. Pengawasan mutu pada umumnya dilakukan dengan melakukan pengukuran dan pengujian. Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran berat, ketebalan, dan lain lain. Sedangkan untuk pengujian dilakukan pengujian secara organoleptik, kimia, mikrobiologis dan sebagainya (Afrianto, 2008). PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang memiliki standar tersendiri mulai dari bahan baku, proses produksi, tenaga kerja, mesin dan produk akhir. Semua produk mie instan yang diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang juga telah tersertifikasi oleh SGS melalui sertifikasi ISO (International Organization for Standardization). Sertifikat ISO yang telah dimiliki oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk adalah ISO mengenai Keamanan Pangan dan Sertifikat Halal dan juga ISO ISO 9001 : 2000 diperoleh pada tanggal 5 Februari 2004 mengenai manajemen mutu yang baik untuk menghasilkan produk yang bermutu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sesuai dengan slogan The Symbol of Quality Foods dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, maka produk yang dihasilkan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk juga merupakan produk yang bermutu karena dihasilkan dari bahan baku pilihan dan melalui proses produksi yang higienis, aman dan sesuai dengan standar yang ada serta terjamin keamanannya. 23

32 24 Pengawasan mutu yang dilakukan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang mengacu pada SOP (Standar Operational Procedure) yang telah ditetapkan oleh perusahaan. SOP merupakan suatu kebijakan yang mengacu pada SNI dan CODEX. Seasoning & Solid Inggredient Pengawasan mutu dari seasoning & solid inggredient dilakukan oleh QC bagian seasoning. Pengawasan mutu yang dilakukan adalah dengan melakukan pengukuran panjang kemasan dari bumbu dan juga pengukuran berat. Pada kemasan etiket dilakukan pula pengecekan apakah ada pitch yang tidak standar, ada atau tidaknya sambungan yang tidak searah, ada atau tidaknya kebocoran, ada tidaknya sayatan dan delaminasi. Dilakukan pula pengecekan terhadap ke-halal-an dari kemasan karton dan juga etiket serta dilakukan pengecekan ada atau tidaknya kode produksi, kode flavour dan juga sesuai tidaknya isi per karton. Untuk saus, dilakukan pengujian mikrobiologi. Hal ini dikarenakan didalam saus terdapat bakteri Eschericia coli yang dapat menyebabkan diare dan juga dapat menyebabkan peradangan usus. Bila jumlah mikrobiologi tidak sesuai standar maka saus akan dikembalikan kepada supplier. Selain dilakukan pengecekan terhadap karton dan etiket, dilakukan pengujian fisik meliputi ada atau tidaknya penggumpalan (cacking), menggelembung atau tidaknya saus dan kecap, sesuai atau tidaknya isi dari flavour dan ada atau tidaknya cemaran. Dilakukan pula pengujian secara organoleptik yang meliputi pengecekan warna, bau, rasa, fisik, kerenyahan (untuk bawang goreng dan kriuk), gosong (untuk bawang goreng dan kriuk) dan juga ketengikan (untuk bawang goreng, minyak goreng, koya dan kriuk). Pengawasan mutu selanjutnya adalah dilakukannya uji kadar air untuk bumbu, minyak bumbu, saus, kecap dan juga bawang goreng serta dilakukannya uji FFA pada minyak bumbu. Jika hasil yang didapatkan kurang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka dilakukan penolakan. Namun bila hasil yang didapatkan sudah sesuai dengan standar maka seasoning & solid inggredient dapat digunakan untuk dikemas bersama dengan mie yang telah jadi.

33 25 Selain itu perlu dilakukan pengontrolan suhu pada tempat penyimpanan bumbu. Kondisi lingkungan tempat penyimpanan seasoning & solid inggredient harus dalam keadaan yang dingin dan tidak mengalami fluktuasi. Praja (2015) mengatakan bahwa suhu dingin ini dapat mencegah terjadinya penggumpalan pada bumbu karena bumbu yang berbentuk serbuk bersifat higroskopis sehingga dapat dengan mudah menyerap air. Chung et al. (2000) juga mengatakan bahwa kerusakan utama dari bumbu berbentuk serbuk adalah terjadinya penggumpalan bumbu akibat suhu dan RH ruangan yang tidak sesuai sehingga menyebabkan umur simpan bumbu menurun, terjadi perubahan rasa bumbu, oksidasi lemak dan aktivitas enzim meningkat serta menyebabkan perubahan tingkat kelarutan.

