PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG"

Transkripsi

1 PENGAWASAN MUTU BERDASARKAN UJI FISIK DAN KIMIA TEPUNG TERIGU PADA BAHAN BAKU PEMBUATAN MIE INSTAN DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan Oleh : Theresia Dwi Hendrasetyawati NIM : 14.I PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2017

2

3

4

5 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang oleh karena restu dan anugerah-nya serta bimbingan dan penyertaan-nya dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek dengan judul Pengawasan Mutu Bedasarkan Uji Fisik dan Kimia Tepung Terigu pada Bahan Baku Pembuatan Mie Instan di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang. Laporan ini sedikit banyak ditulis dengan tujuan untuk melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Sepanjang penulis mengikuti Kerja Praktek dan menulis laporan Kerja Praktek ini penulis mendapatkan pengetahuan dan ilmu, pengalaman dan semangat, serta kemampuan dan keterampilan terkait dengan pengawasan mutu di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang mulai dari bahan baku hingga produk akhir. Selesainya laporan ini juga tak jauh dari peran pihak-pihak yang dengan sabar membimbing, mengarahkan dan memberi dukungan selalu selama penulis melakukan kerja praktek. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Ibu Dr. V. Kristina Ananingsih, ST, MSc. selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. 2. Ibu Dr. A. Rika Pratiwi, MSi. selaku Pembimbing Akademik yang telah meluangkan banyak waktu untuk mengarahkan dan membimbing penulis. 3. Ibu Meiliana, S.Gz, M.S. selaku Koordinator Kerja Praktek Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah membantu proses penyusunan laporan dan pelaksanaan ujian Kerja Praktek. 4. Bapak Adi selaku HRD PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang yang sangat banyak membantu dan memberikan banyak pengarahan bagi penulis sebelum penulis melakukan kerja praktek. 5. Bapak Despan Rajaguguk selaku Branch Process Development and Quality Control Manager yang mau membantu dan memberikan arahan bagi penulis dalam menyusun laporan. i

6 6. Ibu Kartikarini DP selaku Process Development and Quality Control Supervisor PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang yang membimbing dan mengarahkan penulis selama melakukan kerja praktek. 7. Bapak A. Irdiana selaku Quality Control Raw Material Supervisor PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang yang banyak memberi arahan dan petunjuk selama penulis melakukan kerja prakek. 8. Bapak Bangun Widi selaku Quality Control Raw Material Section Supervisor PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang yang telah mengarahkan, membimbing dan memberikan banyak pengetahuan bagi penulis selama kerja praktek. 9. Bapak Amal, Bapak Asmuni, Mas Radith selaku Quality Control Finsihed Good yang banyak memberikan informasi mengenai produk akhir kepada penulis selama melakukan kerja praktek. 10. Bapak Boshido, Bapak Usman, Bapak Marno B, Mas Rochmat dan Bapak Aris selaku Quality Control Analyst di laboratorium PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang yang mau berbagi pengetahuan, pengalaman, dan memberi kesempatan kepada penulis untuk menganalisa sampel untuk keperluan data penulis. 11. Bapak Sumarno A, Bapak Widi, Bapak Ndaru, Ibu Ambar dan segenap karyawan di bagian Quality Control RM yang dengan ramah mau berbagi banyak pengetahuan dan memberi arahan kepada penulis selama melakukan kerja praktek. 12. Segenap karyawan dan staf PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. 13. Orang tua dan keluarga yang banyak memberikan doa, semangat dan motivasi kepada penulis selama kerja praktek hingga penyusunan laporan kerja praktek. 14. Elsa, Shinta, dan Nandya, teman seperjuangan dari kampus yang sama dengan penulis serta tidak lupa juga dengan teman-teman seperjuangan selama kerja praktek yaitu Zakiah, Bayu, Nisa, Merry, Meisi dan Sadat telah banyak membantu dan mendukung penulis selama kerja praktek dan dalam penyusunan laporan kerja praktek. ii

7 Dalam menyusun laporan ini, penulis sadar bahwa masih ada banyak kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu penulis ingin meminta maaf apabila ada kesalahan, kekurangan atau hal-hal yang kurang berkenan bagi para pembaca sekalian. Penulis menerima masukan dan saran serta kritik atas laporan yang telah disusun. Penulis berharap supaya laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan, terkhusus bagi mahasiswa Fakultas Tekknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Semarang, 23 Maret 2017 Penulis iii

8 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii 1. PENDAHULAN Latar Belakang Tujuan Metode dan Kegiatan Kerja Praktek Waktu dan Lokasi Pelaksanaan PROFIL PERUSAHAAN SPESIFIKASI PRODUK Jenis Produk PROSES PRODUKSI Bahan Baku Proses Produksi Bahan Pengemas PENGAWASAN MUTU Uji Fisik dan Kimia Tepung Terigu KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN iv

9 DAFTAR TABEL Tabel 1. Kadar Abu Tepung Terigu Cakra Kembar dan Tepung Terigu Segitiga Hijau Tabel 2. Gluten Tepung Terigu Cakra Kembar dan Tepung Terigu Segitiga Hijau v

10 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Srtuktur Organisasi... 5 Gambar 2. Logo PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Gambar 3. Varian Rasa Produk Indomie... 8 Gambar 4. Varian Rasa Produk Supermie... 9 Gambar 5 Varian Rasa Produk Sarimi... 9 Gambar 6. Varian Rasa Produk Sakura Gambar 7. Varian Rasa Produk Pop Bihun Gambar 8. Varian Rasa Produk Pop Mie Gambar 9. Varian Rasa Produk Mie Telur Cap 3 Ayam Gambar 10. Alur Proses Produksi Mie Instan Gambar 11. Hasil Ironspot vi

11 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Perhitungan Kadar Abu Tepung Terigu Lampiran 2. Perhitungan Gluten Tepung Terigu Lampiran 3. Iron Spot Tepung Terigu vii

12

13 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang memproduksi berbagai jenis mi instan, meliputi Indomie, Sarimi, dan Supermie. Dalam suatu pembuatan produk harus dilakukan pengawasan mutu, agar produk yang dihasilkan memiliki mutu yang aman untuk di konsumsi. Pengawasan mutu yang dilakukan dimulai dari bahan baku datang dengan disertakan pemengecekan sebelum bahan baku dipakai untuk proses produksi. Pengawasan mutu yang dilakukan bertujuan untuk memastikan bahwa bahan yang digunakan dari bahan baku hingga produk jadi memiliki kondisi yang aman atau tidak terjadi penyimpangan dalam proses pembuatannya. Dalam pembuatan mie instan bahan baku utama yang digunakan adalah tepung terigu, sehingga tepung terigu adalah salah satu faktor penting dalam pembuatan mie instan. Tepung terigu merupakan bahan yang paling penting dan harus selalu diawasi pengawasan mutunya. Pengawasan mutu pada tepung terigu dilakukan mulai dari datangnya tepung terigu dalam truk yang dibawa dari supplier tepung terigu. Pengawasan mutu terigu harus diperhatikan karena jika tepung terigu bermutu baik, maka produk olah yang dihasilkan akan menjadi hasil yang baik juga. Percobaan untuk mengetahui mutu yang baik dalam tepung terigu dengan menggunakan uji fisik maupun uji kimia tepung terigu yang nantinya akan diproses untuk pembuatan mie instan. Dalam pemeriksaan mutu tepung terigu tidak memenuhi standart yang ditentukan maka harus ditindaklanjuti. Hal ini sangat penting untuk mencapai produk yang baik dan aman untuk di konsumsi oleh konsumen Tujuan Tujuan kerja praktek ini adalah untuk mengetahui pengawasan mutu tepung terigu, serta untuk mengetahui analisis fisik maupun kimia yang dilakukan dalam menjaga kualitas mie instan dari bahan baku tepung terigu. 1

14 Metode dan Kegiatan Kerja Praktek Selama Kerja Praktek, metode yang digunakan adalah wawancara, diskusi, dan pengamatan langsung di lapangan dengan pembimbing lapangan, diikuti dengan studi pustaka dari beberapa sumber. Kegiatan yang dilakukan selama penulis mengikuti kerja praktek adalah orientasi (pengenalan peraturan perusahaan, kewajiban dan hak penulis selama mengikuti kerja praktek), praktek langsung di divisi Quality Control (seasoning, pengemasan, tepung, shelf life, finished good, dan proses produksi), diskusi dengan pembimbing lapangan terkait dengan bagian-bagian di atas, dan studi pustaka Waktu dan Lokasi Pelaksanaan Kerja Praktek dilakukan oleh penulis di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang tepatnya di Jalan Tambak Aji II nomor 8, Ngaliyan, Semarang. Waktu pelaksanaan kerja praktek adalah 23 hari masa kerja dimulai dari tanggal 1 Febuari 2017 hingga 28 Febuari 2017.