34 5. EVALUASI UMUR SIMPAN SEASONING SECARA ORGANOLEPTIK & KIMIA PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang merupakan industri pangan yang memproduksi mie instan yang merupakan produk mie berbumbu sehingga kehadiran dari bahan pelengkap berupa seasoning sangatlah penting. Hou (2010) mengatakan bahwa seasoning adalah campuran yang terdiri dari beberapa rempah rempah yang bila ditambahkan kedalam bahan pangan akan menambah cita rasa dari makanan itu sendiri sehingga dapat meningkatkan penerimaan konsumen terhadap produk tersebut. Produk seasoning yang digunakan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang merupakan seasoning yang diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Food Seasoning Cabang Semarang. Produk seasoning tersebut adalah bumbu, minyak bumbu, kecap, sambal, chilli powder, bawang goreng, kriuk dan koya. Produk seasoning pada setiap brand berbeda beda tergantung dari kebutuhan setiap produk. Produk seasoning ini kemudian dimasukkan bersama dengan mie yang telah matang kedalam etiket Uji Organoleptik Pengemas Seasoning Salah satu faktor penting yang dibutuhkan untuk mempertahankan mutu dari seasoning adalah bahan pengemas. Buckle et al. (1987) mengatakan bahwa pengemas yang baik adalah pengemas yang tidak bersifat toksik,melindungi produk dari kontaminasi dan kondisi lingkungan yang dapat mempersingkat umur simpan produk karena adanya kerusakan, dapat menjadi barrier yang baik terhadap uap air, gas dan mikroba serta tidak boleh mengalami kebocoran. Dengan mempertimbangkan semua faktor faktor tersebut, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang memilih metalized plastic sebagai bahan pengemas seasoning yang berbentuk bubuk dan kemasan PET untuk pengemas seasoning berbentuk cair untuk mempertahankan mutu dari seasoning itu sendiri. Metalized plastic merupakan kemasan laminasi yang merupakan perpaduan antara plastik dan aluminium. Ciri ciri dari kemasan ini adalah memiliki ketahanan yang baik terhadap cahaya, air dan gas serta tidak mudah sobek / bocor (McKeen, 2012). Ciri 26

35 27 ciri ini dapat meningkatkan umur simpan dari seasoning sehingga pemilihan kemasan untuk seasoning berbentuk bubuk sudah sesuai terutama karena seasoning berbentuk bubuk memiliki sifat higroskopis sehingga dapat dengan mudah menyerap air dan menyebabkan penggumpalan pada bumbu (Praja, 2015). Sedangkan kemasan PET memiliki ciri ciri yaitu transparan dan kedap terhadap air dan gas. Kemasan ini cocok bila digunakan sebagai botol minuman dan juga untuk kemasan bahan pangan cair seperti minyak goreng, sambal dan juga kecap (McKeen, 2012). Maka dari itu, pemilihan kemasan PET sebagai pengemas seasoning yang berentuk cair dirasa sudah sesuai untuk mempertahankan mutu dari seasoning yang berentuk cair. Selain pemilihan kemasan, dilakukan pula pengawasan mutu secara fisik, organoleptik dan kimia pada produk seasoning untuk mengetahui evaluasi umur simpan dari seasoning Evaluasi Umur Simpan Seasoning Secara Organoleptik Pengevalusian umur simpan dari seasoning dilakukan oleh seorang QC Shelf Life didalam gudang shelf life. Didalam ruang shelf life terdapat 3 jenis sampel yaitu sampel kimia, organoleptik dan reference. Apabila terdapat complaint dari pihak konsumen maka akan dilakukan pengambilan sample reference untuk dilakukan pengujian dan kemudian dimusnahkan. Berdasarkan SOP (Standar Operational Procedure) yang telah ditetapkan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang, terdapat kriteria penilaian organoleptik untuk seasoning. Terdapat beberapa score untuk kriteria penilaian untuk bumbu yang dapat dilihat dalam Tabel 1. Tabel 1. Kriteria Penilaian Bumbu Score Warna Aroma Tekstur Rasa 8 Normal Normal a. Hablur sempurna b. Tidak ada gumpalan kecil Normal a. Hablur 7 Normal Normal b. Terdapat gumpalan kecil Normal c. Tidak lembab a. Mulai lembab (artinya belum lembab) 6 Mulai berubah Normal b. Jika diremas / dipegang masih berbentuk granula Normal a. Terdapat gumpalan basah (cacking basah) b. Lembab dan / atau lengket 5 Menjadi Menyimpang Menyimpa c. Jika diremas / dipegang tidak hancur (Reject) Gelap / tengik ng d. Cacking membat / mengeras (tidak langsung larut jika diencerkan dengan air)

36 28 Kriteria penilaian untuk solid inggredient yang dapat dilihat dalam Tabel 2. Tabel 2. Kriteria Penilaian Solid Inggredient Score Aroma Warna Fisik / Tekstur Rasa 8 Normal Normal Kering Normal 7 Normal Normal Mulai lembab Normal 6 Normal Mulai berubah Mulai lembab Normal 5 (Reject) Menyimpang / langu Menjadi lebih gelap Lembab / hancur Menyimpang Kriteria penilaian untuk minyak bumbu yang dapat dilihat dalam Tabel 3. Tabel 3. Kriteria Penilaian Minyak Bumbu Score Bau Fisik / Penampakan Rasa 7 Normal Normal Normal 6 Normal Agak keruh Rasa khas menurun 5 (Reject) Tengik Keruh Menyimpang Kriteria penilaian untuk sambal yang dapat dilihat dalam Tabel 4. Tabel 4. Kriteria Penilaian Sambal Score Warna Rasa Fisik 7 Merah sedikit berubah Normal Normal 6 Merah kecoklatan Rasa khas menurun Normal 5 (Reject) Coklat Berubah / menyimpang Lebih encer Kriteria penilaian untuk bawang goreng yang dapat dilihat dalam Tabel 5. Tabel 5. Kriteria Penilaian Bawang Goreng Score Rasa Aroma Fisik 7 Normal Normal Renyah / kering 6 Normal Normal Kurang renyah / melempem 5 (Reject) Lekak / ada rasa asing Agak tengik Tidak renyah dan / atau basah Kriteria penilaian untuk kecap yang dapat dilihat dalam Tabel 6. Tabel 6. Kriteria Penilaian Kecap Score Fisik / penampakan Rasa Fisik 7 Normal, masih mengalir sendiri Normal >17% 6 Mulai mengental, jika ditekan masih mengalir / menetes Normal 10-17% 5 (Reject) Mengental / mengkristal, jika ditekan tidak bisa mengalir / menetes Menyimpang <10%

37 29 Kriteria penilaian untuk chilli powder yang dapat dilihat dalam Tabel 7. Tabel 7. Kriteria Penilaian Chilli Powder Score Rasa Aroma Fisik / Tekstur A (Accept) Normal Normal Kering R (Reject) Menyimpang Menyimpang Lembab Kriteria penilaian untuk solid inggredient kriuk yang dapat dilihat dalam Tabel 8. Tabel 8. Kriteria Penilaian Solid Inggredient Kriuk Score Rasa Warna Tekstur Aroma Normal, rasa sesuai Normal, coklat tua, Normal Normal, renyah, 7 flavour tidak pahit, tidak tidak gosong tidak sesuai ada bunyi kriuk ada rasa gosong mentah flavour 6 5 Normal, rasa sesuai flavour ada sedikit rasa gosong Pahit, rasa pahit & ada rasa gosong Normal, coklat mendekati gosong Menyimpang, hitam, gosong / putih (mentah) Normal, kurang renyah Keras / melempem Normal sesuai flavour, agak gosong, agak pahit Tengik / lekak Kriteria penilaian untuk minyak dan kecap yang dapat dilihat dalam Tabel 9. Tabel 9. Kriteria Penilaian Saus Score Fisik / Penampakan Bau Fisik 7 Normal, masih mengalir sendiri Normal Normal Mulai mengental, jika ditekan masih mengalir / 6 Normal Normal menetes 5 Mengental / mengkristal, jika ditekan tidak bisa Menyimpang Menyimpang (Reject) mengalir / menetes

BAB II GAMBARAN UMUM PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR, TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG

BAB II GAMBARAN UMUM PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR, TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG BAB II GAMBARAN UMUM PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR, TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG 2.1 SEJARAH PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR, TBK Pada awalnya PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Divisi Noodle didirikan