15 2. PROFIL PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Noodle Division Cabang Semarang adalah salah satu perusahaan mie instan dan makanan olahan yang menjadi salah satu cabang perusahaan yang dimiliki oleh Salim Group. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk awalnya berdiri dengan nama PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd. Pada tanggal 27 April 1970 yang berlokasi di Jakarta. Pada tanggal 31 Oktober 1987 perusahaan ini mendirikan cabang di Semarang yang diresmikan oleh Menteri Perindustrian Ir. Hartarto bersama dengan Menteri Tenaga Kerja Soedomo. Selanjutnya tanggal 1 Maret 1994 PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd bergabung dengan anak perusahaan Indofood group menjadi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Yang secara spesifik merupakan perusahaan yang bergerak di bidang mie instan. Kemudian tanggal 1 Oktober 2009 perusahaan ini beralih nama menjadi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Lokasi Perusahaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi noodle merupakan divisi yang paling besar di Indofood. Pabrik PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi noodle tersebar di 15 kota. Diawali dengan dibangunnya satu pabrik yang berlokasi di daerah Ancol, Jakarta yang merupakan pusat dari perusahaan tersebut. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi noodle cabang Semarang ini berlokasi di Jalan Tambak Aji II / 8, Kelurahan Tambak Aji, Kecamatan Ngaliyan, Semarang. Perusahaan bergerak dalam bidang mie instan siap saji yang dilengkapi dengan pengemas dan bumbu serta minyaknya. Produk yang dihasilkan didistribusikan ke wilayah DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) dan Jawa Tengah, meliputi Indomie, Supermi, Sarimi, Sakura, dan Nikimiku dengan varian flavor yang beragam. 3

16 Visi dan Misi Perusahaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Noodle Cabang Semarang mempunyai visi dan misi yang realistik, spesifik, dan meyakinkan Visi Perusahaan Visi dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang adalah menjadi produsen barang-barang konsumsi yan terkemuka Misi Perusahaan Misi dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang adalah: Senantiasa melakukan inovasi, fokus pada kebutuhan pelanggan, menawarkan merek-merek unggulan dengan kinerja yang tidak tertandingi. Menyediakan produk berkualitas yang merupakan pilihan pelanggan. Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi dan teknologi kami. Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan ligkungan secara berkelanjutan. Meningkatkan stakeholder s value secara berkesinambungan Nilai Perusahaan Nilai perusahaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang adalah Dengan disiplin sebagai falsafah hidup; Kami menjalankan usaha kami dengan menjunjung tinggi integritas; Kami menghargai seluruh pemangku kepentingan dan secara bersama-sama membangun kesatuan untuk mencapai keunggulan dan inovasi yang berkelanjutan.

17 Struktur Organisasi General Manager BHRM Purchasing Officer Factory Manager BPDQCM FAM ASPM PPIC Teknik Production Werehouse Gambar 1. Sruktur Organisasi Struktur organisasi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang terdiri dari beberapa jabatan. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang dipimpin oleh Branch Manager yang bertugas memimpin dan mengarahkan seluruh kegiatan perusahaan untuk mencapai tingkat kinerja yang tinggi dalam menghasilkan produk-produk yang berkualitas tinggi dengan jaminan sistem pengendalian mutu produk yang selalu dijaga dan dilaksanakan secara konsisten. Branch Manager tersebut membawahi enam departemen, yaitu: Branch Human Resources Manager (BHRM) BHRM memiliki tugas untuk memimpin departemen human resources yaitu untuk merencanakan, mengkoordinir, mengarahkan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang menyangkut sumber daya manusia, seperti hubungan industrial, administrasi kepegawaian dan pengupahan, jaminan sosial dan pelayanan umum untuk mendukung pencapaian sasaran perusahaan. Purchasing Officer Purchasing officer bertugas untuk memimpin departemen purchasing yaitu untuk melakukan pengadaan barang-barang yang dibutuhkan oleh masing-masing departemen yang ada di perusahaan.

18 6 Factory Manager (FM) Karyawan FM bertugas untuk memimpin departemen manufacturing yaitu merencanakan, mengkoordinir, mengarahkan dan mengendalikan segala aktivitas manufacturing, yaitu: a. Production Planning and Inventory Control (PPIC) Karyawan PPIC supervisor mempunyai tugas untuk merencanakan jadwal produksi berdasarkan confirmed weekly order (CWO) yang diterima dan mengendalikan tingkat kesediaan raw material dana finished goods sehingga standar buffer stock tetap terjaga. b. Teknik Karyawan bagian teknik dipimpin oleh teknik supervisor yang tugasnya meliputi perencanaan, pengkoordinasian serta pengendalian seluruh aktivitas yang berkaitan dengan teknik, baik itu perawatan atau perbaikan mesin. Hal tersebut bertujuan untuk menjamin kelancaran operasional mesin produksi beserta sarana penunjangnya. c. Production Karyawan bagian produksi dipimpin oleh production coordinator yang membawahi 3 production shift supervisor. Tugasnya adalah untuk merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan semua aktivitas produksi sesuai dengan persyaratan standar yang telah ditetapkan serta menjaga kelancaran proses produksi dengan tetap meminimalkan pemborosan raw material dan utilitas secara efektif dan efesien. d. Warehouse Karyawan bagian warehouse dipimpin oleh warehouse supervisor. Tugasnya adalah untuk merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan kegiatan perundangan sehingga tercapai keakurasian jumlah, keutuhan, dan keamanan barang. Branch Proces Development and Quality Control Manager (BPDQCM) BPDQCM merupakan pemimpin dari PDQC (process development quality control) yang tugasnya adalah mengendalikan mutu baik incoming, process, maupun outgoing serta market audit. Finance & Accounting Manager (FAM) Departemen finance & acounting dipimpin oleh FAM. Tugasnya berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian seluruh kegiatan yang berkaitan dengan keuangan,

19 7 menyajikan laporan dan analisa keuangan dengan tujuan untuk mendukung seluruh kegiatan operasional perusahaan. Area Sales & Promotion Manager (ASPM) Departemen marketing dipimpin oleh ASPM. Tugas pokok ASPM berkaitan dengan perencanaan dan koordinasi strategi kegiatan promosi dan penjualan terkait dengan produk-produk yang telah dihasilkan Logo Perusahaan Logo PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang menggunakan dua warna dasar, yaitu merah dan biru dengan pencitraan grafis huruf dan warna. Warna merah yang menjadi dasar dari logo perusahaan memiliki arti, yaitu semangat. Sedangkan warna biru menggambarkan geografis Indonesia sebagai negara kepulauan. Gambar 2. Logo PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

20 3. SPESIFIKASI PRODUK 3.1. Jenis Produk PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Noodle Cabang Semarang mempunyai beberapa brand produk yang diproduksi didalamnya. Mie instan yang diproduksi meliputi Indomie, Supermi, Sarimi, Mie Sakura, Pop Bihun, Pop Mie dan Mie Telur Cap 3 Ayam. Masing-masing brand tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda, yaitu: a. Indomie Pertama kali Indomie dikenal pada tahun 1972, yaitu Indomie kuah dengan rasa kaldu Ayam yang sesuai dengan selera masyarakat Indonesia. Pada tahun 1982, Indofood mengeluarkan varian rasa baru yaitu Indomie kuah rasa kari ayam. Kemudian pada tahun 1983, Indofood mulai meluncurkan produk Indomie goreng. Hingga sampai sekarang, Indofood sudah memiliki berbagai keaneka ragaman varian rasa produk Indomie, yaitu, Indomie kuah : rasa ayam bawang, ayam spesial, soto mie, kari ayam, dan lain-lain; Indomie goreng : rasa rendang, pedas, soto, ayam bawang, iga penyet, cabe ijo, dan lainlain; Indomie goreng jumbo : mie goreng jumbo dan mie goreng jumbo rasa ayam panggang; Indomie kriting : mie kriting goreng rasa ayam panggang, mie kriting goreng rasa ayam cabe rawit, mie kriting goreng rasa special; serta Indomie My Noodlez : rasa seaweed, rasa salmon teriyaki, rasa pizza cheese. Beberapa varian rasa produk Indomie dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 3. Varian Rasa Produk Indomie 8

21 9 b. Supermie Supermi mulai diproduksi pada tahun 1968 sebagai mie instan serbaguna. Kemudian pada tahun 1976, Supermi hadir dengan varian rasa Kaldu Ayam. Supermi merupakan produk yang diluncurkan sebelum Indomie sebagai mie instan serbaguna, namun sesudah Indomie sebagai mie instan berbumbu. Pada tahun 2008, Supermie membuat varian baru yaitu Supermi Go dengan tiga macam rasa yaitu GoBang, GoSo, dan GoKar. Pada tahun 2013, Supermi meluncurkan varian rasa terbaru yaitu Supermi Rasa Ayam Spesial. Beberapa varian rasa produk Supermi dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 4. Varian Rasa Produk Supermie c. Sarimi Sarimi mulai diproduksi pada tahun 1982 yang kemudian pada tahun 2012 membuat maskot dan kemasan baru. Sarimi mempunyai varian rasa, antara lain: Sarimi Isi 2 Rasa Ayam Kecap, Sarimi Isi 2 Rasa Soto, Sarimi 2 Rasa Kari Spesial, Sarimi Isi 2 Mi Goreng Rasa Ayam Kremes, Sarimi Isi 2 Soto Koya Jeruk Nipis, Sarimi Isi 2 Rasa Ayam Bawang, Sarimi Isi 2 Rasa Baso Sapi, Sarimi Soto Koya Gurih, Sarimi Soto Koya Jeruk Nipis, Sarimi Soto Koya Pedas, Sarimi Rasa Ayam Bawang, Sarimi Rasa Baso Sapi, Sarimi Rasa Kaldu Ayam, Sarimi Mi Goreng Rasa Ayam, Sarimi Mi Goreng, Sarimi Rasa Ayam, Sarimi Besar Rasa Ayam Bawang, Sarimi Besar Mi Goreng Spesial, Sarimi Besar Mi Goreng Spesial Ekstra Pedas, dan Sarimi Besar Rasa Soto Mi. Gambar 5 Varian Rasa Produk Sarimi

22 10 d. Mie Sakura Mie Sakura juga terdiri dari Mie goreng ataupun Mie kuah. Adapun varian rasa dari Mie Sakura yaitu, Sakura rasa Ayam Kecap Pedas, Sakura rasa Soto Ayam, Sakura Mi Goreng, Sakura rasa Baso Sapi, Sakura rasa Ayam Bawang, Sakura Rasa Ayam Spesial, Sakura rasa Sup Ayam, dan Sakura rasa Kaldu Ayam. Beberapa varian rasa produk Mie Sakura dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 6. Varian Rasa Produk Sakura e. Pop Bihun Pop Bihun terbuat dari bahan baku beras dan memiliki berbagai varian diantaranya Pop Bihun Spesial rasa Kari Ayam Pedas, Pop Bihun Spesial rasa Soto Ayam, Pop Bihun Spesial rasa Ayam Bawang, Pop Bihun Spesial Goreng Spesial, Pop Bihun Regular Bihun Goreng, Pop Bihun Regular rasa Soto Ayam, dan Pop Bihun Regular rasa Ayam Bawang Beberapa varian rasa produk Mie Sakura dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 7. Varian Rasa Produk Pop Bihun

23 11 f. Pop Mie Pop Mie mulai diproduksi pada tahun Pop Mie adalah jenis mie instan yang ada dalam bentuk cup. Pop Mie memiliki berbagai varian rasa diantaranya Pop Mie Mi Goreng Spesial, Pop Mie Mi Goreng Pedas, Pop Mie Mi Goreng rasa Sosis Spesial, Pop Mie Mi Goreng rasa Sosis Bakar Pedas, Pop Mie rasa Ayam Spesial, Pop Mie rasa Ayam Bawang (Spesial), Pop Mie rasa Baso (Spesial), Pop Mie rasa Ayam, Pop Mie rasa Baso, Pop Mie rasa Soto Ayam, Pop Mie rasa Kari Ayam, Pop Mie Mini rasa Ayam Bawang, Pop Mie Mini rasa Baso Sapi, dan Pop Mie Mini rasa Soto Mie. Beberapa varian rasa produk Pop Mie dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 8. Varian Rasa Produk Pop Mie g. Mie Telur Cap 3 Ayam Mie Telur Cap 3 Ayam adalah produk yang mudah untuk dioleh sebagai masakan utama dengan berbagai kreasi. Produk ini lebig sehat karena dikeringkan dengan suhu yang tinggi, sehingga mengakibatan kadar air maksimal dalam mie relatif sangat rendah dan mencegah mikroba pembusuk berkembang biak, dan tanpa bahan pengawet. Adapun Mie Telur Cap 3 Ayam terbagi menjadi dua pilihan yaitu Mie Telur Cap 3 Ayam Keriting dan Mie Telur Cap 3 Ayam Bulat. Beberapa varian rasa produk Mie Telur Cap 3 Ayam dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 9. Varian Rasa Produk Mie Telur Cap 3 Ayam

24 4. PROSES PRODUKSI Proses produksi merupakan suatu kegiatan untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi dengan nilai tambah dan fungsi yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Proses produksi mie instan di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang. Jumlah produk akhir yang dihasilkan dirancang oleh bagian PPIC yang bertugas untuk mengatur jadwal produksi yang disesuaikan dengan permintaan pasar Bahan Baku Produk mie instan merupakan salah satu makanan yang populer di kalangan masyarakat dengan bahan baku tepung terigu, air alkali, dan minyak. Berikut bahan baku yang digunakan selama proses produksi mie instan : 1. Tepung terigu Tepung terigu merupakan tepung yang berasal dari bulir gandum. Tepung terigu umumnya digunakan sebagai bahan dasar pembuat kue, mie dan roti. Tepung terigu yang digunakan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang merupakan produksi dari PT. Bogasari Flour Mills Surabaya yang juga termasuk ke dalam Indofood Group. Tepung terigu adalah bahan baku paling utama dalam proses pembuatan mie instan. Tepung yang digunakan dalam proses produksi mi instan yaitu Segitiga Biru, Segitiga Hijau, dan Cakra. Tepung yang digunakan untuk proses produksi mi instan berbeda-beda dengan komposisinya masing-masing didasarkan pada jenis brand mi instan yang diproduksi. Penggunaan tepung terigu sebagai bahan baku mie adalah karena tepung terigu memiliki kemampuan membentuk gluten ketika bercampur dengan air. Adanya sifat elastis dari gluten tersebut akan menyebabkan mie tidak mudah putus dalam proses pencetakan maupun pemasakan (Astawan, 2008). 2. Air alkali Air alkali merupakan bahan baku yang penting dalam pembuatan mie instan. Air alkali terdiri dari campuran beberapa ingredient dan air. Fungsi dari penggunaan air alkali adalah untuk mengubah sifat pati tepung terigu sehingga mie menjadi lebih 12

25 13 kenyal, menguatkan struktur gluten sehingga mie menjadi lebih lentur, serta mengubah zat warna (pigmen) dalam terigu sehingga lebih cerah (Suyanti, 2008). 3. Minyak Goreng Minyak yang digunakan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tblk. Divisi Noodle Semarang adalah minyak goreng kelapa sawit. Minyak kelapa sawit adalah minyak yang dihasilkan dari inti kelapa sawit (palm kernel oil). Fungsi minyak goreng adalah sebagai penghantar panas, menambahkan rasa gurih pada bahan dan juga menambah kalori pada bahan. Minyak goreng yang digunakan dalam pembuatan mi instan di perusahaan ini adalah minyak RBDPO (Refined, Bleached, Deodorized Palm Oil) yang memiliki tekstur (kekentalan) (Anwar, 2012) 4.2. Proses Produksi Tepung Terigu Penyaringan Larutan Alkali Pengayakan Pencampuran Pengepressan Pengukusan Pemotongan & Minyak Penggorengan Pendinginan Bahan Pengemasan Kemasan Produk Mie Instan Gambar 10. Alur Proses Produksi Mie Instan

26 14 a. Penuangan tepung pada screw Tepung dituang pada screw perbandingannya sesuai dengan jenis mie yang akan diproduksi. Kemudian ditarik ke mesin mixer melalui pipa hisap. Tempat penuangan tepung dilakukan didalam gudang tepung yang terdapat screw untuk menuangkan tepung. Setelah tepung dituangkan dalam screw kemudian akan dihisap dengan motor hisap melalui pipa. Proses pengayakan tepung ini merupakan salah satu titik kritis dalam tahap produksi mie instan. Apabila dalam tahapan ini tidak dilakukan dengan tepat, maka seluruh produk yang dihasilkan akan ditolak karena dapat membahayakan konsumen sehingga dapat menyebabkan kerugian pula bagi perusahaan. b. Mixing Proses pencampuran bahan baku utama, tepung terigu dan larutan alkali sampai adonan homogen, membutuhkan waktu ±10-15 menit. Lalu adonan diturunkan ke feeder press. Area mixing berada dilantai 2. Setiap 1 tenaga kerja mengawasi 2 panel control mesin mixer. APD yang digunakan adalah topi penutup kepala, sarung tangan, masker, sepatu dan ear plug karena mesin mixer juga menghasilkan suara yang cukup tinggi. c. Pressing Adonan yang homogen dilewatkan pada beberapa mesin roll press sampai didapatkan adonan dengan ketebalan tertentu, lalu masuk ke slitter untuk membentuk untaian mie. Pressing berada dibawah ruang mixing, karena akan memudahkan proses penuangan adonan dari mixing. APD yang digunakan yaitu penutup kepala, masker kain, dan sepatu boat. d. Steaming Tahap awal pemasakan mie melalui steam box yang dialirkan uap bersuhu ±100 o C dengan system dikukus. e. Cutting Proses pemotongan jalur mie sesuai dengan ukuran tertentu dengan menggunakan pisau cutter. Dari proses awal produksi sampai akhir semuanya berurutan, pada proses cutting jika ada mie yang tidak sesuai dengan ketebalan atau bentuk maka akan ditarik.