Lebih terperinci

PELAKSAANAN SISTEM FIRST IN FIRST OUT (FIFO) DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG FINISHED GOODS

PELAKSAANAN SISTEM FIRST IN FIRST OUT (FIFO) DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG FINISHED GOODS PELAKSAANAN SISTEM FIRST IN FIRST OUT (FIFO) FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG Eunike Yunita Susilo 14.I1.0193 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ( ICBP ) merupakan produsen berbagai produk konsumen bermerek yang mapan dan terkemuka dengan berbagai

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG ANALISIS KIMIA KADAR ABU DAN GLUTEN PADA TEPUNG CAKRA KEMBAR, SEGITIGA HIJAU, DAN SEGITIGA BIRU SEBAGAI BAHAN BAKU UTAMA PEMBUATAN MI INSTAN DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS INDOMIE DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG

PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS INDOMIE DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS INDOMIE DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat syarat guna memperoleh gelar

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KEMASAN MI INSTAN CUP POP MIE DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG

KARAKTERISTIK KEMASAN MI INSTAN CUP POP MIE DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG KARAKTERISTIK KEMASAN MI INSTAN CUP POP MIE DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG PENGAWASAN MUTU BERDASARKAN UJI FISIK DAN KIMIA TEPUNG TERIGU PADA BAHAN BAKU PEMBUATAN MIE INSTAN DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG

PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk merupakan market leader produk mie instan pertama kali yang muncul pada tahun 1970 dengan nama PT. Sanmaru Food

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 1 KETEBALAN ETIKET PADA KEMASAN INDOMIE INSTAN GORENG SPESIAL DAN INDOMIE INSTAN GORENG SPESIAL JUMBO DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Indosnack yang terletak di Bekasi, didirikan pada Tahun 1995 yang khusus bergerak dalam bidang pengolahan makanan ringan. PT Indosnack merupakan

Lebih terperinci

PENGAWASAN MUTU PRODUK MIE INSTANT PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG

PENGAWASAN MUTU PRODUK MIE INSTANT PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG PENGAWASAN MUTU PRODUK MIE INSTANT PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR AIR TERKAIT UMUR SIMPAN BUMBU PADA PRODUK INDOMIE DAN POPMIE DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG

ANALISIS KADAR AIR TERKAIT UMUR SIMPAN BUMBU PADA PRODUK INDOMIE DAN POPMIE DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG ANALISIS KADAR AIR TERKAIT UMUR SIMPAN BUMBU PADA PRODUK INDOMIE DAN POPMIE DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PROSES PRODUKSI JENIS MIE KERING PADA PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK

MEMPELAJARI PROSES PRODUKSI JENIS MIE KERING PADA PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK MEMPELAJARI PROSES PRODUKSI JENIS MIE KERING PADA PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK Oleh : Muhamad Triwibowo (34412832) Pembimbing : Dr. Ir. Hotniar Siringoringo, M.Sc Latar Belakang PENDAHULUAN Proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUK (INDOMIE) DINAR N S RIZKY PRADANA

ANALISIS PRODUK (INDOMIE) DINAR N S RIZKY PRADANA ANALISIS PRODUK (INDOMIE) DINAR N S 12010116420186 RIZKY PRADANA 99116240059 APA ITU PEMASARAN? MENURUT William J. Stanton (2000) Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan kegiatan usaha

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Cookies Tepung Beras 4.1.1 Penyangraian Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan pada wajan dan disangrai menggunakan kompor,

Lebih terperinci

BAB X PENGAWASAN MUTU

BAB X PENGAWASAN MUTU BAB X PENGAWASAN MUTU Pengawasan mutu merupakan aktivitas (manajemen perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk dan jasa perusahaan dapat mempertahanan sebagaimana yang telah direncanakan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 3 No.1 ; Juni 2016 ISSN 2407-4624 PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW *RIZKI AMALIA 1, HAMDAN AULI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian yang menuju arah globalisasi, merek yang kuat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian yang menuju arah globalisasi, merek yang kuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi perekonomian yang menuju arah globalisasi, merek yang kuat bukan cuma memberikan daya saing jangka panjang bagi perusahaan. Merek juga memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus mengoptimalkan kinerja dari fungsi-fungsi yang ada di perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. harus mengoptimalkan kinerja dari fungsi-fungsi yang ada di perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama sebuah perusahaan pada umumnya adalah untuk mendapatkan laba. Apapun strategi yang dilakukan adalah untuk laba. Dari laba yang diperoleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai produsen penghasil mie terbesar. Dalam Standar Nasional Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sebagai produsen penghasil mie terbesar. Dalam Standar Nasional Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya permintaan mie instant di pasaran menjadikan Indonesia sebagai produsen penghasil mie terbesar. Dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 3551-1994,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan.