27 15 f. Frying Pemotongan mie dimasukan ke dalam mangkuk dan digoreng pada suhu berkisar ±120 o C- 160 o C bertujuan untuk mengurangi kaar air pada mie, rata-rata dari 32%-35% menjadi ±3% sehingga mie akan tahan selama 8 bulan. Penggorengan dilakukan menggunakan minyak goreng yang dipanaskan dengan uap boiler. Selama proses frying dilakukan pengontrolan pada suhu minyak goreng yang digunakan. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya case hardening, yaitu bagian luar dari mie telah matang namun bagian dalam mie masih mentah. Selain pengontrolan suhu minyak, kadar FFA minyak juga diukur oleh QC analis supaya mencegah terjadinya ketengikan pada produk mie yang dihasilkan. g. Cooling Pendingin mie dengan menggunakan kipas angina atau fan sehingga didapatkan mie bersuhu sekitar 30 o C-35 o C sekitar 2-8 menit. h. Packaging Proses penambahan bumbu atau saus dan minyak bumbu sesuai dengan rasa, selanjutnya dikemas dalam kemasan etiket untuk melindungi produk dan memudahkan transportasi mie yang sudah terbungkus, dikemas dalam karton box Bahan Pengemas Pengemasan mempunyai tujuan untuk melindungi bahan pangan dari kerusakan fisik akibat tekanan dan cemaran, memudahkan penyimpanan, pengangkutan, dan distribusi, serta meningkatkan umur simpan produk (Suyanti, 2008). Dalam mempertahankan mutu produknya, jenis kemasan yang digunakan untuk mengemas produk mie instan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah etiket dan karton. Kemasan etiket digunakan sebagai kemasan primer, dimana etiket terdiri dari campuran plastik OPP dan plastik PP. Plastik OPP (Oriented Polypropylene) berfungsi sebagai bagian yang akan dicetak atau disablon. Sifat plastik OPP adalah barrier / penghalang yang sangat baik terhadap uap air, sangat transparan, harga lebih murah dari film lain, dan memiliki ketahanan terhadap suhu yang cukup baik (Sampurno, 2006). Untuk plastik PP, sifatnya adalah ringan,

28 16 memiliki ketahanan yang baik terhadap lemak, daya tembus uap rendah, dan stabil terhadap suhu tinggi (Suyanti, 2008). Sedangkan kemasan karton berfungsi sebagai kemasan sekunder.

29 5. PENGAWASAN MUTU Pengawasan mutu merupakan kegiatan yang dilakukan dalam menjamin proses yang terjadi, untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Suatu kegiatan pengawasan mutu yang dilakukan bertujuan untuk mengevaluasi mutu dari awal sampai produk akhir. Pengawasan mutu ini dilakukan agar mencapai sasaran perkembangan peraturan dalam proses, sehingga mencapai produk yang dihasilkan dijamin untuk keamanannya (Puspitasari, 2004). Pada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang mempunyai standarisasi dalam pengawasan mutu. Standarisasi dilakukan secara menyeluruh, yaitu pada bahan baku, alur proses produksi, mesin dan peralatan, tenaga kerja, serta produk barang jadi. Produk mie instan yang dihasilkan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang sudah berstandarisasi yang telah bersertifikasi oleh SGS melalui sertifikasi ISO (International Organization for Standardization). Pada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang telah memiliki sertifikat ISO Dalam ISO membahas menganai keamanan pangan dan sertifikat halal yang berlaku untuk semua produk internasional. Sejak tanggal 5 Februari 2004 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang pun telah memiliki sertifikasi dari badan akreditasi SGS Internasional of Indonesia yaitu ISO 9001 versi 2000 mengenai suatu manajemen mutu yang baik untuk menghasilkan produk barang yang mutunya baik dan sesuai dengan standar yang berlaku. Hal ini sesuai dengan slogan yang dimiliki oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang yaitu The Symbol of Quality Foods maka PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang akan menghasilkan produkproduk yang mutunya baik dengan menggunakan bahan-bahan baku pilihan yang telah diuji kemanan dan mutunya serta melalui proses aman, higienis, dan memenuhi standart mutu dengan unsur kandungan gizi. Pada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang melakukan pengawasan mutu didasari pada SOP (Standart Operational Procedure) yang berlaku dengan kebijakan perusahaan akan mengikuti standar dari SNI dan CODEX. 17

30 18 Pengawasan mutu yang dilakukan akan dipimpin oleh seorang BPDQC manager yang kemudian akan dilakukan oleh departemen PDQC dengan bantuan PDQC supervisior dalam melaksanakan pengawasan mutu yang dilakukan. Pengawasan yang dilakukan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang dibagi menjadi tiga bagian pengawasan mutu. Pengawasan mutu tersebut adalah Incoming Quality Control, Proses Quality Control, dan Outgoing Quality Control. Menurut Nasution (2005), mutu berperan penting dalam keamanan pangan, dimana mutu bukan hanya kualitas produk. Meskipun mutu tidak memiliki definisi yang bisa diterima secara universal, tetapi ada beberapan definisi mutu menurut para ahli terdapat persamaan dengan elemen- elemen sebagai berikut; a. Kualitas mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. b. Kualitas mencakup produk, tenaga kerja, proses dan lingkungan. c. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah. Incoming Quality Control merupakan pengawasan mutu yang dilakukan pada bahan baku yang selanjutnya akan digunakan sebagai bahan produksi. Pengawasan mutu bahan baku sangat penting untuk diterapkan agar produk yang dihasilkan tidak mengalami penurunan mutu akibat adanya hal-hal yang tidak diinginkan yang bersumber dari bahan baku yang digunakan. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang memberlakukan pengawasan mutu pada bahan baku seperti tepung terigu, minyak, seasoning (bumbu pelengkap), solid ingredient (bahan pelengkap), dan pengemasan. Tepung Terigu Setelah tepung terigu datang dari supplier dan sudah melalui prosedur awal, maka dilakukan pengambilan sampel sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan oleh QC RM. Tahapan selanjutnya yang dilakukan adalah sampel tepung terigu dianalisa baik secara fisik maupun kimia. Analisa secara fisik meliputi pengecekan kemasan, bau, warna, ada atau tidaknya gumpalan, cemaran (kutu, serangga, dan lain-lain), serta berat sampel. Sedangkan analisa secara kimia dilakukan oleh QC Analis di laboratorium yang meliputi pengecekan kadar abu, kadar gluten, serta iron spot. Apabila hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan standar, maka sampel tepung terigu maupun tepung tapioka dapat

31 19 disimpan di gudang penyimpanan bahan baku sebelum digunakan untuk proses produksi. Namun, apabila sampel tepung terigu tidak sesuai dengan standar, maka seluruh sampel yang dikirim akan dikembalikan kepada supplier Uji Fisik dan Kimia Tepung Terigu Bahan utama dari pembuatan mie instan adalah tepung terigu. Produk tepung terigu yang digunakan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang merupakan produksi dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Bogasari Surabaya. Jenis tepung yang digunakan adalah tepung terigu cakra kembar, tepung terigu segitiga hijau, tepung terigu segitiga biru, dan tepung tapioka. Dalam proses pembuatan mie instan, bahan utama yang digunakan adalah tepung terigu cakra kembar dan tepung terigu segitiga hijau, sedangkan dalam pembuatan pop mie menggunakan bahan tepung terigu segitiga biru dan tepung tapioka. Pada pengujian tepung terigu yang digunakan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang adalah uji fisik dan uji kimia. Uji fisik yang dilakukan meliputi fisik dan organoleptik, sedangkan uji kimia meliputi kadar abu, gluten dan iron spot. a. Uji Fisik Tepung Terigu Pengawasan mutu tepung terigu yang dilakukan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur, dilakukan secara organoleptik, fisik, serta secara kimia. Pemeriksaan mutu tepung terigu secara fisik akan dilakukan oleh bagian QC RM (raw material), didalam gudang tempat penyimpanan tepung terigu. Dalam pengawasan mutu tepung terigu, analisa fisik dilakukan pengambilan sampel (sampling) terlebih dahulu pada setiap zaknya. Pada pengecekan sampel dilakukan juga pengecekan pada zak jika terjadi kebocoran pada kantung tepung terigu. Menurut Nasution (2003) untuk melakukan anaslisa dalam suatu populasi yang banyak harus melakukan sampling. Sampel yang akan diambil akan mewakili penilaian dari semua sampel yang ada. Sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi objek penelitian. Hal ini perlu dilakukan untuk agar dalam penggunaan bahan baku tepung tidak salah atau tidak terganggu dari sisi produksi. Sampling yang

32 20 dilakukan berguna pula untuk memudahkan pengecekan secara teliti yaitu dengan pengecekan label yang tertera pada zak tepung terigu. Bagian utama yang harus di periksa oleh bagian QCRM (Quality Control Raw Material) dalam gudang tepung terigu adalah kehalalan dari bahan baku tepung terigu yang datang dari supplier. Hal utama yang harus dilakukan oleh bagian QCRM (Quality Control Raw Material) dalam pemeriksaan bahan baku adalah jaminan kehalalan dari tepung terigu yang datang dari supplier. Bagian ini, dilakukan untuk pengecekan pada kemasan dan tepung yang tercemar bahan najis atau haram. Bila kriteria stadart sudah sesuai, maka dilakukan pengecekan bahan baku untuk memenuhi kriteria / standart selanjutnya. Tetapi, jika kriteria standart ini produk tidak memenuhi standart yang ada, maka produk yang diberikan kepada supplier akan langsung ditolak dan akan dikembalikan. Hal ini sangat diperhatikan karena PT. Indofood CBP Sukses Makmur selalu menjamin semua proses dari pengawasan mutu incoming sampai produk jadi selalu halal. Setelah tepung datang, pengawasan mutu yang dilakukan untuk melihat kualias tepung terigu dilakukan dengan cara fisik dan organoleptik. Bagian dari pengawasan mutu terdapat parameter yang mencakup pemeriksaan, meliputi : 1. Parameter Fisik Dalam analisa secara fisik, dilakukan pemeriksaan meliputi kantong tepung, kode produksi, dan berat dari tepung terigu. Pada pemeriksaan kantong tepung, dipastikan bahwa tepung dalam keadaan bersih dan tidak tercemar dari bahan lain, tepung tidak basah, tidak ada robekan, tidak ada kebocoran, jahitan asli dan tidak ada bekas dibuka, label tersedia dan tertulis dengan jelas (berbahasa Indonesia/Inggris). Kode produksi yang tertera pada kantung tepung harus dipastikan tertulis dengan jelas. Berat dari kantung tepung pun harus sesuai dengan standart yaitu 25 kg ± 1%. Jika pengawasan mutu yang dilakukan secara fisik sudah sesuai dengan standart, maka akan dilakukan analisa selanjutnya. Tetapi, jika produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan standart yang ditentukan, maka pada bagian QC pada gudang tepung terigu akan melaporkan hasil kepada atasan untuk menindaklanjuti produk yang tidak sesuai.

33 21 2. Parameter Organoleptik Pada parameter organoleptic dilakukan pula analisa organoleptic. Pemeriksaan yang dilakukan adalah bentuk tepung powder, warna yang dampak pada tepung terigu, bau pada tepung berbau normal, tidak terdapat pencemaran seperti serangga ataupun kepompong, serta tidak terdapat material lain selain tepung misalnya seperti batu, kayu, dan lain sebagainya. Jika pemeriksaan yang dilakukan secara fisik sudah sesuai dengan standar, maka dapat dilakukan analisa selanjutnya. Tetapi, jika produk tidak sesuai dengan standar, maka akan dilaporkan ke pihak atasan untuk ditindaklanjuti. b. Uji Kimia Tepung Terigu Dalam pengawasan mutu tepung terigu, selain secara fisik dilakukan juga dengan cara kimia. Pengawasan mutu kimia yang dilakukan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur, antara lain yaitu, kadar abu, gluten, dan iron spot. Dalam pembuatan mie bahan dasar yang digunakan adalah tepung terigu. Tepung terigu terbuat dari biji gandum yang melalui proses penggilingan. Tepung terigu itu sendiri memiliki standart mutu yang harus diperhatikan dalam pengawasannya. Tepung terigu memiliki kadar air 14%, kadar protein 8-12%, kadar abu 0,25-0,60%, dan gluten basah 24-36% (Astawan, 2008). Tepung terigu memiliki kadungan serat kasar yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tepung pati. Penilaian kualitas bahan pangan dapat ditentukan dengan kandungan serat kasar pada bahan pangan. Hal ini dikarenakan nilai dari serat kasar tersebut adalah indeks yang menentukan nilai gizi dari bahan pangan itu sendiri. Serat kasar merupakan residu dari bahan pangan yang telah diperlakukan dengan asam atau alakali mendidih, dan terdiri dari selulosa dengan sedikit lignin dan pentosa. Serat kasar pada bahan pangan memiliki kandungan yang dapat dicerna oleh pencernaan manusia (Sudarmadji, dkk., 1984). Pengujian Kadar Abu Tepung Terigu Zat anorganik sisa dari pembakaran bahan organic merupakan abu. Mineral dari suatu bahan pangan dapat diketahui melalui kadar abu. Kadar abu dengan mineral suatu bahan pangan saling berhubungan. Dalam proses pembakaran dalam kadar abu, bahan-bahan yang memiliki senyawa organik terbakar tetapi zat anorganiknya tidak, oleh karena itulah disebut abu. Pernanan unsur mineral belum sepenuhnya diketahui bagi manusia.

34 22 Dalam pengawasan mutu tepung terigu, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang melakukan analisa kimia kadar abu. Cara pengujian kadar abu pada makanan dan minuman sesuai dengan SNI Prinsip dalam melakukan analisa kadar abu adalah pengabuan didalam tungku (furnace) pada suhu pengujian ( o C) selama waktu yang ditetapkan, kemudian kadar abu diperoleh dari selisih berat cawan berisi abu dengan cawan kosong. Peralatan yang digunakan adalah tungku (furnace) listrik yang dioperasikan pada suhu o C, busen listrik atau hotplate, neraca analitik pembacaan sampai 0,1 mg, desikator berisi desikant silica gel atau CaO yang masih aktif, cawan pengabuan (porselin) yang cukup ukurannya. Cara kerja yang dilakukan dengan metode kadar abu adalah menimbang berat cawan kosong yang akan digunakan untuk tempat sampel tepung terigu. Setelah menimbang berat cawan kosong, sampel dimasukan kedalam cawan yang beratnya kurang lebih 3 sampai 5 gram. Kemudian cawan pengabuan sebelumnya dipijarkan dalam furnace o C selama 1 jam, kemudian cawan didinginkan selama 70 sampai 90 menit didalam desikator dan ditimbang sampai beratnya tetap. Furnace merupakan suatu tempat berlangsungnya proses pembakaran bahan bakar dengan udara. Udara yang digunakan di suplai dari force draft fan (FD 8 Fan) dan primary air fan (PA Fan). Seluruh permukaan furnace terdiri dari water wall yang di las membrannya. Cawan yang berisikan sampel tepung terigu ditempatkan diatas busen listrik atau hot plate, kemudian dibakar sampai asap pada sampel menghilang. Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah pengabuan dalam furnace o C sampai diperoleh abu berwarna putih keabuan. Lalu, cawan dan sampel abu didinginkan samapi pada suhu o C dalam furnace yang telah dimatikan. Jika sudah bersuhu o C, cawan dan sampel diangkat dan didinginkan dalam desikator selama 70 sampai 90 menit. Kemudian, berat cawan dan abu ditimbang dengan timbangan analitik samapi ketelitian 0,1 mg.