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan. MODUL 2 NUGGET IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah nugget ikan yang bertekstur kenyal, lembut dan bercita rasa enak. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profile Umum Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profile Umum Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profile Umum Perusahaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu perusahaan mie instan dan makanan olahan terkemuka di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pada tahun 1970-an, industri mie instan di Industri mulai berkembang. Akan tetapi, hanya ada satu atau dua perusahaan di Indonesia yang memproduksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain menciptakan produk yang memiliki keunikan tersendiri dan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain menciptakan produk yang memiliki keunikan tersendiri dan dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis di era globalisasi ini semakin ketat dengan munculnya berbagai produk baru yang unik dan menarik untuk menarik minat konsumen. Selain menciptakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bakso Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan penambahan bumbu-bumbu dan bahan kimia lain sehingga dihasilkan produk yang strukturnya kompak atau

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN II-22 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Olagafood Industri didirikan pada bulan Mei 1997 di Medan, Indonesia oleh Bapak Djoesianto Law. Awalnya, perusahaan ini bergerak dalam produksi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM Sejarah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu perusahaan mie instant dan makanan

GAMBARAN UMUM Sejarah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu perusahaan mie instant dan makanan GAMBARAN UMUM Sejarah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu perusahaan mie instant dan makanan olahan terkemuka di Indonesia yang menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Menambah wawasan serta pengetahuan yang lebih luas tentang bidang produksi yang dijalankan dari Pihak Instansi terkait.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Menambah wawasan serta pengetahuan yang lebih luas tentang bidang produksi yang dijalankan dari Pihak Instansi terkait. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam rangka mendekatkan kerjasama antara pihak sekolah SMK begitupun dengan para peserta didiknya dengan pihak instansi atau pihak perusahaan (pabrik) maka dari itu

Lebih terperinci

MODUL 7 STICK IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu stick ikan yang dihasilkan berwarna kekuningan dan memiliki tekstur yang renyah.

MODUL 7 STICK IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu stick ikan yang dihasilkan berwarna kekuningan dan memiliki tekstur yang renyah. MODUL 7 STICK IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat stick ikan yang gurih, renyah dan enak. Indikator Keberhasilan: Mutu stick ikan yang dihasilkan berwarna

Lebih terperinci

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dan dikembang secara luas oleh petani di Propinsi Aceh.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Kerupuk Jagung 4.1.1 Pencampuran Adonan Proses pencampuran adonan ada dua kali yaitu dengan cara manual (tangan) dan kedua dengan menggunakan mixer. Langkah

Lebih terperinci

1. mutu berkecambah biji sangat baik 2. dihasilkan flavour yang lebih baik 3. lebih awet selama penyimpanan

1. mutu berkecambah biji sangat baik 2. dihasilkan flavour yang lebih baik 3. lebih awet selama penyimpanan KOPI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN PADA BAHAN PENYEGAR Mutu kopi dipengaruhi pengolahan dari awal - pemasaran. Kadar air kopi kering adalah 12-13% 13% Pada kadar air ini : 1. mutu berkecambah

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013. III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) ini dilakukan di perusahaan bakpia pathok 25 Yogyakarta, dan dilakukan selama 2,5 bulan yaitu dimulai

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Maksud Penelitian, (5) Manfaat Penelitian, (6) Kerangka Pemikiran,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7)

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan 1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Singkong atau ubi kayu merupakan tanaman umbi umbian yang dikenal luas di masyarakat Indonesia. Pada tahun 2013 produksi singkong di Indonesia mencapai 23 juta ton

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah jenis tanaman sayur umbi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah jenis tanaman sayur umbi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENGGORENGAN VAKUM TERHADAP MUTU KERIPIK DURIAN Pada tahap ini, digunakan 4 (empat) tingkat suhu dan 4 (empat) tingkat waktu dalam proses penggorengan

Lebih terperinci

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG Disusun oleh: Ribka Merlyn Santoso 14.I1.0098 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

Lebih terperinci

BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI

BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI Definisi : * Bahan makanan olahan yang harus diolah kembali sebelum dikonsumsi manusia * Mengalami satu atau lebih proses pengolahan Keuntungan: * Masa simpan lebih panjang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat ini berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat ini berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat ini berbagai perusahaan melakukan inovasi-inovasi baru terhadap produk yang telah mereka luncurkan. Perkembangan