35 23 Wa Wc Ws wet basis = = berat cawan dan abu (g) = berat cawan kosong (g) = berat cawan dan sampel (g) Blanko = bobot blanko (g) Wa Wc blanko Ws Wc x 100% Hasil analisa kadar abu dari tepung terigu cakra dan tepung terigu segitiga hijau dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kadar Abu Tepung Terigu Cakra Kembar dan Tepung Terigu Segitiga Hijau Tepung Terigu Cakra Tepung Terigu Segitiga Kembar Hijau Rata-rata Kadar Abu (%) 0,51 0,46 Berdasarkan table diatas, bahwa hasil kadar abu yang didapatkan dari tepung terigu cakra kembar memiliki rata-rata sebesar 0,51 %. Kadar abu dari jenis tepung terigu segitiga hijau memiliki rata-rata sebesar 0,46 %. Kadar abu yang didapatkan sesuai dengan pendapat Astawan (2008), yaitu tepung terigu memiliki kadar abu 0,25 sampai 0,60%. Jadi tepung terigu yang digunakan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang memiliki mutu yang baik. Pengujian Gluten Tepung Terigu Gluten merupakan jenis protein yang terkandung dalam gandum. Gluten memiliki komponen gliadin dan glutenin yang membarikan sifat viskoelastis. Komponen glutenin meberikan sifat adonan tepung menjadi kuat, sedangkan pada komponen gliadin memberikan sifat yang elsatis pada tepung terigu. Menurut Winarno (2004), protein yang terdenaturasi berkurag kelarutannya, sehingga viskositas akan bertambah karena molekul mengembang dan menjadi asimetik. Kandungan gluten merupakan cara untuk mengetahui mutu protein pada suatu produk. Menurut Rusdin (2015), perubahan daya serap air dari campuran tepung dengan air. Jenis tepung memiliki daya serap yang berbeda-beda, karena jumlah air yang dibutuhkan dalam pembuatan adonan tergantung dari kebutuhan tepung terigu tersebut. Tepung terigu memiliki kandungan gluten pada masing-masing jenisnya. Gluten pun penting untuk diperhatikan karena dalam membuat

36 24 adonan tepung bisa menjadi ulet, sehingga mi yang dihasilkan tidak mudah putus dalam proses percetakan dan proses pemasakan. Dalam analisa gluten, alat yang digunakan adalah mangkuk atau wadah, dan gelas ukur. Cara kerja yang dilakukan adalah mula-mula tepung terigu ditimbang beratnya kurang lebih 10 gram. Kemudian air ditambahkan sebanyak 10 ml. Penuangan air dilakukan dengan perlahan-lahan. Selama penuangan air tepung diaduk dengan menggunakan tangan hingga terbentuk adonan yang halus (ulen). Setalah adonan sudah ulen, dilakukan pencucian. Pencucian dilakukan dengan cara adonan yang sudah ulen tadi, dimasukan kedalam rendaman air. Adonan dalam air dicuci sampai air rendaman bersih. Setelah gluten sudah jadi, kertas saring kosong ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik. Kemudian, gluten yang sudah jadi ditaruh dan diratakan pada kertas saring. Setelah diratakan diatas kertas saring, kemudian ditimbang lagi untuk mendapatkan hasil dari berat gluten. Perhitungan gluten dilakukan dengan menggunakan perhitungan wet basis, yang dapat dihitung dengan rumus : wet basis = berat tepung akhir berat kertas saring kosong berat tepung awal x 100% Hasil analisa gluten dari tepung terigu cakra dan tepung terigu segitiga hijau dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Gluten Tepung Terigu Cakra Kembar dan Tepung Terigu Segitiga Hijau Tepung Terigu Cakra Tepung Terigu Segitiga Kembar Hijau Rata-rata Gluten (%) 36, ,8424 Berdasarkan table diatas, dapat diketahui bahwa gluten yang didapatkan dari tepung terigu cakra kembar memiliki rata-rata sebesar 36,9196 %. Kadar gluten dari jenis tepung terigu segitiga hijau memiliki rata-rata sebesar 25,8424 %. Hasil yang didapatkan bahwa nilai gluten dari tepung terigu cakra kembar lebih tinggi dibandingkan dengan tepung terigu segitiga hijau. Banyak sedikitnya nilai gluten yang didapatkan maka jumlah proteinnya. Jika tepung terigu memiliki jumlah gluten yang didapat maka semakin tinggi

37 25 pula protein yang terkandung, berlaku pula jika semakin sedikit julah gluten yang didapatkan maka semakin sedikit kandungan protein dalam tepung terigu tersebut. Pengujian Iron Spot Tepung Terigu Pada pengawasan mutu tepung terigu, dilakukan pengujian kimia ironspot. Bahan yang digunakan adalah larutan iron reagen, dan hydrogen peroksida. Cara kerja yang dilakukan dengan meletakan tepung terigu diatas nampan dan dipastikan tepung dalam keadaan rata bagian atas permukaannya. Kemudian tepung ditetesi dengan larutan iron reagen. Setelah beberapa saat sampai larutan iron reagen menyerap di dalam tepung dilanjutkan dengan meneteskan larutan hydrogen peroksida. Lalu didiamkan beberapa saat, kemudian hasilnya di samakan dengan standar yang sudah ada. Gambar 11. Hasil Ironspot Hasil yang didapatkan selama pengambilan data tepung terigu mengalami perubahan warna merah muda yang juga terdapat bintik-bintik merah yang dapat dilihat dari Gambar 11. Hal ini menandakan bahwa dalam tepung terigu dalam pembuatan mie instan memiliki kandungan zat besi yang terkandung didalamnya.

38 26 6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Pengawasan mutu pada Tepung Terigu dilakukan dengan menganalisa fisik, dan uji kimia. Analisa secara fisik meliputi kehalalan produk, dan pengamatan fisik. Analisa kimia tepung terigu meliputi analisa kadar abu, gluten dan iron spot. Pada tepung terigu memiliki kandungan zat besi di dalamnya Saran PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang tetap mempertahankan standart mutu penjaminan sistem produknya agar dapat terus menghasilkan produk mie yang selalu terjamin kualitasnya.

39 7. DAFTAR PUSTAKA Anwar, S Pola Tanam Tumpangsari. Agroekoteknologi. Litbang : Deptan Astawan, M Khasiat Warna Warni Makanan. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama. Nasution, M. N., Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management). Ghalia Indonesia, Bogor. Nasution, Rozaini Teknik Sampling. Digitized by USU digital library. Puspitasari, D Perbaikan dan Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu Pada Industri Pengolahan Tahu. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Rauf, Rusdin Daya Serap Air Sebagai Acuan untuk Menetukan Volume Air dalam Pembuatan Adonan Roti dari Campuran Tepung Terigu dan Tepung Singkong. Agritech. Vol. 35. No. 3. Sampurno Keterangan Pers Kepala BPOM RI. No. Kh Tentang Hasil Tindak Lanjut Pengawasan Terhadap Penyalahgunaan Formalin sebagai Pengawet Tahu dan Mi Basah. Jakarta SNI Uji Makanan dan Minuman. Badan Standardisasi Nasional. Sudarmadji, S.dkk Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta : Penerbit Liberty. Suyanti, Membuat Mie Sehat Bergizi dan Bebas Pengawet. Penebar Swadaya, Jakarta. Winarno, F.G., Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 27

40 8. LAMPIRAN Lampiran 1. Perhitungan Kadar Abu Tepung Terigu Jenis Tepung Cakra Kembar Segitiga Hijau Terigu Cawan Kosong (g) 24, , , , , ,2447 Cawan + Sampel (g) 27, , , , , ,8979 Cawan + Abu (g) 24, , , , , ,2636 Kadar Abu (%) 0,51 0,49 0,50 0,49 0,47 0,45 Lampiran 2. Perhitungan Gluten Tepung Terigu Jenis Tepung Terigu Cakra Kembar Segitiga Hijau Tepung Awal (g) 10, , , , , ,0250 Kertas Saring Kosong (g) 1,0308 1,0860 1,0120 1,0427 1,0274 1,0430 Tepung Akhir (g) 4,8520 4,7173 4,6536 3,6367 3,6167 3,6284 Gluten (%) 38,184 36,208 36,275 25,090 25,840 25,790 Lampiran 3. Iron Spot Tepung Terigu Jenis Tepung Terigu Iron Spot Cakra Kembar Segitiga Hijau

BAB II GAMBARAN UMUM PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR, TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG

BAB II GAMBARAN UMUM PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR, TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG BAB II GAMBARAN UMUM PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR, TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG 2.1 SEJARAH PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR, TBK Pada awalnya PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Divisi Noodle didirikan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG ANALISIS KIMIA KADAR ABU DAN GLUTEN PADA TEPUNG CAKRA KEMBAR, SEGITIGA HIJAU, DAN SEGITIGA BIRU SEBAGAI BAHAN BAKU UTAMA PEMBUATAN MI INSTAN DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG

Lebih terperinci

PELAKSAANAN SISTEM FIRST IN FIRST OUT (FIFO) DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG FINISHED GOODS

PELAKSAANAN SISTEM FIRST IN FIRST OUT (FIFO) DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG FINISHED GOODS PELAKSAANAN SISTEM FIRST IN FIRST OUT (FIFO) FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG Eunike Yunita Susilo 14.I1.0193 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Perkembangan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG EVALUASI UMUR SIMPAN SEASONING SECARA ORGANOLEPTIK DAN KIMIA PADA PRODUK MIE INSTAN DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS INDOMIE DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG

PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS INDOMIE DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS INDOMIE DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat syarat guna memperoleh gelar

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KEMASAN MI INSTAN CUP POP MIE DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG

KARAKTERISTIK KEMASAN MI INSTAN CUP POP MIE DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG KARAKTERISTIK KEMASAN MI INSTAN CUP POP MIE DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG

PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk merupakan market leader produk mie instan pertama kali yang muncul pada tahun 1970 dengan nama PT. Sanmaru Food

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 1 KETEBALAN ETIKET PADA KEMASAN INDOMIE INSTAN GORENG SPESIAL DAN INDOMIE INSTAN GORENG SPESIAL JUMBO DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ( ICBP ) merupakan produsen berbagai produk konsumen bermerek yang mapan dan terkemuka dengan berbagai

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR AIR TERKAIT UMUR SIMPAN BUMBU PADA PRODUK INDOMIE DAN POPMIE DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG

ANALISIS KADAR AIR TERKAIT UMUR SIMPAN BUMBU PADA PRODUK INDOMIE DAN POPMIE DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG ANALISIS KADAR AIR TERKAIT UMUR SIMPAN BUMBU PADA PRODUK INDOMIE DAN POPMIE DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 3 No.1 ; Juni 2016 ISSN 2407-4624 PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW *RIZKI AMALIA 1, HAMDAN AULI

Lebih terperinci

PENGAWASAN MUTU PRODUK MIE INSTANT PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG

PENGAWASAN MUTU PRODUK MIE INSTANT PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG PENGAWASAN MUTU PRODUK MIE INSTANT PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Indosnack yang terletak di Bekasi, didirikan pada Tahun 1995 yang khusus bergerak dalam bidang pengolahan makanan ringan. PT Indosnack merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

METODE. Materi. Rancangan

METODE. Materi. Rancangan METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2008, bertempat di laboratorium Pengolahan Pangan Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai produsen penghasil mie terbesar. Dalam Standar Nasional Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sebagai produsen penghasil mie terbesar. Dalam Standar Nasional Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya permintaan mie instant di pasaran menjadikan Indonesia sebagai produsen penghasil mie terbesar. Dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 3551-1994,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus mengoptimalkan kinerja dari fungsi-fungsi yang ada di perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. harus mengoptimalkan kinerja dari fungsi-fungsi yang ada di perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama sebuah perusahaan pada umumnya adalah untuk mendapatkan laba. Apapun strategi yang dilakukan adalah untuk laba. Dari laba yang diperoleh perusahaan

Lebih terperinci

denaturasi pada saat pemanasan dan mempertahankan bentuk pada produk akhir. Pati yang merupakan komponen utama dalam tepung (sekitar 67%) pada proses

denaturasi pada saat pemanasan dan mempertahankan bentuk pada produk akhir. Pati yang merupakan komponen utama dalam tepung (sekitar 67%) pada proses BAB III PEMBAHASAN Pembuatan mie kering umumnya hanya menggunakan bahan dasar tepung terigu namun saat ini mie kering dapat difortifikasi dengan tepung lain agar dapat menyeimbangkan kandung gizi yang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7)

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013. III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) ini dilakukan di perusahaan bakpia pathok 25 Yogyakarta, dan dilakukan selama 2,5 bulan yaitu dimulai

Lebih terperinci

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT Dr. Sri Handayani Tim PPM Jurusan Pendidikan Kimia FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 1 TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT Dr. Sri Handayani

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN Page1 TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan salah satu komoditi sayuran buah yang sangat

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan 14 BAB III MATERI DAN METODE 3.1 Materi Penelitian Penelitian substitusi tepung suweg terhadap mie kering ditinjau dari daya putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian yang menuju arah globalisasi, merek yang kuat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian yang menuju arah globalisasi, merek yang kuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi perekonomian yang menuju arah globalisasi, merek yang kuat bukan cuma memberikan daya saing jangka panjang bagi perusahaan. Merek juga memberikan

Lebih terperinci

BAB X PENGAWASAN MUTU

BAB X PENGAWASAN MUTU BAB X PENGAWASAN MUTU Pengawasan mutu merupakan aktivitas (manajemen perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk dan jasa perusahaan dapat mempertahanan sebagaimana yang telah direncanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat ini berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat ini berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat ini berbagai perusahaan melakukan inovasi-inovasi baru terhadap produk yang telah mereka luncurkan. Perkembangan

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PROSES PRODUKSI JENIS MIE KERING PADA PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK

MEMPELAJARI PROSES PRODUKSI JENIS MIE KERING PADA PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK MEMPELAJARI PROSES PRODUKSI JENIS MIE KERING PADA PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK Oleh : Muhamad Triwibowo (34412832) Pembimbing : Dr. Ir. Hotniar Siringoringo, M.Sc Latar Belakang PENDAHULUAN Proses

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Politeknik

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Adonan Kerupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Adonan Kerupuk HASIL DAN PEMBAHASAN Peubah yang diamati dalam penelitian ini, seperti kadar air, uji proksimat serka kadar kalsium dan fosfor diukur pada kerupuk mentah kering, kecuali rendemen. Rendemen diukur pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bakso Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan penambahan bumbu-bumbu dan bahan kimia lain sehingga dihasilkan produk yang strukturnya kompak atau

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri Lampung, Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratoriun

Lebih terperinci

EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU. Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch

EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU. Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch Arfendi (0706112356) Usman Pato and Evy Rossi Arfendi_thp07@yahoo.com

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, sementara pengujian mutu gizi dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN MAKANAN ANALISIS KADAR ABU ABU TOTAL DAN ABU TIDAK LARUT ASAM

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN MAKANAN ANALISIS KADAR ABU ABU TOTAL DAN ABU TIDAK LARUT ASAM LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN MAKANAN ANALISIS KADAR ABU ABU TOTAL DAN ABU TIDAK LARUT ASAM Kelompok 10 Delis Saniatil H 31113062 Herlin Marlina 31113072 Ria Hardianti 31113096 Farmasi 4B PRODI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pada tahun 1970-an, industri mie instan di Industri mulai berkembang. Akan tetapi, hanya ada satu atau dua perusahaan di Indonesia yang memproduksi

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN II-22 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Olagafood Industri didirikan pada bulan Mei 1997 di Medan, Indonesia oleh Bapak Djoesianto Law. Awalnya, perusahaan ini bergerak dalam produksi

Lebih terperinci

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Bagian Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.)

PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.) PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Lebih terperinci

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan.

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan. MODUL 2 NUGGET IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah nugget ikan yang bertekstur kenyal, lembut dan bercita rasa enak. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profile Umum Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profile Umum Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profile Umum Perusahaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu perusahaan mie instan dan makanan olahan terkemuka di Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Kerupuk Jagung 4.1.1 Pencampuran Adonan Proses pencampuran adonan ada dua kali yaitu dengan cara manual (tangan) dan kedua dengan menggunakan mixer. Langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara hukum pada tanggal 23 April 1993 dengan nama PT. Citra Flour Mills.

BAB I PENDAHULUAN. secara hukum pada tanggal 23 April 1993 dengan nama PT. Citra Flour Mills. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Profil Perusahaan PT. Panganmas Inti Persada didirikan oleh Siti Herdiyati Rukmana dan sah secara hukum pada tanggal 23 April 1993 dengan nama PT. Citra Flour Mills. Tujuan didirikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Cookies Tepung Beras 4.1.1 Penyangraian Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan pada wajan dan disangrai menggunakan kompor,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

INDUSTRI KERIPIK SINGKONG

INDUSTRI KERIPIK SINGKONG INDUSTRI KERIPIK SINGKONG KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2010/2011 OLEH : EDY SETIAWAN 10.11.3986 KELAS 2F S1 TEKNIK INFORMATIKA STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN 2011

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah umbi talas segar yang dibeli di Bogor (Pasar Gunung Batu, Jalan Perumahan Taman Yasmin, Pasar

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Air Minum dalam Kemasan Ketika perkembangan zaman semakin menuntut segalanya harus lebih praktis, maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Singkong atau ubi kayu merupakan tanaman umbi umbian yang dikenal luas di masyarakat Indonesia. Pada tahun 2013 produksi singkong di Indonesia mencapai 23 juta ton

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan untuk analisis kadar air dan kadar lemak adalah mie instan Indomie (dengan berat bersih 61 gram, 63 gram, dan 66 gram), petroleum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian tentang pengaruh variasi konsentrasi penambahan tepung tapioka dan tepung beras terhadap kadar protein, lemak, kadar air dan sifat organoleptik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN terdiri dari : Tahapan-tahapan proses pengolahan stick singkong di UKM Flamboyan 4.1 Persiapan Bahan Baku Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Gembili Menurut Nur Richana (2012), gembili diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae ( tumbuh- tumbuhan) Divisio : Magnoliophyta ( tumbuhan berbiji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Menambah wawasan serta pengetahuan yang lebih luas tentang bidang produksi yang dijalankan dari Pihak Instansi terkait.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Menambah wawasan serta pengetahuan yang lebih luas tentang bidang produksi yang dijalankan dari Pihak Instansi terkait. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam rangka mendekatkan kerjasama antara pihak sekolah SMK begitupun dengan para peserta didiknya dengan pihak instansi atau pihak perusahaan (pabrik) maka dari itu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Gorontalo. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM Sejarah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu perusahaan mie instant dan makanan

GAMBARAN UMUM Sejarah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu perusahaan mie instant dan makanan GAMBARAN UMUM Sejarah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu perusahaan mie instant dan makanan olahan terkemuka di Indonesia yang menjadi salah satu

Lebih terperinci

Deskripsi PROSES PRODUKSI DAN FORMULASI MI JAGUNG KERING YANG DISUBSTITUSI DENGAN TEPUNG JAGUNG TERMODIFIKASI

Deskripsi PROSES PRODUKSI DAN FORMULASI MI JAGUNG KERING YANG DISUBSTITUSI DENGAN TEPUNG JAGUNG TERMODIFIKASI 1 Deskripsi PROSES PRODUKSI DAN FORMULASI MI JAGUNG KERING YANG DISUBSTITUSI DENGAN TEPUNG JAGUNG TERMODIFIKASI Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan suatu proses pembuatan mi jagung kering.