Lebih terperinci

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN EFEK PENGERINGAN TERHADAP PANGAN HASIL TERNAK PERLAKUAN SEBELUM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan berdampingan. Kedua proses ini menjadi penting karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. berjalan berdampingan. Kedua proses ini menjadi penting karena dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan berdampingan. Kedua proses ini menjadi penting karena dapat mempengaruhi seseorang di saat mereka dewasa.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tapioka. Kerupuk sudah banyak dimodifikasikan dengan berbagai cita rasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tapioka. Kerupuk sudah banyak dimodifikasikan dengan berbagai cita rasa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerupuk Kerupuk merupakan jenis makanan kering dengan bahan baku tepung tapioka. Kerupuk sudah banyak dimodifikasikan dengan berbagai cita rasa misalnya, kerupuk udang, kerupuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I. PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PT Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan pelopor produsen mie instan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PT Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan pelopor produsen mie instan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan pelopor produsen mie instan di Indonesia. Perusahaan dikenal telah mendominasi pasar makanan di Indonesia dengan jenis produk

Lebih terperinci

SISTEM PRODUKSI DAN PENGAWASAN MUTU KERUPUK UDANG BERKUALITAS EKSPOR

SISTEM PRODUKSI DAN PENGAWASAN MUTU KERUPUK UDANG BERKUALITAS EKSPOR SISTEM PRODUKSI DAN PENGAWASAN MUTU KERUPUK UDANG BERKUALITAS EKSPOR Diana Nur Afifah, Gemala Anjani Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang d_nurafifah@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT Dr. Sri Handayani Tim PPM Jurusan Pendidikan Kimia FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 1 TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT Dr. Sri Handayani

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING (Laporan Penelitian) Oleh PUTRI CYNTIA DEWI JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PETANIAN

Lebih terperinci

No Alur Proses Jenis Bahaya Cara Pencegahan 1.Bahaya Fisik segar 2 Bahan baku Sering adanya pencucian yang tidak bersih

No Alur Proses Jenis Bahaya Cara Pencegahan 1.Bahaya Fisik segar 2 Bahan baku Sering adanya pencucian yang tidak bersih Tabel 1. Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahannya Nama Produk : Bakso Tahu Kuah Deskripsi Produk : Produk yang kami hasilkan adalah bakso tahu kuah, makanan yang merupakan kombinasi dari bakwan, tahu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidupnya, namun makanan merupakan masukan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidupnya, namun makanan merupakan masukan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan bukan hanya kebutuhan dasar manusia untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, namun makanan merupakan masukan yang sangat penting untuk membangun fisik yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tepung Terigu 2.1.1 Pengertian Tepung Terigu Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari penggilingan biji gandum. Gandum merupakan salah satu tanaman biji-bijian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan tahu adalah kacang kedelai (Glycine max Merr) dengan kandungan

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan tahu adalah kacang kedelai (Glycine max Merr) dengan kandungan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ampas Tahu Ampas tahu merupakan limbah dari pembuatan tahu. Bahan utama pembuatan tahu adalah kacang kedelai (Glycine max Merr) dengan kandungan protein sekitar 33-42% dan kadar

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN Page1 TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan salah satu komoditi sayuran buah yang sangat

Lebih terperinci

PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.)

PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.) PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Lebih terperinci

PENGARUH FORMULASI PENAMBAHAN TEPUNG SUKUN DALAM PEMBUATAN MIE KERING. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan

PENGARUH FORMULASI PENAMBAHAN TEPUNG SUKUN DALAM PEMBUATAN MIE KERING. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 3 No.2 ; November 2016 ISSN 2407-4624 PENGARUH FORMULASI PENAMBAHAN TEPUNG SUKUN DALAM PEMBUATAN MIE KERING * RIZKI AMALIA 1, AK QOYUM FINARIFI 1 1 Jurusan Teknologi

Lebih terperinci

denaturasi pada saat pemanasan dan mempertahankan bentuk pada produk akhir. Pati yang merupakan komponen utama dalam tepung (sekitar 67%) pada proses

denaturasi pada saat pemanasan dan mempertahankan bentuk pada produk akhir. Pati yang merupakan komponen utama dalam tepung (sekitar 67%) pada proses BAB III PEMBAHASAN Pembuatan mie kering umumnya hanya menggunakan bahan dasar tepung terigu namun saat ini mie kering dapat difortifikasi dengan tepung lain agar dapat menyeimbangkan kandung gizi yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cukup memberikan efek yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan

I. PENDAHULUAN. cukup memberikan efek yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi sekarang ini cukup memberikan efek yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan manusia diantaranya

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya I PENDAHULUAN Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya dibutuhkan penulisan laporan mengenai penelitian tersebut. Sebuah laporan tugas akhir biasanya berisi beberapa hal yang meliputi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan Mutu Organoleptik Biskuit Selama Penyimpanan Uji kesukaan dan mutu hedonik merupakan salah satu cara untuk uji sensori suatu produk. Uji kesukaan dan mutu hedonik dilakukan

Lebih terperinci

KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI

KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI 1 Sebagian besar dikonsumsi dalam bentuk olahan Pengolahan : Menambah ragam pangan Perpanjang masa simpan bahan pangan Bahan Pangan 2 Komponen Utama Penyusun Bahan Pangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beras merah (Oriza sativa) merupakan beras yang hanya dihilangkan kulit bagian luar atau sekamnya, sehingga masih mengandung kulit ari (aleuron) dan inti biji beras

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN BIHUN JAGUNG DI PT. TUNAS MELATI PERKASA SIDOARJO-JAWA TIMUR

PROSES PENGOLAHAN BIHUN JAGUNG DI PT. TUNAS MELATI PERKASA SIDOARJO-JAWA TIMUR PROSES PENGOLAHAN BIHUN JAGUNG DI PT. TUNAS MELATI PERKASA SIDOARJO-JAWA TIMUR PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH : SHERLY MAYRINA (6103008034) ROSEMARY (6103008067) PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pada awalnya perusahaan ini bergerak dibidang distribusi barang yang berada dalam naungan PT. Wicaksana Oversease Internasional (WOI GROUP). Sejak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Saus Cabai Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang diperoleh dari bahan utama cabai (Capsicum sp) yang matang dan baik, dengan atau tanpa penambahan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Rataan Nilai Warna (L, a, b dan HUE) Dendeng Sapi dengan Metode Perlakuan Curing yang Berbeda

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Rataan Nilai Warna (L, a, b dan HUE) Dendeng Sapi dengan Metode Perlakuan Curing yang Berbeda HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Warna Dendeng Sapi Warna merupakan salah satu indikator fisik yang dapat mempengaruhi konsumen terhadap penerimaan suatu produk. Derajat warna menunjukkan tingkat warna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian tentang pengaruh variasi konsentrasi penambahan tepung tapioka dan tepung beras terhadap kadar protein, lemak, kadar air dan sifat organoleptik

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENGOLAHAN NUGGET

TEKNOLOGI PENGOLAHAN NUGGET TEKNOLOGI PENGOLAHAN NUGGET REFERENSI Barbut, S. 2012. Convenience breaded poultry meat products New developments. Trends in Food Science & Technology 26: 14-20. 1 PRODUK PENGERTIAN DAN ISTILAH Nugget:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kelor merupakan salah satu tanaman sayuran yang multiguna. Hampir semua bagian dari tanaman kelor ini dapat dijadikan sumber makanan karena mengandung senyawa aktif

Lebih terperinci

PENGOLAHAN DAGING NUGGET. Materi 6b TATAP MUKA KE-6 Semester Genap

PENGOLAHAN DAGING NUGGET. Materi 6b TATAP MUKA KE-6 Semester Genap PENGOLAHAN DAGING NUGGET Materi 6b TATAP MUKA KE-6 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman REFERENSI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Siantar Top, Tbk merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri makanan ringan (food industries) perusahaan ini berlokasi di jalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Perusahaan Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) merupakan salah satu grup usaha yang dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk. ICBP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 5, , , , ,

BAB I PENDAHULUAN 5, , , , , BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan pemerataan penyediaan protein nabati dan hewani serta penganekaragaman jenis bahan makanan terus dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumsi pangan

Lebih terperinci

III. TINJAUAN PUSTAKA

III. TINJAUAN PUSTAKA III. TINJAUAN PUSTAKA 3.1 MIE INSTAN Mie merupakan bahan pangan yang berbentuk pilinan memanjang dengan diameter 0,07-1,05 inci yang terbuat dari tepung terigu dengan atau tanpa tambahan kuning telur (Beans