Lebih terperinci

Resep Kastengel Bawang Merah

Resep Kastengel Bawang Merah MEMBUAT RANCANGAN DAN KARYA TEKNOLOGI DIVERSIVIKASI TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN BERBASIS BAWANG MERAH YANG TIDAK DIPATENKAN; TINGKAT INTERNASIONAL Resep Kastengel Bawang Merah Bahan Adonan: 1 kg Tepung

Lebih terperinci

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG Disusun oleh: Ribka Merlyn Santoso 14.I1.0098 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain menciptakan produk yang memiliki keunikan tersendiri dan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain menciptakan produk yang memiliki keunikan tersendiri dan dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis di era globalisasi ini semakin ketat dengan munculnya berbagai produk baru yang unik dan menarik untuk menarik minat konsumen. Selain menciptakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang menghasilkan pelumas (oli). PT. Federal Karyatama berusaha untuk tepat

Lebih terperinci

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan. MODUL 5 PIZZA IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat pizza ikan yang enak, bertekstur lembut dan rasa yang lezat. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Bahan pangan sumber protein hewani berupa daging ayam mudah diolah, dicerna dan mempunyai citarasa yang enak sehingga disukai banyak orang. Daging ayam juga merupakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pada awalnya perusahaan ini bergerak dibidang distribusi barang yang berada dalam naungan PT. Wicaksana Oversease Internasional (WOI GROUP). Sejak

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di Kelurahan Gunung Sulah Kecamatan Sukarame Bandar Lampung, Laboratorium

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK JAMUR TIRAM

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK JAMUR TIRAM KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK JAMUR TIRAM Disusun Oleh : Nama : AZHARI YOGA SAPUTRA NIM : 11.01.2920 Jurusan : D3-TI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011 / 2012 ABSTRAKS Karya tulis

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT Kuala Pangan adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri pengolahan pangan dengan produk utama mie kering, bihun, dan bumbu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. merupakan salah satu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. merupakan salah satu perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. merupakan salah satu perusahaan besar yang sangat terkenal di Indonesia. Perusahaan ini bergerak di bidang pengolahan makanan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan melakukan eksperimen, metode ini ditempuh dalam pembuatan Chiffon cake dengan subtitusi tepung kulit singkong 0%, 5%, 10%,

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan 1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan 24 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Biomassa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung dan Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g. SOSIS IKAN Sosis adalah salah satu produk olahan dari bahan hewani. Secara umum sosis diartikan sebagai makanan yang dibuat dari daging yang telah dicincang, dihaluskan, dan diberi bumbubumbu, dimasukkan

Lebih terperinci

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : DESTI TRISNANINGSIH A 420 100 128 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

No Alur Proses Jenis Bahaya Cara Pencegahan 1.Bahaya Fisik segar 2 Bahan baku Sering adanya pencucian yang tidak bersih

No Alur Proses Jenis Bahaya Cara Pencegahan 1.Bahaya Fisik segar 2 Bahan baku Sering adanya pencucian yang tidak bersih Tabel 1. Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahannya Nama Produk : Bakso Tahu Kuah Deskripsi Produk : Produk yang kami hasilkan adalah bakso tahu kuah, makanan yang merupakan kombinasi dari bakwan, tahu,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi) Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi) Diambil 1 kg tepung onggok singkong yang telah lebih dulu dimasukkan dalam plastik transparan lalu dikukus selama 30 menit Disiapkan 1 liter

Lebih terperinci

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah

Lebih terperinci

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang banyak diburu para konsumen. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang sangat renyah, menjadikan kerupuk sebagai

Lebih terperinci

Ulangan 1 Ulangan 2 (%)

Ulangan 1 Ulangan 2 (%) BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA Deskripsi dan analisis data memuat penjelasan tentang hasil penelitian. Hasil yang diperoleh selama proses penelitian meliputi data sifat kimia, sifat fisik dan organoleptik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan. B. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat pembuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PT Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan pelopor produsen mie instan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PT Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan pelopor produsen mie instan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan pelopor produsen mie instan di Indonesia. Perusahaan dikenal telah mendominasi pasar makanan di Indonesia dengan jenis produk

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR PENGENDALIAN MUTU PANGAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR PENGENDALIAN MUTU PANGAN No. BAK/TBB/SBG 209 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 5 Pengendalian mutu Dalam setiap proses pengolahan pangan, terdapat beberapa tahapan tertentu yang mempengaruhi mutu produk akhir. Misalnya,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi dan Kedudukan Taksonomi Kluwih (Artocarpus communis)

TINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi dan Kedudukan Taksonomi Kluwih (Artocarpus communis) II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi dan Kedudukan Taksonomi Kluwih (Artocarpus communis) Kluwih merupakan kerabat dari sukun yang dikenal pula dengan nama timbul atau kulur. Kluwih dianggap sama dengan buah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tapioka. Kerupuk sudah banyak dimodifikasikan dengan berbagai cita rasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tapioka. Kerupuk sudah banyak dimodifikasikan dengan berbagai cita rasa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerupuk Kerupuk merupakan jenis makanan kering dengan bahan baku tepung tapioka. Kerupuk sudah banyak dimodifikasikan dengan berbagai cita rasa misalnya, kerupuk udang, kerupuk

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENGOLAHAN NUGGET

TEKNOLOGI PENGOLAHAN NUGGET TEKNOLOGI PENGOLAHAN NUGGET REFERENSI Barbut, S. 2012. Convenience breaded poultry meat products New developments. Trends in Food Science & Technology 26: 14-20. 1 PRODUK PENGERTIAN DAN ISTILAH Nugget:

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2014 di

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2014 di 17 III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen (RBPP) Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain talas bentul, gula pasir, gula merah, santan, garam, mentega, tepung ketan putih. Sementara itu, alat yang

Lebih terperinci

PENGOLAHAN DAGING NUGGET. Materi 6b TATAP MUKA KE-6 Semester Genap

PENGOLAHAN DAGING NUGGET. Materi 6b TATAP MUKA KE-6 Semester Genap PENGOLAHAN DAGING NUGGET Materi 6b TATAP MUKA KE-6 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman REFERENSI

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kandang A, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kandang A, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, 12 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kandang A, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Kegiatan penelitian berlangsung pada 9 Juni

Lebih terperinci

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR Rujak dan asinan sangat cocok disajikan saat cuaca panas seperti sekarang ini. Jenisnya pun dapat Anda pilih sesuai selera. Dari rujak buah, asinan betawi, sampai asinan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. labu ukur, gelas ukur, labu erlenmeyer, alat UV-Vis Auto UV-2600,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. labu ukur, gelas ukur, labu erlenmeyer, alat UV-Vis Auto UV-2600, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat-alat Pada penelitian ini alat-alat yang digunakan berupa: gelas kimia, labu ukur, gelas ukur, labu erlenmeyer, alat UV-Vis Auto UV-2600, neraca

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya

Lebih terperinci

PERAN CHITOSAN SEBAGAI PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK BAKSO AYAM SKRIPSI

PERAN CHITOSAN SEBAGAI PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK BAKSO AYAM SKRIPSI PERAN CHITOSAN SEBAGAI PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK BAKSO AYAM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

III. TINJAUAN PUSTAKA

III. TINJAUAN PUSTAKA III. TINJAUAN PUSTAKA 3.1 MIE INSTAN Mie merupakan bahan pangan yang berbentuk pilinan memanjang dengan diameter 0,07-1,05 inci yang terbuat dari tepung terigu dengan atau tanpa tambahan kuning telur (Beans

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada peristiwa-peristiwa yang terjadi belakangan ini, banyak perusahaan berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik dalam segala aspek internal operasionalnya. Terutama

Lebih terperinci