Lebih terperinci

MUTU ORGANOLEPTIK DAN KIMIAWI STIK RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii DENGAN FORTIFIKASI TEPUNG UDANG REBON (Mysis sp.) ARTIKEL JURNAL OLEH

MUTU ORGANOLEPTIK DAN KIMIAWI STIK RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii DENGAN FORTIFIKASI TEPUNG UDANG REBON (Mysis sp.) ARTIKEL JURNAL OLEH MUTU ORGANOLEPTIK DAN KIMIAWI STIK RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii DENGAN FORTIFIKASI TEPUNG UDANG REBON (Mysis sp.) ARTIKEL JURNAL OLEH WINAWANTI S. AMRULLAH NIM. 632 410 030 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Lebih terperinci

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan. MODUL 5 PIZZA IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat pizza ikan yang enak, bertekstur lembut dan rasa yang lezat. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Snack telah menjadi salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Hampir seluruh masyarakat di dunia mengonsumsi snack karena kepraktisan dan kebutuhan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi PENDAHULUAN Latar Belakang Daging merupakan salah satu komoditi pertanian yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, karena daging mengandung protein yang bermutu tinggi, yang mampu menyumbangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Kue Bola-bola wijen Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam bentuk diagram alir di bawah ini : Persiapan Bahan : Tepung Tapioka, Tepung

Lebih terperinci

GULAI REBUNG TUNJANG. HeHeader

GULAI REBUNG TUNJANG. HeHeader GULAI REBUNG TUNJANG 750 gram tunjang/kikil sapi 2 lembar daun kunyit 2 biji pala 4 batang serai, memarkan 8 lembar daun jeruk 4 cm jahe, memarkan 2 cm lengkuas, memarkan 300 gram rebung, iris tipis rebus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mie Berbahan Dasar Gembili

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mie Berbahan Dasar Gembili BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan mie gembili adalah sebagai berikut: 1. Alat yang digunakan: a. Panci b. Slicer c. Pisau d. Timbangan e. Screen 80 mesh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Adonan Kerupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Adonan Kerupuk HASIL DAN PEMBAHASAN Peubah yang diamati dalam penelitian ini, seperti kadar air, uji proksimat serka kadar kalsium dan fosfor diukur pada kerupuk mentah kering, kecuali rendemen. Rendemen diukur pada

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL TANAMAN PANGAN

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL TANAMAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL TANAMAN PANGAN Mochamad Nurcholis, STP, MP Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian-Universitas Brawijaya Jl. Veteran-Malang, Telp./Fax. 0341-569214 Email

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terasi Terasi atau belacan adalah salah satu produk awetan yang berasal dari ikan dan udang rebon segar yang telah diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, disertai

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai : 1.1 Latar Belakang, 1.2 Identifikasi Masalah, 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian, 1.4 Manfaat Penelitian, 1.5 Kerangka Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mie adalah produk makanan yang pada umumnya dibuat dari tepung terigu

I. PENDAHULUAN. Mie adalah produk makanan yang pada umumnya dibuat dari tepung terigu I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mie adalah produk makanan yang pada umumnya dibuat dari tepung terigu dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan (food additives). Penggantian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai sifat mudah rusak. Oleh karena itu memerlukan penanganan pascapanen yang serius

Lebih terperinci

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Produksi Kopi Biji Salak dengan Penambahan Jahe Merah dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016 di Laboratorium Rekayasa Proses dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. misalnya sebagai lauk pauk, hal ini karena rasanya yang enak dan memiliki nilai. pangan juga tidak jauh berbeda (Hadiwiyoto, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. misalnya sebagai lauk pauk, hal ini karena rasanya yang enak dan memiliki nilai. pangan juga tidak jauh berbeda (Hadiwiyoto, 1993). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan telah banyak dikenal, karena boleh dikatakan semua orang pernah menggunakan ikan sebagai bahan pangan dengan dimasak terlebih dahulu, misalnya sebagai lauk pauk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara hukum pada tanggal 23 April 1993 dengan nama PT. Citra Flour Mills.

BAB I PENDAHULUAN. secara hukum pada tanggal 23 April 1993 dengan nama PT. Citra Flour Mills. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Profil Perusahaan PT. Panganmas Inti Persada didirikan oleh Siti Herdiyati Rukmana dan sah secara hukum pada tanggal 23 April 1993 dengan nama PT. Citra Flour Mills. Tujuan didirikan

Lebih terperinci